ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN INVESTASI PADA AKTIVITAS PENYEDIAAN SARANA PENANGKAPAN IKAN DI KUD MINASARI KECAMATAN PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Oleh :
GINNA GISTINDAR C44102066
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
ABSTRAK
GINNA GISTINDAR. Analisis Kelayakan Penambahan Investasi Pada Aktivitas Penyediaan Sarana Penangkapan Ikan di KUD Minasari Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Dibimbing oleh DINARWAN dan NARNI FARMAYANTI. Koperasi Unit Desa (KUD) Minasari Pangandaran merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang perikanan. Koperasi ini diharapkan dapat membantu nelayan yang ada di wilayah Kecamatan Pangandaran untuk meningkatkan pendapatan melalui peningkatan produksi dan produktivitas, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, perbaikan pemasaran hasil perikanan. Salah satu usaha yang dijalankan KUD Minasari adalah unit usaha Niaga Barang (Penyediaan Sarana Penangkapan Ikan). Kegiatan usaha ini bergerak dalam bidang penyediaan sarana penangkapan ikan bagi nelayan untuk melaut, seperti jaring, mesin kapal, suku cadang mesin kapal, BBM, box ikan, senar jaring, dan lain-lain. Kegiatan usaha ini sangat membantu nelayan dalam kelancaran aktivitas sehari-harinya, yaitu melaut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keuntungan usaha, kelayakan penambahan nvestasi yang ditanamkan pada usaha ini, dan sensitivitas terhadap kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan harga input maupun output. Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis keuntungan unit usaha Niaga Barang (PSPI) di KUD Minasari Pangandaran, adalah analisis usaha selama satu tahun yaitu pada tahun 2004, sedangkan untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk dijalankan maka digunakan analisis kelayakan investasi yang terdiri atas NPV, Net B/C, IRR dan analisis sensitivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis usaha tahun 2004 yang telah dilakukan memperoleh keuntungan yang cukup besar yaitu sebesar Rp 38.781.109,00, dan R/C sebesar 1,10. Berdasarkan hasil perhitungan analisis kelayakan penambahan investasi, usaha ini layak untuk di jalankan Selanjutnya analisis sensitivitas dilakukan terhadap kenaikan harga pembelian BBM sebesar 60%, hasil analisis menunjukkan bahwa usaha ini tidak layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas dilakukan juga terhadap kenaikan harga pembelian Bahan Alat Perikanan (BAP) sebesar 10%, hasil analisis menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan.
Kata Kunci : Analisis Kelayakan, Investasi, dan Sensitivitas.
ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN INVESTASI PADA AKTIVITAS PENYEDIAAN SARANA PENANGKAPAN IKAN DI KUD MINASARI KECAMATAN PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT
Skripsi
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
Oleh
Ginna Gistindar C44102066
PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN INVESTASI PADA AKTIVITAS PENYEDIAAN SARANA PENANGKAPAN IKAN DI KUD MINASARI KECAMATAN PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Maret 2006
GINNA GISTINDAR C44102066
Judul
: Analisis Kelayakan Penambahan Investasi Pada Aktivitas Penyediaan Sarana Penangkapan Ikan Pada KUD Minasari Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat
Nama Mahasiswa
: Ginna Gistindar
Nomor Pokok
: C44102066
Disetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Dinarwan, MS NIP: 131789335
Ir. Narni Farmayanti, M.Sc NIP: 131918658
Mengetahui Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Dr. Ir. Kadarwan Soewardi NIP: 130805031
Tanggal Lulus : 15 Maret 2006
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 11 Februari 1984 dari Ayah Ir. H. Endan Kusnendar dan Ibu Tien Syamsiar. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui penulis yaitu : SMUN 2 Bandung lulus tahun 2002. Pada tahun yang sama (2002) penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN. Penulis memilih Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan Kelautan, Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Selama berkuliah di IPB penulis mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan diantaranya : -
Endevour Marine and Fisheries Music Choir
-
Baracuda Music Club (BMC) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
-
Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan (Himasepa)
-
Himpunan mahasiswa daerah, Forum Komunikasi dan Silaturahmi Kabupaten Subang (Fokkus). Pada tanggal 15 Maret 2006 penulis dinyatakan lulus dari Program Studi
Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dengan judul skripsi “ ANALISIS KELAYAKAN PENAMBAHAN INVESTASI PADA AKTIVITAS PENYEDIAAN SARANA PENANGKAPAN IKAN PADA KUD MINASARI DI KECAMATAN PANGANDARAN, KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT”
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat, karunia, dan kasih sayang yang tidak terbatas, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian yang berjudul “Analisis Kelayakan Penambahan Investasi Pada Aktivitas Penyediaan Sarana Penangkapan Ikan Pada KUD Minasari Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat” Laporan hasil penelitian ini, merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan SEI 37, 38, dan khususnya SEI 39 atas segala motivasi dan bantuan yang diberikan, Bapak Ir. Dinarwan,M.S dan Ir. Narni Farmayanti, M.Sc, selaku komisi pembimbing yang telah memberikan masukan selama pembuatan dan penyelesaian laporan hasil penelitian ini. Penulis menyadari laporan hasil penelitian ini belum sempurna, dengan demikian tidak tertutup kemungkinan dilakukan perbaikan dan perubahan agar dapat sesuai dengan kondisi penelitian dan tujuan penelitian.
Bogor, Maret 2006
Penulis
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ...............................................................................................vii DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ix I. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 2 1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 2 1.3 Tujuan dan Kegunaan .................................................................................. 3 II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 5 2.1 Koperasi ....................................................................................................... 5 2.1.1 Tujuan dan Peranan Koperasi ............................................................. 7 2.1.2 Manfaat Koperasi.................................................................................7 2.2 Koperasi Perikanan ...................................................................................... 8 2.3 Analisis Usaha.............................................................................................. 9 2.3.1 Analisis Pendapatan Usaha ................................................................. 9 2.3.2 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya........................................10 2.4 Analisis Kelayakan Investasi .....................................................................10 2.5 Aspek-Aspek Kelayakan Investasi............................................................. 10 2.5.1 Aspek Teknis.....................................................................................11 2.5.2 Aspek Manajemen.............................................................................11 2.5.3 Aspek Pemasaran ..............................................................................12 2.5.4 Aspek Finansial.................................................................................13 2.6 Discounted Cash Flow Method...................................................................14 2.7 Analisis Sensitivitas ....................................................................................15 III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI .....................................................17 IV. METODOLOGI...........................................................................................20 4.1 4.2 4.3 4.4
Metode Penelitian ........................................................................................20 Jenis dan Sumber Data .................................................................................20 Metode Pengambilan Data ...........................................................................21 Metode Analisis Data...................................................................................22 4.4.1 Analisis Pendapatan Usaha .................................................................22 4.4.2 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C)................................22 4.4.3 Nilai Penyusutan .................................................................................23 4.4.4 Analisis Kelayakan Investasi ..............................................................23 4.4.5 Analisis Sensitivitas ............................................................................24 4.5 Konsep dan Pengukuran...............................................................................25 4.6 Tempat dan Waktu Peneltian ........................................................................26
V. HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................27 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian...............................................................27 5.2 Sejarah KUD Minasari.................................................................................29 5.3 Keadaan Umum KUD Minasari...................................................................31 5.3.1 Daerah Kerja .......................................................................................32 5.4 Kegiatan KUD Minasari Pangandaran.........................................................32 5.5 Permodalan KUD Minasari..........................................................................33 5.5.1 Modal Sendiri .....................................................................................34 5.5.2 Modal Sementara ................................................................................34 5.6 Analisis Pendapatan Usaha Niaga Barang KUD Minasari ..........................35 5.6.1 Analisis Keuntungan ...........................................................................35 5.6.2 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C)................................36 5.7 Aspek-Aspek Kelayakan Investasi Niaga Barang........................................36 5.7.1 Aspek Teknis.......................................................................................37 5.7.1.1 Pembelian dan Pengadaaan Barang ........................................37 5.7.1.2 Penjualan .................................................................................38 5.7.1.3 Cara Pembayaran ....................................................................39 5.7.2 Aspek Manajemen...............................................................................40 5.7.2.1 Organisasi................................................................................40 5.7.2.2 Rapat Anggota.........................................................................42 5.7.2.3 Pengurus..................................................................................42 5.7.2.4 Pengawas.................................................................................44 5.7.2.5 Manajer ...................................................................................45 5.7.2.6 Anggota ...................................................................................45 5.7.3 Aspek Pasar..........................................................................................47 5.7.3.1 Potensi Pasar ............................................................................48 5.7.3.2 Pemasaran ................................................................................49 5.7.4 Aspek Finansial....................................................................................50 5.7.4.1 Arus Penerimaan (Inflow) ........................................................50 5.7.4.2 Nilai Sisa (Salvage Value) .......................................................51 5.7.4.3 Arus Pengeluaran (Outflow).....................................................52 5.7.4.3.1 Biaya Investasi KUD Minasari Pangandaran............52 5.7.4.3.2 Biaya Operasional .....................................................53 5.7.4.3.2.1 Biaya Tetap .............................................53 5.7.4.3.2.2 Biaya Variabel.........................................54 5.8 Analisis Finansial .........................................................................................54 5.9 Analisis Sensitivitas .....................................................................................56 VI. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................59 6.1 Kesimpulan ..................................................................................................59 6.2 Saran.............................................................................................................60 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................62 LAMPIRAN.........................................................................................................64
DAFTAR TABEL
Halaman 1.
Data Penduduk Kecamatan Pangandaran Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2004 ...........................................................................28
2.
Analisis Keuntungan Usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Tahun 2004 ...............................................................................................36
3.
Analisis R/C Usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari, Tahun 2004 ...............................................................................................37
4.
Susunan pengurus KUD Minasari periode tahun 2005-2007....................44
5.
Perkembangan Jumlah Anggota KUD Minasari Berdasarkan Status Keanggotaan...................................................................................48
6.
Produksi Ikan di TPI-Pangandaran, Tahun 2004 ......................................48
7.
Rincian Biaya Tetap Niaga Barang (PSPI) Tahun 2004............................53
8.
Rincian Biaya Variabel Niaga Barang (PSPI) Tahun 2004.......................53
9.
Hasil Analisis Finansial Niaga Barang (PSPI) Pada KUD Minasari Tahun 2005.................................................................................55
10.
Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas Unit Usaha Niaga Barang (PSPI) Pada KUD Minasari di Pangandaran Tahun 2005.........................56
11.
Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas Unit Usaha Niaga Barang (PSPI) Pada KUD Minasari di Pangandaran Tahun 2005.........................57
12.
Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas Unit Usaha Niaga Barang (PSPI) Pada KUD Minasari di Pangandaran Tahun 200557
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1.
Bagan Alur Kerangka Pendekatan Studi...................................................... 19
2.
Struktur Organisasi Niaga Barang (PSPI) KUD Minasa ............................. 42
3.
Saluran Distribusi Sarana dan Prasarana Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari.............................................................................................. 49
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1.
Peta Kabupaten Ciamis ................................................................................65
2.
Struktur Organisasi KUD Minasari Pangandaran Tahun 2005....................66
3.
Data Penjualan Per Tahun Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Periode Tahun 2000-2004 ............................................................................67
4.
Data Pembelian Per Tahun Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Periode Tahun 2000-2004 ............................................................................68
5.
Analisis Usaha Per Tahun Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran Periode Tahun 2000-2004 ......................................................69
6.
Komponen Biaya Investasi Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Tanpa Penambahan Investasi .......................................................................70
7.
Komponen Tambahan Biaya Investasi Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran..................................................................................71
8.
Komponen Biaya Investasi Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran dengan Penambahan Investasi................................................72
9.
Daftar Komponen Investasi, Umur Teknis dan Perhitungan Biaya Penyusutan Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Tanpa Penambahan Investasi ..................................................................................73
10.
Daftar Komponen Investasi, Umur Teknis dan Perhitungan Biaya Penyusutan Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Dengan Penambahan Investasi .................................................................................. 74
11.
Pengembalian Pokok Pinjaman dan Bunga Pinjaman75
12.
Cash Flow Analisis Usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran .................................................................................................76
13.
Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan Volume Penjualan Bahan Alat Perikanan (BAP) Sebesar 26%.....................................................................78
14.
Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan Volume Penjualan Bahan Konstruksi Kapal Sebesar 20% .....................................................................................80
15.
Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan Volume Penjualan Suku Cadang Mesin Sebesar 36% ......................................................................................82
16.
Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan Volume Penjualan Barang Kelontong Sebesar 36% .............................................................................84
17.
Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan Volume Penjualan BBM Sebesar 41% ................................................................................................86
18.
KUD Minasari dan Unit-Unit Usahanya...................................................... 88
19.
Unit Usaha Wartel dan Unit Usaha Niaga Barng (PSPI)............................. 89
20.
Barang-Barang Yang Dijual di Unit Usaha Niaga Barang (PSPI)............... 90
21.
Berbagai Macam Senar, Jaring, Tambang Yang Tersedia di Unit Usaha Niaga Barang (PSPI).................................................................................... 91
22. 23.
Barang-Barang Yang Tersedia di Unit Usaha Niaga Barang (PSPI)........... 92 Berbagai Jenis Pelampung dan BBM Yang Tersedia di Unit Usaha Niaga Barang (PSPI)............................................................................................... 93
24. Berbagai Ukuran Box Ikan Yang Tersedia dan Kegiatan Pelelangan Ikan di TPI KUD Minasari Pangandaran .................................................................. 94 25. Jenis Kapal dan Alat Tangakap Yang Digunakan Nelayan Pangandaran..... 95
I. 1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Indonesia memiliki potensi yang besar dalam sektor perikanan dan
kelautan, khususnya subsektor perikanan laut. Hal ini ditunjang dengan kenyataan yang dimiliki negara Indonesia yaitu dua per tiganya merupakan lautan seluas 5,3 juta km²,dan ditaburi 17.500 lebih pulau, dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Dengan adanya hal ini, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman sumberdaya hayati laut terbesar (mega marine biodiversity), (Polunin 1983 diacu dalam Dahuri 2003). Dari potensi tersebut, perikanan merupakan salah satu primadona sumber devisa negara dari sektor non migas. Ciamis merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi perikanan dan kelautan. Wilayah Selatan Kabupaten Ciamis berbatasan langsung dengan garis pantai samudra Indonesia yang membentang panjang, dengan garis pantai mencapai 91 km. Dengan adanya garis pantai tersebut, maka Kabupaten Ciamis memiliki wilayah laut seluas 67.340 Ha atau 532 km², yang berada di enam kecamatan (Biro Pusat Statistik Kabupaten Ciamis 2004). Salah satu kecamatan yang berpotensi besar dalam pembangunan perikanan Kabupaten Ciamis adalah kecamatan Pangandaran. Sebagian besar masyarakat Pangandaran bermata pencaharian sebagai nelayan, dengan hal tersebut maka pendapatan masyarakat tergantung kepada potensi perikanan di perairan setempat. Sektor perikanan yang meliputi subsektor perikanan laut dan subsektor perikanan darat, pada umumnya dikelola oleh masyarakat nelayan dalam skala usaha relatif kecil. Nelayan hanya berperan dalam hal penangkapan, sedangkan pemasaran dan tingkat harga masih dikuasai pedagang besar dan tengkulak (Sekilas Pandang KUD Minasari Pangandaran 2004). Hal ini mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan di Pangandaran. Mengingat kondisi masyarakat nelayan yang lemah dan terbatas dalam menghadapi pasar dan segala kesulitan yang ada, maka akan menjadi alasan yang
2
tepat untuk mewujudkan suatu wadah bersama, yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan hidup dan mencapai kesejahteraan bersama. Oleh karena itu, guna meningkatkan taraf hidup nelayan di Kecamatan Pangandaran, maka didirikanlah Koperasi Unit Desa (KUD) Minasari. Koperasi Unit Desa (KUD) Minasari Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis, merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang perikanan. Koperasi ini diharapkan dapat membantu nelayan yang ada di wilayah Kecamatan Pangandaran untuk meningkatkan pendapatan melalui peningkatan produksi dan produktivitas, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, perbaikan pemasaran hasil perikanan, dan pemenuhan kebutuhan nelayan untuk menangkap ikan. Salah satu usaha yang dijalankan KUD Minasari adalah kegiatan usaha Niaga Barang (Penyediaan Sarana Penangkapan Ikan). Kegiatan usaha ini bergerak dalam bidang penyediaan sarana penangkapan ikan bagi nelayan untuk melaut, seperti jaring, mesin kapal, suku cadang mesin kapal, BBM, box ikan, senar jaring, dan lain-lain. Kegiatan usaha ini sangat membantu nelayan dalam kelancaran aktivitas sehari-harinya yaitu melaut, yang merupakan sumber nafkah bagi kelangsungan hidupnya, tetapi tidak semua kebutuhan nelayan terpenuhi dengan adanya unit usaha Niaga Barang ini, karena tidak semua peralatan dan barang tersedia di Niaga Barang KUD Minasari. Sehubungan dengan adanya kondisi tersebut, maka unit uaha Niaga Barang KUD Minasari berupaya meningkatkan pengelolaan dan akan melakukan pengembangan kegiatan usahanya, agar semua kebutuhan nelayan untuk melaut terpenuhi, sehingga tidak akan melakukan transaksi di tempat usaha lain.
1.1
Perumusan Masalah Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kegiatan usaha niaga barang
(PSPI) di KUD Minasari, maka KUD Minasari akan berupaya melakukan perbaikan dan pengembangan pada sarana fisik bangunan untuk kegiatan usaha Niaga Barang tersebut, juga perbaikan pada sistem manajemen dan peningkatan dalam penyediaan sarana-sarana yang berhubungan dengan kebutuhan nelayan untuk melaut.
3
Upaya perbaikan dan peningkatan jasa layanan kegiatan usaha niaga barang (PSPI) yang akan dilaksanakan KUD Minasari ini, diharapkan akan menarik nelayan-nelayan di wilayah Kecamatan Pangandaran tersebut untuk melakukan transaksi di KUD Minasari dan tidak bertransaksi ke tempat lain guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan melautnya. Upaya perbaikan, peningkatan pelayanan dan penyediaan sarana penangkapan ikan KUD Minasari Kecamatan Pangandaran ini, diduga akan memerlukan biaya dan investasi yang tidak sedikit. Investasi tersebut diperlukan untuk pembangunan sarana perbaikan fisik dan peningkatan penyediaan sarana penangkapan ikan yang sudah ada saat ini. Kegiatan investasi tersebut perlu dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu rencana pengembangan unit usaha Niaga Barang KUD Minasari Pangandaran ini perlu dicermati dengan hati-hati. Terkait dengan hal-hal di atas, maka permasalahan yang dirumuskan adalah : 1) Bagaimana gambaran umum organisasi dan kegiatan usaha KUD Minasari pada saat ini? Apakah upaya perbaikan dan peningkatan penyediaan sarana penangkapan ikan, Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran dapat dilakukan, mengingat adanya keterbatasan-keterbatasan yang ada? 2) Bagaimana kondisi keutungan Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari? Apakah mendukung terhadap upaya perbaikan dan peningkatan penyediaan sarana untuk kegiatan usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran? 3) Apakah upaya peningkatan penyediaan sarana penangkapan ikan, Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran layak dilakukan, dilihat dari berbagai sisi atau pendekatan?
1.3
Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh unit usaha Niaga Barang KUD Minasari Pangandaran
4
2) Menganalisis kelayakan penambahan investasi unit usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari terhadap upaya peningkatan penyediaan sarana penangkapan ikan, Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran. 3) Menganalisis sensitivitas terhadap studi kelayakan, pada upaya peningkatan penyediaan sarana penangkapan ikan pada Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran.
Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1) Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada program studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 2) Sebagai media latihan dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mengidentifikasi dan merumuskan serta memecahkan masalah yang berkaitan dengan KUD Minasari di Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis, khususnya unit usaha Niaga Barang (PSPI). 3) Bahan masukan bagi KUD Minasari Pangandaran dalam upaya pengembangan kegiatan usahanya. 4) Rujukan bagi Dinas Koperasi Kabupaten Ciamis, dalam upaya pengembangan koperasi-koperasi yang ada di Kabupaten Ciamis.
III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI
Kabupaten Ciamis memiliki potensi yang sangat besar , dalam hal perikanan dan kelautan, khususnya sub sektor perikanan laut. Serta hal tersebut memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan pendapatan dan pemasukan bagi Kabupaten Ciamis, juga bagi para masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan yang banyak terdapat di wilayah Kecamatan Pangandaran. Kecamatan Pangandaran merupakan wilayah kecamatan yang berada di bagian Selatan Kabupaten Ciamis. Wilayah kecamatan ini, berpotensi besar dalam hal perikanan dan kelautan, karena Kecamatan Pangandaran ini merupakan daerah pantai. Mayoritas pekerjaan penduduk Kecamatan Pangandaran ini adalah sebagai nelayan, yang penghasilannya tergantung kepada keadaan wilayah perairan daerah tersebut. Dengan adanya penghasilan yang tidak menetap bagi nelayan, dan tidak adanya kepastian harga penjualan ikan hasil tangkapan dan tidak adanya penyediaan sarana untuk pemenuhan kebutuhan melautnya. Maka didirikanlah suatu wadah yang akan meningkatkan kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan nelayan daerah tersebut. Wadah tersebut adalah Koperasi Unit Desa (KUD) Minasari Pangandaran. KUD ini, merupakan fasilitator dalam usaha pengelolaan dan pemanfaatan potensi dari sektor perikanan dan kelautan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir yang ada di wilayah kecamatan Pangandaran dan sekitarnya. KUD Minasari Pangandaran memiliki banyak kegiatan usaha, yaitu : Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Niaga Barang (Penyediaan Sarana Penangkapan Ikan), Warung Telekomunikasi (Wartel), Penginapan atau Wisma, Usaha Simpan Pinjam (USP), Kerjasama Listrik, dan traktor untuk sawah. Salah satu kegiatan usaha yang akan dianalisis adalah kegiatan usaha Niaga Barang. Kegiatan usaha ini bergerak dalam hal penyediaan sarana penangkapan ikan bagi nelayan. Jenis sarananya berupa Bahan Alat Perikanan (BAP) : jaring, senar jaring, pancing, pelampung, waring, dan lain-lain, Suku Cadang Mesin, BBM, Bahan Konstruksi Kapal, Barang Kelontong, Ban.
6
memiliki arti bahwa keanggotaan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun. 2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis Prinsip ini menunjukan bahwa pengelolaan koperasi dilakukan atas dasar kehendak dan keputusan para anggota, hal ini dikarenakan para anggotalah yang memegang dan melaksanakan kekuasan tertinggi dalam koperasi. 3. Pembagian SHU dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota. 4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal Pemberian balas jasa terhadap modal tidak didasarkan semata-mata atas besarnya modal yang diberikan oleh anggota, tetapi wajar dan tidak melebihi suku bunga yang berlaku. 5. Kemandirian Prinsip ini mengandung arti bahwa koperasi dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada pihak lain. Di samping itu kemandirian mempunyai pengertian kebebasan yang bertangung jawab, otonomi, swadaya, berani mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri dan berkehendak untuk mengelola sendiri secara mandiri. Hendrojogi (2002) menyebutkan bahwa dalam kongres ICA (The International Cooperative Alliance) yang ke-23 yang diadakan di Vienna pada tahun 1966, ditetapkan azas koperasi yang harus dipatuhi oleh semua jenis koperasi. Enam azas tersebut yaitu: 1. Keanggotaan sukarela dan terbuka. 2. Pengelolaan secara demokrasi 3. Bunga yang terbatas atas modal 4. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota secara proposional dengan transaksi. 5. Pendidikan koperasi. 6. Kerjasama antar koperasi.
7
2.1.1
Tujuan dan Peranan Koperasi Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian,
koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tujuan koperasi itu bukan untuk mengejar keuntungan semata-mata, tetapi yang utama adalah memberikan jasa-jasa agar para anggotanya bersemangat dan bergairah kerja, sehingga tercapai peningkatan pendapatannya. Dalam hal memberikan jasa-jasa, koperasi selain berjuang untuk memberikan fasilitas untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan para anggotanya juga memberikan bimbingan dan usaha pembinaan kepada anggotanya. Agar mereka dapat memperbaiki cara kerja, mutu hasil kerja dan jumlah hasil kerja sehingga dalam wadah koperasi secara terpadu dan terarah mereka dapat memberikan sumbangan besar, baik terhadap pembangunan masyarakat pedesaan, regional dan nasional (Kartasapoetra 1987).
2.1.2
Manfaat Koperasi Koperasi dapat memberikan tiga manfaat utama bagi anggota, yaitu
manfaat ekonomi, manfaat sosial dan manfaat teknologi. Ketiga manfaat ini diberikan dalam bentuk pelayanan dari unit-unit usaha yang diselenggarakan koperasi kepada anggotanya (Saefudin 1981). Manfaat ekonomi akan dirasakan oleh para anggotanya bila terjadi perbaikan ekonomi, yang ditandai dengan peningkatan pendapatan anggota dibandingkan dengan tidak menjadi anggota. Adanya pemenuhan kebutuhan anggota terhadap sarana produksi yang murah, kepastian menjual hasil produksi dan kepuasan memperoleh harga jual dan harga beli produk, serta pinjaman modal untuk menunjang kegiatan produksi. Manfaat tersebut dapat diperoleh anggota melalui pelayanan-pelayanan yang diberikan koperasi pada unit-unit usaha yang dikelolanya (Departemen Koperasi 1999). Manfaat sosial akan dirasakan anggota bila terjalin kerjasama antara anggota dan masyarakat dalam menjalankan kegiatan usahanya, serta terbuka
8
peluang dan kesempatan kerja bagi anggota dan masyarakat dalam koperasi. Sedangkan manfaat teknologi, akan dapat dirasakan anggota melalui informasi teknologi, kegiatan pengenalan dan pengembangan teknologi baru yang diselenggarakan oleh koperasi yang bersangkutan (Departemen Koperasi 1999). KUD Mina seperti halnya koperasi secara umum keberadaannya harus memberikan manfaat yang dapat dirasakan oleh para anggota. Dengan adanya KUD Mina, maka seharusnya para nelayan yang telah menjadi anggota KUD Mina akan lebih mudah dalam memperoleh alat-alat dan perlengkapan untuk menangkap ikan dengan harga yang lebih murah, dibanding dengan harga di toko lainnya. Lebih mudah dan terjamin dalam memasarkan ikan hasil tangkapannya dengan tingkat harga yang memuaskan, dan lebih mudah dalam memperoleh modal baik dalam bentuk kredit uang maupun kredit barang seperti perahu motor (Sasono 1998).
2.2
Koperasi Perikanan Koperasi perikanan didirikan untuk menyatukan dan menggabungkan
usaha nelayan, yang umumnya masih miskin dan belum begitu maju dalam hal pengetahuan dan keterampilan. Dengan bersatu dan bekerja sama dalam sebuah koperasi perikanan para nelayan dapat mengumpulkan modal dan berusaha untuk memperbaiki usahanya dengan tidak menggantungkan nasibnya pada tengkulak atau kaum pemodal. Koperasi perikanan atau KUD Mina berfungsi sebagai pusat pelayanan berbagai kegiatan perekonomian nelayan di desa-desa pantai. Tujuan KUD Mina sebagaimana tujuan koperasi pada umumnya (Pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992) adalah : 1. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat 2. Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional 3. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya KUD Mina sebagai koperasi yang berada di daerah pantai harus memberikan manfaat bagi nelayan anggotanya. Peran dan fungsi KUD Mina sebagai wadah untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan serta dalam memberikan kemudahan bagi anggotanya. Perkembangan KUD Mina sangat penting dalam melaksanakan pelayanan kepada anggotanya. Pelayanan yang
9
optimal terhadap anggota akan memberikan rangsangan bagi anggotanya untuk terus berperan aktif dalam semua program dan pelayanan yang diberikan KUD Mina.
2.3
Analisis Usaha Dalam menganalisis suatu usaha tani komponen yang perlu diketahui
adalah penerimaan, biaya tetap (Fixed cost), biaya tidak tetap (Variable cost), dan pendapatan usaha tani. Beberapa metode analisis usaha yang biasa dipakai untuk menguji keuntungan yang diperoleh suatu usaha adalah analisis pendapatan usaha dan analisis imbangan penerimaan dan biaya (Revenue-Cost ratio) (Soekartawi 1995). Penerimaan adalah hasil perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Sementara yang dimaksud dengan biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Sedangkan biaya tidak tetap, bergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Selisih penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan disebut pendapatan usaha tani (Soekartawi 1995). 2.3.1
Analisis Pendapatan Usaha Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang
diperoleh dari usaha yang dilakukan (Soekartawi 1995). Rumus ini diformulasikan sebagai berikut : Keuntungan ( ∏ ) = Penerimaan Total – Biaya Total Kriteria yang digunakan : 1. Apabila penerimaan total > biaya total, maka usaha dikatakan untung. 2. Apabila penerimaan total = biaya total, maka usaha dikatakan tidak untung dan tidak rugi. 3. Apabila penerimaan total < biaya total, maka usaha dikatakan rugi.
10
2.3.2. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (Revenue-Cost ratio) Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya yang dipakai dalam kegiatan cabang usaha tani yang bersangkutan dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya. Perhitungan yang diformulasikan adalah (Tjakcrawiralaksana 1983) : R/C = Penerimaan Total Biaya Total Kriteria : R/C > 1, usaha menguntungkan R/C = 1, usaha pada titik impas R/C < 1, usaha merugikan
2.4
Analisis Kelayakan Investasi Analisis kelayakan investasi dilakukan untuk melihat besarnya manfaat
yang diperoleh, dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Kegiatan investasi merupakan kegiatan yang mempunyai konsekuensi yang sangat besar, sehingga diperlukan sikap kehati-hatian dalam perencanaan dan pelaksanaanya. Sehingga dengan melakukan analisis kelayakan ini, akan menghasilkan suatu proyek atau usaha yang menguntungkan. Kadariah et. al (1999), menyatakan bahwa analisis investasi dilakukan untuk menunjukkan dan membahas apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dilaksanakan dengan melihat umur investasi, nilai waktu uang (Time Value of Money), serta perubahan-perubahan yang terjadi baik dari segi input maupun output usaha tersebut.
2.5
Aspek-Aspek Kelayakan Investasi Untuk melakukan studi kelayakan investasi, terlebih dahulu harus
menentukan dan mempertimbangkan aspek-aspek apa saja yang akan dipelajari. Aspek-aspek ini digunakan secara bersama-sama, dan semua aspek-aspek ini saling berhubungan. Maksudnya, jika suatu putusan mengenai satu aspek maka akan mempengaruhi putusan-putusan terhadap aspek lain (Gittinger 1986).
11
Ada beberapa aspek yang digunakan sebagai bahan evaluasi pada analisis kelayakan investasi, yaitu : aspek teknis, aspek manajemen, aspek organisasi, aspek financial, dan aspek pemasaran. Untuk setiap aspek tersebut terdapat suatu macam analisis yang didalam analisisnya menitikberatkan penggunaan aspekaspek tersebut, yaitu analisis finansial. Analisis finansial adalah analisis yang melihat proyek dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanam modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek (Kadariah et. al 1999). 2.5.1
Aspek Teknis Aspek teknis adalah analisis secara teknis yang berhubungan dengan input
proyek (penyediaan) dan output (produksi), berupa barang-barang nyata dan jasajasa. Hal ini sangat penting dan harus dibuat secara jelas, agar analisa secara teknis dapat dilakukan secara teliti. Setiap aspek dapat berjalan dengan lancar, apabila aspek secara teknis dapat dilakukan. Analisis secara teknis akan menguji hubungan-hubungan teknis yang mungkin ada atau terdapat di dalam suatu proyek. Dengan adanya analisa secara teknis akan dapat menentukan hasil-hasil yang potensial di unit usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran. Manfaat lain penggunaan analisa secara teknis yaitu akan dapat mengidentifikasi perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam informasi yang harus dipenuhi baik sebelum perencanaan proyek atau pada tahap awal pelaksanaan (Gittinger 1986). 2.5.2
Aspek Manajemen Aspek ini menyangkut kemampuan staf proyek untuk menjalankan
administrasi aktivitas dalam ukuran besar. Keahlian manajemen hanya dapat dievaluasikan secara subjektif, tetapi meskipun demikian kalau hal ini tidak mendapat perhatian khusus, maka akan menyebabkan kemungkinan pengambilan keputusan yang kurang realistis dalam proyek yang direncanakan (Kadariah et. al 1999). Aspek manajemen ini merupakan hal-hal yang menyangkut bentuk usaha kemampuan staf proyek untuk menjalankan aktivitas administrasinya, dengan
12
garis wewenang dan tanggung jawab yang sudah jelas, serta kebutuhan upah tenaga kerja (Gittinger 1986). Manajemen merupakan suatu proses yang di dalamnya terdapat beberapa unsur yang sangat berkaitan dengan kepemimpinan. Manajemen mengandung beberapa implikasi bahwa adanya rangkaian kegiatan usaha bersama dalam mencapai tujuan, yang didalamnya mencerminkan kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengawasi (Stoner 1978). Menurut Stoner (1978) fungsi dari manajemen adalah untuk menjalankan roda organisasi melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. 2.5.3
Aspek Pemasaran Yang termasuk dalam aspek pemasaran dari suatu proyek adalah rencana
pemasaran output dan penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek. Analisis teknik pemasaran merupakan sangat penting untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan yang efektif , pada suatu harga yang menguntungkan. Menurut Gittinger (1986), di dalam aspek pemasaran ada beberapa hal pertanyaan yang harus diperhatikan, yaitu : ke mana saja produk akan dijual?, Apakah proyek secara finansial masih dapat terus berjalan pada tingkat harga yang baru atau sudah naik?, Berapa besar porsi (share) yang akan dikuasai oleh suatu usaha?, Apakah proyek menghasilkan kualifikasi atau kualitas barang yang diminta oleh pasar? Rencana finansial apa yang diperlukan untuk memasarkan output, dan persyaratan khusus yang bagaimana yang diperlukan dalam proyek untuk membiayai pemasaran. Analisis aspek pemasaran dilakukan dengan menggunakan bauran pemasaran, yaitu seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasarannya. Alat-alat pemasaran dapat diklasifikasikan ke dalam empat unsur (Kotler et. al 1997), yaitu : a) Produk Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, digunakan atau dikonsumsi dalam rangka
13
memenuhi kebutuhan yang mencangkup kualitas, rancangan, bentuk, merek dan kemasan produk. b) Harga Harga adalah jumlah uang yang pelanggan atau konsumen bayarkan untuk memiliki atau menggunakan produk dan jasa tertentu. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur lainnya menghasilkan biaya. Penentuan harga harus sebanding dengan penawaran nilai kepada pelanggan, agar pelanggan tidak beralih ke produk pesaing. c) Distribusi Distribusi adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk tersedia dan mudah didapat oleh pelanggan sasaran melalui pengidentifikasian saluran pemasaran yang efisien. Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung, dan yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap digunakan untuk dikonsumsi. d) Promosi Promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Perusahaan di dalamnya harus mempekerjakan, melatih dan memotivasi tenaga penjualannya, dan harus membuat program komunikasi, promosi yang terdiri dari : iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, serta pemasaran langsung dan online. Untuk menetapkan bauran promosinya, perusahaan harus memperhatikan jenis produk dan jenis pasar, keadaan kesiapan pembeli, serta daur hidup produk yang bersangkutan. Berbagai kegiatan promosi tersebut menuntut adanya koordinasi yang kuat untuk memperoleh dampak yang optimum. 2.5.4
Aspek Finansial Studi mengenai aspek finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan
pendanaan dan aliran kas dari suatu proyek bisnis, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya rencana bisnis yang dimaksud. Usaha ini bertujuan untuk
14
memperoleh keuntungan (profit). Analisis kelayakan finansial digunakan dalam pengolahan data untuk melihat kelayakan usaha yang dijalankan. Aspek finansial ini menyangkut terutama membandingkan antara pengeluaran uang dengan penerimaan atau pendapatan. Yaitu apakah dana yang diperlukan dalam proyek tersebut akan terjamin, apakah proyek tersebut akan mampu untuk mengembalikan dana tersebut dan apakah proyek tersebut akan berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri (Kadariah 1999). Tujuan utama dari analisa finansial ini adalah untuk menentukan berapa banyak peserta didalamnya, yang menggantungkan kehidupannya pada suatu usaha tersebut. Analisis ini dimaksudkan untuk membuat proyeksi mengenai anggaran yang akan mengestimasi penerimaan dan pengeluaran bruto pada masa yang akan datang setiap tahun. Termasuk biaya yang berhubungan dengan produksi dan pembayaran-pembayaran kredit yang harus dikeluarkan, agar dapat menentukan berapa besar pendapatan yang diterima, sebagai balas jasa tenaga kerja, keahlian manajemen, dan modal mereka (Gittinger 1986).
2.6
Discounted Cash Flow Method Teknik ini merupakan suatu teknik yang dapat menurunkan manfaat yang
diperoleh pada masa yang akan datang, dan arus biaya menjadi nilai biaya pada masa yang akan datang (Gittinger 1986). Adanya inflasi, resiko, dan reinventasi akan mengakibatkan sejumlah nilai uang pada masa sekarang lebih tinggi dari nilai dengan jumlah yang sama di masa yang akan datang. Ada tiga kriteria penilaian investasi yang dijadikan tolak ukur penggunaan dalam metode ini dan dapat dipertangungjawabkan penggunaannya : (1)
Net Present Value (NPV) NPV (nilai bersisa sekarang) merupakan selisih nilai kini arus manfaat dan
biaya yang dihitung berdasarkan discount rate yang berlaku. (2)
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) Net B/C (rasio manfaat biaya) adalah perbandingan antara jumlah nilai kini
(total present value), dari keuntungan bersih pada tahun-tahun dimana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih yang bernilai negatif.
15
(3)
Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah tingkat bunga atau tingkat pengembalian internal, dimana nilai
kini dari biaya total sama dengan nilai kini dari penerimaan total. IRR dapat pula dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek, dengan syarat setiap manfaat yang diwujudkan yaitu setiap selisih biaya dan keuntungan yang bernilai positif secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya, dan mendapat tingkat keuntungan yang sama selama sisa umur proyek. Pengertian IRR lainnya merupakan tingkat discount rate yang menjadikan NPV proyek sama dengan nol.
2.7
Analisis Sensitivitas Melakukan analisis terhadap suatu investasi, kita harus menyadari akan
adanya ketidakpastian taksiran arus yang kita buat. Kita juga harus mengetahui bahwa arus kas masuk bersih dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti (1) unit yang dijual, (2) harga jual per unit, (3) biaya tetap dan (4) biaya variabel per unit. Dengan kata lain, apabila salah satu faktor tersebut berubah maka arus kas yang diharapkan akan diperoleh pun akan berubah pula. Analisis sensitivitas mencoba menganalisis apa yang terjadi terhadap NPV proyek, apabila salah satu variabel berubah (Husnan dan Pudjiastuti 2002). Tujuan analisis sensitivitas adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek, jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit. Dalam analisis sensitivitas setiap kemungkinan itu harus dicoba, yang berarti bahwa tiap kali harus diadakan analisis kembali. Ini perlu sekali, karena analisis proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang akan datang (Kadariah et al 1999).
18
Kegiatan usaha Niaga Barang (PSPI) ini belum terlaksana secara maksimal, karena belum lengkapnya sarana yang tersedia bagi nelayan, sehingga apabila barang yang dibutuhkan nelayan tidak ada di Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran, maka nelayan akan mencari atau membeli ke tempat lain, bahkan kadang sampai bisa membeli ke luar daerah Jawa Barat. Dengan adanya hal tersebut dan juga melihat potensi perikanan dan kelautan yang besar, sehingga kegiatan usaha ini sangat dibutuhkan keberadaaanya bagi nelayan daerah tersebut, maka KUD Minasari Pangandaran ingin mengupayakan agar nelayan-nelayan mau melakukan transaksi di Niaga Barang (Penyediaan Sarana Penangkapan Ikan) KUD Minasari Pangandaran. KUD Minasari akan berinvestasi untuk upaya peningkatan pelayanan, penyediaan sarana penangkapan ikan dan juga perbaikan pembangunan sarana fisik dan sistem manajemen Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi kelayakan terhadap upaya peningkatan dan perbaikan pembangunan sarana fisik di Niaga Barang (PSPI). Analisis usaha dilakukan untuk memperoleh keputusan apakah suatu usaha akan dilakukan atau tidak, setelah melihat keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut. Analisis usaha dilakukan dengan mengkaji tingkat pendapatan usaha dan nilai imbangan antara penerimaan dan biaya. Apabila analisis usaha tersebut mengalami kerugian, maka perlu diadakan evaluasi kembali terhadap kegiatan usaha Niaga Barang (PSPI) , dan apabila usaha tersebut memberikan keuntungan atau manfaat, maka perlu pengkajian terhadap analisis kelayakan investasi. Yaitu dengan melihat dari aspek teknis, aspek manajemen, aspek pasar, aspek finansial. Sarana penangkapan ikan sangat peka terhadap fluktuasi harga, oleh karena itu perlu dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui kepekaan kegiatan unit usaha Niaga Barang (PSPI) dengan kemungkinan perubahan hargaharga yang terjadi. Apabila hasil analisis kelayakan investasi Niaga Barang (PSPI) menunjukan bahwa usaha tersebut layak, maka perlu dilakukan upaya pengembangan. Dan apabila dari hasil analisis kelayakan investasi niaga barang menunjukan tidak layak, maka orientasi usaha difokuskan pada unit-unit usaha lainnya yang telah ada.
19
Usaha Simpan Pinjam Potensi Sumberdaya Ikan besar
Traktor untuk sawah
Nelayan banyak
Kerjasama listrik
Penangkapan Ikan Melimpah
Kebutuhan nelayan
KUD Minasari
Penginapan
Kegiatan Usaha KUD Minasari
Wartel Tempat Pelelangan Ikan Niaga Barang
Analisis Pendapatan Usaha Keuntungan (π) R/C Evaluasi kegiatan usaha
Untung Rugi
Pengembangan investasi terhadap upaya peningkatan penyediaan sarana dan perbaikan sarana fisik di usaha niaga
Analisis Kelayakan Investasi - NPV (Net Present Value) - Net B/C - IRR Sensitivitas
Analisis Sensitivitas Tidak Layak Layak Implementasi Pengembangan Usaha Keterangan : -------- Batasan penelitian Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pendekatan Studi
Aspek Teknis Aspek Manajemen Aspek Pasar Aspek Finansial
IV. METODOLOGI
4.1
Metode Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode studi kasus.
Menurut Maxfield (1930) diacu dalam Nazir (1988) studi kasus adalah penelitian tentang status objek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Satuan kasus dalam penelitian ini adalah unit usaha Niaga Barang (Penyediaan Sarana Penangkapan Ikan) pada KUD Minasari Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
4.2
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data text. Data text
adalah data yang diperoleh dalam bentuk alphabet maupun angka numeric, data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik KUD Minasari, potensi KUD Minasari. Data ini tidak mengikuti kaidah yang telah ditentukan sebelumnya, dapat berbentuk apa saja dan yang menentukan arti dari data tersebut adalah interpretasinya (Fauzi 2001). Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan para informan yaitu meliputi : manajer KUD Minasari, karyawan-karyawan KUD Minasari, manajer unit usaha Niaga Barang (PSPI), serta karyawan-karyawannya, dan juga nelayan-nelayan Kecamatan Pangandaran, dan sumber lain yang terkait dengan KUD Minasari Pangandaran, serta melalui pengamatan langsung dilokasi penelitian. Data primer yang dikumpulkan meliputi gambaran tentang usaha yang dilakukan, biaya investasi, biaya operasional, sumber modal, volume penjualan dan volume pembelian.
21
Data sekunder diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, Biro Pusat Statistik Kabupaten Ciamis, Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis, dan lembaga atau instansi yang terkait atau berhubungan dengan penelitian ini. Data yang diperoleh berupa, data potensi perikanan, profil daerah Kecamatan, data produksi perikanan, data geografi, dan data lain, serta literatur yang menunjang dalam penelitian ini.
4.3
Metode Pengambilan Data Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode sebagai berikut : a. Studi pustaka dan survei pendahuluan Metode ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi umum lokasi penelitian, serta membantu pengumpulan informasi-informasi terdahulu yang berkaitan dengan penelitian. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, mempelajari, dan menelaah buku-buku, majalah-majalah, dokumendokumen yang berkaitan dengan tujuan penelitian (Singarimbun 1985). b. Wawancara Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan penjawab atau informan dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). Wawancara dilakukan langsung dengan pimpinan, para karyawan KUD Minasari, serta manajer unit dan karyawan yang mengelola Niaga Barang (Penyediaan Sarana Penangkapan Ikan) KUD Minasari Pangandaran. c. Pengamatan atau observasi lapang Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan cara mengamati, meneliti kegiatan yang sedang berlangsung di unit usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran, sehingga diperoleh data yang faktual dan aktual.
22
4.4
Metode Analisis Data Data dan informasi yang diperoleh ditabulasikan, kemudian dianalisis dengan
menggunakan analisis pendapatan usaha, analisis finansial, dan analisis sensitivitas usaha. Dalam melakukan analisis data kuantitatif berupa komponen biaya investasi, biaya tetap, biaya variabel, dan penerimaan usaha.
4.4.1
Analisis Pendapatan Usaha Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh
dari usaha yang dilakukan (Soekartawi 1995). Data-data yang diperoleh adalah data penerimaan yang berasal dari penjualan di unit usaha Niaga Barang (PSPI), dana bantuan investasi, nilai sisa. Biaya meliputi : pembelian barang-barang untuk di jual, serta pengeluaran lain yang menunjang jalannya usaha Niaga Barang ini. Rumus ini diformulasikan sebagai berikut :
Keuntungan ( ∏ ) = Penerimaan Total – Biaya Total
Kriteria yang digunakan : 1. Apabila penerimaan total > biaya total, maka usaha dikatakan untung. 2. Apabila penerimaan total = biaya total, maka usaha dikatakan tidak untung dan tidak rugi. 3. Apabila penerimaan total < biaya total, maka usaha dikatakan rugi.
4.4.2. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (Revenue-Cost Ratio) Analisis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya yang dipakai dalam kegiatan cabang usaha tani yang bersangkutan dapat memberikan sejumlah nilai penerimaan sebagai manfaatnya. Perhitungan yang diformulasikan adalah (Tjakrawiralaksana 1983) :
23
R/C = Penerimaan Total Biaya Total
Kriteria : R/C > 1, usaha menguntungkan R/C = 1, usaha pada titik impas R/C < 1, usaha merugikan 4.4.3
Nilai Penyusutan Kegunaan dari nilai penyusutan adalah untuk menghitung peralatan yang
digunakan selama umur proyek sehingga dapat diketahui biaya yang harus dikeluarkan untuk mengganti kembali peralatan yang sudah habis nilainya (Riyanto 1989) :
Nilai penyusutan = Nilai awal pembelian – Nilai sisa diperkirakan Periode Penggunaan
4.4.4
Analisis Kelayakan Investasi Menurut Kadariah et al (1999), kriteria yang dapat digunakan untuk
memutuskan layak atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan adalah sebagai berikut : (1)
Net Present Value (NPV) NPV adalah nilai kini dari segi keuntungan bersih yang akan diperoleh pada
masa mendatang, yang merupakan selisih nilai kini dari benefit dengan nilai kini dari biaya. Adapun kriteria yang digunakan : a. NPV > 0, berarti usaha tersebut layak
24
b. NPV < 0, berarti usaha tersebut lebih baik tidak diteruskan kareana akan menimbulkan kerugian c. NPV = 0, berarti usaha tersebut mengembalikan sama besarnya dengan nilai uang yang ditanamkan.
(2)
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) Net B/C adalah perbandingan antara jumlah nilai kini (total present
value), dari keuntungan bersih pada tahun-tahun dimana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih yang bernilai negatif. Kriteria yang digunakan adalah : a. Net B/C > 1, berarti usaha tersebut akan memperolah keuntungan b. Net B/C < 1, berarti usaha tersebut akan menderita kerugian, dengan demikian lebih baik mencari alternatif usaha lain yang menguntungkan. (3)
Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah tingakat bunga, dimana nilai kini dari biaya total sama dengan
nilai kini dari penerimaan total. IRR dapat pula dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek, dengan syarat setiap manfaat yang diwujudkan yaitu setiap selisih Bt dan Ct yang bernilai positif secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya, dan mendapat tingkat keuntungan yang sama selama sisa umur proyek. Kriteria yang digunakan adalah : a. IRR > i, berarti usaha dapat dilanjutkan b. IRR < i, usaha lebih baik ditolak atau dihentikan Dengan kriteria dan tolak ukur di atas, maka unit usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari dikatakan berguna atau layak diusahakan, apabila memenuhi nilai NPV > 0, Net B/C > 1 dan IRR > i.
25
4.4.5
Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas perlu dilakukan karena dalam analisis kegiatan investasi,
perhitungan didasarkan pada usaha-usaha yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang (Gittinger 1986). Analisis ini digunakan bertujuan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis. Dalam analisis sensitivitas usaha yang dijalankan KUD Minasari, dapat dilakukan pada parameter perubahan harga input yang terjadi di bagian usaha barang niaga atau penyediaan sarana.
4.5 Konsep dan Pengukuran 1) Pengeluaran adalah nilai penggunaan sarana produksi yang diperlukan atau dibebankan pada proses produksi dan dinyatakan dalam satuan rupiah. 2) Penerimaan adalah hasil perkalian antara harga jual dan produksi total, dinyatakan dalam satuan rupiah. 3) Penawaran adalah menyatakan hubungan antara jumlah produk yang ditawarkan dengan harga komoditi itu sendiri. 4) Penjualan adalah suatu kegiatan yang dilakukan penjual, guna memenuhi kebutuhan konsumen, dengan mendapatkan pendapatan dari hasil penjualannya tersebut. 5) Pembelian adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang guna memenuhi kebutuhannya dengan mengeluarkan biaya. 6) Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk biaya penggantian barang yang diinvestasikan minimal satu tahun dan dinyatakan dalam satuan rupiah. 7) Biaya total adalah keseluruhan biaya yang digunakan untuk kepentingan produksi, terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel, dinyatakan dalam rupiah. 8) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah pengeluarannya tidak bergantung secara langsung kepada volume produksi, dinyatakan dalam rupiah. 9) Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya bergantung kepada volume produksi, dinyatakan dalam rupiah.
26
10) Umur teknis adalah umur yang digunakan untuk mengidentifikasikan penggunaan suatu peralatan dalam jangka waktu tertentu. 11) Nilai produksi merupakan perkalian antara produksi total dengan harga persatuan produk dan dinyatakan dalam satuan rupiah. 12) Nilai sisa merupakan nilai dari barang modal yang tidak habis dipakai selama periode proyek dan dinyatakan dalam satuan rupiah. 13) Pendapatan usaha merupakan selisih antara total penerimaan dengan total biaya selama periode waktu tertentu dan dinyatakan dalam satuan rupiah. 14) Modal investasi adalah modal yang dikeluarkan pertama kali untuk memperoleh beberapa kali manfaat secara ekonomis tidak menguntungkan lagi. Semua investasi dinilai berdasarkan nilai kini (Present Value) dan dinyatakan dalam satuan rupiah. 15) Modal kerja adalah modal yang dikeluarkan untuk membiayai seluruh kegiatan usaha agar usaha berjalan lancar sesuai dengan rencana dan dinyatakan dalam satuan rupiah. 4.6 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Niaga Barang (Penyedian Sarana Penangkapan Ikan) KUD Minasari Pangandaran, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung mulai dari tanggal 26 Agustus 2005 sampai tanggal 26 September 2005.
V.
5.1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Ciamis merupakan salah satu daerah yang potensial untuk
kegiatan pembangunan perikanan di Jawa Barat. Kabupaten Ciamis memiliki 36 Kecamatan, 7 Kelurahan,355 Desa dengan luas wilayah secara keseluruhan mencapai 244.479 ha (Biro Pusat Statistik Kabupaten Ciamis 2004). Kabupaten Ciamis berada pada koordinat 108020’ sampai dengan 108040’ BT dan 7040’20”LS. Batas-batas Kabupaten Ciamis di sebelah Utara adalah Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan, sebelah Barat adalah Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya, sebelah Timur dibatasi oleh Provinsi Jawa Tengah dan Kota Banjar, dan sebelah Selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia Kecamatan Pangandaran merupakan salah satu kecamatan dari 36 Kecamatan yang ada di Kabupaten Ciamis, yang terletak di sebelah Selatan. Dengan kondisi alamnya yang merupakan daerah pantai. Wilayah Kecamatan Pangandaran secara administratif berbatasan dengan Kecamatan Banjarsari di sebelah Utara, Kecamatan Parigi di sebelah Barat, Kecamatan Kalipucang di sebelah Timur dan Samudra Indonesia di sebelah Selatan. Kecamatan Pangandaran memiliki luas wilayah sekitar 7.442,706 km². Keadaan permukaan tanah di Kecamatan Pangandaran tidak sama, 60% datar sampai berombak, 25% berombak sampai berbukit dan bergunung. Iklim di Kecamatan Pangandaran bervariasi, dengan suhu maksimal 39˚C dan suhu minimum 19˚C, sedangkan curah hujan rata-rata di Kecamatan Pangandaran sebesar 219 mm per tahun, dengan jumlah curah hujan yang terbanyak adalah 19 hari. Pangandaran merupakan kawasan pantai yang sebagian aktivitas ekonomi bersumber dari potensi perikanan di kawasan tersebut. Perairan laut Pangandaran terbentang dengan panjang pesisir 92,25 km Penduduk Kecamatan Pangandaran sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 1. .
28
Tabel 1. Data Penduduk Kecamatan Pangandaran Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2004 Jumlah Penduduk No Mata Pencaharian Persentase (%) (orang) 1
Pegawai Negeri Sipil
578
1,30
2
TNI
81
0,17
3
Polisi
45
0,10
4
Pegawai Swasta
254
0,56
5
Jasa Perdagangan
13.193
29,50
6
Tani
11.148
24,90
7
Buruh Tani
1.534
3,50
8
Pertukangan
78
0,17
9
Nelayan
15.356
34,30
10
Jasa
2.468
5,50
44.735
100,00
Jumlah Sumber: Profil Kecamatan Pangandaran, 2004
Berdasarkan data pada Tabel 1 di atas mayoritas mata pencaharian penduduk Kecamatan Pangandaran yaitu sebagai nelayan, dengan jumlah penduduk sebesar 15.356 orang, dan persentase sebesar 34,3%. Mata pencaharian dalam jasa perdagangan menempati urutan kedua, yaitu sebesar 13,193 orang. Jasa perdagangan ini merupakan alternatif pekerjaan dari penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan, karena apabila musim angin Barat datang maka nelayan tidak dapat melaut, dikarenakan adanya angin dan hujan yang lebat. Musim ini disebut juga sebagai musim paceklik ikan, dimana musim ini berlaku pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus. Mata pencaharian paling rendah di Kecamatan Pangandaran yaitu sebagai polisi, dengan jumlah 45 orang. Banyaknya jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan di Pangandaran, tentu membutuhkan sarana dan prasarana untuk melaut yang banyak pula. Hal ini merupakan salah satu latar belakang didirikannya unit usaha KUD Minasari, yaitu unit usaha Niaga Barang atau Penyediaan Sarana Penangkapan Ikan (PSPI). Niaga Barang (PSPI) ini merupakan unit usaha dalam
29
bentuk toko. Fungsi didirikan PSPI ini untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan nelayan yang ada di Kecamatan Pangandaran untuk keperluan melautnya. Niaga barang ini menyediakan perlengkapan melaut bagi nelayan yang terbagi kedalam lima bagian barang yaitu BAP (Bahan Alat Perikanan), suku cadang mesin, bahan konstruksi kapal, BBM (Bahan Bakar Minyak), ban, kelontong. Barang-barang yang termasuk Bahan Alat Perikanan (BAP) yaitu : tali senar, macam-macam jaring, pelampung, pancing, tambang, dan lain-lain; suku cadang mesin seperti: paking, klep, platina, karbulator, busi, ring, stang, kipas; Konstruksi kapal seperti: resin, baut, dempul, cat, paku kapal, dan lain-lain; BBM seperti: bensin, solar, minyak tanah, oli; dan kelontong seperti: lakban, jas hujan, bohlam, box ikan, lampu, kompas, dan lain-lain.
5.2
Sejarah KUD Minasari Awal mula didirikannya Koperasi Perikanan Laut (KPL), yaitu
dikarenakan penduduk setempat kerapkali mengalami kesulitan yang berkepanjangan, seperti sulit memasarkan ikan hasil tangkapannya, sulit untuk memenuhi kebutuhan alat-alat penangkapan ikan, harga ikan yang tidak menentu atau tidak pasti , dan semakin banyaknya rentenir yang sangat merugikan kehidupan nelayan. Keadaan yang sangat memprihatinkan ini, ternyata mengundang para tokoh setempat untuk memperbaiki taraf hidup penduduk ke arah yang lebih baik dan sejahtera. Oleh karena itu timbul ide baru untuk memperjuangkan nasib masyarakat nelayan yang didasari oleh jiwa pengabdian yang tinggi. Dengan tekad yang bulat pada tanggal 2 Januari 1962 didirikan KUD Minasari Pangandaran, dengan nama pada saat itu adalah Koperasi Perikanan Laut (KPL), dengan badan hukum No. 2074/BH/VII, dan pengurus pada waktu itu adalah D. Wiharsa, Ahman, Sasmita, Atang U, Djaedi. Tujuan dididirikan Koperasi Perikanan Laut (KPL) adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat,yang ada di daerah Pangandaran, terutama masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar pantai, yang mayoritas pencahariannya adalah nelayan. Wadah ini juga dibentuk dengan dasar menghimpun potensi masyarakat yang tersebar
30
menjadi suatu kekuatan bersama dalam saling menunjang dan melengkapi satu sama lain. Dalam perkembangannya Koperasi Perikanan Laut (KPL) tidak berjalan mulus dan beberapa kali jatuh bangun dalam kepengurusannya. Dengan adanya pengalaman dari masalah-masalah yang pernah menimpa KPL tersebut, setapak demi setapak KPL mengalami kemajuan dan berbagai hambatan serta rintangan berhasil diatasi. Koperasi Perikanan Laut (KPL) ini mengalami perubahan nama sebanyak lima kali. Pada tanggal 10 Agustus 1977 Koperasi Perikanan Laut (KPL) mengalami perubahan nama menjadi Koperasi Unit Desa (KUD) Nelayan, dengan badan hukum No. 2074.A/BH/DK-10/24. Pada tanggal 22 Maret 1989 namanya tetap KUD Nelayan, tetapi ada perubahan pada daerah kerjanya yang diperluas, dengan badan hukum No. 2074.B/KWK.10/16. Pada tanggal 23 Mei 1996 namanya berubah menjadi KUD Mina “Minasari”, dengan badan hukum No. 2074/BH/PAD/KWK/10/V/1996. Pada tanggal 2 November 2000 namanya berubah menjadi KUD “Minasari”, nama ini tetap digunakan sampai sekarang. Sebagai bukti adanya peningkatan dalam kegiatan usaha yang dilakukan oleh KUD Minasari Pangandaran, maka beberapa prestasi dan penghargaan yang berhasil diraih adalah sebagai berikut : 1. Pada tanggal 13 Agustus 1983, KUD Minasari menerima piagam penghargaan dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat, atas prestasi dalam upaya meningkatkan perkembangan dan kemajuan koperasi di Jawa Barat. 2. Pada tanggal 20 Januari 1990, KUD Minasari mendapat sertifikat klasifikasi dari Depertemen Koperasi Kantor Wilayah Departemen Koperasi Provinsi Jawa Barat, Kantor Departemen Koperasi Kabupaten atau Kotamadya Ciamis, dengan klasifikasi peringkat kelas A (sangat mantap), dengan nilai sembilan puluh tiga. 3. Pada tanggal 1 Juni 1990 mendapat piagam penghargaan dari Menteri Koperasi Republik Indonesia.
31
4. Pada tanggal 3 Februari 2003 mendapat piagam penghargaan dari Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat, dalam lomba Optimalisasi Pengelolaan PPI (Optilanpi), sebagai juara II 5. Pada Bulan Oktober 2003 mendapat piagam penghargaan dari Bupati Ciamis sebagai kelompok Optimalisasi Pengelolaan Pelelangan Ikan (Optilanpi), berprestasi I tingkat Kabupaten Ciamis tahun 2003. 6. Pada Bulan Desember 2003 mendapat piagam penghargaan dari Dinas Perikanan Provinsi Jawa Barat, sebagai kelompok Optimalisasi Pengelolaan Pelelangan Ikan (Optilanpi), berprestasi I tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2003.
5.3
Keadaan Umum KUD Minasari KUD Minasari telah berdiri sejak tahun 1962 dan sekarang telah berjalan
44 tahun lamanya. KUD Minasari terletak pada salah satu kawasan wisata yang berada di Kabupaten Ciamis, tepatnya di Kecamatan Pangandaran. KUD Minasari berada di Jalan Kidang Pananjung No. 240, RT 02 dan RW 04, Desa Pangandaran. Letak kantor sekretariat KUD Minasari bersebrangan dengan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), dan Niaga Barang KUD Minasari, dan bersebelahan dengan salah satu unit kegiatan usahanya yaitu wartel KUD Minasari. Gedung yang digunakan hanya berlantai satu, dengan luas bangunan sebesar 225 m². Jalan menuju KUD Minasari sudah berkonstruksi aspal, karena lokasi KUD merupakan tempat menuju Pantai Barat Pangandaran yang terkenal dengan restoran-restoran sea foodnya, yang dicari para pengunjung sebagai makanan khas di daerah pesisir. Selain itu juga dapat ditemui kios-kios yang menjual pernak pernik dari hasil laut, yang tempatnya bersebaran di sepanjang jalan Pantai Pangandaran. Fasilitas yang dimiliki oleh KUD Minasari adalah gedung kantor termasuk mebeuler dan komputer, gedung olahraga, toko niaga,TPI (Tempat Pelelangan Ikan), wisma atau penginapan, kendaraan roda empat, serta gudang.
32
5.3.1
Daerah Kerja Awal mula berdiri KUD Minasari, daerah kerjanya hanya meliputi
sepanjang Pantai Pangandaran, pada saat itu KUD Minasari bernama Koperasi Perikanan Laut (KPL). Namun setelah adanya amalgamasi (penggabungan usaha) pada tahun 1977, menjadi satu buah KUD dengan nama KUD Nelayan Minasari Pangandaran maka daerah kerjanya dibagi menjadi dua Kewadanan, yaitu Kewadanan Pangandaran dan Kawadanan Cijulang. Pada tahun 1989 wilayah kerja KUD Nelayan meliputi Desa Pangandaran, Pananjung, Wonoharjo, Babakan, Cikembulan dan Sukaresik. Luas daerah kerja ini sekitar 3501,504 Ha, yang sebagian besar merupakan tanah datar dengan ketinggian rata-rata 2-25 meter di atas permukaan laut. Iklim daerah ini termasuk daerah tropis dengan curah hujan 2892 mm/tahun, dan memiliki suhu antara 29ºC sampai 32ºC. Jumlah penduduk keenam desa daerah kerja KUD ini adalah 30.436 orang yang terdiri dari 15.816 penduduk perempuan dan 14.620 penduduk lakilaki. Pada tahun 1996 setelah berubah nama menjadi KUD Mina ”Minasari” wilayah kerjanya tidak mengalami perluasan, hal ini tetap hingga sekarang.
5.4
Kegiatan KUD Minasari Pangandaran KUD Minasari memiliki dua kegiatan yaitu kegiatan ekonomi dan
kegiatan sosial. Kegiatan ekonomi meliputi kegiatan unit usaha niaga barang, Usaha Simpan Pinjam (USP), listrik, wartel, gedung Mina Graha (Gedung Olah Raga), jasa angkutan, TPI (Tempat Pelelangan Ikan), usaha penangkapan ikan di laut. Kegiatan sosial meliputi : pembinaan kelompok nelayan, pembinaan daerah kerja, pertolongan kecelakaan di laut, pengelolaan dana kematian, pemberian bingkisan pada anggota dan pengelolaan anak asuh. Selain dua kegiatan di atas, KUD Minasari juga menjalin kerjasama dengan lembaga dan instansi yang terkait, yaitu kerjasama dalam bidang usaha maupun dalam bidang organisasi. Bidang usaha : a. Dengan PT PLN (Persero), untuk memelihara kerjasama dan mengembangkan usaha.
33
b. Dengan PT TELKOM, untuk memelihara kerjasama dan mengembangkan usaha di bidang komunikasi dan investasi permodalan berupa saham. bidang organisasi : a. Dengan unsur pemerintah baik melalui Dinas atau instansi terkait dalam mengembangkan koperasi dan profesi anggota. b. Dengan sesama gerakan koperasi, baik langsung maupun melalui organisasi gerakan koperasi dari tingkat wilayah. c.
Dengan yayasan BAKORNAS, yang menjembatani kerjasama koperasi dengan PT PLN (Persero).
d. Dengan lembaga pendidikan yang melalui PKL atau Prakerin dari siswa SMU atau SMK. e. Dengan organisasi profesi (HNSI), maupun Rukun Nelayan (RN) dalam peningkatan profesi dan perlindungan anggota nelayan.
5.5
Permodalan KUD Minasari Modal usaha merupakan salah satu faktor penting dalam perjalanan suatu
koperasi, karena suatu usaha tanpa modal tidak akan berjalan. Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang pokok-pokok perkoperasian menyebutkan bahwa modal koperasi terdiri dan dihimpun dari simpanan-simpanan, pinjamanpinjaman, penyisihan hasil usaha termasuk cadangan serta sumber lainnya. Sumber pemupukan modal KUD Minasari Pangandaran dikelompokan menjadi modal sendiri dan modal sementara.
5.5.1 Modal Sendiri Modal sendiri KUD Minasari mencakup simpanan pokok anggota, simpanan wajib anggota, simpanan hari tua, simpanan khusus, ini merupakan modal yang disetor langsung. Besarnya simpanan pokok yaitu Rp 25.000,00 per anggota, dan simpanan wajib sebesar Rp 2.000,00 per bulan, simpanan hari tua Rp 1.000,00 per bulan, simpanan khusus sebesar Rp 1.000,00 per bulan. Simpanan hari tua merupakan
34
simpanan anggota untuk hari tuanya atau jika sudah tidak melaut lagi, simpanan ini akan dikembalikan ke anggota pada saat angggota berumur 55 tahun. Modal yang dipungut melalui TPI (Tempat Pelelangan Ikan), seperti : simpanan wajib sebesar Rp 1% dari raman, simpanan khusus ½ % dari raman, simpanan hari tua ½ % dari raman. Raman adalah nilai dalam rupiah, yaitu hasil perkalian antara jumlah ikan yang dijual dengan harga penjualan.
5.5.2
Modal Sementara Modal sementara KUD Minasari Pangandaran ini diperoleh dari setoran
langsung seperti : simpanan manasuka minimal Rp 2.000,00 per bulan, iuran kematian Rp 2.500,00 per bulan, dana paceklik Rp 2.000,00 per bulan, premi asuransi Rp 1.000,00 per bulan, Dana paket lebaran Rp 1.500,00 per bulan, serta ada juga modal sementara yang dipungut melalui TPI, dan unit kelistrikkan sebesar Rp 200 dari setiap konsumen ini berdasarkan Instruksi Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 518/8036 tanggal 15 September 1986 (Laporan Tahunan KUD Minasari Pangandaran 2004). Pada pengoperasian Niaga Barang (PSPI) memperoleh bantuan dana, yang disebut sebagai dana bantuan investasi yang berasal dari pihak lain yaitu sebesar Rp 10.000.000,00. Perhitungannya dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 11. Menurut manajer unit niaga barang yaitu Bapak Ade Turiman, mengatakan bahwa ada beberapa hal yang ingin KUD Minasari lakukan yaitu dalam hal pengembangan usaha niaga barang ini. Dikarenakan untuk niaga barang ini memiliki peluang yang besar sekali, karena masyarakat yang khususnya nelayan lebih mempercayai dan mencari praktis untuk memenuhi kebutuhannya untuk melaut. Mengapa mencari praktis, karena nelayan tidak usah jauh-jauh bahkan sampai keluar kota untuk mencari keperluan melautnya. Hal yang perlu dikembangkan menurut Bapak Ade Turiman yaitu dalam hal melengkapi segala sarana yang dibutuhkan, seperti kelengkapan jaring, pancing, dan lain-lain , dan juga mengembangkan dalam arti menambah luas toko niaga barang tersebut. Unit usaha niaga barang memiliki fasilitas yang lengkap demi berjalan dan terlaksananya suatu kegiatan transaksi dengan konsumen. Niaga barang memiliki lemari kayu dan lemari alumunium yang berfungsi sebagai show case
35
atau etalase barang-barang yang akan dijual, dan juga memiliki suatu ruangan tersendiri untuk menyimpan BBM seperti bensin, solar dan minyak tanah.
5.6
Analisis Pendapatan Usaha Niaga Barang KUD Minasari
5.6.1
Analisis Keuntungan Analisis keuntungan usaha dilakukan untuk melihat seberapa besar tingkat
keuntungan yang diperoleh selama satu tahun dalam Niaga Barang KUD Minasari. Keuntungan usaha merupakan hasil selisih antara penerimaan yang dalam hal ini adalah hasil penjualan produk di niaga barang dalam satu tahun, dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk berlangsungnya kegiatan niaga barang (tidak termasuk investasi), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Analisis Keuntungan Usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Tahun 2004 Keterangan Nilai Tahun 2004 (Rp) a. Penerimaan 418.401.260 b. Pengeluaran 11.407.000 -Total Biaya Tetap 368.213.151 -Total Biaya Variabel 379.620.151 Total Pengeluaran Keuntungan 38.781.109 Sumber : Data primer diolah dari lampiran 5, tahun 2005
Dari Tabel 2 di atas ini dapat dilihat bahwa keuntungan yang diperoleh unit usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran, selama satu tahun (2004) sebesar Rp 38.781.109,00. Nilai ini merupakan hasil selisih dari penerimaan dikurangi biaya. Nilai ini merupakan keuntungan yang diperoleh setelah pengurangan biaya penyusutan.
5.6.2
Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C) Analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C) adalah hasil bagi antara
penerimaan dan biaya. Analisis ini digunakan untuk melihat apakah biaya yang dikeluarkan menghasilkan cukup penerimaan untuk memperoleh keuntungan serta untuk menilai efisiensi biaya yang telah dikeluarkan.
36
Analisis ini dilakukan terhadap nilai penerimaan dalam satu tahun dibandingkan dengan biaya yang telah dikeluarkan dalam satu tahun. Lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 3.
Tabel 3. Analisis R/C Usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari, Tahun 2004 No. Keterangan Nilai Tahun 2004 (Rp) 1. Total Biaya Tetap 11.407.000 2. Total Biaya Variabel 368.213.151 3. Total Biaya (TC) 379.620.151 4. Total Penerimaan (TR) 418.401.260 5. R/C 1,10 Sumber : Data primer diolah dari lampiran 5, tahun 2005
Dari Tabel 3 dapat dilihat total penerimaan unit usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari sebesar Rp 418.401.260,00 dan total biaya yang dikeluarkan untuk berjalannya usaha tersebut sebesar Rp 379.620.151,00, sehingga menghasilkan R/C sebesar 1,10 . Hal ini menunjukkan bahwa setiap satu satuan rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1.10 . Nilai R/C yang lebih besar dari satu, maka menunjukkan bahwa unit usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran ini menguntungkan.
5.7
Aspek-Aspek Kelayakan Investasi Niaga Barang Aspek-aspek kelayakan investasi yang digunakan dalam proyek
pengembangan unit usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran ini meliputi aspek teknis, aspek manajemen, aspek pemasaran, dan aspek finansial. Keempat aspek tersebut adalah suatu kesatuan dalam penilaian kriteria proyek yang dievaluasi.
5.7.1
Aspek Teknis Analisis secara teknis berhubungan dengan input proyek dan output
berupa barang nyata ataupun jasa. Kerangka kerja harus dibuat dengan jelas agar analisis secara teknis dapat dilakukan dengan teliti. Aspek ini dapat menentukan berjalan atau tidaknya aspek-aspek yang lain.
37
5.7.1.1 Pembelian dan Pengadaan Barang Unit usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran melakukan pembelian barang-barang yang akan dijual di toko berasal dari Cilacap yaitu toko Angsa Laut, dan Jakarta PT. Inti Marina. Barang yang dibeli berupa macammacam jaring, pelampung, senar, suku cadang mesin, bahan-bahan konstruksi kapal nelayan, pancing, olie, ban, dan lain-lain. Untuk BBM (Bahan Bakar Minyak) seperti bensin dan solar dibeli atau niaga barang melakukan kerjasama dengan pom bensin (SPBU) Kidang Pananjung, yang berada di jalan raya Pangandaran yang tepatnya sebelum memasuki pintu masuk atau kawasan pariwisata Pantai Pangandaran. Harga yang diberikan pihak SPBU merupakan harga dasar dari Pertamina, sehingga Niaga Barang KUD mendapatkan harga di bawah harga yang ditetapkan pertamina untuk konsumen. Niaga Barang (PSPI) Minasari tidak melakukan pembelian ke Cirebon lagi, karena tempatnya terlalu jauh dari Pangandaran, sehingga imbasnya ongkos kirim mahal, dan akibatnya harga jual pun akan meningkat. Oleh karena itu Niaga Barang (PSPI) hanya melakukan order atau pesanan ke Cilacap. Tempatnya dekat dari Pangandaran dan apabila barang dibeli dari Cilacap nelayan semakin percaya, karena nelayan-nelayan Pangandaran telah mengetahui bahwa kualitas sarana dan prasarana yang berasal dari Cilacap bagus. Pemesanan barang ke Cilacap dilakukan lewat telepon, oleh bagian pembukuan atau oleh manajer unit. Pemesanan barang tergantung stok atau persediaan di toko. Rata-rata pemesanan ke Cilacap sekitar tiap tiga hari sekali. Pengiriman barang menggunakan alat transportasi berupa truk, dan diberlakukan ongkos kirim dari pihak pengirim pesanan tersebut. Apabila ada barang yang dibeli rusak maka dari pihak supplier diberikan jaminan barang pengganti. Begitu juga dengan Niaga Barang (PSPI) kepada nelayan yang membeli diberikan jaminan penggantian barang yang rusak. Pemeriksaan barang tidak bisa dilakukan untuk setiap barang dibuka, karena pada saat penerimaan barang, barang yang dipesan atau dikirim sudah dalam dalam bentuk karungan dan telah dibungkus satu persatu dengan plastik.
38
5.7.1.2 Penjualan Niaga Barang (PSPI) menetapkan harga jual berdasarkan RABN (Rencana Anggaran Belanja Niaga) sebesar 6-7% dari harga pembelian. Untuk penetapan harga jual ini juga KUD Minasari melakukan kesepakatan dengan empat KUD lain, yang keberadaannya berada di sekitar daerah Pangandaran. KUD-KUD ini melakukan kesepakatan agar tidak ada ketimpangan (harga jual) dalam menarik konsumen, karena harga jual di empat KUD yang lain sama dengan KUD Minasari Pangandaran. Empat KUD ini adalah KUD Mandasari, KUD Purbasari, KUD Minapari, Koperasi Unit Bersama (KUB) Galuh. Niaga Barang (PSPI) melayani penjualan dari jam delapan sampai dengan jam tiga dan dilakukan setiap hari, kecuali hari libur besar. Penjualan ini akan mengalami peningkatan ketika musim panen ikan. Untuk penjualannya Niaga Barang sangat dipengaruhi oleh musim ikan yang ditangkap, sehingga dalam upaya penangkapannya juga akan berubah. Misalnya untuk penjualan jaring. Jaring yang dibeli nelayan tidak selalu sama setiap pembeliannya ke Niaga Barang, karena apabila musim ikan tenggiri nelayan akan membeli gill net, apabila musim ikan layur nelayan akan membeli jaring ciker, dan lain-lain. Ratarata pendapatan perhari sekitar satu juta lebih, tetapi pada saat musim paceklik ikan yang biasa terjadi dari bulan Maret sampai dengan Agustus, maka pendapatan Niaga Barang pun akan mengalami penurunan. Untuk harga jual BBM seperti bensin, solar, dan minyak tanah ditambah sekitar 10% dari harga jual yang ditetapkan Pertamina untuk konsumen. Untuk oli ditetapkan berdasarkan RABN, karena harga oli tidak ditetapkan berdasarkan harga ketetapan nasional, jadi ditetapkan oleh pihak perusahaan. Niaga Barang (PSPI) juga menerima barang untuk dijual secara konsinyasi. Hal ini ditentukan dengan kebijaksanaan manajer unit, dan biasanya oleh pihak perusahaan yang sudah dikenal oleh manajer unit. Dari sistem konsinyasi ini diperoleh keuntungan langsung dari harga jualnya. Biasanya pihak penitip melakukan negosiasi dengan manajer unit, tentang ketetapan harga yang diberikan untuk dijualkan. Manajer unit mengambil keuntungan dari kelebihan harga yang sudah ditetapkan atau diberikan kepada manajer unit. Hasil
39
penjualannya dimasukkan kedalam laporan penjualan Niaga Barang KUD Minasari.
5.7.1.3 Cara Pembayaran Cara pembayaran pembeli ke Niaga Barang (PSPI), ada yang secara tunai dan ada juga yang secara kredit. Untuk pembeli yang sekaligus menjadi anggota KUD Minasari Pangandaran, bisa melakukan pembayarannya secara kredit. Pembayaran kredit untuk anggota KUD, dapat melalui unit usaha KUD yaitu USP (Usaha Simpan Pinjam). Pinjaman yang dilakukan minimal dari Rp 1.000.000,00 dan maksimal pinjaman sebesar Rp 20.000.000,00, apabila pinjaman kurang dari Rp 1.000.000,00, bisa langsung melakukan kredit ke Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari. Pinjaman ini tergantung dari kebijaksanaan manajer unit Niaga Barang (PSPI), dan ada unsur kepercayaan manajer unit kepada anggota yang melakukan pembelian secara kredit. Manajer unit lebih selektif dalam memberikan kepercayaannya kepada anggota yang mengajukan kredit, karena takut adanya kredit yang macet, yang akhirnya akan menghambat jalannya usaha KUD Minasari Pangandaran. Sebelum melakukan kredit ke USP, anggota harus mengajukan langsung kepada USP akan besarnya pinjaman yang dipinjam dan mendaftar barang apa saja yang akan dibeli di Niaga Barang. Anggota melakukan pembayaran melalui pendapatannya dari menangkap ikan, serta penjualan ikan di TPI KUD Minasari. Dari hasil penjualan ikan di TPI, maka hasil penjualannya akan dipotong oleh USP sebesar 10%. Ini dilakukan secara langsung oleh pihak TPI KUD Minasari. Anggota yang melakukan pembayaran secara kredit, dapat melihat sisa pembayaran hutangnya ke Unit Simpan Pinjam (USP), karena hasil pemotongan di TPI tadi langsung dilaporkan ke USP. Pembayaran ini dapat dilakukan setiap hari tergantung ikan yang dijual di TPI oleh nelayan tersebut. Semakin sering melakukan lelang di TPI, maka pembayarannyapun akan semakin cepat, hal ini terjadi pada musim panen ikan. Panen ikan terjadi sekitar pada bulan September sampai dengan Februari. Hal ini berarti tergantung juga dari cuaca atau keadaan alam di Pangandaran, karena
40
nelayan pergi melaut tergantung dari keadaan alam. Apabila terjadi musim paceklik ikan, maka nelayan pun tetap melakukan pembayaran hutangnya kepada Niaga Barang (PSPI), dengan menggantungkan hidupnya dari mata pencaharian lain seperti : penginapan, dagang, dan pariwisata (Tourist Guide). Hal ini didapat dari informan di sekitar Niaga Barang (PSPI) dan informasi dari manajer unit Niaga Barang. Niaga Barang (PSPI) melakukan pembayaran kepada supplier ada yang secara tunai dan kredit. Pembayaran secara kredit dilakukan dengan sistem tempo, maksudnya melakukan pembayaran semuanya pada akhir bulan atau tutup bulan. Pembayaran ini dilakukan setiap bulan, karena agar lebih terkoreksi dalam hal pembukuannya dan dapat mengurangi beban dalam hal pembayaran hutanghutangnya.
5.7.2
Aspek Manajemen
5.7.2.1 Organisasi Pasal 21 Undang-Undang Pokok Perkoperasian No. 25 tahun 1992, menyatakan bahwa alat kelengkapan organisasi koperasi terdiri dari rapat anggota, pengurus, pangawas atau badan pemeriksa. Tugas dan wewenang masing-masing alat kelengkapan organisasi koperasi tersebut, dapat digambarkan melalui struktur organisasi. Struktur organisasi KUD Minasari dapat dilihat dalam Lampiran 2. Struktur organisasi koperasi adalah mekanisme untuk mencapai tujuan koperasi yang telah ditetapkan, sehingga tersusun pembagian pekerjaan dari unsur-unsur atau fungsi-fungsi yang ada menurut suatu sistem yang cocok dengan maksud dan tujuan organisasi, hubungan kerja antara fungsi-fungsi tersebut, kekuasaan, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing fungsi yang semuanya harus terlibat dan dilaksanakan secara konsekuen di dalam pelaksanaannya seharihari. Unit usaha Niaga Barang (PSPI) merupakan usaha yang dikelola oleh KUD Minasari Pangandaran. Unit usaha ini juga memiliki struktur organisasi, yang berfungsi untuk menjelaskan pembagian tugas dan wewenang untuk pedoman pelaksanaan usaha ini sehari-hari, agar usaha Niaga Barang ini berjalan secara efisien dan efektif. Struktur organisasi niaga dapat dilihat pada Gambar 2.
41
Kepala Unit Ade Turiman
Pramuniaga
Kasir
Pembukuan
Darno
Wawan
Kery
Gambar 2. Struktur Organisasi Niaga Barang KUD Minasari
Unit usaha Niaga Barang (PSPI) mempunyai satu manajer unit yang bernama Bapak Ade Turiman, beliau ditunjuk oleh KUD Minasari semenjak tahun 2002. Keputusan pengangkatan manajer unit ditentukan dalam RAT (Rapat Anggota Tahunan) KUD. Manajer unit Niaga Barang (PSPI) pada periode tahun 2002-2004 membawahi tiga orang karyawan, yaitu Bapak Darno sebagai pramuniaga, Wawan sebagai kasir, Kery sebagai bagian pembukuan. Tugas dari pramuniaga adalah menjaga toko dan melayani konsumen baik anggota atau bukan anggota setiap harinya dalam setiap kesempatan transaksi. Tugas bagian kasir adalah melayani pembayaran nelayan atau konsumen yang melakukan pembelian ke toko. Tugas bagian pembukuan adalah melakukan pemenuhan kebutuhan administrasi, dalam hal pelaporan setiap harinya untuk pembelian dan penjualan barang kepada konsumen yang datang ke Niaga Barang (PSPI), dan melaporkan kepada manajer unit akan stok barang yang ada atau sudah habis terjual.
5.7.2.2 Rapat Anggota Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan organisasi koperasi (Pasal 22 UU Perkoperasian No. 25 Tahun 1992), begitu pula yang terdapat di KUD Minasari. Rapat anggota juga sebagai sarana forum demokrasi, sekaligus sebagai alat penetapan kebijaksanaan dan pengambilan
42
keputusan serta menetapkan program kerja dalam koperasi. Rapat anggota menetapkan : a. Anggaran dasar koperasi b. Kebijaksanaan umum koperasi c. Memilih, mengangkat, dan memberhentikan pengurus dan pengawas. d. Menetapkan rencana kerja, anggaran belanja, pengesahan neraca dan kebijaksanaan pengurus dalam bidang organisasi koperasi dan usaha koperasi. Dari keterangan tersebut maka rapat anggota tahunan merupakan unsur penting dalam organisasi koperasi dan harus dilaksanakan oleh koperasi Minasari Pangandaran maupun setiap koperasi, karena rapat anggota tahunan merupakan sarana bagi anggota, untuk menilai kemampuan pengurus dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5.7.2.3 Pengurus Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota. Undang-undang No. 25 tahun 1992, membuka kemungkinan bahwa pengurus dapat diangkat dari kalangan luar anggota koperasi dengan memenuhi syaratsyarat untuk dapat dipilih dan diangkat sebagai pengurus, dengan catatan bahwa jumlahnya tidak boleh lebih dari satu per tiga jumlah pengurus.
Tabel 4. Susunan pengurus KUD Minasari periode tahun 2004-2006 No
Nama
Jabatan
1
Judin. MD
Ketua
2
Lasikun
Wakil Ketua
3
Uu Uswadi
Sekretaris
4
Sakio Andrianto
Wakil Sekretaris
5
Syaripudin
Bendahara
Sumber : Selayang Pandang KUD Minasari Pangandaran 2004
43
Uraian tugas pengurus sesuai dengan jabatannya, sebagai berikut : 1. Ketua
: Pimpinan umum Urusan kerjasama Urusan pengembangan usaha Urusan pendidikan dan pelatihan Urusan kesejahteraan
2. Wakil ketua
: Mewakili ketua bila ketua berhalangan Membidangi unit Usaha Simpan Pinjam (USP) Urusan personalia Urusan GOR dan penginapan Urusan kredit (KPI) bakul
3. Sekretaris
: Urusan kelistrikkan Urusan niaga barang Urusan statistik pelaporan Urusan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Urusan sarana SAR
4. Wakil sekretaris
: Urusan penangkapan Urusan dokumentasi Urusan Inventaris Urusan traktor
5. Bendahara
: Urusan keuangan Urusan kendaraan Urusan penolongan SAR Urusan perbengkelan motoris
Pengurus melakukan segala tindakan hukum untuk dan atas nama koperasi, serta mewakili koperasi di hadapan dan di luar pengadilan sesuai dengan keputusan rapat anggota. Oleh karena itu berhasil atau gagalnya koperasi tergantung dari pengurus. Pengurus adalah pelaksana keputusan yang telah ditetapkan oleh rapat anggota dan mempunyai wewenang, baik yang bersumber dari peraturan maupun dari perundang-undangan yang berlaku. Masa jabatan pengurus KUD Minasari Pangandaran adalah lima tahun, seperti yang diterangkan dalam UU No. 25 tahun 1992.
44
4.7.2.4 Pengawas Pengawas atau Badan Pemeriksa adalah sebuah alat perlengkapan organisasi koperasi yang dibentuk untuk mewakili anggota dalam pengawasan atas tata kehidupan koperasi dan pelaksanaan kebijaksanaan pengurus koperasi. Pengawas melakukan pemeriksaan sewaktu-waktu terhadap kondisi keuangan, persediaan, dan kekayaan koperasi serta kebenaran laporan keuangan koperasi. Masa jabatan Pengawas KUD Minasari Pangandaran adalah selama lima tahun. Badan pengawas KUD Minasari Pangandaran terdiri atas tiga orang yakni seorang ketua dan dua orang anggota. A. Tugas pengawas meliputi : 1. Mengawasi pelaksanaan tata kehidupan organisasi dan usaha serta pelaksanaan kebijaksanaan dan tindakan pengurus. 2. Memeriksa dan meneliti kebenaran buku-buku dan catatan yang berhubungan dengan kegiatan organisasi dan usaha koperasi. 3. Mengadakan pemeriksaan sewaktu-waktu mengenai : a. Bidang keuangan dengan membuat berita acara pemeriksaan kas. b. Persediaan barang-barang serta kekayaan koperasi. c. Laporan keuangan. 4. Membuat laporan pemeriksaan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas kepada rapat anggota. B. Pengawas berwenang : a. Meneliti catatan yang ada pada koperasi b. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan
5.7.2.5 Manajer Manajer dalam suatu koperasi adalah orang yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus dan bertanggungjawab atas jalannya usaha koperasi sehari-hari. Tanggung jawab tersebut didasarkan pada tugas yang dibebankan serta wewenang yang dilimpahkan oleh pengurus kepadanya. Dalam tatanan organisasi koperasi, manajer merupakan penghubung antara pengambil kebijaksanaan dan pelaksana kebijaksanaan. Oleh sebab itu manajer harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Di samping itu
45
kepemimpinan seorang manajer dapat menentukan keberhasilan koperasi. Dalam menjalankan tugasnya manajer dibantu oleh karyawan sesuai dengan kebutuhan dari unit-unit usaha yang dilaksanakan oleh KUD. Bertindak sebagai manajer pada KUD Minasari ini adalah Bapak Idang Supriadi. Peranan dari manajer adalah membuat rencana ke depan sesuai dengan ruang lingkup dan wewenangnya, mengelola sumberdaya secara efisien, memberikan perintah-perintah, bertindak sebagai pemimpin dan mampu melaksanakan kerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
5.7.2.6 Anggota Keanggotaan KUD Minasari Pangandaran terdiri dari para nelayan, bakul, pedagang, petani tambak, serta pengusaha kecil. Kondisi jumlah keangotaan KUD Minasari pada tahun 2004 yaitu sebanyak 777 orang, terdiri dari 692 orang laki-laki dan 85 orang perempuan. Secara terperinci syarat-syarat untuk menjadi anggota KUD Minasari adalah sebagai berikut : 1. Warga Negara Indonesia dan telah dewasa serta mampu bertindak secara hukum artinya sudah mampu berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang lain. 2. Berdomisili di wilayah daerah kerja KUD Minasari Pangandaran. 3. Memenuhi kewajiban keanggotaan yang terdiri dari : a. Menyetor simpanan pokok yang besarnya Rp 25.000,00 b. Menyetor simpanan wajib sebesar Rp 2.000,00 per bulan c. Menyetor simpanan manasuka minimal Rp 2.000,00 per bulan d. Menyetor simpanan-simpanan lain yang ditetapkan berdasarkan keputusan rapat anggota. 4. Cara menjadi anggota KUD Minasari Pangandaran : a. Mengajukan permohonan untuk diterima menjadi anggota KUD Minasari ke pengurus. b. Pengangkatan anggota secara masal yang berasal dari calon anggota, tapi yang sudah memenuhi persyarat menjadi anggota dan hasil dari seleksi para komda, juru simpan dan di syahkan oleh pegurus KUD.
46
c. Waktu pengangkatan satu tahun sekali tepatnya pada bulan November. Keanggotaan KUD Minasari statusnya dibedakan dalam tiga golongan, yaitu : a. Anggota penuh, yaitu anggota yang telah membayar simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan manasuka, dan telah memenuhi persyaratan atau ketentuan yang telah dibuat. b. Calon anggota, yaitu anggota yang baru memenuhi sebagian persyaratan yang telah ditetapkan oleh KUD Minasari. c. Anggota yang dilayani atau langganan, yaitu anggota masyarakat yang tidak mempunyai kewajiban dan hak atas KUD, namun mereka memperoleh pelayanan dan dapat memanfaatkan jasa-jasa yang diberikan oleh KUD Minasari Pangandaran. Perkembangan anggota KUD Minasari pangandaran dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Perkembangan Jumlah Anggota KUD Minasari Berdasarkan Status Keanggotaan Status Tahun Anggota Penuh
Calon Anggota
Anggota Dilayani
2000
700
82
110
2001
761
56
123
2002
766
49
128
2003
784
38
135
2004
777
31
157
Sumber : Laporan Tahunan KUD Minasari Pangandaran 2004
Dari Tabel 5 di atas, dapat dilihat perkembangan jumlah anggota KUD Minasari selama lima tahun terakhir. Terlihat bahwa jumlah anggota penuh KUD Minasari setiap tahunnya mengalami fluktuasi. Hal ini terjadi dikarenakan ada anggota yang keluar pada periode setiap tahunnya. Keluarnya anggota disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu meninggal dunia, pindah domisili, dan alih profesi.
47
Untuk calon anggota, dapat dilihat bahwa setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal ini terjadi dikarenakan banyak dari para calon anggota itu menjadi anggota penuh. Untuk anggota yang dilayani setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan anggota atau masyarakat telah semakin menyadari akan keberadaan, manfaat, dan fungsi adanya KUD Minasari di Pangandaran ini. Sebagai anggota KUD Minasari Pangandaran mempunyai jaminan perlindungan keanggotan yaitu : a. Pengelolaan dana sosial kecelakaan di laut. b. Pengelolaan dana kematian dengan pola asuransi kolektif. c. Pengelolaan dana paceklik. d. Asuransi Bumi Putra.
5.7.3
Aspek Pasar Berdasarkan informasi dari karyawan Niaga Barang, permintaan terhadap
barang akan meningkat bila musim panen ikan. Musim panen ikan ini biasanya terjadi pada bulan September sampai dengan Februari. Untuk pembelian yang terjadi di Niaga Barang (PSPI) seperti jaring, akan berbeda setiap musim ikan yang ada di Pangandaran. Aspek ini adalah rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek. Untuk melihat kelayakan suatu usaha, maka harus dilihat potensi pasar dan pemasarannya.
5.7.3.1 Potensi Pasar Potensi pasar yang dimiliki Kecamatan Pangandaran dalam hal unit usaha Niaga Barang untuk penyediaan sarana dan prasarana melaut dan penangkapan ikan sangat besar. Hal ini terbukti dengan adanya mayoritas mata pencaharian di Kecamatan Pangandaran yaitu sebagai nelayan, dengan persentasenya 34,3%, ini dapat dilihat pada Tabel 1 dan juga beragamnya komoditas ikan dan udang yang dapat ditangkap di perairan Pangandaran ini dapat dilihat lebih jelas dalam Tabel
48
6. Dengan adanya potensi ini, maka akan sangat menguntungkan sekali kehadiran Niaga Barang (PSPI) ini dalam lingkup di Kecamatan Pangandaran. Kehadiran Niaga Barang ini sangat menguntungkan dan membantu juga bagi para nelayan, selain lokasi yang dekat dan juga prosedur pembelian dan pembayaran secara kredit pun mudah.
Tabel 6. Produksi Ikan di TPI-Pangandaran, Tahun 2004 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Jenis Ikan/ Udang Lobster Jerbung Dogol Krosok Rebon Bangbangan Kakap Petek/trongtong Pari Ikan kwe Bawal Tenggiri Cucut Remang Tetengkek Layur Kerapu Layaran Rajungan Cumi-cumi Lamadang Manyung Lain-lain Jumlah
Jumlah Produksi/tahun (kg) 5.017 8.200 27.146 86.979 85.287 7.462 7.298 8.948 29.041 12.354 67.708 71.786 9.604 9.861 6.865 294.342 29.148 7.160 2.359 118 688 24.281 65.032 872.633,40
Persentase (%) 0,57 0,94 3,11 9,97 9,77 0,86 0.84 1,03 3,33 1,42 7,76 8,23 1,10 1,13 0,79 33,73 3,34 0,82 0,27 0,01 0,08 2,78 7,45 100,00
Raman (Rp) 551.259.000 464.123.000 693.348.000 645.972.976 260.584.403 136.962.000 66.784.500 154.694.000 100.026.000 98.749.000 1.725.390 1.351.652.000 46.790.500 38.747.000 37.400.000 1.590.046.600 143.032.500 37.059.000 22.833.500 1.390.000 3.285.500 195.070.000 136.728.647 6.892.899.516
5.7.3.2 Pemasaran Dalam hal pemasarannya Niaga Barang (PSPI) tidak melakukan sistem promosi atau mengenalkan kepada pihak masyarakat. Walaupun tidak ada sistem promosi dalam penjualannya, Niaga Barang sudah cukup dikenal oleh para masyarakat khususnya nelayan. Bahkan nelayan yang berasal dari luar Pangandaran juga seperti, Parigi dan Batukaras datang untuk membeli keperluannya. Harga yang ditetapkan untuk penjualan, sudah ditetapkan berdasarkan Rencana Anggaran Belanja Niaga (RABN) yaitu sebesar 6-7% dari harga pembelian. Ketetapan ini sudah disepakati juga oleh keempat KUD lain
49
yang berada di daerah sekitar Pangandaran. Sistem distribusi barang yang di jual di Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran, dapat dilihat pada Gambar 3.
Toko Angsa Laut
PT Inti Marina
Niaga Barang KUD Minasari Pangandaran
Toko-toko lain
Konsumen
Gambar 3. Saluran Distribusi Sarana dan Prasarana Niaga Barang Minasari Berdasarkan Gambar 3 Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari memasarkan atau menyalurkan barangnya ke konsumen yang bisa merupakan anggota, ataupun bukan anggota. Konsumen melakukan pembelian dengan datang langsung ke Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran. Menurut manajer unit, salah satu pengembangan usaha dari Niaga Barang adalah menyalurkan atau memasukkan barang ke toko-toko lain. Oleh karena itu digambarkan dalam skema pendistribusian barang (Gambar 3).
5.7.4
Aspek Finansial Analisis finansial digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu usaha
Niaga Barang (PSPI) dari segi keuangan. Usaha yang baik atau sehat adalah usaha yang dapat memenuhi kewajiban finansial ke luar dan ke dalam, serta dapat menghasilkan keuntungan yang layak bagi usaha Niaga Barang (PSPI). Analisis finansial ini dilakukan dengan menggunakan tiga kriteria penilaian investasi yaitu, Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (B/C), dan Internal Rate of Return (IRR).
50
5.7.4.1 Arus Penerimaan (inflow) Penerimaan yang diperoleh Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran, berasal dari nilai penjualan Bahan Alat Perikanan (BAP), BBM, konstruksi kapal, ban, kelontong. Nilai penjualan ini merupakan hasil perkalian dari jumlah masing-masing produk dengan harga jual masing-masing produk. Penerimaan ini dilakukan berdasarkan operasional usaha penjualan yang dilakukan setiap hari, dengan jam operasi mulai dari jam delapan sampai dengan jam tiga sore, kecuali hari Jumat yang jam operasinya pendek yaitu dari jam delapan sampai dengan jam sebelas. Dalam hal pembayarannya tidak hanya dipenuhi secara tunai, ada juga yang melakukan pembayaran secara kredit. Pembayaran sistem kredit ini terus dijaga oleh kedua belah pihak, karena hal ini dapat menarik minat anggota untuk melakukan transaksi, yaitu dalam hal kemudahan prosedur pembelian. Oleh karena itu, untuk mempermudah perhitungan penerimaan penjualannya diakumulasikan selama satu tahun. Penerimaan yang dihasilkan oleh Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari ini, berasal dari akumulasi nilai penjualan kelima jenis barang selama 1 tahun yang disesuaikan dengan tahun pembukuan. Penerimaan lain adalah berupa dana bantuan investasi dari pihak lain sebesar Rp 10.000.000,00. Penjualan yang terjadi didasarkan penjualan yang dilakukan setiap hari. Penerimaan ini berasal dari nilai sisa lahan, nilai sisa setelah umur teknis bangunan, kursi, meja, timbangan, rak kayu, rak buku, drum kaleng, drum plastik, etalase besar, etalase kecil, pompa minyak, komputer, jam dinding, tape, dan literan.
5.7.4.2 Nilai Sisa (Salvage Value) Nilai sisa adalah biaya investasi yang tidak habis terpakai selama periode pelaksanaan usaha, sehingga tersisa pada akhir tahun usaha. Nilai sisa ini diperhitungkan sebagai manfaat usaha selama 10 tahun untuk usaha selanjutnya. Jika nilai sisa tidak diperhitungkan, maka akan terjadi perhitungan biaya investasi yang terlalu tinggi untuk melanjutkan usaha. Dalam usaha Niaga Barang KUD Minasari komponen biaya investasi yang tidak habis terpakai berupa : nilai sisa komputer Rp 150.000,00 setiap lima tahun sekali karena umur teknisnya lima tahun, nilai sisa rak buku Rp 14.000,00 setiap
51
tujuh tahun sekali karena umur teknisnya tujuh tahun, jam dinding Rp 2.000,00 setiap dua tahun sekali karena umur teknisnya dua tahun, tape Rp 150.000,00 setiap lima tahun sekali karena umur teknisnya lima tahun, drum plastik Rp 90.000,00 setiap lima tahun sekali karena umur teknisnya lima tahun, etalase kecil Rp 40.000,00 setiap lima tahun sekali karena umur teknisnya lima tahun, literan Rp 5.600,00 setiap delapan tahun sekali karena umur teknisnya delapan tahun. Total nilai sisa akhir proyek ini sebesar Rp 5.744.000,00. Nilai ini didapat dari bangunan, meja, kursi, timbangan, rak kayu, drum kaleng, etalase besar, dan pompa minyak, dan lahan. Perhitungan ini dapat dilihat lebih jelas dalam Lampiran 10.
5.7.4.3 Arus Pengeluaran (Outflow) Dalam suatu usaha ,untuk menghasilkan suatu output maka harus ada biaya yang dikeluarkan. Biaya tersebut dimasukkan sebagai pengeluaran. Arus pengeluaran terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Yang termasuk biaya variabel dari usaha Niaga Barang (PSPI) ini adalah biaya pembelian BBM, kelontong, suku cadang mesin, konstruksi kapal, ban, BAP (Bahan Alat Perikanan), peralatan tulis, dan tunjangan karyawan. Untuk biaya tetapnya yaitu gaji karyawan, PBB, listrik, biaya penyusutan tanpa penambahan investasi, ember, gentong plastik, dan jerigen.
5.7.4.3.1 Biaya Investasi KUD Minasari Pangandaran Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha. Biaya investasi yang dikeluarkan oleh Niaga Barang KUD Minasari ini, diasumsikan terjadi pada tahun ke-1. Biaya investasi diasumsikan dikeluarkan pada tahun pertama yaitu tahun ke-1 (tahun 2005). Pada unit usaha Niaga Barang (PSPI) tidak ada tahun ke-0 karena merupakan pengembangan usaha dan tidak ada waktu untuk menunggu, sehingga biaya yang dikeluarkan oleh Niaga Barang (PSPI) diasumsikan terjadi pada tahun ke-1 bersamaan dengan tahun usaha berjalan.
52
Biaya investasi ini meliputi biaya pembelian lahan, bangunan, biaya peralatan toko seperti : meja, kursi, komputer, timbangan rak kayu, rak buku, jam dinding, tape, drum plastik, drum kaleng, etalase besar, etalase kecil, literan, dan pompa minyak. Biaya investasi yang dikeluarkan paling besar adalah biaya untuk pembangunan gedung atau bangunan toko untuk Niaga Barang tersebut, yaitu sebesar Rp 16.202.000,00. Rincian biaya investasi dapat dilihat pada Lampiran 8. Untuk investasi peralatan toko umur teknis paling lama yaitu untuk bangunan selama 20 tahun. Sedangkan umur teknis yang paling kecil terdapat pada jam dinding.
5.7.4.3.2 Biaya Operasional Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin untuk melaksanakan suatu usaha. Biaya operasional yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah biaya yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
5.7.4.3.2.1. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin setiap tahunnya oleh Niaga Barang, yang besarnya tidak terkait langsung dengan jumlah produksi atau penjualan barang-barang di Niaga Barang. Walaupun penjualan mengalami suatu perubahan, biaya ini selalu tetap nilainya. Komponen biaya tetap dalam penelitian ini terdiri dari biaya untuk gaji, penyusutan tanpa penambahan investasi, listrik, PBB, ember, gentong plastik, jerigen. Komponen biaya tetap terbesar yaitu untuk gaji karyawan, sebesar Rp 10.800.000,00, dan total biaya tetap Rp 13.014.440,00. Untuk rincian biaya tetap dapat dilihat pada Tabel 7.
53
Tabel 7. Rincian Biaya Tetap Niaga Barang Tahun 2004 No
Keterangan (Rp)
Biaya Per Tahun (Rp)
1
Gaji Karyawan
10.800.000,00
2
PBB
3
Listrik
4
Biaya Penyusutan
5
Ember
20.000,00
6
Gentong Plastik
45.000,00
7
Jerigen
26.000,00 360.000,00 1.588.440,00
175.000,00
Total
13.014.440,00
Sumber : Data Primer Diolah dari Lampiran 5, Tahun 2005 5.7.4.3.2.2. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang besarnya bergantung kepada jumlah output yang dihasilkan oleh perusahaan. Jadi komposisi dan volumenya dapat berubah-ubah sesuai dengan output yang dihasilkan dalam proses usaha Niaga Barang tersebut. Dalam penelitian ini yang termasuk dalam biaya variabel adalah biaya belanja atau pembelian BAP, kelontong, BBM, konstruksi kapal, ban, suku cadang mesin, peralatan tulis, dan tunjangan karyawan. Secara garis besar rincian biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Rincian Biaya Variabel Niaga Barang (PSPI) Tahun 2004 No
Keterangan
Biaya Per Tahun (Rp)
1
BAP
2
Barang konstruksi
10.730.573,00
3
Suku cadang mesin
17.884.288,00
4
Barang kelontong
35.768.575,00
5
BBM
6
Peralatan tulis
7
Tunjangan Karyawan
Total Sumber: Data Primer Diolah dari Lampiran 5, Tahun 2004
153.074.300,00
150.228.015,00 85.000,00 442.401,26 368.213.151,26
54
Berdasarkan data pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa komponen yang mengeluarkan biaya variabel terbesar adalah untuk pembelian Bahan Alat Perikanan (BAP), yaitu sebesar Rp 153.074.300,00. Hal ini wajar karena BAP merupakan jenis barang yang menpunyai macam dan jenis yang paling banyak dijual di Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran.
5.8
Analisis Finansial Dalam melakukan analisis ini perlu dilakukan perhitungan cash flow,
perhitungan ini dilakukan untuk mempermudah dalam menganalisis. Cash flow merupakan aliran kas dalam suatu usaha yang terdiri atas inflow dan outflow. Dalam penyusunan cash flow terdapat beberapa asumsi untuk membatasi permasalahan yang ada. Asumsi dasar dalam perkiraan cash flow ini terdiri dari : (1)
Umur proyek adalah 10 tahun, yang didasarkan pada perjanjian yang telah disepakati antara pihak KUD Minasari dengan pemberi bantuan investasi (investor).
(2)
Biaya investasi diasumsikan dikeluarkan pada tahun pertama yaitu tahun ke-1 (tahun 2005), karena dalam hal ini Niaga Barang ingin mengadakan proyek pengembangan investasi dan juga pengembangan dalam hal kelengkapan sarana dan prasarana yang dijual di Niaga Barang KUD Minasari..
(3)
Nilai penerimaan penjualan diasumsikan konstan selama umur proyek.
(4)
Suku bunga yang berlaku selama penelitian adalah 17,5% per tahun mengacu pada bunga pinjaman Bukopin Pangandaran pada tahun 2005.
(5)
Niaga Barang (PSPI) mendapat dana bantuan investasi pada tahun 2004 sebesar Rp 10.000.000,00 yang berasal dari KUD Minasari. Dalam cash flow pun diperhitungkan untuk pengembalian dana investasi tersebut per tahun.
(6)
Nilai sisa akhir proyek diperoleh dari bangunan, meja, kursi, timbangan, rak kayu, drum kaleng, etalase besar, dan pompa minyak, dan lahan.
55
Tabel 9. Hasil Analisis Finansial Niaga Barang Pada KUD Minasari Tahun 2005 No. Kriteria Investasi Hasil Perhitungan 1. NPV (Rp) 251.705.100,00 2. Net B/C 2,14 3. IRR (%) 25,80 Sumber: Data Primer Diolah dari Lampiran 11, Tahun 2005
Analisis finansial dilakukan untuk mendapatkan nilai Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (B/C) dan Internal Rate of Return (IRR). Nilainilai ini diperoleh dengan membandingkan manfaat dan biaya. Nilai NPV diperoleh dari hasil kumulatif manfaat bersih setelah didiskonto selama umur proyek. Nilai Net B/C diperoleh dari pembagian antara NPV positif dengan NPV negatif. Nilai IRR diperoleh dengan coba-coba (trial and error). Secara lengkap hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 9. Dari hasil perhitungan dengan tingkat diskonto 17,5% pertahun berdasarkan bank Bukopin Pangandaran, diperoleh NPV usaha Niaga Barang (PSPI) sebesar Rp 251.705.100,00. Hal ini berarti bahwa investasi yang ditanam selama 10 tahun yang akan datang akan memberikan manfaat bersih sebesar Rp 251.705.100,00. Berdasarkan kriteria investasi maka usaha jasa ini layak untuk dijalankan. Nilai Net B/C sebesar 2,14, nilai ini menunjukkan bahwa setiap Rp 1,00 investasi bersih yang dikeluarkan pada tahun ke-10 akan memberikan keuntungan bersih sebesar Rp 2,14. Berdasarkan kriteria investasi usaha jasa ini layak untuk dijalankan. Nilai IRR diperoleh sebesar 25,80%, menunjukkan bahwa usaha jasa ini layak dan mampu mengembalikan modal dalam tingkat suku bunga 25,80% per tahun. Dari ketiga kriteria investasi pada Tabel 9, maka usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran ini masih layak dilaksanakan dengan penambahan investasi.
5.9
Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan dengan switching value (sampai menemukan
nilai persentase, yang besarnya peningkatan tersebut membuat usaha menjadi tidak layak) terhadap perubahan harga atas dasar perhitungan Cash Flow dengan asumsi-asumsi dasar. Untuk itu dalam pembahasan analisis sensitivitas ini dibuat
56
dua skenario yang terjadi dalam usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari. Skenario-skenario tersebut adalah : a. Apabila terjadi penurunan volume penjualan Bahan Alat Perikanan (BAP) sebesar 26%. Persentase ini di dapat dari penurunan volume penjualan BAP terbesar dari periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 di unit usaha Niaga Barang. b. Apabila terjadi penurunan volume penjualan bahan konstruksi kapal sebesar 20%. c. Apabila terjadi penurunan volume penjualan suku cadang mesin sebesar 36%. d. Apabila terjadi penurunan volume penjualan barang kelontong sebesar 36%. e. Apabila terjadi penurunan volume penjualan BBM dan pelumas, sebesar 41%. Tabel 10. Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas Usaha Niaga Barang Pada KUD Minasari di Pangandaran tahun 2005 Penurunan Penurunan Volume Volume Penjualan Kriteria Investasi Dasar Penjualan BAP Bahan Konstruksi Sebesar 26% Kapal Sebesar 20% NPV (Rp) 251.705.100,00 35.465.840,45 188.940.428,20 Net B/C 2,14 2,11 4,01 IRR (%) 25,80 25,70 35,30 Sumber: Data Primer Diolah dari Lampiran 12 dan 13, Tahun 2005 Dari Tabel 10 di atas setelah terjadi penurunan volume penjualan BAP sebesar 26%, dan penurunan volume penjualan untuk bahan konstruksi kapal sebesar 20% pada tahun pertama, maka akan merubah nilai NPV, Net B/C dan IRR. NPV Niaga Barang akibat penurunan volume penjualan BAP menjadi Rp 35.465.840,45. Net B/C berubah menjadi 2,11 yang artinya setiap Rp 1,00 investasi bersih yang dikeluarkan pada tahun ke-10 akan memberikan keuntungan bersih sebesar Rp 2,11 dan IRR menjadi 25,70%. Untuk penurunan volume penjualan pada bahan konstruksi kapal sebesar 20%, NPV sebesar Rp 188.940.428,20, Net B/C sebesar 4,01, dan IRR sebesar 35,30%. Dari analisis sensitivitas di atas, maka usaha Niaga barang ini layak di jalankan dengan adanya penurunan volume penjualan pada BAP dan bahan konstruksi.
57
Tabel 11. Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas Usaha Niaga Barang Pada KUD Minasari di Pangandaran tahun 2005 Penurunan Penurunan Volume Volume Penjualan Kriteria Investasi Dasar Penjualan Suku Barang Kelontong Cadang Mesin 36% 36% NPV (Rp) 251.705.100,00 120.155.685,30 59.401.435,45 Net B/C 2,14 3,11 5,45 IRR (%) 25,80 28,3 27,8 Sumber: Data Primer Diolah dari Lampiran 12 dan 13, Tahun 2005 Berdasarkan kriteria kelayakan investasi pada Tabel 11, maka usaha dengan sensitivitas penurunan volume penjualan suku cadang sebesar 36%, dan penurunan volume penjualan barang kelontong sebesar 36% ini layak untuk dijalankan atau dilaksanakan dengan penambahan investasi. Ini terlihat pada nilai-nilai atau hasil dari kriteria investasi pada Tabel 11. NPV untuk penurunan volume penjualan suku cadang mesin, yaitu bernilai positif (+) atau NPV>0, Net B/C>1, dan IRR > tingkat diskonto yang berlaku di Kecamatan Pangandaran.
Tabel 12. Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas Usaha Niaga Barang Pada KUD Minasari di Pangandaran tahun 2005 Penurunan Volume Kriteria Investasi Dasar Penjualan BBM sebesar 41% NPV (Rp) 251.705.100,00 - 85.504.060,20 Net B/C 2,14 0,42 IRR (%) 25,80 12,36 Sumber: Data Primer Diolah dari Lampiran 12 dan 13, Tahun 2005 Berdasarkan Tabel 12 dengan adanya penurunan volume penjualan BBM sebesar 41%, dinyatakan tidak layak untuk di jalankan. Ini terlihat nilai NPV bernilai negatif (-) atau NPV <0, Net B/C < 0, dan IRR < tingkat diskonto yang berlaku di Kecamatan Pangandaran. Ketidaklayakan ini terjadi karena semakin mahalnya harga beli BBM, maka akan semakin berkurangnya pembelian BBM ke Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari. Walaupun BBM ini merupakan sesuatu yang paling dibutuhkan bagi nelayan untuk melaut, tetapi tetap saja pada kenyataannya sudah banyak sekali nelayan yang tidak melaut. Karena biaya operasional untuk melaut semakin membengkak. Sedangkan pendapatan nelayan yang sering tidak sebanding dengan biaya operasionalnya. Dengan kondisi yang
58
faktual ini, buktinya sudah banyak juga nelayan Pangandaran pindah profesi atau pindah mata pencaharian menjadi berkecimpung dalam hal perdagangan dan pariwisata. Perdagangan seperti menjual pernak-pernik hasil laut di kios-kios yang tersebar di Pantai Barat dan Timur Pangandaran, dan juga menjual hasil olahan ikan yang ditangkap oleh nelayan, dan sebagainya. Untuk pariwisata, banyak nelayan yang menjadi guide turis dan banyak juga perahu yang digunakan untuk rekreasi di objek wisata sekitar Pantai Pangandaran. Karena di Pangandaran sektor yang menguntungkan selain menjadi nelayan yaitu dalam halhal tersebut. Karena tanpa adanya mata pencaharian itu, Pangandaran tidak akan berkembang menjadi sektor pariwisata yang maju dan berkembang.
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Berdasarkan analisis usaha, bahwa usaha Niaga Barang memperoleh keuntungan Rp 38.781.109,00 per tahun dan R/C sebesar 1,10.
2.
Hasil analisis kriteria investasi terhadap usaha Niaga Barang diperoleh NPV sebesar Rp 14.358.089,11. Net B/C sebesar 1,82 dan IRR sebesar 36,09%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan.
3.
Analisis sensitivitas yang dilakukan terhadap kenaikan harga pembelian BBM sebesar 60% menghasilkan NPV sebesar Rp – 50.247.375,24, nilai Net B/C sebesar 0,46 dan IRR sebesar 2,19%, hal tersebut menunjukkan bahwa usaha ini tidak layak untuk dijalankan.
4.
Analisis sensitivitas yang dilakukan terhadap kenaikan harga pembelian Bahan Alat Perikanan (BAP) sebesar 10% menghasilkan NPV sebesar Rp 55.387.229,85, nilai Net B/C sebesar 2,98 dan IRR sebesar 55,19%, hal tersebut menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan.
6.2 Saran Berdasarkan kajian yang telah dilakukan terhadap usaha Niaga Barang KUD Minasari di Pangandaran, maka disarankan agar penyelenggara Niaga Barang : 1. Menyediakan tempat penjualan BBM tidak hanya di toko, tetapi lebih mendekati daerah pendaratan kapal-kapal nelayan. 2. Niaga Barang KUD Minasari Pangandaran diharapkan terus melengkapi barang-barang yang dijualnya seperti kelengkapan jenis jaring dari berbagai merek, sesuai dengan kebutuhan nelayan. 3. Niaga Barang KUD Minasari Pangandaran tidak hanya terpaku dalam penjualan ke konsumen saja, tetapi harus berperan juga sebagai supplier bagi toko lainnya.
4. Peningkatan koordinasi antara instansi-instansi terkait untuk mengatasi masalah dan kendala yang di hadapi KUD Minasari Pangandaran.
63
DAFTAR PUSTAKA
Apriyono. 1990. Analisis Keuangan Koperasi Perikanan Studi Kasus KUD Mina Bahari Desa Muara Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, Jawa Barat. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. [BPS] Biro Pusat Statistik. 2004. Kabupaten Ciamis Dalam Angka. Dahuri R. 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Departemen Koperasi. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 1995. Jakarta. -------------------------- 1999. Pedoman Perencanaan Pengembang Usaha KUD. Jakarta : Departemen Koperasi dan Pembangunan Pengusaha Kecil. Fauzi A. 2001. Panduan Singkat Prinsip-Prinsip Penelitian Sosial Ekonomi. Bogor: Departemen Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Hendrojogi. 2002. Azas-Azas Teori dan Praktek. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Husnan S dan Enny P. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Ed ke-3. Yogyakarta: UPP AMP YPKN. Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Ed ke-2. Jakarta : UI Press. Kadariah, Karlina, Grey. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta : FEUI. Kartasapoetra GA, et al. 1987. Koperasi Indonesia ; yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Jakarta : PT. Bina Aksara. Kotler P. 1997. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Jilid 2. Jakarta : Prenhalindo. Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Saefudin AM. 1981. Perkembangan KUD di Indonesia. Jakarta : PT. Bina Sarana Muda. Sasono A. 1998. Perkembangan Bisnis Koperasi dan Usaha Kecil. Jakarta : Departemen Koperasi dan Pembangunan Pengusaha kecil.
63
Singarimbun M, S Effendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Ed-rev. Jakarta : PT Pustaka Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. Jakarta: Universitas Indonesia. Stoner. 1994. Manajemen. Wilhelmus, Benyamin, penerjemah; Jakarta : Intermedia. Terjemahan dari : Management. Triyono Urip. 2003. Pengembangan Koperasi Desa Pantai Untuk Menunjang Pembangunan Wilayah Pesisir Secara Berkelanjutan (Studi Kasus Koperasi Tambak di Kabupaten Indramayu). [Disertasi]. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
65 Lampiran 1. Peta Kabupaten Ciamis
PETA WILAYAH KABUPATEN CIAMIS
Skala 1 : 100.000 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis
Lampiran 2 STRUKTUR ORGANISASI KUD MINASARI PANGANDARAN
RAT PENGURUS
PENGAWAS
MANAJER
Kabag. Organisasi dan Kesejahteraan
Kasubag. Organisasi
Kabag. Umum
Kabag. Keuangan Akuntansi
Akuntansi
Kasubag. Kesejahteraan
Kasubag. Rumah Tangga
Keamanan Cleaning Service Resepsionis
Ka. Sie, Personalia
Ka. Unit TPI
Ka. Unit Prod. Dan Penangkap an
ASS. MANAJER
Ka. Sie, Inventaris
Ka. Unit Niaga Barang
Juru Buku
Kabag. Produksi Perdagangan dan Jasa
Kasir Umum
Pelaporan
Kasubag. Arsip & TU Arsip Expendisi Agendaris
Ka. Sub. Bag. Prod. & Perdagangan
Ka. Sub. Bag. Jasa
Juru Ketik
Ka. Unit KPI
Ka. Unit Perbengkel an
Ka. Unit USP
Ka. Unit Minagraha
Ka. Unit Listrik
Ka. Unit Wartel
Ka. Unit Ang & Pebengke lan
Sumber : KUD Minasari Pangandaran Tahun 2005
66
67
Lampiran 3. Data Penjualan Per Tahun Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran Periode Tahun 2000-2004
Keterangan
2000 (Rp)
2001 (Rp)
2002 (Rp)
2003 (Rp)
2004 (Rp)
Bahan Alat Perikanan (BAP)
122.197.830,00
200.252.760,00
159.904.700,00
253.039.240,00
186.960.504,00
Barang Konstruksi
9.164.837,00
15.018.957,00
11.992.853,00
18.977.943,00
15.272.038,00
Suku Cadang Mesin
15.274.729,00
25.031.595,00
19.988.088,00
31.629.905,00
20.120.063,00
Barang Kelontong
30.549.458,00
50.063.190,00
39.976.175,00
63.259.810,00
40.240.126,00
BBM/Pelumas
128.307.722,00
210.265.398,00
167.899.935,00
265.691.202,00
155.808.529,00
Jumlah
305.494.575,00
500.631.900,00
399.761.750,00
632.598.100,00
418.401.260,00
68
Lampiran 4. Data Pembelian Per Tahun Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran Periode Tahun 2000-2004
Keterangan
2000 (Rp)
2001 (Rp)
2002 (Rp)
2003 (Rp)
2004 (Rp)
Bahan Alat Perikanan (BAP)
121.467.840,00
191.737.934,00
126.355.288,00
224.190.110,00
153.074.300,00
Barang Konstruksi
9.110.088,00
14.785.345,00
94.766.466,00
16.814.258,00
10.730.573,00
Suku Cadang Mesin
15.183.480,00
24.642.242,00
15.794.411,00
28.023.764,00
17.884.288,00
Barang Kelontong
30.366.960,00
49.284.484,00
31.588.822,00
56.047.528,00
35.768.575,00
BBM/Pelumas
127.541.232,00
206.994.831,00
132.673.052,00
235.399.616,00
150.228.015,00
Jumlah
30.366.960,00
487.444.835,00
315.888.220,00
560.475.275,00
367.685.750,00
69
Lampiran 5. Analisis Usaha Per Tahun Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Periode Tahun 2000-2004
Tahun
Keterangan 2000
2001
122197830,00
200252760,00
9164837,25
3. Suku cadang mesin (Buah) 4. Barang kelontong (Buah)
2002
2003
2004
159904700,00
253039240,00
186960504,00
15018957,00
11992852,50
18977943,00
15272037,80
15274728,75
25031595,00
19988087,50
31629905,00
20120063,00
30549457,50
50063190,00
39976175,00
63259810,00
40240126,00
5. BBM/pelumas (Liter)
128307721,50
210265398,00
167899935,00
265691202,00
155808529,20
Total Penerimaan
305494575,00
500631900,00
399761750,00
632598100,00
418401260,00
108467840,00
177137934,00
126355288,00
224190110,00
153074300,00
9110088,00
14785345,05
9476646,60
16814258,25
10730573,00
3. Suku cadang mesin
15183480,00
24642241,75
15794411,00
28023763,75
17884288,00
4. Barang kelontong
28266960,00
49284483,50
31588822,00
56047527,50
35768575,00
5. BBM/pelumas
120541232,00
206994830,70
132673052,40
235399615,50
150228015,00
6. Peralatan tulis
55000,00
90000,00
70000,00
110000,00
85000,00
305494,57
500631,90
399761,75
632598,10
442401,26
10800000,00
10800000,00
10800000,00
10800000,00
10800000,00
26000,00
26000,00
26000,00
26000,00
26000,00
360000,00
360000,00
360000,00
360000,00
360000,00
1.558.440,00
1.558.440,00
1.558.440,00
1.558.440,00
1.558.440,00
5. Ember
20000,00
20000,00
20000,00
20000,00
20000,00
6. Gentong plastik
45000,00
45000,00
45000,00
45000,00
45000,00
175000,00
175000,00
175000,00
175000,00
175000,00
293356094,60
484861466,90
327783981,80
572643873,10
379620151,30
Keuntungan
12138480,43
15770433,10
71977768,25
59954226,90
38781108,74
R/C
1,041377973
1,032525647
1,219589035
1,104697229
1,10
A. Penerimaan Penjualan 1. Bahan Alat Perikanan (Buah) 2. Barang konstruksi (Buah)
B. Pengeluaran a. Biaya Variabel Pembelian 1. BAP 2. Barang konstruksi
7. Tunjangan karyawan b. Biaya Tetap 1. Gaji karyawan 2. PBB 3. Listrik 4. Biaya Penyusutan
7. Jerigen Total Pengeluaran
70
Lampiran 6. Komponen Biaya Investasi Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Tanpa Penambahan Investasi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Item Lahan Bangunan Peralatan Toko Meja Kursi Komputer Timbangan Rak kayu Rak buku Jam dinding Tape Drum plastik Drum kaleng Etalase besar Etalase kecil Literan Pompa minyak Jumlah
Jumlah 56 m² 35 m²
Harga Satuan (Rp) 20.500,00
Jumlah (Rp) 1148000,00 10852000,00
3 3 1 1 2 1 1 1 3 7 2 1 5 5
150000,00 70000,00 1500000,00 650000,00 400000,00 70000,00 20000,00 1500000,00 150000,00 85000,00 1500000,00 200000,00 8000,00 40000,00
450000,00 210000,00 1500000,00 650000,00 800000,00 70000,00 20000,00 1500000,00 450000,00 595000,00 3000000,00 200000,00 40000,00 200000,00 21.685.000,00
71
Lampiran 7. Komponen Tambahan Biaya Investasi Niaga Barang (PSPI)KUD Minasari
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Item Lahan Bangunan Peralatan Toko Meja Kursi Komputer Timbangan Rak kayu Rak buku Jam dinding Tape Drum plastik Drum kaleng Etalase besar Etalase kecil Literan Pompa minyak Jumlah
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
21 m² 19 m²
20500,00
430500,00 5350000,00
1 1
150000,00 70000,00
150000,00 70000,00
1 1
400000,00 70000,00
400000,00 70000,00
3 3 1 1 2 2
150000,00 85000,00 1500000,00 200000,00 8000,00 40000,00
450000,00 255000,00 1500000,00 200000,00 16000,00 80000,00 8.971.500,00
72
Lampiran 8. Komponen Biaya Investasi Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Dengan Penambahan Investasi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Item Lahan Bangunan Peralatan Toko Meja Kursi Komputer Timbangan Rak kayu Rak buku Jam dinding Tape Drum plastik Drum kaleng Etalase besar Etalase kecil Literan Pompa minyak Jumlah
Jumlah 77 m² 54 m²
Harga Satuan (Rp) 20500,00
Jumlah (Rp) 1.578.500,00 16.202.000,00
4 4 1 1 3 2 1 1 6 10 3 2 7 7
150000,00 70000,00 1500000,00 650000,00 400000,00 70000,00 20000,00 1500000,00 150000,00 85000,00 1500000,00 200000,00 8000,00 40000,00
600000,00 280000,00 1500000,00 650000,00 1200000,00 140000,00 20000,00 1500000,00 900000,00 850000,00 450000,00 400000,00 56000,00 280000,00 30.656.500,00
Lampiran 9. Daftar Komponen Investasi, Umur Teknis dan Perhitungan Biaya Penyusutan Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Tanpa Penambahan Investasi
Nilai Investasi (Rp) 1.148.000,00
Umur Teknis (Tahun)
10.852.000,00
20
1.085.200,00
1.085.200,00
488.340,00
Meja
450.000,00
10
45.000,00
45.000,00
40.500,00
Kursi
210.000,00
10
21.000,00
21.000,00
18.900,00
1.500.000,00
5
150.000,00
150.000,00
270.000,00
Timbangan
650.000,00
10
65.000,00
65.000,00
58.500,00
Rak kayu
800.000,00
10
80.000,00
80.000,00
72.000,00
Rak buku
70.000,00
7
7.000,00
43.000,00
9.000,00
Jam dinding
20.000,00
2
2.000,00
7.200,00
9.000,00
1.500.000,00
5
150.000,00
150.000,00
270.000,00
Drum plastik
450.000,00
5
45.000,00
195.000,00
51.000,00
Drum kaleng
595.000,00
15
59500,00
238.000,00
35.700,00
Etalase besar
3.000.000,00
15
300.000,00
1.200.000,00
180.000,00
Etalase kecil
200.000,00
5
20.000,00
20.000,00
36.000,00
40.000,00
8
4.000,00
31.000,00
4.500,00
200.000,00
12
20.000,00
50.000,00
15.000,00
2.053.700,00
4.643.200,00
1.558.440,00
Komponen Investasi Lahan Bangunan
Komputer
Tape
Literan Pompa minyak Total
Nilai Sisa Setelah Umur Teknis (Rp)
Nilai Sisa Akhir Proyek (Rp) 1.262.800,00
Penyusutan per Tahun (Rp)
73
Lampiran 10. Daftar Komponen Investasi, Umur Teknis dan Perhitungan Biaya Penyusutan Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Dengan Penambahan Investasi Komponen Investasi Lahan
Nilai Investasi (Rp) 1.578.500,00
Umur Teknis
Nilai Sisa Setelah Umur Teknis (Rp)
Bangunan 16.202.000,00 20 Meja 600.000,00 10 Kursi 280.000,00 10 Komputer 1.500.000,00 5 Timbangan 650.000,00 10 Rak kayu 1.200.000,00 10 Rak buku 140.000,00 7 Jam dinding 20.000,00 2 Tape 1.500.000,00 5 Drum plastik 900.000,00 5 Drum kaleng 850.000,00 15 Etalase besar 4.500.000,00 15 Etalase kecil 400.000,00 5 Literan 56.000,00 8 Pompa minyak 280.000,00 12 Total Keterangan : Nilai Sisa Setelah Umur Teknis (A) = 10% X Nilai Investasi Penyusutan per Tahun
(B)
1.620.200,00 60.000,00 28.000,00 150.000,00 65.000,00 120.000,00 14.000,00 2.000,00 150.000,00 90.000,00 85.000,00 450.000,00 40.000,00 5.600,00 28.000,00 1.868.600,00
Nilai Sisa Akhir Proyek (Rp) 1.736.350,00
Penyusutan per Tahun (Rp)
1.620.200,00 60.000,00 27.000,00 150.000,00 65.000,00 120.000,00 86.000,00 2.000,00 150.000,00 90.000,00 340.000,00 1.800.000,00 40.000,00 43.400,00 70.000,00 6.399.950,00
729090,00 54.000,00 25.200,00 270.000,00 58.500,00 108.000,00 18.000,00 9.000,00 270.000,00 162.000,00 51.000,00 270.000,00 72.000,00 6.300,00 21.000,00 2.124.090,00
= Nilai Investasi – (A) Umur Teknis
Penyusutan Selama Umur Proyek (C)
= Umur Proyek X B
Nilai Sisa Akhir Proyek
= Nilai Investasi – C
* Nilai sisa lahan bila umur proyek habis diperkirakan nilainya meningkat sebesar 10% dari nilai investasi lahan sebelumnya
74
Lampiran 11. Pengembalian Pokok Pinjaman dan Bunga Pinjaman Tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
B=
B Sp i n
Pengembalian Pokok Cicilan (Rp) 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00
Bunga (17,5%) 1.750.000,00 1.575.000,00 1.400.000,00 1.225.000,00 1.050.000,00 875.000,00 700.000,00 525.000,00 350.000,00 175.000,00
Pengembalian Pinjaman (Rp) 2.750.000,00 2.575.000,00 2.400.000,00 2.225.000,00 2.050.000,00 1.875.000,00 1.700.000,00 1.525.000,00 1.350.000,00 1.175.000,00
Sp x i x n 365
= Jumlah Bunga (dalam rupiah) yang harus dibayar = Saldo pokok kredit = tingkat bunga (%) per tahun = Jumlah hari per tahun
Diketahui : Pokok kredit (awal) = Rp 10.000.000,00 Jangka waktu pinjaman = 10 tahun Suku bunga = 17,5% per tahun Angsuran pokok = Rp 1.000.000,00 per tahun
75
Lampiran 12.
Cash Flow Analisis Unit Usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran Satuan : Rupiah (Rp) Dengan Penambahan Investasi
Keterangan
Tanpa Penambahan Investasi
Tahun ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
218313033
I. Inflow Penjualan 1. Bahan Alat Perikanan
186960504
202141696,9
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
2. Barang konstruksi
15272038
16512127,27
17833097
17833097,5
17833097,5
17833097,5
17833097,5
17833097,5
17833097,5
17833097
17833097
3. Suku cadang mesin
20120063
21753812,12
23494117
23494117,1
23494117,1
23494117,1
23494117,1
23494117,1
23494117,1
23494117
23494117
4. Barang kelontong 5. BBM/pelumas
40240126
43507624,23
46988234
46988234,2
46988234,2
46988234,2
46988234,2
46988234,2
46988234,2
46988234
46988234
155808529
168460181,8
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
Dana Bantuan Investasi
10000000
Nilai Sisa Komputer
150000
Nilai Sisa Rak Buku
14000
Nilai Sisa Jam Dinding
2000
2000
Nilai Sisa Tape
2000
2000
150000
Nilai Sisa Drum Plastik
90000
Nilai Sisa Etalase Kecil
40000
Nilai Sisa Literan
5600
Nilai Sisa Akhir Proyek Total Inflow
6399950 418401260
462375442,3
488567478
488565478
488567478
488995478
488567478
488579478
488573078
488565478
494965428
II. Outflow a. Biaya Investasi 1. Sewa Lahan 2. Bangunan
1578500 16202000
Peralatan Toko 3. Meja 4. Kursi 5. Komputer 6. Timbangan
600000 280000 1500000 650000
7. Rak kayu
1200000
8. Rak buku
140000
9. Jam dinding 10. Tape 11. Drum plastik
1500000
20000
140000 20000
20000
20000
1500000
1500000
900000
900000
20000
76
Lanjutan Lampiran 12. Cash Flow Analisis Unit Usaha Niaga Barang (PSPI) KUD Minasari Pangandaran Satuan : Rupiah (Rp) 12. Drum kaleng
850000
13. Etalase besar
4500000
14. Etalase kecil
400000
15. Literan
400000
56000
16. Pompa minyak
56000
280000
b. Biaya Tetap 1. Gaji karyawan
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
3. Listrik
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
4. Ember
20000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
5. Gentong plastik
26000
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
175000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
178744248
2. PBB
6. Jerigen 7. Biaya Penyusutan
10800000
1558440
c. Biaya Variabel 1. Bahan Alat Perikanan
153074300
165503933,2
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
2. Barang konstruksi
10730573
11601894,99
12530047
12530046,6
12530046,6
12530046,6
12530046,6
12530046,6
12530046,6
12530047
12530047
3. Suku cadang mesin
17884288
19336491,4
20883411
20883410,7
20883410,7
20883410,7
20883410,7
20883410,7
20883410,7
20883411
20883411
4. Barang kelontong 5. BBM/pelumas
35768575
38672983,29
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
150228015
162426529,8
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
6. Peralatan tulis
85000
87550
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
7. Tunjangan karyawan
44000
48800
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704 1000000
Pengembalian Dana Investasi Pengembalian Cicilan
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
Angsuran bunga (17,5%)
1750000
1575000
1400000
1225000
1050000
875000
700000
525000
350000
175000
442671282,8
443674037
443479037
443324037
447429037
442974037
442919037
442680037
442429037
442254037
Total Outflow Net Benefit Net Incremental Benefit df 17,5% PV NPV
380780190 37621070
19704159,56
44893440
45086440,3
45243440,3
41566440,3
45593440,3
45660440,3
45893040,3
46136440
52711390
-19475350,44
5713930,3
5906930,33
6063930,33
2386930,33
6413930,33
6480930,33
6713530,33
6956930,3
13531880
0,85106383
0,7243096
0,61643374
0,52462446
0,4464889
0,37999055
0,32339622
0,27523082
0,234239
0,1993523
-16574766,33
4138654,8
3641231,15
289633,56
1065737,9
2437232,94
296888,56
1847770,47
1629584,39
2697612
21894148,56
Net B/C
2,89
IRR (%)
22,3
77
Lampiran 13. Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan Volume Penjualan Bahan Alat Perikanan (BAP) Sebesar 26% Satuan : Rupiah (Rp) Dengan Penambahan Investasi Keterangan
Tanpa Penambahan Investasi
Tahun ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
I. Inflow Penjualan 1. Bahan Alat Perikanan
186960504
138350773
138350773
138350773
138350773
138350773
138350773
138350773
138350773
138350773
138350773
2. Barang konstruksi
15272038
16512127,27
17833097,45
17833097,45
17833097,5
17833097,5
17833097
17833097,5
17833097
17833097
17833097
3. Suku cadang mesin
20120063
21753812,12
23494117,08
23494117,08
23494117,1
23494117,1
23494117
23494117,1
23494117
23494117
23494117
4. Barang kelontong
40240126
43507624,23
46988234,17
46988234,17
46988234,2
46988234,2
46988234
46988234,2
46988234
46988234
46988234
155808529
168460181,8
181936996,3
181936996,3
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
426769285
433169235
5. BBM/pelumas Dana Bantuan Investasi
10000000
Nilai Sisa Komputer
150000
Nilai Sisa Rak Buku
14000
Nilai Sisa Jam Dinding
2000
2000
Nilai Sisa Tape
2000
2000
150000
Nilai Sisa Drum Plastik
90000
Nilai Sisa Etalase Kecil
40000
Nilai Sisa Literan
5600
Nilai Sisa Akhir Proyek Total Inflow
6399950 418401260
436769285,2
426771285,2
426769285,2
426771285
427199285
426771285
426783285
426776885
II. Outflow a. Biaya Investasi 1. Sewa Lahan 2. Bangunan
1578500 16202000
Peralatan Toko 3. Meja 4. Kursi
600000 280000
5. Komputer
1500000
6. Timbangan
650000
7. Rak kayu
1200000
8. Rak buku
140000
9. Jam dinding 10. Tape
20000 1500000
1500000
140000 20000
20000
20000
20000
1500000
78
Lanjutan Lampiran 13. Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan Volume Penjualan Bahan Alat Perikanan (BAP) Sebesar 26% Satuan : Rupiah (Rp) 11. Drum plastik
900000
12. Drum kaleng
850000
13. Etalase besar
4500000
14. Etalase kecil
400000
15. Literan
900000
400000
56000
16. Pompa minyak
56000
280000
b. Biaya Tetap 1. Gaji karyawan
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
3. Listrik
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
4. Ember
20000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
5. Gentong plastik
26000
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
175000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
178744248
2. PBB
6. Jerigen 7. Biaya Penyusutan
10800000
1558440
c. Biaya Variabel 1. Bahan Alat Perikanan
153074300
165503933,2
178744247,8
178744247,8
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
2. Barang konstruksi
10730573
11601894,99
12530046,59
12530046,59
12530046,6
12530046,6
12530047
12530046,6
12530047
12530047
12530047
3. Suku cadang mesin
17884288
19336491,4
20883410,71
20883410,71
20883410,7
20883410,7
20883411
20883410,7
20883411
20883411
20883411
4. Barang kelontong
35768575
38672983,29
41766821,95
41766821,95
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
5. BBM/pelumas
150228015
162426529,8
175420652,2
175420652,2
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
6. Peralatan tulis
85000
87550
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
7. Tunjangan karyawan
44000
48800
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704 1000000
Pengembalian Dana Investasi Angsuran Pokok
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
Angsuran bunga (17,5%)
1750000
1575000
1400000
1225000
1050000
875000
700000
525000
350000
175000
380780190
442671282,8
443674037,4
443479037,4
443324037
447429037
442974037
442919037
442680037
442429037
442254037
37621070
5901997,59
16902752,15
-16709752,16
16552752,2
-20229752
16202752
16135752,2
-15903152
15659752
9084802,2
45081507,59
56082262,15
-55889262,16
55732262,2
-59409262
55382262
55315262,2
-55082662
54839262
48264312
0,85106383
0,724309642
0,616433738
0,52462446
0,4464889
0,3799906
0,32339622
0,2752308
0,234239
0,1993523
38367240,5
40620923,24
-34452026,8
296836,56
-26525576
21044736
17888746,5
-15160446
125689,23
9621603,5
Total Outflow Net Benefit Incremental Net Benefit df 17,5% PV NPV
18989564,23
Net B/C
2,18
IRR (%)
21,3
79
Lampiran 14. Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan Volume Penjualan Bahan Konstruksi Kapal Sebesar 20% Satuan : Rupiah (Rp) Dengan Penambahan Investasi Keterangan
Tanpa Penambahan Investasi
Tahun ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
I. Inflow Penjualan 1. Bahan Alat Perikanan 2. Barang konstruksi
186960504
202141696,9
15272038
12156542,29
218313033 12156542,29
218313033 12156542,29
218313033 12156542,29
218313033
218313032,7
218313033
218313032,7
12156542,29
12156542,29
12156542,29
12156542,29
218313033 12156542,29
218313033 12156542,29
3. Suku cadang mesin
20120063
21753812,12
23494117,1
23494117,1
23494117,1
23494117,1
23494117,08
23494117,1
23494117,08
23494117,1
23494117,1
4. Barang kelontong
40240126
43507624,23
46988234,2
46988234,2
46988234,2
46988234,2
46988234,17
46988234,2
46988234,17
46988234,2
46988234,2
155808529
168460181,8
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996,3
181936996
181936996,3
181936996
181936996
426769285
433169235
5. BBM/pelumas Dana Bantuan Investasi
10000000
Nilai Sisa Komputer
150000
Nilai Sisa Rak Buku
14000
Nilai Sisa Jam Dinding
2000
2000
Nilai Sisa Tape
2000
2000
150000
Nilai Sisa Drum Plastik
90000
Nilai Sisa Etalase Kecil
40000
Nilai Sisa Literan
5600
Nilai Sisa Akhir Proyek Total Inflow
6399950 418401260
436769285,2
426771285
426769285
426771285
427199285
426771285,2
426783285
426776885,2
II. Outflow a. Biaya Investasi 1. Sewa Lahan 2. Bangunan
1578500 16202000
Peralatan Toko 3. Meja 4. Kursi
600000 280000
5. Komputer
1500000
6. Timbangan
650000
7. Rak kayu
1200000
8. Rak buku
140000
9. Jam dinding 10. Tape
20000 1500000
1500000
140000 20000
20000
20000
20000
1500000
80
Lanjutan Lampiran 14. Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan Volume Penjualan Bahan Konstruksi Kapal Sebesar 20% Satuan : Rupiah (Rp 11. Drum plastik
900000
12. Drum kaleng
850000
13. Etalase besar
4500000
14. Etalase kecil
400000
15. Literan
900000
400000
56000
16. Pompa minyak
56000
280000
b. Biaya Tetap 1. Gaji karyawan
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
3. Listrik
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
4. Ember
20000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
5. Gentong plastik
26000
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
175000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
2. PBB
6. Jerigen 7. Biaya Penyusutan
10800000
1558440
c. Biaya Variabel 1. Bahan Alat Perikanan
153074300
165503933,2
178744248
178744248
178744248
178744248
178744247,8
178744248
178744247,8
178744248
178744248
2. Barang konstruksi
10.730.573
11601894,99
12530046,6
12530046,6
12530046,6
12530046,6
12530046,59
12530046,6
12530046,59
12530046,6
12530046,6
3. Suku cadang mesin
17884287,5
19336491,4
20883410,7
20883410,7
20883410,7
20883410,7
20883410,71
20883410,7
20883410,71
20883410,7
20883410,7
35768575
38672983,29
41766822
41766822
41766822
41766822
41766821,95
41766822
41766821,95
41766822
41766822
150228015
162426529,8
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652,2
175420652
175420652,2
175420652
175420652
4. Barang kelontong 5. BBM/pelumas 6. Peralatan tulis
85000
87550
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
7. Tunjangan karyawan
44000
48800
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704
Angsuran Pokok
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
Angsuran bunga (17,5%)
1750000
1575000
1400000
1225000
1050000
875000
700000
525000
350000
175000 442254037
Pengembalian Dana Investasi
Total Outflow
380780191
442671282,8
443674037
443479037
443324037
447429037
442974037,4
442919037
442680037,4
442429037
Net Benefit
37621069,5
-5901997,55
16902752,2
16709752,2
16552752,2
20229752,2
6202752,162
-16135752,2
15903152,16
-15659752,2
9084802,16
-45081507,1
56082261,7
55889261,7
55732261,7
59409261,7
55382261,66
-55315261,7
55082661,66
-54839261,7
48264311,7
0,85106383
0,72430964
0,61643374
0,52462446
0,4464889
0,379990554
0,32339622
0,275230822
0,234239
0,19935234
21044736,27
17888746,3
15160446,25
12845493,7
9621603,38
Incremental Net Benefit df 17,5% PV
-38367240
NPV
17065421,89
Net B/C
2,08
IRR (%)
19,8
40620922,9
34452026,5
29238507,6
26525575,9
81
Lampiran 15. Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan Volume Penjualan Suku Cadang Mesin Sebesar 36% Satuan : Rupiah (Rp) Dengan Penambahan Investasi Keterangan
Tanpa Penambahan Investasi
Tahun ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
I. Inflow Penjualan 1. Bahan Alat Perikanan 2. Barang konstruksi
186960504
202141697
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
15272038
16512127,3
17833097,5
17833097,5
17833097
17833097,5
17833097
17833097
17833097,5
17833097,5
17833097,5
3. Suku cadang mesin
20120063
12876840,3
12876840,3
12876840,3
12876840
12876840,3
12876840
12876840
12876840,3
12876840,3
12876840,3
4. Barang kelontong
40240126
43507624,2
46988234,2
46988234,2
46988234
46988234,2
46988234
46988234
46988234,2
46988234,2
46988234,2
155808529
168460182
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
5. BBM/pelumas Dana Bantuan Investasi
10000000
Nilai Sisa Komputer
150000
Nilai Sisa Rak Buku
14000
Nilai Sisa Jam Dinding
2000
2000
Nilai Sisa Tape
2000
2000
150000
Nilai Sisa Drum Plastik
90000
Nilai Sisa Etalase Kecil
40000
Nilai Sisa Literan
5600
Nilai Sisa Akhir Proyek Total Inflow
6399950 418401260
453498471
477950201
477948201
477950201
478378201
477950201
477962201
477955801
477948201
484348151
II. Outflow a. Biaya Investasi 1. Sewa Lahan 2. Bangunan
1578500 16202000
Peralatan Toko 3. Meja 4. Kursi 5. Komputer 6. Timbangan
600000 280000 1500000 650000
7. Rak kayu
1200000
8. Rak buku
140000
9. Jam dinding 10. Tape 11. Drum plastik
1500000
20000
140000 20000
20000
20000
1500000
1500000
900000
900000
20000
82
Lanjutan Lampiran 15. Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan Volume Penjualan Suku Cadang Mesin Sebesar 36% Satuan : Rupiah (Rp) 12. Drum kaleng
850000
13. Etalase besar
4500000
14. Etalase kecil
400000
15. Literan
400000
56000
16. Pompa minyak
56000
280000
b. Biaya Tetap 1. Gaji karyawan
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
3. Listrik
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
4. Ember
20000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
5. Gentong plastik
26000
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
175000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
2. PBB
6. Jerigen 7. Biaya Penyusutan
1558440
c. Biaya Variabel 153074300
165503933
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
2. Barang konstruksi
10730573
11601895
12530046,6
12530046,6
12530047
12530046,6
12530047
12530047
12530046,6
12530046,6
12530046,6
3. Suku cadang mesin
17884288
19336491,4
20883410,7
20883410,7
20883411
20883410,7
20883411
20883411
20883410,7
20883410,7
20883410,7
35768575
38672983,3
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
150228015
162426530
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
1. Bahan Alat Perikanan
4. Barang kelontong 5. BBM/pelumas 6. Peralatan tulis
85000
87550
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
7. Tunjangan karyawan
44000
48800
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704
Angsuran Pokok
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
Angsuran bunga (17,5%)
1750000
1575000
1400000
1225000
1050000
875000
700000
525000
350000
175000
380780190
442671283
443674037
443479037
443324037
447429037
442974037
442919037
442680037
442429037
442254037
37621070
42094113,6
Pengembalian Dana Investasi
Total Outflow Net Benefit
10827187,8
34276163,6
34469163,6
34626164
30949163,6
34976164
35043164
35275763,6
35519163,6
Incremental Net Benefit
27486723,7
692841,466
24141817,3
24334817
24491817,3
20814817
24841817
24908817,3
25141417,3
25384817,3
df 17,5%
0,85106383
0,72430964
0,61643374
0,5246245
0,4464889
0,3799906
0,3233962
0,27523082
0,234239
0,19935234
PV
23392956,3
501831,755
14881830,7
12766640
10935324,6
7909433,9
8033749,7
6855674,25
5889100,38
5060522,68
NPV
30353903,8
Net B/C
3,14
IRR (%)
25,6
83
Lampiran 16. Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan Volume Penjualan Barang Kelontong Sebesar 36% Satuan : Rupiah (Rp) Dengan Penambahan Investasi Keterangan
Tanpa Penambahan Investasi
Tahun ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
I. Inflow Penjualan 1. Bahan Alat Perikanan
186960504
202141697
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
2. Barang konstruksi
15272038
16512127,3
17833097,5
17833097
17833097
17833097
17833097
17833097
17833097
17833097
17833097
3. Suku cadang mesin
20120063
21753812,1
23494117,1
23494117
23494117
23494117
23494117
23494117
23494117
23494117
23494117
4. Barang kelontong
40240126
25753680,6
25753680,6
25753681
25753681
25753681
25753681
25753681
25753681
25753681
25753681
155808529
168460182
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
181936996
467330924
473730874
5. BBM/pelumas Dana Bantuan Investasi
10000000
Nilai Sisa Komputer
150000
Nilai Sisa Rak Buku
14000
Nilai Sisa Jam Dinding
2000
2000
Nilai Sisa Tape
2000
2000
150000
Nilai Sisa Drum Plastik
90000
Nilai Sisa Etalase Kecil
40000
Nilai Sisa Literan
5600
Nilai Sisa Akhir Proyek Total Inflow
6399950 418401260
444621499
467332924
467330924
467332924
467760924
467332924
467344924
467338524
II. Outflow a. Biaya Investasi 1. Sewa Lahan 2. Bangunan
1578500 16202000
Peralatan Toko 3. Meja 4. Kursi
600000 280000
5. Komputer
1500000
6. Timbangan
650000
7. Rak kayu
1200000
8. Rak buku
140000
9. Jam dinding 10. Tape
20000 1500000
1500000
140000 20000
20000
20000
20000
1500000
84
Lanjutan Lampiran 16. Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan Volume Penjualan Barang Kelontong Sebesar 36% Satuan : Rupiah (Rp) 11. Drum plastik
900000
12. Drum kaleng
850000
13. Etalase besar
4500000
14. Etalase kecil
400000
15. Literan
900000
400000
56000
16. Pompa minyak
56000
280000
b. Biaya Tetap 1. Gaji karyawan
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
3. Listrik
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
4. Ember
20000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
5. Gentong plastik
26000
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
175000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
153074300
165503933
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
10730573
11601895
12530046,6
12530047
12530047
12530047
12530047
12530047
12530047
12530047
12530047 20883411
2. PBB
6. Jerigen 7. Biaya Penyusutan
1558440
c. Biaya Variabel 1. Bahan Alat Perikanan 2. Barang konstruksi 3. Suku cadang mesin
17884288
19336491,4
20883410,7
20883411
20883411
20883411
20883411
20883411
20883411
20883411
4. Barang kelontong
35768575
38672983,3
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
150228015
162426530
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
5. BBM/pelumas 6. Peralatan tulis
85000
87550
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
7. Tunjangan karyawan
44000
48800
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704
Angsuran Pokok
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
Angsuran bunga (17,5%)
1750000
1575000
1400000
1225000
1050000
875000
700000
525000
350000
175000
380780190
442671283
443674037
443479037
443324037
447429037
442974037
442919037
442680037
442429037
442254037
37621070
1950215,97
23658886,8
23851887
24008887
20331887
24358887
24425887
24658487
24901887
31476837
35670854
-21708671
-193000
-157000
3677000
-4027000
-67000
-232600
-243400
-6574950
0,85106383
0,72430964
0,6164337
0,5246245
0,4464889
0,3799906
0,3233962
0,2752308
0,234239
0,1993523
PV
30358173,6
-15723800
-118971,7
-82366,04
1641739,7
-1530222
-21667,546
-64018,69
-57013,772
-1310732
NPV
17091122,4
Pengembalian Dana Investasi
Total Outflow Net Benefit Incremental Net Benefit df 17,5%
Net B/C
2,11
IRR (%)
20,9
85
Lampiran 17. Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan Volume Penjualan BBM Sebesar 41% Satuan : Rupiah (Rp) Dengan Penambahan Investasi Keterangan
Tanpa Penambahan Investasi
Tahun ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
202141697
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
218313033
I. Inflow Penjualan 1. Bahan Alat Perikanan
186960504
2. Barang konstruksi
15272038
16512127
17833097
17833097
17833097
17833097,5
17833097
17833097
17833097
17833097
17833097
3. Suku cadang mesin
20120063
21753812
23494117
23494117
23494117
23494117,1
23494117
23494117
23494117
23494117
23494117
4. Barang kelontong
40240126
43507624
46988234
46988234
46988234
46988234,2
46988234
46988234
46988234
46988234
46988234
155808529
91927032
91927032
91927032
91927032
91927032,1
91927032
91927032
91927032
91927032
91927032
398555513
404955463
5. BBM/pelumas Dana Bantuan Investasi
10000000
Nilai Sisa Komputer
150000
Nilai Sisa Rak Buku
14000
Nilai Sisa Jam Dinding
2000
2000
Nilai Sisa Tape
2000
2000
150000
Nilai Sisa Drum Plastik
90000
Nilai Sisa Etalase Kecil
40000
Nilai Sisa Literan
5600
Nilai Sisa Akhir Proyek Total Inflow
6399950 418401260
385842293
398557513
398555513
398557513
398985513
398557513
398569513
398563113
II. Outflow a. Biaya Investasi 1. Sewa Lahan 2. Bangunan
1578500 16202000
Peralatan Toko 3. Meja
600000
4. Kursi
280000
5. Komputer
1500000
6. Timbangan
650000
7. Rak kayu
1200000
8. Rak buku
140000
9. Jam dinding
20000
1500000
140000 20000
20000
20000
20000
86
Lanjutan Lampiran 17. Analisis Sensitivitas Akibat Penurunan Volume Penjualan BBM Sebesar 41% Satuan : Rupiah (Rp) 10. Tape
1500000
1500000
11. Drum plastik
900000
900000
12. Drum kaleng
850000
13. Etalase besar
4500000
14. Etalase kecil
400000
15. Literan
400000
56000
16. Pompa minyak
56000
280000
b. Biaya Tetap 1. Gaji karyawan
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
10800000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
26000
3. Listrik
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
360000
4. Ember
20000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
22000
5. Gentong plastik
26000
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
28600
175000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
350000
2. PBB
6. Jerigen 7. Biaya Penyusutan
10800000
1558440
c. Biaya Variabel 153074300
165503933
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
178744248
2. Barang konstruksi
10730573
11601895
12530047
12530047
12530047
12530046,6
12530047
12530047
12530047
12530047
12530047
3. Suku cadang mesin
17884288
19336491
20883411
20883411
20883411
20883410,7
20883411
20883411
20883411
20883411
20883411
4. Barang kelontong
35768575
38672983
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
41766822
5. BBM/pelumas
150228015
162426530
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
175420652
6. Peralatan tulis
85000
87550
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
94554
7. Tunjangan karyawan
44000
48800
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704
52704 1000000
1. Bahan Alat Perikanan
Pengembalian Dana Investasi Angsuran Pokok
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
1000000
Angsuran bunga (17,5%)
1750000
1575000
1400000
1225000
1050000
875000
700000
525000
350000
175000
442671283
443674037
443479037
443324037
447429037
442974037
442919037
442680037
442429037
442254037
Total Outflow Net Benefit
380780190
-56828990
26829197
-44923524
-44766524
30681198
-44416524
-44349524
-44116924
-43873524
-37298574
-96008500
12350313
-84103034
-83946034
8498312
-83596034
-83529034
-83296434
-83053034
-76478084
df 17,5%
0,8510638
0,7243096
0,6164337
0,5246245
0,4464889
0,3799906
0,3233962
0,2752308
0,234239
0,1993523
PV
-81709362
8945450,8
-51843948
-44040143
3794401,98
-31765703
-27012973
-22925746
-19454259
-15246085
Incremental Net Benefit
NPV
37621070
-281258366
Net B/C
0,56
IRR (%)
11,2
87
88
Lampiran 18. KUD Minasari dan Unit-Unit Usahanya
89
Lampiran 19. Unit Usaha Wartel dan Unit Usaha Niaga Barng (PSPI)
90
Lampiran 20. Barang-Barang Yang Dijual di Unit Usaha Niaga Barang (PSPI)
91
Lampiran 21. Berbagai Macam Senar, Jaring, Tambang Yang Tersedia di Unit Usaha Niaga Barang (PSPI)
92
Lampiran 22. Barang-Barang Yang Tersedia di Unit Usaha Niaga Barang (PSPI)
93
Lampiran 23. Berbagai Jenis Pelampung dan BBM Yang Tersedia di Unit Usaha Niaga Barang (PSPI)
94
Lampiran 24. Berbagai Ukuran Box Ikan Yang Tersedia dan Kegiatan Pelelangan Ikan di TPI KUD Minasari Pangandaran
95
Lampiran 25. Jenis Kapal dan Alat Tangakap Yang Digunakan Nelayan Pangandaran