tiAN HUKUM TERHADAP HAK MILIK INTELEKTUAL DAN KAITANNYk VGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI OBAT TRADISIONAL DI InJDONESIA
UEKLINUUN
DIREKTU R PATEN
Dircktorat Jenderal Hak Cipta, Paten d an Merek.,Departe:men Keh akiman P -...-..-.. . . -.,. SEMINAR NASIONAL V KELOMPOK KERJA N A ~ I U N A L I U M B U H A I ~OBAT l ~ u v u ~ u ~ .- . - . Surabaya, 13Agustus 1993
--- . 7-T
I. PENDAHULUAN CIITAMA-TAMA kami sampaikan ucapan terima Pkasih kepada Panitia Seminar V Kelompol< Kcrja Jasional Tumbuhan Obat Indonesia atas un dangan Ian kesempatan yang diberikan kepada kamli untuk jerpartisipasi dan menyampaikan makalah da lam l'oum ini. Judul makalah yang semula diminta olch Panitia 'enyelenggara adalah "blasalah Hak Milik Intelekual dan Paten, Kaitannya dengan Undang-undang ersebut", namun kami berpendapat bahwa dalam katannya dengan maksud penyclenggaraan dari Scmilar ini maka akan lebih sesuailah kiranya bila makaah yang kami bawakan diberi judul: Perlindungan lukum terliadap Hak Milik lntelektual dan Kaitan~ y adengan PengembanganI Industr,i Obat 'Irradisi~ n adi l Indonesia. Upaya Pemcrintah Indones~aunruk mcningkatkan ~erlindunganhukum dalam bidang Hak Mili.k Inteektual (HMI) perlu dimasyarakatkan kcpada kelom)ok-kelompok masyarakat yang berkepcnting,an, ternasuk kepada para industriawan atau pcmbuat obat radisional. Departemen Kehakiman, Direktorat Jenderal Hak 2ipta, Paten dan Merck (Dit. Jen. HCPM) secara jerlanjut melaksanakan Diskusi Kcliling dallam bilang HMI tersebut. Sudah barang tcnlu upaya ini belum memadai Jan ~ l e hsebab itu kamipun menghimbau kepada kclom~ok-kelompokmasyarakat yang berkepentingan unuk dapat membantu upaya Departemcn Kehakiman cq. Dit. Jen. HCPM meningkatkan pengertian, pcngctahuan, pemahaman, kesadaran serta perse psi masyarakat tentang Hak Milik Intclektual. Dalam hubungan dcngan upaya penyuluhan ini kami bukan saja menyambut baik tetapi juga sangat menghargai penyclengaraan Seminar olch. Kelompok --.Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indlonesia (POKJANAS TOI) pada hari ini. Kami berpendapat bahwa penyellenggaraalJ acara .... menglngat ..~ - .- .&... )Ich POKJANAS TO1 adalah tepat waKlu imanat dalam GBHN 1093-1998, yaitu: "Pertelitiartdart p c r t ~ r ~ t b a ~ t gsertu u ~ t yer~eraj~ut~ iltl~zi 1
. -
-
...I
~
A
patgetaltzlart dart tekrlologi ter7nuszik biotektlologi dart pertycbawtrt))a perlu dilartjlcfkurt dart diirtterlsifkurl dettgurt koordirtusi lirl~assektoral yung ntur ttap. Mut~t ta pertelitiart, pertdidil<arz 'tan, durt illart pertartian tenls ditirtg an dikent11, s a f a diarahka~tpudu pc 11 kenta11tlx~att I~ltasyarakafyetarti utttuk I i 11ge17thi ~rtgkanrisulla tartirtya. " Lau secar Sebc:lum mcmberikan uraian r . pol to^-pokok mengcnai upaya-upaya unluK mcnln! katkan pcrlindungan hukum terhadap Hak Mili Intclektual, maka penyajian dalam makalah ini aka didahului oleh uraian sin~katmcn~enai - ruang lingku Hak Milik Intc:Icktual. 1Dengan (Jemikian penyajia dalam makalah ini aka)n mengg unakan :iistematik c ~ l i ~ oherikut: ai
..
1
<
CNDAIIUL AK MlLIK IhTELEKTUAL 111. PERLlNDUr GGAN TEI;U IADAI' I IAK MILIk;Ihl'EL.EK TUAL DI FC)RUM I h TCIfilASIOIGAL IV. PEIEINDUTCGAN TE1;U IADAI' I IAK MIL1k;INI'ELEE: TUAL DI INDONESIA V. PERLINDUNGAN IIUKUM TEIIIiAIlAP PENEMUAN DALAM BIDANG OBATTRADISIONAL DI IKDOKESIA
VI. I'I?SUTUP
11. HAK hllLlK INTELEKTUAL 1. Kuang Lingkup Hnk Mili k Intelektual x,- - .. Dalam Garis-garis Bcsar Hnluan lvegara 1988 dianianatkan bahwa perlu diniantapkan jaminan Hak Cipta dan Hak-hak Intclektual lainnya serta pemberian pcnghargaan bagi hasil penemuan dan karya ilmiah. Hak Milik Intelcktual (Ir~tellectzialProl~erij~ Rigltts) dibagi dnlam 2 cabang, yaitu: a. Hak Milik Perindustrian atau I~tdzistrialPropell)). Dalam cabang ini termasuk antara lain: Paten, Paten Scderhana atau Utilitjj h4odc1, Desain Produk Industri atau Itlrizisfriul Desigt~, Merek atau hfark. b. Hak Cipta atau Copyrigltt.
wart;^ Tumbuhan
Obat Indonesia
vo
dan Paten Scderhana; 6 bulan untu k Merck dan Dc. .-- -,.~ I I sain Produk Industri), mengajukan pcrrninta'~~~ daCtaran di negara anggota nlanapun dari CottvenHak Milik Perindustrian tion, dan pcrmintaan pcndaftaran yang dcmikian itu 3byek Pule11 adalah pencniuan ualam 01idang dianggap sepcrti tclah diajukan pada hari pcrmintaan cknologi. pendaltaran pcrtama diajukan. r adalalh penel 3byck Patat c. Common Rules ;cdcrhana dalam bluing i e K nologi. Terdapat sejumlah Contnto~tRtiles yang berkaitan Obyek Mclrek adala h karya-karya berupa tanda yang dengan Paten Merck, Desain Produk Indusrri, Indin untuk nnembedakan barang-barang atau diciptaka~ 3--:-.catiorts of Sozlrre, UII fuir Contl?etitio~tdan Ac1ntitti.sproduk saiu uarl yang lain, tctapi yang sejenis. tratiott. Obyek D1csain Prolduk Industri aclalah karya-karya Bebcrapa dari Cor~zr~tott Rules tcrsebut ada lah: Yang Pa(la dasar nya nicrupakan ']~attcrnNyang 1)alam bidang Paten digunakan unluk nicmbuat atau mcmproduksi Perlin Paten ad alah itt~i~~l~endcttt of ccrclt barang sccara bcru~langdan lebih banyak ccndc :rliak me minta namanya drcant umother. PC pada aspc:k cstetik;I produk. kan dalai b. Hak Cipt:;I -. . . Dnlum bidang Merek 3byek Hzik Cipta 2idalah ciptaan dalaIm bidang; ilmu Ketentuan mengenai pendaftara n Merek d'I mapengctahiJan, seni Idan sastra. sing-niasing negara ditentukan ole1h pcratul'an atau 111. PEKLINDUNGAN TEKHADAP HAK MlLlK . ising ncgara. Me1 undang-undang nlasing-niz NASION. LNTELEECTUAL I1 dan Merek Kolekt if harus d~ilindungi. Dalam bidang Dezgain Prod uk Industri VAL 1lALh' A. IlEItBAiGAI K O S UIDIISCI IIAK MI1,IK IN'rEI.IIKT U AI, Seliap negara anggota wajib melindungi Dcsair~ Produk Industri dan perlindungan tidak dapat ditolak Bcrbagai konvcnsi Internasional dala ni bidang; Hak . .. berdasarkan alasan bahwa barang yang mcnggunakan lik Intelektual adalah antara lain, scbaga~bcrlkul: desain tcrscbut tidak diproduksi di ncgara tersebut. 1. PAIIIS CONVENTION Jumla h anggota Puris C'onrrn~tio~lpada tangg;tl 1 Januari 1993 ada sebanyak 10s negara. Indonesia Perjanjian atau konvensi internasiona~ ~crpen~ing -,.-:..I: I I l C I I J d U l anggota Priris Cor~vetttiort pada tahun 1979 dalam cabang Hak Milik Perindustrian adalah Paris bcrdasarkan Keppres R.I. No. 24 Tahun 1979 tanggal Colt rje~ttionfor tlte Protection of I~zdzistrial Prol)e~fy 10 Mci 1979, namun Indonesia mcngqjukan reservasi (1883) yang telah beberapa kali diubah. Ketcntuanterlladap pasal-pasal 1 s/d 12 (pasal-pasal substantif) ketcntuan yang bersifat substantif dari Puris Convertdan pasa 128 ayat 1. tiorz for tlte Protcctiorl of I~td~utrirrlPrope~fydapat dibagi dalam 3 kategori sebagai berikut: Vational Treatment atau Assimililtion Pcrjanjian atau konvcnsi multilateral terpentlng Prinsip Nalio~lul T,mt17tntt atau Assit~~ilu!io~r dnlam cabang ~~k ciplaadalah B~,~ ~orl,,u,~t~oll lor alah bahwa sctiap ncgara anggota C o ~ l ~ ~ e l ~ ~rile i o lproluc(iolr ~ of it^^^^ urld ~ ~ i w~, .t,((1886) ~i ~~ nie mberikan perlindungan di bidang Hak Milik yang tclah bcbcrapa kali dii PC1rindustrian yang sania kepada Nasional dari ncgara Brrtt e Co~t\~entiott for the 111 of Literuty urttl g o t a Cott~~etttiottlainnya scpcrti yang dibcrikan M,~& lJertopallg ~ pada 3 prinsip dasllr, ~ a d Nasionalnya a scndiri. vnit~l. J "-"" Nasional dari negara non-anggota Conve~ttionlainit. National Treatment atnu Assiniilation 1 juga dilindungi jika mcreka bcrdomisili atau Prinsip hrutiorlal Trenttttcnt adalah sama dcngan 'hlicltmempunyai suatu itt~lzrstrialatzcl co~~~ntcrciul estal,.,.. yang telah dijclaskan untuk Puris Cottve~ttio~t, tetapi rlzertt yang riil dan efcktif di suatu nlcgara an!zeta dalan~ha1 ini berlaku untuk Hak Cipta. Conr~e~ttiott. b. Automatic Protection b. Right of Priority Prinsip Autontutic Protection adal ah bahwi3 pcrlinPrinsip Ri~ltt01P~iorit.~ adalah bahwa berdasarkan harus dibcrikan lanPa pcrlu incmenu hi suatu dungan suatu regular fitst c~pl~licatiottdi bidang Hak Milik fornl;llit;l"crLcnLu. Perindustrian yang diajukan di suatu negara angota Corzvetttior~ pcmohon dapat, dulani jangka waktll c. Independence 01 on tertcntu (12 bulan untuk Paten, Itlvcntor's CertiJicatc. Prinsip Itld(ye~ ' Prorcctio~t adalah bahwi 2. Obyek Hak Milik I n t e l e k t ~ ~ ~ ~
& .
,
-
.
~
,
.
Warta nmbuhan Obat Indc
gustus 1.993
rlindungan dibcrikan terlcpas dari adanya pcrlinngan yang dibcrikan tcrhadap ciptaan tersebut di gara asal anggota Cortvcntiort. Namun, jika suatu gara anggota Cortventiort memberikan jangka waklu perlindungan lcbih panjang dibandingkan dcngan jangka waktu perlindungan minimum yang tercantum dalam Cortvc~~tio~r dan pcrlindungan tcrhadap ciptaan terscbut di negara asal telah berakhir, perlindungan dapat ditolak pada waktu pcrlindungan di negara asal telah berakhir. Di samping itu, Bente Cort~~erttiort menetapkan ada standar perlindungan minimun yang berkaitan dcngan ciptaan-ciptaan scrta hak yang mclindungi, dan jangka waktu perlindungan. Ba7te Coni~erttion,scsuai de"6 an praktek yang berlaku dalam Sidang Umum PBB da pat untuk ciptaan-ciptaan tertentu dan persyaratan tertentu, mcmbcrikan kelonggaran tertcntu kepada negara-negara tertentu yang dianggap sebagai negaranegara berkembang untuk menyimpang dari standar perlindungan minimun bcrlaku yang berkaitan dcngan hak untuk penerjemahan dan hak untuk penggandaan. Jumlah anggota Ber7te Corz\arztion pada tanaal 7 Marct 1993 sebanyak 95 negara. Indonesia pcrnah menjadi anggota Be17te Conr~e~ttiort namun pada tahun 1959 Indoncsia menyatakan kcluar scbagai anggota Bente Co~tventiortdan hingga saat ini Indonesia belum masuk kembali menjadi angota dari Beme Cortr,erttiort.
-
Salah sat u perjanjian multilateral lainnya di b idang ...... H ~ MK~ I I K~ntelektualdimana Indonesia menjad i angta sejak tahun 1950 adalah tlte Hagie Agree- rlzerlt ?25) Cortccr7tirtg Tlte Irzlentatiortal Deposit of fzistrial Designs. Jumlah anggota Hugte Agwe~ncnt da 1Janu ari 1993 adalah 21 negara.
.
I KOWEKSI UPOV
Khusus mengenai perlindungan hukum tcrl~adap atau juga valitas tanaman atauplartt vuriet~~protectiorz dis,ebut plant breeciers' rigltu tcrdapat suatu konvcnsi in~ernasionalyang dinamakan UPOV (Urtion Irirertati ion ale pour la Protection des Ohtentio~tVegerulcs atazi Irtternatiortal Urtion for tlte Prorectiort of New Varities of Plants). UPOV ditandatangani di Paris dalam tahun 1961 dan mulai bcrlaku dalam tahun 1968. Dalam tahun 1972 dan 1978 di Jcneva UPOV mengalami revisi. Konvensi UPOV yang direvisi dalam tahun 1978 tersebut yang dikenal dengan "1978Act" mulai berlaku dalam tahun 1988. Dalam "1976 Act" kepada pemulia dibcrikarI hak khusus (exckwir,e rigltt) untuk memproduksi baj;i tu-
a..:
dan mcnawarkan juan pelmasaran secara kon untuk dijual dan untuk memasarkan hasil peniuliaan. UPOV menganut 3 (tiga) prinsip, yaitu: rtalio~tal treatntertt, rig111 of priority dan contntort niles as to substance. Mcngenai prinsip rtatiorzal trcatntertt dan rigltt of yriori(y adnlah sama deiigan pcnjclasan dalam Konvensi Paris. Sepanjang mengenai cor7trilorr nilcs ns to substartce yang terpcnting antara lain adalah: (i) Perlindungan dapat diberikan dalam bentuk special title (niisalnya plant variet)l protecliort cerlijicatc) atau suatu paten, dan untuk botartical grtzrs or species yang sama hanya dapat diberikan satu bentuk perlindungan. (ii)Perlindungan harus diberikan kepada sebanyak mungkin botartical gerteru utau species. Untuk menjadi anggota Konvensi ini, suatu negara paling sedikit harus dapat melindungi 5 (lima) gencra dan species, dan dalam waktu 8 (dclapan) tahun jumlah tersebut harus ditingkatkan, sehingga paling sedikit mencapai 24 (dua puluh empat). Pada kenyataannya, di scbagian besar negara anggota Konvensi, perlindungan diberikan kcpada ratusan gcncra dan spccies, yang daftarnya dipublikasikan dan scnantiasa direvisi scsuai dengan perkembangan. Dengan dcmikian, dapat diketahui jcnis genera dan spccies yang saat ini tclah tlilindungi olch suatu ncgara. (iii)Pcrlindungan mcngakui bahwa perlu adanya izin tcrlebih dahulu dari pemulia untuk melakukan salah satu kcgiatan yang berkaitan dcngiin masalah rcproduksi atau dcngan vegetutiiv propugati~tg rttaterial: produksi untuk tujuan pemasaran komersial dari material tersebut, menawarkan untuk dijual dan kegiatan pcmasnran. (iv)Pcrlindungan hanya dapat dibcrikan kepada suatu varietas, jika varietas tersebut benar-bcnar dapat dibcdakan dari varietas lain yang telah dikenal, varictas terscbut belum dikomersilkan pada waktu pengajuan aplikasi (pcrmohonan), varietas tcrsebut cukup honiogcn, dan varietas tcrscbut stahil dalam ha1 sifar-sifatnya yang penting. Dipenuhinya persyaratan yang demikian itu perlu ditcntukan melalui pcmcriksaan oleh Kantor yang bcrwcnang (Plunr Breeders' Rigltts Office, Putelit Office atau kantor yang serupa) dari negara anggota Konvcnsi. (v) Perlindungan harus diberikan untuk jangka waktu paling tidak 15 tahun - atau dalam ha1 pohon anggur dan pohon, 18 tahun - tcrhitung se.jak tanggal peniberian hak (sertifikat) paten. (vi)Pcrlindungan yang diberikan di suatu ncgara anggota Konvensi bagi suatu varietas tcrtcntu adalnli indcpendcn dari adanya pcrlindungan, penolakan
4
Warta Tumbuhan Obat Indonesia
atau tidak adanya perlindungan di negara anggota lain terhadap varictas dimaksud. (vii)Perlindungan yang diberikan di suatu negara - - - .anggota Konvensi terhadap suatu varietas tcr~t:n~u adalahI independen dalam aturan-aturan khusus, jika a'da, yang ditcntukan oleh negara tersebut untuk mcngatur produksi, scritilikat dan pemasaran dari bibit (seeds) dan propagarirtg t~taterialdari varictas tersebut. Dalam tahun 1991, "1978Act" direvisi kembali. Revisi tersebut dianggap penting berdasarkan beberapa pertimbangan penting, antara lain, sebagai berikut: Pertama, untuk mengatur adanya perlindungan di emua negara anggota UPOV terhadap semua genera Ian species tanaman, sebab dalam "1978Act "terdapat :emungkinan pemulia mendapatkan bahwa varietas ertentu miliknya tidak dapat diberikan perlindungan li suata negara karena varietas dimaksud memang idak dilindungi di negara tersebut. Kedua, untuk mcmperluas jangkauan pcrlindungan hukum yang dibcrikan kepada pcmulia untuk memproduksi dan mereproduksi varietas miliknya tetapi mengizinkan negara anggota UPOV dalam batasbatas yang wajar untuk memberikan pcngecualian terhadap hak pemulia mengadakan penyimpanan bidji-bijian dipertaniannya secara tradisional. Ketiga, memperluas secara terbatas hak pemulia untuk menjangkau hanlested t~taterialdari varietasnya sehingga memungkinkan pemulia memperoleh sesuau imbalan dari eksploitasi varictas miliknya dalam ;ondisi yang dijelaskan di atas. Keempat, mengatur bahwa varietas-varictas yang lads dasarnya merupakan turunan (essentially deived) dari suatu varictas yang dilindungi dapat tetap nenikmati perlindungan dan tidak dapat dieksploitaikan tanpa izin dari pemulia yang memiliki varietas .ang dilindungi yang merupakan asal varietas turunan ersebut dihasilkan.
..
5.15 UDAPEST TREA11'
B1rdal7est Treaty orz tlze Irtta7zational Recoptition of 'te Deposit o j Microo~gucrnisnzsfor tlte hirposes of 'atent Procedirres disepakati pada tanggal 28 April 977. Jumlah anggota Treaty ini pada 1 Januari 1992 ,da 23 negara. Dalam Treaty tersebut dikenal adanya Irttentatilrzal Depository A~illzority yang merupakan suatu :mbaga yang berfungsi untuk menyimpan jasad renik -,ang mempunyai keistimewaan atau sifat tertentu dan idak umum. Lembaga seperti itu memperolch status ebagai Irttentatiorzal Depository Azrtlzor.ity dengan ~emberianjaminan kepada Direktur Jenderal WIPO lari salah satu angota Treaty bahwa irzs~irzitiort me-
Vol. 2 No. 4
menuhi dan akan terus mcmcnuhi ketentuan tcrtcntu dari Treaty. Pada tanggal 1 .Januari 1992 terdapat 22 Irlterrtatiortal Depositoty Alrtltorilies, yaitu: 7 di United Kingdom, masing-masing 3 di Uni Soviet dan A~ncrika Serikat (keadaan hingga 24 Desember 1991), 2 masing-masing di Jerman, Republik Korea dnri Amerika Serikat, dan 1 masing-masing di Australia, Bulgaria, Perancis, Hongaria, Jepang dan Ncgeri Belanda. Budapest Treaty sangat bermanfaat tcrutama bagi depositor yang merupakan pemohon paten di scjumlah negara anggota, sebab penyimpanan jasad rcnik pada salah satu dari Depository Irzstihrlion tersebut merupakan ketentuan yang harus dipenuhi dalam pcnyajian permintaan paten yang berkaitan dengan jasad renik. Selain itu penyimpanan yang cukup hanya dilakukan pada 1 Del>ositot?i Irutihition berarti akan menghemat biaya penyimpanan serra memperkuat perlindungan hukumnya, karcna eksistcnsi institusi tersebut diakui secara internasional. 2. B E B E W A J E N l S IalCKLINDUNGAN IIUKIJ PESEMUAX Dl BlDANG O B A T T M ) I S I O
Obat-obatan tradisional umumnya diramu dcngan memproses lebih lanjut hasil atau produk pertanian. Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa pencmuan di bidang ini dapat dicakun dalam 2 kategori, yaitu: penemuan mengenai jenis atau varietar; tanama n atau tumbuh-tumbuhannya, sehingga beraua ualam lingkup penemuan di bidang tc:knologi pertaniar1. dan atau . rnnl penemuan mengenai ramuan obar. rraulslc..,.. Ada beberapa jenis t :rlindungan hukur yang dapat ditempuh bal uan di bidang ob:~ tradisional tcrsebut, yaitu. a. Trade Secret (Rahasia Dagang) Jenis perlindungan ini umum ditcmpuh bagi kcdua kategori penemuan di bidang obat tradisional, walaupun ha1 ini biasanya hanya akan dipilih apabila seseorang betul-bctul yakin bahwa kerahnsiaan mengcnni penemuannya dapat dijaga atau dijarnin oleh mitra kerjanya, atau juga karena memang sistem perlindungan hukum lainnya yang lebih sesuai tidak ada di negara yang bersangkutan. Dalam ha1 ini, perlindungan yang dicakup didasarkan atas hal-ha1 yang tercantum dalam pcrjanjian yang dibuat antara pihak-pihak yang terkait, yaitu antara penemu (yang berhak atas penemuan) dan pihak-pihak yang menginginkan penemuan tersebut. Karena lingkupnya yang sempit, yaitu hanya mengatur hubungan antara pihak-pihak yang bcrkepcntingan, maka perlindungan hukum jcnis ini sangat lemah sifatnya. Dengan demikian, pihak ketiga yang 0
1 . .
a
,
Agustus 1993
Warla Tumbuhan Obal Indoncsin
mcniru pembuatan suatu produk dcngan caranya :ndiri lid,ak dapat dikalegorikan scbagrii pclanggarn (irtftirtg{srttertl) d;~n karcnenya Lidilk dapat dilunlut i pengadilIan. b. Plant Patent (PP) dan Plant Vurirty Protection (PVP)atuu Plant Breeders' Rights (YHK) Jenis perlindungan ini hanya mencakup perlindungan bagi kategori pertama penemuan di bidang obat tradisional dan dapat dikatakan bahwa aspek perlindungan yang dicakup dengan sistem ini hanya "sebagian" dari penemuan di bidang pcrtanian. Dalam ha1 ini yang dilindungi hanyalah prpdltk akltir yartg benrpa varietas tartarltart dart tidak ritc.rtcaklrl~pcrlirtdlcrtgan alas proses perit blratartrq~atizelahii trartsgerzic erlgitleerirtg, ntalil>utt gcrt utuu ~ttikrootgurtisnte lerr lerlttt yartg didupat dari hasil isolusi dar t d@erhrkar~ *.*thik ~itentperoleh i~arielas tarrunturt terseblil, serla LLI P C 11t6~~1irtaattrt~~a. Aspek perlindungan jenis ini lcbih luas dari pada , ~ n gsebelumnya diuraikan pada butir a. Walaupun deniikian, sanksi tcrhadap pclanggaran atas protcksi tanaman baru dapat diberlakukan apabila tanaman tersebut diperbanyak secara komcrsial. Scdangkan :rbanyakan benih oleh pengguna, asalkan hanya dizrgunakan sendiri misalnya bagi keperluan tananian :rikutnya atau untuk penelitian dan pengembangan ~mungkinkan,dan tidak termasuk irljiirlgenzerlr. Di AS, PP (35 USC Art. 161 dst. yang telali ada :jak tahun 1930) dimaksudkan ulituk mcmberikan perlindungan bagi tanaman yang pengenlbang-biakannya dilakukan tidak sccara seksual (mclainkan secara vegetatif) seperti pada kentang, bunga-bungaan dan sebagainya. Adapun kriteria pokok yang harus dipenuhi bagi seseorang untuk mcnipcrolch PP, yaitu bahwa varictas yang bcrsangkutan liaruslah merupakan: asmral reprod~rctiort rtoi*el(baru) dislirtct tton-ohriolrs. Scdangkan PVP atau PBR (7 USC Art. 2321 dst. yang lclah ada scjak 1970) dilnaksuclkan untuk nielindungi varietas tanaman yang pengembangbiakannya dilakukan mclalui biji (sccara scksual atau gencratif). Adapun kritcria pokok yang harus "penuhi oleh varietas yang bersangkutan: merupakan hasil seural reprod~rctiort yang stabil, seragam novel dislirtcl Di negara lain, pcrlindungan atas kedua jel nis laI.,... aatu pera..aman terscbut sekaligus dicakup daruru turan, misalnya dalam tlte I~ltwrtatiottalUrliort For the Prolectiort of New Vurielics of Platlts (UPOV). r n l , .
5
Sccara umum, dnli~m UPOV antara lain dialilr hul-ha1 scbogni bcrikut: Kritcria pokok uliluk dibcrikannyst Brcetlcrs' Rig/]/ s(Art. 6), yailu bahwa variclas yang bersangkulan harusliih: nclv, rli.slirtct, iutifonn, stable. Yang dicakup dalam perlindungan (Pasal 14), antara lain bahwa ~indakiln-lindakanberikut ini hanya dapat dilakukan dcngan persetujuan pemulia yang bcrhak: (i) prod11criort or rel~rodlrcliort(~ttull~~licatiort) (ii) cortditiorlirtgfor the plrq~oscof prol~ugatiort (iii) oflerirtgfor sale (iv) sellirtg or other tnarkelirr~ (v) exporting (vi) iritl~orlirtg (vii) stockingjor arty o/llte plirpose r~tcr~tiorted irt (i) to (ii) above. Perkecualian (PasaI 15), hahwa pcrlindungan hak pcmulia tidak dapat mencakup: (i) acts dorte privute!)~art d for rtort-conuit ercial prlqloses, (ii) acts dorte for u/>e1i1tte1ttulp1i17~o.~es artd, (iii) acts dorte for thc.puryose of brec~dirtgolltcr iparieties, and, cvcepl w1td.e tltel~ro~~isiort ofArt. 14 ( 5 ) apply, acts rcjerred to it2 Art. 14!1) to ( 4 ) in re.rl>ecrof slrch otller r7arielies. Sampai saat ini (berdasarkan data keanggotaan pada tahun 1991), keanggotaan UPOV ada 20 negara, yaitu: Amcrika Serikat, Afrika Selatan, Australia, Bclanda, Bclgia, Canada, Denmark, Hongaria, Ingris, Ireland, Israel, Italia, Jcpang, Jerman, New Zcaland, Pcrancis, Polandia, Spanyol, Swcdia, Swiss. c. Paten Dengan sistem ini perlindungan yang dibcrikan dapat mcncakup aspck yang sangat luas dan dapat mencakup kedua kategori penemuan di bidang obat tradisionnl. Dalam kaitannya dcngan pencmuan di bidang obat-obatan yang tidak dapat dipisahkan dari pcnemuan di bidang biotcknologi, perlindungan liukumnya dapat niencakup 3 (tiga) kclompok bcrikut ini: " Proses untuk "membuat" at;iu mcmodilikasi suaru niikroorganisme, termasuk proses pengisolasian mikroorganisnic atau gen. Hasil atau produk yang diperoleh dari proses terscbut. Pcnggunaan hasil atau produk terscbut. Pcrlu pula kiranya dikemukakan bahwa pro dan kontra masih belum tersclesaikan secara tuntas terhadap perlunya perlindungan hukum dalam bidang biotcknologi, Alasan-alasan yang dikemukakan untuk tidak diberikannya pcrlindungan hukuni tcrscbut di antaranya adalali sebagai berikut: