STATUSMAKROMINERAL (Ca dAn P) DOMBAYANG TERINFESTASI RINGAN DAN BERAT CACING STRONGIL MACROMINERAL (CaandP) STATUSOF SHEEPINFECTEDMILD AND SEVERE INFESTATION STRONGYLE ', IrkhamWdlyono',GuntarlTltik MulyaniI HaryPurnamaningsih 'BagianIlmu PenyakitDalam,FakultasKedokteran Hewan,Universitas GadjahMadaYogyakarta
ABSTRACT parasiteinfestationis oneof the causingmacromineral deficiency.The presentstudywas Gastrointestinal conductedto evaluatemacromineral(Ca and P) statuson sheepinfectedwith mild and severestrongtle *12 monthsof agein Slemandistrictwereusedin this study.The infestation.Thirtysevenlocal malesheeps, sheepswerethen divided into two groupbasedon severityof thestrongtle infestation,mild infestation(26 Thestatusof strongileinfestationof the sheepswasdetermined sheeps)andsevereinfestation(10 sheeps). by eggper gram(epg)McMastermethod.Blood sampleweretakenfrom jugular vein of eachof the sheepsfor plasmaseparation. Blood samplewas takenbeforesheepwas grassing.Plasmasamplewas savedon -20"C temperature until mineralwas analyzed.The concentration of plasmacalciumand inorganicphosporuswere ana$zedusing o-Kresopthalein-Komplexon andPhosphomolibdat method,respectively.The resultshowed (2)both,mild (<1,000epg) that(l) 97Yoof thesheepsin Slemandistrictwereaffectedbystrongtlenematodes, andsevere(>1,000epg)strongtleinfestationdid not causeclinicalsymptomsorpathologicalchanges thatcan influencethe macromineralmetabolism,(3) in this study,therewas no significanteffect of the severityof in macromineral strongyleinfestation status.The:concentration ofmacromineralin bothgroupswerenormal(Ca + 0.38 mg/dl). : 9.65+ 0.29and I 0.60+ 0.46mg/dl) and(F : 6.6I + 0.25and'6.26 .
,tj,:;,,,.
Key words: macromineral, strongtlg.rShe.ep ;, --
..:,. ,
i:i)l;1 ,
.,
ABSTRAK
Infestasiparasit gastlointestinaladalahsalah satu penyebabdefisiensimakromineral.Penelitianini bertujuanuntukmengevaluasi statusmakromineral(CadanP) padadombayangterinfestasiringandanberat puluh oleh cacingstrongil.Tiga tujuh (37) ekor dombalokal, jantan,umur + 12 bulan di daerahSleman digunakandalampenelitianini. Dombadikelompokkan menjadikelompokyangterinfestasiringan(26 ekor) dan kelompokyang terinfestasiberat (10 ekor) cacingshongil. Pengelompokkan dombadidasarkanpada pemeriksaan parasitologikterhadapjumlah telur cacingper gramtinja. Setiapdombapadamasing-masing kelompokdiambil sampeldarahsebanyak5 mL melaluivenajugularis,selanjutnyadipisahkanplasmanya. Pengambilan sampeldarahdilakukansebelumdombadigembalakan ataudiberipakan.Plasmayangdiperoleh -20'C disimpanpadasuhu sampaianalisismineraldilakukan.AnalisisCa dalamplasmadilakukandengan metodeo-KresolpthaleinKompleksonyang diuraikanoleh Ray Sarkerdan Chaunan(1967), dan fosfat anorganikdalam plasmadiperiksadenganmenggunakan metodefosfomolibdat(Kraft dan Duer, 1999). jumlah Pemeriksaan telurcacingdilakukansecaramikroskopikdenganmenggunakan metodeMcMaster.Hasil penelitianmenunjukkan bahwa(l) 97%dombalokal,jantan,dewasa(*12 bulan)di daerahSlemanterinfestasi
62
(CadanP) DombaYangTerinfestasi .Iary Purnamaningsih, StatusMakromineral RinganDanBerat...
cacingstrongil,(2) infestasiringan (< 1.000epg) dan infestasiberat(> 1.000epg) cacing strongilpadadomba tampaknyatidak menimbulkan gejala klinis atau gangguanpatologisyang dapat mengganggumetabolisme makromineral(Ca dan P), dan (3) stafusdombayang terinfestasiringan tidak menunjukkanperbedaanyang nyatadengandombayangterinfestasiberatdanstatusmakromineralpadakeduakelompoktersebutmasih dalam (C batasnilaifisiologisnorm aa l : 9 , 6 5 + 0 , 2 9d a n 1 0 , 6 0 + . 0 , 4 6m g / d l ) d a n ( P : 6 , 6 1 r 0 , 2 5 d a n 6 , 7 6 + 0 , 3 8 mg/dl). Kata kunci: makromineral,cacingstrongil,domba PENDAHULUAN Kalsium (Ca) dan fosfor (P) merupakan makromineral yang sangatesensialbagi tubuh baik pada manusiamaupun ternak. Kurang lebih 99% Ca dan 85% P dalam tubuh manusia berada dalam tulang dan selebihnyaberadadijaringan lunak dan cairan tubuh. Mineral tersebut berperan penting dalam berbagai fungsi seperti permeabilitas sel, proses enzimatik, penyusun dinding sel, sistem penyanggacairan tubuh, transmisigenetik,sumber energi tubuh dan regulasi metabolisme lemak, protein dan karbohidrat. Akibat keterlibatannya yang sangat kompleks tersebut maka defisiensi mineral juga sangat luas dampaknya sehingga di samping kasusnya sering bersifat subklinis, gejala klinik yang muncul pun tidak mudahdibedakandari gangguanyang lain. Defisiensi mineral ini akan mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan (hewan muda), kehilangan berat badan, penunnan nafsu makan, kelemahan, peningkatan hipersensitivitas dan bila defisiensi cukup berat maka akan terjadi perubahan pada tulang yang ditandai denganpenurunanmineralisasi,gangguan pertumbuhan,perubahanbentuk dan fraktur seperti yang terjadi pada rakhitis, osteomalasia dan osteoporosis. Penurunan nafsu makan atau penurunan efisiensi penggunaan pakan akan menurunkan pertambahan berat badan dan pada hewan yang sedang laktasi akan menurunkan produksisusu.Selainitu, defisiensimineral ini juga menyebabkangangguanbulu dan reproduksiberupa penurunanfertilitas padahewanbetina (NRC, 1985; McDowell,l992. Defisiensi P sering terjadi pada hewan yang digembalakan karena rumput padang gembala
umumnya memiliki kandungan P yang rendah dan adanyanutrien lain yang tertelan bersamaP, seperti Al dan F, yang menyebabkan P sulit diabsorpsi (McDowell, 1992) atau pada hewan yang mengalamigangguanabsorpsisepertipada infestasi parasit gastrointestinal(Wilson dan Field, 1983), dan defisiensi Ca sering terjadi pada hewan yang banyak diberi pakan konsentrat tanpa disertai suplementasiCa. Pemberianataukonsumsimineral yang berlebihanjuga akan menimbulkan gangguan. SuplementasiCa yang tinggi akan mengakibatkan defisiensi elemen lain seperti P, Mg, Fe dan Mn (NRC, 1985). Demikian pula intake P yang berlebihan akan menyebabkanterjadinya gangguan pada tulang berupa peningkatan resorpsi tulang '(osteodistrofia) dan terbentuknya calculi dalam saluran perkencingan (urolithiasrs) (NRC, 1985; Blood danRodostit,1989). Sebagian besar ruminansia kecil seperti kambing dan domba di Indonesia dipelihara secara tradisional. Ternak tersebut umumnya diberi pakan rumput padanganataudiberi pakan limbahpertanian dan dipelihara dengan pengendalianpenyakit yang kurang memadai. Infestasi parasit gastrointestinal merupakan problematika yang sering tidak mendapatperhatianpeternakdi Indonesia.Di daerah Yogyakartamisalnya, diketahui bahwa 98% domba (sampai umur 6 bulan) menderita infestasi parasit gastrointestinal baik koksidia maupun cacing (Widiyono, 1989). Penelitian pada kambing dan domba yang menderita nematodiasisdi JawaBarat menunjukkan bahwa cacing nematoda menyebabkan hambatan pertumbuhan dan pertambahan berat badan yang sangat nyata (Beriajayadan Copeman,1996).Apakah pengaruh nematodiasis tersebut mempunyai kaitan dengan
63
J. Suin Vet.Vol.25 No.2 Th.2007
Penelitian ini bertujuan untuk meng-evaluasi status makromineral (Ca dan P) pada domba yang terinfestasi cacing strongil pada tingkat infestasi ringan danberat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkeadaanpeternakanruminansia kecil khususnya domba, ditinjau dari kesehatanhewan. Selanjutnyahasil penelitian tersebut dapat menjadi dasar dan bahan pertimbangan dalam pengelolaan pakan hewan, pemecahan berbagai problematika kesehatan hewan dan penatalaksanaanpenyakit yang mungkin berkaitan. Dengan pengelolaandan pengendalianpenyakit khususnyagangguanparasit gastrointestinal (cacing) diharapkan kualitas dan kuantitasproduksi peternakandapatditingkatkan.
ketersediaan mineral masih merupakan permasalahan yang belum dikaji. Selain itu problematika peternakan domba dan kambing di Indonesia kemungkinan besar juga tidak dapat dilepaskan dari kualitas dan ketersediaan pakan. Kualitas dan kuantitas yang kurang memadai dan kandunganmineral yang rendah dapatterjadi akibat adanya perubahan musim. Kejadian demikian pernah diteliti pada onta yang digembalakansecara bebasdi padanganpada musim hujan dan kemarau. Hasil penelitian tersebutmenunjukkan bahwa pada musim kemaraukonsumsi P bersamapakan menjadi terbatas atau bahkan menjadi defisiensi dan kadar fosfat dalamkandunganhewantersebutpunmenjadi menurun (Hoeller et al., 1989). Demikian pula penelitianpada sapi potong (sapi Bali) di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa kelompok ternak tersebutmemiliki statusCa yang sangatjelek, kadar Ca dalam darah dibawah 9 mg/dl. Status Cayang jelek tersebutdiduga disebabkanoleh pengelolaan pakan dan sistem pemeliharaan yang dilakukan secara tradisional (Sonjaya, 1996). Dengan pertimbanganhal tersebutdi atasdan dalam rangka peningkatan efisiensi produksi peternakan (khususnya ruminansia kecil) di Indonesia maka seharusnyamineral mendapatkan perhatian yang serius.
MATERI DAN METODE Penelitian ini menggunakan 37 ekor domba lokal, jantan, umur + 12 bulan , milik peternak di daerah Sleman yang dipelihara secara tradisional denganpemberian pakan berupa rumput lapangan. Hewan (domba) dikelompokkan menjadi dua kelompok. Kelompok I (26 ekor) sebagaikelompok yang terinfestasi ringan dan kelompok II (10 ekor) sebagai kelompok yang terinfestasi berat cacing strongil. Pengelompokantersebut didasarkanpada
jumlahtelurcacingpadadombayangdigunakansebagai Tabell. Hasilpemeriksaan telur cacingdanrata-rata penelitian sampel Kelompok
Jumlah domba
Bebasinfestasi Infestasiringan(I) Infestasiberat(I!
1 26 10
Sampaisaatini statusmineral Ca dan P pada ruminansiakecil seperti domba dan kambing di Indonesiayang sebagianbesarmenderitainfestasi parasitgastrointestinal, dipeliharasecaratradisional dan hidup pada dua musim (hujan dan kemarau) belumdikaji dandilaporkan.Olehkarenaitu dalam rangka meningkatkanproduktivitas peternakan perlu segeradilakukan penelitian mengenaihal tersebut.
64
Jumlah telur cacing(epg) 0 475+ 57,45 1.83+ 5 365,38
pemeriksaan.parasitologikterhadapjumlah telur cacingper gram tinja. Setiaphewanpadamasingmasingkelompok dilakukanpengambilansampel darah sebanyak5 mL melalui vena jugularis. Pengambilan dilakukanpadawaktusebelumhewan digembalakan ataudiberipakan(08.00-09.00 WIB). Sampel darahditampungdalamtabungyangberisi heparin dan selanjutnya disentrifugasi dengan kecepatan112 g selama 15 menit. Plasmayang
Hary Purnamaningsih,StatusMakromineral (Ca dan P) Domba Yang TerinfestasiRingan Dan Berat...
diperoleh dipisahkandan disimpan pada suhu -20"C sampaianalisismineraldilakukan. Analisa fosfat anorganik dalam plasma dilakukan dengan metode fosfomolibdat seperti yang diuraikan oleh Kraft dan Duer (1999) sedang kandungan total kalsium dalam darah diperiksa dengan metode O-Kresopthalein-Komplexon (Ray Sarker dan Chaunan, 1967). Pemeriksaan telur cacing strongil dilakukan secara mikroskopik dan penghitunganjumlah telur cacing dilakukan dengan metodeMcMaster. Status makromineral dalam plasma domba disajikan dalam bentuk rata-ratadan simpangannya dandiuji secarastatistik denganuji t. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemeriksaanparasitologik terhadap tinja domba (37 ekor) yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 97o/o domba menderita infestasi parasit gastrointestinal (cacing strongil) dan hanya 3Yosaja(1 ekor) yang bebasdari infestasi parasitgastrointestinal(Tabel I ). Hasil ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widiyono (1989) yang menunjukkan bahwa 98%o domba muda (sampai umur 6 bulan) menderita infestasi parasit gastrointestinalbaik koksidia maupuncacing. Menurut Soulsby (1982) dan Georgi (1975) cacing yang tergolong strongil merupakan cacing gilig dan dapat menginfeksi ruminasia besar, ruminansia kecil, babi dan kuda. Cacing strongil yang diketahui dapat menginfeksi domba ada- lah Haemonchus sp., Trichostrongylus sp., Oesophagostomum sp., Nematodirus sp., Bunostomumsp., Cooperia sp., Chabertia sp. dan
Ostertagiasp.(Hungerford,1975). Blood andRadostita(1989)menyatakan bahwa diagnosa cacing strongil didasarkan atas ditemukannyasejumlahtelur dalam tinja, jumlah cacing dan gejala klinis yang ditimbulkan, dan tingkataninfeksi Schock( I 981) menge-lompokkan menjadiinfeksiringanapabiladijumpaitelurcacing strongilsebanyak50-200telur tiap gramtinja (epg) 1-3.000ekor;bersifat ataucacingdewasasebanyak apabiladijumpaitelurcacing200-1.000 sedang epg atau 5.000-10.000ekor cacing dewasadan dikategorikaninfeksi beratapabiladitemukantelur cacing sebanyak2.000 epg atau cacing dewasa sebanyak5.000-30.000ekor. Berdasarkanatas kriteria pengelompokantingkat infeksi tersebut, makapadapenelitiankali ini dapatdiketahuibahwa dombayang mengandungkurang dari 1.000epg tergolongkelompok infestasiringan sedangyang mengandunglebih dari 1.000 epg tergolong kelompokinfestasiberat(Tabel1). Unhrk mengetahuipengaruhinfestasicacing strongilterhadapstatusmakromineral(Ca dan P) dombamakadilakukanpemeriksaan kadarCadanP plasma pada kelompok tersebut.Hasil rata-rata pemeriksaan kadarCa danP plasmapadakelompok domba yang terinfestasistrongil tercantumpada Tabel2. Hasil pemeriksaan kadarCa danP plasmapada kelompokdombaterinfestasiringanadalah9,65 * 0,29 mgldL dan 6,61 + 0,25 mg/dL, sedangkan kelompok domba yang terinfestasi berat menunjukkan rata-ratakadarCaplasma10,60+ 0,46 mg/dL danP6,76* 0,38mg/dl. MenurutBichar& (1992), batas normal kadar Ca plasma 2,0-3,0 mmo/L (8,02-12,02mg/dl,) dan P plasma0,8-3,1 mmoUL(2,48-9,60 mg/dl,).KadarCaplasmadomba
Tabel2.Hasilrata-ratakadarCa danP padadombayangterinfestasistrongilringandanberat Statusinfestasi
Hasil pemerilsaan Ca (mg/dl,)
Makromineral
Keterengan
Ringan Berat
9,65+ 0,29 10,60+ 0,46
6,61+0,25 6,76+ 0,38
Tidak berbedasignifikan Tidak berbedasignifikan
65
J. Ssin Vet.VoI.25 No.2 Th.2007
di Indonesiaumur 16 minggu dilaporkan oleh Wulandari(1998)sebesar 2,50-3,42mmol/L(7,7410,59mg/dl). Rasio Ca : P dalamplasmapada kondisi normal tersebutberkisar 1,2 : L-I,6 : L Denganmempertimbangkan kadarfisiologiknormal dari masing-masing mineral tersebutdi atasdapat dikatakanbahwakadarCadanPplasmapada domba yang terinfestasioleh cacing strongil baik ringan maupunberatpadapenelitianini masihdalambatas normaldenganrasioCa: P: I ,4 : I . Hasil perhitungan statistik dengan uji t menunjukkanbahwakadarCa dan P plasmapada keduakelompokdombaterinfestasicacingstrongil ringan dan berat tidak berbeda nyata. Hal ini kemungkinanpadakasusinfestasitersebutparasit patologispada tidaksampaimenimbulkangangguan saluran pencernaan(usus) yang berbedanyata prosesabsorpsidan sehinggatidak mempengaruhi ekskresikeduamineraltersebut.Kemungkinanini didukung adanyakenyataanbahwa pada kedua kelompoktersebuttidak dijumpai adanyagejalagejalaklinis yangberkaitandenganinfestasicacing strongilsepertidiare,kekurusan danlain-lain. Faktor-faktor yang menyebabkanstatus elektrolit dalam plasmasedikit lebih tinggi pada domba yang terinfestasiberat (Ca: 10,60+0,46 mg/dl; P:6,76*0,38 mg/dl.) dibanding level elektrolit pada domba yang terinfestasiringan (Ca=9,65+0,29 m{dL;P:6,61 * 0,25mg/dl,),pada penelitian ini tidak dapat diungkap melalui penelitian ini. Kemungkinan adanya perbedaan tingkat suplaimineral,khususnyaCa dan P dapat dipertimbangkansebagaifaktor yang menentukan dalamkejadiantersebut. Berdasarkanhasil penelitiandan pembahasan tersebutdi atas dapat disimpulkanbahwa : (1) sembilanpuluh tujuh (97%) dombalokal, jantan, dewasa(+ 12 bulan) di daerahSlemanmenderita infestasicacingstrongil,(2) infestasiringan(< 1.000 epg)daninfestasiberat(> 1.000epg)cacingstrongil padadombatampaknyatidak menimbulkangejala klinis atau gangguanpatologis yang dapat mengganggumetabolismemakromineral(Ca dan P), (3) statusmakromineralplasmapada domba yang terinfestasi ringan tidak menunjukkan
66
perbedaanyang nyata dengan domba yang terinfestasiberat dan statusmakromineral(Cadan P)padakeduakelompoktersebutmasihdalambatas nilai fi siologisnormal. Dalam penelitianini hanyadigunakandomba yangterinfestasicacingstrongiltanpamenunjukkan adanyagejalaklinis dan menunjukkanhasil tidak ada perbedaanstatus makromineral(Ca dan P) antaradombayang terinfestasiringandenganyang terinfestasiberat,sehinggaperlu ditinjaulagi untuk dombayangterinfestasicacingstrongilyangdisertai dengan munculnya gejala-gejalaklinis yang nampak. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasihdisampaikankepada Fakultas KedokteranHewan,UGM Yogyakartayang telah mendanaipenelitianini melaluiProyekDPP-DIK-S (No.4 178/J0l/PL.06.05/99). Fakultas DAFTAR PUSTAKA Beriajaya; Copeman, D.B. 1996. Seasonal parasitism differencesin theeffecton nematode on weight gain of sheepand goat in Cigudeg, WestJava.Jumal llrnu Ternakdan Veteriner2 (r):66-75. Bickhardt,K. 1992.Kopendiumder Allgemeinen Inneren medizin und Pathophysiologicfur Tierazte. Verlag Paul Parey, Berlin und Hamburg,p.194. Blood, D.C., Radostits,O.M. 1989. Veterinary Medicine,T'hed.BailliereTindal,London.381, 402-409,943. Georgi,J.R.1975.Parasitologtfor Veterinary. W.B. SaundersCompany,Philadelphia.22-23, 302308. Hoeller,H., Breves,G., Lechner-Doll,M. 1989. Mineral profile and mineral turnover in the forstomachsof camelsin Kenya grazingunder various seasonalcondition. Rewe Elev. Vet. Paystrop.aZQ):81-87.
StatusMakromineral(CadanP) DombaYangTerinfestasi RinganDan Berat... HaryPurnamaningsih,
L975.Diseases Hungerford,T.G. of Livestock8'ed. p. 917. McGraw-HillBook,Company, Sydney, Kraft, W., Duer, U.M. 1999. Klinische labordiagnosticin der Tiermedizin'sAnflage, Scl auer,Stutgarf.252-258. McDowell,L .R.| 992.Mineral in animal and human nutrition,AcademicPressInc.,SanDiego.2677. NRC. 1985.Nutrient requirementsof sheeps,6^ Revised ed. National Academy Ptess, Washington. ll-22. Ray Sarker,8.C., Chaunan,U.P.S.1967.A new methodefor determiningmicroquantitiesof calciumin biologicalmaterial.Anal. Biochem. 20:155. Schock,E.J.L, 1981.NematodeInfectionin Food Animal.In CurrentVeterinaryTherapy,l" ed. W.B.Saunders Comp.Philadelphia . 924-931.
Soulsby,E.I.L. 1982.Helminths,Arthropodsand Protozoaof D omesticated Animals,7* ed.ELBS andBailliereTindall,London.559- 607. Widiyono,I. 1989.Infestasiparasitgastrointestinal pada domba muda di KecamatanKotagede Yogyakarta. Seminar Parasitology,Fakultas Biologi,Yogyakarta,I 989. Wilson,WD., Field, A.C. 1983.Absorpsionand secretionof calcium and phosphorusin the alimentarytract of lamb infectedwith daily dosis of Trichostrongtluscolumbifurnis or Ostertagiacircumcinctalarvae.J. Comp.Path. 93:61-71. Wulandari, S. 1998. Gambaran kadar fosfat anorganikdi dalamplasmaanakdomba(Ovies aries) pada fase pertumbuhan(umur 2-16 minggu). Skripsi FakultasKedokteranHewan, UniversitasGadjahMadaYogyakarta.
Sonjaya,H. 1996. Respon profil makromineral mineralpadasapi darahterhadapsuplementasi Bali jantanmudayangberasaldari tiga daerah yangberbeda. (2): 116BulletinPeternakan20 123.
67