^—«j^g,
BIBLIOTHEEK KITLV
0039 7719
A
a
v
# y
fl. H. ÇiQ«~
i - nn. -fsj
\ Û . A * C*.
7> lûvw
ft A..
S".n>
' 4 ST ê
fl/mi'^
*}5bl*ö
i1
VOOR
V-^enVOLKÄ
»
ISI B U K U : Halaman.
Fasal.
6
Muqaddimab I. II. III. IV. V.
Sebab
Peristiwa
Tindakan
Atjeh
i)
.Meletus
19
Illegal
26
Proklamasi
;
Sebab2 Pemberontakan Atjeh
>1
Pernjataan Kepala Negaia Islam Da'wah
5.'!
VII.
Susunan Pemerintahan
<>3
VIII.
Gambaran Pemerasan dan K e k e j a m a n
VI.
IX. X.
XI.
7»
Kerugian Pemerintah
113
Correspondensie Politik Antara Mr. S. M. Amin dengan Tgk. M. Daud Beureueh
!^0
Usaha Kabinet Burhanuddii
171
XIT.
Tiara
XIII.
Programa Kabinet Bahagian Atj(
^vIV.
Kesimpulan
XV.
...
Mendjfelesaikan
Penutup.
Keamanan
Atjeh
...
IÄ6 202
'228 231
dipersembahkan keharibaan putera-puteri Indonesia jang tjinta kepada perdamaian abdi. dan kepada putera-puteri Atjeh selaku sumbangsih untuk didjadikan kenai.gian dalam perdjuangan hid upnja dari masa kemasa.
Hasan Ali, Kepala Staf Divisi Tengku Tjhi' Di-Tiro dari Negara Islam Indonesia Daerah Atjeh, dengan pangkat Kolonel. Sebelumnja Kepala Kedjaksaan Daerah Atjeh.
M Ü Q A 1 ) I) I .M A H :
Darali j a n g membasahi bumi Atjeh, api jang membakar mendj alar seluruh Tanah Rentjong j a n g dimulai sedjak tanggal 20 September 1953, telah mendekati masanja tiga
tahun. Kehantjuran jang di'akibatkan oleh pertempuran jang dimulai—dengan frontaal oleh pemberontak j a n g beridiologi Islam itu dan kemudain berkisar berputar dengan gerilja, telah menjebabkan pihak pemerintah Indonesia mengalami kerugian moreel dan materieel jang sangat luar biasa besarnja didaerah ini. Ribuan Alat Negara jang telah punah, ribuan rakjat jang telah tewas, baik mereka turut langsung memihak pemberontak T.1.1. atau pun tidak, namun demikian j a n g djadi korban adalah rakjat belaka. Rakjatlah j a n g tewas, harta rakjatlah jang punah, moreel rakjatlah jang rusak, pendidikan rakjatlah jang hantjur. Rakjat rakjatlah jang menderita lahir batin. Demikianlah penderitaan rakjat terus menerus telah mendekati 3 tahun, akan tetapi pemerintah seolah-olah masih menonton peristiwa tersebut tidak hendak menjelesaikannja sebaik2nja, malahan masih ditjoba menjelesaikan masaalah Atjeh itu, dengan kekuatan sendjata meskipun telah dirasanja tidak sanggup, selain bertambah2nja kehantjuran, bertambahnja kekedjaman, bertambahnja isteri kehilangan suami, bertambahnja anak jatim dari kedua belah pihak, bertambahnja kesengsaraan rakjat jang diakibatkan oleh pemerasan alat negara dan sebagainja.
Memperhatikan nasib rakjat itulah menjebabkan timbul hasrat hati menjusun risalah ketjil ini. Isi didalamnja bukan sad j a meneropong akan tetapi memortret dari dekat kedjadian2 penting dalam peristiwa j a n g telah dan sedang terdjadi itu. Penulis adalah ibarat seorang tukang portret dan apa jang di rakamkan dalam buku ketjil adalah afdruk dari negatif jang ada, meskipun tidak dan belum lengkap seluruhnja dipaparkan dalam buku ketjil ini. Lebih2 isi document jang kita tuliskan dalam buku ini adalah salinan dari aslinj a jang diberikan oleh teman penulis j a n g selalu memperhatikan dari dekat adanja hubungan surat menjurat antara Mr. S. M. Amin, Gubernur Sumatra Utara, dengan Tengku Muhammad Daud Beureueh Pemimpin Tertinggi dari N.1.1. Atjeh, dalam hubungan penjelesaian keamanan Atjeh. Maksud penulis memuatkan document? j a n g ada ditangan penulis adalah supaja rakjat Indonesia dapat mengetahui dengan pasti apakah sebab2nja Atjeh berontak, mengapa maka keamanan Atjeh tidak dapat dipulihkan dengan politis atau "djalan lain'' jang selalu disebut2 oleh Pemerintah Burhanuddin atau jang sekarang ini. Apakah pihak Pemimpin2 Pemberontakan jang selalu mempertegangkan persoalan perdamaian keamanan Atjeh ataukah pemerintah sendiri, akan dapatlah kita bersama memperhatikan isi document dari kedua belah pihak. Semoga buku ketjil ini berguna dan berfaedah bagi Pemimpin2 Pemerintahan dan Pemimpin2 Ummat jang hasrat untuk mengembalikan keamanan Atjeh. Tanah Rentjong, pada 24 Ramadhan 1373, (5 Mei 195(ij Penulis, A. H . Gelanggang.
Tengku Amir Husin Al Mudjahid dengan keluargania mewakili Pemimpin Bes.tr Pemberontak. Sebelumnja pernah mendjadi Djendral Major TNI, kemudian Kepala Tambang Minjak S. Utara. Dia selalu berkata. "Kalau singa jang sedang tidur djangan diganggu".
i
SEBELUM
PERISTIWA ATJEH
"Apa sebab Atjeh berontak
MELETUS.
??"
Demikian pertanjaan jang timbul dikalangan masjarakat Indonesia seiljak hari meletusnja Pemberontakan Atjeh, pada malam Minggu, tanggal 20 September 1953 itu Pertanjaan tersebut sampai ini hari belumlah diperoleh djawaban jang sebenarnja oleh Ummat Indonesia, meskipun telah banjak buku2 j a n g diterbitkan, baik untuk memberikan djawaban, sebab musabab Atjeh berontak, maupun untuk memberikan gambaran sepintas lalu tentang pemberontakan Atjeh. Selalu kita mendengar berontak adalah :
bahwa
sebab musabab
Atjeh
a'. Karena Tengku M. Daud Bureueh diturunkan dari kursi ke Gubenurannja dan dipindahkan ke Kementeriari Dalam Negeri dengan tidak diberikan kursi b. Karena Pusat.
dileburkan
Feropinsi
Atjèh
oleh
Pemerintah
c. Karena'takut akan golongan feodal jang akan memadjukan tuntutan kepada pemimpin2 Atjeh jang turut dalam Revolusi 45 dan telah menghabiskan harta kaum feodal untuk kekajaan mereka. d. Karena gila pangkat.
( » ) o
e. Karena tidak senang melibat suku lain berkuasa dan memegang peranan dalam pemerintahan di Atjeh. f. Dan seribu satu sebab lain j a n g dikemukakan, menurut kata hatinja dan bukan setjara realiteit. Bagaimana j a n g sebenarnja dan apakah sebal>2 maka Atjeh berontak, baiklah tidak usah penulis rekakan menurut pendapat penulis sendiri tetapi djawabannja, baiklah kita bersama memperhatikan dari uraian Pemimpin- j a n g bersangkutan j a n g akan penulis paparkan selengkapnja da la n» buku ini. Dengan demikian tentulah para pembatja akan dapat meanalisa sendiri dan tidak lagi meraba;} da'ani gelap. Dalam pada itu marilah pembatja penulis bawa sebentar ke Tanah Rentjong untuk menindjau apakah jang telah terdjadi setelah Kongres 'Alim Llama se Indonesia berlangsung di Medan Kongres 'Alim Ulama se Indonesia, j a n g telah berlangsung di Medan pada bulan April 1953, dimana Tengku Muhammad Daud Beureueh, memegang putjuk Pimpinan selaku Ketua Umumnja, diantara lain dengan suara bulat dan sepakat, telah mengambil keputusan : " M E M P E R D J U A N G K A N DALAM P E M I L I H A N UMUM J A N G AKAN DATANG SUPAJA NEGARA REPUBLIK INDONESIA INI MENDJADI NEGARA ISLAM INDONESIA". Demikianlah salah satu keputusan, keputusan j a n g katanja harus diperdj uangkan dengan segenap fikiran, dengan segenap tenaga dan harta benda dan d jika perlu dengan berkuah darah, seluruh ummat Islam dibawah pimpinan Ulama2nja harus dapat bersatu dan berd j uang untuk meng-Islamkan Republik Indonesia ini. Sekalian Alim Ulama dan tjerdik pandai j a n g hadir dalam Kongres di waktu itu telah berdjandji dengan dirinja ( 10 )
sendiri dan dengan Allah setjara bai'ah (bersumpah) betapa pun susah dan sukarnja pasti segenap keputusan j a n g telah diambilnja itu akan dilaksanakannja. Sebagai langkah pertama para kongresisten sekembalijija kedaerahnja masing2 akan menjarankan dan menjampaikan segenap putusan Kongres kepada umum, laki2 dan perempuan, supaja segenap ummat Islam dapat mengetahui isi Kongres tersebut untuk didjadikan pedoman manakala nanti sampai Da'wah (seruan) kepada mereka. Pun supaja tiap kaum Muslimin dalam pemilihan umum j a n g akan datang akan memilih Islam sebagai Dasar Negaranja. Para Ulama j a n g insaf dan sedar akan ketinggian Agama Islam, agama ,iang mendjamin hidup berbahagia dunia dan achirat, agama j a n g tinggi, tiada j a n g lebih tinggi daripadanja disisi Allah, agama j a n g perdhu dan wadjib ditha'ati oleh segenap Muslim j a n g beriman penuh kepada Allah dan RasulNja, dengan berpedomankan Q U R A N dan S U N N A H RASUL, harus dihormati, dipelihara diperdjuangkan dan dipertahankan mendjadi Undang2 dasar hidup dan harus pula mendjadi Undang2 Dasar Negara. Sebab mereka telah muak menonton, melihat, betapa kekafiran2 Ummat manusia, j a n g telah mentjemohkan dan menghina terus menerus Nabi Muhammad s.a.w. Quran dirobek2, diindjak2, didjadikan bungkusan pisang goreng, dipalsukan, dibakar, dihina2kan sebagai perlakuan Kartawinata dan sebagainja. Malahan Pemerintah Indonesia sendiripun telah berani bertindak dengan tegas, melarang beberapa ajat Allah itu dibatja diradio R.I. Djakarta, dengan mentjoret ajat2 dan Hadis j a n g mendjadi keimanan Ummat Islam sedunia, dengan dikatakan mengganggu ketenteraman umum, dan sebagainja. Bukan itu sad j a j a n g mendjadi pedoman para Ulama
( n )
H Ufe
Tengku Sjeh Abdul Hamid (Ajah Hamid) Bupati N.I.I. Atieli Utara. Bapak dari Pergerakan Atjeh. Pernah mendjadi Pemimpin (ketua delegasi) ke-Tanah Sutji dari RI. Bekas anggauta D.P.R. dan Kepala Djawatan Agama Atjeh Utara.
dalam kongres itu, tetapi pun melihat adanja kerusakan2 morel dari pada pemuda pemudi dilapangan sport, dikolam mandi dimana mereka bergelut dengan sesuka hatinja dengan pakaian ala Bikini jang hanja menutup kemaluan dan buah dadanja dengan setjank kain jang tidak lebih besarnja dari lengan. Mendengar adanja dangsa dangsi telandjang ala Paris, dan melihat perzinaan ditiap liku Negara Pantjasila. dengan tidak atau kurang sekali perhatian Pemerintah dan alat2nja. Memperhatikan pula betapa ketjurangan2 alat Negara j a n g memeras rakjat, baik dari sudut lalu lintas, dari sudut perdagangan, diperbagai djawatan dst. Memperhatikan djuga betapa besarnja sudah berdjangkit penjakit koropsi j a n g dimainkan pegawai Tinggi, menengah dan bawahan jang membuat Negara bangkerut karenanj a. Dengan dasar2 pertimbangan inilah para Ulama telah muak dengan sistem pemerintahan Pantjasila, jang sesungguhnja telah mendjadi pengetahuan umum, dan memerlukan adanja perobahan2 jang sesuai dengan djiwa dari ummat j a n g 90 prosen memeluk agama Islam. Para Ulama dengan tegas telah berdjandji bahwa untuk menjempurnakan maksud merobah dasar Pantjasila kepada dasar ke Islam.an, tidak ada daja upaja jang lain selain sekembalinja kedaerah masing2 mengadjak rakjat memperdj uangkan Negara Islam dalam pemilihan umum dan konstituante nanti, bahkan djika dengan itu tidak di tjapai kemenangan, setjara illegal pun harus ditempuh. Munkin dengan tekat jang bulat itulah para Ulama sekembalinja kedaerahnja masing2 lalu mengadakan rapat umum dimana2 men j ampaikan segenap keputusan Kongresnja jang baru itu. Oleh karena itu-lah maka terdengar(13 )
Iah adanja rapat2 umum dimana2 terutama didaerah Atjeh, dimana ketua umumnja sendiri Tengku M. Daud Beureueh mendjeladjah seluruh daratan Tanah Rent jong memaparkan keputusan Kongres 'Alim Ulama, dimana antara lain diadjaknja agar dalam pemilihan umum nanti Ummat Islam harus memilih blok Islam, djika benar2 menghendaki adanja Negara Islam j a n g dapat mengatur Negara dan kepentingan ummat manusia menurut kehendak Allah dan iansr diridzaiNja. ? Betapa hasrat rakjat ketika itu, tampak sungguh d.mana2 sadj a tempat j a n g diadakan rapat umum, ribuan manusia Iaki2 dan perempuan mengundjunginja. Tengku M. Daud Beureueh j a n g dikenal sebagai Singa Podium seorang orator Atjeh, j a n g lebih besar pengaruhnja dari bukarno, telah sanggup memompakan semangat jang 'berapi2 kedalam djiwa rakjat Atjeh. Semangat d jihad, semangat berkorban semangat berdjuang dengan harta, dengan tenaga dengan djiwa raganja, telah dipompa dan ditanamkan dalam d,,.wa dan kesekudjur tubuh tjutju2 pahlawan Iskandar Muda dan Tjik Di Tiro itu. Dimana2 terdengarlah pembitjaraan, bahwa djika demikian benar telah putusan 'Alim Ulama kita diseluruh Indonesia ini, Insja Allah dalam perd Juangan kita kali ini Negara Islam Indonesia akan berdiri dan Republic Pantjasila akan hantjur, hantjur lebur sekali dengar, p a t u n g Hindunja. Pak Badau akan mati kutu, Pemimpin Koroptor akan musnah, kerusakan moral akan dapat diatasi, Negara akan sehat dan Hukum2 Agama akan dapat didjalankan dipersada tanah air. Pendek kata tiap2 selesainja rapat umum itu, seolaholeh telah terbajang dimuka chalajak ramai, Negara Islam telah berdiri. Berbulan-bulan Tengku M. Daud Beureueh berdjalan ( 11 )
terus menerus keseluruh Atjeh mengadakan pidato2 j a n g menjerupai Kampanje Pemilihan L'mum, tetapi namun demikian Pemilihan Umum j a n g telah bertahun-tahun itu diumumkan, ditunda, tetap selalu mundur dan diundurkan oleh pemerintah. Munkin agaknja karena melihat keadaan Pemerintah Ali Sastroamidjojo makin hari, makin melakukan tindakan2 j a n g merugikan Negara dan rakjat, dimana pertumbuhan semakin buruk, koropsi semakin mendjalar, pemimpin2 besar j a n g tadinja baru djadi Menteri telah d j adi melioner, mempunjai perusahaan ( N . V.) besar, Partai2 dalam pemerintahnja semakin hidup mewah oleh sokongan Pemerintahan Ali itu, pegawai dari sehari kesehari diset keluar dan diganti dengan orang2 P.N.I. Daerah2 terutama daerah Atjeh bukan bertambah madju baik dalam ekonomi dan sosial, apa lagi dalam taraf pendidikan dan perhubungan, dimana djalan raja semakin bobrok, putra putri Atjeh j a n g hendak men j ambung sekolahnja keluar daerah, t rutama dipusat Sumatra Utara, Medan, banjak j a n g tidak r.iendapat tempat, disekolah manapun, sedang kalau putra2 l>atak dan Minangkabau mendapat tempat istimewa dari Directeur2 sekolah j a n g bersangkutan. Pembangunan Atjeh sungguh sedikit pun tidak dihiraukan, sehingga kebutuhan rakjat umum, umpamanja irigasi j a n g relah hantjur misalnja: Krueng Nalan dan lain2nja, «tau kebutuhan irigasi lainnja j a n g selalu diminta dan dituntut oleh rakjat, tidak dan djarang sekali j a n g dipenuhi. Pada hal puluhan Menteri, Pegawai Tinggi, Residen, Bupati, Gubernur A. Hakim sendiri, bahkan Wakil Presiden H a t t a s.jndiri pernah datang menindjau ketempat irigasi j a n g mendjadi hasrat pembangunan rakjat, namun demikian, setelah habis m-nindjau, setelah ditjatat, baik Medan, Kutaradja, atau Djakarta sendiri, semua tjatatan itu tinggal dalam buku, tinggal dalam tjatatan, tidak dilaksanakan, t'dak diindahkan lagi, meskipun kalau diperhitungkan belandja wang djalan pembesar2 j a n g bersangkutan j a n g h meliunan rupiah itu, kalau kelak diperbuat irigasi j a n g mendjadi djiwa penghidupan rakjat akan puluhan
Z.
'.,:..
.,; v.,..
( ^ ).
Tengku Hasballah Inderapuri (Tengku Inderapuri). Seorang Ulama Besar jang teimasjhur di Atjeh. Ketua Madjlis Iftak Negara Bahagian Atjeh. Sebelumnja Kepala Mahkamah Sjariah Daerah Atjeh.
.buah. dapat disiapkan. Kalau .kita paparkan satu persatu kekurangan2 dan kebobrokan Atjeh, dus kemunduran dan jang tidak mendapat santuiian sepertinja dari pusat, selain menendang keluarga pegawaia asli suku Atjeh dan diganti dengan suku Batak, Padang dan Djawa j a n g maha bidjaksana dan bukan bidjak sini untuk Atjeh, karena jang datang dari sana itu adalah ahli2 koropsi, dan bukan ahli pembangunan dan kemakmuran rakjat, akan pandjanglah jang perlu kita uraikan, sehingga kelak pembatja akan menduga bahwa penulis buku ini adalah penuh dengan sentimen terh a d a p suku, lain. .Pada hal djika pembatja luar daerah jang datang melihat dan menjndjau dengan penuh keinsafan dan dengan penuh kesosialan menurut dasar.2 kemadjuan sesuatu Negara, sesuatu daerah, tentulah akan turut meradjuk dan mendongkol, apa lagi kalau daerah pembatja sendiri diperlakukan sedemikian rupa. Karena nila setitik rusak air sebelanga, karena kudis jang ketjil tidak diobati achirnja mendjadi pekung. Munkin karena tindjauan jang diataslah, maka Pemimpin Besar rakjat Atjeh, Tengku M. Daud Beureueh, lalu mengambil sikap tersendiri dengan rekan2nja. Kans jang baik dalam menjerahkan putusan Kongres 'Alun Ulama dan kampanje Pemilihan Umum j a n g akan 'datang itu, lalu dipergunakan untuk melintasi 'angan2nja mendirikan Negara Islam Indonesia j a n g telah dipelopori oleh Kartosuwirjo pada tahun 1949, j a n g diikuti oleh Kahar Muzakkar dalam tahun 1952, diluar dan sebelum pemilihan umum j a n g ta'djadi berlangsung itu. Ia mulai mendjalankan actie dibawah tanah, mengadakan rapat2 rahasia dengan rekan2nja j a n g karib, dengan pemimpin- rakjat j a n g seia sekata dan setia. Dimana dan bagaimana pembatja tentulah tidak mudah akan kita ketahui. ( 17 )
J a n g kenjataan, beberapa bulan setelah diadakan rapat2 umum, tumbuhlah laksana kulat dimusim penghudjan Pandu Islam d,mana2 seluruh Atjeh. Mula2 kita lihat anak2 kemudian pemuda malah sampai2 kepada orang tua2.
n a ,I fl KeP r <1Uan / t ?
tidaklah
mend
> * satu persoalan
pada mulanja sebab ketika itu pertumbuhan kepanduan di Atjeh sungguh sungguhlah sebagai kilat dimusim kemarau. a nd Muha
p T n P . rf"' Kî ?
™dijah, Pandu Rakjat
p£5 'P .an i \ P a n d u T i o n g h o a ( » R T & Nasional) I andu »uteri dan sebagainja. Hampir setiap hari kota2 hiruk pikuk dengan kepanduan belaka, ketika mereka mengs adakan Iatihan2. Dengan demikian, dimanakah orang bahwa Pandu Islam itu akan berontak?
dapat
menduga g
h , , I n , P a m l U I s I , a m , < l a W , S e h a r i k e s e l l a r i s e m a k i n subur ndupnja. semakin banjak pengikutnja. Mereka kemudian ternjata mendapat latihan tentera, dilatih oleh tentera2 seleksi j a n g telah berpengalaman. Mereka diadjar t i a r a menjerang, tjara menjerbu. Bukan sadja s i a n g / m a l a h a n h malam2 pun mereka dilatih. maianan Alat Negara mulai tertarik perhatiannja kedjurusan du tetapi mereka tidak berani bertindak, sebab tidak ada satu pun ken.,ataan2 j a n g melanggar hukum.
( IS )
II. TINDAKAN
ILLEGAL.
Gerakan berbisik dari kaki tangan Tengku M. Daud Beureueh berdjalan terus menerus dengan tidak diketahui sedikit djuapun oleh alat2 Negara. Pemimpin2 j a n g dipertjajai telah dibai'ahkan, (disumpahkan) merekalah j a n g memegang peranan penting ditiap pelosok kota kampong dan dusun. Mereka mendjalankan rolnja dengan diam2 tetapi berhasil. Hampir semua pamong peradja diketjamatan2 telah dapat dipengaruhi, demikian djuga ketua2 rakjat dikampong-kampong j a n g dianggap berpengaruh, semua telah bersumpah setia. Pandu rakjat sendiri seorang pun tidak ada jang mengetahui kemana mereka akan dibawa ketjuali beberapa pemimpinnja, itu pun j a n g benar2 telah ada kepertjajaan dan j a n g dapat menjimpan rahasia 100 prosen. Rakjat umum sama sekali tidak tahu akan gerakan j a n g akan diletuskan itu. Kapan revolusi akan ditjetuskan, malam apa, tanggal berapa ketentuan itu hanja berada dalam pikiran Pemimpin Besar mereka. Pemimpin bawahan hanja menunggu knop ditekan Dalam pada itu munkin oleh kedjadian Tangse jang pertama j a n g telah gagal itu, dimana lapuran kepala polisi Kabupaten Pidie telah disampaikan kepada N j a ' L'mar, Koordinator Kepolisian Daerah Atjeh, ataukah karena panas di Kutaradja, maka di Kutaradja pada awal bulan Septem( 19 )
T. A. Hasan, Menteri Keuangan dm kesehatan dari Negara Bah i gian Atjeh. Sebelumnja Bupati Kepala Daerah Atjeh Pidie-Sigli.
her telah diadakan* Konperensi Keamanan Daerah "oleh 'Pemerintah disana, dirhana antara lain hadir sebagai Kepala Daerah Tengku Sulaiman Daud selaku Pemangku Koordinator Daerah Atjeh, N j a ' Umar Koordinator Kepala Polisi Daerah Atjéh, Sutikno Kepala Kehakiman Daerah Atjeh, Kepala Kedjaksaan Daerah Atjeh dan Instansi lainnja j a n g 'ada hubungan dengan soal keamanan. Setelah selesai Konperensi Keamanan itu atas pertanjaan pers (Semangat Merdeka], Nja'" Umar memberikan keterangan, bahwa keamanan di Atjeh tetap sebagai biasa. Kegelisahan2 j a n g terdjadi dalam beberapa hari ini belum diketahui udjung pangkalnja. Menurut diketahui tidak ada 'ge'rakan2 illegal. Surat2 kabar Medan dalam pada itu sibuk pula menjiarkan berita, bhawa keadaan di Atjeh agak keruh, Golongan feodal telah banjak j a n g pindah dan mengungsi ke Medan, dan kepada Gubernur telah dilapurkan bahwa Atjeh akan berontak. Beberapa hari kemudian kembali Semangat Merdeka menjiarkan interview dengan N j a ' Umar Koordinator Kepolisian. Antaralain N j a ' Umar memberikan keterangan bahwa keadaan politik hangat. Selandjutnja dikatakannja bahwa di daerah ini telah ada gerakan illegal j a n g sedang ditiup dan digerakkan oleh kalangan2 j a n g tertentu. Semalam sebelum itu kata kalangan j a n g lajak dipertjajai memang Nja' Umar telah menjampaikan berita politik pada Darwin Karim Kepala Polisi Sumatra Utara dengan i telefon, oleh karena itu tidak heran manakala ia telah berani memberikan keterangan j a n g d jelas kepada pers. Tersiarlah berita kedua' dari N j a ' Umar, masjarakat Atjeh mulai kalut dan sibuk. Dengan demikian orang j a n g menganggap dirinja perlu dengan segera menjingkirkan diri '(
21 )
gÄ^^SÄ asas s
î «t sMsr p u P a n
lari ke Medan
,
-
puiuh
-3 Ä
Bupati î ï p ' ^ ; ^ . ? 1 1 Pemangku Koordinator, «upat, Atjeh P,d.e, Bupati Langsa dan Atjeh Utara. Sebelumnja ke Medan telah lebih dahulu datang Nia'
Mudl' S e t n l
"
SUlaiman
^
**"** ^ ^ *
et a 9 5 3 ant Hakim Î K. Hasan Î Ï 8 ' "dan f ^Zaini V * ' Bakri, " 1 9 pihak « a Gubernur Hakim, T I A iamr bersano-
djdasan ah ,berik r r r WSr^s i™: t 1 gubernur tentang duduknja persoalan, dimana masine2 Bupati menjatakan bahwa dalam pandangannja belum "da anas.r 2 jang dapat dikatakan membahajakan teaman™ Dan dalam soal itu Bupati Atif-h T ; m „ . -7„' u i memperlihatkan verslag k ^ A n T a n ^ ? ™ ^ diadakan 4 han jang lalu dimana telah ditanda tangani oleh kalangan polisi dan djaksa jang bersangkutan, bahwa di daerahnja keamanan baik dan tidak ada jang mentjurijakan! Bupati Pidie T. A. Hasan, ketika itu sebenarnia pada har, Senin tgl. 14 September 1953 akan mengadakan konperensi keamanan di daerahnja, tetapi oleh panggüannTa Gubernur pada tanggal 12 terpaksa berangkat k f Medan dan terpaksa pula menunda konperensi tersebut. Ia tetap optimis dengan daerahnja, demikian jam? J g disampaikan kepada Gubernur A. Hakim. Dalam sidangnja jang kedua pada malam hari, dimana ( 22 )
hadir Gubernur A. Hakim, Darwin Karim, Residen Daud Sjah, N j a ' Umar, Bupati T. A. Hasan, / a i n i Bakri, Patih Muda Sedang j a n g mewakili Koordinator Atjeh, dan kemudian Bupati Atjeh Utara Usman Aziz dan Bupati Kepala bahagian Politik Sumatra Utara. Dalam pertemuan ini Bupati2 semuanja pada sependirian menjatakan bahwa keamanan Atjeh meskipun begitu besar ditiup orang namun tetap sebagai biasa, demikian djuga dengan Muda Sedang j a n g mewakili Residen Koordinator Atjeh. N j a ' Umar sendiri djuga dalam kesangsian memberikan keterangan. Ia hanja melihat pada lapuran bahwa dimana2 Pandu Islam di Atjeh telah dilatih dengan tombak, lembing dan parang. Lapuran lainnja menerangkan bahwa Takengon Tangse telah banjak membeli garam dan ikan asin.
dan
Residen Daud Sjah sendiri menjatakan : "Saja tidak heran kalau penduduk Tangse dan Takengon membeli garam dan ikan asin banjak2nja pada saat ini, sebab sebulan lagi di Atjeh telah musim penghudjan. Tentang banjaknja rakjat j a n g membuat parang atau memakai parang. Residen Daud Sjah pun mengatakan, djika musim turun kesawah telah dimulai, tiap rakjat Atjeh lebih banjak memerlukan parang untuk mengerdjakan atau menebas disawahnja". "Kalau ditakdirkan Tengku Beureueh hendak berontak saja masih sangsi sebal) sa'at itu telah berachir." Demikian Daud Sjah. Gubernur Hakim sendiri setelah memperhatikan kedjatuhan Daud Beureueh dari kedudukannja, melihat keta'atan rakja* kepadanja diwaktu itu, djuga tidak mempertjajai sama sekali bahwa Daud Beureueh akan dapat bertindak kearah satu pemberontakan melawan Pemerintah j a n g kuat, sebab pengikut2nja tidak ada lagi. Demikian kira2 kesan j a n g dapat ditangkap dalam tanja djawab dengan T. A. Hasan. ( 23 )
Letn. Kolonel Hasan Saleh, bekas Kapten TNI jang memihak Pemberontak Islam Atjeh dengan 1 Kompi anak buahnja. Sekarang memegang Pimpinan Komandan Operasi Divisi dan paling achir sebigai K.S.A.D. Negara Bahagian Atjeh:
( 24 )
Dari karena itu baik T. A. Hasan maupun Zaini Bakri ketika diinterview oleh pers di Medan sebelum peristiwa Atjeh meletus, mereka mengatakan daerahnja tetap aman dan tidak disangsikan adanja satu gerakan illegal. Memang kita tidak dapat men j alahkan mereka karena rahasia pemberontak j a n g sebenarnja tidaklah diketahuinja, sebab segala apa' j a n g akan kedjadian tentulah kepada wakil2 Pemerintah j a n g disangka membahajakan gerakannja tidak akan diberi tahukan. Keterangan mereka kepada pers memang pihak umum merasa tidak puas sebab beberapa hari kemudian (kira2 tgl. 18-19) Waspada Medan telah pula membuat (memuat) satu artikel "Ada asap tidak ada api" sebuah artikel bersambung j a n g mengupas pandjang lebar situasi Atjeh diwaktu itu: Orang menduga bahwa artikel itu ditulis oleh Muda Sedang anggota P.NI j a n g turut bersama para Bupati di Medan. Dengan adanja artikel dalam Waspada itu -semakin mendjadi tandatanja kapankah sebenarnja Atjeh akan berontak ? Bupati2 Atjeh, Wedana2 dan pembesar2 lainnja sebahagian besar telah berada di Medan untuk mempersaksikan P O N I I I . Mereka seluruhnja tidak ada s jak wasangka bahwa Atjeh akan berontak pada tanggal 20-21 September 1953 itu. Dari itulah semua j a n g bertanggung djawab di Atjeh, diwaktu letusan peristiwa darah itu berada di Medan. ;
~x-
. ( 25 )
i
III. P R O K L A M ASI. Salinan.
P R O K L A iM A S I. Berdasarkan pernjataan berdirinja Negara Republic Islam Indonesia pada tanggal 12 Sjawal 13(58 / 7 Augustus 1949, oleh Imam S. M. K A R T O S U W I R J O atas nama Ummat Islam Bangsa Indonesia, maka dengan ini kami njatakan, D A E R A H A T J E H DAN S E K I T A R X J A mendjadi Bahagian dari pada N E G A R A ISLAM INDONESIA.
ALLAHU AKBAR! ALLAHL AKBAR! ALLAH AKBAR! Atjeh Darussalam. 13, Muharram 1372, 20, September 1953. Atas nama Ummat Islam Daerah Atjeh dan sekitarnja. t. t. d. ' (Tengkoe M. Daud Beureueh) _ _ _ _ ^
( 20 )
i
P R O K L A M A S I. berdirinja NEGARA ISLAM I N D O N E S I A Dengan nama Allah J a n g Maha Murah dan J a n g Maha Kasih. Kami Ummat Islam Bangsa Indonesia menjatakan berdirinja "NEGARA ISLAM I N D O N E S I A " Maka hukum j a n g berlaku atas Negara Islam Indonesia itu ialah : HUKUM
ISLAM.
ALLAHU AKBAR! ALLAHU AKBAR' ALLAHU AKBAR! Atas nama Ummat Islam Indonesia Imam Negara Islam Indonesia t. t. d. (S. M. K A R T O S U W I R J O ) Madinah I N D O N E S I A , 12 S.iawal 13(58, 7 Augustus 1949.
PENDJELASAN DARI PROKLAMASI
SINGKAT. KARTO
SUWIRJO
Alhamdulillah, maka Allah sudah berkenan m e n c u r a h kan kurn.anja J a n g Maha Besar atas Ummat Islam «angsa Indonesia, ialah Negara Kurnia Allah jantr meliputi seluruh Indonesia. ( 27 )
Kolonel Husin Jusuf, bekas Kolonel T.N.I. Keamanan/Pertahanan Negara Bahagian Atjeh.
Sekarang
Menteri
Negara Kurnia Allah itu, adalah Negara Islam Indonesia atau dengan kata2 lain: A D - Ü A U L A T - U L 1SLAMYAH atau dengan singkatan j a n g sering dipakai orang D.I. (ditulis dan dikatakan: de ie), selandjutnja hanja dipakai satu istilah resmi, jakni : NEGARA ISLAM
INDONESIA.
3.
Sedjak bulan September 1945, pada ketika' turunnja Belanda ke/di Indonesia, chususnjà ke/di Djawà atau sebulan kemudian dari pada proklamasi 'berdirinja Negara Republic Indonesia", maka Revolusi Nasional j a n g mulai menjala pada tanggal 17 Augustus 1945 itu merupakan "perang" sehingga sedjak masa itu seluruh Indonesia didalam keadaan perang.
4.
N E G A R A I S L A M I N D O N E S I A tumbuh dimasa perang, ditengah-tengah Revolusi Nasional jang achir kemud.annja setelah Naskah Renville dan Ummat Islam Bangsa Indonesia bangun serta membangkit melawan keganasan pendjadjahan dan perbudakan jang dilakukan oleh Belanda, beralih sifat dan udjudnja, mendjadi Revolusi Islam atau perang sutji.
5.
I N S H A A L L A H p e r a n g - s u t j i atau Revolusi itu akan berdjalan terus hingga:
Islam
a. Negara Islam Indonesia berdiri dengan sentausa tegak—teguhnja keluar dan kedalam, 100 prosen de facto dan de jure, diseluruh Indonesia. b. Lenjapnja
segala
perbudakan
dan
pendjadjahan.
e. Terusirnja segala musuh Allah, musuh Agama dan musuh Negara dari Indonesia; dan d. Hukum2 Islam berlaku dengan sempurnanja luruh Negara Islam Indonesia. ( 29 )
dise-
6.
Selama itu Negara Islam Indonesia merupakan : NEGARA ISLAM I N D O N E S I A DIMASA PERANG atau D A R U L I S L A M F I E W A Q T I L H A R K I .
7.
Maka segala hukum j a n g berlaku dimasa itu didalam lingkungan Negara Islam Indonesia, ialah : H U K U M DIMASA PERANG.
8.
Pada dewasa ini kemerdekaan Nasional jajjg diusahakan selama hampir 4 tahun kandaslah sudah.
9.
Proklamasi ini disiarkan keseluruh dunia, karena Ummat Islam Indonesia berpendapat dan berkejakinan, bahwa kini sudah tiba sa'atnja melakukan WAD J IB S U T J I j a n g serupa itu bagi mendjaga keselamatan Negara Islam Indonesia dan segenap rakjatnja, serta bagi memelihara kesutjian Agama, terutama sekali bagi MELAHIRKAN KEADILAN ALLAH DI DUNIA I N I :—
10.
Semoga Allah membenarkan proklamasi herdirinja N E G A R A I S L A M I N D O N E S I A itu djua adanj'a INSJA ALLAH " AMIN!!! BISMILLAHI ALLAHU AKBAR!!!
( 30 )
IV. SEBAB2 PEMBERONTAKAN T E E D JADI. Sebal, musabab lahirnja Proklamasi di Atjeh antara lam didjdaskan: 1.
Ummat Islam haram mentha'ati Pantjasila. (Memungkiri djandji, dhalim, dipengaruhi Komunis).
y.
Dengan d.jalan pemilihan umum Ummat Islam mungkin mentjapai kemenangan.
tak
Dalam pendjelasan lain diterangkan: Bahwa dengan diproklamirkan oleh Tengku Mohd Daud Beureueh atas nama Ummat Islam daerah Atjeh dan sek.tarnja, bahwa daerah Atjeh mendjadi Bahagian Negara Islam Indonesia, berdasarkan Proklamasi S M I.Wv, ,, atas nama Ummat Islam Indonesia nad« f f art°suwirJ° 194.9 dapatlah diartikan s e b a g a s a t a s a ' a î T ^ ^ JaDg penuh beriwajat dalam Ä Ä ^ ^ ' ^ an )at ZZh A i n i S be,ke , :t aar t ijlaa h d] Sa er
J 3 Ä .
'liataS
- ' - b a b i;ehirn?a
tanirk S « e n t t U r Ja " * ¥ " a , a s a , n t a m b a h a " dapat kita bentangkan keterangan Pemerintah NII itu antara lain diterang( 31 )
Tengku Umar Tiro. Tjutju Tengku Tjhi' Di-Tiro Pahlawan Atjeh melawan Belanda. Seorang Ulama dan Pemimpin. Gigih dan tabah dalam pertempuran.
kann,a bahwa b a g i . m e r e k a j a n g . s e l a l u menurut perkembangan politik d a n , pergolakan idiologi diangkasa Indonesia sedjak penjerahan . kembalnya kedaulatan Indonesia oleh -Belanda, tidaklah satu kemustahilan tentang Proklamasi itu diumumkan, karena nampak bahwa mereka berlomba-lomba dengan segja^nja.n.K^mam pengaruh dan melahirkan aliran mereka seba»jakflnj a .;dalam pertumbuhan Negara Indonesia kiranja satu s.a'at.,nanti, .rieel mendjelma Negara Isme jang dianut mereka,,ita., k(j
"' ' Aliran dan pengaruh j a n g demikian diwaktu jang ,paling achir sekali mendapat kemadjuan j a n g demikian pesatnja, lebih2 dikala hasilnja mereka mentjapai suatu susunan pimpinan kenegaraan dalam tangan golongannja, sehingga tidak^ sah lagi Negara Indonesia j a n g berpautjadide "KVWlÀ^&^H^* " g u n g k a n dengan si!a pertama K E T U H A N A N J A N G M A H A E S A " , kian mendekati kepada suatu^ pemerintahan Nasional Hinduisme, jang dilaksanakan dengan suatu sistem j a n g amat litjm oleh Pemimpin Negaranja Sukarno dengan pengikut2nja janemenganut paham D J A W A I S M E zaman keemasan Mad j a pahit dan Gadjah Mada, j a n g sedikit sudah diperaktikkan da am lapangan K ebudaj aan, Pengadjaraan dan Pendidikan, dalam Adat Istiadat Negara dan dalam berbagai lapangan lainnja, j a n g d, salurkan dengan melalui hukum* Negara jfng memerlukan d.taati, j a n g semuanja mengandungi g e e s t Hinduisme tegasnja berdjiwa anti dan menghilangkan b pengaruh ke Islaman. Mereka mempergunakan selaku alat penghasilan tjita2nja partai I . N . I . dan berbagai-bagai partai politik lainnja jang sebenarnja mempunjai aliran j a n g sama, dengan berpegangteguh kepada sila "Kebangsaan Indonesia" dari Pantjasila Negara selaku camouplage politik j a n g berselimutkan tj.ta2 kebangsaan, j a n g hakikatnja ialah berdjiwa Hinduisme dan Marxisme dengan alirannja j a n g Marheinisme dalam bentuk sedjarah kemaharadjaan Hindu Aladjapahit d.zaman purba pulau Djawa, sehingga dengan demikian »anjak pula dikalangan Ummat Islam j a n g terkitjuh dan ( 33 )
tcrperdaja, meninggalkan dasar perdjuangannja selaku orang Muslim, berdjnang menjokong golongan j a n g sebenarnja bertjita2 menghapuskan Islam dan pengaruh2nja di'alam Indonesia ini. Dan lebih bahaja dan membahajakan lagi dengan adanja golongan ketiga pihak A T H E I S K O M U N I S j a n g tidak l>er-Tuhan, j a n g terang bermaksud membasmi Islam sampai keakar2nja dibumi Indonesia ini, membontjeng pula, dengan lain perkataan bekerdja sama dalam suatu tudjuan muthlak, j a n g semuanja itu merupakan antjaman dan bahaja maut jang sebesarnja untuk zaman depan, untuk kita, turunan kita selaku Ummat Islam Indonesia j a n g bertanggung djawab untuk keluhuran dan kesutjian agamanja dibelakang hari kelak. Bahaja dan pengaruh demikian tidak munkin tertolak
nesia didengungkan keseluruh dunia dan kesegenap pend juru alam oleh Jml. Tengku Muhammad Daud Beureueh j a n g sedikit banjaknja mendjadi dentuman dalam membangunkan kesadaran kembali Ummat Islam diseluruh Indonesia dari sifat terlena dan nina bobokkan selama ini dalani menudju keruntuhan rohani dengan rangkaian pantjas.la Negara Indonesia untuk kembali kedalam kiblat semula dalam melahirkan suatu kenjataan dari suatu tjita2 keIslaman di Negara Indonesia ini.
Berkenaan dengan tidak sedikit pertanjaan2 jangtimbul mengapa maka pemberontakan dilakukan pada sa'at Kemerdekaan telah berusia 8 tahun, dengan pendjelasaa Pem.mpin Pemerintahan D.I. selaku keterangan pemerintahnja, dapatlah kita terangkan sebagai berikut ini Sebab2 maka Proklamasi Negara Islam tidak dilakukan V merebut kem ZiUTan, « d e k a a n dari Belanda S"> ditahun 1945, dan disa'at tampuk kekuasaan Atjeh berada dalam tangan 1 engku Muhammad Daud Beureueh selaku Gubernur Militeir Atjeh dan sekitarnja, jang diwaktu itu sebuah divisi tentera lengkap berada dalam genggamannia j a n g diorganiseer baik oleh Partai2 Islam, ialah karena hendak melihat dengan djelas sampai dimana Pemerintah, R.I. bermam api dengan politik bebasnja itu. Maka setelah mendengar, melihat dan mempertimbangkan dengan semasak2nja hal2 j a n g tersebut dibawah ini, j a n g dirasa tidak boleh diperbiarkan berd jalan terus berlandjut2an, maka dengan perkiraan j a n g tjukup itulah sebabnja di Proklamirkan berdirinja Negara Islam di Atjeh.. I.
IL
Melihat bahwa kemungkinan2 kemenangan Ummat Islam dalam mempengaruhi negara dalam bentuk mengisikan hukum2 Islam apalagi dengan Negara j a n g berdasarkan Islam, tidak memberi suatu kejakinan lagi. Pemeliharan Ummat selaku bajangan j a n g d i h a r a p ( 35 )
Tengku Hadji Abubakar. Seorang Pemimpin dan bekas saudagar di Bireun. Turut bergerilja dan sebagai anggauta Madjlis Sjura.
tempat mentjapai kemenangan Ummat Islam, diundur2kan dengan sifat teratur, bahkan - tidak ada suatu Pemerintahpun j a n g mem pun j ai rent j ana concret,. dalani mentj iptakann j a/karena adanja anasir2 j a n g menjabot, sehingga baru munkjn ada nanti, dikala dirasai oleh golongan anti Islam, j a n g kemenangan berada dipihaknja. Melihat usaha2 Pantjasila mendjalankan program rahasianja j a n g teratur rapi, kian memberi kemenangan, baik dalam lingkungan. Angkatan Perang, Pemerintahan, Luar Negeri, dengan, tudjuan bulat untuk menghempang aliran dan kemadjuan2 Islam, dan membasmi pengaruh ke-Islaman dalam susunan kenegaraan dalam berbagai lapangan diatas sehari kesehari membajangkan suatu antjaman bahaja bagi kedudukan Islam, diantaranja sebagaimana jang sudah diterangkan dalam alasan2 proklamasi diatas. Adanja pimpinan Pemerintah R.I. betul2 ditangan orang2 jang bermaksud menghantjurkan Islam dengan tjara teratur dengan sistem legal Parlementair, ja'ni Kabinet Ali jang mendjadi dukungan A T H E I S P.K.I.
itu. Sesudah menindjau kedalam dari persiapan2 k i t a : a. SaLu susunan Angkatan Perang anggota Rieel 1 Divisi T.1.1 terdiri dari 5 Resimen tambah 1 Bataljon Istimewa (8-kie) dan beberapa Kompie Pegawai Divisi, dengan persend] ataaii2 jang alakadarnj a. b. Adanja barisan Mobilsasi Umum j a n g penuh dengan kekuatan satu Divisi pula, dan adanja solidariteit jang penuh dari tiap2 Masjarakat Ummat Muslimin didaerah Atjeh, jang kiranja mereka dapat dipergunakan dalam membantu ( 37 )
tentera dalam gerakan total dan
frontal
c. Adanja keridlaan berdjihad oleh sebahagian anggota 1-VI. j a n g lengkap aiat2 persendjataasnja, terdiri dari putera2 Atjeh asli terutama jang berada didaerah Sumatra Timur, jaitu sebagai hasil perundingan j a n g berulang2 antara Hasan Ali, Hasan Saleh dan Hasballah Mada dengan para perwira2 j a n g bersangkutan dan j a n g bertanggung djawab. d. Adanja keridlaan berdjihad dari Rak j at Umum Pamongpradja, Polisi, dan Pegawai2 dari berbagai djawatan lainnja j a n g merupakan djuga tenaga2 penting dan sangat berguna dalam menjusun suatu N E G A R A HARU. e. Oleh semangat j a n g berluap2 dikalangan anggota2 Angkatan Perang N . I . I . demikian djuga dalam kalangan Rakjat umum dalam menjebabkan lahirnja latihan2 kilat dengan setjepat2nja diseluruh pelosok Atjeh. f
- 2 I x h T a C l a , n j a k e « i a t a n 2 dan kesibukan2 anggota r . N . I . diluar daerah Atjeh j a n g menjebelahi kita, dan sudah mendjadi rahsia umum.
g. Oleh adanja kesibukan dan gerak-gerik Pegawai R.I. j a n g menjebelahi kita dan perkembangan udara dalam masjarakat seiuruhnja tentang pengaruh menegakkan Negara Islam.' h. oleh adanja sesuatu pihak j a n g lain j a n g menangguk diair keruh, menghasut2 j a n g berat kemungkinan dapatnja pengaruh R.I. j a n g memusti adanja sesuatu tindakan j a n g bersifat penghalang dari sudut preventievetaak kepolisian. Maka dengan menindjau djuga kelemahan* j a n g ada dalam ( 38 )
Pemerintahan Pantjasila dikala itu, maka dengan seluruh factor2 diatas dan persiapan* kita jangdemikian itu, dengan mengingat djuga perkembangan tentang kegiatan, kesibukan dan persiapan kita, tidak memberi kemungkinan dapat dibiarkan berdjalan lama lagi, j a n g djika salah mempergunakan waktu, pasti suatu tindakan preventiv dari Pantjasila akan berlaku j a n g dengan membiarkan j a n g demikian berarti meridlai hantjur dan luruhnja benih2, penegak Islam didaerah Atjeh j a n g setjara tidak langsung berarti mengchianati tjita * sendiri, maka dengan penuh tawakkal dan dengan mengharapkan perlindungan dan bantuan Tuhan J a n g Maha Kuasa, J a n g Mulia Tengku M. Daud Beureueh, dengan semuafakat seluruh para stafnja menanggung resiconja MEMPROKLAMIRKAN ATJEH MENDJADI BAGIAN D A R I N E G A R A ISLAM I N D O N E S I A . Mendjawab pertanjaan, mengapakah tidak dilakukan serentak dikala perdjuangan merebut kemerdekaan dari Belanda dan dikala tampuk kekuasaan Atjeh dan daerah sekitarnja berada ditangan Tengku Muhammad Daud Beureueh, didjelaskan : 1.
Memang sedjak proklamasi ditahun 1945, oleh pemuka dan pemimpin* Islam seluruh Indonesia, tidak terketjuali Atjeh, berhasrat akan mengaturkan perdjuangan itu berdasarkan Islam semata2, tetapi oleh factor j a n g procees dikala itu, tjita2 j a n g demikian t i t a p disimpan dalam tiap2 dada pemuda, pemimpin, para pilitisi Islam dan Ummat2 Islam j a n g tjinta agamanja, dengan mengarahkan pèrdjuangannja dalam phase pertama, merebut kemerdekaan dari tangan pendjadjah asing, maka berdjuanglab seluruh Ummat Islam dalam lingkungan Angkatan Perang, kesatuan dari bansan2 bersendjata j a n g diorganisier oleh partai2 j a n g ( 39 )
A R . Hasjim, bekas Kepala Pendidikan Agama Kabupaten Pidi Komandan Resimen 1 jang pertami di Atjeh Pidie. Sekarang Kepa b P Polisi Negara Bahagian Atjeh.
tidak menjebut Islam', j a n g hakikatnja mereka berdjuang untuk Islafri dan dalam berbagai lapangan. La inn j a jan'g memberi kemungkinan dikala itu, dengan pertimbangan, bahwa hasrat dan tjita2 ke-Islaman dapat sen tuanj a itu diudjudkan nanti sesudah kita m.entjapai kemenangan dari pihak Belanda. I I . Dikala Tengku Muhammad Daud Beureueh selaku Gubernur Militeir, memang dari sudut kemiliteran dan strategis adalah dalam waktu jang se-baik2nja, tetapi politic dikala itu, menguatirkan atas keselamatan bahtera Negara Indonesia seumumnja, karena d jika Atjeh berakar kembali dibumi Indonesia lainnja munkin disa'at itu kedudukan Atjeh baik, tapi disangsikan djuga tentang sendi Islam dalam djiwa kenegaraan, karena sebagaimana dikatakan tadi, kemerdekaan Indonesia lainnja, terhapus dan kuku pendjajahan kembali berulang, maka Atjeh adalah dikelilingi pendjadjahan, jang principe! pendiadjah asing itu, tidaklah mengingini Atjeh berdiri sebagai suatu negara apalagi j a n g didalamnja mengandung asas2 ke-Islaman. Harus dijakini pendjadjah tetap ingin mendjadjah, j a n g pada mulanja dikala ia terdesak, Atjeh dibiarkan berdiri sendiri, tetapi pertjajalah, bahwa seditik demi sedetik, sa'at berdjalan, rentjana mereka pun berdjalan pula dan oleh liebatnja pengaruh luaran j a n g beriklim bebas, dan adanja anasir2 dari Atjeh sendiri j a n g tiada mengingini Atjeh selaku Negara Islam j a n g kita ketahui mereka seluruhnja dikala itu berada dalam naungan Belanda didaerah Sumatra Timur dan dikala itu seluruh Indonesia lainnja sudah tunduk maka pasti gilirannja sampai pula ke Atjeh, j a n g apa djadinja kelak, Atjeh disa'at hanja ( 41 )
Ä
^
den an
Denman ^P r i
«Jat kekuasaannja
f
,
teIatur baik
m0der n sft l W a -J a n ^
« mengandung tragedi nf ! . 4 ni, ak.batnja, Atjeh jang "dikala lahirn,à Islam den/an ^f-" W memisahkan dW dengan perdjuangan Indonesia lainnja, kemU indas nja p u Ï L f j,.P-djadjah, jang* 'akibat Sedjarah san at AttehP« h T ngSa ^ memalukan Satria dan n o d a n a
'
äterLÄ'
J «kan
d termanja terus menerus oleh anak dan tjutju kita dibelakang hari kelak. Ini adalah dari . pert,mbangan2 politik, tetapi dari sudut W ^ mempernhaPtranmPkeg,atan2 kn2 l'*?? dan A kejakinan2 perhatikan pemimpin Islam didaerah lainnja bahkan dipus^t
£ s s ï ï h zk 'rk' ma-ih
Ä i
mempun ai
E ^
Ä
J 2S
nb:gha?a
t=^tpivs
1 sedjarah kemudL m
BB6Ä3P £ktor
da
£
r
diWak tU i t U h a r U S
ula
dii
-S
r, ' 7S IO T u P *gat ? Ç1Sfh jan ^ masih menjaklnkan, bahwa t.mbulnja Republic Indonesia merupakan negara jang melindung Islam dan Ut2°\JTih ^ P ^ J - J " " 1 b a h w a menegakkah tjita ke-Islaman dalam negara masih dapat d.salurkan kedalam Negara Republic J K8 sedang diperdj uangkan itu. Kejakinan dan kepertjajaan jang munkin merata, bade dalam kalangan 'alim 'ulami pemimpm pol tisi Islam, J eb ih2 lag, pïra mtelek dan tjerdik pandai dalam £ l a n £ £ 8 Lmmat Islam sendiri. Oleh sebab itu, dalam suatu kejakinan , W dem.k.an besar pengaruhnja, maka tindakan
kan 2L r
( 42 )
menegakan Atjeh mendjadi bahagian dari Negara Islam Indonesia diwaktu itu, tidak b.djaksana djika kita proklamirkan. Demikianlah keterangan pihak Pemimpin N.I.I menjatakan sebab m usabab lahirnja Proklamas, dan pemberontakan Atjeh dilakukan. ' ,ucron seti^T311
ke
elama m Lh t« adalah k.
i T a n g a n , i t U gelaslah kepada kita, bahwa S bab2 l a , n Seba ai
r T "' 6
^
P er » ah d -"jalir Ne Sara Isian,
m mpr0klamirkan
!
itu adalah karena digeser dari kursi Pemerintahan ara„
ram7aurtahankan ^
*"» ^dudukannja " I d ^
j£j
mentjempelungkan d i ^ . ' S Ä g ä ? p 5 £ f f l £ j pem,mp,n2 Jang duduk dalam pemerintahan, X * dS
( 43 )
Tengku Zainal Abidin, ex Hakim R. I. Kabupaten Pidie. Menteri Kehakiman NBA.
Sekarang
Y. PERNJATAAN KEPALA NEGARA ISLAM INDONESIA DAERAH ATJEH. Dengan nama'Allah j a n g mahakuasa j a n g telah mengizinkan kami menjampaikan hasrat hati kepada saudara. Atas nama Allah kami rakjat Atjeh sudah membuat sedjarah baru diatas persada tanah tumpah darah, kami berkehendak membentuk suatu N E G A R A I S L A M . Kami telah djemu melihat perkembangan2 atas dasar Negara Republic Indonesia; betapa tidak, sedjak dari dulu kami berharap, bertjita2 j a n g negara berkisar atas dasar Islam, akan tetapi djangankan terudjud apa j a n g kami idam-idamkan, malahan sebaliknja makin tampak pada kami ada diantara pemuka2 Indonesia mentjoba membelok kearah jang sesat. Kami mengerti dan menginsafi bahwa dasar2 Negara Republic tidak mendjamin hak kemerdekaan beragama, beragama berarti kata j a n g se-benar2nja; tegasnja agama Islam jang melengkapi kehidupan masjarakat, tak dapat dipisah2kan, apa j a n g disebut Ketuhanan J a n g Maha Esa dalam anggaran dasar Negara Republic Indonesia. Bagi kami adalah satu permainan politik belaka, Ketuhanan J a n g Maha Esa bagi kami adalah sumber kehidupan masjarakat j a n g segala petundjuknja harus berlaku diatas bumi Indonesia, tidak dapat sebahagian berlaku sedang sebahagian jang lain tidak, baik dalam lapangan pidana dan perdata, dalam soal ibadat dan soal kehidupan sehari hari. D jika pidana Tuhan tidak berlaku, itu berarti menjimpang dari Ketuhanan J a n g Maha Esa. Andaikan undang2 Dasar R.I. sudah memberi djaminan kemerdekaan beragama ( 45 )
lama A.** P« 1 * d a P a t berdjalan hukum2 agama, A k } a t n 10 Malah™ Yu\^^ Ja ° P r o s e n beragama Islam Malahan oleh Kedjaksaan Agung sendiri pernah mentjoba2 mengeluarkan larangan berchotbah dimesdjid atau ditempat2 a,n j a n g katanja tempat agama, j a n g berisi politik, padahal bag, kam, politik ialah sebahagian dari agama jang kam anut, kalau boleh kami mengatakan bahwa KedfaksaTn la \ m s t a n s i resmi j a n g mula2 mentjoba mengE , ' halang-, kam, beragama, j a n g harus diminta pertanggungan d,hada P a n U n d a n S 2 Dasar Negara dan S p a n TOS* t u h a n , djika orang2 dari Kedjaksaan Agung diuea beragama dan beriman kepada Tuhan.
Rasa sedih kami mendengar utjapan Sukarno, Presiden B.1. j a n g ,nt, sarmja hendak mendirikan Negara ini atas dasar kebangsaan semata-mata, karena ia takut dj,ka Negara berdasarkan agama mereka j a n g tidak mengingini agama mendjad, dasar negara lalu mereka memisahkan diri, baiklah oleh karena itu kami j a n g mendahului perpisahan diri I r t L o T * J a n / b e f i f a t k e , l a n g - a n , kami mengerti apà artmja bangsa dan Agama; mungkin orang mengira, orang beragama t,dak mempunjai rasa tjinta bangsa dan tanah tumpah darah Indonesia, ini munkin bagi orang2 jang tidak mengerti apa itu agama Islam. *> J " S " a a * Rasa sedih dan kesal ini memupuk keinginan untuk membentuk suatu Negara Islam.
kami
Andai kata orang men j alahkan kami, maka kesalahan itu liarus mula2nja ditimpakan kepada pundak Sukarno sendir,. Tuhan kami mengatakan : "barang siapa j a n g tidak mendjalankan hukum j a n g telah ditentukan oleh ruhan maka mereka itu masuk golongan kafir". Pemerintah K L sudah ketinggalan kereta api untuk memahami apa j a n g terkaBdung dan diingini oleh rakjat Atjeh, Atjeh j a n g tadinja mendjadi daerah modal bagi tegak teguhnja R.I akan tetap, d n i sehari kesehari Pemerintah R.I. melupakan daerah modalnja; Atjeh dipandangnja sebagai daerah j a n g ( 46 )
brutal tak sedikitpun keinginan Atjeh j a n g dipenuhi oleh Pemerintah Republic Indonesia. Atjeh ditjegahnja untuk berdiri sendiri, berotonom sendiri, padahal sudah menjatakan keinginan berdiri sendiri, j a n g pada masa itu dalam hubungan Negara Kesatuan. Apakah jang mendjadi halangan untuk mengabulkan keinginan ini, hingga sampai dipertangguhkan sampai terbentuk Konstituante, jang didjandjikan akan membitjarakan hal ini? Apakah alasan menangguhkan ini? Munkin Pemerintah dengan Dewan Perwakilannja tidak berani bertindak untuk memperbaiki suasana ini? Bukan; bukan tidak berani, djika dibandingkan dengan keberanian Pemerintah serta Dewan Perwakilannja j a n g sudah mengubah bentuk Pemerintahan dari bentuk Republic Federasi kebentuk Republic Kesatuan pada tahun 1950, bukankah ini karena tidak ada niatnja? Rakjat Atjeh tidak minta daerah istimewa, apakah kelebihan dan keistimewaannja dari Atjeh? Tidakkah Pemerintah mempertimbangkan hal2 ini masak2 lebih dahulu? Rakjat Atjeh menunggu dengan tenang dan sabar terbentuknja Konstituante akan tetapi sajaag beribu sajang, Pemerintah dengan Parlemen bukan tidak menginsafi serta tidak memahami djiwa rakjat Atjeh j a n g sudah sekian lama menunggu-nunggu dengan harap2 t j emas dari tahun ketahun, malah Pemerintah R.I. j a n g sekarang mentjoba mengundurkan waktu pemilihan umum dengan 16 bulan lagi terhitung dari 1 D januari 1954; apakah menurut pendirian Pemerintah masa waktu 16 bulan lagi tidak begitu lama dengan menambah tahun2 j a n g sudah? Ataukah barangkali Pemerintah dengan orang2nja j a n g memerintah pada waktu ini lebih mengutamakan kepentingan golongan mereka sendiri dari kepentingan serta keinginan rakjat terbanjak? ataukah barangkali Pemerintah tidak mengerti bahwa Ketuhanan J a n g Maha Esa dari rakjat j a n g terbanjak tidak dapat did jalankan dalam pengertian demokrasi atau sebaliknja Pemerintah djuga mengerti bahwa Ketuhanan J a n g Maha Esa harus djuga diudjudkan dengan pengertian serta paham rakjat terbanjak, atau lebih tegas ( 47 )
_ _ _ _ _
Tengku Jahja Sulaiman Merdu. *
DjawT Bam',"' 3 ' 11 ' 1 '""*
Seorang Kurir Negara ianc ulune
mengadakan
hubun
S ™ dengan Kartosuwirjo
i orang Islamlah jang terbanjak di Indonesia j a n g seharusnja memberi bentuk pengertian Ketuhanan Jang Maha Esa.
*
m
Apakah Pemerintah memberi kesempatan lebih banjak bagi golongan ketjil j a n g berpaham djuga Ketuhanan J a n g Masa Esa tetapi bentuk serta tjoraknja berlainan, atau bagi golongan j a n g tidak bertuhan sama sekali untuk memperkoso paham golongan terbesar dinegeri ini? dimanakah letaknja paham demokrasi, apakah diatas formaliteit sematamata atau djuga harus berakar kedalam djiwa rakjat? Apakah rakjat harus mendukung Parlemen jang berbentuk demokrasi pada lahirnja serta Pemerintah jang sementara, apakah harus dipertahankan, walaupun berlawanan dengan djiwa rakjat. Kami tidak ingin memisahkan diri dari saudara2 kami dilain daerah jang diikat dengan rasa persaudaraan dan kemanusiaan, akan tetapi tidak pula mengingini diperanak tirikan atau dibiarkan hidup sebagai budak belian; anak2 kami tidak mendapat kesempatan jang baik untuk peladjaran, rakjat kami tidak mendapat kesempatan jang tjukup dalam kehidupan perekonomian akibat lalu lintas jang tidak teratur baik, dulu kami bersandel bahu dengan lain2 daerah mempertahankan kepentingan bersama, akan tetapi persamaan ini sekarang nampaknja tak terudjud dengan kenjataan se-hari2. Kalau kami sekarang membentuk suatu Negara, bukanlah berarti kami membentuk negara dalam negara, karena daiam hati dan djiwa kami N.R.L hanja kami anggap sebagai suatu djembatan mas mengudjudkan negara jang sebenarnja dan sedjak dari dahulu kami idam2kan, kini nampak djembatan ini tidak dipandang sebagai alat penghubung lagi, bahkan sebaliknja alat penghalang; apa lagi kesetian kami kepada R.I. jang berdasarkan kebangsaan sudah tidak ada, pada hal kesetiaan rakjat adalah tiang pokok tegaknja sesuatu negara dan persatuan kami dalam negara R.I. tidaklah diikat oleh suatu hukum j a n g .'.eharusnja sama didjundjung, betapa tidak, bukanlah menurut pendapat ahli N . R . I . hukum j a n g harus berlaku di Indonesia ini adalah hukum negara sendiri jang disusun (
49)
menurut sa Iuran tertentu, sekali pun berlainan dengan hukum2 dalam hal ini agama j a n g kami anut, sedang pendapat kami hukum (Islam) j a n g seharusnja berlaku. T i J A , t a , ° r a n g m e n g a t a k a n pembentukan Negara Islam di Atjeh berlawanan dengan hukum dan mengakibatkan kekatjauan kami akan mengatakan bahwa tindakan kam, im disebabkan oleh hukum j a n g katj au atau karena kekatjauan hukum; tentu tidak heran; kekatjauan akibat (karena) kekatjauan hukum, tentu orang tidak' akan dapat memperbaiki akibat sebelum ia sendiri memperbaiki asal Pokok musababnja. Kami rasa tindakan pembentuk Negara Islam baik dari hidup dan kehidupan dalam hukum serta aturan j a n g katjau balau, dan djika Pemerintah R.I. sudah memahami ini, maka djalan satu2nja untuk mengatasi soal ini jaitu dengan memperbaiki dasar2 negara dan politiknja dalam kekerasan tidak akan berguna sama sekali, dihadanan berasend-aUang
k
°rba"2
jaDg
''anJak
akibat
Perselisihan
Oleh karena itu kami minta agar Pemerintah R.I. tidak akan mengunakan alat sendjata untuk menghadapi soal kami ini, karena djika ini berlaku, pasti kami pun akan menentangnja dengan alat2 sendjata j a n g ada pada kami. Tidaklah orang merasa ketjewa, andai kata kami berhadapan dengan saudara2 kami j a n g kini mendjadi alat negara R I j a n g harus patuh walaupun kami tahu kahwa sebahagian besar d a n mereka sependapat dan sehaluan dengan kami sendiri, apa lagi djika ini terdjadi diantara anak berlawanan dengan bapaknja, atau adik dengan abangnja. Sekali ]a»-i kami berharap djika saudara2 j a n g beragama Islam jang kebetulan ini memegang peranan j a n g penting dalam Pemerintah R.I. tidak akan segan2 menjambut tangan kami kemudian memberi bantuan lahir batin, morel dan materiel, dan djika saudara berada di kalangan ketentaraan, kepolisian, djangan hendaknja alat sendjata dipergunakan terhadap, kami kami tidak menentang sdr., akan tetapi kami hanja membangun negara j a n g kami idamkan dan djika d i h a l a n g atau ditentang pasti kami akan mempertahankannya
( so)
Kepada seluruh pemimpin, kami serukan agar dengan seiehla.s2nja memberi bantuan dengan lindungan Tuhan, supaja usaha kami dapat berd jalan lantjar serta mempertjepatkan penjelesaiannja, karena menurut pendapat kami hahwa hukum Tuhan tidak boleh di pertangguh2kan lebih lama lagi tidak berdjalan. Kepada Alim Ulama kami pohonkan do'a sebanjak2nja, mudah2an Allah melindungi kita semuanja, seterusnja memohonkan kehadlirat l u h a n agar pemimpin2 kita memperoleh petundjuk dan hidajatNja. Demikianlah sedjarah baru kami mulai pada saat tentu dvngan lindungan dan taufiq Allah Subhanahu We.ta'ala. ATAS NAMA R A K J A T A T J E H , (Tengku Mohd. Daud Beureueh)
( 51 )
—
^
—
—
^
^
™
Ibrahim Saleh ex Letnan T. N I. Komandan Kompi Sidikahno La melarikan anak buahnja dengan seluruh persendjataan TNI m 3 k D.I. At,eh sedjak malam pertama Peristiwa Atjeh meletus Kini Komandan Resimen I Atjeh Pidie. meietus. Kini
VI. DA'WAH. Pada bulan April 1054 oleh Tengku Muhammad Daud Beureueh Pemimpin N.1.1. Daerah Atjeh telah dikeluarkan satu seruan atau ! Da'wah. Untuk diketahui dibawah ini diturunkan salinannja: D A ' W A H ATAU S E R U A N jang pertama. Al Quran surat "Shaf" ajat 10 dan 11;
0
''- ' e ' r ° V
Anak2 Indonesia.
pemuda
"
Atjeh
K i i« < «
Alat
Pemerintah
Republic
1. Ketahuilah bahwa aku bersama kawan2ku dari Putera Atjeh, telah memaklumkan kepada umum dan kepada Perintah R.I. bahwa daerah Atjeh telah mendjadi bahagian dari Islam Indonesia j a n g berpusat dibawah Pimpinan Imam Karto Suwirjo di Djawa Barat. ( ö» )
Aï.\ Ktml o d f h m e " i m b a n e T wadjib berdjuang untuk menj a l a n k a n Hukum Quran Hadis dan karena 100 proven P penduduknja beragama Islam. T 1 K i t \ d a n I b u B a P a k i *a adaiah ummat Islam. Urnmat til,ggi d a s « WhlP ""ftjUndjUng Q u r a n dan Hadis sebagai iam rnerlhn df „ p e r g a u l a n hidupnja. Mereka jang merobah Quran dan Hadis atau menolak sebahagiannja ada Iah mereka itu "Kafir", hukumnja dan putuslah tal nasab (hubungan tali keturunan« j a) dengan ibu bapanja. Al Quran surat "Al ' I m r a n " ajat 28. .
I I . Sudah tudjuh bui in abang dan adikmu mengangkat, sendjata melawan tiap2 orang j a n g menentang berlakunja Quran dar. Hadis. Dalam hal ini ialah Pemerintah RI dan orang2 j a n g mengikutnja. " l ' u P S n T e r i n t a h R I - J a n g sekarang ini bukanlah Pemerintah R I . j a n g kita perdjuangkan dalam tahun 1945 Pemerintah R.I. l 9 4 5 sudah dikuburkan, dan sekarang dibentak Pemerintah R.I. s e bagai topeng. J a n g sebenarn ja adalah Pemerintah Hindu jang berbadju Nasional dan sangat mirip kepada Komunis. J a n g terang2an anti Islam, ant, Tuhan dan didjalankan oleh sebahagian besar oleh kak.2 tangan Belanda. Selain dari pada anti Islam dan l u h a n , djuga mereka bermusuh dengan bangsa Indonesia j a n g berAgama Islam terutama Atjeh, sebab bangsa Atjeh membela tanah Indonesia, dari pada didjadjah oleh Pemerintah Belanda. ( 54 )
I V . Kita berterang2an menjatakan akan melawan Pemer Tintah mana sadja j a n g menentang tjita2 Islam. Kita l>erterang2an mengumumkan, bahwa Negara Islam Indonesia dan Tentera Islam Indonesia (T.I.I.) akan melawan Pemerintah Republik Indonesia (R.I.) sekarang, djadi bukan rakjat Atjeh melawan Pemerintah R.I. atau rakjat Atjeh. Akan tetapi apa j a n g diperlukan oleh Pemerintah R.I. dan oleh tentera Batak dan j a n g serupanja, ialah :
a. Menangkap orang2 Atjeh laki2 dan perempuan j a n g bukan T . I . I . h. Membakar rumah dan kampung rakjat. c. Memperkosa kehormatan wanita2 Atjeh j a n g lemah ada djuga j a n g anak dan suami mereka sedang berada dalam T.N.I. atau dalam pegawai R.I. sendiri. d. Memburu rakjat Atjeh kegunung-gunung. e. Menembak laki2 j a n g sedang membadjak dan wanita2 j a n g sedang menuai (seumula) dan teumuweueh (mentj abut rumput padi), serta anak2 mereka itu. g. Menjiksa orang2 j a n g ditangkap dengan berbagai2 kekedjaman dianlaranja mengalirkan strom listrik kepada tubuh mereka. Tidak sedikit diantaianja j a n g mereka perlakukan ini, oleh keluarga2 tentera T . N . I . dan oleh keluarga Pemerintah2 R.I. sendiri j a n g tidak bersalah. Perbuatan jang diluar pri kemanusiaan inilah jang menghantjurkan djantung hati kami sebagai ummat Islam bangsa Atjeh. V. Pun sangat sedih kita dapati ada diantara rakjat Atjeh j a n g mendjadi (lhoh) "mata2", mereka lebih kedjam terhadap rakjat Atjeh saudaranja. ( 55 )
Abdul Gani (Mutiara) ex Kepala Penerangan T N I Daenh Atjeh, seorang Jurnalist Muda jang tangkas, Pemimpin Harian TEGAS Kutaraclja. Kini Menteri Penerangan N.B.A. ^
Anäk%ku Pemuda
Atjeh.
Ketahuilah bahwa kemenangan Islam telah dekat sekali dan kerobohan Pemerintah R.I. njata dan sudah diketahui oleh umum dan Pemerintah asing. Menempuh (dua) djalan:
kemenangan
Islam
ini, adalah
dengan
2
M T T1* , D e n S a n kekerasan sendjata, jaitu dengan gerakan N.1.1, dan T.I.I.nja dibawah Pemerintah" Imam Karto feuwirjo di Djawa seluruhnja kekuatan T.I.I. sudah melebihi diantaranja 75 prosen terdiri dari bekas T.N.I. jang mereka itu ummat Islam bekas Sabilillah dan Hizbullah. Dan ada djuga sebahagian besar dari mereka itu ( T . N I ) iang mengangkat bai'ah dengan N . I . I . sedang mereka itu masih tetap berada dalam T.N.I. Di Sulawesi djuga kekuatan sudah tard j amini dan sudah dapat menguasai sampai ke Kalimantan dan Sunda Ketjil. Di Sumatra selain di Atjeh, semua daerah telah berada dibawah pengaruh T . I . I . H a l ini munkin saudara2 sudah lebih maklum. Seluruh Indonesia sekarang berada didalam kekatjauan. Di Pusat Pemerintah R.I. sendiri ( D j a k a r t a ) , keamanan tidak terdjamin. Sedang Pemerintah Amerika dan Perantjis tidak memberi bantuan lagi kepada Pemerintah R.I. apalagi Pemerintah R.I. sudah mengadakan perhubungan dengan Pemerintah Komunis
(R.R. r.). H . Ada diantara ummat Islam j a n g mengharap kemenangan Islam dengan pemilihan umum, sebab ummat Islam 95 prosen di Indonesia. Sungguh pun menempuh kemenangan setjara ini, bagi kami tidaklah mempertjajainja. a. Sebab itu menegakkan Agama A l l a i s bukanlah menggunakan suara jang terbanjak, dan atau setjara tundjuk tangan. b. Pemerintah
Republic
Indonesia
( 57 )
sengadja
tidak
mendjalankan pemilihan umum 9 tahun, karena mereka j akin kemenangan Islam dan kerobohan bagi tjita2nja untuk mentjapai kemenangan Hindu berhadju Nasional j a n g mengharap2 bantuan dari Komunis. Hal ini ternjata bila kita perhati akan anggota2 Parlemen sekarang dan Menteri2nja j a n g sebahagian besar terdiri dari orang2 Komunis dan anti Islam. Dari itu menurut pendapat kami menunggu pemilihan umum sama artinja dengan menunggu habisnja Pemimpinl Islam dan hilanglah ptngaruh Islam dalam "dada bangsa Indonesia. Anak-anakku. Hormatlah bangsa Aljeh saudaramu! Djagalah kehormatan dan kemuliaan, kemegahan serta nama baik Pahlawan2 Atjeh nenek mojangmu! Ingatlah sikap T. Umar Djohan Pahlawan untuk mendjaga kehormatan Atjeh, sehingga beliau tidak segan2 membelot dan membalik sendjata kepada Belanda j a n g mempersendjatainja. Itulah kepahlawanan Atjeh sampai dikagumi dan di segani oleh kawan dan lawan. Sedjarah T. Umar Djohan Pahlawan j a n g diagung2kan oleh Belanda sebagai pahlawan Atjeh bukanlah karena gigih dalam perang, tetapi terutama karena taktiknja, taktik setia kepada perdjuangan bangsanja bangsa Atjeh. Anak-anakku
!
Pengharapan Islam dan tanah Atjeh j a n g sudah meratai disirami dengan darah rakjatnja, tidak lain daripada kamu sekalian, j a n g tadinja telah dibesarkan dengan hasil tanah Atjeh. Kalau Putera2 Djawa insaf akan darah Diponegoro j a n g mengalir untuk membela Agama Islam, maka mereka Pemuda Djawa meninggalkan pangkat j a n g tinggi dari T . N . I . dan mengabungkan diri dalam T . I . I . j a n g djumlah( 58)
W 1 \ u d a r ' 5 2 J - ° 0 0 " f " » d e n fe r a n Persend jalaannja ,fJ , l e n g t k a p ' . b e ^ u , d J u S a di Sulawesi. Maka tentulah sifat kesatria in, tidak luput dan tidak kurang dari dadamu pemuda2 Atjeh Kalau kamu sebenarnja k e t u r u n a n » p a h T wan dan sjuhada Atjeh, j a n g sjahid membela Agama Islam dan bangsanja. Kalau saudara2mu dari Pemuda anggota 1.N.I sudah beratus2 menggabungkan diri dengan T I I dan menundjukkan sikap setia kepada Agama dan Bangsa, maka kapankah anak2ku akan menjusulnja? Dan memang sudah banjak pemuda2 j a n g masih berada dalam T.N I sudah mengangkat bai'ah akan menjusulnja. Marilah kita bersama sama membela Agama Allah. Marilah kita bersama» membela Agama Allah dan Tai.ah Atjeh. Ku tunggu kedatangan mu ku harap taktik mu, sekurang2nja kamu d janganlah pembunuh bangsamu. Al Quran surat "Shaf" ajat 14.
Kamu dahulu disetudjui oleh ibu bapamu dan rakjat Atjeh masuk tentera bukanlah untuk membela Pemerintah Hindu berbadju Nasional, bertjita2 Komunis, dan Pemerintah .lang dlalim, akan tetapi kamu akan dilepaskan untuk membela Bangsa dan Agama. Kalau kamu bukan untuk kepen( 59 )
Iljas Lebai. Komandan Resimen V Atjeh Tengah. Pemimpin jang disegani dan selalu memimpin pertempuran.
Seorang
tkigan
ini, 83
dfhargaT "
makà ^
kematianmu ^
P
erd
-'
bukan Uan
Anak-anakku
g
an
mati ut
? j]
sjahid S3«
dan patnt
! .
Sekarang pengchïanat Bangsa Pemerintah R.I. telah mefebahk sikap dan taktiknja. Tadinja dikirimnja tentera Batak dan j a n g serupa untuk membunuh Bangsa At i eh Sekarang pengkhianat itu mengembalikan anak2ku Pemuda Atjeh untuk membunun bangsanja rakjat Atjeh sendiri Mengadu domba Bangsa Atjeh dengan Bangsa Atjeh. Ingarlah wahai anak2ku ! kita .sekampong dan sehalaman. Ibu bapak kita dan anak kita bertemu muka tia P 2 hari Maka bagaimana rasanja kalau kedjadian kamu berperan* bunuh membunuh sesama bangsa Atjeh, sekampong dan .sehalaman. Kapankah permusuhan ini akan padam? Kalau Pemerintah Djahannam ini tersapu dimuka bumi TJAMKANLAH. Kesempatan masih terbuka untukmu Kalau kamu tidak menggabungkan diri dengan T.I.I tingtfajt
Tjontohlah Pemuda2 Djawa, dan pemuda2 Sulawesi D.I anganlah kita bodoh dan diperbodohakan oleh orang2 lain. Lihatlah Pemerintah E . I . mengadu dombakan antara rakjat dengan kaum2 Uleebalang2. Kepada rakjat disuruh berperang dan famili2 Uleebalang2 diangkat mendiadi Bupati, Wedana dan T,,amat2 diseluruh daerah At !h J T J A M K A N L A H . Ingatlah Firman Tuhan. Al Quran surat "Mudjadalah" ajat 22.
(61 )
]W& iCvi ÇHJJO -j v ^ ^
p^'/î
> ' V / ? 1. ' ' * \ . J ^ l i l l - * 4JJ| t-> _> j l ifl <J)| Medan Djihad, 15 April 1954. s. d. t. o. Tengkoe Moehammcd Daud Beureueh.
( M )
mmm
VII. SUSUNAN PEMERINTAHAN'. Untuk memperlengkapkan isi buku ini ada baiknja kita memperhatikan djuga betapa dan bagaimana sebenarn a susunan Pemerintahan janfc telah dibentak dan jang dTnama è mnama kan Negara Islam Indonesia itu. ' Susunan pemerintahan tersebut berdasarkan keterangan* dan penerangan jang kita peroleh adalah sebagai b e r K f PADA WAKTU A T J E H
DIPROKLAMIRKAN.
Bentuk dan susunan Pemerintahan Negara untnk Ar, i ^ . „ d a e r a h S eki., m ja, „ . d . w a k l u A « S " ^ S Ä
Wilajah atau Propinsi dengan autonom jang luas ter-
MIT m
P
r
M1L11ER,
, n
0le h S eoranfe
u ,
' ^ B E R N U R SIVIL dan
jang berkedudukan di ibu kota Wilajah.
Gubernur Sivil dan Militer, merupakan Kepala PPm,. nntah Tertinggi dan Pemimpin tertinggi dari A n J f c S Perang N.I.I jang berada di daerah Atjeh dan f 1 sekitarnja, oleh sebab itu ia pula meruoakl v T T ^ k Tendra Islam Indonesia T L . ' T K " Untuk Wilajah, berada sebuah Dewan S jura (Dewan
( 63 )
A. R. Hanafi (tengah) ex pegawai Djawatan Agama Atjeh Timur sekarang Komandan Resimen III, T.N.I. Gambar kanan Ajah Hamid dan kiri A. R Ahmady, Kepala Staf Batalion Batee Kureng.
(64)
Pemerintah Daerah) dan sebuah Madj lis Sjura (Dewan Perwakilan Rakjat Daerah). 5.
Dewan Sjura terdiri dari seorang Ketua, Wakil Ketua, dan 5 (lima) orang anggotanja.
Gubernur Sivil/Militer karena djabatannja, Ketua Madjlis Sjura.
7.
Madjlis Sjura, dikepalai oleh seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua serta djumlah anggota akan ditetapkan dengari peraturan j a n g akan ditetapkan.
8.
Dewan Sjura (D.P.D.) merupakan badan Exeeuteif dan Madjlis Sjura (D.P.R.D.) merupakan badan Legislatif.
9.
Gubernur Sivil dan Militer, karena djabatannja selain 'ari Ketua Excuteif Wilajah, merupakan Wakil Pemerintah Pusat dari J.M. IMAM NEGARA .
10.
Disamping Gubernur Sivil dan Militer, diperbantukan sebagai Staf Penasebat Militer, D E W A N M I L I T E R , dengan Gubernur S. M. sebagai Ketuanja dan AnggotaSnja terdiri dari Sdr. Wakil Ketua D . P . D . Kepala Staf Umum Divisi j a n g berada dalam Wilajah tersebut idr. Tengku Amir Hoesin Al Mudjahid dan sdr. Kolonel Husin Jusuf.
11.
Dewan Militer mempunjai kekuasaan, diantaranja :
mendjadi
a. memberi nasehat dan pertimbangan2 kepada Gubernur Sivil dan Militer, baik ada dimintanja maupun tidak, chusus dalam soal2 Kemiliteran. b. Menetapkan beleid dan garis2 politik dari sudut strategies dan pertahanan. Fertahanan dan Pimpinan, untuk seluruh Angkatan Perang, baik Militer maupun Mobilisasi Umum dan ( 65 )
c Menjusun dan merentjanakan koordinasi lapangan Barisan2 Rakjat sukarela.
dalam
12.
Wilajah Atjeh dan Sekitarnja, merupakan suatu Daerah Territorium tentera dengan kekuatan satu Divisi Besar, seterusnja j a n g tersebut: TENTERA I S L A M I N D O N E S I A T E R R . V. D I V I S I T E N G KOE T J I K D I T I R O .
13.
T . I . I . Terr. V. Tengkoe Tjik Di Tiro, dalam pelaksanaannja diselenggarakan oleh sebuah Staf-Komando. j a n g dipimpin oleh seorang K E P A L A S T A F - U M U M .
Dengan susunan dan bentuk Pemerintahan Negara j a n g demikian, menggambarkan, bahwa kekuasaan Pemerintah didaerah, dipusatkan kedalam satu tangan, baik j a n g bersilat Militer maupun Sivil, sedangkan didaerah2 Kabupaten, kedudukan kekuasaan tentera dengan Pemerintah Sivil, masih terpisah2 dengan pengertian, bahwa mereka dalam melaksanakan tugas dan kewadjiban masing2 harus ada saling mengerti dan harus dapat bekerja sama dengan mengingati Negara sudah dalam keadaan perang. Dengan begini, memberi suatu kesimpulan, walau pun Negara sudah dalam keadaan peperangan, stelsel Pemerintah masih dipegang teguh dengan asas2 demokrasi, dan masih membajangkan bahwa kepentingan Pemerintah Sivil masih terdjamin, dengan memasukkan pengaruh dan hanja kepentingan udjud2 Kemiliteran dari sudut pertahanan, kedalam rangkaiannja. Dengan ini berarti Negara dalam suasana dan keadaan peperangan, masih banjak mementingkan hak2 kerakjatan (penduduk) dengan tidak melupai kepentingan* Militer seperlunja, menurut keadaan. PERUBAHAN SUSUNAN P E M E R I N T A H A N NEGARA. Dengan surat Penetapan Komandemen Wilajah Angkatan
(66)
Perang Negara Islam Indonesia Atjeh dan daerah sekitarnja, hertarich 10 Djuni 1934, No. 2/54, susunan Pemerintahan Negara di Atjeh dan daerah Sekitarnja, dirobah, dengan susunan Pemerintahan Negara j a n g berbentuk Komandemen. Dan sedjak berlakunja penetapan tersebut, hapuslah susunan Pemerintahan j a n g dibangunkan pada waktu permulaan Proklamasi, dan berlakulah susunan Pemerintahan Komandemen, dan untuk daerah Atjeh dan daerah sekitarnja, hanja pada susunan Pemerintahan sebagai berikut : 1.
Komandemen Wilajah, untuk seluruh Wilajah Komandemen Kabupaten, untuk daerah Kabupaten, j a n g bersangkutan.
3.
Sub. Komandemen Kabupaten, untuk gabungan beberapa Ketjamatan dalam lingkungan Kabupaten j a n g bersangkutan.
4.
Komandemen Ketjamatan, untuk daerah Ketjamatan j a n g bersangkutan.
K O M A N D E M E N A.P.N.I.I., adalah merupakan Pemerintah Militer j a n g mutlaq, jaitu suatu system Pemerintah, gabungan Pemerintahan sivil dan militer dengan komandannja diletakkan dibawah kekuasaan Militer (Komanden) : 1.
Ia terdiri dari gabungan organisasi sivil Pemerintah dan kepadanja diberikan kekuasaan, politik, Militer (pertahanan) dan keamanan maka oleh karena itu ia mempunjai kekuasaan Territorial Defensief pula.
2.
Komandemen dipimpin oleh Komandan I selaku pimpinan terpenting, Komandan I I dan Kepala Staf. selaku pemimpin harian d&Jam pelaksanaan tugas2 Pemerintahan.
3
Komandan Tentera dari Kesatuan T . I . I . j a n g berada
-
(67)
dalam lingkungan daerahnja, mendjadi Komandan lx Wedana daerah j a n g bersangkutan niendjadi Komandan I I , sedangkan Kepala Staf dari kekuasaan T . L I . j a n g berada dalam lingkungan daerahnja, mendjadi Kepala Staf Komandemen jang tersebut: 4.
Djawaian2 Pemerintah Sivil, j a n g mendjadi organisasi Komandemen, dipimpin oleh seorang kepalanja dan ia merupakan anggota Staf Komandemen j a n g bersangkutan.
5.
Disamping anggota Staf, Kepala Djawatan, diadakan pula setinggi2nja 3 orang anggota Staf" lainnja pada tiap* Komandemen dalam mendjaga kepentingan udjudmusjawarah dalam Islam.
6.
Staf ini, merupakan Dewan Musjawarah dikala memutuskan sesuatu soal penting, soal2 defensief, politik dan keamanan.
7.
Seluruh aparat Negara, jang berada dalam daerah masing2 komandemen, jang bersangkutan, sedangkan technis, organisatoris, itu tetap berada langsung menurut hiet-archies Kesatuann j a ; dengan begitu, soal2 politik operatif dan djuga dalam soal2 mempergunakannja sudut2 keamanan, adalah dalam kekuasaan Komandemen, terketjuali mendjalankan Perintah dari Komandemen tertinggi lagi.
8.
D E W A N S J U R A (D.P.D.) dan M A D J L I S S J U R A (D.P.R.D.) demikian djuga D E W A N MILITER, mendjadi pasief maka dengan sendirinja Komandemen, bersifat Legislatief Pemerintah.
9.
Dalam menempuh kebidjaksanaan Komandemen jang bersifat Legislatief, selalu harus menempuhi melalui sidang musjawarat anggota Staf, Kepala Djawatan dan anggota2 Staf 'Ulama dan djerdik pandai jang ditambahi itu. (68)
10.
Dalam pertanjaan, kemanakah ditempatkan anggota2 D.P.D; dan Dewan Militer selama masa pasiei' itu, maka untuk sementara waktu, adalah menurut kebidjaksanaan, dengan memperhatikan masing* ketjakapannja, dan kesanggupannj a, ada kalanja djuga memperserahi tugas2 djawatan, j a n g pimpinan* djawatannja belum ada.
' Susunan dan bentuk Pemerintahan j a n g demikian itu, adalah merupakan suatu Pemerintahan Militer jang benar2 dengan rangka putjuk pemimpinannja dipegang oleh seorang Militer jang mendjadi Komandan Kesatuan Tentera j a n g berada dalam lingkungan daerah Pemerintah jang tersebut, demikian djuga dengan pimpinan hariannja j a n g dilaksanakan pekerdjaan Pemerintahan sehari2 dipimpin oleh seorang Kepala Staf dari kesatuan Militer j a n g tersebut diatas. Dengan ini memberi suatu gambaran bahwa geest (djiwa) Pemerintah, adalah mengandung anasir pertahanan dari sudut kepentingan strategis, jang udjudnja mennjalurkan kedalam badan pemerintahan terutama dengan sendi* kepentingan dan kebutuhan Militer, supaja tenaga masjarakat penduduk kampung dan segala pegawai dan alat* perlengkapan Negara dapat bersatu padu, mengutamakan kepentingan* pertahanan strategies, dengan lain perkataan Pemerintah mengutamakan kepentingan Militer dari sudut pertahanan dan strategisch dan untuk sementara men j ampaikan kepentingan dan beberapa kepentingan penduduk, suigguh pun demikian system Komandemen itu, tidak pula menghilangkan hak rakjat selurubnja dari segi musjawarat, tjuma jang demikian itu, telah disalurkan kedalam ' Rangka Pemerintah sendiri dengan perpaduan seluruh para Kepala Staf, Kepala Djawatan dan anggota2 Staf 'Alim 'Ulama dan tjerdik pandai. KEHAKIMAN. Kehakiman, adalah mem pun j ai kekuasaan dalam bentuk dan susunan Negara, jang selurubnja didjadikan oleh badan* Pengadilan : dan susunan pengadilan, ialah sebagai berikut : ( 69)
a.
Sedjak mulai proklamasi, tingkatan pengadilan terbagi kepada dua tingkatan, j a i t u : 1.
Pengadilan Negara, berkedudukan di-tiap':' ibu kota Kabupaten dan mempunjai tjabang2nja diseluruh Aewedanaan dalam Kabupaten tersebut.
2.
Pengadilan Tinggi, berkedudukan ditempat kedudukan Pusat Pemerintah daerah dikala itu, jaitu sebagai instansi Per'adilan Tertinggi dalam Wilaiah Atjeh dan daerah sekitarnja.
Kedudukan Pengaduan dan susunannja sebaga, mana d.atas, didasarkan atas sedjarah hukum peralihan dari susunan dan kedudukan Pengadilan2 dizaman Republik Pantiasila
S»^enJeiSUaiT/uPe,iUn;ia
dengan
hukuni2
rslam jang
termaktub dalam k.tab2 Fiqhi Islam, sebagai hukum suatu dasar Negara j a n g tidak boleh bertentangan, sedangkan p ™ £ ™ j a ' m u t l a q berlaku hukum Islam baik Sipil maupun b.
Sedjak zaman Ger.lja, dengan surat Penetapan Komandemen W.lajah A . P . N . I . I . dan daerah sekitarnja, bert a n c h 20 Desember 1954 No. 9/1954. Untuk penjesuaian keadaan, diaaakan suatu susunan pengadilan luar biasa, j a i t u : 1.
Mahkamah Negeri Luar Biasa, berkedudukan pada tiap2 Sub. Komandemen Kabupaten.
2.
Mahkamah Tinggi Luar Biasa berkedudukan pada kedudukan Komandemen Wilajah A . P . N . I . I . Atjeh dan daerah sekitarnja. Kompentensi dari kedua Pengadilan tersebut, adalah hanja dalam mengadili perkara2 Pidana, dengan mempunjai formeel straf recht j a n g tersendiri jantr disendikan djuga buku N.I.R. dalam titel Soemer prosedur j a n g teimaktub dalam kitab2 hukum Fiqhi ( 70)
Islam, demikian djuga prosedur j a n g dapat mengadili perkara2 j a n g tidak dihadiri oleh tertuduh sendiri. Mahkamah Tinggi Luar Biasa, adalah selaku Instansi dan mengadili perkara2 pidana j a n g dilakukan oleh pegawai2 Negara j a n g berpangkat sekurang2nja Patih dan j a n g bersamaan dengan itu, dan dari kalangan Angkatan Perang, j a n g perpangkat Major keatas. Dengan berlakunja Mahkamah Luar Biasa itu, j a n g Ketuanja ketjuali di Mahkamah Tinggi Luar Biasa, bertindak Komandan Sub. Komandemen j a n g bersangkutan, hapuslah H a k Pengadilan Negeri Biasa, dalam lingkungan Pidana, sedang Sipil tetap berada ditangannja.
( 71 )
P-AÏ
Äti&Ö"
RCSimen
VI
A
^ h Besar
s
VIII. GAMBARAN P E M E R A S A N DAN
KEKEDJAMAN.
Djika dalam buku ketjil ini penulis gambarkan keke.tijaman Alat Negara kita dalam peristiwa Atjeh jang sedana berketjamuk itu, sedjak dari mula sampai sa'at ini,'sungguh terlalu pandjang dan menghendaki ratusan halaman ang tersendiri. ' '° Oleh karena itu biarlah nanti sedjarah menentukannia. H a n j a dalam buku ini perlu dengan singkat didjelaskan bahwa kekedjaman2 j a n g telah berlaku dan dilakukan oleh alat negara terhadap rakjat Atjeh baik terhadap T.I I maupun terhadap rakjat umum memang sungguh2 luar"
Luar biasa, karena seolah2 perang saudara ini adalah menjerupai peperangan dengan pendjadjahan, Seolah2 Belandalah j a n g mendar,t dan berperang menjerang Atjeh. sedan men(Sda;kain2UD'!q)aTIah ^ 8 S ^ n a k l u k k a n dan men Ijadjah Atjeh, sehingga dua bangsa j a n g bersifat pen, djadjan itu memperlihatkan dan mempertontonkan keke(ljamannja pada rakjat j a n g hendak didjadjah gunanja supaja mereka takut dan lekas tunduk menjerah dan mentha'ati segenap keinginannja.
Bagitulah agaknja pandangan dan sikap jang dinerlihatkan tentera2, Mobbrig. ja, alat2 negara kita di Vtieh Sedjak permulaan meletusnja pemberontakan Atjeh, kita lihatlah disana sini diseluruh Atjeh, alat negara jang berrpatr0li oLTi'i ' melakukan penggarongan harta benda penduduk, j a n g terdiri dari intan berlian, mas, suasa, perak ( 73 )
PARA PEMIMPIN NEGARA BAHAGIAN ATJEH (REPUBLIK ISLAM INDONESIA) Dari kiri kekanan : Salleh Hadji (Bupati Atjeh Tengah), Kolonel Hasan Ali (Perdana Menteri N.B.A./Menteri Luar Negeri R.I.), Wali Negara/Wakil Presiden R.I.I., A. R. Hasjim (Kepala Polisi N.B.A.), T. Harun (Menteri Sosial N.B.A.) dan H. Ibrahim (Komd. Res. II Atjeh Utara).
«ang, padi, beras, kain, perkakas rumah, kereta a n ™ hewan dan sebagainja. Pendek kata dari j â n g W h a E sampa, kepada sem„rah2nja. Dari berlian stmpai keteh'r
dan n r r i a ; r ! w Tp£f f^^<
mendjadi k é U a n n i r . ; K L ^ ^ S S ï S t o PS ; 1 ' "k" et !k1 -a,i , ?i a iW ,
^SÏLm^ ^ ï,
ff£5ïï.(P kR
aSan)
da]am
Peran
. Demikian pula kita lihat tjara
a
P *A* *akah » -ini r e k aama meng
l'
baik
^
did
» «i«
J a w a b oleh
pemerasan j a n g lain
' ïïSSj te Ä / i 2 k e k o t a Bahkan kalau
^jualnja,
E w T pX£
scti,,a dipost aiat
, S ^ S S ^ S 3 ^ ^ S £ J &
mereka d.ramas-ramas atau disuruh buka dimuka umum alasannja perlu diperiksa surat2 jang munkin ,V l a ' diantara dua teteknja dalam 2 „ , , , ? b a w "a kepada kaki tangan D I E L , F?"* J?' pada mulanja kemaluan wang pun L b » : ^ ] tidak malu2nja nun »1,J,\, «banja dengan nja, pun alasan untuk mentj ari document. b
' t e r ( t , a r f a '"f,
^7
P e r e m P ^ Jâng diperiksa itu
»erdul n T f ^ fambitjJa«anjak sedikit tidak perduli, malah seperak pun berpindah kantong.
c
Disesuatu tempat djika pedagang2 itu banjak „ » „ „ i djika tidak dikasih dengan baik lal„ , f 8 ' ' a " dituduh gerombolan. Ja, lalu ditahan k ^ " 1 ^ S, telah dibajarnja t e b u k u a L s e d î u ^ h ' T ^ dimintanja barulah dibebaskan. S C t l j U m , a h u a i * ' > d n S itU , , a a k dan diamI e a d a g kalaU f , orang"*"« g a n tpaksa, a k s alalu gan itu kemudianJ »diusir pergi >il dan
( 75)
Jusuf Hasjimy (ditengah2) ex Kepala Pendidikan Agama Utara sekarang Menteri Perhubungan N.B.A.
( 76)
Atjeh
disuruh lari. Djika orang itu telah lari lalu ditembaknya. K a k u ditanja mengapa ditembak mati, didjawabnja : "Karena lari dari tawanan". d.
Pemerasan j a n g lain lagi ialah. Dari 12.000 lebih tawanan Atjeh, ribuan j a n g bebas dan dibebaskan oleh alat negara dengan djalan sogok, dengan djalan menebus sekian ribu rupiah oleh keluarganja. Dengan sistem pemerasan inilah puluhan Kepala2 Polisi dan alat2 negara lainnja j a n g telah kaja raja dan telah dapat mendirikan rumah batu di Medan Baru dan ditempat2 lain dengan tidak ada tegur dan sapa oleh siapapün.
e.
Pemerasan2 lainnja j a n g masih berdjalan sampai sekarang ialah tiap2 melakukan perd jalanan harus dibajar bea pas untuk Tjamat atau Polisi. k tia P b ? . . rfT a b a r a n S - P a s a r , hampir tiap2 post diseluruh Atjeh, Rakjat j a n g bersangkutan dipaksa hajar kepada pcndjaga post sekurang2nja Rp.5,- Pendek kata ban jak barang dagangan banjaklah uang jang diminta; Djika tidak diberikan bagaimana? Gerombolan! Tangkap dan tahan i
f.
Motor, saban hari djika berdjalan did jalan raja, menurut supir auto, djika berdjalan Medan Atjeh,* paling sedikit satu hari untuk alat negara akan menelan Rp. 1.000. Pendek kata meskipun penulis membuat tjatetan jang sesingkat2nja, kalau ditulis satu persatu akan menelan djuga beberapa lembaran kertas. Oleh karena tidak perlu agaknja diperpandjangkan karena jang kita tuliskan itu pun masih berdjalan terus dan pemhatja munkin masih banjak j a n g dapat mempersaksikan sendiri apa j a n g kita lukiskan. Dan
bagaimana
puli,
dengan ( 77 )
pembakaran?
Ribuan
m
Has nucJ in c k ^Jî f J ' n Resimen VII Tharmihim, Sumatera Timur, ketika menjampaikan sebuah Quran kepada Wali Negara, Negara Bahagian Atjeh, ketika mengundjunginja baru2 ini, untuk dilantik sebagai Komandan Resimen T.I.I.
rumah rakjat j a n g telah dibumi hanguskan. Pers dan radio menjiarkan kesemua itu adalah perbuatan dan kekedj aman pemberontakan Padahal melijunan mata rakjat melihat, tangan jang mentjentil api diseluruh Atjeh ialah tangan alat negara kita sendiri dan bukan pemberontak. Apakah pemberontak tidak membakar dan tidak melakukan bumi hangus? Ada. Rakjat djuga melihat dengan matanja sendiri. J a n g dibumi hanguskan mereka adalah rumah2 fek (kaki tangan) atau jang dikatakan mereka pengchianat. Bukan sadja rumalinja, ma ahan pun tidak sedikit j a n g disembelih, ditembak, karena dianggapnja adalah pengchianat agama dan perdjuangan. Malah harlanja pun djika perlu dan dibenarkan agama akan dirampas, menurut hukum Islam dalam masa perang. Demikian djuga sekolah2 j a n g akan diduduki alat negara, semua dimusnahkannja. Setasion kereta api dibakar, rel dibongkar, kawat tilpon diputuskan, tiangnja dibuang dan dibengkok2kan, kantor T j amat dibakar djalan raja diputuskan, djambatan diledakkan dan d.bakar. Pendek kata segaty pembangunan Pemerintah
mereka
"*"*
U : t k d j a d i keunt
' "
™S a r > Perdjuangan
Memang kalau pemberontak melakukan itu adalah siasah gerilja, j a n g lajak dan patut dikerdjakan sebab bagi mereka adalah keuntungan politis dan morel. Tapi bagi kita, bagi pemerintah kita, segenap kekedjaman perkosaan perampasan, pembunuhan terhadap rakjat t.daklah memberikan keuntungan politik dan morel, malahan psychologis sebaliknja sangat merugikan. Hati rakjat j a n g hendak direbut untuk keuntungan politis, tidak "peroleh dan rakjat bertambah djauh lari'dari Pemerintah. R « * a bertambah djidjik dan bent j i, bukan bertambah (
)
Saleh Adri ex. Anggauta Badan Pekerdja DPR Atjeh Tengah dan Kepala Bahagian Politik'Kabupaten Sekarang Bupati N.I.I.
Pemerintah
S o r o t " itumenjajangi
d a n
a I a t 2
'^
Maka untuk mendjadi pengetahuan, marilah a
tl^( uSri
ka
dan r a c i r
1. Sa
tin
ganaSd lat2
r
Pernah
ataU
DISURUH PEGANG
^
djara
^
dibawa»
Pemerintah'Int di ar - k a n 'per!
KEMALUAN Kutarad
k
iang
dalam
Sf*^ ^ Nov eSef 191* jbnIan j november 1953, dibawah pimpinan Saiman^ Letnan
m a
^DiSt'
0 r a
1g2
jang
S Ä w f r
dilan
S k a P *eUiri dipukul dan didera tUk
r-
^J^^kan hati merS
dtZ V ' !? ° r a n g 2 J a n g di P erik «a itu disuruh telantU dengan ^kemaluan ^ si B, ^ demikian ~ g i n g \Kemaluan e n t L U n ls,' A m gang A memegang seterusnja. Djuga kebrutalan ini dilakukan se ah"! an besar oleh anak2 suku Padang jang telah rusak mordnja! 2.
RAMPOK DAN
BUNUH.
S t r a t o rtruksi barangkaH? Ham^r «**&
Rampok dan bunuh agaknja oleh alat Negara P a n t i a
Kenegerian atau kampung j a n g dimasuknia ian ff tidak d,rampok d.lakukan pembunuhan djuga p e r k o s a ^ Dalam operasinja Kompie I I I Bataljon B Peudadi pada tanggal 16-17 December 1953, ke Alur Kelapan« fan* dipelopori oleh Tjuak Sjamsjah, kira2 diam 5 Ll1 & sampailah mereka d i l a d a n g p e n d u d u k i an»- s ï d T ™ padinja. Mereka lalu k e f e L a n j f t o S a A k" %S&
ÄÄ dan paka.an
harta
dbendnj , ^ t r ^ d T ^
lamnja, sedjumlah harga kira2 Rp. 100.000.
Üjam 6 pagi kesemua laki2 j a n g ditangkap ditembak ( 81 )
mati dengan bren sedang seorang perempuan dapat melarikan dirinja. Setelah itu lalu padi j a n g sedang menguning dan. j a n g telah dipotong dibakar semuanja, dan kemudian barulah mereka melepaskan tembakan tomong dan membunjikan bren kembali seolah2 mereka diserang pemberontak. Orang2 j a n g d j adi korban kebuasan perampok bersendj ata itu adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
K. Muhammad umur 50 tahun. Pt. Husin, umur 70 tahun. Pawang Lah umur 50 tahun. Abah, 45 tahun. Amat Pandjang. Amat Ben. Ismail Sarong. Sabi Djunet.
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
M. Kasim Bireuen. Piah Peudada. Dolah Melaboh, umur 50 tahun. Musa Rama, umur 10 tahun. M. Lateh, umur 12 tabun. Ahmad Gam', umur 10 tahun. Talib Atjeh.
Pada tanggal 30 kembali mereka datang dimes. Tunong dan menangkap serta, memukul Toke Hasan, Amat Bale Karieng, Berahim Rauf, Dolah Beramat, Maun Barbh, M. Tulot dan Tngk. Imum Mahmud. Mereka kemudian dibawa dan setelah dipaksa dengan tebusan Rp. 1,000, atau Rp.2,000, seseorang lalu dilepaskan. Setelah mereka peroleh wang lalu mereka adakan djudi dan makan dirumah labuda Sjamsjah Peudada, dan besoknja kembali adakan operasi rampok, terutama di Mukim Kerueng, Mk. Biang Birah, Mk. Alueu Rheng. Perampokan ini bukan sadja mas, tetapi sampai2 ketelor ajarn. Dipersimpangan djalan diadakan steleng, dan setiap penduduk j a n g lewat digeledah, wangnja dilutjuti meskipun hanja 50 sen sadja, sedang djika wanita, buah dadanja, dan kemaluannja diper( 82 )
WnjT
S Uka hatinja
atas 8dirUi
kedjadian
"
'
ma,ah
djika
lumaia
»
te
™ diper-
Petosaan didaerah ini, telah dilakukan
Samidan Ketika sedan- duduk d u d u kd.bawah d ^ ' T ' rumahnja * ??"$*lalu datanglah " badiin*an2 * sedang in dan memeluknja serta. ditarik naik kefumah iSnf ukan lag, dipeluk tetapi dipaksa membuka kainnja taS P pakaian wanita itu robek dibuatnja.
Wanita jang perkasa ini lalu memberikan perlawanan bebat dan berteriak setinggi langit meminta t o W Wanita dengan * * * bediTSa S d a n Ä f h 1 ^ *&* dad, J a , da terhempas kelantai. Dengan maki2 don Juan itu lalu meninggalkan rumah itu.
Siti Ai Ï T t * ° r a " 8 ' g a d i s n a m a T J u t Krm, dan biti_ Aj. Mns Tambo, mereka kemudian dibawa kelana sadja mereka dipindahkan karena telah berbadan dua
3.
KEMALUAN DAN TETEK WANITA DILISTRIKKAN.
sam ai2 S rikkan K Tia L „ i f i Ï P kekemaluannja. V k P U a S d e n g a " ° ran 8- l a k i 2 s a d i ^ malahan samin * T sampa,2 kepada wanita pun turut dianiaja diluar peri kemanusiaan Salah seorang wanita jang mengalami nasib buruk ,tu ialah Sa'diah isleri dari M. Husin, kampong Tam p Luhok, Inderapuri. ° Jj3m
Wanita tersebut baru bersalin 3 bulan, ditangkap untuk dîper.ksa dimana suaminja dan selalu tidak dirnmah. (la
Karena ia tidak henuak mengatakan dimana suaminja 'la, lalu ,a dipukul dan ditendangi kemudian ditelan( 83 )
Ishak
Amin,
bekas Wedana R.I. di Seulimum. Bupati Atjeh Besar, N.B.A.
Kini
sebagai
djangkan dan sesuka hatinja, djuga dengan djatuh pingsan
setelah teteknja diramas dan dipermainkan lalu kemudian teteknja dilistrikkan, demikian kemaluar.nja, sehingga wanita malang ' i n i tiada sedarkan dirinja.
Karena dichuatirkan akan mati lalu dengan tergesa2 diangkut kerumah sakit untuk diminta pertolongan doktor. Achirnja wanita j a n g malang ini djatuh sinu dan kemudian suaminja dapat dibekuk dan ditembak mati. Djuga di Krueng Raja, Kewedanaan Kutaradja, seorang wanitn karena keadaannja j a n g serupa dengan Sa'diah j a n g kita sebutkan diatas, ia mengalami nasibnja j a n g serupa, dimana kemaluannja dilistrikkan setelah lebih dahulu dipermain2kan begitu rupa. 4.
DIGANTUNG
DAN
DAGINGNJA
DISAJAT2.
Satu peristiwa j a n g maha mengerikan, bahkan kita j a n g mendengar pun akan meneteskan air mata darah, ialah kedjadian di Rosep, wilajah Takengon. Dalam operasinja Tentera Pantjasila 3 hari 3 malam didaerah ini, dekat bulan puasa 1954, telah menangkap rakjat laki2 dan perempuan dikampung itu dan dikumpulkan disalah satu tempat Kemudian seorang diantaranja j a n g dianggapnja gerombolan T I I setelah diikat kaki tangannja dan dipukul, lantas digantung dengan sekerat rotan ditjabang sepohon kaju Radja Mutallib demikian nama orang j a n g di'azabkannja itu lalu mendjerit2 minta ampun. "Mintalah tolong pada Tuhanmu dan pada Pemimpin Negara Islam j a n g kau bangunkan", demikian dapat djawaban dari Komandan j a n g bersangkutan. "Kalau tidak tuan tembak sadja supaja saja lekas mati", katanja pula. "Begitu pun mati" djawab pihak suku Batak j a n g sedang membuas itu sambil ketawa2 besar. Kemudian dengan ditontoni oleh laki2 perempuan, lalu tubuh Badja Mutalib disajat2nja sebagai orang me( 85 )
njajat daging dirumah potong hewan. Betapa sakit dan 'azab diwaktu itu, Tuhanlah j a n g maha mengetahui, sedang rakjat j a n g dipertontonkan kedlaliman iblis itu . p a d a menangis semua dan tidak seorang pun j a n g berani menentang melihat peristiwa djahanam itu. Kemudian wanita2 ditawannja dalam sebuah tempat; j a n g mana j a n g patut diperkosa, lalu diperkosanja. Sesudah dua malam dalam tahanan, maka salah seorang anak bernama Lidan dapat meloloskan diri dari kurungan iblis itu, kemudian ia dikedjar dan ditembak. Untunglah ia tidak djadi korban. Karena pengedjaran Lidan tersebut terpikirlah oleh wanita2 itu satu kesempatan untuk lari, dan diwaktu itulah mereka itu lari semuanja kegunung2 bersembunji. Dengan demikian terlepaslah mereka dari malik maut kebuasan alat2 Pantjasila suku Batak j a n g pada zaman dahulu kala suka memakan orang. Berbulan2 kampung itu kosong tidak dihuni lagi. Seorang lagi bernama Aman Imam dan 3 orang temannja setiba diantara Tumbolon dengan Atukaol djuga ditembak mati. Dalam operasinja ke Samar Kilang dan Rosep itu dengan kekuatan 12 brengun, achirnja mereka memperoleh korban 5 punah dan 8 luka2 parah, sedang pihak T U mengalami kerugian 4 orfcng luka enteng, ketjuali penduduk tadi j a n g ditangkap dan dibunuh. Soal perampokan harta benda tidak kita sebut lagi. 5.
LAKI2 J A N G D I K O N T A K
DENGAN
LISTRIK.
Kalau tadinja penulis menerangkan beberapa orang wanita j a n g dikontakkan dengan listrik di kemaluan dan teteknja, maka mari pula penulis njatakan bagaimana pula dengan kaum laki2 jang dilistrikkan j a n g pernah terdjadi ( 86)
di bahagian Samalanga pada bulan Februari djuga tidak kurang2 kedjamnja, diantaranja : 1.
1954
iamr ë
Tengku Imum Idi, kampung Biang Ma Gadeng. I a sesudah ditangkap dan tidak mau mengaku sebagai anggota T I L lalu dilistrikkan dikematuannj«£n sebahagmn pelernja. Achirnja ia mati di ' Tan f f si Samalanga dan kabarnja dikuburkan disitu djuga Ketika ditanja oleh isterinja dan ahli waris si korban' djawab alat negara, ia telah lari.
2.
Ketjhik Hasjim Kp. Batee, adik dari Kepala Mukim, setelah dibstrik sekudjur badannja, lantas dibawa ké Meureudu.
3. 4.
Usma Kota Rosep idem. Lateh Lhuec, Menasah Keutapang setelah dilistrikkan, lalu keluar nadjis dari mulutnja Beurahim Alueue, setelah dikontak dengan listrik setiba di kampung telah djatuh gila dan memukul penduduk.
5.
ti.
Peu tua setelah gerak. dengan
7.
Beurahim Polem Abah, Kp Biang, dikontak dibahagian pelernja, karena dia tidak djuga mengaku mendjadi T H , lalu dilepaskan.
8.
Amat T jut, dikontak pada kaki dan tangann ja Kediad.an ini terdjadi pada tanggal 7 Februari ' 1954, hari liebu, berserta dengan kawannja.
9-
Ketjbik Ben Peukan, dikontak dipelernja. Ia kemudian dilepaskan karena ditebus oleh isterinja dengan kekuatan uang Rp.200.
Amat, Ms. Nibong; Djeunieb Baroh, Keude Baro di tatak dar djatuh pingsan tidak dapat berKetika dibawa ke Meureudu, terpaksa diangkat s usungan.
( 87 )
I
Tengku Ahmad Padang, bekas Letnan dari TNI, sekarang Kepala Staf Resimen VI Atjeh Besar.
10.
Peutua Raman Menasah Barat Ie Rhob, dengan kawan2nja j a n g tersebut dibawah ini berlaku pada tanggal 3 Maret 1954.
11.
Ketjhik Kaoj Tjot Mane.
12.
Ketjhik Itam Paloh, dilistrikkan dikemaluannja sampai ia mati.
13.
Amat Tjnt, Tjot Trieng, sesudah dilistrikkan, lalu digantung dilehernja dan kemudian ditembak dengan lospatron.
(i "INI ANAK PADANG, BANGUNKAN AJAHMU DARI KUBUR UNTUK MEMBANTUNJA" Kekedjaman lain2nja pada orang j a n g ditangkap didaerah Samalanga dalam bulan berikutnja telah terdjadi terhadap d i r i : Toke Tawi, Menasah Rumbia, Tambueue. Ia ditangkap ketika sedang duduk2 mendjaga burung disawah. Sesampai diasramanja di Samalanga, setelah dilakukan pemeriksaan dan tidak mau. mengaku T U , lalu disuruh tidur dan kemudian ditembak. Baik kedjadian melislrikkan, menembak mati seseorang sebelum mereka melakukan kekedjamannja itu terlebih dahulu algodjo Pantjasila itu mengeluarkan kata mukadimahnya: "Ini anak Padang, bangunkan ajabmu dari kubur untuk membantunja". Betapa kedjam dan kedjinja perbuatan serta kebanggaannya dari keturunan dari nenek mamak ini kita rasa tidak perlu ' d i p e r b u a t sebuah komantar pandjang lebar, sebab semua itu sudah dan sedang dan akan berlaku terus menerus, dan ini adalah satu daja upaja perpetjahan dan keretakan j a n g dilakukan oleh sesuatu atau beberapa suku Bangsa ( 89 )
Indonesia terhadap bangsanja sendiri. Baik sedar ataupun tidak, namun bagi ommat Atieh e ah menulis satu sedjarah dalam lubuk hatinya b t w S f t W , f " M i n ^ k a b - dan Batal 0 a S l h a SUKU jang kedjam, ganas dan buas, lebih min i« ^ i
Sg £ S r £ ? ïranfAtjeh denga" ^ - " ï :-::",:; a ? « r " >MX£Î jang narus dipesan kepada anak tjutjunia
f.««» Djepaag d , „ Djerm.n.
'
"' '
sunaia tidal
h
"*"
l,,.]»l, I ! >, ""r < i'',° l, . ka " L d ,™'' kia " * d d * 1 1 k e»™»" itu realiteit
SS* £ $ » Ä .„ril,a" pemb"j' ** H» 7.
ANAK2 DJUGA DITEMBAK.
Dalam operasinja ke-Keude Kreueng, Ket i amatan Knt« Makmur Kewedanaan Lho' Senmawe, pala tanggaT 7 10 S , A T e S f k \ P d e l n b e r 0 n t a k I b a r " » * " Sberapa 0 h ! S p e V h n a t k ^ k e k e d J a m a n 2 a I a t Negara telah P d j u g a
Blaha ° ? " i r f U d f j ? 8 t' sedan ^ duduk2
dikaki
U™ kedai
g Ä S Ä i ASêUÎtetf
dan kemud.an d.tembak dengan stengun, sehingga k e l l e n ( 90)
orang itu sjahid, dibawah umur.
diantaranja
terdapat
dua orang
Mereka j a n g djadi korban keganasan si'ku Pantjasila adalah; 1. Padang, 2. Husin, 3. Rasjid, 4. 5. Muhammad, 6. Hasj im, 7. M. Ali anak berumur 12 8. Hasan, seorang anak jatim berumur 12 tahun dan sadja kembali dari Kutaradja.
anak2 Batak I drus, tahun, baharu
Selain kekedjaman diatas djuga ketika pertama kali alat2 Pant j asila melakukan operasinja kemari pada tanggal 5-10-53, setjara sangat kedji mereka telah melakukan perkosaan terhadap wanita-wanita. 8.
SESUDAH
DITEMBAK DILEMPARKAN KEDALAM API.
Didaerah Lho' Seumawe kedjadian2 j a n g mengerikan dan kedjam sedjak mula terdjadi pemberontakan sampai kini tidak djarang2 korban manusia dan harta benda. Sampai bulan April 1954 sadja dalam beberapa kali alat pant j asila melakukan operasinja, di Baree dan Tjeut Matahe dan Buloh Biang Ara tidak kurang dari 500 buah rumah jang telah dibakar, lebih 50. ton padi j a n g dibakar. Bukan sedikit pula barang mas dan kekajaan rakjat dirampok oleh perampok2 legal itu Tatkala mereka adakan operasi pada tanggal 13 Oktober 53 selain penduduk dianiaja, djuga ditangkap 3 orang j s n g bernama: Amin BI. Peria, Geudong, Bas Peukan Punteuet, dan Otoh Husin, Biang Peria Geudong. Ketiga mereka setelah didirikan dalam .satu barisan lalu ditembak mati. Pada tanggal 19 December 1953 seorang bernama Mandur Gadeng D j ungka Gadjah, setelah ditangkap, rumahnja dibakar, ia ditembak dan kemudian dilemparkan kedalam api jang sedang membakar rumahnja. Di Merah Mulia, seorang bernama Ketjhik Ali, Menasah ( 91 )
M u l a 5 a I b S [ c I t V ' T r ex - , D i a k s a Kewedanaan Lho'Sukon. M Äsimen Ä Ä S " ^ Sfa^ %& bitjara dengan M. K. A^mad J S ^ ^ t ^ S S ^ "'* ^
Riling, ketika bertemu dengan suku Batak Pant j asila, demi sadja ia memberi hormat, lantas ia ditembak mati. Pada tanggal 27-3-54 seorang bernama M. Said. Kp. Teungeuh, Buloh, ketika ia ditangkap di Padang Tjeut Marika, setelah diikat lalu ditembak mati. 9.
MERAMPOK
DAN
MEMPERKOSA.
Rampok dan perkosa oleh alat2 R.I. sedjak peperangan terdjadi sampai s a a t ini, bukan lagi rahasia tetapi telah mendjadi rahasia umum diseluruh Atjeh, j a n g sungguh'i sangat memalukan dan mengaibkan benar bagi kesopanan dan kemanusiaan. Ratusan lembaran buku djika hendak dituliskan, tapi semua itl kita tinggalkan sementara dan marilah kita ambil tjontoh satu perkosaan t j a r a besar2an, Pada tanggal 5-6 Juli 54 kira2 djam 10 malam duâ motor T.N.I. dari PanLon Labu telah turun didekat Kedai Alur Ie Putih Lho' Seukon. Mereka kemudian berdjalan kaki menudju kedai dan menggedor pintu2 kedai sambil mengatakan: Ajoh buka pintu, Kami adalah T . I . I . " Pemilik2 kedai itu j a n g mengetahui bahwa T . I . I . tidak parnah bertindak dan bersikap demikian, tidak memperdulikan gedoran tersebut, sebab mereka tau bahwa j a n g datang dengan motor itu bukan T.I.I., tetapi semata2 Alat Pantjasila. Gedoran semakin berat, diiringi dengan antjaman2 kedai tidak dibuka, akan dibakar seluruhnja. kalau Mendengar gertak ini penghuni2 kedai itu lalu bangun dan masiiig2 membuka kedainja. Apa kediadian? Zonder kolonwon, sekalian barang2 j a n g ada didalam kedai itu lalu dirampok, dikumpul dan dinaikkan kedalam oto. Kemudian wanita2 jang ada dikedai2 itu setelah suaminja diusir keluar, lalu diperkosa berganti-ganti, perempuan bersuami, tua muda remadja semuanja diperkosa, n wanita Tionghoa pun turut djadi korban keganasan ( 93 )
alat2 «T^alnfila
jang
bUaS
^
**«
dari suku Batak
l a k u ^ n ^ i 0 ï : n : n S a d a r ; - ^ itu tjaranja mereka bajonet dan diadiukan bedil i ' d l a n t a m dengan tidak mau, aku t m S m a f r ^ " ^ P C r k a t a a n : " K ^
dian bSfif d^akXn t a f 4 " ^ *» diikat> W «Ja perbuatan ^ f f i S Ä S ? *
^
hedjam
-
a p u l a ^ ' b ^ n S W a ^ r T t a TP n kn j ltU i ***» m e m b ™ besar, merek* S i a n 1 2> 7u]an° , d a n d e n S a n k^wa Panton Labu ^"^J P S kembali kepostnja di
10. MEMPERSAMAKAN KEMALUAN. JanS d i ] a k u k a » di ^^^^L^^Û^^t J n, jjuali, Lho Seukon pada tanggal 7 Juli 1954.
peuanSlf ÏÏTJà^^ ? * * »""* » maka mereka ?^ ^ diperintahkan telandian» P V di e melihat kemaluannja' m a s i n ^ t ' T ^ P ™tahkan dl eri S " ^ P °tahkan pula melihat kemaluan ^ kata: "Nah, sekaZ ? X t ' p u f a T ^ ^ , S a m b i l b e r " ^ beberapa orang dari tereka ^ L b ^ ^ ^ l " memperlihatkan kemaluarnia "Ä™i!r ÎJeI«>*nja serta P a d a S a m a bent k "ja aiau tidak? Kalau « 3 * « diberikan ^ 11.
S
e
k
!
^
^
^
^
^
SUKA RELA DJUGA DIDIDIK HARUS KEDJAM. Dalam operasinja Sukarela jang tidak disetudjui oleh (94)
Parlemen Sementara R.L, mereka, setiba di Teupin Tualang, Lho' Seukon pada tanggal 6 Juli 54, telah digempur oleh T . I . I . sehingga berachir dengan mereka kutjar katjir, lari lintang pukang. Musa Kepala Staf Operasi Kompie I V Lho' Seukon j a n g memimpin pasukan badju hitam itu dengan maki dan mengomel kembali dengan meninggalkan beberapa orang korban, sedang pihak T . I . I . kembali ke Postnja dengan selamat, serta dapat membawa rampasan j a n g terdiri 1 stengun, 1 mantel, 2 badju biasa, 140 peluru stengun dan 7 magazin (tempat pelor). Karena kekalahan j e n g tidak diduga2 itu, mereka sangat malu sehingga sebagai menebus malu dan agar dapat punten dari kepalanja, besoknja tanggal 7 Juli mereka kembali mengadakan operasi. Pada hari ini mereka bukan ketempat jang telah digempur akan tetapi kampung Tualang, Alur Ie Putch Lho' Seukon. Dikampung ini karena tidak ada j a n g merintangi perdjalanan operasinja, lalu mereka menangkap dan menuduh 7 orang penduduk sebagai gerombolan T I L Padahal kesemua orang jang ditangkap itu adalah petani biasa j a n g tidak pernah menurut djcdjak T . I . I . Demikianlah setelah dilakukan pemeriksan set j ara sepak, pukul dsb., dan mereka tidak sekali2 mengaku anggota T I I , lalu ketudjuh mereka digiring kedialan raja. Kemudian seorang demi seorang disuruh masuk kedalam kolong djembatan semen itu sehingga hampir^ ketudjuh mereka tidak muat dalam kolong djembatan ketjil itu. Setelah itu hamba Allah j a n g tidak bersalah itu. lalu ditembak dengan berpuluh2 peluru sten dan senapang biasa, sehingga terdengarlah pekikan dan djeritan dalam kolong semen jang sempit itu. Hanja beberapa menit sadja terdengar raungan dan suara rintihan kesakitan, akan tetapi
( 95 )
Ketika beristirahat, kelihatan Tengku Husin al Mudiih.V) J bertjakat* dengan Saleh Kafa Komandan Bat 1 on A«eh L ? Tgk. A Ha r U n (tengah) bekas Anggauta B.E. (sekan^lAffsffî
kemudian hilang, terhenti serentak dengan berhentinja suara peluru irialik maut Pantjasila. Mereka ketudjuhnja telah hilang, lenjap ditelan peluru dan dengan darah j a n g membasah bunii' mereka kembali kerahmatillah "Mampus sudah" ! demikian terdengar satu suara diantara sukarela itu dan kemudian terdengar pula suara : "Rasalah pelorku supaja tahu. Mana Tentera Islam mu j a n g akan mengambil bela untuk menolongmu." Demikian benar suaranja membanggakan diri dihadapan orang jang tidak berdosa j a n g telah ditewaskan dengan sangat 'kedjam dan dibiar peri kemanusiaan Lihatlah, pada temp'atnjakah mereka menundjukkan kebanggaann ] a ? Mereka tidak begitu menghadapi T I I , mengapa djika dengan T I I mereka tidak berani mempertarungkan sendiata dengan kebanggaann]a? Mengapa? Mengapa dengan rakj a t ' j a n g tidak bersalah, dengan sitani jang m e n t i a n sesuap 'nasi', sedang mereka tidak bersalah lalu ditangkap dan
dibunuh ? 12.
RUMAH DIBAKAR ORANGNJA DITEMBAK.
Berbeda dengan kedjadian diatas sedang kekedjamannja hampir sama sadja telah terdjadi dikampung Dji Djiem dan Alur Paku, Ketjamatan Ndjong, Kewedanaan Sigli pada tanggal 22 Februari 54. Ditempai: ini dalam operasinja Pantjasila suku Batak karena disekitar itu diketemüi sebuah asrama katanja lalu setelah asrama itu dibakar, maka 30 buah rumah rakjat kembali pula diaiadikan umpan api. Kemudian diantara penduduk jang membadjak dan tidak mau melarikan dirinia lalu ditangkap. Mereka setelah dipukul dan diikat, lalu dibawa kepuntiak bukit dan mereka diperintahkan, duduk berderet menghadap kebarat. "Djikà mau scmbahjang menjembah Tubanmu sembahlah" kata merekn. Kemudian terdengarlah perintah salvo dari komandannja dan peradjurit jang telah siap sedia menunggu komando, lalu memuntahkan peluru bren gunnia jang bagi bunji halilintar itu. Kesembilan orang
t 97 )
dïïfc Ä
seduri''"ft"
mereka pun S a l i kepoltnja
kebUmi
dengan
'"* ^
b kua
-
**
Seb
pepaüÏ'^CemtllnTn^ ^ T , ^ * ? " ^
jang telah g u g T i t " *
da
"
kemUdia
*ah
" °"»P«b«fki m.lt ,j„l.,d,- 2
Ä J « h»„io s„r,ng ^ Ä t'rt,z:steS dikakinja.
Dan s e W u m
Se
ffi?",^
°ran«
Ia
«i
ke
"a
telah pi Ia d i t e m b a k n t r r ^ ^ I-smail, seorang ahm dan pemimpin rakjat
dikampungItu
Dengan pembakaran rumah rakiat sehir,,!.,,;, ; J
berumah lagi Ä 5 ? J S S ! * r ' , a b p
ditanami d L Ï Ï X n «
,' t f " » *
C 98)
i S
rtirian "'""»'
"
li
<>«''
« ''"" *«di«
13.
K E K E D J A M A N SI BLACK D I
BIREUEN.
Si Black adalah nama samaran dari seorang Letnan suku Batak. N aman j a j a n g asli ialah Letnan Tambunan dari Bataljon Roi I B Bireuen, j a n g dipekerdjakan sebagai C.P.M. Karena kebuasannja ia sangat ditakuti oleh rakjat. Si Black ini mempunjai beberapa orang kaki tangannja, diantaranja : 1. T. Lateh, Simpang 4 Bireuen, 2. Abubakar, anaknja T. Lateh, 3. Jusuf Adam, Djuli dan 4. Guru Husin Jusuf, Geureugok. T. Lateh menerangkan kepada kawan2nja atau rakjat Umum, bahwa ia adalah sebagai pembantu angkatan perang. Dengan propagandanja sedemikian rupa, maka banjaklah rakjat datang melapurkan dirinja kepadanja. Sjarat melapurkan diri itu, barulah diterimanja d jika disertai uang Rp. 15 dan beras 20 bambu. Barang siapa tidak memberikan beras dan uang sebagai telah ditentukan itu maka tidak akan diberikan surat bebas. Demikian dikirimkan kabar kepada Keutjik2 (Kepala Kampung). Rol ini dimainkan begitu rupa dengan persetudjuan bahkan semulanja sebagai andjuran dari Black (si Itam) dari CPM itu. Hasilnja dibagi tiga. Si Black Rp.5, T. Lateh Rp.5, dan djuru tulisnja Rp.5. Demikian djuga beras. Rakjat j a n g ditangkap dan ditahan selama Tentera mengadakan operasinja, selain dipukul dengan berbagai t j ara penganiajaan lainnja, djuga supaja rakjat jang tidak bersalah itu mengaku, bahwa ia D I . Di daerah ini pun tidak sedikit penduduk j a n g didera dengan mengkontak listrik ditubuh dan dikcmaluannja, kemudian dimasukkan dalam tawanan; Kemudian d jika keluarganja mau menebus dengan sjarat mau menjogok sekian ribu rupiah dan dengan perdjandjian2 tidak akan memberi tahukan pada orang, j a , pada j a n g berwadjib, maka orang2 j a n g ditawan itu lalu dibebaskan, tidak dituntut. ( 99)
m
Saleh Kafa serta Tengku Zakaria Junus, Bupati Atjeh Selatan t,en »«"an, sedang a s j jk m a k a n t e r / g a h n a r i F
Pemerasan2 j ang pertama kali itu dilakukan tidak kurang dari 150 orang j a n g setelah dianiaja lalu diperas, diantaranja terdapat 'l. Keutjik (Kepala Kampung), Geureugok, 2. K. "Gani, kedai Lapang, Geureugok, 3. Ishak, Lingka Kuta, Lapang, i. Guru Ali S.R. Geureugok, 5. Guru Ismail Ibrahim, Samuel. J a n g dikontak dengan listrik, diantaranja H . Abubakar Amin, saudagar. Tengku T j u t Adik dari Pendidikan Mosjarakat. Husin H. A. Djawatan Penerangan Bireuen H . A. Bakar Amin tidak tjukup dengan didera dan dilistrikkan, akan tetapi atas perintah si Black, ia kemudian dipendjarakan. Setelah kaki tangannja meminta tebusan dan dihajar oleh keluarganja, barulah ia dibebaskan. Demikian djuga dengan T j u t Adik, ia bukan dipukul dan dilisterikkan, malahan disugukan dan dipaksa minum bier sampai mabuk, kemudian dikirimkan ke Medan. Banjak lagi kekedjaman2 dan tjara2 pemerasan, bahkan perkosaan2 dilakukan oleh Black 'dan kawan2nja di daerah Bireuen j a n g kita rasa tidak begitu perlu dituliskan dismi. 14
S U A M I I S T E R I D I T E M B A K D A N ANAK DALAM AJUXAN DIBAKAR.
Di Sawang pada hari kamis tanggal 13-10-1955 di Biang Manjak, Krueng Mane, Sawang, dalam operasinja hari tersebut Mobrig Krueng Mane telah menembak seorang bernama Bakar dan mentjentjang isterinja ketika mereka berada dalam rumahnja sehingga kedua laki isteri itu meninggal dunia ketika itu djUga dengan meninggalkan seorang anak j a n g baru berumur 3 bulan didalam ajunan. Kemudian rumahnja itu pun dibakar pula sehingga ketiga mereka terbakar hangus. Tindakan ini adalah karena salah lapuran sedang j a n g dimaksudkan adalah Bakar dari T U jang baru 2 hari j a n g lalu dikedjar oleh mereka tetapi tidak' diketahuinja. Kemudian pada tgl. 14-10 itu djuga telah pula ditangkap seorang bernama Wakil Umar, Kampung ( 101 )
Djamuan Barat, Krueng Geukueh
Dewanran T„ J i K-Zr j J - , * » a ditapgkap di Mesdjid ke Kruen
ditembak n a i d lS se bee lba h^ rt ifm"u r *****
S ^ane din
rumah Kerani Dollah.
15-
KEPALA KEMALUAN
DIBAKAR.
andjong Ke da sigiÄ s t t t £ * Ä T i ' -^ — dapat ditangkapnja s l r a I.f/l , d l
K a m p U n g
B I a n
telab
ne
Dalam pemeriksaan^ r! Pfd"duk bernam a Toke Daud. be ar2 unt k tt^ « " mengaku\,ahwa S a d d a h Ï T I TU tetapi dia o r i ^ ^ 1 ^ ^ , ^ b u k a * anggota jang dimintakan a.al ^ j ^ J ^ , ? ^ «
djangi Daud dan k e m u d , t 7 m S . a n
f hingga keluar dTräh
âmbT
P erang
,
i t u meneIa
"-
" ^ ^ k™alua™.ia m raun
f g2 kesakitan, Perbuatan kebinatangan ini dil . L suku Minangkabau b a k u k a n oleh seorang tentera 16.
"LAMPU
BERD JIWA".
Lain halnja dengan di Samalanga.
f^J^^^™«^
lain lagi. Tidak
dlt uri ai '»'tangkap, '' S dan kemudian kalau tidak t & ^ dengan tendangan, pukul dan f e h a T " m e n g a , k u d - a d i T I l ' s ditelandjangi bulat. ebaga,nja, maka orang 2 itu
lobangTu^g, h t w ZTt P su mlfu
j
r g hf°h^
sukkan jang^tSaJ V Z T dibakarnja ^ d * ™ a h h?'mm-^ kepanasan karena terbakar * J g Kemudian mereka , a I u
I)ersorak
( 102 )
'
t**
din f"*™' ^ >ben Z in, kemudian ^ '*" m < ; r a S
d a n
^
^
dengan gemuruh sambil ketawa2 besar. Perbuatan dan sistem kebinatangan ini djuga dilakukan oleh suku2 Padang j a n g ada dalam Angkatan Perang R I .
17. PERTUNDJUKAN TELANDJANG. Didaerah Kutaradja lain halnja. Ini terdjadi dalam bulan Januari 1955, dimana beberapa orang Awak tatkala patroli ke kampung2 lalu melakukan pertundjukan j a n g sangat gandjil, umpamanja j a n g terdjadi di T jot Goh. Dikampung ini mereka memanggil berkumpul wanita2 tua muda, kemudian beberapa orang diantara anak ninik mamak ini lalu telandjang bulat dan mempertontonkan kepada wanita2 jang hadir. Siapa j a n g tidak mau melihatnja dan membuang muka, dihardiknja dan diperintahkan dengan bajonet untuk melihat kemaluannja itu. "Siapa bagus dengan orang Atjeh p u n j a ? " tanjanja pada wanita2 tersebut. Tentulah tidak seorang pun j a n g mendjawab pertanjaan j a n g kurang adjar itu. 18.
D I I K A T D E N G A N KAWAT DAN D I
INDJAK2.
Dalam bulan November 1955 dikampung Tjot Geulumpang, K et j amatan Geulumpang Tiga Sigli, oleh tentera ditangkap seorang penduduk bernama Umar. Setiba diasramanja di Kembang Tandjung lalu ia diikat sekudjur badannja dengan kawat lantas dianiaja dengan t j ara j a n g sangat kedji. Selain ia dipukul ditendang, lalu ditidurkan dalam sebuah lobang perlindungan. Kemudian beramai2 mereka melompati dan mengindjak Umar tersebut, sehingga ia mendjerit kesakitan. Untuk menghilangkan gema suara djeritan Umar, tentera jang kedjam itu lalu bersorak dan ketawa terbahak2, achirnja Umar tersebut matilah dalam lobang penganiajaan itu. ( 103 )
19-
DIPERAM DALAM SUMUR,
'ain p S a ^ ^ f e f e ^ - d ! ^ n g Putu, Sigb periksa lebih dahulu terus dite " k a n g Ä T ^ 'f°mhr & Ja,U dima kk dalam sumur jang a « k l S S l i ^ an pakaiannja dibuka. B a S T S S T * * W " t a n a h ' ' Sett '"' ,! ' men a tuduhannja lalu d i t r f dI ''"T ^ S«ku den an dan sebagainja. ™ « Pukulan, rendangan 20-
ISTERI ORANG DIPASAH DENGAN PAKSA.
Dibahagian Beuratjan, Trient r i diantara puluhan kekediaman .* r i c n dS, t ..a Gt aatd«ig Meureudu, oleh Bataljon H i a n ^ ™ , ^ .' '
Tjot Djeumpa, i^^sffiTwa^s
nja dipergunungan.
J H
J a n g suami-
-bagai b e r i k Ï Ï ^ ^ ^ j a Ï ' t a n ^ T 3 " j1" ^ t di panggilkepos merSa r f ' d a r j T 1 1 * * * » * dimana suaminjf b e r a | a C S J f e " J A d * * * wan, a tersebut adalah isteri da ^ T I I K ?'"' b * W Xemud,a tersebut diandjurkan sunain 1 -i , " wanita d, asah h dipasa , lalu d S i 7 i'^* dan P «k (kaki tangannja S U n ? i ^ W - sala} ' « " ' « W kenjataan beriku"' dari in "" Ï J " b * h , ««tj.ntmn satu H di Beuratjan, DadV n a w «*? I ? r i ? ¥ d a r i Bataljon Maruddin, S j L / j a ^ Peliton ' M u ï ^ « ^ 1-V2~1955 °eh miJ nangkap dan diba'wa h Ä f a S S Ä k ^ cbasrama tentera Meunasah Kulan, 3 oram ' ( ? ^ ^ Lanjak Beuratjan isteri M H « K a"'ta : ' T M Pa a > L «u»« Trieng Gadeng 2 D l l i T . ^ T Katidjah i s t e r i \ e p a , a ^ a : £ r T : S t S , n i A 1 , d U , l a h ' * ^ Ketiga2 wanita f„l,
( 104 )
Karena sudah ternjata suami mereka ada dipergunungan maka lalu mereka diminta supaja memasahkan (brinja dan kemudian mesti kawin dengan fik atau memilih salah seorang tentera j a n g disukainja atau sebaliknja. Mereka pada mulanja tidak mau. Tetapi kemudian karena telah berdjam2 diikat tangannja dan katanja akan dimasukkan dalam bak air sebagai telah pernah dialami oleh beberapa wanita lainnja sebelum itu, maka karena antjaman j a n g berat itulah ditambah karena makan tengah hari tidak pula diberikan, sedang wanita2 tsb. sudah dari djam 8 pagi sampai djam 6 petang telah ditahan disitu, lalu karena takut dibenamkan dalam air, maka terpaksalah wamta2 tsb. mengangguk tanda setudju dipasak dan setudju pula kawin dengan orang2 j a n g telah ditetapkan jaitu : 1. I j u t Lanjak dengan Mukti. 2. Djauhari' dengan Sjamsjah dan 8. Tjut Katidjah dengan Maruddin. Kemudian barulah mereka dibenarkan pulang kekampungnja «lengan ketentuan pada hari Senin j a n g akan datang harus datang kembali buat dipasak dan kawin. Demikian kesempatan ini oleh Djauhari dan T j u t Lanjak sesampai dikampungnja- lalu mengambil kesempatan lari kegunung menemui suam inj a dan menetap tinggal disana, sedang I jut Katidjah beberapa hari kemudian ia ditangkap kembal, dan 'diikat serta tidak diberi makan alasan" lain katanja suaminja ada pulang, mengapa tidak diberi tahukan. Seberapa hari kemudian oleh tebusan Rp.500. lalu wanita tsb. dilepaskan kembali. tieberapa hari sebelum itu djuga telah ditangkapL isteri Berdan (Nja'Adji). 2. isteri T. Umar ( N i a TiahÓ Pun karena mereka tidak mau dipasah lalu did'jobloskan kcdalam bak air. 4 hari kemudian setelah masing'> ditebus Rp.800 oleh orang tuan j a barulah mereka dibebaskan dari neraka d jahanam itu.
( 105 )
21,
SETELAH DIBUNUH MATANJA
DITJUNGKIL.
Pada tg. 21 Mei 1955 di Aiue Drin, Geuleud.ng Padang
Keempat2 mereka setelah ditangkap lalu ditembak mati. Kemudian seorang j a n g bernama Tengku Mut Kren l a u d,tusuk2 tubuhnja dengan bajonet; matanja l a u d.tjungkil keluar dan paling achir majat j a n g telah remuk u dibawa kesebuah bat,: besar dan kemudian b a t a t a digulingkan pula kedjasad j a n g tidak berdjiwa l a g M t u 22.
KEPALANJA DIBELAH USUSNJA
DIPGTONG2.
Lebih kedji dan lebih bahkan M A H A kedjadian j a n g dituturkan berikut i n i :
K ED JAM
Abdul Gani Paja Toei Kemd. Kompi I, T U , Meureudu Î
I
Û
A
M
ad lah
f
Se0rang
Peradjurit dari
Bataljon
berani dan pantang surut menghadap lawan Dialah i f ™ memusnahkan 13 orang Mobrig dalam pertempuran di Sampo. Niet ketika Bala Bantuan Divisi ke Atjeh Timur
Ä S k^TlT' Sehingga SdUrUh P«^U-*»d a / f e t Z / r t f ï 1 1 9 5 6 ' °\h k ab rae h"wa a a l Aa t NGe a«nai r a Meureudu ada dan tklur a V """C*?*"* " **b- selalu ada dan tidur dirumahnja, maka dilakukanlah operasi kerumahnja. Pada hari tsb. oleh teman2nja telah diberitahukan bahwa alat negara telah berangkat dan sedang menudju ( 106)
ketempatnja. Gani membenarkan tetapi ia tetap tinggal duduk dan tidak melarikan diri sebagai biasa. Demikianlah pasukan tentera tiba dirimiahnja dan dengan stelling jang teratur Gani pun terkepunglah dan tidak dapat melarikan diri lagi. Tembak menembak pun terd jadilah antara seorang Gani dengan 50 tentera j a n g lengkap persend j ataaniija Setelah Gani habis pelor pestolnja iapun kenalah peluru dan djatuh bergelimpangan kebumi. Di waktu ini oleh alat Negara lalu be/aniaiü menikamkan bajonet keperut Gani dan mengeluarkan isi dalam. Kemudian ususnja laiu d,pote„g2 dan ditjungkil2kan kian kemari. Kemudian alu kepalanja dibelai, pula sehingga otaknja berhamburan keluar. Demikianlah Gani menghabiskan riwajat hidupnja ditengah2 kekedjaman dan keganasan j a n g sungguh2 dibiar perikemanusiaan
23.
P E M B U N U H A N BESAR2AN DI PAJA SIMPANG ULIM.
DEUMAM
Kalau tadinja peristiwa Pulot Tjot Djeumpa di Kutaradja itu dianggap satu peristiwa darah j a n g besar d. Atjeh. j a n g dilakukan oleh Westerling Indonesia, maka kedjacban pembunuhan atau peristiwa darah Paja Deumam, Simpang Ll.m adalah adik dari Peristiwa 'Pulot Tjot Djeumpa. Bedanja sadja, peristiwa Pulot Tjot Djeumpa (iisiar luas oleh pers akan tetapi peristiwa darah P a j a Deumam I I Simpang Ulim, Idi itu, tidak disiarkan selengkapi y a hanja berita seleiitengan sadja j a n g diberikan oleh Koordinator Mobrig Sumatra Utara, Komisaris I I Amir Sunarjo. Ia menerangkan pada pers, bahwa pada t a n d a i 22 Maret 1956 kira2 diam II WS Utara inn ., . i TIT f i i , f , . .. T , , > 1 0 ° gerombolan I I I telah menjerang Mobrig d. Lho' Nibong ketika mereka dengan sebuah truck kembali dari Panton Labu menudju ^utahmdjei dibawah pimpinan P I P E . E . Numbers. ( 107 )
™™
ber. V' , P e r e m P U r a n h a r i i h l Pihak gerombolan jang Knn ''r' ; : , l e n K k a , P l t U 8 OTa"S tewas dan 2 anggota Mobrig Komp, 5141 mendapat luka2 ringan (Tjerdas 27-3-56) Berita tersebut adalah bohong semata2, jang benar alah II orang pedagang (penduduk) jang telah djadi korban ,tu, mereka ditangkap, diikat, keniudia", dianteri dan ditembak sehingga kesemua mereka tewas disa'at itu djuga. Dibawah
ini penulis
lukiskan
berita
selengkapnja.
Pada hari dan tanggal tersebut (22 Maret 1956), kirâ2 d.I am 10 sebuah motor truck .Mobrig Ara Kunde, jang « u t t t u t I a r ; t 0 n , , L ' ' h u i « W antara lain dalam 'Luto Lil, \ VA 1 d , h a w a " , a S e 0 r a n « ' w a n i t a dari Panton Labu, set ba didjalan Paja Deumam, «lekat Lho' NibonSimpang l lim, beberapa T I I jang kebetulan sedang berada d
èhunrS
"
tl ai
'
rnembak
m0t0r
tsb
-
beb
<4a w ï
Meskipun demikian pihak Mobrig tersebut tidak hendak berhenti dan melakukan perlawanan tetapi dengan ketjepatan j a n g luar biasa, mereka melarikan autonja kembali ke Arakundo. Setelah memberikan lapuran kepada komandannia dan kedua korban diturunkan, lalu auto tersebut me.indj ketimur untuk meminta bala bantuan ke Kota Bindjai. DemikSaï dengan bantuan 2 auto Mobrig lain itu, mereka lalu mendatang, tempat terdjadi tembakan tadi sambil berdjalan kak, setelah motorn j a didirikan tidak berapa djauh dari kedai Lho Nibong. T r r 1 , ) i w a k t ; 1 i n i tidaklah terdjadi tembak menembak dengan 111 kembal, „.aka setiba disemak2, lalu pihak Mobri« melepaskan tembakan li,l,„f T , i i , " i «-iiiodKan hebat. terdengarlah suara bren sten, dan senapang biasa, j a n g dimulai dari diam i I 25 sampai djam 12.35. ° ( 108 )
Dari djalan raja (asweg) mereka terus masuk kampung Paja Deumam II. Dikedai Paja Deuman I I , mereka bertanja pada penduduk dan pedagang2 dikedai Paja Deumam I I itu: "Kemanakah larinja gerombolan j a n g menembak kami tadi?" Pertanjaan ini didjawab oleh penduduk disita: "Kami tidak tahu, sebalik pertempuran tadi diauli dari tempat kami, dan mereka tidak ada j a n g lari kemari?" "Bohong! kamu ini bohong dan dusta. Semua kamu ini gerombolan!" hardek Mobbrig. Ditanjakan pada Keutjik Musa, Kepala Kampung Paja Deumam I I tsb. djuga ia memberikan keterangan serupa dengan anak buahnja. Memang mereka dapat dikatakan tidak tahu menahu dalam kedjadian itu, karena djarak antara tembak menembak tadi dengan tempat mereka tidak kurang dari too Meter. Akibat dari djawaban j a n g dianggapi, j a tidak tepat (tidak benar) itu, lalu mereka j a n g ada dikedai itu, jaitu pedagangg dan penduduk disitu ditangkap dan tangannja diikat sedang apa j a n g ada dikantongnja disapu bersih. Diantaranja termasuk djuga Keutjhik Musa Kepala Kampung tersebut. Setelah mereka ditangkap dan diikat, lalu Mobrig jan« lainnja mendatangi rumal.2 penduduk, sambil membakar sebuah demi sebuah rumah rakjat kampung itu sehingga berdjumlah 25 buah rumah rakjat j a n g musnah djadi umpan api. Djuga tidak luput 2 baris kedai Paja Deumam 11 dibumi hanguskan. Setelah memperlihatkan kekedjamannja pada harta benda penduduk j a n g tidak bersalah (kaju mati j a n g tidak bergerak dan-tidak memberikan perlawanan) lalu sebahagian mereka menggiring tawanannja jang telah terikat itu sambil menendang dan sebagainja Mereka dibawa ke Paja Deumam I I I tidak djauh dengan meunasah (surau) mereka lalu dianteri, disuruh l.erbans dan kemudian terdengarlah suara peluru bren jang ditembakkan kedjurusan mereka. ( 109 )
Rakjat j a n g tidak bersalah itu gugur, djatuh seorang demi seorang kebumi dengan bermandikan darah dan sjahid ketika itu djuga. Diantaranja terdapat djuga anak2 dihawah umur. NAMA D A R I
KORBAN.
1. Wak Seuman, Paja Deumam I I . 2. Gani Ahmad, umur 15 th. anak dari Ahmad supir auto. S. Beurahim Adjuran. 4. Raman Padang. 5. Ali Basjah.
4
v. Kesemua mereka selain Keutjhik ketjil dikedai P a j a Deumam I I itu.
adalah
pedagang2
Selain kedjadian diatas, djuga setelah pembunuhan besarkan itu dilakukan, maka siapa2 sadja jang lewat didjalan raja lalu ditembaknja. Diantaranja turut tertembak dan mendapat luka2 parah dipahanja seorang anak berumur 12 th. bernama Leman, ia ditembak ketika berkereta angin didjalan raja. D j u g a 2 orang laki2 lain masing2 bernama Abdussalam, Lho' Reudeub dan Amat.
'
Kerugian j a n g dideritai rakjat pada hari ini akibat dari kebuasan dan kekedjaman Mobrig Suku Ambon dan Batak selain moreel, djuga materiel j a n g tidak kurang h dari Rp.500.000. -i Setelah peristiwa darah itu selesai dan Mobrig tsb. kembali kepostnja di Krneiig Nie, demi sadja oto hendak berdiri dimuka postnja, wakil kompi 5141 terus melompat
( no)
turun dari otonja dan berdiri dihadapan Peutua Assisten Wedana Sp. Ulim sambil b e r k a t a : "Kuwe Keutjhik2 simpan gerombolan dikampung, j a ? Kami datang dan kami telah bunuh mereka serta telah rumah mereka",-
Piah punja telah bakar
" J a , sudahlah, tuan punja kuasa. Ini namanja perang dan bukan urusan saja". Djawab Peutua Piah. " J a , nanti itu kedii Lho' Nibong djuga lagi!"
kita
bakar
"Bakarlah, sebab tuan lebih berhak dari saja", "Nah, pergi urus kamu punja rakjat j a n g kami telah tembak,". Katanja pula dan menjambung: "Ini baru satu kali, nanti kali j a n g lain akan kami kasih habis sama sekali. Satu mobrig tewas, 250 orang kita bunuh. Kita tidak akan tangkap2 lagi Kita akan bunuh terus. Urusan kita bukan dengan Medan, tetapi dengan Parlemen." Sambil ia menundjukkan tangan kepada seorang Mobrig Suku Ambon j a n g tidak djauh berdiri didekatnja: "Ini kita punja algodjo. Telah 20 orang lebih dia bunuh mati dibahagian Langsa. Kalau kita membunuh, kita bawa dikebun, lantas diikat kain merah, terus ditembak mati. Sekarang kita telah rentjanakan bikin tutupan." Demikian pembitjaraan j a n g terdjadi setelah pembunuhan kedjam itu terdjadi Pt. Piah tidak mendjawab dan berkata lagi, hanja terpikir dalam hatinja dimanakah terletaknja kebenaran dan ke'adilan dan dimanakah akan dapat diadukan perbaikan nasib rakjat akibat kekedjaman alat2 negara ini. Adakah urusan atau perhatian Pemerintah ked j urusan itu? D j a w a b n j a : Munkin karena berita2 j a n g Dipalsukan oleh alatnja sendiri maka Pemerintah j a n g dibutakan dengan
( m )
seCÏj ifU
itU h a D J a
'
' " ^ ^ « * * W» kedjadia*
PULOT TJOT DJEUMPA AFFAIRE b e S a r n a
f ™ T ^ k' ^ Internasional tertien' ' ,,en enRarkan i S f f f i f ^edjaman Pemerintah kita Pers dalam dan luar negeri menjiarkan berita kekediaman
S a dan «an dari
Um ada Sama Sekali itu l , ' m a l a h Persoalan d an kasa ra a ral \l ? ' ! * J «eskipun i i Atjeh ,. rakjat Indonesia santrat mpniM.l; + irakjat mtn esaI alat Negara kita itu. J ' a d a k a n kedjam
t
Dalam buku ketjil ini, Pulot Tjot Djeumpa affaire t.dak akan kita lukiskan betapa darah merah telah m e n h i r dan mengukir sedjarah kekedjaman ditanah R e n t g ^ Z 2 B . S , d£Z k l t a t t j a t a t S e D ^ a i Peringatan''belaka;
sebuah kfku S t ï - r e n d i ^ 5 5 ^ 1 1 ^
( 112 )
k
"a
ta a
^"
IX. KERUGIAN
PEMERINTAH.
Kerugian Negara sedjak peristiwa Atjeh sampai sekarang belum sanggup diperkirakan karena luar biasa banjaknja. Munkin djika dibandingkan antara begroting perang Belanda dengan Atjeh dahulu jaitu sedjak pendjadjah itu mêlantj arkan serangan ke Atjeh sampai pada s a a t dapat mendjadjah Atjeh, agaknja kerugian Pemerintah Indonesia dewasa ini selama menghadapi peristiwa Atjeh jang telah berdjalan 2 tahun lebih itu akan berlipat ganda puluhan kali lagi dari begroting Belanda itu: Munkin hal ini oleh orang luar Atjeh j a n g tidak menindjau dari dekat betapa sebenarnja kehantji'ian2 j a n g telah tedjadi akibat politik busuk Pusat terhadap /Vtjeh, akan merasa heran dan bertanja2 sampai dimana sebenarnja kehantjuran2 sehingga demikian besarnja kerugian Pemerintah di Atjeh itu ? Untuk mendjawab pertanjaan j a n g samar2 itu, dapatlah dinjatakan bahwa sedjak hari meletusnja peristiwa Atjeli sampai sa'at ini dan munkin akan seterusnja, tidak berhenti2nja Pemberontakan j a n g beridiologie Islam itu, melakukan sabotaged j a n g merugikan Pemerintah. Dari uraian singkat tentang riwajat terdjadinja pemberontakan pertama dapatlah kita perhatikan, seluruh pohon2an didjalan raja ditebang, berpuluh2 djembatan besar didjenamit, djembalan ketjil dibakar dan dibongkar. ( 113 )
ratusan km rel kereta api dibongkar dibuang, dipatahkan, dan dibengkokkan; djalan r a j a sebahagian digali, dibadjak sehingga djadi kubangan kerbau. Dengan kehantiuran2 bahagian lalu lintas ini menjebabkan telah berdjalan 'selama 8 tahun im perhubungan kereta api diseluruh Atjeh dapatlah dikatakan tidak ada sama sekali. Kalau ada 'pun hanja beberapa Km. sadja, itupun dua tiga hari telah distop pula karena relnja telah dibongkar kembali atau djembatannja telah diputuskan. Demikian djuga perhubungan lalu lintas cenderaan bermotor sehingga diwaktu penulis menjusun karangan ini perhubungan auto Lho' Sukon—Lho' Seumawe % ^ b 3 , r b u l a n 2 t i d a k a d a demikian djuga Samalanga v t ! g V- , i r e u f n k a r e n a beberapa djembatan penting telah dinantjurkan lagi. . Segala pengangkutan untuk Atjeh telah berdjalan 3 tahun diangkut dengan kapal sadja, ketjuali Medan Idie, itupun tidak begitu lantjar. Demikian djuga perhubungan telefon sudah 8 tahun terputus, ketjuah d.kota2 sadja. Ini adalah disebabkan hampir seluruh Atjeh kawat telefon telah diputuskan tiangnja dibuang, dipatahkan dan sebagainja, sehingga sebahagian besar tidak dapat dipakai lagi. ' .L D ^ a n i , S U d f P e n d i d i k a n Puluhan sekolah telah dan akan diduduki alat Negara lalu dibakar oleh Pemberontak supaja tidak dapat ditempatkan lagi. Mereka tidak mau perduli dengan anak2nja haus peladjaran dan ilmu asal «adja pemerintah Indonesia hantjur dan dapat dirugikan Station kereta api seluruh Atjeh telah musnah dibakar' ketjuali dikota2 besar (Kabupaten) dan satu2nja dikota Kewedanaan. Locomutief kereta api hampir seluruh,,ja didjenamit digulingkan dengan djalan membongkar (memutuskan rel, ditembak, atau mereka datang terus kebengkel kereta api, sebagai terdjadi di Dok kereta api Langsa. Beberapa ( 114)
locomutief diletuskan dengan bom dengan djalan memasukk a n alat peledak itu kedalam locomutief sebelum M a s n i s / Stokar menghidupkan apmja. Demikianlah djuga gerobak2 barang dan direksi, tidak sedikit j a n g telah digulingkan dan dibakar. Munkin djika dalam tahun2 ini tidak dipulihkan keamanan Atjeh, nistjaja locomutief 2 itupun akan musnah seluruhnja Motor2 tentera sudah mendaki ratusan jang dibakar dan dinantjurkan dalam operasi mereka.' Dimana2 kita lihat truck alat negara telah hantjur luluh dan telah dilemparkan begitu sadja dikota2 tempat mereka bermarkas. Tambang min j a k demikian djuga lialnja. Tambang minjak D j ulo' Raj eu' telah dibakar, Ranto Kuala Simpang untunglah tidak djadi ditelan api karena dapat bantuan, n djuga tambang minjak Berandali. Perkebunan damar Takengon dengan fabrik2nja musnah sudah. Sebagai gambaran j a n g menundjukkan kenjataan2, marilah kita berikan beberapa tjatetan kembali untuk mendjadi perhatian Pemerintah, Rakjat, pemimpin dan dunia seumumnja. Atjeh Tengah j a n g selama ini tidak demikian pendapat2 setengah orang, tiba tanggal 18-19 Augustus 19S4 actief kembali h a n c u r k a n sebuah djembatan di Km. 9 dan Km. 29 antara Bireuen Takengon.
bergerak lagi, mereka pada dengan mengsebuah lagi di
Serentak dengan itu, mereka telah membakar pula sebuah kebun damar di Isak j a n g luasnja 3 HA, dan pada 19-20 September berikutnja kembali pula dibakar sebuah kebun damar di Berang Gadjah Radja Wali (Takengon) jang luasnja 29 KM. Dalam pembakaran tersebut menurut chabar resmi turut terbakar 7 bak j a n g berisi terpentin. Berapa besarnja kerugian j a n g ditimbulkan T H itu tentulah orang ahli jang dapat menaksirnja. ( 115 )
.
Peutua Husin (Kanan) Presiden ATRA turut memeeane „im
Brinja Ç ° ï Ä
K mandan Bata,i n 1V A h
°
°
* S
fÄ
FABRIEK
DAMAR
TAKENGON
DIBAKAR.
Pada tanggal 26 September 1955, kembali T H Atjeh Tengah melakukan gempuran terhadap fabriek Damar P P N dengan djalan " menembak dengan metraleur api fabriek damar tersebut sehingga terbakar seluruhnja. Menurut chabar 4 orang jang turut berdjaga2 diatasnja (buruh) turut men dj adi abu. Kerugian ditaksir (iO sampai Rp. 70.000.000. Kilang damar tersebut jang letaknja di Lampahan adalah satu2nja Fabriek jang terbesar di Asia Tenggara dan dapat menghasilkan rata2 350 ton damar, 90 ton terpentin saban bulan. Buruh sebelum perang (i,000 orang, sedang diwaktu ini 3(>87 orang. Turut terbakar djuga diwaktu itu 300 drom @200 L. terpentin, 71.000 Kg. Balsem, 25.000 Kg. Hars, 50 ton beras, 25 ton bensin, kira2 30 buah motor baik dan rusak, 30 buah rumah buruh. Chabarnja diwaktu Belanda membangunkannja tahun 1.03(5 bermodal F 2.000.000, (gulden).
pada
Nah, berapakah kerugian Negara dan Rakjat jang telah binasa karenanja? KERUGIAN
DJAWATAN K E R E T A
API.
Kerugian j a n g paling besar selama perang Atjeh adalah D jawatan kereta api, sehingga I r p . Chatib berteriak2 meminta tolong di Radio Kutaradja. Ia mengatakan kerugian kereta api selama perang Atjeh sampai pada tutup tahun 1954 berd jumlah Rp. 46.000.000. Saban bulan harus dibantu oleh Pemerintah sebanjak Rp. 1.000.000. 45 halte telah dibakar T H . 60 Km. rel telah dibongkar. ( 117 )
Saban bulan tekort Rp. 285.000. Dimanakah diambil v a n g n j a untuk menutup ketekoran tersebut saban bulan karena kereta api tidak bisa berdjalan lagi? Dalam pada itu meskipun demikian besar,, j a kerugian ditahun 1954, masi djuga I r p . Chatib berkotek kotek hendak membikin nachtrein Medan—Kutaradja, dalam waktu singkat. Entah waktu berbitjara itu dalam mimpi naik kebulan entah supaja Pusat lekas kirim wang sebanjak2nja supaja bisa bikin patgulipat djika tidak bisa kita namakan koropsi, ataukah supaja bisa tinggal lebih lama di Atjeh? Nah itu belum perkiraan bersih benar dan belum masuk kerugian dan ketekoran tahun 1955/195(>. P E L A B U H A N LANGSA H A N G U S . Dan berapa pulakah kerugian j a n g diderita pelabuhan Langsa j a n g dihanguskan T U ? Tidak kurang darr Rp. 30.000.000, kerugian bangunan Pemerintah, p e d a g a n g Indonesia dan bangsa Atjeh. Demikian besarnja kerugian2 Negara dan rakjat, itu belum lagi kita perhitungkan subsidie j a n g telah dikeluarkan Rp. 200.000.000, untuk Atjeh ' meskipun ditjopot ditengah djalan oleh pembesar corrupt; belum lagi diperkirakan berapa djumlah wang operasi/patroli, sehari,, sebulan, setahun, dua tahun dan tiga tahun serta seterusnja. Belum wang hadiah djanda perseorang Rp. 5.000, belum gadji, wang sajur dan 1001 mat j am wang keluar biaja perang dan sebagainja. Apakah semua ini tidak dihitung lagi oleh Pemerintah kita maka penjelesaian keamanan tidak hendak diselesaikannya?
( H« )
KEGAGALAN POLITIK Mr. S. M. Amin
( Ho )
X. SURAT MENJURAT ANTARA MR. S. M. AMIN DENGAN TENGKU MOHD. DAUD BEUREUEH. Sebagai diketahui bahwa telah lama setelah peristiwa Atjeh meletus keadaan politik di Sumatera Utara ini «emangkin memuntjak. Gubernur Hakim Kepala Daerah Sumatera Utara j a n g sebelum peristiwa Atjeh terdjadi selalu mendjadi sasaran P K I dan P N I terutama dalam persoalan tanah Sumatra Timur, demi .peristiwa Darah ini terdjadi, maka Gubernur Hakim j a n g memang tadinja lawan politik PKI dan P N I semakin diketjam. Ia dipandang adalah orang jang tidak bidjaksana dalam Pemerintahan di Sumatra Utara dia tidak sanggup mengatasi kemelut Atjeh Golongan j a n g tantangannja menganggap bahwa oleh kekerasan dan ketegangan politik Hakimlah maka menyebabkan Atjeh berontak menentang Pemerintah Pusat. Bahkan Hakim sedjak mendjadi Gubernur Sumatera Utara, setelah I engku Dauh Beureueh men jerahkan Propinsi Atjeh bergabung dalam Sumatera Utara dan ketika ia turne ke Atjeh, selalu dalam kundjungannja dikampung2 (Ketjamatan) dalam pidatonja menjenggoj2 Tengku Daud Beureueh; baik dengan sindiran maupun dengan terangkan Hakim telah melakukan tekanan politik kepada Pemimpin' Besar Atjeh itu. Munkin Hakim berpendapat bahwa dengan kedjatuhan Daud Beureueh dari kursi kegubernurannja di Propinsi Atjeh, Daud Beureueh djuga telah djatuh dimata rak jat ( 120
maka ia berbuat demikian, sebagai tekanan, supaja rakjat tidak mempertjajai, mentha'ati dan mempatuhi lagi Daud Beureueh. Tidak tjukup demikian Gubernur Hakim pernah pula menjiarkan dengan radio Medan, meminta kepada Tengku Mohammad Daud Beureueh bekas Gubernur Atjeh, supaja mengirimkan motor Buick merah, kepunjaan Propinsi Atjeh kepada Gubernur Propinsi Sumatera Utara. Kemudian disusul pula berkali-kali dengan supaja dengan segera motor Buick j a n g mendjadi Hakim diwaktu itu segera dikirimkan ke Medan. motor tsb. dikirimkan Gubernur Atjeh itu kepada Hakim dengan perantaraan T. A. Hasan Bupati
telegram keinginan Achirnja Gubernur Sigli.
Demikian benar kasar Hakim j a n g baru mendjadi Gubernur, meletjehkan Daud Beureueh lambang Atjeh itu. Munkin oleh karena dipandang Daud Beureueh telah djatuh, maka telah lemah, dan karena telah lemah lalu hendak dimamah Disebabkan kebanggaan inilah munkin pula sehingga Hakim pernah mengatakan pada pembesar bawahannja, bahwa Daud Beureueh kini telah lemah dan tidak pengaruh lagi. I a telah tidak ada penghargaan lagi dari rakjat Atjeh. I a tidak sanggup lagi mempengaruhi Atjeh Dan ia tidak bisa mengemblengkan dan memompakan semangat rakjat Atjeh. Apalagi untuk berontak mendirikan Negara Islam Indonesia? Karena pendapat jang' demikian rendahnja terhadap Daud Beureueh maka pernah selama dia djadi Gubernur mengundang (memanggil) dengan surat dan telegram supaja Daud Beureueh datang menghadapnja, sedang diwaktu itu tindakan2 politis jang' menjinggung perasan Daud Beureueh telah disarankan dan dimainkannja. Berkali2 Hakim memanggil menghadap namun Daud Beureueh tetap ( 121 )
Beureueh dan dia tidak pernah mau datang menemui Hakim j a n g dianggap sombong dan lantam itu. Pendek kata kalau kita hendak memperkatakan soal tersebut diatas, baik politis maupun peribadi Hakim—berkenaan dengau Daud Beureueh, dalam riwajat singkat ini kurang pada tempatnja; tetapi sebagai bahan sedjarah, tjatatan singkat diatas agak perlu djuga kepada pembatja j a n g akan menuruti rentetan sedjarah Atjeh baru ini. Munkin dengan sebab2 demikianlah maka Pemerintah Pusat j a n g sedikit banjaknja mengetahui keadaan Hakim, lebib.2 karena banjak tantangan dari musuh2 politiknja di Sumatera Utara, maka selelah melihat Hakim tidak sanggup mengatasi peristiwa darah Atjeh dengan politik bleidnja dahulu itu, menjebabkan timbul reactie j a n g lebih hebat dan kemudian ia terpaksa dipindahkan ke Kementerian Dalam Negeri akibat tidak sanggup mengatasi peristiwa Atjeh j a n g maha besar itu Demikianlah Pemerintah Pusat lalu mentjaharikan orang kuat buat mendjadi Kepala Daerah (Gubernur) Sumatra Utara. Bukan sadja orang kuat, malahan orang j a n g ahli tentang Atjeh. Bukan itu sadja, tetapi pun hendaknja orang j a n g mengerti sungguh2 tentang 'adat isti'adat Atjeh, orang j a n g dahulunja selalu dekat hubungannja dengan pemimpma pembrontak Atjeh sekarang. J a , orang j a n g ada pengaruhnja dalam masjarakat Atjeh. Orang itu menurut tilikan dan pilihan Pemerintah, hanja Mr. S. M. Aminlih j a n g dianggap orang kuat, tjakap, bidjaksana dan mempunjai kesanggupan untuk menjelesaikan peristiwa Atjeh j a n g baru meletus itu. Oleh karena itulah Mr. Amin dengan segera diangkat mendjadi Gubernur .Sumatera Utara pengganti Hakim. ( 122 )
Mr. S. M. Amin jang tadinja pun bekas Gubernur Sumatera Utara dan kemudian karena munkin kurang puas dalam pemerintahan lalu mengundurkan diri dan tinggal dalam usaha partikulir sadja, di Djakarta. Dalam hal ini Mr. Amin j a n g munkin merasa optimis dapat mengembalikan keamanan Atjeh sebagai sediakala, lalu menerima baik tawaran Pemerintah. Memang sedjak Mr. Amin mendjadi Gubernur d j e l a s benar kelihatan oleh Pemerintah dan rakjat Sumatra Utara chususnja, bahwa sedjak ia timbang terima dengan Hakim, Amin terus sadja kependopo Kutaradja mempeladjari persoalan Daud Beureueh j a n g dianggapnja ketjil itu? Pada pers ia menerangkan Ins j a Allah dalam waktu singkat ia akan dapat mengembalikan keamanan Atjeh. Begitulah Amin balek antara Medan—Kutaradja hampir setiap minggu dan bulan, sehingga daerah lain kurang mendjadi perhatiannja. Initiatif Mr. S. M. Amin memang djelas kelihatan, sehingga tidak mendjadi rahasia umum lagi tentang' ia mengadakan hubungan dengan Pemimpin2 Pemberontak Atjeh, Tgk. M. Daud Beureueh es. Dia telah mengadakan hubungan surat menjurat dengan Pemimpin2 Pemberontak. Bahkan pada mulanja ia telah pula membentuk sebuah badan untuk mengadakan contak dengan Tgk. Daud Beureueh es. Tetapi karena kurang membawa hasil lalu hubungannja dilandjutkannja dengan correspondentie. Alasan permulaan j a n g dikemukakan adalah semata2 contak peribadi dan bukan bersangkut paut dengan pemerintah. Politik lit j in dari Mr S. M. Amin itu pada mulanja sebahagian orang men j angka tentu Daud Beureueh es itu (
123 )
akan kena pukau oleh Mr. Amin. Ia akan lemah, ia akan keok, diikat dan terdjerat oleh politik Amin j a n g litjin itu. Apalagi karena Amin sebelum mengirimkan surat kepada Daud Beureueh telah lebih dahulu mengirimkan utusan dan mengadakan perhubugan dengan Said Abubakar di Malaya, siapa adalah seorang tokoh dan Pemimpin 1 emberontak j a n g menjerupai tangan kanan Tgk. Daud Beureueh; paling achir setelah sebulan Peristiwa Atjeh meletus ia lalu lari ke Malaya dengan alasan mentjari sendjata, tetapi kemudian disana diserang oleh penjakit senuw. Disamping surat menjurat dengan Tgk. Daud Beureueh es Amin mengeluarkan bermatjam2 surat siaran dengan melalui Djawatan2 Penerangan, Pidato, Radio dan sebagainja menjuruh kembali seiuruh pegawai j a n g telah menjingkir dan memihak Pemberontak dan ia mendjamin tidak akan diapa2kan oleh j a n g berwadjib. Tetapi baik rakjat ataupun pegawai j a n g turun menjerah j a n g katanja tidak diapa2kan itu, kemudian ternjata dipukul, dianiaja dengan berbagai2 kekedjaman oleh alat negara, j a n g menjebabkan politik inipun ' tidak berdjalan lantjar sebab tidak. sedjalan perkataan dengan perbuatan. Begitulah tidak berhenti2nja usaha Mr. S. M. Amin sedjak ia djad, Gubernur Sumatera Utara, sekalipun ia sendiri dalam hubungan surat menjurat atau mengirimkan. kurir2nja kepada Pemimpin Pemberontak, dikatakannja hanja urusan peribadi dan bukan usaha Pemerintah, adalah hal j a n g tidak diterima akal, terutama oleh rakjat Atjeh jang tjukup mengenal dengan Mr. Amin. Dengan keterangan ini djelaslah kepada pembatja bahwa baik resmi atau cidak maka pihak Pemerintah Republic Indonesia tetap ada hubungan politis dengan Pemimpin2 Pemberontak Atjen; langsung atau tidak langsung telah diwakili oleh Mr. S. M. Amin Gubernur Sumatera Utara. ( 124 )
Orang boleh mengkelokkan dengan berbagai atau bleidnja, akan tetapi betapapun hendak dalam usaha mengembalikan keamanan Atjeh rintah Pusat maupun Pemerintah Daerah keinginan jang" sah buat menjelesaikannja.
iiku politik dikelokkan, baik Pemeselalu ada
Tjuma anehnja Pemerintah Pusat terutama regiem Ali Wongso itu (A.A.) karena merasa dirinja Maha Kuat dan hendak menaklukkan Daud Beureueh dengan kekerasan sendjata belaka, dengan penuh kekedjaman dan kedlaziman dan oleh keganasan politiknja jang menganggap dapat berkuasa terus menerus seumur Indonesia, maka dengan penuh kedlaliman dalam politik dan tindak tanduknja, menjebabkan walaupun politiknja buntu dan patuh ditengah djalan, namun dengan terus terang ia mengatakan bahwa pemerintahnja tidak pernah mengirimkan utusan, apalagi mengadakan hubungan dengan Pemberontak Atjeh itu. Realiteit bukan demikian Mr. Amin selaku Gubernur Sumatera Utara terus sadja meresek2 Daud Bereuen, mengadjak supaja ia menjerah sadja dan d j angan berontak lagi, sebab kesemua j a n g telah terdjadi itu dapat diperbaiki kembali. Pun Mr. Amin sendiri ahli pula bekerdja dibalik tabir politik Pusat. Diapun mengatakan bukan ' atas kehendak dan keinginan Pusat malahan keinginan dirinja, peribadinja, hendak membantu kawan dan sebagainja.... Baiklah, kesemua itu adalah politis, tipu muslihat, bagi kita j a n g selalu ingin suasana di Atjeh dan di Indonesia ini tenteram dan aman, marilah kita perhatikan betapa pemerintah kita mendjalankan usahanja untuk pemulihan keamanan j a n g tidak padam2nja itu Untuk dapat pembatja ikuti betapa sebenarnja usaha Mr. Amin mengadjak Pemimpin2 Pemberontak menjerah dan bagaimana pula djawaban Pemimpin2 Pemberontak Negara Islam itu, perhatikanlah dengan seksama surat ( 125 )
menjurat antara kedua belah pihak, sebagai berikut dibawah ini : Aurat
pertama.
Medan, 5 Desember 1953.
J a n g terhormat saudara2 : Tgk. M. Daud Beureueh, Hasan Aly, Tgk. M. Husin el Mudjahid, Husin Jusuf dan lain lain. di Tempat. Surat ini dikirimkan sebagai surat peribadi (person) dengan hasrat besar, memberikan sumbangan dalam usaha mengachiri permusuhan j a n g sekarang berkobar diantara saudara2 dengan Pemerintah Republic Indonesia dan dengan kejakinan adanja "goodwill" pada saudara2 berusaha karena itu. Kejakinan ini didasarkan atas pengetahuan saja tentang peribadi saudara2 dan bahwa pada hakikatnja, segala sesuatu j a n g telah berlangsung dalam masa j a n g lampau sehingga terdjadi pertumpahan darah setjara besar2an ini, adalah diakibatkan oleh sesuatu salah paham (misunderstanding). Oleh karena itu saja mengharap, atas kesudian saudara2 memberikan sedikit pemandangan saudara2 tentang djalan2 j a n g dapat ditempuh guna mengachiri pertumpahan darah besar2an ini ; demi kepentingan kita bersama. Menanti chabar ! Tembusan dikirimkan kepada saudara SAID ABUBAKAR di Penang. Salam dari saja d.t.o. Mr. S. M. Amin. ( 120 )
SURAT KEDUA. Dari Mr. Amin kepada Said Abubakar. Surat saudara tertanggal 18 February 1954 sudah saja terima sepulangnja saja dari Tapanuli tanggal 5 bulan ini. (mart, pen). Saja dapat memahami sesuatu j a n g telah saudara uraikan dalam surat j a n g tersebut; djuga p a d a dasarnja dapat saja akui kebenarannja. Hal2 ini memang seharusnja memperoleh perubahan. D j adi pendirian kita (keadaan j a n g demikian harus diperbaiki) adalah sama. H a n j a dalam tjara merobah keadaan2 itu kita berlainan pendapat. Perobahan, menurut pendapat saja hanja dapat diadakan dengan usaha2 dalam garis2 ketentuan2 hukum tidak ada membawa hasil j a n g diharapkan, malahan hanja membawa bagi rakjat. Besar kemunkinan, Daerah Atjeh akan memperoleh otonomi. H a l ini berarti lebih besar kemungkinan berhasilnja usaha2 kearah perbaikan dalam watas2 ketentuan Hukum. Saja mempersilakan saudara memberikan pemandangan2 saudara tentang munkin tidaknja pengachiran pertumpahan darah j a n g sekarang sedang berlaku ini, dan bila saudara berpendapat munkin, dengan t j a r a bagaimana? Sekian dan salam dari saja Medan, 8 Maret 1954. d.t.o Mr. S. M. Amin. Kepada J t h . Sdr. Said Abubakar 218, Penang Road, Penang. Dengan surat Mr. S. M. Amin ini selain dapat dimeno-rti isinja, dan dapat dipahami maksudnja; pun dapat kita ketahui pula bahwa sebelum ini telah lebih dulu ada surat Said Abu Bakar kepadanja. Sa j a n g surat itu tidak terlampir hingga tidak diketahui isinja. Ban j angan dan isi surat itu dengan djawaban surat ( 127 )
Tengku Mahmud Simpang Ulim seorang Ulama Atjeh Timur Kepala Djawatan Agama Atjeh Timur, turut berdjuang bersandal bahu dengan perdjuangan2 Islam.
Mr. S. M. Amin dapat djuga kita duga2 bahwa r upanj à Said Abu Bakar telah lebih dahulu memadjukan satu Consept perdamaian antara Pemerintah R.I. dengan Rakjat Atjeh. SURAT
KETIGA. Medan, 10 April 1054. Saudara2 Tgk. M. Daud Beureueh, Hassan Aly, Husin Jusuf, Tgk. A. H. Mudjahid, T. M. Amin, Tgk. Aly Pieueng, A. Djalil Amin, Ishaq Amin. dll.
Dipermaklumkan, bahwa memang benar saudara2 Jusuh Hadji Saleh dan Said Abu Bakar adalah wakil2 peribadi saja untuk menjampaikan pesan saja pada saudara2. Surat ini dapat sdr2. anggap sebagai sambungan surat saja tertanggal 5 December 1953 j a n g munkin belum 'sampai ketangan saudara2, oleh karena mana salinannja dengan ini dilampirkan. Dalam surat ini saja ulangi pertanjaan saja apakah menurut tindjauan saudara2 ada kemunkinan mengachiri pertumpahan darah j a n g sekarang telah berlangsung sekian lama, sehingga pendudik kampung j a n g telah menderita sekian lama dapat kembali hidup dalam aman dan tenteram? Tudjuan saudara2 saja telah mengetahui, tudjuan ini memang ada tudjuan setiap Muslimin. Akan tetapi saja melihat, bahwa tidak setiap Muslim dapat membenarkan tjara jang saudara2 telah lakukan guna mentjapai tudjuan itu. Dalam sekian lama itu nampaknja tjara dimikian itu lebih banjak membawa kemelaratan dari pada kemanafa'atnja. Saja dan banjak kawan2 lain djuga pernah berdekatan dengan saudara2 berpendirian, tudjuan saudara2 itu lebih banjak harapan dapat tcrtjapai dengan suatu tjara sesuai dengan ketentuan hukum jang sekarang berlaku di Negara ( 129 )
ini, sekalipun hukum keadilan saudara2.
itu
tidak
sesuai
dengan
perasaan
Pemilihan Umum j a n g sudah dekat ini memberikan kesempatan j a n g sebaik2nja. Disamping menunggu pemilihan Umum dapat diusahakan tertjiptanja faktor2 j a n g bersifat keuntungan dalam usaha kearah tudjuan saudara2 itu. Umpamanja faktor persatuan diantara rakjat di At j eh. Persatuan ini menurut pendapat saja dapat disempurnakan dengan lebih tjepat bila persoalan2 dalam hubunga peristiwa Tjumbok es. dimasa j a n g lampau, diselesaikan dengan pengeluaran satu peraturan j a n g tidak memunkinkan lagi sesuatu tuntutan atau dakwaan j a n g berakar pada peristiwa tsb. D juga otonomi untuk Atj eh. Sekalipun pada j a n g lalu tidak dapat saja menjetudjui, menjetudjui j a n g penting. Banjak lagi hal2 jang harus mendjadi perhatian langkah pertama mengudjudkan tjita2 terachir itu. saja bersedia memberikan nkiran2 serta tenaga2 saja batas kemungkinan, bila dikehendaki.
masa faktor dalam Dan dalam
Saja berharap dengan sangat, dj anganlah kiran j a saudara2 pandang surat ini dikirim oleh seorang anggota Pemerintahan j a n g sekarang berlawanan dengan "saudara2 Pandanglah surat ini sebagai berasal dari pribadi seorang j a n g pada masa lampau pernah bersatu dengan saudara2 dalam suka dan duka dan sekarang berhasrat sangat dalam usaha pengachiri peristiwa j a n g menjedihkan ini. Berharap sangat saja, memperoleh djawaban mengenai peribadi saudara2 tentang munkin tidaknja penjelesaian j a n g dimaksud dan tentang tjara2nja. Wassalam dari saja d.t.o (Mr. S. M. Amin) ( 130 )
DJAWABAN T g k . Amir Husin el Mudjahid. Sebelum Tgk. M. Daud Beureueh mendjawab. Tengku Amir Husin el Mudjahid telah lebih dahulu mendjawabnja .sebagai berikut : Ditempat, pada 20 Juni 1954. kepada J t h . Sdr. Mr. S. M. Amin di Medan. Dengan
hormat.
Dengan ini saja sampaikan bahwa surat sdr. tertanggal 10 April 1954 telah saja terima dan telah memahami maksud2 dari surat tersebut. Demikian djuga surat ini saja djawab atas nama peribadi saja dan dalam kesimpulannja menurut peuindjauan saja, untuk mengachiri pertikaian j a n g sedang terdjadi diantara Pemerintah R.I. dan Rakjat Atjeh adalah munkin asal sadja kedua belah pihak memang benar2 inffin memperlihatkan goodwillnja masing2. Walaupun begitu untuk mendjawab j a n g positif kepada saja memerlukan sedikit waktu. Tnsja Allah akan saja sampaikan nanti. Sekiail dahulu untuk saudara maklumi. Wassalam d.t.o. (Tgk. Amir Husin Al Mudjahid) Salinan disampaikan kepada, J a n g Mulia Tgk. M. Daud Beureueh. ( 131 )
SURAT HUSIN JUSUF KEPADA Mr. S. M. Amin. Pend jawab dan pendjelasan :gal 10 April 195-;' iwan2 jang tertentu.
surat Mr. S M Ami
s^iir'-'^^^-i.™ FISABILI LLAH, AWAL JULI 1954 T
B I S M I
a- i. ,
LLAHIRRAHMANIRRAHLM" kami 8embah dan
? ™ ja,nff Sk
En^i V "
^pada
Engkau kam, minta pertolongan. Tundjukkanlah kami (ijaian jang lurus, jaitu djalan orang2 jang- telah Eno-k»,, beri nikmat, (al fathah 5-7). engkau Allah telah mengizinkan berperang kepada orang2 Jana: dapat serangan disebabkan mereka teraniaja (tert S ' SeSungguhnja Allah berkuasa meu.enangkannja (alhad Perangdah mereka itu sehingga lenjap fitnah dari dunia dan adalah agama „agi Allah sadja. Djika mereka berhenti'
SÄ8
lat apaa jan mereka ke kai
*
"'
p a Ä s^lS'jipelil. sebala
bergen
1954
S i r a i : menerima
^
' ^
surat
*'
tersebut
^ apalagi
d a S a ' S E E ^ d ^ ^ p t>unl \ ^ ^ - a n jang , 1 1 i ' l bersjukur kenada AIM, ii oleh sebal, bapak seorang Muslim sedjati, I d a h danat mengetahuii lebih dahulu tjita2 sutji Rakjat At e h i U, Kiranja Allah s.w.t. akan berkenan selalu memberi' hidajah dan taufiknja kepada setiap Muslimin Bangsa Indonesia m e i ™ T T ™ " ? k / ^ i h a » » . i a > Herdjihad fi sabili S ,
meilaLfr1'!
edIa,1
tersebut dapatlah ^
^
a
xTan ^
kefasikan
Ä
£
> dan kemunafikan
"
Ä
an di raikan satu
r a ' int
"
( 132 )
5
£
ffi
p— - a
1. Dan sebelum itu kita harus tahu lebih dahulu, apa latar belakang jang mendjadi sebab musabab pemberontakan di Atjeh itu terdjadi, j a n g telah memakan waktu j a n g sekian lama dan mengambil korban jang bukan sedikit kedua belah pihaknja. . Maka untuk ini perlu rasanja kita tindjau kembali sedjarah perdjuangan kita dalam masa merebut kemerdekaan tanah air kita, dari tangan pendjajah Belanda, j a n g mulai sedjak th. 1945 sampai achir th. 1949. Hal ini sebenarnja sudah sama2 kita maklumi. Betapa besar pengorbanan darah rakjat Atjeh dengan pengorbanan person, untuk menentang agresie tentera Belanda terutama kedaerah Atjeh, jaitu daerah modal j a n g penghabisan bagi R.L bapak lebih ban jak mengetahui, apalagi bapakpun berada bersama2 kami (ii Atjeh. Tetapi sekalipun demikian saja mengakui ban jak hal2 j a n g terdjadi dalam mentjapai maksud agar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terlaksana dan terpelihara, di Atjeh ada terdjadi beberapa peristiwa, terutama peristiwa Tjumbok (Dec./Januari '46/4.6) j a n g beriwajat itu. Sesungguhnja pada perinsip kedjadian itu kita tidak kehendaki sama sekali, tetapi kesalahan itu. hendak kita salahkan siapa, sebab sedang bah mengalir lantas berdiri orang hendak membendungnja, mungkinkah ini dapat dilaksanakan? Demikian dalam hal ini segolongan besar bekas2 Zelfbestuurder membendung arus revolusi ini, dengan dipimpin T . Tjumbok es. Berdasar atas kenjataan ini njatalah golongan kaum uleebalang, j a n g harus menanggung akibat dari sebab2 perbuatan tangannja sendiri. Dan djuga kesalahan dalam peristiwa Tjumbok es. tsb. tidaklah harus disalahkan kepada rakjat j a n g b an jak dan pemimpin di Atjeh. D jika
pada
saat
itu
pihak
( 133 )
kaum
uleebalang
dapat
menjesuaikan dirinja dengan kehendak rakjat umum pastilah peristiwa j a n g menjedihkan itu tidak ada terdjadi, dan pasti pula Vocuum Pemerintahan di Atjeh pada saat itu untuk pimpinan tinggi berada pada tangan mereka. Tetapi mereka itu bertindak diluar hukum Revolutie, dengan membusungkan dada berdaja upaja hendak mengembalikan daerah Atjeh kepada pendjadjahan Belanda, selaras dengan sumpah mereka dihadjati oleh "Karte Verkelaring". Maka semua ini adalah akibat sesuatu Revolutie j a n g sàma sekali tentunja tak dapat disalahkan kepada orang seorang, sebagai mana Revolutie Indonesia tak dapat disalahkan kepada peribadi Presiden Sukarno dan H a t t a . Sebagai bukti orang dapat menjesuaikan diri dengan kehendak rakjat ramai kini dapat bapak lihat sendiri Residen T. M. Daudsjah. Tjontoh j a n g sematjam ini banjak lagi j a n g lain2 j a n g tidak perlu disebutkan satu persatu, j a n g bapak sendiri tentu mengetahuinja djuga 2 Dalam Vocuum Pemerintahan j a n g demikian itu, terpaksa dnsi oleh rakjat biasa dan hal ini mend j adi kebetulan sadja hampir semuanja terdiri dari PUSA dan Pemuda PUSA, Siviel dan Militer. Peristiwa j a n g demikian tentu tidak mengherankan benar, sebagai terdjadi djuga dalam alam Indonesia seluruhnja t e t a p i belakangan hal ini berangsur-angsur telah «lirobah (guna mentjegah djangan tersinggung perasaan) telah diletakkan pada tempat«j a masing2 s e l a r a s ^ a p a b e l i' teitnja. Saja sendinpun pada permulaan tahun 1950 dengan sukarela telah meletakkan djabatannja. Sekalipun hal ini dengan sesuatu comflik j a n g bukan dari saja datang-
Tni semuanja adalah didasarkan dengan kesadaran dan dengan keinsafan dengan maksud, agar daerah Atjeh dapat men j a p a . segala sesuatu j a n g ketinggalan baginja, jaitu: Politik, Pendidikan dan kesadjahteraan, pada saat itu harus, dimaklumi bahwa status Propinsi Atjeh masih ada. ( 134 )
8.
Beberapa tindakan Pemerintah Pusat, rupanja h K.M.B. selesai, Politik Pemerintah Pusat terhadap daerah Atjeh dan Pemimpin2nja j a n g dahulu, mati2an berg dalam mempertahankan Atjeh dan membelandjai sebahagian besar kepentingan Pemerintah Darurat Indonesia m dan diluar Negeri, segera beroleh sikapnja seperti siang dengan malam. Daerah Atjeh dan Pemimpinnja j a n g dulu disandjung2 setinggi langit dengan segera did jatuhkan kebumi j a n g serendah2nja. Perbuatan brutaal dan bodoh serta penghinaan mulai n ke Daerah Atjeh. Kedudukan tentera di Atjeh j a n g berupa Territorium (Divisi) dihapuskan dan pengurangan tentera pula dilakukan dengan tidak ada sjarat2nja j a n g baik. Status Propinsi Atjeh dihapuskan dan badan Kepolisian serta Djawatan2 lain pun dirobah. Politik Bezitting Personel dilakukan ke Djawaan dan kawanisme. Dalam pada itu dilandjutkan pula dengan penghinaan2 j a n g semata2 ditudjukan, kepada pimpinan di Atjeh j a n g duduk dalam Pemerintahan "adalah mereka buta huruf dari partai madrasah sadja" (partai bukulah), diantaranja terang ditudjukan kepada saja sendiri, Daud Buereueh, Husin Mudjahid, serta kawan2 j a n g lain, j a n g mengandung maksud bahwa semua apa j a n g dikerdjakan di Atjeh adalah semata2 sebab mereka itu sadja dan berlaku dengan hawa nafsu mereka serta tidak dapat di pertanggung djawabkan. Dan apa j a n g telah dikerdjakan itu adalah satu dosa j a n g tak t diampuni lagi, istimewa mengenai Tjumbok Affaire. H a l ini ditambahi pula dengan hasutan2 dari sisa2 golongan uleebalang j a n g terlibat dalam "Tjumbok Affaire" n Said Ali es. dengan B.K.R.nja dengan perantaraan pers ( 135 )
j a n g oleh .semua tulisan2 itu membuat campagne untuk memberi ajib semata2. Semua ini didiamkan sadja oleh Pemerintah scakan2 ada hubungan rapat dengan Pemerintah mengena, tulisan itu, j a n g oleh orang2 Pemerintah jang tertentu berd.r, dihelakan« hadjat tulisan di pers. sekal pun kedjad.an mi telah berkali2 kami sinjalir Pemerintah. Pada mulanja hampir semua rakjat Atjeh djuga diluar Atjeii pertjaja atas semua otjehan2 di pers. itu akan tetapi kemudian rakjat Atjeh tahu, bahwa semua itu adalah berupa A al -eh an ' 1U Penghinaan semata2 kepada Pemimpin rakjat ini dihnSrl TT? dl' Atjeh kat-'au dan kemudian d i l a n j u t k a n «lengan t,ndakan2 Razia, terutama ditundjukan
kepada semua Pem,mpin2 di Atjeh
Ra,iaHaIit,fPUn)mrbirikeSan' b^Wa
dalam masa
ai)a
Revolusi
>"« «lamakan
J i a z a ,tu njataa dipunpin oleh golongan uleebalang cliantaranja j a n g njata pengchianatan tanah air R I ialah Abdulrahman Muli sendiri, kemudian lebih ternjata lagi dalam tahun 1945 dan 52. Semua Pemimpin2 Pedj — K i * ''l A t j e h - ( l a » »-'djuangan dianggap pengchianaL e jua g t a t T a n i J a r ^ " 1 " ^ » S c h i a n a t tanah airf disebu e ~ I u,l M V' * ' S < i T a < l a p a t d i l i h a t dalam bezitting personel-pol.tlk terutama dalam Militer dan Civil. Berapa banjak tentera R I . dari djenis suku bangsa Atjeh di afgekeurd sadja dengan tidak ada status jang tertentu alasan j a n g dimadjukan "Sekolah". Lain dari itu dalam' soal pendidikan di Atjeh sangat dikebelakangkan, demikian «juga politik pendidikan j a n g pada teorinja, pada sekolah2 a k a n di a d j a r 3 f t 3 £ ? f\L'h ^mi/éO/60, ternja a nS C , ] eu ; 'l? $ - ° , : s e m a t a 2 J a "K njata han.ja ditudjukan U pada Hinduisme", semata mata. Kesemuanja ini sangat terasa kepada rakjat Atieh apa lagi mengenai soal peladjaran Agama Islam di sekoIah2 ( 186 )
rakjat Umum sangat ditekan oleh uiidang2 sekolah sendiri dari Kementerian P.P. & K. Mengenai soal irigatie rakjat amat dikebelakangkan, apalagi dalam soal djalan2 lalu lintas dan perusahaan2 serta perniagaan rakjat. Apabila hal semua Ini diperhatikan dengan setjara 'adil, demi kemakmuran, kebulatan dan kesatuan rakjat Indonesia' njata seakan2 daerah Atjeh, bukanlah masuk Wilajah Indonesia. Pada achir tahun 1952, Pemerintah telah mengetahui, bahwa dalam badan Pemerintah Sumatra Utara ada suatu tindakan golongan j a n g tertentu jaitu sisa2 kaum feodal j a n g duduk dalam Pemerintahan j a n g diorganiseer oleh P.K.I. hendak mentjulik dan membunuh Pemimpin2 rakjat di Atjeh, dalam Revolusi Indonesia mulai terdjadi, jang disusui, dalam satu "blacklist". Kedjadian ini telah sampai kepada Pemerintah dan Parlemen Sementara. Akan tetapi Pemerinlah memandang hal ini satu soal keljil dan soal remis sadja. Bahwa semua kedjadian2 ini oleh saja sendiri telah saja "sinjaleer" kepada Pemerintah dengan perantaraan pers. jaitu harian "Pendorong" dan "Tangkas" dan djuga dengan badan resmi dari pihak kepolisian Civil dan kepolisian Militer. Lainnja dengan melalui dinas: rahasia Pemerintah sendiri, agar Pemerintah segera mengambil "tindakan preventief". Guna mendjaga keamanan d j angan berbahaja, dengan ketentuan agar Pemimpin2 rakjal jang langsung dapat menguasi "masa" ozrapatie, dj angan dimasuki. Tetapi bal inipun d a m sadja dan tidak hendak hatikan oleh Pemerintah, bahkan lain j a n g terdjadi, Djaksa Agung memerintahkan untuk menangkap' Pemimpin2 rakjat di Atjeh tsb. Hal ini terlebih dengan ditjiumi oleh pihak Pemimpin2 rakjat di sehingga mereka mendjftdi waspada menunggu kemunkman jang terdjadi. ( 137 )
diperjaitu: 'semua dahulu Atjeh, segala
4. Tjita2 untuk mcndjadikan Wilajah Indonesia mendjadi Negara Islam j a n g bersifat Republik (Al djumhur Darui Islamiah Indonesia) memang telah terpampang sedjak Proklamasi N.R.I. jaitu dalam perhitungan bahwa rakjat Indonesia 98 prosen terdiri dari Ummat Islam. Sedang" Rakjat Atjeh" mempunjai keinginan ban j a Negara Islam, lain tidak itu sebab dulu di Atjeh seluruh rakjat menggalang perdjuangan, tenaga harta dan djiwa, adalah untuk demi kepentingan Agama Allah (jaitu Islam). Maka sebab itu di Atjeh amat bulat tekad perdjuangan ummat Islam menentang setiap agresi pendjadjahan Belanda. H a l ini sudah dapat dirasai oleh bapak sendiri, betapa persatuan ummat At jeli kala menentang agresi Belanda ke Atjeh. disa'at daerah modal, Negara Islam hanja tinggal Atjeh .sadja lagi. Tjita2 dan perdjuangan serta Islam di Atjeh j a n g demikian banjak oleh golongan ketjil orang'2 j a n g anti Pemerintah R.I. sebagai satu dosa, serta dikelokkan kedj urusan lain dan airnja sendiri.
pengorbanan ummat dan sut j i itu, dianggap Islam j a n g ada dalam dan telah disamarkan hendak direbus dengan
Proklamasi N.1.1, tanggal 7 August 1949, oleh Imam Karto Suwirjo diperhatikan oleh ummat Islam di Atjeh dengan seksama. Sebab musabab itu dikadji sedalam2nja dan seteliti-litinja. Demikian, sesudah timbul berupa2 kekatjauau di Atjeh, j a n g oleh Pemerintah Pusat dianggap soal j a n g remeh sadja, dalam bulan February 53, "positief massa" di Daerah Atjeh dapat dikuasi kembali oleh Pemimpin2 rakjat Atjeh apalagi ditambah dengan surat edaran D jaksa Agung sendiri. 5. Bahwa dalam tubuh Pemerintah R.I. achir2 ini, telah njata banjak benar hama penjakit j a n g akan membawa dirinja binasa, dan apabila sikap politik demikian terus menerus didjalankan, jaitu segala matjam penjakit ( 138 )
koropsi, segala matjam kerisis, hatta kerisis morel dan serta telah dihinggapi pula b a k penjakit komunis, pasti keruntuhun akan tiba. "Apabila kami kehendaki hendak membinasakan sesuatu negeri, maka lebih dahulu kami perbanjak disana orang2 j a n g rojal (koropsi menwut hawa nafsu) lalu mereka fasik sebab itu patutlah mereka ditimpa siksa, lalu kami robohkan neger, mereka seroboh2nja (sehantjur2nja), Quranulkarim Bani Israil ajat 16. Demikian oleh manusia j a n g insaf, sedar untuk kesej a h t e r a a n dan keselamatan Negara dapat dirasai dan dilihat tiengan segala alat pantja inderanja, demi kepentingan ummat Indonesia j a n g sangat mentjintai keamanan dan keseaj ahteraan. 6. Inilah sebahagian kedjadian ringkas untuk pengetahuan dan pendjelasan bagi latar pemberontak di Atjeh pada dewasa ini. Setelah selesai uraian diatas sebagai mukadimmah, maka tiba masanja untuk mend j awal, mohon surat bapak j a n g tersebut. « a Atas pertanjaan, adalah munkin mengachiri pertumpahan darah j a n g sekarang ini telah b e r t a m p a n g sekian lama , n i dengan tegas dapat saja djawab: A d a ! asal sadja Pemerintah B.'I. dalam hal ini dapat menundjukkan goodwillnja dari kepentingan ummat Indonesia seluruhnja dan demi kedjudjuran dan keinsafan pada kedua belah pihaknja, apalagi pertumpahan darah dan permusuhan j a n g demikian itu sekali2 tidak di kehendaki oleh pemimpi„2 dan rakjat d, Atjeh. Sebab, berapa djuga diichtiarkan, Sesuatu perkara tidak akan selesai, djika tidak kedjudjuran oan keinsafan j a n g mendjadi dasar. Ingat tjontoh pada Kahar Muzakkar di Sulawesi, j a n g ( 139 )
"jfcfsy*
1
Iljas (kin) pelarian dari Mobbrig memihak TII bersama2 den«in kawannjaUsman dengan membawa 2 putjuk sendjara, disampinfenja (kanan) Usman Dm ex Pegawai Djawatan Agama Aljch Timur sekarane Secretaries K.K. III.
di perlakukan oleh kolonel Kawilarang. Ingat peristiwa kolonel Husin Jusuf dan djuga diperlakukan oleh kolonel Kawilarang. Ketika ia masih mendjadi Panglima Tentera Terr. S. Utara. Dan disamping itu djangan dilupakan betapa kita aehiri peristiwa Atjeh ini, pada hal pemerintah Ali Wong.so telah memutuskan bahwa takperlu berunding dengan kaum pemberontak dan semua itu harus diselesaikan dengan kekerasan sendjata. Karena satu2nja djalan untuk menjelesaikan sesuatu pertjederaan hanjalah- dapat didahulukan dengan "perundingan". Tetapi disamping telah demikian halnja, ingin djuga saja mengemukakan beberapa usaha dan djalan2 kedjurusan berachirnja peristiwa Atjeh ini sebagai berikut: a.
PERUNDINGAN.
a. "Proklamasi Daerah Atjeh" mendjadi daerah Negara Islam Indonesia j a n g dinjatakan oleh Tgk. M. Daud Beureueh tgi. 21 September i 953, tentunja tak dapat dibantah. Karena ia telah mendjelma. b. Harus pada phase pertama, dianggap peristiwa Atjeh mendjadi satu daerah persengketaan, antara rak i at Atjeh dengan Pemerintah R.I. c. Mengenai hal ini, baiklah Pemerintah U I. mengadakan perundingan pada kedua belah pihak, jaitu Pemerintah R. I. dengan pemimpin2 pelaksana persengketaan tersebut. d. Karena dua pihak j a n g bersengketa lajak sekali hal ini ditjampuri oleh "pihak ketiga" jaitu o 4 h sebuah "Pamiia Negara" j a n g terdiri dari orang2 Pemerintah dan PfrtaiS Islam jang besai pengaruhnja kedaerah Atjeh, untuk mengadakan hubungan (contact) dengan pemimpin pembi rontak di Atjeh itu. ( 14.1 )
e. Kedjadian ini dapat dianggap, pertjederaan dalam sebuah rumah tangga sendiri, j a n g kalau dengan kekerasan sendjata terus menerus sulit untuk menjelesaikannja, dan kemungkinannja untuk mentjapai keamanan j a n g positif sukar diperoleh, apalagi daerah Atjeh dalam arti pertempuran (gevegterreim) adalah daerah Gerilja, j a n g amat baik dan luas sekali. Kemungkinan buat ditundukkan dengan kekuatan Militer (laut, darat, udara), hal ini tentunja membawa pada perbelandjaan j a n g amat besar dan masa j a n g berlarut2 "seperti api dalam sekam". Apalagi pihak2 pelaksana persengketaan (pemberontakan) mempunjai backingnja dengan daerah2 aman R.I. dan disamping itu banjak pula tjontoh2 j a n g telah terdapat, misalnja di D Jawa Barat Sulawesi dan Kalimantan, sampai kini terus menerus bergolak. f. Dalam phase rundingan pertama, perlulah kiran j a kedua belah pihak melakukan cease fire (hentikan permusuhan sendjata) guna melaksanakan hubungan perundingan antara pemimpin2 pelaksana persengkataan dengan pihak panitia Negara. Ini lebih murah dan mudah penjelesaiannja. g. Selesai perundingan j a n g pertama selaku mukaddimah, barulah dapat diteruskan rundingan phase kedua dan seterusnja, j a n g pihak pemberontak menjampaikan keinginannja dan pihak Pemerintah R.I. mempertimbangkan serta memberi keputusan atas rundingan itu, langsung dapat dilakukan oleh pihak2 Pemerintah R.I., Pemberontak Atjeh dan Panitia Negara. h. Kiranja djalan inilah j a n g dapat ditempuh untuk mengachiri peristiwa Atjeh ini, Ins j a Allah akan bertemu djalan j a n g menghasilkan pemulihan keamanan j a n g didahului oleh "pemulihan" persaudaraan j a n g telah tjedera. i. Agaknja menurut pendapat saja pihak Pemerintah ( 142 )
Tengku Abdullah, ex Asisten Wedana Kewedanaan Meureudu, sekarang Wedana NU lihatlah djarinja telah kurang satu dalam pertempuran Meureudu jang .sengit itu.
R.I. amat berat untuk berpikir kepada djalan2 dan pendapat
Stak!;: ana
fe^r
seperti telah
nri.
MISVERSTANT. a. Segolongan ketjil dalam badan Pemerintah R I dan „rang2 jang anti Agama Islam menuduh, bahwa p«n g o n t o k a n di Atjeh selalu d.perkisarkan kepada Z J , n ^ ' ^ ^ ***** **£ îiunmol Äff"0"1' ^ teäh l i L . ^ T " , M T a i l S ' t u < 1 "» l a " 2 J«W sedemikian itu te an dilantjarkan kepada pemimpin2 rakjat di Atieh sedi.,1tahun 1950 sampai sekarang ini jang diikuti d en ga t n f
s e b a b k a n ^ " fï^
£ embe ™, ntak
di
Atjeh, mkanlah di
menudju pada pokok kesedaran h a f " 1 ^ 5 a a s set.ap barang kurnia Allah atas Negara Indonesia Merdeka (Negara Kurnia Allah). Setiap rakjat Atjeh dan setia,, Pemimpin2 diAtieh dfbTwa I f f ^ ' ] i t i . — P e r h a t i k a n hendak k L a n a rakjat
Sr;eikdenïïai;i,1;ïïs-tt"buh p r r a h »*
mcndjua. IndonSia k e ^ T m l ^ d e ^ J - £ palsu dan tj.p aan manusia menudju "/,, flüM» danbebas dan segala paham dan itiqad agama Islam Kemudian dari itu hendak membutakan rakjat Atieh dan sedarah perdjuangannja sendiri, hendak direbut mereka dengar, airnja sendiri, mengusir mereka dari rumah jang dilnnakan sendiri hendak ditipu "Nira diambil ora7 ' datang ratjun diberi kepada orang jang empunja makana '" ndak membunuh m e r e k a d e n g , n ^ ^ ' „ „ J j ( 144 )
c.
M E D L A R A T DAN M A N F A ' A T N J A .
Memperhitungkan mediarat dan manafaatnja dalam pemberontakan di Atjeh itu, memang harus diakui setiap usaha2 perbaikan, tentu akan mengalami rupa2 kesukaran dan kerugian j a n g bukan sedikit. Tetapi pula dalam satu pemberontakan sebagai jang terdjadi di Atjeh ini, tentulah akan mengalami r u p a ! kemedlaratan terdiri dari pengorbanan d jiwa dan harta serta lain2 sbg. Tentang manfa'atnja, memang tak dapat dibantah lagi, bahwa sesuatu kehantjuran akan menudju kepada kebaikan, milah manfa'atnja, Kemanfa'at sesuatu usaha ialah menundjuk untung bukanlah mentjari kemelaratan. Setelah mendjadi kemedlaratan lantas menimbulkan kemanfaatan, ialah "hasil usaha" R.I. kita terima dari puing j a n g hantjur, j a n g sengadja kita hantjurkan sendiri guna mentjapai maksud ialah "hasil usaha" kita R.I. merdeka. Bila kita ulang sedjarah ini tentu kita bisa membuat balan kemedlaratan amat besar kita deritai, tetapi manfaatnja pun bukan sedikit, jaitu kita peroleh ('lari hasil usaha kita, jaitu sebuah Negara R.I. Merdeka. Untuk merebut kolon, dalam saat ini mengenai peristiwa Atjeh tentu hal ini belum mungkin karena usaha2 jang dilaksanakan dalam pemberontakan Atjeh itu belum sampai pada doelnja jang penghabisan, akan tetapi pada hakikatnja dapatlah di djelaskan bahwa manfaatnja akan lebih besar nanti disisi Allah dengan keterangan2 jang telah saja uraikan pada mukaddimah surat ini, jang dengan sendirinja, setiap usaha ummat Islam untuk ' memperbaiki sesuatu kerusakan dan berdjihad menghancurkan setiap kedlaliman dan kefasikan adalah hak dan kewadjiban setiap hamba Allah jang .Muslim. Sekalipun dalam peristiwa Atjeh ini ada golongan pengedjar keuntungan duniawi ( 145 )
sadja, berfatwa ada jang dinamakan pemberontakan di Atjeh itu, salah dan tid-,1- dibenarkan Agama Allah, hal ini tidaklah mendjadi heran benar. Karena a j at Allah, j a n g mereka bat ja, "diangan kau djadikan golongan dlalim dan fasik mendjadi pemimpin" itu djuga dipakai oleh kaum pemberontak untuk dasar hudjdjah dalam menentukan maksud. Demikianlah. "Hai orang2 j a n g beriman! Manakala kamu bertempur (berhadapan) dengan kaum kafir itu, hendaklah kamu tetap (tegas pendirian) serta ingatlah senantiasa kepada Allah; moga2 kamu beroleh kemenangan." ( Q u r a n : Al Anfal, ajat 45). Allahu Akbar! Allahu A k b a r ! Àllahu A k b a r ! Juqtal au Jaghlib. dto. (Husin Jusuf). Demikianlah isi surat Husin Jusuf ex Kolonel T N I , j a n g sekarang djuga seorang Kolonel j a n g actif dalam T I L Dari suratnja j a n g pandjang lebar itu dapatlah pembatja menangkap pati sari menurut analisanja, dimana djelas benar kepada kita bahwa pemberontakan Atjeh itu bukanlah pemberontakan kegila2an, menurut kata hati, gua pangkat
PERNJATAAN
GUBERNUR MILITER
T.N.I.I.
Sebelum Pemimpin Pemberontak N . I . I . Tgk. M. Daud Beureueh memberi djawaban mengenai surat Mr. S. M. Amin, lebih dahulu telah dikeluarkan pernjataan sebagai berikut : PERNJATAAN: M E N G E N A I S U R A T SDR. Mr. S. M.. A M I N ( G U B E R N U R R. I. S U M A T E R A U T A R A ) T G L . 10 A P R I L 1954 J A N G D I T U D J U K A N K E P A D A KAWAN2 J A N G T E R T E N T U ( T G K . M. D A U D B E U R E U E H CS.) Membatja salinan surat saudara Mr. S. M. Amin (Gubernur R.I. Sum. Utara) tanggal 10 April 1954 j a n g ditudjukan kepada beberapa kawan2 j a n g tertentu j a n g kini lagi aktief dalam melaksanakan pimpinan djihad didaera ini Atjeh kami memandang perlu mengemukakan sekadar pandangan dalam hal j a n g dimaksudkan oleh saudara tersebut j a n g merupakan pernjataan singkat, dengan pengharapan kiranja terachir kesalahan pahaman dan selandjutnja dapat membetulkan pengertian terhadap udjud atau tjita2 perdjuangan rakjat Atjeh j a n g sedang bergelora pada dewasa ini. Pernjataan j a n g dimaksud, adalah sebagai berikut: L Kiranja Allah s.w.t. akan selalu berkenan memberikan hidaiah dan taufiknja setiap Muslim Bangsa Indonesia, sehingga menginsafi kewadjibannja berdjihad fisabilillab, bagi meninggikan kalimatillah, Negara Islam Indonesia semula. ( 147 )
l e ^ n j a t a a n apakah ada kemungkinan mengachiri pertumpahan darah j a n g sedang berlangsung fekian lama capa,; d l d a J ™ b dengan s u a t u kalimat j „ . g singkat, kemungkman selalu ada. Apakah lagi d jika memang tidak dikehendaki dari semula. Akan tetapi kiranja pernjataan j a n g demikian itu lebih tepat ditudjukan dan didjawab kepada dan oleh Pemerintah R.I. sendiri. Karena proklamasi berdirinja Negara Islam Indonesia pada tanggal 7 Augustus 1949 oleh Imam Katosuwirjo j a n g kemudian oleh prpklamasi K-hAf f i ' " *fL 7 A u K u s t u » « « B oleh Abdul Kahar Muzakkar dan kemudian disusul pula oleh proklamasi Daerah Atjeh dan sekitarnja tgi 2 -September 1953 oleh Tgk. Moehammad Daud Beurcuèt darf S T"? d a r e r a i h t C r S e b u t m e n d - > a d i bahagian" Ind 0nCSia SUdah m l d 8 a « J - ^ kenjai i l aan^ taan2 j a n g tak Tdapat ] di ubah.' Kewadjiban kami j a n g terpenting a.l. ialah mendjalankan atau meratakan da'wah tentang apa tjita2 kami dengan perdjuangan angkat sendjata ini apa sebab dan takloi-2 j a n g mendorong kami melaksanakan perP djuangan tersebut.
Mudim e lell U r ^ e r
Sdr
- 8 - AL A m i "
seba
« a i -orang
Muslim telah dapat mengetahui tjita2 perdiuangan kami ,tu Mudah2an kiranja .Muslim l a i n p u n S 3 pula tjita2 tersebut .lengan pengertian j a n g s U n g ^ l S berudjud mendjadi iman: Iqrar billisan (mengaku dengan lidah) tasdiq bilqalbi (membenarkan dengan perban).
^
bU
'"»J
^
^
™
4*£ß*
Adalah salah sekali kalau orang mengira, bahwa perdjuangan rakjat Atjeh dewasa ini berpokok kepada soal disekitar revolusi Tjumbok c.s., otonomi Llh dan lam2 sebagainja. Akan tetapi kamipun tidak ( 118 )
merasa gandjil terhadap anggapan/tuduhan jang demikian, karena kami mengetahui, bahwa ke'tjuali ada orang2 j a n g kurang mengerti tentang duduku j a soal djuga bukan tidak ada orang2 atau golongau2 jang ingin hendak mentjemarkan perdjuangan sutji rakjat Atjeh ini guna kepentingan2 j a n g tertentu. 6.
Perdjuangan ummat Islam untuk menegakkan hukum2 Allah diatas bumi Indonesia ini, cbususnja Atjeh sebagai pengganti hukum2 'adat tjiptaan pikiran manusia sudah dikenal dalam sedjarah Indonesia semendjak dahulu dengan pengorbanan2 j a n g tidak sedikit. Perdjuangan kemerdekaan tahun 1945 j a n g baru lalu telah menimbulkan peristiwa2 penumpahan darah diseluruh Indonesia, diantaranja peristiwa Tjumbok e.s. j a n g terkenal itu, adalah tidak terlepas dari rangkaian perdjuangan Ummat Islam tadi.
7.
Perdjuangan2 dan pengorbanan2 Ummat Islam Bangsa Indonesia jang demikian banjak dan sutji itu terangkan hendak disamarkan dan dikelokkan oleh golongan2 ketjil dari Bangsa Indonesia j a n g anti Agama dan anti Islam j a n g bersarang dalam tubulin j a pemerintah Kedlaliman2 lahir dan bathin dengan langsung dan tidak langsung terus menerus dilakukan terhadap Islam dan Ummat' Islam Bangsa Indonesia. Ummat Islam Bangsa Indonesia hendak dihantjurkan atau direbus dengan airnja sendiri. Bukti2 dalam hal ini sudah tjukup banjak dan terang' malahan sedang berlaku terus. Semua orang dapat melihatnja, ketjuali sebahagian Ummat Islam sendiri j a n g buta politik ataupun lalai dan mudah dikutak katikkan oleh kepentingan diri duniawi. Sikap Pemerintah R.I. terhaelap masaalah2 tlisekitar peristiwa Tjumbok c.s., terhaelap Otonomi Atjeh, ( 149 )
terhadap soal2 ketenteraan di Atj eh, terhadap Pemilihan Umum, terhadap persoalan-persoalan luar negeri j a n g langsung mengenai nasib Indonesia dan Agama Islam dibelakang hari j a n g dari sehari kesehari semangkin bertambah runtjing dan terhadap lain2 soal, baik j a n g bersifat morel maupun material, tjukuplah sebahagian ketjil dari tanda2 dan bukti2 j a n g mentj abut kepertjajaan rak j at Atj eh terhadap kebenaran dan keiehlasan Pemerintah R.I. D j adi bukanlah soal salah paham (misunderstanding). 8.
Dalam hubungan manfa'at dan medlarat, kiranja dalam tarafa j a n g pertama dari revolusi Islam jang sedang berlaku di Indonesia dewasa ini tidaklah pada tempatn j a orang mentjoba hendak menetapkan ukuran2 tentang manfa'at dan medlarat j a n g timbul padanja. Apalagi djika diingat, bahwa antara pihak2 j a n g setudju dengan contra dalam perdjalanan sedjarah selalu ada perbedaan pandangan (visie). Malahan sesungguhnja penderitaan2 rak j at At j eh dewasa ini, adalah sebahagian besar akibat dari kedlaliman pemerintah R.I. sendiri, akibat dari keganasan2 alat kekuasaannja. Bukanlah pembunuhan2 kedjam, penganiajaan2 .lang tak ada taranja, pembakar2 rumah rak i at, perampokan/ P erampa.san2 harta, perkosaan terhadap wamla2 dan lain2 sebagainja j a n g pernah dan jang belum pernah dikenal dalam sedjarah kedlaliman keradjaan2 j a n g absolut dan pemerintah fasci,s sudah dan dialami rakjat At j eh dari alat2 kekuasaan R.I. Pantjasila?
9.
Sembojan2 keamanan, pembangunan dan kemakmuran j a n g digembar gemburkan Pemerintah R.I. ternjata tidak lain dari pada pemusnahan, penipuan, penindasan dan lain2 sebagainja j a n g akibat langsung dirasai terutama oleh Ummat Islam Bangsa Indonesia dan ( 150 )
semakin membesarkan kechawatiran keruntuhan kehantjuran Indonesia dimasa j a n g dekat.
dan
10.
Segala goodwill j a n g diberikan rakjat Atjeh kepada Pemerintah R.I. dimasa masa j a n g lalu, adalah dianggap sebagai kebodohan, kelemahan dan ketakutan atau sebagai ketha'atan j a n g harus pihak j a n g diperintah terhadap j a n g dipertuan.
11.
Kami telah senantiasa melahirkan kepada pihak j a n g berkuasa dari R.I. bahwa Kommunisme, pendjadjahan Belanda maupun djahilijah Hindu, adalah musuh2 Ummat Islam Bangsa Indonesia, dj anganlah kami L'mmat Islam Bangsa Indonesia chususnja Atjeh diserahkan kepada musuh2 itu. Tetapi kiranja pintu untuk pendjadjahan itu dibuka dengan seluas luasnja dan terus dibuka serta dikawal/dilindungi dengan sebaik2nja.
12.
Achirulkalam perlu kiranja ditegaskan lagi, bahwa djihad fisabilillah ini, adalah kewadjiban setiap Muslim bagi melawan kedlaliman dan menegakkan Hukum Allah diatas bumi Indonesia ini dengan berdasarkan sesempurna taqwa dan sebesar2 tawakal kepada Allah s.w.t. sebagai sumber dari segala mat j am kekuatan. Hanja dengan tolong dan kurnia Allah djua kiranja Lmmat Islam Bangsa Indonesia akan memperoleh kekuatan dan kemenangan. Fisabilillah, awal Ramadlan 1373, Gubernur Militer N.1.1. daerah Atjeh dan sekitarnya d.t.o. (Tgk. Moehammad Daud Beureueh)
Demikianlah pernjataan j a n g bersifat penerangan kedalam sebagai ulasan dan pendjelasan j a n g sempurna tentang sebal) musabab Pemberontakan Atjeh. ( 151 )
Dua „rung Tjaniat Nil dengan pakaian seragam dari Idi dan Idi Tjut
Kemudian barulah disusul pula dengan memberikan djawaban terhadap surat Mr. Amin, jang isinja pun menjerupai sebuah pendjelasan politik. Marilah, kita perhatikan dengan seteliti2nja surat djawaban tersebut sehingga dapat pula kita mengerti seluruhnja persoalan Pemberontakan Atjeh j a n g dahsjat Djawaban Tgk. M. Daud Beureueh e s : Assalamualaikum
Warahmatullah
II 'aba raka tuh.
Surat saudara tertanggal 5 Oktober 1958 dan 10 April 195-1, selamat kami terima, pada tanggal 1 Mai 1954 seraja kami utjapkan s j ukur kehadhirat Allah jang telah mengilhamkan hasrat kepada saudara untuk memberi sumbangan penliadi dalam mengachiri permusuhan didaerah Atieh antara N i l dengan N R I hasrat saudara iang demikian itu kami mengutjapkan banjak terima kasih. Sebelum mengemukakan pendapat mengenai surat saudara dialas, terlebih dahulu agaknja perlu kami mengemukakan disini, sebagai berikut: 1.
Tanggal 21 September 1953, saja Tengku Moehammad Daud Beureueh, atas nama Ummat Islam daerah Atjeh telah M E M P R O K L A M I R K A N , daerah Atjeh inendjadi Bahagian dari N . I . L j a n g telah diproklamirkan atas nama Ummat Islam Indonesai oleh S. M. Karto Suwirjo pada tanggal 7 Augustus 1949.
2.
Tindakan tersebut saja ambil, dengan dukungan sebahagian besar Ummat Islam Daerah Atjeh jang merasa insaf atas Agamanja dibelakang hari kelak dan sokongan besar dari kawan seperdjuangan, j a n g dengan ilham Ilahi mentjempelungkan diri, membela kesutjian Agamanja, menegakkan N E G A R A K A L I M A T I L L A H . ( 153 )
3.
Bahan j a n g inendjadi pertimbangan dalam melahirkan Proklamasi tersebut agaknja tidak memerlukan saja kemukakan disini, hanja sdr. selaku orang Muslim, djika menurut dengan seksama perkembangan2 aliran dan situasi dalam masjarakat Indonesia, sedjak penjerahan kedaulatan hingga achir2 ini, dengan memakai ukuran iman dan kat j a mata ke Islaman, dan dapat sdr._ maklumi sendiri. Dengan proklamasi tersebut
djelas:
1.
Adanja, pusat Pemerintah N.1.1.
2.
Adanja, Atjeh mendjadi Daerah N . I . I . walau dalam singkat per djuangan untuk mengrielkannja itu.
3.
Adanja, Negara Islam Indonesia, T . L I . dan Polisi,. dan Pegawai2 Negeri lainnja, j a n g walaupun dahulunja aparatur N . R . I . dan pegawainja.
4.
Adanja, tahanan2 j a n g sekarang meringkuk dalam tahanan N . R . I . selain j a n g sudah di musnahkan.
5.
Adanja, djanda2 dan anak jatim piatu, baik dari pihak N . I . I . atau dari pihak rakjat umumnja.
6.
Adanja, kemusnahan2 harta benda dan kerugiannja bukan sedikit akibat tindakan2 alat perlengkapan N . R . I . baik dari pihak N . I . I . atau dari pihak rakjat umumnja.
Inilah hal2 j a n g patut kami kemukakan terlebih dahulu, dan itu pulalah pokok2 j a n g prinsipiel, jang menghendaki pemetjahan terlebih dahulu. Maka sekarang kembali kepada pertanjaan sdr. "apakah ada kemungkinan mengachiri permusuhan j a n g sekarang berkobar antara sdr. (sebenarnja N.I.I.) dengan Pemerintah ( 154 )
R . I . " dapat didjawab : kemungkinan selalu ada, bahkan itu adalah hal j a n g dikehendaki pertempuran darah j a n g sehebat2nja, sama sekali tidak dikehendaki sedjak semula, tetapi, apa hendak dikata, adanja keinginan2 j a n g begitu dahsjat dari pihak N . R . I . dengan mengerahkan segala alat perlengkapannjâ memusnah dan menjerang pihak N . I . I . n sehebat2nja dengan tidak merasa kasihan, melihat darah membasahi bumi ibu persada, akibat pertempuran bangsa dengan bangsa, bahkan dimadjukan djuga orang2 j a n g beragama Islam. Bahwa nafsu j a n g berluap2 dari pemimpin Pemerintah N . R . I . di Djakarta, hingga saat ini, masih nampak dan masih ingin melihat kehantjuran Bangsa Atjeh, kehantjuran Ummat j a n g menganut dan mendjundjung tinggi titah Ilahi, membela kesutjian Agamanja, Islam J a n g Maha Tinggi. Nafsu angkara pemimpin Negara R.I. itu, j a n g mendapat fraksinja dalam parlemen, sehingga melupakan tindakkan Kabinet Parlemen, itu pulalah barangkali, j a n g menghambat tjita2 sdr. dalam menempuh penjelesaian demi kepentingan rakjat, sebagai mana kata sdr. dalam surat sdr. itu. Mereka dapat mengatakan itu semuanja, soal prinsipel, soal eel, soal hukum dan sebagainja, tetapi j a n g njata, keinginan pertumpahan darah j a n g sehebat2nja, guna taktik perd juangan idiologienja. Selain dari itu, ada djuga pihak j a n g ketiga, j a n g sdr. lebih maklum, j a n g disaat j a n g lalu, dan sampai saat ini, membontjeng dibelakang alat2 perlengkapan Negara R.I. j a n g menghangat2kan soal, j a n g katanja "membantu Negara dan berdiri dibelakang Pantjasila", j a n g hakikatnja sama2 kita maklum, P E M B A L A S D E N D A M , j a n g oleh pemimpin R.I. disaat ini seakan2 berdiri dibelakangnja, itu pulalah barangkali j a n g memungkinkan hambatan dalam sdr. menempuh penjelesaiannja. ( 155 )
Tentang pengharapan sdr., kesudian kami memberikan pemandangan tentang djalan2 jang dapat ditempuh guna mengachiri pertumpahan darah besar2an ini, kembali kami men jerahkan kepada sdr. tentang djalan2 itu, dengan mempeladjari soal2 prinsipel, j a n g kami kemukakan diatas tadi, hanja bagi kami, sekali lagi kami tegaskan. D.IALAN P E N J E L E S A I A N S E L A L U ADA. DAN A D A N J A G O O D W I L L D I P I H A K KAMI DALAM MENEMPUH PENJELESAIANNJA, KEARAH JANG DIKEHENDAKI. Dalam merumuskan soal2 j a n g tersebut selandjutnja, kehendak sdr. jang mengutamakan utusan peribadi sdr. J U S U F H A S A N S A L E H es. supaja kita dapat berdjumpa dengan tidak ada pengawalan dikedua belah pihak, oleh karena beberapa keadaan j a n g sungguh2, kiranja sdr. berkenan, bahwa perdjumpaan itu, dilakukan, selain untuk dirinja dan kawan2 lain, djuga mewakili saja, jaitu oleh sdr. H A S A N ALY tindakan dan keputusan2 j a n g diambil o lehn j a, merupakan djuga tindakan dan keputusan2 saja, j a n g bertanggung djawab : Waktu, tempat dan prosedur perdjumpaan diatur dalam perdjumpaan pendahuluan, antara utusan pribadi sdr., dengan sdr. Hasan Aly, atau utusan peribadinja, j a n g semuanja itu menghendaki ketentuan2 dari sdr. terlebih dahulu. Selain dari itu untuk menghindarkan akibat2 j a n g dideritai rakjat dengan sehebat2nja bagaimana j a n g sdr. katakan itu, baik djiwa ataupun harta benda, untuk sementara dalam ]>hase pertama, kami berpendapat, tjukuplah kita mempergunakan pengaruh masing2, sdr. dalam alat perlengkapan N.R.I. dan kami dalam perlengkapan N . I . I . j a n g sekarang masih bertempur, dengan membatasi tindakan masing2, hanja antara tentera dan tentera dan objek-objek j a n g bersifat kemiliteran djangan meluas, sampai2 kepada rakjat umum, merupakan keganasan dan kekedjaman j a n g tidak ada taranja, melebihi sikap fasis dan militeris D Jepang. ( 150 )
Sekianlah, mudah2an Tuhan selalu memberi untuk kita bersama, amin jarabbal 'alamin.
1. 2.
petundjuk
WASSALAM d.t.o. TGK. M. D A U D B E U R E U H H A S A N ALY.
Tembusan : 1. 2.
Said Abubakar, Penang. Muhd. Nur el Ibrahimy,
Djakarta.
L A M P I R A N S U R A T MR. S. M. A M I N B E R T A N G G A L 23-8-1954. Di tempat pada tanggal 23 8-54, Jth. Sdr. Mr. S. M. Amin di Medan. Sebagai hasil pertimbangan kami, dengan hubungan surat menjurat diantara kami dengan saudara, maka dengan ini mempermaklumkan djuga atas nama segenap kawan2 bahwa kami sanggup" dan bersedia : 1.
67 Menghentikan gerakan perlawanan dengan sendjata terhadap Republik Indonesia j a n g sedjak 20 September 1953 berlangsung didaerah Atjeh.
2.
Menjerahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia dengan persendjataan jang dipergunakan oleh gerakan kami ini dalam perlawanannja j a n g tersebut
3.
Mendjumpai Pemerintah Republik Indonesia bila mana sebaliknja Pemerintah Republik Indonesia, menjatakan kesanggupan dan Icsediaannja: '
Mengakui hak kami menganut idiologie mendirikan ( 157 )
Negara Islam dan berusaha mengudj udkann j a dengan usaha j a n g tidak menjerupai kekerasan. 2.
Dimasa j a n g datang lebih memperhatikan kepentingan daerah Atjeh dari pada jang sudah2.
3.
Tidak mengadakan tuntutan kriminel terhadap siapa sadja pun j a n g oleh karena sesuatu perbuatan telah tersangkut dalam gerakan perlawanan j a n g dimaksud diatas tadi.
Bila dapat disetudjui oleh Pemerintah Republik Indonesia, maka pihak kami bersedia melaksanakan sesuatu dengan segera. Dari kami, d.t.o. TGK. M O H D . D A U D B E U R E U H , H A S A N ALY. SURAT
KEEMPAT. Medan, 23 Augustus 1954, J a n g terhormat: Sdr. Tgk. Mohd. Daud Beureuh, Hasan Aly dan lain-lain.
Surat saudara tertanggal 1 Juni 1954, telah sampai ditangan saja tanggal 18 bulan ini, saja sangat bergembira, dari surat itu dapat menarik kesimpulan, bahwa saudara sendiri djuga berkeinginan mengachiri pertumpahan darah j a n g sampai saat ini masih djuga bermaharadjalela di daerah Atjeh. Dalam hal ini rupanja terdapat kesatuan keinginan; tjuma j a n g sulit adalah memperoleh kesatuan pendapat tjara mengachirinja. Andjuran saudara supaja mengadakan pertemuan untuk membitjarakan hal itu saja dapat hargai. H a n j a saja ber( 158 )
pendapat saat ini belum tiba. Apalagi kesempatan bagi >aja, belum nampak. Sebaiknja kita memperoleh dahulu persesuaian pendapat tentang dasar2 penjelesaiannja: kemudian dapat diadakan pertemuan mengenai tjara2 penglaksanaannja. Berpokok pada pendirian ini, maka bersama ini disertakan 3 helai lampiran j a n g berisi dasar2 j a n g dimaksud. Lampiran2 ini menjerupai bentuk surat dari saudara kepada saja. Bila dapat saudara setudjui, diharap saudara sudi menanda tanganinja; sedapat mungkin hendaknja selain oleh saudara2 sendiri, djuga oleh pemimpin2 gerakan j a n g kebetulan berada disekitar saudara, sudah ketiga tiganja ditanda tangani dapat kiranja sdr. kirimkan dua helai kepada saja; j a n g ketiga dapat saudara tahan. Segera sesudah saja terima kelak, saja akan bertolak ke D j a k a r t a guna mendjumpai Pemerintah dan mehrperdj uangkan persetudjuan dari pihak Pemerintah. Dapat saja djelaskan pada sdr2, bahwa menurut tindjauan saja melihat keadaan dan suasana serta pendirian Pemerintah, tidak dapat rasanja saja mengemukakan suatu perumusan j a n g lebih mendekati keinginan sdr.; ini adalah "maximumnja". Saja berdo'a mudah2an sdr. dapat menjetiuljuinja dan melaksanakan segala sesuatu sebagaimana andjuran saja diatas. Sekian; d.t.o. (Mr. S. M. Amin) Sedjak surat pertama sampai keempat dari Mr. S. M. Amin d jelaslah sudah sampai dimana minat dan hasratnja untuk membawa penjelesaian dalam persoalan Atjeh. Aehirnja dengan suratnja jang keempat itu Mr. Amin ( 159 )
i i- -%"
"II;
Salah seorang pradjurit Nil dengan Brengun ditangan (Tjut Malim).
mengirimkan 3 formulier sebagai satu tanda persetudjuan perundingan dalam taraf pertama dengan maksud agar ditarida tangani oleh Pemimpin Agung pemberontak dan pemimpin lainnja j a n g bertanggung djawab. Dengan sjaratü j a n g dikemukakan itu (sajang formulir itu tidak dapat kita peroleh) pihak pemimpin- N.1.1. merasa bahwa persoalan j a n g dibawa dan diketengahkan Mr. S. M. Amin itu, bukan lagi keadaan pribadinja tetapi kemauan pemerintah R.I. jang hendak menjerat dan mengikat mereka dengan tidak bertali seutaspun, tetapi akan membawa hasil jang dikehendaki oleh Pemerintah. Kalau kita dapat mengatakan satu tipu muslihat dari Mr. Amin, maka tipu muslihatnja itu disedari benar2 oleh
politikusa X.I.I. Mungkin mereka insaf dan masih dapat mengenangkan betapa tipu muslihat Pelanda tatkala menaklukkan Atjeh dan menawan Sultan Moehammad Daud Radja Atjeh j a n g terachir, j a n g pada mulanja diadjak berunding dalam sebuah kapal, tetapi kemudian Radja Atjeh dibawa dan ditawan di Djakarta sampai pada hajatnja j a n g penghabisan. Orang tua jang sudah pernah kehilangan tongkat, menjedari dan menginsafi bahkan sangat hati2 supaja tidak kehilangan tongkat kembali Demikian agaknja kelitjinan pihak lawan dan kawan j a n g sama2 arif dan bidjaksana. Achirnja tipu dibalas dengan tipu pula sehingga Mr. Amin harus menelan pil j a n g sangat pait. Perhatikanlah djawaban Pemimpin N i l j a n g teraehir ini. Di Tempat, pada 5 Oktober 1954, J a n g terhormat, Saudara Mr. S. M. Amin Gubernur/ Kepala Daerah R.I. Propinsi Sumatra Utara, di MEDAN.
( 161 )
Assalamualaikum
Warahmatullak
Wabarahatuh.
Surat saudara tertanggal 28-8-1954, bersama dengan 3 (tiga) serupa lampirannja, selamat kami terima, pada tanggal 5 September '54. Sebagai pernjataan j a n g sungguh2 dari pihak kami, dalam mentjapai suatu penjelesaian dalam pergolakan bersendjata j a n g sampai sa'at ini masih merupakan pertumpahan darah j a n g sehebat2nja terutama di Daerah Atjeh maka bersama ini kami lampirkan selembar konsepsi nota rentjana penjelesaian darikami, dengan mengharapkan perantaraan -sdr. beroleh persetudjuan dari Pemerintah- Republ,k Indonesia Dalam mengachiri pertumpahan darah itu, kami melihat lebih djauh sedikit dari tindjauan saudara, j a n g terbit hanja semata2 demi kepentingan rakjat dan kesatuan Nasional Indonesia, kiranja tindjauan kami jang demikian itu, mendapat kata sepaham dalam pendapat sdr. sehingga saudara merupakan nanti simbul pentjipta keamanan di Indonesia umumnja, dari suatu pertumpahan darah j a n g telah meradjalela selama lebihkurang 5 tahun. Dalam rentjana kami dengan nota j a n g mendjadi lampirannja ini, kami tidak menitik beratkan pada menentukan dasar2 pokok penjelesaian terlebih dahulu dan bukan pula atas dasar dul-punt kepada kelepasan diri sesuatu akibat kriminalitiet, tetapi menitik beratkan pada suatu perundingan terlebih dahulu, j a n g berpokok pada mengachiri pertumpahan darah jang terus menerus di 'alam Indonesia kita, j a n g kita bangunkan permai itu, sehingga merosotnja pandangan Dunia Internasional kepada Bangsa Indonesia, kalau belum boleh kami katakan hilang sama sekali. Djika Pemerintah Indonesia betul2 mempunjai minat mengachiri pertumpahan darah Bangsa Indonesia, kami berpendapat, demi kepentingan prikeminusiaan dan keselamatan Bangsa Indonesia, pada tempat menjetudjuinja dan mengambil kearah konsepsi jang kami rentjana itu tetapi ( 162 )
djika sebaliknja djelas bahwa Pemerintah R.I. Ali/Wongso itu, mempunjai sesuatu minat politik j a n g sangat djahat j a n g merupakan derdjat nasional dengan memusnahkan terus menerus beribu-ribu Bangsa Indonesia, dalam suatu pertarungan j a n g diadakannja, mengadu bangsa sesama bangsa, Islam sesama Islam, suatu keganasan j a n g kembali terkenang kezaman N E R O purbakala. Kiran j a Pemerintah Republik Indonesia dapat menginsafi pergolakan dan pertarungan hebat j a n g terdjadi di K O R E A dan I N D O N E S I A , dapat djuga diselesaikan dengan tj ara perundingan, pada hal j a n g bergolak itu adalah bangsa2 asing j a n g masing2 mentjari pengaruh di'alam Dunia ini, dan bangsa2 pendjadjah disuatu pihak dan bangsa2 j a n g terdjadjah dipihak j a n g lain, mengapa pula kita, sesama bangsa balikan sesama Islam j a n g tergolong ban j a k kedalamnja, tidak dapat menempuhi penempuhannj a setj ara j a n g demikian itu. Kiranja Pemerintah Republik Indonesia dapat menjedari kegiatan2 pentolon " R . M . S . " diluar Negeri j a n g merupakan api dalam sekam j a n g disesuatu ketika sangat membahajakan, dari kegiatan2nja j a n g bermaksud memetjahmetjahkan tanah air Indonesia, j a n g hanja mendjelmakan suatu bentuk dan isinja, bersendikan Q U R A N dan S U N N A H RASUL, j a n g mendjadi djaminan Allah, untuk kesedj ahteraan dan kebahagian Ummat Dunia dan Achirat. Kami menjatakan sesuatu djalan penjelesaian j a n g dapat diharapkan, ialah dengan konsepsi rentjana kami itu, dan sepenuh sifat pribadi kami mendjamin udjud j a n g demikian itu, terlaksana di Daerah Atjeh, demikian djuga pendapat kami untuk seluruh Djawa, Kalimantan dan Sulawesi. Sekian d.t.o. 1. ( T C K . W O H D . D A U D B E U R E U E H ) 2. ( H A S A N ALY). ( 163 )
»
:
Ä menderita.
Lampiran Surat : Tgk. Mohd. Daud Beureueh es. Tgl. 5 Oktober 1954. R E N T J A N A: PEMERINTAH REPUBLIK MENGINGAT,
INDONESIA.
Bahwa pergolakan berscndjata antara NEGARA R E P U B L I K I N D O N E S I A dengan pihak2 j a n g mendirikan Negara Islam Indonesia ( N . I . L ) , sudah terdjadi sedjak tahun 1950, sedjak tjurahan Rahmat Ilahi dengan penjerahan kedaulatan penuh atas kemerdekaan Bangsa Indonesia, sehingga sampai saat ini. MENGINGAT, Bahwa sedjak mulai pergolakan j t s . untuk penjelesaiannja telah dikerahkan berbagai alat perlengkapan Negara, dengan tindakan dan t j ara dalam bentuk jang berbagai pula. MENIMBANG. Bahwa beleid penjelesaian j a n g demikian itu, tidak mempunjai pengaruh jang effessien dalam mentjapai suatu udjud penjelesaian keamanan di Indonesia, bahkan kemusnahan, kehantjuran, kemelaratan dan penderitaan^ mungkin tambah menghebat, baik atas harta benda dan bangunan2 Negara, maupun atas djiwa manusia, jang akibatnja, sangat melumpuhkan tenaga nasional bangsa Indonesia, sedangkan pergolakan bertambah seru dan semangkin tambah meluas. MENIMBANG, Bahwa oleh karena itu, pehganggap sudah tiba masanja dalam menempuh penjelesaian persengketaan untuk ( 165 )
mentjapa. suatu keamanan j a n g sangat di harap2kan di bumi Indonesia ini merasa perlu beleid kekerasan dengan tindakan bersendjata dalam bentuk j a n g bagaimana sekalipun, dialihkan kepada suatu beleid perundingan, j a n g bersifat penuh kebidjaksanaan. M E M P E R H A T I K A N LAGI, Keputusan sidang Kebinet Republik Indonesia, No kan tertanggal
pada
MEMUTUSKAN : L
Pemerintah Republik Indonesia, meletakkan dasar penjelesaian persengketaan bersendjata, antara N R I disuatu pihak dengan pihak2 j a n g mendirikan N.I.I.' di lain pihak, baik j a n g berada di pulau Djawa, maupun j a n g berada di Atjeh, Kalimantan dan Sulawesi keb,djaakïnaan:ar ^ ^ ^ W bersifat penuh
II.
Untuk mentjapai udjud j a n g demikian itu, Pemerintah Republik Indonesia bersedia: a. mengadakan suatu perundingan antara NRI disuatu pihak, dengan delegasi pihak2 jang men-
pûÏunD?awadatsuÏwTsî:
d i l a i n P ihak maUPUn
-
Jang
'
baik
* ^
i«W bead, di Kal
--t-
b. mendjamin dan memberikan perlindungan seperlunja dengan bersaksikan Dunia Internasional, atas keselamatan dan kemerdekaan serta kebebasan para anggota delegasi pihak j a n g mendirikan Negara Islam Indonesia ( N i l ) , serta menjediakan kebum a s a a n 2 n P a r V n g g 0 t a d d e g a s i i a i l S - s e b u t , selama masa (behed) perundingan itu, belum ditutup atas perse udjuan kedua belah pihak j a n g untuk itu oleh kedua belah pihak, harus bersama-sama mengumumkan dalam surat2 kabar harian. ( 166 )
I^^^^^MM^^^^^H^HH I I I . Gubernur-gubernur, kepada daerah propinsi jang bersangkutan, ditugaskan, mengambil initiatief dalam menghasilkan maksud2 jang tertera di ajat I I diatas, dan harus mengambil hubungan dengan pihak2 j a n g mendirikan N . I . I . jang berada dalam masing2 daerahnja, sehingga pengiriman delegasi jang dimaksud itu, dapat terselenggara dengan sebaik2nja D j akarta, Pada
1954.
Pemerintah Republik Indonesia Perdana Menteri (Mr. Ali Sastroamidjojo) Demikianlah isi surat dan lampiran dari pihak Pemimpin2 N I Ï j a n g sungguh2 pait dirasa oleh Mr. Amin. Kalau tadinja dalam surat Mr. Amin terlampir satu consept dan minta ditanda tangani pada dan oleh Pemimpin2 N U , maka kini sebaliknja Pemimpin2 N U membuat j a n g demikian pula. Bagi kita telah djelas bahwa dengan suratnja jangpertama sampai kepada j a n g terachir, ternjata pihak Pemimpin2 N i l , selalu bersedia mengadakan penjelesaian setjara politis asal sadja pihak Pemerintah mau pula berbuat demikian. Akan tetapi karena ketegangan selalu ada dipihak Pemerintahan Ali Sastroamidjojo j a n g terkenal tidak ada kompromi, tetapi hendak melipat Pemimpin dan Pemberontak N i l itu dengan segenap kekerasan sendjata j a n g ada padanja, dengan tidak mengindahkan suara2 di Parlemen, Pemimpm2 Negara dan Pemin,pin2 rakjat lainnja menjebabkan peristiwa Atjeh itu telah berumur 2 tahun dan bertambah kukuh kedudukannja serta tidak dapat dipukul mundur lagi. Demikianlah sampai pada hari wafatnja Kabinet Ali j a n g progresip itu dj angankan kita pernah dengar chabar tentang disetudjuinja consept dari Pemimpin2 N U itu malah ( 167 )
Seorang tua jang pertama kali turut menjelang di Atjeh Timur Namanja hilang dialam nkiran manusia.
Mr. M. Amin sendiri tidak berani lagi mentjoba2 mengirimkan surat kepada Pemimpin2 N i l j a n g tidak dapat dikitjuh dengan kebidjaksanaannja itu. Sekarang terletak keinginan berunding atau tidaknja adalah pada Pemerintah baru (Mr. Burhanuddin H a r a h a p ) . Apakah Kabinetnja akan menempuh djalan perundingan atau dengan politis lain umpamanja "Amnesti Umum" sebagai j a n g sedang mendjadi perbintjangan dewasa ini belum dapat dmjatakan, sebab soalnja masih samar-samar. Dalam pertjakapan dengan wartawan "Peristiwa" tgl 14 Juni 1955, Amin mengatakan antara lain: mengaku kegagalannja dalam memulihkan keamanan Atjeh tetapi dikatakannja bahwa kegagalannja itu adalah' mengenai waktunja sadja dan ia optimis dalam masa jang akan datang. Berbitjara tentang ia tidak lagi berhubungan dengan 1 emberontak ia mengatakan: surat menjurat oleh keluarga pemberontak sampai sekarang ini tidak pernah terdjadi, karena pihak pemberontak tak berani melakukannja, karena mereka menjangsikan djaminan Gubernur. Selandjutnja dikatakan kepada Peristiwa bahwa kini tidak meneruskan lagi hubungan surat menjurat dengan Pemberontak. Maksud surat menjurat, kata Mr S M Amin, ialah untuk menginsafkan pada Pemberontak tidak akan dituntut. Kesalahan mesti tetap kesalahan. D jika Pemberontak mau mengachiri pemberontakannja maka' ia bersedia untuk memintakan pengampunan umum. Tetapi pihak Pemberontak hanja mau berunding dengan Gubernur j a n g mana hal ini bertentengan dengan politik keamanan Pemerintah. Demikianlah belied dan kebidjaksanaan Mr. Amin. petelah ia kandas tidak sanggup menghadapi pemberontak dengan tipu muslihatnja setjara correspondentie politik itu lalu dikatakannja: "pemberontak hanja ingin berunding ( 169 )
dengan Gubernur belaka". Pada hal njata'2 djika kita perhatikan surat2 j a n g berachir, baik dari Mr. S. M. Amin ataupun dari pemberontak ternjata pada achirnja Aminlah jang keok, karena rupa2nja ia tidak mem pun j ai macht (kekuasaan) dari Pusat untuk menghadapi (berunding) dengan pemberontak At jeli. Dengan demikian keterangannja, orang menganggap Mr. Amin akan menipu pemberontak berbukti dengan keterangannj a djuga bahwa dalam bagaimanapun maksud surat menjurat namun bukanlah berarti bahwa kaum pemberontak tidak dituntut. Kesalahan masih tetap kesalahan. Munkiii karena niat semula tidak djudjur menjebabkan Amin buntu
( 170 )
XI. USAHA K A B I N E T
BURHANUDDÏN.
Meskipun telah demikian daja upaja Mr. S. M. Amin mengadakan hubungan dengan Pemimpin2 Pemberontak \ I I sedjàk dar, ia mendjadi- Kepala Daerah Propinsi S Utara sampa, hingga achir Kabinet Ab memerintah (djatuh), bahkan sampai» ia mendapat ketjaman dari daerah lainnja di b Utara karena kurang perhatiannja terhadap daerah2 sek,tarn.,a sebab ia sangat mementingkan persoalan At j eh namun dem.kian Pemerintah Pusat tetap mengatakan tidak pernah mengadakan hubungan atau mengirimkan u t u s a r m , a ) U a t berunding atau m e n j e l e k k a n persoalan Atjen itu dengan pemberontak. Keterangan Pemerintah j a n g selalu membuat kesamaran dan s e o l a h î P e m e r i n t a h Pusat tidak mengindahkan sekali r T i a t T t i e h Jb , " ^ « W * « - b a h a g i a n besar dari
"k atnt t 1 ';erlrmlarfc'
I W \
ha,,wa
"Sungguh2 Atjeh dengan
d'P^ndang musuh utama oleh
Pemerintah
Djadi apakah artinja daja upaja Mr. S. M. Amin itu kalau seandainja Pemerintah tidak mengakui segala usahanja" untuk mengembalikan keamanan Atjeh selama ia mendjala'n kan tugasnja sebagai Kepala Pemerintahan di Sumatra Utara Bagi orang jang mengetahui politik tentulah sikap pemerintah jang demikmn adalah ibarat lempar batu sem"uriji tangan. Djika beruntung dalam usahanja Mr. Amin, itu adalah namanja usaha Pemerintah dan djika tidak, itu adalah usaha ( 171 )
Beginilah rumah2 jang dibakar R.I. ribuan buah banjaknja tandus mendjadi abu.
peribadi Mr. Amin sendiri, dimana Pemerintah Pusat tidak tjampur tangan sebab Pemerintah Daerah adalah « r a n j a n g harus turut tanggung djawab dengan keamanan uaerahnja. . L , Apakah politik demikian dipandang baik oleh masjarakat luarlah tidak mendjadi ulasan kita Buntunja usaha Mr. Amin, sesungguhnja djika kita perhatikan dari surat menjuralnja dengan Pemimpin2 M I itu, j a n g pertama munkin oleh dia tidak mempunjai mandat dan 1 cmermtah Pusat. Kedua tampaknja Mr. Amin, dalam meudjalankan beleidnja mengembalikan keamanan Atjeh itu disana ada terletak satu tipu muslihat j a n g hendak mengikat kaum pemberontak dengan talinja sendiri [ Iri djelas dilihat dari suratnja j a n g terachir, sehingga"karena telah sangat b.djaksananja Mr. Amin memainkan rol politik nja, lennmpin Pemberontak pun lalu tipu dibalas dengan tipu, dimana kenjataan dengan surat mereka jang terachir dimana Tengku Muhammad Daud Beureueh dan Hasan Al v terpaksa membuat sebuah rentjana dan meminta supaja Pemerintah Ali heran, menanda tangani Rentjara R.I ane mereka perbuat itu. t h Dengan surat menjurat j a n g terachir inilah nampaknja Amin keok menghadapi lawannja dari sudut diplomasi j a n g tidak djudjur itu M I S S I H A S B A L L A H DAL I) KE A T J E H . Dalam pada itu oleh karena Kabinet Ali terus menerus mendjalankan politik busuknja j a n g menjebahkan masjarakat Indonesia terumbang ambing dari penghidupan, morel, segenap lapisan masjarakat sampai2 kepada kemelut politik dalam ketenteraan sendiri sehingga Sugeng meletakkan material, sehingga timbul pertentangan jang sebesarnja dari «Ijabatannja selaku K.S.A.D. maka dalam .suasana panik itu, bangunlah Kolonel Zulkifli Lubis, Wakil K.S.A.D ( 173 )
menemui Wakil Presiden untuk membitj arakan keamanan Indonesia termasuk Atjeh.
masaalah
Kabarnja dengan suara bulat Wakil Presiden M. Hatta jang bidjaksana itu menerima baik usul2 dan surat2 j a n g 'dimadjukan Z. Lubis itu, seliingga dalam waktu singkat bukan' sadja terbetik berita, tetapi hasil dari perundingan itu, muntjullah Hasballah Daud (putera Tengku M. Daud Beureueh sendiri) mengundjungi Atjeh buat mendjumpa. orang tuanja jang memegang pimpinan Revolusi Atjeh itu. Sedjak keberangkatannja pada tanggal 5 Juli 1955 dari Djakarta ke-Atjeh, surat2 khabar seluruh Indonesia memuatkan berita2 acteul bersangkutan dengan Missi Hasballah Daud tersebut : Hasballah berontak. Pemilihan
Daud Ulah djumpai Gerombolan tidak akan Umum.
pemimpin® menyerang
pemselama
Medan, 2 5 / 8 (Tangkas). Dalam perdjalanannja pulang menudju Djakarta, kemaren pagi telah singgah dilapangan Polonia Medan dari Kutaradja, Hasballah Daud putera dari pemimpin pemberontak 'di Atjeh Tgk. Daud Beureueh bersama dengan Abdullah Arif dari Kementerian Penerangan hanja tersenjum sadja, ketika para wartawan mengadjukan Hasballah Daud berbagai pertanjaan kepadanja disekitar kundjungannja ke-Atjeh, tetapi ia tidak mau memberikan sesuatu djawaban atas pertanjaan2 itu. Sementara itu Abdullah Arif menerangkan, bahwa selama satu bulan setengah mereka telah mendjeladjah kedaerah2 pedalaman Atjeh, tetapi ketika ditanjakan, apakah kundjungan Hasballah Daud untuk menemui orang tuanja memang benar untuk menjampaikan satu konsepsi Wakil Presiden H a t t a kepada Tgk.' Daud Beureueh dalam rangkaian usaha2 pemerintah untuk memulihkan keamanan di ( 174 )
Atjeh, Arif mendjawab, "no comment", dalam arti j a n g lain mereka tidak membantah dan tidak membenarkan berita2 itu. Seperti j a n g tersiar luas sekarang, kabarnja Hasballah Daud pergi mendjumpai orang tuan j a untuk men j ampaikan konsepsi dari Wakil Presiden, j a n g menjerukan agar gerombolan di Atjeh mengachiri pemberontakan dalam mana pemerintah akan berdjandji untuk memberikan ampunan umum (amnestie). Tetapi kebenaran2 dari berita2 ini hingga sekarang masih belum diketahui dengan positief. Atas pertanjaan lebih djauh, Abdullah Arif sebagai d juru bitjara dari Hasballah Daud atas pertanjaan lagi hanja mendjawab, "moga2 apa j a n g kita harapkan hendaknja bisa dapat tertjapai", dan sebagai memperdjelaskan keterangannja itu ia katakan tentang adanja bajangan optimisme j a n g dibawa mereka keibu kota. Sebelum berangkat ke Djakarta, Hasballah Daud dan Abdullah Arif mendjumpai Gubernur S. Utara. Sementara itu koresponden "Tangkas" di Kutaradja mengabarkan, bahwa tanggal 22 Augustus jbl, telah tiba kembali di Kutaradja Abdullah Arif dan Hasballah Daud dari perdjalanan^ nja kedacrah2 pemberontak untuk berdjumpa dengan pemimpin2 pemberontakan Daud Beureueh. Sebagaimana telah diberitakan bahwa Abdullah Arif dan Hasbullah Daud telah berada di Atjeh sedjak tanggal 5 Djuli 1.955 dan pada waktu berita ini diterima kedua sdr. tersebut telah berangkat kembali ke Djakarta via pesawat GIA.
% Abdullah tidak bersedia memberikan keterangan lengkap tentang perdjalanannja itu. Hanja dikatakan bahwa mereka telah dapat berdjumpa dengari Tgk. Daud Beureueh dan beberapa orang pemimpin pemberontak lainnja setelah dilalui bermatjam kesulitan dalam perdjalanan kaki naik gunung turun gunung bahkan kadang terpaksa di tandu ( 175 )
baru berdjumpa dengan pemimpin pemberontak jang disebutkan namanja Hasan Aly, Tgk. Ahmad Pijeueng, Saleh Adri dan beberapa orang lainnja j a n g memegang peranan penting. Apakah konsepsi jang telah disodorkan oleh pemimpin2 pemberontak tersebut kepada kedua utusan tersebut, Abdullah Arif tidak mau memberikan keterangannja. Semuanja itu katanja akan disampaikan dengan segera kepada Pemerintah Pusat di Djakarta. Standafast
selama
pemilihan
umum?
Dalam hubungan 'ini ban j a k terdengar kabar, bahwa kaum pemberontak tidak akan mau mengachiri pemberontakannja, walaupun pemerintahan sekarang dipimpin oleh Masjumi, apabila konsepsinja j a n g telah pernah diadjukan kepada pemerintah pusat, baik dengan perantaraan surat rnenjurat dengan Gubernur S. Utara sebagaimana jang" telah «disiarkan disementara surat kabar, tidak dituruti. Selain itu ada terbetik kabar, bahwa pemilihan umum ini, kaum pemberontak telah mengeluarkan suatu instruksi kepada bawahannja supaja didalam pemilihan umum ini d j angan diadakan pen j erangan atau hambatan kepada penduduk j a n g hendak melakukan pemilihan teisebut. Bahkan kaum pemberontak sekarang ini, sedang giat mengadakan kampanje programnja, supaja penduduk memilih partai Islam. , Tad juk rent j ana: H A R A P A N BAGI
ATJEH.
Dalam harian "Lembaga" kemaren telah kita muatkan pertanjaan anggota D P R . M. Sutardjo Karto Hadikusumo tentang kesediaan pemerintah untuk memperbaharui politik k?amanannja. Beberapa pol;ok2 pikiran jang terkandung dalam saran M. Sutardjo Karto Hadikusumo itu telah seringkali kita kemukakan dalam ruangan ini Pemerintah jang lampau. M. Sutardjo Karto Hadikusumo adalah dari ( 176 )
partai P I R Wongso. Sebagai dimaklumi Ketua Umum P I R Wongso ini begitu terkenal dengan komando terachirnja, j a n g tidak kundjung berachir2 sampai Mr. Wongsonegoro* sendiri berantakan dari Kabinet j a n g silam itu. J a n g menarik perhatian kita dalam saran j a n g dimadjukan M. Sutardjo Karto Hadikusumo itu ialah supaja pengambilan kamanan didaerah Atjeh dan daerah2 ketjil didalamnja dalam tempo singkat. Memaklumkan amnestie umum kepada pemberontak untuk menjerahkan dari dalam djangka waktu j a n g ditentukan. Menjelengarakan Kongres Rakjat diseluruh daerah Atjeh untuk memaklumkan perdamaian nasional dengan saling memberi ma'af dan melupakan segala kesalahan untuk menggalang persatuan kembali didaerah Atjeh. Saran2 j a n g dimadjukan oleh M. Sutardjo Karto Hadikusumo ini walaupun bukan pikiran2 baru akan tetapi telah mengandung nilai2 j a n g segar. Nilai2 pikiran ini langsung menjelami lubuk persoalan didalam pemberontakan j a n g berlaku di Atjeh sekarang dengan membawa turut serta pihak j a n g mengangkat sendjata. Djalan ktdjurusan ini harus dimulai dengan membuka pintu pembitjaraan. Kongres Kilat Pemuda, Peladjar dan Maha Siswa Atjeh seluruh Indonesia pada tanggal 19 dan 20 Maret di Djakarta telah mengambil resolusi j a n g a.l. memutuskan. Meminta kepada Pemerintah supaja politik keamanan terhadap Atjeh chususnja dan Indonesia umumnja dirobah. Memadjukan kepada Pemerintah supaja mengadakan suatu b a d a n ' j a n g bertugas mengadakan hubungan dengan pemberontak dalam usaha mengwudjudkan perdamaian nasional. Kita belum dapat mengetahui sampai dimana Hasballah Daud j a n g disertai oleh Abduliah Arif dalam perkundjungannja selama lebih kurang 50 hari lamanja di Atjeh dapat membawa hasil2 ke D j a k a r t a j a n g memberikan fa'djar baru bagi Tanah Rentjong itu. Jang njata bahwa kedua' putcra2 Atjeh ini akan membawa lapuran langsung dari hal kampung halamannja j a n g berguna bagi Pemerintah Pusat. ( 177 )
Didàlam kesibukan j a n g dihadapi oleh Kabinet Burhanuddin H a r a h a p sekarang kita tidak akan kurang mendesak supaja pemberontakan Atjeh itu dapat diachiri dengan setjepatnja. Pada hemat kita persoalan di Atjeli dapat diselesaikan dalam rangka program Pemerintah untuk mengembalikan kewibawaannja dan kepertjajaan rakjat umumnja selaras dengan usaha Kabinet untuk menyelesaikan perundang-undangan disentralisasi dalam tahun ini d juga. Kita pertjaja bahwa dengan ini fadjar baru akan menjingsing di Atjeh untuk men j n,ari kehidupan rakjat supaja, kembali bangkit dengan segar dan penuh daja harapan ! ! ! Demikian tadjuk rentjana Harian Lembaga 26 Augustus 1955.
H A S B A L L A H D A U D ATAS SENDIRI.
INITIATIEF
Menurut keterangan j a n g di dapat "Antara", sidang Kabinet Harian jang direntjanakan tadi malam akan membitjarakan soal2 disekitar usaha2 pemberantasan Korupsi dan masaalah keamanan di Sumatera Utara, tetapi tidak diketahui pasti, apa dibitjarakannja soal2 keamanan di Sumatera Utara dalam sidang Kabinet itu ada hubungannja dengan berita2 jang tersiar luas dalam masjarakat, tentang maksud2 pemerintah untuk memberikan amnestie umum kepada Daud Beureueh es, apabila mereka mau menghentikan pemberontakannja. Seperti sudah dichabarkan, anak Daud Beureueh bernama Hasballah Daud berusaha ment jabari ajalmja untuk membitj arakan soal2 tentang menghentikan pertempuran disana dan disebut2 pula tentang kemungkinan2 pemerintah akan memberikan amnesti umum djika Daud Beureueh es, mau menghentikan pertempuran2 di Daerah Atjeh ( 178 )
KETERANGAN MENTERI PENERANGAN. Sementara itu, Menteri Penerangan, Sjamsuddin Sutan Makmur, atas pertanjaan "Antara" menjatakan, bahwa begitu d j a u h Pemerintah Burhanuddin H a r a h a p belum meletuskan soal2 mengenai amnesti umum dan sebagainja dan ia membantah kabar j a n g tersiar luas di Medan tentang dikirimkannja anak Daud Beureueh atau lain orang keAtjeh untuk membitjarakan soal2 pemberontakan dengan Daud Beureueh es. Menurut Menteri, ia baru mengetahui tentang spekulasi2 itu ketika membatja bulletin "Antara". Dalam pada itu, Perdana Menteri Burhanuddin H a r a h a p ketika ditanja oleh wartawan "Antara", karena buat hari itu sudah mempunjai banjak rentjana untuk menerima tetamu2 lain. _ Sementara itu, Sekdjen Kempen, Hartojo atas pertanjaan "Antara" membenarkan salah seorang pegawai Kempen, Abdullah Arif, dan Hasballah Daud telah berusaha mentjari kontak dengan pemimpin pemberontak diAtjeh Daud Beureueh. Hartojo teiangkan selandjutnja beiiar keberangkatan mereka untuk menemui Daud Beureueh dan bahwa itu dilakukan dengan pengetahuan Wakil Presiden Hatta. Tetapi Sekdjen Hartojo bantah, bahwa kedua orang tersebut berangkat ke Atjeh alas instruksi pemerintah. Selandjutnja diterangkan bahwa Hasballah Daud dan A. Arif berangkat ke Atjeh pada 5 Juli j a n g lalu djadi sebelum Ali Arilin bubar. Maksud berangkat mereka sendiri dan initiatief itu katanja timbul karena dorongan para pemuda berasal dari Atjeli j a n g menginsafi akan bahaja2 apa j a n g akan menimpa tanah air djika pemberontakan' di Atjeh itu tidak segera dihentikan. Hartojo selandjutnja terangkan, bahwa keberangkatan A. Arif itu memang diketahui instansi tersebut, tetapi pemerintah tidak beri intruksi kepadanja. Adanja surat2 keterangan jang dibawa Hasballah Daud dan A. Arif baik dari ( 179 )
Djenazah Hasjim ex polisi RI. Sjahid ketika pertempuran hebat di Gle Mculintang. Djenr.zahnja dikebumikan di Tangse dengan di hantar oleh ribuan rakjat.
\
Kempen atau dari Wakil Presiden dikatakan, bahwa surat2 u nanja untuk mêlant j arkan usaha mereka supaja dauat bantuan j a n g diperlukan dari berbagai instansi Sumatera
Lebih djauh Antara dapat chabar dari j a n g lajak dipertjaja, bahwa kedua orang tersebut dalam waktu janjr singkat akan memberi lapuran kepada PM. Burhanuddin tentang pembitjaraan2 j a n g mereka lakukan dengan tSeureueh, ° Demikian Harian Lembaga 27 Augustus 1955.
Daud
' Dengan keterangan2 j a n g didjelaskan pers itu, Missi Hasballah Daud itu bukanlah ia perutusan Pemerintah tetapi atas mitiatiefnja sendiri. Bleid pemerintah j a n g begitu pun tidak dapat kita terima sama sekali karena kalau tidak ada gatal tentu tidak akan digaruk, apalagi umpamanja hendak dikatakan ftjissi Hasballah bukan Missi Pemerintah. Sebab kita kenal siapa Hasballah Daud, dia adalah partikul.r, bukan pegawai Pemerintah. Dia mempuniai urusan sendiri dan tidak pernah mentjampuri politik, lebil,2 pohtik jang sedang didjalankan oleh ajahnja sama sekali tidak disetuajuinja. Maka kalau kemauannja sendiri dan tidak ada bëkatór dar, Pemerintah, kita jakin Hasballah Daud tidak dapat masuk kepedalaman. , Ia tidak akan diizinkan mendjumpai ajahnja tidak diterima ajahnja ia membawa berita selentengan', 'apalagi mengadjak ajahnja buat surat berdamai dengan R I Sama sekali tidak mungkin, sebab Daud Peureueh itu' adalah seorang pemimpin wadja jang pajah ditentang oleh orang .lang lemah semangat dan kurang pengetahuan. Ia sungguhseorang 'L lama Intelek, seorang Pemimpin kliber besar di Indonesia. Pegangannja tidak mudah digojah gajihkan ( 181 )
Dalam menghadapi sesuatu actie pantang baginja hersurut mundur. Iinannja tjukup kukuh, tidak sebarang orang dapat menggojangkannja, apaiagi anaknja. Orang boleh mendjadikan anaknja sebagai alat, tetapi mungkin sebagai perangkap. Karena itulah kita katakan Hasballah tidak mungkin bertindak dengan kemauannja sendiri, djika tidak ada beking. Betapapun hendak disembunj ikan oleh Pemerintah, baik ia utusan Hatta, baik dari Kabinet Burhanuddin a.tau bukan, 'tetapi bagi kami putera Atjeh dapat mengerti bahwa Hasballah adalah utusan Pemerintah. Kepada orang luar Atjeh Pemerintah boleh berpolitik2an, dan bagi kami jang mengetahui betapa sebenarnja keadaan Atjeh jang telah dua tahun lebih hantjur remuk itu, dan mengingini perbaikan kembali tentulah setiap langkah Pemerintah kami ikuti (lengan seksama Apa lagi kemudian kami tahu bahwa untuk pengembalian keamanan Atjeh dengan politik, "Tiga Serangkai", j a itu Hatta, Burhanuddin Harahap, dan Z. A. Lubis telah sepaham menjelesaikan persoalan Atjeh dengan politik. Hanja kalau dahulunja Missi itu dikepalai oleh Hasballah Daud, kini Missi tsb. seolah2 tidak ada, j a n g ada hanja Abdullah Ariflah j a n g selalu diutus membuat perhubungan dengan Pemimpin2 Darul Islam itu. Kemudian persesuaian paham tiga serangkai itu telah diambil over oleh Pemerintah Burhanuddin j a n g sangat berhasrat menjelesaikan keamanan Indonesia terutama Atjeh, hcndaknja dapat diselesaikan dengan dan selama Kabinetnja masih utuh. Memang, bagi orang2 Atjeh chususnja j a n g mengikuti persoalan atau politik Atjeh selama achir2 ini, ternjata Pemerintah Burhanuddin sampai pada telah dekat hari wafatnja selalu mengirimkan kurir jaitu Abdullah Arif ( 182 )
untuk mengadakan kontak dan pembitjaraan2, sebagai feelingb (?) dengan Daud Beureueh. I aling achir dalam bulan February A. Arif diutus s kembal, ke Atjeh, dan menurut kabar ia baru dapat bertemu dengan Hasan Aly Perdana Menteri Negara Bahagian Atjeh itu pada tgl. 29 Februari atau 1 Mart J 95(5. Apakah isi pembitjaraannja, ini tentulah tidak mudah dapat kita ketahui Tetap, achirnja setelah Abdullah tiba di Djakarta, beberapa hari kemudian akibat pembubaran U N I dengan Belanda j a n g ditentang oleh pengatjau2 politik di Indonesia, terpaksalah Kabinet j a n g bertjita2 baik ini terpaksa memerahkan Mandat kembali dan demisioner. Dengan demikian politik keamanan j a n g akan didjalankan dengan "djalan ain j a n g disebut2 oleh Pemerintah almarhum itu mendjadi buntu ] ™ a n j a bahkan bukan itu sadja, tetapi Wakil KSAD Kol. Z. A. Lubis dan PM Burhanuddin H a r a h a p serta beberapa pembesar lainnja j a n g berusaha meamankan Indonesia telah terlibat dalam soal pengiriman kurir ke J5arat buat berhubungan dengan Imam D I Kartosuwirjo sebagaimana pendjelasan "Waktu" No. 8 tgl. 25-2-'5(5 jang kita turunkan dibawah ini : KENAPA SANGSI MENGUMUMKAN DAMAI.
POLITIK
Didalam persoalan kurier j a n g tertangkap di D Jawa Barat untuk menghubungi Imam D I Kartosuwirjo itu telah terlihat nama Wakil KSAD kol. Z. L U B I S dan nama P M . Burhanuddin H a r a h a p dan beberapa nama pembesar tertinggi lainnja. Soalnja sebetulnja bukan perkara terlibat atau pun tidak, sebagaimana d i b e s a r k a n oleh suatu kalangan tertentu (karena itu terang merupakan tindakan dari Pemerintah) tetap, .bagaimana djalannja memulihkan keamanan di
Indonesia. Kalau
sekadar
perkara
surat
( 183 )
menjurat
dan
perkara
kurier suatu .sendiri dengan
serupa ini sadja, (dan ini harus lantas dianggap dosa) maka sebetulnja Gubernur Sumatra Utara pernah menjatakan hubungan surat menjuratnja Imam D I Daud Beureueh, terlebih dulu dari itu.
Setiap akal j a n g sehat akan berpikir lain dari akan menganggapnja suatu dosa, djika dengan begitu, bisa disiapkan suatu djalan bagi pemulihan keamanan setjara damai. Tjuma j a n g paling disesalkan sampai sekarang ini bahwa politik keamanan dari pihak Pemerintah belum d juga mempunjai garis j a n g djelas kedepan umum, hingga setiap apa jang^ dilakukannja, bisa sadja menjebabkan salah tafsiran. Tidak sadja kalangan umum, sebagai oleh kalangan tertentu, tetapi oleh sebahagian kalangan alat2 negara sendiri. Kita pernah menempuh djalan kekerasan ber-tahun2 terhadap kaum pemberontak di berbagai daerah tetapi kita belum pernah menempuh djalan damai dengan kesungguhan hati. Kenapa Pemerintah harus sangsi2 mengumumkan politik damai pen j elesaian segala kekatjauan, djika dengari begitu ia bisa menaruh kejakinan, bahwa penderitaan rakjat di daerah2 katjau dapat di achiri. Politik kekerasan selama ini telah mengakibatkan kerugian2 j a n g lebih besar, seperti kentara pada daerah2 j a n g mengalami kekatjauan, dan sebaliknja kekatjauan itu sendiri tidak pernah padam sampai sa'at ini. Dan seterus n j a peradjurit2 j a n g sudah semendjak th. 1945 berada dimedan operasi terus menerus akan seolah2 disuruh tetap memanggul sendjata tanpa istirahat. Pertimbangan2 psychologies dari sudut ketenteraan ini pun harus dimaksudkan dalam perhitungan, sebelumnja dikuasi oleh suatu pendapat, bahwa mereka itu gampang sadja dikerahkan kemedan2 pertempuran. ( 184 )
Setiap orang j a n g tjuma menganggap gampang akan sesuatu soal itu seringkali tjuma dikuasi oleh pandangan2 jarig kabur. Kaum politici bisa gampang mengutjapkan : ajo sikat sadja sampai habis, lipat sampai ke a k a r 2 n j a ! ; tetapi melaksanakannja tidaklah segampang menguchapkannja, djika faktor2 bagi memungkinkan, dan tentunja terutama disini harus diperlukan pendapat2 dari kalangan2 militer sendiri. Tjontoh j a n g djelas dari nafsu kaum politici j a n g tidak sedjalan dengan pertimbangan2 kalangan kaum militer sendiri dapat disaksikan dengan keruntuhan Djerman ditangan diktator Hitler. Akibatnja sangat menjedihkan bagi nasib rakjat Djerman. Maka dalam hal ini kami sangat menjokong pendapat Wakil KSAD Kol. Zulkifli Lubis, j a n g diantara lainnja menjatakan, bahwa dalam menghadapi gerombolan di Negara kita ini, sudah tiba waktunja untuk mengambil tindakan damai, dan tindakan damai ini, harus betul2 keluar dari hati ketjil j a n g murni, dengan tidak mempunjai maksud2 j a n g lain. Saja jakin atas dasar ini penjelesaian akan berdjalan dengan sebaik2nja. Dan tjukup kuat alasan j a n g dikemukakannja, bahwa, "kita tidak akan merasa lega kalau keadaan seperti sekarang ini, berlarut2 sampai demikian lamanja. Keadaan ekonomi dan pembangunan akan tidak berdjalan lantjar djika keamanan di mana2 terganggu". Alasan itu tjukup kuat dan setiap akal j a n g sehat t memahamkannja. Seandai pertentangan bersendjata terdjadi antara Indonesia dengan suatu negara lain masih ada negara2 didunia j a n g akan mengetengahinja. Tetapi pertentangan bersendjata dalam lingkungan sendiri tidak ada jang bisa menjelesaikannja setjara damai, ketjuali kita sendiri. Demikian "Waktu" tgl. 25-2-'56.
( 185 )
XII. T.JARA MENJELESAIKAN KEAMANAN ATJEH. Pemberontakan
a
ä:k dS; S M tnaî; kepada S tel K p
Atjeh
jang
tadinja
a n g a t s i n s k a t akan da at
-
"
dianggap
dalam
£ Ä
A m n ^ " ' ^ ^ » ^ . P ^ ^ i n t a h a n , umpama Gubernur V 'l c , A h S a s t r o a m i d j o j o , malah sampai2 Presiden Sukarno sendiri, menduga dalam masa T 2 a S h A t j e h < k p a t tenteramkan, tetapi J££. . l £ ™ P-berontakan Atjeh ïtu tidak
PemefSn Sdut^en^enlSt ^ r ^ 2 f»*
„, , , n , ' l J d r , e m u i sendiri, alat2 negara sendiri uku Ï + M ' J 1 ' . m e " « i n d a h k a " T i r a n a d a r f p l m p S suku Atjeh sendiri ataupun Pemimpin2 Indonesia lainnja. I m l T s i a t i d a k melupakan sugesti2 jang diberikJ^V? rikan oleh anggota j a n g terhormat M. Nur el 1Ibrahimv DrdIlim Amelz, D uir Muhammad r P s T ^ A y> i n ota R I di Paf]'™ ^ T* f ^ Parlemen sementara A ] ii -«..i. ai Parlemen, sediak mulai t»-» djadmja pemberontakan samp a i p a d a a c h i r ' ' p e n u t ù t ' t a Ï u n
Demikian hebat mereka memberikan pendjelasan demikian kuat pula pertentangan pikiran, bahkan tiap2 S g i S e s ^ J T h e l & A t j d ' d i ^ a r k a n d i e r l e r n e n ifu, Bahkan tidak djarang kita dengar orang2 jang menga n j u r k a n perbaikan untuk mengembalikan keamanan S
8 êbSa
ad
0rang2 jang 1,r ( 186 )
° At^h' P ro DI Ä
Mereka j a n g telah dianggap wakil rakjat atau pemimpiii2, seolah2 ada mata, tetapi tidak melihat, ada kuping tetapi tidak mendengar dan ada hati tetapi tidak hendak memikir. Kita katakan demikian karena sedjak peristiwa darah di Atjeh, selama itu pula hampir setiap bulan kalau tidaklah dikatakan mingguan, pulang pergi Menteri2nja, Djaksa Agungnja, Kepala Polisi Negaranja, Anggota Parlemennja, dus kesemua itu melihat dan telah menindjau dari dekat sekitar perkembangan Atjeh. Namun demikian tidak ada satu pikiranpun jang tj erdas dan bidjaksana untuk memulihkan ke amanan Atjeh itu. Malahan j a n g terpampang diotak mereka, sistem kekerasan belaka, tomong, mortir, K. M. Bringun, itulah alat j a n g dianggap dapat mengamankan Atjeh. Pendek kata 1001 sistem keamanan telah digunakan untuk meamankan Atjeh, dan paling achir dengan rentjana Mataharinja j a n g tjemerlang itu. Atjeh masih tetap Atjeh djuga, perobahan tidak ada bahkan kemadjuan T H lebih pesat, lebih teratur, lebih madju, sehingga mau tidak mau kita harus mengatakan bahwa N U di Atjeh telah defacto sebagai djuga kata T. Muhammad Bupati bahagian keamanan dikantor Gubernur Sumatera Utara pada harian Peristiwa Kutaradja tgl. 14 Juni 1955. "Saja sendiri pun tidak mengetahui, bagaimana tjara mengatasi keamanan di Atjeh sampai sekarang ini tidak madju dan tidak mundur. Sampai sekarang ini rakjat defacto sudah dibawah pemerintah Pemberontak T H , tetapi hal ini kebanjakan bukanlah karena simpatik, tetapi karena takut dan dipaksa ( ?). Sekarang ini demikian katanja pula, pihak Pemberontak telah mengadakan pula pemungutan belasting, bukan sadja terhadap manusia tetapi hampir pada seluruh kekajaan rakjat Atjeh. Padjak beras, lembu, kerbau, sawah, kereta angin, telah dipungut oleh pihak pemberontak. Keterangan ( 187 )
T. Muhammad ini, djuga diakui Air S Ar
Tinggal lagi orang luar, terutama R r
i
i
tM i u
,i...K «..«., togs B ^ T Ç A f c s s à * * - * ... p.w S Ä E * ,tTïit,™r„ rnst,,kan «*«"
k.n ma«, selam. M t . l „ „ ' t " T g t Tjhik di Tiro ,l,h„l',
K
1 "* " " " » ' " " "K", t"",' 1 da " " ">™»n,l„kk«„
Dan djika kita insaf l>ahwa ffen'lra Atieh «Pl-.^
menghabiskan um ^ k i f dapat diamankan.
^ ^ f ,ff «f fW ,W a ^ ipa k e a n a k 4 ut u ' J .' ^ i t a l>a™
Kalau tidak pertjaja tjobalah gunakan kekera s ( 188 )
an terus.
menerus, kami ingin melihat pada tahun keberapa Atjeh akan aman. P E R L U K A H SOB U N T U K
kelak
ATJEH.
Kalau tadinja kabinet Ali Sastroamidjojo j a n g keras kepala itu tidak menghendaki adanja pengembalian keamanan di Indonesia ini, karena dasar politiknja untuk membesarkan kekajaan dan korupsi di-tiap2 kementeriannja, Partainja dan memperbanjak Pegawai2 P.N.I. dan P.K.I. dalam tiap2 d jawatan supaja partainja lebih besar pengaruhnja dalam masjarakat dan supaja tertjapai kemenangan dalam pemilihan umum kelak, maka sudah selajaknja menjelesaikan keamanan di Indonesia temtama dengan Atjeh setjara politis sesudah Kabinetnja tumbang, dan diganti oleh Kabinet Burhanuddin, perlu dan telah masanja penjelesaian setjara politis itu diadakan. Bukan pula dengan mengadakan S.O.B. jang akan menghantjurkan Atjeh dan rakjatnja, Atjeh akan aman; sebab walau betapa pun SOB itu seolah2 belum pernah diadakan di Atjeh, tetapi dalam prakteknja SOB itu telah berdjalan sedjak Oktober 1953 sampai sekarang ini. Memang sedjak Kabinet A-A keinginan memulihkan keamanan dengan kekuatan sendjata sebentar2 agak luar biasa besarnja. Sebentar2 kedengaranlah dengungan badai S.O.B. jang ganas itu. Pemerintah sebentar2 merentjanakan S.O.B. untuk Atjeh guna' memuaskan hawa nafsunja ? Dalam pada itu demikian nafsu angkara murkanja dengan S.O.B. begitu pula hebat reactie menentangnja; diantaranja perlu kita tjatet disini suara harian Peristiwa Kutaradja jang antara lain menulis : Pernyataan SOB untuk Atjeh pertadjam tindakan® kekuasaan
Militer. Suara2
dari
sumber2
jang
( 189 )
mengetahui
kian
meluas
bahwa
Pemerintah
Pusat
merentjanakan
SOB
terhadap
Djika h a l j n i berlaku kabinet A-A dengan tindakannja ini bukan sadja mendemonstrasikan" kegagalannja dilapangan pphtik keamanan j a n g sudah begitu njata selama in£ akan tetap, akan membawa rakjat dan masjarakat diAtjeh chususn.,a dan di Sumatera Utara ini umumnja lebih djauh la Ä i merantjah kedalam rawa kemelaratan. Selandjutn a bahwa Atjd E T l S O B ""ft ' b e r a r t i -empè'rtad am tin,l,w« ^ r a s a n Militer. Keadaan itu menundjukkan bahwa persoalan Atjeh mau dipukul terus dengan kekerasan sendjata. Hasil dari kekerasan sendjata ini sudah dialami oleh Pernermtah selama satu tahun 9 bulan ini jang lumat .alah rakjat biasa, bukan pihak pemberontak. Pemerintah Al, terlalu angkuh untuk berguru kepada pengalaman ini.
d i s „ s i r , g , / T S t i J a l a h 1 I b a h w a P e r n J a t a a n SOB ini akan segera disusul oleh komplikasi persoalan- lain jang meliputi kehidupan masjarakat di Sumatera Utara pada umnmnTa Apa Pemerintah Ali buta? terhadap kekurangan2 ™ d a pada alat2 negara sendiri? Tuntutan otonomi Propinsi untuk Atjeh akan mendjadi .semakin2 dikaburkan, d a n ' k i t a Dertanja: Apakah ada maksud Pemerintah Pusat untuk menindas tuntutan demokratis dari rakjat daerah*? m e n daera'h^Sumaterl T ^ ^ g^atkan perembesan daerah Sumatera 1 ,mur sebagaimana keadaan pada waktu Belanda melantjar agresi militernja j a n g k e d u a / Ganggua keamanan dengan tmdakan ini bukannja dilokalisir, ^ k a n tetap, sebaliknja mendjadi meluas. Apakah kemudian untuk Sumatera Timur akan diadakan pula SOB? Ada golongan .lang mengingini hal ini, sebab dengan keadaan itu antara lain tuntutan rakjat Sumatera Timur untuk ditetapkan mendjadi saai Propinsi Otonom akan dapat ditjoba mematahkannja dengan melalui berbagai saluran.
Oleh sebab itu, demikian harian "Lembaga" menulis acn.rnja, rentjana pernjataan SOB untuk Atjeh itu ( 190 )
didalam menghadapi pelaksanaan pemilihan umum jang ban j a tinggal' 3 bulan lagi mengandung tendeng2 (gedjala) j a n g menarik, terhadap tertiban dan kesehatan perkembangan djalan demokrasi di Sumatera Utara ini. Demikian "Peristiwa". Memang Pemerintah kita telah agak kegila2an dengan SOB pusaka dari induk semaiignja Belanda. Entah dengan adanja SOB barulah sah kekedjaman alat Negara dan kalau bukan atas nama SOB itu namanja Pemerintah belum memperlihatkan kekedjamannja. Rak j at bertanja ? Pulot Tjot Djeumpa Affaire itu bukankah kekedjaman jang melebihi dari SOB? Rakjat j a n g tidak bersalah ditangkap, diikat diantri, kemudian ditembak sekali gus, 5-6, atau 10 orang, bukankah termasuk dalam pengertian telah ada SOB ? Rumah beribu2 dibakar, merampas dan memeras memperkosa dan sebagainja adalah dalam SOB? Kalau dalam undang2 SOB kekedjaman jang maha dahsjat tidak ada, maka diluar SOB telah ada dan telah berlaku serta sedang berlaku terus. Ratusan orang jang tidak bersalah dipukul, ditembak, dibunuh dengan t j ara kedjam sekali oleh alat2 negara. Lebih kedjam lagi dalam 1955 sampai bulan dua tahun 1956, ketika tentera Divisi Seriwidjaja jang pertama berkedudukan di Lamlo. Setiap orang j a n g ditangkap siangnja, malamnja terus dibawa dan ditembak mati. Begitu djuga kini di Atjeh Timur dan umumnja didaerah Atjeh. D j adi SOB untuk Atjeh telah lama dipraktekkan. Jang belum lagi, keluarga pemberontak seluruhnja ditangkap dan dibawa kesebuah pulau untuk didjadikan kambing dan membunuh terus laksanakanlah supaja Atjeh terus hantjur dan tidak akan aman2 lagi ? Dalam hal mengadakan SOB ini kita masih teringat sikap Mr. S. M. Amin Gubernur Sumatera Utara. Dia tidak setudju sekali2 SOB itu diadakan di Atjeh. Dia djuga terus terang mengatakan pada pers, (Peristiwa, 14-6-'55) bahkan d jika ( 191 )
ditóTaf ta MaL USatP r n / a u a k a n
SOB berarti
— P - -J«
Pemerin S ^ ^ ^ t a h ini dak danat d d tidak dapat d.djad.kan pedoman dalam bertindak, sedang ia dianggap seorang jang ahli tentang djiwa rakja Atieh^ ^ijen. Apakah Pemerintah* jang- akan d n ? a ,J oi M k kknn SOB I , i . a K a n datang akan memainkan n g h l t a m itU buat Atjeh? mengamankan Amnesti tidak perlu! Pertanjaan: Apakah « W a n dlda8a rka ke ada ~ t j -lum^dak m u S n At eh ff* 1?. P W a D ?? DjaWab kita: tidak! k i
- P ™ amfesS
ati
Memang s a ran2 untuk menjelesaikan dengan t j ara pengampunan umum telah banjak diperdengarkan diantar" nja oleh anggota Parlemen SutardjokartoLlilaisumi dan ° clan anggota parlemen lainnja. i S l « £S A^I Ai Nr « ^ S l 7 KEAMANAN DIROBAH. ^„.,7 KEAMANAN DI ATJEH AG A w m SERAHKAN PADA PUTERA(I) ATJEH SENDIRL Anggota DPR M. Sutardjohadikusumo telah memadju"d.aE r i P ( C n - k T a d a P e m f L ^ ' i«W -aksudnja £ r stdiakah Pemerintah memperbaharui politik mengembalikan keamanan dengan usaha2 sebagai berikut: *'unha,Ikan Ia. b.
c.
d.
Umum,
memaklumkan amnesti umum dan peàjérahan para pemberontak dalam djangka waktu jang ditentukan- * S S K / l k a l a n g a ^ . a l a t 2 k e k u a s a a n negara didaeraha lang tidak aman, jaitu untuk mengganti tenaga* jan»-
ESA" 8 dcngan lamanja ^ P a t - 2 paekeaifn)Tkan ******
°
i M
^
membikin asrama* jang diperlukan; ( 192 )
'
ba} a
' » »»akan.n,
i
::
,*
^ Sebuah kapal barang kepunjaan PELNI dimusnahkan TU diperairan Peurtula'. Kini bangkainja terdampar dipartai.
e.
memberi komando terachir gerombolan sampai habis, bantuan rakjat. II.
Berkenaan dengan daerah
untuk membasmi sisa2 dengan mempergunakan
Chusus. Atjeh.
a.
menjerahkan usaha pengembalian keamanan Atjeh kepada putera puteri Atjeh sendiri;
b.
memberi kesempatan kepada Daud Beureueh dan Pemimpin pasukan' beserta keluarganja untuk menjerahkan diri kepada Pemerintah, dengan maksud untuk memberi kesempatan mereka mendapat penghidupan jang lajak, baik didafam maupun diluar negeri;
c
memaklumkan amnesti umum kepada pengikut2 pemberontak untuk menjerahkan diri dalam d j angka waktu j a n g ditentukan;
d.
mutasi dikalangan alat2 kekuasaan negara sebagai tersebut pada huruf b bab I ;
e
'
n b
didaerah
^ e " ^ " k a P k a n Pembekalan operasi negara sebagai huruf
f.
pembikinan asrama* jang diperlukan;
g.
menjelenggarakan kongres rakjat diseluruh daerah Atjeh untuk memaklumkan perdamaian nasional dengan saling memberi ma'af dan melupakan segala kesalahan untuk menggalang persatuan kembali didaerah Atjeh;
h.
memberi komando terachir sebagai huruf e bab I ;
i.
membentuk .sebuah Panitia Penjelesaian, jang diberi tugas untuk menjuruh dan menjelesaikan' hal2 jang ( 194 )
di'akibatkan oleh "revolusi" dimasa lampau; memberi hak otonomi daerah Atjeh dan daerah? ketjil didalamnja serta menjelenggarakan otonom, dalam tempo, jang singkat sesuai dengan rantjangan 1 erS n g - u n d a n g a n j a n g telah disiapkan oleh Kom.sariat Urusan Daerah Otonomi, j a n g sekarang ditangan Parlemen. a
memaklumkan grasi umum kepada orang* hukuman dan membebaskan para tahanan berhubung dengan Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan ke 1U, setelah diadakan seleksi jang teliti atas kemungkinan memperbaiki diri;
b.
mentransmigrasikan mereka dengan kedaerah jang masih kosong;
c
memberi kesempatan kepada mereka untuk membikin perusahaan pertanian jang modern (landbouwhoeven) dengan mechanisasi dai. atas bantuan Pemerintah akan modal, peralatan dan pimpinan j a n g ahli;
'
d
keluarganja
memberi kesempatan kepada lain2nja untuk membuka perusahaan industri ketjil j a n g modern didaerah* kosong jang tjotjok untuk itu.
Pertanjaan itu menurut. Sutardjo dimadjukan karena pegangguan keamanan oleh gerombolan bersendjata telah L r d j a t a n 5 tahun, rakjat didesa karenanja sangat menderita dan pembangunan didaerah* itu tidak dapat bcrdjalan sehingga politik pengembalian keamanan dengan kekerasan sendjata itu dipandangnja sejogianja perlu lekas ditinggalkan
' Paling achir ada pula terbetik berita, bahwa Pemerintah Pusat telah merent j anakan pula satu t j ara meamankan Atjeh ialah dengan memberikan amnesti (pengampunan umum). Pemerintah telah berfikir dengan ampunan umum ini tentu( 195 )
!erb P tîr b rr°f ak f a n t,Un,n, Sama
Sekali
- Sehingga pernah
terbetik berita pada/dalam bulan February '56 Pemerintah Burhanuddin pun telah siap sedia menjebarkan urat pengumuman amnesti j a n g telah ada dalam persediaan ' Memang rentjana ini baik. Tetapi bukan setelah'"* talmn pemberontak, berdjalan dengan hasil*nja jang „k
pemimsan K at sehidup semati
? a l T , r ^ a V ? i h 2 S e S U d a h K o n ^ e s E a t - Ku g reng P Apa d P e r ? e d S J s a e „ d t r n ' ^ T " f'"" -«npur»akàn/bahkan persediaan sendjatanja makin hari makan besar. Baik jang dirampas atau hasil dalam pertempuran dengan alat negara kita, maupun j a n g dimasukkan dar! luar Kger, ala kadarnja toeh pasukan Daud Beureueh makin
Daud Beureueh dengan DInja. Dan d j a n g a n . f u l a set S kasar kedjam, lantan, dan dengan kekerasan terus menerus menghadapinja. Tetapi harus ditjari "djalan lain". Dalam soal penjelesaian dengan amnesti itu baiklah kita kemukakan pendapat masjarakat sendiri, jaitu S e rangan dan pendjelasan dari Sjamsjuddin P. H. K e t u a Umum Perwakilan P. P. Front Pemuda Atjeh di Djakarta ketika diinterview oleh D J I H A D Kutaradia ,an,r i J J. '
( 196 )
PENJELESAIAN. PERISTIWA ATJEH GAMPANG".
"TIDAK
"Pcnjelesaian peristiwa Atjeh sungguh sulit" demikian sebagai kata mukadd ma' nja. Bukan gampang sebagai jang"diduga duga orang diluar daerah j a n g - t r f * » W g e n a l perfoalannja dari dekat. Kalau berada dnbu kota g sangat optimis pihak kaum pemberontak " l e n t e r a Islam Indonesia" di Atjeh akan menerima baik saran* jang d,madjukan dengan'amnesti umum, akan tetapi setelah berada di Àtjeh dan setelah mengikuti dengan seksama perkembangan situasi didaerah ini, kaum T I I , tidak kemungkinan dapat menerima pengampunan umum tersebut. Malah mereka berpendapat tidak perlu sama sekali. Bahwa satuanja djalan jang baik, adalah pemerintah sekarang mendekati diri dengan kaum pemberontak. Kekerasan sendjata terus menerus diadakan untuk mengempur mereka itu', tidak membawa djalan pemulihan keamanan iang diharapkan, malah dengan itu api pemberontak d. i t j e h semakin menjala. Dalam pada itu ^ p a d a p ^ bahwa selama peristiwa Atjeh, belum dapat dipulihkan S n djalan kearah itu masih taraf merintis, satu2nja usaha P e m e r n t a h sekarang untuk menghindarkan penderitaan rakjat diAtjeh, haruslah Tentera* dan Mobrig* j a n g tinggal pada .«asing* pos diseleksi dan diganti dengan orang* j a n g dapat mengenal 'adat isti'adat rakjat. Djuga alat* Negara jang telah lama di Atjeh segera di pindahkan. Dan pertanjaan sampai d - m m ^ d g n Kabinet Burhanuddin ini mengena. Atjeh? Di djawaonja , " t e m p o hari telah ada terdengar suara jang mengatakan alat* Negara j a n g bertugas d, Atjeh sudah ada ketentuan untuk dipindahkan, tetapi hingga kini belum nampak bukinja H a n j a CPM jang telah dipindahkan padahal C P M ^ i adalah orang* jang sangat di g e m a r . ^ * £ P Namun demikian harus diketahui fme»nta^.;™g bukanlah memusatkan perhatian ke Atjeh sadja, masih ( 197 )'
Dita a Neffara "i Atjeh kan teto^JT?* 'S? dihadapi - suku tentang adakah kemungkinan Tentera dari M bertUgaS di Atjeh ia tidak da a P * -en djltÏS ajawah selain no commen. Demikian pandangan dan tindjauan Sjamsuddin P H rmdjauan tersebut adalah menurut kenjataan dus tidak a a .""i 1 - ¥ flihat t P ,lampiran ' * m e n *t *e nW ploatn S t u e S,tu. h n landjut L 1 Atjeh Lebih t a an gn: "pendapat
nt-teHkütntr ^
^
""** P - 4 ^
" ^
a l a i / a d ^ T ' " f *" d j ë l a f i , l a h s u d a h > b a h w a amnesti itu tidak akan ada keuntungannja bagi rakjat Atjeh tetapi persoalan penjelesaian Atjeh itu haruslah dengan politis. Apa lagi pada aehir2 ini, ketika tanggal 22-27 SentemKongr" pTkia A S " P h e m b e r 0 n t a k î d a h - d a d a k a n Kakjat. Atjeh sebagai j a n g akan kita kemukakan nanti «.mana antara ain politik Pemerintah Hasan Aly dari N e ^ a Bahagian Atjeh itu menjetudjui penjelesaian persengkaSm* bersendjata dengan Pemerintah Pantjasila selain dengan kekuatan sendjata ditempuh djuga setjara politis, sudah
X S Ä ,way-out dite,ri>uh oleh p—"tah w S S sunggun* ada keinginan perdamaian Nasional
tung^lahaAferaÄ
iai tidak akan
.
diturutinja maka
Iah Pemerintah Boneka jang tidak «»n™™ i !L j- . i , , ~ , . ' " u u d K sanggup bertanggung djawab dalam Daerahnya. *h tt Pendapat
,lan
Putusan Front Pemuda Atjeh Pemulihan Keamanan.
Untuk
Rapat Front Pemuda Atjeh hari minggu t a n d a i IK September 1955 bertempat di S.R.I. Mesdjid R a £ Kuta radja, jang dihadiri Pimpinan Pusat, Perwakilan PemmTpfn ( 198 )
Pusat, Tjabang, anak Tjabang dan Ranting, jang terdiri dari 46 orang djunilah utusan j a n g hadir telah menetapkan sebagai pendapat dan putusan Front Pemuda Atjeh tentang pemulihan keamanan di Atjeh sebagai berikut: Setelah mendengar Prae-advies dari Seksi Politik/ Organisasi Pusat Pimpinan Front Pemuda Atjeh mengenai politik keamanan Kabinet Ali Arifin, jang lalu hingga sekarang belum ditjabut. Dan akibat dari politik tersebut Ke amanan di Atjeh' bukan semakin baik, tetapi malah bertambah suram, sehingga mengakibatkan rakjat kampung j a n g tidak bersalah, bukan sedikit djumlahnja jang mendjadi korban, demikian djuga rumah2 dan harta2 penduduk banjak j a n g musnah. Memperhatikan bahwa, peristiwa Atjeh, sudah berdjalan dua tahun sedangkan t j a r a penjelesaiannja, hingga sekarang masih samar2. Dan memperhatikan gerak gerik pemberontak Atjeh, menurut phampleta jang disiarkan oleh mereka, memberi kesan, bahwa perdjuangan mereka mempunjai idoligie j a n g perinsipil, bertudjuan mendirikan " N E G A R A ISLAM I N D O N E S I A " bahwa mereka telah memproklamirkan dan memandang sudah berdiri. Karena itu mereka mempertahankan sehabis tenaga j a n g ada padanja. Mendengar uraian2/pendapat2 dari para utusan bahwa Konsepsi jang telah disusun oleh M. Sutardjo, tidak dapat mendjamin 100 prosen, akan tertjapainja keamanan di Atjeh, walaupun diberikan amnesti umum dan abolisi, karena pemberontakan Atjeh ini terdjadi didorong oleh id.ologie berdirinja Negara Islam. Dengan demikian idee dari Kaum Pemberontak supaja Hukum* Allah berlaku di Indonesia, adalah perinsipil. Menginsafi, bahwa keamanan di Atjeh sekarang tidak diperoleh' tjara penjelesaiannja jang tepat, kemungkinan Peristiwa Atjeh ini terus berlarut*. Maka djika ini harus ( 199 )
a e o ^ t k ^ ^ ~î-1 rakjat Atjeh akan bersatu me!,
Phy.sicologie.s, K « h ^ ï ï
,
keh jl
ltU b u k a n m u s t a I r t M berdasark
X ^
p e m i n S ^ T a ï teman, ^ T " ^
^diai»%^
t r £ d i At
^>
-'
**-*,
#ung akibat dari peristiwa At i T *'. A t J e h J an S menangpernah diberi s a n d j S n S a rfet,"!' g?» r a k J a t i a 4 daerah Modal ReLhlfl? Pahlawan Kemerdekaan dan nja kalau m e ^ m ^ b e r o n U k ^ k a ^ * o?l o r"fd a ak d i ^ J «>endirikan Negara Islam dan S t uuasT ^ terua ditjap musuh j a n g ^ f i ^ P * — * h .
oleh K T b Ä l i ^ S S * ^
baik, maka sudah pada „ i ^ ' J ^ ? Harahap garang, A W A S
^ *^n membawa ^sil f ï t ^
k — -n d^StftanfproÄ ' T V ^ ^ h tdah m e n e t a A pft ' b» v^S^S£?tSS9 sebut sebagai berikutpemulihan keamanan ter-
didjltnta^seg^di^ijang
Sam
P a i - k a r a » g tetap
g Jang
ngerti 'adat isti'adat Atjeh.
3
' r^rrtLe^^
me
~
dengan Pem
'—tak -t j a r a
4
- - n t ^ d i r f t n ^ r ? ' , ^ - ft™* Atjeh Pemerintah d e n g a n ^ , ^ ' ( Ü00 )
*"**»*
^
Demikian pendapat dan putusan Front Pemuda Atjeh tentang t j a r a Pemulihan Keamanan di Atjeh, mudah2han dapat dipergunakan oleh Pemerintah. Kutaradja, 18 September 1955, a / n Pusat Pimpinan Front Pemuda Atjeh, Ketua Perwakilan Pusat Djakarta. d.t.o. (Sjamsuddin
P.H.)
Tjap. PERWAKILAN P I N P I N A N PUSAT FRONT PEMUDA A T J E H DJAKARTA.
( 201 )
XIII. PROGRAM K A R I N E T N E G A R A B A H A G I A N
ATJEH.
Akibat dari kontak peribadi atau correspondentie politik antara Tengku M. Daud Beureueh dengan Mr. S. M. Amin, Gubernur Sumatera Utara j a n g berlaku sedjak ' bulan Desember 1955 sampai2 kepada achir riwajat dengan kebuntuannja, kemudian ditambah lagi dengan datangnja Hasballah Daud/Abdullah Arif, baik sebagai utusan Hatta ataupun Pemerintah Pusat, j a n g oleh rakjat umum dianggap sebagai delegasi Pemerintah, menjebabkan suasana politik di Atjeh mendjadi hangat. Bukan sadja mendjadi perhatian dan tanda tanja rakjat legal malahan rakjat jang dikatakan dari Negara Islam sendiri, jaitu Pemberontak Islam j a n g puluhan ribu banjaknja itu pun memperbintjangkan persoalan itu sehingga achirnja oleh hangatnja pembitjaraan umum, lalu Pemimpin Tinggi kalangan Pemberontak Islam itu mengadakan Konferensi Dinas di Batee Kureng pada tanggal 21 September 1955, disamping merajakan hari ulang tahunnja ke dua dari Peroklamasi N . I . I . ' j a n g telah ditjetuskan pada tg. 21 September 1954 itu. Menurut lapuran j a n g dapat kita tangkap, maksud semula selain konferensi atau membitj arakan sekitar madju mundurnja pemerintahan dan perdjuangan militer djuga akan mengetengahkan persoalan perundingan dengan R.I. jang disalurkan oleh Amin dan Pemerintah diwaktu itu. Achirnja karena Pemimpin2 rakjat seluruh Atjeh turut hadir sedjak dari Pasir Putih sampai ke Besi Merah (Langkat Tamiang), mareka lalu mendesak supaja disamping Konferensi Pemerintahan diadakan Kongres Rakjat, sebab ( 202 )
R ak at j g ***W*B djawab rdan turut , i S a T tturut u Ï Ï ddiundang telan hadir ketika itu seluruhnja
"i J "3S
t»h«T ei
M Daud B
membawa
kedjernihan politik Pemerin-
a N r a I s l a l U itU d i t e r i m a b a i k
r ,
°lel> TenSu
Kongres PaW t"""11' # f 8 * k e t i k a i t u diumumkan satu Kongres Rakjat jang dihadiri oleh Pemimpin2 rakjat jamr m AtJ ita uru a ddalam T " * " « F j a dan aa n rtelah S U turut . pPemberontakan Pjang « 4masih Ö lpro. jang
Achirnja pada tanggal 23 September '55 berlangsunglah Kongres Rakjat dengan meriahnja, jang k e m S
£lengkap 3 S lsegera i ? S dikeluarkan ? l B t e Km 'T- Kal - h i n t telah mendjadi (buku).
Daerdi a dan ^ ° n S r e s t B a t e e ^ureng ini menjebabkan status uacrah dan Pemerintahan berobah sama sekali: a
b
'
'
Baha ia ^ ^ ^ " dari Negara fskni' f T - ^ A égara Islam Indonesia mendjadi Negara Bahagian b Atjeh, Negara Islam Indonesia.
Ï a h e m n r r m e r Ï t a h a n K o m a n d e m e n J a "g dualist itu berobah pula sebagai pemerintahan biasa, dimana sipil didjalankar, oleh sipil dan kekuasaan militer d i pc e ™ langsung oleh militer sendiri. P Mng
' M e P Dauf B a r a n j a i , d i a ? g k a l BahàgaaUn A ^ ""*
d a n terUS d l a t i k ' » W A NEGARA
' semuara.1111"'"
scba
C
d
Mud hid
^
'
°
Sai
Ketua
T
-gku » Ä
Parlemen
Kabinet P d hari Î E . PR 1 5 l d,bentUk dari * S b Negara Bahagian Atjeh jang terdiri dari-tama :
e
1. Perdana Menteri: Hasan Aly. 2. Menteri Dalam Negeri: Hasan Aly. ( 203 )
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. f.
,;
„ "
„ „
Keuangan: T. A. Hasan. Kesehatan T. A. Hasan. P e r t a h a n a n / k e a m a n a n Kolonel Husin Ju Kehakiman: Tgk. Zainul Abidin. Penerangan : A. G. Mutiara. Ekonomi/Kempkmuran : T. M. Amin. Pendidikan: Tgk. M. Ali Kasim.
Program dari Kabinet Pertama Negara Bahagian Atjeh sbb :
SALINAN: Madjlis Sjura Negara Bahagian Atjeh, Negara Islam Indonesia dalam rapatnja tgl. 10 Safar i s 7 5 / 2 7 September 1955. MENDENGAR
DAN
MENIMBANG:
Pendjelasan dan pendjawaban Pemerintah atas pemandangan umum para anggota, mengenai program Kabinet Pertama. MEMUTUSKAN: Menjetudjui program politik Pemerintah Bahagian Atjeh (Kabinet Hasan Aly).
Negara
1.
Menjusun dan mengatur susunan Pemerintah Daerah, dan mengambil langkah2 seperlunja menjesuaikannja dengan keadaan negara djauh berada dalam keadaan "perang gerilja".
2.
Mengadakan asas2 dalam memperbaiki Angkatan Perang N i l dalam arti kata j a n g seluasnja demikian djuga dalam langkah2 dalam memperbaiki organisasin ja. ( 204 )
m
flfiilÄif
Latifah njonja Bupati Kepala Dae" h A % h P £ rT AA HHa *s a n dan ratusan temannja diazab sel™-, 7 kb u l fa n d Jl ' i ' elama 7 Kutaradja. kamp Sigli
W Ia dan
3.
Menjusun dan memperkuat Angkatan Polisi Negara serta memberi garis2 kewadjibannja dari sudut hukum, ketenteraman umum dan dalam sa'at peperangan.
4.
Menjelesaikan persengketaan bersendjata dengan Pemerintah Pantjasila selain dengan kekuatan sendjata djuga setj ara Politik.'
5.
Berusaha dengan berbagai djalan j a n g memberi kemungkinan, untuk menjehatkan (menggemukkan) Keuangan Negara, dan mengatur organisasi/administrasi Keuangan Negara.
C.
Menjusun tingkatan pengadilan dengan pembahagian2 kekuasaannja sesuai dengan kebutuhan dan hasrat Ummat Muslimin Daerah Atjeh, dengan mengambil aiigkah2 seperlunja dalam menjesuaikan bentuk dan kekuasaannja, menurut keadaan Negara j a n g berada dalam keadaan perang gerilja.
7.
Menjusun hukum Islam setjara pembukuan dan berusaha untuk memunkinkan mendjalankan hukum2 Islam dalam Negara j a n g belum didjalankan selama ini.
8.
Berusaha mengadakan perbaikan nasib para Anggota Angkatan Perang N I I dan Pegawai2 Pemerintah dalam Negara Bahagian Atjeh; dan mengarahkan perhatian terhadap penjantunan para anak Jatim dan djandag sjuhada.
9.
Menjiapkan usaha2 untuk membawa rakjat kemakmuran dalam mentjapai hidup bahagia.
kearah.
Dengan memperhatikan Program Kabinet Pertama Negara Bahagian Atjeh itu seluruhnja dapatlah dimengertikan sampai dimana usaha Pemerintahan Pemberontak Islam itu dalam usaha mentjapai kemadjuan dan kebahagiaan ( 200 )
Takjatnja, meskipun dapat kita ketahui bahwa seluruh ren^jananja tidak dapat berdjalan lantjar, tetapi usaha pada mentjari kebaikan dan kebahagiaan rakjatnja tetap dilaksanakan sesuai dengan perogramnja j a n g telah ada. Disamping itu djuga djelas dalam menghadapi persoalan politik antara mereka dengan Pemerintah R.I. Djelas ditegaskan dari programnja j a n g ke e m p a t : Menjelesaikan persengketaan bersendjata dengan pemerintah Pantjas.la selain dengan kekuatan sendjata djuga J J h setjara politis. Dengan demikian, siapapun telah dapat mengerti bahwa ketegangan dari Pemberontak hampir tidak ada sama sekali Dengan berobahnja politik ketatanegaraannja politis keamanannja pun berobah pula Kalau dulunja orang menganggap bahwa ketegangan selalu ada pada Tengku Beureueh tentu sekarang b a g f o r a n g j a n g memahami persoalan politik ketatanegaraan dengan sendirinja akan mengatakan bahwa kendali politik Pemenntahan adalah ditangan Pemerintah (Kabinet). Memang tekanan selalu ada dan ini tidaklah mengherankan, sebab kita j a k m bahwa Tengku Daud Beureuh seorang jang luas r ^ f a ; > 7 i X ' k t i d a k , a k a n b u t a m a t a h a t i " . i a - t u k menerima t . a p i kebaikan dan j a n g membawa kebahagiaan untuk menerima f a p 2 kebaikan dan j a n g membawa k e b a h a s a a n masjarakat j a n g dipimpinnja. Staf menteri2 Negara Bahagiannja itu, dahulupun militer R I m e r a i - / a J a m fT™"^™ ^ ^ di.aman ah d S l L T n g pentnTg '"* ™ ^ ^ tugas2 pemerin. Maka dengan demikian bertambah jakin kita politis jang dianut oleh Pemerintah Negara Bahagian 90 prosen dapat sokongan dan backing dari Tgk. M. Daud Beureueh ( 207 )
Dengan -demikian, djika pintu politik telah terbuka dan dibuka luas oleh Pemerintahan Islam itu, hendaknja Pemerintah R.L, Pemerintah Pusat tidak mensia2kan mengambil kesempatan j a n g baik ini, dengan djalan mengadakan kontak dan hubungan. Politis pemerintahan Negara Bahagian Atjeh itu oleh Pemerintah Burhanuddin mulai dimasuki jaitu selain pada mulanja Hasballah Daud/Abdullah Arif j a n g memulai mengetuk pintu itu, kemudian Abdullah Ariflah j a n g keluar masuk pintu D.I. Atjeh itu sampai pada achir bulan February sebagai telah kita bahaskan diatas. Tetapi sajang, karena keinginan kaum politis Pusat tidak ingin melihat Burhanuddin mentjapai hasilnja petti-' bubaran U N I dengan Belanda, tidak ingin melihat ekonomi mulai baik, tidak ingin melihat Keamanan Indonesia diselesaikan dengan politis dan keadaan Indonesia terus aman, tidak ingin Pemerintah Burhanuddin berkuasa terus sampai D P R baru pilihan rakjat terbentuk dsb. maka terdirilah gugatan politis j a n g menggontjangkan Kabinetnja sehingga terpaksa Burhanuddin men j e r a h kalah. Salah satu usahanja untuk berunding dengan Daud Beureueh djadi buntu, sedang sebenarnja menurut diketahui pihak Pemberontak telah menjusun delegasinja untuk bertemu dengan delegasi R . I . disuatu tempat dibahagian Kutaradja. Demikian djuga dalam hearing dan feeling j e n g dilakukan Abdullah Arif kabarnja Pemerintah Burhanuddin pun telah, menjus'un delegasinja. Malahan terdengar kabar Mr. Amin sendiri termasuk seorang anggota delegasi R.I. Sajang, waktu jang' baik itu tidak - sempat digunakan;' dan dengan demikian putuslah hubungan sementara antarapemerintah Pusat dengan Pemerintahan Negara Bahagian Atjeh, N I L Djika bukanlah karena Kabinet Burhanuddin ( 208 )
djatuhj
Entjik Basjariah, isteri Hasan Saleh djuga mendjadi Tawanan R.I. Ia ditangkap ketika Tangse djatuh,. Ia mendekam dalam Kamp selama 4 bulan bersama2 dengan isteri Tgk. Daud Beureueh, Tgk. Nja' Asma Tjut Asiah.
menurut pendapat kita tentulah sekurang2nja walaupun perundingan belum berdjalan lantjar, tetapi kita j akin setelah adanja cease fire gangguan keamanan akan tidak meningkat lagi malahan akan* turun kadar 5-60 prosen dari keadaan biasa. Perinyatan : Sebab2 buntu perundingan dengan Pemerintah Burhatiuddin jari g terachir, karena : I. Eichen fang dimadjukan berdasarkan consept keputiuan diistana Presiden tgl, 3 Desembet 1955II. Karena ditangkapnja kurir2 Pemerintah R.I. oleh alatZnja baik jang dikirim ke Atjeh, Djawa Barat, dan Sulawesi. BERKISAR
KEMBALI
PADA
KEKERASAN.
Pada mulanja kita menduga bahwa dengan djatuhnja Kabinet Burhanuddin H a r a h a p , tentulah program keamanan j a n g tadinja telah diperlemah dan akan ditempuh dengan "djalan lain" itu terutama mengenai persengketaan bersendjata dengan Atjeh tentulah akan disambung lagi oleh Pemerintah baru j a n g akan mtngantik.'innja. Sebabnja tidak lain, ialah karena dengan adanja hubungan Pemerintah j a n g lalu dengan Daud Beureueh dan keinginan Daud Beureueh untuk berunding dengan Pemerintah Burhanuddin telah mendekati kenjataan, sehingga untuk mengadakan hubungan kembali buat melandjutkan apa j a n g telah diperoleh Burhanuddin tidaklah menjulitkan lagi bagi kedua belah pihak. Kiranja terkaan atau dugaan kita meleset seluruhnja dan rakjat j a n g selalu mengharap2 tertjiptanja kembali keamanan didaerahnja mendjadi gelisah kembali, demi terbentuk Pemerintahan baru j a n g dikemudikan oleh Ali Sastroamidjojo jang terkenal dengan nafsu benar tenaga kurang itu ! ( 210 )
Nafsu besar j a n g menjerupai diktator dimasa j a n g silam itu kembali diperdengarkan dalam gedung Parlemen baru pilihan rakjat pada tanggal 16 April 1956. Dalam keterangan Pemerintah dikatakan bahwa Pemerintahnja akan mengutamakan kekerasan dalam dan untuk mengembalikan keamanan di Indonesia ini sebagai perpegangan j a n g kuat. Dengan kekuatan sendjatalah menurut perkiraannja daerali2 j a n g katjau di Indonesia ini akan dapat diamankan kembali. Entahkah Ali lupa atau tidak menljerminkan dengan pergantian Pemerintahan j a n g lampau itu, dimana gangguan keamanan jang telah 8 tahun berketjamuk diperbagai pelosok Negara kita belum dan tidak dapat diamankan dengan kekerasan, bahkan ia dengan pemerintahnja j a n g terlalu banjak mengedjar sifat pro ditahun 53-54 'djalan 55 telah membasmi pemberontak dengan kekerasan sendjata, tetapi tidak mempan. Masih djugakah hasrat hatinja hendak memperlihatkan ketjongkaannja kepada rakjat Indonesia, bahwa dengan berulangnja kembali memerintah maka dengan kekerasan j a n g telah dipraktekkan akan kembali diulangnja mengamankan daerah2 setjara sapu bersih akan berhasil kelak ? Kita kira, djauh panggang dari apf, bahkan programnja itu adalah kurang tepat dan tidak bidjaksana. Memang rentjana kekerasan itu tidak semua orang membentjikannja, malah anggota parlemen pilihan rakjat sendiri pun ada j a n g dojan supaja pemulihan keamanan 'itu dilakukan dengan Maha Keras, sebagaimana pendapat dan andjuran dari Mr. Mamet Tanumidjaja dari P3 (Kepolisian) j a n g antara lain mengatakan. "Golongan j a n g diwakilnja jaitu corp kepolisian ingin menundukan gerombolan tanpa bersjarat". ( 211 )
Djika
Komandan
Divisi
(Tgk.
M. Daud Beureueh) mengundjungi sambutan jang selalu terdjadi.
berbagai2
Daerah,
demikian
Memang tepat benar kalau djadi djuru bitjara di Parlemen lebih2 anggota parlemen baru, patut memperdengarkan suara j a n g djitu2, tepat keras, tegas agar dipemilihan kedua nanti terpilih lagi. Tjuma sajang tukang bitjara dikomidi omong itu tak ubah sebagai tukang djuai kojok. Sembuh tak sembuh ia ta'perduli asal obat laku, wang dapat habis p e r k a r a ! Tetapi tjobalah laksanakan sendiri isi pembitjaraan j a n g telah dikeluarkan itu, mempankah atau tidak. Terlaksanakah ataukah terbentur? Bitjara sungguh enak. Bunuh s a d j a ! Tembak sadja l ajo madju t e r u s ! Serbu! Kau dimuka, aku biar tinggal dibelakang. Biarlah kau mati dulu supaja bisa hidup dan berpengaruh terus I a lupa bahwa ribuan pradjurit, polisi, Mobrig j a n g telah tewas. Ribuan isteri telah balu, ribuan anak telah kehilangan ajahnja, telah Jatim, sengsara hidupnja. Kiranja masih ada djuga manusia j a n g ingin hidup mewah dan bersenang2 sendirian diatas majapada ini dan orang lain biar mampus, biar sengsara. Orang j a n g begini fiilnja tentulah mengingini lebih banjak orang lain djadi korban, asal dirinja bisa hidup mewah dan gojang kaki ditengah2 sjurga palsu
»
Karena itu bagi orang j a n g fiilnja demikian sungguh2 tiada kelihatan djalan lain j a n g dapat ditempuh dalam menghadapi sesuatu persengketaan atau sesuatu perselisihan sendjata atau politis selain, komando terachir dengan hantam keromo sadja, lipat sadja, biar mereka kapok, biar mereka mampus dsb Berbeda dengan manusia besar, jang dalam otaknja. penuh ilmu dan kesopanan, berisi dengan susila hidup j a n g terpudji. Mereka mengetahui apa itu manusia betapa j a n g dimaksud peri kemanusiaan dalam arti \ i d u p ( 213 )
Salah sebuah kantor Penerangan NIL Atjeh kelihatan pegawai2nja bekerdja terus menerus siang malam, menerbitkan GERILjA Muslimin dan berita2 resmi.
sebagai manusia baik ia berpengaruh atau tidak, pemimpin atau sidj embel sebagai halnja dengan D jenderal Major Simatupang dan Kolonel Z. A. Lubis. Pembesar2 Militer tertinggi ini seorang j a n g djauh tindjauan dan tinggi pengalamannja dalam masjarakat Militer, masjarakat j a n g seber.arnja tidak kenal mati tetapi ingin membunuh sadja, dalam soal mengamankan kekatjauan di Indonesia ini berpendapat: "Tindakan kekerasan tjuma mengorbankan rakjat belaka." U d j a r ' Z . A. Lubis. Djenderal Major Simatupang mengatakan : "Memulihkan keamanan tidak dengan sendjata dan bukan maksud untuk membunuh rakjat sebanjak2nja melainkan untuk membikin sedar sebanjak2nja orang buat kembali kedalam masjarakat." Demikian djuga halnja dengan Djenderal Major A. Nasution. Djuga menjatakan tidak ingin terus menerus perdamaian itu dengan aliran darah rakjat dan tentera, sebab kedua2nja adalah ibarat tubuh jarig satu, j a n g satu dengan lainnja mem pun j ai hubungan jang erat dalam berabdi kepada Nusa dan bangsa. Keduanja tidak perlu bunuh membunuh terus menerus, tetapi djalan lain untuk perdamaian harus ditjari." Simbolan pun j a n g tadinja merasa dirinja kuat dan dapat mengalahkan Atjeh dalam beberapa minggu sadja, kini telah lemah setelah menginsafi bahwa anak buahnja' ratusan telah tewas dan berkata: -"Kesulitan di Atjeh mudah diatasi jaitu dengan mengutamakan budi jang tinggi, tabah, disiplin dan rasa kainsafan". Demikian katanja di Kutaradja pada timbang terima Komandan Resiman Infanteri tg. 9-4-56 j 11. N j a ' Dewan anggota Parlemen pilihan rakjat j a n g baru beberapa hari duduk berbitjara didewan Parlemen pun demikian djuga pendapatnja, jaitu mengadjak pemerintah mentjari penjelesaian dengan Atjeh, lebih tjepat lebih baik, sebagai djuga adjakan Ustaz Nur, Amel es. dizaman Parlemen sementara dahulu itu. ( 215 )
w
**«
i i'
*""
HU Meskipun selalu dihutan rimba raja.
Kesatuan
TII tetap berlateh dengan suka rija.
Pendek kata suara2 jang berbitjara dengan otak j a n g dingin dengan dasar pengetahuan dan perkiraan j a n g waras, baik dari kalangan pembesar2 sipil ataupun militer, pemimpin partai dan tjerdik pandai dalam masjarakat selalu memadjukan -saran2 perdamaian kepada pemerintah, tetapi demi ada satu pemerintah j a n g ' s e d a n g mentjoba2 menarik Pemberontak kealam perdamaian tiba2 Pemerintah itu down. Hendaknja pemerintah j a n g ketiga ini dalam menghadap persoalan pemberontakan Atjeh ini arif dan bidjaksana serta tidak menaruh nafsu dimuka dan dj angan pula sebagai ulasan Harian Tjerdas:
D JANGAN KEHILANGAN TONGKAT DUA KALI. Kalau kita ikuti keterangan pemerintah j a n g diberikan oleh PM Ali didepan Parlemen, dimana boleh dibilang Pemerintah akan mengutamakan kekerasan untuk mengembalikan keamanan diberbagai daerah sebagai perpegangan, maka sudah sedari semula kita mengatakan bahwa politik pemulihan keamanan dari kabinet j a n g sekarang tidaklah tegas bukan kitamaksud dalam sikapnja, tetapi tidak tegas selaras dengan keadaan diberbagai daerah. Kalau semua gerombolan itu mempunjai latar belakang politik atau pun dapat bantuan dari luar, maka politik kekerasan j a n g didjalankan itu lebih tidak tegas, untuk dikatakan tidak bidjaksana. Kita tentu sependapat,bahwa mereka j a n g tidak hendak kembali kedalam garis dan ketentuan dari Republik harus dipukul dengan sehebat2nja, tetapi dalam pada itu kalau penitik beratan politik pemulihan keamanan ini sekadar kepada kekerasan belaka, maka menundjukkan ketika adanja pandangan j a n g dalam tentang perkembangan ketika aman disatu daerah. Penitik beratkan dari politik keamanan kepada kekerasan meminta selain tenaga alat2 keamanan j a n g ( 217 )
-
Palang Merah NU djuga selalu siap sedia melaksanakan tugasnja.
( 218 )
besar, djuga djadi pertanjaan sampai dimana bisa ditanggung keamanan bisa dikembalikan oleh alat2 keamanan belaka? Kalau umpamanja dalam soal pelaksanaan undang2 anti korupsi dibitjarakan bukan soal isi undang2 sadja, akan tetapi j a n g dikemukakan paling utama agar undang2 j a n g dibikin kelak tidak tinggal diatas kertas belaka, maka timbul persoalan apakah politik keras dari pemerintah itu benar2 bisa dilaksanakan oleh alat2 negara? Dengan tidak menimbulkan kelak kerugian dipihak rakjat? Dalam ketika aman sekarang diberbagai daerah, jang paling korban adalah rakjat. Dia berdiri ditengahi dua api, satu masa dia bisa dituduh oleh alat2 negara kaki tangan gerombolan, tetapi satu masa dia bisa pula dituduh kaki tangan alat2 negara oleh pihak gerombolan. Kedua tuduhan tidak mendjamin keselamatannja ataupun keamanan dirinja sendiri, sedang jang pokok bagi pemulihan keamanan disatu2 daerah bukan sadja hapuskan gerombolan tetapi berbareng dengan itu keamanan rakjat sendiri. Itu salah satu segi baru. Masih banjak segi2 lain j a n g harus dipikirkan. Soal keuangan dan ekonominja. Dalam soal keamanan Pemerintah ban j a membitjarakan garis politik keamanan «emuanja. Tetapi tidak membitjarakan garis politik j a n g sepesifik mengenai sesuatu daerah. Sama diketahui gerombolan di Atjeh tidak sama tudjuannja dengan gerombolan di Karo umpamanja. [ni harus diteliti dahulu oleh pemerintah dengan sebaik2nja. Dan harus djuga di teliti dimana letak kekuatan dan kelemahan dari gerombolan ini. Apakah sebab gerombolan di Atjeh mempunjai tjukup pengikut? Alat negara bertambah untuk menghadapinja, tetapi kenapa djuga sampai sekarang gembong2nja tidak tertangkap2. Djawaban atas pertanjaan ini hendaknja mendjadi pokok perpegangan kepada pemerintah untuk menentukan politik pemerintah terhadap soal keamanan, dj angan asal ditetapkan sebagai sekarang kekerasan belaka dengan tidak dibarengi pertimbangan lain. Sekalipun dia gerombolan, akan tetapi dia adalah rakjat ( 219 )
Indonesia. Tidaklah berarti harus dima'afkan segala kesalahannja, akan tetapi orang harus ment j ari sebab musabab mereka d j adi gerombolan mengangkat sendjata. melawan Republik Indonesia, jang satu masa djuga turut diperdjuangkannja. D j alan j ang lebih politis menurut pendapat kita akan lebih tepat dan djuga djalan ekonomi dan keungan tidak pula boleh ketinggalan. T j a r a 2 ini akan lebih efektif, disamping tindakan terhadap mereka j a n g tidak mau diinsafkan. Maka kita tidak lain, agar lebih ban j a k diusahakan memisahkan rakjat dari mereka jang melawan Republik Indonesia dan tudjuanpun tidak lain agar rakjat j a n g tidak bersalah d j angan korban tuduhan belaka, j a n g sebenarnja d j adi sumber kekuatan dari gerombolan dewasa ini. Hidup diantara dua api inilah membikin rakjat d j adi apatis dan apatisme dari rakjat ini pulalah j a n g harus dibanteras terus. Dan ini tidak bisa dengan sendjata, atau dengan lain tindakan2 kekerasan. Ini tjuma bisa dengan tindakan j a n g lebih berbau politis, keuangan dan ekonomi. Dengan rakjat j a n g telah sedar akan tudjuan baik dari pemerintah akan lebih gampang diatasi ketidak amanan di berbagai daerah. Dahulu dizaman Kabinet A-A djuga terdapat politik kekerasan. Kita rasa baiklah diturut djuga politik orang buta. Dia tidak ingin kehilangan tongkat untuk kedua kalinja. Demikianlah analisa sdr. Dja'far dari Harian Tjerdas, 1(5 April 1956, sungguh apa j a n g diuraikan itu adalah :satul!nja djalan jang lempang, lurus dan tidak berliku2. Apalagi seaiidainja telah ada kemungkinan misalnja Pemimpin- Pemberontakan Atjeh mau berunding sebagai telah diterangkan diatas, dalam arti sedia kembali kealam ( 221 )
perdamaian, lantas keinginan mereka tidak kita atjuhkan tidak kita indahkan, malahan mereka sebagai djuga rakjat Indonesia lainnja j a n g dari dahulu seperdjuangku dan berdiri difront muka memberikan perlawanan dengan musuh dalam menegakkan Indonesia ini sampai kepada s a a t mereka merdeka sepenuhnja, tiba2 demikian keinginan mereka berkompromi untuk kembali kealam perdamaian lalu kita tidak indahkan kita tolak, malah hendak kita tewaskan pula supaja mereka hantjur lebur dan terus lari kegunung j a n g tinggi disalub awan itu. Djika politik menghantjurkan jang dipakai serta kekerasanlah j a n g akan di pergunakan untuk menundukkan Pemimpin2 Pemberontakan dari Negara Bahagian Atjeh M I , itu kita tetap berpendapat bahwa segala rentjana' itu' bukanlah unluk membasmi pemberontak atau untuk mengembalikan keamanan di daerali2 j a n g katjau, malahan politik jang dianut itu adalah politikehizit dan dengki, kedi i dan kedjam. Kita mengatakan demikian karena kita sebagai orang jang selalu di daerah dan selalu melihat apa jang terdjadi disekitar tanah tumpah darah kita jang sedang berlumuran darah itu, bahwa tiap2 kekerasan j'ang diambil tiap2 pembunuhan j a n g dilakukan oleh alat Negara, baik militer atau polisi (Mobrig), j s n g tewas bukan pemberontak, jang mati bukan gerombolan tetapi adalah rakjat jang tidak bersa ah rakjat jang tidak berdosa, itulah jang djadi sasaran dai. itulah jang saban waktu dibunuh oleh alat Negara. T j a r a n j a tidak lain sebagai jang telah ditjeriterakan diatas, jaitu tiap2 j a n g dibunuh, dikatakan gerombolan jang lari dari tawanan atau j a n g diketemui dalam pertempuran persembunjian dsb. Ini adalah alasan untuk lepas diri dari sudut hukum belaka, sedang jang sebenarnja tidaklah demikian, tetapi dalam soal2 j a n g ketjil2 sekali, pihak alat negara terus sad j a mengambil djalan membunuh, menembak dengan tidak ada pemeriksaan sama sekali. ( 222 )
Sehingga tidak salah kalau rakjat berkata : Pemerintah Pantjasila ini lebih kedjam dari Belanda dan Djepang. Demokrasi dan Negara Hukum hanja mainan bibir belaka* Bukan pelaksanaan dan bukan satu undang2 j a n g dapat dipegang teguh sebagai pedoman bagi seseorang warga Negara j a n g berhak hidup dibawah lindungan satu pemerintahan demokrasi dan Negara Hukum jang sah. Dengan sebab2 kekedjan.an j a n g luar biasa itulah, maka rakjat j a n g berdiri d>tcngali2 dua api itu, antara pemerintah dan pemberontak jang bcridologie itu, menjebabkan mereka apatis. Mereka tidak mau mengindahkan suatu apapun lagi. "Mati matilah! Hidup hiduplah! Kau tembak, kau bunuh, tembak dan bunuhlah ! Sebab kau berkuasa. Sendjata ada ' ditanganmu ! Kau anggap kami rakjat Atjeh ini seekor ajam seekor burung j a n g kapan kau suka kau sembelih ataupun kau tembak! Lakukanlah menurut kesukaanmu, karena pemerintah sekarang dhalim. Karena Pemerintah dhalim, maka alatnja kedjam " Demikian kira2 keluhan j a n g selalu terdengar dan j a n g selalu ada didada tiap2 putera-puteri Atjeh jang telah dewasa dan telah tjukup mempunjai pikiran dan perkiraan. Akibatnja djika terus menerus Atjeh tidak diindahkan malahan ditekan terus sampai kehati bumi, dengan kekuatan sendjata dan politik baik oleh Pemerintah Ali j a n g sekarang ini, maupun oleh Pemerintah lain j a n g akan datang, pertjajalah permusuhan politik antara Atjeh dengan suku2 bangsa lain di Indonesia ini, terutama suku Batak, Padang, Ambon dan Seriwidjaja jang telah 3 tahun memperlihatkan kekedjaman dan kebuasan dalam t j ara membunuh bangsa Atjeh itu akan tidak padam2 lagi. Peperangan antara satu suku dengan suku j a n g lain, antara Atjeh dengan Batak dan seterusnja, pada suatu masa pasti terdjadi. Bukti pembatja tentu masih ingat perten( 223 )
w
I
Kepala Pabean Langsa, CPM dan pegawai 2 ,RI lainnja menonton asap. api jang sedang mendjilat pelabuhan besa.r itu.
tangan antara suku Atjeh dengan Batak dalam bulan February 1956 di Medan. Berapa banjak suku Batak j a n g mati dan luka2 parah, malah sedang melantjong2 hilang disambar iblis? Besoknja diketemui telah mati. Begitu djugalah dengan putera2 Atjeh. Beberapa orang tiwas dan luka2. Apakah penjakit dendam chasumat ini akan hilang didada dan dalam djiwa putera-puteri Atjeh? Tidak, tidak akan hilang ! Malahan bertambah kuat terpateri dalam dada mereka. Masih ingatkah pembatja betapa dendam bangsa Atjeh kepada Ambon dan suku Menado dalam peperangan Belanda Atjeh dahulu? Maka begitulah halnja dengan suku2 lain di Indonesia ini tentu akan djadi musuh bathin dari suku Atjeh, sebab suku2 j a n g terachir itu telah membunuh dengan t j ara j a n g sangat kedjam sekali terhadap bangsa aslinja, bangsa Atjeh. Bagi suku Atjeh j a n g mati baginja ibarat pintu dimana setiaj) orang harus melaluinja. Mati sekali lagi mati bagi bangsa Atjeh adalah takdir, adjal ! Kalau takdir telah berlaku dan adjal telah sampai, mati itu adalah hak baginja. Djiwa itu adalah simpanan (amanah) Tuhan baginja. Bilamana sadja j a n g berhak mengambilnja tidaklah dapat ditangguhkan. Sebab itulah penulis katakan kembali, bahwa bagi bangsa Atjeh itu, mati tidaklah ditjari tetapi djika adjal telah tiba dan dia harus menjerah kepada takdir, itu adalah hak Ilahi j a n g mendjadikannja. Karena
itu pulalah
maka ( 225 )
rakjat
Atjeh
selalu
mau
berlaga, selalu mau berkelahi, selalu mau turut berperang T e i a n - 7 - 1, , ' n J a F?***? i t u P^sti menemui kematian l e t a p , toch mereka tidak takut dan tidak mengeluh. Inilah pokok pangkalnja j a n g menjebabkan Atjeh memilik, darah Kesatria djiwa Kepahlawanan, tidak gentar menghadap, musuh, tidak tjanggung menentang Lwan sebab pada kejakmannja, ia tidak akan binasa, ia tidak tiWaS d j i k a bUkan dilan Ilahi. 8 g a r oleh takdir Dengan begitu maka timbullah pepatah AtjehAtjeh muprang — Padang peugah haba;
Indontif
d0ee
'
° ~" N j a n g
mCU at0 U r e U e n
-
«
ü
>wa-
Atjeh berperang; Padang tukang bitjaraBatak duduk dikantor; Pengatur orang Djawa. Demikianlah sifat2 dan tabiat2 serta kesatriaan bangsa Atjeh, dan suatu bangsa j a n g telah pernah turut bersama mene akkan Me'rlk e /an mempertahankan Indonesia ditindaS
d lnrn?i T™ "'^
^
^ ^ dal
> 'N«,
ri0de
k edUa
ia
, akan Atjeh mi?rM^Mentraua tidak sud. mendengar nasehat s e r t a J a n d j u r a n P e m b e o T e g t a s.pd dan m.liter serta wakil2 rakjat pilihan rakjat sendiri <1< Parlemen, supaja tindakan kekerasan djangan lagi dilalu kan untuk Atjeh, tetapi pergunakanlah "djalan lain", djalan n ^Tm e r Si .ÎLÏtrlTxtïï " C,C ""' 1 perang
( 226 )
MIS. MS1# .
<
llliilil Siliïlll.
M|»f,
f
-APIS«*«: SÄ""" Bill
Banta Chairullah salah seorang komandan T.I.I, jang sangat giat dan banjak djasanja dalam mempertahankan N.I.I. Negara Bahagian Atjeh.
XI \ . K E S I M F U L A N. Setelah kita lukiskan sebahagian besar kedjadian sebab musabab terdjadinja Pemberontakan Atjeh, kebuntuan2 Mr. S. M. Amin (Gubernur Sumatera Utara), Burhanuddin H a r a h a p (Perdana Menteri) dan menindjau dari berbagai pendapat umum (masjarakat), telah dapatlah kita ambil kesimpulan, bahwa untuk menjelesaikan peristiwa darah atau Pemberontakan di Atjeh itu, j a n g tepat ialah: I.
a. Politik keamanan Ali Arifin j a n g sampai pada saat Kabinet Burhanuddin H a r a h a p masih djuga didjadikan pegangan j a n g kuat, telah harus dengan segera dirobah dan ditjabut! b. Terutama tindakan militer/mobrig j a n g kedji kedjam, membunuh manusia (rakjat) j a n g tiada bersalah ataupun Pemberontak j a n g siangnja ditangka]), malamnja dibunuh terus diluar pengetahuan Hakim dan Hukum setjepat mungkin harus dibahteras, dan kepada alat2 Negara j a n g bertindak diluar batas peri kemanusiaan dan Hukum dituntut. Sebab dalam hati dan djiwa rakjat Atjeh sekarang, laki2 dan perempuan, malahan anak2 pun, telah termateri satu dendam chasumat jang agak kekal dan akan dipesankan (diwasiatkan) kepada seluruh keturunannja, bahwa suku Batak, Seriwidjaja, Ambon dan Menado itu adalah musuh pusaka nenek mojangnja dalam perang Atjeh j a n g terbaharu ini. ( 228 )
Dengan
mempergunakan
bot, mareka mengadakan insfeksi sepandjang pantai Timur,
c. Memindahkan kembali alat Negara jan« k e d i a dan mengembalikan alat negara suku Ati ' a Ï uU' u nn 7 y T' « ^ f * J n 2 keamanan A 2 ' ^ mendatangkan alat negara j £ t me P rekaditw a dd, aa ti S * ^ d a n «W™-, sehfaffl balikan t \ ^patuhi dalam usaha mengen »aJ,kan keamanan jang dimaksud. '
u.
Berusaha dengan setjepalnja melakukan perunding dengan Pemimpin Pemberontakan Àtfeh s e t f r rcsm, (fornnel), sebagai menjambung rintisan r M. Am,n dan Pemerintah Burhanuddin S a h f p
111.
-ngeruhW fiSS d S m^ n ^ ^ ^ < djaman bdaka ? demonstrasikan keke Ne ara S ngga alat a S k - ' ,' anJ nd Send,ri ,,an« sa Imendjad, ™2 a i £ ? , ^ fe " te dan sedang diperaktekkan sebaga, jang telah dewasa
mengembalikan C n S a n â r I " e l , e n u , l n -> a dalam usaha dan Atjeh chususnja Indonesia ini pada umumnja
( 230 )
'
i J
Hat: