Analisa Finansial Pembangunan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro Studi Kasus : PLTM Pancuran Aro Bambang Setiadi1,Laode Muhammad Ihsan Taufiq Ridwan1, 1
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok 16424, Indonesia E-mail:
[email protected],
[email protected]
Abstrak Nama Program Studi Judul Seminar
: Laode Muhammad Ihsan Taufiq Ridwan : Teknik Sipil : Analisa Finansial Pembangunan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro : Studi Kasus : PLTM Pancuran Aro
Dalam melakukan perencanaan pembangunan suatu proyek dibutuhkan suatu studi kelayakan finansial yang akan melahirkan sebuah informasi dari segi finansial yang nantinya digunakan oleh investor sebagai input fundamental untuk proses awal decision making dalam melakukan kerja sama dengan pemerintah pada proyek pembangunan PLTM. Berdasarkan hasil perhitungan dengan semua kriteria kelayakan investasi didapatkan besar NPV (Net Present Value) = Rp.(+38.513.490.168), (Internal Rate of Return) IRR proyek = 16,27% dan Payback period selama 5 tahun. . Kata Kunci :Pembangkit Listrik tenaga Mini Hidro,Analisa Finansial Abstract Name : Laode Muhammad Ihsan Taufiq Ridwan Study Programme: Civil Engineering Title : Financial Analysis of Mini Hydropower Plant Project : case study : PLTM pancuran aro In planning the development of a project requires a financial feasibility study that would give birth to an information from the financial side will bear a financial information in terms that will be used by investors as a fundamental input for the decision making process early in cooperation with the government on development mini hydro power plant projects. Based on the estimation results with all eligibility criteria of investment obtained the NPV (Net Present Value) = Rp. (+38513490168), (Internal Rate of Return) project IRR = 16.27% and a Payback period of 5 years. Key Word :Mini Hydropower Plant Project,Financial Analysis
Analisa finansial..., La Ode Muhammad Ikhsan Taufik, FT UI, 2013
1. Pendahuluan Permasalahan listrik di Indonesia mempengaruhi pertumbuhan investasi, apalagi dari segi Geografis Indonesia yang terdiri dari Pulau dan lautan sehingga menambah permasalahan karena akhirnya pulau-pulau itu harus bisa menyediakan listriknya sendiri. Masih Kurangnya pasokan Listrik menyebabkan pertumbuhan ekonomi terutama di bidang Industri tidak berkembang seharusnya, sehingga pemerintah harus segera menyediakan infrastruktur Listrik di seluruh Indonesia.
sangat membebani APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah), oleh karena itu kerjasama dan pasrtisipasi berbagai pihak sangat diperlukan untuk mengatasi krisis energi listrik ini. Dengan melihat kondisi tersebut, pihak investor merencanakan melakukan investasi dalam rangka melakukan pembangunan proyek PLTM di daerah tersebut, sehingga perlu diadakan penelitian tentang studi kelayakan investasi dari segi finansial yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh pihak investor yang nantinya akan ditujukan kepada pemerintah sebagai bahan penawaran. Alokasi dana APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) suatu daerah tidak hanya digunakan untuk penyediaan energi listrik saja, oleh karena itu dikarenakan proyek pembangunan PLTM memerlukan biaya yang sangat besar, pemerintah dituntut untuk menggandeng investor untuk melaksanakan proyek tersebut sementara investor membutuhan suatu keyakinan yang berasal dari suatu analisis studi kelayakan sehingga benar-benar mendatangkan profit dan benefit yang menguntungkan.
Gambar 1Peta Rasio Eletrifikasi Tahun 2011 Sumber : Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Dari data diatas diketahui ada 16,5 Juta Keluarga atau sebesar 27,05% belum mendapat pasokan listrik dan khususnya untuk propinsi Jambi masih terdapat 23,46% kekurangan pasokan listrik,sementara potensi tenaga air dan gradien sungai yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air tersebar hampir di seluruh bagian hulu sungai-sungai Indonesia dan diperkirakan dapat digunakan untuk memproduksi listrik sampai mencapai 75.000 MW, sementara pemanfaatanya baru sekitar 2,5% dari potensi yang ada. Turbin air sebagai alat pengubah energi potensial air menjadi energi tors/putar yang dapat dimanfaatkan sebagai penggerak generator, pompa dan peralatan lain. Untuk daerah/lokasi yang mempunyai sumber energi air sangatlah menguntungkan apabila memanfaatkan teknologi turbin air (LIPI, 2009). Berlandaskan Kondisi topografi yang bergunung-‐gunung dengan temperatur udara yang sejuk dan curan hujan yang tinggi membuat Kabupaten Kerinci memiliki sumber daya air yang potensial untuk dikembangkan menjadi pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM),namun untuk merealisasikan hal tersebut pemerintah membutuhkan proses yang lama dikarenakan membutuhkan anggaran yang besar dimana
Dengan tidak dimilikinya studi kelayakan investasi proyek, maka akan mengakibatkan hal-hal sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Tingginya risiko investasi dan pendanaan pada proyek pembangunan PLTM ini. Akibat tingginya risiko investasi, mengakibatkan rendahnya tingkat kelayakan investasi. Dikarenakan rendahnya tingkat kelayakan investasi, maka akan menicu turunnya minat investor untuk menanamkan modalnya. Rendahnya minat investor dalam berinvestasi, akan dapat menjadi salah satu penyebab gagalnya realisasi pembangunan proyek PLTM tersebut.
Berdasarkan deskripsi masalah diatas,maka dirumuskan masalah yang menjadi kunci dari penelitian ini,yakni seberapa besar tingkat kelayakan investasi yang dimiliki oleh rencana pembangunan proyek PLTM Pancuran aro. Untuk melakukan analisis terhadap kelayakan fiansial rencana pembangunan proyek PLTM Pancuran Aro.
Analisa finansial..., La Ode Muhammad Ikhsan Taufik, FT UI, 2013
2. Skema Pendanaan PPP (Public Private Partnership) 2.1 Definisi dan Gambaran Umum PPP Menurut William J. Parente (2006) dari USAID Environmental Services Program, definisi PPP adalah “Perjanjian atau kontrak, antara badan publik dan pihak swasta, di mana: (a) pihak swasta menyanggupi fungsi pemerintah untuk periode waktu tertentu, (b) pihak swasta menerima kompensasi untuk melakukan fungsi, secara langsung atau tidak langsung, (c) pihak swasta bertanggung jawab atas risiko yang timbul dari menjalankan fungsi dan, (d) fasilitas umum, tanah atau sumber daya lainnya dapat ditransfer atau dibuat tersedia untuk pihak swasta”. Di Indonesia, jenis proyek infrastruktur yang akan dan dapat dikerjasamakan dengan investor swasta meliputi : a. b. c. d. e.
f. g. h.
Transportasi (pelabuhan laut, sungai atau danau, pelabuhan udara,jaringan rel dan stasiun kereta api) Jalan (jalan tol dan jembatan tol) Pengairan (saluran pembawa air baku) Air minum (bangunan pengambilan air baku, jaringan transmisi,jaringan distribusi, instalasi pengolahan air minum) Air limbah (instalasi pengolah air limbah, jaringan pengumpul dan jaringan utama) serta sarana persampahan (pengangkut dan tempat pembuangan) Telekomunikasi (jaringan telekomunikasi) Ketenagalistrikan (pembangkit, transmisi, dan distribusi tenaga listrik) Minyak dan gas bumi (pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, transmisi atau distribusi migas)
diantaranya berdasarkan prinsip : adil, terbuka, transparan, dan bersaing (competition). Dengan adanya pengadaan yang mengedepankan transparency and competition, manfaat yang dapat diraih adalah : a. b. c. d. e. f.
Terjaminnya mendapatkan harga pasar yang terendah (lowest market prices). Meningkatkan penerimaan publik terhadap proyek PPP. Mendorong kesanggupan lembaga keuangan untuk menyediakan pembiayaan tanpa sovereign guarantees. Mengurangi risiko kegagalan proyek. Dapat membantu tertariknya bidders yang sangat berpengalaman dan berkualitas tinggi. Mencegah aparat pemerintah dari praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Menurut Perpres no.67 tahun 2005, tujuan pelaksanaan PPP adalah : a. b. c. d.
mencukupi kebutuhan pendanaaan secara berkelanjutan melalui pengerahan dana swasta; meningkatkan kuantitas, kualitas dan efisiensi pelayanan melalui persaingan sehat; meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemeliharaan dalam penyediaan infrastruktur serta mendorong dipakainya prinsip pengguna membayar pelayanan yang diterima, atau dalam hal tertentu mempertimbangkan daya beli pengguna.
Gambar 2 Skema Pendanaan Proyek PPP Sumber :Feasibility Analysis and Risks in PPP Projects Miharjana, Dodi,(2006) Tabel 1 Proses Kerja PPP Sumber : Feasibility Analysis and Risks in PPP Projects Miharjana, Dodi,(2006)
Dalam Perpres no.67 tahun 2005 tersebut dinyatakan bahwa pelaksanaan PPP dilakukan
Dari bagan diatas ditunjukkan bahwa kelayakan suatu proyek infrastruktur dilihat tidak hanya dari kelayakan finansial saja, melainkan juga dari segi ekonomi. Untuk itu dalam melakukan studi kelayakan perlu untuk mempertimbangkan kedua faktor tersebut. Peran pemerintah sangat diperlukan saat suatu proyek
Analisa finansial..., La Ode Muhammad Ikhsan Taufik, FT UI, 2013
2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro
tidak dan atau kurang layak secara finansial (Jibril, Sindoro S. 2008).
2.1.1
Biaya awal investasi proyek PLTM Pancuran aro
Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) adalah suatu instalasi pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas pembangkitan sedang. Pada saat pertemuan Minihidro ASEAN (1990) dinyatakan Mikrohidro: 0-200kW, Minihydro: 200 – 2000 kW, PLTA : >2000kW (2MW). Namun pada kenyataanya (saat ini),pada prakteknya mikrohidro dengan kapasitas 10 -1000 kW (1MW),minihidro dengan kapasitas 1 sampai dengan 10 MW, dan PLTA >10MW. Beberapa klarifikasi lainnya secara umum mendefisinikan mini untuk daya antara 100 kW sampai dengan 5000 Kw (Otto Ramadhan,2005).
Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro Pancuran aro dengan kapasitas # 2 x 3,5 MW memiliki total investasi termasuk Interest During Construction (IDC). Rencana investasi dan IDC direncanakan berasal dari pemerintah sebesar 30 % dan dari investor sebesar 70 % dari total investasi yang direncanakan.Sesuai hasil estimasi Capital Cost yang telah didapatkan bahwa besar investasi untuk membangunan proyek PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO PANCURAN ARO secara keseluruhan adalah Rp 105.000.000.000,-
Keuntungan utama dari pembangkit mini hidro adalah (Nadjamuddin,2011) : a.Efisiensi tinggi (70 - 90%), sejauh ini yang terbaik dari semua teknologi energi. b. Faktor kapasitas tinggi (biasanya> 50%) c.Tingkat tinggi prediktabilitas, bervariasi dengan pola curah hujan tahunan d. Daya keluaran bervariasi hanya secara bertahap dari hari ke hari (tidak dari menit ke menit).
INTEREST DURING CONSTRUCTION
Total Investment
Investment Loan Portion
70%
:
Rp
105.000.000.000
:
Rp
73.500.000.000
Construction Period
2014
2015
2016
Terms Proportion
30%
30%
40%
Investment Loan in terms
:
Beginning Balance
:
Interest During Construction
12,0%
:
Interest Payment from equity
30,0%
:
22.050.000.000
22.050.000.000
29.400.000.000
22.050.000.000
45.952.200.000
79.212.184.800
2.646.000.000
5.514.264.000
9.505.462.176
(793.800.000)
(1.654.279.200)
(2.851.638.653)
23.902.200.000
49.812.184.800
85.866.008.323
Ending Balance
:
Total Interest During Construction
:
Rp
17.665.726.176
IDC Loan
70%
:
Rp
12.366.008.323
Equity portion
30%
:
Rp
5.299.717.853
Tabel 2Interest During Construction (IDC )PLTM Pancuran Aro.
. Pembangkit listrik Tenaga Mini Hidro pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator dan menghasilkan listrik. Skema prinsip kerja PLTM terlihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3 Skema Prinsip Kerja PLTM Sumber : Jurnal Analisa perencanaan pembangkit tenaga listrik mini hidro (Wisnu widjaya, 2012)
Sumber : Data Olahan
Analisa La Ode Muhammad Ikhsan Taufik, FT UI, 2013 Sumberfinansial..., :
2.3 Struktur/Komponen Biaya Proyek PLTM Menurut Media of Indonesian Reneweble Energy Society (2007), Komponen biaya pembangunan PLTM yaitu: a.
Engineering
Komponen engineering meliputi kegiatan detail desain, supervisi pembangunan dan penyiapan dokumen teknis akhir pembangunan PLTM. b.
c.
Turbin dan perlengkapannya yang terdiri dari unit turbin, sistem transmisi mekanik, base frame, biaya instalasi dan trial run Generator dan base frame Panel kontrol (switch gear) dan kontrol beban/ballast load Instalasi peralatan elektrikal, sistem pengkabelan dan biaya lain-lain. Pekerjaan sipil
Pekerjaan sipil pada pembangunan PLTM meliputi bangunan penyadap, saluran pembawa, bak pengendap, bak penenang, pipa pesat, bangunan pelimpas, rumah pembangkit, pondasi turbin (under ground), saluran pembuang dan biaya lain-lain yaitu sekitar 10%. d.
Jaringan transmisi, distribusi, dan instalasi rumah
Terdiri dari tiang listrik, pengadaan kabel, instalasi rumah dan biaya lain-lain yang juga sekitar 5%. e.
Pajak
Meliputi alokasi untuk penggunaan alat bantu khusus apabila harus diperlukan seperti alat berat, alat angkut khusus, training operator dan pengelola. f.
Pajak
Komponen pajak dihitung terhadap total pekerjaan meliputi pekerjaan pekerjaan seperti yang diuraikan di atas. g.
-
Peralatan elektrikal-mekanik
Peralatan elektrikal-mekanik meliputi pengadaan sarana dan peralatan seperti: -
PLTM yang tidak mudah dan memerlukan kegiatan pendukung. Besaran alokasi biaya pengembangan diestimasi berdasarkan persentase. Contohnya adalah kegiatan administrasi proyek, manajemen proyek di tingkat owner (pemilik pekerjaan), biaya legal, penyiapan dan pelaksanaan tender, ganti rugi atas pembebasan tanah apabila ada, monitoring dan evaluasi proyek di tingkat owner. Sebagai acuan, estimasi biaya pengembangan dikelompokkan menjadi:
Biaya pengembangan (project development)
Biaya pengembangan dapat dikatakan sebagai indirect cost. Komponen ini diperhitungkan sebagai akibat proses penyiapan dan perencanaan pembangunan
h.
Manajemen proyek (10%) dari total biaya fisik dan pajak Tender, kontrak, dan legal (5%) dari total biaya fisik dan pajak diasumsikan untuk PPN sebesar 10% Biaya untuk ganti rugi. Biaya operational & maintenance (Deviany kartika,2010)
Biaya operasional dan pemeliharaan merupakan perkiraan biaya yang dikeluarkan setiap tahunnya untuk operasional dan pemeliharaan bangunan sipil maupun peralatan elektro-mekanikal. Besarnya biaya diasumsikan sebesar 0,50% dari masing-masing biaya pekerjaan sipil maupun peralatan elektromekanikal. Selain biaya tahunan, juga dihitung biaya O/P 5 tahunan dan 10 tahunan.
3. Metode Penelitian 3.1 Studi Lapangan Dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan kelistrikan masyarakat, pemerintah mencanangkan pembangunan pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan energi terbarukan. Hal itu disebabkan karena sebagian besar pembangkit listrik menggunakan bahan bakar minyak sementara ketersediaanya terbatas yang menimbulkan biaya pokok produksi (BPP) pembangkit cukup tinggi yang jauh diatas harga jual PLN sehingga terpaksa memerlukan subsidi dari pemerintah. Berdasarkan latar belakang tersebut digalakanlah penggunaan tenaga air sebagai sumber energi pembangkit listrik dalam hal ini perencanaan pembangunan pembangkit listrik tenaga mini hidro (PLTM) Pancuran aro.
3.1.1
Gambaran Umum Proyek
Kabupaten Kerinci ditetapkan sebagai sebuah Kabupaten sejak awal berdirinya Provinsi Jambi, dengan pusat pemerintahan di Sungai Penuh. Daerah Kerinci memiliki luas 4.200 km2 terdiri atas 11 kecamatan (yang merupakan rangkaian kampung atau pemukiman). Wilayah Kabupaten Kerinci terletak dibagian barat Pulau Sumatera tepatnya diantara 01o41'
Analisa finansial..., La Ode Muhammad Ikhsan Taufik, FT UI, 2013
sampai 02026' lintang selatan dan 101o08' sampai 101o40' bujur timur.
Gambar 4Peta Orientasi Lokasi pekerjaan
1.1.1
bubdbirebir Sumber : PT. Tiara Indotim
3.1.3
Studi Kelayakan
Dalam peneltian ini metode yang digunakan untuk melakukan pendekatan dalam menentukan layak atau tidaknya usulan investasi digunakan pendekatan dengan menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR) dan Net Present Value (NPV). Pemilihan metode tersebut dikarenaka metode IRR dan NPV mempunyai keunggulan yang lebih dibandingkan dengan pendekatan metode lainnya.alasan rasional untuk metode NPV adalah sangat jelas. Untuk menutupi kelemahan pada metode-metode lainnya. NPV sebesar nol menyiratkan bahwa arus kas proyek sudah mencukupi untuk membayar kembali modal yang diinvestasikan dan memberikan tingkat pengembalian yang diperlukan atas modal tersebut. Jika proyek memiliki NPV positif, maka proyek tersebut menghasilkan lebih banyak kas dari yang dibutuhkan untuk menutup utang dan memberikan pengembalian yang diperlukan kepada pemegang saham perusahaan. Oleh karena itu, jika perusahaan mengambil proyek yang memiliki NPV positif, maka posisi pemegang saham meningkat.
Analysis Result : NPV
:
IRR Project
:
16,27%
WACC
:
11,37% 18,99%
IRR Equity
:
BCR
:
Payback Period
:
Rp 38.513.490.168
1,41 5 year
Tabel 3Output Of Financial Analysis PLTM Pancuran Aro Sumber : Data Olahan Gambar 5Peta Pencapaian Lokasi Pekerjaan PLTM Pancuran Aro Sumber : PT. Tiara Indotim
3.1.2 1.
Data Stake holder
Pihak Pemerintah PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KERINCI 2. Owner/Swasta PT. TIARA INDOTIM ENERGY 3. Pembeli PT PLN (PERSERO) diwakili oleh PLN Wilayah Propinsi Jambi
4. Temuan dan Hasil Dari hasil proses penelitian dan analisa yang telah dilakukan, maka terdapat tiga buah kinerja ekonomi proyek yaitu saldo awal dan akhir, Net Present Value (NPV), dan Internal Rate Return (IRR) yang dapat dilihat pada lampiran, maka dibahas sebagai berikut:
4.1 Net Present Value (NPV) NPV merupakan total PVt, PV pada tahun ke-t dikurangi dengan nilai investasi. Dari proyeksi arus kas, diperoleh nilai : -
NPV untuk skema pendanaan Public Private Partnership sebesar (+38.513.490.168)
NPV yang positif menunjukkan bahwa nilai revenue pengoperasian proyek Pembangkit Listrik
Analisa finansial..., La Ode Muhammad Ikhsan Taufik, FT UI, 2013
Tenaga Minihidro Pancuran aro adalah lebih besar dari pada nilai investasi yang dikeluarkan..
IRR merupakan besar nilai pengembalian investasi yang didapatkan dari penghasilan proyek setiap tahunya. Proyeksi arus kas yang telah dilakukan untuk setiap skema pendanaan memberikan hasil : -
Inflasi
4.2 Internal Rate of Return (IRR)
Grafik NPV VS Inflation 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00%
5.00% 6.00%
NPV
IRR untuk skema pendanaan Public Private Partnership sebesar 16,27%
Nilai IRR yang berada diatas suku bunga bank yakni sebesar 12% dan dan inflasi sebesar 6% menunjukan bahwa proyek tersebut memiliki tingkan pengembalian investasi yang besar untuk setiap tahunnya. 4.3 Analisa Sensitifitas Hasil dari analisa sensitifitas sesuai dengan perubahan skenario terdapat pada tabel berikut :
7.00% 8.00%
Gambar 6Grafik. Pengaruh Inflasi Terhadap NPV Sumber : Data Olahan
Dari Grafik diatas dapat diperhatikan bahwa peningkatan pada nilai inflasi akan menurunkan nilai NPV yang diperoleh. Hal tersebut dikarenakan meningkatnya biaya operasional dan maintenance tiap tahunnya yang didasarkan nilai kenaikannya terhadap inflasi sehingga hal itu menjadikan PV Outlay menjadi semakin besar, sehinggga nilai NPV proyek dengan adanya kenaikan inflasi menjadi semakin kecil.
Interest
Grafik NPV VS Interest 15% 10% 5% 0%
11%
12%
13%
14%
NPV Tabel 4Analisa Sensitifitas Analisis pada skema PPP (Public Private Partnership). Sumber : Data Olahan
Analisa grafik dilakukan untuk membandingkan besar masing-masing pengaruh nilai variabel yang digunakan sebagai skenario terhadap hasil sensitivitas analisis dari parameter kelayaakan proyek finansial yang ditunjukan dengan perbandingan besar NPV dan IRR proyek Atau dengan kata lain, perbandingan hubungan antara perubahan inflasi, dan perubahan besar suku bunga bank, dengan besar nilai IRR dan NPV proyek dapat dilihat analisa grafik berikut ini.
Gambar 7Grafik Pengaruh Interest Rate Terhadap NPV Sumber : Data Olahan
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin besar suku bunga pengembalian pinjaman maka nilai NPV proyek menjadi menurun, hal ini disebabkan oleh pengaruh pengembalian bunga pinjaman yang besar yang mengakibatkan penerimaan pendapatan menjadi rendah dan disertai dengan nilai WACC (Weighted Average Cost of Capital) meningkat yang digunakan sebagai tingkat bunga dalam proses discounting pada pendapatan mendatang.
Dari tabel hasil sensitifitas analisis dengan masingmasing perubahan skenario maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Analisa finansial..., La Ode Muhammad Ikhsan Taufik, FT UI, 2013
penerimaan keuntungan sampai masa repayment period berakhir.
IRR
Grafik IRR VS INFLATION 16.60% 16.40% 16.20% 16.00% 15.80%
16.38%
16.27%
16.16% 16.02%
5.00% 6.00% 7.00% 8.00% INFLATION
Gambar 8Grafik Pengaruh Inflasi Terhadap IRR Sumber : Data Olahan
Seperti pada grafik pengaruh inflasi terhadap NPV, grafik inflasi terhadap IRR menunjukan bahwa ketika inflasi semakin tinggi maka nilai IRR proyek semakin menjadi rendah. Hal ini disebabkan revenue proyek tidak didasari oleh tingkat kenaikan inflasi sehingga perubahan inflasi tidak mempengaruhi tingkat pendapatan yang diperoleh. Pada besaran penerimaan revenue pertahun pada proyek ini harga pembelian listrik oleh PLN dan energi listrik yang dihasilkan sesuai dengan estimasi yang sudah ditetapkan diawal perencanaan jika terjadi perubahan tarif dikemudian hari.Namun tetapi, inflasi sangat mempengaruhi biaya operasional dan maintenance dan berdampak pada nilai pajak,sehingga akan mempengaruhi net income yang didapatkan tiap tahunnya.
Interest rate
10%
11%
12%
13%
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan temuan yang telah dilakukan pada penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa inflasi sangat berpengaruh terhadap nilai NPV dan IRR proyekdalam hal ini akan mempengaruhi biaya pengeluaran, dimana kenaikan inflasi dan suku bungan menjadikan nilai NPV dan IRR pada rencana pembangunan proyek PLTM Pancuran aro menjadi lebih rendah sementara dana equity pemerintah sebagai bentuk keikutsertaan dalam pendanaan proyek memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai IRR dan NPV proyek. Dana tersebut merupkan dana awal yang dapat digunakan sebagai cost of money pada awal operasional proyek. Kesimpulan yang dapat diambil dari dari penelitian ini adalah : Pembangunan Proyek Pembangkit Listrik tenaga Minihidro Pancuran aro dengan skema pendanaan Public Private Partnership dengan sumber dana 70 % dari investor dan 30 % dari pemerintahadalah layak secara finansial. Hal ini didasarkan atas penilaian parameter investasi yang mendapatkan nilai diatas tingkat kelayakan minimal berupa : 1. 2. 3.
Grafik IRR VS INTEREST 15%
5. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan
14%
5% 0% 16.28% 16.27% 16.26% 16.25% IRR
Gambar 9Grafik Pengaruh Interest Rate Terhadap IRR Sumber : Data Olahan
Dari grafik IRR berdasarkan perubahan suku bunga bank dapat diperhatikan bahwa kenaikan tingkat suku bunga sangat berpengaruh terhadap kenaikan nilai IRR proyek. Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa kenaikan suku bunga menjadikan nilai IRR menjadi rendah,dikarenakan beban investor dalam membayar bunga pinjaman pokok kepada pihak bank setiap tahunnya menjadi lebih besar sehingga menurunkan
IRR proyek yang lebih tinggi dari suku bunga bank NPV proyek bernilai positif Payback Period yang tidak lama.
Dengan demikian tidak diperlukan peran serta pemerintah berupa subsidi dalam bentuk dana kepada PLN akibat tingginya biaya pokok produksi yang dihasilkan dan dengan menggunakan skema pendanaan PPP (Public Private Partnership) dapat memenuhi pendanaan pada rencana proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro Pancuran aro.
5.2 Saran Saran yang dapat diambil dari dari penelitian ini adalah: 1.
2.
Diperlukannya penelitian mengenai Multiplier Effect, kajian yang tidak hanya memperhitungkan profit secara finansial, namun juga pengaruh lain sebagai benefit yang ditimbulkan oleh proyek ini sebagai bagian dari proses Feasibility Study. Perlu adanya kajian khusus mengenai aspek resiko secara detail sebagai langkah preventif dalam mencegah berbagai permasalan yang kemungkinan bisa terjadi.
Analisa finansial..., La Ode Muhammad Ikhsan Taufik, FT UI, 2013
3. 4.
5.
Perlu adanya kajian khusus tentang kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan rencana pembangunan proyek ini. Adanya analisa secara detail mengenai biaya infrastruktur setiap itemnya (Cost Component) agar penyimpangan dalam perhitungan tidak begitu besar. Perlu dilakukan estimasi dengan menggunakan skema pendanaan selain skema pendanaan PPP (Public Private Partnership).
Daftar Acuan [1]. Arismunanadar, Wiranto.(1988). Penggerak Mula Turbin, edis kedua, ITB, Bandung, [2]. BPK RI. 2007. Hasil Pemeriksaan Subsidi Listrik Tahun 2007. Perusahaan Listrik Negara (Persero). Nomor : 05/Auditama VII/PDTT/06/2008, Tanggal: 2 Juni 2008. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Jakarta. [3]. Finnerty, John. D. Project Financing,Asset-Based Financial Engineering, John Wiley & Sons, Inc, New York, 1996 [4]. Harun, Nadjamuddin.( 2011). Bahan Ajar Perancangan Pembangkit Tenaga Listrik. Program Studi Teknik Elektro Universitas Hasanuddin. [5]. Jibril, Sindoro S. (2008). Simulasi Kelakayan Investasi dan Pendanaan terhadap Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional (Studi Kasus: Gedung MTH Tower). Skripsi, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. [6]. Kartika, Deviany.(2010).Pemilihan Alternatif Potensi Sumber Daya Air Wilayah Das Brantas Untuk Dikembangkan Menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Program Studi Teknik Sipil FTSP ITN Malang, No.16 Vol.VIII. [7]. Merret, A. J, Capital Budgeting &Company Finance, Longmans, Green and Co Ltd, London [8]. Miharjana, Dodi,(2006),“Feasibility Analysis and Risks in PPP Projects” [9]. Otto Ramadhan,(2005) Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro dengan Memanfaatkan Kecepatan Aliran Sungai, Laporan Penelitian Strata 1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro.
[10]. Parente, William J, (2006), ”Public Private Partnerships” [11]. Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005, “Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur” [12]. Purwanto. Financial and Economic Analysis of Microhydro Electricity Plants,at Some Locations, Central Java Province, Indonesia Balai Penelitian kehutanan Solo. [13]. Robert K Yin, (2002). “Case Study research” [14]. Suad Husnan & Suwarsono Muhammad.(2005). Studi Kelayakan Proyek (Edisi4). UPP AMP YKPN. Yogyakarta. [15]. Susilo, H.(2010). Overview tentang PLTM, Tantangan dan Peluang. Bahan Presentasi pada Workshop Pelatihan Analisa Kelayakan Proyek Pembangkit Tenaga Listrik Mini Hidro, Jakarta. [16]. Sutojo, Siswanto. (1997) Pembiayaan Investasi Proyek (Capital Budgeting). PT. Damar Pustaka, Jakarta. [17]. Soeharto, Imam. (1999). Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai Operasional). Erlangga, Jakarta [18]. Wijaya, Wisnu. (2012). Analisis Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro study Kasus Sungai Logawa Kecamatan Kedung Banteng Kabupaten Banyuma. Laporan Penelitian strata1 jurusan teknik elektro universitas Diponegoro. [19]. www.esdm.go.id/berita/listri k/39-listrik/5441-mentri-esdmtetapkan-harga-jual-listrikberbasis.html [20]. 2007. Media of Indonesian Reneweble Energy Society, Jakarta.
Analisa finansial..., La Ode Muhammad Ikhsan Taufik, FT UI, 2013