BAB VIII SHALAT FARDLU ‘AIN DALAM BERBAGAI KEADAAN A. SHALAT DALAM KENDARAAN Shalat fardlu ( 5 kali sehari ) merupakan kewajiban individual, sehingga setiap muslim wajib mengerjakannya dalam keadaan bagaimanapun. Demikian pula bila sedang naik kendaraan, maka shalat fardlu bisa dikerjakan tanpa harus menunggu berhentinya kendaraan. Yang penting dalam mengerjakan shalat fardlu di atas kendaraan adalah : terpenuhinya syarat sahnya shalat, yaitu : badan dan pakaian suci dari hadast dan najis, masuk waktu shalat, menutup aurat dan jika bisa menghadap kiblat dan jika tidak bisa menghadap kiblat maka shalat bisa dikerjakan tanpa harus menghadap kiblat (bila mungkin ketika takbiratul ihram diusahakan untuk menghadap kiblat), yang penting berniat mengerjakan shalat menyembah Allah. swt dan gerakan dapat dikerjakan sebisanya. Perhatikan firman Allah swt. berikut :
ﻟﱡـــﻮﺍﻓَﻮـــﺘُﻢـــﺎ ﻛُﻨﻣـــﺚﻴﺣﺍﻡِ ﻭـــﺮﺍﻟْﺤـــﺠِﺪﺴﺍﻟْﻤـــﻄْﺮ ﺷـــﻚﻬﺟﻝﱢ ﻭﻓَـــﻮ 144 : ﺍﻟﺒﻘﺮﺓﻩﻄْﺮ ﺷﻜُﻢﻮﻫﺟﻭ Artinya : “Hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram, dan dimana saja kamu berada palingkanlah mukamu kearahnya. QS. Al Baqarah : 144
Sabda Rasullah saw ;
ـﻠﱠﻢﺳ ﻭـﻪﻠَﻴ ﻋـﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠـﻪِ ﺻﻝَ ﺍ ﺭﺳــﻮﻋـﻦ ﻋـﺎﻣـﺮﺑـﻦ ﺭﺑــﻴـﻬـﺔَ ﻗﺎﻝ ﺭﺃﻳـﺖ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻯ ﻣﺴﻠﻢــﻬـﺖﺟ ﺗـﻮـﺚـﻠﻰ ﻋﻠﻰ ﺭﺍﺣـﻠـﺘـﻪ ﺣـﻴﺼﻳـ Artinya : “Dari Amir bin Rabi’ah, ia berkata : Saya melihat Rasullullah SAW mengerjakan shalat di atas kendaraanNya menghadap sesuai dengan arah kendaraannya. HR. Bukhori-Muslim.
Shalat di atas kendaraan dapat dikerjakan dengan berdiri jika memungkinkan, jika tidak memungkinkan maka dapat dikerjakan dengan duduk di kursi kendaraan. Contoh kendaraan yang bila mengerjakan shalat sulit berdiri adalah : taksi, bus mini, becak dan lain-lain. Shalat saat dalam kendaraan/perjalanan boleh juga dikerjakan dengan cara jamak dan qashar, shalat jamak berarti mengumpulkan dua waktu shalat dikerjakan dalam satu waktu. Shalat jamak dibedakan menjadi jamak takdim dan jamak takhir. Jamak takdim adalah mengumpulkan dua waktu shalat dikerjakan pada waktu shalat yang awal, misalnya : shalat dhuhur dan ashar dikerjakan pada waktu dhuhur, sedangkan jamak takhir adalah mengumpulkan dua waktu shalat dikerjakan pada waktu shalat yang akhir, misalnya : shalat dhuhur dan asar dikerjakan pada waktu asar. Shalat fardlu yang boleh di jamak adalah : dhuhur dan ashar, magrib dan isak, tidak boleh mengerjakan shalat ashar dijamak dengan maghrib atau dhuhur dengan isyak. Sedangkan shalat shubuh samasekali tidak boleh dijamak atau diqashar. .Sshalat qashar berarti meringkas shalat dengan cara mengerjakan shalat yang empat roka’at menjadi dua rokaat yaitu dhuhur , ashar dan isya’, sedangkan yang dua dan tiga rokaat tidak boleh di qashar. B. SHALAT DALAM KEADAAN SAKIT Sholat fardlu harus dikerjakan oleh siapa saja yang akil dan baligh. Orang sakitpun tetap wajib mengerjakan sholat fardlu sebagaimana orang sehat. Hanya saja bagi orang sakit yang menjadi masalah adalah bisa atau tidaknya ia mengerjakan sholat dengan berdiri. Syarat untuk shalat bagi orang yang sakit adalah sama dengan syarat shalat bagi orang yang sehat. Hanya saja untuk orang sakit yang sulit menghindari najis maka ia sholat dalam keadaan seperti itu. Misalnya ia sakit yang perban penutup
lukanya banyak darahnya padahal perban itu belum boleh dibuka (darah itu najis), maka ia terpaksa sholat dalam keadaan bernajis pada perbannya. Orang sakit yang tidak mampu berdiri, maka sholatnya dengan cara duduk. jika ia tidak bisa duduk maka mengerjakan sholat dengan cara berbaring atau dengan menggunakan isyarat. perhatikan sabda Rasulul saw. berikut:
ﻋـــﻦـﻠﱠﻢﺳ ﻭ ـﻪﻠَﻴ ﻋـﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠ ـﻪ ﺍﻟﻨـــــﱯ ﺻ ﻓـﺴـﺄﻟـــﺖﺮﺍﺳــــﻴﻛﺎﻧــﺖ ﺑــﻰ ﺑـﻮ ﺍ ﻓﺎﻥ ﻟــﻢ ﺗﺴــﺘـﻄــﻊﺎ ﻓﺎﻥ ﻟـﻢ ﺗﺴــﺘـﻄـﻊ ﻓﻘـﺎﻋـﺪﺍﻟﺼـﻼﺓ ﻓﻘـﺎﻝ ﺻـﻞِ ﻗﺎﺋـﻤ ﻓـﻌـﻠﻰ ﺟـﻨـﺒـﻚ Artinya : “Aku menderita sakit bawasir (ambeien), maka aku bertanya kepada Nabi tentang cara mengerjakan sholat. Rasulullah bersabda : kerjakan sholat dengan berdiri, jika engkau tidak mampu maka kerjakan dengan duduk, jika tidak sanggup maka sambil berbaring di atas lambung. H.R. Bukhori dari Imron bin Husen
Dalam hadis yang lain disebutkan :
ﻳــــﺼﻠﻲ ﻋﻠــﻰ ﺁﻩـــﺮـــﻀًﺎ ﻓـ ﻣــــﺮِ ﻳـــــﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠَــــﻴُ ﻋـﻠﱠﻰ ﺍﻋـــﺎﺩ ﺍﻟــــﻨﱯ ﺻ ﻻﺍ ﻭﺖــﺘَـﻄـــﻌﻥِ ﺳ ﺻــــﻞ ﻋـــﻠﻰ ﺍ ﻻﺭﺽﺍ: ﻓــــﺮﻣﻰ ﺑـــﻬﺎ ﻭﻗـــﺎﻝﻭﺳــــﺎﺩﺓ ﺭﻭﺍﻩــﻚ ﻋـــﻮﻛـ ﺭـــﻦ ﻣـﻔَﺾﻙَ ﺃﺣـﺩﻮــﺠـﻞْ ﺳــﻌﺍﺟ ﻭﺎﺀـﻤﻰ ﺇِﻳـﻣﻓـﺄﻭ ﺍﻟـﺒـﻴﻬﻘﻰ ﻭﺻﺢ ﺃﺑﻮ ﺣﺎﻛﻢ Artinya : “Nabi saw. pergi menjenguk orang yang sedang sakit, didapatinya ia sedang sembahyang di atas bantal(untuk sujud diatasnya), maka disingkirkan oleh Nabi saw. bantal itu dan sabdanya : Sujudlah ke atas lantai, kalau tidak dapat maka lakukanlah dengan memberi isyarat, sedang sujudmu hendaklah lebih rendah dari ruku’mu. H.R. Baihaqi
Yng dimaksud tidak dapat atau tidak mampu adalah bila mengalami kesukaran atau takut sakitnya akan bertambah parah atau semakin lama sembuhnya atau khawati kepala akan menjadi pusing. Cara duduk yang dipakai sebagai pengganti berdiri adalah dengan bersimpuh, dalam hal ini Ibu Aisyah ra. Menyatakan :
ﺎ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﻨﺴـــﺎﺀـــﻌـــﺘَﺮﺑِـــﻠﱢﻰﻣـﺼﻳـــﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠَـــﻴُ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻠﱠﻰ ﺍﻟــﻨﱯ ﺻﺻ ﻭﺻﺤﺤﻪ ﺍﳊﺎﻛﻢ Akan tetapi boleh juga duduk seperti duduk pada tasyahhud awal (duduk tawarruk) C. SHOLAT KHOUF Sholat Khouf berarti sholat dalam keadaan takut dan khawatir terhadap situasi dan kondisi yang genting atau bahaya, misalnya dalam keadaan perang. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan serentak, dan tidak ada dosa atasmu melettakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapatkan sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan adzab yang menghinakan bagi orangorang kafir itu. Cara-cara mengerjakan sholat Khouf antara lain: a. Jika musuh berada dari arah kiblat.
Jamaah sholat dibagi menjadi dua kelompok atau dua shof, shof pertama Mengikuti imam sedang shof kedua tetap berdiri menghadap kearah musuh. Setelah memperoleh satu rakaat, maka shof pertama mundur kebelakang, sedang shof kedua maju mengerjakan sholat rakaat pertama dan imam menunggu dalam keadaan berdiri. Setelah shof/kelompok kedua selesai satu rakaat maka imam bersama mereka mengerjakan sholat rokaat kedua sampai duduk tasyahud akhir. Kelompok shof pertama tadi maju mengerjakan sholat rokaat kedua yang ditunggu oleh imam dan kelompok shof kedua. Setelah semuanya sama-sama dalam duduk tasyahud akhir, maka barulah imam melaksanakan penutup sholat yaitu salam yang segera diikuti semua jemaah. b. Jika musuh berada selain dari arah kiblat. Jamaah sholat juga harus dibagi dua kelompok. Kelompok pertama sholat bersama Imam, hanya saja imam bersama mereka hanya satu rokaat, ketika imam berdiri pada rokaat kedua kelompok pertama langsung mengerjakan sholat rokaat kedua sampai selesai (salam). Lalu kelompok kedua datang untuk sholat berjamaah mengikuti imam yang masih berdiri. Pada saat itu imam sholat memasuki rokaat kedua sedangkan kelompok kedua ini baru mengerjakan rokaat pertama. Pada saat imam duduk tasyahud akhir ia tidak langsung salam melainkan menunggu kelompok kedua menambah lagi satu rokaat, baru kemudian setelah sama-sama duduk tasyahud akhir imam mengerjakan salam yang segera diikuti oleh kelompok kedua Sholat Khouf dikerjakan dua rokaat dan berjamaah, namun jika kegentingan memuncak maka boleh sholat sendiri dan hanya dikerjakan satu rokaat. Sabda Rasulullah saw. yang dinyatakan oleh Ibnu Abbas:
ــﻚﻌﻣﻢﻬــﻨﻔَــﺔٌﻣ ﻃَﺎﺋﻓَﻠْــﺘَﻘُﻢــﻠَﺎﺓ ﺍﻟﺼــﻢﻟَﻬــﺖﻓَﺄَﻗَﻤــﻴﻬِﻢﻓــﺖﺇِﺫَﺍ ﻛُﻨﻭ ﻟْﺘَـْﺄﺕ ﻭﻜُـﻢﺍﺋﺭ ﻭـﻦﻜُﻮﻧُـﻮﺍﻣﻭﺍﻓَﻠْﻴﺪـﺠﻓَـﺈِﺫَﺍ ﺳﻢﺘَﻬﺤـﻠـﺬُﻭﺍﺃَﺳﺄْﺧﻟْﻴﻭ ﻢﺘَﻬﺤـﻠﺃَﺳ ﻭﻢﻫـﺬْﺭـﺬُﻭﺍ ﺣﺄْﺧﻟْﻴ ﻭﻚﻌﻠﱡﻮﺍﻣﺼﻠﱡﻮﺍﻓَﻠْﻴﺼﻳﻯﻟَﻢﺮﻔَﺔٌﺃُﺧﻃَﺎﺋ ﻴﻠُـﻮﻥﻤﻓَﻴﻜُﻢـﺘﻌﺘﺃَﻣ ﻭﻜُﻢﺘﺤـﻠﺃَﺳـﻦ ﻋﺗَﻐْﻔُﻠُـﻮﻥﻭﺍﻟَـﻮ ﻛَﻔَـﺮﻳﻦﺍﻟﱠﺬﺩﻭ ـﻦﺃَﺫًﻯﻣﺑِﻜُـﻢ ﻛَﺎﻥﺇِﻥﻜُﻢﻠَﻴ ﻋﺎﺡﻨﻟَﺎ ﺟ ﻭﺓﺪﺍﺣﻠَﺔً ﻭﻴﻣﻜُﻢﻠَﻴﻋ ـــــﺬُﻭﺍﺧ ﻭﺘَﻜُﻢﺤـــــﻠﻮﺍﺃَﺳﺗَﻀَـــــﻌﺿَـــــﻰﺃَﻥﺮﻣـــــﺘُﻢ ﻛُﻨﻄَـــــﺮٍﺃَﻭﻣ 102 : ﺎ ﺍﻟﻨﺴﺎﺀﻬِﻴﻨﺎﻣﺬَﺍﺑ ﻋﺮِﻳﻦﻠْﻜَﺎﻓﻟﺪﺃَﻋ ﺍﻟﻠﱠﻪﺇِﻥﻛُﻢﺬْﺭﺣ ﻋﻠـــﻰُ ﺍﻟﺼــــﻼﺓ ﻓــــﺮﺽ ﺍ: ﻋــــﻨﻪ ﻗــــﺎﻝﻋــــﻦ ﺍﺑـــﻦ ﻋـــــﺒﺎﺱ ﺭﺿـــﻲ ﺍ ﺎ ﻭﻓـﻰ ﺍﻟﺴـﻔــﺮ ﻓﻰ ﺍﻟـﺤـﻀـﺮ ﺍﺭﺑــﻌﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠَﻴ ﻋﻠﱠﻰ ﺍﻟﻠﱠﻪﻧــﺒـﻴـﻜـﻢ ﺻ ﻑ ﺭﻛـــﻌـﺔً ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺣـﻤـﺪ ﻣﺴﻠﻢ ﻭ ﺍﺑﻮ ﺩﺍﻭﺩﺭﻛــﻌـﺘـﲔ ﻭﻓﻰ ﺍﳋــﻮ ﻭ ﺍﻟﻨﺴﺎﺉ Artinya : “Ibnu Abbas berkata “Allah memfardlukan sholatt melalui ucapan Nabi mu, ketika di rumah empat roka’at dan ketika bbepergian dua rokaat dan dalam keadan gawat satu rokaat. HR. Ahmad, Mus;im, Abu Daud dan Nasa’i
Keterangan Ibbnu Abbas ini berkenaan denghan jumlah roka’at sholat. Jadi sholat khouf dikerjakan dengan dua roka’at, tapi kalau betul-betul dalam keadaan sudah gawat maka cukup dikerjakan dengan satu roka’at. Dan boleh
juga bila dalam keadaan gawat, dikerjakan sambil berperang dengan mengendarai kendaraan atau sambil berjalan (berlarian), sebagaimana diterangkan daslam surat Al Baqarah 239 :
ﻤــﺎَ ﻛﻭﺍ ﺍﻟﻠﱠـﻪﻓَــﺎﺫْﻛُﺮـﺘُﻢﻨﺎﻧًــﺎﻓَـﺈِﺫَﺍﺃَﻣﻛْﺒ ﺭﺎﻟًــﺎﺃَﻭﻓَﺮِﺟﻔْـﺘُﻢ ﺧﻓَـﺈِﻥ 239 : ﺍﻟﺒﻘﺮﺓﻮﻥﻠَﻤﺗَﻜُﻮﻧُﻮﺍﺗَﻌﺎﻟَﻢﻣﻜُﻢﻠﱠﻤﻋ Artinya : “Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka sholatlah sambil berjalan atau berkendaraan. Kemudian apabbila kamu telah aman, maka sebutlah Allah (sholatlah) sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadamu apa yang kamu belum ketahui. QS. Al Baqarah : 239
ﻳــــﺼﻠﻲ ﻋﻠــﻰ ﺁﻩـــﺮـــﻀًﺎ ﻓـ ﻣــــﺮِ ﻳـــــﻠﱠﻢﺳ ﻭﻪﻠَــــﻴُ ﻋـﻠﱠﻰ ﺍﻋـــﺎﺩ ﺍﻟـ ـــﻨﱯ ﺻ ﻻﺍ ﻭﺖــﺘَـﻄـــﻌﻥِ ﺳ ﺻــــﻞ ﻋـــﻠﻰ ﺍ ﻻﺭﺽﺍ: ﻓــــﺮﻣﻰ ﺑـــﻬﺎ ﻭﻗـــﺎﻝﻭﺳــــﺎﺩﺓ ﺭﻭﺍﻩــﻚ ﻋـــﻮﻛـ ﺭـــﻦ ﻣـﻔَﺾﻙَ ﺃﺣـﺩﻮــﺠـﻞْ ﺳــﻌﺍﺟ ﻭﺎﺀـﻤﻰ ﺇِﻳـﻣﻓـﺄﻭ ﺍﻟـﺒـﻴﻬﻘﻰ ﻭﺻﺢ ﺃﺑﻮ ﺣﺎﻛﻢ