-Menanggapi dan menjelaskan hakikat pernyataan taroju’ abu turob-
Abu Abdil Malik Abdul A’la -semoga Alloh mengampuninya-
Ma’had Umar bin Khottob
Sugihan-Solokuro-Lamongan بسم اهلل الرحمن الرحيم وأشهد أن ال إلو إال اهلل وحده ال شريك لو,احلمد هلل والصالة والسالم على رسول اهلل وعلى ألو وصحبو ومن وااله .وأشهد أن حممدا عبده ورسولو :أما بعد
Ini adalah nasehat ringkas yang disegerakan, tertuju kepada abu turob terkait persoalan yang sedang ramai dibicarakan oleh banyak ikhwah salafiyyun mengenai dirinya. Setelah sebelumnya abu turob membikin heboh dengan tulisan seputar biawak, lagi-lagi desas-desus tentang abu turob kembali terdengar dengan kasus yang jauh lebih parah, yaitu perkara yang sangat aneh lagi ganjil dan bertentangan dengan aqidah ahlussunnah wal jamaah seluruhnya. Abu turob pernah menyimpan keyakinan bahwa ayam jago yang berkokok pada sepertiga malam akhir melihat Alloh Jalla fi ulaah. Jelas-jelas hal ini bertentangan dengan aqidah ahlussunnah wal jamaah dalam perkara ru’yah dan ketinggian serta keagungan Alloh Azza wa Jalla. Kemudian setelah kepergok dan digerebek oleh banyak kalangan dari segala penjuru maka abu turob menyatakan taroju’nya dalam bentuk tulisan yang dimuat di internet. Setelah kami menilik pernyataan taroju’nya, kami mendapati ternyata abu turob tidak henti-hentinya membuat talbis dan tadlis serta belum sepenuhnya mengakui kelalimannya, bahkan ia masih terus berusaha menampakkan kebaikan dan keutamaan di mata manusia. Sehingga hal ini menuntut adanya teguran kasar, supaya abu turob segera berhenti dan sadar akan dirinya. Semoga teguran ini bermanfaat, berharap agar Alloh mencatatnya sebagai suatu keikhlasan yang kemudian menjadi amal kebaikan yang diridhoi. Fasal:
Abu turob tidak usah bertanya mengapa ia diperlakukan seperti ini, abu turob harus ingat kepada diri dan perbuatannya yang sekian lama merusak ukhuwwah dan dengan semena-mena mengobrak-abrik dakwah hanya disebabkan perkara TN, padahal telah diketahui dan dirasakan, bahwa kita sekarang berada pada zaman penghujung, yang kebaikannya semakin sedikit, banyak kalangan yang mengaku membela manhaj salaf kini telah berbalik arah dan berubah menjadi orangorang yang mengkotori bahkan memusuhi manhaj yang mulia ini. Maka seharusnya keutuhan dakwah dan keharmonisan ukhuwwah lebih menuntut untuk dijaga dan dipelihara, jika didapati sesuatu yang dianggap salah atau perbedaan pendapat yang tidak menciderai seharusnya tidak diperpanjang dan kemudian dijadikan bahan pertikaian. Apalagi di Indonesia abu turob memegang amanah sebagai murid terdekat Syaikh Yahya, seharusnya kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik untuk membenahi dakwah salafiyyah yang telah tercabikcabik, sebagai seorang yang dituakan dan dianggap mumpuni dalam kafaah ilmiyyah kita berharap agar abu turob bisa membantu memecahkan problem dan persoalan antar para da’I. Namun kenyataannya tidak demikian, justru abu turob menyalahgunakan amanah tersebut, dan abu turob rela untuk menuruti keinginan orang-orang bodoh yang sama sekali tidak memiliki bekal dalam ilmu agama ini. Dari dulu ustadz abu mas’ud telah banyak berpesan agar jangan bertengkar gara-gara TN, jika dianggap salah maka cukuplah diadakan nasehat dengan baik, namun nampaknya sebagian manusia lebih mengedepankan hawa nafsu ketimbang keutuhan dakwah salafiyyah yang menjadi tanggung jawab kita bersama. Orang seperti ini tidak bisa diajak kompromi, tidak mau mendengar nasehat, maka ia pun tidak akan mau berhenti kecuali ada orang lain yang menghentikannya –dengan izin Alloh-. Kami tidak ingin memulai dan ini sekedar nasehat, jika setelah ini masih tetap berlanjut dan tidak ada jalan lain, maka semoga Alloh menerima seluruh apa yang kami korbankan untuk berjihad di jalanNya.
Sebagaimana abu turob memusuhi orang lain cuma gara-gara perkara TN, maka apakah dia bersedia untuk dimusuhi kaum muslimin disebabkan kesalahan-kesalahannya yang jauh dan jauh lebih berat. Dulu abu turob ngotot menganggap TN muhdats, maka kini dia tidak perlu kaget jika ternyata kesalahan-kesalahannya merupakan bid’ah dan kesesatan yang nyata dan jelas-jelas menyelisihi ijma’ kaum muslimin. Ini sekedar isyarat, dan insya Alloh seorang mukmin akan dapat mengambil pelajaran darinya. ِ فَ َذ ِّكر إِ ْن نَ َفع ِّ ت )11( ) َويَتَ َجنَّبُ َها ْاْلَ ْش َقى10( ) َسيَ َّذ َّك ُر َم ْن َيَْ َشى9( الذ ْكَرى َ ْ “oleh
sebab
itu
berilah
peringatan
karena
peringatan
itu
bermanfaat. Orang yang takut kepada Alloh akan mendapat pelajaran. Dan orang yang celaka akan menjauhinya. (Al A‟la 9-11). Fasal:
Adapun yang akan kami sebutkan dalam nasehat ini, adalah sebatas perkara yang berkaitan dengan apa yang telah disebarkan oleh abu turob mengenai taroju’nya, yang jika diteliti maka akan berbeda dengan apa yang disifatkan oleh Alloh Jalla wa Alaa dalam firmanNya: ِ وآَخرو َن اعت رفُوا بِ ُذنُوِبِِم خلَطُوا عم ًال ِ احلا وآَخر سيِّئا عسى اللَّو أَ ْن ي توب علَي ِهم إِ َّن اللَّو َغ ُف )102( يم َ ْ َ ََ ٌ َ ْ ْ َ َ َُ ُ َ َ ً َ َ َ َ ً ص ٌ ور َرح َ َْ ُ َ َ “Dan ada pula orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka,
mereka
mencampur-baurkan
pekerjaan
baik
dengan
pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Alloh menerima taubat mereka,
sesungguhnya
Alloh
Maha
pengampun
lagi
Maha
Penyayang.” (At Taubah. 102).
ِِ ِ ات وَكا َن اللَّو َغ ُف ٍ ِ ِ إَِّال من تَاب وآَمن وع ِمل عم ًال َّ ُ ك يُبَد اب َ صاحلًا فَأُولَئ َ َ) َوَم ْن ت70( يما َ ََ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ ً ورا َرح ً ُ َ َِّل اللوُ َسيِّئَاِت ْم َح َسن ِ وع ِمل )71( وب إِ ََل اللَّ ِو َمتَابًا ُ ُصاحلًا فَِإنَّوُ يَت َ َ ََ “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal sholeh, maka merekalah orang-orang yang akan diganti oleh Alloh kejelekan mereka dengan kebaikan, dan adalah Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan barang siapa yang bertaubat dan mengamalkan kebajikan maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Alloh dengan sebenarbenar taubat.” (Al Furqon; 70-71).
Dalam menyatakan taroju’nya, abu turob belum mau sepenuhnya mengakui kesalahan dan berusaha meringankan kesalahannya dihadapan manusia, padahal kesalahannya sangat berat, dan hal ini merupakan kesalahan yang lain yang menuntut adanya taubat lagi. Seharusnya tidak seperti itu, apalagi kesalahan ini masuk dalam bab aqidah dan telah meracuni keyakinan orang banyak, maka tentunya tidak boleh setengah-setengah dalam bab ini. Lebih baik dipandang hina oleh sebagian manusia daripada di hari kiamat nanti tetap dituntut dan dikejar-kejar oleh orang-orang yang telah dia sesatkan, Alloh berifrman: ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ َ َوق ِ ِ ِ ِ ض ُه ْم إِ ََل ُ ْي يَ َديْو َولَ ْو تَ َرى إِذ الظَّال ُمو َن َم ْوقُوفُو َن عْن َد َرِِّب ْم يَ ْرج ُع بَ ْع َ ْ َين َك َف ُروا لَ ْن نُ ْؤم َن ِبَ َذا الْ ُق ْرآَن َوَال بِالَّذي ب َ ال الذ َ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ َّ َ َ) ق31( ْي َّ ُ ض الْ َق ْوَل يَ ُق ٍ بَ ْع ضع ُفوا ْ ُاست ْ ُاست َ استَكْبَ ُروا لَ ْوَال أَنْتُ ْم لَ ُكنَّا ُم ْؤمن ْ ين ْ ين ْ ين ْ ين َ استَكْبَ ُروا للَّذ َ ال الذ َ ضع ُفوا للَّذ َ ول الذ ِ ِ ِ ْ ال الَّ ِذين است ِ استَكْبَ ُروا بَ ْل َمك ُْر اللَّْي ِل َْ أ ُ ْ َ َ َ) َوق32( ْي َ ص َد ْدنَا ُك ْم َع ِن ا ْْلَُدى بَ ْع َد إِ ْذ َجاءَ ُك ْم بَ ْل ُكْنتُ ْم ُُْم ِرم ْ ين َ ََن ُن َ ضع ُفوا للَّذ ِ َّ ِ ِ ِ ِ َ والن ِ ين َك َف ُروا َ َسُّروا الن َ َّد َامةَ لَ َّما َرأ َُوا الْ َع َذ َ َّها ِر إ ْذ تَأْ ُم ُرونَنَا أَ ْن نَ ْك ُفَر باللَّو َوََْن َع َل لَوُ أَنْ َد ًادا َوأ َ اب َو َج َع ْلنَا ْاْلَ ْغ َال َل ِف أ َْعنَاق الذ َ ِ )33( َى ْل ُُْيَزْو َن إَّال َما َكانُوا يَ ْع َملُو َن “Dan orang-orang kafir berkata: kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al-Qur‟an ini dan tidak pula kepada kitab yang sebelumnya. Dan andai saja engkau melihat ketika orang-orang yang dholim itu dihadapkan kepada Robbnya, sebagian dari mereka mengarahkan perkataan kepada sebagian yang lain, berkata orangorang lemah kepada orang-orang yang menyombongkan diri: seandainya kalau bukan karena kalian, pastilah kami menjadi orangorang yang beriman. Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orangorang yang dianggap lemah: Kamikah yang telah menghalangi kalian dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepada kalian?! Bahkan kalian sendirilah orang-orang yang berdosa. Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orangorang yang menyombongkan diri: Bahkan tipu daya kalian di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), tatkala kalian menyeru
kami supaya kami kafir kepada Alloh dan menjadikan bagiNya sekutu-sekutu. Mereka semua menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat adzab. Dan Kami pasang belenggu di leher orangorang yang kafir, mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (Saba‟; 31-33). Fasal:
Berkata abu turob: Telah beredar di beberapa sms atau omongan sebagian orang tentang perkataan ana bahwa ayam jago melihat Alloh ta'aala di sepertiga malam ketika Alloh ta'aala turun ke langit dunia, maka ana katakan: Memang benar, pernah ana katakan di majlis,
Kami katakan: Keyakinan sesat ini tidak sekedar pernah dikatakan oleh abu turob, bahkan hal itu telah diyakini oleh abu turob semenjak lama, semenjak anak-anak dusun bakti belajar di tempat abu turob mereka telah mendengar hal ini darinya. Ketika kami tanya kenapa tidak diingkari, mereka menjawab bahwa mereka tidak mengetahui perkara ini salah dan mereka sekedar percaya dengan abu turob yang tidak sebentar belajar di Dammaj, markaz induk ahlussunnah wal jamaah. Dan tidak menutup kemungkinan, abu turob telah meyakini apa yang dia yakini ini semenjak masih berada di Yaman, namun baru disebarkan tatkala pulang ke negerinya. Maka sebagai nasehat bagi abu turob, hendaknya dia segera menyerahkan diri kepada Alloh, sesungguhnya dia telah tertangkap basah oleh hamba-hambaNya. ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ )51( ْي ٌ ِ) َوَال ََْت َعلُوا َم َع اللَّو إِ َْلًا آَ َخَر إِ ِِّّن لَ ُك ْم مْنوُ نَذ ٌير ُمب50( ْي ٌ ِفَفُّروا إِ ََل اللَّو إِ ِِّّن لَ ُك ْم مْنوُ نَذ ٌير ُمب “Maka segeralah kembali kepada Alloh, sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Alloh untuk kalian. Dan janganlah kalian mengadakan sesembahan lain bersama Alloh, sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Alloh untuk kalian”. (Adz Dzariyat;50-51).
ِ ٌ َل ِعباد اللَّ ِو إِ ِِّّن لَ ُكم رس ٍ َ) وأَ ْن َال تَعلُوا علَى اللَّ ِو إِ ِِّّن آَتِي ُكم بِس ْلط18( ْي ٍ ِان ُمب )19( ْي ٌ ول أَم َ ْ َ َ ََّ ِأَ ْن أ َُّدوا إ َُ ْ َ ُ ْ
“Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Alloh, sesungguhnya aku adalah utusan Alloh yang dipercaya kepadamu. Dan janganlah kalian menyombongkan diri terhadap Alloh, sesungguhnya aku datang kepada kalian membawa bukti yang nyata.” (Ad Dukhon; 18-19). ..karena ana pernah membaca di sebuah maroji' (sumber),
Sudahlah, tidak usah membela diri, semua itu tidak akan berguna, lakukanlah apa yang akan menyelamatkan dirimu dari kemurkaan Alloh. Alloh berfirman, mengkisahkan nabi Nuh: ِ ِ ال سآَ ِوي إِ ََل جب ٍل ي ع ص ُم َِن ِم َن الْ َم ِاء ََّ ُوح ابْنَوُ َوَكا َن ِِف َم ْع ِزٍل يَا ب ْ َ ََ َ َ َ) ق42( ين ْ َن ْارَك ٌ َُونَ َادى ن َ ب َم َعنَا َوَال تَ ُك ْن َم َع الْ َكاف ِر ِ ِ ِ ال َال ع )43( ْي َ اص َم الْيَ ْوَم ِم ْن أ َْم ِر اللَّ ِو إَِّال َم ْن َرِح َم َو َح َ َ َق َ ال بَْي نَ ُه َما الْ َم ْو ُج فَ َكا َن م َن الْ ُم ْغَرق “Dan Nuh memanggil anaknya sedang anaknya itu berada di tempat yang jauh terpencil: Wahai anakku! Naiklah bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang kafir. Anaknya menjawab: Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menyelamatkanku dari air bah. Nuh berkata: Tidak ada pada hari ini yang dapat melindungi dari adzab Alloh kecuali orangorang yang dirahmati olehNya. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya maka jadilah anak Nuh termasuk orang-orang yang ditenggelamkan”. (Hud;42-43).
Ucapan abu turob ini sangat tidak layak dan tertolak, diucapkan demi meringankan kesalahannya di mata manusia. Jika ternyata manusia bisa tertipu dan terkecoh, namun ingatlah bahwa Alloh tidak ada yang samar dan tersembunyi baginya sesuatu di bumi maupun di langit. ِ إِ َّن اللَّوَ َال َيَْ َفى َعلَْي ِو َشيءٌ ِِف ْاْل َْر )5( الس َم ِاء َّ ض َوَال ِِف ْ “Sesungguhnya Alloh tidaklah tersembunyi baginya sesuatu di bumi maupun di langit”. (Ali Imron;5).
ِ َّ ِ ين يُْل ِح ُدو َن ِِف آَيَاتِنَا َال َيَْ َف ْو َن َعلَْي نَا أَفَ َم ْن يُْل َقى ِِف النَّا ِر َخْي ٌر أ َْم َم ْن يَأِِْت آَِمنًا يَ ْوَم الْ ِقيَ َام ِة ْاع َملُوا َما ِشْئتُ ْم إِنَّوُ ِِبَا َ إ َّن الذ ِ تَعملُو َن ب )40( ٌصري َ َْ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidaklah tersembunyi dari Kami, maka apakah orang-orang yang dilempar ke dalam neraka lebih baik, ataukah orang-orang yang datang dengan aman pada hari kiamat? Perbuatlah apa yang kalian kehendaki, sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kalian kerjakan”. (Fushshilat;40).
Ketahuilah bahwa ucapan abu turob ini mengandung unsur kejahatan yang sangat berat, dan dia akan dicap sebagai seorang yang
mblandit. Abu turob tidak menyebutkan sumber yang dia jadikan sandaran. Jika memang abu turob jujur maka apa yang menjadi penghalang baginya untuk menyebutkan sumber tersebut? Jika sumbernya disebutkan, apakah sumber itu berasal dari ahlus sunnah ataukah dari kitab-kitab sesat atau bahkan kitab-kitab kufur? Jika berasal dari kitab-kitab ahlus sunnah, kenapa tidak diperiksa apakah sandarannya lemah ataukah kuat? Jika sandarannya lemah, mengapa masih diambil dan diyakini sementara abu turob tau sandarannya lemah? Jika tidak didapati sandaran, bukankah perkara tersebut sangat diingkari dan bertentangan dengan aqidah ahlus sunnah wal jamaah? Orang seperti dirimu kok bisa, wahai abu turob?? Jika semua itu tidak dilakukan, mengapa abu turob tidak menanyakan hal ini kepada para ulama terlebih dahulu? Dan tidak usah sok hebat dan bangga bisa hadir dihadapan manusia dengan faedah baru. Ini termasuk kebodohan terhadap aqidah ahlussunnah wal jamaah, dikarenakan aqidah ini telah sempurna yang datangnya dari Alloh, dan telah dibukukan oleh para ulama masa demi masa, maka seharusnya cukup dengan apa yang mereka wariskan dan tidak butuh kepada perkara yang baru lagi asing, maka apa yang pernah dilakukan oleh abu turob dalam bab ini sangat tercela, merupakan kesesatan yang sangat berat, cukup bagi abu turob untuk sekali ini saja dan jangan sampai terulang lagi.
Dalam ucapannya ini, abu turob tidak perlu digubris dan lebih dekat untuk dihukumi sebagai seorang pendusta. Kami tidak habis pikir, dari mana abu turob mendapatkan keyakinan yang sangat dan sangat aneh lagi nyeleneh ini, sehingga bulu kuduk terasa merinding mendengarnya. ِ ِ ال َىدِّا ْ ض َوََِّتُّر ُ َاْلِب َّ اد َّ َوقَالُوا َّاَّتَ َذ ُ ) تَ َك89( ) لَ َق ْد جْئتُ ْم َشْيئًا إِ ِّدا88( الر ْْحَ ُن َولَ ًدا ُ الس َم َو ُ ات يَتَ َفطَّْر َن مْنوُ َوتَْن َش ُّق ْاْل َْر ِ ) وما ي ْنبغِي لِ َّلر ْْح ِن أَ ْن ي ت91( ) أَ ْن دعوا لِ َّلر ْْح ِن ولَ ًدا90( )92( َّخ َذ َولَ ًدا َ َ َ َ ََ َ َ َْ َ “Dan mereka berkata: Robb Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Sungguh kalian telah membawa perkara yang sangat mungkar. Hampir langit-langit menjadi pecah karena ucapan itu, bumi terbelah dan gunung-gunung runtuh. Karena mereka mendakwa Alloh Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Alloh Yang Maha Pemurah untuk menmpunyai anak”. (Maryam;88-92).
Bagaimana bisa seorang yang bertahun-tahun belajar di Dammaj bahkan menjadi orang dekat Syaikh Yahya, setelah pulang membawa oleh-oleh yang sangat bertentangan dengan aqidah ahlussunnah dan sangat asing di telinga seluruh para hamba. Jika para nabi adalah makhluq yang paling mulia dan mereka tidak sanggup untuk melihat Alloh di dunia ini dengan mata kepala, maka bagaimana hanya seekor ayam bisa melihat Sang Robb Azza fi ulaH??!! Alloh berfirman: ِ ْ ال لَ ْن تَ َرِاِّن َولَ ِك ِن انْظُْر إِ ََل َ َك ق َ َوسى لِ ِمي َقاتِنَا َوَكلَّ َموُ َربُّوُ ق ِّ ال َر َ ب أَِرِِّن أَنْظُْر إِلَْي ْ اْلَبَ ِل فَِإن ُاستَ َقَّر َم َكانَو َ َولَ َّما َجاءَ ُم ِ ِِ ْي َ َاق ق َ َصعِ ًقا فَ لَ َّما أَف َ فَ َس ْو َ ت إِلَْي َ َال ُسْب َحان َ ك َوأَنَا أ ََّو ُل الْ ُم ْؤمن ُ ك تُْب َ وسى َ ف تَ َرِاِّن فَ لَ َّما ََتَلَّى َربُّوُ ل ْل َجبَ ِل َج َعلَوُ َد ِّكا َو َخَّر ُم )143( “Dan tatkala Musa datang untuk munajat dengan Kami pada waktu yang telah Kami tentukan dan Robbnya telah berbicara langsung padanya, Musa berkata: ya Robbku, nampakkanlah diri Engkau kepadaku agar aku dapat melihat Engkau. Alloh berfirman: kamu sekali-kali tidak akan sanggup melihatKu, tapi lihatlah ke bukit itu,
jika ia tetap berada di tempatnya seperti sedia kala niscaya kamu dapat melihatKu. Tatkala Alloh menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikanNya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan, setelah Musa sadar dia berkata: Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman”. (Al A‟rof;143).
Dan telah tertetapkan dalam aqidah ahlussunnah wal jamaah, bahwa tidak pernah disebutkan satu makhluq pun yang mampu melihat Alloh di dunia dengan mata kepalanya, dan sampai saat ini kami belum mendapatkan adanya pengecualian dalam bab ini, sementara aqidah ahlussunnah wal jamaah telah tertetapkan semenjak lebih dari 1400 tahun yang lalu, para salaf telah mengikrarkan aqidah ini di setiap generasi, jika ada pengecualian maka tentunya mereka akan menetapkannya jauh hari sebelum hari kita ini, namun mengapa keyakinan ini baru terdengar akhir-akhir ini dari seorang abu turob?! Bahkan lebih benar jika dikatakan abu turob adalah orang yang pertama kali mencetuskan keyakinan ini, dan mungkin abu turoblah satu-satunya orang yang pernah meyakininya, karena kami telah berusaha mencarikan kawan bagi abu turob dalam hal ini namun kami telah putus asa, bahkan shufiyyah sekalipun tidak mempunyai keyakinan seasing ini. Maka disarankan bagi abu turob untuk memperbanyak taubat dan mengucap istighfar kepada Alloh kemudian menjelaskan kebobrokan keyakinan ini, semoga dengan itu kesalahannya dapat ditebus. akan tetapi setelah kami cek lebih lanjut, maka sandarannya adalah tidak kuat,
Lihat, bagaimana gaya abu turob dalam mengutarakan taroju’nya, dan abu turob selalu demikian, baik dalam kondisi benar maupun salah dia tetap berusaha berdandan semaksimal mungkin dan akan selalu meninggikan dirinya. Jelas-jelas keyakinan ini telah diyakini semenjak lama dan kalau bukan disebakan banyak orang yang menggrebek –setelah kehendak Alloh- abu turob tidak mau ruju’ dari keyakinan ini, akan tetapi abu turob terus menampakkan bahwa taroju’nya ini semata-mata karena usahanya.
Masya Alloh, kami benar-benar heran dari orang yang satu ini, Alloh berfirman: ِ اب وَْلم ع َذ ِ ِ َب الَّ ِذين ي ْفرحو َن ِِبَا أَتَوا وُُِيبُّو َن أَ ْن ُُيم ُدوا ِِبَا ََل ي ْفعلُوا فَ َال ََْتسب ن يم ٌ َ ْ ُ َ ِ َّه ْم ِبََف َازةٍ م َن الْ َع َذ ُ ََ َ َْ ُ َ َ َ َّ َ َال ََْت َس ٌ اب أَل َْ َ ْ )188( “Janganlah sekali-kali kamu menyangka bahwa orang-orang yang bergembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji dengan perbuatan yang tidak mereka kerjakan, janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksaan, dan bagi mereka adzab yang pedih”. (Ali Imron;188). Fasal:
Kemudian abu turob mengatakan sandarannya tidak kuat, ini juga kejahatan yang sangat berat, bahkan Ibnul Qoyyim menyatakan semuanya palsu dan dusta, anehnya abu turob sendiri yang menukil ucapan beliau ini namun abu turob tanpa merasa berdosa tetap saja mengatakan alasannya tidak kuat, benar-benar keterlaluan! Bahkan keyakinan ini sama sekali tidak memiliki asal muasal dalam agama, jangankan sandaran yang shohih, yang lemah saja tidak akan didapatkan. Dan abu turob tidak perlu capek-capek mencari sandaran yang lemah, carikan saja yang maudhu’ (palsu) atau yang lebih parah dari itu, dijamin kami akan senang. Titik yang satu ini sangat fatal, dan abu turob benar-benar mblandit, bagaimana dia bisa mengatakan sandarannya tidak kuat? Katakan saja palsu dan dusta atau bahkan tidak ada sandarannya, mengapa engkau merasa malu untuk mengakui beratnya kesalahanmu dan masih berusaha membela diri dengan bersilat lidah?? Seandainya hal ini berguna dan bisa meringankan kesalahan seseorang, maka abu turob tidaklah lebih pandai mencari alasan dari shohabiy Ka’b bin Malik bahkan mungkin tidak ada sepersepuluhnya. Hanya saja bedanya, Ka’b bin Malik mengetahui bahwa semua itu tidaklah berguna dalam membela dan melarikan diri dari Alloh Jalla wa Alaa. Mari kita mengambil pelajaran dari apa yang diceritakan oleh shohaby Ka’b bin Malik mengenai taubatnya (shohih Muslim,2769):
فلما بلغَن أن رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم قد توجو قافال من تبوك ،حضرِّن بثي .فطفقت أتذكر الكذب وأقول:
بم أخرج من سخطه غدا؟ وأستعين على ذلك كل ذي رأي من أهلي .فلما قيل َل :إن رسول اهلل صلى اهلل عليو
وسلم قد أظل قادما ،زاح عني الباطل .حتى عرفت أني لن أنجو منه بشيء أبدا .فأمجعت صدقه .وصبح رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم قادما .وكان ،إذا قدم من سفر ،بدأ باملسجد فركع فيو ركعتْي .مث جلس للناس .فلما فعل ذلك جاءه املخلفون .فطفقوا يعتذرون إليو .وُيلفون لو .وكانوا بضعة ومثانْي رجال .فقبل منهم رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم عالنيتهم .وبايعهم واستغفر ْلم .ووكل سرائرىم إَل اهلل .حىت جئت .فلما سلمت ،تبسم تبسم املغضب مث قال "تعال" فجئت أمشي حىت جلست بْي يديو .فقال َل "ما خلفك؟ أَل تكن قد ابتعت ظهرك؟" قال قلت :يا
رسول اهلل! إني ،واهلل! لو جلست عند غيرك من أهل الدنيا ،لرأيت أني سأخرج من سخطه بعذر .ولقد أعطيت جدال .ولكني ،واهلل! لقد علمت ،لئن حدثتك اليوم حديث كذب ترضى به عني ،ليوشكن اهلل أن يسخطك
علي .ولئن حدثتك حديث صدق تجد علي فيه ،إني ألرجو فيه عقبى اهلل .واهلل! ما كان لي عذر .واهلل! ما كنت
قط أقوى وال أيسر مني حين تخلفت عنك .قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم "أما هذا ،فقد صدق .فقم حىت يقضي اهلل فيك" فقمت .وثار رجال من بَن سلمة فاتبعوِّن .فقالوا َل :واهلل! ما علمناك أذنبت ذنبا قبل ىذا. لقد عجزت ِف أن ال تكون اعتذرت إَل رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلمِ ،با اعتذر بو إليو املخلفون .فقد كان كافيك ذنبك ،استغفار رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم لك. “…Maka setelah sampai padaku bahwa Rosululloh telah menuju
arah pulang dari Tabuk, datanglah kegelisahanku, aku mulai berpikir untuk berdusta, dan aku berkata dalam hati: Kira-kira bagaimana caranya besok aku bisa lepas dari kemarahan beliau? Dan aku meminta bantuan dalam urusan ini kepada seluruh keluargaku. sudah
Namun setelah dikatakan kepadaku bahwa Rosululloh
dekat, maka hilanglah seluruh kebatilan tadi dari diriku, sehingga aku tau bahwa aku tak akan lolos dari beliau dengan cara apapun, maka akupun berjanji akan berkata jujur. Tatkala Rosululloh telah tiba di pagi harinya –dan biasanya beliau jika pulang dari safar, beliau akan terlebih dahulu menuju masjid dan sholat dua rakaat, kemudian baru menghadap manusia-. Setelah beliau selesai sholat, maka orang-orang yang tidak ikut dan
udzur
meminta
mereka
beliau,
mendatangi
berperang
bersumpah dihadapan beliau, jumlah mereka sekitar delapan puluh orang lebih.
Maka beliau pun menerima dhohir mereka dan membaiat serta memintakan ampun bagi mereka, dan beliau menyerahkan urusan bathin mereka kepada Alloh. Sampai akhirnya tiba giliranku, maka setelah kuucapkan salam beliau tersenyum layaknya senyum seseorang yang sedang marah kemudian beliau menyeru: kemarilah! Seketika itu aku pun berjalan menuju beliau hingga aku duduk dihadapannya, maka beliau bertanya: Apa yang menyebabkan engkau tidak pergi, bukankah aku sudah membaiatmu?! Aku berkata: Wahai Rosululloh, sesungguhnya aku.. Demi Alloh, jika seandainya aku duduk dihadapan orang lain selain engkau dari seluruh penduduk bumi ini, maka aku yakin aku akan lolos dari kemurkaannya dengan suatu udzur, dan sesungguhnya aku telah diberi kepandaian berbicara dalam hal ini. Akan tetapi, demi Alloh! Sungguh aku telah mengetahui, jika sekiranya pada hari ini aku membawakan cerita dusta sehingga dengan itu engkau meridhoiku, sungguh aku takut Alloh akan menjadikanmu marah kepadaku (di lain waktu), namun jika aku menceritakan semua ini dengan jujur maka engkau pasti akan marah, sesungguhnya aku berharap ada padanya balasan yang baik dari Alloh. Demi Alloh, aku tidak memiliki udzur sedikitpun.. Demi Alloh, tidak pernah sama sekali aku merasa lebih kuat dan lebih longgar daripada saat aku tertinggal dan tidak ikut perang bersamamu.. Maka Rosululloh langsung berkata: Adapun yang satu ini maka dia telah berkata
jujur! Berdirilah sana, sampai Alloh memutuskan
perkaramu.. Maka aku pun berdiri, lalu beberapa orang dari bani Salamah ikut berdiri dan mengikutiku, mereka mengatakan: Demi Alloh! Kami tidak mendapatimu berdosa sebelum ini, sungguh kau telah lemah karena
kau
tidak
mampu
meminta
udzur
disisi
Rosululloh
sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak ikut perang lainnya, padahal sebenarnya sudah cukup bagi dosamu jika tadi Rosululloh memintakan ampun untukmu.”
Lihat, bagaimana Ka’b bin Malik mengutarakan kesalahannya dan bagaimana ia menceritakan semua itu apa adanya, bahkan ia menepis seluruh alasan yang dianggap akan menguntungkan dirinya. Fasal:
Semua malapetaka ini ditempuh oleh abu turob demi besarnya keinginan untuk meringankan kesalahannya dimata manusia, sedangkan Alloh berfirman: ِ ِ ِ يَ ْستَ ْخ ُفو َن ِم َن الن ضى ِم َن الْ َق ْوِل َوَكا َن اللَّوُ ِِبَا يَ ْع َملُو َن ُِحميطًا َ َّاس َوَال يَ ْستَ ْخ ُفو َن م َن اللَّو َوُى َو َم َع ُه ْم إِ ْذ يُبَ يِّتُو َن َما َال يَ ْر )108( “Mereka
bersembunyi
dari
manusia,
tetapi
mereka
tidak
bersembunyi dari Alloh, padahal Alloh beserta mereka ketika pada suatu malam mereka menetapkan sesuatu yang tidak diridhoi olehNya. Dan adalah Alloh Maha Meliputi terhadap apa yang mereka kerjakan”. (An Nisa‟; 108).
Memang manusia ini disifati oleh Alloh suka membela diri dan membantah, akan tetapi Alloh juga mencela sifat tersebut, Alloh berfirman: ِْ َّاس ِم ْن ُك ِّل َمثَ ٍل وَكا َن ِ صَّرْف نَا ِِف َى َذا الْ ُق ْرآَ ِن لِلن )54( اْلنْ َسا ُن أَ ْكثَ َر َش ْي ٍء َج َدًال َ َولَ َق ْد َ “Dan sesungguhnya Kami telah mengulangi bagi manusia dalam Al-Qur‟an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluq yang paling banyak membantah”. (Al Kahf;54).
Dan Alloh menjadikannya sebagai celaan terhadap orang-orang kafir: ِ ِ ك إَِّال ج َدًال بل ىم قَ وم خ )58( ص ُمو َن َ َوقَالُوا أَآَْلَتُنَا َخْي ٌر أ َْم ُى َو َما َ ٌ ْ ْ ُ ْ َ َ َ َضَربُوهُ ل “Dan mereka berkata: manakah yang lebih baik, sesembahansesembahan kami ataukah dia (Isa)? Mereka tidak memberikan perumpamaan kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka mengeyel”. (Az Zukhruf;58).
ِ َّ ِ ِ ِ ِ ِ )4( ين َك َف ُروا فَ َال يَ ْغ ُرْرَك تَ َقلُّبُ ُه ْم ِِف الْبِ َال ِد َ َما ُُيَاد ُل ِف آَيَات اللَّو إَّال الذ “Tidak ada yang mendebatkan tentang ayat-ayat Alloh kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah kehidupan mereka di kota-kota memperdaya kamu”. (Ghofir;4).
Semua ungkapan penulis yang mungkin dianggap kasar, semua itu tidak lain adalah upaya untuk menyadarkan dan mengingatkan abu turob kepada dirinya. bahkan Ibnul Qoyyim rohimahullooh mengatakan dalam kitab " ) "املناراملنيف56/1 ( …
Ibnul Qoyyim sendiri mungkin tidak mengetahui ada ayam yang bisa melihat Alloh Jalla wa Ala bahkan mungkin tidak pernah terbesit dalam benak beliau akan hal itu, dan dari seluruh yang disebutkan oleh Ibnul Qoyyim mengenai hadits ayam jago tidak ada yang menyinggung apa yang pernah diyakini oleh abu turob. Jadi, jangan menampakkan seolah-olah perkara ini pernah disebutkan oleh Ibnul Qoyyim namun beliau melemahkannya, bahkan kita semua meyakini bahwa keyakinan itu hanya bersumber dari hati abu turob yang meragukan. Semua keanehan ini menanamkan keraguan pada diri kami akan aqidah abu turob, karena abu turob telah lama belajar di markiz ahlus sunnah namun ia memiliki keyakinan seperti ini, andai saja seseorang itu lama belajar di tempat-tempat ahlul bida’ kemudian ia memiliki keyakinan aneh maka hal itu masih bisa dimaklumi, akan tetapi abu turob telah melalang buana dan keliling ke pondok-pondok yang menisbahkan kepada salaf kemudian mengakhiri karirnya di Dammaj, tapi setelah pulang membawa oleh-oleh aneh, billah aleik ya aba turob,
wen tsyull hadza?? Kemudian keyakinan ini bukan satu-satunya yang dimiliki oleh abu turob, bahkan masih ada yang lain. Intinya bahwa semua hadits tentang jago adalah dusta kecuali satu hadits saja
Lihat, jelas-jelas abu turob mengetahui bahwa semua hadits dalam bab ini dusta kecuali satu hadits, tapi mengapa dalam menyatakan taroju’nya ini abu turob masih bersikeras untuk membela diri dan mengatakan sandarannya sekedar tidak kuat??!!! Ya Robbi, sampai kapan abu turob mau seperti ini terus??
Maka dengan itu Ana menyatakan Tarooju' dalam permasalahan ini dan astaghfirulloh atas kekeliruan yang telah lalu baik yang ana sengaja atau tidak ana sengaja,
Kami senang jika seseorang bertaubat dan berlepas diri dari kesalahan, siapapun orangnya, akan tetapi disana ada beberapa perkara yang masih menjadi tanggung jawab abu turob. Abu turob harus bersedia menjelaskan kesesatan dari apa yang pernah ia yakini dan bahwasannya perkara itu tidak memiliki asal muasal dalam agama ini. Namun sayang, kewajiban tersebut tidak dipenuhi oleh abu turob dalam pernyataannya ini, bahkan semakin menambah hutang untuk bertaubat lagi dari tadlis dan niat jahat. Maka abu turob tidak usah sewot, dan hendaknya dia bersyukur karena masih ada orang lain yang membantu meringankan apa yang menjadi tanggungannya. Dan ana berlepas diri dari ucapan tersebut, dan tidak selayaknya untuk menisbatkan perkataan ini kepada ana setelah pernyataan ini.
Tapi abu turob belum menyelesaikan tugasnya, maka kita akan terus membicarakannya sampai dia menampakkan taubat yang bagus. Dan ana ucapkan Jazaakumulloh bagi yang menasehati ana dengan ikhlash dalam perkara atau ketergelinciran yang tidak syar'i, baik pada perbuatan ana atau ucapan ana,
Ini juga merupakan perkara yang perlu dipertegas, enak saja mendoakan orang dengan sekedar mengucapkan “semoga Alloh membalas kalian”, tanpa menyebutkan balasan baik atau buruk. Apapun keadaannya, ucapan ini tetap meragukan, seharusnya dilanjutkan dengan kebaikan jika memang itu yang diinginkan, padahal tinggal satu kata lagi akan tetapi abu turob menyembunyikannya. Memang Alloh tau apa yang menjadi hak hambanya dari kebaikan maupun kejelekan, dan Alloh akan memberikan pada hamba apa yang telah menjadi haknya, akan tetapi mencukupkan diri dengan ucapan seperti ini menjadikan pengucapnya tertuduh dengan tuduhan tadlis, apalagi yang mengucapkannya adalah orang yang kerap tertuduh dengan sifat tersebut. Seharusnya tidak demikian, Alloh berfirman: ِ ٍِ )86( وىا إِ َّن اللَّوَ َكا َن َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء َح ِسيبًا َ َح َس َن مْن َها أ َْو ُرُّد ْ َوإِ َذا ُحيِّيتُ ْم بِتَحيَّة فَ َحيُّوا بِأ
“Dan apabila kalian dihormati dengan suatu kehormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Alloh memperhitungkan segala sesuatu”. (An Nisa‟;86).
Jika ucapan salam saja disuruh membalas dengan yang lebih baik, maka apalagi nasehat, yang bisa jadi dengan sebab itu Alloh mengentaskan seseorang dari kehancuran. Rosululloh bersabda, sebagaimana dalam hadits Abi Huroiroh: . رواه أبو داود." "ال يشكر اللّو من ال يشكر الناس:عن أيب ىريرة عن النيب صلى اللّو عليو وسلم قال “Dari Abi Huroiroh, dari Nabi –shollallohu „alaihi wasallam- beliau bersabda: Tidaklah bersyukur kepada Alloh orang yang tidak mau bersyukur kepada manusia.” Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud.
Dan mencukupkan diri dengan sekedar “ ”جزاكم اهللadalah kebiasaan orang-orang yang tidak memiliki ilmu dan tidak memahami maknanya, maka tidak selayaknya hal ini ditiru oleh abu turob. Dan Insya Alloh ana berlapang dada untuk menerimanya dan ana siap untuk tarooju' kalau memang apa yang dia sampaikan benar.
Ya, abu turob telah berjanji untuk menerima nasehat dan semoga saja dia jujur, maka kita tunggu berita abu turob selanjutnya. Ringkasan:
Kami ingin abu turob jujur dalam mengutarakan taroju’nya dan berhenti dari kebiasaan tadlis dan banyak berkilah untuk upaya membela diri. Dan jangan lagi abu turob merasa sombong dan congkak atas kawannya sehingga tidak mau memberikan udzur dan tidak lagi memiliki toleransi, maka hendaknya seseorang tau diri. Selanjutnya abu turob harus bisa mengambil pelajaran dari seluruh kebatilan yang ada padanya, apa pendapat abu turob jika kita menghabisinya disebabkan kebatilan-kebatilan tersebut, kita mengatakannya sebagai mubtadi’ karena banyak memiliki bid’ah dan kesesatan???
Sanggupkah ia mendengar ucapan-ucapan pedas dan kasar, sebagaimana yang telah dia lontarkan kepada orang lain, sementara dirinya lebih berhak untuk dicela dan dimaki?? Semua ini berdasarkan firman Alloh: ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ يا أَيُّها الَّ ِذين آَمنُوا ُكونُوا قَ َّو ِام َ ِْي بِالْق ْسط ُش َه َداءَ للَّو َولَ ْو َعلَى أَنْ ُفس ُك ْم أَ ِو الْ َوال َديْ ِن َو ْاْل َْق َرب َ ُْي إِ ْن يَ ُك ْن َغنيِّا أ َْو فَق ًريا فَاللَّو َ َ َ َ ِ ِِ ِ )135( ضوا فَِإ َّن اللَّوَ َكا َن ِبَا تَ ْع َملُو َن َخبِ ًريا ُ أ َْوََل ِب َما فَ َال تَتَّبِ ُعوا ا ْْلََوى أَ ْن تَ ْعدلُوا َوإِ ْن تَ ْل ُووا أ َْو تُ ْع ِر “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian para penegak keadilan dengan sebenar-benarnya, menjadi saksi karena Alloh walaupun terhadap diri-diri kalian sendiri, atau kedua orang tua dan kaum kerabat kalian, jika ia kaya atau miskin maka Alloh lebih tau tentang mereka, maka janganlah kalian mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kalian memutar balik kata-kata atau enggan untuk menjadi saksi, maka sesungguhnya Alloh adalah Maha Mengetahui segala apa yang kalian kerjakan”. (An Nisa‟; 135).
ٍ ِ ِ ِ ِ يا أَيُّها الَّ ِذين آَمنُوا ُكونُوا قَ َّو ِام ِ ِِ ب لِلتَّ ْق َوى َ ُ ْي للَّو ُش َه َداءَ بالْق ْسط َوَال َُْي ِرَمنَّ ُك ْم َشنَآَ ُن قَ ْوم َعلَى أََّال تَ ْعدلُوا ْاعدلُوا ُى َو أَقْ َر َ َ َ َ )8( َواتَّ ُقوا اللَّوَ إِ َّن اللَّوَ َخبِريٌ ِِبَا تَ ْع َملُو َن “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Alloh, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencian kalian terhadap suatu kaum mendorong kalian untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan”. (Al Maidah; 8).
Semoga Alloh menjadikan kita semua termasuk dari hambaNya yang mendengarkan perkataan lalu mengambil yang paling baik darinya. ِ َّ ِ ِ ِ َّ ِ ِ ين يَ ْستَ ِم ُعو َن اْل َق ْوَل فَيَتَّبِ ُعو َن َ اجتَ نَبُوا الطَّا ُغ َ وت أَ ْن يَ ْعبُ ُد ْ ين َ ) الذ17( وىا َوأَنَابُوا إ ََل اللَّو َْلُ ُم اْلبُ ْشَرى فَبَش ِّْر عبَاد َ َوالذ ِ َّ ِأَحسنو أُولَئ ِ ِ ك ُىم أُولُو ْاْلَْلب )18( اب َ ُ ََ ْ َ ْ َ ين َى َد ُاى ُم اللَّوُ َوأُولَئ َ ك الذ “Dan
orang-orang
yang
menjauhi
thoghut
yaitu
tidak
menyembahnya dan kembali kepada Alloh, bagi merekalah kabar gembira. Maka sampaikanlah berita gembira ini kepada hambahambaKu.
Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik darinya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Alloh petunjuk, dan mereka itulah orang-orang yang memiliki akal”. (Az zumar; 1718)
.وصلى اهلل على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين Ditulis oleh: Abu Abdil Malik Abdul A’la -semoga Alloh mengampuninya-