rI+ a
ISSN r
Daftar Isi di Desa pasar palik Kecamatan Air Napal Kabupaten Bengkulu Utara Irnad dan Indra Cahyadinata
ayan
Efsiensi Usaha Tani Padi Sawah Dengan Aplikasi Teknologi Sistem Tanam Jajar Legowo
Annnius Fa Silaen, Bilaman Wiloman Simanihunti, Agus purwoko
Partisipasi-Pedagang dalam Pengelolaan Sampah Pasar (Studi Kasus pasar Minggu Kota Bengkulu)
Ellinda Noviana, Slamet Wdodo dan Bieng Brata
Akti?iB Petugas Balai pengujian renguJran dan oan pengawasan rengawasan,Mutu Mutu Benih darT dalar penangkaran Bibit Karet di Ka\qflloMusi Rawas
,
EttihoNugoho, Budiyanto, dan.Slayret
Wdodo
V
Iajiao Persepsi dan Partisipasi Masyarakat terhadap Pembentukan Sentra penyuluhan Kehutanan Pdesalh di Desa Bajak I Kecamatan Taba Penanjung-Kubrpat"o Bengkulu Tengah propinsi Bengkulu .lwunodi, Satria Putra (Jlama, dan lrnad Dokum€otasi Proses dan Ana.lisis
Industi Kayu Skala Kecil Di Kabupaten Kaur I-aila Novitri R. Sitorus, M. Faiz Barchiadan Bondi Herawai
Eval"ad Ekonomi Hutan Lindung Bukit Cogong Kabupaten Musi Rawas provinsi Sumatera Selatan
ili
Cahyono, Agus Susatya dan
Pelrgetahuan Siswa Kelas
Obat
Hi
Mryono
XII IA SMANegeri Megang Sakti Kabupaten Musi
Rawas tentang Tanaman
Sulastri
Identifssi dan Deskripsi Kopi Robusta Lokal Pada Beberapa Ketinggian Ternpat di Kabupaten Kepahimg Rk lrionto, Alnopri, prasetyo
Pengmth Jmingan Jalan pada Besarnya Erosi Permukaan d.i Daerah Aliran Sungai Tanjuug Aur
Benghrlu ' Ohsviano, Bambang Sulistyo. Heri Suhartoyo
,, Manajemen Lingkungan Fji^ Kgcamaun Suku
Petemakan Ayam Broiler
1r1.
ovinsi
di CV Satwa Jaya Farm di Desa Babad
Tengah Lakitan Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas Muhammad Nasir Johan Setianto, Sutriyono
Daya DrkT ng Lingkungan 6 KelurahanrEesa di Kecamatan Selurna Selatan Kabupateh Seluma Dedi Kurdianto, Agus Susatyadan Wiryono AplikasiMetod
e Multi-Dimensional Scalhng (MDS) unhrk Menentukan Status Keberlanjutan perikanan Budithya di Kawasan Minapolitan (Studi Kasus Kecamatan Padang Jaya Kabupaten Bingkulu Utara) Eto Marsyanti, Teguh Adiprasetyo, Irnad
Sta@i Pengembangan Budidaya Ternak sapi potong bl Oktoni, Satria putrq (Jtama, Bieng Brata
d.i
Kabupaten Bengkulu selatan
2302- 6715
merupakan jurnal penelitian tentang pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan.Jurnal ini diterbitkan secara berkala setiap 3 bulan sekali oleh Program Studi Pengelolaan Sumberdayd Alam dan Lingkungan (S-2) Universitas NATURALIS
Bengkulu.
Ketua Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (S-2), Universitas Bengkulu
Ketua Dewan Penyunting
Anggot3'
':
lr. Wiryono MSc. Ph.D Agus Susatya Ph.D (lkologi/konservasi, UNIB) Dr. Agus Supangat DEA
(Perubahan iklim, Dewan Perubahan lklim Nasionail Dewayany Sutrisno Ph.D (GlS, BAKOSURTANAL) Dr. lr. Bieng Brata MP (Peternakan, UNIB) ' Dr. lr. Riwandi MS (Agroekteknologi, UNIB) lr. Satria Putra Utama MSc, Ph.D (Sosial Ekonomi Pertanian, UNIB) Dr. Agus Martono H.P. DEA (Kimia Lingkungan, UNIB) ,
Redaktur Pelaksana
Suharyanto S.Pt., M,Si
Redaki menerima artikel yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkunsan. Alamat Redalsi:
Program Studi Pascasarjana Pengetolaan sumber daya alam dan lingkungan UNIB Fakultas Pertanian UNI B JL. Raya Kandang Limun Bengkulu Atau
[email protected]
Jurnal penelitian Volume 2 Nomor
2, Juni
r*rrilffiffia
ahm dan ringkungan
20 13
ISSN: 2302 - 67ls
DaftarIsi Ketahanan Pangan Nelayan
di Desa
Pasar Palik Kecamatan
AndikoRahma4 lrnad dan In&aCalgta Efisiensi usaha Tani padi sawah Dengan Aprikasi Antonius Fa siraen, Biramqn l{iraman
nata
Air Napal Kabupaten uw,s^ur Bengkulu utara r-' -r-vErsrvu i'
Teknologi Sistem Tanam Jajar Legowo
simanihuru{Agus purwoko
Partisipasi Pedagang dalam Peng_eloJaan Sampah Pasar
132
(studi Kasus pasar Minggu Kota Bengkulu)
EllindaNoviqnq Slamet Mdodo dan bieng Brata
Aktivitas Petugas Balai Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih dalam penangkaran Bibit Karet di Kabupaten Musi Rawas Err,i*o Nugroho, Budianto, dan Slamet Wdodo
Kajian Penepsi dan
Partisip
p
Pembentukan Senta penyuluhan Kehutanan Kabupaten Bengkulu Tengah propinsi Bengkulu
Pedesaandi Desa Bajak I Kec
Jsunadi, Satria
putro
EvaluasiEkonomi Hutan Lindung Rukit cogong Kabupaten Musi Rawas C alryono,
Agus Susotya dan
Siswa Kelas
l;:?**
Wryini
xII IA SMANegeri
137
r50 v -: 158
Dolomcnhsihoses danAnalisis Industri Kayu Skara Kecir Di Kabupaten Kaw IailaNovitri R Sitorus, M. FaA Barihiad@, Bandi H"ronoi _
M
t2t
167
p.oriori Sumatera Selatan t72
Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas tentang Tanaman
MSulastri rdentifikasi dan Deskripsi Kepahiang
fubimtqAlnopri,
182
Kopi Robusta Lokal Pada Beberapa Ketinggian Tempat di Kabupaten
prasegto
Pengan&Iaringan Jalan pada Besarnya Erosi Permukaan di DaerahAliran sungai ranjungAur provinsi Benghh
Oilqiano, Ba,mbangsulisryo, Heri
Suhartoyo
193
213
roiler di CV Satwa Jaya Farm di Desa Babad aten Musi Rawas Daya
222
hrhng Lingkungan
Mi
6 Kelurahan/Desa di Kecamatan Seluma selatan rlsvuvqrwrr seluma eeru'rc 'lsr' Kabupaten Ktrdianto, Agus susatyadan wiryono
Aplikasi Meto de Multi-Dimens.lnol s-cating G\ans; unhrk Menentukan Starus Keberlanjutan perikanan Budidayadi Kawasan Minapolitan (studi K"asus Kecamatan p.drrg E*o
Mtsyanti,
Teguh Adiprasetyo,
Irnad
i;y;
no
Kabupaten uvrr'Nuru Utara) 'r$vevsrvrr Bengkuru
strategi Fengembangan Budiday-a Ternak Sapi potong di Kabupaten Bengkuru vvrgrq" E^Y'q seratan HOIdoni, Satria putra (Jtama, Bieig Brata
'
,oO
,rO
ISSN:?302- 6715
AIflTVTIAS PETUGAS BAL{ PENGUJIAN DAN PENGAWASAI\I MUTU BENIII DALAM PENANGKARAN BIBIT KARETDIKABUPATEN MUSI RAWAS Estiko Nugrohor, Budiyanto2, dan Slamet Widodo2 I
AlumniProgram Pascasarjan Pengelolaan Sumberdaya alam dan Lingkungan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu 2staff Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
ABSTRAK Dalamrangkaupayapeningkatkan ketersediaan bibit karet bermutu di Kabupaten Musi Rawas, Balai Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih membina, memfasilitasi penangkar untuk menjadi poangkar yang mandiri yang senantiasa berorientasi pada pasarjisiplin,bekerja keras, mampr menghadapi resiko usaha, mampu bekerjasama danberkompetisi, r.rtu p.r"uya terhadap kmmpuan sendiri' Peningkatkan pengetahuan penangkar terhadap peraturan perbenihan yang bedaku dapat dilakukan dengan berpartisipasi pada kegiatan p.*b*g.*an dan pelayanan ke@a masyarakatlkonstrmen bibit danpeningkatkan ketaatan titompoi terhadap legiatan penangkaran bibit karbt yang dianjurkan oleh BP2MB.Berdasarkan pada studi kasusdari sejumlah 96 orang penangkar bibit karet sebagai responden. Hasil p.rr"litian menunjukkan bahwa aktiviBpetrgas Balai Pengujian Pengawasan Mutu Benih Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawasdalamrangka meningkatkan ketersediaan bibit karet dengan mutu genetis, flsik, danfisiolgis &ngan baik secara berkesinambungan dan ramah lingkungan pada penangkar bibit karet menrmjukkan adanya peningkatan ketersediaan bibit karet termutu, baikhari kualitas maupun kuaotihs berdasarkan potensi bibit yang dimiliki para. penangkar bibit karet, yang dibuktikan melalui Tanda Registrasi Usaha perbenihan (TRUP). Kata horci: aktivitas, mutu benih, penangkar bibit Karet, registrasi usahaperbenihan.
PEII{DAEIILUAI\I
Salah satu pembangunan bidang pertanian yang dominan di Kabupaten Musi Rawas adalah komoditi karet, yaitu 26,36o/dai luasan sekitar 832.908 ha kebun karet
di
Sumatera terdapat
di
Kabu-
paten Musi Rawas (DISBUN, 20 I 0).Dalam rangka meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
di Kabupaten Musi
Rawag kegiatan Balai Pengujian dan pengawasm Mutu Benih dalam melaksanakan
pernbimao kepada kelompok penangkar bibit karct harus selalu ditumbuhkan, didorong dan dikembangkansecara bertahap dan berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan tujuan pembanguanan di sektor perkebu150
nan yaitu meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta penguat strukfur ekonomi wilayah dan nasional (DISBUN, 2012). Tujuan pembinaan kepada penangkar bibit karet dapat tercapai dengan adanya strategi yang tepat dalam pembinaan dan pengarahan kepada kelompok penangkar bibit karet.Keberhasilan dalam pembinaantidak terlepas dari keterlibatan instansi terkait dan partisipasi kelompok penangkar itu sendiri.- Guna terpenuhinya kebutuhan petani terhadap bibit karet yang bermutu, bersertifikat dan berlabel,BP2MB perlu terus mengembangkan pelayanan dan pembinaan yang berkesinambungan lebih giat, kreatif dan inovatif, agardapatmeningkatkan pemberdayaan potensi lokal. Volume 2 Nomor 2, Juni 2013
ISSN: 2302
Pelaksanaan okulasi memerlukan tersednnya tanaman semaian sebagai batang bawah dan mata tempel dari entres. Untukrendapatkan bibit karet hasil okulasi ymg bemrutu tirrggi diperlukan ketersediaanhiji karet anjuran unfuk batang bawah yangberasal berasal dari varietas GT l, PB 260, B?M 24, RzuC 100 dan varietas IRR 39, danmata enhes (mata tempel) yang dianjurmuntuk batang atas bersal dari klon PB 2ffi,RRIC IOO, BPM 24, IRR 39, IRR 118, serta
klon IRR
ll2
(Balit
Sembawa, 200e) l. Peleilaran bibit karet yang kualitasnya ren&h pada beberapa tahun terakhirmerupakan kendala atau tantangan @gipara produsen dan penangkar bibit
{
kart, lftususnya di Kabupaten Musi Rayas yang merupakan saldh satu pe-
nyttk bibit karet terbesar di Sumatera S&n.Pemerintatr_ me,laui dinas terkait melakukan pengawasan peredaran bibilanaman karet di kabupaten Musi
Rffis
2. 3. 4.
dengan cara:
Penryakan hukum pelaksanaan Undq-Undang Nomor 12 Tahwr 1992 Temmrg Sistem Budidaya Tanaman. Peffinan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 Tentang Perbenihan Tanamantertanggal 30 Desember 1995. Pemnan Menteri Pertanian Nomor: 39lltmrentan/OT. 14018/2006 Tenr'g Produksi,Sertifikasi dan peredaran
beffiBina.
5. 6.
7. 8.
Meningkatkan peran Balai pengujian d*r, Pengawasan Mutu Benih Penfogkatan pembinaan kepada kelompot-kelompok penangkar bibit karet sesra berkesinambungan dalam hal penyediaan bibit karet yang bermutu. Penfogkatan pengawamn peredaran benih oldhPengawas Benih Thnaman (pBT) Penyempumaan forum kelompok asosicipenangkar bibit karet provinsi Sumatsm Selatan.
9.
Sosialisasi penggunaan benih dan entres
anjuan kepada kelompok penangkar bibit karet serta masyarakathns .lanprodusen
NATUfuAI^IS -
-
6715
10. Peningkatan kerjasama dengan aparat
penegak hukum dalam rangka pengawasan peredaran bibit, dan penegasan pemberian sangsi terhadap pelanggaran dalam peredaran benih. Penggunaan bibit karet unggul merupakan faktor penting ugtuk menunjang keberhasilan budidaya tanaman karet. Hal ini karena usaha budidaya tanaman karet merupakan investasi jangka panjang denganperiode tanaman belum menghasilkan 4-5 tahun,masa produktif juga relatif lama l015 tahurU dan rata-rata produksi karet kering lebih kurang 2,129 ton har th-t(Dirtjen, 2007)i lujuan penelitian ini adalah mengevalu5si aktivitas petugas BP2MB dalarn (l) meningkatkan pengetahuan dan pemaham.an penangkar terhadap peraturan perbenihan yang berlaku, (2) menganjurkan penangkar bibit karet untukberpartisipasi terhadap pembangunan dan pelayanan pada masyarakat (3) ketaatan kelompok dalam pelaksanaan kegiatan yang dianjurkan oleh Balai Pengujian dan Pengawasan Mutu Benih, dan (4)kaitannya terhadap ketersediaan bibit karet yang bermutu
METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 20ll sampai dengan Januari 2012. Populasi dlam penelitian ini adalah seluruh penangkar bibit karet yang ada di Kabupaten Musi Rawas. Sampel pada panelitian ini adalatr yaitu 96 penangkar bibit karet yang merupakan binaan Balai Pengujian dan Pengalvasan Mutu Benih Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas.
Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Wawancara adalah tanyajawab langsung dengan petani responden dan pihak terkait. Pelaksanaan wawancara di didasarkan pada daftar pertanyaan atau quisioner kepada responden sesuai dengan topik/tema penelitian. Observasi dilakukan untuk melakukan pengamatan langsung
Jurnal Penelitian Pengelolaan sumberdaya Alam dan Lingkungon
151
ISSN:
BA-
6715
dilokasi penelitian dengan mengambil data
luas kehr entres dan luas kebun batang balvah yang dimiliki penangkar, kebenaran klon bilit karet yang diproduksi, dan po-' tensi hilft yang dimiliki penangkar.Untuk mengedui aktivitas Petugas Balai pengujian &n Pengawasan Mutu Benih dalam Penanghran bibit karet di Kabupaten Musi Rawas" didasarkan dengan empat kriteria: 1. Ikikria keaktifan petugas BP2MB dalan memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan penangkar terhadap peraturan perbenihan yang bedaku melaluiKeaktifan petugas BaIai Pengujian Dan Pengawasan Mutu Benih dalam:(a) memberikan penyuluhan fentang peraturan perbenihan, (b) mqanjurkan penangkar. bibit. karet utrft mematuhi peraturan perbenihan, (c) renjelaskan manfaat mematuhi per--atrm perbeniharU dan (d). memonitoringtegiatan penangkaran bibit karet. 2. I(ritsria keaktifan petugas menganjmlcrr penangkar untuk berpartisipasi tedap pembangrrnan dan pelayanan tefudap masyarakat melalui keaktifan petugas Balai Pengujian dan pengawrcn Mutu Benih dalam (a) menganjudrm kepada penangkar bibit karet unbk menjelaskan tentang asal usul bit&yang diproduksi kepada calon konsm/pembeli; (b) menganjurkan pena4fu bibit karet untuk berpartisipasi terhdap pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat; (c)menganjurkan kepadapara penangkar untuk membuat pehk percobaan terutama ntuk klon bibit karet yang baru dilepas; (d)mengadakan penyuluhan tentang manfaat peryguaan benih bermutu; dan(e)menganjurkan kepada penangkar agar mempro&ksi bibit karet yang bermutu. 3. Meningkatkan ketaatan kelompok pamgtar bibit karet dalam pelaksanaan kegiatan yang dianjurkan oleh BalaiPengujian dan pengawasan Mutu Benih dalam kegiatan pelaksanaan:(a) pemryukan pada usaha tani pembibiran hnaman karet yang dikelola; (b). 152
sertiifikasi sebelum bibit di pasarkan; dan (c). penyediaan bibit unggul dalam proses produksi;dan(d) pelabelan sebelum bibit'diedarkan. 4. Dampak aktifitas petugas BP2MB terhadap ketersediaan bibit karet bermutu diukur denganindikator sebagai berikut: (a) pendataan ketersediaan bibit karet polibag; (b)penerapao perrggrirruun ti3i karet klon aujuran untuk batang bawah; (c). pendataan peningkatan permintaan bibit karet setelah adanya pembinaan yang dilalorkan oleh petugas dari Balai Pengujian Dan Pengawasan Mutu Benih; dan (d) penggunaan entres asal klon anjuran; dan (e) keberadaan sertifikat mutu benih terhadap bibit karetyang dijual.
IIASIL DAI\[ PEMBAHASAI\I Jumtah kelompok penangkar bibit karet binaan Balai Pengujian dan pengawasan Mutu Benih Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas adalah 16 Kelompok dengan anggota 96 orang.Terdapatnya 16 kelompok penangkar tersebut diharap kan dapat meningkatkan produksi bibit karet dengan mutu yang terjamin. Untuk mendapatkan bibit yang bermutu diperlukan adanya calon batang atas yang berasal dari kebun entres yang sesuai anjuran teknis.Luaskebun entres dan kebun pembibitan yang dimiliki kelompok adalah 32,2 darr 125,25 hektar. Keberadaan kelompok dan ketersediaan kebun entres dan pembibitan diharapkan cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam memproduksi bibit yang bermufu.
Pengetahuan dan ketaatan terhadap peraturan perbenihan yang berlaku. Petugas Balai Pengujian Dan pengawasan Mutu Benih (BP2MB) yang juga selaku Pengawas Benih Tanaman melakukan kegiatan secara aktifdan sesuai dengan tugas pokok dalam mensosialisasikan peraturan perbenihan kepada para penangkar bibit karet. Kegiatan tersebut dilakukan melalui penyuluhan, menganjtukan, dan Volume 2 Nomor 2, Juni 2013
ISSN: 2302 - 6715 memonitoring kegiatan penangkaran bibit karet Tugaspokok Pengawas Benih Tanaman dantaranya sebagai: l)penghubung denganpemerintah dimana Pengawas Benih Tannrarr sebagai penyampai aspirasi konsumenbenih tanama\ 2) Pengawas benih tanam$ sebagai penyampai kebijakan dan peratwan yang menyangkut kebijakan dan peratrran dibidang pertanian dibidang per!6nihm tanarnaq 3) Pengawas benih tanaman $agai motivator, 4)pengawas benih taoamm senantiasa membuat produsen benih Anarnan tahu mau dan mampq dan 5) Peryawas benih tanaman sebagai gum danpenbimbing Penangkar.
Aktiytes petugas BP2MB dalam meniEBatkan partisipasi penangkar terhaiLp pembangunan dan pelayanan tcrhaiLp masyarakat Alrtivitaspetugas Bp2MBdalam men_ ganjuilan unhrk menjelaskan tentang asal usul btityang diproduksi penangkar kepa. da cahn konsumen bervariasi. Responden yang myatakan petugas sangat aktif, aktifl cukup aktil dan tidak aktif secara beruru_ tan adahh 2,10, 56,24, 34,37, dan 7,29yo. Bedasdan kegiatan dalam menganjrukan untuk hrpartisipasi terhadap pembangunan dapelayanan terhadap masyarakat dikatakacukup aktif dimana sebesar 67,7lyo reqpofu menyatakan cukup aktif. Re_
menyahkan bahwa petugas sangat aktil aktif, cnhrp aktif, dan tidak aktif dalam men_ ganjurlan untuk membuaf petak percobaan secara berurutan adalah
2,10, 39,64,
41,6,1,
danlgJg%.
hugas dalam mengadakan penyulu_ han temng manfaat penggunaan benih ber-
2,10, 10J1, dan 1 ,04yo. Keaktifan menganjurhn untukmenghasilkan bibit karet
bermutu dikatakan aktif dimana sebesar 87,50yo responden menyatakan aktif, sedangkan sebesar 9,37 darr 3,l3yoresponden menyatakan sangat aktif dan cukup aktif.
Ketaatan terhadap pelahsanaan kegiatan yang dianjurkan BP2MB Secara umum dapatdikatakan bahwa kegiatan budidaya tanaman karet yang dilakukan oleh responden dalam pemeliharaannya kadang dilakukan pemupukan sesuai dengan dosis yang dianjurkan, yaitu sebesar 55,2lYo dari Jumlah responden menyatakan kadang dilakukan pemupukan sesuai dengan dosis yang dianjurkaru sebesar 4l,66yo dari responden menyatakan dilakukan pemupukan tapi tidak sesui dosis anjuran, sementara sebesar 3,l3Yo menyatakan se_ lalu dilakukan pemupukan sesuai dengan dosis anjuran. Alasan responden dalam pemeliharaan tidak dilakukan pemupukan sesuai dosis, karena sulitnya petani dalam mendapatkan pupuk terutama pupuk Urea, SP 36, dan KCL. Kegiatan dalam pemasaran bibit karet yang dilakukan responden TlYodarijumlah bibit yang dimiliki diajukan sertifikasi, dimana sebesar 77,\gyo daiJumlah responden menyatakan mengajukan sertifikasi saat memasarkan bibit karetrya" sebesar l0,42yo dari responden menyatakan mengajukan setifikasi sebanyak 50% dai bibit yang dimilikinya sebesar 2,0gyo menyatakan selalu mengajukan sertifikasi, dan sebesar l0,42yo menyatakan mengajukan sertifikasi sebanyak 25yo dair bibit yang dimiliki. Alasan mengapa bibit yang dipasarkan tidak seluruhnya disertifikasi pada saat akan dipasarkan yaitu masih ada konsumen yang membeli bibit yang tidak disertifika_ si dan harga bibit yang disertifikasi lebih _mahal. Kegiatan dalam penyediaan bibit karet yang dilakukan responden, seluruhnya merupakan bibit unggul,dimana l00yo responden menyatakan bahwa bibit yang diproduksi semuanya merupakan bibit karet unggul. Kegiatan dalam penyediaan bibit karet yang dilakukan responden sebagian besar berupa bibit karet polyb ag (81,25yo); sedangkanresponden sisanya sebanyak l8
NATutrus - htrnal penelitian pengelolaan sumberdaya Alam dan Lingkungan
ls3
ISSN:2302 - 67ts I
diakan oleh responden setiap mwim sebagian besar dari bibit yang diproduksi meru_ pakan bibit karet bermutu dimana sebesar 77,08yo responden menyatakan 75% dari
Z \
I
jrt karet7io/otelah dilakukan pelabelan. Hanya
bibit karet yang tidak dilakukan bibit yang diedarakukan pelabelan dapat diberi lebel harus sesuai dengan jumlah bibit yang susebagian
dah disertifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
s€rta sebelum didistribusikan dilakukan pelabeh- Sertifikasi dan pelebelan bibit enih ten-
'ang Sistem Budiday_a Tanaman dimana
dinyatakan bahwa benih
_
2.
dari
varitas
yrytelah di tetapkan oleh pemerintah. Pemerintah No. ++ Tahun 1995 Tentang perbenihan Tanaman Tanggal 30 Desember 1995 yang ber_ bunyi: Penga[ran perbenihan Tanaman bertujuan; (a) menjamin terpenu-liinya k$utuhan benih bermutu secara me_ madai dan berkesinambungan dan (b) Per-aturan
menjamin kelestarian plasmanutfah dan pemanfaatannya.
3.
Peratnan Menteri pertanian
No 3
9/
Permentan/OT. 140/g/2006 tentang produksi sertifikasi dan peredaran Benih BimKetersediaan Bibit yang Bermutu Ketersediaan bibit karet yang dise_ 154
luh bibit yang diproduksi merupakan bibit yang bermue sebesar l0,42yo re_ sponden menyatakan 50% dari jumlah
bibit karet yang diproduksi merupakan bibit
yang bermutqsebesar l},4lyo menyatakan bahwa 25% bibit karet yang dipioduksi merupakan bibit yang bermufu sementara sebesar 2,08yo yang setiap musim bibit yang diproduksi semuanya merupakan bibit yang bermutu. perbedaan persentase jumlah bibit karet yang bermutu yang ada pada masing masing penangkar ini dikarenakan sesuai dengan jumlah bibit yang dilakukan sertifikasi dan dilakukair pelabe_ lan pada saat bibit diedarkan/dipasarkan. Sertifikasi dan pelabelan mengacu pada ketentuan pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya'Tanaman dan Peratwan pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 Tentang perbenihan Tanaman, benih bina yang diedarkan harus memenuhi standar mufu yang ditetapkan, serta peraturan Menteri Pertanian Nomor 39/ permentan/OT.l40/8/2007 Tentang produksi, Sertifikasi dan peredaran Benih Bina telah ditetapkan bahwa sertifikasi harus dilaku_ kan terhadap produksi benih baik yang diproduksi melalui perbanyakan vegetatif maupun generatif. Kegiatanpembinaan dari petugas BP2MB dalam penangkaran bibit karet dapat berpengaruh terhadap peningkatan permintaan bibit karet difenangkar bibit. Hal ini ditunjukkan oleh iesponden yang menyatakan banyak, cukup banyak, dan sedikitpeningkatan permintaan bibit kareta setelah pembinaan dalah 2,Og,7g,l3, dan 19,79%o. Penyediaan bibit karet yang dilakukan responden sebagian besar menggunakan entres asal klon anjuran. Hasil tersebut dinyatakan oleh 92,7 lyo responden menyatakan bibit yang disediakan l0O% menggunakan entres asal klon anjuran dan hanya sebesar 7,29yo yang dalam pengoku_ lasianya mengunakan l5yo entres uruiklon anjuran. Pemasaran bibit karet yang dilaku_ Volume 2 Nomor 2, Juni 2013
\- ol 3,1
)
), ((
{
l,
7
t8 Lt t ('
0
\,3
I
J-L
(,o
il
3r(
tt
1
rsSN: 23a2: kan olehpenangkar hanSra 50%
bibit terjual ada Serfrkat Mutu Benihnya. Tujuh puluh empaheryon den (7 7,08%o) menyatakan bibit yang dipasarkan ada Sertikat Mutu BenifuyU duaresponden (2,09yo)menyatakan bibityang dipasarkan selunrnya ada Sertifikat lvfifi Benihnya, I 0 responden (10,42%) menyatakan bibit karet karet yang dipasarkan75% ada Sertifikat Mutu Benihnya, dan hanya l0 responden (10,42yo)dari jumlah responden menyatakan bibit yang dipasarkan banya sebagian kecil ada Sertifikat MutuBenihnya. Kegiatan penyediaan benitr/penyediaan bibit merupakan kegiatan untuk rnemenuhi kebutuhan benih/bibit tanaman perk$rman untuk kegiatan dekonsentrasi di Kahryaten Musi Rawas secara tepat va_ rietas/kh4 muhl jumlah, waktu,lokasi dan harga-hang lingkup kegiatannya meliputi kelas benih yang harus digunakan, sistem/ ketentm penyediaanya, waktu penyeili_ aan, ryesifikasi benih/bibit dan penyaluran_ nya serta lokasi dan volume penyediaan benih/bibit.
Dlihat dari kegiatan pembinaan yang dilaksanakan oleh petugas dari Balai pengujian dan Pengawasan Mutu Benih pada penarykaran bibit karet ternyata dapat meninghfhnpotensi bibit karet bermutu di Kabrpden Musi Rawas. Hal ini dibukti-
polybagdengan rincian berdasarkan Tanda Regristasi Usaha perbenihan (TRUp) se_ bagai berikut: 1). TRUP No. 525.2t iOOt_
libag
3). TRUP
No. 525.2 1/003-IV.I/BUN dengan potensi sebanyak 1.3g1.400 bibit karet polibag. TRUp No.525.21I004-IV.V BUN dengan potensi sebanyak 1.050.000 bibit kaet polibag, TRUP No 525.211303IV.I/Bt N dengan potensi sebanyak 5gg.600
ueiaruus
-
6ii5,,
bibit karet polibag. Thnda Registrasi Usaha Perbenihan tersebut keluarkan setelah ad_ anya penilaian oleh Tim penilai Tanda Registrasi dan Kualifikasi Usaha perbenihan Dinas Perkebunan Kabupaten Musi Rawas Dengan Keputusan Kepala Dinas perkebunan Kabupaten Musi Rpwas Nomor: 264l KPTS/Disb v,/2012 Tanggal 9 Apil 2012 Dampak pengelolaan penangkaran bibit karet terhadap lingkungan Kegiatan pem bunarU khususnya bibit karet yang ada was yang dilakukan oleh Bp2MB, melalui penyuluhan dan pembinaan kepada para penangkar yang dilakukan oleh petugas mampu. mengkonservasi tanah, air, tana_ man, tidak merusak lingkungan" serta secara teknis tepat guna, secara ekonomi layak, dan secara sosial dapat diterima. Kegiatan penangkaran bibit karet tersebut telah men_ gacu pada pembangunau yang berwawasan lingkungan, kegiatan ini telah banyak membawa dampak positif yaitu: l) terpenuhinya secara berkelanjutan kebutuhanekonomi bagimasyarakat,baik untuk generasi masa kini maupun datang, 2)penyediakan lapangan kerja dan pendapatan yang layak yang memberikantingkatkesej ahteraan dalam kehidupan yang wajar bagi masyarakat sekitar, 3) berubatrnya lahan-lahan yang kurang produktif menjadi lebih produktif, 4) pengurangan dampak kegiatan pembangunan sektor lain yang dapat menimbulkan pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan hidup.Adanya teknologi dalam pengem_ bangan penangkaran bibit karet unggul melalui perbanyakan tanaman secara vegetatif (teknikokulasi) yang dilakukan oleh kelompok-kelompok penangkar bibit karet membuat lahan yang tadinya dibiarkan begitu saja saat ini telah dimanfaatkan untuk memproduksi bibit karet bennutu. Kegiatan tersebut dapat meningkatkan nilai tambah dan dapat erosi yang timbulkan daya ,"rup tanah terh enangkaran bibit karet dilakukan dengan pendekatan
Jurnal penelitian pengelolaan sumberdaya Alam dan Lingkungan
r55
ISSN:2302
-
67t5
sistem dan usaha agribisnis serta kemi_
unen-
ma agroklimat, tanaman karet cukup sesuai dikembangkan di sebagian besar ivilayah
Indonesia,terutama di Kabupaten Musi Rawas. Kemajuan dalam penelitian karet telah menciptakan klon karet yang tidak lr*y. -dlput dipanen lateksnya saja tetapi juga telah mengarah ke tanaman klet yang dapat dimanfaatkan kayunya. v"fuup* kualitas kayu tanaman karet ini tiaat sebaik kualitas kayu hutan seperti meranti, kulim, petanang, balam dan lain-lain. Namun dengan teknik pengolatran yang tepa! kayu karet dapat dijadikan sebagai bahan baku furniture dan industri.Beberapa klon karet penghasil lateks dan kayu hasil persilangan Pusat Penelitian Karet selain tton tRR Jg, RzuC 100 yang saat ini telah direkomen.=dasikan antara lain adalah IRR ll2, IRR I 18, dan saat ini kedua klon tersebut sedang dikembangkan di oleh kelompok_kelompok penangkar yang ada di Kabupaten Musi Rawas. Harga karet yang cukup baik saat ini dan dalam beberapa tahun ke depan diperkirakan tanaman karet dapat dijadikan solusi yang cukup efektrf dalam mengurangi laju kerusakan hutan. Selain itu tanaman *"*_ pakan makhluk hidup yang sangat efektif dalammenambat karbon dari udJra, proses tersebut terj adi melalui fotosintesis.Asimilat hasil fotosintesis selanjutnya dijadikan rybagai bahan penyusun tubuh tanaman (dauq batang, dan akar).Salah satu tanaman perkebunan yang cukup efektif dalam memfiksasi karbon adalah tanaman karet.
SIMPULAIY Dari hasil dan pembahasan penelitian maka- dapat disimpulkan: l). persepsi re_ sponden terhadap aktivitas petugas
BP2I\4B dalam meningkatkan pengetahuan dan ketterhadap peraturan perbenihan yang lut1berlaku. partisipasi terhadap pembangunan dan pelayanan terhadup *uryurakaVietani konsumendikatakan aktif. Sesuai dengan tugas pokoknya selaku penghubung dengan pemerintah, pembimbing,dan sebagai moti_ vator. 2). Keaktif'an petugas Bp2Mb dalam membina para penangkar, bepengaruh terh_ adap peningkatkan ketaatan para penangkar 1s6 Volume 2 Nomor 2, Juni 2013
lsSN: 2302 - 67ts bibit karet terhadap kegiatan-kegiatan yang dianjtukan dalam penyediaan bibit unggul, pelaksanaan sertifikasi serta pelabelan ter_ hadap bibit yang akan dipasarkan, 3). pelaksanaan penangkaran bibit karet yang ada di Kabupaten Musi Rawas qudah dilaksanakan sesuai denganUndang-Undang No 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tana_ man, Perafuran pemerintah No. 44 Tahun 1995 Tentang Perbenihan Tanaman, perahran Menteri Pertanian No 39lperm entan/ OT. 1401 8/2006 tentang produksi sertifikasi dan peredaran Benih Bina. 4). Keberadaan penangkar bibit karet berpengaruh terhadap ketersediaan bibit yang bermutu yang diinginkan oleh petani,5). pengembangan
pembangunan tanaman karet dapat dijadikan solusi yang cukup efektif dalam men_ gurangi laju kenrsakan hutan.
DAMARPUSTAI(A l_7tselit Sembawa, 2OO9^ pengelolaan Bahan Tanaman IGret -DISBUN, 2012. Statistik Ltias Areal dan '
-'
Produksi Tirnaman perkebunan
DISBUN, Z0lO, Workshop Kebijakan Pemerintah Dalam pembangunan Perkebunan.
Dirtjeq 2007.pedoman teknis produksi, Sertifikasi dan peredaran Benih
.
Bina.
NA?uR4us - Jurnar peneritian pengeroraan sumberdayaAram dan Lingkungan
157