ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA
TESIS
Oleh
RINI DWIYANI HADIWIDJAJA 057019025 / IM
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007 Judul Tesis
: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
MANUFAKTUR DI INDONESIA Nama
: Rini Dwiyani Hadiwidjaja
Nomor Pokok
: 057019025
Program Studi
: Ilmu Manajemen
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak Ketua
Drs. Syahyunan, M.Si Anggota Ketua Program Studi,
Dr.Hj. Rismayani, SE, MS.
Direktur,
Prof.Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc.
Tanggal Lulus : 15 Agustus 2007
Telah diuji pada
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Tanggal : 15 Agustus 2007
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
: Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak
Anggota
: 1
Drs. Syahyunan, M.Si
2
Dr. Hj. Rismayani, SE, MS
3
Dr. Muslich Lufti, MBA
4
Drs. H. B Tarmizi, SU
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis yang berjudul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan, Agustus 2007 Yang membuat pernyataan,
Rini Dwiyani Hadiwidjaja NIM. 057019025
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
ABSTRAK Rini Dwiyani Hadiwidjaja, 2007, Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia, dibawah bimbingan Ade Fatma Lubis (Ketua) dan Syahyunan (Anggota). Industri manufaktur memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestic Bruto (PDB), namun pertumbuhan industri manufaktur dan nonmigas masih relatif rendah. Kemunduran industri selama tahun 2005 disebabkan oleh 3 (tiga) hambatan terbesar yaitu ketidakstabilan makroekonomi, ketidakpastian kebijakan dan korupsi. Kondisi ini tercermin juga dari jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dari tahun 2001 hingga 2005 menurun sehingga berdampak pada pembayaran dividen, menurunnya laba dan meningkatnya jumlah hutang yang harus dibayarkan membuat banyak perusahaan menjadi tidak lancar dalam membagikan dividen pada para pemegang sahamnya, bahkan tidak sama sekali membayarkan dividen selama 3 (tiga) tahun berturut-turut. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh faktor-faktor Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI) dan Tax Rate terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan faktor apa yang paling dominan. Teori yang mendukung penelitian ini adalah analisis rasio keuangan dan teori kebijakan dividen yang berkenaan dengan rasio pembayaran dividen Data yang digunakan data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan dari 31 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ selama tahun 2001 hingga 2005. Pendekatan penelitian ini adalah desktriptif kuantitatif dengan metode explanatory research. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda dengan alat bantu SPSS ver 12.0. Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah uji pengaruh secara serempak (Uji F) dan uji pengaruh secara parsial (Uji t) pada tingkat kepercayaan (confident interval) 95% atau α = 5%. Uji F menunjukkan bahwa semua variabel bebas yang diteliti memiliki pengaruh yang signifikan secara serempak terhadap Dividend Payout Ratio. Pada Determinasi (R2) menunjukkan variabel bebas yang diteliti mampu menjelaskan variasi variabel terikat sebesar 43,3% dan sisanya sebesar 56,7% dijelaskan oleh variabel lain yang belum diteliti. Namun uji secara parsial (Uji t) hanya ROI dan Tax Rate yang berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Adapun faktor yang paling dominan mempunyai pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio adalah ROI dilihat dari nilai koefisien regresi ROI sebesar 0,050. Kata Kunci : Dividend Payout Ratio, Return on Investment
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
ABSTRACT Rini Dwiyani Hadiwidjaja, 2007, Analysis of Factors That Influence Dividend Payout Ratio on Manufacture Company in Indonesian. Under Guidance of Ade Fatma Lubis (Supervised) and Syahyunan (Member). Manufacture industries confer the biggest contribution to Gross Domestic Product, yet growth is relatively low. Manufacture industries decline in 2005 was caused by 3 big obstructions, its instability in macroeconomics, uncertainty policy and corruptions. This conditions shows in amount of manufactures companies have declined from 2001 until 2005, which affected to profit and liabilities of manufactures companies. This condition caused the payment of dividend manufactures companies decline year to year and some companies didn’t paid the dividend for 3 (three) years respectively. The problems of this research are how is the influence of Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI) and Tax Rate to dividend payout ratio at manufactured industry in Indonesia. The objective of this research is to finding out and analyzes the influence of Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI) and Tax Rate to dividend payout ratio at manufactured industry in Indonesia and which factor will be the most dominant to dividend payout ratio. The theories to be used are financial ratio and decisions of dividend payment theory. The data used in this research is from the yearly financial report of the thirty one manufactured industries listed at the Jakarta Stock Exchange (JSX) at 2001 to 2005. The types of research are descriptive and quantitative with the explanatory research method. The analysis of method used in this research is the multiple linear regressions method. The hypothesize test used the statistical of F-test and the statistical of t-test with confident interval 95% and level of significant 5%. The statistical of F-test shows that all independent variables simultaneously influence Dividend Payout Ratio at the determinant coefficient (R2) 43,3% its shows that research independent variables able to explain 43,3% to Dividend Payout Ratio while the remaining of 56,7% explained by independent variables that were un-research. The statistical of t-test shows that only ROI and Tax Rate partially influence Dividend Payout Ratio. Return on Investment is the most variable that influence Dividend Payout Ratio with regression coefficient 0,050. Key Words: Dividend Payout Ratio, Return on Investment
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Rini Dwiyani Hadiwidjaja, lahir di Bandung pada tanggal 30 Januari 1977. Anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Drs. H. Iding Hadiwidjaja dan Dra. Hj. Yayah Siti Mariah, M.Pd yang beralamat di Jl. Asrama, Komp. Bumi Asri Blok C No. 106 Cinta Damai, Medan. Status Menikah, suami bernama H. Edy Swasono, SE. dan dikarunia satu anak yang bernama Muhammad Luthfan Kautsar. Saat ini bekerja di Universitas Terbuka (UT) sebagai Staf Akademik yang beralamat di Pondok Cabe Raya, Pamulang, Banten. Mulai menuntut ilmu pada tahun 1984 di Sekolah Dasar (SD) Negeri 03 Jakarta Barat, lulus tahun 1989. Kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 206 Jakarta Barat pada tahun 1989, dan lulus tahun 1992. Dari tahun 1992 sampai tahun 1995 menduduki bangku Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 85 Jakarta Barat. Pada tahun 1995 melanjutkan studi ke Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) PERBANAS Jakarta, dan lulus tahun 2000. Berkat bantuan dan dorongan dari keluarga tercinta, akhirnya melanjutkan ke Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Program Studi Magister Ilmu Manajemen pada tahun 2005 dan lulus tahun 2007.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan atas Nabi Muhammad SAW, sahabat dan semua umatnya yang bertaqwa. Berkat rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia”. Tesis ini merupakan tugas akhir dalam proses belajar untuk mendapatkan gelar Magister Sains dari Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Walaupun terdapat suka duka dan rintangan yang penulis hadapi dalam proses penulisan tesis ini, namun berkat bimbingan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat mengatasinya dengan baik. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada: 1.
Ibu Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nissa B.,M.Sc. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
2.
Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Bapak Drs. Syahyunan M.Si, selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan petunjuk, pengarahan dan bimbingan sehingga tesis ini dapat selesai.
3.
Ibu Dr. Hj. Rismayani, SE,MS, Bapak Dr. Muslich Lufti, MBA dan Bapak Drs. H.B. Tarmizi, SU, selaku Komisi Pembanding yang telah banyak memberikan masukan, saran dan kritikan membangun dalam menyempurnakan penulisan ini.
4.
Ibu Dr. Hj. Rismayani, SE, MS, selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
5.
Rekan-rekan seangkatan 2005/2006 Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya Ka Imas, Risne, Rudi, Nurul, Guna, Pa Nasir dan Izul yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan studi dan tesis ini.
6.
Orangtua tercinta Drs. H. Iding Hadiwidjaja dan Dra. Hj. Yayah Siti Mariah, M.Pd, dan mertua tercinta H. Soentoro, MS dan Hj. Roro Suharsih serta keluarga besar saya yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan do’a yang tulus kepada penulis. Teristimewa kepada suami tercinta H. Edy Swasono, SE yang selalu memberikan
do’a dan dukungan, semangat dan pengorbanan yang tulus serta pada anak kami tersayang, Muhammad Luthfan Kautsar yang menjadi semangat bagi penulis dalam menempuh dan menyelesaikan program master ini Segala bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini dicatat sebagai amal kebajikan dan semoga diberi imbalan yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat menjadi sebuah masukan yang berharga bagi kita semua dalam memperkaya pengetahuan kita.
Medan, Agustus 2007 Penulis
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR ISI Halaman
LEMBAR PENGESAHAN TESIS ………………………………………………..
i
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN ……………………………………...
ii
LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………………….
iii
ABSTRAK ………………………………………………………………………...
iv
ABSTRACT ……………………………………………………………………….
v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….........
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………………….
viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………
ix
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………...
x
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………
xiii
DAFTAR GRAFIK ………………………………………………………………..
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ………………………………………………..
1
1.2
Perumusan Masalah …………………………………………..
4
1.3
Tujuan Penelitian ……………………………………………..
4
1.4
Manfaat Penelitian ……………………………………………
5
1.5
Kerangka Pemikiran ………………………………………….
5
1.6
Hipotesis ……………………………………………………...
8
TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Penelitian Terdahulu ….………………………………………
9
2.2
Rasio Keuangan ………………………………………………
11
2.2.1
11
Pengertian dan Jenis-jenis Rasio Keuangan ……………
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
2.2.2 2.3 2.4
BAB III
Keterbatasan Rasio Keuangan ………………………….
14
Dividen …………………………………………………………
16
2.3.1
16
Pengertian Dividen dan Bentuk-bentuk Dividen ……….
Kebijakan Dividen
19
2.4.1
Pengertian Kebijakan Dividen ………………………….
19
2.4.2 Teori Kebijakan Dividen .………………………………
20
2.4.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ..
21
2.5
Alternatif Pembayaran Dividen ………………………………...
27
2.6
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio ……
28
METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Tempat dan Waktu Penelitian ………...……………………......
37
3.2
Metode Penelitian ………………………………………………
37
3.3
Populasi dan Sampel ……………………………………………
37
3.3.1 Populasi …………………………………………………
37
3.3.2 Sampel ………………………………………………….
38
3.4 Jenis dan Sumber Data …………………………………………
39
3.5
Teknik Pengumpulan Data …...………………………………...
40
3.6
Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel ………
40
3.6.1
Identifikasi Variabel …………...…………………........
40
3.6.2
Definisi Operasional Variabel .…………………………
43
Metode Analisis Data ………………………………………......
44
3.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda ……………………....
44
3.7.2
Pengujian Asumsi Klasik ……………………………….
45
3.7.2.1
Uji Normalitas ……………………………….
45
3.7.2.2
Uji Multikolinearitas …………………………
46
3.7.2.3
Uji Heteroskedastisitas ……………………….
46
3.7.2.4
Uji Autokorelasi …….……………………….
47
Pengujian Hipotesis ……………………………………
48
3.7.3.1
Uji Pengaruh Serempak (Uji-F) ……………...
49
3.7.3.2
Uji Pengaruh Parsial (Uji-t) …………………..
50
3.7
3.7.3
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
BAB IV
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Deskripsi Variabel ……………………………………………..
51
4.2
Pengujian Asumsi Klasik ……………………………………….
52
4.2.1 Uji Normalitas …………………………………………..
53
4.2.2 Uji Multikolinearitas ……………………………………
55
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas …………………………………
56
4.2.4 Uji Autokorelasi ……..………………………………….
57
4.3
Analisis Model Regresi Linear Berganda …….………………...
58
4.4
Pengujian Hipotesis ……………………………………………
59
4.4.1 Uji Pengaruh Serempak (Uji F) ………………………..
59
4.4.2 Uji Pengaruh Parsial (Uji t) …………………….............
62
4.4.3 Pengaruh Paling Dominan ……………………………...
66
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan ……………………………...……………………...
5.2 Saran ……………..…………………………………………….
67 68
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………...
69
LAMPIRAN ……………………………………………………………………….
73
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR GAMBAR
No.
Judul
1.1
Kerangka Pemikiran …………………………………………….....
Halaman
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
8
DAFTAR TABEL
No.
Judul
Halaman
3.1
Daftar Nama Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ……......
39
3.2
Definisi Operasional Variabel ……………………………………...
43
3.3
Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi ..…….............
47
4.1
Deskripsi Variabel ………………………………………………….
52
4.2
Hasil Uji Normalitas melalui Kolmogorov- Smirnov (K-S) ..…
55
4.3
Hasil Uji Multikolinearitas ………………………………………
56
4.4
Hasil Uji Autokorelasi …………………………………….....……...
56
4.5
Hasil Uji Pengaruh Serempak (Uji-F) ………………………….......
59
4.6
Hasil Uji Determinasi ………………………………………………
60
4.7
Hasil Uji Pengaruh Parsial (Uji-t) …..……………………………...
62
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR GRAFIK
No.
Judul
4.1
Hasil Uji Normalitas melalui Histogram ……………………………
54
4.2
Hasil Uji Normalitas melalui Normal P-Plot ………………………
54
4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas …...…………………………….......
57
Halaman
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
1
Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Populasi Penelitian ……...
69
2
Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian Berdasarkan Kreiteria 1 dan 2 ……………………………………..
71
Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian Berdasarkan Kreiteria 1, 2 dan 3 …………………………………...
73
4
Data Gabungan Hasil Penelitian Variabel Penelitian ………………
74
5
Hasil Pengolahan Data Regresi …………………………………….
78
3
Halaman
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor industri
manufaktur. Industri manufaktur memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sampai dengan tahun 2005 sebanyak 140 perusahaan dari 323 perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa peran serta industri manufaktur dalam perekonomian di Indonesia menempati posisi yang dominan. Pertumbuhan industri manufaktur dan nonmigas masih relatif rendah dan masih dapat diraih di masa datang. Kondisi tahun 2000 misalnya, Indonesia masih dapat memelihara pertumbuhan industri nonmigas sebesar 7,02 persen per tahun. Akan tetapi, di tahun 2001, rasio pertumbuhan tersebut menurun sebesar 3,07 persen dan tinggal menjadi 3,95. Angka pertumbuhan ini terus menurun dan tahun 2002 menjadi 3,68 persen. Selain itu ditunjukkan dari kinerja pertumbuhan perekonomian Indonesia yang konsisten menurun dari 6,01 persen (2000) menjadi hanya 1,6 persen (2001), 3,8 persen (2002), lalu 4,4 persen (2003) dan 6,7 persen (2004) (Kompas, 2 Mei 2005). Kemunduran industri manufaktur juga terlihat dalam penyerapan tenaga kerja, setelah krisis lapangan kerja menurun drastis. Antara tahun 2000 sampai dengan tahun 2003, lapangan kerja di sektor manufaktur turun 9,8 persen. Di sektor alas kaki
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
1 bahkan turun hampir 60 persen karena banyak pabrik-pabrik tutup atau direlokasi ke luar negeri, terutama didorong masalah perburuhan dan meningkatnya Upah Minimum Regional (Kompas, 16 Agustus 2005). Berdasarkan pengamatan iklim usaha terhadap 500 perusahaan manufaktur yang dipilih secara acak di lima aglomerasi industri di Indonesia. Secara umum, responden mengatakan bahwa antara tahun 2003 dan 2005 iklim usaha cenderung membaik, namun ada tiga hambatan terbesar yang dihadapi perusahaan manufaktur selama tahun 2005 yaitu ketidakstabilan makroekonomi, ketidakpastian kebijakan dan korupsi. Ketidakstabilan makroekonomi pada tahun 2005 diawali dengan naiknya harga minyak dunia dan suku bunga internasional yang berpengaruh terhadap laju inflasi. Ketidakpastian kebijakan yang dimaksud yaitu dalam hal peraturan perpajakan, perizinan dan pengurusan impor yang merupakan faktor penting bagi daya saing suatu unit usaha. Menurunnya peranan impor barang modal terhadap total impor dan naiknya peranan impor barang konsumsi menggambarkan industri manufaktur pada tahun 2005 melemah (Wartaekonomi, 24 Januari 2005). Kondisi ini tercermin juga pada pertumbuhan industri manufaktur dari sisi mikro yaitu sisi internal perusahaan, dilihat dari jumlah perusahaan (emiten) manufaktur yang terdaftar di BEJ dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 menurun. Hal ini juga berdampak pada pembagian atau pembayaran dividen, menurunnya laba dan meningkatnya jumlah hutang yang harus dibayarkan membuat banyak perusahaan menjadi tidak lancar dalam membagikan dividen pada para pemegang sahamnya. Hal ini tampak dari nilai dividend pershare (DPS) dan dividend payout ratio (DPR) yang menunjukkan bahwa
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
banyak perusahaan yang tidak selalu mencantumkan jumlah DPS dan DPR sama sekali (tidak membayarkan dividen) selama 3 (tiga) tahun berturut-turut. Misalnya pada sektor Industri dasar dan kimia (basic industry and chemical), sub sektor industri semen PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk dan PT Holcim Indonesia Tbk hanya membayarkan dividen sebelum tahun 2000 saja, yaitu dari tahun 1991 hingga 1999 secara berturut-turut sedangkan dari tahun 2001 hingga tahun 2005 tidak membagikan dividen. Sektor aneka industri (miscellaneous industry), sub sektor textile and garment pembayaran dividen hanya dilakukan dari tahun 1994 hingga tahun 1999 saja, sedangkan untuk tahun 2000 hingga 2005 tidak membayarkan dividen. Hal ini juga ditunjukkan oleh kinerja keuangan perusahaan manufaktur melalui ratarata rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas perusahaan manufaktur di BEJ selama periode tahun 2001 hingga 2005, rasio likuiditas yaitu cash ratio rata – rata 0,65 kali, artinya rata – rata perusahaan tidak mampu melunasi seluruh hutang lancarnya dari kas yang tersedia karena setiap satu kali melakukan hutang lancar, perusahaan hanya mampu melunasinya dari kas 0,65 kali. Rasio solvabilitas dilihat dari debt to equity rata – ratanya 0,74 kali. Tingkat profitabilitas (ROI) rata-rata sebesar 11,85 %. Angka ini menunjukkan bahwa keefektifan penggunaan aktiva dalan memperoleh laba bersih perusahaan selama periode itu
pada umumnya cukup baik. Pertumbuhan internal perusahaan dapat digambarkan oleh nilai perusahaan, karakteristik internal, kualitas perusahaan dan kinerja keuangan, serta prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Salah satu informasi yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu melalui data keuangan yang tertuang dalam suatu laporan, yaitu laporan keuangan.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Pada umumnya, tujuan investor melakukan investasi saham adalah untuk mendapatkan keuntungan yang berupa dividend atau capital gain. Pemegang saham selalu berharap untuk mendapat dividen dalam jumlah besar atau minimal relatif stabil dari tahun ke tahun. Sebagian lain dari laba bersih perusahaan merupakan laba ditahan (retained earning) yang akan digunakan oleh perusahaan untuk melakukan investasi kembali (reinvestment). Hal ini merupakan inti dari kebijakan dividen, khususnya dalam menentukan besarnya Dividend Payout Ratio. Keputusan
yang
tepat
dalam
kebijakan
dan
pembayaran
dividen
dapat
memaksimumkan nilai perusahaan dan nilai para pemegang sahamnya. Nilai perusahaan ditentukan oleh nilai modal sendiri dan nilai hutang. Namun apabila dikaitkan dengan pergerakan harga saham ditunjukkan bahwa pembayaran dividen yang semakin besar cenderung akan meningkatkan harga saham.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah : Apakah faktor Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI) dan Tax Rate mempunyai pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur di Indonesia?
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
faktor Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), dan Tax Rate mempunyai pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan manufaktur di Indonesia.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
1.4
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :
1.
Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti khususnya dalam bidang manajemen keuangan dan memberikan kajian empiris tentang dampak informasi keuangan khususnya mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dividend payout ratio. Penelitian ini juga sebagai bahan referensi bagi peneliti / mahasiswa lain yang ingin mengembangkan penelelitian selanjutnya.
2.
Investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu informasi dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan investasi sehubungan dengan harapannya untuk mendapatkan dividen.
3.
Perusahaan (emiten), hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan pengambilan keputusan manajer dalam menetapkan kebijakan
dividen
sehubungan
dengan
penentuan
sumber
pendanaan
(internal/eksternal) jika akan melakukan reinvestment.
1.5
Kerangka Pemikiran Dividen adalah pembayaran yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham
sehubungan dengan keuntungan/laba yang diperoleh perusahaan. Kebijakan terhadap dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk “laba ditahan” guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Namun apabila perusahaan memilih untuk membagikan dividen, maka akan mengurangi laba ditahan yang
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Keputusan yang tepat dalam kebijakan dan pembayaran dividen dapat memaksimumkan nilai perusahaan dan nilai para pemegang sahamnya. Salah satu informasi yang dapat digunakan untuk menilai kesehatan keuangan dan kinerja perusahaan adalah informasi keuangan yaitu laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut berisi informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan yang tampak dari aspek likuiditas, leverage/solvabilitas dan rentabilitas/profitabilitas perusahaan yang berbentuk rasio-rasio keuangan. Kinerja keuangan adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen, oleh karena itu untuk menilai kinerja perusahaan ini perlu dilibatkan analisis dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan, dan mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif. Teknik analisis rasio keuangan yang dapat dipergunakan untuk melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan (Helfert, 1997). Rasio keuangan merupakan tolak ukur untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Rasio-rasio keuangan tersebut dikelompokan ke dalam 5 (lima) kelompok dasar, yaitu likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas dan penilaian (Sawir, 2005). Analisis kinerja keuangan dengan rasio yang dikembangkan dalam hal ini diambil dari sudut pandang investor (pemodal) sehingga yang menjadi fokusnya dilihat dari profitabilitas jangka pendek dan jangka panjang, laba dan dividen yang meningkat serta indikator pasar (Helfert, 1997). Dari berbagai macam rasio keuangan tersebut ada beberapa
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
rasio yang perlu diperhatikan baik oleh pemegang saham maupun oleh perusahaan yaitu Dividend Payout Ratio (DPR). Sedangkan menurut Gitosudarmo (2002) besar kecilnya DPR dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor likuiditas, kebutuhan dana untuk melunasi utang, tingkat ekspansi yang direncanakan (laba yang diperoleh diprioritaskan untuk penambahan aktiva), faktor pengawasan dan ketentuan-ketentuan dari pemerintah, yaitu ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan laba perusahaan maupun pembayaran dividen. Penetapan DPR harus dapat dirasakan manfaatnya bagi kepentingan perusahaan maupun pemegang saham. Bagi pihak perusahaan, informasi yang terkandung dalam DPR akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan jumlah pembagian dividen dan besarnya laba yang ditahan untuk mendukung operasionalisasi dan perkembangan perusahaan. Bagi pihak pemegang saham atau investor, informasi yang terkandung di dalam DPR akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Apakah akan menanamkan dananya atau tidak pada suatu perusahaan sehubungan dengan harapannya untuk mendapatkan keuntungan investasi. Menurut Helfert (1997) ukuran kinerja keuangan dengan analisis rasio dari sudut pandang pemberi pinjaman adalah yang pertama likuiditas perusahaan yang dapat dinilai melalui rasio lancar (Current Ratio) dan rasio kas (Cash Ratio) dan yang kedua leverage keuangan perusahaan yang dapat dinilai melalui hutang terhadap aktiva (DAR), hutang terhadap kapitalisasi dan hutang terhadap ekuitas (DER). Sedangkan dari sudut pandang investor adalah 1) Profitabilitas, yang terdiri dari Pengembalian atas total kekayaan bersih (ROI), Pengembalian atas ekuitas (ROE), dan Laba per saham, 2) Disposisi Laba, yang terdiri dari Dividen per saham, Hasil Dividen dan Pembayaran kembali/penahanan laba
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
(DPR), 3) Indikator Pasar, yang terdiri dari rasio harga, perbaikan arus kas, Nilai pasar thd nilai buku (MBR). Sehubungan dengan hal itu, penelitian ini menggunakan rasio keuangan yang diduga dapat mempengaruhi DPR yaitu Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI) dan Tax Rate (TAX). Dari uraian diatas maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Cash Ratio Debt to Equity Ratio (DER) Net Profit Margin (NPM) Return on Investment (ROI)
Dividend Payout Ratio (DPR)
Tax Rate (TAX)
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
1.6
Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah faktor Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net
Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI) dan Tax Rate (TAX) memiliki pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dividen telah dilakukan oleh
beberapa peneliti sebelumnya seperti Nasution (2004), Nasrul (2004), Hariani (2005) dan Fitriyani (2002). Penelitian terhadap dividen payout ratio yang dilakukan oleh Nasution (2004) berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Go-Public di Bursa Efek Jakarta”. Variabel bebas (independent variable) pada penelitian ini adalah posisi kas (cash position), potensi pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (firm size), rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio) dan profitabilitas (profitability). Jumlah sampel 37 perusahaan yang ditentukan oleh metode purposive sampling dengan batasan waktu dari tahun 1999 hingga tahun 2001 (3 tahun). Metode analisis data dengan regresi linier berganda, cross section dan time series. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Variabel rasio Debt to Equity Ratio (DER) saja yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Penelitian yang dilakukan oleh Nasrul (2004) mengkaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR) namun dengan variabel bebas yang berbeda, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Return on Investment (ROI) untuk periode1999 hingga 2001.
9
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan teknik sampling jenuh karena jumlah populasi yang relatif kecil yaitu sebesar 28 perusahaan manufaktur. Metode regresi linear berganda yang digunakan sebagai analisis data pada penelitian ini. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan secara serempak antara CR, DER, NPM dan ROI terhadap DPR. Current Ratio (CR) dan Return on Investment (ROI) yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio secara parsial. Variabel-variabel yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada perusahaan publik di Indonesia juga diteliti oleh Hariani (2005) dengan batas waktu penelitian dari tahun 2001 hingga tahun 2003 yaitu selama 3 tahun. Sampel yang digunakan 37 perusahaan dan ada 7 (tujuh) variabel bebas (independent variable) antara lain posisi kas (cash position), potensi pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (firm size), rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio), profitabilitas (profitability), tax rate dan time interest earned. Analisis data yang digunakan adalah metode regresi linear berganda dan pengujian asumsi klasik. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa posisi kas (cash position), potensi pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (firm size), rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio), profitabilitas (profitability), tax rate dan time interest earned tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio secara simultan. Hanya variabel rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio) dan profitabilitas (profitability) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio secara parsial. Penelitian ini juga dilakukan oleh Fitriyani (2002) dengan judul “Analisis Variabelvariabel Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Industri Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta” selama tahun 1997 sampai tahun 1999 menggunakan sampel sebanyak 55 perusahaan. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Cash Ratio (CR), Return on
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), firm size (FS) dan Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya (DPR t-1) sebagai variabel independen dan variabel dependennya adalah Dividend Payout Ratio tahun ini (DPRt). Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan pengujian asumsi klasik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembagian dividen tahun ini Dividend Payout Ratio tahun ini (DPRt) dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang tampak dari Return on Investment (ROI) dan Dividend Payout Ratio (DPRt-1) tahun sebelumnya.
2.2 2.2.1
Rasio Keuangan Pengertian dan Jenis-jenis Rasio Keuangan Salah satu cara untuk mengetahui kesehatan keuangan atau kinerja suatu perusahaan
dan masalah-masalah yang sedang dihadapinya adalah dengan melalui analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat membantu perusahaan dalam mendeteksi masalah-masalah yang dihadapi sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan untuk mencegah semakin memburuknya kondisi atau kesehatan perusahaan. Harahap (2004) menyatakan bahwa rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya, sehingga kita dapat menilai secara tepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkan dengan rasio lain. Keown, Scott, Martin and Petty (1999) Financial ratios is restating the accounting data in relative terms to identify some of financial strengths and weaknesses of a company. The ratios give us two ways of making meaningful comparisons of a firm’s financial data: (1) we can examine the ratios across time (say for the last 5 years) to identify any trends; and (2) we can compare the firm’s ratios with those of other firms.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa rasio keuangan adalah keadaan factual perusahaan dengan mengidentifikasikan kekuatan-kekuatan keuangan dan kelemahankelemahan keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan akan memberi cara bagi analisis untuk membuat perbandingan yang berarti dari data keuangan perusahaan melalui : 1) waktu yang berbeda, artinya membandingkan rasio-rasio perusahaan yang sama dari laporan keuangan terdahulu, 2) perusahaan lain yang berbeda, yang mempunyai skala dan lingkungan yang kurang lebih sama. Menurut Keown, Scott, Martin and Petty (1999) we use financial ratios to answer questions about a firm’s operations and to evaluate the company’s financial performance. Specifically, we can address for important questions: 1. How liquid is the firm? 2. Is management generating adequate operating profits on the firm’s assets? 3. How is the firm financing its assets? 4. Are the owners (stokeholders) receiving an adequate return on their investment? Rasio keuangan memberikan dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting berkaitan dengan kegiatan operasi perusahaan dan evaluasi kinerja keuangan perusahaan, antara lain : 1.
Bagaimana
likuidasi
perusahaan?
Likuiditas
berkaitan
dengan
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segenap utang atau kewajibannya. 2.
Apakah manajemen menghasilkan cukup keuntungan dari aktiva perusahaan? Karena tujuan utama pembelian aktiva ialah menciptakan keuntungan, analis perlu memiliki pedoman atas tingkat keuntungan perusahaan. Jika tingkat keuntungan itu tidak memadai dibandingkan dengan investasinya, maka perlu diadakah telaah lebih lanjut untuk mengungkapkan penyebabnya.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
3.
Bagaimana manajemen perusahaan membiayai investasinya? Keputusan ini mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat hasil bagi para pemegang saham umum.
4.
Apakah pemegang saham umum menerima laba yang cukup dari investasinya? Tingkat hasil yang diperoleh investaor merupakan pertimbangan pokok para investor dalam membeli saham perusahaan. Sedangkan menurut Kuswadi (2006) biasanya analisis rasio keuangan dibedakan
menjadi 5 (lima) , yaitu : 1.
Rasio Kemampulabaan (Profitability Ratio) Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba secara relatif. Relatif disini artinya laba tidak diukur dari besarnya secara mutalk tetapi diperbandingkan dengan unsure-unsur atau tolak ukur lainnya. Tolak ukur yang dipakai biasanya Pendapatan, Dana dan Modal. Beberapa jenis rasio profitabilitas ini dapat dikemukakan sebagai berikut : 1) Rasio Laba atas Penjualan (Net Profit Margin), 2) Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak atas Penjualan 3) Rasio Laba Kotor atas Penjualan (Gross Profit Margin), 4) Rasio Laba Operasi atas Total Investasi (Return on Investment), 5) Rasio Laba atas Modal (Return on Equity).
2.
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Beberapa rasio likuiditas
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
ini adalah sebagai berikut :1) Rasio Lancar (Current Ratio), 2) Rasio Cair (Quick Ratio/Acid Test Ratio) dan 3) Rasio kas (Cash Ratio). 3.
Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Rasio ini menggambarkan kinerja perusahaan dalam pengelolaan persediaan dan
piutangnya, rasio ini dapat dibagi menjadi 4 (empat), yaitu : 1) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over), 2) Rasio Hari Persediaan (Inventory Period), 3) Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turn Over), dan 4) Rasio Periode Pengumpulan Piutang (Average Collection Period). 4.
Rasio Efektivitas Penggunaan Dana dan Biaya Rasio ini untuk melihat sampai seberapa jauh efisiensi dan efektivitas penggunaan
dana dan biaya. Biasanya biaya tersebut diperbandingkan dengan hasil penjualan. Rasio ini dibagi menjadi 5, yaitu : 1) Rasio Harga Pokok Penjualan atas Penjualan, 2) Rasio Harga Pokok Penjualan dan Beban Operasi atas Penjualan, 3) Rasio Beban Penjualan atas Penjualan dan 4) Rasio Beban Administrasi dan 5) Rasio Beban Keuangan. 5.
Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang. Rasio solvabilitas antara lain : 1) Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Harta/ Aktiva (Debt To Asset Ratio), 2) Rasio KewajibanJangka Panjang atas Modal (Debt To Equityt Ratio) dan 3) Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Kapitalisasi. 2.2.2
Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Menurut Sawir (2005) keterbatasan analisis rasio keuangan antara lain :
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
a.
Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang.
b.
Rasio disusun dari kata akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bias merupakan hasil manipilasi.
c.
Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
d.
Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan Sedangkan menurut Kuswadi (2006) Analisis rasio keuangan memiliki keterbatasan-
keterbatasan atau kelemahan-kelemahan, antara lain : a.
Mutu analisis rasio akan bergantung pada akurasi dan validitas angka-angka yang digunakan, sebagian besar diambil dari neraca dan laporan laba rugi perusahaan (selain dari buku-buku pembantu).
b.
Biasanya, analisis rasio terutama digunakan untuk memprediksikan masa depan serta mengidentifikasi
kekuatan
dan
kelemahan
perusahaan,
tetapi
sering
tidak
mengungkap penyebab-penyebabnya. Hal itu terjadi karena data yang digunakan umumnya berasal dari data masa lalu (data historis). Data historis ini mungkin bukan merupakan hasil atau kesimpulan yang akurat dari kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. c.
Apabila jumlah jumlah penyusutan dan amortisasi relatif cukup besar (signifikan), angka rasio laba dapat menyesatkan
d.
Informasi-informasi penting justru sering kali tidak tercantum dalam laporan keuangan. Kebijakan pemerintah dan aktivitas serikat pekerja, perubahan manajemen, perubahan industri, perkembangan teknologi dan aktifitas para pesaing juga perlu
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
dipertimbangkan dalam penilaian kinerja perusahaan, termasuk sumber daya manusianya. e.
Sulitnya mencapai komprabilitas yang tinggi diantara perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu yang sedang diperbandingkan. Kesulitan tersebut terjadi karena : • Terdapat perbedaan mendasar dalam pelaksanaan prinsip dan prosedur akuntansi yang digunakan. • Prinsip, prosedur, dan asumsi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan sering berubah sehingga sulit untuk membuat penilaian yang akurat terhadap maju mundurnya perusahaan.
2.3 2.3.1
Dividen Pengertian Dividen dan Bentuk-Bentuk Dividen Keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham dapat berupa capital
gains dan dividen. Capital gains adalah perolehan keuntungan dari selisih lebih antara harga jual dengan harga beli saham, sedangkan dividen merupakan pendapatan yang diterima pemegang saham secara periodik dari sebagian laba bersih yang disisihkan oleh perusahaan. Dividen juga sebagai harapan bagi para investor, artinya pada titik tertentu para investor mengharapkan adanya pembagian laba dari laba yang diperoleh perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa pengertian dasar dividen adalah pembayaran yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham sehubungan dengan keuntungan/laba yang diperoleh perusahaan Sundjaja dan Barlian (2002) menyatakan bahwa dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama dimana pemilik dan investor akan menentukan nilai saham. Dividen tunai adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Sedangkan Kieso dan Weygandt (1995) menyatakan bahwa pembagian dividen umumnya didasarkan pada akumulasi laba yaitu ditahan atau pada pos modal lainnya seperti tambahan modal disetor. Dividen yang tidak didasarkan pada laba ditahan (dividen likuidasi) harus dijelaskan secukupnya pada lampiran pesan kepada pemegang saham sehingga tidak terjadi kesalahpahaman tentang sumbernya. Kieso dan Weygandt (1995) mengungkapkan bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya dapat berbentuk: 1. Cash dividend yaitu pembayaran dividen dalam bentuk tunai. 2. Stock dividend yaitu pembayaran dividen dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. 3. Script dividend (promisory notes) yaitu hutang dividen dalam bentuk script atau pembayaran dividen pada masa yang akan datang. 4. Property dividend yaitu pembayaran dividen dalam bentuk kekayaan seperti barang dagangan, real estate atau investasi dalam bentuk lain yang dirancang oleh dewan direksi.
Brealey and Myers (2004) most company pay a regular cash dividend each quarter, but occasionally this regular dividend is supplemented by one-off extra or special dividend. Dividends are not always in the form of cash. Frequently companies also declare stock dividens. Pernyataan diatas menjelaskan bahwa pada umumnya perusahaan membayarkan dividen dalam bentuk kas secara regular, tetapi terkadang diberikan dividen tambahan atau spesial dividen kepada pemegang saham. Dividen tidak selalu dalam bentuk kas tetapi bisa juga dalam bentuk saham (stock dividens). Menurut Brealey dan Myers (2004) ada beberapa macam bentuk dividen, yaitu :
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
1. Cash Dividend yaitu dividen yang diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai. Bentuk ini sangat sering digunakan karena tingkat likuidasinya cukup tinggi sehingga cenderung disukai oleh para pemegang saham. 2. Stock Dividend yaitu dividen yang diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk lembar saham. Bentuk ini pun sering digunakan, terutama jika perusahaan kesulitan meneydiakan dividen dalam bentuk tunai. 3. Extra Dividend yaitu dividen tambahan yang diberikan kepada pemegang saham jika perusahaan mendapatkan keuntungan besar. Namun bentuk dividen ini hanya bersifat sementara. 4. Noncash Dividend plans seperti pemberian sample product dan dividend reinvestment plans (DRIP’S). Jika tidak dapat memberikan dividen dalam bentuk tunai maupun lembar saham, perusahaan dapat memberikan contoh produk yang akan dipasarkan lembar saham di bawah pasar.
2.4 2.4.1
Kebijakan Dividen Pengertian Kebijakan Dividen Manajemen
memiliki
2
(dua)
alternatif
dalam
perlakuannya
terhadap
penghasilan/laba bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan, yaitu yang pertama dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen dan yang kedua diinvestasikan kembali kepada perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Pada umumnya sebagai EAT (Earning After Tax) dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali, artinya manajemen harus membuat keputusan tentang besarnya EAT yang dibagikan sebagai dividen (Atmadja, 2003).
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan yang bekaitan dengan penentuan apakah keuntungan / laba perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan sebagai laba ditahan dan selanjutnya untuk diinvestasikan kembali dimasa yang akan datang (Suhartono, 2004). Laba yang simpan kembali atau laba ditahan merupakan salah satu sumber dana terpenting dalam membiayai pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen membentuk arus uang yang semakin mengalir ke tangan pemegang saham. Ketika suatu perusahaan memutuskan berapa jumlah uang kas yang harus dibagikan kepada para pemegang saham, maka tujuan perusahaan harus diutamakan yaitu memaksimalkan nilai pemegang saham. Sehingga rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) merupakan faktor yang harus dipertimbangkan. Sedangkan, jumlah dividen yang dibayarkan tergantung dari kebijakan setiap perusahaan. Jika seluruh keuntungan yang dihasilkan perusahaan dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham maka perusahaan tidak memiliki cadangan dana (kepentingan akan laba yang ditahan terabaikan) untuk melakukan reinvestment. Sebaliknya jika seluruh keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan tetap dipertahankan maka kepentingan pemegang saham akan terabaikan sehingga dapat menyebabkan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan investor baru dan tidak dapat mengumumkan kenaikan dividen. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang (Brigham dan Houston, 2001). 2.4.2 Teori Kebijakan Dividen
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa ada tiga teori kebijakan dividen dari preferensi investor, yaitu : teori ketidakrelevanan dividen, teori “bird-in-the-hand” dan teori preferensi pajak. 1.
Teori Ketidakrelevanan Dividen (Dividend Irrelevance Theory) Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai
pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Pendukung utama teori ketidakrelevanan dividen ini adalah Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya, artinya nilai suatu perusahaan tergantung semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi diantara dividen dan laba yang ditahan. 2.
Teori “Bird-In-The-Hand” Myron Gordon dan John Linther berpendapat bahwa sesungguhnya investor jauh
lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal karena komponen hasil dividen, risikonya lebih kecil. Miller dan Madigliani (MM) tidak setuju dan menganggap pendapat Gordon-Linther sebagai kekeliruan “Bird-In-The-Hand” karena menurut padangan MM, kebanyakan investor merencanakan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka dalam saham dari perusahaan bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan dalam banyak kasus, tingkat risiko dari arus kas perusahaan bagi investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh tingkat risiko arus kas operasinya, bukan oleh kebijakan pembagian dividennya. 3.
Teori Preferensi Pajak
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi, yaitu (1) Keuntungan modal dikenakan dengan pajak dengan tarif maksimum 28%, sedangkan pendapatan dividen dikenakan pajak dengan tarif efektif mencapai 39,6%. Oleh karena itu, investor yang kaya (memiliki saham besar dan menerima sebagian besar dividen) mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba ke dalam perusahaan. (2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual dan (3) Terhindar dari pajak keuntungan modal apabila saham yang dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal. Keown, Scott, Martin and Petty (1999) “three basic views about dividend; (1) dividend policy is irrelevant (2) High dividends increase stock value, this view says dividends are more certain than capital gains, has been called the ‘bird-in-the-hand’ theory. The belief that dividend income has a higher value to the investor than does capital gains income, because dividend are more certain than capital gains. (3) Low dividends increase stock value. Pernyataan diatas menjelaskan bahwa ada tiga pendapat mendasar tentang dividen, Pendapat atau pandangan pertama yaitu “dividen adalah tidak relevan”. Pendapat ini dikemukakan oleh Modigliani dan Miller (MM) yang berpendapat bahwa pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham, dan nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari asset perusahaan. Pendapat kedua yaitu “dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai saham”. Pendapat ini menyatakan bahwa investor lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa dividen daripada menunggu capital gains. Pendapat ini disebut bird-in-the-hand’ theory. Pendapat ketiga yaitu “dividen yang rendah akan meningkatkan nilai saham” maksud dari pernyataan tersebut adalah perusahaan lebih baik menentukan dividend payout ratio yang rendah atau bahkan tidak
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
membagikan
dividen
sama
sekali
untuk
meminimumkan
biaya
modal
dan
memaksimumkan nilai perusahaan. 2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Dalam memutuskan apakah keuntungan/laba perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan sebagai laba ditahan dan selanjutnya untuk diinvestasikan kembali dimasa yang akan datang, maka kebijakan dividen ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sinuraya (1999) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah 1) peraturan hukum, 2) posisi likuiditas, 3) perlunya membayar kembali pinjaman (need to repay debt), 4) keterbatasan karena kontrak pinjaman (restriction in debt contract), 5) tingkat perluasan harta (rate of asset expansion), 6) tingkat keuntungan, 7) stabilitas keuntungan, 8) pintu pasaran modal (acces to the capital market), dan 9) Laba yang diperoleh berusaha untuk dibayarkan pada pemegang saham. Menurut Weston dan Copeland (1993) kebijakan dividen dipengaruhi oleh undangundang, posisi likuiditas, kebutuhan pelunasan utang, tingkat ekspansi aktiva, tingkat laba, stabilitas laba, akses ke pasar modal dan kendali perusahaan. 1.
Undang-undang. Ada undang-undang dan peraturan hukum yang menentukan bahwa dividen harus
dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada pada laba ditahan (retained earning) pada neraca. Dividen tidak boleh diambil dari modal. 2.
Posisi likuiditas. Angka yang tercantum dalam lapoan keuangan untuk pos laba ditahan, belum tentu
sama dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Meskipun suatu perusahaan mempunyai catatan mengenai laba, perusahaan mungkin tidak dapat membayar dividen kas karena
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
posisi likuiditasnya. Suatu perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan dana yang besar dalam perkembangannya sehingga meskipun memperoleh keuntungan besar dana tersebut digunakan untuk pembiayaan perusahaan. Dan dalam kondisi seperti ini mungkin saja perusahaan tidak membayarkan dividennya. 3.
Kebutuhan pelunasan utang. Suatu perusahaan yang memiliki utang pada saat pembayaran dividen dihadapkan
pada dua pilihan yaitu pertama perusahaan dapat membayar utang itu pada saat jatuh tempo dan menggantikannya dengan surat berharga lain atau yang kedua perusahaan melunasi utang tersebut. Apabila perusahaan mengambil keputusan untuk melunasi utang tersebut maka jumlah dividen yang dibayarkan akan berkurang karena labanya digunakan untuk melunasi hutang perusahaan. 4.
Tingkat ekspansi aktiva. Semakin cepat suatu peruashaan berkembang maka semakin besar pula kebutuhan
untuk membiayai ekspansi perusahaannya. Kalau kebutuhan dana di masa depan semakin besar, perusahaan akan cenderung untuk menahan laba daripada membayarkannya sehingga ada kesempatan besar untuk melakukan investasi. Namun jika lebih mementingkan pembagian laba yang dibayarkan sebagai dividen, maka hanya sebagian saja laba yang tersisa untuk investasi. Jadi semakin tinggi tingkat ekspansi suatu perusahaan maka semakin besar kebutuhannya akan laba yang ditahan sehingga semakin kecil dividen yang dapat dibayarkan. 5.
Tingkat laba. Tingkat hasil pengembalian yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk
membayar laba tersebut dalam bentuk dividen kepada pemegang saham (yang akan
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
menggunakan dana itu pada perusahaan lain) atau menggunakannya pada perusahaan tersebut. 6.
Stabilitas laba. Suatu perusahaan yang mempunyai laba stabil sering kali dapat memperkirakan
berapa besarnya laba di masa yang akan datang. Perusahaan seperti ini biasanya cenderung membayarkan laba dengan persentase yang lebih tinggi daripada perusahaan yang labanya berfluktuasi. Perusahaan yang tidak stabil, tidak yakin apakah laba yang diharapkan pada tahun – tahun yang akan datang dapat tercapai sesuai harapan sehingga perusahaan cenderung untuk menahan sebagian besar laba saat ini. Pada perusahaan yang kondisi labanya belum stabil cenderung membayarkan dividen dalam jumlah yang relatif lebih rendah dari pada perusahaan yang labanya stabil. 7.
Akses ke pasar modal. Suatu perusahaan yang besar, telah berjalan baik dan mempunyai catatan profitabilitas
dan stabilitas laba akan mempunyai akses yang mudah ke pasar modal. Namun pada perusahaan kecil atau baru, kemampuan untuk menaikkan modalnya atau dana pinjaman dari pasar modal akan terbatas sehingga perusahaan seperti ini harus menahan lebih banyak laba untuk membiayai kegiatan operasionalisasi usahanya. Jadi perusahaan yang sudah mapan cenderung untuk memberi tingkat pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil atau baru. 8.
Kendali perusahaan. Sebagai suatu kebijakan, beberapa perusahaan melakukan ekspansi hanya sampai
pada tingkat penggunaan laba internal saja. Kebijakan ini didukung oleh pendapat bahwa menghimpun dana melalui penjualan tambahan saham biasa akan mengurangi hutang
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
kekuasaan kelompok dominan dalam perusahaan itu. Pada saat yang sama, mengambil hutang akan memperbesar risiko naik turunnya laba yang dihadapi pemilik perusahaan saat ini. Perusahaan perlu melakukan kendali dalam melakukan ekspansi hanya sampai pada tingkat penggunaan laba internal saja karena jika berlebihan akan memperkecil pembayaran dividen. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (1998), dalam menentukan kebijakan dividen perlu memperhatikan faktor – faktor berikut ini: 1.
Operating Cash Flow Jika dana yang diperoleh dari operasi perusahaan dapat dipergunakan dengan
menguntungkan maka dividen tidak perlu dibagikan terlalu besar. Jadi tidak benar bahwa perusahaan harus membagikan dividen sebesar – besarnya. 2.
Tingkat laba Karena ada keengganan untuk menurunkan pembayaran dividen per lembar saham,
ada baiknya jika perusahaan menentukan dividen dalam jumlah (dan rasio payout) yang tidak terlalu besar. Dengan demikian, memudahkan peruashaan untuk meningkatkan dan tidak perlu segera menurunkan dividen jika laba menurun. 3.
Kesempatan investasi
Jika perusahaan menghadapi kesempatan investasi yang menguntungkan, lebih baik peruahaan mengurangi pembayaran dividen daripada menerbitkan saham baru. Penurunan pembayaran dividen mungkin akan diikuti oleh penurunan harga saham tapi jika pasar modal efisien maka harga saham akan menyesuaikan kembali dengan informasi yang sebenarnya (investasi yang menguntungkan). 4.
Biaya transaksi
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Untuk merealisir uang kas, pemegang saham perlu menjual (sebagian) saham sedangkan pembayaran dividen berarti menerima uang kas. Namun jika investoral menjual saham, mereka terkena biaya transaksi (biaya transaksi di BEJ sekitar 0,4%). Dengan demikian, jika tidak ada faktor pajak maka menerima dividen akan lebih menguntungkan daripada memperoleh capital gains sehingga investor cenderung memilih saham yang membagikan dividen secara teratur. 5.
Pajak penghasilan Karena investor juga membayar pajak penghasilan maka investor yang sudah berada
dalam tax bracket yang tinggi (di Indonesia tax bracket tertinggi adalah 35%) mungkin akan lebih menyukai untuk tidak menerima dividen (karena harus membayar pajak) dan memilih menikmati capital gains. Jika sebagian besar pemegang saham merupakan investor yang mempunyai tax bracket tinggi, pembagian dividen akan cenderung tidak terlalu besar.
2.5
Alternatif Pembayaran Dividen Keputusan perusahaan dalam mengalokasikan dana bagi pembayaran dividen
kebutuhan investai harus disesuaikan bagi kepentingan perusahaan artinya suatu perusahaan mampu menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Keown, Scott, Martin and Petty (1999) there are three altervatives dividend payment; (1) Constant dividend payout ratio, a dividend payment policy in which the percentage of earnings paid out in dividend is held constant. The dollar amount fluctuates from year to year as profits vary. (2) Stable dollar dividend per share, a dividend policy that maintains a relatively stable dollar dividend per share over time (3) Regular dividend plus a year-end
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
extra), a dividend payment policy where the firm pays a small regular dividend plus an extra dividend only if the firm has experienced a good year. Menurut Keown, Scott, Martin and Petty (1999), ada 3 (tiga) alternatifnya pembayaran dividen, yaitu: 1.
Rasio pembayaran dividen yang konstan (Constant dividend payout ratio). Dengan dividend payout yang konstan maka perusahaan menetapkan rasio yang tetap
terhadap keuntungan. Berapapun keuntungan yang diperoleh maka jumlah dividen yang dibayarkan setiap tahunnya akan berbeda tergantung pada keuntungan yang diperoleh. Hal ini tidak akan menjadi masalah sepanjang keuntungan yang diperoleh setiap periodenya selalu meningkat. Tetapi jika keuntungan yang diperoleh lebih kecil dari pada sebelumnya maka dividen yang akan dibayarkan pun menurun. Oleh karena itu, perusahaan yang menerapkan alternatif ini akan mengalami pembayaran dividen yang berfluktuasi sesuai dengan naik turunnya keuntungan yang diperoleh. Kebijakan ini cenderung tidak akan memaksimumkan nilai saham perusahaan (Sartono, 2000).
2.
Jumlah pembayaran dividen yang stabil (Stable dollar dividend per share). Alternatif ini akan menyebabkan perusahaan membayar dividen dalam jumlah yang
tetap untuk beberapa periode. Meskipun pada tahun berikutnya perusahaan memperoleh keuntungan lebih besar dari tahun sebelumnya atau lebih kecil dari tahun sebelumnya maka jumlah dividen yang dibayarkan akan tetap sama dengan tahun – tahun sebelumnya. Pembayaran akan dinaikkan jika perusahaan merasa yakin bahwa kenaikan itu dapat dipertahankan untuk penurunan dividen sampai benar – benar terbukti bahwa perusahaan tidak sanggup lagi membayarkannya. Alasan untuk memberikan dividen yang stabil dengan
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
cara membiarkan payout ratio berfluktuasi adalah agar harga pasar saham lebih tinggi (Sartono, 2000). 3.
Jumlah pembayaran dividen tetap yang kecil ditambah dividen ekstra. (Reguler dividend plus a year – end extra). Untuk mengantisipasi terjadinya penurunan keuntungan yang diperoleh biasanya
perusahaan menerapkan alternatif ini yaitu membayarkan dividen kepada pemegang sahamnya dalam jumlah kecil namun jika ada keuntungan yang melonjak maka pada akhir periode perusahaan akan menambahkan dividen ekstra. Akan tetapi hal ini menyebabkan investor tidak dapat mengestimasi perolehan dividen dan menjadi ragu – ragu untuk menanamkan dananya. Namun menururt Sartono (2000) kebijakan ini merupakan kebijakan yang moderat yaitu merupakan kompromi atas dua kebijakan tersebut diatas dan yang lebih flesibel.
2.6
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Dividend Payout Ratio adalah perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan
laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan. Tetapi sebaliknya dividend payout ratio semakin kecil akan merugikan para pemegang saham dan internal financial perusahaan semakin kuat (Gitosudarmo, 1992) Sundaja dan Barlian (2002) menyatakan bahwa pengertian rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) adalah presentase dari setiap rupiah yang dihasilkan dibagikan
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
kepada pemilik dalam bentuk tunai; dihitung dengan membagi dividen kas per saham dengan laba per saham. Keown, Scott, Martin and Petty (1999) menyatakan “Dividend payout ratio indicates the amount of dividends relative to the company’s net or earning per share” Menurut Gitosudarmo (2002) besar kecilnya dividend payout ratio dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini : 1.
Faktor Likuiditas, semakin tinggi likuiditas akan meningkatkan dividend payout ratio dan sebaliknya semakin rendah likuiditas akan menurunkan dividend payout ratio
2.
Kebutuhan dana untuk melunasi utang, semakin besar dana untuk melunasi utang baik untuk obligasi, hipotik dalam tahun tersebut yang diambilkan dari kas maka akan berakibat menurunkan dividend payout ratio dan sebaliknya.
3.
Tingkat ekspansi yang direncanakan, semakin tinggi ekspansi yang direncanakan oleh perusahaan berakibat mengurangi dividend payout ratio karena laba yang diperoleh diprioritaskan untuk penambahan aktiva.
4.
Faktor pengawasan, semakin terbukanya perusahaan akan memperkuat modal sendiri sehingga mengakibatkan kenaikan dividend payout ratio dan sebaliknya semakin tertutupnya perusahaan akan menurunkan dividend payout ratio.
5.
Ketentuan-ketentuan dari pemerintah, ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan laba perusahaan maupun pembayaran dividen.
6.
Pajak kekayaan/penghasilan dari pemegang saham, apabila para pemegang saham adalah ekonomi lemah yang bebas pajak maka dividend payout ratio lebih tinggi disbanding apabila pemegang saham para ekonomi kuat yang kena pajak.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Menurut Sinuraya (1999) menyatakan bahwa dalam menentukan pembagian dividen, faktor yang harus dipertimbangkan ada kemungkinan pengurangan pembayaran dividen disebabkan proyek perusahaan memburuk atau menghadapi kesempatan investasi yang menguntungkan dan pembayaran yang stabil atas dividend payout ratio. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan sebagai berikut : 1.
Faktor Likuiditas
2.
Biaya pengeluaran saham baru (emisi saham), karena penerbitan saham baru selalu mengakibatkan pengeluaran biaya, sekalipun secara kritis pembayaran dividen bisa diganti dengan penerbitan saham baru. Emisi saham mengakibatkan biaya modal baru akan lebih tinggi daripada biaya modal laba ditahan. Umumnya dividend payout ratio (DPR) berkorelasi negatif dengan kebutuhan dana investasi.
3.
Pengendalian, kalau perusahaan emisi saham, maka pemilik saham lama akan mempunyai proporsi perusahaan yang berkurang sehingga pengendalian terhadap perusahaan akan berkurang.
4.
Stabilitas keuntungan dan kebangkrutan, apabila perusahaan memperoleh keuntungan yang relatif stabil.
5.
Biaya transaksi dan kebutuhan permodal, secara teoritis kenaikan harga saham akan sama dengan jumlah dividen yang dibagikan, meskipun demikian hal ini bisa menyulitkan pemilik saham kalau tiba-tiba perusahaan memperkecil pembayaran dividennya, kalau hal ini dihubungkan dengan pola kebutuhan dana dari modal tersendiri. Alasan pemilihan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi dividend payout ratio
dalam penelitian ini adalah:
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
1.
Cash Ratio Menurut Riyanto (1997), para pemakai laporan keuangan dapat menggunakan rasio
likuiditas untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi. Salah satu rasio yang termasuk dalam rasio likuiditas adalah cash ratio. Rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar hutang yang harus segera dipenuhi (hutang lancar) dari kas yang tersedia dalam perusahaan dan dari surat berharga yang dapat segera diuangkan. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang lancarnya lebih tepat waktu dibandingkan current ratio maupun quick ratio. Hal ini disebabkan karena current ratio mengandung akun piutang dagang dan persediaan sedangkan quick ratio mengandung akun piutang dagang dimana kedua akun tersebut relatif lama untuk berubah menjadi kas. Menurut Sawir (2005), rumus dalam perhitungan cash ratio, yaitu: Cash Ratio
=
Cash + Marketable Securities Current Liabilities
Holder, Langrehr, dan Hexter (1998) dalam Suhartono (2004) menyatakan bahwa apabila masih ada peluang investasi yang bias diambil, perusahaan akan lebih baik menggunakan dana dari aliran kas intern untuk membiayai investasi dan cenderung membayar dividen yang rendah. Sedangkan dividen merupakan cash outflow maka dengan digunakannya seluruh kas yang tersedia untuk membayar hutang lancar perusahaan, maka dapat mengakibatkan penghasilan pemegang saham (dividen) menurun atau bahkan tidak dapat dividen sama sekali. Ada hubungan negatif antara cash ratio dengan pembayaran dividen. 2.
Debt to Equity Ratio (DER)
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Menurut Riyanto (1997), salah satu rasio yang termasuk dalam rasio solvabilitas / leverage adalah Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang (modal asing) perusahaan atau untuk menilai banyaknya hutang yang digunakan perusahaan. Aturan struktur finansiil konservatif memberikan batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dan modal sendiri. Diasumsikan bahwa pembelanjaan yang sehat itu pertama-tama harus dibangun dari modal sendiri yaitu modal yang tahan risiko, maka aturan finansiil tersebut menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri. Koefisien hutang yaitu angka perbandingan antara jumlah modal asing dengan modal sendiri tidak boleh melebihi 1:1. Jika perusahaan menggunakan modal yang berasal dari pinjaman maka akan menimbulkan beban tetap berupa bunga pinjaman. Namun jika perusahaan menggunakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan (modal sendiri), maka perusahaan wajib memberikan balas jasa pada mereka dalam mereka dalam bentuk dividen. Jadi, semakin besar pembelanjaan perusahaan yang menggunakan modal dari para pemegang sahamnya maka semakin besar pula dividen yang harus dibagikan. Para kreditur umumnya senang bila rasio ini rendah. Semakin rendah rasio tersebut berarti semakin tinggi tingkat pembelanjaan perusahaan yang disediakan oleh para pemegang saham dan semakin besar tingkat perlindungan kreditur dari kehilangan uang yang diinvestasikan ke perusahaan tersebut. Menurut Sawir (2005), rumus untuk menghitung debt to equity ratio yaitu: Debt to Equity Ratio
=
Total Utang Modal (Equity)
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau minimal sama. Jika dihubungkan dengan pembayaran dividen maka akan berlaku hubungan yang berlawanan (negatif), artinya semakin tinggi rasio ini maka akan semakin kecil pembayaran dividen dan sebaliknya. Penelitian Harahap (2004) di Bursa Efek Jakarta periode tahun 1999 hingga 2001 terhadap 28 perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mampu menjelaskan DPR pada perusahaan manufaktur adalah Debt to Equity Ratio (DER).
3.
Net Present Margin (NPM) Menurut Riyanto (1997) tingkat efisiensi dan efektivitas pengelolaan perusahaan
dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain menghitung rentabilitasnya. Menurut Sawir (2005) NPM adalah rasio yang membandingkan net income dengan penjualan bersih operasi (sales), dapat digambarkan dalam formula sebagai berikut : Net Profit Margin
=
Net Income Sales
Crutchley dan Hansen (1989) dalam Suhartono (2004) menemukan bukti bahwa earning volatility berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Volatilitas keuntungan berkaitan erat dengan rasio dividen. Apabila tingkat keuntungan perusahaan semakin stabil maka perusahaan dapat memprediksi keuntungan-keuntungan dimasa yang akan datang dengan ketepatan yang lebih tinggi. Dengan demikian perusahaan tersebut bisa mempertahankan pembayaran sebagian besar dari keuntungannya dalam bentuk dividen.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Semakin tinggi nilai NPM mengindikasikan bahwa semakin baik perusahaan menghasilkan laba sehingga semakin tinggi pula dividen yang dapat dibayarkan oleh perusahaan. Ada hubungan positif rasio profitabilitas ini dengan pembayaran dividen. 4.
Return on Investment (ROI) Menurut Husnan dan Pudjiastuti (1998) rasio return on investment (ROI)
menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan atau mencerminkan tingkat keuntungan perusahaan atas penggunaan investasi asset – assetnya. ROI atau ROA merupakan rasio dalam bentuk yang paling mudah dianalisis profitablitasnya yang menghubungkan laba bersih (pendapatan bersih) yang dilaporkan terhadap total aktiva di neraca (Helfert, 1997). Rumus yang digunakan untuk menghitung ROI adalah sebagai berikut : Return on Investment
=
Net Income Total Asset
Menurut kuswadi (2006) ROI sama dengan ROA (Return on Asset), karena total investasi (I) tidak lain adalah total utang ditambah modal, yang besarnya tercermin dalam nilai total harta (Assets). Rasio ini dapat memberikan indikasi tentang baik buruknya manajemen dalam melaksanakan kontrol biaya ataupun pengelolaan hartanya. ROI merupakan salah satu rasio profitabilitas sehingga jika dihubungkan dengan pembayaran dividen ada hubungan positif antara ROI dan pembayaran dividen. Semakin tinggi nilai ROI berarti semakin tinggi pula dividen yang dapat dibayarkan. 5.
Tax Rate (TAX)
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Perubahan peraturan perpajakan dalam setiap periode akan mempengaruhi kebijakan dividen dan pembayaran dividen itu sendiri, sehingga tarif pajak yang berubah-ubah dan tarif yang tinggi mendorong perusahaan untuk menghindarinya. Berdasarkan ketentuan Undang-undang Perpajakan No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, khususnya pasal 17 ayat (1) yang mengatur tarif pajak yang ditetapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan dalam negeri adalah sebagai berikut : Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Tarif Pajak
sampai dengan Rp. 50.000.000,00
10%
diatas Rp. 50.000.000,00 sampai dengan Rp. 100.000.000,00
15%
diatas Rp.100.000.000,00
30%
Sumber : Undang-undang Pajak Tahun 2000
Seluruh perusahaan manufaktur yang menjadi sampel memiliki penghasilan sebelum pajaknya lebih dari Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah), maka berdasarkan ketentuan tersebut cara menghitung rasio tax rate adalah :
Tax Rate
=
(EBT–Rp100.000.000) x 30%)+Rp.12.500.000 EBT
Keterangan : Rp. 12.500.000 diperoleh dari : 10% x Rp.50.000.000
= Rp. 5.000.000
15% x Rp.50.000.000
= Rp. 7.500.000 Rp.12.500.000
Diketahui bahwa antara Tax Rate dan pembayaran dividen terdapat hubungan negative yang artinya semakin tinggi Tax Rate mengindikasikan semakin turun pembayaran dividen kepada pemegang saham.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.7
Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dividen telah dilakukan oleh
beberapa peneliti sebelumnya seperti Nasution (2004), Nasrul (2004), Hariani (2005) dan Fitriyani (2002). Penelitian terhadap dividen payout ratio yang dilakukan oleh Nasution (2004) berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Go-Public di Bursa Efek Jakarta”. Variabel bebas (independent variable) pada penelitian ini adalah posisi kas (cash position), potensi pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (firm size), rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio) dan profitabilitas (profitability). Jumlah sampel 37 perusahaan yang ditentukan oleh metode purposive sampling dengan batasan waktu dari tahun 1999 hingga tahun 2001 (3 tahun). Metode analisis data dengan regresi linier berganda, cross section dan time series. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel bebas secara simultan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Variabel rasio Debt to Equity Ratio (DER) saja yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Penelitian yang dilakukan oleh Nasrul (2004) mengkaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio (DPR) namun dengan variabel bebas yang berbeda, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM) dan Return on Investment (ROI) untuk periode1999 hingga 2001.
9
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan teknik sampling jenuh karena jumlah populasi yang relatif kecil yaitu sebesar 28 perusahaan manufaktur. Metode regresi linear berganda yang digunakan sebagai analisis data pada penelitian ini. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan secara serempak antara CR, DER, NPM dan ROI terhadap DPR. Current Ratio (CR) dan Return on Investment (ROI) yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio secara parsial. Variabel-variabel yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada perusahaan publik di Indonesia juga diteliti oleh Hariani (2005) dengan batas waktu penelitian dari tahun 2001 hingga tahun 2003 yaitu selama 3 tahun. Sampel yang digunakan 37 perusahaan dan ada 7 (tujuh) variabel bebas (independent variable) antara lain posisi kas (cash position), potensi pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (firm size), rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio), profitabilitas (profitability), tax rate dan time interest earned. Analisis data yang digunakan adalah metode regresi linear berganda dan pengujian asumsi klasik. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa posisi kas (cash position), potensi pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (firm size), rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio), profitabilitas (profitability), tax rate dan time interest earned tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio secara simultan. Hanya variabel rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio) dan profitabilitas (profitability) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio secara parsial. Penelitian ini juga dilakukan oleh Fitriyani (2002) dengan judul “Analisis Variabelvariabel Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Industri Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta” selama tahun 1997 sampai tahun 1999 menggunakan sampel sebanyak 55 perusahaan. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Cash Ratio (CR), Return on
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), firm size (FS) dan Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya (DPR t-1) sebagai variabel independen dan variabel dependennya adalah Dividend Payout Ratio tahun ini (DPRt). Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda dan pengujian asumsi klasik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pembagian dividen tahun ini Dividend Payout Ratio tahun ini (DPRt) dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang tampak dari Return on Investment (ROI) dan Dividend Payout Ratio (DPRt-1) tahun sebelumnya.
2.8 2.8.1
Rasio Keuangan Pengertian dan Jenis-jenis Rasio Keuangan Salah satu cara untuk mengetahui kesehatan keuangan atau kinerja suatu perusahaan
dan masalah-masalah yang sedang dihadapinya adalah dengan melalui analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat membantu perusahaan dalam mendeteksi masalah-masalah yang dihadapi sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan untuk mencegah semakin memburuknya kondisi atau kesehatan perusahaan. Harahap (2004) menyatakan bahwa rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya, sehingga kita dapat menilai secara tepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkan dengan rasio lain. Keown, Scott, Martin and Petty (1999) Financial ratios is restating the accounting data in relative terms to identify some of financial strengths and weaknesses of a company. The ratios give us two ways of making meaningful comparisons of a firm’s financial data: (1) we can examine the ratios across time (say for the last 5 years) to identify any trends; and (2) we can compare the firm’s ratios with those of other firms.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa rasio keuangan adalah keadaan factual perusahaan dengan mengidentifikasikan kekuatan-kekuatan keuangan dan kelemahankelemahan keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan akan memberi cara bagi analisis untuk membuat perbandingan yang berarti dari data keuangan perusahaan melalui : 1) waktu yang berbeda, artinya membandingkan rasio-rasio perusahaan yang sama dari laporan keuangan terdahulu, 2) perusahaan lain yang berbeda, yang mempunyai skala dan lingkungan yang kurang lebih sama. Menurut Keown, Scott, Martin and Petty (1999) we use financial ratios to answer questions about a firm’s operations and to evaluate the company’s financial performance. Specifically, we can address for important questions: 5. How liquid is the firm? 6. Is management generating adequate operating profits on the firm’s assets? 7. How is the firm financing its assets? 8. Are the owners (stokeholders) receiving an adequate return on their investment? Rasio keuangan memberikan dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting berkaitan dengan kegiatan operasi perusahaan dan evaluasi kinerja keuangan perusahaan, antara lain : 5.
Bagaimana
likuidasi
perusahaan?
Likuiditas
berkaitan
dengan
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segenap utang atau kewajibannya. 6.
Apakah manajemen menghasilkan cukup keuntungan dari aktiva perusahaan? Karena tujuan utama pembelian aktiva ialah menciptakan keuntungan, analis perlu memiliki pedoman atas tingkat keuntungan perusahaan. Jika tingkat keuntungan itu tidak memadai dibandingkan dengan investasinya, maka perlu diadakah telaah lebih lanjut untuk mengungkapkan penyebabnya.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
7.
Bagaimana manajemen perusahaan membiayai investasinya? Keputusan ini mempunyai pengaruh langsung terhadap tingkat hasil bagi para pemegang saham umum.
8.
Apakah pemegang saham umum menerima laba yang cukup dari investasinya? Tingkat hasil yang diperoleh investaor merupakan pertimbangan pokok para investor dalam membeli saham perusahaan. Sedangkan menurut Kuswadi (2006) biasanya analisis rasio keuangan dibedakan
menjadi 5 (lima) , yaitu : 6.
Rasio Kemampulabaan (Profitability Ratio) Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba secara relatif. Relatif disini artinya laba tidak diukur dari besarnya secara mutalk tetapi diperbandingkan dengan unsure-unsur atau tolak ukur lainnya. Tolak ukur yang dipakai biasanya Pendapatan, Dana dan Modal. Beberapa jenis rasio profitabilitas ini dapat dikemukakan sebagai berikut : 1) Rasio Laba atas Penjualan (Net Profit Margin), 2) Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak atas Penjualan 3) Rasio Laba Kotor atas Penjualan (Gross Profit Margin), 4) Rasio Laba Operasi atas Total Investasi (Return on Investment), 5) Rasio Laba atas Modal (Return on Equity).
7.
Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Beberapa rasio likuiditas
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
ini adalah sebagai berikut :1) Rasio Lancar (Current Ratio), 2) Rasio Cair (Quick Ratio/Acid Test Ratio) dan 3) Rasio kas (Cash Ratio). 8.
Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Rasio ini menggambarkan kinerja perusahaan dalam pengelolaan persediaan dan
piutangnya, rasio ini dapat dibagi menjadi 4 (empat), yaitu : 1) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over), 2) Rasio Hari Persediaan (Inventory Period), 3) Rasio Perputaran Piutang (Account Receivable Turn Over), dan 4) Rasio Periode Pengumpulan Piutang (Average Collection Period). 9.
Rasio Efektivitas Penggunaan Dana dan Biaya Rasio ini untuk melihat sampai seberapa jauh efisiensi dan efektivitas penggunaan
dana dan biaya. Biasanya biaya tersebut diperbandingkan dengan hasil penjualan. Rasio ini dibagi menjadi 5, yaitu : 1) Rasio Harga Pokok Penjualan atas Penjualan, 2) Rasio Harga Pokok Penjualan dan Beban Operasi atas Penjualan, 3) Rasio Beban Penjualan atas Penjualan dan 4) Rasio Beban Administrasi dan 5) Rasio Beban Keuangan. 10.
Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang. Rasio solvabilitas antara lain : 1) Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Harta/ Aktiva (Debt To Asset Ratio), 2) Rasio KewajibanJangka Panjang atas Modal (Debt To Equityt Ratio) dan 3) Rasio Kewajiban Jangka Panjang atas Kapitalisasi. 2.8.2
Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Menurut Sawir (2005) keterbatasan analisis rasio keuangan antara lain :
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
e.
Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang.
f.
Rasio disusun dari kata akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda dan bahkan bias merupakan hasil manipilasi.
g.
Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
h.
Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan perkiraan Sedangkan menurut Kuswadi (2006) Analisis rasio keuangan memiliki keterbatasan-
keterbatasan atau kelemahan-kelemahan, antara lain : f.
Mutu analisis rasio akan bergantung pada akurasi dan validitas angka-angka yang digunakan, sebagian besar diambil dari neraca dan laporan laba rugi perusahaan (selain dari buku-buku pembantu).
g.
Biasanya, analisis rasio terutama digunakan untuk memprediksikan masa depan serta mengidentifikasi
kekuatan
dan
kelemahan
perusahaan,
tetapi
sering
tidak
mengungkap penyebab-penyebabnya. Hal itu terjadi karena data yang digunakan umumnya berasal dari data masa lalu (data historis). Data historis ini mungkin bukan merupakan hasil atau kesimpulan yang akurat dari kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. h.
Apabila jumlah jumlah penyusutan dan amortisasi relatif cukup besar (signifikan), angka rasio laba dapat menyesatkan
i.
Informasi-informasi penting justru sering kali tidak tercantum dalam laporan keuangan. Kebijakan pemerintah dan aktivitas serikat pekerja, perubahan manajemen, perubahan industri, perkembangan teknologi dan aktifitas para pesaing juga perlu
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
dipertimbangkan dalam penilaian kinerja perusahaan, termasuk sumber daya manusianya. j.
Sulitnya mencapai komprabilitas yang tinggi diantara perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu yang sedang diperbandingkan. Kesulitan tersebut terjadi karena : •
Terdapat perbedaan mendasar dalam pelaksanaan prinsip dan prosedur akuntansi yang digunakan.
•
Prinsip, prosedur, dan asumsi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan sering berubah sehingga sulit untuk membuat penilaian yang akurat terhadap maju mundurnya perusahaan.
2.9 2.9.1
Dividen Pengertian Dividen dan Bentuk-Bentuk Dividen Keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham dapat berupa capital
gains dan dividen. Capital gains adalah perolehan keuntungan dari selisih lebih antara harga jual dengan harga beli saham, sedangkan dividen merupakan pendapatan yang diterima pemegang saham secara periodik dari sebagian laba bersih yang disisihkan oleh perusahaan. Dividen juga sebagai harapan bagi para investor, artinya pada titik tertentu para investor mengharapkan adanya pembagian laba dari laba yang diperoleh perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa pengertian dasar dividen adalah pembayaran yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham sehubungan dengan keuntungan/laba yang diperoleh perusahaan Sundjaja dan Barlian (2002) menyatakan bahwa dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel pengembalian utama dimana pemilik dan investor akan menentukan nilai saham. Dividen tunai adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham dan
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Sedangkan Kieso dan Weygandt (1995) menyatakan bahwa pembagian dividen umumnya didasarkan pada akumulasi laba yaitu ditahan atau pada pos modal lainnya seperti tambahan modal disetor. Dividen yang tidak didasarkan pada laba ditahan (dividen likuidasi) harus dijelaskan secukupnya pada lampiran pesan kepada pemegang saham sehingga tidak terjadi kesalahpahaman tentang sumbernya. Kieso dan Weygandt (1995) mengungkapkan bahwa dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya dapat berbentuk: 5. Cash dividend yaitu pembayaran dividen dalam bentuk tunai. 6. Stock dividend yaitu pembayaran dividen dalam bentuk saham dengan proporsi tertentu. 7. Script dividend (promisory notes) yaitu hutang dividen dalam bentuk script atau pembayaran dividen pada masa yang akan datang. 8. Property dividend yaitu pembayaran dividen dalam bentuk kekayaan seperti barang dagangan, real estate atau investasi dalam bentuk lain yang dirancang oleh dewan direksi.
Brealey and Myers (2004) most company pay a regular cash dividend each quarter, but occasionally this regular dividend is supplemented by one-off extra or special dividend. Dividends are not always in the form of cash. Frequently companies also declare stock dividens. Pernyataan diatas menjelaskan bahwa pada umumnya perusahaan membayarkan dividen dalam bentuk kas secara regular, tetapi terkadang diberikan dividen tambahan atau spesial dividen kepada pemegang saham. Dividen tidak selalu dalam bentuk kas tetapi bisa juga dalam bentuk saham (stock dividens). Menurut Brealey dan Myers (2004) ada beberapa macam bentuk dividen, yaitu :
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
5. Cash Dividend yaitu dividen yang diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai. Bentuk ini sangat sering digunakan karena tingkat likuidasinya cukup tinggi sehingga cenderung disukai oleh para pemegang saham. 6. Stock Dividend yaitu dividen yang diberikan kepada pemegang saham dalam bentuk lembar saham. Bentuk ini pun sering digunakan, terutama jika perusahaan kesulitan meneydiakan dividen dalam bentuk tunai. 7. Extra Dividend yaitu dividen tambahan yang diberikan kepada pemegang saham jika perusahaan mendapatkan keuntungan besar. Namun bentuk dividen ini hanya bersifat sementara. 8. Noncash Dividend plans seperti pemberian sample product dan dividend reinvestment plans (DRIP’S). Jika tidak dapat memberikan dividen dalam bentuk tunai maupun lembar saham, perusahaan dapat memberikan contoh produk yang akan dipasarkan lembar saham di bawah pasar.
2.10 Kebijakan Dividen 2.10.1 Pengertian Kebijakan Dividen Manajemen
memiliki
2
(dua)
alternatif
dalam
perlakuannya
terhadap
penghasilan/laba bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan, yaitu yang pertama dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen dan yang kedua diinvestasikan kembali kepada perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Pada umumnya sebagai EAT (Earning After Tax) dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali, artinya manajemen harus membuat keputusan tentang besarnya EAT yang dibagikan sebagai dividen (Atmadja, 2003).
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan yang bekaitan dengan penentuan apakah keuntungan / laba perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan sebagai laba ditahan dan selanjutnya untuk diinvestasikan kembali dimasa yang akan datang (Suhartono, 2004). Laba yang simpan kembali atau laba ditahan merupakan salah satu sumber dana terpenting dalam membiayai pertumbuhan perusahaan, tetapi dividen membentuk arus uang yang semakin mengalir ke tangan pemegang saham. Ketika suatu perusahaan memutuskan berapa jumlah uang kas yang harus dibagikan kepada para pemegang saham, maka tujuan perusahaan harus diutamakan yaitu memaksimalkan nilai pemegang saham. Sehingga rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) merupakan faktor yang harus dipertimbangkan. Sedangkan, jumlah dividen yang dibayarkan tergantung dari kebijakan setiap perusahaan. Jika seluruh keuntungan yang dihasilkan perusahaan dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham maka perusahaan tidak memiliki cadangan dana (kepentingan akan laba yang ditahan terabaikan) untuk melakukan reinvestment. Sebaliknya jika seluruh keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan tetap dipertahankan maka kepentingan pemegang saham akan terabaikan sehingga dapat menyebabkan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan investor baru dan tidak dapat mengumumkan kenaikan dividen. Kebijakan dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang (Brigham dan Houston, 2001). 2.10.2 Teori Kebijakan Dividen
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa ada tiga teori kebijakan dividen dari preferensi investor, yaitu : teori ketidakrelevanan dividen, teori “bird-in-the-hand” dan teori preferensi pajak. 4.
Teori Ketidakrelevanan Dividen (Dividend Irrelevance Theory) Teori ini menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai
pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Pendukung utama teori ketidakrelevanan dividen ini adalah Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya, artinya nilai suatu perusahaan tergantung semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi diantara dividen dan laba yang ditahan. 5.
Teori “Bird-In-The-Hand” Myron Gordon dan John Linther berpendapat bahwa sesungguhnya investor jauh
lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan yang diharapkan dari keuntungan modal karena komponen hasil dividen, risikonya lebih kecil. Miller dan Madigliani (MM) tidak setuju dan menganggap pendapat Gordon-Linther sebagai kekeliruan “Bird-In-The-Hand” karena menurut padangan MM, kebanyakan investor merencanakan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka dalam saham dari perusahaan bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan dalam banyak kasus, tingkat risiko dari arus kas perusahaan bagi investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh tingkat risiko arus kas operasinya, bukan oleh kebijakan pembagian dividennya. 6.
Teori Preferensi Pajak
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi, yaitu (1) Keuntungan modal dikenakan dengan pajak dengan tarif maksimum 28%, sedangkan pendapatan dividen dikenakan pajak dengan tarif efektif mencapai 39,6%. Oleh karena itu, investor yang kaya (memiliki saham besar dan menerima sebagian besar dividen) mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba ke dalam perusahaan. (2) Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual dan (3) Terhindar dari pajak keuntungan modal apabila saham yang dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal. Keown, Scott, Martin and Petty (1999) “three basic views about dividend; (1) dividend policy is irrelevant (2) High dividends increase stock value, this view says dividends are more certain than capital gains, has been called the ‘bird-in-the-hand’ theory. The belief that dividend income has a higher value to the investor than does capital gains income, because dividend are more certain than capital gains. (3) Low dividends increase stock value. Pernyataan diatas menjelaskan bahwa ada tiga pendapat mendasar tentang dividen, Pendapat atau pandangan pertama yaitu “dividen adalah tidak relevan”. Pendapat ini dikemukakan oleh Modigliani dan Miller (MM) yang berpendapat bahwa pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham, dan nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari asset perusahaan. Pendapat kedua yaitu “dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai saham”. Pendapat ini menyatakan bahwa investor lebih merasa aman untuk memperoleh pendapatan berupa dividen daripada menunggu capital gains. Pendapat ini disebut bird-in-the-hand’ theory. Pendapat ketiga yaitu “dividen yang rendah akan meningkatkan nilai saham” maksud dari pernyataan tersebut adalah perusahaan lebih baik menentukan dividend payout ratio yang rendah atau bahkan tidak
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
membagikan
dividen
sama
sekali
untuk
meminimumkan
biaya
modal
dan
memaksimumkan nilai perusahaan. 2.10.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Dalam memutuskan apakah keuntungan/laba perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan sebagai laba ditahan dan selanjutnya untuk diinvestasikan kembali dimasa yang akan datang, maka kebijakan dividen ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sinuraya (1999) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah 1) peraturan hukum, 2) posisi likuiditas, 3) perlunya membayar kembali pinjaman (need to repay debt), 4) keterbatasan karena kontrak pinjaman (restriction in debt contract), 5) tingkat perluasan harta (rate of asset expansion), 6) tingkat keuntungan, 7) stabilitas keuntungan, 8) pintu pasaran modal (acces to the capital market), dan 9) Laba yang diperoleh berusaha untuk dibayarkan pada pemegang saham. Menurut Weston dan Copeland (1993) kebijakan dividen dipengaruhi oleh undangundang, posisi likuiditas, kebutuhan pelunasan utang, tingkat ekspansi aktiva, tingkat laba, stabilitas laba, akses ke pasar modal dan kendali perusahaan. 9.
Undang-undang. Ada undang-undang dan peraturan hukum yang menentukan bahwa dividen harus
dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada pada laba ditahan (retained earning) pada neraca. Dividen tidak boleh diambil dari modal. 10.
Posisi likuiditas. Angka yang tercantum dalam lapoan keuangan untuk pos laba ditahan, belum tentu
sama dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Meskipun suatu perusahaan mempunyai catatan mengenai laba, perusahaan mungkin tidak dapat membayar dividen kas karena
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
posisi likuiditasnya. Suatu perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan dana yang besar dalam perkembangannya sehingga meskipun memperoleh keuntungan besar dana tersebut digunakan untuk pembiayaan perusahaan. Dan dalam kondisi seperti ini mungkin saja perusahaan tidak membayarkan dividennya. 11.
Kebutuhan pelunasan utang. Suatu perusahaan yang memiliki utang pada saat pembayaran dividen dihadapkan
pada dua pilihan yaitu pertama perusahaan dapat membayar utang itu pada saat jatuh tempo dan menggantikannya dengan surat berharga lain atau yang kedua perusahaan melunasi utang tersebut. Apabila perusahaan mengambil keputusan untuk melunasi utang tersebut maka jumlah dividen yang dibayarkan akan berkurang karena labanya digunakan untuk melunasi hutang perusahaan. 12.
Tingkat ekspansi aktiva. Semakin cepat suatu peruashaan berkembang maka semakin besar pula kebutuhan
untuk membiayai ekspansi perusahaannya. Kalau kebutuhan dana di masa depan semakin besar, perusahaan akan cenderung untuk menahan laba daripada membayarkannya sehingga ada kesempatan besar untuk melakukan investasi. Namun jika lebih mementingkan pembagian laba yang dibayarkan sebagai dividen, maka hanya sebagian saja laba yang tersisa untuk investasi. Jadi semakin tinggi tingkat ekspansi suatu perusahaan maka semakin besar kebutuhannya akan laba yang ditahan sehingga semakin kecil dividen yang dapat dibayarkan. 13.
Tingkat laba. Tingkat hasil pengembalian yang diharapkan akan menentukan pilihan relatif untuk
membayar laba tersebut dalam bentuk dividen kepada pemegang saham (yang akan
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
menggunakan dana itu pada perusahaan lain) atau menggunakannya pada perusahaan tersebut. 14.
Stabilitas laba. Suatu perusahaan yang mempunyai laba stabil sering kali dapat memperkirakan
berapa besarnya laba di masa yang akan datang. Perusahaan seperti ini biasanya cenderung membayarkan laba dengan persentase yang lebih tinggi daripada perusahaan yang labanya berfluktuasi. Perusahaan yang tidak stabil, tidak yakin apakah laba yang diharapkan pada tahun – tahun yang akan datang dapat tercapai sesuai harapan sehingga perusahaan cenderung untuk menahan sebagian besar laba saat ini. Pada perusahaan yang kondisi labanya belum stabil cenderung membayarkan dividen dalam jumlah yang relatif lebih rendah dari pada perusahaan yang labanya stabil. 15.
Akses ke pasar modal. Suatu perusahaan yang besar, telah berjalan baik dan mempunyai catatan profitabilitas
dan stabilitas laba akan mempunyai akses yang mudah ke pasar modal. Namun pada perusahaan kecil atau baru, kemampuan untuk menaikkan modalnya atau dana pinjaman dari pasar modal akan terbatas sehingga perusahaan seperti ini harus menahan lebih banyak laba untuk membiayai kegiatan operasionalisasi usahanya. Jadi perusahaan yang sudah mapan cenderung untuk memberi tingkat pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil atau baru. 16.
Kendali perusahaan. Sebagai suatu kebijakan, beberapa perusahaan melakukan ekspansi hanya sampai
pada tingkat penggunaan laba internal saja. Kebijakan ini didukung oleh pendapat bahwa menghimpun dana melalui penjualan tambahan saham biasa akan mengurangi hutang
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
kekuasaan kelompok dominan dalam perusahaan itu. Pada saat yang sama, mengambil hutang akan memperbesar risiko naik turunnya laba yang dihadapi pemilik perusahaan saat ini. Perusahaan perlu melakukan kendali dalam melakukan ekspansi hanya sampai pada tingkat penggunaan laba internal saja karena jika berlebihan akan memperkecil pembayaran dividen. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (1998), dalam menentukan kebijakan dividen perlu memperhatikan faktor – faktor berikut ini: 6.
Operating Cash Flow Jika dana yang diperoleh dari operasi perusahaan dapat dipergunakan dengan
menguntungkan maka dividen tidak perlu dibagikan terlalu besar. Jadi tidak benar bahwa perusahaan harus membagikan dividen sebesar – besarnya. 7.
Tingkat laba Karena ada keengganan untuk menurunkan pembayaran dividen per lembar saham,
ada baiknya jika perusahaan menentukan dividen dalam jumlah (dan rasio payout) yang tidak terlalu besar. Dengan demikian, memudahkan peruashaan untuk meningkatkan dan tidak perlu segera menurunkan dividen jika laba menurun. 8.
Kesempatan investasi
Jika perusahaan menghadapi kesempatan investasi yang menguntungkan, lebih baik peruahaan mengurangi pembayaran dividen daripada menerbitkan saham baru. Penurunan pembayaran dividen mungkin akan diikuti oleh penurunan harga saham tapi jika pasar modal efisien maka harga saham akan menyesuaikan kembali dengan informasi yang sebenarnya (investasi yang menguntungkan). 9.
Biaya transaksi
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Untuk merealisir uang kas, pemegang saham perlu menjual (sebagian) saham sedangkan pembayaran dividen berarti menerima uang kas. Namun jika investoral menjual saham, mereka terkena biaya transaksi (biaya transaksi di BEJ sekitar 0,4%). Dengan demikian, jika tidak ada faktor pajak maka menerima dividen akan lebih menguntungkan daripada memperoleh capital gains sehingga investor cenderung memilih saham yang membagikan dividen secara teratur. 10.
Pajak penghasilan Karena investor juga membayar pajak penghasilan maka investor yang sudah berada
dalam tax bracket yang tinggi (di Indonesia tax bracket tertinggi adalah 35%) mungkin akan lebih menyukai untuk tidak menerima dividen (karena harus membayar pajak) dan memilih menikmati capital gains. Jika sebagian besar pemegang saham merupakan investor yang mempunyai tax bracket tinggi, pembagian dividen akan cenderung tidak terlalu besar.
2.11 Alternatif Pembayaran Dividen Keputusan perusahaan dalam mengalokasikan dana bagi pembayaran dividen kebutuhan investai harus disesuaikan bagi kepentingan perusahaan artinya suatu perusahaan mampu menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Keown, Scott, Martin and Petty (1999) there are three altervatives dividend payment; (1) Constant dividend payout ratio, a dividend payment policy in which the percentage of earnings paid out in dividend is held constant. The dollar amount fluctuates from year to year as profits vary. (2) Stable dollar dividend per share, a dividend policy that maintains a relatively stable dollar dividend per share over time (3) Regular dividend plus a year-end
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
extra), a dividend payment policy where the firm pays a small regular dividend plus an extra dividend only if the firm has experienced a good year. Menurut Keown, Scott, Martin and Petty (1999), ada 3 (tiga) alternatifnya pembayaran dividen, yaitu: 4.
Rasio pembayaran dividen yang konstan (Constant dividend payout ratio). Dengan dividend payout yang konstan maka perusahaan menetapkan rasio yang tetap
terhadap keuntungan. Berapapun keuntungan yang diperoleh maka jumlah dividen yang dibayarkan setiap tahunnya akan berbeda tergantung pada keuntungan yang diperoleh. Hal ini tidak akan menjadi masalah sepanjang keuntungan yang diperoleh setiap periodenya selalu meningkat. Tetapi jika keuntungan yang diperoleh lebih kecil dari pada sebelumnya maka dividen yang akan dibayarkan pun menurun. Oleh karena itu, perusahaan yang menerapkan alternatif ini akan mengalami pembayaran dividen yang berfluktuasi sesuai dengan naik turunnya keuntungan yang diperoleh. Kebijakan ini cenderung tidak akan memaksimumkan nilai saham perusahaan (Sartono, 2000).
5.
Jumlah pembayaran dividen yang stabil (Stable dollar dividend per share). Alternatif ini akan menyebabkan perusahaan membayar dividen dalam jumlah yang
tetap untuk beberapa periode. Meskipun pada tahun berikutnya perusahaan memperoleh keuntungan lebih besar dari tahun sebelumnya atau lebih kecil dari tahun sebelumnya maka jumlah dividen yang dibayarkan akan tetap sama dengan tahun – tahun sebelumnya. Pembayaran akan dinaikkan jika perusahaan merasa yakin bahwa kenaikan itu dapat dipertahankan untuk penurunan dividen sampai benar – benar terbukti bahwa perusahaan tidak sanggup lagi membayarkannya. Alasan untuk memberikan dividen yang stabil dengan
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
cara membiarkan payout ratio berfluktuasi adalah agar harga pasar saham lebih tinggi (Sartono, 2000). 6.
Jumlah pembayaran dividen tetap yang kecil ditambah dividen ekstra. (Reguler dividend plus a year – end extra). Untuk mengantisipasi terjadinya penurunan keuntungan yang diperoleh biasanya
perusahaan menerapkan alternatif ini yaitu membayarkan dividen kepada pemegang sahamnya dalam jumlah kecil namun jika ada keuntungan yang melonjak maka pada akhir periode perusahaan akan menambahkan dividen ekstra. Akan tetapi hal ini menyebabkan investor tidak dapat mengestimasi perolehan dividen dan menjadi ragu – ragu untuk menanamkan dananya. Namun menururt Sartono (2000) kebijakan ini merupakan kebijakan yang moderat yaitu merupakan kompromi atas dua kebijakan tersebut diatas dan yang lebih flesibel.
2.12 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Dividend Payout Ratio adalah perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan. Tetapi sebaliknya dividend payout ratio semakin kecil akan merugikan para pemegang saham dan internal financial perusahaan semakin kuat (Gitosudarmo, 1992) Sundaja dan Barlian (2002) menyatakan bahwa pengertian rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) adalah presentase dari setiap rupiah yang dihasilkan dibagikan
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
kepada pemilik dalam bentuk tunai; dihitung dengan membagi dividen kas per saham dengan laba per saham. Keown, Scott, Martin and Petty (1999) menyatakan “Dividend payout ratio indicates the amount of dividends relative to the company’s net or earning per share” Menurut Gitosudarmo (2002) besar kecilnya dividend payout ratio dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini : 7.
Faktor Likuiditas, semakin tinggi likuiditas akan meningkatkan dividend payout ratio dan sebaliknya semakin rendah likuiditas akan menurunkan dividend payout ratio
8.
Kebutuhan dana untuk melunasi utang, semakin besar dana untuk melunasi utang baik untuk obligasi, hipotik dalam tahun tersebut yang diambilkan dari kas maka akan berakibat menurunkan dividend payout ratio dan sebaliknya.
9.
Tingkat ekspansi yang direncanakan, semakin tinggi ekspansi yang direncanakan oleh perusahaan berakibat mengurangi dividend payout ratio karena laba yang diperoleh diprioritaskan untuk penambahan aktiva.
10.
Faktor pengawasan, semakin terbukanya perusahaan akan memperkuat modal sendiri sehingga mengakibatkan kenaikan dividend payout ratio dan sebaliknya semakin tertutupnya perusahaan akan menurunkan dividend payout ratio.
11.
Ketentuan-ketentuan dari pemerintah, ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan laba perusahaan maupun pembayaran dividen.
12.
Pajak kekayaan/penghasilan dari pemegang saham, apabila para pemegang saham adalah ekonomi lemah yang bebas pajak maka dividend payout ratio lebih tinggi disbanding apabila pemegang saham para ekonomi kuat yang kena pajak.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Menurut Sinuraya (1999) menyatakan bahwa dalam menentukan pembagian dividen, faktor yang harus dipertimbangkan ada kemungkinan pengurangan pembayaran dividen disebabkan proyek perusahaan memburuk atau menghadapi kesempatan investasi yang menguntungkan dan pembayaran yang stabil atas dividend payout ratio. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan sebagai berikut : 6.
Faktor Likuiditas
7.
Biaya pengeluaran saham baru (emisi saham), karena penerbitan saham baru selalu mengakibatkan pengeluaran biaya, sekalipun secara kritis pembayaran dividen bisa diganti dengan penerbitan saham baru. Emisi saham mengakibatkan biaya modal baru akan lebih tinggi daripada biaya modal laba ditahan. Umumnya dividend payout ratio (DPR) berkorelasi negatif dengan kebutuhan dana investasi.
8.
Pengendalian, kalau perusahaan emisi saham, maka pemilik saham lama akan mempunyai proporsi perusahaan yang berkurang sehingga pengendalian terhadap perusahaan akan berkurang.
9.
Stabilitas keuntungan dan kebangkrutan, apabila perusahaan memperoleh keuntungan yang relatif stabil.
10.
Biaya transaksi dan kebutuhan permodal, secara teoritis kenaikan harga saham akan sama dengan jumlah dividen yang dibagikan, meskipun demikian hal ini bisa menyulitkan pemilik saham kalau tiba-tiba perusahaan memperkecil pembayaran dividennya, kalau hal ini dihubungkan dengan pola kebutuhan dana dari modal tersendiri. Alasan pemilihan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi dividend payout ratio
dalam penelitian ini adalah:
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
6.
Cash Ratio Menurut Riyanto (1997), para pemakai laporan keuangan dapat menggunakan rasio
likuiditas untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi. Salah satu rasio yang termasuk dalam rasio likuiditas adalah cash ratio. Rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar hutang yang harus segera dipenuhi (hutang lancar) dari kas yang tersedia dalam perusahaan dan dari surat berharga yang dapat segera diuangkan. Rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang lancarnya lebih tepat waktu dibandingkan current ratio maupun quick ratio. Hal ini disebabkan karena current ratio mengandung akun piutang dagang dan persediaan sedangkan quick ratio mengandung akun piutang dagang dimana kedua akun tersebut relatif lama untuk berubah menjadi kas. Menurut Sawir (2005), rumus dalam perhitungan cash ratio, yaitu: Cash Ratio
=
Cash + Marketable Securities Current Liabilities
Holder, Langrehr, dan Hexter (1998) dalam Suhartono (2004) menyatakan bahwa apabila masih ada peluang investasi yang bias diambil, perusahaan akan lebih baik menggunakan dana dari aliran kas intern untuk membiayai investasi dan cenderung membayar dividen yang rendah. Sedangkan dividen merupakan cash outflow maka dengan digunakannya seluruh kas yang tersedia untuk membayar hutang lancar perusahaan, maka dapat mengakibatkan penghasilan pemegang saham (dividen) menurun atau bahkan tidak dapat dividen sama sekali. Ada hubungan negatif antara cash ratio dengan pembayaran dividen. 7.
Debt to Equity Ratio (DER)
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Menurut Riyanto (1997), salah satu rasio yang termasuk dalam rasio solvabilitas / leverage adalah Debt to Equity Ratio (DER). Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari setiap modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang (modal asing) perusahaan atau untuk menilai banyaknya hutang yang digunakan perusahaan. Aturan struktur finansiil konservatif memberikan batas imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dan modal sendiri. Diasumsikan bahwa pembelanjaan yang sehat itu pertama-tama harus dibangun dari modal sendiri yaitu modal yang tahan risiko, maka aturan finansiil tersebut menetapkan bahwa besarnya modal asing dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri. Koefisien hutang yaitu angka perbandingan antara jumlah modal asing dengan modal sendiri tidak boleh melebihi 1:1. Jika perusahaan menggunakan modal yang berasal dari pinjaman maka akan menimbulkan beban tetap berupa bunga pinjaman. Namun jika perusahaan menggunakan modal yang berasal dari pemilik perusahaan (modal sendiri), maka perusahaan wajib memberikan balas jasa pada mereka dalam mereka dalam bentuk dividen. Jadi, semakin besar pembelanjaan perusahaan yang menggunakan modal dari para pemegang sahamnya maka semakin besar pula dividen yang harus dibagikan. Para kreditur umumnya senang bila rasio ini rendah. Semakin rendah rasio tersebut berarti semakin tinggi tingkat pembelanjaan perusahaan yang disediakan oleh para pemegang saham dan semakin besar tingkat perlindungan kreditur dari kehilangan uang yang diinvestasikan ke perusahaan tersebut. Menurut Sawir (2005), rumus untuk menghitung debt to equity ratio yaitu: Debt to Equity Ratio
=
Total Utang Modal (Equity)
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau minimal sama. Jika dihubungkan dengan pembayaran dividen maka akan berlaku hubungan yang berlawanan (negatif), artinya semakin tinggi rasio ini maka akan semakin kecil pembayaran dividen dan sebaliknya. Penelitian Harahap (2004) di Bursa Efek Jakarta periode tahun 1999 hingga 2001 terhadap 28 perusahaan manufaktur menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mampu menjelaskan DPR pada perusahaan manufaktur adalah Debt to Equity Ratio (DER).
8.
Net Present Margin (NPM) Menurut Riyanto (1997) tingkat efisiensi dan efektivitas pengelolaan perusahaan
dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain menghitung rentabilitasnya. Menurut Sawir (2005) NPM adalah rasio yang membandingkan net income dengan penjualan bersih operasi (sales), dapat digambarkan dalam formula sebagai berikut : Net Profit Margin
=
Net Income Sales
Crutchley dan Hansen (1989) dalam Suhartono (2004) menemukan bukti bahwa earning volatility berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Volatilitas keuntungan berkaitan erat dengan rasio dividen. Apabila tingkat keuntungan perusahaan semakin stabil maka perusahaan dapat memprediksi keuntungan-keuntungan dimasa yang akan datang dengan ketepatan yang lebih tinggi. Dengan demikian perusahaan tersebut bisa mempertahankan pembayaran sebagian besar dari keuntungannya dalam bentuk dividen.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Semakin tinggi nilai NPM mengindikasikan bahwa semakin baik perusahaan menghasilkan laba sehingga semakin tinggi pula dividen yang dapat dibayarkan oleh perusahaan. Ada hubungan positif rasio profitabilitas ini dengan pembayaran dividen. 9.
Return on Investment (ROI) Menurut Husnan dan Pudjiastuti (1998) rasio return on investment (ROI)
menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan atau mencerminkan tingkat keuntungan perusahaan atas penggunaan investasi asset – assetnya. ROI atau ROA merupakan rasio dalam bentuk yang paling mudah dianalisis profitablitasnya yang menghubungkan laba bersih (pendapatan bersih) yang dilaporkan terhadap total aktiva di neraca (Helfert, 1997). Rumus yang digunakan untuk menghitung ROI adalah sebagai berikut : Return on Investment
=
Net Income Total Asset
Menurut kuswadi (2006) ROI sama dengan ROA (Return on Asset), karena total investasi (I) tidak lain adalah total utang ditambah modal, yang besarnya tercermin dalam nilai total harta (Assets). Rasio ini dapat memberikan indikasi tentang baik buruknya manajemen dalam melaksanakan kontrol biaya ataupun pengelolaan hartanya. ROI merupakan salah satu rasio profitabilitas sehingga jika dihubungkan dengan pembayaran dividen ada hubungan positif antara ROI dan pembayaran dividen. Semakin tinggi nilai ROI berarti semakin tinggi pula dividen yang dapat dibayarkan. 10.
Tax Rate (TAX)
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Perubahan peraturan perpajakan dalam setiap periode akan mempengaruhi kebijakan dividen dan pembayaran dividen itu sendiri, sehingga tarif pajak yang berubah-ubah dan tarif yang tinggi mendorong perusahaan untuk menghindarinya. Berdasarkan ketentuan Undang-undang Perpajakan No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, khususnya pasal 17 ayat (1) yang mengatur tarif pajak yang ditetapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan dalam negeri adalah sebagai berikut : Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Tarif Pajak
sampai dengan Rp. 50.000.000,00
10%
diatas Rp. 50.000.000,00 sampai dengan Rp. 100.000.000,00
15%
diatas Rp.100.000.000,00
30%
Sumber : Undang-undang Pajak Tahun 2000
Seluruh perusahaan manufaktur yang menjadi sampel memiliki penghasilan sebelum pajaknya lebih dari Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah), maka berdasarkan ketentuan tersebut cara menghitung rasio tax rate adalah :
Tax Rate
=
(EBT–Rp100.000.000) x 30%)+Rp.12.500.000 EBT
Keterangan : Rp. 12.500.000 diperoleh dari : 10% x Rp.50.000.000
= Rp. 5.000.000
15% x Rp.50.000.000
= Rp. 7.500.000 Rp.12.500.000
Diketahui bahwa antara Tax Rate dan pembayaran dividen terdapat hubungan negative yang artinya semakin tinggi Tax Rate mengindikasikan semakin turun pembayaran dividen kepada pemegang saham. BAB III
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang beralamat di Jakarta Stock
Exchange Building, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190. Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2007 sampai dengan bulan Juli 2007.
3.2
Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif,
Berdasarkan tingkat eksplanasinya bersifat deskriptif dan apabila dilihat dari jenis datanya tergolong penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitaif ini menekankan pada pengujian teoriteori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik.
3.3 3.3.1
Populasi dan Sampel Populasi Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar (go
public) dan menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dan dipublikasikan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk periode tahun 2001 hingga 2005. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah 140 perusahaan (Lampiran 1). 3.3.2
Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan menetapkan beberapa
37
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
pertimbangan atau kriteria. Ada 3 (tiga) kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah : 1.
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ sejak tahun 2001 dan tetap terdaftar di BEJ hingga tahun 2005. Hal ini dimaksudkan untuk data yang berkesinambungan. Ada 133 perusahaan atau emiten yang terdaftar di BEJ sejak tahun 2001 hingga tahun 2005, sedangkan 7 (tujuh) perusahaan atau emiten tidak termasuk dalam sampel penelitian karena baru bergabung dan terdaftar di BEJ pada tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005. (Lampiran 2).
2.
Perusahaan manufaktur yang telah menerbitkan laporan keuangan tahunan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Jumlahnya ada133 perusahaan atau emiten yang telah menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 (Lampiran 2).
3.
Perusahaan yang membayar dividen selama 5 (lima) tahun berturut-turut dari tahun 2001, 2002, 2003, 2004 dan 2005. Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria ini ada 31 perusahaan atau emiten. (Lampiran 3).
Berdasarkan kriteria diatas, maka terdapat 31 perusahaan atau emiten manufaktur yang menjadi sampel dalam penelitian ini dan terbagi dalam 3 (tiga) jenis sektor industri (sektor industri dasar kimia, sektor aneka industri dan sektor industri barang konsumsi) antara lain :
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Tabel 3.1 Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian INDUSTRI DASAR KIMIA (Basic Industry And Chemical) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kode SMGR AMFG ARNA CTBN LION LMSH TBMS CLPI DPNS EKAD INCI UNIC IGAR TIRT
Nama Perusahaan (Emiten) PT Semen Gresik (Persero) Tbk PT Asahimas Flat Glass Tbk PT Arwana Citramulia Tbk PT Citra Tubindo Tbk PT Lion Metal Works Tbk PT Lionmesh Prima Tbk PT Tembaga Mulia Semanan Tbk PT Colorpak Indonesia Tbk PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk PT Ekadharma Tape Ind.Tbk PT Intanwijaya Internasional Tbk PT Unggul Indah Cahaya Tbk PT Kageo Igar Jaya Tbk PT Tirta Mahakam Resources Tbk
ANEKA INDUSTRI (Miscellaneous Industry) 15 16 17 18 19
AUTO GDYR SMSM PBRX BATA
PT Astra Otoparts Tbk PT Goodyear Indonesia Tbk PT Selamat Sempurna Tbk. PT Pan Brothers Tbk PT Sepatu Bata Tbk
INDUSTRI BARANG KONSUMSI (Consumer Goods Industry) 20 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk 21 DLTA PT Delta Djakarta Tbk 22 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 23 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 24 MYOR PT Mayora Indah Tbk 25 GGRM PT Gudang Garam Tbk 26 HMSP PT HM Sampoerna Tbk 27 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk 28 MERK PT Merck Indonesia Tbk 29 TSPC PT Tempo Scan Pacific Tbk 30 TCID PT Mandom Indonesia Tbk 31 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk Sumber : Jakarta Stock Exchange, www.jsx.co.id
3.4
Jenis Dan Sumber Data
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory 2001-2005 yang memuat laporan keuangan perusahaan manufaktur untuk periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Data penelitian ini bersumber dari Bursa Efek Jakarta (Jakarta Stock Exchange) melalui situs resmi Jakarta Stock Exchange (www.jsx.co.id), situs resmi BAPEPAM (www.bapepam.co.id), media cetak dan jurnal. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan gabungan data antarperusahaan (cross section) dan antarwaktu (time series) atau pooled cross sectional and time series data.
3.5
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengakses situs resmi Bursa Efek
Jakarta (Jakarta Stock Exchange) (www.jsx.co.id) dan situs resmi BAPEPAM (www.bapepam.co.id), serta artikel-artikel dari media cetak dan jurnal.
3.6 3.6.1 a.
Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel Identifikasi Variabel Variabel Terikat (Dependent Variable) Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Dividend Payout Ratio (Y). Rasio ini
menjelaskan tentang jumlah pembayaran dividen yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham dari laba bersih yang dihasilkan. Menurut Atmaja (1994) persentase dividen yang dibagi atau dibayarkan dengan Net Income disebut Dividend Payout Ratio. Dividend Payout Ratio (DPR)
=
Dividen yang dibayarkan Net Income
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Penelitian ini menggunakan Dividend Payout Ratio sebagai variabel independent untuk mengetahui rasio keuangan lainnya yang mempunyai pengaruh signifikan secara serempak dan parsial terhadap kenaikan dan penurunan pembayaran dividen. Serta untuk mengetahui faktor mana yang paling dominan mempengaruhi Dividend Payout Ratio. b.
Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Cash Ratio, Debt to Equity Ratio
(DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), dan Tax Rate. Variabelvariabel ini diduga mempengaruhi Devidend Payout Ratio baik secara serempak dan parsial, antara lain : 1.
Cash Ratio Menurut Sawir (2005) Cash Ratio merupakan perbandingan antara kas (Cash) dan
sekuritas yang dapat dipasarkan (Marketable Securities) dengan utang lancar (Current Liabilities). Rasio ini merupakan rasio likuiditas yang paling cair (liquid) artinya apabila perusahaan ingin membayarkan dividen secara kas (cash dividend) maka sudah seharusnya perusahaan memiliki dana yang cukup untuk membayarnya. Rasio ini dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar hutang yang harus segera dipenuhi (hutang lancar) dari kas yang tersedia dalam perusahaan dan dari surat berharga yang dapat segera diuangkan 2.
Debt to Equity Ratio (DER) Rasio total utang atas modal sendiri merupakan perbandingan antara total utang
dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Rasio-rasio ini menggambarkan sampai sejauhmana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga rasio leverage. Untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau minimal sama. 3.
Net Profit Margin (NPM) Net Profit Margin (NPM) merupakan perbandingan keuntungan/laba bersih
perusahaan setelah pajak dengan penjualan (sales). Semakin tinggi rasio ini mengindikasikan semakin baik perusahaan menghasilkan laba bersih, yang artinya kemampuan untuk membayar dividen juga akan semakin tinggi. Ada hubungan positif rasio profitabilitas ini dengan pembayaran dividen. 4.
Return on Investment (ROI) Menurut kuswadi (2006) ROI sama dengan ROA (Return on Asset), karena total
investasi (I) tidak lain adalah total utang ditambah modal, yang besarnya tercermin dalam nilai total harta (Assets). Rasio ini menjelaskan bahwa semakin besar rasio ini maka semakin baik kemampuan perusahaan untuk menciptakan pendapatan dan juga sebaliknya. 5.
Tax Rate UU Perpajakan No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, pasal 17 ayat 1 yang
mengatur tarif pajak Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Badan menjelaskan bahwa tarif Pajak Penghasilan dikenakan berdasarkan lapisan Penghasilan Kena Pajak yang bersifat progrsif-proporsional. Pada penelitian ini seluruh perusahaan yang menjadi sampel memiliki penghasilan sebelum pajaknya lebih dari Rp.100.000.000 (seratus juta rupiah) dan diketahui bahwa antara Tax Rate memilki hubungan negatif dengan pembayaran dividen atau DPR, semakin
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
tinggi Tax Rate mengindikasikan semakin turun pembayaran dividen kepada pemegang saham.
3.6.2
Definisi Operasional Variabel Untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel penelitian ini, maka dapat dijelaskan
dengan definisi operasional sebagai berikut : Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel
Cash Ratio (X1) Debt to Equity Ratio (X2) Net Profit Margin (X3) Return on Investmt
(X4) Tax Rate (X5) Dividend Payout Ratio (Y)
Definisi Menjelaskan tentang kemampuan perusahaan membayar utang lancarnya dengan kas atau yang setara dengan kas Menjelaskan tentang kemampuan perusahaan dalam menjamin total utangnya dengan modal sendiri Menjelaskan tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari kegiatan operasinya Menjelaskan tentang kemampuan assets perusahaan untuk menghasilkan laba bersih Menjelaskan tentang jumlah pajak penghasilan yang dikenakan terhadap laba sebelum pajak (EBT) Menjelaskan tentang jumlah dividen yang dibayarkan
Indikator
Parameter
Rasio Cash + Marketable Securities Current Liability Rasio Total Liability Equity Rasio Net Income Sales Rasio Net Income Total Assets Rasio (EBT–Rp100.000.000)x30%)+Rp.12.500.000
EBT
Rasio Dividen yang dibayarkan Net Income
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
3.7
Metode Analisis Data
3.7.1
Analisis Regresi Linear Berganda Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier
berganda (multiple linier regression method) dengan pengolahan data melalui software SPSS (Statistical Package for Social Science). Dengan demikian model analisis dapat dinyatakan sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b 2X2 + b 3X3 + b 4X4 + b 5X5 + e …(3.1) Dimana : Y
= Dividend Payout Ratio
A
= Intercept / Konstanta
b1, b 2, b 3, b 4, b 5
= Koefisien regresi i = 1,2,3,4,5
E
= Episilon atau variabel yang tidak diteliti
X1
= Cash Ratio
X2
= Debt to Equity Ratio
X3
= Net Profit Margin
X4
= Return On Investment
X5
= Tax Rate
Parameter persamaan regresi linear berganda dapat ditaksir dengan menggunakan metode kuadrat terkecil biasa (ordinary least square method/OLS) karena dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel terikat (dependent variable) dengan lebih dari satu variabel bebas (independent variable) Persamaan regresi linear berganda tersebut dapat menunjukkan nilai koefisien regresi atas setiap variabel bebas (independent variable), positif atau negatif. Koefisien regresi b akan bernilai positif (+) jika menunjukkan hubungan searah antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable). Artinya kenaikan
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
variabel bebas akan mengakibatkan kenaikan variabel terikat dan sebaliknya, penurunan variabel bebas akan menurunkan variabel terikat. Koefisien regresi b akan bernilai negatif (-) jika menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara variabel bebas dengan variabel terikat. Artinya kenaikan variabel bebas akan mengakibatkan penurunan variabel terikat dan sebaliknya, penurunan variabel bebas akan menaikkan variabel terikat.
3.7.2
Pengujian Asumsi Klasik
3.7.2.1
Uji Normalitas Menurut Ghozali (2005) Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji-t dan uji-F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Cara untuk melihat normalitas residual adalah melalui analisis grafik (Histogram dan Normal P-Plot) dan analisis statistik. 1.
Analisis Grafik, yaitu dengan melihat grafik Histogram dan grafik Normal P-Plot
yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan : •
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
•
Jika data menyebar jauh dari diagonal dan garis miring atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2.
Analisis Statistik, yaitu dengan melihat uji statistik Non-Parametrik Kolmogorov-
Smirnov (K-S). Apabila hasil atau nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan nilai Asymp. Sig (2-tailed) atau probabilitasnya diatas 0,05 (tingkat probabilitas), maka data telah memenuhi asumsi normalitas.
3.7.2.2
Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah ada variabel yang saling
berkorelasi pada variabel bebas (independent variable). Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolinieritas sehingga model regresi tidak dapat digunakan. Menurut Ghozali (2005) pengujian ini dapat dilihat melalui 1) Nilai Tolerance dan 2) Nilai Varians Inflation Factor (VIF). 1.
Nilai Tolerance, nilai outoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieriitas adalah nilai tolerance < 0,10.
2.
Nilai Varians Inflation Factor (VIF), apabila : •
Nilai VIF > 10 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas
•
Nilai VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinearitas.
3.7.2.3
Uji Heteroskedastisitas Ghozali (2005) menyatakan bahwa pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dalam rangkaian
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual dalam rangkaian suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut terjadi homokedastisitas. Tetapi jika variansnya berbeda disebut heterokedastisitas. Cara mendeteksi atau menguji terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatter plot, analisis data sebagai berikut : •
Jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas
•
Jika tidak ada pola yang jelas, titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol), maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.7.2.4
Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2005) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problema autokorelasi. Ghozali (2005) juga menyatakan bahwa autokorelasi muncul karena observasi yang muncul secara berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan melihat uji Durbin-Watson (DW test), hipotesis yang akan diuji : H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0) Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :
Tabel 3.3
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Tabel Pengambilan Keputusan ada tidaknya Autokorelasi
Hipotesis Nol
Keputusan
Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif
No Decision
dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi negative
Tolak
4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negative
No Decision
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Tdk ditolak
du < d < 4 - du
Sumber : Ghozali (2005)
Keterangan : d
= Durbin Watson hitung
dl = Durbin Watson – Lower du = Durbin Watson – Upper Nilai dhitung ini selanjutnya dibandingkan dengan nilai dtabel pada tingkat signifikan 5%, jumlah sampel 31 (N= 31) dan jumlah variabel bebas (independent variable) adalah 5 (k=5). Jika nilai dhitung berada diantara interval nilai du dan 4 – du maka tidak terdapat autokrelasi, sebaliknya jika nilai dhitung berada diluar interval nilai du dan 4 – du maka terdapat penyimpangan dari asumsi ini.
3.7.3
Pengujian Hipotesis
3.7.3.1
Uji Pengaruh Serempak (Uji-F)
Langkah-langkah Uji F, adalah : 1.
Menentukan hipotesis null dan hipotesis alternatif •
H0 : b1, b 2, b 3, b 4, b 5 = 0 ; secara serempak Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), Tax Rate tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
•
H1 : b1, b 2, b 3, b 4, b 5 ≠ 0 ; secara serempak Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), dan Tax Rate mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
2.
Menentukan nilai F tabel pada df1 = k dan df2 = n – k – 1
3.
Kriteria penerimaan sebagai berikut : •
Jika F hitung > F tabel berarti H0 ditolak Artinya
variabel-variabel
bebas
(independent
variable)
tersebut
secara
simultan/serempak berpengaruh terhadap variabel terikat (dependent variable) •
Jika F hitung ≤ F tabel berarti H0 diterima Artinya
variabel-variabel
bebas
(independent
variable)
tersebut
secara
simultan/serempak tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (dependent variable)
3.7.3.2 Uji Pengaruh Parsial (Uji-t) Langkah-langkah Uji t, adalah : 1.
Menentukan hipotesis null dan hipotesis alternatif •
H0 : b1, b 2, b 3, b 4, b 5 = 0 ; secara parsial Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), Tax Rate tidak mempunyai pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
•
H2 : b b1, b 2, b 3, b 4, b 5 ≠ 0 ; secara parsial Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), dan Tax Rate mempunyai pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
2.
Kriteria penerimaan sebagai berikut :
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
•
Terima H0 bila - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
•
Tolak H0 (terima H2) bila t hitung > t tabel atau t hitung < - t tabel
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang terdaftar sampai dengan
tahun 2005 berjumlah 140 perusahaan yang terbagi dalam 3 (tiga) sektor industri yaitu sektor industri dasar kimia (Basic Industry And Chemical), sektor aneka industri (Miscellaneous Industry) dan sektor industri barang konsumsi (Consumer Goods Industry). Sampel penelitian ini ditentukan oleh 3 (tiga) kriteria yaitu 1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ sejak tahun 2001 dan tetap terdaftar hingga 2005, 2) Perusahaan manufaktur yang telah menerbitkan laporan keuangan tahunan dari tahun 2001 sampai tahun 2005. dan 3) Perusahaan manufaktur yang membayar dividen selama 5 (lima) tahun berturut-turut dari tahun 2001, 2002, 2003, 2004 dan 2005. Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini ada 31 perusahaan yaitu : Sub Sektor Industri
No
INDUSTRI DASAR KIMIA (Basic Industry And Chemical)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
ANEKA INDUSTRI (Miscellaneous Industry)
Kode SMGR AMFG ARNA CTBN LION LMSH TBMS CLPI DPNS EKAD INCI UNIC IGAR TIRT AUTO GDYR
Nama Perusahaan (Emiten) PT Semen Gresik (Persero) Tbk PT Asahimas Flat Glass Tbk PT Arwana Citramulia Tbk PT Citra Tubindo Tbk PT Lion Metal Works Tbk PT Lionmesh Prima Tbk PT Tembaga Mulia Semanan Tbk PT Colorpak Indonesia Tbk PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk PT Ekadharma Tape Ind.Tbk PT Intanwijaya Internasional Tbk PT Unggul Indah Cahaya Tbk PT Kageo Igar Jaya Tbk PT Tirta Mahakam Resources Tbk PT Astra Otoparts Tbk PT Goodyear Indonesia Tbk
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Sub Sektor Industri
No
Kode
17 SMSM 18 PBRX 19 BATA INDUSTRI BARANG KONSUMSI 20 AQUA (Consumer Goods Industry) 21 DLTA 22 INDF 23 MLBI 24 MYOR 25 GGRM 26 HMSP 27 KAEF 28 MERK 29 TSPC 30 TCID 31 UNVR Sumber : Jakarta Stock Exchange, www.jsx.co.id
4.2
Nama Perusahaan (Emiten) PT Selamat Sempurna Tbk. PT Pan Brothers Tbk PT Sepatu Bata Tbk PT Aqua Golden Mississippi Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Gudang Garam Tbk PT HM Sampoerna Tbk PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT Merck Indonesia Tbk PT Tempo Scan Pacific Tbk PT Mandom Indonesia Tbk PT Unilever Indonesia Tbk
Deskripsi Variabel Deskripsi variabel dari hasil penelitian dapat dilihat dari Tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 Deskripsi Variabel
Variabel DPR Cash Ratio DER NPM ROI TAX
Rata-Rata
Minimum
0,0060 -0,0058 0,6583 0,0212 0,7449 0,0536 0,0826 0,0081 0,1185 0,0113 29,93 29,41 Sumber : Hasil Penelitian, 2007 (data diolah)
Maksimum 0,0350 2,5366 2,5520 0,1737 0,3605 30,05
Standar Deviasi 0,0097499 0,6566009 0,6075540 0,0466017 0,0886051 0,11772
N 31 31 31 31 31 31
Deskripsi variabel menunjukkan bahwa jumlah sampel atau responden (N) ada 31 perusahaan, dari 31 perusahaan ini cash ratio terkecil (minimum) adalah 0,0212 kali dan cash ratio terbesar (maksimum) 2,5366 kali atau rata – ratanya 0,6583 kali dan dengan standar deviasi 0,6566. Nilai cash ratio terbesar dimiliki oleh PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) dan Nilai cash ratio terkecil dimiliki oleh PT Unggul Indah Cahaya Tbk.(UNIC).
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Selama tahun 2001 – 2005 PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) memiliki nilai Debt to equity ratio (DER) terkecil (minimum) 0,0536 kali dan DER terbesar (maksimum) sebesar 8,19 kali dimiliki oleh PT Sepatu Bata Tbk. Rata – rata DER dari 31 perusahaan adalah 0,7449 kali dan standar deviasi 0,6075 kali. Tingkat keuntungan dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan (NPM) terkecil (minimum) dimiliki oleh PT Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS) adalah 0,0081 dan yang terbesar (maksimum) 0,1737 atau rata-ratanya 0,0826 dari 31 perusahaan dengan standar deviasi 0,0466. Sedangkan tingkat keuntungan yang diperoleh atas digunakannya aset – aset perusahaan (ROI) PT Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS) merupakan nilai yang terkecil (minimum) selama tahun 2001 – 2005 yaitu 0,0113 dan PT Unilever Indonesia Tbk memiliki nilai ROI terbesar (maksimum) yaitu sebesar 0,3605. Rata-ratanya dari 31 perusahaan 0,1185 dengan standar deviasi 0,0886. Tax rate selama tahun berjalan terkecil
(minimum) sebesar 29,41 dan terbesar (maksimum) sebesar 30,05 dan rata – ratanya adalah sebesar 29,93.
4.3 4.3.1
Pengujian Asumsi Klasik Uji Normalitas Uji normalitas akan dideteksi melalui analisis grafik (histogram dan Normal P-
Plots) dan analisis statistik melalui uji statistik Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov (KS). 1.
Analisis Grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan grafik normal probability plot (Normal P-Plot) berikut ini :
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas melalui Histogram
Histogram
Dependent Variable: DPR
7
Frequency
6
5
4
3
2
1 Mean = -3.37E-14 Std. Dev. = 0.913 N = 31
0 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
Sumber : Hasil Penelitian, 2007 (data diolah)
Grafik 4.2 Hasil Uji Normalitas melalui Normal P-Plots
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: DPR 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Sumber : Hasil Penelitian, 2007 (data diolah)
Dengan melihat tampilan grafik histogram, distribusi data membentuk lonceng (bell shaped), tidak condong ke kiri atau condong ke kanan sehingga data dengan pola seperti ini memiliki distribusi normal. Tampilan grafik Normal P-Plot data menyebar sekitar garis diagonal dan mengikuti garis arah diagonal maka persyaratan normalitas sudah terpenuhi. 2.
Analisis Statistik, hasil uji Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas melalui Kolmogorov-Smirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 31
N Normal Parameters(a,b)
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
,0000000 ,00733967 ,127
Positive
,116
Negative
-,127
Kolmogorov-Smirnov Z
,707
Asymp. Sig. (2-tailed)
,700
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Sumber : Hasil Penelitian, 2007 (data diolah).
Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebesar 0,707 dengan Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,700 atau probabilitas diatas 0,05 (0,700 > 0,05) maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.
4.3.2 Uji Multikolinearitas
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Menurut Ghozali (2005) pengujian ini dapat dilihat melalui nilai Tolerance dan Varians Inflation Factor (VIF), hasil uji multikolinieritas sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity Statistics Tolerance
1
VIF
(Constant) CashRatio
,624
1,603
DER
,698
1,432
NPM
,381
2,624
ROI
,470
2,126
TAX
,916
1,092
a Dependent Variable: DPR
Sumber : Hasil Penelitian, 2007 (data diolah)
Dari hasil analisis dan pengujian terhadap kelima variabel bebas tersebut tidak terdapat gejala terdapat gejala multikolineritas. Hal ini dijelaskan oleh hasil perhitungan nilai Tolerance tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan juga hasil perhitungan nilai Varians Inflation Factor (VIF) dari kelima variabel tersebut, yaitu cash ratio 1,603, DER memberikan nilai VIF 1,432 selanjutnya nilai VIF NPM adalah 2,624, ROI memperoleh nilai VIF sebesar 2,126 dan yang terakhir TAX menghasilkan nilai VIF 1,092. Kelima variabel tersebut memiliki nilai VIF < 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar varibel bebas (independent variable) dalam model regresi ini.
4.3.3
Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual dalam rangkaian suatu pengamatan ke pengamatan lain.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Cara pengujian ini dilakukan dengan melihat grafik scatter plot, analisis data sebagai berikut : •
Jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk pola yang teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas
•
Jika tidak ada pola yang jelas, titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol), maka tidak terjadi heterokedastisitas. Grafik 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Dependent Variable: DPR
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3 -2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Sumber : Hasil Penelitian, 2007 (data diolah)
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta menyebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi syarat untuk memprediksi dividend payout ratio.
4.3.4
Uji Autokorelasi
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi dalam anggota serangkaian data observasi yang diurutkan berdasarkan antarwaktu (timeseries) ataupun antaruang (crosssection). Metode Durbin-Watson (DW test) yang dilakukan pada penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi. Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
,658(a) ,433 ,320 ,0080402 a Predictors: (Constant), TAX, DER, ROI, CashRatio, NPM b Dependent Variable: DPR
DurbinWatson 1,618
Sumber : Hasil Penelitian, 2007 (data diolah)
Berdasarkan hasil regresi menunjukkan bahwa nilai dhitung sebesar 1,618. nilai dhitung harus dibandingkan dengan dtabel (d) yaitu dL dan dU. Dalam perhitungan ini diketahui bahwa n=31, k = 5 dan α = 0,05 maka dL = 1,090 dan dU = 1,825. Ini menunjukkan bahwa nilai d berada pada daerah 1,825 < 1,861 < 4 sehingga H0 diterima yang artinya tidak ada autokorelasi positif.
4.4 Analisis Model Regresi Linear Berganda Analisis penelitian dilakukan terhadap hasil perhitungan dan pengujian data sekunder (historis) atas laporan keuangan dari 31 sampel perusahaan manufaktur (sektor industri dasar dan kimia, aneka industri dan industri barang konsumsi) yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan model regresi linear berganda untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya (DPR) baik secara simultan maupun secara parsial.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Dengan bantuan program SPSS diperoleh persamaan regresi linear berganda, yaitu:
Y = 0, 885 - 0,003X1 - 0,001X2 + 0,052X3 + 0,050X4 – 0,030X5 F = 3,823
Sig = 0,010
R2 = 0,433 Berdasarkan persamaan regresi lineier berganda tersebut dapat dijelaskan bahwa Konstanta (a) sebesar 0,885 yang berarti besarnya DPR (Y) adalah 88,5% dengan asumsi tidak dipengaruhi oleh variabel bebas (independent variable). Sedangkan koefidsen regresi Cash Ratio (X1) = -0,003, artinya 4.5
Pengujian Hipotesis Pada penelitian ini dilakukan pengujian hipotesis terhadap 5 (lima) variabel bebas
(independent variable) apakah mempunyai pengaruh terhadap variabel terikatnya (DPR) baik secara serempak maupun secara parsial. 4.5.1
Uji Pengaruh Serempak (Uji-F) Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan secara
serempak antara variabel bebas dengan variabel terikatnya. Tabel 4.5 Hasil Uji Pengaruh Serempak (Uji-F) ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares
Mean Square
df
Regression
,001
5
,000
Residual
,002
25
,000
F 3,823
Sig. ,010(a)
Total
,003 30 a Predictors: (Constant), TAX, DER, ROI, CashRatio, NPM b Dependent Variable: DPR
Sumber : Hasil Penelitian, 2007 (data diolah)
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui nilai Fhitung sebesar 3,823. Sedangkan nilai Ftabel pada α = 0,05 dan df1 = 5; df2 = 31-5-1 = 25 (lihat tabel Distribution F) maka dihasilkan Ftabel sebesar 2,60. Jadi nilai Fhitung (3,823) > Ftabel (2,60) artinya variabel – variabel independen yang diteliti secara bersama – sama atau serempak mempengaruhi dividen payut ratio. Nilai p-value uji ini (0,010), artinya dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% dan dari hasil yang diperoleh tingkat kepercayaan lebih dari 95% yaitu 99% (100 – 1%) maka kondisi ini menunjukkan bahwa secara statistik Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), dan Tax Rate mempunyai pengaruh yang signifikan secara serempak terhadap DPR. Tabel 4.6 Hasil Uji Determinasi
Model
R
1
,658(a)
R Square
Adjusted R Square
,433
,320
Std. Error of the Estimate ,0080402
Sumber : Hasil Penelitian, 2007 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,433 atau 43,3%. Artinya, Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), dan Tax Rate berpengaruh signifikan terhadap DPR sebesar 43,3% sedangkan selebihnya yaitu 56,7% dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Faktor – faktor tersebut kemungkinan antara lain tingkat pertumbuhan perusahaan (growth), risiko pasar (beta), ukuran perusahaan (firm size), dan kondisi makro lainnya seperti jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika, pajak penghasilan, tingkat bunga dan lain-lain.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Tingkat pertumbuhan perusahaan (growth) merupakan salah faktor yang mempengaruhi DPR, hal ini diungkapkan oleh Jensen, Solberg dan Zorn (1992) dalam Suhartono (2004) bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan membutuhkan dana untuk investasi, sehingga pembayaran dividennya akan lebih rendah. Risiko pasar (beta) juga sebagai faktor yang diduga mempengaruhi pembayaran dividen. Sedangkan kondisi makro ekonomi seperti jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dollar atau tingginya nilai dollar terhadap rupiah menyebabkan harga mesin dan harga bahan baku, terutama bahan baku impor, melonjak drastis. Kondisi ini membuat biaya produksi meningkat sehingga harga jual pun meningkat. Tingginya harga jual yang tidak dapat diikuti oleh daya beli masyarakat menyebabkan tingkat penjualan menurun sehingga laba perusahaan pun menurun bahkan tidak sedikit perusahaan yang menderita kerugian (Wartaekonomi, 2005). Kondisi ini menyebabkan perusahaan mengalami kesulitan dalam membayarkan dividen kepada para pemegang sahamnya. Bagi pemegang saham, penerimaan dividen ataupun capital gains merupakan penghasilan. Setiap penghasilan yang diterima dikenai pajak namun tingkat pajak untuk dividen dan capital gains merupakan penghasilan. Setiap penghasilan yang diterima dikenai pajak namun tingkat pajak untuk dividen dan capital gains berbeda. Jika pajak atas dividen lebih rendah daripada untuk capital gains maka pemegang saham cenderung untuk menerima dividen. Namun jika pajak atas capital gains yang lebih rendah daripada dividen maka pemegang saham cenderung untuk menikmati capital gains (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, 1998). Dengan demikian maka besar kecilnya pajak penghasilan dapat mempengaruhi pembagian dividen.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
4.5.2
Uji Pengaruh Parsial (Uji-t) Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan secara
parsial antara variabel bebas.
Tabel 4.7 Hasil Uji Pengaruh Parsial (Uji-t) Coefficients(a) Model
1
(Constant)
Unstandardized Coefficients Std. Error B ,885 ,389
Standardized Coefficients
T
Sig.
Beta
95% Confidence Interval for B Lower Upper Bound Bound ,083 1,686
2,272
,032
-,227
-1,190
,245
-,009
,002
-,037
-,204
,840
-,007
,005
,051
,247
1,014
,320
-,053
,157
,024
,453
2,066
,049
,000
,100
,013
-,357
-2,271
,032
-,056
-,003
CashRatio
-,003
,003
DER
-,001
,003
NPM
,052
ROI
,050
TAX
-,030
a Dependent Variable: DPR
Sumber : Hasil Penelitian, 2007 (data diolah)
4.5.2.1 Pengaruh Cash Ratio terhadap DPR Analisis pengaruh Cash Ratio terhadap DPR dapat dilihat pada Tabel 4.7, dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai thitung Cash Ratio sebesar -1,190 dan tingkat signifikansi 0,245 artinya Cash Ratio mempunyai pengaruh negatif sebesar 1,190 dan namun tidak signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung dan nilai ttabel diketahui bahwa nilai thitung sebesar – 1,190 dan ttabel sebesar 2,056, nilai ttabel ditentukan dengan cara melihat tabel Critical t Value for t Distribution dengan df= 26 (31-5), α = 0.025 (two-tailed) sehingga diperoleh ttabel = 2,056. Sehingga Ho diterima, artinya Cash Ratio tidak berpengaruh secara parsial terhadap DPR.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Teori free cash flow yang diungkapkan Jensen (1986) dalam Sugihen (2003) menyatakan bahwa manajer yang memiliki arus kas bebas yang subtansial, akan cenderung melakukan investasi secara tidak optimal dari pada membayarkan arus kas tersebut kepada pemegang saham (dividen). Pada dasarnya, free cash flow seharusnya dibayarkan kepada pemegang saham, akan tetapi membayarkan free cash flow kepada pemegang saham berarti mengurangi dana dibawah kontrol manajemen, membatasi kemampuan manajemen untuk mendorong pertumbuhan, dan meningkatkan kemungkinan harus menggunakan dana eksternal untuk mendanai investasi proyek yang akan datang. Pernyataan ini didukung oleh teori kebijakan dividen “Bird-In-The-Hand“ dimana kebanyakan investor merencanakan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka dalam saham dari perusahaan bersangkutan dan tingkat risiko dari arus kas perusahaan bagi investor dalam jangka panjang hanya ditentukan oleh tingkat risiko arus kas operasinya, bukan oleh kebijakan pembagian dividennya Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2004) yang menyatakan bahwa variabel cash position tidak berpengaruh terhadap DPR. 4.5.2.2 Pengaruh DER terhadap DPR Faktor DER sebagai variabel bebas mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan secara parsial (Tabel 4.7) terhadap DPR, hal ini ditunjukkan dari nilai thitung sebesar -0,204 dan tingkat signifikansi 0,840 lebih besar dari alpha 0,05. Sehingga variabel DER berpengaruh negatif namun tidak signifikan secara parsial terhadap DPR. Pernyataan ini didukung oleh Suhartono (2004) yang menyatakan bahwa interaksi antara kebijakan hutang dan kebijakan dividen dapat dihubungkan dengan asimetris informasi, yakni informasi yang mencakup informasi tentang prospek perusahaan dan
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
penggunaan keuntungan, artinya ada hubungan interdependensi antara kebijakan hutang dan kebijakan dividen. Hal ini seperti teori pecking order dari Myers (1984), dimana perusahaan lebih memilih untuk menggunakan pembiayaan internal dibandingkan eksternal, dan akan mengadaptasi target rasio pembayaran dividen mereka ke dalam peluang nvestasi. Dalam teori pecking order juga dinyatatakan bahwa tidak ada target struktur modal optimal (debt to equity ratio). Sedangkan Gitosudarmo (2002) berpendapat bahwa terjadi hubungan yang berlawanan (negatif) antara DER terhadap DPR, artinya semakin tinggi rasio ini maka akan semakin kecil pembayaran dividen. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fitriyani (2002) yang menyatakan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap DPR. 4.5.2.3 Pengaruh NPM terhadap DPR Analisis pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap DPR dapat dilihat pada Tabel 4.7 dari tabel tersebut diketahui bahwa NPM memiliki thitung sebesar 1,014 dengan tingkat signifikasi 0,320 dan nilai ttabel sebesar 2,056, dimana ttabel (2,056) > thitung (1,014) sehingga Ho diterima, artinya NPM berpengaruh positif secara parsial namun tidak signifikan terhadap DPR. Pernyataan ini tidak sejalan dengan pernyataan Suhartono (2004) bahwa Earning Volatility berkaitan dengan rasio dividen. Apabila tingkat keuntungan perusahaan semakin stabil maka perusahaan dapat memprediksi keuntungan-keuntungan dimasa yang akan datang dengan ketepatan yang lebih tinggi. Kesimpulan penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nasrul (2004) yang menyatakan bahwa variabel NPM tidak berpengaruh terhadap DPR 4.5.2.4 Pengaruh ROI terhadap DPR
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Variabel ROI sebagai variabel bebas mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan secara parsial (Tabel 4.7) terhadap DPR, hal ini ditunjukkan dari nilai thitung sebesar 2,066 dan tingkat signifikansi 0,049. Sedangkan nilai ttabel sebesar 2,056 sehingga Ho ditolak thitung > ttabel (0,2066 > 0,2,056), artinya ada pengaruh secara parsial antara ROI dengan DPR. Pernyataan ini didukung oleh hipotesa pecking order yang diajukan oleh Myers, yang menyatakan bahwa cara-cara yang dipergunakan oleh perusahaan dalam memperoleh dana adalah dengan urutan sebagai berikut : pertama dari laba ditahan; kedua pendanaan hutang dan ketiga dari ekuitas baru. Tingkat profitabilitas masa lalu dari suatu perusahaan haruslah merupakan penentu atau determinant penting atas sturtur modal perusahaan yang bersangkutan (Suhartono, 2004). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Fitriyani (2002) dan Nasrul (2004) yang mengatakan bahwa Return on Investment (ROI) berpengaruh signifikan terhadap DPR. Penelitian Hairani (2005) juga menyatakan bahwa rasio profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap DPR. 4.5.2.5 Pengaruh Tax Rate terhadap DPR Analisis pengaruh Tax Rate (TAX) terhadap DPR dapat dilihat pada Tabel 4.7 dari tabel tersebut diketahui bahwa TAX memiliki thitung sebesar -2,953 dan tingkat signifikasi 0,004. Hal ini menunjukkan bahwa variabel TAX mempunyai koefisien regresi dengan arah negatif dan signifikan secara parsial. Angka tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara TAX dengan DPR adalah berlawanan, apabila TAX semakin besar maka DPR akan menurun dan sebaliknya. Kesimpulan ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hairani (2005) yang menggunakan variabel Tax Rate sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi DPR,
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
dimana hasilnya disebutkan bahwa Tax Rate tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap DPR. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh informasi yang dapat digunakan oleh pemegang saham maupun bagi perusahaan. Bagi pemegang saham, jika rasio profitabilitas, Cash Ratio dan ROI meningkat maka rasio pembayaran dividen akan meningkat pula. Sedangkan bagi perusahaan, meningkatnya rasio pembayaran dividen merupakan indikator bahwa jumlah laba yang di tahan akan menurun karena sebagian besar dari perolehan keuntungan akan digunakan untuk pembayaran dividen pada para pemegang sahamnya.
4.5.3
Pengaruh Paling Dominan Dari hasil analisis dan pengujian data terhadap variabel bebas yang diduga
memberikan pengaruh paling dominan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) terbukti adalah Return on Investment (ROI). Hal ini ditunjukkan pada pengolahan data uji parsial pada Tabel 4.7 bahwa koefisien regresi (B) ROI merupakan yang terbesar yaitu 0,042, yang artinya memberikan pengaruh terbesar dan dominan terhadap DPR. Kesimpulan ini sejalan dengan penelitian Nasrul (2004) bahwa fakyor yang paling dominan mempengaruhi DPR adalah ROI.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan yaitu : 1.
Faktor Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), dan Tax Rate (TAX) mempunyai pengaruh yang signifikan secara serempak terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Kondisi ini ditunjukkan oleh koefisien determinasi (R2) yang menyatakan bahwa secara serempak variabel Cash Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Return on Investment (ROI), dan Tax Rate (TAX) mempengaruhi DPR sebesar 43,3% . Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasrul (2004) dan Suhartono (2004).
2.
Faktor Return on Investment (ROI) dan Tax Rate (TAX) mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) dan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap DPR adalah Return on Investment (ROI). Kesimpulan ini sejalan dengan penelitian Nasrul (2004), Fitiyani (2005) dan Suhartono (2004) bahwa profitabilitas khususnya ROI mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio. Sedangkan pengaruh Tax Rate terhadap DPR sejalan dengan penelitian Hairani (2005).
67 5.3
Saran
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut : 1.
Bagi para emiten dan manajemen perusahaan sebaiknya mempertimbangkan posisi Return on Investment (ROI) dalam menetapkan rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio), serta meningkatkan posisi profitabilitas dengan cara meningkatkan laba bersih perusahaan.
2.
Dari hasil penelitian ditemukan juga bahwa faktor-faktor yang diteliti hanya memberikan pengaruh yang kecil terhadap Dividend Payout Ratio (43,3%). Oleh karena itu bagi para pemegang saham dan manajemen perusahaan sebaiknya mempertimbangkan juga faktor lain diluar faktor yang diteliti sebagai masukan dalam pengambilan keputusan investasi maupun penetapan kebijakan dividen.
3.
Bagi para akademis yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Dividend Payout Ratio, sebaiknya menggunakan objek penelitian, periode penelitian, alat analisis dan faktor-faktor yang berbeda dengan penelitian ini, seperti pertumbuhan perusahaan (growth), risiko pasar, nilai tukar rupiah terhadap dollar dan tingkat bunga.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi V. Cetakan Keduabelas. PT Rineka Cipta. Jakarta. Atmaja, Lukas Setia. 2003. Manajemen Keuangan. Edisi Revisi. Penerbit Andi. Yogyakarta. Brealey, Richard A. and Stewart C. Myers. 2004. Principles of Corporate Finance. 7th Edition. McGraw-Hill Companies, Inc. Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Dialihbahasakan oleh Dodo Suharto dan Herman Wibowo. Buku Satu. Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang. Gitosudarmo, Indriyo dan H. Basri. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. Cetakan Pertama. BPFE, Yogyakarta. Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Keempat. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Helfert, Erich. A. 1997. Teknik Analisis Keuangan: Petunjuk Praktis untuk Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan. Dialihbahasakan oleh Herman Wibowo. Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta. Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan Keputusan Investasi dan Pembelanjaan. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta. Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 1998. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. UPP YKPN. Yogyakarta.
69 Keown, Arthur J., David F. Scott, Jhon.D. Martin, and William J. Petty. 1999. Basic Financial Management. 8th Edition. Prentice Hall International,Inc. NewJersey.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Kieso, Donald E. and Jerry J. Wrygrandt. 1995. Intermediate Accounting. Dialihbahasakan oleh Herman Wibowo. 7th Edition. John Willey and Sons, Inc. Kuswadi. 2006. Memahami Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Martono dan Agus Harjito. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Ekonisia. FE UII. Yogyakarta. Nasir, Mohammad.1999. Metode Penelitian. Cetakan Keempat. Ghalia Indonesia. Jakarta. Riyanto, Bambang. 1997. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. UPP YKPN. Yogyakarta. Ross, Stephen A.Westerfield, and Jaffe. 2002. Corporate Finance. 6th Edition. Revised Printing. McGraw-Hill. Boston. Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Santoso, Singgih. 2005. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Sartono, Agus. 2000. Ringkasan Teori Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua. BPFE. Yogyakarta. Sinuraya, Murthada. 1999. Teori Manajemen Keuangan. Edisi Revisi. FEUI. Jakarta. Sundjaja, Ridwan dan Inge Barlian. 2002. Manajemen Keuangan 2. PT Prenhallindo. Jakarta. Undang-undang Pajak Tahun 2000. Salemba Empat. Jakarta. Weston, Fred J, Scott Besley, Eugene Brigham. 1996. Essential of Managerial Finance, 11th Edition. The Dryden Press. Harcourt Brace College Publishers. Weston, Fred J. and Brigham. 1994. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. dialihbahasakan oleh Alfonsus Sirait. Jilid Pertama. Edisi Kesembilan. Erlangga. Jakarta.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Weston, Fred J. and Thomas E. Copeland. 1993. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. dialihbahasakan oleh Jaka Wasana dan Kirbrandoko. Jilid Pertama. Edisi Kedelapan (Revisi). Alfabeta. Bandung. Tesis : Fitriyani, Lita Yulita. 2002. Analisis Variabel-variabel yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Tesis Program Pendidikan Magister Universitas Padjajaran. Bandung. (tidak dipublikasikan). Hariani, Emi. 2005. Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia. Tesis Program Pascasarjana USU. Medan. (tidak dipublikasikan). Nasrul, Idiansyah Harahap. 2004. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur Go-Public di Bursa Efek Jakarta. Tesis Program Pascasarjana USU. Medan. (tidak dipublikasikan). Nasution, Hasanul Aswadi. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Publik di Indonesia, Tesis Program Pascasarjana USU. Medan. (tidak dipublikasikan) Disertasi : Sugihen, Syafruddin Ginting. 2003. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva dan Kinerja Keuangan Serta Nilai Perusahaan Industri Manufaktur Di Indonesia. Disertasi Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Surabaya. (tidak dipublikasikan). Jurnal : Damayanti, Susana dan Fatchan Achyani. 2006. Analisis Pengaruh Investasi, Liquiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Payout Ratio (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 5. No. 1. April 2006. Universitas Muhammadyah Surakarta. Halim, Johan. 2005. Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Dividen Terhadap Price Earning Ratios pada Industri Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Balance. Maret. Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Indonesia Atmajaya. Myers, S.C. & Maljuf,N.s (1984). “Corporate Financing and Investment Decision When Firms Have Information That Investors Do Not Have,” Journal of Financial Economics. pp. 187-221.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
McManus, Gwilyn and S. H Thomas. 2002. A Robust Estimation of The Relation between Stock Returns, Size, Dividend Yield and Payout Ratio. The EFMA Conference. School of Management. University of Southampton Suhartono. 2004. Pengujian Terhadap Keterkaitan Antara Kebijakan Dividend an Kebijakan Hutang Secara Simultan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Ventura. Vol. 7 No.1, April Uyara, Ali Sani dan Askam Tuasikal. 2003. Moderasi Aliran Kas Bebas Terhadap Hubungan Rasio Pembayaran Dividend an Pengeluaran Modal Earnings Response Coefficients. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol 6 No. 2. Mei.
Koran dan Majalah : Kompas. Strategi Menggenjot Industri Manufaktur. Senin, 2 Mei 2005. Kompas. Manufaktur Indonesia, Istana Pasir yang Rapuh. Selasa, 16 Agustus 2005. Wartaekonomi. Tahun 2005: Optimisme yang Berhati-hati. Senin, 24 Januari 2005.
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
LAMPIRAN 1
JUMLAH POPULASI PENELITIAN
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Populasi Penelitian
INDUSTRI DASAR KIMIA (Basic Industry And Chemical) No
Nama Perusahaan
No
Nama Perusahaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
INTP SMCB SMGR AMFG ARNA IKAI MLIA TOTO ALKA ALMI BTON CTBN INAI JKSW JPRS LION LMSH PICO TBMS
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk PT Semen Cibinong Tbk PT Semen Gresik (Persero) Tbk PT Asahimas Flat Glass Tbk PT Arwana Citramulia Tbk PT Intikeramik Alamasri Indstri Tbk PT Mulia Industrindo Tbk PT Surya Toto Indonesia Tbk PT Alakasa Industrindo Tbk PT Alumindo Light Metal Indstry Tbk PT Betonjaya Manunggal Tbk PT Citra Tubindo Tbk PT Indal Aluminium Industry Tbk PT Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk PT Jaya Pari Steel Corp. Tbk PT Lion Metal Works Tbk PT Lionmesh Prima Tbk PT Pelangi Indah Canindo Tbk PT Tembaga Mulia Semanan Tbk
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46
SRSN UNIC AKKU AKPI APLI BRNA DYNA FPNI IGAR LAPD SIMA SMPL TRST CPIN FISH JPFA MAIN SIPD BRPT
20 21 22 23 24
BUDI CLPI DPNS EKAD ETWA
PT Budi Acid Jaya Tbk PT Colorpak Indonesia Tbk PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk PT Ekadharma Tape Ind.Tbk PT Eterindo Wahanatama Tbk
47 48 49 50 51
DSUC SUDI SULI TIRT FASW
25 26 27
INCI KKGI SOBI
PT Intanwijaya Internasional Tbk PT Resource Alam Indonesia Tbk PT Sorini Corporation Tbk
52 53 54 55
INKP SAIP SPMA TKIM
PT Sarasa Nugraha Tbk PT Unggul Indah Cahaya Tbk PT Aneka Kemasindo Utama Tbk PT Argha Karya Prima Ind. Tbk PT Asiaplast Industries Tbk PT Berlina Tbk PT Dynaplast Tbk PT Fatrapolindo Nusa Industri Tbk PT Kageo Igar Jaya Tbk PT Lapindo International Tbk PT Siwani Makmur Tbk PT Summitplast Tbk PT Trias Sentosa PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk PT Fishindo Kusuma Sejahtera Tbk PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk PT Malindo Feedmill Tbk PT Sierad Produce Tbk PT Barito Pacific Timber Tbk PT Daya Sakti Unggul Corporation Tbk PT Surya Dumai Industri Tbk. PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT Tirta Mahakam Resources Tbk PT Fajar Surya Wisesa Tbk *) PT Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk PT Surabaya Agung Industry Pulp PT Suparma Tbk PT Tjiwi Kimia Tbk
80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
KARW MYRX MYRXP MYTX PAFI PBRX POLY RDTX RICY SSTM TEJA TFCO
PT Karwell Indonesia Tbk *) PT Hanson International Tbk PT Hanson International Tbk (SeriB) PT APAC Citra Centertex Tbk PT Panasia Filament Inti Tbk PT Pan Brothers Tbk PT Polysindo Eka Perkasa Tbk PT Roda Vivatex Tbk PT Ricky Putra Globalindo Tbk PT Sunson Textile Manufacturer Tbk PT Texmaco Jaya Tbk PT TIFICO Tbk
ANEKA INDUSTRI (Miscellaneous Industry) 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
KOMI ACAP ASII AUTO BRAM GDYR GJTL IMAS INDS LPIN MASA NIPS
PT Komatsu Indonesia Tbk PT Andhi Chandra Automtve Prod Tbk PT Astra Int'l Tbk PT Astra Otoparts Tbk PT Branta Mulia Tbk PT Goodyear Indonesia Tbk PT Gajah Tunggal Tbk PT Indomobil Sukses Int’l Tbk PT Indospring Tbk PT Multi Prima Sejahtera Tbk PT Multistrada Arah Sarana Tbk PT Nipress
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79
PRAS SMSM SQMI ADMG ARGO CNTB CNTX DOID ERTX ESTI HDTX INDR
PT Prima Alloy Steel Universal Tbk PT Selamat Sempurna Tbk. PT Sanex Qianjiang Motor Int’l Tbk PT Polychem Indonesia Tbk PT Argo Pantes Tbk PT Centex (Saham Seri B) PT Centex PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk *) PT Eratex Djaja Tbk PT Ever Shine Textile Industry Tbk PT Panasia Indosyntex Tbk PT Indo-Rama Synthetics
92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103
BATA BIMA GDWU SIMM IKBI JECC KBLI KBLM SCCO VOKS ARTI CITA
PT Sepatu Bata Tbk PT Primarindo Asia Infrastructur Tbk PT Kasogi International Tbk PT Surya Intrindo Makmur Tbk PT Sumi Indo Kabel Tbk PT Jembo Cable Company Tbk PT GT Kabel Indonesia Tbk PT Kabelindo Murni Tbk PT Sucaco Tbk PT Voksel Electric Tbk PT Arona Binasejati Tbk PT Cipta Panelutama Tbk
INDUSTRI BARANG KONSUMSI (Consumer Goods Industry) 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121
ADES AISA AQUA CEKA DAVO DLTA INDF MLBI MYOR PSDN SHDA SKLT SMAR STTP SUBA TBLA ULTJ BATI
PT Ades Alfindo Putrasetia Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk *) PT Aqua Golden Mississippi Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk PT Davomas Abadi Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Prasidha Aneka Niaga Tbk PT Sari Husada Tbk PT Sekar Laut Tbk PT SMART Tbk PT Siantar Top Tbk PT Suba Indah Tbk PT Tunas Baru Lampung Tbk PT Ultra Jaya Milk Ind. Tbk *) PT BAT Indonesia Tbk
122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140
GGRM HMSP RMBA DVLA INAF KAEF KLBF MERK PYFA SCPI SQBB SQBI TSPC MRAT TCID UNVR KDSI KICI LMPI
PT Gudang Garam Tbk PT HM Sampoerna Tbk PT Bentoel Int’l Investama Tbk PT Darya-Varia Laboratoria Tbk PT Indofarma Tbk PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Merck Indonesia Tbk PT Pyridam Farma Tbk PT Schering Plough Indonesia Tbk PT Bristol-Myers Squibb Ind Tbk PT Bristol-Myers Squibb Ind Tbk-PS PT Tempo Scan Pacific Tbk PT Mustika Ratu Tbk PT Mandom Indonesia Tbk PT Unilever Indonesia Tbk PT Kedawung Setia Industrial Tbk PT Kedaung Indah Can Tbk PT Langgeng Makmur Ind. Tbk
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
LAMPIRAN 2 JUMLAH POPULASI PENELITIAN BERDASARKAN KRITERIA 1 DAN 2
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian Berdasarkan Kriteria 1 dan 2
INDUSTRI DASAR KIMIA (Basic Industry And Chemical) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
INTP SMCB SMGR AMFG ARNA IKAI MLIA TOTO ALKA ALMI BTON CTBN INAI JKSW JPRS LION LMSH PICO TBMS BUDI CLPI DPNS EKAD ETWA INCI KKGI SOBI
Nama Perusahaan
No
Nama Perusahaan
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk PT Semen Cibinong Tbk PT Semen Gresik (Persero) Tbk PT Asahimas Flat Glass Tbk PT Arwana Citramulia Tbk PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk PT Mulia Industrindo Tbk PT Surya Toto Indonesia Tbk PT Alakasa Industrindo Tbk PT Alumindo Light Metal Industry Tbk PT Betonjaya Manunggal Tbk PT Citra Tubindo Tbk PT Indal Aluminium Industry Tbk PT Jakarta Kyoei Steel Works Ltd Tbk PT Jaya Pari Steel Corp. Tbk PT Lion Metal Works Tbk PT Lionmesh Prima Tbk PT Pelangi Indah Canindo Tbk PT Tembaga Mulia Semanan Tbk PT Budi Acid Jaya Tbk PT Colorpak Indonesia Tbk PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk PT Ekadharma Tape Ind.Tbk PT Eterindo Wahanatama Tbk PT Intanwijaya Internasional Tbk PT Resource Alam Indonesia Tbk PT Sorini Corporation Tbk
28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
SRSN UNIC AKPI APLI BRNA DYNA IGAR LAPD SIMA SMPL TRST CPIN JPFA MAIN SIPD BRPT DSUC SUDI SULI TIRT FASW INKP SAIP SPMA TKIM
PT Sarasa Nugraha Tbk PT Unggul Indah Cahaya Tbk PT Argha Karya Prima Ind. Tbk PT Asiaplast Industries Tbk PT Berlina Tbk PT Dynaplast Tbk PT Kageo Igar Jaya Tbk PT Lapindo International Tbk PT Siwani Makmur Tbk PT Summitplast Tbk PT Trias Sentosa PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk PT Malindo Feedmill Tbk PT Sierad Produce Tbk PT Barito Pacific Timber Tbk PT Daya Sakti Unggul Corporation Tbk PT Surya Dumai Industri Tbk. PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk PT Tirta Mahakam Resources Tbk PT Fajar Surya Wisesa Tbk *) PT Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk PT Surabaya Agung Industry Pulp PT Suparma Tbk PT Tjiwi Kimia Tbk
75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89
KARW MYRX MYRXP MYTX PAFI PBRX POLY RDTX RICY SSTM TEJA TFCO BATA BIMA GDWU
PT Karwell Indonesia Tbk *) PT Hanson International Tbk PT Hanson International Tbk (Seri B) PT APAC Citra Centertex Tbk PT Panasia Filament Inti Tbk PT Pan Brothers Tbk PT Polysindo Eka Perkasa Tbk PT Roda Vivatex Tbk PT Ricky Putra Globalindo Tbk PT Sunson Textile Manufacturer Tbk PT Texmaco Jaya Tbk PT TIFICO Tbk PT Sepatu Bata Tbk PT Primarindo Asia Infrastructur Tbk PT Kasogi International Tbk
ANEKA INDUSTRI (Miscellaneous Industry) 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67
KOMI ACAP ASII AUTO BRAM GDYR GJTL IMAS INDS LPIN NIPS PRAS SMSM ADMG ARGO
PT Komatsu Indonesia Tbk PT Andhi Chandra Automtve Prod Tbk PT Astra Int'l Tbk PT Astra Otoparts Tbk PT Branta Mulia Tbk PT Goodyear Indonesia Tbk PT Gajah Tunggal Tbk PT Indomobil Sukses Internasional Tbk PT Indospring Tbk PT Multi Prima Sejahtera Tbk PT Nipress PT Prima Alloy Steel Universal Tbk PT Selamat Sempurna Tbk. PT Polychem Indonesia Tbk PT Argo Pantes Tbk
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
68 69 70 71 72 73 74
CNTB CNTX DOID ERTX ESTI HDTX INDR
PT Centex (Saham Seri B) PT Centex PT Daeyu Orchid Indonesia Tbk *) PT Eratex Djaja Tbk PT Ever Shine Textile Industry Tbk PT Panasia Indosyntex Tbk PT Indo-Rama Synthetics
90 91 92 93 94 95 96
SIMM IKBI JECC KBLI KBLM SCCO VOKS
PT Surya Intrindo Makmur Tbk PT Sumi Indo Kabel Tbk PT Jembo Cable Company Tbk PT GT Kabel Indonesia Tbk PT Kabelindo Murni Tbk PT Sucaco Tbk PT Voksel Electric Tbk
INDUSTRI BARANG KONSUMSI (Consumer Goods Industry) 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114
ADES AISA AQUA CEKA DAVO DLTA INDF MLBI MYOR PSDN SHDA SKLT SMAR STTP SUBA TBLA ULTJ BATI
PT Ades Alfindo Putrasetia Tbk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk *) PT Aqua Golden Mississippi Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk PT Davomas Abadi Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Prasidha Aneka Niaga Tbk PT Sari Husada Tbk PT Sekar Laut Tbk PT SMART Tbk PT Siantar Top Tbk PT Suba Indah Tbk PT Tunas Baru Lampung Tbk PT Ultra Jaya Milk Ind. Tbk *) PT BAT Indonesia Tbk
115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133
GGRM HMSP RMBA DVLA INAF KAEF KLBF MERK PYFA SCPI SQBB SQBI TSPC MRAT TCID UNVR KDSI KICI LMPI
PT Gudang Garam Tbk PT HM Sampoerna Tbk PT Bentoel International Investama Tbk PT Darya-Varia Laboratoria Tbk PT Indofarma Tbk PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Merck Indonesia Tbk PT Pyridam Farma Tbk PT Schering Plough Indonesia Tbk PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk PT Bristol-Myers Squibb Indo Tbk (PS) PT Tempo Scan Pacific Tbk PT Mustika Ratu Tbk PT Mandom Indonesia Tbk PT Unilever Indonesia Tbk PT Kedawung Setia Industrial Tbk PT Kedaung Indah Can Tbk PT Langgeng Makmur Ind. Tbk
Yang Tidak Menjadi Sampel No 1 2 3 4 5 6 7
Nama Perusahaan FPNI FISH CITA ARTI SQMI AKKU MASA
PT Fatrapolindo Nusa Industri Tbk PT Fishindo Kusuma Sejahtera Tbk PT Cipta Panelutama Tbk PT Arona Binasejati Tbk PT Sanex Qianjiang Motor Int’l Tbk PT Aneka Kemasindo Utama Tbk PT Multistrada Arah Sarana Tbk
Listing Date 2002 2002 2002 2003 2004 2004 2005
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
LAMPIRAN 3 JUMLAH SAMPEL PENELITIAN
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
Daftar Nama Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian INDUSTRI DASAR KIMIA (Basic Industry And Chemical) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
SMGR AMFG ARNA CTBN LION LMSH TBMS CLPI DPNS EKAD INCI UNIC IGAR TIRT
Nama Perusahaan PT Semen Gresik (Persero) Tbk PT Asahimas Flat Glass Tbk PT Arwana Citramulia Tbk PT Citra Tubindo Tbk PT Lion Metal Works Tbk PT Lionmesh Prima Tbk PT Tembaga Mulia Semanan Tbk PT Colorpak Indonesia Tbk PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk PT Ekadharma Tape Ind.Tbk PT Intanwijaya Internasional Tbk PT Unggul Indah Cahaya Tbk PT Kageo Igar Jaya Tbk PT Tirta Mahakam Resources Tbk
ANEKA INDUSTRI (Miscellaneous Industry) 15 16 17 18 19
AUTO GDYR SMSM PBRX BATA
PT Astra Otoparts Tbk PT Goodyear Indonesia Tbk PT Selamat Sempurna Tbk. PT Pan Brothers Tbk PT Sepatu Bata Tbk
INDUSTRI BARANG KONSUMSI (Consumer Goods Industry) 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
AQUA DLTA INDF MLBI MYOR GGRM HMSP KAEF MERK TSPC TCID UNVR
PT Aqua Golden Mississippi Tbk PT Delta Djakarta Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk PT Multi Bintang Indonesia Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Gudang Garam Tbk PT HM Sampoerna Tbk PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT Merck Indonesia Tbk PT Tempo Scan Pacific Tbk PT Mandom Indonesia Tbk PT Unilever Indonesia Tbk
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
LAMPIRAN 4 HASIL DESKRIPSI VARIABEL
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
HASIL DESKRIPSI VARIABEL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kode Perusahaan
Cash
SMGR AMFG ARNA CTBN LION LMSH TBMS CLPI DPNS EKAD INCI UNIC IGAR TIRTA AUTO GDYR SMSM PBRX BATA AQUA DLTA INDF MLBI MYOR GGRM HMSP KAEF MERK TSPC TCID UNVR
Rata-rata Standar Deviasi Koefisien Variasi Maksimum Minimum
: : : : :
DER
NPM
ROI
TAX
DPR
0,4896 0,4325 0,0577 0,0888 2,2606 0,1615 0,1547 1,1847 1,4306 1,7784 0,8521 0,0212 0,3247 0,0416 0,4516 0,401 0,6698 0,2217 0,1 0,5088 1,0329 0,282 0,3143 1,4521 0,0633 0,6 0,5669 0,876 2,5366 0,0797 0,9716
1,032 0,934 1,232 0,314 0,186 0,85 0,526 0,4 0,202 0,25 0,16 1,474 0,736 2,514 0,696 0,512 0,59 1,228 0,0536 1,216 0,292 2,552 0,776 0,702 0,638 1,152 0,558 0,274 0,226 0,206 0,61
0,083 0,1297 0,105 0,0357 0,164 0,0344 0,0081 0,1018 0,06 0,0629 0,0963 0,0411 0,0433 0,0195 0,0982 0,0197 0,0774 0,0352 0,0997 0,0585 0,1346 0,0322 0,1481 0,0643 0,089 0,104 0,0418 0,1737 0,1493 0,0984 0,1508
0,0707 0,1184 0,0753 0,1308 0,1215 0,0686 0,0113 0,1145 0,2069 0,0836 0,0689 0,038 0,0639 0,0192 0,1149 0,0304 0,084 0,0749 0,277 0,1116 0,1065 0,0364 0,3539 0,0553 0,1137 0,1294 0,0576 0,2529 0,1617 0,1601 0,3605
30 29,99 29,93 29,92 29,92 29,41 30,05 29,8 29,88 29,74 29,86 29,99 29,93 29,87 29,99 29,99 29,98 29,88 29,97 29,98 29,97 30 29,99 29,98 30 30 29,98 29,97 30 29,98 30
0,0006 0,0004 0,0004 0,0159 0,0055 0,0149 -0,0018 0,0221 0,0021 0,0068 0,0021 0,008 0,0002 0,0004 0,0003 -0,0058 0,0014 0,0011 0,0175 0,0129 0,0097 0,0001 0,032 0,0003 0,0002 0,0002 0,0001 0,035 0,0012 0,0025 0,0005
0,6583 0,6566 99,7434 2,5366 0,0212
0,7449 0,6076 81,5629 2,552 0,0536
0,0826 0,0466 56,4383 0,1737 0,0081
0,1185 0,0886 74,7947 0,3605 0,0113
29,9339 0,1177 0,3933 30,05 29,41
0,0060 0,0097 161,8025 0,035 -0,0058
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.
LAMPIRAN 5 HASIL OUTPUT REGRESI LINIER BERGANDA
Rini Dwiyani Hadiwidjaja : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. USU e-Repository © 2008.