7 Tips Membangun dan Menumbuhkan Semangat Kerja Anda
Rp. 10.000,-
MAJALAH
ISSN 0216-0790
Edisi 09, September 2013 M/Zulhijjah 1434 H
Selamat Datang Balai Diklat
MOHON PERHATIAN Sehubungan dengan banyaknya tunggakan dan untuk kesinambungan penerbitan Majalah Santunan,
mohon biaya pengganti ongkos cetak majalah setiap bulan SEGERA DILUNASI, dan DIKIRIM LANGSUNG ke rekening BRI Banda Aceh No. 00000037-01-002219-30-7 BSM Banda Aceh No. 7070777775 atas nama MAJALAH SANTUNAN
ISI
MAJALAH
Edisi 09, September 2013 M/Zulhijjah 1434 H
06-13 UTAMA
Selamat Datang Balai Diklat 40-41 TAFSIR
Arti Sebuah Pengorbanan
54-55 ISLAMIKA
Alasan Ulama Saudi Larang Wanita Berkendara 46 MADRASAH
Budayakan Gemar Membaca
>>REDAKSI
“
Modal Awal Mendirikan Majalah Santunan Rp. 800
Modal awal mendirikan Majalah Santunan Rp. 800.” Itulah kalimat yang keluar dari Bapak Bahruzzaman,SH, M.Hum, yang membuat heran rombongan Kanwil Kemenag Aceh, ketika melakukan silaturrahim pada hari ketiga masuk kerja. Kunjungan ke kediaman mantan Kanwil dan Kabag TU dalam rangka Idul Fitri 1434 H itu bersahaja dan haru. Pak Bad (sapaanya), menambahkan, “Tapi bahwa doeloe Rp. 800 dapat beli vespa (scuter) 3 buah.” Meskipun usia beliau telah menginjak 71 tahun, namun Pak Bad kelihatan sangat sehat, segar dan masih bisa bekerja full time dan nyaris tidak ada waktu yang terlewatkan kecuali beraktifitas untuk kemaslahatan ummat. Terlebih jabatan beliau adalah ketua MAA Aceh yang lahir karena keistimewaan yang kita miliki, saya sering ke luar kota (Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan Jawa). “Untuk mengisi seminar terutama sukses story Aceh dalam menerapkan hukum adat,” katanya. Aceh sangat terkenal dengan hukum adatnya dari masa Sultan Iskandar Muda hingga sekarang, namun pada taraf implementasi kita masih sangat jauh dari harapan. Memang kita orang Aceh pandai menelorkan ide-ide kreatif seperti Bapeda,MUI dan MAA, tapi kurang penerapan di lapangan. Katakan masalah hukum adat, kita cenderung menyelesaikan dengan pendekatan polisi
bukan adat, di Jepang masyarakat di negeri Sakura mereka sangat jarang perurusan dengan aparat, semua persoalan dapat di selesaikan di komunitas mereka. Tidak terasa diskusi semangkin menarik hingga ke persoalan identitas orang Aceh seperti baju bagi PNS, ketika masa Gubernur Ibrahim Hasan sudah mulai diberlakukan meskipun satu hari baju batik khas Aceh pada hari Sabtu. “Namun sekarang tidak kelihatan lagi, ini perlu kita mulai kembali,” ajak Pak Bad, yang pernah menjabat sebagai Kabag Sekretariat Kanwil Departemen Agama mulai 1973 -1991 (hampir 17 tahun beliau menjabat). “Orang Riau sangat bangga dengan khas melayunya ini terlihat anakanak sekolah sudah mengenakan baju kebesaran mereka, orang Betawi juga telah menggunakan baju daerahnya tanpa sedikit pun minder dan sebagainya. Kita kenapa harus alergi dengan seragam kekhasan kita?” tanyanya. Lebih lanjut Pak Bad berpesan kepada seluruh keluarga besar Kemenag Aceh untuk bekerja maksimal, buat hal-hal yang konkrit dan mamfaatnya bisa dirasakan dari generasi ke generasi, seperti kami sudah mendirikan Asrama Putri yang ada di Lorong Panjoe Darussalam dan mendirikan majalah Santunan dengan modal pertamanya adalah Rp. 800. Alhamdulillah kita sekarang punya fasilitas
yang sangat memadai seharusnya lebih baik dan berkualitas. Terakhir, beliau meminta kepada bapak Kakanwil untuk menulis sejarah majalah Santunan dari masa ke masa. Langsung pak Kanwil meminta kepada Pemred Santunan Pak Juniazi untuk menindak lanjuti. Insya Allah…. Memang luar biasa mamafaat silaturrahim. Tapi, kita ingat, ada dua pekerjaan besar telah menanti kita: menulis “Porseni dari Masa ke Masa” dan “Majalah Santunan dari Zaman ke Zaman”. [akhyar/y]
>>SURAT
Saran untuk Santunan Yth. Redaktur Majalah Santunan. Dengan ini saya sebagai pembaca setia Majalah Santunan ingin menyampaikan beberapa saran: 1. Santunan adalah milik semua guru dan karyawan Kementerian Agama, mohon dalam majalah Santunan jangan terlalu banyak dominasi foto profil kegiatan Kanwil Kemenag Banda Aceh, sehingga menyempitkan peluang bagi guru untuk menulis. sehingga sepertinya Santunan seperti album pribadi Kanwil yang menerbitkan majalah ini. 2. Berilah kesempatan menulis kepada guru daerah terpencil untuk latihan jangan terlalu dominasi penulis rutin. Banyak juga karya guru terpencil yang berbobot nilainya. 3. Jangan terlalu banyak tulisan redaktur atau berita wartawan
majalah Santunan, sehingga mengurangi kolom untuk guru yang inging belajar menulis. 4. Mohon rubrik bahasa dan sastra dibuka kembali (puisi, cerpen dll). 5. Rubrik bahasa Aceh jangan hanya seperti kamus, tetapi juga tampilkan pakar Bahasa Aceh yang lebih berkompeten dalam bentuk ulasan maupun analis bahasa Aceh dll. Demikian saran ini saya sampaikan, atas kerja sama yang baik saya ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan Santunan terus berjaya sebagai pelita pendidikan bagi masyarakat. Hamdani, S.Pd Guru MAN Lhokseumawe
Redaksi hanya memuat surat, email, atau sms yang menyertakan identitas yang jelas, dan disampaikan dalam bahasa yang sopan. Demikian untuk dimaklumi.
04
Santunan
September 2013
SALAM<<
Selamat Datang Balai Diklat Keagamaan Aceh juniazi Setelah lama ditunggu, malah sejak tahun 2007 ide menghadirkan BDK Aceh digulirkan, akhirnya tahun 2013 ini Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Provinsi Aceh pun lahir. Alhamdulillah, kita semua jajaran Kementerian Agama Aceh dan khususnya rakyat Aceh patut bersyukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa atas lahirnya BDK ini. Tidak ada yang datangnya sendiri. Sesuatu itu tidak ada yang datangnya kebetulan. Semuanya perlu usaha dan kerja keras. Dan kelahiran BDK Aceh adalah sejarah bagaimana hampir seluruh komponen Masyarakat Aceh juga ikut memberikan andil. Seperti diutarakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh pada saat lounching BDK Aceh, Rabu (25/9) di Banda Aceh, bahwa kehadiran Balai Diklat Keagamaan (BDK) Aceh mesti disyukuri sebagai sebuah keberhasilan rakyat Aceh dan akan menjawab permasalahan seputar peningkatan dan pengembangan kualitas SDM Kementerian Agama Aceh dan juga SDM Aceh saat ini. Selama ini aparatur jajaran Kementerian Agama Provinsi Aceh mengeluh karena setiap diklat mesti ke BDK di Medan. Pada bagian lain, aparatur Kementerian Agama Aceh juga sering mengeluh karena jarang dipanggil ikut Diklat Teknis. Jika pun ada pemanggilan peserta Diklat ke Medan, itu pun dalam jumlah terbatas dan harus menunggu giliran dengan waktu yang relative lama. Malah bukan tidak mungkin ada diantara aparatur Kementerian Agama di Aceh belum pernah mengikuti Diklat Teknis sekalipun selama menjadi PNS. “Ini adalah langkah awal strategis dalam rangka peningkatan kualitas SDM Kementerian Agama Aceh. Semoga sebagian dari persoalan itu akan terjawab,” ujar Ibnu Sa’dan kala itu. Nah, pertanyaan kemudian muncul apakah dengan kehadiran BDK di Aceh, akan menjawab persoalan SDM aparatur Kementerian Agama di Provinsi Aceh. Artinya, apakah dengan kehadiran BDK, kualitas SDM aparatur Kementerian Agama akan semakin lebih baik. Salah satu persoalan bangsa kita hari ini adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia. Persoalan yang kurang lebih sama juga dialami SDM aparatur pemerintah, Kementerian Agama juga ada di sana. Nah, untuk menjawab persoalan ini salah satu solusinya adalah lewat pendidikan dan pelatihan. Di sinilah barangkali peran strategis balai diklat sebagai sebuah unit pelaksana teknis penyelenggara kediklatan bagi aparatur Kementerian Agama. Harapan kita dengan hadirnya BDK dan pengelolaan dan penyelenggaraan Diklat Keagamaan Aceh yang lebih baik, ke depan tentu saja akan berdampak pada semakin baiknya kualitas SDM Kementerian Agama di Aceh. Namun sebaliknya, ketika pengelolaan dan penyelenggaraan Balai dan Kediklatan cuma sekadar menghabiskan anggaran dan seadanya maka sebanyak apapun anggaran dan diklat yang diadakan tidak akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas dan mutu SDM. Kita menaruh harapan besar kepada BDK ini, kita yakin di bawah kepemimpinan Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M.Ag dan teman-teman
yang sudah mulai bekerja, Balai Diklat Keagamaan Aceh yang masih berumur jagung, konon lagi belum ada fasilitas dan kantor yang representative, SDM juga masih terbatas, dapat meletakkan dasardasar penting dalam rangka pengembangan dan kiprahnya ke depan. Sesungguhnya, tantangan mengelola dan menyelenggara sebuah lembaga diklat pemerintah tidaklah ringan. Pekerjaan besar yang membutuhkan energi dan SDM yang handal. Apa yang harus dilakukan oleh sebuah BDK pemerintah saat ini adalah meningkatkan kualitas pengelolaan dan penyelenggaraan Diklat yang dimulai dengan menyiapkan rencana strategis, program dan kegiatan yang visioner, dukungan anggaran dan SDM yang memadai, melengkapi infrastruktur dan suprastruktur dengan menyelenggarakan proses kediklatan dalam sebuah system yang terintegrasi. Tugas pimpinan BDK perdana ini juga perlu membangun jaringan koordinasi lintas sektoral juga penting artinya seperti dengan Pemerintah Daerah, DPRA, Perguruan Tinggi, dengan lembaga-lembaga penelitian dan kajian yang sudah ada. Begitu pula, BDK Aceh tidak perlu malu dan sungkan untuk belajar ke tempat lain, ke BDK atau ke lembaga Diklat lainnya yang sudah lebih dahulu eksis dan sudah maju. Jika perlu ke luar negeri sekalian kenapa tidak untuk belajar dan melihat bagaimana pengelolaan dan penyelenggaraan sebuah diklat yang baik. Ini penting dilakukan karena kita melihat selama ini pengelolaan dan penyelenggaraan kediklatan lebih sebagai sebuah tradisi kedinasan yang sebenarnya belum tentu teruji. Penyelenggaran kediklatan selama ini kelihatannya Cuma sekadar menghabiskan program dan anggaran. Diklat bukan hanya sekadar diklat, selesai itu titik. Namun bagaimana sebuah proses dan hasil dari sebuah diklat tentu saja masih dipertanyakan. Ke depan mesti dipikirkan bahwa penentuan jenis dan model diklat bagi seseorang aparatur harus dilakukan berdasarkan kebutuhan. Materi diklat pun harus benar-benar pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam bekerja. Pengelolaan kediklatan harus diselenggarakan dengan manajemen modern. Bukan manajemen “tukang cukur” atau manajemen kampungan yang dianggap seolah-olah lebih ampuh dan luar biasa. Balai Diklat Aceh ke depan harus berani memproklamirkan diri sebagai lembaga atau organisasi belajar yang berorientasi non provit. Bukan lembaga pendidikan yang mencari keuntungan dan orientasinya bisnis. Walaupun Pak Zul, panggilan untuk kepala BDK Aceh tidak akan lama memimpin dan mengelola BDK Aceh, kita berharap ada sesuatu yang penting dan strategis yang diletakkan pada balai. Pak Zul juga tidak hanya berpikir dan ingin menabalkan bahwa dirinya adalah kepala BDK Aceh pertama, tanpa mampu meletakkan dasardasar penting dan kokoh buat pengembangan BDK Aceh ke depan. Ini penting kita ingatkan, karena BDK ini sesungguhnya milik kita bersama seluruh aparatur Kementerian Agama Aceh.
Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Dewan Pengarah: Kepala Bagian Tata Usaha, Para Kepala Bidang Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Penanggungjawab: H. Akhyar, S.Ag, M.Ag. Pemimpin Umum & Pemimpin Redaksi: H. Juniazi, S.Ag, M.Pd. Sekretaris Redakasi: Muhammad Yakub Yahya, S.Ag, M.Ag. Redaktur Pelaksana: Zarkasyi Yusuf. Wakil Redaktur Pelaksana: Ahsan Khairuna, S.Sos.I. Sidang Redaksi: H. Khairuddin Aba, S.HI, Mulyadi Nurdin, Lc, Muzakkir, S.Ag, Drs. H. Abdullah AR, M.Ag, Alfirdaus Putra, S.HI, Drs. Taharuddin, MA, Dra.Hj. Suri Arniansyah, Drs. Mardin. Desain dan Tata Letak: Jabbar Sabil, MA, Khairul Umami, S.Sos.I. Bidang Usaha. Koordinator: Munawar, SE, Marketing dan Iklan: Alfaizin, MM, Sirkulasi: Amwar Citra Hutabarat, S.Sos, Bendahara: Darwin, SE, Keuangan: Zamzarina, A.Md. Staf Sekretariat: Nurbaiti, SH, Hartati, A.Md, Saiful Mahdi, Fadhlan Mursal, A.Md. Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh. Website: http://aceh.kemenag. go.id. Email redaksi:
[email protected]. Email Usaha:
[email protected]. Telp. Redaksi: 085362367700. Telp. Usaha: 085277759339. Rekening: Bank Rakyat Indonesia No. 00000037-01-002219-30-7 a.n. Majalah Santunan; Bank Syariah Mandiri No. 7070777775 a.n. Majalah Santunan. Biro Daerah: Para Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se-Provinsi Aceh Santunan
September 2013
05
>>UTAMA
Tahun 2013, Aceh memang mencatat beberapa sejarah baru, baik yang bersinergi (bersinggungan/berhubungan) langsung dengan Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, maupun secara tak langsung berhubungan. Misalnya dibentuknya Kopertis (Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta) Wilayah XIII Aceh. Mendikbud RI melantik Prof. Dr. Jamaluddin, M.Ed sebagai Koordinator Kopertis Aceh 2013-2017. Selain itu, Menteri Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh, DEA juga resmikan penegerian Universitas Samudra Kota Langsa Aceh (4 Juli), serta melantik Drs. Bachtiar Akob, M.Pd sebagai Rektornya (12 Juli). Saat membuka PKA VI di Taman Sri
06
Santunan
September 2013
Ratu Sulthanah Safiatuddin Banda Aceh (20 September) --yang Kakanwil Kemenag Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan MPd, ikut membaca doa pembukaan-- Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono juga berjanji, dalam tahun ini (mungkin dan semoga sukses dan jadi) akan menegerikan Universitas Teuku Umar Meulaboh, Universitas Al Muslim Bireun, Universitas Gunung Leuser Kuta Cane, dan Politeknik Indonesia-Venezuela. Di balik musibah selalu membawa hikmah, Presiden SBY dua kali ke Aceh, termasuk pertama, kunjungan dan penyaluran bantuan ke Desa Rejewali, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah (9 Juli), yang terparah efek gempa. Kunjungan
Presiden itu, sebelum Menteri Agama Dr. Suryadharma Ali, MSi, gelar kunjungan dan penyerahan bantuan Rp 5,5 milyar secara simbolis di Simpang Tiga Redelong Bener Meriah (30 Agustus). Kakankemenag hadir semua ke Bener saat itu. Kali kedua, SBY ke Aceh, bersama pejabat dan akademisi singgah di Gedung AAC Dayan Dawood untuk menerima anugerah Doktor Honoris Causa (Kamis malam (19 September), lalu membuka PKA ke 6 (Jumat pagi 20 September), dan shalat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Catatan lain 2013, pada 1434 Hijriyah ini juga, dicetuskan beberapa Sekolah Unggulan (MA Insan Cendekia Kuta lawah Idi
UTAMA>>
Balai Diklat, Sedikit Telat?
Rayeuk. Aceh Timur atau SMU Unggul Ali Hasymy Indrapuri Aceh Besar misalnya), pembangunan gedung FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) yang baru misalnya akan ada di Aceh Singkil dan Aceh Timur. Pentas (Pekan Kreativitas dan Seni) PAI ke 1 di Asrama Haji, juga sukses digelar, dibuka beberapa jam seusai Kloter 8 BTJ Banda Aceh (Kloter Gabungan dengan Sumsel dan Sumut) berangkat terbang. Memang Kloter 6 (sebagian Jamaah Aceh Utara), ada sedikit masalah pada data dan dokumen JCH (Jamaah Calon Haji) untuk menuju ke Tanah Suci. Catatan lain, termasuk yang langsung berstruktur, terstruktur langsung dengan/
dan di bawah Kanwil Aceh, itulah BDK (Balai Diklat Keagamaan) Provinsi Aceh, yang resmi lahir 25 September lalu. Gedungnya megah dan terus dipacu perambungannya, ada di lintasan Jalan Banda Aceh Medan km 20-an kawasan Indrapuri (sisi kanan jalan raya, dari arah Banda Aceh) itu, perdana sekali dinakhodai oleh Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, MAg. Sementara ini, sebagian aktivitas BDK ada di Kanwil Jalan Abu Lam U Nomor 9 dan di Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) MAN Model Jika ibukota kabupaten Aceh Besar jadi dipindahkan ke Kuta Malaka, wah jadilah BDK (tentu mungkin juga Kankemenag Aceh Besar), akan menjadi pintu masuk
ke komplek ibukota pengganti Kota Jantho yang bagaikan ‘meunasah di ujung kampung’ (sepi) itu. Jadi, Balai Diklat lahir memang setelah beberapa Kementerian dan Lembaga/Badan, mempertimbangkan berbagai aspek dan kebutuhan. Meskipun ada yang menilai, ‘kelahiran balai’ itu, terlambat (telat). Namun, Balai Diklat yang di Pusat bergabung dengan Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI itu, tetap selalu akan bernama “Balai Pendididkan dan Pelatihan”, bukannya ‘Balai Sedikit Telat’, bukan? Sebagaimana juga dengan Litbang yang bermakna “Penelitian dan Pengembangan”, bukannya ‘Sulit Berkembang’, bukan? [yyy] Santunan
September 2013
07
>>UTAMA
Diklat Keagamaan Embrio Pengembangan Aceh H. Salman, S.Pd. M.Ag, Kakankemenag Kota Sabang dan Drs. Hasan Basri, Kakankemenag Kabupaten Gayo Lues, setelah pelantikan Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Keagamaan Provinsi Aceh dan beberapa eselon III di jajaran Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, oleh Kakanwil Kementerian Agama (atas nama Menteri Agama RI), kepada Santunan menyampaikan bahwa terbentuknya Diklat menjadi embrio dalam pengembangan ‘bangsa Aceh’ ke depan. Hal ini bukan hal yang berlebihan menurut Kakankemenag Kota Sabang H. Salman dengan wajah yakin berujar, “Terbentuknya Diklat Keagamaan yang sudah sangat lama kita nantikan dan Iinsyaallah sudah terwujud, dengan telah dilantiknya Drs. H. Zulhelmi A.Rahman, M.Ag, sebagai kepala Diklat Keagamaan Provinsi Aceh.” “Dengan tak bergabungnya lagi kita dengan Diklat Medan seperti sebelumnya, otomatis ke depan kita akan mendapatkan kesempatan lebih besar dalam mengikuti Diklat, sebab gudang dan bengkel ilmu sudah makin dekat dengan kita sekarang,” ungkap Kakankemenag Kota Sabang Maka lanjutnya, “Semakin besar pula peluang untuk dapat menciptakan karakter, etitude dan etos kerja bagi pegawai dalam peningkatkan pengetahuannya sehingga dapat memperbaiki kebiasaan bagi yang melanggar, demi pengembangan pelayanan di Aceh ke depan.” Hal senada juga disampaikan oleh Kakankemenag Kabupaten Gayo Lues Drs. Hasan Basri, “Dengan adanya Diklat
dapat memudahkan peningkatan kualitas, profesionalitas dan integritas para pegawai di Kemenag.” Bagi guru dan seluruh pegawai di Kementerian Agama, H. Salman dan Hasan Basri mengajak, untuk menempatkan Diklat menjadi bagian dan embrio positif dalam meningkatkan pengetahuannya. Nah ini waktu yang tepat kita bangun dan kita kembangkan kapasitas generasi penerus Aceh, 10 langkah lebih cepat dari sekarang. “Untuk perbaikan dan adanya daya saing Diklat Keagamaan Aceh ke depan, selayaknya dapat melakukan modernisasi alat pembelajaran selain pembangunan sarana dan prasaran secepatnya. Untuk dapat dibangun secara respresentatif dengan perencanaan yang matang sehingga tidak menimbulkan adanya bongkar pasang setelah pembangunan,” sindir H. Salman. “Maka sudah sepatutnya kita mendukung lahirnya dan pengembangan
Diklat Keagamaan termasuk masyarakat Aceh. Selain itu kita juga harus membuka diri untuk dapat menerima WI yang punya kompetensi dan profesional dan untuk mengisi kekuatan Widyasuwara di Diklat,” tambahnya dengan intonasi khasnya. Secara khusus Hasan Basri mengharapkan pada Kepala Diklat Keagamaan Provinsi Aceh yang sudah dilantik, untuk dapat membangun kerjasama antar personil yang ada di Diklat, selain dengan stakeholder dalam upaya melahirkan kualitas pelayanan yang terbaik nantinya. Kami rasa dengan energi dan pengalaman Pak Zulhelmi yang sudah cukup lama, ditambah dengan latar belakang pendidikan, insya Allah dapat mewujudkan hal ini dengan tetap membangun koordinasi dengan pusat dan intansi lainnya, internal Diklat nantinya serta masyarakat untuk pemberdayaan kualitas pegawai di Kementerian Agama Provinsi Aceh ke depan, amin. [alfaizin/y]
Nakhoda Pertama, Drs. H. Zulhemi A. “Selamat kepada Pak Zul, sebagai Kepala Balai Diklat yang baru,” di antara ucapan yang disampaikan kepada Drs. H. Zulhemi A. Rahman, M.Ag, mantan Kakankemenag Kabupaten Bireuen, seusai pelantikannya sebagai Kepala BDK Aceh, perdana. Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, atas nama Menteri Agama RI, melantik Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Keagamaan Provinsi Aceh Rabu (31/7), di Aula Kanwil Kemenag Aceh. Sebelumnya, Zulhelmi ialah Kepala Kankemenag Bireuen.
08
Santunan
September 2013
Acara selain disaksikan para undangan, juga dihadiri para Kakankemenag se Aceh. Jadilah, Balai Diklat Keagamaan Aceh, dinakhodai perdana oleh Pak Zulhelmi. Selain melantik Zulhelmi, mantan Kepala MAN Model Banda Aceh, Kakanwil juga mengukuhkan dan melantik lima pejabat eselon III di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh. Pejabat yang dikukuhkan ialah Drs. H. Taufiq, dikukuhkan sebagai Kakankemenag (Kepala Kantor Kementerian Agama) Kota Lhokseumawe. Selanjutnya, dalam acara yang menjadi
rohaniawan Drs. Ridwan Qari, dan saksi Kabag TU (H. Habib Badaruddin, S.Sos) dan Kabid Penais Zawa (Drs. Bukhari, MA), Kakanwil juga melantik Drs. H. Herman, M.Sc, sebagai Kabid PHU (Kepala Bidang Penyelenggaan Haji dan Umrah) Kanwil Kemenag Aceh, menggantikan Drs. H. M. Daud Pakeh. M. Daud Pakeh selanjutnya dilantik menjadi Kakankemenag Kabupaten Aceh Jaya, yang sebelumnya dipegang oleh Drs. H. Amiruddin, M.Ag. H. Amiruddin dilantik menjadi Kakankemenag Kota Banda Aceh,
UTAMA>>
Resmi Beroperasi, Balai Diklat Aceh Setelah lama dinantikan, akhirnya Balai Pendidikan dan Latihan (Balai Diklat) Kementerian Agama (Kemenag) Aceh, Rabu (25/9), beroperasi dengan ditandai peresmiannya berupa penyerahan nomor Satker 060019 oleh Plt Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Prof .Machasin, MA. Prof .Machasin mengatakan, Badan Diklat Kemenag Aceh lahir bagai melalui jalan tol. Prosesnya cepat, karena adanya dukungan dari Kementerian PAN. “Sejatinya ada dua Balai Diklat di tanah air yang harus berdiri secepatnya. Selain di provinsi Aceh, juga di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Daerah paling timur Indonesia itu hingga kini belum memiliki Balai Diklat Kemenag. Ia sendiri mengaku heran mengapa daerah itu hingga kini belum punya Balai Diklat. Apakah karena putera daerah itu belum tahu persis akan kebutuhannya sendiri, atau karena faktor geografisnya yang menghambat”, terang Machasin. Tapi Machasin merasa yakin, lahirnya Balai Diklat Kemenag Aceh itu lebih disebabkan faktor gigihnya para pemangku kepentingan dari daerah itu. Karena itu, ia berharap, dengan adanya Balai Dikat tersebut peningkatan sumber daya manusia (SDM) lebih ditingkatkan lagi. Integritas dan profesionalisme harus dikedepankan. “Profesional ditekankan karena untuk meningkatkan kualitas pegawai tidak melulu untuk hari ini, tetapi ke depan yang lebih jauh. Jangan pula tergantung pada pendidikan di Diklat, pegawai pun harus mampu meningkatkan kemampuannya”, kata Machasin. “Integritas pegawai pun harus makin
baik. Bekerjalah sesuai aturan dan bersungguh-sungguh. Pandai-pandailah menjadi orang yang bersyukur”, ujar Machasin. Dalam kesempatan yang sama, Kakanwil Kemenag Aceh, H. Ibnu Sa’dan, mengatakan bahwa sebelumnya Kemenag Provinsi Aceh jika ingin menyertakan pegawainya masuk dalam Diklat harus pergi ke Medan, ikut pada Diklat Kemenag Provinsi Sumatera Utara (Sumut) karena tak punya Balai Dikat, “Kanwil Kemenag Aceh memiliki 1700 pegawai dengan 600 satuan kerja (Satker) tersebar di berbagai kabupaten/kota di provinsi itu. Bayangkan, jika ada pendidikan prajabatan, pegawai harus pergi ke Medan. Tentu membutuhkan dana besar”, kata Ibnu Sa’dan.
Ibnu Sa’dan mengakui bahwa hadirnya Balai Diklat Kemenag Aceh itu tidak lepas dari peran beberapa pihak, salah satunya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar. Kontribusinya sangat besar untuk memajukan daerah itu, karena beliau sebagai anak dosen dari IAIN Ar Raniri Banda Aceh tahu persis akan kebutuhan Kemenag Provinsi Aceh. “Karena itu, prosesnya pun tergolong cepat,” Ibnu Sa’dan menjelaskan. Kini, meski Balai Diklat sudah diresmikan, tapi belum memiliki gedung permanen. Di sisi lain, dukungan Pemda Provinsi Aceh sangat besar. Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, telah mengibahkan lahan seluas 10 hektar dan diharapkan pada 2014 pendanaanya dari pusat sudah bisa pula diproses. [ess/dm]
Rahman, M.Ag menggantikan Drs. Ramlan, yang kembali memimpin Kankemenag Singkil. Sementara itu, dalam acara yang di-MC-kan Mardhiah, Kakanwil juga melantik Salamina, MA, sebagai Kakankemenag Kabupaten Aceh Tamiang. Sebagaimana sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, H. Bahrul Hayat, Ph.D telah melantik pejabat eselon IV Balai Diklat di Jakarta (18/7). Sekjen Kemenag RI, Bahrul Hayat, duluan melantik sejumlah pejabat eselon III dan IV di Jajaran Kementerian Agama, termasuk 3 orang
pejabat untuk Balai Diklat Keagamaan Provinsi Aceh. Ketiga pejabat yang dilantik tersebut adalah (1) Drs. Muhammad Siddik, MA sebagai Kasi Diklat Administrasi (2) Drs. Abdussalam, M.Pd sebagai Kasi Tenaga Teknis Keagamaan dan (3) Drs. Krisfison, S.IPI sebagai Kasubbag TU Diklat Keagamaan Aceh. Turut hadir dalam acara pelantikan pekan lalu, yang berlangsung di Oproom Kementerian Agama Pusat itu, Pgs. Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, H. Habib Badaruddin, S.Sos. [yakub/aba] Santunan
September 2013
09
>>UTAMA
Zulhelmi, Siap Majukan Balai
Hadirnya BDK di Aceh, keberhasilan dan terobosan yang monumental bagi Aceh. Maka, Pelantikan Drs. Zulhelmi A.Rahman, M.Ag sebagai kepala Balai Diklat Keagamaan Prov. Aceh pada 31 Juli 2013 adalah terobosan baru sekaligus sebuah keberhasilan bagi Kemenag Aceh di bawah kepemimpinan Drs. Ibnu Sa’dan, M,.Pd. Sebelumnya, Balai Diklat Keagamaan di Indonesia berlokasi di 12 Kota dan menjadi yang ke 13 dengan hadirnya Balai Diklat Keagamaan di Aceh. Yaitu, pertama, Medan (Sumatera Utara), kedua, Padang beberapa propinsi tunduk ke Balai diklat disana, yaitu Sumbar, Jambi, Riau dan Kepulauan Riau. Ketiga, Palembang (Sumsel, Bengkulu dan Lampung). Keempat, Jakarta (DKI Jakarta). Kelima, Bandung (Jawa Barat). Keenam, Semarang (Jawa Tengah dan Jogjakarta), ketujuh, Surabaya (Jawa Timur). Kedelapan, Banjarmasin (Seluruh Kalimantan). Kesembilan, Makassar (Sulsel, Sulbar dan Sulteng). Kesepuluh, Denpasar (Bali, NTB, NTT). Kesebelas, Manado (Sulut dan Gorontalo). Keduabelas, Ambon (Maluku, Malut dan Papua)). dan ketigabelas adalah Aceh yang baru saja lepas dari Sumatera Utara. Dilantiknya Drs. Zulhelmi A.Rahman, M.Ag sebagai kepala Balai Diklat bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh ini melengkapi struktur kepengurusan Balai Diklat yang sebelumnya
10
Santunan
September 2013
beberapa pengurusnya juga telah diilantik di Jakarta seperti Drs. H.Krissifon, S.IP sebagai Kasubbag TU, Drs. Abdussalam, M.Pd sebagai Kasi Diklat Tenaga Tehnis Keagamaan. Sementara Kasi Diklat Tenaga Administrasi tidak hadir saat pelantikan di Jakarta pada 19 Juli 2013 yang lalu. Belum sebulan dilantik, Drs. Zulhelmi A.Rahman, M.Ag yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Kankemenag Kab. Bireuen ini sudah mulai menyusun strategi pembangunan Balai Diklat agar mampu meningkatkan kualitas SDM PNS di jajaran Kemenag Aceh. Minggu malam (18/8), kami berkesempatan mewawancarai beliau di Warkop Zakir Kupi, Beurawe Banda Aceh. Beliau bertekad untuk berhasil dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala Balai Diklat pertama Kemenag Aceh. “Sebagai kepala Balai Diklat pertama di Aceh, saya tidak mau gagal dalam mengemban tugas ini”, tegas Zulhelmi A.Rahman yang pernah menjadi kepala MAN 1 Banda Aceh ini. Lima Kebutuhan Balai Diklat Aceh Zulhelmi A.Rahman mengatakan, pihaknya saat ini sudah mulai menyusun Analisis Kebutuhan Diklat (AKD). Menurutnya, ada lima (5) kebutuhan mendasar bagi Balai Diklat Aceh yang mendesak saat ini yang harus terpenuhi
dalam rangka menjalankan fungsi balai diklat yang baru lahir ini. Dengan adanya lima kebutuhan ini, kita akan mulai bekerja memfungsikan balai diklat, terangnya. Zulhelmi A.Rahman mengatakan, berdasarkan Tehnic Need Analysis (TNA), ada lima kebutuhan awal bagi Balai Diklat Aceh saat ini agar bisa melaksanakan fungsinya dalam rangka usaha pemberdayaan dan pengelolaan SDM PNS di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh . Kelima kebutuhan ini adalah, Pertama, Man, atau sumber daya manusia (SDA)nya. Kedua, material atau DIPA APBN-P. Ketiga, Persiapan database. Keempat, perencanaan Diklat. Kelima, analisis Diklat. Zulhelmi A.Rahman mengatakan, pihaknya saat ini sedang berupaya keras memenuhi kelima kebutuhan ini. Pihaknya, kata Zulhelmi A.Rahman lagi, saat ini sedang mencari SDM-SDM handal di lingkungan Kemenag Aceh untuk ditempatkan di Balai Diklat. Setelah kebutuhan SDM di Balai Diklat terpenuhi, selanjunya adalah memastikan adanya alokasi APBN-P untuk dana operasional balai ini di tahun 2013. Sementara 2014, APBN untuk BDK Aceh sudah tersedia dalam DIPA sendiri, katanya. Untuk lokasi sementara, Balai Diklat Keagmaan Aceh akan berlokasi di Pusat Sumber Belajar Bersama (PSBB) MAN Model Banda Aceh, sambil menunggu siapnya pembangunan gedung Balai Diklat Aceh yang permanen di Samahani. Gedung PSBB akan digunakan sementara waktu berdasarkan arahan dari Kakanwil H. Ibnu Sa’dan. Tempat penginapan di gedung ini bisa memuat sekitar 80 orang peserta.. Selain itu, di luar bulan Haji, pihaknya juga akan mencoba memfungsikan asrama Haji sebagai lokasi Diklat, jelasnya lagi. WI direkrut Dalam rangka memenuhi kebutuhan Widyaiswara (WI), Balai Diklat menyeleksi calon-calon WI yang berkompeten dan professional. Testing WI ini dibuka untuk umum dan akan diuji oleh tim dari Jakarta, kata Zulhelmi menerangkan. Jadi, silahkan siap-siap bagi yang ingin menjadi WI, mungkin sekarang, atau tahun depan lagi, katanya lagi. Namun demikian, kebutuhan terhadap WI harus menunggu keluarnya Juklak dan Juknis dari Jakarta dulu. Sementara waktu, untuk memenuhi kekurangan WI sementara akan direkrut Tutor dari kalangan akademisi, professional di Aceh, dan juga dari lingkungan Kemenag sendiri. [teuku zulkhairi]
UTAMA>>
Prof. DR. Makhsin, MA, Kepala Balai Litbang-Diklat Kemenag RI
Agar PNS tak Matikan Komputer dengan Mencabut Cok Soal pentingnya Balai Diklat, perlunya banyak kita ikuti pelatihan, disindir oleh Kepala Balai Litbang dan Diklat (Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Latihan) Kementerian Agama RI, Prof. DR. Makhsin, MA. Dia mengajak PNS, khususnya jajaran Kemenag, untuk membekali dan mengasah diri dengan tiga perkara. Dengan bahasa lain, 3 elemen yang dibutuhkan oleh PNS Indonesia di tengah gaung kinerja dan pemberantasan korupsi. Prof. Makhasin, yang khusus hadir ke Balai Diklat Keagamaan Medan untuk membuka Diklat PIM tingkat IV Angkatan XX, Diklat Peningkatan Kompetensi Penyelenggara Zakat, Diklat Kompetensi Kepegawaian, Diklat Kompetensi Penyuluh, dan Diklat Kehumasan itu (29/4) merincikan, Pertama, yang dibutuhkan PNS, itulah keterampilan teknis. Jika dia pegawai yang duduk di Seksi Zakat, mengerti seluk-beluk perzakatan, snif dan takarannya. Jika dia PNS yang kerja di Subbag Kepegawaian, memahami masalah regulasi kepegawaian, misalnya pensiun dan kepangkatan. Jika dia PNS di Humas memahami soal publik relationship, dan protokoler. Sekarang, mengabdi di Seksi dan Subbag apa saja, memahami suratmenyurat di bidangnya. Bagaimana kita mau pertahankan PNS yang mengetik surat saja, salah sepuluh kali, kesalahan yang itu-
itu saja. Menyetel pinggir ketikan di kanan tidak bisa, mempaskan pinggir kiri tidak bisa, apalagi disuruh betulkan kanan-kiri. Ada PNS yang disuruh mengetik, tak mau dan tak mampu, tapi main game sepanjang hari bisa. Ada PNS sekarang, menghidupkan komputer bisa, saat mematikan langsung cabut chok (kabel). Jangan begitu, bisa rusak alat yang dibeli dengan duit rakyat itu. Kedua, sambung Prof. Makhasin di depan 150 peserta (5 macam/angkatan) se Aceh dan Sumut itu, bahwa PNS perlu komitmen, yang terikat dengan tugas, dikerjakan apa pun sesuai dengan kinerja dan regulasinya. Jangan ada lagi PNS yang pergi tanpa pesan, kerjaan tak bisa dilanjutkan orang. Ketiga, PNS mesti ada integritas, artinya tidak mengakali aturan, sehingga harta melimpah. Mana mungkin jabatan bintang dua, atau eselon III, harta sampai Rp 200 milyar. Kecuali memang dia ada kebun sawit dan karet di Sumut dan Aceh. Masih tentang integritas, Kepala Balai Litbang (dalam acara yang dihadiri Kakanwil Sumut, Drs. H. Abdur Rahim, M.Hum dan Kepala Balai Diklat Medan, DR. Syaukani, M.Ed Adm), mari kita jalankan sistem yang beraturan. Jadi teladan bagi bawahan. Bekerjalah dengan profesionalitas. Yakni yang ada lima syarat, ada self supervision (mengendalikan dan mengontrol diri), self sertification (ukur kemampuan diri, jika
masih kurang tanya dan belajar lagi), self development (semangat pengambangan diri), dan integrity (pertanggungjawaban), serta long vision (bervisi, berpandangan jauh ke depan). Khusus bagi Eselon IV yang ikut Diklat PIM, Kabalai Litbang dan Diklat, mengajak untuk menambah yang keempat, yaitu leadership (meskipun Kasi dan Kepala KUA itu low level manager). Jadi, gabungkan leadership dan manajer. Leader, ia yang mampu menggerakkan orang. Manajer, ia yang memanfaatkan kapasitas massa yang ada, sama seperti koordinator (bahasa JK, Jusuf Kalla). Menurut salah satu pejabat Kemenag Pusat, yang dikutip Prof. Makhasin, kini, baru ada 26 % PNS yang memenuhi ketrampilan teknis, dan 5-7 % saja PNS yang memenuhi unsur komitmen. [muhammad yakub yahya, peserta diklat kehumasan, 29 april – 10 mei]
Balai Diklat di Aceh; Ada Enak, Ada tak Enaknya Hadirnya Balai Diklat Keagamaan Aceh menimbulkan berbagai macam persepsi, ada yang merasa senang, ada juga yang mengeluh karena tidak lagi mengikuti Diklat di kota Medan, Sumatera Utara. Seperti yang dikatakan oleh Ainul Mardhiah, guru pada MTsN Simpang Ulim Kab.Aceh Timur. “Saya senang karena Balai Diklat sudah ada di Aceh, yang merupakan daerah kita sendiri, kedekatan dengan peserta akan lebih terasa karena sama-sama orang Aceh,” ungkap Ainul Mardhiah Guru yang mengajar bidang studi fisika tersebut senang karena dengan hadirnya BDK Aceh dapat menampung lebih banyak peserta dari Aceh, “Kalau dulu kita harus berbagi dengan BDK Medan, dari Aceh 15 peserta dan dari SUMUT 15 peserta,
sehingga tidak semua guru bidang studi dapat terpanggil mengikuti diklat,” ujar guru yang asli warga Simpang Ulim itu. Ibu dari 4 orang anak tersebut mengecap pendidikan Diploma Fisika di Unsyiah Banda Aceh dan memperoleh gelar sarjana di IAIN Ar-Raniry jurusan tarbiyah bidang studi fisika pada tahun 2003. Ainul Mardhiah mengaku pengalaman selama mengikuti di Medan akan berbeda ketika Diklat di Aceh, “Dulu kita berbaur dengan peserta dari Sumatera Utara, selain menambah ilmu dan pengalaman, Diklat disana akan lebih mengenal corak pendidikan di sana, karena kita ada observasi lapangan di madrasah-madrasah atau instansi terkait, sehingga dapat kita bandingkan dengan madrasah di Aceh,” tuturnya lagi.
Ainul menambahkan, mengikuti Diklat di Medan maka teman akan bertambah, “Dapat bersilaturahmi dengan peserta dari Sumut yang mayoritas ras dan sukunya berbeda dengan kita akan lebih terasa lain jika dibandingkan berteman dengan peserta dari daerah kita sendiri.” Tutupnya seraya mengharapkan BDK Aceh dapat segera berjalan, “Saya tidak sabaran ingin ikut Diklat di Aceh,” harapnya. [jamaluddin/y] Santunan
September 2013
11
>>UTAMA
BDK Aceh Bakal Jadi Gerbang Masuk Ibukota Aceh Besar
Jika wacana pemindahan ibukota Kabupaten Aceh Besar jadi dipindahkan, dan area barunya di lahan yang kini masih ‘kosong’ di sisi selatan Jalan Banda Aceh – Medan, kawasan Kuta Malaka, maka bakal akan dekat sekali dengan BDK (Balai Diklat Keagamaan) Aceh, yang sudah ada strukturnya, yang rencana dalam waktu dekat akan beroperasi. “Menariknya, jika jadi dibangun komplek perkantoran Aceh Besar di Kita Malaka, timur Samahani dan barat Indrapuri itu, Balai kita akan jadi gerbang masuk ke sana,” jelas Kepala Kantor Kemenag Aceh Besar, Drs H Salahuddin MPd, merespon usulan dan hasil Sidang Paripurna DPRK Aceh Besar, hal pemindahan ibukota itu. “Selama ini sangat mahal harga yang dibayar masyarakat Aceh Besar, dan warga yang berkepentingan lainnya, yang akan menuju ke ibukota. Padahal kita menilai, salah satu tujuan adanya pemerintah ialah agar lahirnya pelayanan yang mudah, murah,
dan efisien,” jelas H Salahuddin, mantan Kakandepag Aceh Utara itu lagi, dalam ramah tamah di ruang Subbag Informasi dan Humas Kanwil. Jadi, pemindahan ibukota akan memudahkan warga yang dekat, apalagi yang jauh. Soalan gedung lama di Kota Jantho nanti akan terbengkalai, dan dibangun dengan uang dalam jumlah besar dulu, maka menurut Kakankemenag, soal dana dan daya yang dihabiskan oleh rakyat juga sangat besar, juga perlu kita perhitungkan. “Kita akan bangun kantor sendiri, jika jadi dipindahkan ke Kuta Malaka. Kita doakan Kankemenag Aceh Besar jadi kantor pertama yang ditemui saat masuki komplek perkantoran,” gambar Drs H Salahuddin, Kakankemang Aceh Besar, alumni Program Manajemen Pendidikan PPs Unsyiah, yang menjadi TPIH 2013. Sebagaimana diinformasikan, dari sidang paripurna DPRK Aceh Besar (15/7), empat fraksi menyetujuia ibukota kabupaten, Kota
Jantho dipindahkan ke Kecamatan Kuta Malaka. Hanya satu fraksi menolak, dengan alasan-alasan. Persetujuan DPRK menjadi satu syarat administrasi untuk diusulkan pada Mendagri. Namun, fraksi PKS-PPP menilai proses awal pemindahan dan pembahsan akademik tidak dilakukan secara optimal, menurut Ketua Fraksi PKS-PPP, Tgk H Irawan Abdullah. Fraksi ini juga seprinsip dengan wacana pemindahan, tapi bukan dengan kesan dipaksakan, tambah anggota fraksi lain, Tgk Musannif. [yakub/si]
Drs. Nanang, Kasi Pendis Kankemenag Kab. Aceh Singkil
Pelatihan Diklat Harapan Lebih ke Aplikatif Kepala Seksi Pendis Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Singkil Drs. Nanang, mengharapkan dengan terbentuknya Balai Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Kementerian Agama di Provinsi Aceh dapat meng-cover peserta lebih besar lagi dibandingkan dengan sebelumnya, dan pelatihan bersifat aplikatif. Dalam peningkatan Pendidikan di Aceh selayaknya ke depan, “Bagaimana kita dapat menciptakan pelatihan-pelatihan yang berbentuk aplikatif, dapat dipraktekkan langsung oleh guru atau pegawai di
Kementerian Agama, tidak hanya bersifat retorika, sehingga menyulitkan peserta di saat implementasi di lapangan, serta pelatihannya berkelanjutan. Syukur Alhamdulillah, Diklat yang lama kita tunggu sudah terbentuk di Aceh, harapan besar kita kedepan khususnya guru dan pegawai Kementerian Agama Kabupaten Aceh Singkil mendapatkan ruang yang lebih besar karena selama ini, Aceh singkil dalam satu tahun lebih kurang cuma dua orang yang mendapatkan kesempatana untuk mengikuti pelatihan ke Medan.
Maka dengan adanya Diklat di Aceh lanjutnya, menjadi angin segar terlebih guru dan pegawai daerah pedalaman dan juga ke Puluan di Aceh Singkil yang selama ini jarang mendapatkan kesempatan, juga mendapatkan peningkatan kualiatas dan kompetensinya sehingga siswa Aceh umumnya dan khususnya Aceh Singkil dapat bersaing di level nasional. Di saat Santunan menanyakan pelatihan apa saja yang dapat dilakukan ke depan untuk meningkatkan kompetensi, Kasi Pendis menyebutkan, khusus bagi guru pelatihan mata pelajaran dengan dibarengi penggunaan media pembelajaran perlu ditingkatkan. [alfaizin/y]
BDK Medan Siap Bantu, DDTK Terakhir Digelar Kakanwil Kementerian Agama Aceh Drs.H.Ibnu Sa’dan,M.Pd menutup secara resmi Diklat di Tempat Kerja (DDTK) Substantif di Asrama Haji Banda Aceh, dan ini yang terakhir bersama WI (Widyaiswara) BDK (Balai Diklat Keagamaan) Medan. Hadir pada acara tersebut Kepala BDK Medan DR.Syaukani, Kepala Balai Diklat Keagamaan Aceh, Drs.H. Zulhelmi A. Rahman,M.Ag dan Kakankemenag Kota Banda Aceh Drs. H. Amiruddin Husein, MA.
12
Santunan
September 2013
Kepala Diklat Medan mengatakan bahwa ini merupakan diklat yang terakhir dilaksanakan di Aceh karena tahun depan Aceh telah melaksanakan kegiatan tersendiri mengingat Aceh telah resmi memiliki Balai Diklat. Kami siap membantu sehingga balai diklat Aceh dapat berdiri sejajar dengan balai diklat lainnya yang ada di Indonesia. Kakanwil Kementerian Agama dalam arahannya mengatakan bahwa kesempatan
diklat ini memang langka dan tidak semua orang diberi kesempatan. Oleh sebab itu mari ilmu yang di peroleh dapat diaplikasikan dalam keseharian kita karena kita telah memasuki era persaingan ketat. Nah orang yang memiliki kemampuan dan keterampilanlah yang akan dapat eksis. Kemudian Kakanwil memberi tips kepada seluruh peserta agar kita berhasil/sukses yaitu: 1. Niat yang baik 2. Ikhlas 3. Kerja Keras, Kerja Cerdas dan 5. Doa. [y]
S2 Lebih Mendukung Jadi WI Barangkali saat itulah Diklat Keprotokolan dan Kehumasan terkhir bagi PNS Kemenag di Medan. Beberapa bulan lalu (29 April – 10 Mei), saat salah satu peserta Diklat Kehumasan dan Keprotokolan se Aceh - Sumut, ikuti materi seputar “Kepemimpinan dan ke-BKD-an” dari Kepala Balai Diklat Keagamaan (BDK) Medan, DR. Syaukani, M.Ed Adm. Usai cerita dan game, sesi Tanya-jawab pun, diberikan. Seorang peserta, saat sesi dialog menanyakan pada Kepala Balai, “Bahwa beberapa kali, saat kami ikut rombongan, kami ditunjukkan oleh Kakanwil dan Kabag TU, ke arah Balai Diklat Aceh, di kawana Kuta Malaka, sekitar 20-an kilometer timur dari Banda Aceh itu. Ada satu keinginan juga, kalaulah bisa bergabung ke sana, jadi WI (Widyaiswara) maksudnya. Jadi, apa syarat jadi WI, Pak?” tanya Muhammad Yakub Yahya, dari Subbag Informasi dan Humas Kanwil Kemenag Aceh. “Salah satu syarat jadi WI, sekarang yang mendukung ialah sudah selesai S2 (magister),” jawab Syaukani, (29/4), yang bertubuh tidak gemuk itu, yang saat menjadi materi itu menjadikan keempat angkatan/kelas jadi parallel, antara peserta Diklat Peningkatan Kompetensi Penyelenggara Zakat, Diklat Kompetensi
Kepegawaian, Diklat Kompetensi Penyuluh, dan Diklat Kehumasan. Dan jenjang jabatan adalah Widyaiswara Utama (Pembina Utama Madya Gol. IV/d - Pembina Utama Gol. IV/e), Widyaiswara
UTAMA>>
Madya (Pembina Gol. IV/a - Pembina Utama Muda Gol. IV/c), Widyaiswara Muda (Penata Gol. III/c - Penata Tk. I Gol. III/d), dan Widyaiswara Pertama (Penata Muda Gol. III/a - Penata Muda Tk. I Gol. III/b). [yyy]
Memahami Materi, Salah Satu Syarat WI Kepala BDK (Balai Diklat Keagamaan) Aceh, Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M.Ag, juga membenarkan, bahwa syarat WI (Widyaiswara) mesti harus S2. Persyaratan harus magister ini, memang secara tulisan tidak (belum) disebutkan, tapi secara lisan dan rencana pengembangan SDM di masa depan, WI itu mesti sudah S2. Syarat lain, dan ini yang utama sekali, tentu memahami materi yang diseleksi, baik dalam testing ketika masuk jadi Cawid (Calon Widyaiswara), atau saat resmi menjadi WI, dengan kita lihat selalu dengan gaya yang ‘wah’ dan kemeja yang berdasi itu, nanti. Widyaiswara adalah PNS yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih PNS pada lembaga Diklat pemerintah. Widyaiswara dicalonkan secara internal dan diangkat oleh pejabat yang berwenang dengan penempatan dalam lingkungan instansi dari pejabat yang mengangkat melalui surat rekomendasi yang diterbitkan oleh LAN setelah calon Widyaiswara (Cawid) dinyatakan lulus syarat administrasi dan uji/evaluasi kompetensi melalui paparan spesialisasi mata diklat. [yyy]
Persyaratan Cawid 1. Surat usulan mengikuti Diklat dan Seleksi Calon Widyaiswara dari Pejabat Pembina Kepegawaian instansi yang ditujukan kepada Kepala LAN; 2. Lulus dan menerima Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) Diklat Calon Widyaiswara; 3. Mengisi Lembar Biodata dari LAN; 4. Berijazah serendah-rendahnya S-1 atau D-IV 5. Usia maksimal 50 tahun pada saat diangkat menjadi Widyaiswara (SK Pengangkatan); 6. SK Pengangkatan/Pemberhentian jabatan terakhir; 7. Melengkapi: Daftar Riwayat Hidup, DP-3 terbaru, dan Ijazah/ Sertifikat; 8. Rencana kerja mengajar individu minimum 500 JP setahun; 9. Program Diklat di Unit Diklat instansi pengusul satu tahun berjalan; 10. Surat Keterangan Pengalaman Mengajar Diklat PNS (apabila ada); 11. Karya Tulis Ilmiah yang pernah dibuat/diterbitkan (apabila ada); 12. Mempersiapkan minimum 2 (dua) spesialisasi Diklat; 13. Melengkapi GBPP/Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat, SAP/Rencana Pembelajaran, Bahan Ajar/Modul, dan Copy OHT/ Slide sebanyak 2 (dua) rangkap dari spesialisasi yang dipaparkan dan 1 (satu) rangkap dari yang tidak dipaparkan. Santunan
September 2013
13
>>KANWIL
Halal bil Halal dan CJH Kanwil Jajaran Kanwil Kemenag Aceh laksanakan Halal bi Halal di rangkai dengan peusijuek CJH keluarga besar Kemenag Aceh (5/9). Hadir seluruh karyawan, para mantan Kanwil, DWP (Dharma Wanita Persatuan), dalam acara di aula Kanwi, usai pelantikan panitia haji itu. Acara yang sederhana namun hidmat memberi kesan tersendiri bagi seluruh karyawan. Kakanwil Kementrian Agama dalam sambutannya mengatakan bahwa, “Mulai hari ini kita sudah kembali dari ‘nol’ tidak ada dosa di antara kita. Sebab itu Kakanwil mengapresiasikan tema yang diangkat oleh panitia yaitu, “Saling memaafkan antar sesama, tingkatkan etos kerja dan raih kehidupan mulia.” Penceramah Ustadz Masrul Aidi Lc, memberi pencerahan yang sangat luar biasa, para pendengar terkesima dengan apa yang disampaikan beliau. Tidak ada yang beranjak keluar semua mendengar ulasan yang beliau sampaikan, di antaranya untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SWT dengan mensyukuri nikmat Allah SWT. Sebelum acara Halal bi Hala dilakukan pelantikan P3IH Embarkasi Banda Aceh lalu dilanjutkan dengan rapat Pembantu Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPPIH) yang dipimpin langsung Ketua PPIH Drs.H.Ibnu Sa’dan,M.Pd. Kakanwil meminta kepada
seluruh panitia untuk pekerja maksimal agar proses pemberangkatan calon jamaah Haji berjalan sukses. [atok/y].
Indonesia, Malaysia, Turki, Penyelenggara Ibadah Haji Terbaik di Dunia Drs, H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh saat berada di
14
Santunan
September 2013
Jakarta bersama Drs. H. Herman, M.Sc, Kabid PHU (Penyelenggara Haji dan
Umrah) Kanwil, sampaikan bahwa, dalam Rakornas Haji bersamaan dengan Qur’ah Pemondokan Haji 1434 H, di Jakarta (27/8), Menteri Agama RI, Dr. Suryadharma Ali, M.Si, dianugerahi oleh The World Hajj and Umrah Convcention (WHUC), Ini penghargaan atas pretasi nan gemilang untuk sisi pelayanan haji oleh Pemerintah RI. WHUC, sebuah lembaga yang melakukan survey online secara global terkait penyelenggaraan ibadah haji di dunia, menetapkan dan memberikan penghargaan kepada Indonesia sebagai Negara penyelenggara ivadah haji terbaik di dunia. Penghargaan yang sama diberikan pada Malaysia dan Turki. Penetapan dan penghargaan itu disampaikan Ketua WHUC, Mohsin Tutla, pada acara Pembukaan Rakernas Persiapan Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Qur’ah Pemondokan di Makkah Tahun 1434 H / 2013 M, yang dilaksanakan di gedung Kementerian Agama RI, Jalan Thamrin. [yyy/kemenag]
DDTK Substantif Tenaga Administrasi Insya Allah beberapa bulan ke depan sejulah Diklat (Pendidikan dan Latihan) semacam ini dan Diklat-diklat lainnya bagi jajaran Kemenag se Aceh, akan digelar sendiri oleh BDK provinsi Aceh, yang dikepalai Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M.Ag. Namun jelang operasinya ‘Balai di Samahani’, yang sudah ada struktur dan direkrut pula para WI (Widyaiswara), sejek 28 hingga 31 Agustus, BDK Medan masih laksanakan DDTK (Diklat di Tempat Kerja), bagi jajaran Kanwil. Acara pembukaan Diklat Subtantif Tenaga Adminitrasi Kepegawaian di lingkungan Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh dibuka Plh. Kakanwil Kemenag Aceh (H. Abrar Zyim, S.Ag). Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, kemarin masih di Jakarta bersama kabid PHU, ikuti Rakernas dan Qur’ah Pemondokna Haji 2013, di Kantor Kemenag RI dan Hotel Milenium. Acara yang dijadwalkan berlangsung sejak empat hari mendatang, oleh Panitia pelaksana acara yang diketuai Soni Sofian, dari BDK Medan, mengusung tema, “Dengan Pelaksanaan Diklat Substantif Tenaga Administrasi Kepegawaian Kita Tingkatkan Kompetensi Dan
Profesionalisme Petugas Kepegawaian”. Dalam acara pembukaan, Plh. Kakanwil Ustadz Abrar, yang juga Kabid PD Pontren, mengatakan bahwa pegawai sebagai abdi negara harus serius menjadi abdi negara. “Jangan jadi ‘ab dalam bahasa Aceh, ‘ab’ di negara dan ‘ab di masyarakat, nanti menjadi
KANWIL>> haram hasilnya,” tamsilnya, sehingga para peserta tersenyum lebar. Arti ‘ab ialah makan, bahkan disuap, dan telan apa saja. Acara tersebut di ikuti oleh 25 peserta yang berasal dari PNS Subbag dan Bidang di jajaran Kanwil Kemenag Provinsi Aceh. [juanda/yakub]
Ke Depan SKP Gantikan DP3
Dalam amanat dan pembinaan apel Senin (9/9), Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, ulangi dan ajak jajarannya untuk percepat pelaksanaan program. Sehingga sampai saatnya nanti,
November 2013 nanti, semua program yang telah kita rencanakan, akan maksimal dan pelaporannya pun bisa baik. Memang Bidang Madrasah dan PD Pontren sudah melaksanakan pelaksanaan
anggaran yang lebih besar dibandingkan Bidang lainnya. Kakanwil harapkan, mari bersama-sama mata anggaran yang sudah kita plotkan, kita laksanakan dengan secepatnya. Kita memang sudah masuk triwulan ketiga, dengan realisasi yang di bawah 50%. Sebab sampai kini baru 30% realiasi anggaran. Ini kita pahami, karena ‘bintang anggaran’ kita baru rontok di Kemenag Pusat. Soal penilaian PNS, Kakanwil ulangi, bahwa ke depan kita tidak lagi dinilai berdasarkan sistem DP3 (Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan). Namun sudah dinilai berdasarkan sasaran pegawai dalam format SKP (Sasaran Kerja Pegawai). Ada di antar PNS kita yang baru Diklat untuk sistem baru ini. Mudah-mudahan bagi kwan yang sudah ikuti Dilat SKP itu, dapat membagi informasi dalam sosialisasi ke depan.Dan Subbag Ortala dan Kepegwaian dapat membantu sosialisasi ini. Terakhir Kakanwil menghimbau bahwa hari itu, jajaran Kanwil akan berkunjung ke kediaman almarhum Tgk. Tanoh Mirah. Dan dalam kesempatan apel, Kakanwil mengajak masing-masing peserta yang muslim membaca masing-masing sekali Ummul Quran, Al-Fatihah. [yakub/fajriah] Santunan
September 2013
15
>>KANWIL
Pendistribusian Guru Proposional, Rakor Resmi Dibuka
Kegiatan Rapat kerja Pendistribusian Guru berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 5 Menteri secara resmi dibuka Kakanwil Kemenag Aceh di Hotel Oasis Banda Aceh (3/9). Dalam sambutan pada kegiatan yang dilaksanakan Bidang
Pendidikan Madrasah ini, Kakanwil Drs. Ibnu Sa’adan, M.Pd, kepada peserta rakor yang terdiri dari seluruh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah dan Kasi Pendidikan Islam dan operator Kantor Kementerian Agama Kabupaten/kota, mengharapkan
dapat mengikuti kegiatan ini dengan aktif. Sehingga, sambung Kakanwil, “Dapat melahirkan skema yang efektif untuk diterapkan dalam pendistribusian guru di Madrasah Aceh, sesuai dengan kebutuhan dan proporsional ke depan.” Juga Kakanwil mengharapkan kepada Kasi-kasi dan Operator, dengan Rakor Pendistribusian Guru Berdasarkan SKB 5 Menteri, adanya trobosan bersama, dalam upaya kita meningkatkan mutu pendidikan Aceh, yang masuk pada rangking 3 besar dari bawah UKG 2012 yang lalu. Maka masukan dari Kasi-kasi sangat diharapkan untuk menjawab persoalan tersebut. Selain pembenahan pendistribusian guru di Madrasah sesuai dengan kebutuhan dan proporsional sangat diharapkan. Ketua Panitia M. Idris, S.Ag, M.Pd, menyampaikan kedua kegiatan di hotel Oasis Banda Aceh ini, di laksanakan sejak 3-6 September. [alfaizin/y]
Bidang Pendidikan Madrasah Gelar Seleksi Kompetisi Sains Menghadapi even Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (AKSIOMA) dan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) tingkat Nasional yang digelar November 2013 (semula 25-29 September) di Malang Jawa Timur, Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Aceh lakukan berbagai kegiatan dalam rangka mempersiapkan kontingen yang akan diberangkatkan. Salah satunya dengan melaksanakan seleksi peserta kompetisi sains madrasah tingkat MI/MTs di Aula Kanwil (24/8). Kepala Seksi Kesiswaan Muntasyir, S.Ag, MA, mewakili Kepala Bidang Pendidikan Madrasah dalam arahannya ketika membuka acara tersebut menyampaikan harapan agar seleksi ini dapat benar-benar menghasilkan duta madrasah Aceh terbaik tingkat MI/ MTs, sehingga dapat berprestasi di tingkat nasional. “Adapun untuk tingkat Madrasah Aliyah telah kita laksanakan bulan Juni 2013, dan beberapa Madrasah telah ditetapkan untuk mewakili di ajang KSM yaitu dari MAN 1 Lhokseumawe Bidang Studi Matematika, MAN 3 Rukoh Banda Aceh bidang studi Fisika, MAS RIAB Aceh Besar bidang studi kimia, MAS RIAB Aceh Besar bidang studi biologi, MAN Model Banda Aceh bidang studi ekonomi, MA Muh Gunung Meriah Aceh Singkil bidang studi Geografi”, sebut Muntasyir. “Oleh karena itu siapapun yang ditetapkan nantinya sebagai pemenang dan berhak ikut serta dipentas nasional, ananda semua adalah putra/putri terbaik madrasah
16
Santunan
September 2013
di Kabupaten/Kota masing, cita-cita bangsa hari ini, pelita dan harapan untuk masa yang akan datang, bersemangatlah dalam belajar untuk menggapai hari esok,” lanjut mantan Kepala MAN Darussalam Aceh Besar itu Seleksi diikuti oleh 17 Kabupaten/ Kota di Propinsi Aceh yang pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk ujian tertulis selama 2 jam dari pukul 10.00-12.00 wib, dan hasilnya diumumkan 2 jam setelah berakhirnya kegiatan. Untuk mengawasi dan memeriksa hasil ujian, Bidang Pendidikan Madrasah mempercayakan Dra. Eli Arianti, M.Pd, Lasmi, S.Si, M.Pd, Dra. Erni Bulkisi, M.Pd, Putra Aprullah, SE.Ak, M.Si, Nursiah, S.Ag, M.Pd. Setelah tim pemeriksa bekerja secara maraton selama kurang lebih 2 jam, maka tepat pada pukul 14.00 WIB bertempat di aula Kanwil Kemenag Aceh diumumkan
hasil seleksi yang menempatkan MIN Teladan Banda Aceh (Matematika), MIN Paya Bujok Langsa (IPA), MTsN Lhokseumawe (Matematika), MTsN Jeurela Aceh Besar (Biologi), MTsS Jeumala Amal Pidie Jaya (Fisika) masing-masing sebagai peringkat pertama. Di sela-sela penutupan acara, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah melalui Kepala Seksi Kesiswaan menyampaikan apresiasi, penghargaan dan terima kasih kepada seluruh Kepala Seksi Madrasah/Pendis Kabupaten/Kota, guru pendamping dan peserta atas partisipasinya dalam mengikuti acara. Di akhir seleksi, Bidang Pendidikan Madrasah memberikan cendera mata dalam bentuk piagam kepada guru pendamping dan peserta sebagai bentuk penghargaan dalam mengikuti kegiatan ini. [sisinfo madrasah/ samhudi/y]
Workshop Penguatan Tenaga Pengelola Data PAI Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, yang diwakili Kabag TU Kanwil (H. Habib Badaruddin, S.Sos), membuka kegiatan “Workshop Pengutan Tenaga Pengelola Data PAI (Pendidikan Agama Islam) Tahun 2013” di Grand Nanggroe Hotel, kawasan Lueng Bata, Banda Aceh (10/9). Kakanwil, yang diwakili Kabag TU itu, membuka acara sistem informasi selama empat hari (10-13 September), dengan peserta dari pelaksana pendataan (dari Kasi PAIS dan Operator Emis) pada Kankemenag se Aceh itu, setelah Ketua Panitia Pelaksana, Fuzail, SHI, sampaikan tujuan dan maksud kegiatan. Kabag TU jelaskan, bahwa data itu sangat penting, selain menyangkut kepentingan banyak pihak, termasuk guru dan kesejahteraannya misalnya, tapi juga berimbas pada sisi lain. Pihak yang termasuk bertanggung jawab atas keakuratan data itu, antara lain Seksi Sistem Informasi PAI Bidang PAI Kanwil itu. Pertanggungjawaban data yang akurat, bukan hanya di dunia yang fana ini, tapi juga di akhirat nan abadi. Jika pemeriksaan
di dunia, bisa kita jawab di depan tim pemeriksaan yang juga manusia. Namun jika malaikat yang bertanya, bagaimana kita menjelaskan dan mengakalinya? Pemateri acara yang pembukaannya di-MC-kan oleh Fajriah Bakri, S.Ag, dan pemandu doa oleh Drs. H. Rusdi Hamzah itu, terdiri dari jajaran Kanwil Kemenag
KANWIL>>
Aceh dan Dinas Pendidikan Aceh. Acara pembukaan acara yang digelar Seksi Sistem Informasi Bidang PAI Kanwil Kemenag Aceh, malam Rabu (10/9), usai hujan lebat itu, dilaksanakan Kabag TU, sebab Kakanwil sendiri sedang langsungkan acara penting lainnya di Hotel Rajawali Lampulo. [fajriah/ yakub]
Pembinaan PAI PAUD dan TK Dibuka Kadisdik Aceh Pembukaan acara Pembinaan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada PAUD dan TK, yang digelar Bidang PAI Kanwil Kemenag Aceh (malam Jumat, 29/8), dilakukan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. H. Anas M. Adam, M.Pd, atas nama Kepala Kanwil Kemenag Aceh. Sedangkan Kakanwil dan jajarannya sedang berada di Bener Meriah dalam rangka kunjungan Menteri Agama ke daerah gempa, dengan agenda silaturrahmi, khutbah Jumat, pembinaan, dan serahkan bantuan. Acara yang berlangsung di Hotel Grand Nanggroe, Lueng Bata itu, diikuti para guru PAUD dan TK se Aceh, diawali dengan paparan singkat Kepala Bidang PAI Kanwil Drs. H. Saifuddin AR. “Peraturan Menteri Agama RI Nomor 16 Tahun 2010, tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah menetapakan tujuan Pendidikan Agama ini, yakni untuk memelihara fitrah manusia, serta sumber daya insan menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma Islam. Tujuan ini tercapai lewat polesan dan sentuhan tangan-tangan mulia para guru dan pengambil kebijakan pendidikan diniyah dan pada usia dini, PAUD dan TK,” jelas Pak Din, sapaan untuk Kabid PAI. Setelah Ketua Panitia Zubaidah Zakaria, S.Sos, yang menyampaikan laporan
kepanitian, bahwa acara sejak 29 Agustus – 2 September itu, selain pembinaan guru PAI, juga ada perlombaan kreatifitas guru, yang diumumkan saat penutupan Senin (2/9) oleh Kakanwil, acara dilanjutkan dengan materi bersama Kabid (Urgensi PAI pada PAUD dan TK), lalu bersama moderator Sulaiman Lt, M.Pd, Kasi PAI pada (Kasi PAI pada SD/SLB Bidang PAI. Dilanjutkan dengan materi PAI lain bersama Dra. Faridah Andriani (Rencana Strategi Pengembangan PAUD/TK), Drs.
Mardin, Kasi PAI pada SMP/SMPLB Kabid PAI (Manajemen Pendidikan PAI pada PAUD/TK), Dinas Pendidikan Aceh bersama Saifullah (Arah dan Kebijakan Disdik tentang Pengembangan PAUD/TK di Aceh), Nina Afrianti, S.Psi (Model Pembelajaran yang Terintegrasi dengan PAI pada PAUD/TK), Juhaimi, S.Ag, Kasi Sistem Informasi PAI pada Bidang PAI (Sertifikasi PAI pada PAUD/ TK), Rosmala Dewi, S.Pd (Metode Bercerita Islami), dan Ramayulis, S.Pd,M.Pd (Praktek Alat Permainan Edukatif). [yakub] Santunan
September 2013
17
>>KANWIL
Rangsang Otak Anak; Guru PAUD tak Sama dengan Pembantu Dalam Pembinaan Pendidikan Agama Islam (PAI) pada PAUD dan TK, yang digelar Bidang PAI Kanwil Kemenag Aceh (malam Jumat, 29/8), Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. H. Anas M. Adam, M.Pd banyak bercerita soal pembangunan dan pembinaan yayasan, peran masyarakat, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Aceh, pemagangan, anak autis, gizi anak, pola mentalitas di TK, hambatan PAUD dan PAI, regulasi, anggaran, beasiswa bagi guru tunanetra, tunagrahita, dan tuna rungu, soal buta warna, perangsangan anak dini, model pendidikan masyarakat/swasta di Australia, Eropa, dan Filipina, hingga soal narkoba masuk kampus itu, menambah kian wawasan peserta dan undangan dari para Kasubbag dan Kasi Kanwil. Drs. Anas Adam baru saja (29/8) menyaksikan MoU Unsyiah dan Polda, yang dalam laporan pihak rektorat, saat akan ditandatanganinya kesepakatan itu, diketahui
bahwa saat tes jelang masuk mahasiswa, ada 15, lalu 32, lalu banyak lagi jumlah pengguna narkoba. Ini yang terungkap ke permukaan, tentu ada lagi yang belum terungkap. Pak Anas, M.Pd yang pernah menjabat Kadsidik era konflik, lalu diganti oleh Drs. Bakhtiar, juga ada Pjs lain, dan saat Gubernur Zaini Abdullah diamanahkan lagi Dinas Pendidikan itu, mengatakan bahwa anak dini butuh rangsangan, sebab anak pintar itu bisa milik siapa saja, asal dirangsang otaknya waktu kecil. Lanjut Anas M. Adam, Pengurus Politeknik Venezuella-Aceh (jalan Blang Bintang) itu, bahkan anak autis itu dari keluarga mampu yang kurang sinar luar dan kurang rangsangan. Sekitar setahun atau 8 bulan silam, ada penelitian untuk seekor kucing normal yang ditutup matanya. Saat beberapa bulan kemudian, matanya meong dibuka, dan
dia buta warna dan menabrak ke sana sini. Artinya, anak sehat pun bisa lumpuh otaknya, jika tak dirangsang itu. Tapi, masalah anak kurang gizi, masalah lain memang. Hambatan dalam pengembangan PAUD ada tiga: pemahaman masyarakat kita yang kurang yang menganggap tidak penting PAUD (bahkan jajaran pemerintah dan dewan juga sama), SDM guru yang kadang disamakan dengan pembantu, ekonomi warga yang lemah yang membuat PAUD tidak lanjut. Anas menceritakan pengalaman membangun PAUD atas tanah negar, lalu diserahkan ke yayasan, anggran disisihkan dari pos lain, lalu dikomplain dewan yang terhormat, bahwa tanah negara dialhkan ke yayasan, Dan manakala dikasih kembali ke negara juga anggaran, dewan dan pemerintah angkat tangan. Jadi, biar PAUD dan sekolah, jika ingin maju dan berkembang, masyarakat yang usrus. Dana masyarakat jauh lebih banyak dari suntikan pemerintah. Biar pemerintah mensubsidi saja. Jika semua PAUD digaji oleh APBN Pendidikan, maka semua dana pendidikan akan ke PAUD. Ada lagi, tanah milik kampung, lalu pemerintah membangun PAUD/TK, lalu diserahkan fasilitas pada warga, juga bisa berjalan. Anas M.Adam, yang juga Ketua MPD (Majelis Pendidikan daerah) Aceh sampaikan, bahwa guru yang diajak magang ke luar, biasa berkembang saat balik, tapi ada juga yang tak bisa berbuat apa-apa di PAUD/TK-nya.
Alhamdulillah, Aceh Masuk 10 Besar STQ ke 22 Provinsi Aceh masuk 10 Besar dalam STQ (Seleksi Tilawatil Quran) ke 22 di Provinsi Bangka Belitung. Sementara Juara Umum dipegang Provinsi DKI Jakarta pada perhelatan akbar STQ Nasional XXII di Bangka Tengah itu. Acara ditutup Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, Kamis (29/08) malam. Alhamdulillah, sukses. STQ digelar sejak 23 Agustus 2013 dan mendapat sambutan merah dari masyaraka setempat. Penyelenggaraan berlangsung meriah, diisi dengan seminar dan pameran diikuti seluruh provinsi di Indonesia. Pada event tersebut Provinsi DKI Jakarta mengirim qari dan qariah terbanyak dengan jumlah anggota kafilah 200 orang. Ribuan penonton dan tamu undangan lainnya nampak tumpah di acara penutupan STQ Nasional XXII ini. Sejak pukul 19.00 WIB, warga berdesakan di pintu masuk stadion. Bagi DKI Jakarta, ajang perhelatan tersebut dimanfaatkan secara maksimal agar qari dan qariahnya dapat tampil dan mewakili
18
Santunan
September 2013
Indonsia pada Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional. Peringkat kedua pada even itu diraih oleh peserta dari Provinsi Kepulauan Riau, ketiga diraih Provinsi Papua Barat, keempat diraih Provinsi Banten, dan peringkat kelima diraih Provinsi Jawa Tengah dan Kalimantan Timur. Tuan rumah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tak masuk dalam 10 besar.
Peringkat STQ N XXII Juara Umum: DKI Jakarta,Peringkat 2: Kepulauan Riau,Peringkat 3: Papua Barat,Peringkat 4: BantenPeringkat 5: Jawa Tengah dan Kalimantan Timur.Peringkat 6: Jawa Barat Pe ringkat 7: Sumatera BaratPeringkat 8: Sumatera Dan RiauPeringkat 9: Aceh, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.Peringkat 10: Maluku. [yyy/kemenag.go.id]
Kakanwil: Evaluasi Gaya Berdakwah Gaya dakwah harus diubah, ini antara lain karena dunia maya sudah berkuasa. Begitu kira-kira yang disampaikan Kakanwil, saat mengisi materi pada acara Pembinaan Angka Kredit Penyuluh Ahli Madya dan Pembinaan Nazhir Wakaf yang dilaksanakan Bidang Penais Zakat dan Wakaf, Sabtu (31/8) di Hotel Sulthan Banda Aceh. Kakanwil mengatakan meningkatnya kemajuan teknologi saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi Penyuluh Agama Islam. Mau tak mau, Penyuluh harus bisa menguasai IT agar tidak ketinggalan dengan kemajuan dunia maya saat ini. “Bayangkan saja, anak-anak kita saat ini sudah bisa mengakses apa saja dari dalam kamarnya tanpa bisa selalu kita kawal. Termasuk halhal yang berbau pornografi,” kata Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, yang baru saja laksanaka kunjungan kerja di Bener Meriah. Menurut Kakanwil, tantangan dulu jelas sangat berbeda dengan saat ini. Dulu orang tua masih bisa mengontrol anak-anaknya karena ‘musuh’ yang hanya sebuah televisi. “Beda dengan saat ini, anak SD sudah menggunakan blackberry atau gadget, dan mereka bisa mengakses apa saja dari benda tersebut,” tambahnya. H. Ibnu Sa’dan juga menekankan bukan berarti dakwah dari mimbar tidak boleh digunakan lagi. Gaya dakwah seperti itu juga harus diteruskan, namun tetap berisi materi-materi dakwah yang mendidik. “Ada masukan kepada saya bahwa gaya dakwah harus banyak dievaluasi, karena
saat ini masyarakat sudah terbiasa dengan dakwah yang lucu dan banyak lelucon,” kata Kakanwil. Sehingga menurut Ibnu Sa’dan secara tidak sadar tolak ukur ramainya masyarakat saat menghadiri acara dakwah tergantung sang penceramah lucu atau tidak. Bukan lagi pada isi materi yang ingin disampaikan penceramah. Dalam kesempatan tersebut, Kakanwil berharap agar penyuluh terus bisa membina
KANWIL>>
masyarakat agat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti aliran sesat. “Terus bina masyarakat dan hidupkan kembali pengajian-pengajian,” harap Kakanwil. Sementara itu, salah seorang peserta bernama Tgk. Tarmizi berharap Pemerintah Daerah dan juga Kanwil Kemenag Provinsi Aceh terus berperan aktif untuk membina mantan pengikut aliran sesat sehingga kembali lagi pada ajaran yang benar. [ahsan/y]
Kadang Lebih Terkenal daripada Kakanwil Setelah tiga hari seluruh Kasubag Informasi dan Humas se Indonesia berada di Kota Serang Banten, maka pada hari Jumat 13 September 2013 Kabid Humas Kementerian Agama RI menutup acara secara resmi. Dalam arahannya beliau mengingatkan bahwa mulai saat ini kita harus bekerja maksimal untuk mengharumkan nama Kementrian Agama dan terus meningkatkan kualitas diri agar segala persoalan dapat di selesai kan dengan semaksimal mungkin. Sebelum acara penutupan juga di sampaikan pesan dari Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Banten Din Muhtadin mengingatkan kepada seluruh peserta untuk bekerja ikhlas dan seharusnya Humas akan lebih terkenal ketimbang Kanwilnya sendiri karena sering tampil di media, seperti Johan Budi Juber KPK dan lain sebagainya. Ketika acara penutupan juga di bacakan
program strategis Kehumasan yang perlu mendapat perhatian, juga akan ada wacana pembentukan Forum kerja Humas Kemenag
seluruh Indonesia dan di target kan akan terbentuk paling lambat akhir tahun 2o13 ini. Insya Allah. [atok/y] Santunan
September 2013
19
>>KANWIL
Kakanwil: Jangan Sampai Kita Rusak Kemandirian Dayah
Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. Ibnu Sa’dan, M.Pd menyatakan kebanggaanya pada pesantren atau dayah yang dinilainya saat ini telah mengalami perkembangan dan perubahan yang sangat luar biasa. Banyak keunggulan yang ada pada lembaga pendidikan dayah, bahkan dayah adalah lembaga pendidikan paling modern yang mendidik santrinya menjadi mandiri dan terampil. Tidak pernah kita dengar alumnus pesantren menjadi pengangguran. Bahkan, kini pesantren juga menjadi lembaga pendidikan alternatif dan solutif bagi para orang tua yang bimbang dan galau dengan pendidikan anak-anaknya di tengah
perkembangan zaman yang menimbulkan banyak budaya negatif. Oleh sebab itu, Ibnu Sa’dan mengingatkan agar jangan sampai kegiatankegiatan atau program yang dibuat oleh instansi pemerintahan, khususnya Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag Aceh justru merusak kemandirian pesantren atau dayah yang selama ini telah berjalan dengan baik sehingga izzahnya hilang. Hal itu disampaikan Ibnu Sa’dan saat membuka dua acara yang dibuat PD Pontren Kanwil Kemenag Aceh, yaitu Workhsop Penyelenggara Program Paket C Pondok
Pesantren dan Kegiatan Pengelolaan Lifeskill bagi Guru Pondok Pesantren di Oasis Hotel, Kamis (12/9) Siang. “Yang membuat Tgk tidak terhormat adalah kita, kita yang mengundang mereka ke kantor. Yang yang membuat pesantren tidak mandiri adalah kita. Jadi, kita harus mengawal pesantren agar tidak tercemar oleh tangan-tangan dan kegiatan kita”, ujarnya. Menurut Ibnu Sa’dan, perjuangan Aceh itu dipelopori oleh orang dayah dan sampai saat ini dayah masih terus memberikan kontribusi besarnya bagi bangsa ini. Ia memberi contoh, bagaimana orang dayah dulu membawa hasil perdagangan Aceh ke luar negeri, ke berbagai negara. Mereka mampu melakukan itu karena memang mereka menguasai berbagai bahasa yang diajarkan di dayah. Mereka juga mampu terlibat dalam berbagai perdagangan internasional, kenapa? Karena di pesantren juga diajarkan ilmu perdagangan, kata Ibnu Sa’dan lagi menambahkan. Kendati demikian, Ibnu Sa’dan mengingatkan, jangan sampai fakta sejarah ini membuat dayah menjadi statis. Sebab, realitas hari ini, disamping banyaknya kemajuan, tapi dayah juga mengalami banyak ketertinggalan sehingga harus terus mengejar kemajuan. [teuku zulkhairi/y]
Workshop Paket C dan Pembinaan Lifeskill bagi Pondok Pesantren Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh melaksanakan dua kegiatan sekaligus. Kegiatan pertama yaitu Workshop Penyelenggara Program Paket C Pondok Pesantren Provinsi Aceh yang dikoordinir oleh Ust Drs.Tgk. Mukhlis Hasan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penyelenggara program paket C pada pondok pesantren serta validasi data program kesetaraan pada kabupaten/kota. Sementara kegiatan yang kedua yaitu Workshop Pembinaan Pengelolaan Lifeskill pada Pondok Pesantren yang dikoordinir oleh Ust Drs. Tgk.H.Rusydi. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada semua elemen Pondok Pesantren akan pentingnya lifeskill bagi kemandirian Pondok Pesantren. Kedua kegiatan yang dibuat di Oasis Hotel, Luengbata Banda Aceh dari tanggal 12 sampai dengan 15 September 2013 ini dibuka sekaligus pada saat yang bersamaan oleh Kepala Kanwil Kemenag, Drs. Ibnu Sa’dan, M.Pd, Kamis (12/9) Siang.
20
Santunan
September 2013
Drs.Tgk Mukhlis Hasan dalam sambutannya sebagai ketua Panitia Workshop Penyelenggara Program Paket C Pondok Pesantren Provinsi Aceh tahun 2013 menjelaskan, peserta kegiatan Workshop Penyelenggara Program Paket C merupakan penyelenggara program paket C pada
pondok pesantren kabupaten/kota sebanyak 40 orang peserta. Sementara peserta Workshop Pembinaan Pengelolaan Lifeskill sebanyak 40 orang merupakan guru pada pondok pesantren pengelola program lifeskill. [teuku zulkhairi/y]
KONSULTASI KELUARGA
Diasuh oleh Dr. H. Abd. Gani Isa, SH, M.Ag Ketua BP4 Provinsi Aceh
Jika Nusyuz, Bagaimana? Assalamu'alaikum Wr. Wb. Yth. Pengasuh Konsultasi Keluarga Sebagian penanya atau pembaca Majalah Santunan ada yang menanyakan solusi atas perkara nusyuz, semoga Bapak Pengasuh bisa memberi jalan keluar atas sikap kedurhakaan pasangan atau salah satu dari pasangan suami-istri itu. Terima kasih, dan Selamat Idul Adha 1434 H, mohon maaf lahir dan batin. Wassalam Muhammad Punge Jurong, Banda Aceh Wa’alaikumussalam Wr. Wb. Sangat langka rasanya, suatu pasangan suami istri dalam menjalani kehidupan rumah tangga selama hidupnya tanpa disertai dengan intrik-intrik dan problematika. Perbedaan yang kemudian mengarah pada terjadinya pertikaian adalah suatu keniscayaan yang terkadang tidak bisa dihindari. Namun pertikaian yang berlebihan, apalagi jika sudah tak terkontrol, bisa mengikis keindahan hidup berumah tangga. Karena itu, jika timbul masalah dalam rumah tangga sebaiknya cepat diselesaikan dengan asumsi bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya dan setiap masalah pasti ada solusinya. Untuk menyelesaikan pertikaian atau konflik-konflik rumah tangga tidak lepas dari rujukan kita pada Alquran (terutama Surah An-Nisa’: 34), yang menjelaskan tentang konflik dalam rumah tangga yang dikenal dengan istilah nusyuz (membangkang). Nusyuz ada kalanya lahir dari istri, adakalanya muncul dari suami dan adakalanya lahir dari keduanya. Ayat tersebut juga memberikan solusi konkret kepada kita dalam menyelesaikan konflik rumah tangga. Berkaitan dengan nusyuz, Allah Swt memberi petunjuk bahwa suami boleh memukul istri (yang durhaka), asalkan tidak membekas atau cacat. Ulama fiqih membagi ad-dharbu (pukulan) menjadi dua, yakni: Ad-dharbu al-mubarrid (pukulan keras), dilarang atau diharamkan karena dikhawatirkan bisa menyebabkan kematian, mematahkan tulang, kerusakan pada satu anggota tubuh, merobek kulit atau mencederainya. Dan, ad-dharbu ghaira al-mubarrid (pukulan ringan), diperbolehkan karena tidak berdampak pada kematian, tidak mematahkan tulang, tidak merusak anggota tubuh, tidak robek kulit atau mencederainya. Solusi kebaikan Dalam masalah nusyuz istri, Muhammad Ali Shabuni dalam Safwah Al Tafasir memberikan solusi untuk kebaikan tatanan rumah tangga melalui tahapan-tahapan: Pertama, memberikan nasehat yang baik pada istri. Dengan cara mengingatkan bahwa perbuatannya tidak disenangi oleh Allah dan akan mendapatkan siksaan dari-Nya; Kedua, meninggalkan dari tempat tidur dan tidak berbicara serta tidak mendekatinya dalam arti masih satu ranjang, namun membelakanginya, dan; Ketiga, memukul dengan pukulan yang tidak membekas pada kepala, wajah dan atau anggota tubuh lainnya (lihat; Muhamad Ali Sabuni, Safwah Al Tafasir, Beirut, Dar Al Qalam, 1986, h.274). Penjelasan di atas diperkuat dengan pendapat Hasbi Ashidiqiy, bahwa dalam menyelesaikan nusyuz istri setidaknya ada tiga tahapan: Pertama, berilah nasihat atau pendapat yang bisa mendorong si istri takut kepada Allah dan menginsyafi bahwa kesalahan-kesalahan yang dilakukannya akan memperoleh siksaaan dari Allah pada hari kiamat kelak; Kedua, jauhilah dia misalnya tidak tidur seranjang dengannya, dan; Ketiga, pukullah dengan kadar pukulan yang tidak menyakiti dirinya. Hal ini boleh dilakukan apabila keadaan memaksa, misalnya ketika si istri sudah tidak lagi bisa dinasihati dan diinsyafkan dengan ajaran yang lemah lembut (TM Hasbi Ashidiqiy, Tafsir Al Qur’anul Majid An Nuur, Juz V, Semarang, Pustaka Rizki Putra, 2000, h.844). Sementara Sayid Qutub, jika memberikan solusi yang detail pada suami yang istrinya sedang nusyuz kepadanya, melalui penjelasan: Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuz-nya: Inilah tindakan pertama yang harus dilakukan, yaitu memberi nasihat kepadanya. Sebagai pemimpin dan kepala rumah tangga harus mendidiknya, yang memang senantiasa dituntut kepadanya dalam semua
hal, sebagaimana firman Allah Swt: “Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu...” (QS. At-Tahriim: 6). Akan tetapi, dalam kondisi khusus ini, ia harus memberikan pengarahan tertentu untuk sasaran tertentu pula. Yaitu, mengobati gejala-gejala nusyuz sebelum menjadi gawat dan berakibat fatal. Namun, adakalanya nasihat yang diberikan tidak mempan karena hawa nafsunya lebih dominan, memperturutkan perasaan, merasa lebih tinggi, atau menyombongkan diri, kecantikan, kekayaan, status sosial keluarganya, dan lainlain. Si istri itu lupa bahwa dia adalah partner suami dalam organisasi rumah tangganya, bukan lawan untuk bertengkar atau sasaran kesombongan. Maka, dalam kondisi seperti ini datanglah tindakan kedua. Yaitu, tindakan yang menunjukkan kebesaran jiwa dari suami terhadap apa yang dibanggakan oleh si istri yang berupa kecantikan, daya tarik, atau nilai apa pun yang dibanggabanggakannya untuk mengungguli suaminya, atau kedudukan sebagai partner dan sekaligus pemimpin dalam organisasi rumah tangga. “Dan, pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka.” Tempat tidur atau ranjang merupakan tempat untuk melepaskan rangsangan dan daya tarik, yang di sini istri yang nusyuz dan menyombongkan diri itu merasa berada di puncak kekuasaannya. Apabila si suami dapat menahan keinginannya terhadap rangsangan ini, maka gugurlah senjata utama wanita nusyuz yang sangat dibangga-banggakan itu. Biasanya ia lantas cenderung surut dan melunak di depan suaminya yang tegar ini, di depan kekuatan khusus suami dalam mengendalikan iradah dan kepribadiannya, dalam menghadapi kondisi yang sangat rawan. Di sana terdapat pendidikan tertentu dalam melakukan tindakan ini, tindakan membiarkaan dia di tempat tidur. Tindakan pendidikan ini ialah pemisahan itu tidak dilakukan secara terang-terangan di luar tempat yang suami istri biasa berduaan. Tidak melakukan pemisahan di depan anak-anak, karena hal itu akan menimbulkan dampak yang negatif bagi mereka. Tidak pula melakukan pemisahan dengan pindah kepada orang lain, dengan menghinakan si istri atau menjelek-jelekan kehormatannya dan harga dirinya, karena yang demikian itu hanya akan menambah pertentangan. Tujuan pemisahan diri itu adalah untuk mengobati nusyuz, bukan untuk merendahkan si istri dan merusak anak-anak. Itulah yang menjadi sasaran tindakan ini. Bukan untuk menyakiti Akan tetapi, adakalanya langkah kedua ini juga tidak mencapai hasil. Kalau demikian, apakah akan dibiarkan rumah tangga itu hancur berantakan? Di sana masih ada tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkannya, walaupun lebih keras, tetapi masih lebih ringan dan lebih kecil dampaknya dibandingkan dengan kehancuran organisasi rumah tangga itu sendiri gara-gara nusyuz, “pukullah mereka.” Sejalan dengan maksud dan tujuan semua tindakan, maka pemukulanini bukanlah untuk menyakiti, menyiksa, dan memuaskan diri. Pemukulan tidak boleh dilakukan dengan maksud untuk menghinakan dan merendahkan. Juga tidak boleh dilakukan dengan keras dan kasar untuk menundukkannya kepada kehidupan yang tidak disukainya. Pemukulan haruslah dalam rangka mendidik, yang harus disertai dengan rasa kasih sayang, sebagaimana yang dilakukan seorang ayah terhadap anak-anaknya dan yang dilakukan oleh guru terhadap muridnya. Semua tindakan ini tidak boleh dilakukan kalau keduanya berada dalam kondisi harmonis dalam mengendalikan organisasi rumah tangga yang amat sensitif itu. Tindakan itu hanya boleh dilakukan untuk menghadapi ancaman kerusakan dan keretakan. Karenanya, tindakan itu tidak boleh dilakukan kecuali kalau terjadi penyimpangan yang hanya dapat diselesaikan dengan cara tersebut. Ketika nasihat sudah tidak berguna, ketika pemisahan di tempat tidur juga tidak berguna, maka harus dilakukan dengan cara lain, yaitu dengan pemukulan. Dalam beberapa kasus, cara ini merupakan cara yang paling tepat untuk menyelesaikan konflik kejiwaan tertentu dan memperbaiki perilaku pelakunya serta memuaskan hatinya (Lihat; Sayyid Qutub, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Jakarta, Gema Insani Press, 2001, h.243-244). [aceh.tribunnews.com (4/10/2013)]
Bagi pembaca atau masyarakat yang ingin berkonsultasi tentang keluarga, dapat juga mengirim surat ke alamat Redaksi Majalah Santunan Kanwil Kementerian Agama Aceh, Jl. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh, atau mengirim email ke
[email protected]. Terima kasih. Santunan
September 2013
21
>>PERISTIWA
Pengisian Data EMIS Pendidikan Diniyah dan Ponpes di Aceh Barat Santunan – Meulaboh. Bertempat di Ruang Aula, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat melalui Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pengisian dan Pengelolaan Data EMIS bagi Lembaga Pendidikan Islam di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kab. Aceh Barat Tahun 2013, Selasa (03/09). Acara Sosialisasi yang mengundang 87 orang perwakilan dari Pondok Pesantren dan Diniyah Takmiliyah se Kab. Aceh Barat. Sementara itu Kasi Pendidikan Diniyah dan Ponpes Irwadi, SE dalam sambutan menyebutkan bahwa tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah sesuai surat Edaran Dirjen Lembaga yang telah melakukan pemutakhiran data secara lengkap dan benar dan tepat waktu melalui sistem pendataan Emis, beliau juga mengingatkan bahwa jika data ini tidak segera di selesaikan maka akan berdampak pada tidak diakuinya secara resmi lembaga tersebut oleh Kementerian Agama.
Tehknis pengisian data ini dibimbing oleh saudara Yusni Hendri, S.Ag, staf Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren
Kankemenag setempat yang sudah mengikuti pelatihan di Medan beberapa waktu yang lalu. [jufrizal/y]
Pastikan Dana BOS Berjalan Sesuai Petunjuk Kakankemenag Kabupaten Aceh Barat Drs. H. M. Arif Idris, MA di dampingi oleh Kasi Dikmad Drs. Tharmizi dan beberapa orang staf dari Kankemenag setempat mengunjungi sebuah madrasah, Rabu (28/08). Kunjungan tersebut dalam rangka memonitoring dan mengevaluasi penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) semester pertama pada sejumlah madrasah di Kabupaten Aceh Barat. Kunjungan dilaksanakan di MIN Paya Baro Kabupaten Aceh Barat, Kankemenag berharap pengelolaan BOS di madrasah ini dapat dikerjakan dengan profesional. Dengan demikian tujuan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan bisa terwujud. “Pemerintah pusat melalui dana BOS ini menunjukan perannya dalam mempertahankan dan meningkatkan mutu pendidikan. Maka dari itu kepada seluruh madrasah agar dalam mengelola dana BOS berpedoman pada peraturan perundangundangan yang berlaku”Ujar Kankemenag. Lebih lanjut menurut beliau, kegiatan monitoring dan evaluasi ini merupakan bagian dari upaya untuk memastikan program BOS berjalan sesuai dengan petunjuk teknis yang telah dikeluarkan pemerintah. Baik dalam hal ketepatan
22
Santunan
September 2013
waktu, alokasi dana serta tertib pelaporan. “Kedepannya tugas kita adalah memastikan seluruh layanan pendidikan di Madrasah
didukung dengan sistem kerja yang baik, transparan, akuntabel, dan berwibawa” Terangnya. [jufrizal/y]
Workshop Jurnalistik di Kankemenag Aceh Barat Santunan – Meulaboh. Dalam rangka meningkatkan sumberdaya manusia dibidang jurnalistik, dan teknologi informasi komunikasi, pada tanggal 10/9 dilaksanakan Workshop Jurnalistik Bagi Aparatur Kementerian Agama Jajaran Kankemenag Kabupaten Aceh Barat yang mengambil tema “Membangun Pegawai Negeri Sipil
Yang Cerdas Media”. Acara yang diselenggarakan oleh Kankemanag Kabupaten Aceh Barat yang dilaksanakan di Aula Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Barat. Hadir dan membuka Workshop ini secara resmi oleh Ka.Kankemenag Kab. Aceh Barat DRS. H. M. Arif Idris, MA didampinggi
PERISTIWA>>
Kasubbag Tata Usaha yg sekaligus merupakan ketua panitia di acara tersebut, Workshop ini dilaksanakan sejak 10-11 September. Pelatihan ini diikuti 49 peserta yang berasal dari Jajaran Kankemenag Aceh Barat. Antusias peserta yang mengikuti kegiatan ini cukup tinggi. Ini terlihat dengan sambutan hangat dari semua peserta yang mengikuti kegiatan, Wajah cerah ceria tergambar jelas di setiap peserta. “Agar menggunakan kesempatan kegiatan ini untuk bertanya segala hal yang berhubungan kegiatan Jurnalistik jangan ragu-ragu untuk bertanya sehingga nanti setelah kita kembali ke tempat tugas masing-masing dapat memberikan kotribusi terhadap media online Kankemnag Aceh Barat,” harap Kakankemenag. Workshop Jurnalistik menghadirkan beberapa narasumber diantaranya dari Staf Inmas Kanwil Kemenag Prov. Aceh, dari Humas Setdakab Aceh Barat Jopi Dian Saputra, SE, S.Sos (Kasubbag Hubungan Media Massa Bagian Humas dan PDE di Setdakab Aceh Barat), Dedi Iskandar, SE (Wartawan Serambi Indonesia Biro Meulaboh). [jufrizal/y]
Foto Jurnalistik Harus Faktual, Visual, dan Menarik Santunan – Meulaboh. Foto menjadi bagian penting dalam sebuah berita. Keberadaannya membuat pembaca lebih memahami berita yang disajikan. Namun tidak semua foto layak disisipkan dalam sebuah berita. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi seperti kemenarikannya, nilai informatif dari foto tersebut, keaktualan, dan keotentikannya. “Nah, untuk mendapatkan foto sedemikan itu tentunya diperlukan keahlian yang cukup,” ungkap Khairul Umami saat menjadi pemateri pada pada hari kedua kegiatan Workshop Jurnalistik di Aceh Barat, yang dipusatkan di Aula Dinas Transmigrasi Kab. Aceh Barat, Rabu (11/09) Khairul melanjutkan “Foto jurnalistik harus faktual, visual, dan menarik, serta sebuah moment harus terdokumentasi dengan baik secara kronologis.” Yang terpenting saat membidik objek, fotografer harus memperhatikan kondisi pencahayaannya. Demikian sambung pak Khairul, layout Majalah Santunan dan desainer binner, baliho, dan cetakan grafis Subbag Inmas Kanwil. Selain pencahayaan, fotografer harus peka dengan momen kejadian yang diabadikan. “Ibarat menulis, foto juga harus menonjolkan sebuah nilai berita. Sebaiknya, sebelum mengabadikan
sebuah kejadian, seorang fotografer harus mengenal lingkungan sekitarnya. Adakan observasi kecil-kecilan. Ini dimaksudkan agar fotografer tidak asal dalam membidik. Nantinya, feeling untuk mendapat momen yang menarik bisa terbangun dari situ,” jelasnya. Materi yang dibawakan dengan santai di
Ruang Aula Dinas Tramsigrasi itu dilanjutkan dengan praktek langsung di lapangan. Kahirul dibantu dengan rekannya, Amwar Cita Hutabarat, S.Sos mengarahkan beberapa tekhnik belajar membidik beberapa objek jauh. “Perhatikan juga diafragma dan fokus lensa jika mau memotret,” tambahnya. [jufrizal/y]
Santunan
September 2013
23
>>PERISTIWA
Abi Daud di Kemenag Aceh Besar Santunan – Kota Jantho. Jajaran Kemenag Aceh Besar adakan kegiatan Silaturrahmi Halal Bi Halal dan Peusijuek Jamaah Calon Haji 1434 H. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula kampus Politeknik Venuzeland (Poliven) Desa Cot Gendreut Kecamatan Blang Bintang (5/9). Khalid Wardana, panitia pelaksana Halal bi Halal melaporkan, kegiatan ini sekaligus peusijuek CJH. Pada tahun ini Jamaah Calon Haji yang dipeusijuek berjumlah 8 orang yaitu Drs.H.Salahuddin, M.Pd selaku TPIH, Amirullah, SHI selaku petugas Non Kloter yang bertugas di Arab Saudi serta 6 orang jamaah dari unsure pegawai dan guru. Halal bi Halal ini turut dihadiri Staf Ahli Bupati Aceh Besar Drs. H. Zainal Abidin, yang dalam arahannya menamsilkan yang terkait dengan peusijuek CJH (Calon Jamaah Haji) yaitu kita perlu bersatu, kompak dalam semua hal, ini semua terkait dengan bahan yang digunakan sebagai alat yang digunakan
Piloting Audit Tunjangan Profesi Guru oleh Tim BPKP Pusat Santunan - Kota Jantho. Tim BPKP Pusat (28/8) lakukan piloting audit tunjangan profesi guru di Kankemenag Aceh Besar. Kedatangan Tim BPKP Pusat didampingi oleh Tim Bidang Pendidikan Madrasah pada Kanwil Kemenag Aceh. Menurut Pak Budi (anggota Tim BPKP Pusat) kedatangan mereka untuk memperoleh gambaran terkait dengan tunggakan tunjangan profesi guru mulai
24
Santunan
September 2013
tahun 2008 - 2013. Tim BPKP Pusat mengambil sampel beberapa madrasah dan mewawancarai beberapa orang guru Pendidikan Agama Islam pada sekolah mengenai tunjangan profesi guru tersebut. Bahan hasil piloting audit ini akan menjadi masukan bagi pemerintah pusat agar pembayaran tunjangan profesi guru akan dapat diselesaikan pembayarannya dalam tahun 2013 ini juga. [irwandi/y]
saat peusijuek menggunakan berbagai macam daun, bunga yang diikat menjadi satu, itulah barangkali hikmah bagi kita mengadakan peusijuek seperti ini, pungkas staf ahli Bupati Aceh Besar. Pada giliran akhir dari rentetan kegiatan Halal bi Halal dan Peusijuek tersebut tambil sebagai penceramah kondang di kalangan Kementerian Agama yang kadang kali kita sebut sebagai sesepuh Kementerian Agama, Abi Tgk.H.M.Daud Hasbi, yang juga Ketua Umum PB. Inshafuddin Aceh dan Direktur Dayah Jeumala Amal Lueng Putu. Dalam tausiahnya ia menitikberatkan pada kesucian hati, kesucian otak apalagi kita baru melaksanakan puasa Ramadhan yang diikuti dengan idul fitri. Kita dituntut untuk menjaga diri, lidah dan hati serta perlu kita pelihara dalam kehidupan kita sehari-hari, dengan ”DUIT” yaitu Do’a, Usaha, Iman/Ikhlas, Taqwa dan tawakkal. [burhanuddin/y]
Madrasah di Aceh Utara Berlakukan Finger Print Santunan – Lhoksukon. Untuk meningkatkan tingkat kedisiplinan Guru serta Pegawai di Madrasah, sebanyak 52 Madrasah Negeri yang ada di Lingkungan Kankemenag Kab. Aceh Utara telah menyelesaikan pemasangan Absensi sidik jari (Fingerprint). Setiap bulannya hasil print out dari finger print tersebut akan dikirim secara online ke Kankemenag Aceh Utara. Kepala Kemenag Aceh Utara, Drs. H Zulkifli Idris, M.Pd Mengharapkan dengan diterapkannya absensi sidik jadi ini akan lebih bisa meningkatkan manajemen kepegawaian yang ada di Madrasah di lingkungan Kemenag Aceh Utara. “Dengan telah selesainya pemasangan finger print atau absen sidik jari di Seluruh Madrasah Negeri yang ada di Lingkungan Kemenag Aceh utara diharapkan pegawai atau guru di Madrasah akan hadir dan pulang tepat waktu, dan manajemen kepegawaian akan berjalan dengan baik,” papar Kakankemenag Aceh Utara Drs, Munzir, M.Pd yang merupakan Kasi Pendidikan Madrasah Aceh Utara. “Finger print tersebut sudah digunakan mulai tahun ajaran 2013/2014, tepatnya hari pertama masuk sekolah yaitu tanggal 15 Juli 2013 yang lalu, saat ini juga sedang disempurnakan hal-hal yang perlu disempurnakan seperti penginputan data,” lanjut Munzir, M.Pd.[fahmi/y]
Kreativitas DW Kemenag Aceh Utara Santunan – Lhoksukon. Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag Aceh Utara mengisi acara Arisan bulan September
kali ini dengan kegiatan merangkai Bunga. Acara yang dilaksanakan di Galeri NITA Jalan Blang Malo Lhokseumawe dihadiri oleh
Pelatihan Operator EMIS Kankemenag Agara Pelatihan operator EMIS untuk jajaran Kankemenag Aceh Tenggara (Agara) dilakukan setelah jajaran kankemenag kabupaten lain telah dilaksanakan dengan sukses. Giliran pelatihan operator EMIS untuk jajaran Kankemenag Agara lebih akhir dilakukan disebabkan karena letak geografis Agara melintasi kabupaten-kabupaten lain untuk mencapainya. Kegiatan dibuka oleh Drs. Hasanuddin (Kasi Penmad Kankemenag Agara) yang mewakili Kakankemenag Agara Drs. H. Jauharuddin, MM yang saat ini tugas ke luar daerah. Dalam sambutan Kakankemenag Agara pada acara tersebut yang disampaikan oleh Kasi Penmad menyampaikan bahwa akhir September 2013 ini data EMIS yang dikelola oleh madrasah harus sudah selesai. Data EMIS sangat penting, karena kedepan data EMIS direncakan terintegrasi dengan data-data lain yang menyangkut madrasah. Sehingga madrasah jangan lengah untuk tetap meng-update data tersebut demi
validnya perencaan pengembangan di masa mendatang. Termasuk di antaranya perencanaan di bidang pengembangan sarana prasarana dan perencaan keuangan. Tambahnya. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di Gedung MTsN Kutacane dan dilatih oleh Samhudi, S.Si (Kasi Kelembagaan dan SIM Bid. Penmad Kanwil Kemenag Aceh) yang didampingi Mulkan Sidamanik, S.Sos.I, MA (staf seksi Kelembagaan dan SIM). Pelatihan ini diikuti oleh 76 peserta terdiri dari 16 operator RA, 27 operator MI, 20 operator MTs, dan 13 operator MA. Sebelum selesai dalam memberikan kata sambutan, Kasi Penmad Kankemenag Agara Drs. Hasanuddin mengingatkan kepada peserta bahwa agar benar-benar mengikuti pelatihan ini. Dan bagi peserta yang nantinya kurang mengerti dalam menjalankan aplikasi EMIS ini, jangan malu bertanya kepada rekan-rekan lain yang lebih memahami agar peng-entry-an data dapat berjalan sukses seluruhnya. [ahmad thahir /y]
PERISTIWA>> hampir seluruh Anggota DWP. Sekretaris DWP Kemenag Aceh Utara, Dra. Suhartini, M.Soc. SC. Saat dijumpai disela-sela acara menyampaikan tentang tujuan dilaksanakan kegiatan ini “Diharapkan dengan diadakannya kegiatan ini dapat mendorong kreativitas dan kecintaan serta wawasan Anggota DWP Kemenag Aceh Utara terhadap bunga nusantara.” Papar Suhartini. Agenda kegiatan Arisan sangat antusias diikuti oleh Anggota DWP, karena selain untuk bersilaturahmi juga untuk menambah wawasan anggota dengan kegiatan yang dilaksanakan setiap bulannya. Selanjutnya setelah acara merangkai bunga, dilanjutkan dengan acara makan bersama serta pengundian pemenang Arisan kali ini bersama di Pantai Jomblang, Lhokseumawe. [fahmi/y]
Pelatihan Operator Verval NUPTK Aceh Tenggara Santunan – Kutacane. Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) merupakan kode identitas unik yang diberikan kepada seluruh pendidik (guru) dan tenaga kependidikan (staf) di seluruh satuan pendidikan di Indonesia. Dalam perkembangannya, NUPTK menjadi syarat utama yang harus dimiliki oleh seluruh PTK se-Indonesia untuk dapat mengikuti programprogram kementerian lainnya, antara lain: sertifikasi PTK, uji kompetensi PTK, diklat PTK, dan aneka tunjangan TPK lainnya. Pelatihan operator VerVal NUPTK ini menghadirkan Syaifullah, S.Pd Kasi Kurikulum Dikmen pada Disdikpora Kab. Aceh Tenggara dan dibuka langsung oleh Drs. Hasanuddin, Kasi Penmad Kankemenag Kab. Aceh Tenggara. Dalam sambutannya, Drs. Hasanuddin mengharapkan kepada seluruh peserta pelatihan agar betulbetul menyimak materi pelatihan ini. Sehingga kelak tidak ada PTK yang bertugas di madrasah merasa dirugikan. Pelatihan operator VerVal NUPTK ini dilaksanakan di MIN Kutacane dan diikuti oleh 64 peserta yang terdiri dari 27 orang operator MI, 21 orang operator MTs, dan 13 orang operator MA. Ditambah dengan 3 orang operator RA. [ahmad thahir/y] Santunan
September 2013
25
>>PERISTIWA
Kemenag Atam Gelar Kompetisi Sains MI dan MTs Santunan – Karang Baru. Dalam rangka menjaring siswa/i berprestasi di bidang sains, Kankemenag Aceh Tamiang mengadakan Kompetisi Sains Madrasah (KSM). Kepada para pemenang kompetisi ini nantinya akan mewakili Aceh Tamiang dalam kompetisi yang sama di tingkat Provinsi.
Salamina, MA Kakankemenag Aceh Tamiang dalam sambutannya berharap semua peserta mengikuti kompetisi ini dengan serius dan berkompetisi dengan baik dan jujur. “Saya yakin bahwa para peserta adalah siswa terbaik dari masing-masing madrasah,” ucap Kakankemenag di acara lapangan
Pengukuran Arah Kiblat di Dua Kecamatan Santunan – Takengon. Kakankemenag Aceh Tengah melalui Penyelenggara Syariah (Ahmad Marjan, S.Ag) yang didampingi oleh Amiruddin (sataf Bimas Islam), Hamdi Fitriya, S.Ag (staf Pendais), Iwan Ruhdika, SH.I (staf KUA Kec. Bies), Darmawan (staf umum), Jum’at (6/9) kembali meninjau lokasi pembangunan masjid/menasah yang akan dibangun oleh masyarakat. Wilayah yang ditinjau adalah Masjid Jami’ Babul Khairat Kampung Sukadamai (Pegasing), Kampung Simpang Kemili (Masjid Jami’ Babutthayibah) dan menasah Simpang Kemili, Silih Nara. “Jadi dengan demikian, sudah tiga
26
Santunan
September 2013
masjid dan dua menasah yang sudah dilakukan penentuan arah kiblat oleh KanKemenag Aceh Tengah,” ujar Marjan. “Masyarakat berkeinginan untuk membangun sebuah masjid, sebelum dimulai pembangunan masjid tersebut ada baiknya ditentukan terlebih dahulu titik koordinat arah kiblat yang baik dan benar,” lanjut Tgk. Marjan. “Selama ini penentuan arah kiblat yang kami lakukan adalah hanya berpedoman kepada bayangan matahari, bintang dan pengetahuan ilmu seadanya,” tabah Suandi Imam Kampung Sukadamai. [humas kankemenag ateng/dar/y]
terbuka, halaman gedung MTsS Yayasan Pendidikan Dewi (Yaspendi) Sungai Iyu. Anwar Fadli, S. Ag. Kasi Pendidikan Madrasah Kankemenag Aceh Tamiang selaku Ketua Panitia melaporkan bahwa, “Kompetisi ini diikuti oleh 90 orang peserta dengan rincian 40 orang untuk tingkat MI dan 50 orang tingkat MTs. Adapun matapelajaran yang diperlombakan adalah IPA dan Matematika untuk tingkat MI sedangkan untuk tingkat MTs yang dikompetisikan Kompetisi ini berlangsung hanya satu hari dan pemenangnya langsung diumumkan pada hari itu juga tepat pada jam 12.00 WIB.” Pemenangnya, tingkat MI, bidang matematika oleh Sri Lestari dari MIN Kampung Durian, dan IPA oleh M. Wahyu Darmawan dari MIN Kampung Durian. Tingkat MTs, matematika dijuarai oleh Nisa Nabila dari MTsN Seruway, dan biologi oleh Silvia dari MTsS Al-Azhar Jambo Rambong. Selenjutnya, fisika dijuarai oleh Chairunnisa dari MTsN Tamiang Hulu. [muhammad sofyan/y]
PAIS Atim Bawa Pulang Juara I Alat Peraga Santunan - Idi. Kegiatan workshop pembinaan PAI Islam pada PAUD dan TK yang resmi ditutup oleh Kakanwil Kementerian Agama Prov.Aceh Drs.H.Ibnu Sa’dan M.pd di Grand Nanggroe Hotel Banda Aceh berhasil membawa pulang piala juara I dalam membuat alat peraga. Alat peraga yang berjudul kotak amal ajaib berhasil mencuri hati para dewan juri dan meraih nilai tertinggi. “Kotak amal ini mempunyai 5 fungsi, salah satunya fungsi sedekah, dan beberapa fungsi yang lain dan mungkin ini yang menjadi penilaian dari dewan juri,” ujar Saryunis,S.Pd yang menjadi utusan dari PAIS Aceh Timur didampingi rekannya Nurlela,S.Pd. Hal ini juga mendapat apresiasi dari Kasi PAIS Aceh Timur Muslim,S.Ag,M. Si. “Saya ucapkan selamat dan terima kasih kepada pemenang, mudahmudahan hal ini dapat dipertahankan, saya juga berharap agar para guru PAI di PAUD dan TK terus meningkatkan kualitas anak didik yang merupakan cikal bakal pemimpin masa depan,” harap Muslim. [jamaluddin/y].
PERISTIWA>>
FKUB Aceh Tengah Gelar Orientasi Santunan – Takengon. Dalam rangka merealisasikan salah satu program kerja tahun 2013, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Aceh Tengah menggelar pertemuan dengan tajuk “Orientasi FKUB Kabupaten Aceh Tengah” di Aula Kankemenag Kab. Aceh Tengah, pada hari Senin tanggal 3 September 2013. Ketua FKUB Aceh Tengah, Tgk.H.Razali Irsyad,BA menjelaskan bahwa kegiatan ini bagian dari upaya membicarakan halhal penting terkait dengan memelihara hubungan yang harmonis antar pemeluk agama yang ada di dataran tinggi gayo. “Agar kehidupan beragama di Aceh Tengah berjalan baik, maka masing-masing pemeluk agama harus mengamalkan ajaran agamanya dengan baik, hal ini bisa dilakukan di keluarga kita,” ujarnya. “Semua agama mengajarkan kedamaian dan kerukunan bagi pemeluknya. Oleh karena itu di antara pemeluk agama jangan berlaku ofensif,” tegas Tgk. Razali. Maksud ofensif adalah, menjelajahi wilayah orang lain yang bukan lahan garapannya. Contoh tindakan ofensif, sebut Razali adalah seperti yang terjadi di beberapa titik pesisir Aceh pasca tsunami. Dalam kesempatan itu, Kakankemenag
Aceh Tengah, Drs.H.Hamdan,MA juga menyampaikan tentang peran dan fungsi kementerian agama dalam meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama. Hamdan menegaskan, bahwa hal yang patut disyukuri adalah, bahwa di Aceh Tengah khususnya,
dan Aceh pada umumnya tidak pernah ada konflik antar umat beragama. Atau konflik yang disebabkan karena perbedaan agama. “Konflik yang pernah terjadi di Aceh hanyalah konflik politik,” ujarnya. [mahbub fauzie/darmawan/y]
Tingkatkan Kerukunan, FKUB Adakan Sosialisasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh Timur mengadakan sosialisasi peraturan bersama Menteri Agama RI Nomor 9 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 8 Tahun 2006 pada Selasa (27/08). Acara yang diadakan di aula Kantor Kementerian Agama kabupaten Aceh Timur itu diikuti oleh 50 peserta terdiri dari ormasormas, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan unsur pemerintah. Hadir pada acara pembukaan Bupati Aceh Timur, Muspida dan Muspida plus, Kadis Syariat Islam, Kaban Kesbang Aceh Timur, Ketua Mahkamah Syariah, Kakankemenag, Muspika Idi Rayeuk, Pemateri dan para undangan peserta. Sekretaris FKUB Adnan,S.Ag dalam laporannya mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengimplementasikan pola hidup yang saling percaya, saling menghormati dan saling pengertian sehingga adanya ketertiban dan ketentraman masyarakat dalam kehidupan beragama. “Penyelenggaraan kegiatan dibebankan kepada DIPA Kemenag Aceh Timur dan direncanakan berlangsung satu hari penuh meliputi ceramah, tanya jawab, curah pendapat, saran serta informasi,” beber Adnan.
Kakankemenag Kab.Aceh Timur Drs.H.Faisal Hasan mengatakan hingga kini kondisi kerukunan umat beragama di Provinsi Aceh berjalan dengan baik dan harmonis, “sejarah telah mencatat, sejak dulu belum
pernah terjadi konflik keagamaan yang serius di Aceh, begitu juga di Aceh Timur, umat non muslim dapat hidup berdampingan dengan masyarakat Aceh yang mayoritas muslim,” ujar KaKankemenag. [jamaluddin/y] Santunan
September 2013
27
>>PERISTIWA
Sosialisasi BOS di Kemenag Atim Santunan – Idi. Perencanaan pada Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Prov Aceh M Azhari Tambunan ST menjadi narasumber pada kegiatan sosialisasi Biaya Operasional Sekolah (BOS) di lingkungan Madrasah Kankemenag kabupaten Aceh Timur pada Senin (16/09/2013) di aula Kankemenag setempat.
Ketua panitia yang juga penanggung jawab BOS Madrasah Fadli Ahmad,S.Ag dalam laporannya mengatakan bahwa peserta terdiri dari seluruh Kepala Madrasah dan pengawas berjumlah 96 orang,terdiri dari MA 13 orang, MTs 27 orang, MI 46 orang dan pengawas 10 orang, sedangkan dana kegiatan bersumber dari DIPA kankemenag.
Raker Penyuluh Agama Wilayah Idi Raya Santunan – Idi. Dalam rangka meningkatkan hubungan silaturahmi dan emosional dengan penyuluh, Kankemenag Atim (Aceh Timur) mengadakan Rapat Kerja (Raker) Penyuluh Agama untuk wilayah Idi Raya di Masjid Baitul Mannan Idi Rayeuk (Irak) pada Rabu (11/09/2013) yang dihadiri oleh seluruh penyuluh agama di Kecamatan Idi Rayeuk, Idi Tunong, Banda Alam, Darul Aman, dan Darul Ihsan. Turut hadir pada acara dialogis tersebut KaKankemenag, Kasi Bimas Islam, Ketua MPU, Ketua MUNA, Ketua FKUB, pimpinan dayah, dan seluruh kepala KUA di kecamatan wilatah Idi Raya. Kakankemenag Aceh Timur dalam arahannya mengatakan bahwa jumlah Penyuluh Agama di Kabupaten Aceh Timur
28
Santunan
September 2013
pada tahun 2013 sebanyak 753 orang, sedangkan tahun 2012 sebanyak 833 sehingga terjadi pengurangan 80 orang. “Masa kerja Penyuluh Agama berlaku satu tahun, jadi kalau ada anggapan Penyuluh Agama untuk selama-lamanya itu hal yang keliru, hal ini untuk pemerataan karena pemerintah belum mampu membiayai semua penyuluh agama,” ungkap Drs. Faisal Hasan. Kakankemenag menambahkan pada tahun 2014 Penyuluh Agama Islam yang direkrut harus mempunyai rekomendasi geusyik dan imum gampong, “Untuk Honor penyuluh dapat diambil pada rekening masing-masing,” jelas Kakankemenag. [jamaluddin/y]
Drs.H.Faisal Hasan dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan konsep dan visi dalam hal pengelolaan dana BOS, “Dengan adanya sosialisasi ini hal tersebut akan membawa dampak kea rah perbaikan dalam pengelolaan dana BOS baik segi administrasi penggunaannya maupun pelaporannya,” ungkap Kakankemenag. Sementara itu Tim manajemen BOS dari Kanwil Prov. Aceh Azhari Tambunan menyebutkan bahwa mekanisme pengelolaan dan evaluasi pelaksanaan program BOS dengan tinjauan pelaksanaan ketetapan waktu, ketetapan jumlah, tepat sasaran dan tepat penggunaan, “Penggunaan dana BOS di madrasah harus didasarkan pada kesepakatan bersama antara Kepala Madrasah, dewan guru dan komite madrasah sebagai salah satu sumber penerimaan dalam RAPBM di samping dana yang diperoleh dari Pemda atau sumber lain,” ujar Azhari. [jamaluddin/y]
Dua Kamad Dilantik, Satu Dimutasi
Santunan – Idi. Bertempat di Aula Kankemenag Aceh Timur, Kakankemenag Drs. H. Faisal Hasan melantik Drs.Barmawi sebagai kepala Madrasah Aliyah Darun Naja yang baru mengantikan Dra. Cek Mah,M. Pd, yang dimutasi menjadi guru pada MTs Peudawa, juga dilantik Ramli, S.Pd menjadi Kepala Madrasah Aliyah Idi Cut (13/9). “Mutasi di lingkungan mana saja termasuk di lingkungan Kankemenag Aceh Timur merupakan hal yang biasa bagi pegawai negeri,. Saya mengharapkan kepada Kepala Madrasah yang baru selalu berkoordinasi baik internal yakni pembinaan kepada guru maupun staf tata usaha di lingkup madrasah dan koordinasi eksternal dengan pihak lain yang terkait, dan tunjukan kinerja dan dedikasi yang tinggi serta bertanggung jawab untuk kemajuan madrasah,” papar kakankemenag. [jamaluddin/y]
Kankemenag Banda Aceh Serahkan Bantuan Santunan – Banda Aceh. Kankemenag Aceh Tengah menerima kunjungan Kakankemenag Kota Banda Aceh, H. Amiruddin MA, beserta rombongan (7/9). Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kakankemenag Kab. Bener Meriah yang diwakili oleh Kasi Pendidikan Madrasah (Yanto, S.Pd), Kasubbag TU, Saidi. B,
S.Ag, Kasi Bimas Islam, Drs. H. Alhulwani, Penyelenggara Syariah, Ahmad Marjan, S.Ag, Staf Pendidikan Madrasah, Tanwirul Akli, S.Ag, Ka. KUA Kecamatan Kute Panang, Drs. Halihasimi, Kepala RA, MI, MTs dan MA serta Ketua K3MI, MTs dan MA di lingkungan Kantor Kementerian agama Kabupaten Aceh Tengah.
PERISTIWA>> Kakankemenag Kota Banda Aceh, H. Amiruddin dalam sambutannya menyampaikan, “Turut ikut merasakan apa yang dirasakan oleh saudara kami di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah. Kami tidak memberikan uang tunai, akan tetapi dalam bentuk barang berupa Laptop dan mobiler.” “Bantuan tersebut merupakan sumbangan dari karyawan/wati, PNS dan guru dilingkungan KanKemenag Kota Banda Aceh,” lanjut Amiruddin, mantan Kakankemenag Aceh Jaya itu. “Bantuan tersebut diberikan secara langsung kepada; KUA Kecamatan Kute Panang (1 buah Laptop, 4 buah meja dan korsi ½ biro), MTs Ratawali (1 buah Laptop, 96 meja belajar, 39 buah korsi one-one, 3 set meja guru ½ biro), MIS Ratawali (1 buah Laptop, 64 buah meja dan korsi belajar). Dalam kesempatan tersebut Ka.KanKemenag Kota Banda Aceh, H. Amiruddin juga memberikan(1 buah Laptop) kepada SMPN 7 Ratawali Kec. Kute Panang dan 32 meja dan korsi belajar untuk MIN Sukaramai Atas Kab. Bener Meriah,” ungkap Amiruddin. [humas kankemenag ateng/dar/y]
Pesta Demokrasi di MTsN Keude Linteung Santunan – Suka Makmue. Siswa MTsN Keude Linteung Kab. Nagan Raya melakukan ‘pesta demokrasi’. Mereka ikutikutan dengan membuat ‘pemilihan raya’ di lingkungan mereka belajar dan menuntut ilmu. Sabtu (7/9) panitia pemilihan pengurus Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) periode 2013/2014 melakukan pemilihan raya untuk pemilihan ketua dan wakil ketua OSIM MTsN Keude Linteung. Pesta demokrasi ini diikuti oleh seluruh siswa-siswi MTsN Keude Linteung. Pesta demokrasi ini diseting seolaholah pesta demokrasi betulan. Ada enam pasangan calon yang maju. Dan kepada semua calon diwajibkan untuk mempresentasikan visi dan misi serta program kerja mereka kepada seluruh warga MTsN Keude Linteung. Pada pembukaan acara, pembina OSIM MTsN Keude Linteung, Ernawati, S.Ag menyampaikan bahwa ini adalah kali pertama dilakukan pesta sedemikian rupa. Sehingga diharapkan siswa-siswi dapat belajar bagaimana berdemokrasi yang benar. Keenam pasang calon yang maju untuk pemilihan ketua OSIM ini adalah: pasangan nomor urut 1: Darmawan dan Ainal Marziah; pasangan nomor urut 2: Yandi FerNanda dan Rahmad Fajri; pasangan
nomor urut 3: Ramazia dan Nur’aini; pasangan Nomor Urut 4: Anwar Evendi dan M. Raver Verdika; pasangan Nomor Urut 5: Jasaf Wanida dan Asmanidar dan pasangan Nomor Urut 6: Ori Marlinda dan Vera Masnika Nandar. Setelah pemilihan raya ini dilakukan dan dalam perhitungan suara pasangan
nomor urut 5 : Jasaf Wanida dan Asmanidar berhasil memenangkan pesta demokrasi ini. Meski tetangganya sedang mengalai banjir seusai hujan deras Rabu-Kamis (4-5/9),juga ada yang mengungsi, tapi semangat lanjutkan agenda sekolah tetap disukseskan semua pihak di Nagan itu. Selamat… [zulyadi miska/y]
Santunan
September 2013
29
>>LENSA
Kakanwil dan jajarannya bersama para Penyuluh Teladan se Aceh usai penyerahan kunci kereta, saat Halal bi Halal dan Pelantikan PPPIH di Aula Kanwil (5/9).
Plh. Kakanwil Kemenag Aceh H Abrar Zym SAg menjelaskan dinamika Kemenag Aceh di hadapan tetamu dari Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) pimpinan Tuan H M Nordin bin Ibrahim, di Aula Kanwil (26/8).
Sebagian staf/panitia dari Subbag Umum dan Subbag Inmas Kanwil Kemenag Aceh bersama tamu dari Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) di Aula Kanwil (26/8).
Bidang PAI Kanwil bersama Kasi se Aceh gelar Rapat Validasi dan Finalisasi Data PAI di Aula Kanwil (27/8).
Rapat besar terakhir Panitia dan Dewan Hakim Pentas (Pekan Seni dan Kreativitas) PAI ke 1 2013 di Aula Kanwil (17/9).
30
Santunan
September 2013
LENSA<<
Acara pelantikan Pembantu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPPIH) 1434 H di Aula Kanwil (5/9).
Kakanwil Drs H Ibnu Sa’dan MPd dan panitia di stand Pameran dan Ekspo Kanwil Kemenag Aeh, saat peringatan Hardikda 2013 di ACC Unsyiah Darussalam (3/9).
Kasubbag Informasi dan Humas Kanwil H Akhyar MAg mendengar penjelasan dari Kepala MIN Model Drs Aiyub MA di Ekspo Kanwil Kemenag Aceh saat milad Hardikda ke 54 di AAC Dayan Dawood Banda Aceh (3/9)
Kakanwil dan Pimpinan Bank Mandiri Banda Aceh menandatangani MoU dan menerima living cost JCH 2013 (mata uang SAR atau Riyal) secara simbolis di Gedung Bank Mandiri Banda Aceh (6/9).
Peserta DDTK Substantif sedang ikuti pembukaan untuk Diklat angkatan terakhir dari WI BDK Medan (sebelum dilaksanakan sendiri oleh BDK Aceh), di Aula Kanwil Kemenag (28/8 - 1/9). Santunan
September 2013
31
>>PERISTIWA
Kepala Meriahkan Seleksi Guru dan Kepala RA/Madrasah Berprestasi 2013 Santunan – Simpang Tiga. Kakankemenag Bener Meriah Drs. H. Amrun Saleh, MA dalam acara kegiatan Kompetisi Guru & Kepala RA/Madrasah berprestasi Tahun 2013 langsung ikut berperan mengawasi kegiatan ini yang diadakan di Aula Kankemenag.
Kakankemenag Bener, H. Amrun Saleh,MA melalui Bidang Pendis lakukan berbagai usaha untuk meningkatkan kualitas guru dan Kepala RA/Madrasah khususnya dalam pengembangan pengetahuan, keterampilan (skill) dan sikap mental serta jasmani. Apresiasi kepada guru berprestasi
Pelantikan Kepala MIN di Kemenag Bener Santunan – Simpang Tiga. Kakankemenag Bener Meriah Drs. H. Amrun Saleh, MA melantik dua Kepala MI di lingkungannya (2/9), bertempat di aula Kankemenag. Dalam SK an. Menteri Agama yang ditanda tangani Kakanwil yang dibacakan oleh Wardi, S.Sos, menyebutkan pertama, Amiruddin, S.Pd.I jabatan lama Guru Madya/Kepala MIN Keramat Jaya, jabatan baru guru madya/kepala MIN Bener Kelipah menggantikan ADIAMAN, S.Ag yang telah memasuki masa pensiun; kedua, Sahruddin, S.Pd jabatan lama Guru
32
Santunan
September 2013
Muda MIN Janarata jabatan baru Guru Muda/Kepala MIN Keramat Jaya. “Koordinasi internal yakni pembinaan kedalam berupa pemberian motivasi kepada guru dilingkup madrasah yang dipimpin dan pembinaan manajemen administrasi ketatausahaan madrasah, sedangkan koordinasi eksternal meliputi koordinasi dengan pihak Kecamatan, pihak Dinas Pendidkan, mapun Kantor Kementerian Agama”, ungkap Drs. H. Amrun Saleh, MA. [humas kemenag bm/ yusra/y]
2013 merupakan salah satu kegiatan yang memberikan perhatian pada guru dalam mengembangkan kreatifitas dan prestasi serta mutu Madrasah. Kegiatan ini juga merupakan salah satu dari proses pembelajaran dan berekspresi, bertindak sportif serta beraktualisasi diri. Kegiatan ini akan memberikan kesempatan dan peluang yang sama kepada semua Guru dan Kepala RA/Madrasah untuk berkompetisi pada berbagai bidang terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu kegiatan yang dapat mewujudkan hal tersebut perlu diadakannya kompetisi/lomba secara periodik yang dilaksanakan setiap tahun atau dua tahun sekali, yang dinamakan “Seleksi Guru dan Kepala RA/Madrasah Berprestasi Tahun 2013”. Acara ini dapat diarahkan sebagai bagian penghargaan yang diberikan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bener Meriah kepada mereka yang memiliki kompetensi, kinerja dan prestasi tinggi khususnya pada aspek pengembangan profesi yang relevan dengan tugasnya sebagai guru. [humas kemenag bm/yusra/y]
Guru di Kemenag Bireuen Siap Ikuti UKG Santunan – Bireuen. Seratusan guru di lingkungan Kemenag Bireuen bersiap mengikuti Ujian Kompetensi Guru (UKG) yang diadakan di IAIN Ar Raniry Darussalam Banda Aceh, awal September 2013. Sebelum mengikuti UKG, guru guru tersebut terlebih dahulu menyiapkan berkas yang dibutuhkan panitia selama dua hari lalu, hari Jumat dan Sabtu, serta mendapat pengarahan dari Kasi Pendidikan Kankemenag Bireuen pada hari Senin, (2/9). Kasi Pendidikan Kankemenag Bireuen, Anis SAg dihadapan seratusan calon peserta UKG mengharapkan agar semua data yang dilampirkan peserta harus benar benar valid agar usaha mereka tidak sia sia nantinya. Seluruh peserta diharapkan agar hadir ke lokasi ujian lebih cepat, untuk melihat tempat yang akan ditempati saat ujian. [najib zakaria/y]
Sepmor Dinas dan Kemenag Diserahkan Bupati Santunan – Takengon. Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah melalui Dinas Syariat Islam Aceh Tengah gelar acara penyerahan bantuan kendaraan dinas roda dua dan sekaligus menyerahkan bantuan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Agama RI untuk lembaga keagamaan selain madrasah dan Kantor Urusan Agama Kecamatan (5/9). Acara tersebut berlangsung di halaman kantor Dinas Syariat Islam Aceh Tengah, turut hadir Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin,MM, Ka.KanKemenag Aceh Tengah, Drs. H. Hamdan, MA, Ka.KUA Kecamatan, Penyuluh agama Islam fungsional Kecamatan dan Imam Kampung dalam wilayah Kabupaten Aceh Tengah. Kepala Dinas Syariat Islam Kab. Aceh Tengah, Drs. H. M. Saleh Syama’un dalam sambutannya menyampaikan, “Alhamdulillah, semangat untuk melaksanakan ajaran Islam secara kaffah oleh masyarakat Aceh Tengah makin hari semakin meningkat.”demikian ujarnya. Disamping wujud dari rasa keberagamaan masyarakat, juga dukungan dari Pemerintah Daerah terutama imam Kampung. Kadis Syariat Islam menambahkan, tahun 2011 Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah melalui dana otsus migas telah mengusahakan kendaraan operasional untuk imam Kampung sebanyak 50 unit, tahun 2012 sebanyak 150 unit dan tahun 2013 ini sebanyak 146 unit. Ini perlu kita syukuri, bahwa Pemerintah Daerah Aceh
Tengah melalui Dinas Syariat Islam telah mengalokasikan dana otsus migas untuk pengadaan roda dua. Penerima tahap pertama tahun ini, Imam Kampung definitif sebanyak 28 unit, MPU Kecamatan 11 unit, pengurus masjid Agung Ruhama Takengon dan masjid besar Kecamatan 15 unit, Kepala KUA Kecamatan dan penyuluh agama Islam fungsional Kecamatan di jajaran KanKemenag Aceh Tengah 10 unit, LPPTKA Aceh Tengah 8 unit. Insya Allah tahap kedua dalam waktu dekat akan diberikan kepada imam Kampung pemekaran. Demikian ungkapannya Penyerahan secara simbolis bantuan
PERISTIWA>>
kendaraan roda dua dan bantuan Kementerian agama oleh Bupati Aceh Tengah, Ir.H.Nasaruddin,MM kepada Imam Kampung Takengon Barat (Sultan Abiding), ketua MPU Kec. Silih Nara (Hasan Mustakim), pengurus masjid besar Kec. Atu Lintang (Badruddin), Paif Kec. Linge (Mujiburrahman), supervisor TKA/TPA Kec. Jagong (Komaruddin), pimpinan masjid Baitussalihin Belang Mancung (Jiman), Mis Ratawali (Sabardi, S.Ag), pimpinan Ponpes Quba Bebesen (Tgk. Sakirin), pimpinan Jami’atul Qura Kute Panang (Jamilah), pimpinan Diniyah Ar-Rahman Paya Tumpi (Rusmani). [humas kankemenag ateng/dar/y]
MI Al-Ashriyah Langsa Juara Tarian Tradisional Santunan – Kota Langsa. Piasan Seni dan Budaya Aceh se Kota Langsa-Aceh Timur dan Aceh Tamiang, yang diprakarsai Sangar Seni Putro Nurul A’la STAIN Zawiyah Cot Kala, Kaukus Pemuda Pantai Timur bekerja sama dengan Dharma Yukti Karini Cabang Kota Langsa serta dukungan Dewan Kesenian Aceh (DKA) Kota Langsa dan PTPN-I ditutup. Ajang ini wujud komitmen elemen masyarakat dalam upaya pelestarian warisan seni dan budaya daerah ini, kegiatan ini berlangsung sejak Sabtu (7-8/9) di Lapangan Merdeka Kota Langsa. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ashriyah Kota Langsa keluar sebagai juara sebagai penyaji terbaik untuk tingkat SD/MI. Hj. Nonarita. S.Ag Selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Al Ashriyah mengatakan, “Dari cabang yang diperlombakan, MI Al Ashriyah hanya mengikuti beberapa cabang antara lain Tari Saman dan Tari Ranup Lampuan, alhamdulillah berhasil.” “Piasan Seni dan Budaya ini harus
berkelanjutan demi melestarikan Seni Budaya Aceh khususnya di wilayah pantai timur. Karena kejayaan Islam bermula dari kawasan ini, tepatnya di Peureulak,” kata Ketua Pengadilan Negeri (PN) Langsa, Efendi Rangkayo Basa SH didampingi Ketua Dharmayukti Karini Cabang Langsa, Ny
Sisrayani Umar Efendi, saat penutupan Minggu (8/9) “Kemasyhuran peradaban budaya Aceh harus mampu dipertahankan oleh generasi muda. Untuk itulah, keluarga besar PN Langsa melalui Dharmayukti Karini mendukung kegiatan ini,” katanya. [danil/y]
Santunan
September 2013
33
>>PERISTIWA
Kakankemenag Galus Berikan Bantuan pada Kakankemenag Ateng Santunan – Blangkejren. Kakanakemenag Aceh Tengah menerima kunjungan Kepala Kantor Kementerian agama Kab. Gayo Lues (Drs. Hasan Basri) beserta rombongan, akhir Agustus 2013. Kakankemenag Kab. Gayo Lues (Galus), Drs. Hasan Basri dalam sambutannya menyampaikan, maksud dan tujuan berkunjung ke Aceh Tengah (Ateng) adalah dalam rangka silaturrahmi dengan keluarga besar Kemenag Kab. Aceh Tengah sekaligus memberikan bantuan untuk korban gempa bumi yang melanda Kab. Aceh Tengah pada 2 Juli lalu. Bantuan ini merupakan sumbangan yang berasal dari seluruh pegawai negeri sipil, guru dan siswa/i di lingkungan Kementerian Agama Kab. Gayo Lues dengan jumlah enam juta delapan puluh ribu rupiah.
Mudahan-mudahan dapat meringankan beban para korban gempa bumi, terutama untuk karyawan/wati dan jajaran Kemenag
Kemenag Gayo Lues Gelar Acara Halal bi Halal Santunan – Blangkejren. Kankemenag Gayo Lues mengadakan Halal Bi Halal di lingkungan Kankemenag Gayo Lues. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kankemenag Gayo Lues yang berlangsung sangat lancar dengan mengangkat tema “Dengan Halal bi Halal ini Mari kita satukan hati, Perkataan dan Perbuatan Demi Tercapainya Hasil Kerja yang Baik. Dalam arahannya Kakankemenag Gayo lues Drs.Hasan Basri memaparkan, Halal bi Halal merupakan Momentum Bagi segenap Jajaran Kemenag Gayo Lues untuk membersihkan Jiwa dan Raga Dengan saling Memaafkan. Halal Bi Halal yang kita laksanakan ini adalah kesempatan yang baik bagi kita semua untuk membersihkan jiwa dan raga dengan saling memaafkan agar kita bisa kembali fitri.Kegiatan ini merupakan Agenda Rutin Kankemenag Gayo Lues yang dilaksanakan setiap tahun dan kegiatan Halal Bi Halal ini dikenal sebagai ajang silaturrahmi untuk
34
Santunan
September 2013
berma’af-ma’afan diantara sesama manusia, khususnya keluarga besar Kankemenag Gayo Lues. Untuk dapat Menjalin Hubungan Persaudaraan yang lebih erat dan juga Menjaga Ukhuwah Islamiyah serta meningkatkan kebersamaan, kedisiplinan dan keikhlasan dalam menjalankan tugas sehari-hari.” Pada kesempatan pagi Kamis, medio Agustus itu, Kakankemenag Gayo Lues menyampaikan bahwa ”Melalui Momentum Halal Bi Halal ini, keluarga Besar Kankemenag supaya dapat menjaga adap, moral dan etika kemudian juga supaya dapat menyatukan hati dengan perkataan dan menyatukan perkataan dengan perbuatan sesuai dengan tema di atas.” Acara ini dihadiri oleh seluruh Guru MA,MTSN,MIN serta pegawai KUA yang ada dilingkungan kanKemenag Gayo Lues yang berbaur menjadi satu dalam halal bi halal itu, yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan dan penuh ke akraban. [humas kemenag gayo lues/ali aadikin/jufri/y]
Aceh Tengah yang terkena imbasnya saat itu. Demikian ujar Hasan Basri. [humas kemenag ateng/dar/y]
Kankemenag Simeulue dan Pidie Serahkan Bantuan Gempa Santunan - Sinabang. Di sela-sela menunggu kedatangan Menteri Agama RI (Dr.H.Suryadharma Ali, M. Si) di Bandara Rembele Kabupaten Bener Meriah, Jum’at 30 Agustus 2013 Kakankemenag Aceh Tengah menerima kunjungan silaturrahmi Ka.KanKemenag Kabupaten Pidie, Drs. M . Jakfar . M. Nur dan Ka.KanKemenag Simeulue, Dra. Mirati. AM beserta rombongan. Ada sedikit bantuan dari kami (keluarga besar) KanKemenag Kabupaten Pidie yang berjumlah sepuluh juta rupiah dan satu juta lima ratus ribu rupiah sumbangan dari Ka.KanKemenag Kabupaten Simeulue. Bantuan tersebut diberikan untuk korban bencana gempa yang melanda warga Aceh Tengah pada bulan Juli lalu. Semoga dapat meringankan beban, terutama untuk karyawan/wati, PNS, guru dilingkungan Ka.Kemenag Aceh Tengah yang menjadi korban bencana gempa. Bantuan ini merupakan sumbangan dari para karyawan/ wati, PNS, guru dan seluruh siswa/i di jajaran KanKemenag Kab. Pidie. Demikian ujar Drs.M. Jakfar M.Nur dan Mirati Sementara Ka.KanKemenag Aceh Tengah, Drs.H.Hamdan, MA menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ka.KanKemenag Kab. Pidie dan Ka.KanKemenag Kab. Simeulue yang telah membantu para korban gempa di Kab. Aceh Tengah, terutama untuk karyawan/wati, PNS, guru dilingkungan KanKemenag Aceh Tengah yang mengalami musibah. Insya Allah bantuan yang saudara berikan kepada kami akan disalurkan kepada saudara-saudara yang membutuhkan. [humas kemenag ateng/dar/y]
Sosialisasi EMIS Kankemenag Pidie Berjalan Sukses Sosialisasi EMIS yang diselenggarakan Kankemenag Kab. Pidie berjalan sukses. Sosialisasi EMIS ini dimulai pukul 08.00 sd 10.00 wib dan diikuti oleh semua operator madrasah di bawah kemenag, baik RA, MI, MTs, dan MA. Drs. M. Ja’far M. Nur, Kepala Kemenag Pidie dalam sambutannya menyatakan bahwa data merupakana kebutuhan kita semua. Berdasarkan data, khususnya madrasah kebijakan-kebijakan berbasis madrasah akan dapat direalisasikan dengan tepat. Untuk itu validitas data merupakan suatu keniscayaan. Materi utama dalam sosialisasi EMIS ini disampaikan oleh orang nomor satu di bagian pendataan dan Informasi Kanwil Kemanag Aceh, yakni Kepala Seksi Kelembagaan dan Sistem Informasi, bapak Samhudi, M.Si. dalam paparannya, ia menadaskan bahwa data madrasah selama ini sangat beragam dengan beragam pula kekeliruannya. Akibat yang muncul dari keberagaman kesalahan data tentu saja kebijakan pendidikan juga akan keliru dan tidak tepat sasaran,untuk itu data madrasah perlu validitas, sesuai dengan
apa adanya. Di samping itu dalam pengisian data EMIS ini, perlu memperhatikan pedoman imput, sehingga memenuhi unsur validitas. Akmal, S.Pd., operator MTsS Darul Aitam Padang Tiji, menyambut baik sosialisasi
PERISTIWA>>
ini, karena dengan adanya form yang telah terpola sedemikian rupa, akan sangat memudahkan dalam input data madrasah, dan kesalahan-kesalahan semakin minim terjadi. [muktasim.jailani/y]
Kemenag Subulussalam Adakan Sosialisasi Jurnalistik, Kehumasan, dan Protokoler Santunan – Kota Subulussalam. Kankemenag Kota Subulussalam sejak Selasa (3/9) gelar acara sosialisasi jurnalistik, kehumasan, dan keprotokolan di Hotel Helmes One Kota Subulussalam. Acara dibuka Kasubbag TU, Risrizal Nas, S.Ag, atas nama Kakankmenag, yang sedang cuti. Risrizal Nas antara lain utarakan, bahwa kita harus kerjakan yang ditulis, tulis yang dikerjakan. Informasikan yang benar dengan sebenar-benarnya, meskpun ada yang tak perlu dibukakan ke publik sebagaimana amanah UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang KIP (Keterbukaan Informasi Publik). “Peubuet peue yang tapeugah, peugah peue yang tapubuet,” sambung Pak Ris (sapaan untuk Risrizal Nas) di hadapan 30 peserta dari pelaksana kehumasan dan informasi dari Kemenag, KUA, dan Madrasah itu. Saat pembukaan juga dihadiri para Kasi Kankemenag Kota Subulussalam, kota yang akan gelar Pilkada pada Oktober 2013 itu. Narasumber acara selama tiga hariitu, terdiri Kasubbag Hukum dan KUB Kanwil Kemenag Aceh, H. Juniazi, M.Pd, dan star Subbag Informasi dan Humas Kanwil Kemenag Aceh, Muhammad Yakub Yahya, M.Ag. Sebenarnya ada tiga pemateri yang diundang panitia, selain dua nama di atas, termasuk staf Subbag Informasi dan Humas Kanwil lainnya. Namun padatnya agenda di Humas, urung berangkan bersama-sama ke
Kota Sada Kata itu. Dalam materi Dasar-dasar Kehumasn, Juniazi sampaikan pentingnya peran Humas yang menjadi ujung tombak kesan dan imej sebuah lembaga. Jadi ia bukan seperti pemadan kebakaran, yang hanya dibutuhkan saat api sudah menyebar ke mana-mana. Selain itu juga, H. Juniazi, yang juga Pemred Majalah Santunan, sampaikan materi dalam acara yang pembukaannya dipandu oleh Syafrawi itu, materi Keprotokolan, dan sesi praktek nantinya. Sedangkan Muhammad Yakub Yahya, yang juga Sekretaris Redaksi Santunan, menyampaikan materi seputar cara menulis,
kiat membuat relis, berita, artikel, opini dan lainnya, di samping prakteknya nanti di lapangan. “Semoga nanti kian mantap dan ramai yang akan menulis berita seputar aktivitas kantor dan masyarakat, dan mengirimkannya ke media, terutama ke majalah Santunan dan web Kemenag itu,” harap Yakub. Ketua Panitia, Nunik Triana sebelumnya jelaskaan maksud dan tujuan acara, antara lain untuk membahani, membekali, dan menyegarkan kembali peserta dengan ilmu kehumasan dan keprokolan, serta jurnalistik, agar nanti lebih cakap dalam menyampaikan ke publik perkembangan kantor. [narto/yyy]
Santunan
September 2013
35
>>PERISTIWA
Sosialisasi UU Pelayanan Publik di Pijay Santunan - Meureudu. Kemenag Pijay (Pidie Jaya) gelar Sosialisasi Undang-Undang Pelayanan Publik yang dilaksanakan mulai
Selasa (10/9). Acara selama tiga hari itu bertempat di Aula Wisma Kuala Meureudu. Peserta kegiatan ini, dari unsur
Kankemenag Pidie Jaya 10 orang, Unsur KUA Kecamatan Berjumlah 8 orang, Unsur MA 6 orang, unsur MTs berjumlah 7 orang dan dari unsur MI berjumlah 9 orang (keseluruhannya 40 peserta). “Aparatur Kementerian Agama harus dapat menyampaikan Informasi yang benar kepada masyarakat, dan harus bijak menyingkapi situasi dan keadaan. Dengan adanya Sosialisasi UU pelayanan publik ini diharapkan agar seluruh pegawai baik PNS maupun non PNS, memiliki kesamaan persepsi terhadap UU yang nantinya dapat melahirkan aparatur Kemenag yang menguasai informasi berguna bagi masyarakat,” ajak H. Iqbal Muhammad, M.Ag, Kakankemenag Aiyub, S.Sos. I dalam laporannya sebagai Ketua Panitia mengatakan sosialisasi ini dimaksudkan sebagai media penyampaian informasi tentang pelayanan publik dalam rangka pemberian pelayanan prima masyarakat beserta sanksi yang dikenakan apabila kewajiban tersebut tidak dilaksanakan. [zulsyiddin/y]
Pencerahan bagi Guru PAI Kota Sabang Santunan – Kota Sabang. Kankemenag Kota Sabang H Salman, S.Pd. M.Ag menyampaikan arahan pada acra pembinaan guru PAI Tingkat SD-SMP se Kota Sabang, tentang kebijakan pemerintah terhadap pendidikan Agama Islam dengan menitik beratkan kepada beberapa hal, di antaranya: 1. Bahwa Penddikan Agama Islam telah mendapat perhatian khusus dalam Sisdiknas melalui UU No 20 Tahun 2003. UU tersebut adalah wujud dari implementasi UU 1945 Hasil amandemen pasal 31 ayat 3 dan ayat 5 kemudian dilanjutkan dengan Tap MPR nomor VI/MPR 2001 tentang etika kehidupan beragama. 2. Secara perundang-undangan atau dasar hukum penguatan PAI ini harus menjadi motivasi utma Guru PAI dalam mewujudkan profesionalisme, karena UU menuntut hal demikian 3. Secara keagamaamn, Guru PAI bertugas sebagai penyambung Risalah Rasullulah Saw, maka supaya pengabdian ini mendapat sisi lebih dari keimanaan sudah saatnya guru PAI perlu menjiwai profesinya sebagai guru PAI. Pada sesi kedua pemateri yang diundang dari Kanwil Kemenag Prov Aceh, Drs. Abdurrahman Hanafiah, M.Pd menjelaskan tentang metodelgi pembelajaran dan implementasi kurikulum 2013. Dalam paparannya, A. Rahman ajak, “Guru
36
Santunan
September 2013
diharapkan dalam menyajikan materi pelajaran harus berupaya agar siswa lebih aktif dan kreatif karena guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator bukan sebagai pemateri.” Guru dalam menyajikan materi pelajaran hanya memberikan pengantar kemudian siswa dilibatkan langsung dalam aktivitas pembelajaran seprti menjelaskan pengertian menjawab pertanyaan, bekerja kelompok, menyelesaikan tugas LKS dan menyimpulkan
tugas kerja kelompok. Lalu kemudian guru mengkomunikasikan dari berbagai jawaban dan kesimpulan siswa untuk di tetapkan suatu kesimpulan dari sebuah pokok bahasan dalam proses pembelajaran. Kasi PAI Kemenag Kota Sabang Drs Azhari menyampaikan bahwa kegiatan pembinaan Guru PAI SD- SMP yang di ikuti 50 Orang Guru PAI se Kota Sabang berlangsung selama 2 hari bertempat di Aula Infokom Kota Sabang. [mahdi puteh/y]
Kakemenag Pidie Jaya ke KUA, Monitoring Tanah Wakaf Santunan – Meureudu. Kakankemenag Pidie Jaya H. Iqbal, S.Ag,MA didampingi Kasubbag TU Drs. H. Ilyas Muhammad, MA dan Penyelenggara Syari`ah Tgk. Zakaria, S.HI beserta staf sejak 3 September 2013 adakan monitoring ke KUA Kecamatan se Kabupaten Pidie Jaya. Tujuan dari monitoring hingga 7 September ini adalah untuk melakukan pendataan yang konkrit dan menyeluruh setiap persil harta benda wakaf yang pengadministrasiannya ada di KUA Kecamatan dan pada Nazhir di kemasjidan. Seperti diketahui bahwa KUA di Kabupaten Pidie Jaya berjumlah 8 buah. Di mana sebagian KUA masih menggunakan tanah milik Pemda Tk. I seperti kantor KUA Meureudu, KUA Jangka Buya, KUA Meurah Dua, KUA Trienggadeng, KUA Panteraja, dan KUA Lung Putu. Sementara Kantor KUA Ulim dan Bandar Dua berdiri atas tanah wakaf. Monitoring pendataan Tanah Wakaf ini akan berakhir pada 7 Agustus 2013 di KUA
Meurah Dua dan Ulim. Selanjutnya hasil monitoring ini akan dievaluasikan di-ekspose bersama sesuai dengan kondisi di lapangan, di mana hasilnya akan direkomendasikan
PERISTIWA>>
kepada setiap Kepala KUA dan Nazhir Wakaf Kecamatan yang akan memperoleh bantuan dana Sertifikasi Tanah Wakaf tahun anggaran 2013. [zulsyid sh/y]
Humas bukan Pemadam Kebakaran; Protokol bukan MC Santunan – Singkil. Selama ini, sebagian aparatur dan masyarakat kita, masih menilai bahwa pelaksana kehumasan di Satker dan unit kerja apa mana pun, itu orang yang tak dipakai di bidang lain, atau ‘orang buagan’, atau kesan sepele lainnya. Apalagi bagi PNS di Bagian, Bidang, Seksi, Subbag yang merasa hanya bidangnya yang menentukan roda kantor. “Lihatlah dan jenguklah di beberapa bidang dan ruangan tertentu di perkantoran pemerintah, seakan sulit, seperti mahal sekali untuk mendapat seulas senyuman, apalagi pelayanan lebih, sebeb mereka
sibuk dengan ‘barang mati’ di depannya, sebab barangkali mereka merasa yang mendatanginya di level di bawahnya yang kurang penting, dan hanya level atau job merekalah segala-galanya di kantor itu,” sindir staf Humas Kanwil Kemenag Aceh, Muhammad Yakub Yahya, dalam sosialisasi jurnalistik, kehumasan, dan keprotokolan (4/9). “Apalagi jika dikaitkan dengan kebutuhan penulisan dan pemberitaan (juranlistik). Biasanya sulit dan terbatas sekali yang mampu dan mau menulis dan terlibat dengan media. Meskipun untuk sebuha
berita dua-tiga baris, sulitnya minta ampun. Sudah sulit dan tak mampu, masih enggan menggandeng media dan pihak kehumasan membantu mempublikasikannya. Sudah tingkat itu ‘hebat’nya bidang mereka, yang ‘penting’ hanya bidangnya, masih memandang orang Humas sebelah mata,” ‘ejek’ dan ajak Muhammad Yakub lagi. “Ini sombong namanya, angkuh namanya, jika merasa hanya yang hebat, hanya di Seksi, Subbag, Bidang, Subdin, dan Bagiannya, baik staf maupun kepala, yang lain kurang hebat. Kita belajarlah pada mobil, kereta, dan sepeda di parkiran dn jalan itu. Berlebihan jika dibilang ban, kaca, jok, kemudi, minyak, lampu, suara, atap, jendela, dan lainnya yang hebat. Lalu bagaiman jika tak ada platina, busi, rem, dan pentil, yang kurang hebat itu?” tanya Yakub Sekretaris Redaksi Majalah Santunan lagi, di hadapan peserta Sosialisasi Jurnaliktik, Kehumasan, dan Keprotokolan, se Kota Subulussalam, yang digelar oleh Kankemenag setempat (3-5/9). Ada lagi yang menilai, bahwa untuk sebuah acara bisa dengan mudah begitu saja. Padahal ada aturan dan hak-hak orang yang dipantaskan. Ini hanya akan terlihat, jika ada acara keliru, dikritik, fatal, baru pihak protokoler dilibatkan dan didekatinya. “Ini pun masih ada yang keliru memahami bahwa protokol itu MC. Padahal MC hanya bagian dari protokoler,” ingat Juniazi yang tujuh tahun menjabat Kasubbag Hukmas dan KUB Kanwil Kemenag Aceh. [narto/yyy] Santunan
September 2013
37
>>PERISTIWA
Kemenag Subulussalam Tim Penguji Mengaji Balon Walkot/Wawalkot Santunan - Kota Subulussalam. Pilkadanya memang Oktober, tapi tes sudah dilaksanakan Agustus 2013. KIP Kota Subulussalam mengadakan uji mampu baca Alquran bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Subulussalam Provinsi Aceh tahun 2013. Acara yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Agustus 2013 ini diikuti oleh lima pasang bakal calon Wwalikota/ Wakil Walikota, yang terdiri dari pasangan Syarifuddin dan Musmuliadi, Merah sakti,SH dan Drs. Salmaza, H.Asmaudin, SE dan Salihin, A.Ptnh, Syahril Tinambunan dan sultan Bagindo, serta H. Affan Alfian Bintang, SE dan Pianti Mala. Dalam pelaksanan uji mampu baca Alquran ini KIP Kota Subulussalam membentuk Tim Penguji yang terdiri dari unsur Kemenag, MPU dan LPTQ. Dari unsur Kemenag Kota Subulusalam tiga orang yakni: Rislizarnas, S.Ag, Rizal Mulyadi, MA, dan Drs. Abdulrazak Naufal. Dari utusan MPU yakni: H. Qaharuddin Kombih, Maksum LS, SPdI, H. Mansyur, S.Pd.I. Sedangkan dari unsur LPTQ yakni: Drs. Maskur, Harmaini, S.Pd.I, MM, dan Jamhuri,SHI. Walaupun demikian dari sembilan Tim
Penguji tersebut tujuh di antaranya berasal dari jajaran Kementerian Agama Kota Subulussam. Rizal Mulyadi, MA, Kasi Bimas Islam pada Kemenag Kota Subulussalam yang menjadi Hakim I bidang tajwid, mengatakan, bahwa uji mampu baca Alquran ini dilakukan untuk menilai kemampuan bakal calon tentang tajwid, fashahah dan adab, bacaan
alquran yang diuji secara murattal dan masing-masing calon maksimal 15 menit. “Alhamdulillah semua bakal calon memiliki kemampuan yang merata dalam hal membaca Alquran,” imbuh Rislizarnas,S.Ag, Kasubag TU Kemenag Kota Ssubulussalam yang juga Hakim II bidang Fashahhah… [taufiq@narto/y]
Menulis Itu Mudah, Semudah Bicara Santunan- Singkil. Sekretaris Redaksi Majalah Santunan Kemenag Aceh, Muhammad Yakub Yahya, ajak jajaran Kemenag mau ‘menelurkan’, dan mau dengan tulus membagi ilmu, berita, kabar, dan rahmat-Nya dalam sebait info bagi sesama. Sebab itu juga ajang dakwah dan beramal. Apalagi bagi yang sudah ikuti semacam pembekalan menulis. Menulis ternyata mudah saja, itu semudah mengungkapkan, mudah saja asal biasa dan motivasinya tidak ke mana-mana. “Setelah ini, usai acara ini, terbantu kita pembicara atau penulis (komunikator) untuk lebih siap meyampaikan uneg-uneg, pesan, ide, program, masukan, kritikan, atau perasaan. Dengan sistematis, runtut, dan runut, tidak loncat-loncat, latah, dan terkejut-kejut. Buat pendengar atau pembaca (komunikan) dalam level mana, di mana, dan kapan pun. Komunikasi lewat berbagai media: podium, corong mic, surat kabar, media elektronik, majalah dinding (mading), papan pengumunan, brosur, selebaran, atau surat (cinta),” ajak Yakub, Direktur TPQ Baiturrahman, dan kontributor Gema Baiturrahman, di Hotel Helmes One, Kota Subulussalam. Yakub, staf Subbag Inmas lanjutkan, “Tampilan kita keseharian boleh dalam format seminar, loka, meeting, forum ilmiah,
38
Santunan
September 2013
diskusi, khutbah, ceramah, sambutan, atau protokol (MC). Yang disertai dengan tulisan: draft, konsep, atau coret-moret. Baik tampil lewat media elektronik (radio, televisi, multitele, dunia maya (cybernetik)/ situs/web, maupun lewat media cetak (buletin, harian, mingguan, jurnal, tabloid, majalah, serta mading). Nah, semua melibatkan tulisan.” “Media cetak memuat beberapa halaman/
bagian seperti: desk, rubrik, dan kolom. Berisi editorial, berita utama (head line), berita (news), features, wawancara (dialog), opini, artikel, resensi, komentar (pembaca), advertorial (pariwara) dan release press. Serta boks media dan karikatur. Juga fotofoto,” jelas ayah berkaca mata itu di hadapan peserta sosialisasi jurnalistik, kehumasan, dan keprotokolan (4/9). [narto/yyy]
Lulusan MAN Singkil Terbaik Santunan - Singkil. Kepala MAN Singkil, Halimsyah, S.Ag, MA dan kawankawan, saat pengumuman UN, sampaikan keharuan. H. Yusfik Hilmy ,S.Pd, Kepala Diknas Aceh Singkil, umumkan hasil UN, dan MAN singkil lulus 100 %. Setelah selesai pengumuman, pada rapat terbuka yang dipimpin Kadis setempat, kemudian di umumkan juga perolehahan hasil dan peringkat terbaik sekabupaten Aceh Singkil. Dengan bersemngat dan tegas dibacakan oleh Kepala Diknas, bahwa MAN Singkil mendapat peringkat terbaik pertama, disusul SMA Negeri Suro, dan SMA Negeri Gunung Meriah. Dalam sambutannya, saat itu Kakankemenag masih di tangan Pak Herman, M.Sc, sampaikan ucapan syukur dan terimakasih bahwa kita telah mampu mengukir pretasi yang terbaik di kabupaten ini. Senada dengan hal tersebu juga di sampaikan juga Kasi Pendis Kankemenag Aceh Singkil Drs. Nanang, SZ juga ketika itu berada di Banda Aceh, seraya berpesan
agar pretasi tersebut harus mampu kita pertahankan. Dalam hal ini, Halimsyah menyampai pengarahan di hadapan anak-anak siswa kelas XII MAN Singkil, ketika pengumuman mau diumumkan, di halaman Mapolsek Singkil, bahwa apa yang anak-anak peroleh hari ini
Curahan Hati Guru MIN Santunan – Kota Subulussalam. Sebelum bergantinya Kepala MI Runding, Kota Subussalam, madrasah itu sangat indah dan disiplin. Guru-guru datang tepat waktu. Pelajaran siswa pun berjalan lancar. Kebersamaan Kepala MI dan guru pun, juga dengan siswa terjalin sangat erat dan indah. “Lalu, ketika Kepala MI telah berganti, guru pun satu persatu dipindahkan ke madrasah lain, madrasah nan indah dan ramai menjadi sunyi dan tak ada semangat lagi guru untuk mengajar. Kebersamaan yang dulu ada, tak ada lagi,” uraian curahan hati seorang guru/staf MIN Runding, Irma Devianti. Hanya sekarang beberapa kelas yang masuk dan belajar, sebagian lain tak
ada guru, dan kelas pun kosong. Ya Allah, sampai kapankah madrasah ini seperti ini… Kisahnya, pada 5 Maret, Kakankemenag Kota Subulussalam, Drs. Syarbaini, mengukuhkan dan melantik jajarannya. Yang dikukuhkan dan melantik di lingkungan Kemenag Kota Subulussalam sebanyak 19 orang. Di antara yang dilantik Zajuli,S.PdI (Kepala MIN Runding yang sebelumnya guru pada MIN yang sama); Sahdin Boang Manalu,S.Ag (Kasi Pendidikan Islam yang sebelumnya Kepala MIN Rundeng). [irma devianti, salah seorang peserta workshop jurnalistik, kehumasan, dan protokoler yang digelar kankemang kota subulussalam (35/9/y]
PERISTIWA>>
bukan suatu hal yang di dapat begitu saja, tapi merupakan hasil perjuangan yang berat dan melelahkan sudah 3 tahun lamanya kita berusaha dan berjuang dengan berbagai macam hambatan dan rintangan. Dulu kita tanam, baru hari ini kita panen hasilnya. [hl/ yyy]
MAN Singkil Pemandu Lagu
Santunan – Singkil. MAN Singkil dipercaya sebagai pasukan Paduan Suara untuk membawakan Lagu Indonesia Raya dalam upacara ulang tahun Kemerdekan Republik Indonesi yang ke 68. Pada pagi 17 Agustus 2013, mereka semangat dan siap mengharumkan MAN dan Kemenag Singkil. Satu, dua, tiga... siswa yang sepostur semuanya itu piawai sekali menyanyikan lagu nasional itu, yang medecakkan kagum peserta dan penonton di lapangan Singkil itu. “Selamat untuk prestasi dan kepercayaan kali ini dan selanjutnya...” ujar Dewan Guru. [halimsyah/y] Santunan
September 2013
39
>>TAFSIR
Arti Sebuah Pengorbanan (Kajian QS al-Kautsar: 1-3) DR. Fauzi Saleh, Lc, MA
Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Banda Aceh
ALLAH telah menganugerahkan kepada manusia nikmat yang banyak dan tidak dapat dihinggakannya. Nikmat ini dimaksudkan sebagai media yang memudahkan seorang hamba dalam mengabdikan dirinya kepada Allah swt. Karena itu, nikmat berupa fasilitas duniawi itu bukan tujuan yang mesti digapai, sebaliknya harus menjadi motivator menggapai kebahagiaan hakiki dengan segala pengorbanan untuk itu. Menurut penulis, ada dua kata yang menarik didiskusikan dalam konteks ini yakni, pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian merupakan sebuah keniscayaan yang perintah Allah swt sebagaimana dititahkan dalam Qs. Al-Dzariyat: 56 dan itu merupakan tujuan penciptaan jin dan manusia.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” Pengabdian berarti segala perkataan, perbuatan dan qasad untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya dengan maksud memperoleh ridha Allah swt. Sementara pengorbanan merupakan jalan mencapai pengabdian. Pengorbanan berasal dari bahasa Arab qurban berarti perbuatan untuk mendekatkan diri Allah swt. Tersirat dalam lafaz ini bahwa setiap mengeluarkan harta benda, waktu dan nyawa sekalipun merupakan bentuk pengorbanan yang dilakukan manusia guna memperoleh ridha-Nya. Qurban itu hakikatnya adalah wujud rasa syukur seorang hamba atas nikmat yang Allah anugerahkan kepadanya sebagaimana disebutkan Allah dalam Qs. Al-Kautsar:
“1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. 2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. 3. Sesungguhnya orangorang yang membenci kamu Dialah yang terputus.” Surah al-Kautsar Setelah Allah swt menerangkan tentang empat karakteristik manusia pendusta agama dalam Qs. Al-Maun, yakni bakhil, meninggalkan shalat, riya dan tidak mau berkontribusi dalam kebaikan dan mengeluarkan zakat, lalu dilanjutkan dengan surah selanjutnya dengan empat karakteristik pada diri Rasulullah swt yang berlawanan dengan sebelumnya dalam Qs al-Kautsar. Empat sifat yang dimaksud adalah: kebaikan yang baik dan terus menerus, konsistensi mendirikan shalat, ikhlas dalam beramal untuk Tuhannya dan berkurban.
40
Santunan
September 2013
Surah Makkiyah ini mencakup tiga maqasid (tujuan) yaitu, pertama menerangkan akan nikmat Allah dan anugerah-Nya kepada nabi Saw baik di dunia maupun di akhirat, di antaranya adalah sungai al-kautsar dalam syurga. Kedua, perintah Allah swt untuk mendirikan shalat dengan ikhlas, yakni memurnikan niat kepada-Nya serta berkurban sebagai simbol terima kasih atas nikmat yang agung itu. Ketiga, kabar gembira bahwa Allah swt senantiasa membantu nabi saw dalam menghadapi musuh perjuangannya. Allah menundukkan musuh Rasulullah saw serta memastikan mereka tidak akan mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat. Sababun nuzul surah ini terkait dengan sebuah riwayat yang dikeluarkan al-Bazzar dan lainnya dengan sanad shahih, dimana Ibn Abbas berkata: Ka’ab ibn al-Asyraf datang ke Makkah. Kaum Quraisy mengatakan kepadanya: engkau adalah pemimpin mereka, tidakkah engkau melihat si pendiam dari kaumnya itu (yang dimaksudkan adalah Rasulullah saw), menduga dirinya lebih baik dari kita, sementara kita adalah penjaga haji, menguasai minuman, dan orang yang mulia. Ka’ab berkata: kalian lebih baik daripadanya. Maka turunlah ayat ini: Penafsiran surah al-Kautsar Ayat pertama: ( ), Kami memberikan kepadamu (Muhammad) nikmat yang sangat banyak; ilmu, amal, kemuliaan duniawi dan ukhrawi dengan diturunkan al-Qur’an, agama yang haqq, syafaat,dan seterusnya, juga sungai dalam syurga sebagaimana diriwayatkan Ahmad dan Muslim. Menurut Ibn Katsir, al-kautsar ditafsirkan sebagai nikmat berupa: Telaga di Surga, Kebaikan yang baik, putra-putra Rasulullah, Sahabat-sahabat dan pengikutpengikut Rasul Saw. hingga hari kiamat, ulama di kalangan umat Muhammad Saw, AlQuran dengan segala keutamaannya yang banyak, Nubuwwah, dimudahkannya Al-Quran, Islam, Tauhid, Ilmu, Hikmah; dan sebagainya. Dalam riwayat Anas disebutkan:
“Sungai dalam surga yang dijanjikan Tuhanku, di dalamnya ada kebaikan yang banyak, lebih manis dari madu, lebih putih dari susu, lebih dingin dari salju, lebih lembut dari keju, dikelilingi zubarjad, bejannya dari perak, tidak haus bagi yang meminumnya.” Muslim meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Anas bin Malik ia berkata:
TAFSIR<<
Sementara mendirikan shalat baik fardhu maupun sunat merupakan wujud syukur seorang manusia terhadap nikmat Tuhan kepadanya. Keikhlasan dalam mendirikan shalat juga dalam ibadah termasuk haji menjadi pilar ibadah utama sebagai pengabdian tulus ke hadirat-Nya. Allah swt berfirman dalam Qs. Al-An’am:
“Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” “Suatu hari ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di antara kami, tiba-tiba Beliau tertidur sejenak, lalu Beliau mengangkat kepalanya sambil tersenyum. Maka kami berkata, “Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Baru saja diturunkan kepadaku satu surah.” Beliau pun membacakan surah itu, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.-- Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) Al Kautsar-- Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah-- Sungguh, orangorang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).” (Terj. Al Kautsar: 1-3).
Berbeda dengan orang musyrik, mereka menyembah dan berkurban kepada selain Allah swt. Allah swt memerintahkan nabi-Nya untuk memurnikan keikhlasan dalam beribadah. Ada yang berpendapat: maksudnya shalat idul Adha. Kedua, berkurbankan untuk share dagingnya kepada mereka yang menghajatkannya. Menurut Ibn Katsir, kurban yang dimaksud adalah kurban hari raya haji. Hal itu sebagaimana yang tercantum dalam sebuah hadits Nabi saw.:
Kemudian Beliau bersabda, “Tahukah kamu apa Al Kautsar?” Kami menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya ia adalah sungai yang dijanjikan Tuhanku ‘Azza wa Jalla kepadaku, di atasnya terdapat kebaikan yang banyak; yaitu telaga yang akan didatangi umatku pada hari Kiamat, bejananya sejumlah bintang (di langit), lalu ada seorang hamba yang ditarik darinya, maka aku pun berkata, “Yaa Rabbi, sesunggunya ia termasuk umatku.” Allah berfirman, “Engkau tidak mengetahui apa yang mereka ada-adakan setelahmu.” Ibnu Hujr –salah seorang rawi- menambahkan dalam haditsnya, “(Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) berada di antara kami di masjid.” (Hadits ini diriwayatkan pula oleh Abu Dawud dan Nasa’i. Secara umum, Allah swt telah menganugerahkan nikmat kepada hamba-Nya sangat banyak dan tidak mampu seorang pun mampu menghinggakannya. Atas nikmat yang diberikan itu, manusia diperintahkan untuk mensyukuri-Nya. Dalam ayat ini Allah menyebutkan: , maksudnya senantiasa mendirikan shalat, Pertama, ikhlas karena Allah swt sebagai bentuk syukur akan nikmat-Nya baik yang diberikan di dunia maupun di akhirat yang tiada hentinya. Nikmat itu di antaranya adalah sungai yang ada dalam syurga sebagai bentuk kemuliaan bagi Nabi saw dan umatnya.
“Rasululllah saw melaksanakan shalat Id lalu menyembelih kurbannya seraya bersabda: ‘Barangsiapa yang mendirikan shalat (seperti) shalat kita, dan menyembelih (seperti) sembelihan kita, maka kurbannya mendapatkan ganjaran, barangsiapa yang menyembelih sebelum shalat maka tidak (dianggap) kurban.’” Ibn Jarir menegaskan bahwa maknanya adalah: hendaklah shalatmu untuk Tuhanmu semata, tidak bagi lainnya, demikian pula kurban, peruntukkan untuk Tuhanmu, tidak untuk berhala sebagai bentuk syukur atas nikmat-Nya yang agung berupa kemuliaan dan kebaikan yang tiada tandingannya. Ayat terakhir: , maknanya: orang yang membencimu, tidak senang akan hidayah, kebenaran, bukti yang jelas, cahaya yang nyata, dialah yang terputus dengan nikmat, ditimpa kehinaan baik di dunia maupun di akhirat dan orang yang membencimu itu tidak pernah lagi disebut setelah kematiannya. Semoga kita termasuk hamba Allah yang mampu menggunakan nikmat yang banyak itu sebagai sarana bersyukur. Shalat dan kurban itu sendiri merupakan bentuk terimakasih atas rahmat Allah swt. Ketika orang meninggalkan shalat dan tidak mau melakukan kurban, maka orang itu telah mengkufuri nikmat yang dianugerahkan kepadanya. []
Santunan
September 2013
41
>>OPINI
Kompetensi Profesional Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Irma Rosita, Magister Administrasi Pendidikan Unsyiah Banda Aceh
Pendahuluan Kegiatan pendidikan bukan hanya terbatas pada tugas menyampaikan ilmu tetapi juga melibatkan usaha menanam sikap dan nilai-nilai kepada pelajar. Pendidikan akan mencetak SDM yang berkualitas baik dari segi spriritual, intelegensi dan skill. Guru dianggap belum memilki kemampuan profesional yang baik untuk kemajuan pendidikan secara global. Salah satu dijadikan penyebab semua ini adalah rendahnya kesejahteraan guru. SMK Farmasi Cut Meutia Banda Aceh merupakan salah satu sekolah kejuruan yang ada di kota Banda Aceh terdiri dari satu jurusan yaitu farmasi. Di sana memilki guru keahlian bidang studi farmasi yang terdiri dari guru produktif sebagai pendamping mata pelajaran mata pelajaran program keahlian, guru adaptif dan normatif sebagai pendamping dan penunjang mata pelajaran program keahlian. Ada lima penyebab rendahnya profesional guru, juga guru kimia: (1) masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara total, (2) rentan dan rendahnya kepatuhan guru terhadap norma dan etika profesi keguruan, (3) pengakuan terhadap ilmu pendidikan dan keguruan masih setengah hati dari pengambilan kebijakan dan pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum mantapnya kelembagaan pencetak tenaga kependidikan atau guru, (4) masih adanya perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang diberikan kepada calon guru dan (5) masih belum berfungsi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan MGMP. Syarat kompetensi Kompetensi guru, juga guru kimia, adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Pendidikan merupakan modal dasar dalam meningkatkan sumber daya manusia. Salah satu tujuan pendidikan adalah menyiapkan seseorang untuk terampil dalam suatu bidang pekerjaannya. “Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi disamping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosudur dan sistem pengawasan tertentu”. Menurut Suryosubroto (2007:3) mengemukakan bahwa, “kompetensi profesional merupakan menguasai dan mengembangkan mata pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa”. Kompetensi profesional gurujuga dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga seseorang dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, efektif, dan pskimotorik dengan sebaik-baiknya. Jenis kompetensi guru 1. Pedagogik Kompetensi pedagogik dapat diberi makna sebagai ilmu dan seni mengajar anak-anak. Sedangkan ilmu mengajar untuk orang dewasa ialah andragogi. Dengan demikian pengertian itu maka
42
Santunan
September 2013
pedagogik adalah sebuah pendekatan pendidikan berdasarkan tinjauan psikologis anak. Pendekatan pedagogik muaranya adalah membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Seorang guru, juga guru kimia, harus mempunyai kemampuankemampuan sebagai berikut: • Menguasai landaskan mengajar • Menguasai ilmu mengajar (didaktik metodik) • Mengenal siswa • Menguasai teori motivasi • Mengenal lingkungan masyarakat • Menguasai penyusunan kurikulum • Menguasai teknik penyusunan RPP • Menguasai pengetahuan evaluasi pembelajaran 2. Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan perpaduan dari pengetahuan keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak, misalnya memiliki pengetahuan konsep teoritik, dan metode yang tepat serta mampu mempergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun kompetensi kepribadian seorang guru, tak terkecuali guru kimia, adalah kemampuan seorang guru yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Profesional Kompetensi profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis. Kompetensi profesional merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang guru. Guru merupakan tenaga profesional di bidang kependidikan dalam kaitannya dengan accountability, berarti tugasnya menjadi ringan, tetapi justru lebih berat dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sosial Menurut Sanusi (2008:87) kompetensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai guru. Guru profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada siswa, orang tua, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Sedangkan menurut Satori (2007:217) kompetensi sosial adalah sebagai berikut: • Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik, • Bersikap simpatik, • Dapat bekerja sama dengan dewan pendidikan/komite sekolah,
OPINI>>
• Pandai bergaul dengan kawan sekerja dan mitra pendidikan, • Memahami dunia sekitarnya (lingkungan). Menurut Arsitektur di Indonesia (Maryono dan Silalahi, 2005:87) disebutkan bahwa ada empat bentuk interaksi sosial (berlaku juga untuk guru kimia) antara lain: • Kerjasama (Cooperation), antara lain adalah asimilasi dan akulturasi di dalam kebudayaan. • Persaingan (Competition), salah satu bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh antar individu atau antar kelompok manusia dalam masyarakat. • Pertentangan, salah satu bentuk interaksi sosial yang dilakukan oleh antar individu atau antar kelompok manusia dalam masyarakat guna mencapai tujuan tertentu dengan kekerasan dan ancaman. • Akomodasi, bentuk interaksi dengan pembiayaan. Meningkatkan kompetensi Cara guru mengajar, cara guru kimia mendidik, memegang peranan penting dan memberi andil besar dalam menyukseskan proses belajar mengajar. Guru yang kompeten memahami langkahlangkah yang harus ditempuh termasuk memikirkan gaya mengajar yang manakah yang sebaiknya diterapkan selama proses belajar mengajar. Adapun semua kompetensi guru baik pedagogik, kepribadian, sosial maupun kemampuan profesional adalah menjadi tolak ukur profesional guru dalam melaksanakan pembelajaran meliputi antara lain: • Guru dituntut menguasai materi pelajaran. • Guru mampu mengelola program pembelajaran. • Guru mampu mengelola kelas. • Guru mampu menggunakan media dan sumber pembelajaran. • Guru mampu menguasai landasan-landasan kependidikan.
• Guru mampu mengelola interaksi pembelajaran. • Guru mampu menilai belajar siswa untuk kepentingan pembelajaran. • Guru mampu mengenal fungsi serta program pelayanan Bimbingan dan Penyuluhan (BP). • Guru mengenal dan mampu menyelenggarakan administrasi sekolah. • Guru memahami prinsip-prinsip pendidikan (Sukmadinata, 2007:170). Implikasi Implikasi dari hasil penelitian di SMK Farmasi Cut Meutia, dan kesimpulan yang telah dipaparkan tadi, dapat direkomendasikan kepada pihak-pihak terkait: • Kompetensi profesional guru kimia dalam meningkatkan prestasi belajar siswa telah sesuai dengan program/kegiatan yang direncanakan dalam perumusan program kerja guru, dengan tepatnya pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. • Pelaksanaan kompetensi profesional guru kimia dalam pembelajaran disekolah akan berjalan secara baik jika semua guru kimia yang ada disekolah taat dan patuh terhadap peraturan yang ada disekolah. • Kompetensi profesional guru kimia dapat terbentuk melalui pengendalian penyelenggaraan sekolah mengarahkan sekolah atau satuan pendidikan untuk mengetahui jati diri sekolah. • Kompetensi profesional guru kimia dalam mengevaluasi pembelajaran sebagai dukungan bagi terlaksananya Sistem Penjamin Mutu Pendidikan, merupakan proses evaluasi sekolah bersifat internal. Demikian ringkasan laporan riset saya di SMK Farmasi Cut Meutia Banda Aceh, moga bermanfaat. [] Santunan
September 2013
43
>>OPINI
Infotainmen bukan Jurnalis Jamaluddin,S.Sos.I, Staf Keuangan Kankemenag Kab. Aceh Timur
Seorang khatib dalam khutbah Idul Fitri 1434 H yang lalu di suatu masjid di Kota Langsa mengatakan bahwa semua wartawan masuk neraka, Salah satu isi khutbahnya adalah, wartawan semua penghuni neraka karena menulis aib orang lain, seperti orang yang korupsi atau keburukan lainnya. Agar wartawan tidak masuk nereka, minta maaf pada orang yang pernah ditulisnya itu dan berhenti bekerja sebagai wartawan. Atas isi khutbahnya tersebut banyak pihak yang mendukung, namun tak sedikit pula yang mengecam, bahkan ada wartawan yang melaporkan sang khatib yang juga Rektor di sebuah Perguruan Tinggi swasta tersebut ke polisi (Serambi (16/08). Atas kejadian tersebut menjadi pertanyaan bagi diri saya, siapakah yang dimaksud, apakah semua wartawan masuk neraka? Atau memang yang beliau maksud bukan wartawan sesungguhnya. Wartawan atau jurnalis adalah seorang yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita (berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/ dimuat di media massa secara teratur. Laporan ini lalu dapat dipublikasi dalam media massa, seperti koran, televisi, radio, majalah, film dokumentasi, dan internet. Wartawan mencari sumber mereka untuk ditulis dalam laporannya; dan mereka diharapkan untuk menulis laporan yang paling objektif dan tidak memiliki pandangan dari sudut tertentu untuk melayani masyarakat. Para pelaku jurnalistik harus mengerti betul dasar-dasar jurnalistik untuk memilih dan menyampaikan berita, bagaimanapun juga tidak semua topik dapat dikonsumsi publik, para pelku jurnalistik harus pintar dan jeli dalam menentukan mana berita yang layak publis dan yang tidak layak. Sebuah berita hendaknya tak kita telan mentah-mentah. Sebuah berita baru bisa disebut “berita” jika cara memberitakannya berimbang. Konsep keberimbangan itulah yang dalam ajaran islam setidaknya akan mengurangi kita terjebak pada informasiinformasi bohong bahkan fitnah, yang akibatnya sangat menyakitkan. Lantas bagaimana dengan infotainment (infotainmen)? Hukum infotainment tergantung kepada konten atau isinya,
44
Santunan
September 2013
jika berisi sesuatu yang bermanfaat dan mengandung nilai-nilai pendidikan, serta pengalaman-pengalaman yang berharga, tentunya boleh dan dianjurkan. Tetapi sebaliknya jika isinya hanya mengungkap keburukan-keburukan seseorang yang belum tentu benar adanya, maka hukumnya haram. Berbicara infotainmet di Indonesia, tanyangan infotainment sekarang ini banyak membicarakan tentang ghibah, gosip, dan sejenisnya yang belum tentu kebenarannya, MUI mengatakan bahwa hukumnya haram, apa pun bentuknya tayangan gosip hukumnya haram. Karena mempertontonkan hal-hal maksiat dan aurat para selebriti. Apalagi berita yang diinformasikan mengandung unsur fitnah, ghibah, dan maksiat. Profesi sebagai wartawan (jurnalis) dalam masyarakat sangatlah penting, sama pentingnya dengan peran yang dimainkan oleh para ilmuwan, cendikiawan dan para ulama. Seorang wartawan harus memberikan informasi yang akurat, lengkap, jelas, jujur serta aktual, dan juga dapat memberikan prediksi serta petunjuk ke arah perubahan dan transformasi. Selain itu wartawan pula harus mempertanggungjawabkan berita yang didapatkannya. Meskipun pekerja jurnalistik memiliki kebebasan, namun tidak dapat terlepas dari tanggungjawab. Seorang wartawan yang melebihlebihkan sebuah berita dengan maksud untuk membuat berita itu lebih heboh dan sensasional merupakan pelanggaran etis. Wartawan yang dengan mudah tergoda untuk memperuncing fakta-fakta dengan menghilangkan sebahagian berita, menfokuskan suatu detail yang kecil tetapi menyentil, atau dengan memancing
kutipan-kutipan yang provokatif, yang tujuannya bukanlah untuk mengatakan suatu kebenaran melainkan untuk menarik perhatian. Wartawan seperti inilah yang melanggar etika dalam jurnalistik. Apalagi infotainment yang hanya berisi gosip dan ghibah yang hanya mengumbar kejelekan saja, selama kejelekan yang disebarkan itu tidak ada kepentingan kecuali hanya untuk mendulang dollar, maka hukumnya tetap haram, walaupun kadang yang disebarkan itu adalah benar. Kemudian apa tujuan disebarkannya kejelekan tesebut kepada masyarakat umum? Kita harus memperhatikan teguran keras dari Allah kepada orang-orang yang menyukai perbuatan-perbuatan jelek agar tersebar di kalangan masyarakat, sebagaimana yang terdapat di dalam surat An Nur: 19 “Sesungguhnya orang-orang menyukai berita perbuatan keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” Lalu bagaimana dengan ghibah yang saling menguntungkan. Misalnya, artis yang mendongkrak popularitasnya dengan mendompleng media infotaiment. Mencari popularitas dengan sarana yang diharamkan adalah tidak boleh. Tindakan semacam ini menjadi sebuah trend di masyarakat karena merebaknya paham kapitalis dan materialistis, yang mengukur segala sesuatu dengan harta dan popularitas. Sang artis mengerjar popularitas dan sang produsen mengejar keuntungan materi, sedang para penonton mendukungnya, jadilah sebuah kerjasama di dalam melestarikan tindakan kejahatan dan perbuatan dosa. Dan ini sangat
Sesungguhnya orang-orang menyukai berita perbuatan keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.
Indahnya Persaudaraan dalam Islam
OPINI>>
Yusra, S.Sos, Staf Subbag TU Kemenag Kab. Bener Meriah dilarang di dalam Islam. Allah berfirman : “Dan janganlah kalian bekerjasama terhadap perbuatan dosa dan pelanggaran” (Qs Al Maidah: 2) Pelaku ghibah sebagaimana yang disebutkan di dalam Qs Al Hujurat: 12, seperti orang yang memakan bangkai saudaranya, tentunya yang mendengar dan menyetujuinya sama dosanya dengan orang yang melakukannya. Dan jika ghibah sudah menyebar, bahkan menjadi trend di masyarakat, maka kehidupan mereka tidak akan tenang, karena satu dengan yang lainya sudah saling menurigai dan membicarakan kejelekannya masing-masing. Hubungan antara anggota masyarakat tertentunya terganggu dan pada akhirnya terjadi tindakan anarkis, keji, biadab di mana-mana, akhirnya hancurlah masyarakat tersebut. Jika infotainmen hanya mengumbar gosip dan fitnah belaka, maka infotainment tidak patut dikategorikan sebagai jurnalis, karena jurnalis hanya menyajikan berita berdasarkan fakta dan kebenaran bukan fitnah dan penipuan. Sebagai masyarakat hendaknya kita dapat memilih informasi yang benar dan tepat, pilihlah tontonan yang baik, tidak perlu kita idolakan artis, artis tersebut tidak ada hubungannya dengan kita, mau dia nikah, cerai, kawin lagi dan seterusnya, jelas-jelas tidak memberi pengaruh kepada kita. Maka jadikanlah Nabi Muhammad SAW sebagai idola kita, Nabi Muhammad yang diakui oleh orang barat sebagai salah satu tokoh yang sangat berpengaruh di dunia. Jadi, nuansa yang kita bangun adalah pers yang islami dalam arti sesuai dengan misi hidup muslimin-muslimat (amar bil ma‘rûf dan nahî ‘anil munkar). Apa pun kiprah, profesi, dan gaya kita ini, selalu mestinya di jalan dakwah. Metode jihad dengan banyak jalan, salah satunya lewat pers. Misi pers islami termuat dalam sifat Rasul (Nabi): shidieq, amânah, tabhligh, dan fathânah. Jujur dan terpercaya dalam menyampaikan sepenggal kebenaran. Atau informasi (data, fakta) disampaikan secara kredibel dan faktual. Sekadar meramaikan ingatan, di sini kita ingat ada juga jenis pers sekuler, pers damai (peace journalism), dan seterusnya. Wassalam. []
Islam adalah diin yang bukan sekedar mengatur hubungan manusia dengan Khaliqnya (hablum minallaah/ hubungan vertikal) akan tetapi membimbing juga setiap pemeluknya untuk membina hubungan harmonis dengan sesama manusia dan alam sekitar (hablum minannas/ hubungan horizontal). Orang yang sengsara di hari kiamat nanti, bukan hanya orang yang tidak membangun hubungan baik dengan Allah SWT. Namun mereka yang tidak mampu mengaplikasikan tuntunan Allah SWT dan Rasulullah SAW dalam membangun hubungan harmonis dengan makhluk Allah Swt. Sebagai seorang muslim, sudah seharusnya kita berusaha untuk mentawazun-kan (menyeimbangkan) antara hablum minallaah dengan hablum minannas. Bersaudara dalam Islam merupakan untaian kata yang paling indah bila diucapkan dan menjadi kunci kejayaan kaum Muslimin di masa silam. Ia adalah warisan kemuliaan yang perlu diteladani dan menjadi salah satu keutamaan Islam yang mampu dibangun dengan aqidah yang kokoh dalam segala dimensinya dan melebur ke segala kelas sosial yang diciptakan oleh para shalafus shalih. Namun fenomena yang terasa akhirakhir ini justru menjadi berkurangnya nilai persaudaraan antara umat islam, terlebih semakin membuat jarak antara manusia dengan Allah yang pada akhirnya bermuara kepada kurangnya memaknai Persaudaraan Islam. Persatuan merupakan perkara yang di Ridhai dan diperintahkan oleh Allah,
sedangkan perpecahan merupakan perkara yang dibenci dan dilarang oleh-Nya. Allah berfirman: “Dan berpegang teguhlah kalian semua dengan tali (agama) Allah, dan janganlah kalian bercerai berai.” (Q.S. Ali Imran: 103) Dengan demikian betapa petingnya berukhuwah Islamiyah (bersaudara dalam Islam), menjadi ungkapan mahal yang begitu indah, tapi tak sekedar ukhuwah indah, hingga terlupakan hak-hak saudara kita. Justru yang bersemi dan dikedepankan adalah persaudaraan Islam karena Allah, Uhibbuki Fillah “(Aku Mencintaimu karena Allah)”, dan terikat kuat disatukan oleh aqidah yang kokoh dan direkatkan atas nama cinta kepada Allah yang bergerak deras dengan keikhlasan dalam meraih Ridha-Nya. Tidak sedikit umat Islam tergiring kepada fanatisme simbol dan golongan. Membela golongannya lebih dari sekedar membela Islam. Yang pada akhirnya melahirkan krisis ukhuwah Islamiyah yang berujung pada ketidak harmonisan. Krisis ukhuwah ini sadar atau tidak sadar telah lama mencekam masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim dan berdampak besar pada penurunan krisis kepercayaan, krisis moral dan paling parah krisis ukhuwah yang makin memudar warnanya tak tersentuh oleh hangatnya ukhuwah dan manisnya iman. Di sekitar kita masih marak dijumpai kondisi yang berbeda, terkadang kita dapati pula saudara muslim yang tenggelam dalam kenikmatan hidup. Mereka keluar mengumbar kehinaan tanpa rasa berdosa, Santunan
September 2013
45
>>OPINI
mereka gadaikan izzah (kemuliaan) status penghambaan, dan menjadi terlena oleh nafsu dunia yang fana ini, semua karena ketidak fahaman dan ketidak mengertian sehingga menggeser kedudukan ukhuwah Islamiyah didalamnya, hingga ukhuwah yang manis pun terasa pudar di telan jaman. Bahkan mereka dapati definisi ukhuwah yang terasa kaku maknanya. Di satu sisi umat terjerumus ke dasar lembah, dengan segala kebutaan akan petunjuk Ilahi, tanpa sadar melangkah menuju kebinasaan yang siap menanti dihadapannya. Umat membutuhkan manusia-manusia penyadar, manusia yang mampu membangunkan umat dan memberi pencerahan, membukakan matanya dan menyucikan jiwanya. Manusia yang menyelamatkan umat dari jurang kebodohan dan kenistaan. Bahwa wala’ (loyalitas) dan ghayah (tujuan) hannya untuk Allah dan Rasul-Nya. Bahwa segala pendapat dan fikrah merupakan ijtihad yang bisa benar dan bisa juga salah, bahwa setiap muslim adalah bersaudara dengan segala hak-hak yang telah diamanatkan Allah dan Rasul-Nya, bahwa perpecahan hanyalah akan melemahkan langkah dan mencerai-beraikan barisan Umat Islam. Rasulullah SAW Bersabda: “Tidak beriman seorang dari kamu, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri” (HR. Bukhari Muslim). Sebagaimana kita maklumi bersama bahwa persaudaraan menjadi kian bermakna di masa silam, karena adanya kemampuan melebur diri kesegala kelas sosial, menyusun ragam suku, bahasa, budaya, negara, politik, hingga melahirkan persaudaraan Islam yang utuh. Namun makna persaudaraan itu makin memudar seiring dalam perjalanan penegakan dakwah. Para mujahid-mujahidah dakwah terpetakan dan sulit melebur. Masing-masing menganggap diri paling benar dan lainnya paling salah. Itulah pentingnya makna ukhuwah islamiyah perlu disuburkan walau berbeda pendapat namun dalam persaudaraan Islam tetap utuh. Allah berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antaramu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al Hujuuraat : 13). Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan dalam Islam) adalah salah satu karunia, cahaya, dan nikmat Ilahiyah yang dituangkan oleh Allah ke dalam hati hamba-Nya yang ikhlas, dan orang-orang yang bertaqwa kepada-Nya, serta menyatu dengan Iman dan Taqwa. Karena tidak ada ukhuwah tanpa Iman, dan tiada Iman tanpa ukhuwah. Ukhuwah islamiyah selalu menghadirkan pesona yang luar biasa dan merupakan kebutuhan fitrah dan asasi yang senantiasa menuntut untuk dipenuhi, sejak dahulu hingga kini bahkan hingga akhir jaman, senantiasa dirindukan perwujudannya dalam kehidupan umat Islam. Adapun keutamaan ukhuwah yang lebih utama adalah nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang besar. Memutuskan ukhuwah sama saja dengan mengkufuri nikmat tersebut. Allah berfirman: “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali Allah keseluruhannya, dan janganlah kamu berpecah belah. Ingatlah kamu akan nikmat Allah yang dilimpahkan-Nya kepadamu ketika kamu dalam keadaan saling bermusuhan, lalu Allah menyatukan antara hati-hati kamu. Maka jadilah kamu dengan nikmat-Nya bersaudara.” (Q.S. Ali Imran: 103). Islam selalu menghendaki ukhuwah yang bersih lahir dan batin. Hingga persaudaraan Islam akan hangat terpatri kuat di dalam dada, Sehingga jika diri sudah memahami ayat-ayat Allah SWT mengenai keutamaan berukhuwah, maka wajah diri akan semakin bersinar, dosa-dosa mereka diampuni, pada hari kiamat mereka berada dibawah naungan Arsy-Nya, berada dalam naungan cinta pada Allah SWT, berada di dalam surga-Nya dan keridhaan-Nya, dan akan merasakan manisnya Iman dalam hati. []
46
Santunan
September 2013
Ada kata mutiara yang mungkin sering kita dengar atau kita baca “Semakin besar sebatang pohon maka akan semakin besar pula angin yang menerjangngnya” itulah mungkin yang cocok sebagai catatan kecil problema Madrasah yang menurut penulis dari hasil bicara warung kopi dengan teman-teman sampai kegiatan-kegiatan pertemuan dan monitoring ke Madrasah di Aceh yang penulis lakukan atau juga teman-teman lakukan. Madrasah di mata kita keluarga besar lingkungan Kementerian Agama termasuk di dalamnya siswa dan orang tua siswa yang mempercayai Madrasah sebagai kapalnya tempat berlabuh anak-anak kebangganya nya untuk mencapai tujuan akhirnya yaitu menjadi anak yang mempunyai kecerdasan dan bermoral. Gambaran sebuah kapal yang harus kita lihat setiap akan berlabuh, kita tampal jika ada yang bocor, kita cat kembali jika sudah supak, dan juga selalu kita buang airnya jika airnya memasuki kapal, apabila sudah bagus di situ kita melabuhkan untuk mengarungi samudera kesuksesan kita dan generisi kita bersama pula. Hal yang cukup lumrah, Madrasah, seperti halnya lembaga pendidikan lainnya yang ada di Indonesia dan Aceh Khususnya, memiliki berbagai macam persoalan dan tantangan yang harus diperhatikan dengan seksama dan disini pula mungkin kita segera mencarikan solusi bagi eksistensi dan juga untuk peningkatan mutu Madrasah itu sendiri. Terlebih lagi hasil ujian nasional Aceh yang mengalami penurunan tahun ini yakni dari 56.423 total siswa tingkat SMA/ MA dan sederajat yang mengikuti Ujian Nasional tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 1.752 siswa dinyatakan tidak lulus atau sebanyak 3,11% siswa tidak lulus dari keseluruhan jumlah. Secara persentase ketidaklulusan Aceh meningkat, walau dalam perolehan nilai rata-rata kelulusan bertambah mencapai 6,83 sementara tingkat nasional 6,5 sebagaimana yang pernah di ungkapkan oleh Kadis Pendidikan Aceh (antaranews.com, Jumat, 24/5/2013). Menjadi perhatian kita dari 1.752 siswa yang tidak lulus sebagaimana di sebutkan oleh Kepala dinas pendidikan Aceh tersebut, siswa yang belajar selama ini di Madrasah juga termasuk didalamnya yang tersebar di 23 Kabupaten/Kota di Aceh. Hemat penulis terlepas dari persoalan hasil Ujian Nasional yang sentral, ada problematika lain yang selama ini masih banyak di alami oleh Madrasah baik secara langsung atau tidak langsung yang juga berpengaruh terhadap hasil UN di Madrasah yang harus juga samasama kita lihat dan kiranya kita perbaiki bersama ibarat Kapal sesuai tugas dan fungsi masing-masing antara lain: 1. Evaluasi Masih Parsial Menurut penulis, minimal kita saling mengingatkan ada hal yang perlu kita perhatian bersama di Madrasah dalam upaya peningkatan mutu hasil belajar di Madrasah, yaitu Sistem yang dikembangkan atau diterapkan oleh Madrasah di Aceh, belum sepenuhnya komprehensif, tetapi lebih berorientasi kepada pengajaran sekolah umum sehingga yang terjadi, belum semua Madrasah yang dapat
OPINI>>
Four Problematika Madrasah Aceh Alfaizin MA,MM, Staf Bidang Pendidkan Madrasah Kanwil Kemenag Aceh menyentuh hasil belajar yang menyangkut moral dan nilai keagamaan yang menjadi keunggulan Madrasah itu sendiri sebagaimana yang seharusnya titah Madrasah yang di lahirkan bersama mulai dari Pemerintah dengan aturannya seperti yang tersurat dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 dan PP nomor 55 tahun 2007 tentang pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Tanpa kita sadari motivasi masyarakat yang ada di Aceh dengan kemauan besar mendirikan Madrasah di gampong-gampong, walau harus menghibahkan, mewaqafkan apa yang mereka miliki mempunyai tujuan yang sama dengan aturan pemerintah melahirkan Madrasah ditengah-tengah kehidupan mereka yaitu adanya perbedaan nilai-nilai yang dihasilkan oleh siswa yang berlajar di Madrasah. Penilaian terhadap hasil belajar siswa yang diwujudkan dalam bentuk ujian juga harus dilakukan dalam upaya evaluasi siswa, tetapi tidak lagi bersifat parsial semata. 2. SDM/ Tenaga Kependidikan Peran sumber daya manusia yang utama dalam rangka peningkatan mutu pendidikan Madrasah adalah guru, kepala sekolah dan tenaga Kependidikan lainnya, oleh karena itu UU No. 20 Tahun 2003 sangat memperhatikan mereka tetapi juga mengatur standar yang ketat. Karena sebagaian besar Madrasah adalah swasta dan kebanyakan berstatus terdaftar, maka mengakibatkan proporsi guru PNS, masih banyak kita temukan tidak dapat memenuhi standar minimal sesuai UU Nomor 14 Tahun 2005 Tentang guru dan Dosen dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi akademik dan kompetensi guru, dimana guru harus memiliki 24 standar kompetensi inti bagi setiap guru secara umum dan juga kompetensi yang melekat pada guru mata pelajaran. Menurut data statistik masih terdapat guru di Madrasah yang masih ada dibawah standar kualifikasi walaupun beberapa diantaranya telah berpengalaman lama dan mengikuti berbagai penataran kemampuan dan keahlian, namum hasil penataran dan kemampuan ini tidak diukur seberapa jauh meningkatkan kompetensi mengajarnya. Sebagian Madrasah masih banyak juga ditemukan guru Madrasah mengajar tidak sesuai dengan latar belakang bidang studinya. Maka ini menjadi perhatian bersama sehingga upaya untuk melakukan distribusi guru sesuai Peraturan Bersama 5 Menteri Tahun 2011, yakni Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi birokrasi, Menteri dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Agama Tentang Penataan dan Pemerataan guru pegawai negeri sipil, yang seharusnya sudah tuntas pada Januari 2013. Berkaitan dengan Kepala Madrasah dalam sistem manajemen berbasis sekolah diperlukan kepala sekolah yang inovatif, kreatif, dan berkemampuan melakukan pengelolaan sendiri baik dalam aspek pengembangan kurikulum, personalia, pembiayaan dan akuntabilitas. Dan sebagaimana diamanatkan oleh Permendiknas
nomor 13 Tahun 2007 tentang standar Kepala Sekolah/Madrasah mungkin secara Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah yang di antaranya memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) kita melihat tidak ada persoalan lagi dan juga Kualifikasi Khusus Kepala Sekolah/ Madrasah yang salah satunya memiliki sertifikat pendidik sebagai guru juga tidak menjadi persoalan lagi di Madrasah. Cuma di saat ditinjau dari dimensi kompetensi yang terdapat pada aturan tersebut di antaranya Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi, Sosial belum semuanya sudah berjalan seperti yang diharapkan, hal ini paling terlihat jika di tinjau dari supervisi masih sangat sedikit Kepala Madrasah kita yang merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat dan juga 3. Sarana dan Prasarana Empat komponen menjadi sorotan utama di madrasah yang menyangkut sarana dan Prasana pendidikan ini, yaitu: ruang kelas, buku pelajaran, laboratorium, dan perpustakaan, karena empat komponen tersebut dari beberapa literatur mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap hasil belajar siswa siswa. Kebutuhan ruang kelas pada umumnya sudah terpenuhi, walau demikian masih juga terdapat kekurangan ruang hal ini dibuktikan masih banyaknya Madrasah yang mengusulkan dan hasil observasi/ monitoring hal ini benar adanya, dari usulan yang diterima hingga saat ini yang baru dapat di realisasikan hanya 5 % dari Madrasah yang pernah mengusulkan, artinya jika ditinjau dengan jumlah siswa Madrasah yang pernah mengusulkan, maka ada 136.334 siswa atau generasi Aceh yang sekarang mengenyam pendidikan di Madrasah yang belum sesuai dengan Standar Sarana Pendidikan Buku pelajaran pokok yang dimiliki Madrasah berkisar antara 23 sampai 92% dari yang diperlukan di Madrasah negeri dan hanya 3 sampai 8% di Madrasah swasta dari yang diperlukan untuk memenuhi satu buku satu siswa. Sebabnya bisa karena sebagian sudah rusak, sebagian tidak dikembalikan siswa, pemerintah belum dapat memberikan lengkap, atau kelemahan distribusi. Perpustakaan dan laboratorium. Sekitar 40% Madrasah negeri dan 30% Madrasah swasta memiliki perpustakaan, 50% diantaranya memerlukan perbaikan. Ada sekitar 19% MTs dan MA yang memiliki laboratorium dan hanya 36% yang memerlukan perbaikan. Jumlah laboratorium Komputer, laboratorium IPA dan bahasa, masih dibutuhkan. 4. Sertifikat Tanah Hampir semua tanah tempat Madrasah didirikan dan dibangun sarananya di Aceh diperoleh dari waqaf masyarakat, karena memang Madrasah sangat dekat dengan masyarakat tapi sayangnya tidak semua tanah yang Madrasah disertifikatkan, sehingga masih sangat rawan sengketa di dalam kehidupan Madrasah. Maka Hal ini diperlukan kebersamaan kita keluarga besar Kementerian Agama untuk saling mengingatkan dan juga mendekatkan Manajemen dokumen di Madrasah kebanggaan kita kedepan. Sementara, tantangan yang harus dihadapi oleh Madrasah di era globalisasi ini antara lain, perubahan orientasi masyarakat akibat tuntutan era industrialisasi di tengah-tengah masyarakat dan munculnya tren baru akibat dari dampak lanjutan perubahan orientasi di atas tidak menutup kemungkinan Madrasah akan kalah disaat disengketakan. Maka berdasarkan uraian di atas, penulis merasa yakin masih banyak yang harus kita perbaiki dalam upaya membangun, menumbuh kembangkan Kapal Kebanggaan kita berasama yaitu Madrasah, .Madrasah, dan Madrasah ke arah yang lebih baik ke depan. Amin. [] Santunan
September 2013
47
>>OPINI
Momentum Amal Shalih Setelah Hari Raya Sulaiman S.Ag, M.S.I, Kepala KUA Kec. Trienggadeng Kab. Pidie Jaya
Allah Swt memerintahkan umat manusia untuk beriman dan beramal shalih. Demikian juga Rasulullah Saw meminta umat manusia untuk selalu bermanfaat bagi dirinya, orang lain dan alam sekitarnya. Ramadhan memang bulan yang istimewa, segala kelebihan terkandung di dalamnya. Kesempatan beramal shalih terbuka selebar-lebarnya, pahala dilipatgandakan setinggi-tingginya. Hanya penyesalan yang pantas bagi orang-orang yang menyianyiakan kesempatan Ramadhan yang mulia. Keberuntungan dan kemuliaan bagi orang-orang yang telah beramal di bulan Ramadhan secara maksimal dan sempurna. Perlu juga dicatat bahwa Allah Swt menyediakan lahan untuk beramal shalih tidak hanya di bulan Ramadhan saja akan tetapi setiap bulan sepanjang masa, karena yang dinilai bukanlah waktu dan jumlahnya saja, namun kuwalitas dan keikhlasannya. Memang ada momentum-momentum tertentu untuk beramal shalih secara kusus, seperti di bulan Ramadhan. Salah satu kesempatan dan peluang besar untuk beramal shalih adalah pada Hari Raya (Idul Fitri) pasca Ramadhan. Bahkan dalam tradisi masyarakat Aceh hari raya bukan hanya satu hari saja yakni tanggal 1 Syawal, namun sampai satu bulan yakni seluruh bulan Syawal. Sehingga bulan Syawal disebut dengan bulan hari raya agar kesempatan beramal shalih bertahan lebih lama. Amal shalih tidak terlepas dari dua hal yang saling mengisi dan melengkapi, yaitu kesalihan pribadi dan keshalihan sosial. Dalam suasana hari raya (Idul Fitri) kedua hal ini dengan mudah dapat ditemukan. Keshalihan pribadi adalah ibdah mahdhah yang berkaitan dengan hablum minallah, sedangkan keshalihan sosial adalah ibadah ghairu mahdhah yang berkaitan dengan hablum minannas. Semenjak matahari terbenam memasuki malan Idul Fitri lantunan kalimat takbir mulai menggema. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar … Walillahilhamd … Sejak selesai shalat magrib sampai pagi hari menjelang shalat Id kalimat-kalimat itu menjadi penyejuk jiwa penentram sukma, mendekatkan sang hamba dengan Allah
48
Santunan
September 2013
sang pencipta. Pada pagi hari sebelum berangkat menuju lapangan terbuka, masjid atau meunasah, hamba membersihkan diri dengan niat mandi Idul Fitri sebagai simbul kesucian jasmani dan rohani serta etika bergaul yang sangat disenangi. Ibadah mandi di pagi Idul Fitri masih perlu dilengkapi dengan memakai wangi-wangian dan berpakaian bersih dan rapi. Selanjutnya bersama-sama belangkat ke tempat shalat Idul Fitri menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah Swt. Di samping sebagai bentuk kesalihan pribadi, shalat hari raya juga dapat meningkatkan kesalihan sosial di mana umat berkumpul bersasama, saling menyapa, berjabat tangan dan berbagi cerita. Masuk ke dalam keshalihan sosial di Idul Fitri adalah membayar zakat fitrah. Zakat fitrah disebut juga dengan zakat jiwa sebab kadar jumlahnya disesuaikan dengan jumlah jiwa yang menjadi tanggungjawab nafkah seorang kepala keluarga. Zakat fitrah ditunaikan dalam bentuk makanan pokok, masyarakat Aceh mengeluarkan beras karena beras merupakan makanan pokoknya. Zakat fitrah dibagikan kepada mustahik melalui badan amil. Zakat fitrah harus dibagikan pada pagi Idul Fitri karena barangkali masih terdapat orang-orang miskin yang kekurangan makanan pada hari yang seharusnya bergembira ini. Keshalihan sosial yang juga mentradisi di Idul Fitri adalah mudik, di mana setiap
orang yang menetap di perantauan pulang ke kampung halamannya untuk bertemu sanak famili. Sebagian orang menganggap hal ini sebuah tradisi semata, padahal bertemu sanak famili yang dalam istilah Islam disebut shilaturrahmi yang dapat memupuk kesalehan sosial umatnya adalah ibadah yang sangat tinggi nilainya. Anak mengunjungi orangtuanya, murid mengunjungi gurunya, yang muda mengunjungi yang tua, yang sehat mengunjungi yang sakit adalah perbuatan yang sangat mulia, dan biasanya di hari Idul Fitri tak ada seorang pun yang melewatkan kesempatan ini. Di samping itu, keshalihan sosial dapat juga ditemukan pada tradisi menuyediakan aneka ragam makanan istimewa yang berbeda dengan hari-hari biasanya. Mulai dari menyediakan daging di hari meugang (sehari sebelum Idu Fitri), daging dimasak beraneka rasa, kue-kue yang enak dan lezat. Islam memerintahkan orang tua/ suami untuk menggembirakan dan membahagiakan anggota keluarganya dengan makanan-makanan istimewa di hari Idul Fitri, termasuk membelinya pakaian baru. Jadi ini adalah ibadah yang besar pahalanya. Sementara itu ada juga tradisi ziarah kubur di hari Idul Fitri, juga hal ini bagian dari ibadah yang dapat mengingatkan kita kepada mati dan sekaligus berdoa kepada mereka yang telah mendahului kita. []
STYLE<<
7 TIPS Membangun dan Menumbuhkan Semangat Kerja Anda 1. Review ulang bagaimana pekerjaan anda. Anda bisa cek kembali sampai dimana ACTION yang sudah anda kerjakan. Bagaimana aktivitas anda sebelumnya. Sampai dimana pencapaian anda sebelum masa liburan kemarin. Dan lihat kembali visi anda ke depan. Kemana akan anda arahkan ACTIONACTION anda selama ini dan nanti untuk mencapai target anda. 2. Rapikan tempat kerja anda. Pastikan tempat kerja anda kembali rapi seperti sebelumnya. Letakkan berbagai peralatan kerja yang dibutuhkan di tempat yang paling tepat menurut anda. Buat ruang kerja senyaman mungkin. Dengan demikian diharapkan ini akan membantu membangun semangat kerja anda.
A
3. Rencanakan apa yang harus segera di-ACTION-kan. Anda lihat ulang apa saja yang harus segera dilanjutkan untuk ACTION. Ini hubungannya dengan membuat prioritas kerja. Anda urutkan ACTION apa yang mesti dikerjakan pertama, kedua, dan seterusnya. pa kabar? Dari kawan, alumni Workshop Jurnalistik lalu (20-23/8) yang digelar Subbag Inmas Kanwil Kemenag Aceh di Sulthan Hotel, berikut ada 7 tips agar bisa membangun dan menumbuhkan semangat kerja kita, anda dan kami. Dalam bekerja, hampir setiap orang mendambakan memperoleh jabatan yang tinggi. Namun demikian seringkali dijumpai seseorang yang mendapat semangat kerja yang terus bias memacu suatu pekerjaan menjadi baik, tidak sedikit yang kita lihat banyak dari kita tidak bias membagun semagat kerja tersebut sehingga kinerjanya menjadi turun dan bahkan lebih buruk dari pada sebelumnya. Permasalahan yang seringkali dialami lebih pada kemampuan anda untuk membangun semangat kerja. Artinya anda yang tidak siap ketika diberikan tanggungjawab membimbing, melatih, memotivasi dan menilai kinerja pekerjaan yang anda lakukan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, apa saja yang harus diperhatikan oleh anda dalam membangun semangat kerja. Berikut Beberapa Tips di bawah ini mungkin dapat dijadikan pertimbangan jika anda mengalami masalah tersebut.
4. Bangun kembali suasana kerja. Mulai hari anda dengan melakukan hal yang biasanya menumbuhkan semangat kerja. Mungkin anda perlu mendengarkan musik terlebih dahulu sebelum mulai kerja. Atau mungkin dengan berdoa terlebih dahulu. Mungkin juga dengan memimun teh/kopi untuk menghangatkan badan. Pada intinya, anda perlu membangun situasi kerja seperti sebelumnya agar semangat kerja anda kembali tumbuh. 5. Sapa rekan kerja. Sapa dan jabat tangan rekan kerja anda. Bangun kembali hubungan untuk mencapai tujuan bersama. Boleh juga anda saling sharing bagaimana liburan anda kemarin. Betapa menyenangkannya liburan yang sudah anda lewatkan. Ceritakan pengalaman lucu yang terjadi. Ini akan menumbuhkan chemistry kerja anda bersama rekan-rekan anda. 6. Selesaikan pekerjaan. Prioritas kerja yang anda lakukan bisa mulai anda kerjakan. Kerjakan perlahan sampai anda kembali menemukan ritme kerja anda. Kemudian percepat ACTION anda untuk meraih banyak “kemenangan” sesegera mungkin dengan menyelesaikan tugas anda. Pasti, semangat kerja anda akan kembali tumbuh. 7. Istirahat dan rayakan. Setelah tugas-tugas di hari pertama kerja berhasil anda kerjakan dengan baik, jangan lupa beristirahat. Rayakan keberhasilan anda kembali on the track seperti sebelumnya. Perayaan kecil seperti makan bersama rekan kerja mungkin bisa menjadi pilihan. Semoga tips menumbuhkan semangat kerja ini bermanfaat bagi anda semua. Tetap semangat tiap hari di tempat kerja. Salam ACTION! [jufrizal/y] Santunan
September 2013
49
>>BAHASA ACEH Bahasa di Aceh September 2013 No.
Bahasa Indonesia
Bahasa Aceh
Bahasa Gayo
Bahasa Aneuk Jamee
Bahasa Alas
Bahasa Lamamek Simeulue
Bahasa Devayan Simeulue
1
Termenung
Tahe
Bebening
Tamanuang
Jeneng
Makhayal
2
Yakin
Yakin
Pecaya
Yakin
Yakin
3
Giat
Gigeh
Lesek
Gigiah
4
Lalai
Lale
Lale
5
Zalim
Zalem
6
Ingkar
7
Bahasa Singkil
Bahasa Pakpak Boang Singkil
Bahasa Tamiang Hulu
Bahasa Kluet
Bahasa Haloban
Tamanung/ Mlamun nonor
Nono
Temenung
Temenung
Bamanung
Percayo
Yaken
Yakin
Yakin
Yaking
Tegoh
Yaken
Mesungguh
Melikhiwa
Kuaso
Ligat
Kukut
Ghajing
Giat-giat
Coga
Lalai
Lengah
Afo-afo
Ear-ear
Lale
Lale
Lale
Lale
Lalai
Jahat
Zalim
Pekanam
Zalim
Aniayo
Kejam su
Buhakakh
Zolim
Zalim
Zalim
Sulet
Pecogah
Pangicuah
Matuhu janji
Dusto
Engkar
Engkar
Engkakh
Mungkir
ingkar
Ingkar
Maksiat
Maksiet
Maksiet
Bazina
Maksiat
Maksiat
Maksiat
maksiat
Maksiat
Maksiat
Maksiat
Maksiat
8
Loba
Greuda/ luba
Degen/ jekopen
Lobo
Lobe/cekem
Labo
Lobbo
hokok
Loba
Loba
Labo
Bolor
9
Riba
Riba
Ribe/ berojong
Riba
Bungeken sen
Riba
Riba
Pekhanaken Khiba kepeng
Riba
Tuk
Riba
10
Fitnah
Fiteunah
fitnah
Mangadu
Penjalu
fitenah
Fitena
Hasut
Hasung petenah
Fitnah
Fitnah
Fitna
11
Aib (Rahasia)
Aeb
Kemel
Aib
Kemelanen
Rahasio
Efe dengki
Cla
Ugah kalak
Ghosio
Aib
Aeb
12
Dengki
dengki
Kotek akal
Dengki
Dengki
Jajok
Dengki
Reungki
dengki
Dengki
Khianat
Dengki
13
Takabur
Teukabo
takabur/rie
Takabua
Tetualen
Tekebur
Takabul
Tkewur
tekabbukh
tekebogh
Takabur
Takebor
14
Ria
Ria
rie/ Kegalaken
Sok
Khekhiye
Gerea
Buraka
Nonggong
Nekat/ longgong
Ria
Riyo
Ggra
15
Khianat
Khianat
Gere jujur/ pecogah
Khianat
Khianat
Khianat
Hianat
Kianat
Khianat
Kianek
Khianat
Kianat
16
Dermawan
Dermawan
Pemurah
Pemurah
Mukhah atei
Mangaluma
Mura hati
Pmukhah
Pemokhah tangan
Pendeghmo Dermawan Pamura
17
Ramah (sifat)
Ramah
Bijak/ peramah
Paramah
Melulukh
RAMAH
Rama/ penserek
Sawak
Khamah
Ghamah
Ramah
Ramah
18
Ikhlas
Iklaih
ikhlas
Ikhlas
Khele
Ikhlas
Ihlaik
Irlas
Ikhlas
Ikhleh
Ikhlas
Ikhlas
19
angkuh
Angkuh
Congkak
Angkuh
Se so-en
Sombong
Ataik
Sok
Tinggi ate
Sok
Jongkek
Sombong
20
Mulia (sifat) Mulia
Jeroh budi
Ancak aka
Mulie
Mulia
Mulio
Mende prange
Mende lagu
Mulio
Muliyo
Mulia
Database ensiklopedia Bahasa di Aceh ini dibuat berdasarkan kontribusi dari para pembaca Majalah Santunan di berbagai wilayah di Provinsi Aceh. Penulisan kata-kata sesuai dengan sumbangan kontributor. Untuk partisipasi kirimkan sms ke 085362367700 dengan menyertakan padanan kata dalam bahasa daerah yang Anda kuasai. Kontributor: Bahasa Gayo-Effi Pasmini, Bahasa Aneuk Jamee-Andri Rahman, Bahasa Alas-Hasanuddin, Bahasa Sigulai Lamamek-Aji Asmanuddin, Bahasa Devayan-Mirati Adim, Bahasa Singkil-Hendra Sudirman, Bahasa Pak-pak Boang-Sulaeman AR, Bahasa Tamiang HuluLukmanul Hakin, Bahasa Kluet-H.Bahrum Basyah, Bahasa Haloban-Ikhsan. Padanan kata untuk edisi berikutnya: Rumput, Pohon, Gersang, Lilin, Marcon, Lengkung, leleh, Badai, Hisap, Tiup, Kemana, semua, Telan, Dahak, Kriting, Ikal, Bingkai, Asap, Bara, Arang.
50
Santunan
September 2013
BAHASA INGGRIS<<
Do Best to Our Neighbor
Written by: Mulyadi Idris, S.Ag., M.Hum The neighbor holds a special status in Islam. Islam encourages Muslims to treat their neighbors in a gentle way that reflects the true and genuine spirit of Islam as exemplified in its tolerant aspect especially with people of other faiths. It makes no difference whether the neighbors are Muslim or non-Muslim. After family, neighbors are the people that we depend on the most in times of strife and calamity, and in times of need. A bad relationship with neighbors can make life miserable. It is important that people who share a neighborhood be able to trust and rely on each other, regardless of their religion or ethnicity. Neighbors must feel secure that both their honor and wealth are safe. A good neighbor is one who guarantees comfort, security and safety. For this reason it is important that one who believes in obeying God does not spare any effort in being considerate of and generous to the neighbors. Prophet Muhammad warned his companions against harming or upsetting the neighbors. Islam teaches us to be patient even to evil neighbors. We live for a short time, do good and die in good. Furthermore, a good Muslim neighbor must show kindness, friendship, mutual support and good
treatment towards their neighbours out of the fear of Allah. One should do this out of the fear of Allah because it might be his only entrance into Paradise as well as seeking a great amount of blessings from Allah by treating his neighbours well. Some qualities of being a bad neighbor are not protecting his honor, not concealing his faults, not helping him when he is in need, not lowering the gaze from his womenfolk, and letting everything to harm them. A bad Muslim is therefore deprived of the blessings of faith, has no fear for Allah and does not want to enter Paradise for helping his neighbor. This is the worst type of people to be categorized in. Finally, I would like to ask everyone to help your neighbor in any way you can and also to always make them happy. Please remember the following Hadith on the rights of a neighbor and save yourselves from entering the fire of Hell. The Prophet (saw) said, help him if he asks your help; give him relief if he seeks your relief, show him concern if he is distressed and when he is ill, attend his funeral if he dies; congratulate him if he meets any good; sympathize with him if any calamity befalls him; do not block his air by raising your building without his permission and do not irritate him.
Glossary genuine (adj) : ikhlas strife (n) : perselisihan calamity (n) : malapetaka miserable (adj) : tidak senang
secure (adj) : rasa aman companion (n) : teman gaze (n) : pandangan deprived (v) : mencabut Santunan
September 2013
51
>>CERPEN
Untaian Pilu Cut Januarita, Guru MAN Model Banda Aceh dan Anggota FLP Aceh
M
emasuki masa semester genap, Bu Risna bingung. Pasalnya, ada satu siswi kelas 2IPA6 ini mulai turun prestasi akademiknya. Ia pintar tapi kini sering melamun saat guru menerangkan pelajaran. Tatapannya kosong memandang guru yang mengajar. Entah apa yang sedang bergelayut di kepalanya. Pelajarankah, atau pacaran? Maklum masa remaja, ada saja yang terlintas dan melayang-layang dipikiran. Gadis putih yang baru menginjak masa remaja itu, tinggi semampai. Parasnya mengingatkan pada sahabat lama. Gadis itu mirip dengan Ozie, teman sekampusnya. Cuma banyak juga bedanya. Gadis itu pendiam, sederhana dan sopan santun. Kalau Ozie suka mencari perhatian dan agak matre. Bu Risna menjadi penasaran dan mulai bertanya dengan guru lain. Jawabannya sama saja, bingung! Namun setidaknya ada satu guru yang kebetulan membidangi bagian OSIS yang sedikit memberi informasi. Dina nama siswi itu sering dihinggapi penyakit lalai. Kalau dikasih amanah, tapi dikerjakan lain. Dina dengan mudah mengatakan jika ia lupa karena banyak pekerjaaan di rumah.” Kali ini seperti biasa, Bu Risna akan memberikan ulangan sehabis selesai satu bab pelajaran. Bu Risna memberi ujian untuk menguji kemampuan para siswa. Sudah hampir jam 8 pagi, batang hidung Dina belum tampak di dalam kelas. Sedangkan jadwal jam ulangan yang disepakati sudah akan mulai. ‘Duh siswiku, kemanakah dirimu?’ bisik Bu Risna dalam
52
Santunan
September 2013
hati, siswa lainnya tahu kegelisahan Bu Risna yang menunggu siswinya yang telat datang. “Bu, kita mulai saja terus ujiannya. Jika Dina tidak datang, kasih ujian susulan saja Bu,” kata teman sebangku Dina sambil menutup buku pelajaran yang telah dibacanya tadi. “Oke jika begitu…Silahkan kalian menutup semua buku, masukkan dalam tas. Jangan lupa tulis Bismillah, nama dan kelas kalian di kertas kosong,” kata Bu Risna dengan wibawa. “Assalamualaikum, Bu.” Dina tiba-tiba telah muncul dekat pintu. Dina menunduk disela daun pintu. Harapannya satu, Bu Risna berbaik hati mempersilahkan ia masuk. “Waalaikumsalam Dina, silahkan duduk.” Bu Risna mempersilahkan Dina masuk. “Maafkan saya, Bu. Tadi saya telat bangun pagi. Saya lagi kurang sehat.” “Untung piket berbaik hati menyuruh kamu masuk.” Ujar Bu Risna dan mampu menghadirkan senyuman di wajah Dina yang pucat. Kelihatan Dina bergegas mengambil kertas dan pulpen. Bersama temantemannya yang lain, mereka mulai mencatat 5 soal biologi, mata pelajaran asuhan Bu Risna. Setengah jam sudah ujian berlangsung dengan aman. Bu Risna tidak bosanbosannya mondar-mandir memperhatikan siswa jangan sampai ada yang menyontek. Dan Dina kelihatan menangis. Olala apa yang sedang terjadi??? Tangisan kecilnya
mulai terdengar di ruang kelas memecah konsentrasi ujian. “ Bu, saya sudah siap. Ada beberapa buah yang tidak sanggup lagi saya kerjakan. Saya lupa Bu.” Mata Dina memelas ketika tahu Bu Risna tiba-tiba sudah berada di sampingnya. Bu Risna memperhatikan lembaran kerja Dina. Hanya 2 soal yang berhasil di jawab dalam waktu setengah jam. Selebihnya nihil. Padahal 3 soal yang diberikan, semuanya sudah diajarkan. Ya kemungkinan kesibukannya di OSIS sangatlah menyita waktu. Manajemen waktunya berantakan, tidak mampu membagi waktu. Bu Risna mengelus kepala Dina. “Ya sudahlah…Ibu tahu hatimu sedang dilanda kesedihan. Kita bicara di teras kelas sebentar yuk. “ Dina mengangguk. Ia segera keluar kelas. Bu Dina memberi kode kepada siswa agar tidak ribut. “Sekarang di teras hanya ada kita berdua. Ibu mau tahu apa yang selama ini menimpa dirimu dan keluarga? Percayalah kepada ibu bahwa tidak akan menceritakan kepada siapapun juga.” “Ibu saya di rumah sudah keterlaluan. Tadi malam saya dan adik dikejar ibu sambil bawa perang. Untung Ayah datang melerai.” Dina mulai menangis. Bu Risna terperanjat. Tapi ia sigap memberi kode agar Dina menghentikan tangisannya. Siswa kelas lain yang kebetulan lalu lalang di dekat mereka, keheranan. Bu Risna memberi aba-aba agar mereka tidak menoleh lagi. Untunglah
CERPEN<<
kelas mereka berada di lantai atas, jadi agak lebih sunyi. Bu Risna sempat mengeleng-gelengkan kepala. Di jaman sekarang ini, cerita Dina mirip sinetron Indonesia. Pasalnya, Dina dan adik ditugaskan jaga warung. Saat itu rezeki lumayanlah masuk. Hasil penjualan voucer HP juga banyak. Dina terpaksa mengambil uang 50 ribu untuk membayar uang kas kelas yang banyak tertunda. Sisanya untuk membayar uang LKS. Saat ia memegang uang, ibunya yang kebetulan pulang dari berbelanja menangkap basah perbuatan Dina. Adiknya berusaha membela Dina, dianggap bersekongkol berniat mencuri juga. Dengan situasi yang memanas itu, ibunya sempat pergi ke dapur mengambil parang. Rupanya bukan hanya sekali ibunya kalap memegang benda tajam jika marah. Untunglah Ayah yang kebetulan berada di rumah segera melerai. Tanpa disadari kini mata Bu Risna memerah. Sedih bercampur marah dihati. Kok masih ada di jaman sekarang ibu kandung melakukan perbuatan seperti itu. Atau mungkin ia hanya untuk menakutnakuti saja buah hatinya agar tidak pernah berbuat salah? “Apakah salah jika saya mengambil hak saya? Kalau diminta langsung, ibu pasti tidak kasih. Sedangkan ibu sering mengunakan uang pemberian ayah untuk membeli keperluan penampilannya. Baju, jilbab, sudah terlalu banyak di rumah. “Ibu Risna lebih baik dari ibu saya.” Dina menatap gurunya penuh arti. “Tidak Nak. Ibumu lebih baik
dari semua ibu yang ada di dunia ini. Percayalah, apa yang telah diperbuatnya selama ini, itu hanyalah kekurangan ibumu memahami hakikat Islam. Hak-hak anak dan orang tua yang tidak diketahui, inilah penyebabnya. Bu Risna yang bijaksana mulai memberi nasehat. Dina menganggukangguk. Sepertinya hatinya tersirami dengan sinaran rohani dari seorang pendidik yang tidak pernah ia dapatkan dari ibu kandungnya sendiri. “Insya Allah dalam minggu ini ibu akan berkunjung ke rumahmu.” Kalimat terakhir dari wali kelasnya itu, mampu menghentikan air mata yang telah banyak tertumpahkan. Keesokan paginya, teman sebangku Dina tergopoh-gopoh mencari Bu Risna di ruang dewan guru. Katanya, Dina tadi menelponnya. Dina tidak bisa pergi ke sekolah karena harus menjaga ibunya yang sakit parah. Dan ia berharap Bu Risna hari ini ke rumahnya. Setelah meminta ijin sama piket, Bu Risna segera menancap sepeda motornya. Alamat rumah Dina begitu mudah dicari. Sepertinya ia pernah menginjakkan kaki di rumah itu. Ada sebagian tetangga mengurumi rumah sederhana. Ada sesuatu yang terjadi. Ketika tahu guru Dina yang datang, mereka segera menuntun Bu Risna masuk ke bilik kamar. Dari informasi tetangga yang beredar, tadi malam baru terjadi KDRT. Rupanya permasalahan Dina yang mengambil uang di warung, belum habis imbasnya hari itu juga. Suami yang memberi nasehat untuk istri,
dianggap suami membela anak. Pisau dapur ditangan istripun mulai mengayun. Suami menangkis dengan tangan kanan sekuat tenaga. Darah mulai bercucuran membasahi baju. Ya ayah Dina terluka. Lebih hebatnya lagi ayunan pisau kecil itu membal dari tangan istri dan malah mengenai kepalanya sendiri. “Bu Risna…Uugh…Uugh…,” pelukan itu sangat keras memeluk tubuhnya. Tangisan berat Dina pecah. Ibu dan ayah Dina terluka…” Bu Risna memperhatikan sosok tubuh terbaring lunglai. Ia sangatlah terkejut. Kepalanya dibaluti dengan sebagian kain putih. Bekas darah masih menempel di perban itu. “Apakah kamu Ozie sahabatku dulu?” Suara terbata-bata itu terdengar jelas. “Ris…na…Benarkah kamu Risna gurunya Dina?” Anggukan itu makin menguatkan. Bu Risna segera merangkul tubuh yang terbaring itu. Isakan tangis perjumpaan begitu menyayat hati.” “Maafkan aku, tidak dapat jadi ibu yang baik.” “Tidak sobatku, masih ada waktu untuk memperbaiki keadaan ini semua.” Bu Risna menghela nafas. Air ludahnya tertekan ditenggorokan. Sayup-sayup hembusan angin telah membawa dua hati kembali bersatu. Tangisan itu berubah tawa. Di sisi mereka, Dina makin heran dan tak mengerti. Ia berharap perjumpaan ini membuka cikal bakal kehidupan keluarganya yang lebih baik dan harmonis. Santunan
September 2013
53
>>ISLAMIKA
Alasan Ulama Saudi Larang Wanita Berkendara Riyadh - Perempuan di Arab Saudi saat ini masih berjuang untuk diizinkan mengemudi kendaraan. Namun, ulama Saudi, Sheikh Saleh bin Saad al-Luhaydan mengatakan mengendarai kendaraan dapat berpengaruh pada kandungan wanita. "Mengemudi dapat berdampak secara psikologis. Ilmu pengetahuan psikologi dan medis telah mempelajari ini dan menemukan dampak pada ovarium dan menarik pelvis. Itulah mengapa wanita yang terus mengemudikan mobil anak-anaknya lahir dengan kelainan klinis yang bervariasi," terangnya dikutip Al-Arabiya. Aktivis wanita Saudi meluncurkan kampanye untuk mengemudi bagi wanita pada 26 Oktober. Lebih dari 11 ribu wanita menandatangani deklarasi online tersebut. Dalam deklarasi itu, mereka meminta wanita dapat dites mengendarai kendaraan dan menerbitkan izin mengemudi bagi mereka yang lolos ujian. Sheikh al-Luhaydan menilai, wanita harus mempertimbangkan pikirannya sebelum emosi dalam kasus ini. "Dampak dari ini buruk dan mereka harus menunggu dan mempertimbangkan negatifnya," ujarnya. Sebelumnya, sebuah badan yang dikenal sebagai'Badan Amar Makruf Nahi Munkar' melarang perempuan Arab Saudi berekreasi di taman-taman. Larangan itu berlaku bagi wanita berusia di atas 12 tahun. Menurut laporan televisi Al Alam pada Senin (27/8), Badan Amar Makruf Nahi Munkar Saudi mengancam akan menutup taman-taman dan tempat rekreasi jika tidak mematuhi larangan tersebut. Koran Al Quds Palestina menulis Badan Amar Makruf Nahi Munkar mengeluarkan peringatan untuk terakhir kalinya kepada pengelola
taman-taman dan tempat bermain untuk melaksanakan instruksi badan tersebut. ''Jika tidak mematuhinya, maka badan itu akan menutup tempat-tempat tersebut atau membayar denda berat,'' tulis Al Quds Palestina. Menurut pengakuan warga Saudi, seperti ditulis situs irib.ir, selama beberapa bulan terakhir pelarangan itu telah diberlakukan. Pelarangan dan pembatasan tersebut menuai protes keras dari warga Saudi. Seorang warga dilaporkan meninggal dan keluarganya terluka saat mereka ditangkap dengan alasan menghidupkan musik terlalu keras di dalam mobilnya. Wanita Arab Saudi juga masih dilarang bekerja sebagai pelayan dan kasir di restoran. Mereka hanya diperbolehkan bekerja di dapur. Menurut media lokal, asisten wakil pengembangan di Kementrian Tenaga Kerja, Fahad Al-Tuhkaifi mengatakan keputusan menteri dikeluarkan tahun lalu. Wanita yang
dipekerjakan di restoran harus dibatasi di dapur saja. Dia tidak diperbolehkan melayani pengunjung. Dia mengatakan tidak ada instruksi yang dikeluarkan mengenai perempuan yang bekerja di toko-toko kelontong dan binatu. ArabNews mengutip seorang anggota Kamar dagang dan industri Jeddah, Aisha Natto yang mengatakan institusinya menghormati keputusan tersebut. Sementara itu, seorang pengusaha Saudi, Dalal Kaaki mengatakan dia menentang gagasan yang mencegah perempuan bekerja sebagai kasir di restoran. Meskipun, dia mendukung keputusan yang tidak mengizinkan perempuan bekerja sebagai pelayan. Dia mengatakan satu-satunya kendala yang menghalangi perempuan bekerja sebagai pelayan atau kasir di restoran adalah pelecehan. "Pelecehan terjadi di seluruh dunia. Pejabat khawatir perempuan akan terkena pelecehan, sehingga mereka melarang mereka dari bekerja," ujarnya. [rol]
Wali Kota AS Ini Tetapkan Oktober Sebagai Bulan Warisan Islam Washington - Museum Warisan Islam Amerika menyatakan bahwa wali kota Washington DC (District of Columbia) memproklamirkan Oktober sebagai Bulan Warisan Islam Amerika. Tahun ini merupakan perayaan tahunan Bulan Warisan Islam Amerika di kota DC yang kedelapan. Tema tahun ini adalah Menghubungkan Orang-orang melalui Budaya dan Sejarah. Wali kota Vincent Gray menyerukan kepada seluruh warga kota ini untuk bergabung dengannya dalam merayakan dan memberi pengakuan bagi sejarah dan sumbangsih komunitas Muslim. Komunitas Muslim di seluruh kawasan didorong untuk menerima tamu dan menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menyoroti keanekaragaman, sumbangsih dan sejarah mereka seperti dilansir VOA. Sekolah-sekolah umum juga didorong untuk mempelajari
54
Santunan
September 2013
sejarah Islam di Amerika yang kaya, untuk mengajarkan toleransi dan saling pengertian, dan untuk mengunjungi museum Warisan Islam Amerika.[rol]
ISLAMIKA<<
Sisters House, ‘Rumah’ Para Mualaf Queensland Queensland - Sejak dua tahun lalu, para mualaf Queensland, Australia mendirikan sebuah rumah untuk menaungi para wanita yang melabuhkan hati pada Islam. Sisters’ house, demikian tempat pemberdayaan yang dikelola para relawan yang baik hati tersebut. Rumah para mualaf itu berada di sekitar Brisbane, tepatnya dekat dengan Masjid Kuraby. Disanalah komunitas muslimin terbesar ditemui. Di Brisbane pula muslimin hidup damai dengan masyarakat meski jumlahnya minoritas. Seorang mualaf, Bayaan Grant mengatakan, dibentuknya Sisters’ House bermula ketika dia dan para mualaf lain mengalami kesulitan hidup. Ketika memilih berislam, banyak tantangan yang dihadapi mereka, seperti kehilangan keluarga dan teman-teman, kesepian dan tak punya tempat tinggal, hingaa kehilangan pekerjaan. Sementara itu, para mualaf juga membutuhkan pendidikan Islam untuk menjaga hidayah yang didapat. Bersama para Muslim lain, Bayaan pun kemudian membentuk Sisters’ House. Salah seorang muslimin yang ikut mengelola, Selma Cook menuturkan, ditengah era informasi yang begitu berlimpah, setiap orang dapat dengan mudah mencari
pengetahuan Islam. Namun, pengetahuan saja tidak cukup menjadikan seseorang sebagai Muslim yang baik. “Seberapa banyak umat Islam yang berhasil mengembangkan komunitas yang dibangun berdasar kesalehan dan kebajikan?” ujarnya. Jatuh bangun pengelolaan rumah para Mualaf tersebut. Terutama ditahun-tahun awal karena minimnya dana. Hingga kemudian Queensland Charity and Welfare Association (TAQCWA) memberikan bantuan. Organisasi yang menaungu komunitas mus-
lim di Queensland itu pun mengambil alih pengelolaan Sisters’ House. Saat ini para mualaf terutama wanita mendapat “rumah” untuk menemukan pemecahan masalah hidup, bersosialisasi dengan muslimin, serta meningkatkan keimanan mereka dengan mendpata suntikan ilmu agama. Tak sedikit yang kemudian membawa anak-anak mereka untuk mendapat pelajaran Islam di tengah masyarakat dominan nonIslam. “Saya tidak bisa membayangkan hidup tanpa Sisters’ House,” ujar Bayaan.
Dubes Paraguay untuk ASEAN Masuk Islam di Masjid Istiqlal
Jakarta - Duta Besar (Dubes) Republik Paraguay, Cecar Estebon Grillion memutuskan untuk menjadi muallaf dan memeluk Islam di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (27/9). Pengesahan muslim Cecar dengan pengucapan dua kalimat syahadat ini dilakukan usai shalat Jumat di hadapan ribuan jamaah dengan disaksikan Menteri
oleh ribuan jamaah masjid Istiqlal yang menyaksikan. Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Ali Mustafa Yaqub mengatakan keinginan Cecar memeluk Islam ini bukan karena tekanan atau karena akan menikah dengan wanita muslimah semata, tapi memang karena hidayah dari Allah. Cecar mengakui memang telah sejak lama tertarik dengan Islam. Namun, ia belum berani untuk mengungkapkan keinginannya untuk menjadi muslim. Bantuan hidayah itu, jelas dia, ternyata ditunjukkan Allah melalui jodoh yang ia dapatkan. Yakni seorang muslimah dari Indonesia bernama Yulie Setyohadi. Dari sinilah ia memantapkan akan mempelajari Islam. Keseriusan Cecar ini pun dapat dilihat Agama (Menag) Suryadharma Ali. Pengucapan syahadat Cecar Estebon ketika ia memutuskan akan mempelajari Grillion dibimbing langsung oleh Imam Islam langsung dari tokoh besar umat Islam Besar Masjid Istiqlal, KH. Ali Mustafa indonesia, Prof. KH. Quraish Shihab dan ia Yaqub. Dengan sedikit terbata-bata Cecar sendiri sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal. Untuk nama pengganti, Cecar mengakui mengucapkan syahadat dengan bahasa Arab. "Asyhadu anla Ilaha illa Allah, Wa asyhadu belum akan mengganti namanya menjadi anna Muhammad ar Rasulullah," kata Cecar, muslim dan masih akan tetap menggunakan yang langsung disambut "Alhamdulillah," nama lama yang dimilikinya.[rol] Santunan
September 2013
55
>>PUISI Kau Penaskah Janji Lubang-lubang kecil Yang tersumpal kerikil Begitu cadasnya Menggores sang kaki yang menapak Kekejaman sang orator Tiap waktu berkoar-koar Seolah-olah semuanya benar Kau... yang meracuni, menghapus janji Teriming-iming kami Rela saling mengingkari Rela termakan hati Demi membuka pasung negeri yang sudah bertahuntahun terkunci Tapi kini... Kau pikir seolah-olah tak pernah terjadi Muaknya Aku mengintip topeng busuk itu Setiap saat kau tutupi Dengan opera-opera sejuta misteri Dan orkestra nyanyian keki Siapa kau sebenarnya di balik semua ini? Laut, Gunung, Langit, Bulan, Bintang, Matahari, Mereka tau apa yang pernah engkau seru, Bahkan Tanah pun sudah muak untuk dilukisi jejakmu Pergi... Jangan nodakan darah kami yang masih suci Kau memang bukan kumpulan kami-kami Wahai pengumpul janji Banda Aceh, Maret 2013 Junaidi Zainal Arsyah Mahasiswa FKIP PBSI USM, menetap di Gampong Lamgugob, Kec. Syiah Kuala Banda Aceh
Lukisan Pagi lukisan pagi di balik gunung nan kokoh sedikit berkabut, tampak hijau tua aura -aura alam tampak mewangi sejuk merasuk hingga kesukma burung-burung kecil mulai terbang mencari makan seraya menanti senyum mentari cairkan butiran-butiran embun di dahan pohon dan rerumputan sejauh mata memandang lahan sawah nan kosong... luas membentang menanti garapan dari sang pemiliknya.. mencalitrakan betapa indahnya lukisan pagi di balik istana bambuku ini... memberi insirasi baru tuk seanantiasa bersyukur pada sang khalik... dalam menggali sesuap nasi demi keluarga tercinta Langsa, 04 Juli 2013 Ida Riyani Staf TU MTSN Alue Lhok Kab. Aceh Timur
Salam Rindu Seindah lembayung senja Semburat merah memenuhi kaki cakrawala Ombak bergelombang menggulung bibir pantai Burung–burung merenguh kembali ke sarang Kala malam semakin kelam Ku terduduk di sudut malam Menatap rembulan di balik mega Ku teringat tentang sepucuk asa Yang lama ku pendam di balik suka Kehadiran sesosok raga… Namanya t’lah lama terukir di lubuk hatiku Laksana ulat yang memamah daun Sungguh, ku tak kuasa mencegahnya Karna rasa itu menyejukkan kalbuku Kutitipkan rindu pada sang bayu Demi salju di hati yang kian berlalu Padanya kulayangkan salam terindah Salam penghormatan kasih dan cinta Yang tak pernah pudar Dalam segala musim dan peristiwa Riedha Fahri
56
Santunan
September 2013
PUISI<< Penguasa Roda dunia di tanganmu Bebas kau putar kesetiap arah Jabatan, kekuasaan di pihakmu Hanya tergantung ke mana kau arah Semua kebutuhan lebih dari mencukupi Semua kemauan pasti terpenui Walau salah kau berkata akan benar adanya Apalagi kata benar akan dinomorsatukan Kau bergelut dalam kesenangan Kau bergelimang dalam kemewahan Dunia bebas kau yang menentukan Hal yang tak mungkin bisa kau pastikan
Kau disanjung dan dipuja Bagaikan raja di singgasana Bila dirimu s’lalu waspada Bisa membeda baik buruknya
Dunia panas bisa kau redam Salju beku bisa kau cairkan Asalkan adil beriring kejujuran Pasti terjamin dalam pemerintahan
Selagi kekuasaan di tanganmu Tanam kan sebuah prinsip dan tekat “Qulli haqqa walau kana murran” Jadikan itu sebagai pedoman Rusmiyati, S.Pd.I Guru MTsN Delima Jln. Grrot – Reumbee, Delima, Kab. Pidie
Dunia Penuh Misteri
Selamat Jalan... Setiap hari kau tampak rapi Dengan kerudung yang dihias bros cantik Ditambah lagi polesan lipstik di bibirmu Kau terlihat anggun Meski usiamu tak muda lagi Dua puluh tiga tahun telah berlalu Kau abdikan dirimu Sebagai pengabdi negara Di Kankemenag ini Begitu banyak jasamu Yang tidak sanggup kami baca satu persatu Celotehan panjangmu Yang selalu menggebu dan kadang menggelikan Kini tidak lagi terdengar Hari ini masa pensiunmu tiba Di bangku kesayanganmu Kulihat kau termenung sendiri Pandanganmu menerawang Jauh... Apa yang ada di benakmu Sedihkah.... Bahagiakah..... atau engkau merasa kehilangan Atas apa yang selama ini menjadi rutinitasmu Sungguh aku tak pernah tau Kini...bangku itu terlihat kosong Tanpa sosokmu yang enerjik Selamat jalan Bundaku Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya Humaini Staf Peny. Haji dan Umrah Kankemenag Kab. Bener Meriah
Simponi dunia mengukir sejuta misteri Menerjang ombak dalam lingkaran sang waktu Kini noda telah bersemanyam Hingga jiwa tak bening lagi Wahai yang Maha Khaliq... Aku ingin kesejukan jiwa dan kedamaian hati Jangan biarkan aku meraba-raba dalam semu Aku mohon keridhaan-Mu Di bawah singgasana-Mu Aku bersimpuh Dalam harapan... Untuk kubeningkan jiwa yang hakiki Suryani, S.Pd.I Guru MIN Blang Mane Kecamatan. Simpang Mamplam, Kab. Bireuen Santunan
September 2013
57
>>MADRASAH MTsN Peureulak Kab. Aceh Timur
Budayakan Gemar Membaca
Seperti yang telah di programkan Kepala MTsN Peureulak di awal pengangkatan beliau menjadi Kepala madrasah tersebut bahwa MTsN Peureulak Aceh Timur akan berupaya melahirkan generasi yang menguasi ilmu agama dan ilmu umum, salah satunya menerapkan budaya gemar membaca bagi siswa-siswi. “Program ini telah berjalan beberapa waktu yang lalu dan tepat tanggal 28 oktober 2013 nanti akan kami adakan lomba pemilihan raja dan ratu membaca
tingkat MTs sebagai implementasi program kami meningkatkan generasi yang menguasai ilmu agama dan ilmu umum,” ujar Kepala MTsN Peureulak Darwan,S.Pd yang dikonfirmasi melalui telepon seluler Kamis (03/10). Budaya gemar membaca ini diterapkan dalam rangka meningkatkan minat baca siswa-siswi MTsN Peureulak sehingga akan menghasilkan siswa yang berprestasi. “Membaca adalah jendela dunia, menguasai ilmu agama agar jangan sampai menipu
Guru Harus Jadi Teladan
Dalam rangka memajukan dunia pendidikan banyak metode atau cara yang dilakukan, pendidikan sendiri semata-mata bukan hanya bertujuan menjadikan siswa atau anak didiknya menjadi pintar dengan menguasai materi yang diajarkan akan tetapi pendidikan juga bertujuan mendidik siswa agar memiliki ahklak atau perilaku yang baik. Dalam hal mencapai tujuan agar siswa memiliki ahlak atau perilaku yang baik Kepala MTsN Peureulak Darwan,S.Pd, Kamis (03/10), menghimbau kepada seluruh dewan guru MTsN Peureulak, MTSN Peureulak di Jalan Banda Aceh-Medan Km. 396 Kecamatan Peureulak Kabupaten Aceh Timur, agar menjadi teladan bagi siswanya, yang hamper 270 siswa. Melihat pada tahun-tahun sebelumnya keteladanan guru di MTsN Peureulak sudah cukup baik dan untuk tahun-tahun berikutnya Kepala MTsN Peureulak, dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 10101963, berharap agar dipertahankan dan ditingkatkan. “Saya berharap agar guru di MTsN Peureulak ini menjadi teladan bagi siswanya, apabila keteladanan yang baik dicontohkan oleh seorang guru, kami yakin akan dengan sendirinya terbentuk perilaku atau akhlak yang baik pada siswa kita,” ungkap Darwan. Lanjutnya, jika guru tidak memberi contoh yang baik maka semua program tidak bisa dilaksanakan dengan baik pula, “Untuk itu kami berharap agar tetap dipertahankan dan ditingkatkan lagi,” harapnya. [abi naufal/y]
58
Santunan
September 2013
orang, dan menguasai ilmu umum agar jangan sampai ditipu orang,” ungkap Darwan. Mantan Kepala MTsN Rantau Panjang Peureulak itu menyebutkan seluruh jajarannya bertekad membuat programprogram yang mendukung melahirkan generasi yang berguna bagi agama dan bangsa, “Seperti cinta jum’at, liat sampah ambil, berbagai perlombaan dan kegiatankegiatan lainnya,” tutupnya. [abi naufal/ jamaluddin/y]
Pemilihan Raja dan Ratu Membaca Memperingati hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, MTsN Peureulak Kabupaten Aceh Timur mengadakan lomba pemilihan raja dan ratu membaca tingkat Madrasah Tsanawiyah se-Kabupaten Aceh Timur tahun 2013. Kepala MTsN Peureulak Darwan,S.Pd mengatakan ikrar Sumpah Pemuda melahirkan satu bahasa yaitu bahasa Indonesia, sebagai pelajar yang kelak menjadi generasi penerus bangsa, diharapkan mampu mengaplikasikan bahasa Indonesia dalam segala sendi kehidupan. “Mengingat rendahnya minat membaca para pelajar yang sekarang terkontaminasi oleh arus teknologi, maka kami berusaha membangkitkan gairah dan minat pelajar melalui lomba ini dengan tujuan melahirkan pelajar yang berwawasan luas, memiliki imtaq (iman dan taqwa) dan menguasai iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) yang akhirnya membentuk karakter yang bersahaja,” urai Darwan,S.Pd penanggung jawab lomba. Di tempat terpisah, Ketua panitia lomba Susilawati, S.Pd menyebutkan lomba diadakan di MTsN Peureulak pada tanggal 28 Oktober 2013, “Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda yang dibuka oleh Kakankemenag Aceh Timur,” ujar Bu Susi yang didampingi wakilnya Subki yang akrab disapa Abu Peureulak itu. Susilawati menambahkan dana perlombaan selain dari sumbangan peserta juga dari sponsor, “Kegiatan ini disponsori oleh Penerbit Erlangga perwakilan Aceh Timur, Toko Sinar Baru Peureulak dan Toko Shahibul Peureulak,” tutup Susi. [jamal/abi naufal/y]
Santunan
September 2013
59