TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI DUSUN DIMORO DESA BEDORO KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh : SISCA MEILANA LUKITA SARI B09 109
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI DUSUN DIMORO DESA BEDORO KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012
Diajukan Oleh: SISCA MEILANA LUKITASARI B09 109
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal :
Pembimbing
(ANNISAUL KHOIRIYAH, S.ST) NIK. 201188070
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI DUSUN DIMORO DESA BEDORO KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012
Karya Tulis Ilmiah Disusun oleh: SISCA MEILANA LUKITA SARI B09 109
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada tanggal : PENGUJI I
PENGUJI II
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
(DESY HANDAYANI, S.ST, M. Kes)
NIK. 200582015
NIK. 200884029
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka Prodi D III Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK. 200582015 iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri di Dusun Dimoro Desa Bedoro Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Annisaul Khoiriyah, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Suradi selaku Kepala Desa Bedoro, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan penelitian. 5. Bapak Sukidiyanto selaku Kepala Desa Kebonromo, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas.
iv
6. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
v
Juli 2012
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012 Sisca Meilana Lukita Sari B09.109 TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI DUSUN DIMORO DESA BEDORO KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 xiv + 40 halaman + 15 lampiran + 3 tabel + 3 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Kasus kanker payudara di Indonesia masih menduduki posisi tertinggi penyebab kematian pada perempuan. Para ahli memperkirakan 40% kanker dapat dicegah dengan mengurangi dan menghindari faktor resiko kanker, salah satunya yaitu dengan melakukan deteksi dini (SADARI). Oleh karena itu, program yang mengajak wanita untuk mempelajari dan mempraktekkan pemeriksaan payudara sendiri sangatlah penting dan pengendalian yang paling efektif dan efisien adalah dengan pencegahan primer yaitu menerapkan gaya hidup sehat. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur (WUS) tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri dalam tingkat baik, cukup, dan kurang. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Diskriptif kuantitatif, penelitian diambil di Dusun Dimoro Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen pada tanggal 17 dan 27 Mei 2012. Jumlah sampel sebanyak 38 WUS, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner dan menggunakan analisa data univariat yang dilakukan komputerisasi menggunakan program SPSS Versi 16. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) mempunyai tingkat pengetahuan cukup tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yaitu sebesar 28 orang (73,7%) sebanyak 6 responden (15,8%) mempunyai pengetahuan yang baik dan sebanyak 4 responden (10,5%) mempunyai pengetahuan yang kurang. Kesimpulan : Tingkat pengetahuan WUS tentang pemeriksaan payudara sendiri terbanyak pada kategori cukup yaitu sebanyak 28 responden (73,7%). Kata Kunci : Pengetahuan, WUS, Pemeriksaan Payudara Sendiri Kepustakaan : 21 Literatur (Tahun 2002 - 2011)
vi
MOTTO v Jangan ragu berikan yang terbaik meski itu hal kecil, karena jika hal besar datang tak akan menyulitkanmu. Bisa karena terbiasa ! v Menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban. Dan akan menjadi lebih baik jika ilmu diamalkan v Sesungguhnya setiap kesultan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al–insyiroh: 6) v Mulailah harimu dengan senyuman, karena senyuman adalah pembuka yang sangat manis untuk hidupmu yang indah v Jadikanlah ilmu itu sebagai lentera dalam menempuh hidupmu, karena dengan ilmu itu manusia dapat menghargai dan dihargai orang lain, dan dengan ilmu itu pula manusia laksana seorang raja v Apa yang telah berlalu, sudah berlalu dan apa yang telah pergi tidak akan kembali. Oleh karena itu jangan pikirkan apa yang telah berlalu, karena sesungguhnya ia telah pergi dan tidak akan kembali (Kahlil Gibran)
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan : 1. Ayah dan ibundaku tercinta terimakasih atas do’a restu dan kasih sayang serta perhatiannya yang ekstra selama ini. 2. Adikku tersayang yang selalu memberikan support dan selalu menemani juga menghiburku. 3. Rochmad Ikhsanudin yang selalu memberiku inspirasi dan semangat dalam keadaan apapun. 4. Sahabat-sahabatku tercinta (Nia, Nurul, Sri Lestari, Badriyah, Kalina Putri, Novi Nilasari) yang selalu membantu dan memberikan masukan sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan. 5. Semua teman-teman seperjuanganku dalam menempuh pendidikan ini, sukses buat kita semua. 6. Almamater tercinta.
vii
CURRICULUM VITAE
Nama
: Sisca Meilana Lukita Sari
Tempat / Tanggal Lahir
: Sragen, 07 Mei 1991
Agama
: Islam
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Dimoro RT 32 / 08, Bedoro, Sambungmacan, Sragen
Riwayat Pendidikan 1. SD N 03 Bedoro Sambungmacan, Sragen
LULUS TAHUN 2003
2. SMP N 1 Sambungmacan, Sragen
LULUS TAHUN 2006
3. SMU N 1 Gondang, Sragen
LULUS TAHUN 2009
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan
viii
2009/2010
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
vii
CURRICULUM VITAE ................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................
1
B. Perumusan Masalah .................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ...................................................................
4
F. Sistematika Penelitian ...............................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ........................................................................
ix
7
1. Pengetahuan .....................................................................
7
2. WUS (Wanita Usia Subur) ...............................................
13
3. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) ......................
15
B. Kerangka Teori ........................................................................
20
C. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................
22
B.
Lokasi Penelitian ...................................................................
22
C.
Populasi dan Sampel .............................................................
23
D.
Alat/ Instrumen Penelitian .....................................................
24
E.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................
28
F.
Variabel Penelitian ................................................................
29
G.
Definisi Operasional ..............................................................
29
H.
Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................
30
I.
Etika Penelitian ......................................................................
33
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum ......................................................................
35
B. Hasil Penelitian ..........................................................................
36
C. Pembahasan ...............................................................................
36
D. Keterbatasaan.............................................................................
38
x
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................
40
B. Saran ..........................................................................................
40
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kisi – kisi Kuesioner .......................................................................
3
Tabel 3.2 Definisi Operasional........................................................................
29
Tabel 4.1 Pengetahuan WUS Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri......... ..
44
xii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Langkah SADARI........................................................... 19 Gambar 2.2. Kerangka Konsep............................................................ 20 Gambar 2.3. Kerangka Teori................................................................ 21
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Ijin Validitas Lampiran 5. Surat Balasan validitas Lampiran 6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7. Surat Balasan Dari Lahan Lampiran 8. Surat Permohonan Responden Lampiran 9. Informed Consent Lampiran 10. Kuesioner Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Hasil Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13. Tabel nilai r tabel Lampiran 14. Tabulasi Data Kuesioner Lampiran 15. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah penyakit kanker dewasa ini dirasakan semakin meningkat dan merupakan salah satu penyebab kematian yang cukup tinggi, baik di negara – negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia (Llewellyn, 2002). Kanker payudara merupakan jenis kanker umum yang terjadi pada wanita. Hal ini berdasarkan penelitian di Amerika yang menunjukkan bahwa hampir sepertiga kanker yang didiagnosa pada wanita adalah kanker payudara (Diananda, 2007). Kasus kanker payudara di Indonesia menduduki posisi kedua penyebab kematian tertinggi pada perempuan setelah kanker serviks. Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007 menunjukan, kejadian kanker payudara sebanyak 8.227 kasus atau 16.85% dari total kanker. Jumlah ini menurun bila dibanding tahun sebelumnya yakni 8.327 atau 19,64%. Para ahli memperkirakan 40% kanker dapat dicegah dengan mengurangi dan menghindari faktor resiko kanker, pengendalian yang paling efektif dan efisien adalah dengan pencegahan primer yaitu menerapkan gaya hidup sehat (Suparyanto, 2007). Apabila kanker terdeteksi pada stadium dini, maka wanita tersebut memiliki kesempatan sembuh sebesar 90%. Deteksi dini merupakan satu – satunya cara untuk mengontrol penyakit ini karena pada saat kanker ini sudah teraba dengan mudah, penyebaran mungkin telah terjadi. Oleh karena itu, program yang
1
2
mengajak wanita untuk mempelajari dan mempraktekkan pemeriksaan payudara sendiri telah dikembangkan di banyak negara (Llewellyn, 2002). Namun demikian masih banyak wanita yang belum
tertarik / kurang minat untuk
melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Hal ini kemungkinan terjadi akibat kurang pengetahuan / informasi tentang SADARI, maka kiranya sangatlah penting memberikan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan minat melakukan SADARI dalam upaya deteksi dini kanker payudara. Lembaga – lembaga yang berwenang merekomendasikan bahwa semua pasien wanita, lepas dari tingkat usianya diinstruksikan tentang cara pemeriksaan payudara mandiri (Riwidikdo, 2006). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan peneliti di Dusun Dimoro Desa Bedoro Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen didapatkan jumlah 125 WUS. Setelah dilakukan tanya jawab terhadap 8 WUS ternyata ada 3 WUS yang mengetahui tentang pengertian, manfaat dan cara melakukan SADARI tetapi tidak mengetahui tanda gejala kanker payudara dan cara pencegahannya. Sedangkan 5 WUS yang lain belum mengetahui sama sekali tentang pengertian, manfaat, cara melakukan SADARI, tanda gejala kanker payudara dan cara pencegahan kanker payudara. Berdasarkan latar belakang di atas dengan wanita melakukan deteksi dini kesempatan untuk sembuh sebesar 90% akan tetapi masih banyak wanita yang kurang tertarik / kurang minat untuk melakukan SADARI dikarenakan kurangnya informasi maupun pengetahuan dan didukung dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan serta belum ada penelitian sebelumnya yang
3
sama
yang
dilakukan
di
Dusun
Dimoro
Desa
Bedoro
Kecamatan
Sambungmacan Kabupaten Sragen, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri di Dusun Dimoro Desa Bedoro Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : ” Bagaimana tingkat pengetahuan wanita usia subur (WUS) tentang pemeriksaan payudara sendiri di Dusun Dimoro Desa Bedoro Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen? ”
C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Untuk
mengetahui tingkat
pengetahuan wanita usia subur (WUS)
tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Dusun Dimoro Desa Bedoro Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang SADARI dalam tingkat baik b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang SADARI dalam tingkat cukup baik
4
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang SADARI dalam tingkat kurang baik.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari diadakannya penelitian ini adalah : 1.
Bagi ilmu pengetahuan Dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya
2.
Bagi diri sendiri Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.
3.
Bagi institusi (Pendidikan) Dapat menjadi bahan bacaan untuk menambah pengetahuan bagi mahasiswa kebidanan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
4.
Bagi Masyarakat / WUS Dapat menjadi wawasan ilmu pengetahuan dalam upaya mencegah terjadinya kanker payudara di masyarakat setempat.
E. Keaslian Penelitian Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Pranulita (2007), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu – ibu PKK Dusun Candi Karang Kelurahan Sardonoharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)”. Jenis penelitiannya adalah deskriptif dengan
5
menggunakan pendekatan cross sectional dan variabelnya pengetahuan ibu tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
Dari penelitian tersebut
didapatkan hasil tingkat pengetahuan ibu – ibu PKK Dusun Candi Karang Kelurahan Sardonoharjo dalam kategori baik 21,38%, cukup 61,28% dan kurang 17,34%. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya yaitu pada lokasi, waktu dan sample penelitian. Adapun persamaannya yaitu terdapat pada hasil penelitiannya dalam kategori cukup.
F. Sistematika Penyusunan Untuk mengetahui secara menyeluruh Karya Tulis Ilmiah ini menguraikan sistematika penulisan BAB I sampai dengan BAB V yang saling berhubungan. Adapun gambaran sistematikanya sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas isi Karya Tulis Ilmiah secara keseluruhan, terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, keaslian penelitian dan sistematika penulisan, sehingga pembaca dapat memperoleh informasi secara ringkas dari Karya Tulis Ilmiah ini. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas teori tentang pengetahuan, wanita usia subur, deteksi dini kanker payudara, kanker payudara, pemeriksaan payudara sendiri, kerangka teori dan kerangka konsep.
6
BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data dan etika penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas tentang gambaran umum, hasil penelitian, Pembahasan dan keterbatasan. BAB V PENUTUP Dalam bab ini berisi tentang Kesimpulan dari penelitian dan Saran bagi peneliti selanjutnya dan institusi. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Yang termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari suatu
7
8
bahan yang dipelajari akan
rangsangan yang telah diterima, oleh
sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja yang digunakan utuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, mengurangi, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (comprehension) Memahami yaitu suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasiakan materi tersebut
harus
dapat
menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi. 3) Aplikasi (application) Aplikasi yaitu sebagai kemampuan menggunakan materi telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistika dalam perhitungan – perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-pinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
9
4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti
dapat
menggambarkan,
membedakan,
memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis
yaitu
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau suatu kemampuan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah untuk menyusun suatu formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (evaluation) Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria–kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menayangkan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas.
10
c. Metode Memperoleh Pengetahuan Menurut Purnawan (2009), metode memperoleh pengetahuan ada 4 yaitu: 1) Tenacity Tenacity adalah cara memperoleh pengetahuan yang dilakukan dengan sangat meyakinkan sesuatu, meski bisa jadi apa yang diyakinkan belum tentu benar. Keyakinan ini disebabkan karena hal yang diyakini tersebut umum terjadi. 2) Authority Authority
yaitu
metode
memperoleh
pengetahuan
dengan
mempercayakan dengan pihak yang kompeten. 3) Apriori Apriori adalah metode memperoleh pengetahuan dengan menitik beratkan
pada
kemampuan
nalar
dan
ituisi
sendiri,
tanpa
mempertimbankan informasi dari pihak luar. 4) Science Science adalah cara memperoleh pengetahuan dengan melakukan serangkaian cara-cara ilmiah, seperti mengajukan dugaan, pengujian dugaan, pengontrolan variable, hingga penyimpulan. Cara ini dianggap sebagai cara yang paling dapat diyakini kebenarannya atas pengetahuan yang diperoleh, hal ini dikarenakan pada sience telah dilakukan serangkaian uji coba sebelum akhirnya memperoleh
11
pengetahuan berupa simpulan, yang mana penguji-penguji seperti ini tidak ditentukan pada ketiga metode sebelumnya. d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo(2010), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan secara umum adalah: 1) Umur Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun. 2) Intelegensi Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berpikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berpikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan 3) Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang
12
baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berpikir seseorang. 4) Sosial budaya Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. 5) Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuannya. 6) Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.
13
e. Cara pengukuran pengetahuan Cara pengukuran pengetahuan yaitu dengan menggunakan tes. Tes adalah
serentetan
pertanyaan
yang digunakan
untuk
mengukur
ketrampilan, pengetahuan, kemampuan yang dimiliki oleh individu atau kelompok Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan pengetahuan. Menurut Riwidikdo (2009) tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi 3 yaitu: 1)
Pengetahuan baik, bila (x) > mean + 1 SD
2)
Pengetahuan cukup, bila mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
3)
Pengetahuan kurang, bila (x) < mean - 1 SD
2. WUS (Wanita Usia Subur) a. Pengertian Wanita usia subur adalah wanita yang berusia antara 15 - 49 tahun yang berada dalam masa reproduksi dan mulai ditandai dengan timbulnya haid yang pertama kali (menarche) dan diakhiri dengan masa menopouse (BKKBN, 2003). Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20 - 45 tahun. Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat daripada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Pada usia 30-an tahun prosentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki usia 40 tahun, kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia
14
40 tahunwanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk hamil. Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui (Suparyanto, 2011). b. Kejadian dalam masa subur Gejala menstruasi atau haid merupakan peristiwa penting pada masa pubertas yang menjadi pertanda biologis dari kematangan seksual dimana benar-benar telah siap secara biologis menjalani fungsi kewanitaan. Timbulah bermacam-macam peristiwa yaitu: reaksi hormonal, reaksi biologis, reaksi psikis dan berlangsung secara siklis/Cyclis dan terjadi pengulangan secara periodik peristiwa menstruasi. Semua ini berproses pada suasana hati yang normal (Zein &Suryani, 2005). Wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil setiap bulannya secara teratur mengeluarkan darah dari alat kandungnya. Kejadian ini disebut menstruasi atau haid. Adapun siklus mentruasi sendiri menurut Prawirohardjo (2005), dibedakan menjadi 3 masa, yaitu: 1) Masa haid, selama dua sampai delapan hari. Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum). 2) Masa proliferasi, sampai hari keempat belas. Pada waktu itu endometrium
tumbuh
kembali,
disebut
juga
endometrium
mengadakan proliferasi. Antara hari ke-12 dan ke-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.
15
3) Masa sekresi, hari ke-14 sampai ke-28. Masa masa sesudah ovulasi yang berlangsung hari ke-14 sampai hari ke-28 pada masa ini korpus rubrum
menjadi
korpus
luteum
yang
mengeluarkan
progesteron.Masa ini untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi. 3. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) a. Pengertian SADARI yaitu singkatan dari Pemeriksaan Payudara Sendiri merupakan salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada payudara. Pemeriksaan ini dilakukan sendiri oleh pasien di rumah sebulan sekali, seminggu setelah selesai haid. Bila sudah menopuse, SADARI dilakukan setiap tanggal tertentu yang sudah diingat, misalnya setiap tanggal 1 atau tanggal kelahiran (BKKBN, 2003). b. Tujuan Tujuan dari SADARI adalah untuk mendeteksi sedini mungkin apabila terdapat benjolan pada payudara, sehingga dapat menurunkan angka kematian (BKKBN, 2003). c. Sasaran SADARI bisa dilakukan wanita sejak usia 20 tahun karena dengan melakukan pemeriksaan dini inilah, kanker payudara bisa dicegah dari resiko yang lebih tinggi (BKKBN, 2003).
16
d. Cara melakukan SADARI Pada saat melakukan SADARI, yang harus menjadi perhatian adalah keadaan – keadaan seperti teraba benjolan dan penebalan kulit, perubahan ukuran dan bentuk payudara, ada pengerutan kulit dan rasa nyeri, keluar cairan dari puting susu, ada pembengkakan lengan atas, teraba benjolan diketiak dan dileher (BKKBN, 2003). Langkah – langkah dalam pemeriksaan payudara sendiri menurut Brunner&Suddarth (2002) adalah sebagai berikut: 1) Langkah I a) Berdiri di depan cermin kemudian memeriksa payudara terhadap segala sesuatu yang tidak lazim. b) Memperhatikan adanya rabas pada puting susu, keriput, dimpling, atau kulit mengelupas 2) Langkah II a) Memperhatikan dengan baik
di depan cermin, ketika melihat
tangan di belakang kepala kemudian menekankan tangan kearah depan. b) Memperhatikan setiap kontur dari payudara dan rasakan otot otot yang menegang. 3) Langkah III a) Selanjutnya menekan tangan dengan kuat pada pinggang agar membungkuk kearah cermin dan menarik bahu dan siku kearah depan.
17
b) Memperhatikan setiap perubahan kontur payudara dan rasakan otot –otot yang menegang. 4) Langkah IV a) Mengangkat tangan kiri. b) Menggunakan 3 atau 4 jari tangan untuk meraba payudara kiri dengan kuat, hati – hati , dan menyeluruh. c) Mulai dari tepi terluar, tekan bagian datar pada jari dengan tangan dalam lingkaran kecil, bergerak melingkar dengan lambat disekitar payudara. d) Secara bertahap lakukan ke arah puting susu e) Memastikan untuk
melakukannya pada seluruh payudara dan
dibawah lengan f) Memberi perhatian khusus pada area diantara payudara dan dibawah lengan g) Merasakan ada benjolan atau masa yang tidak lazim di bawah kulit. 5) Langkah V a) Dengan perlahan remas puting susu dan memperhatikan terhadap adanya rabas b) Jika mengeluarkan rabas dari puting susu selama sebulan yang terjadi ketika sedang tidak melakukan SADARI temuilah dokter. c) Mengulangi pemeriksaan pada payudara
18
6) Langkah VI a) Langkah IV dan V harus diulangi dengan posisi berbaring b) Berbaringlah mendatar telentang dengan tangan kiri dibawah kepala dan sebuah bantal atau handuk yang dilipat dibawah bahu kiri. Posisi ini akan mendatar payudara dan memudahkan untuk memeriksanya. c) Gunakan gerakan sirkuler yang sama seperti duraikan diatas. d) Diulangi pada payudara yang kanan. e. Dampak tidak melakukan SADARI Dampak apabila tidak melakukan SADARi yaitu tidak dapat mendeteksi tumor/kanker sejak dini, oleh karena itu biasanya ditemukan sudah stadium lanjut dan pengobatannya pun akan semakin lama. Melakukan SADARI sangat diperlukan tindakan ini sangat penting karena hampir 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri. Setiap wanita dewasa sebaiknya rajin memeriksa sendiri payudaranya secara rutin. Hal ini perlu untuk lebih mengenal bentuk dan rabaan payudara sendiri agar setiap perubahan dapat segera diketahui dan bisa segera ditangani dengan baik. Untuk memperbaiki dan mengurangi angka kejadian kanker payudara (Diananda, 2007).
19
Gambar 2.2 Langkah SADARI
20
B. Kerangka Teori
Pengetahuan
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan: 1. Umur 2. 2. Inteligensi 3. Lingkungan 4. Sosial Budaya 5. Pendidikan 6. Pengalaman
WUS
SADARI
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pengertian Waktu Sasaran Tujuan Cara Tanda Gejala Kanker Payudara
Gambar 2.3 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Notoatmodjo(2010) dan BKKBN (2003)
21
C. Kerangka Konsep
Baik Tingkat Pengetahuan WUS Tentang SADARI
Cukup baik
Kurang baik
Gambar 2.4 Kerangka Konsep
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat, yang telah direncanakan sampai matang ketika persiapan penelitian disusun dan datanya berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2010).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dusun Dimoro Desa Bedoro Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 dan 27 Mei 2012.
22
23
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
125 WUS yang berumur 15 – 49 tahun dan
bertempat tinggal di Wilayah Dimoro Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen. 2. Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Menurut Arikunto (2010), populasi yang kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 20% 30%.Jumlah responden yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 30% dari jumlah populasi, jadi responden yang akan digunakan sebagai sampel adalah 38 orang. Sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria pengambilan sampel. Menurut Saryono (2010), kriteria pengambilan sampel dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Kriteria inklusi Batasan ciri atau karakter umum pada suatu obyek penelitian (Saryono, 2010). Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu :
24
1) Wanita yang bertempat tinggal di Dusun Dimoro 2) Wanita yang berusia 15 – 49 tahun. 3) Bersedia menjadi Responden b. Kriteria eksklusi Menurut Saryono (2010),kriteria eksklusi merupakan sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi, yang harus dikeluarkan dari penelitian karena berbagai sebab yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu : 1) WUS tidak bersedia menjadi responden 2) WUS dalam keadaan sakit. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Simple Random Sampling. Simple Random Sampling yaitu dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono,2010).
D. Instrumen Penelitian Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2005).
25
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia.Jawaban yang tersedia dalam kuesioner ini ada 2 pilihan jawaban yaitu benar dan salah. Skala pengukuran data yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan pernyataan : Ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah(Hidayat, 2007). Kuesioner pada penelitian ini terdapat 2 pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan positif jawaban benar mendapatkan nilai 1 dan jawaban salah mendapat nilai 0. Untuk pernyataan negatif jawaban benar mendapat nilai 0 dan jawaban salah mendapat nilai 1.Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.Sebelum membuat kuesioner, peneliti terlebih dahulumembuat kisi– kisi kuesioner, yaitu sebagai berikut : Tabel 3.1 Kisi – kisi kuesioner tingkat pengetahuan Variabel
Indikator
Pengetahuan WUS Pengertian SADARI tentang SADARI waktu SADARI Sasaran SADARI Manfaat SADARI Cara SADARI
Pernyataan positif
1, 2 3, 4 8 10, 12, 14 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23 Tanda Gejala Kanker 25, 27, 28, 29, 30 Payudara Jumlah
Pernyataan negatif
5 6, 7 9, 11, 13 24 26
Jumlah (soal) 2 3 3 6 10 6 30
26
Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita gunakan sebagai alat ukur yang sahih atau tidak, maka perlu diajukan uji validitas dan reliabilitasdi tempat yang karakteristiknya sama dengan jumlah 30 orang. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan di Dusun Murong Desa Kebonromo Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item dalam penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus korelasi product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung> rtabel(Arikunto, 2010). Rumus korelasi product moment adalah:
rxy =
n.(Sxy) - (Sx . Sy) {n Sx 2 - (Sx ) } {n Sy 2 - (Sy ) } 2
2
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi product moment
n
: Jumlah responden
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Setelah diperoleh harga rxymaka hasilnya dikonsultasikan dengan harga kritik r product moment. Jika harga rxylebih besar atau sama
27
dengan r tabel maka dapat dikatakan butir soal tersebut valid. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Dari uji validitasdi Dusun Murong Desa Kebonromo Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen untuk kuesioner Tingkat Pengetahuan Tentang SADARI didapatkan r tabel untuk
jumlah soal 30 dengan taraf signifikansi 5% adalah
sebesar 0,361. Dari 30 pernyataan, 4 pernyataan dinyatakan tidak valid karena nilai r hitung dibawah dari harga r tabel dan 26 item dinyatakan sahih / valid.Adapun nomor pernyataan yang tidak valid adalah 17, 18, 25, 28. Selanjutnya item yang tidak valid tersebut dihilangkan dari kuesioner yang akan digunakan untuk penelitian. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas
menunjukkan
pada
suatu
pengertian
bahwa
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows 16. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: 2 é k ù é Ssb ù 1 r11 = ê ê s 2 t úû ë k - 1úû ë
28
Keterangan: r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2
= Jumlah varian butir
σt2
= Varians total Dari uji coba reliabilitas dinyatakan reliabel bila nilai alpha
cronbach’s > rkriteria(0,60) (Ghozali, 2005). Dengan menggunakan rumus tersebut maka akan diketahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan. Dari item yang valid dilakukan uji reliabilitas didapatkan hasil reliabilitas sebesar 0,815. Nilai tersebut diatas dari harga r kriteria (0,60) sehingga kuesioner dinyatakan reliabel dan dapat digunakan.
E. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada WUS di Dusun Dimoro, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden dipersilahkan mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari: 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh sacara langsung diambil dari obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah identitas responden dan data pengetahuan tentang SADARI pada WUS di Dusun Dimoro Desa
29
Bedoro Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen yang diperoleh dari Kuesioner. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data yang diambil yaitujumlah WUS di Dusun Dimoro diperoleh dari Kepala Desa.
F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2007).
Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu pengetahuan WUS tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri.
G. Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang membatasi ruang lingkup atau
pengertian
(Notoatmodjo, 2010).
variabel – variabel
diamati
atau
diteliti
30
Tabel 3.2 Definisi Operasional No Variabel Indikator 1 Variabel tunggal: Segala sesuatu yang Pengetahuan WUS diketahui oleh wanita tentang SADARI usia subur tentang SADARI, antara lain : 1. Pengertian 2. Waktu 3. Sasaran 4. Tujuan 5. Cara 6. Tanda Gejala Kanker Payudara
Skala Ordinal
Kategori a. Baik (x) > mean + 1SD b. Cukup mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD c. Kurang (x) < mean – 1SD Riwidikdo (2009)
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010) adalah: a. Editing Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi.
31
b. Coding Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahaptahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. c. Entry data Kegiatan ini memasukkan data dalam program computer untuk dilakukan analisis lanjut. d. Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel. 2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Menurut
Riwidikdo
(2009),
hasil
untuk
mengetahui
tingkat
pengetahuan WUS ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut : a. Pengetahuan baik
: (x) > mean + 1SD
b. Pengetahuan cukup
: Mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
c. Pengetahuan kurang
: (x) < mean – 1SD
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan WUS terlebih dahulu peneliti menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut
32
Riwidikdo (2009), rumus untuk menghitungnilai mean dan Standard Deviation yaitu : a. Mean
σ݊݅ൌͲ ݅ݔ ݔൌ ݊ Keterangan : ݊ܽ݁ܯ ݔ
n : Jumlah responden xi : Nilai responden b. Standard Deviation
ൌ ඨ
σ ʹ െ
Keterangan :
ሺσ ሻʹ
െͳ
SD
: Standard Deviation
xi
: Nilai responden
n
: Jumlah responden
Setelah didapatkan hasil nilai mean dan Standard Deviation tiap responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan yang sudah tercantum diatas. Adapun rumus prosentase untuk jumlah wanita usia subur tentang pemeriksaan payudara sendiri menurut tingkat pengetahuan (Riwidikdo, 2009) : ∑ WUS menurut tingkat pengetahuan Skor Prosentase =
x 100% Jumlah responden
33
I. Etika Penelitian Sebelumnya peneliti membuat informed consent atau persetujuan kepada responden dengan menuliskan jati diri, identitas peneliti, tujuan penelitian, serta permohonan kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mendapat ijin dari STIKES Kusuma Husada Surakarta, Kepala Desa Bedoro dan dari responden sendiri melalui informed consent yang terjamin kerahasiaannya. Masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Informed consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Infomed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. 2. Anonimity (tanpa nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
34
3. Kerahasiaan (confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
Semua
informasi
yang
telah
dikumpulkan
dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset. (Hidayat, 2007).
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Mei 2012 pada saat pertemuan PKK dengan responden sebanyak 24 orang dan pada tanggal 27 Mei 2012 pada saat pertemuan Karang Taruna dengan responden sebanyak 14 orang. Lokasi penelitian di Dusun Dimoro Bedoro Kecamatan Sambung macan Kabupaten Sragen. Adapun Batasan – batasan meliputi : 1. Sebelah utara : Desa Pucang dan Jatisomo Kecamatan Sambungmacan 2. Sebelah selatan : Desa Sonorejo dan Toyoga Kecamatan Sambungmacan 3. Sebelah timur : Desa banaran Sambungmacan 4. Sebelah barat : Desa Tunjung semi Kecamatan Sambungmacan. Jarak antara Dusun Dimoro ke Kecamatan Sambungmacan kurang lebih 3 km, jarak antara dusun Dimoro ke Kabupaten Sragen kurang lebih 17 km. Waktu tempuh dari dusun Dimoro ke Pusat Kesehatan pemerintahan yang berada di Kabupaten Sragen kurang lebih 20 menit. Sedangkan dari dusun ke Puskesmas yang berada di kecamatan kurang lebih 5 menit. Tenaga kesehatan yang ada di dusun Dimoro hanya satu orang Bidan.
35
36
B. Hasil Penelitian Hasil penelitian tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri di dusun Dimoro Kecamatan Sambungmacan Adapun hasil mengenai Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri di Dusun Dimoro Desa Bedoro Kecamatan Sambung Macan Kabupaten Sragen Tahun 2012 Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Data primer
Jumlah 6 28 4 38
Persentase (%) 15,8 73,7 10,5 100
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup baik tentang SADARI yaitu 28 orang (73,7%), kategori baik 6 orang (15,8%), dan kategori kurang 4 orang (10,5%).
C. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) di dusun Dimoro Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen mempunyai tingkat pengetahuan cukup tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yaitu sebesar 28 orang (73,7%), sebanyak 6 responden (15,8%) mempunyai pengetahuan yang baik dan sebanyak 4 responden (10,5%) mempunyai pengetahuan yang kurang.
37
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden dengan kategori baik, responden sudah mengerti tentang SADARI mulai dari pengertian, waktu pelaksanaan, sasaran, tujuan, cara melakukan dan tanda gejala kanker payudara. Hal ini dikarenakan responden sering mendapatkan informasi baik dari media cetak, media elektronik, informasi dari bidan desa dan pengalaman. Responden dengan kategori cukup baik berarti bahwa responden sudah mengerti tentang pengertian SADARI, waktu Pelaksanaan, tujuan dan kurang mengerti tentang cara melakukan SADARI dan tanda gejala kanker payudara, hal ini dikarenakan responden cukup memperoleh informasi tentang SADARI.
Sedangkan responden dengan
kategori kurang, responden kurang mengerti tentang SADARI. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang di dapatkan oleh responden. Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain terpenting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan pernyataan tersebut baiknya ibu hamil menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi sebagai responden terhadap suatu kasus. Keingintahuan bukan merupakan faktor utama yang berpengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang, tetapi masih ada faktor lain, yaitu : tingkat pendidikan, pengalaman, informasi, budaya dan sosial ekonomi. Menurut Llewellyn (2002) pengetahuan wanita usia subur tentang SADARI sangatlah penting karena kanker payudara merupakan salah satu
38
penyebab kematian tetinggi. Sehingga merupakan hal penting bagi wanita usia subur untuk mengetahui tentang SADARI sedini mungkin. Semakin sering wanita usia subur melakukan SADARI akan semakin mudah menemukan apabila terdapat kelainan pada payudara.
D. Keterbatasan Penelitian Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Kendala dalam penelitian ini adalah waktu yang terlalu lama dalam penyebaran kuesioner, karena dilakukan dalam dua kali pertemuan. 2. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah bahwa dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga tidak mempertimbangkan efek atau akibat dari penelitian yang dilakukan. Keterbatasan kedua adalah dalam penelitian ini hanya menggunakan kuesioner sehingga peneliti tidak mengetahui perilaku perawatan payudara yang dilakukan oleh responden, sehingga tidak diketahui bahwa perilaku perawatan tersebut dilakukan secara benar atau tidak oleh responden.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri di Dusun Dimoro Desa Bedoro Kecamtan Sambungmacan Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut : 1. Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri dengan kategori baik sebanyak 6 responden (15,8%). 2. Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri dengan kategori cukup sebanyak 28 responden (73,7% ). 3. Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri kategori kurang sebanyak 4 responden (10,5%).
B. Saran Saran yang diberikan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Bagi WUS Diharapkan Wanita Usia Subur (WUS) meningkatkan pengetahuannya tentang teori dan praktek SADARI dalam deteksi dini kanker payudara melalui media cetak dan media elektronik. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan insitusi pendidikan menambah literatur atau bahan bacaan khususnya tentang SADARI.
39
40
3. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian mengenai Deteksi dini kanker payudara, khususnya tentang SADARI.