25 November Semua Kontingen Porseni Sudah di Kutacane Majalah
Edisi 09, Oktober 2012 M/Zulhijjah 1433 H
PMA 13/2012 Turun
SELAMAT DATANG Struktur Baru
Rp. 9.500,-
ISSN 0216-0790
Keluarga Besar
Mengucapkan
Selamat Hari Raya
Idul Fitri 1 Syawal 1433 H
Minal Aidil Wal Faidzin Mohon Maaf Lahir & Bathin ttd Pimpinan
Percayakanrang
kebutuhan Ba Anda n a k a t i e C m a K a d a p ke Harga bersaing Kualitas dijamin Siap tepat waktu Bonus Iklan di koran&radio
Koran Majalah Tabloid Buku Poster Brosur Kalender Undangan Tiket
Kotak Makanan Kotak Tissue Sertifikat Stiker Kop Surat Leaflet Kartu Nama Map Folder Bag Paper
MEUSAREE-SAREE
W O R K I N G TO G E T H E R
caritas
CZECH REPUBLIC
Jl. Raya Lambaro Km.4,5 Tanjung Permai, Manyang PA Kec. Ingin Jaya Aceh Besar, Telp. (0651) 635544. Fax (0651) 637170 - Banda Aceh
KONTAK PERSON : - Elva (085228072947) - Maimun (08126965168) - Firdaus (0811685133) - Bahar (085260083328)
ISI
Majalah
Edisi 09, Oktober 2012 M/Zulhijjah 1433 H
06-11 UTAMA
Selamat Datang Stuktur Baru 30-31 LENSA
Mabrur, Hak yang Muda dan Uzur
12
PERISTIWA
22
KANWIL Aceh Peringkat VII PAIF 2012
29
KONSULTASI KELUARGA Menikahi Janda tanpa Wali
32
TAFSIR Rahasia Ilahi di Kota Suci
36
CERPEN The Best Scenario
38
SOSOK H. Hamli Yunus, S.Ag
40
OPINI Tatkala Manusia tidak Dianggap Sebagai Aset Think-Pair-Share; Berpikir-Membaca Silaturrahmi; Panjang Umur, Mudah Rezeki Andai PNS/Guru Ambil Kredit Dialog Burung dan Hewan Qurban
49
ISLAMIKA Yahudisasi Jerusalem akan Berujung Kehancuran Israel AS akan Cincang Arab Saudi Jadi Tiga Negara Gara-gara ‘Iddah, Yahudi Masuk Islam
50
BUDAYA
52
BAHASA
34-35 MADRASAH
Madrasah dengan Enam Murid
54-56 DAYAH
Mahkota di Kota Gas
SURAT
Dua staf Hukmas dan KUB Kanwil Kemenag Aceh (Amwar Citra Hutabarat dan Darwin) di sela-sela kesibukan melayani Jamaah Calon Haji 1433 H/2012 M.
Bagaimana Cara Kirim Tulisan? Assalamu’alaikum, Pemred, Redpel, dan Redaksi yang terhormat. Saya dari pantai Barat-Selatan mau bertanya, apa syarat-syaratnya, jika ingin mengrim opini dan puisi ke redaksi agar dimuat? Terima kasih dan salam Wasslam. Rizal, Nagan Raya Redaksi. Silakan kirim opini, puisi, artikel, atau berita yang sejalan dengan misi dan visi Kementerian Agama dalam attachement email ke redaksi (
[email protected]) dan sertakan identitas diri. Kapasitas (panjang dan pendek) tulisan adalah 750 kata atau 4.500 huruf (tanpa spasi) untuk satu halaman.
Nomor Kontak dan Email Majalah Santunan Pembaca dan Bendahara Satker yth. Sliahkan menguhubungi kami: untuk keredaksian di nomor 085362367700 atau email
[email protected]. Sedangkan usaha di nomor 085277759339 atau usahasantunan@gmail. com. Rekening: Bank Rakyat Indonesia No. 00000037-01-002219-30-7 a.n. Majalah Santunan Bank Syariah Mandiri No. 7070777775 a.n. Majalah Santunan Terima kasih.
BIRO DAERAH MAJALAH SANTUNAN:
Kota Banda Aceh Yusri, Said Mahfud, Aceh Barat Narjun Ikhsan, Merahwan, Simeulu Drs. H. Yusman, Iskandar, Aceh Barat Daya Zubaili, Fajrina, Nagan Raya Muhammad Juned, Taufiq, Aceh Tengah M. Ramli, SH, Hasanah, Gayo Lues Ibrahim, S.Ag, Munirullah, S.Sos.I, Pidie Drs. Ilyas Muhammad, Syuib, S.Ag, Kota Lhokseumawe T. Helmi, S.Sos, Umar Dani, Aceh Besar Nasrullah, Amirullah, Kota Sabang H. Khairuddin, S.Ag, Eriadi, ST, Aceh Jaya Taisir, S.TH, Rahmat, Aceh Selatan Drs. Bukhari Harun, Ainul Marziah, Aceh Tenggara Syaiful, S.HI, Razali, Aceh Timur Jakfar, S.Sos.I, Hermansyah, Aceh Tamiang Muhammad Sofyan, Jumini, Kota Langsa M. Dahlan Ary, Apmilina Sari, Aceh Utara Drs. Kasmidi, A. Hadi, Aceh Singkil Ghazali, S.Ag, Widiastuti, Bener Meriah Drs. H. Hamdani, Ambiya Yusri, Bireuen Ismuar, S.Ag, Mursyidah Kota Subulussalam Taufiqurrahman,S.Sos.I, Sunarto,SE.
Redaksi hanya memuat surat, email, atau sms yang menyertakan identitas yang jelas, dan disampaikan dalam bahasa yang sopan. Demikian untuk dimaklumi.
04
Santunan
Oktober 2012
SALAM
Menanti ASN dan Struktur Baru muhammad yakub yahya Sementara, ada dua ‘revolusi’ bagi PNS dan CPNS. Baik staf, atasan, maupun pensiunan, di institusi mana pun, bulan-bulan ini, yang butuh kesiapsiagaan ekstra. Pertama, RUU ASN (Rancangan UU tentang Aparatur Sipil Negara) yang sedang menanti pengesahan eksekutif (pemerintah). RUU itu bakal berlaku bagi semua PNS, juga abdi negara yang akan pensiun pada 2013. Kedua, khusus bagi Kementerian Agama Provinsi Aceh (Kanwil Kemenag bersama 23 Kankemenag Kabupaten/Kota), struktur baru yang digulirkan pada awal 2013, juga barangkali akan menambah ‘rasa gerah’ bagi ‘pemburu jabatan’’ yang merasa enggan untuk ‘pensiun’ dari jabatan sekarang. Adalah mantan Pj. Gubernur Aceh, Ir. Azwar Abubakar, yang kini menjabat Menteri PAN RB (Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi), bersama DPR dan eselon I dari Kementerian terkait, telah menggodok RUU ASN untuk diundangundangkan. Pada 11 Oktober 2012, DPR sudah mengetok palu, itu artinya kita sekarang menunggu resminya RUU tersebut ditandatangani pihak pemerintah dalam LN (Lembaran Negara). Ada yang belum sepakat dengan RUU ini. Namun, RUU ‘Korp ASN’ mengganti KORPRI itu, akan mengatur hal pembinaan ASN yang dilakukan oleh beberapa instansi: Kementerian PAN RB, Badan Kepegawaian Negara (BKN), dan Lembaga Administrasi Negara (LAN). Selama ini, pembagian peran antara ketiga instansi ‘kurang’ jelas dan ‘tumpang-tindih’, sehingga menyulitkan instansi lain di pusat dan daerah dalam melaksanakan pengelolaan PNS. Selain itu, akan dibentuk pula Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) yang akan berperan mengawasi/mengevaluasi pelaksanaan kebijakan pembinaan profesi ASN. Di samping akan melaksanakan seleksi calon pemangku JES (Jabatan Eksekutif Senior). JES itu disebut terlalu bombastis, sehingga ada yang kontra, seperti Sekretaris Jenderal Kemendagri, dengan dalihnya, RUU ASN melecehkan PNS, karena pola karir PNS ditentukan oleh non-PNS. Selain itu pembentukan JES, disebut terlalu ‘over dosis’ dalam pengawasan nanti, termasuk akan mengontrol dan mengevaluasi muatan dalam pasal-pasal PMA (Peraturan Menteri Agama) 13 Tahun 2012 itu. Untuk 2013, menurut PMA 13/2012, tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, Kanwil Kemenag Aceh akan mengalami perubahan dan penambahan beberapa Bidang, Subbag, dan Seksi, serta nomenklatur-nomenklatur. Ke depan, Struktur Baru Kanwil Aceh (Pasal 9) dan Kankemenag akan ada perubahan, di antara yang berubah dari sruktur sekarang ialah, akan ada Bidang Urais dan Pembinaan Syariah, Bidang Penais, Zakat, dan Wakaf, Bidang Pendidikan Madrasah, Bidang Pendidkan Diniyah dan Pontren, Bidang Pendidikan Agama Islam, dan Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah. Juga akan ada perubahan di tingkat Seksi atau Sub bagian.
Subbag Hukmas dan KUB akan menjadi dua Subbag, Subbag Humas dan Informasi serta Subbag Hukum dan KUB (Kerukunan Umat Beragama). Subbag Caninfoka menjadi Subbag Perencanaan dan Keuangan. Seksi Haji Umrah, Seksi Binmas Islam, Seksi Penyelenggaraan Pembinaan Syariat Islam, Seksi Pendidikan Agama Islam di tingkat Kankemenag, akan membuat penasaran siapa yang akan mendudukinya. Dalam Pasal 42 PMA 13/2012, yang ditetapkan Manag RI pada 16 Agustus 2012 dan diundangkan oleh Menkum HAM RI pada 24 Agustus 2012 tersebut, juga mengkhususkan beberapa seksi dalam ayat-ayat yang berbeda untuk Kabupaten/Kota, yang relatif berlainan dengan Kabupaten/Kota lainnya di Aceh. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan. M.Pd, meminta kepada jajarannya, untuk terus bekerja optimal, penuh ketulusan, dan dengan segenap tanggung jawab, seraya tidak terpengaruh dengan rencana penerapan struktur baru di Kanwil Kemenag Aceh pada akhir 2012, atau kapan-kapan. Kepada staf dan pejabat yang berada di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh, tidak memprediksikan dan memanas-manasi keadaan yang macam-macam, tentang posisi dan jabatan yang akan disesuaikan dengan struktur yang baru nanti, sehingga tidak mempengaruhi kinerja dan semangat bekerja setiap level dan jenjang pada hari ini. Tahun 2013, di lingkungan Kemenag juga dilaksanakan audit kinerja, yaitu evaluasi dan analisa terhadap bukti nyata pekerjaan yang dilakukan aparatur menggunakan anggaran negara. Auditor pada 2013 tidak cuma memeriksa absensi dan kwitansi, tapi apa dan bagaimana kita bekerja. SOP dan analisis jabatan (anjab) serta pekerjaan pegawai Kemenag akan disesuaikan dengan PMA Nomor 13/2012. Maka penting sekali perbaikan kualitas mental dalam pencapaian kinerja pegawai. Himbaun pada semua pimpinan unit kerja untuk memantau dan membina bawahan masing-masing, serta mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan secara berkala dan tertib. Bila ada masalah yang tidak bisa diatasi sendiri, bisa langsung berkonsultasi ke Subbag Kepegawaian dan Ortala atau membuat laporan atau telaah ke atasan, sehingga bisa diambil kebijakan yang sesuai. Sungguh, sebagaimana disebut di awal, akan ada dua ‘revolusi’ bagi PNS. Kali ini, tidak ada alasan kita untuk menolak RUU ASN dan PMA, sebagai satu perubahan besar. Tapi, “Jika kita sudah menemukan pengungkit yang tepat dalam melakukan perubahan besar ke arah yang lebih baik, maka revolusi tersebut adalah revolusi yang dibutuhkan,” ujar Peter Michael Senge—pakar organisasi, pemerintahan, dan birokrasi kelahiran AS—dalam bukunya Necessary Revolution. Jadi, kita nantikan saja: apa, siapa, bilamana, dan bagaimana rasa ‘telor’ ASN dan ‘buah’ PMA itu? [yyy]
Majalah Santunan Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh. Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Dewan Pengarah: Kepala Bagian Tata Usaha dan para Kepala Bidang. Penanggungjawab: Kepala Subbagian Hukmas dan KUB. Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: Juniazi. Sekretaris Redaksi: Khairuddin Aba. Redaktur Pelaksana: Muhammad Yakub Yahya. Redaktur: Mulyadi Nurdin; Muzakkir; Abdullah AR; Alfirdaus Putra; Zarkasyi Yusuf; Taharuddin; Suri Arniansyah; Mardin M. Nur. Pemimpin Usaha: Munawar. Wakil Pemimpin Usaha: Saifuddin. Keuangan: Darwin. Sirkulasi/Marketing: Amwar Citra Hutabarat. Staf Sekretariat: Fadhlan Mursal; Saiful Mahdi; Hartati; Nurbaiti; Zamzarina. Layout: Jabbar Sabil; Khairul Umami. Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh. Website: http://aceh. kemenag.go.id. Email redaksi:
[email protected]. Email Usaha:
[email protected]. Telp. Redaksi: 085362367700. Telp. Usaha: 085277759339. Rekening: Bank Rakyat Indonesia No. 00000037-01-002219-30-7 a.n. Majalah Santunan; Bank Syariah Mandiri No. 7070777775 a.n. Majalah Santunan. Santunan
Oktober 2012
05
06
Santunan, Oktober 2012
UTAMA
Selamat Datang Struktur Baru
RUU Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah diketuk palu, tanda sudah disahkan, oleh DPR pada 11 Oktober 2012, untuk dijadikan regulasi baru pada 2013 bagi PNS. Tentu juga akan berlaku bagi abdi negara di jajaran Kemenag. Kini tinggal Pemerintah memasukkan ke LN (Lembaran Negara), menandatangani, dan berlakulah dia. ASN akan mengganti istilah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang dilekatkan pada anggota KORPRI selama ini. Maka saatnya nanti, seluruh PNS mungkin perlu dilantik ulang, sebagai ANS, demi legalitas keabsahannya. Pasal-pasal aturan ASN juga memuat aturan pensiun. RUU ASN memang perlu sosialisasi yang meluas dan kontinyu kepada seluruh ASN, sehingga mental dan lahiriah benar-benar siap sebagai ASN. Baik jelang ASN, maupun jelang Januari 2013, yang akan memberlakukan struktur baru di Kanwil Kemenag dan Kankemenag, Kakanwil Kementerian Agama Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan. M.Pd, meminta kepada jajarannya, untuk terus bekerja optimal, penuh ketulusan, dan dengan segenap tanggung jawab, seraya tidak terpengaruh dengan rencana penerapan struktur baru di Kanwil Kemenag Aceh pada 2013. Kepada staf dan pejabat yang berada di lingkungan Kanwil Kemenag Aceh, tidak memprediksikan dan memanas-manasi keadaan yang macam-macam, tentang posisi dan jabatan yang akan disesuaikan
dengan struktur yang baru nanti, sehingga tidak mempengaruhi kinerja dan semangat bekerja setiap level dan jenjang pada hari ini. Apalagi pada 2013, di lingkungan kerja Kementerian Agama akan dilaksanakan audit kinerja, yaitu evaluasi dan analisa terhadap bukti nyata pekerjaan yang dilakukan aparatur menggunakan anggaran negara. Auditor nanti, tidak hanya memeriksa absensi dan kwitansi, tapi apa dan bagaimana anda bekerja,” kata Kasubbag Ortala dan Kepegawaian Kanwil Kementerian Agama Aceh, Drs. Hanafiah Ibrahim, pada saat kegiatan pembinaan kepegawaian di auala Kanwil Kemenag Aceh, Senin (24/9). “Untuk itu, SOP dan Analisis jabatan serta pekerjaan pegawai Kementerian Agama akan disesuaikan dengan PMA (Peraturan Menteri Agama) Nomor 13/2012 tentang organisasi vertikal Kementerian Agama,” lanjut Hanafiah. Di samping itu, Hanafiah menekankan pentingnya perbaikan kualitas mental dalam pencapaian kinerja pegawai. “Apapun instrumen yang kita gunakan, baik absen sidik jari hingga kamera CCTV, tampa kualitas mental yang baik terhadap pekerjaan, semuanya bisa diakali,” kata Hanafiah. Untuk itu, Ia menghimbau semua pimpinan unit kerja untuk memmantau dan membina bawahan masing-masing, serta mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan secara berkala dan tertib. Bila ada masalah
yang tidak bisa diatasi sendiri, bisa langsung berkonsultasi ke subbag Kepegawaian dan Ortala atau membuat laporan atau telaah ke atasan, sehingga bisa diambil kebijakan yang sesuai,” pungkas Hanafiah yang pernah menjabat selaku Kasubbag Keuangan dan IKN ini. Untuk tahun 2013, menurut PMA Nomor 13 Tahun 2012, tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama, Kanwil Kemenag Aceh akan mengalami perubahan dan penambahan beberapa bidang, subbag, dan seksi, serta nomenklatur-nomenklatur. Nanti struktur baru Kanwil Aceh (Pasal 9) dan Kankemenag akan ada perubahan, di antara yang berubah dari sruktur sekarang ialah, akan ada Bidang Urais dan Pembinaan Syariah, Bidang Penais, Zakat, dan Wakaf, Bidang Pendidikan Madrasah, Bidang Pendidkan Diniyah dan Pontren, Bidang Pendidikan Agama Islam, dan Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah,” papar Kakanwil beberapa waktu lalu, dalam beberapa kesempatan yang beragam, seperti dalam Rakor di Kankemenag Kota Langsa dan acara di Subulussalam dan Singkil. Selanjutnya akan ada perubahan di tingkat Seksi atau Sub bagian. Subbag Hukmas dan KUB akan menjadi dua Subbag, Subbag Humas dan Informasi serta Subbag Hukum dan KUB (Kerukunan Umat Beragama). Subbag Caninfoka menjadi Subbag Perencanaan dan Keuangan. Akan ada juga Seksi Haji Umrah, Seksi Binmas Islam, Seksi Penyelenggaraan Pembinaan Syariat Islam, Seksi Pendidikan Agama Islam di tingkat Kankemenag. Dalam Pasal 42 PMA 13/2012, yang ditetapkan Manag RI pada 16 Agustus 2012 dan diundangkan oleh Menkum HAM RI pada 24 Agustus 2012 tersebut, juga mengkhususkan beberapa Seksi dalam ayatayat yang berbeda untuk Kabupaten/Kota, yang relatif berlainan dengan Kabupaten/ Kota lainnya di Aceh. Menyahuti kebutuhan akan informasi dan beberapa dinamika Kanwil dan Kankemenag di Aceh, sehubungan dengan penerapan PMA 13/2012, majalah Santunan dalam edisi kali ini, menurunkan laporan utama (Laput) seputar “Struktur Kanwil 2012” tersebut. Jadi, selamat datang ASN dan Struktur Baru. [muhammad yakub yahya]
Kakanwil: Struktur Baru, Rangkul Aset Sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Intansi Vertikal Kementerian Agama, Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 13 Tahun 2012, mengamanatkan adanya perubahan. Mengenai kesiapan di jenjang Provinsi, Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, menyahuti, “Kanwil sudah melakukan persiapan menyongsong dikukuhkannya struktur baru dalam mengimpelementasikan PMA Nomor 13/2012 yang merupakan tuntutan dan harus dilakukan sesuai amanah PMA. Impelentasi PMA akan di mulai dari Kanwil dengan mengukuhkan eselon III dan IV setelah kanwil akan dilanjuti pada Kankemenag yang ada di Kabupaten/kota.” “Dalam penempatan struktur baru ke depan, kita mempunyai indikator-indikator siapa yang akan menempati, di antaranya dedikasi, loyalitas, komunikasi dari bawah ke atas dan sebaliknya, yang baik, dan adanya prestasi kerja, serta kita juga nanti akan berupaya menyesuaikan dengan kompetensi, dengan harapan roda pelayanan dan administrasi Kanwil Kementerian Agama bisa berjalan dengan baik dan efektif ke depan. Maka struktur baru ini juga merupakan peluang promosi bagi karyawan-karyawan yang mempunya kompetensi,” janji Kakanwil. “Dengan PMA Nomor 13/2012, visi dan misi tetap sama, tinggal bagaimana menjabarkan dan melakukan singkronisasi dengan struktur baru sehingga visi dan misi tersebut bisa kita capai sesuai dengan tugas fungsi Bidang dan Kasi-Kasi yang tertera dalam PMA. Ke depan kita harapkan tidak ada lagi ego sektoral yang menganggap bidang kami paling baik dan seterusnya, tapi sebenarnya ruang saja yang membatasi kita dalam bekerja, dan membangun dinamika organisasi yang baik. Selama ini masih terdapat jarak yang jauh antara pejabat dan staf, padahal staf adalah aset yang besar melebihi aset-aset lain. Ini kita lakukan dalam upaya pencapain tujuan dan visi kita bersama sebagai abdi negara dan masyarakat,” kritisi Kakanwil yang menjadi khatib Idul Adha 1433 H, di Kota Langsa “Maka mari kita ciptakan kebersamaan, saling menghargai. Kalau kita ibaratkan permainan bola, sehebat-hebatnya Ronaldo, Messi, tanpa adanya operan dari teman-teman se-timnya tidak akan mungkin menjadi bintang dan terciptakan goal. Formasi boleh berubah, tapi kebersamaan yang paling menentukan, karena formasi cuma salah satu strategy untuk kita capai tujuan.” Ilustrasi Pak Ibnu --nama akrab Pak Kanwil. “Sama halnya struktur, boleh berubah tapi yang paling penting kita kuatkan kebersamaan dan saling menghargai untuk kita capai visi Kemenag di Aceh. Kepada karyawan yang ada di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama baik di Kanwil atau di Daerah, mari nampakkan kinerja dan tingkatkan prestasi kerja. Jangan peduli dengan siapa yang ditempatkan nantinya, karena kita PNS tidak mempunyai hak untuk menentukan siapa atasan dan di mana tempat kita bekerja. Ciptakan bekerja bukan untuk pimpinan, tapi kita bekerja untuk lembaga, bekerja sesuai dengan Tupoksi yang telah diamanahkan kepada kita,” ajak Kakanwil yang terakhir melantik Kakankemenag Abdya, Kota Subulussalam, dan Galus (Gayo Lues). Dengan keluarnya PMA Nomor 13/2012, harap Kakanwil, “Memudahkan kita untuk melakukan koordinasi dalam pelayanan
kepada masyarakat dengan Kemenag Pusat. Karena adanya penyesuain dengan struktur pusat. Bidang haji misalnya, selama ini Hazawa, Haji dan Umrah di bawah Dirjen Haji Umarah; dan Zakat Waqaf di bawah Dirjen Bimas Islam. Di Kanwil sekarang sesuai dengan susunan organisasi yang sedang berjalan sekarang, hanya satu bidang yaitu bidang Haji Umrah, Zakat, dan waqaf (Hazawa), maka sulit bagi kita untuk melakukan koordinasi. Dan dengan Struktur baru juga memudahkan dalam melakukan hubungan lintas sektoral dengan SKPA di Pemerintah Aceh ke depan.” Dalam implementasi struktur baru, membutuhkan SDM untuk pemenuhan dan efektifitas kerja dalam kompetensi tertentu langkah yang dilakukan oleh Kanwil. “Sekarang kita memantau teman-teman di daerah yang mempunyai prestasi kerja, untuk ditarik ke Kanwil. Hal ini dilakukan secara proporsional dan profesional, selain ‘pendekatan daerah’, untuk memudahkan program, juga adanya keseimbangan. Di Kanwil harus ada yang mewakili daerah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Aceh, atau minimal rumpun untuk efektifitas hasil kerja nantinya,” lanjut Kakanwil seraya mengungkap ‘rahasia’ azas proporsionalitas itu. “Kita juga melakukan pelatihan-pelatihan dan penguatan kapasitas karyawan yang sudah ada. Hal ini dilakukan baik di Kanwil maupun di Daerah. Hal yang paling penting itu kemaun untuk membekali diri dalam pengembangan secara individu baik melalui shearing dengan teman-teman atau media, yang salah satunya dengan media internet dan lain-lain,” jelasnya. Mengenai perencanaan dan keuangan, ujar Kakanwil, “Kesiapan menjelang adanya struktur baru sejak sekarang, sudah dimulai disesuaikan dengan tahun anggaran 2013. Kita mulai dengan sosialisasi melalui upacara, pertemuan-pertemuan resmi, dalam rangka persiapan, sehingga 2013 kita inginkan perencanaan dan keuangan clear, tinggal untuk pengimplementasian.” Kesiapan dari Kankemenag dengan PMA Nomor 13 Tahun 2013, dengan ada beberapa kabupaten yang terjadi perubahan, “Pada prinsipnya dan Kankemenag sudah mengetahui karena pada saat rakor Kankemenag Kementerian Agama RI di Jakarta juga dihadiri oleh Kankemenag Kabupate/Kota sudah disampaikan Draf PMA waktu itu PMA nya belum ditandatangani dan telah dibagikan ke Kankemenag Kabupaten/Kota” pangkas pak Kanwil. [alfaizin/yyy] Santunan
Oktober 2012
07
Menyederhanakan Struktur, Memperkaya Fungsi Menteri Agama RI Suryadharma Ali, 16 Agustus 2012 tahun ini menandatangani Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama. Dengan ditandatanganinya struktur baru ini, berakhirlah penantian yang selama ini ditunggu-tunggu. Penantian yang telah memakan waktu panjang, dua tahun enam hari. Selama itu pula, terjadi perbedaan struktur yang menangani antara berbagai kegiatan di daerah dengan pusat. Dalam struktur baru tersebut, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh terdiri dari satu bagian, enam bidang, empat pembimbing dan ditambah kelompok jabatan fungsional. Rinciannya, Bagian Tata Usaha, terdiri dari Subbagian Perencanaan dan Keuangan, Subbagian Organisasi, Tata Laksana dan Kepegawaian, Subbagian Hukum dan Kerukunan Umat Beragama, Subbagian Informasi dan Hubungan Masyarakat, Subbagian Umum dan Kelompok Jabatan Fungsional. Untuk Bidang, pertama Bidang Pendidikan Madrasah terdiri dari Seksi Kurikulum dan Evaluasi, Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Seksi Sarana dan Prasarana, Seksi Kesiswaan, Seksi Kelembagaan dan Sistem Informasi Madrasah serta kelompok Jabatan Fungsional. Kedua, Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren terdiri dari Seksi Pendidikan Diniyah Takmiliyah, Seksi Pendidikan Diniyah Formal dan Kesetaraan, Seksi Pondok Pesantren, Seksi Pendidikan Al-Qur’an, Seksi Sistem Informasi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren serta Kelompok Jabatan Fungsional. Ketiga, Bidang Pendidikan Agama Islam terdiri dari Seksi Pendidikan Agama Islam pada PAUD dan TK, Seksi Pendidikan Agama Islam pada SD/ SDLB, Seksi Pendidikan Agama Islam pada SMP/ SMPLB, Seksi Pendidikan Agama Islam pada SMA/SMALB/SMK dan Seksi Sistem Informasi Pendidikan Agama Islam. Keempat, Bidang Penyelenggara Haji dan Umrah terdiri dari Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji, Seksi Pembinaan Haji dan Umrah, Seksi Akomodasi, Transportasi dan Perlengkapan Haji, Seksi Pengelolaan Keuangan Haji, Seksi Sistem Informasi Haji dan Kelompok Jabatan Fungsional. Kelima, Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariat terdiri dari Seksi Kepenghuluan, Seksi Pemberdayaan Kantor Urusan Agama, Seksi Kemasjidan, Seksi Produk Halal, Pembinaan Syariat dan Sistem Informasi Urusan Agama Islam serta Kelompok Jabatan Fungsional. Dan keenam, Bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf terdiri dari Seksi Penerangan dan Penyuluhan Agama Islam, Seksi Kemitraan Umat Islami, Publikasi Dakwah dan Hari Besar Islam, Seksi Pengembangan Seni Budaya Islam, Musabaqah Al-Qur’an dan Al-Hadits, Seksi Pemberdayaan Zakat, Seksi Pemberdayaan Wakaf dan Kelompok Jabatan Fungsional. Selanjutnya, untuk Pembimbing Masyarakat (Pembimas) terdiri dari empat, yakni Pembimbing Masyarakat Kristen, Pembimbing Masyarakat Katolik, Pembimbing Masyarakat Hindu dan Pembimbing Masyarakat Buddha. Sementara itu, untuk Kantor kementerian Agama Kabupaten/ Kota sesuai peraturan tersebut struktur organisasinya dikelompokkan menjadi lima kelompok susunan organisani. Pertama, kementerian Agama Kabupaten Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Utara, Kota Banda Aceh dan Kota Sabang terdiri atas Subbagian Tata Usaha, Seksi Pendidikan Madrasah, Seksi Pendidikan Diniyah
08
Santunan
Oktober 2012
dan Pondok Pesantren, Seksi Pendidikan Agama Islam, Seksi Penyelenggaraan haji dan Umrah, Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Penyelenggara Syariah dan Kelompok Jabatan Fungsional. Kedua, Kabupaten Aceh Tengah terdiri atas Subbagian Tata Usaha, Seksi Pendidikan Madrasah, Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Seksi Pendidikan Agama Islam, Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Penyelenggara Syariah, Penyelenggara Katolik dan Kelompok Jabatan Fungsional. Ketiga, Kantor Kementerian Kabupaten Aceh Tenggara terdiri atas Subbagian Tata Usaha, Seksi Pendidikan Madrasah, Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Seksi Pendidikan Agama Islam, Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Penyelenggara Syariah, Penyelenggara Kristen, Penyelenggara Katolik dan Kelompok Jabatan Fungsional. Keempat, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Bireuen dan Kabupaten Simeulue terdiri atas Subbagian Tata Usaha, Seksi Pendidikan Madrasah, Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam, Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Penyelenggara Syariah dan Kelompok Jabatan Fungsional. Kelima, Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Gayo Lues, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Pidie Jaya, Kota Langsa, Kota Lhokseumawe, dan Kota Subulussalam terdiri atas Subbagian Tata Usaha, Seksi Pendidikan Islam, Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Penyelenggara Syariah dan Kelompok Jabatan Fungsional. Sebelumnya, lebih dua tahun yang lalu susunan organisasi Kementerian Agama pusat yang baru telah lahir. Sejak keluarnya struktur baru tersebut, sesuai Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tanggal 10 Agustus 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama, susunan organisasi Kementerian Agama pusat terdiri dari satu Sekretariat Jenderal (Sekjen), tujuh Direktur Jenderal dan satu Inspektorat Jenderal (Irjen). Sekjen terdiri atas enam biro yakni Biro Perencanaan, Biro Kepegawaian, Biro Keuangan dan BMN, Biro Organisasi dan Tata Laksana, Biro Hukum dan Kerja Sama Luar Negeri dan Biro Umum. Sedang direktorat yakni, pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, terdiri dari Seretariat Ditjen Pendidikan Islam, Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pontren, Direktorat Pendidikan Agama Islam dan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam. Kedua, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, terdiri dari Sekretariat Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Direktorat Pelayanan Haji dan Direktorat pengelolaan Dana Haji. Ketiga, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam terdiri dari Sekretariat Ditjen Bimas Islam, Direktorat Urais dan Pembinaan Syariah, Direktorat Penerangan Agama Islam, Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Direktorat Pemberdayaan Wakaf. Keempat, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen. Kelima, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik. Keenam, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu. Ketujuh, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha. Selanjutnya, Inspektorat Jenderal dan Badan Litbang serta Diklat. Pada tahun 2011, struktur Kementerian Agama pusat yang baru telah efektif diterapkan. Sementara di daerah baik Kantor Wilayah Provinsi maupun Kabupaten/Kota masih menjalankan organisasi
sesuai dengan struktur lama, Keputusan Menteri Agama Nomor 373 Tahun 2002. Hal ini tentu menimbulkan berbagai ketimpangan dan kesenjangan. “Baru pada tahun 2013, struktur baru tersebut dapat diaplikasikan di Aceh secara penuh”, ujar Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. Ibnu Sa’dan, M.Pd pada acara pembukaan Lomba Inovasi Pembelajaran PAI berbasis ICT, baru-baru ini di Hotel Lading, Banda Aceh. Akibatnya, terjadi dualisme dalam pengambilan berbagai kebijakan tertentu. Misalnya saja menyangkut pemberdayaan masjid, jika dilihat pada struktur lama berada pada Bidang Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Masjid (Penamas) namun dalam realisasinya diarahkan ke Bidang Urusan Agama Islam (Urais), karena di pusat saat itu persoalan masjid berada di bawah Direktorat Urais dan Pembinaan Syariah. Keluarnya struktur baru Kementerian Agama, merupakan angin segar dalam upaya peningkatan kinerja aparatur dan lembaga. Konon lagi, Menteri Agama RI Suryadharma Ali telah mencanangkan tahun 2012 sebagai “tahun kinerja dan prestasi”. Hal itu disampaikan Menteri Agama dalam Rapar Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Agama di Ancol Jakarta sebagaimana dirilis ANTARANews. Rakernas tersebut dibuka di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Rabu malam (20/6). Rakernas berlangsung 20-22 Juni 2012, diikuti seluruh Kanwil, para pejabat eselon I dan II di Kementerian tersebut dengan mengangkat tema “Meningkatkan Komitmen Kementerian Agama dalam Mewujudkan Tahun Kinerja dan Prestasi”. Hadir dalam acara tersebut Wakil Menteri Agama Prof. H. Nasaruddin umar MA dan Sekjen Kemenag Bahrul Hayat, Ph.D. Dalam Rakernas tersebut, Menteri Agama menyampaikan penilaiannya tentang perubahan struktur organisasi Kementerian Agama tingkat pusat dan penataan organisasi tingkat vertikal. Ia menyebutkan, perubahan struktur Kementerian Agama berbasis pada prinsip "menyederhanakan struktur dan memperkaya fungsi". Jika diteliti lebih mendalam, ungkapan tersebut benar adanya. Pada struktur yang baru terdapat penyederhanaan fungsi. Misalnya saja pada Bidang Madrasah. Pada struktur lama Seksi Kurikulum dan Evaluasi terpisah, sekarang disatukan menjadi Seksi Kurikulum dan Evaluasi. Dulu Seksi Sarana, sekarang Seksi Sarana dan Prasarana. Pada Bidang Urais dulu terdapat Seksi Pengembangan Keluarga Sakinah dan Seksi Bina Ibadah Sosial yang kegiatannya minim sekali. Sekarang kedua seksi itu dihilangkan dan diganti dengan Seksi Pemberdayaan Kantor Urusan Agama dan Seksi Kemasjidan yang notabene selama ini kurang mendapat perhatian. Dilain pihak, seperti yang diungkapkan Menteri Agama hadirnya struktur baru juga berbasis pada prinsip memperkaya fungsi. Misalnya saja pada Bidang Madrasah dan Pendidikan Agama pada Sekolah Umum (Mapenda) yang sekarang dipecah menjadi dua, yakni Bidang Madrasah dan Bidang Pendidikan Agama Islam. Pada struktur yang lama, kedua bidang besar ini disatukan sehingga menjadi miskin fungsi. Banyak kegiatan menjadi tidak terkaper kecuali DIPA oriented. Bagaimana mungkin RA yang berjumlah 292 unit dan Madrasah 1414 unit yang totalnya 1706 unit disatukan tata kelolanya dengan guru Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum yang berjumlah 9058 orang. Contoh lain pada Bidang Haji dan Umrah. Dulu bidang ini bernama Bidang Haji, Zakat dan Wakaf. Penanganan haji hanya diurus oleh
tiga seksi y a k n i Seksi Penyuluhan Haji dan Umrah, Seksi Bimbingan Jamaah dan Petugas serta Seksi Perjalanan dan Sarana Haji. Sementara volume kerja sangat tinggi dikarenakan adanya embarkasi haji Banda Aceh. Dengan struktur baru terjadi pengayaan fungsi sehingga pelayanan embarkasi haji akan lebih maksimal. Dari tiga seksi diperkaya menjadi lima seksi yakni Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji, Seksi Pembinaan Haji dan Umrah, Seksi Akomodasi, Transportasi dan Perlengkapan Haji, Seksi Pengelolaan Keuangan Haji dan Seksi Sistem Informasi Haji. Selain itu pada struktur yang lama penanganan pendidikan tersebar bahkan pada beberapa bidang termasuk bidang yang tidak secara spesifik menangani pendidikan. Misalnya TKA, TPA dan TQA diurus oleh Bidang Penamas. Sementara sekarang semua masalah sudah fokus pada bidang-bidang yang menagani pendidikan. TKA, TPA dan TQA ditangani oleh Seksi Pendidikan Al-Qur’an pada Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren. Selain itu, yang amat melegakan struktur baru ini adalah adanya Seksi Sistem Informasi pada semua bidang. Sebelumnya selama sepuluh tahun sejak 2002 sampai sekarang seksi ini dihilangkan. Padahal Sebelum tahun 2002, persoalan data ditangani khusus oleh Seksi Doktik sehingga data bidang menjadi akurat dan siap saji. Dengan hilangnya seksi ini berakibat, data di setiap bidang hancur-hancuran. Tidak ada data yang siap saji di bidang karena tidak ada yang menanganinya secara spesifik. Data tersebar pada masing-masing seksi sementara tugas seksi juga begitu padat. Data bidang menjadi terabaikan. Dengan adanya Seksi Sistem Informasi pada setiap bidang, diharapkan data lembaga akan terurus secara khusus, akurat dan siap saji. Sementara itu, untuk Kantor Kementerian Agama Kabupaten/ Kota mengikuti struktur yang ada di pusat dan provinsi. Seksi Mapenda dipecah menjadi dua, yakni Seksi Pendidikan Madrasah dan Seksi Pendidikan Agama Islam. Kendati ada juga Kabupaten/Kota yang Seksi Pendidikan Agama Islamnya digabung menjadi Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam. Ada pula Kabupaten/Kota yang terjadi penyederhanaan, tiga seksi yakni Seksi Pendidikan Madrasah, Seksi Pendidikan Agama Islam atau Seksi Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam disederhanakan menjadi Seksi Pendidikan Islam. Pembentukan seksi amat tergantung pada jumlah lembaga yang diurus. Yang agak menggembirakan, pembentukan struktur yang baru adanya Penyelenggara Syariah pada semua Kabupaten/Kota. Ini tentu amat signifikan dengan kontek ke-Acehan yang melaksanakan syariat Islam. Betapapun baik sebuah struktur organisasi, yang teramat penting adalah kemampuan melahirkan konsep yang bagus dan aplikasi yang memadai. Bukan hanya semata DIPA oriented. Sungguh banyak sekali pekerjaan yang dapat dilahirkan tanpa berorientasi pada DIPA semata. Jika hanya berorientasi pada DIPA, semua orang akan bisa. Perubahan adalah sunnatullah. Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa ditolak. Anak dari kandungan, lahir, bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa dan tua. Semua yang ada di alam semesta ini berubah, menyesuaikan. Karenanya, semua kita harus mendukung perubahan itu. Semoga Kementerian Agama Aceh ke depan semakin jaya dan dicintai masyarakatnya, amin. [mardin m. nur] Santunan
Oktober 2012
09
H. Habib Badaruddin, S.Sos Kabag TU Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh
Januari 2013, Deadline PMA 13/2012 Hadirnya PMA Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal, jelas membuat sedikit para karyawan dan karyawati Kemenag sedikit gundah. Betapa tidak, peraturan tersebut akan membongkar sebagian tata kerja yang selama ini berjalan di Kemenag. Juga tentunya juga akan ada pembongkaran SDM yang bernaung di Kanwil Kemenag Provinsi dan Kankemenag Kabupaten/Kota. Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, satu dari 33 Kanwil yang termasuk dalam PMA 13/2012 tersebut mengaku siap atas lahirnya peraturan tersebut. Saat ditemui Santunan, Kabag TU Kanwil Kemenag Provinsi Aceh, H. Habib Badaruddin, S.Sos mengatakan Kanwil Aceh
siap melaksanakan PMA tersebut. “Target kita, akhir Januari tahun 2013 sudah jalan, kalau bisa sebelumnya,” katanya. Artinya, deadline (batas waktu), awal tahun 2013. Menurut Habib pada tahun 2013 PMA ini akan diberlakukan di seluruh Indonesia. Dia menambahkan, tidak ada Kanwil provinsi lain yang sudah memberlakukan PMA Nomor 13/2012 dikarenakan peraturan tersebut baru saja lahir pada tahun 2012. Soal kesiapan SDM yang akan menempati perubahan yang terjadi di PMA tersebut, Habib mengatakan sudah siap. Menurutnya nantinya akan ada pejabat yang dimutasi dan ada yang akan dikukuhkan. “Akan kita lihat sesuai kompetensinya,” jelas Habib. Untuk eselon III, Habib menjelaskan semuanya
harus diproses dulu ke Pusat. Habib Badaruddin optimis lahirnya PMA tersebut akan menampung harapan masyarakat bila dibandingkan dengan struktur yang ada sekarang. Karena dengan munculnya PMA tersebut, menurutnya akan bisa juga memecahkan masalah yang selama ini ada. Misalnya tidak ada singkronisasi struktur Daerah dengan Pusat. “Yang kita tahu selama ini, antara struktur Pusat dengan Daerah tidak linear, ada dua bidang yang di Pusatnya satu Dirjen,” jelas pria bertubuh tinggi itu. Angin segar Ternyata PMA ini juga membawa angin segar di lingkungan Kemenag Aceh
Kabid Mapenda: PAIS Harus Bangun Koordinasi
Regulasi dan Tupoksi Salah satu perubahan yang akan terjadi dalam PMA Nomor 13 Tahun 2012 ialah Bidang Mapenda (Madrasah dan Pendidikan Agama lslam pada Sekolah). Bidang Mapenda berubah menjadi dua bidang, Bidang Pendidikan Madrasah dan Bidang PAIS. “Kita di Bidang menyahuti dengan gembira kehadiran PMA 13/2012. Pertama disebabkan selama ini ada ketidakmaksimalan (tidak begitu focus) dalam pengelolaan antar dua urusan yang harus dilayani yakni madrasah secara keseluruhan dan Pendidikan Agama lslam (PAI) pada sekolah umum. Ini yang kedua, penting dipahami karena kita juga berusaha untuk mereduksi anggapan ketiadaan perhatian terhadap Guru Pendidikan Agama lslam pada sekolah,” sahut Drs. Saifuddin, Kabid Mapenda Kanwil Kemenag Aceh. “Adanya penambahan Bidang Pendidikan
10
Santunan
Oktober 2012
Agama Islam (PAIS) di Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh dan Seksi Pendidikan Agama Islam di beberapa Kabupaten/ Kota, sudah merupakan kebutuhan dalam memaksimalkan pelayanan pendidikan khususnya pelayanan PAI baik madrasah dan di sekolah umum dari TK, SD, SMP, SMA/ SMK,” lanjut Kabid. “Guru PAI pada sekolah merupakan anak kandung Kemenag (kalau boleh kita sebut demikian). Karena ia terdukung oleh PP Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Dengan PP tersebut, menjadikan Kemenag sebagai elemen pengemban (penangungjawab) dalam pembinaan Pendidikan Agama dan Pendidkan Keagamaan. Oleh karenanya ke depan, perlu disusun program kegiatan dan pelayanan yang dapat membangkitkan pengembangan dan pelayanan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan bagi guru dan siswa-siswa pada sekolah,” sambung putra Meureudu ini. Soal prestasi, Kabid Mapenda lanjutkan, bahwa prestasi penting yang telah diraih selama ini adalah pertama, membangun sinergitas dengan instansi terkait, dan kedua, melakukan pembinaan melaui kegiatan pemberian bantuan untuk dapat melatih diri dalam penguatan kelembagaan. menaikan pamor, meningkatkan kapasitas guru pendidikan agama lslam pada Sekolah. Lomba Inovasi Pembalajaran PAI adalah salah satu upaya itu. “Di masa mendatang, pada Bidang PAIS, seharusnya di samping dapat meningkatkan
kualitas pelayanan PAI di sekolah, juga pengembangan organisasi profesi PAI, semisal MGMP dan AGPAII. Organisasi ini merupakan tempat berkumpul guru PAI untuk memikirikan eksistensi PAI dan pengembangannya di sekolah,” harap H. Saifuddin. Kita berharap Bidang PAIS ke depan dapat membangun koordinasi dengan, misalnya Dinas Pendidikan (Disdik), sehingga ada sinergitas yang lebih kuat dalam pelayanan PAI sehingga terlaksana kependidikannya sesuai capaian-capaian sebagaimana diharapkan masyarakat banyak. Tumpang tindih? Sekilas menjadi perbincangan, jika pengurusan guru PAI oleh Kemenag dan Disdik. “Merujuk pada UU, jelas tanggungjawab pembinaan ada di Kemenag. Itu yang kita kampanyekan selama ini. Jadi dengan dengan demikian tidak dalam pengertian kenapa mesti Kemenag yang mengurus guru PAI pada sekolah yang lembaganya berada di Disdik? Pertanyaan seperti itu sudah seharusnya terhenti. Bahkan dengan include-nya Kemenag dalam pembinaan PAI pada sekolah, bermakna PAI semakin banyak instansi yang peduli dan membinanya. Yang penitng adalah koordinasi kuat untuk mewujudkan satu visi yang sama untuk pendidikan Aceh yang akan datang,” apresiasi Pak Saifuddin. Dinamika dan kondisi PMA Nomor 13/2012, sangat ditunggu-
dan Provinsi lainnya. Lahirnya PMA ini akan merombak beberapa kursi jabatan.
tunggu. Pelayanan terhadap pengurusan PAI akan terfokus. Namun perlu dicatat bahwa kita selama ini juga telah membangun koordinasi yang kuat dan dampaknya terlihat dalam dinamika pengurusan PAI pada sekolah. Media telah sering menyebutnyebut PAI pada sekolah, terlebih setelah dibentuknya AGPAII Aceh. Kita memantau hal itu. Kami menyebutnya era kebangkitan Pendidikan Agama lslam pada sekolah. Oleh karena itu para guru PAI juga harus sangat siap dengan istilah ini. Ke depan sebagai sambungan dari apa yang telah dilakukan, Bidang PAIS harus lebih kuat lagi membangun sinergitas dan koordinasi dengan instansi terkait. “Selama ini PAI dan Pendidikan Madrasah dilayani dan menjadi beban kerja satu bidang, Bidang Mapenda dan Seksi Mapenda yang ada di Kabupaten/Kota, dampak yang muncul pelayanan selama ini kurang maksimal dengan kapasitas sarana, kemampuan sumber daya ketenagaan dan anggaran yang sangat terbatas, sangat sulit untk mengayomi kedua-duanya,” lanjutnya. “Dengan ditetapkannya PMA baru, akan lebih mudah dan lebih terarah karena adanya penyesuain dan singkronisasi antara struktur di Daerah dengan struktur Pusat sesuai dengan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian (berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 592) itu. Di Pusat sejak dikeluarkan PMA tersebut, sudah ada Direktorat Pendidikan Agama Islam dan juga ada Direktorat Pendidikan Madrasah.” [taharuddin/alfaizin/yyy]
Menurut Habib Badaruddin akan ada satu penambahan jabatan pada eselon III dan empat jabatan pada eselon IV. Namun akan ada juga pengurangan satu jabatan eselon IV di Bidang Urais. Selain itu Kabag TU Kanwil Provinsi Aceh ini mengatakan, tujuan PMA ini sendiri adalah agar ada penyesuaian antara Pusat dengan Daerah. Menurutnya, lahirnya PMA ini akan memudahkan koordinasi dengan Pusat. Selain membawa angin segar, menurut Habib ternyata PMA ini juga mempunyai sedikit kekurangan. Dia mencontohkan beban kerja di Keuangan dan Perencanaan. “Contohnya sekarang kita lihat di Keuangan beban kerja berat, dan Perencanaan berat. Dengan diberlakukannya PMA ini nanti, Keuangan dan Perencanaan akan digabung,
kan bertambah berat,” jelas Habib. Pak Habib, Sarjana Sosial ini, meng ibaratkan keberadaan PMA tersebut seperti kapal berat sebelah. “Kita diajak lari kencang tapi kapal berat sebelah, itulah tugas kita sekarang untuk menyeimbangkan kapal yang berat sebelah itu,” katanya. Untuk mengatasi masalah tersebut, Habib mengatakan penempatan pejabat-pejabat yang profesional akan menjadi penyelesaian masalah tersebut. Habib berharap, kepada kawan-kawan didaerah untuk menginventarisir SDM yang ada untuk ditempatkan di struktur seperti yang tertera pada PMA Nomor 13/2012. “Karena itu perlu dilakukan reposisi kembali, kecuali KUA dan madrasah, walaupun ke depan akan ada penambahan fungsi untuk KUA,” tutup Habib. [ahsan khairuna]
Drs. Arif Idris, MA, Kepala Kankemenag Kabupaten Aceh Barat
Mudahkan Hubungan Lintas Sektoral Kepada Santunan, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat, Drs. Arif Idris, MA menyampaikan, sekaligus menyambut baik dan akan segera menindaklanjuti amanah PMA Nomor 13 Tahun 2012 Tentang organisasi dan Tata Kerja intansi Vertikal Kementerian Agama Republik Indonesia. Adanya perubahan susunan organ isasi, salah satunya pada Kankemenag Kabupaten Aceh Barat, “Kita menyambut baik dan akan menindaklanjuti, berkoordinasi dengan Kanwil dan juga dengan Kasubbag, Kasi-kasi yang ada di Kantor kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat, Sesuai dengan Pasal 42 PMA Nomor 13/2012, Kankemenag Aceh Barat adanya penambahan satu Seksi yakni Seksi Pendidikan Agama Islam.” Dengan adanya penambahan satu seksi akan sangat membantu kita dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat dengan volume dan ruang lingkup kerja di Seksi Mapenda selama ini sa ngat tinggi, maka dengan penambahan Seksi Pendidikan Agama Islam maka akan membantu kita dalam mening-
katkan kualitas pelayanan nantinya, kemudian dengan struktur baru juga akan memudahkan dalam melakukan hubungan koordinasi dengan Kanwil Kementerian Agama Provinsi, karena sudah adanya penyesuaian dengan struktur yang ada di Kabupaten dengan di Provinsi. Selain itu, tambah Kakankemenag Aceh Barat, “Dengan struktur baru ini akan memudahkan kita nantinya dalam melakukan hubungan dan kerjasama lintas sektoral yang ada di Kabupaten Aceh Barat, sehingga harapan kita ke depan, akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kita kepada masyarakat, penerima layanan, khususnya di kabupaten Aceh Barat, dengan struktur baru ini.” [alfaizin] Santunan
Oktober 2012
11
12
Santunan, Oktober 2012
PERISTIWA
Lestari dan Selaraskan Prinsip dalam Aqidah
Santunan – Lhokseumawe. Berangkat dari banyak sekali bermunculan pelbagai pemahaman baru, bahkan menyimpang dari yang seharusnya, khususnya dalam
Islam, yang bermuara pada perpecahan, maka keselarasan prinsip dalam beraqidah mesti dipupuk. Atas dasar itu, Kankemenag Aceh Utara bekerja sama dengan Forum
kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh Utara, melaksanakan “Dialog Intern Umat Beragama Se Kabupaten Aceh Utara dalam Upaya Melestarikan dan Menselaraskan Prinsip dalam Beraqidah” (11-12/9). Dihadiri 35 peserta dari empat unsur (Penyuluh Agama Islam Fungsional, MPU Kecamatan, guru pengajian, imum syik masjid, dan pimpinan dayah/pesantren), acara , di Gedung MPU Aceh Utara itu, menghadirkan empat pemateri. Selain Kakankemenag, Drs. H. Zulkifli Idris, M. Pd, yang membahas tentang Kebijakan Kementerian Agama dalam membina dan memelihara KUB, juga tampil Tgk. H. Abdul Manan yang mengupas seputar ciri-ciri aliran sesat/sempalan dalam Islam. Demikian laporan Seksi Publikasi dan Dokumentasi, Cut Ratna Dewi, S.Sos.I. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan masyarakat dapat mewaspadai apabila di sekitar lingkungan tempat kita tinggal terdapat ajaran atau paham yang bertentangan atau menjurus kepada sesat dan melaporkannya kepada anggota MPU Kabupaten atau MPU Kecamatan.[cut ratna dewi/yyy]
Dalam Membangun, tak Kenal Vertikal atau Otonom
Santunan – Lhokseumawe. Jajaran Kankemenag Aceh Utara melakukan audiensi dengan Bupati Aceh Utara, H. Muhammad Thaib, di openroom setempat (18/0). Acara yang dihadiri oleh K3M MI, MTs, MA, Kepala KUA, Penyuluh Agama Islam Fungsional, dan selurah Kasi yang
ada Jajaran Kantor Kementerian Agama itu, dipandu oleh H. Marwan, S.Ag. Dalam sesi pertama audiensi, Kankemenag, Drs. H. Zulkifli Idris, M.Pd mengulas keberadaan dan tugas Kemenag yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat terutama dalam bidang agama
dan pendidikan. “Data pegawai lembaga kita, jumlah PNS sebanyak 1.246 orang dan honorer lebih kurang 1.800 orang. Umumnya mereka bertugas di madrasah swasta dan KUA, Sedangkan jumlah MI 45 (negeri 36, swasta 9 unit), MTs 48 (negeri 10, swasta 38), MA 22 (6 negeri 6, swasta 16), RA 36 (semuanya masih status swasta). Di hadapan Bupati ‘Cek Mad’ (sapaan pada Muhammad Thaib), H. Zulkifli Idris, mengharapkan Bupati menjadi ayah angkatnya, sehingga dalam membina pemberian bantuan baik fisik maupun non fisik, sama dengan lembaga lain di jajaran Pemkab Aceh Utara. Kankemenag ialah salah satu instansi vertikal ke Pusat, bukan otonomi, sebagaimana Dinas Pendidikan, misalnya. “Moga pertemuan ini sebagai langkah awal baginya dalam berkerja membangun Aceh Utara yang bermartabat, bahkan ke depan silaturrahmi ini dapat ditingkatkan untuk saling memberikan masukan. Kami tidak kenal istilah vertikal atau bukan, dalam membangun Aceh Utara, terutama di bidang agama, begitu juga dalam mewujudkan visi dan misinya sehingga terwujudnya Aceh Utara yang Islami,” harap Bupati dari Partai Aceh itu. [cut ratna dewi/yyy]
Dukung ‘Gemmar Mengaji’, Guru Dilatih
Seleksi Porseni di Aceh Timur
Santunan – Takengon. Seksi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren (Pekapontren) Kankemenag Aceh Tengah mengadakan kegiatan Pelatihan dan Pembinaan Guru Taman Pendidikan alQur’an bagi para ustadz/ah TPQ/TPA, Selasa (18/9) di aula kantor setempat. Kegiatan ini mengikutsertakan para ustadz/ah) TPQ/TPA, supervisor Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (LPPTKA) di lingkungan BKPRMI Aceh Tengah dan para Penyuluh Agama Islam Fungsional masingmasing kecamatan yang ada di Dataran Tinggi Gayo. Peserta seluruhnya yang mengikuti kegiatan itu berjumlah 45 orang. Kegiatan ini mengusung tema: “Dengan pelatihan dan pembinaan Guru TPQ/TPA kita tingkatkan budaya gemar mengaji”, ujar Kasi Pekapontren.
“Kegiatan ini merupakan salah satu realisasi dari program kerja seksi pekapontren yang tujuannya untuk ikut serta meningkatkan budaya gemar mengaji, program ‘Gemmar (Gerakan Masyarakat Gemar) Mengaji’ di tengah-tengah masyarakat,” ujar Kasi Pekapontren, Drs. Alwin. Materi yang diberikan dalam acara ini antara lain, Kebijakan Kementerian Agama dalam Pembinaaan TKA/TPQ dalam Kabupaten Aceh Tengah yang disampaikan oleh Kasubag TU (Saidi Bentara, S.Ag); Manajemen Organisasi dan Kurikulum Pembinaan/Pengembangan LPPTKABKPRMI Aceh Tengah TKA/TPA/TQA yang disajikan Direktur LPPTKA-BKPRMI Kabupaten Aceh Tengah (Suradi, SE); dan Metodologi Pembelajaran Al-Qur’an yang dipresentasikan oleh Tgk. Azhar Azis. [mahbub f c/yyy]
Imam Kampung Ikuti Pembinaan Nadzir Wakaf Santunan - Takengon. Sebanyak 126 orang imam kampung yang ada di 14 kecamatan dalam kabupaten Aceh Tengah mengikuti Pembinaan Nadzir Wakaf di aula Kankemenag Aceh Tengah (3/10). Selain melibatkan para imam kampung, kegiatan tersebut juga menyertakan para Kepala dan Staf KUA masing-masing kecamatan satu 0rang. Nara sumber dalam kegiatan itu adalah, Drs. H. Hamdan (Kepala Kankemenag)
yang menyapaikan materi “Kebijakan Kementerian Agama dalam Pengelolaan Tanah Wakaf”; Drs. H. Mukhzi Abdullah (Kasi Waqaf di Bidang Hazawa) yang memaparkan materi tentang “Mekanisme Tukar Menukar Tanah Wakaf”; Drs.H.Mahmud Ibrahim (Kepala Baitul Mal Aceh Tengah) yang memberikan materi “Mengamankan Tanah Wakaf”; Saidi B, S.Ag (Kasubbag TU) yang mempresentasikan materi “Pendayagunaan Wakaf Produktif”. [mahbub f ch/yyy]
Santunan – Idi. Kankemenag Aceh Timur mengadakan seleksi Porseni XIII (15-16/9). Seleksi dimaksudkan untuk memilih bibitbibit unggul dari peserta sejumlah cabang olah raga dan seni yang akan menjadi wakil Kankemenag Aceh Timur pada Porseni XIII Tingkat Provinsi di Kutacane (akhir November 2012). “PORSENI merupakan salah satu momentum yang sangat penting dan strategik bagi pemberdayaan keolahragaan dan seni di kalangan Kementerian Agama, khususnya Kemenag Kabupaten Aceh timur. Kegiatan ini, hendaknya dapat dijadikan media untuk mendorong pemberdayaan keolahragaan dan kreativitas seni sekaligus dapat dijadikan awal kebangkitan prestasi olahraga dan seni di kalangan Kankemenag yang sudah mulai tumbuh, dan berkembang,” harap Kakankemenag Aceh Timur, Drs. H. Faisal Hasan dalam even di Kompleks MTsN Model Idi dan Kompleks MAN Idi itu. Aceh Timur (Atim) untuk tahun ini memasang target untuk memperbaiki peringkat, setelah pada Porseni ke 12 di Meulaboh, prestasi Aceh Timur terpuruk dan tanpa membawa pulang satu medali emas pun. Kali ini, cabang-cabang yang dipertandingkan, untuk MI yakni bola kaki, lompat tinggi, dan lompat jauh (olah raga); mtq, tahfiz 1 juz, nasyid rebana, busana muslimah, dan cerdas cermat (seni). Bola volly, tenis meja, bulu tangkis, lari 100 meter, lari 200 meter, lompat tinggi, dan lompat jauh (olah raga); mtq, tahfiz 5 juz, nasyid rebana, busana muslimah, cerdas cermat, kaligrafi, pidato bahasa Indonesia, pidato bahasa Arab dan pidato bahasa Inggeris (seni), untuk MTs. Dan untuk MA, cabang olah raga, vollyball, tenis meja, bulu tangkis, lari 400 meter, lempar lembing, lempar cakram, dan tolak peluru; serta cabang seni, mtq, cerdas cermat, syarhil Qur’an, kaligrafi, qira’atul kutub, fahmil Qur’an, cipta puisi kandungan al-Qur’an dan baca puisi. Untuk karyawan ada bola volly, bulu tangkis, dan tenis meja; dan dharma wanita ada asmaul husna dan pidato. [muslim a. djalil/biro atim/yyy] Santunan
Oktober 2012
13
Pupuk KUB dengan Nilai Salam dan Silaturrahmi
Santunan - Subulussalam. Sikap saling menyapa, mengenal, dan memahami sesama warga masyarakat, dengan tidak membedakan ras, etnik, dan anutan, ternyata bagus untuk memupuk toleransi dan kerukunan beragama. Meskipun dihadang oleh pengaruh luar yang ingin mencabik keharmonisan, problematika kerukunan tetap dapat dihadapi secara bersama dan sinergis. “Nilai dari silaturrahmi efektif dileburkan dalam rangka Kerukunan Umat Beragama (KUB). Semua agama tentu mengajarkan sikap saling memahami dan mengenal perbedaan ini, demi
terselenggaranya kehidupan beragama yang nyaman dan damai. Dalam menjalankan aktivitas keagamaan, Pemerintah tidak mengintervensi keyakinan dan anutan umatnya, tapi mengatur ‘lalulintas’ dan rambu dalam beragama, atau mengontrol saja kehidupan beragama. Mari berbicara menurut aturan, bukan menurut kebiasaan dan keinginan,” ajak Dra. Nurmalis, Kabid Pemantapan Ideologi dan Kebangsaan Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Aceh, di Hotel Khairul Syah, Kota Subulussalam. “Budaya salam juga efektif kita tebarkan dalam rangka peningkatan keamanan dan ketertiban masyarakat. Selain itu, mari
semua memahami dan menghormati budaya dan adat setempat,” ajak Kasat Binmas Polres Aceh Singkil-Subulussalam, Budimansyah, dalam sesi dialog yang difasilitasi juga oleh Badan Kesbangpol dan Linmas Kota Subulussalam. Wakil Walikota Subulussalam, Affan Alfian, membuka acara “Dialog Peningkatan Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama” yang hadir unsur DPRK, Polres, Kodim 01/09 Kota Singkil-Subulussalam, MPU, dan SKPK setempat. Acara yang dihadiri 60 utusan berbagai agama dan Ormas dari lima kecamatan di Kota Subulussalam itu, selain menampikan narasumber dari Kesabangpol Aceh dan Subulussalam (Zainal Abidin, SH) dan Kepolisian, juga menampilkan DR. Hj, Nurjannah Ismail, MA, dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh,serta Muhammad Yakub Yahya, M.Ag, unsur dari Subbag Hukmas dan KUB Kanwil Kementerian Agama provinsi Aceh. “Kita akan sampaikan harapan peserta dialog pada Kakanwil dan forum di tingkat provinsi, agar setelah ada regulasi pembentukan FKUB dulu, mestinya Pemerintah juga menfasilitasi forum itu dengan sekretariat dan anggaran, agar efektif dan komunikatif. Selain dana dan fasilitas, harapan peserta, agar semestinya pengurus forum tidak banyak rangkap jabatan, sampai-sampai sangat sibuk, tidak hanya persoalan tersebut ada di Provinsi tapi juga di Kabupaten/Kota, dan ini juga akan kita sampaikan pada pihak yang berwewenang di provinsi,” jawab Yakub, di sela-sela sesi dialog. [yyy]
‘Tukar’ Kepala KUA di Subulussalam
Santunan-Subulussalam. Penyegaran di lingkungan Kankemenag Kota Subulussalam dilanjutkan. Kepala Kankemenag Kota Subulussalam melakukan pelantikan pejabat eselon IV di lingkungan kantor
14
Santunan
Oktober 2012
setempat. Mutasi yang dilaksanakan pada pekan lalu itu, melantik dua orang pejabat eselon IV, yakni Husaini, S.Ag menjadi Kepala KUA Kecamatan Simpang kiri yang sebelumnya menjabat Kepala KUA
Kecamatan Penanggalan, dan Zaini, S.Ag dilantik menjadi Kepala KUA Kecamatan Penanggalan yang sebelumnya menjabat Kepala KUA Kecamatan Simpang kiri. Dalam arahannya kepala kankemenag Kota Subulussalam H.Syarbaini,SH meng imbau kepada Kepala KUA yang dilantik supaya melaksanakan amanah ini dengan baik. Kita adalah pengayom masyarakat dan berikan pelayanan sebaik mungkin karena KUA adalah ujung tombak Kemenag. “Mutasi ini adalah hal biasa dan untuk penyegaran agar dalam bertugas tidak timbul rasa jenuh,” hibur Kakankemenag. Acara yang dihadiri oleh semua pejabat di lingkungan Kemenag Kota Subulussalam dan P3N dari dua kecamatan, yaitu Simpang Kiri dan Penanggalan ini berlangsung dengan khidmad. [taufiqurrahman/yyy]
Ta’aruf di Kankemenag Subulussalam
Awas, Jahiliyah Modern
Santunan - Kota Subulussalam. Keluarga besar Kankemenag Kota Subulussalam melaksanakan ta'aruf dengan Kepala Kankemenag setempat, H. Syarbaini, SH (Senin, 3/9). “Bahwa jabatan ini amanah dan saya tidak pernah berpikir kalau saya akan menjadi Kakankemenag Kota Subulussalam. Insya Allah saya akan melaksanakan amanah ini dengan baik dan akan bekerja semaksimal mungkin agar kinerja Kankemenag Kota Subulussalam lebih baik lagi,” janji Kankemenag baru, yang setelah penantian panjang, akhirnya Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa'dan, M.Pd melantik H. Syarbaini sebagai Kakankemenag
Subulussalam. Sebelumnya Syarbaini, menjabat Kakankemenag Kabupaten Abdya. sebelumnya Pymt Kankemenag, Rislizarnas, S.Ag melaporkan tentang keadaan Kankemenag Kota Subulussalam, dan mengucapkan selamat datang kepada kakankemenag yang baru, “Alhamdulillah selama ini aktivitas kantor telah berjalan dengan baik sesuai dengan pondasi yang telah ditetapkan oleh Kakankemenag yang lama dan semua ini berkat dukungan dari rekanrekan semua. kita sama-sama berharap ke depan di bawah pimpinan yang baru kinerja Kankemenag Kota Subulussalam jauh lebih baik lagi, amin. [taufiqurrahman/yyy]
Website untuk MAN Subulussalam
Santunan – Kota Subulussalam. Selamat dan sukses kepada MAN Kota Subulussalam atas peluncuran situs madrasahnya, dan silakan Anda jenguk di elamat di alamat http://mansubulussalam.sch.id. Silakan
klik, ini situs resmi madrasah yang akan meramaikan web serupa di bawah Kemenag Aceh. Dalam rilis yang dikirimkan Kepala Bagian Tata Usaha MAN Subulussalam, Erizal Lubis, kepada KemenagNews mengatakan bahwa peluncuran website ini merupakan bagian dari pengembangan layanan prima di MAN Subulussalam. “Melalui website, kita juga hendak mendidik para siswa dan civitas akademik madrasah untuk sadar IT, karena semua informasi dan layanan yang bersifat publik kita sampaikan melalui web, misalnya jadwal ujian, info kegiatan ekstra kurikuler hingga bahan-bahan belajar tambahan,” kata Erizal. [aba]
Santunan – Banda Aceh. Prof. Dr. Mahfud MD, Ketua dan Hakim MK (Mahkamah Konstitusi), yang bertindak selaku Khatib di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh (31/8), mengangkat tema tentang takwa dan jahiliyah. “Allah memerintahkan kita untuk bertakwa, dan jangan sampai mati di luar Islam,” kutipnya. Menurutnya, takwa adalah keluar dari sifat-sifat jahiliyah menuju hidayah, minazh zhulumaati ilan nuur…. Jahiliyah itu sendiri adalah suatu kondisi di mana manusia buta mata hatinya, tidak cerdas emosi dan spritualnya, jadi bukan bodoh secara intelektual. Dalam Al-Quran, ada empat kali kata jahiliyah disebutkan. Pertama dalam QS. Ali Imran ayat 154 dengan ungkapan zhannal jahiliyyah, bisa dimaknai dengan lemah iman. Ayat ini turun berkaitan dengan prasangka sebagian kaum muslimin pasca kekelahan perang Uhud. Berburuk sangka kepada Allah adalah sifat jahiliyah. Kedua, QS. Al-Maidah ayat 150 dengan ungkapan hukmul jahiliyyah, bisa dimaknai dengan mempermainkan hukum. Ayat ini turun terkait tokoh Yahudi yang menjanjikan dirinya dan seluruh kelompoknya akan masuk Islam jika Nabi SAW mau menyelesaikan perselisihan mereka dengan kelompok Yahudi lain dengan memenangkan mereka. Melakukan transaksi hukum, membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar adalah sifat jahiliyah. Ketiga, QS. Al-Ahzab ayat 33 dengan ungkapan tabarrujal jahiliyyah, bisa dimaknai sebagai perempuan yang berpenampilan seronok atau genit sehingga bisa merusak iman orang lain. Wanita muslim dan beriman tidak seharusnya meniru penampilan wanita-wanita di masa jahilyyah. Ayat ini turun tentang nasehat kepada istri-istri Nabi Muhammad dan wanita muslim pada umumnya. Keempat, QS. Al-Fath ayat 26 dengan ungkapan hamiyyatal jahiliyyah, yakni sikap sombong dan merasa benar sendiri, mengabaikan fakta-fakta dan informasi yang benar, serta mendeskreditkan pihak lain. Itulah empat kriteria jahiliyah menurut alQuran, dan mari kita enyahkan! [aba] Santunan
Oktober 2012
15
PLN Aceh Salurkan Beasiswa
Pisah Sambut Kankankemenag Abdya Santunan - Blangpidie. Kankemenag Aceh Barat Daya mengadakan acara pisah sambut antara Kakankemenag yang lama dengan yang baru. Acara yang dihadiri oleh seluru jajaran yang berada di bawah Kementerian Agama Abdya yang terdiri dari seluruh Kasi, KUA, Penyuluh Agama serta Kepala Madrasah berlangsung dengan hikmat. Dalam pesannya, H. Syarbaini, SH menyampaikan bahwa ia telah diamanahkan untuk memimpin Kemenag Aceh Barat Daya ini lebih kurang selama tiga tahun 50 hari. Ia yakin bahwa selama kepemimpinannya masih banyak kekurangan, serta pasti ada yang tersinggung baik secara pribadi maupun secara kelompok. Untuk itu beliu meminta maaf kepada seluruh staf dan jajaran yanng berada di bawah Kemenag Abdya. “Ke depan dengan kehadiran Bapak
Arizal, kiranya dapat terjalin kerjasama yang baik dan Kemenag Abdya ini dapat menjadi panutan bagi instasi lain maupun bagi masyarakat Abdya pada umumnya,” pinta mantan Kakankemenag. Dalam sambutan yang disampaikan Drs. H. Arizal, ia mengucapan terimakasih kepada Kakankemenag lama yang telah meletakkan pondasi yang kokoh pada jajaran Kankemenag Abdya. “Kita berdoa agar kiranya beliau dapat memberikan pencerahan yang baru di tempat tugas yang barunya yaitu di Kota Subulussalam,” sambung Kakankemenag baru. Arizal menghapkan juga dari Kakankemenag yang lama berupa arahan dan petuah agar nantinya dapat menjalankan tugas yang baru di Kankemenag Abdya dengan baik. [syahrul/yyy]
Santunan – Kota Jantho. PT. PLN Wilayah Aceh melalui bidang Lazis setiap tahun mengadakan penyaluran bantuan pada masyarakat usaha kecil, dan memberikan beasiswa prestasi pada sekolah yang telah diseleksi dan yang dianggap sangat membutuhkan. Sumber dana diperoleh dari zakat dan infak karyawan PT PLN Wilayah Aceh. Tahun ini penyaluran beasiswa kepada empat sekolah/madrasah yang berada di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. MAN Sibreh, salah satu sasaran mustahiq (penerima zakat) itu. ”Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Pimpinan PT. PLN Wilayah Aceh yang telah memilih sekolah kami untuk menyalurkan bantuan beasiswa prestasi yang berjumlah Rp. 8.000.000, yang terdiri dari delapan siswa penerima yang mendapatkan Rp.1.000.000 per siswa,” kata Kepala MAN, Sudirman M, S.Ag, beserta dewan guru MAN Sibreh, Kuta Malaka, Aceh Besar itu (18/9). Bertempat di MAN Sibreh, zakat diserahkan Ridwan Yusuf, Abdul Thalib, dan Muhammad Ali dari unsur PLN yang disaksikan oleh Kepala MAN dan Wikil Bidang Kesiswaan, Thursina, M.Pd. Siswa penerima beasiswa tersebut ialah Cut Safranil Hikmah (kelas XI), Qurratul Aini (XI), Lia Rahmati (XI), Amna Yusra (XI), Lulu Huril (XII), Murisna (XII), Vera Sofyana (XII), dan Yulia (XII). [sudirman/yyy]
Silaturrahim Kakankemenag Baru dengan Pemkab
Santunan-Blangpidie Kepala kantor Kementerian Agama Aceh Barat Daya (Abdya) yang baru, Drs. H. Arizal mengadakan silaturrahim dengan jajaran Pemkab Aceh Barat Daya selama dua hari. Selasa, 11 September 2012 bersilaturrahim dengan
16
Santunan
Oktober 2012
ketua DPRK serta Kapolres Abdya dan pada Rabu, 12 September 2012 Kakankemenag bertemu langsung dengan Bupati Aceh Barat Daya. Dalam agenda pertemuan dengan Bupati Aceh Barat Daya, Juffri Hasanuddin,
turut membicarakan beberapa agenda diantaranya tentang koordinasi kerja antara Pemda setempat dengan instansi vertikal khususnya Kantor Kementerian Agama Abdya agar dapat dilibatkan dalam upaya membangun Kabupaten Aceh Barat Daya ke depan. Sedangkan pertemuan dengan ketua DPRK yang disambut langsung oleh M. Nasir, juga membicarakan beberapa agenda di antaranya Kakankemenag Abdya mengharapkan ke depan kiranya ada rancangan program yang mengarah untuk Pembangunan Kompleks Islamic Center sebagai Pusat Pendidikan dan Studi Islam di Kabupaten Aceh Barat Daya. Silaturrahim tersebut juga didampingi oleh beberapa staf Kankemenag, di antaranya Jakfaruddin Ali Akbar, S.Ag (Kasi Mapemda), Sahilmi, SE (Pelaksana Kasubbag TU) Tajri bin yakub, SH,I (staf Kepegawaian) serta Zubaili (Guru MIN P. Sikabu). [syahrul/yyy]
Pengikut Laduni sudah Disyahadatkan
Santunnan - Meulaboh. Bersama Ketua MPU Aceh, Drs. Tgk. H. Ghazali Mohd. Syam, beserta rombongan, Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa`dan, M.Pd, meninjau langsung lokasi kejadian amuk massa terhadap Jama`ah Laduni di Gampong Beureugang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat (Rabu, 5/9). Rombongan Kanwil yang dipimpin Kakanwil,
didampingi Pymt. Kabid Penamas Drs. H. Bukhari, MA, Kasubbag Hukmas dan KUB, Juniazi, M.Pd, dan Drs. H. Aiyub, MA, penyuluh pada Kanwil Kemenag Aceh. Sementara rombongan MPU Aceh langsung dipimpin Ketua MPU dan Kabag Humas MPU Aceh Drs. Husnul Maab, M.Pd. Rombongan turun ke lokasi kejadian ditemani Kakankemenag Aceh Barat, Drs. M.
Arief, MA, dan pejabat Kemenag setempat. Turut dalam rombongan Camat Kaway XVI, MPU Kecamatan, KUA Kecamatan setempat dan sejumlah tokoh masyarakat wilayah Beureugang. Jamaah Laduni dinyatakan sesat oleh MPU Aceh Barat dan sebanyak lima dari pengikut jamaah tersebut telah disyahadatkan kembali, Senin (3/9). Dialog antara pengikut Jamaah Laduni dengan MPU setempat di aula Kantor Kecamatan Kaway XVI , Aceh Barat, Senin (3/9) sempat rusuh dan berakhir amuk massa. Sebanyak 20 pengikut Jamaah Laduni saat ini diamankan di Mapolres Aceh Barat. Ajaran ini dinyatakan sesat karena mewajibkan pengikutnya shalat cukup tiga kali sehari, Maghrib, Insya dan Shubuh. Mereka juga mengajarkan kepada pengikutnya tidak wajib shalat Jum`at. Ajaran ini berkembang di Gunong Seumot Kabupaten Nagan Raya. Secara khusus Kakanwil meminta Kakankemenag Aceh Barat dan jajarannya untuk menyikapi masalah ini sehingga persoalan aliran sesat tidak berkembang lagi di daerah ini. “Saya minta penyuluh agama yang ada di gampong untuk meningkatkan peran dan fungsinya di tengah umat, termasuk mendeteksi dari awal terhadap penyimpangan ajaran agama di wilayahnya,” pinta Kakanwil. [juniazi]
Pelantikan Kepala MA/RA di Bener Meriah Santunan – Redelong. Kakankemenag Bener Meriah, Drs. H. Amrun Saleh, MA, melantik 17 Kepala Madrasah dan RA (Raudhatul Athfal) di lingkungan Kankemenag Bener Meriah. Acara pelantikan berlangsung di aula Kemenag setempat (Senin, 3/9). Kepala madrasah yang dilantik terdiri dari, 4 kepala MA, 3 kepala MTs, 8 kepala MI, dan 2 kepala RA. “Bahwa mutasi kali ini, untuk menyegarkan tempat tugas karena ada beberapa kepala sekolah yang sudah bertugas melebihi satu periode. Bahkan ada kepala madrasah sejak diangkat sebagai PNS sampai menjadi kepala, bertugas di madrasah bersangkutan. Hal ini menimbulkan kejenuhan dalam melaksanakan tugas. Sebagian lain mendapat promosi yang sebelumnya bertugas di madrasah swasta diangkat menjadi kepala MAN,” jelas Kakankemenag yang dihadiri oleh Kasubbag Tata Usaha, Kepala Seksi, Penyelenggara Zawa, seluruh Kepala Madrasah, Kepala RA, Kepala KUA, dan Pengawas serta undangan. Pejabat yang dilantik adalah Drs. Salam (Kepala MAN Simpang Tiga), Sahmanar, S.Ag
(MAN Lampahan), Syafi’i Saat, S.Ag (MAS Bener Selan), Idris (MAS Darussa’adah), Supratto, S.Ag (MTsN Wih Pesam), Sulaiman, S.Ag (MTs Belang Rongka), Zaini Maktum, S.Ag (MTsS An-Nur Tingkem Asli), Dra. Nurjannah (MIN Janarata), Ahmad Yani, S.Pd.I (MIN Simpang Tiga), Abd. Rahman,
S.PdI (MIN Tingkem), Saihu, A.Ma (MIN Bintang 2), Dra. Nulvawela (MIN Kota Makmur), Mursyid, S.Ag (MIN Kenawat), Damanhuri, S.Pd.I (MIN Wih Tenang Toa), Zuhri S (MIS Wih Tenang Uken), Hamriah, S.Ag (RA An-Nur), dan Asria, A.Ma (RA Kasih Ibu). [ar/biro bener/yyy) Santunan
Oktober 2012
17
Kankemenag Bener Meriah Adakan Rakor Santunan – Redelong. Seksi Penamas dan Pekapontren Kankemenag Bener Meriah adakan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan unsur terkait bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan bertempat di aula setempat (11/9). Acara dihadiri 30 utusan dari beberapa unsur terdiri dari unsur Pimpinan Pondok Pesantren, LPPTKA-BKPRMI, Baitul Mal, PAIF Kecamatan, Kepala MDTA, Supervisor, dan Kepala TPA. “Rakor ini diadakan untuk men sosialisasikan Data Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan serta untuk mendapatkan masukan sebagai bahan pembuatan Rancangan Peraturan Daerah tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan di Kabupaten Bener Meriah,” papar Drs. H. Hamdani, Kasi Penamas dan Pekapontren. Kakankemenag, Drs. H. Amrun Saleh, MA, dalam sambutannya menyampaikan gambaran perkembangan Pendidikan Agama dan Keagamaan di Bener Meriah yang saat ini
cenderung terus mengalami perkembangan dan semakin diminati masyarakat. Bupati Bener Meriah, Ir. H. Ruslan Abdul Gani, Dipl.SE, saat Rakor berkesempatan hadir dan membuka secara resmi, sekaligus menyampaikan materi “Peran Pemerintah Daerah dalam Pembangunan bidang Pendi dikan Agama dan Keagamaan”, terharu dan
resposiif dengan Rakor itu. Bupati sangat antusias serta merespon kegiatan yang dila kukan oleh Kemenag, karena sesuai dengan misi dan visi Bupati selama lima tahun ke depan, dan akan menempatkan Kankemenag sebagai garda terdepan dalam pembangunan lembaga Pendidikan Agama dan Keagamaan di Bener Meriah. [as bm/yyy].
“Jeumpa Puteh” Meriahkan Porseni Pidie Santunan–Sigli. Sanggar Seni “Jeumpa Puteh” dari MAN Kota Bakti di bawah Pimpinan Drs. Zainal Abidin tampil memukau dalam Pembukaan Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) ke XIII Kabupaten Pidie (Senin, 10/9), di aula setempat. Sebagai acara pembuka, diawali dengan tari “Ranub Lampuan” dari group tari asal MAN di Lamlo itu. Ranub Lampuan, merupakan hasil perpaduan kreasi baru dari unsur tari tradisional. Dalam setiap penampilannya, group “Jeumpa Puteh” selalu memvariasikan gerakan, agar tidak terjadinya gerakan yang monoton. Sebelum sesi penutup pada acara Pembukaan Porseni itu, kembali group tari “Ratoh Duek” dari sanggar seni “Jeumpa Puteh” unjuk kebolehannya. Kali ini, porsenil yang naik, sudah sering tampil pada beberapa even kesenian, baik tingkat kecamatan maupun kabupaten di Pidie. Dalam kesempatan tersebut, Kakantor Kemenag Kabupaten Pidie, nyatakan kekagumannya atas penampilan group tari “Jeumpa Puteh”. “Pada seluruh personil sanggar, agar terus berlatih di masa yang akan datang. Besar harapan pada Kepala Madrasah, semoga prestasi sanggar yang terus meningkat, dapat dipertahankan untuk melestarikan seni tradisional yang hampir punah di kalangan generasi muda sekarang ini,” tutup Kakankemenag, Drs. H. Jakfar M.Nur. [bustami/yyy]
18
Santunan
Oktober 2012
MAN 1 Sigli Raih Juara I Santunan–Sigli. Sejumlah 15 juara I pada sejumlah cabang pada Porseni di MAN 1 Sigli, Pidie (10-15/9). “Selebihnya, 10 juara II dan delapan juara III,” jelas Koordinator Pelaksana Kegiatan Porseni ke 13 2012, di MAN 1 Sigli, tingkat Kabupaten Pidie. Gusmarwan menambahkan, “Keluarga Besar MAN 1 Sigli sangat senang atas prestasi yang diraih, kami melihat kesiapan dan kesungguhan para peserta dari MAN
1 Sigli dan para pendamping sangat serius sehingga hasilnya sangat memuaskan. Kami berharap perwakilan Pidie dapat mengukir prestasi /meraih juara umum pada Porseni ke 13 tingkat Propinsi di Kutacane.” MAN 1 selanjutnya memberikan penghargaan (piagam penghargaan plus dana) kepada para juara 1, 2, dan 3, Alhamdulillah mereka sangat senang dan bangga atas prestasi yang diraihnya. [gusmarwan/yyy]
Sportif, Porseni Singkil
Santunan-Singkil. Kankemenag Aceh Singkil sukses melaksanakan seleksi Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) di tingkat Aceh Singkil (8/9). Kegiatan yang dipusatkan di MTsN Singkil diikuti oleh seluruh madrasah, baik swasta maupun negeri, yang ada di lingkungan Kemenag Aceh Singkil. Cabang-cabang olahraga dan seni yang diseleksi dalam even 2 tahunan di tingkat Kankemenag Aceh Singkil adalah, atletik, bola kaki, tenis meja, dan badminton. Pada cabang seni cabang yang di perlombakan adalah cabang MTQ, pidato bahasa Arab, syarhil quran, qiratul qutub, cerdas
cermat,baca puisi dan kaligrafi. “Dalam seleksi yang sportif kali ini, tidak semua cabang kita perlombakan, mengingat anggaran kita terbatas serta kurangnya potensi di cabang yang lain untuk menang sehingga kita tidak membuka semua cabang yang sudah di tentukan oleh Panitia dari Kanwil, sehingga hanya beberapa cabang saja yang kita anggap punya potensi untuk menang dan meraih medali,” kata Kasi Mapenda Kemenag Aceh Singkil, Drs. Nanang SZ, dan sekaligus sebagai Ketua Panitia. [asingkil/yyy]
MAN Singkil Terima Bantuan Komputer Santunan–Singkil. Satu lagi bukti kepedulian terhadap mutu pendidikan di MAN Singkil, Pemkab Aceh Singkil menyumbang seperangkat peralatan otomasi perpustakaan sekolah, berupa software (perangkat lunak) Sistem Informasi Perpustakaan Sekolah (SISPUS-SISPS) dan hardware (perangkat keras), di Ruang Kepala Kantor Arsip dan Perpustakaan Kabupaten Aceh Singkil (30/7). Disaksikan Zulqadri, S.Sos, Kasi Pembinaan dan Pengelolaan Kearsipan Kantor Arsip Dan Perpustakaan Daerah Aceh Singkil, agenda berjalan lancar. Kepada Kepala MAN Singkil, Halimsyah, MA, Masykur berharap agar dapat mempegunakan peralatan tersebut secara maksimal untuk dapat memacu dan berjuang dalam meningkatkan pemberdayaan perpustakaan di madrasah secara modrn dan pengelolaan perpustakaan Madrasah Berbasis Teknologi Imformasi Standar
Nasional. sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan di Kabupaten Aceh singkil. “Ini bantuan pertama untuk pengadaan komputer sekolah di Aceh Singkil, anggaran DPA Kantor Arsip dan Perpustakaan Aceh Singkil 2012. Baru berhasil diupayakan pengadaan empat buah unit yang diperioritaskan untuk empat buah sekolah. Dua di tingkat SMA/MA yaitu MAN Singkil dan SMAN 1 Singkil, dan selebihnya untuk tingkat SLTP masing-masing sekolah mendapat satu uni peralatan komputer tersebut,” sambung Masykur. “Kiranya Kepala MAN Singkil mampu membaca peluang ke depan, untuk meningkatkan pretasi akademik terlebih lagi dalam hal mempromosikan madrasah di PTN, sehingga ke depan mampu bersaing dan kian meningkat untuk diterima di PTN,” harap Kasi Mapenda Kemenag Aceh Singkil, Drs. Nanang SZ, MM. [halimsyah/yyy]
Dari MAN Darussalam ke Morotai Santunan – Banda Aceh. Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK Remaja) MAN Darussalam pada 2012, kembali mengirimkan anggotanya untuk diikutsertakan sebagai peserta Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari “Sail Morotai Tahun 2012”. Acara ini diselenggarakan oleh kementerian Pemuda dan Olah Raga. Sebelumnya sukses juga ke Sail Bunaken (2009), Sail Banda (2010), Sail Wakatobi (2011). Sail Komodo direncanakan pada tahun 2013. Kegiatan utama para peserta “Sail Morotai Tahun 2012”, mengelilingi seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Rute perjalanan dimulai dari masing-masing provinsi pada 24 Agustus 2012 menuju Jakarta, Ambon, Sorong, Raja Ampat, Morotai, Ternate, Makasar dan kembali ke Jakarta dengan menggunakan kapal perang RI (KRI Makasar 590) Angkatan Laut selama 32 hari di tambah dua hari pembekalan di BKKBN pusat khusus bagi kelompok PIKR/M binaan BKKBN Provinsi. Para remaja/mahasiswa diberikan pembekalan untuk kebutuhan sehari-hari, materi ceramah, diskusi dan bagaimana melakukan dialog interaktif tentang berbagai topik seperti pembekalan (tata tertib dan kehidupan selama di kapal, pembagian kelompok dan tugas); kegiatan di atas kapal (pembentukan karakter pemuda, peningkatan wawasan kebangsaan, peningkatan cinta tanah air dan lingkungan bahari, pengembangan kepemimpinan dan kewirausahaan); kegiatan lokasi sandar (kunjungan, penghijauan, pertandingan olah raga, pentas seni budaya nusantara; kegiatan di lokasi homestay (baksos, penghijauan, penyuluhan/pelatihan, pertandingan olah raga, pentas seni budaya); acara puncak Sail Morotai (bakti sosial, pameran karya pemuda, pertandingan olah raga, pentas seni budaya nusantara). “Alhamdulillah, setelah melalui seleksi yang ketat dari BKKBN Aceh di bawah binaan Kasubbid Bina Ketahanan Remaja, Ihya, SE, terpilihlah PIK Remaja MAN Darussalam sebagai juara I tahap Tegar dan berhak mewakili Aceh untuk diberangkatkan ke Morotai, ” kata Musdiyas, S.Pd, Waka Humas dan Pembina PIK Remaja MAN Darussalam. “Prestasi ini merupakan sebuah kepercayaan yang sangat mengharukan bagi kami keluarga besar MAN Darussalam sebab anak didik kami dipercayakan mewakili Aceh dalam kegiatan “Sail Morotai Tahun 2012,” sambung Kepala MAN Darussalam, Muntasyir, S.Ag. MA. [musdiyas/yyy] Santunan
Oktober 2012
19
Aceh Besar Sukseskan Porseni XIII Santunan – Kota Jantho. Kemenag Aceh Besar sukses menggelar Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) XIII 2012 (12/9). Seleksi Porseni yang dipusatkan di Kecamatan Kuta Baro itu, telah dimulai tiga bulan sebelumnya, oleh masing-masing Kelompok Kerja Kepala Madrasah (K3M) MI-MTs-MA yang langsung dikoordinir oleh ketua K3M. Menurut Ketua Panitia Pelaksana Porseni XIII Aceh Besar, Drs. Uzair, pelaksanaan porseni di Kuta Baro ini merupakan kegiatan Final semua mata lomba yang dilaksanakan oleh masing-masing Kelompok Kerja Kepala Madrasah dan sekaligus pembagian hadiah kepada para pemenang di semua jenjang, baik MI, MTs dan MA. Kasubbag Tata Usaha Kankemenag Aceh Besar Nasrullah, S.Ag yang mewakili Kepala Kantor Kementerian Agama Aceh Besar, Drs. Salahuddin, M.Pd dalam sambutannya pada penutupan Porseni XIII mengatakan, juarajuara satu semua jenjang MI, MTs dan MA akan diikutsertakan pada event Porseni XIII
Porseni Pijay Meriah
tngkat Provinsi Aceh. Kegiatan ditutup oleh Camat Kuta Baro, M. Ali, S.Sos, MM di halaman komplek MIN Bungcala, sekaligus penyerahan piala bergilir oleh Camat Kuta Baro kepada juara umum kepada masing-masing jenjang. Untuk tingkat MI direbut oleh MIN Tungkop Aceh Besar, MTs direbut oleh MTsN Tungkob dan MA direbut oleh MAS Ruhul Islam Anak Bangsa. [burhanuddin/yyy]
Porseni di Kankemenag Nagan
Santunan – Suka Makmue. Kemenag Nagan Raya sukses gelar seleksi Porseni tingkat Kabupaten ke XIII di Kankemenag setempat (1-8/9). Kasubbag Tata Usaha Drs. Tgk. Aidi Putra menghimbau kepada seluruh peserta yang ikut bertanding agar serius dan objektif dalam mengikuti semua jenis mata lomba yang dilombakan. Sehingga akan dapat membawa duta-duta yang berkualitas dan berkompeten untuk ikut bertanding di Porseni tingkat Provinsi Aceh yang dilaksanakan di Kutacane (26 November - 1 Desember). Pada seleksi atlit Porseni tahun ini, diperlombakan dan dipertandingkan kegiatan seni
20
Santunan
Oktober 2012
dan olahraga yang disesuaikan dengan juknis Panitia Porseni Kemenag Aceh, antara lain atletik, cerdas cermat, MTQ, dan sepakbola. Di samping itu juga dilaksanakan pameran produk (Ekspo Madrasah) yang dipusatkan di Komplek Kankemenag Nagan Raya. Dalam seleksi Atlit Porseni dalam lingkungan Kankemenag Nagan 2012 itu, banyak terjadi perkembangan peserta yang ikut berpartisipasi. Jumlah MI yang berpartisipasi sebanyak 19 madrasah, tingkat MTs berjumlah 8 madrasah dan tingkat MA berjumlah 3 madrasah. Atau mencapai 98 % dari semua madrasah yang ada di lingkungan Kemenag Nagan Raya. [samsuni ah/yyy]
Santunan – Meureudu. Kankemanag Pidie Jaya (Pijay) sudah menyudahi Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) perdana. “Juara umum tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Gugus I atau Wilayah Timur (Kecamatan Bandar Dua dan Jangka Buya). Juara umum tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs), Gugus II atau Wilayah Tengah (Ulim, Meurah Dua, dan Meureudu). Juara umum tingkat Madrasah Aliyah (MA), Gugus III atau Wilayah Barat (Bandar Baru, Trienggadeng, dan Pante Raja),” jelas Kakanmenag Pijay, Drs. H. Ilyas Muhammad, MA. Kakankemenag berharap ke 12 cabor (sepakbola, lompat jauh, lompat tinggi, tolak peluru, bulu tangkis, bolavoli, lempar lembing, lempar cakram, lari 100 meter, lari 200 meter, lari 400 meter, dan tenis meja) dan 12 cabang seni (MTQ, kahtil qur’an, qiratil qur’an, syarhil qur’an, busana muslim, nasyid (rebana), pidato, puisi, cipta puisi kandungan al-qur’an, fahmil qur’an, serta cerdas cermat), semua berlaku adil dan jujur. Kakankemenag juga berharap, semua sesi acara yang meriah, yang telah berlaku adil, jujur, dan tanpa KKN, bisa diteruskan di jenjang Provinsi. Terus H. Ilyas dan kontingen Pijay bertekad ingin meraih juara umum pada Porseni XIII tingkat Provinsi, di Kutacane (25 November-1 Desember). Target itupun diamini Ketua Panitia, Ahmad Yani, S.Pd.I, Sekretaris Zakarya, SHI, PNS se-Pijay, dewan guru, dan para murid di Pijay. [muhammad yakub yahya]
Kajian Bulanan Kankemenag Diisi Psikiater Santunan–Bireuen. Psikiater Cut Nazwati, Psi, dihadirkan pada kajian bulanan Pengurus Darmawanita Kankemenag Bireuen, untuk menjelaskan mengenai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) saat acara arisan bulanan, Selasa (4/9). Nazwati mengungkapkan akhir akhir ini KDRT kian marak terjadi, ba nyak korban kekerasan yang datang kepada nya untuk dicarikan solusi. Nazwati, psikiater yang bertugas di RSU Bireuen, hampir setiap hari dirinya menerima pengaduan wanita yang dianiaya suami. Ketua Pengurus Darmawanita Kemenag
Bireuen, Dra. Irawati usai cara menuturkan, bahwa pihaknya mengundang psikiater untuk menjelaskan apa apa saja yang termasuk KDRT. Menurutnya hal ini sangat penting diketahui pasangan suami istri, untuk memahami psikologi keluarga, demi menjaga keharmonisan dalam rumah tangga. “Oleh karena itu kami pikir, materi tentang KDRT sangat cocok untuk diketahui oleh seluruh anggota Darmawanita,” sambung istri Kakankemenag Bireuen, Drs. H. Zulhelmi A. Rahman, M.Ag itu. [najib zakaria/yyy]
Monitoring Dana BOS Wajardikdas Santunan-Bireuen. Dalam rangka mengawasi (monitoring) dana BOS Wajardikdas (Wajib Belajar Pendidikan Dasar) Wustha, Kasi Pendidikan Salafiah Kanwil Kemenag Aceh, Drs. Sulaiman, Lt, M.Pd menggelar kunjungan ke beberapa pondok pesantren yang ada di Kabupaten Bireuen, Bener Meriah, dan Aceh Tengah. Di Bireuen (18/9), Sulaiman yang paham bahasa Jepang dan fasih bahasa Inggris itu, mengunjungi Dayah Mudi Mesra Samalanga. Didampingi Kasi Pekapontren Kankemenag Bireuen, Drs. Maiyusri memonitoring dana
BOS Wajardikdas Wustha di dayah Waled Hasanol. Dalam monitoringnya, Sulaiman juga memberikan bimbingan tentang tata kelola (perbaikan manajemen, data riil penerima BOS Wajardikdas, buku induk, leger, nilai dan penyusunan Laporan Pertanggung Jawaban dana yang benar). “Selama ini LPJ dana BOS Wajardikdas wustha di Aceh sudah sesuai aturan, karena sebelumnya sudah kita arahkan cara pembuatan LPJ yang benar, jadi selama ini tidak ada masalah,” jelas Sulaiman. [najib zakaria/yyy]
Peusijuek, Bentuk Peduli bagi JCH
Santunan – Bireuen.Tujuh Jamaah Calon Haji (JCH) dalam lingkungan Kemenag Bireuen di-peusijuk (tepung tawar) di aula Kankemenag Bireuen (Rabu, 12/9). Ketujuh JCH tersebut adalah, Mukhlis (Kasie Haji), Zulfan (staf pada Kasi Haji), Safwandi (Kepala MAS Kutablang), Nurjannah (Penyuluh Agama Islam), Jamaliah (guru MAN Peusangan), Fatmawati (guru MIN Bireuen), dan Sulaiman (Kepala MAN Samalanga). “Ini merupakan rutinitas yang setiap tahun kita lakukan sebagai wujud
kepedulian Kankemenag untuk memuliakan tamu Allah,” kata Ismuar, Kesubbag TU Kankemenag Bireuen, selaku Panitia Pelaksana. Mukhlis, mewakili enam pegawai yang akan menunaikan ibadah haji menyampaikan rasa terharu dan terimakasih kepada pegawai Kankemenag yang telah mengadakan acara peusijuk tersebut, seraya memohon didoakan agar senantiasa dalam keadaan sehat dan mampu melaksanakan ibadah haji secara sempurna. [najib zakaria/yyy]
JCH, Doakan Kami Santunan – Redelong. Bupati Bener Meriah, Ir. H. Ruslan Abdul Gani, Dipl. SE, memintakepada seluruh Jamaah Calon Haji (JCH) Bener Meriah, sebagai calon tamu Allah Swt, hendaknya bersyukur kepada Allah karena begitu banyak waiting list (daftar tunggu), ternyata pada tahun ini hanya 96 orang yang berangkat. Oleh sebab itu Bupati mengharapkan setiap tahapan pelaksanaan ibadah haji dapat dikerjakan dengan baik. Hal ini harus diawali dengan niat ikhlas, sabar, dan sungguh-sungguh, sehingga pada akhirnya jamaah haji dapat memperoleh haji yang mabrur dan mabrurah. “Kami mengharapkan Bapak/Ibu mendoakan masyarakat Bener Meriah, supaya jauh dari segala masalah yang tidak diinginkan,” pinta Bupati saat membuka kegiatan manasik haji bagi JCH di Kankemenag Bener Meriah (4/9). Dalam acara tersebut, turut hadir unsur Muspida, Ketua DPRK, Kapolres, Ketua MPU, Dandim, Kajari, Danyon 114 Satria Musara. “JCH Bener yang berangkat tahun ini berjumlah 96 orang yang tergabung dalam kloter 9 dan 12. Para JCH ini telah mengikuti manasik yang diadakan di kecamatan yang dibagi dalam dua wilayah. Wilayah timur terdiri dari Bandar, Bener Kelipah, Permata, dan Syiah Utama, yang acaranya dipusatkan di masjid besar AlFalah (Bandar). Wilayah Barat yang terdiri dari Bukit, Wih Pesam, Timang Gajah, dan Pintu Rime Gayo, acaranya berlangsung di Masjid Agung Babussalam Redelong. JCH berdasarkan kecamatan adalah, Bukit 22 orang, Bandar 29 orang, Timang Gajah delapan orang, Wih Pesam 20 orang, Pintu Rime Gayo tiga orang, dan kecamatan Permata empat orang,” jelas Kakankemenag Bener Meriah, Drs. H. Amrun Saleh, MA. [biro bener/yyy] Santunan
Oktober 2012
21
KANWIL
Aceh Peringkat VII PAIF 2012
Direktorat Penerangan Agama Islam (Penais) Ditjen Bimbingan Masyarakat (Binmas) Islam Kemenag RI, meyelenggarakan pemilihan Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) Teladan Tingkat Nasional 2012 (913/10). Tahun ini, Aceh mengirimkan dua delegasi (Herlina Ningsih, S.Ag, sebagi PAIF di Kecamatan Bebesan Aceh Tengah, danDra. Hj. Suri Arniansyah sebagai official). Acara di di Hotel Jayakarta Jakarta Ini, bagi Aceh merupakan even ketiga kali, sejak 2010, 2011, dan 2012. Sebelum ikut acara Nasional, di tingkat Provinsi, Herlina telah terpilih sebagai PAIF Teladan Aceh 2012 (Mei 2012), di Banda Aceh. Acara dibuka oleh Menag RI, Drs. H. Suryadarma Ali, M.Si, sekaligus dengan penutupan kegiatan Muhibbah Da’i Mabims, yang diikuti oleh negara yang tergabung
dalam kelompok Da’i Mabims yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura (berhalangan hadir). Ke 10 orang peserta mewakili Indonesia adalah peserta terbaik dari hasil seleksi Dai Mabims se Indonesia. Aceh juga mengirimkan dua orang peserta. Dalam acara yang pembukaannya dihadiri Wamenag RI, pejabat Eselon I dan II, di antaranya Sekjen, Irjen, dan Dirjen Bimas Islam Kemenag RI itu, Aceh , tapi belum berhasil melaju ke babak final. Dalam arahannya Menteri Agama mengamanatkan agar para Da’i dan Penyuluh Agama dapat menjelaskan kepada masyarakat pandangan negatif tentang Islam, bahwa Islam bukanlah seperti yang dibayangkan oleh orang orang yang phobia Islam. Di samping itu harus mewaspadai aliran yang ajarannya menyimpang dari ajaran Islam
yang benar. Para Da’i dan Penyuluh Agama Islam harus mampu meningkatkan kualitas dakwah dan memberikan dakwah sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, bukan sesuai dengan keinginan Dai dan Penyuluh. Babak penyisihan diikuti 33 orang peserta mewakili 33 provinsi di Indonesia, dalam babak ini peserta diwajibkan membawa berkas dan bahan makalah yang akan dipresentasikan. Tim Penilai yang diketuai Tim Juri Romly, di bawah arahan Direktur Penais, Dra.Hj. Euis Sri Mulyani, M.Pd dan Sekretaris Dirjen Bimas Islam, Prof.Dr.Mohd. Amin, MA, menilai beberapa aspek yaitu: penilaian berkas, penulisan naskah, dan penilaian presentasi. Acara tersebut ditutup oleh Sekretaris Dirjen Bimas Islam Prof.DR. Mohd. Amin, MA. Prestasi tertinggi sebagai Juara I, II, dan III, sebagai PAIF Teladan Nasional tahun 2012 adalah, Dedi, S Ag, MA (Jawa Barat), Drs. M. Haryono (DKI Jakarta), dan Syaflinda, S Th.I (Sumatera Barat). Juara Harapan I, II, dan III ialah Anshari (Jawa Timur), Al Mukarramah (Jawa Tengah), dan Farhan Habib (Bangka Belitung). Pemilihan PAIF Teladan tahun ini tidak seperti dua tahun sebelumnya yang 10 orang peserta terbaik berhak mengikuti babak final. Dalam dua kali pemilihan tersebut Provinsi Aceh mendapat prestasi sebagai juara III. Pada 2010 diraih oleh Rahmawati, S.Ag (PAI Fungsional dari Kota Langsa), pada 2011 diraih oleh H. Zulfikar, S.Ag (PAIF Kota Banda Aceh). Untuk tahun ini Aceh harus puas dengan prestasi peringkat ketujuh dengan total nilai 901, 33. Karena kesempatan bertanding di babak final diberikan hanya kepada 6 orang peserta terbaik yang lolos di babak penyisihan. [suri arniansyah]
Siap-siap Audit Kinerja pada 2013
Tahun 2013, lingkungan kerja Kemenag akan dilaksanakan audit kinerja, yaitu evaluasi dan analisa terhadap bukti nyata pekerjaan yang dilakukan aparatur menggunakan anggaran negara. “Ke depan, auditor tidak
22
Santunan
Oktober 2012
hanya memeriksa absensi dan kuitansi, tapi apa dan bagaimana Anda bekerja,” kata Kasubbag Ortala dan Kepegawaian Kanwil Kemenag Aceh, Drs. Hanafiah Ibrahim, pada saat kegiatan pembinaan kepegawaian di auala Kanwil Kemenag Aceh, Senin (24/9). “Untuk itu, SOP dan Analisis jabatan serta pekerjaan pegawai Kemenag akan disesuaikan dengan PMA Nomor 13/2012 tentang organisasi vertikal Kementerian Agama,” lanjut Hanafiah. Di samping itu, Hanafiah menekankan pentingnya perbaikan kualitas mental dalam pencapaian kinerja pegawai. “Apapun instrumen yang kita gunakan, baik absen sidik jari hingga kamera
CCTV, tampa kualitas mental yang baik terhadap pekerjaan, semuanya bisa diakali,” kata Hanafiah. Untuk itu, Ia menghimbau semua pimpinan unit kerja untuk memmantau dan membina bawahan masing-masing, serta mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan secara berkala dan tertib. “Bila ada masalah yang tidak bisa diatasi sendiri, bisa langsung berkonsultasi ke Subbag Kepegawaian dan Ortala atau membuat laporan atau telaah ke atasan, sehingga bisa diambil kebijakan yang sesuai,” pungkas Hanafiah yang pernah menjabat selaku Kasubbag Keuangan dan IKN ini. [aba]
Dari Tamiang Menuju Subulussalam
Aceh-Santunan. Koordinasi, bersinergi, dan berperan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing adalah kunci untuk membangun kualitas pengembangan LPTQ dan MTQ. Demikan inti yang disampaikan Abrar Zym, S.Ag saat memberi materi pada
kegiatan Pembinaan Penyelenggaraan MTQ Se-Aceh Tahun 2012 di Sulthan Hotel (16/10). Kegiatan yang dilaksanakan Bidang Penamas Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh tersebut diikuti
oleh seluruh Kasi Penamas Kankemenag kabupaten/kota provinsi Aceh. Dengan tema Menuju MTQ ke 31 tingkat Provinsi Aceh di kota Subulussalam, Kabid Pekapontren Abrar Zym selaku pemateri berharap ada terobosan-terobosan program untuk membuat LPTQ dan MTQ menjadi lebih maju. Acara tersebut juga menghadirkan sekretaris LPTQ Subulussalam yang akan akan menjadi tuan rumah MTQ di tahun depan. Rizal Mulyadi, MA dalam materinya lebih mengekspos kesiapan tuan rumah nantinya saat mengadakan MTQ di kota Subulussalam tahun depan. Didepan seluruh Kasi Penamas kabupaten/kota Provinsi Aceh H. Hamli Yunus yang juga sebagai salah satu narasumber memaparkan beberapa materi seperti standar lagu Al-qur’an, penilaian bidang lagu dan suara serta metode seni baca Al-qur’an. Ketua panitia Drs. Amin Chuzaeni, Kasi MTQ dan Pendidikan Al-qur’an Bidang Penamas dalam sambutannya berharap kegiatan ini berjalan bisa sukses. Dengan adanya pembinaan seperti ini, menurutnya setidaknya akan dapat mendongkrak posisi Aceh kedepan. [suri/ahsan khairuna]
Pernak-pernik Haji di Keude Kupi Dalam acara “keude kupi“ di TVRI Banda Aceh, Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, menjawab salah satu penanya, pengunjung ‘warung kopi’, soal panjangnya antrian untuk berhaji. Kakanwil meminta masyarakat muslim yang sudah pernah berhaji untuk tidak lagi mendaftar berhaji. “Haji cukup sekali seumur hidup. Berikan kesempatan kepada saudara kita yang lain untuk berhaji,” ajaknya dalam acara siang Selasa (25/9). Dalam acara yang dikemas dalam bentuk obrolan santai dengan suasana ‘warung kopi’, didampingi Kepala Sub Bagian Hukum, Humas dan KUB, Juniazi, S.Ag, M.Pd, yang dipandu Syarbunis yang juga produser acara, obrolan berlangsung sejak pukul 15.0016.00 WIB. Obrolan santai yang diselingi canda dan sesekali ada tawa ini, mengupas kejadian dan hal-hal menarik yang terjadi dalam penyelenggaraan ibadah haji setiap tahun. Dalam perbincangan itu muncul sejumlah hal menarik, misalnya soal panitia haji Embarkasi Banda Aceh yang tidak membenarkan lagi pertemuan antara JCH dengan keluarga selama JCH berada di embarkasi.
Kakanwil dan Kasubbag Hukmaskub, di acara itu bertindak sebagai narasumber sedangkan pengunjung warung kopi, pramusaji dan pengelola warung kopi menjadi penanya serta terkadang juga jadi penanggap. Dalam kesempatan itu Kakanwil
menjelaskan bahwa pemerintah setiap tahun terus meningkatkan pelayanan, pembinaan dan perlindungan kepada seluruh jamaah haji, sejak mereka berada di tanah air, selama di tanah suci dan saat kembali lagi ke tanah air. [juniazi] Santunan
Oktober 2012
23
25 November, Semua Kontingen Sudah di Kutacane Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) Kementerian Agama Provinsi Aceh ke XIII di Kutacane dibuka pada 26 November 2012. Masing-masing Kabupaten/Kota sedang berbenah diri, mematangkan persiapan pemberangkatan kontingennya masingmasing. Pada Ahad, 25 November, pukul 12.00 WIB semua kontingen diharapkan telah berada di ‘Kota Sepakat Segenap’ itu. Agenda umum PORSENI XIII memang padat. Sebelum kegiatan porseni berlangsung, diawali ta’aruf dan silaturrahim akbar, 25 November, pukul 16.00 WIB. Hadir pada ta’aruf tersebut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, ketua kontingen, pelatih dan official. Tujuan kegiatan ini ialah agar terjadi keakraban antar kontingen sehingga tujuan utama dilaksanakan kegiatan porseni, yakni menrajut ukhuwah tidak dikesampingkan. Hal ini sesuai dengan motto porseni kali ini “Rajut Ukhuwah, Raih Prestasi, Junjung Tinggi Sportifitas” Pada malam harinya, pukul 20.15
dilanjukan dengan technical meeting semua bidang dan cabang pertandingan serta perlombaan, bertempat di MAN Kutacane. Agenda ini amat penting guna menyampaikan berbagai teknik pertandingan dan perlom baan. Semua official masing-masing cabang pertandingan dan perlombaan dari semua kontingen diharapkan hadir pada acara tersebut.
Keesokan harinya, Senin 26 November, pukul 08.00 - 12.00 WIB, pembukaan PORSENI XIII dan Expo Madrasah II oleh Menteri Agama RI, Suryadharma Ali. Pembukaan bertempat di Stadion H. Syahadat Kutacane. Selesai itu, dilanjutkan pawai keliling di sekitar Kota Kutacane. Siangnya, pukul 14.00 WIB sampai 1 Desember, pukul 12.00 WIB, pelaksanaan pertandingan olahraga dan perlombaan bidang seni. Rapat koordinasi (Rakor) dilak sanakan pada Jumat,l 30 November, pukul 14.30 WIB. Rakor berisi tentang evaluasi pelaksanaan PORSENI XIII dan Expo Madrasah II serta pengajuan usul tuan rumah. Pengajuan usul tuan rumah, diajukan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dengan melampirkan rekomendasi dari Bupati/Wali Kota dan ketua DPRK masing-masing. Keesokan harinya, pukul 15.00 WIB, penutupan oleh Gubernur Aceh di GOR Sepakat Segenap Kutacane. Pada acara penutupan, diumumkan juara umum PORSENI XIII dan Expo Madrasah II 2012. Semoga sukses, amin. [mardin m. nur]
Data Porseni ke 13 Umumnya Valid
Setelah Tim Keabsahan Data Porseni ke 13 bekerja menvalidasikan data calon peserta, sejak minggu kedua September 2012, disimpulkan bahwa, umumnya data calon kontingen yang akan bertanding dan berlomba, yang diantar oleh masing-masing Kankemenag, itu sudah valid. Verifikasi data oleh Tim Keabsahan dari Kanwil Kemenag Aceh, bersama-sama
24
Santunan
Oktober 2012
pihak Panitia dari Kankemenag Kabupaten/ Kota, dilakukan di Aula Kanwil Kemenag, dengan meng-cross cek-kan data yang disampaikan dalam format yang standar dan baku, yang telah ditetapan bersama, dengan memperlihatkan data asli, seperti rapor, ijazah, akte, surat desa, buku nikah, atau keterangan kepala madrasah. Namun ada beberapa data atau bukti fisik
kontingen, baik personal maupun beregu, yang mesti diganti dan sesegera mungkin dikirim kembali ke Kanwil, jika memang ada atau tetap ingin ikut serta Porseni 2012 nanti, ke Kutacane, guna untuk diverifikasi ulang. Jika tidak diganti, padahal jela-jelas belum sesuai dengan aturan main, atau tidak melampirkan bukti fisik yang yang asli, maka akan dicoret dari calon peserta Porseni. Demikian komentar Ketua Tim Keabsahan Porseni ke 13, Drs. A. Rahman Hanafiah, M.Pd, di sela-sela kerja tim. Di antara data yang mesti dianulir, sebelum disetujui oleh Panitia Keabsahan ialah, umur beberapa calon peserta yang melewati batas, baik cabang seni maupun olah raga, baik MA maupun MTs. Ada beberapa data bakal peserta dari Kankemenag yang tidak lengkap, sejak dari data rapor dan pnulisan nama dan kelas, yang mesti disepakati antara Tim Keabsahan dan Tim Tingkat Kemenag yang mengirimkannya. Misal, Nomor Induk Madrasah, yang sebagiannya tak pernah ada dalam identitas siswa. Ini sulit memang Panitia Daerah melacak ke daerah, sebab memang pihak madrasah dan walikelas tidak melengkapi sebagaimana lazimnya satu rapor diisi lengkap. [muhammad yakub yahya]
Selama Porseni, Pembelajaran Tetap Jalan Berbeda dengan Porseni sebelumnya, Porseni XIII 2012 ini dilaksanakan persis sebulan jelang ujian semester ganjil digelar. Kenapa Porseni kali ini dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung dan kenapa tidak pada saat libur saja? Alasannya, menyangkut anggaran. Jika dilaksanakan sama seperti Porseni XII di Aceh Barat yang lalu, anggaran sulit dipertanggungjawabkan. Ketika itu anggaran dialokasikan pada tahun 2010, sedangkan pelaksanaan porseninya pada awal 2011. Pelaksanaan tersebut menjadi temuan Inspektorat Jenderal kala itu dan kita tidak menginginkan hal semacam itu terulang kembali. Kita ingin sukses keduanya, sukses pelaksanaan dan sukses keuangan. Itulah alasan utama kenapa porseni kali ini dilaksanakan pada saat peserta didik masih aktif belajar. Karena sedang aktif belajar, proses pembelajaran tidak boleh diliburkan. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Drs. H. Ibnu Sa,dan, M.Pd melalui surat nomor KW.01.4/5/ PP.00/3307/2012 tanggal 25 September 2012 menyatakan, selama berlangsungnya Porseni XIII sejak 26 November sampai 1 Desember, kegiatan belajar mengajar di RA dan Madrasah tetap berjalan seperti biasanya dan tidak diliburkan. Menyikapi edaran tersebut, kepala dan guru madarasah harus mensiasatinya. Kepala madrasah wajib menunjuk pelaksana harian kepala madrasah agar segala aktivitas madrasah tetap bisa berjalan secara normal. Demikian pula dengan guru, agar mempersiapkan guru pengganti. Jika tadak ada guru pengganti, guru dapat menyiapkan bahan ajar untuk dikerjakan peserta didik. Kendati kegiatan ini adalah Porseni Kemenag, peserta didik yang tinggal dan tidak mengikuti iven tersebut tidak boleh ditelantarkan. Kepala dan guru dapat berangkat memperkuat kontingennya, namun peserta didik yang tinggal tetap dapat belajar secara maksimal. Menyikapi pelaksanaan ujian semester ganjil yang tidak lama lagi, kepala madrasah harus sudah mempersiapkannya sejak sekarang. Guru harus sudah mulai menyusun soal sejak sekarang. Jangan baru menyiapkan soal setelah kembali dari Kutacane. Persiapannya tentu saja akan tidak matang. Karenanya persiapkanlah dari sekarang agar pelaksanaan ujian sesuai dengan ketentuan yang diharapkan. [mardin]
Pelataran Expo Madrasah Sangat Strategis
Mengevaluasi pelaksanaan Expo Madrasah I 2010 di Meulaboh, salah satu rekomendasi peserta adalah ”Jika satu stand diletakkan di luar ruangan, maka seluruhnya di luar ruangan.” Maka kali ini, Expo madrasah dilaksanakan di sisi space parkir Stadion H. Sahadat, Kutacane. Terletak di sisi jalan. Sangat strategis dan tergolong ramai. Harihari sisi parkir lapangan ini, digunakan untuk berbagai permainan anak-anak. Pelataran ini berada di sisi jalan protokol di Kutacane. Yang harus dipersiapkan peserta adalah tabir-tabir yang menyesuaikan dengan ukuran luas ruangan yang dijatahkan (3 m x 4 m) memanjang ke belakang. “Persiapan
Expo sangat mahal,” kata seorang Kasi Mapenda di sela-sela berkonsultasi tentang pendidikan madrasah di Bidang Mapenda Kanwil Kementerian Agama Aceh. Terakui, memang betul mahal, karena yang dimobilisasi adalah barang-barang. Tetapi pengalaman ber-expo-ria di Meulaboh, kita harapkan mahal itu bisa terobati dengan banyak laku (laris) barang-barang produk madrasah. Bahkan tidak mecukupi permintaan. Seperti pengalaman stand Expo Madrasah Aceh membawa produk guru dalam bentuk ‘kemasan kopi’ di Expo Madarash Nasional di Pondok Gede, Jakarta. [taharuddin]
Workshop Manajemen Kepala Madrasah
Workshop Manajemen untuk Kepala MTs dan MA digelar Mapenda Kanwil Kemenag Aceh (17/9), guna meningkatkan kapasitas para Kepala dalam memenej persoalan di lapangan. Dalam laporannya, Ketua Panitia, M. Idris menginformasikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 30 orang Kepala MTs dan 30 orang Kepala MA. “40% peserta adalah ibuibu kepala madrasah,” kata Idris di di Hotel Sulthan, Banda Aceh itu. Melalui workshop ini, tambah Idris, para kepala madrasah dapat meningkatkan kompetensi dan keterampilan manajerialnya dalam mengelolam pendidikan di madrasah. “Untuk tujuan tersebut, kami telah mengundang pemateri yang ahli di
bidangnya dari Perguruan Tinggi, baik IAIN maupun Unsyiah, serta widyaswara dari LPMP,” lanjut Idris. Dalam sambutannya Kakanwil menam silkan keterampilan manajemen yang harus dikuasai oleh kepala madrasah sebagai jempol atau ibu jari yang bisa berhubungan dengan semua jari-jari lainnya. “Kepala madrasah yang baik harus mampu berkomunikasi dengan semua pihak, baik guru, murid, orang tua maupun masyarakat sekitar, seperti jempol yang bisa menyentuh telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking,” kata Ibnu Sa`dan. “Kepala Madrasah adalah seorang leader, educator dan supervisor bagi rekan-rekan kerjanya di madrasah. Namun lebih penting dari itu semua, kepala madrasah harus mampu menjadi motivator bagi para guru, murid dan masyarakat sekitar untuk menjadi lebih baik lagi di masa-masa mendatang,” lanjut Ibnu. Kakanwil juga mengingatkan para kepala madrasah dalam mengelola anggaran negara untuk memperhatikan ketentuan serta peraturan yang berlaku. “Dalam bekerja kita selalu diawasi oleh masyarakat, secara formal oleh BPKP, Tim Inspektorat, dan juga wartawan.” kata Kakanwil Kementerian Agama termuda di Indonesia ini. [aba] Santunan
Oktober 2012
25
Laporkan Aliran Sesat ke TIM PAKEM
Menyahuti isu dan informasi yang muncul dalam masyarakat tentang aliran sempalan dan sesat, dan yang berhubungan dengan penyimpangan regulasi aspek keagamaan, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh mengadakan Evalusai dan Koordinasi dengan lintas sektoral terkait di Banda Aceh (4/10). Acara berkala yang berlangsung di Aula Kejati, persis di samping Sekretariat Pakem (Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat) yang baru, yang juga berada di Lantai II Kantor Kejati di Jalan Mr. T. Muhammad Hasan, Batoh itu, selain dihadiri undangan, juga insan pers. Ketua Tim Pakem Provinsi ialah Kajati sendiri, sedangkan wakil, sekretaris, dan
anggotanya terdiri dari unsur terkait di tingkat provinsi, termasuk Kanwil Kemenag Aceh. Untuk Tingkat Dua, akan dikoordinir oleh Kajari setempat. Kejati akan merangkul elemen yang berhubungan dan kompeten, dan terus bersama elemen seperti Kanwil Kemanag, Pemko, Kodam, Polda, Dinas Pendidikan, Dinas Syariat, MPU, Babinda, Kesbangpol Linmas, dan Kejari di mana-mana di Aceh untuk mengawasi dan mengintelijensikan benih-benih penyelewengan di Aceh. “Aliran Millata Abraham misalnya, pengurusnya sekarang dikabarkan ada di Jambi, atau di mana saja akan bergerilya, yang
memungkinkan terus dia mengembangkan aksinya,” ingat Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Aceh, Drs. H. Bustami Usman, M.Si. Kita adakan pertemuan per bulan, per triwulan, dengan lokasi di mana saja yang kita sepakati, untuk mengevaluasi dan menindaklanjuti perkara kepercayaan yang bertentangan dengan aturan yang ada, juga dengan Al-Quran dan Sunnah. Ke depan kita akan mengajak Pemko Banda Aceh, memulai aksi evalusai ini. Ke depan yang paling mendesak, mencermati dan mengevaluasi kurikulum, misalnya kasus salah satu ulah LSM di Meulaboh, dan paket kiriman dari AS tempo dulu yang masih di Kantor Pos itu. Demikian di antara janji H. TM. Syahrizal,SH. Kajati Aceh, dalam pertemuan yang dari jajaran Kanwil Kemeang Aceh, dihadiri oleh Subbag Hukmas KUB, Muhammad Yakub Yahya, mengganti Kakanwil dan lainnya yang sedang menunaikan tugas penting lainnya. Dalam sesi paparan para peserta juga berkembang pertanyaan, kenapa Meulaboh sering dijadikan fokus aliran dana dan pangajaran yang diduga menyesatkan. Juga disinggung seputar masih lumayan longgar hukum kita yang memungkinkan pihak luar bebas masuk dan keluar, bertbeda dengan misal masuk di AS. Juga mengenai kedahsyatan media (dan media asing) yang sebenarnya tidak sehebat yang terjadi di lapangan. [muhammad yakub yahya]
Sosialisasi Pola Pencairan Dana MIS dan MTsS Guna membahani tatacara pencairan dana bantuan untuk madrasah swasta tahun 2012, selama dua hari (29-30/9), kepada sejumlah 129 Kepala MIS (Madrasah Ibtidaiyah Swasta) dan Kepala MTsS (Madarasah Tsanawiyah Swasta) se Aceh, telah disosialisasikan perkembangan dana bantuan madrasah serta dinamikanya ke depan, bersama Direktorat Madrasah dari Dirjrn Mapenda Kemenag RI. Pensosialisasian yang juga dibantu oleh pihak bank BRI Banda Aceh, dipandu oleh Kepala Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Saifuddin serta Kasi Sarana pada Mapenda, Drs. Radhiuddin. Untuk tahun ini, tahapan berjalan, bantuan rehabilitasi hanya diberikan bagi MI yang kerusakan di atas 45%, menurut perhitungan atau rekomendasi pihak PU setempat. Namun, hanya untuk jenjang selain MAS (Madrasah Aliyah Negeri). “Tahun depan akan di alokasikan juga untuk jenjang MAS,” ujar Drs. Radhiuddin, Kasi Sarana pada Bidang Mapenda Kanwil
26
Santunan
Oktober 2012
Kemenag Aceh, di sela-sela acara Sosialisasi bagi MIS dan MTsS Penerima Bantuan Rehabilitasi dan Pembuatan Rekening Tahuan 2012 di Aula Kanwil Kementerian Agama. Acara yang menampilkan sejumlah bahasan dari sejumlah Subdit Sarana pada Direktorat Madrasah Kemenag RI, berlangsung hingga malam hari. “Terima
kasih, MTsS kami sangat menanti. Kini sudah masuk daftar yang mendapat dana rehabilitasi,” kata Aiyub, S.Ag, Kepala MTsS Laweung, Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie, yang lama sabar menanti fasilitas untuk madrasah, yang statusnya bukan negeri, yang puluhan tahun telah dikomandoinya. [muhammad yakub yahya]
Mari Rebut WTP, atau WTP DPP
Bekerjasama dengan Tim Irjen Kemenag RI, untuk mendukung capaian pelaporan yang semakin berkualitas, Sub Bagian Keuangan pada Kanwil Kemenag Aceh, melangsungkan acara Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan pada Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B), di Pade Hotel, yang ankatan pertama dibuka pada Senin malam (1/10). Acara berlangsung rencana untuk tiga angkatan. “Dengan struktur baru Kanwil Kemenag
Aceh ke depan, akan melahirkan tantangan baru. Bahkan dengan digabungkannya Subbag Keuangan dengan Subbag Perencanaan, akan semakin berat kerja bidang keuangan masa depan,” papar Kakanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa`dan, M.pd, dalam sambutan pembukaan acara pendampingan, yang hanya diikuti satker yang berada di bawah KPKN Lhokseumawe, yang turut dihadiri pada Tim Biro Keuangan, Bagian Akuntansi dan Pelaporan Kemenag RI.
Kakanwil mengharapkan juga, bahwa tahun depan kita bisa meraih pridiket opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK RI, jika tidak mari kita pertahankan WTP DPP (Dengan Paragraf Penjelas) yang kita raih pada 2012. Seraya Kakanwil yang setelah acara itu meluncur ke Asrama Haji, juga mengucapkan terima kasih kepada ujung tombak raihan WTP itu, bagian pelaporan keuangan setiap satker. “Tahun 2012, kita agendakan tiga angkatan. Untuk angkatan I, sejak 1-4 Oktober. Sebanyak 123 satker (peserta). Terdiri dari Kemenag Agara 19 orang, Galus 7 orang, Bener Meriah 24 orang, dan Bireuen 73 orang. Untuk angkatan II, 8-11 Oktober, mengundang 110 satker. Jadi masih ada sisa untuk KPKN wilayah Lhokseumawe sebanyak 47 satker lagi. Kami harapkan kepada Biro Keuangan bisa menfasilitasi sisa ini untuk bisa ikut dalam angkatan selanjutnya,” harap Kasubbag Keuangan Kanwil Kemenag Aceh, H. Samhudi dalam sambutannya. [muhammad yakub yahya]
Inovasi Guru PAI, Juara Beragam
Setelah tahapan demi tahapan, termasuk pengiriman karya lomba dan penilaian di tingkat Kankemenag Kabupaten/Kota, peserta Lomba Inovasi Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis ICT (Information and Communication Technology) dilanjutkan dengan sesi grand final untuk penilaian simulasi di Hotel Lading Banda Aceh (5/10). ”Tema tahun ini, ”Dengan inovasi mdel pembelajaran PAI bebasis ICT, pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan,” sambung Muhammad Yani, M.Ag (guru PAI di SMA Peukan Bada Aceh Besar), Sekretaris Panitia dan Pengurus AGPAII Aceh itu. ”Ke depan, kurikulum Pendidikan Agama Islam akan ditata ulang, dengan penekanan pada Kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan Berbasis Keimanan, Ketaqwaan dan Akhlak Mulia. Juga pengembangan wawasan PAI rahmatan lil ’alamin; Pengembangan wawasan apresiasi multikultural dan kearifikan lokal; Peningkatan mutu proses pembelajar
an yang inovatif, menyenangkan, efisien, dan efektif berbasis ICT (Information and Communication Technology),” papar Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, saat membuka acara Lomba Inovasi se Aceh untuk guru dari 23 Kankemenag itu. “Harapan kita, terobosan pengembangan kurikulum pendidikan yang dilakukan lewat lomba inovasi pembelajaran seperti tahun ini, moga mendapat dukungan dari semua pihak, termasuk Gubernur Aceh. Keberadaan AGPAII untuk mewujudkan nuansa Islam di sekolah, madrasah, dan masyarakat, merupakan upaya mempercepat Visi dan Misi Gubernur Aceh 2012-2017 juga. Sehingga alumni pendidikan agama, lewat tangan Guru PAI yang biasa di MI, MTs, dan MA, tapi aktif di SD, SMP, dan SMA/SMK, yang biasa dikeluhkan kurang mendapat perhatian dari pada Guru Umum di SD, SMP, SMU, dan SMK, juga mampu menghasilkan inetelektual muslim yang mandiri dan sejati, yang sering bahkan
mengharumkan nama Aceh,” ulang Ketua Umum DPW AGPAII (Asosiasi Guru PAI Indonesia), Drs. Muchlis Yacob (guru PAI di SMA 1 Banda Aceh). Acara perlombaan bagi guru PAI di SD/ SMP/SMA/SMK itu, telah dibuka sejak beberapa bulan yang lalu, dan ditutup pendaftaran untuk tahapan penilaian di Seksi Mapenda Kankemenag sejak 15 September, dan untuk penilaian di provinsi di Bidang Mapenda Kanwil pada 25 September lalu. Grand final yang dihadiri antara lain oleh Ketua MPU Aceh Tgk. H. Ghazali Mohd. Syam; Staf Ahli Gubernur, DR. Ir. Irmayani; pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh; Balai Tekkomdik Disdik Aceh, H. Bustaman Ali, MPd; PGRI, Dinas Syariat Islam Aceh, Drs. H. Ridwan Johan, dan insan pers, berlangsung hingga Senin (8/10). Juara I,II, III, dan IV lomba inovasi Guru PAI (SD) ialah Hamid (Aceh Tengah), Fauziah (Lhokseumawe), Drs. Rusnilawati (Aceh Barat), dan Siti Halimah (Aceh Besar). Juara I, II, III, dan IV untuk Guru PAI di SMP ialah Ahmad Zakki Yamani (Aceh Timur), Maghfirah (Banda Aceh), Rukaiyah (Bener Meriah), dan Musa Yusuf (Langsa). Sedangkan jenjang SMA/SMK, Guru PAI yang meraih juara I, II, III, dan IV ialah Ahmad Syafwan (Aceh Tamiang), Irhamni (Aceh Utara), Khairil Amri (Bener Meriah), dan Anas (Aceh Selatan). [muhammad yakub yahya] Santunan
Oktober 2012
27
Gubernur Lepas JCH Kloter I
‘Kloter Pelangi’ Akhiri JCH Aceh
Gubernur Aceh dr. H. Zaini Abdullah, Jum`at (21/9) pagi melepaskan keberangkatan JCH Embarkasi Banda Aceh di aula utama Asrama Haji Banda Aceh. Kloter I kembali ke Tanah Air pada 31 Oktober 2012. Dalam sambutannya, Gubernur secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama, Aceh dan seluruh jajarannya. “Berikan pelayanan dan kemudahan kepada jamaah haji Embarkasi Banda Aceh selama mereka berada di embarkasi, sehingga seluruh JCH merasa nyaman dan tenang selama berada di sini,” ujar Gubernur. Tahun ini pemerintah Aceh membekali seluruh JCH Embarkasi Banda Aceh dengan “keumamah” (ikan kayu siap saji yang sudah dikemas, red). “Mudah-mudahan dapat diterima dengan baik dan menjadi bekal selama berada di tanah suci,” harap Gubernur. Gubernur atas nama pribadi dan
pemerintah Aceh mengucapkan selama jalan dan selamat menunaikan ibadah haji kepada seluruh JCH Embarkasi Banda Aceh yang akan berangkat haji tahun ini. “Do`a kami semoga JCH diberikan kekuatan, kesehatan dan kesabaran selama menunaikan ibadah haji,” katanya. JCH Kloter I BTJ seluruhnya 320 orang berasal dari Kota Banda Aceh, dan pesawat yang membawa JCH ini dijadwalkan take off pukul 16.15 WIB. Namun, setelah sempat tertunda lebih kurang 3 jam 43 menit, JCH Kloter 1-BTJ dan petugas sejumlah 325 orang bisa diberangkatkan ke tanah suci dengan pesawat Garuda nomor penerbangan 2101. Demikian dilaporkan Darwin, Koordinator Humas dan Protokol PPPIH Embarkasi Haji Banda Aceh langsung dari Bandara SIM. Keterlambatan tersebut disebabkan oleh kendala teknis pintu pesawat tidak bisa tertutup dengan sempurna.[juniazi/ darwin]
Kelompok Terbang (Kloter) 12 BTJ, kloter penutup di Embarkasi Banda Aceh yang umumnya berusia lanjut dan berasal dari seluruh kabupaten/kota di Aceh, berangkat ke tanah suci via Bandara SIM Aceh Besar (Selasa, 2/10). Kloter yang dipimpin Ketua Kloter (TPHI) Juniazi, S.Ag, M.Pd, bertolak ke Tanah Suci, pukul 18.00 WIB. Dari data pramanifest di Embarkasi Haji Banda Aceh, jumlah JCH Kloter ini sebanyak 320 orang ditambah petugas Kloter 5 orang. JCH berasal dari 20 daerah di Aceh, dengan dominasi JCH Banda Aceh 79 orang, disusul Aceh Besar 68 orang, Bireuen 20 orang, Nagan Raya 19 orang, Aceh Utara 16 orang, Pidie15 orang, Bener Meriah 12 orang, Aceh Timur 11 orang, Sabang, Abdya, Aceh Barat, Aceh Tenggara masing-masing 10 orang, Aceh Tengah dan Gayo Luwes masing-masing 9 JCH, Aceh Selatandan Aceh Tamiang 6 jamaah, Lhokseumawe 4 JCH, dan Pidie Jaya serta Subulussalam masing-masing 2 JCH. “Ini unik. Karena ini mewakili hampir seluruh daerah di Aceh, jika boleh saya sebut ini “Kloter pelangi Aceh,” ujar Juniazi seraya memohon doa kepada keluarga JCH Kloter 12 ini, semoga semuanya berjalan lancar dan seluruh JCH kloter ini mendapat pertolongan Allah serta memperoleh haji mabrur. Susunan petusa Kloter 12: Juniazi, M.Pd (Ketua Kloter); Hasanuddin Yusuf Adan, MCL (TPIHI); dr. Mayasofia Achmad Mahmud (Dokter Kloter); Budi Fahli Rusli (Paramedis); dan Muhammad Dani Hasan (Paramedis). [juniazi]
Imam Besar Ikut Petugas Baitul Asyi
Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh, yang juga Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Banda Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, mengulangi, bahwa yang menjadi petugas yang ikut membantu
28
Santunan
Oktober 2012
distribusi dana Baitul Asyi pada 1433 H/2012, bagi JCH asal Aceh berjumlah tiga orang, salah satunya Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman. “Para petugas tersebut adalah Prof. DR. Tgk. H. Azman Ismail, MA (Imam Besar Masjid Raya Baiturrahman), H. Zuhri, MM (Plt. Dinas Syariat Islam Aceh), dan Muslem Yacob (pejabat di Bappeda Aceh),” kata Ibnu Sa`dan dalam siaran Live TVRI Aceh, kamis sore (20/9). Ketiga petugas tersebut berangkat dengan kloter 1-BTJ (21/9).
Jamaah Haji asal Aceh sejak tahun 2005 mendapatkan kompensasi biaya pemondokan di Makkah dari pengelola wakaf Baitul Asyi. “Dulu ada pejabat Kerajaan Aceh yang mewakafkan tanah dan pemondokan untuk digunakan jamaah dan pelajar asal Aceh di Makkah, sekarang wakaf tersebut sudah disewakan kepada pihak ketiga yang mengelola hotel dan penginapan secara komersil. Nah nilai sewa ini diberikan sebagai kompensasi kepada JCH asal Aceh,” jelas Ibnu Sa`dan. [juniazi]
Konsultasi Keluarga
Diasuh oleh Dr. H. Abd. Gani Isa, SH, M.Ag Ketua BP4 Provinsi Aceh
Menikahi Janda tanpa Wali Assalamu'alaikum Wr. Wb. Yth. Pengasuh Rubrik Konsultasi Keluarga. Saya menikah 6 tahun lalu, pilihan saya sendiri, dengan mendapat restu kedua orang tua. Selama menjalani hidup sebagai suami istri, belum ada kendala baik dalam hubungan suami istri, dengan anak yang masih berumur 3 tahun, maupun dengan orang tua. Sekarang ini saya berstatus PNS, tinggal di Kab. Aceh Jaya dan suami saya berprofesi wiraswasta. Alhamdulillah status sosial kami tergolong memadai, walaupun tidak lebih. Namun demikian dalam tiga bulan terakhir kondisi rumah tangga kami mulai tidak harmonis, pasalnya adalah suami saya menikah lagi dengan seorang janda, yang juga seorang PNS. Pernikahannya bukan di KUA, alias nikah liar tidak tercatat sebagaimana aturan yang berlaku di negara kita. Yang menjadi pertanyaan saya adalah, apakah sah bila seorang laki-laki menikahi perempuan tanpa wali? Bagaimana hukumnya bila saya bersikap minta cerai dengan suami saya, karena berpoligami? Atas jawabannya saya ucapkan terimakasih Wassalam. Hamba Allah di Aceh Jaya Wa’alaikumussalam Wr. Wb. Untuk Hamba Allah di Aceh Jaya. Seperti sudah sering pengasuh sampaikan sebelumnya dalam rubrik konsultasi keluarga BP4, melalui majalah kesayangan Anda ini, bahwa menikah adalah sunnatullah dan sudah menjadi fitrah dan naluri setiap manusia. Menjaga dan merawatnya adalah sesuatu yang penting demi keutuhannya hidup berkeluarga. Bahkan harus diusahakan tetap lestari untuk seumur hidup. Pengasuh yakin bahwa Anda selalu membacanya setiap nomor majalah Santunan yang terbit. Terlebih lagi anda yang bertanya adalah sekarang bertugas di lingkungan Kementerian Agama, sebagai guru/ pendidik, sudah tentu selalu mengikuti melalui majalah yang terbit setiap bulannya. Selanjutnya pengasuh menjawab pertanyaan yang Anda sampaikan, sekaligus solusinya: Pertama, berkaitan dengan sah tidaknya, pernikahan suami anda dengan seorang janda, tanpa wali. Dalam literatur fikih, pernikahan tanpa wali seperti yang ditanyakan terjadi perdebatan di kalangan ulama. (1). Para ulama sepakat bahwa wali wajib ada dalam setiap pernikahan, namun mereka berbeda tentang kedudukan wali, apakah sebagai rukun atau sebagai syarat nikah. Mazhab Syafi’iyah dan Malikiyah berpendapat wali itu adalah rukun nikah, sedangkan kalangan mazhab Hanafiyah dan Hanbaliyah berpendapat wali dalam pernikahan adalah syarat bukan rukun nikah; (2). Bagi kalangan yang berpendapat bahwa wali rukun nikah, maka pernikahan tidak sah tanpa ada wali, beralasan dengan hadits rasulullah saw, (a). La nikaha illa bi waliyyin (Tidak sah nikah kecuali dengan wali), (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibn Majah) (Lihat As-San’ani, Subulus Salam, Juz.III, 1960: 117),
(b). La tazawajul maratul marata wala tazawajul maratu nafsaha (Seorang perempuan tidak sah menikahkan perempuan dan tidak pula sah menikahkan dirinya sendiri) (HR. Ibn Majah dan Daraqutni). Kalaupun tidak ada walinya, maka wali itu beralih kepada sultan atau wali hakim. Sedangkan bagi kalangan yang mengatakan bukan rukun nikah, mereka beralasan tidak adanya dalil atau nash yang jelas baik Alqur’an maupun as-Sunnah, maka dalam kondisi tertentu seorang perempuan yang dewasa/janda boleh saja bertindak atas nama dan dirinya untuk menikah “ats-tsayyibu ahaqqu linafsiha min waliyiha” (Janda itu lebih berhak atas dirinya daripada walinya) (HR. Jama’ah). Untuk diketahui, bahwa Indonesia mayoritas bermazhab Syafi’iyah, artinya “wali” itu mutlak harus ada, baik seorang gadis maupun janda. Untuk mempertegas hal ini, negara sudah mengaturnya baik dalam UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Inpres No. 1 Tahun 1999 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI). Untuk itu pengasuh menyarankan agar pernikahan tanpa wali seperti ditanyakan untuk dihindari. Jikapun sudah terlanjur, supaya dipertimbangkan kembali secara matang, karena dalam syariat Islam kesucian “nasab” sesuatu yang sangat penting. Di sisi lain disadari pula bahwa pernikahannya tidak tercatat atau berlangsung di bawah tangan/sirri, sudah tentu suatu saat nanti akan menemui banyak masalah, baik istri maupun anak-anaknya, karena tidak ada bukti Kutipan Akta Nikah (Buku Nikah). Kedua, dalam syariat Islam, seorang laki-laki dibolehkan menikahi perempuan lebih dari satu orang, seperti firman Allah dalam QS. an-Nisa’ ayat 3: “fankihu ma thaba lakum minannisa-i matsna wa tsulatsa waruba`” (Maka nikahilah perempuan itu yang kamu senangi dua, tiga, dan empat…). Bila menelusuri Asbabun Nuzul ayat ini, jelas diturunkan berkenaan dengan anak yatim, artinya anak yatim itu harus diberi perhatian penuh dan adil, jangan karena mengawini anak yatim, hak-haknya dizalimi. Karena Allah Swt juga menjelaskan, “Jika kamu merasa khawatir tidak akan mampu berlaku adil cukup satu orang isteri saja”. Di sini dipahami pula memiliki istri dua atau lebih sampai empat bukanlah sesuatu perintah yang harus dilakukan, di sisi lain juga dipahami tidak pula dilarang bagi yang ingin berpoligami asal mampu berlaku “adil”. Untuk itu menurut pengasuh, meminta cerai dengan alasan poligami atau dimadu tidaklah termasuk alasan untuk bererai, asal suami yang bersangkutan berlaku “adil”, baik nafkah, giliran waktu, dan kewajiban lainnya, untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Kemampuan berlaku adil tentu bisa dibuktikan melalui hasil pemeriksaan dan ditetapkan oleh majelis hakim Mahkamah Syar’iyah. Sedangkan bila suami yang berpoligami mengabaikan kewajibannya yang menjadi hak-hak istri serta tidak berlaku adil, seperti tidak lagi memberi nafkah, dan atau hak-hak lainnya, sedangkan istrinya tidak lagi sabar, dalam kondisi tersebut dapat dijadikan alasan untuk memohon bercerai. []
Bagi pembaca atau masyarakat yang ingin berkonsultasi tentang keluarga, dapat juga mengirim surat ke alamat Redaksi Majalah Santunan Kanwil Kementerian Agama Aceh, Jl. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh, atau mengirim email ke
[email protected]. Terima kasih. Santunan
Oktober 2012
29
30
Santunan, Oktober 2012
LENSA
Mabrur, Hak yang Muda dan Uzur Demi suksesnya penyelenggaraan Ibadah Haji 1433 H/2012, untuk meraih haji mabrur, beragam aktifitas yang berat dan pelik dilaksanakan oleh Petugas Haji Aceh, di Asrama Haji Banda Aceh dan di Bandara SIM (Sultan Iskandar Muda) Blang Bintang, Aceh Besar. Kinerja yang berat ini, melayani JCH (Jamaah Calon Haji) yang muda dan kuat serta yang uzur, patut mendapat apresiasi semua pihak. Sejak Kloter 1 (Petugas Kloter Mustafa S.Ag dan H. Azhar, S.Ag MA) yang masuk Asrama, pada 20 September, dan dilepaskan oleh Gubernur Aceh (Dr. Zaini Abdullah), hingga Kloter ke 12 (Petugas Kloter Juniazi, M.Pd dan DR. H. Hasanuddin Yusuf Adan, MA) yang masuk Asrama 1 Oktober , dan dilepaskan oleh Ketua Wakil Ketua DPRA (Drs. H. Sulaiman Abda), pelaksanaannya relatif lancar. Proses keberangkatan dari daerah, selama di Banda Aceh, hingga ke Bandara SIM dan dalam pesawat Garuda Indonesia, akan menjadi kenangan yang paling berkesan bagi kita: pengantar, JCH, Panitia, Petugas dan pihak lainnya. [yyy] (Foto-foto: Amwar Citra Hutabarat)
Santunan
Oktober 2012
31
32
Santunan, Oktober 2012
TAFSIR
Rahasia Ilahi di Kota Suci
(Melacak Hikmah Wisata Spiritual Umat Islam) DR. Fauzi Saleh, Lc, MA
Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Banda Aceh
Banyak pengalaman orang berwisata ke berbagai negara, tetapi petikan hikmah kota dengan segala nilai spiritualitasnya pasti berbeda dengan destinasi wisata mana pun di atas dunia. Makkah al-Mukarramah tidak hanya memberikan nuansa dan suasan baru bagi pengunjungnya, tetapi mengukir nilai-nilai historis, pendidikan dan yang paling penting adalah nilai-nilai spiritual. Mekkah tidak pernah dibayangkan manusia dengan segala kegersangannya dan kurangnya tersedia air kemudian negara yang makmur dan maju serta dikunjungi oleh manusia seantero dunia. Ada sebagian merasa heran dengan tingkat panasnya kadang-kadang 40 celsius dan lautan manusia seperti itu, kenapa jamaah haji tidak pernah mundur, bahkan untuk sampai ke sana, calon jamaah haji harus menanti sekian tahun ditambah dengan pengorbanan harta dan raga. Apa sebenarnya rahasia di balik tanah gersang Makkah? Memang kota Makkah memiliki seribu satu rahasia yang selalu menarik untuk dikaji dan diteliti. Menurut sebagian peneliti mengatakan bahwa di antara rahasianya adalah kota ini terletak di kawasan Zero Magnetism Area. Karena itu, orang yang hidup di daerah ini dalam perspektif pengetahuan modern dapat berumur lebih panjang karena kurang dipengaruhi kekuatan gravitasi. Lebih dari itu, kegiatan ibadah seumpama thawaf (mengelilingi Ka’bah) secara ilmiah dapat menge-charge kembali energy kita agar menjadi dinamis dalam menjalani kehidupan. Rahasia di balik kota suci Makkah akan lebih menarik bila dikaji lewat pendekatan tafsir Al-Qur’an al-Karim. Di antaranya, Firman Allah Swt dalam QS. Ali ‘Imran: 96:
atas muka bumi ini dua ribu tahun sebelum makhluk di atas bumi ini ada. Bila dililhat pendapat ini maka dapat dikatakan bahwa Ka’bah sangat antic dan klasik (baytul ‘atiq) yang telah melewati zaman sejak Adam hingga masa sekarang. Secara filosofis, Ka’bah menjadi referensi penting dalam kehidupan umat manusia sebagai kiblat (focus) bukan hanya dalam makna sebagai arah shalat, tetapi juga Ka’bah menginspirasi cara berpikir dan filsafat hidup yang lebih eskatologis. Kematangan kota Mekkah seharusnya memberikan inspirasi kepada individu agar mampu menempatkan prilaku dan ekspresinya seharusnya memiliki pertimbangan yang memadai sehingga tidak pernah menjadi hal yang mudharat dan memudharatkan. Jadi, Ka’bah merupakan rumah pertama di bangun dan manusia menyembah Allah di dalamnya. Bukan hanya sekedar rumah tetapi penekanannya adalah fungsinya untuk pengabdian dan itu dianggap sebagai masjid perdana sejagat. Tentang kapan masjid ini dibangun, ulama berbeda pendapat: ada yang mengatakan dibangun sebelum diciptakan bumi. Ibn ‘Umar mengatakan bahwa diciptakan masjid ini 2000 tahun sebelum belum tercipta dan merupakan bagai buih putih, lalu bumi di bawahnya sirna. (Al-Thabari, Juz II: 62)
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.
Bukhari Muslim meriwayatkan dari Abu Dzar, ia bertanya, “Ya Rasulullah, masjid manakah yang pertama kali dibangun? Beliau (Saw) menjawab, “Masjidil Haram.” Aku bertanya, “Kemudian masjid apa?” Beliau menjawab, “Masjid Al-Aqsha.” Aku bertanya, “Berapa lama jarak antara keduanya?” Beliau menjawab, “Empat puluh tahun.” Kemudian beliau (Saw) bersabda, “Di mana saja engkau masuk waktu shalat, maka hendaklah engkau melakukannya dan bumi bagimu adalah masjid.”
Ayat di atas menguraikan beberapa poin penting untuk dipahami secara baik, di antaranya adalah awwala bayt (rumah pertama), bi bakkah (di Makkah), mubarakan (yang diberkati) dan hudan lil ‘alamin (petunjuk bagi manusia) Pertama, awala bayt. Melacak makna lafaz ini sebenarnya sangat menarik di samping terdapat silang pendapat terhadap penafsiran juga ikut menginspirasi kita untuk memberikan apresiasi terhadap tempat yang diposisikan Allah sebagai suatu kemuliaan. Ulama semacam Al-Mujahid mengatakan bahwa rumah yang dimaksud adalah Ka’bah. Ka’bah menurutnya telah dibangun di
Pendapat lain --sebagaiman dikutip Ibn Katsir dalam tafsirnya-- mengatakan bahwa yang membangunnya adalah Nabi Adam as. Hal itu didasari pada riwayat Abdullah ibn ‘Amr ibn ‘Ash secara marfu’, “Allah mengutus Jibril as kepada Adam dan Hawa. Lalu memerintahkan keduanya untuk membangun Ka’bah dan menthawafnya.”
Perlu ditegaskan bahwa Nabi Sulaiman ibn Daud memugarkan kembali Masjid Al-Aqsha sebagaimana Nabi Ibrahim merenovasi Ka’bah. Demikian penjelasan dalam Tafsir Al-Qurtubi. Kedua, bakkah (Makkah). Makkah secara makna harfiah mengandung sisi filosofis yang luar biasa. a. Di antara: bakkah bermkkan izdiham (berdesakan). Kenyataan ini dapat dilihat bahwa Makkah menjadi tempat berkumpul umat manusia di perbagai pelosok dunia. Bahkan ini merupakan miniature akhirat karena Makkah menjadi lautan manusia. Di saat yang sama, tidak ada perbedaan antara yang satu dengan lainnya melainkan ketakwaan kepada Allah swt. Makkah meleburkan semua status social dan peringkat kemewahan (luxury) yang dimilikinya. Dengan berbagai pakaian putih tidak akan dapat dibedakan mana raja dan rakyat jelata, kaya dan miskin papan, berpangkat atau pekerja jalanan. b. Bakkah dari dasar kata baka-a yang bermakna menangis. Artinya banyak hamba Allah yang menangis dan meneteskan air mata atas kekhilafan dan kesalahan yang pernah ia perbuat, lalu kembali dan bertaubah kepada-Nya. Di sana mereka menundukkan jiwa dan raga kepada Dzat Yang Maha segalanya. c. Bakkah juga bermakna dihancurkan dalam arti taduqq a’naq al-jabbaarah (membinasakan leher orang yang sewenangwenang). Makna filosofis dari lafaz ini adalah kesucian Makkah tidak dapat dikotori oleh manusia dhalim. Mereka mesti akan dihancurkan baik langsung ataupun tidak. Dengan demikian, Makkah menjadi tempat seleksi manusia yang baik dan membersihkan dari segala bentuk kedhaliman dan kelalaian manusia. d. Bakkah memiliki makna lain: kekurangan air. Dari negeri yang kekurangan air, justeru orang kembali dengan membawa air dari negeri tersebut yaitu air Zamzam. Artinya segala bentuk kekurangan bukanlah halangan untuk mencapai kesempurnaan asalkan ketakwaan dipupuk sedemikian rupa, pasti rahmat Allah dekat dengan orang-orang muttaqin. Ketiga, mubarakan. Said Thantawi mengatakan bahwa mubarakan bermakna banyaknya kebaikan yang terus mengalir. Karena berkah itu sendiri an-nama’ (tumbuh), azziyadah (bertambah) dan ad-dawam (kontinyu). Filosofinya adalah kebaikan Mekkah ini akan menumbuh benih kebaikan bagi setiap pengunjungnya (baca: jama’ah haji) dan itu terus
bertambah untuk sekarang, besok dan selamanya. Said Thantawi menambahkan bahwa kehadiran manusia ke Makkah dengan maksud beribadah akan dilipatkangandakan amal, dikabulkan doa dan diampuni kesalahan. Dengan demikian, kota suci ini memberikan keberkahan dalam dua aspek, ma’nawiyah sebagaimana dijelaskan di atas dan aspek maddiyyah (materi) seperti: kedatangan manusia dari berbagai penjuru dunia telah membawa keberkahan tersendiri terutama dalam bentuk tabadul manfaah (sharing jasa) dan ‘distribusi’ rezeki antara pendatang dengan mereka yang tinggal di masjidil Haram. Keberkahan ini merupakan pancaran doa Ibrahim as:
Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS Ibrahim: 37) Sementara keberkahan maknawi di samping apa dijelaskan sebelumnya, juga secara eksplisit menunjukkan bahwa ibadah haji sebagai bentuk pengabdian agung dalam Islam. Arah inilah yang menjadi kiblat kaum muslimin dari penjuru negeri. Keempat, hudan lil ‘alamiin. Frasa ini bermakna petunjuk bagi manusia. Tempat ini dianggap hudan karena menjadi kiblat dan tempat ibadah bagi mereka. Kiblat ini secara filosofis sebagai arah dihadapkan hati dan pandangan serta pemikiran mereka untuk kebaikan guna menggapai ridha dan surga Allah swt. Semoga keberkahan dan kemuliaan itu dapat kita rasakan baik bagi yang sudah memperoleh kesempatan menunaikan ibadah haji atau yang belum. Bagi yang belum melaksanakannya, semoga semakin bertambah motivasi untuk mendapatkan percikan rahasia Ilahi di Kota Suci Makkah.[]
Santunan
Oktober 2012
33
34
Santunan, Oktober 2012
MADRASAH
MIN Ulee Lheue, Kec. Meuraxa, Banda Aceh
Madrasah dengan Enam Murid
Pembaca barangkali sering bingung, mencari sebuah madrasah atau kantor lainnya, yang beda nama dan lokasinya. Sebab perpindahan ke lokasi baru, tidak serta merta mengubah nama madrasah dan instansi yang dimaksud. Apalagi usai tsunami, banyak nama beralih lokasi, nama (nomenklatur) masih tetap. Di Banda Aceh misalnya, Anda akan dapati MIN Merduati, bukan di Gampong Merduati (Kuta Raja), tapi di kawasan Gampong Laksana (Kuta Alam); MIN Mesjid Raya bukan di Masjid Raya Gampong Baro lagi, tapi di Gampong Ateuk Pahlawan (Baiturrahman);
Darusysyariah dulu di Masjid Raya Baiturrahman, kini ada di Punge Jurong (Meuraxa); KUA Kecamatan Mesjid Raya, bukan di Masjid Raya kawasan kota, tapi di Krueng Raya (Mesjid Raya, Aceh Besar). Makam Syiah Kuala ada di utara Gano – Lampulo (Kuta Alam), bukan di sekitar Kopelma Unsyiah. Kampus Darussalam berada di bawah Kecamatan Syiah Kuala, bukan Kecamatan Darussalam; dan Kecamatan Darussalam justru ibukotanya Lambaro Angan, bukan di kampus itu. Tanpa denah, biasa kita akan sesat dan bingung jadinya.
Juga Anda akan dapati MAN Sibreh, bukan lagi di Suka Makmur, tapi ke Samahani (Kuta Malaka). RS Meuraxa milik Pemko Banda Aceh bukan di Blang Oi (Meuraxa), tapi di Gampong Mibo, kawasan Keutapang (Banda Raya). Akhirnya kita akan dapati juga, MIN Ulee Lheue (mari eja yang fasih: bukan Ule Le, tapi Ulee Lheue), tidak lagi di jalan menuju pantai Ulee Lheue itu, tapi ada di kawasan Punge Blang Cut, sisi barat Kapal PLTD Apong (Kecamatan Meuraxa). Kini, sudah mendekati satu dasawarsa, tragedi atau musibah kemanusiaan kita kenang. Bagi masyarakat Ulee Lheueu dan sekitarnya, bagaimana mengenang peristiwa dahsyat di era modern itu, penuh cerita mengerikan. Semua segi kehidupan, luluh lantak, termasuk sarana pendidikan, tak terkecuali Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Ulee Lheueu. Cukup sudah, jangan lagi undang tsunami, wahai pengunjung pantai itu! “MIN Ulee lheueu, sebelumnya kokoh di Ulee Lheueu, lalu hancur tidak berbekas, pagi Ahad, 26 Desember 2004, saat rakyat asyik di laut, dekat madrasah itu. Proses belajar mengajar total lumpuh. Sesaat usai itu, lokasi belajar murid sempat mendapat tempat baru, di MIN Teladan Lamteumen. Akirnya kembali hadir sebagai sekolah yang megah di lokasi baru, di Gampong Punge Blang Cut. Bermodal awal, tenda yang diberikan oleh salah satu NGO negara sahabat (AUSAID), jadilah proses belajar mengajar dimulai,
dengan jumlah murid pertama sebanyak enam orang. Mentari terik, pohon-pohon sudah tumbang dibawa air bah, lembaran baru pun dimulai. Hitung mulai, “Satu, dua, tiga, empat, lima, enam,” pekik murid pagi Senin, delapan tahun silam,” kenang Efendi, Guru MIN Ulee Lheue itu. Nun di sebelah tenda mereka, riuh suara anak-anak membisu, kelu, dan senyap. Mungkin anak didik telah syahid bersama guru, mungkin hilang ke laut bersama ayah dan ibu, mungkin mengungsi, atau diambil oleh sesiapa saja kala itu, dan entah sedang di mana lagi sang buah hati berada. Sudahlah jangan menangis lagi, delapan tahun sudah berlalu, kini MIN Ulee lheueu hadir dengan wajah baru, gedung berlantai dua bantuan Pemerintah Australia. “Walau sekarang sudah ada beberapa bagaian bangunan yang sudah keropos karena dibangun dengan matrial asbes, tapi siswa dan guru terus menatap masa depan, tak akan keropos, dengan gilang-gemilang. Banyak asa (harapan) yang digantungkan warga sekitar, agar MIN menjadi tempat yang bisa mencetak generasi siap pakai di alam globalisasi, juga taat pada Allah dalam ‘menangkal’ tsunami lagi. Semua ini menjadi tanggung jawab bersama: Pemerintah, masyarakat, dan lembaga-lembaga yang peduli pada dunia pendidikan,” tutup Kartika Devi, S.Pd.I, walikelas VI dengan belasan murid, yang anak murid ini (masih Kelas I) pada 2006, walau tetap sekitar 11 orang saja. [efendi/yakub]
Delapan Tahun Berbenah Diri Tahun Ajaran 2012-2013 ini MIN Ulee lheueu telah memiliki 218 siswa, dan telah memgalami kemajuan yang memadai secara signifikan (berarti). “Kita lihat untuk tahun ini saja, minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya cukup tinggi, mencapai 120 pelamar. Namun karena daya tampung yang sangat terbatas, terpaksa kita menolak. Bayangkan untuk satu kelas atau Rombel (Rombongan Belajar) mencapai 40 siswa. Sebuah angka yang tidak sesuai untuk proses belajar mengajar secara nyaman,” lapor dan keluh Efendi, salah satu guru MIN. Satu madrasah yang tampak ditatap dari atas Kapal Apong PLTD itu. Beberapa upaya terus dilakukan dengan mengirimkan guru-guru untuk mengikuti pelatihan kependidikan dan mengikuti beberapa perlombaan, sebagai ajang uji kemampuan untuk bisa terus bersaing
menuju madrasah yang diperhitungkan oleh masyarakat sekitar bahkan di Kota Banda Aceh. “Salah satu dengan terus mendorong anak didik berlatih dan berlomba,” jelas Guru Olah Raga, H. Muhammad Dahlan. Peran masyarakat sekitar sangat diharapkan, untuk terus menciptakan suatu perubahan yang mendasar, termasuk penggunaan anggaran yang transparan sehingga menciptakan sistem pendidikan yang diharapkan. Untuk tahun 20120-2013 ini, MIN di Ulee lheueu memperoleh dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar 100 juta. Dana itu bisa diharapkan untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan madrasah tersebut. Jadi, mari bantu kami, untuk bangun anak didik bersama di ujung barat Banda Aceh itu, demi mengejar mutu madrasah yang pernah ‘hilang’ dari peta itu. [efendi/yyy]
Hj. Zuraida M. Isa, S.Pd.I Kepala MIN Ulee Lheue Banda Aceh
Bantu Lokal dan Mushalla Kami
Saya memang baru dua tahun lebih (mengganti Kepala sebelumnya, Pak Mahdi) di sini. Saat saya ‘masuk’ baru ada sampai Kelas V. Namun, meski belum tiga tahun di sini, sebagaimana yang dirasakan rekan guru, tetap merasakan keterbatasan, terutama sarana dan prasarana, di MIN
yang sekarang memiliki 245 (122 laki-laki dan 123 perempuan) siswa ini. Sampai kini, karena lokal kurang, sepulang murid Kelas I, baru bisalah digunakan oleh kakaknya, Kelas II. Untuk tahun depan, bagaimana cara ada penambahan lokal. Supaya tidak ada yang sekolah siang, karena kekurangan ruang belajar itu. Kita sudah minta tambahan pada DPRK dan Kemenag Banda Aceh. Sebab kita punya lahan untuk enam kelas lagi, bahkan untuk lantai dua. Jika harapan ini dipenuhi, jika lokal baru ada, ke depan kita dapat menerima sejumlah calon murid (mungkin dua kelas) yang akan meramaikan bekas tsunami ini. Sekarang di MIN mana saja di Banda
Aceh, memang dibatasi kuota penerimaan saban awal tahun ajaran, atau mesti diciutkan penerimaannya, walaupun nanti ada sisipan dan pindahan. Ini diatur, misalnya murid baru tidak di atas 40an siswa, untuk mengantisipasi muatan satu lokal yang akan melebihi standar kenyamanan sebuah kelas, dan tidak ada jadwal masuk siang. Selain ruang, kami juga punya lahan juga untuk sebuah mushalla yang akan memudahkan murid beraktivitas, dan beribadah tentunya. Semoga pengadaan lokal dan mushalla diaminkan oleh pihak yang sudah didisposisikan proposal Kepala ‘MIN Punge Blang Cut’, eeh… MIN Ulee Lheue ini. [muhammad yakub yahya] Santunan
Oktober 2012
35
CERPEN
Zakiatul Fuadati
Kelas III IPA 3 MAS dan Anggota Bengkel Tulis Jeumala Amal Lueng Putu, Pidie Jaya
G
elap malam menunjukkan seolah peristiwa itu telah tergaris dalam suratan takdir. Segerombolan wajah seram menghantui keluarga kami, rintik hujan di luar terus membasahi bumi. Seiring menampakkan sebuah keluarga ingin mengadu nasib, tapi entah kemana. Dunia terasa sempit. Kezaliman mulai mengancam negeri ini. Perluru terus melaju ke segala arah, riuh suara bom terdengar memenuhi kedua telingaku. Kini ujung senjata mereka tertancap tepat di wajah Abi. Mataku terbelalak saat menyaksikan semua kejadian yang tak pernah terlintas dalam pikiranku. Dadaku tersesak seakan memberi isyarat nyawa Abi sudah di ujung peluru. Tanpa tersadari aku jatuh dalam pengkuan Ummi. Sebongkah kata keluar dari mulut yang kaku.
“Ummi. Abi..., kenapa Abi? Ada apa dengan Abi? Abi salah apa, Ummi?” Deret pertanyaan terus terlontar hingga butiran air mata ummi mengalir lembut atas wajahnya. “Abi baik-baik saja, Zaid,” dengan terbata-bata Ummi menjawab. “Tapi, kenapa mereka membawa Abi.” Sekejab banyangan Abi menghilang dari pandangan. Sekelompok Zionis Israel telah membawa Abi. Hatiku terus berteriak hendak kemana kami mengadu. Sesaat kemudian mulut Ummi menggerakkan kata. “Zaid.” “Iya Ummi.” “Ayo nak, kita sholat. Allahlah tempat kita mengadu.” Suasana hening mengikuti irama kami bermunajat pada Nya. Jarum jam masih menunjukkan 02.30. Butiran air mata terus mengalir, berzikir memohon bantuan Nya. Suara bom masih terdengar di mana-mana. Kepongahan Israel membombardir Palestina terus membara. Darah terus meruah ditempat di mana kini aku berada. Dengan dalih menggulingkan kekuatan Hamas, Israel telah menghancurkan rumah sakit, universitas dan gedung-gedung pemerintah bahkan berlanjut ke rumahrumah penduduk sipil. Aku tetap menjadi anak Palestina, walaupun kedua orang tuaku berdarah Indo nesia. Aku terlahir di kota suci ini, terlebih aku besar dan belajar di sini. Aku harus meneruskan perjuangan Abi. Berjihad, membela agama dari kekejaman zionis. *** “Zaid ingin menjadi anggota Ikhwan AlMuslimun, boleh nggak Abi?” “Menjadi pasukan relawan itu tidak mudah nak. Bukan sekedar duduk dan berdiri. Tapi mereka punya tugas tersindiri, dan itu tidak mudah. Apa kamu benar-benar siap, Zaid.” “Insya Allah, Zaid ingin seperti pemudapemuda palestina lain yang hidupnya begitu bermakna.” “Kalau itu sudah menjadi pilihan kamu, Abi tidak keberatan. Tapi menjadi pasukan Allahu Akbar itu harus bisa membentengi diri dengan iman dan ilmu.” Malam
36
Santunan
Oktober 2012
beranjak tanpa kompromi. Deru tank sekalikali memecah hening. Dentuman peluru membangunkan lamunanku. Tanpa terasa air mata berderai begitu saja. Gambaran dua hari lalu saat Abi untuk terakhir kali bercerita tentang gerakan yang didirikan Hasan Al-Banna itu kembali membayang. Itulah cerita terakhir menjelang Abi di bawa paksa oleh zionis Israel. Perlahan aku beranjak dari tempat tidur. Aku berwudhuk dan menunaikan shalat malam, bermohon kepada Allah atas keselamatan Abi. Keinginanku menjadi pasukan Allahu Akbar semakin menjadi, ditambah dengan semangat untuk mencari Abi hingga ke jalur Gaza. “Aku akan mencoba meluluhkan hati Ummi untuk merestuinya.” Berhari-hari ku menapaki jalur Gaza, akhirnya sosok yang sangat aku rindukan tampak terseok di depan mesjid Al-Aqsha. Tentara Yahudi mengitari Abi, bersandar di tiang-tiang mesjid. Jarakku hanya tinggal sepuluh langkah. Air mata Abi menahan langkahku, mengisyarakatkan agar aku berlindung dari penglihatan tentara Yahudi. Gemetar, penuh amarah dan akhirnya tertegun. Tiga peluru akhirnya bersarang di tubuh yang dialiri darah suci. Aku tidak kuasa menahan air mata menyaksikan yang menimpa Abi. Tapi aku harus kuat untuk dapat melanjutkan jihad Abi. Senyuman terakhir yang yang tergambar di raut cerahnya memantapkan jalanku. Bismillah, ku mulai jalani hari bersama Ummi. *** Tiga puluh enam tahun perjalanan berat terlewati. Harapan untuk sebuah kesuksesan memompa semangatku untuk terus belajar. Tidak pernah lelah, tidak hendak menyerah. Petuah Abi dan kesabaran Ummi mengantarkanku dalam kegemilangan. Kini namaku bergelar Dr. Zaid Al-Qurthubi. Perjuanganku tidak pernah padam. Kini kulakukan melalui kemampuan pikiranku. Kehadiran seorang buah hatiku kembali mewarnai hadupku. Subhanallah, seakan Allah telah menggantikan yang dulu pernah hilang. Keajaiban! Suatu skenario tak tertebak. The best scenario dari-Nya. []
PUISI Permataku Yang Hilang
Sunyi … Sepi … Sedih… Selalu rasa itu yang menjelma dalam malamku Relung hati selalu mencari dan menjerit Ke mana permataku? Di mana mereka semua? Ke mana? Di mana? Diri ini sebatang kara kini Ayah … Ibu… semuanya aku tak punya Yang kupunya hanyalah air mata Yang selalu setia bercerita padaku Tentang indahnya masa lalu itu Kuikhlaskan yang Kuasa mengambil permataku Mereka semua milik-Nya... milik Allah Selamat jalan permataku Semoga engkau tenang di sananya Doaku teruntai di atas sajadah Wahai semua permataku Restuilah aku bangkit mengejar hari esok Dengan semangat yang masih tersisa
Sudahlah Sudahlah... Usah lagi berkilah usah lagi berulah Karena itu hanya membuat lelah Aku sudah mengerti dan yang dapatku lakukan pun tak berarti hatiku bersyukur terpauti tapi rasamu harus berhenti Sang rembulan sudah pergi malam sudah berganti pagi Allah pun telah berbagi kenikmatan dimasing-masing segi... Hayatun Rahmah Kankemenag Kota Langsa
Erlina, S.Pd Guru MAN Kota Bakti, Kab. Pidie
Negeri Gersang Agama
Keteguhan
Sebuah negeri tak bernama Di huni beberapa suku di sana Telah beberapa tahun tinggalnya Tetapi mereka belum mengenal agama
Aku merasakan hangatnya kasih sayang Belaianmu setiap waktu Elusanmu di reluk-reluk tubuhku Cinta, sayang selalu kuberikan
Di rimba jauh tak tersentuh Mereka tak punya apa-apa Jangankan dokter bidan pun tak ada Sungguh malang mereka tak beragama
Waktu, waktu terus berjalan Seiring hari demi hari kulewati Bersamamu ... Dalam dekapanmu
Hidup tak tahu arah ke mana Tidak ada yang membimbingnya Mereka beranak tidak bersahaja Kawinnya sesuka saja
Mengapa sekarang kau begini? Kasih sayangmu telah padam Cintamu hanya goresan kenangan di bingkai hatiku Semuanya semu
Yang kuatlah yang pegang kuasa Yang lain ikut saja Mereka tak tahu mau menyembah apa Ateis pun tak pantas disandangnya
Di saatku sedang meratap dengan kesedihan Kau malah pergi ntuk selamanya Teguhkan hatiku Ya Rabb ... Untuk menemani kepahitan hidup ini
Kita jadi bertanya Akankah ini selamanya Ataukah risalah belum sampai di sana Entahlah ....
Semua telah menjadi usang Asaku telah sirna mambahagiakanmu Pengorbanan semua ini sia-sia Hanya Tuhan yang tahu segalanya Semoga kau dan aku bertemu di surga kelak lbu ...
Saifullah, S.Hum Staf KUA Kec. Geureudong Pase, Aceh Utara
Munadia Siswi Kelas X3 MAN Model, Banda Aceh
(sedang berjuang melawan kanker otak, sembari mengenang kepergian Bunda tercinta selamalamanya, yang menanti doa dan kasih sayang kita) Santunan
Oktober 2012
37
38
Santunan, Oktober 2012
SOSOK
H. Hamli Yunus, S.Ag, Qari Internasional
Syahdunya Teduhkan Jiwa, Merdunya Sejukkan Qalbu Dari Krueng Sabe ke Madinah Delapan tahun silam, pekan ketiga Desember 2004, Hamli Yunus, S.Ag, alumnus Fakultas Dakwah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, sudah berangkat ke Tanah Suci, dalam gelombang pertama. Jamaah Banda Aceh yang satu kloter dengan Ustadz Hamli (sapaan akrab buat Hamli Yunus) diinformasikan ke humas haji, pihak Siskohat di Asrama Haji, dan Subbag Hukmas dan KUB Kanwil Depag Aceh, sudah ke Madinah. Istri tercinta --yang baru beberapa bulan dinikahinya di Masjid Raya Baiturrahman, waktu itu-- yang sedang hamil, bersama dengan kelurga besarnya, kala itu masih menetap di kawasan Peulanggahan atau Keudah (saat itu masuk Kecamatan Kuta Alam, tapi kini mekar dalam Kecamatan Kuta Raja). Sebagian jamaah haji Aceh lain, ada yang masih di kampung (bakal berangkat), sebagian lagi sedang menuju Banda Aceh, dan sebagian lagi ada yang sedang di Asrama Haji, saling berpamitan, dengan tas berbendera merah putih plus koper berlambang Garuda Indonesia --‘kakak’nya Kapal Seulawah, sumbangan orang Aceh tempo doeloe. Sama halnya dengan pengantar jamaah haji, ada yang sudah pulang, ada yang mau datang, ada yang lagi bersama calon jamaah di Embarkasi Haji, saling bersalaman dan melepas rindu, bakda shubuh itu. Dan tidak sedikit saudara kita yang sedang menikmati indahnya mentari dan ombak di pantai Banda Aceh dan Aceh Besar, Ahad 26 Desember 2004, pada pagi nan cerah, kemudian hitam kelabu, yang diawali dengan gempa hebat. Tiba-tiba, bah dahsyat menggulung Aceh, juga kawasan Asrama Haji, di Jalan Teuku Nyak Arief, kawasan Lampineung-PradaJeulingke. Tentu juga menenggelamkan area Kuta Raja, Banda Aceh, tempat istri Ustadz Hamli berdomisili. Pantai barat Aceh, Gampong Kabong, Krueng Sabe, Kabupaten Aceh Jaya (saat itu masih Kabupaten Aceh Barat), kampung halaman Hamli Yunus -- juara II di MTQ Internasional di Jakarta (2003), juga luluh lantak, dalam sekejap. Aceh menangis, pilu. Insan Aceh yang sadar, sadarlah; hamba yang membangkang, terus membangkang. Idul Adha tahun 1426 Hijriah pun, kita syiarkan semampu saja, di seantero negeri Aceh, dalam puing-puing
tsunami, diiringi duka dan air mata, bersama gempa susulan yang puluhan kali per hari, seperti yang dilaporkan BMKG Aceh. Di Arab Saudi, doa-doa buat Aceh --sebelumnya agar Aceh aman dari konflik, setelah itu agar warga tabah dan tegar menghadapi musibah terberat abad ke 21-- selalu menjadi bagian dalam pintaan kepada Allah, terutama saat jamaah di Nabawi dan saat jamaah berwuquf di Arafah, 9 Dzulhijjah. Bersama puluhan pesawat dari seluruh dunia, yang membawa bala bantuan, tatkala Garuda sedang berputar-putar di atas tanah Koeta Radja, sekembali jamaah ke tanah air, pemandangan dari udara nyaris tidak dipercayai hujjaj (haji dan hajjah) kita. Turun pesawat, bersama ‘kloter tsunami’ lain, H. Hamli Yunus --ayah yang kini sudah dua anak, kelahiran 12 Juni 1970 lalu-- juga kembali ke ‘rumah’. Dia menatap kosong kampung istri tersayang, telah hampa, tembus ke laut. Daratan Keudah, Peulanggahan, Gampong Jawa, dan Gampong Pande, barat Krueng Aceh hilang tapal lenyap batas. Jamaah pun ada yang diinapkan lama di Asrama Haji, lantai dua, bagi yang hilang kampung dan rumah. Ustadz Hamli lebih sering bermalam di Masjid Raya Baiturrahman bersama kami --yang juga digulung tsunami dan hilang anak dan famili saat bermalam dan berpagi Ahad di Lampulo. Dari Baiturrahman ke KL Badai pasti berlalu, meski kadang berlalunya kadang merayap pelan. Kesedihan pun kian mengerut, walau sulit dan berat
mealpakannya. Sengsara mengundang nikmat, usai tsunami ‘uang ta’ziah’ datang, MoU Helsinki 15 Agustus 2005 diteken, Aceh pun damai. Pesisir dan pelosok syukuri dan rayakan ‘tekenan’ itu, agak eforia, walau tersenyum sambil menelan duka nan pahit getir. Damai dan ‘perang’, dari menara Masjid Raya Baiturrahman, jelang shalat selalu ada lantunan Kalam Ilahi, bukan bunyi kaset, melainkan live dari lantai dua ruang dalam, dekat mihrab masjid. Lalu azan berkumandang, shalat ditegakkan, lalu imam aba-abakan: “sawwu shufufakum…” shaf rapat dan teupat (lurus). Jika shubuh, ada ceramah yang diawali dengan protokol. Juga maghrib, ada halqah hingga azan isya. Hampir semua sesi disiarkan oleh Radio Baiturrahman, Serambi FM, RRI Pro I Banda Aceh, juga oleh radio swasta/pemerintah di beberapa daerah lain. Salah satu sosok yang memerdukan langit Aceh dengan azan, iqamah, dan qari, sejak paruh kedua 1990-an, ialah suara Ustadz Hamli. Saat konflik, usai tsunami, dan era MoU, suara dari menara tidak sepi, agar umat tidak larut dalam duka lagi. Saat saudara kita menikah di dalam Masjid Raya, juga kerap acara dimuali oleh lantunan Kalam Ilahi bersama Ustadz Hamli, dengan memuqaddimahkan aqad-nikah, misalnya, “Wamin aayaatihii an khalaqakum minturaabin tsumma idzaa antum basyarun tantasyiruun; wamin aayaatihii an khalaqa lakum min anfusikum azwaajal litaskunuu
ilaihaa waja’ala bainakum mawaddataw warahmah… (QS Ar Rum 20-21). Untuk catin (calon pengantin) lain, Ustadz Hamli bersedia mengaji sebelum khutbah nikah, tapi dalam pernikahan pertama (pratsunami) dan pernikahan kedua (pascatsunami) Ustadz Hamli --yang kini berdomisili di Ulee Kareng-- diri sendirilah yang mengaji, dengan baju linto baro-nya. Merdu dan syahdu suaranya, bikin qalbu (hati) dan jiwa ini kian sejuk dan teduh. Sebagaimana Ustadz Hamli, rakyat Aceh juga aktif dalam merehabilitasi mental dan ‘unjuk diri’ dalam aneka even agama. Setahun usai teken damai, Ustadz Hamli mewakili Indonesia dan mengharumkan nama Aceh juga, misal dalam Musabaqah Tilawati Quran (MTQ) Internasional 2006 di KL (Kuala Lumpur) --orang Malaysia bilang, Musabaqah Tilawah Al-Quran Peringkat Antarabangsa kali ke 48-- yang berakhir 10 Agustus 2006, di Pusat Dagangan Dunia Putra, KL. Juara pun diumumkan, H. Hamli Yunus dari RI --yang pernah juara I dalam MTQ ke 20 (2003) di Palangkaraya, Kalimantan Tengah-- masuk enam besar, dengan nilai 87,17 poin. Peserta dari Iran (Hossein Saeid Rostami Tabrizy) menjuarai MTQ dengan poin 89,25. Juara II, III, IV, dan V ialah dari Afrika Selatan (Abdul Aziz Brown) dengan poin 88,58, Malaysia (Haji Shafei bin Lebai Hanafiah) dengan nilai 88,50, utusan Filipina (Cairoden Mangotara) dengan nilai 88,17, dan delegasi Kroasia (Aziz Alili) dengan skor 87,92. Untuk qariah, Indonesia (Puan Musdalifah) saat ditu dapat juara III, di bawah peringkat Malaysia, Cik Sainab Abdulromee (juara II), dan peserta dari negara Thailand, Sainab Abdulromee (juara I). Dari Cape Town ke Ambon Ustadz Hamli yang sempat diundang ke Cape Town Afrika Selatan, kerap membagi kisah suksesnya, walaupun awalnya berat untuk menuturkannya pada kita. Jelang MTQN ke 24 di Ambon, Maluku (9-20 Juni) lalu, Ustadz Hamli juga aktif menggembleng dan mendampingi qari dan qariah Aceh, baik dalam pemusatan latihan di Banda Aceh, maupun TC di Jakarta. Namun kisah manis saat penutupan, pengumuman sang juara, dari MTQ Ambon --yang persiapannya pembukaannya dibantu juga oleh nonmuslim Maluku-- saat penutupan hadir Wapres Boediono, tak (belum) sesukses ‘jam terbang’ Ustadz Hamli, sang pelatihnya. Dikabarkan dari Indonesia Timur itu, Aceh tidak (belum) masuk 10 besar. Jadi teringat juga kita, Aceh yang cuma mampu di tingkat ke 11 pada 2008 di Banten dalam MTQ ke 22. Pun demikian, ‘untung’ masih ada Iqbal Hasan, S.Ag di cabang qiraah sab’ah
sebagai juara II, dan kawan-kawan lainnya (Fadhliana T. M. Daud, juara III qiraah sab’ah putri; Aqmarina Asarah, juara III hafiz 10 juz putri; dan Nursiah Nurdin, juara III tilawah dewasa putri), yang bisa membawa pulang beberapa juara, bersama pelatih dan official lainnya. Menurut Hamli, mungkin rasa minder, lantaran ‘jam terbang’ dan waktu TC yang minim, rendahnya suntikan motivasi (juga mungkin dana dibandingkan ke dunia olahraga dan pembangunan fisik), menjadi faktor utama, minimnya prestasi Aceh. Mestinya persiapan dan latihan, seperti TC jelang MTQ Palangkaraya yang sampai delapan bulan itu, bisa dipertahankan, jika kita ingin mengubah peringkat, bukan hanya tiga bulan, seperti tahun ini. Jika TC bersahaja dan relatif lama, Insya Allah prestasi gemilang, seperti rangking IV nasional dalam MTQ di Yogyakarta (1991) dan MTQ di Palangkaraya (2003), bisa kita toreh. Ustadz Hamli sendiri pernah mengukir prestasi sebagai juara III tilawah remaja putra saat di Yogya dulu. Bersamaan itu, juara III juga disabet Hj. Syarifah Rahmah, S.Ag (kini mengabdi sebagai guru tilawah Aceh, dan guru madrasah di jajaran Kankemenag Aceh Besar). Pada Juni 2012, urutan Aceh kian tenggelam --juga mungkin hampir senasib dengan raihan rangking PON ke 18 di Riau September 2012 lalu, yang kita hanya urutan ke 25, padahal untuk itu telah menelan biaya hingga Rp. 25 milyar. Dan, padahal, dalam MTQ ke 23 pada 2010, di Bengkulu, kafilah Aceh sempat ‘duduk’ di peringkat sembilan. Sudahlah, semoga dengan kebersahajaan dalam keseharian dan saat latihan, bersama Ustadz Hamli, serta dengan lengkingan yang menggema di ‘langit MTQ’, di mimbarmimbar, menara masjid, acara-acara, kaset, dan CD—Din Keramik produser film Aceh bersama P l a n e t Broadcasting masih rajin
‘menelurkan’ CD pengajian Ustadz, serta tampilan di youtube (internet), kita gapai kembali 10 besar, atau lima besar, atau bahkan Juara Umum itu, seperti saat di Blang Padang Banda Aceh, yang Aceh menjadi tuan rumah MTQ ke 12 (1981). Hasil dari MTQ Nasional, saat Gubernur Dista Aceh di bawah H. Hadi Thayeb (19811986) itu, Ustadz H. Muammar ZA (utusan DKI Jakarta) dinobatkan sebagai juara I. Jelas dan tentu saja, jika Ustadz H. Hamli Yunus, S.Ag (kini masih sebagai ‘pejabat’ di Bidang Penamas Kanwil Kemenag Aceh) berguru pada H. Muammar ZA, maka kami dan murid kami (TPQ Plus Baiturrahman) berguru pada Ustadz Hamli saja. Syukran Ustadz… [muhammad yakub yahya]
Santunan
Oktober 2012
39
OPINI
Tatkala Manusia tidak Dianggap Sebagai Aset "Kami memang tidak mempunyai apa-apa, kami hanya mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul." Kalimat yang begitu kuat dari seorang profesor dari Jepang, yang menunjukan bahwa SDM unggullah yang membuat mereka maju dan tumbuh berkembang, dan mampu mengimbangi bahkan mungkin mengungguli bangsa-bangsa Eropa maupun Amerika. Yang dalam konteks ini dapat dipahami bahwa SDM adalah sebagai aset utama. Penggalan pernyataan profesor di atas patutnya menjadi hentakan hati bagi kita dalam menjadikan manusia sebagai aset. Realita banyak organisasi baik perusahaan bahkan organisasi pemerintah seperti dinas, kantor kementerian, bahkan di madrasah/sekolah seakan-akan dalam prakteknya ogah dan sungkan menyebutkan manusia/karyawan/staf adalah aset, tetapi mereka memandang aset adalah barang seperti mobil, laptop, meja, kursi, mesin, gedung dan lain-lain. Sebenarnya dalam ilmu manajemen, pemahaman seperti itu adalah hal yang sangat dan sangat keliru. Karena selain barang, manusia juga merupakan aset besar, bahkan melebihi barang. Terbukti barang yang multi manfaat dan serba canggih seperti mobil, laptop dan alat-alat canggih yang ada di sekitar kita atau di sekeliling lingkungan kita bekerja tidak akan berguna sedikit pun, apabila tidak mempunyai manusia yang profesional dalam menggerakan atau mengelolanya sehingga menjadi barang yang sesuai dengan fungsinya. Maka menjadi pandangan yang tidak jarang kita lihat, banyak barang-barang di atas di kantor-kantor atau di madrasah, kita ambil sampel di lingkungan Kemenag. Dalam hal ini, juga banyak terjadi di intansi yang lain di luar Kemenag, barang yang ada kadang rusak, tidak pernah terpakai --kalau dengan bahasa Aceh (hanco keudroe). Pertanyaannya, apa yang salah? Belum lagi berbicara pencapaian visi dan misi serta tujuan organiasasi. Maka sangat sulit dicapai apabila organisasi itu sendiri di saat mengabaikan dalam prakteknya, “Manusia tidak lagi dianggap sebagai aset”. Maka patut negara dan organisasi yang bisa menempatkan manusia sebagai aset utama organisasi pemerintah atau organisasi swasta akan maju pesat dalam mencapai tujuan serta visi dan misi organisasinya. Mengenai perkembangan SDM dalam suatu organisasi, Greer menyatakan, bahwa dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu, kemudian muncullah istilah baru di luar HR (Human Resources), yaitu HC atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portofolio investasi), dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban, cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka. Berdasarkan hal di atas, maka SDM memegang nilai yang sangat penting dalam manajemen keorganisasian. Meskipun teknologi banyak dilibatkan dalam roda organisasi. Namun tetap saja organisasi memerlukan SDM sebagai daya penggerak dari sumber daya lainnya yang dimiliki oleh organisasi dalam bentuk apapun. SDM sebagai aset utama berarti harkat martabatnya sebagai manusia didudukkan sebagaimana yang seharusnya sebagai manusia. Perlakuan yang manusiawi tersebut salah satunya adalah dengan mencerdaskan dan menyiapkan menjadi SDM yang unggul, berkualitas dan mempunyai
40
Santunan
Oktober 2012
Alfaizin MA, MM Staf Bidang Mapenda Kanwil Kemenag Aceh keahlian atau ketrampilan yang diperlukan organisasi. Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. SDM merupakan aset dalam segala aspek pengelolaan terutama yang menyangkut eksistensi organiasi. SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu organisasi. Berdasarkan pendapatnya Nickson (2007:169) mengutip pendapat Armstrong bahwa kinerja organisasi diperoleh dari pengelolaan berbagai tujuan, sasaran dan pengembangan sumber daya manusia di dalamnya dalam rangka mencapai tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Peran pimpinan dalam hal ini sangat dominan. Sejauh mana pimpinan menghendaki SDM organisasinya berkembang maka pimpinan tersebut memiliki kewenangan dalam mewujudkan pengembangan SDM melalui berbagai kegiatan pengembangan dan pelatihan sesuai dengan kompetensi masing-masing yang dimiliki pegawainya. Apabila daya dukung organisasi sudah dapat berjalan secara simultan maka pengembangan sumberdaya manusia berbasis kompetensi akan dapat memberikan dampak baik bagi peningkatan kinerja organisasi. Hal ini terjadi karena sumberdaya manusia yang berkembang secara kompeten merupakan suatu kondisi dimana seluruh elemen internal organisasi siap untuk bekerja dengan mengandalkan kualitas diri dan kemampuan yang baik bukan lagi perspektif ‘IP’. ‘IP’ yang dimaksud, bukan Indek Prestasi yang sering kita jumpai di kampus, tapi ‘IP’ yang dimaksudkan adalah Indek Pedekatan seharusnya. Pada level tertentu dimana kondisi di atas sudah mampu tercipta dalam suatu organisasi maka kinerja individu organisasi menjadi cerminan bagi kinerja organisasi. Terdapat banyak tantangan dalam menciptakan situasi kondusif bagi organisasi untuk meningkatkan kinerjanya dan pengembangan SDM merupakan salah satu hal yang patut kian dilakukan. Organisasi yang menghendaki kinerja yang optimal dibutuhkan pula konsistensi dan konsentrasi dari manajemen mengenai pengelolaan pegawai yang baik dan proporsional serta menciptakan hubungan kerja yang efektif dengan selalu mengedepankan asas kesetaraan dan saling menghargai. Mudah-mudahan organisasi kita, Kementerian Agama yang sudah baik selama ini menjadi lebih baik lagi ke depan, seperti harapan Menteri Agama, Suryadharma Ali dalam setiap pidatonya. Mudahmudahan dan Insya Allah, dengan tekad kebersamaan dan Aset yang sungguh sangat luar biasa tersebar di seluruh pelosok lingkungan Kemenag, khususnya di Kanwil Provinsi Aceh yang di pimpin oleh Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, yang merupakan figur terbaik, bukan hal mustahil ini terwujud dan meraih WTP ke depan dengan selalu menjadikan karyawan aset penting, mulai dari Kantor Wilayah sampai daerah, juga ke madrasah. []
Think-Pair-Share; Berpikir-Membaca Meta Keumala, S.Pd Ibu Rumah Tangga, Gampong Limpok Kec. Darussalam Kab. Aceh Besar Membaca, kegiatan memahami isi teks guna menerima pesan dan maksud tertulis. Membaca, bagi para pelajar, memiliki peran yang sangat penting tidak hanya sebagai salah satu keterampilan yang diuji dalam Ujian Nasional (UN), tapi juga untuk mempersiapkan siswa masuk ke jenjang yang lebih tinggi, baik universitas, institut, perguruan tinggi, maupun akademi, di mana sebagian literatur ditulis dalam bahasa Inggris. Sejalan dengan hal ini, Depdiknas (2005) menetapkan di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pelajaran bahasa Inggris adalah pendekatan genre-based yang menitikberatkan agar pengajaran bahasa Inggris harus berbasis teks. KTSP, sebagai bentuk penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), menuntut pembelajaran aktif selama proses belajar-mengajar (Abidin, 2009). Dalam hal ini, kurikulum mestilah berpusat pada siswa (studentscentered) di mana guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator dalam merealisasikan kelas yang aktif. Kenyataan yang ditemukan di kebanyakan ruang kelas saat ini, proses pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris belum dilaksanakan dengan tepat dan semestinya sebagaimana model pembelajaran yang ada. Fenomena yang ditemukan di dalam kelas, kegiatan masih berpusat pada guru (teacher-centered) di mana guru bertindak sebagai sumber utama informasi ketika siswa mendapat kesulitan dalam memahami teks. Teknik guru dalam mengarahkan siswa memahami teks seharusnya mampu mendorong siswa untuk membaca tapi realitanya, para siswa menjadi pasif karena hanya mendengarkan dan menulis informasi yang diambil dari penjelasan guru. Kebanyakan siswa juga kurang memiliki perbendaharaan kata dalam Bahasa Inggris. Masalah yang paling mencolok dan mengurangi motivasi siswa dalam mempelajari bahasa yakni siswa tidak tertarik dengan pelajaran bahasa Inggris karena proses belajar mengajar bahasa Inggris sebagaimana ditemukan di lapangan masih dalam sistem teacher-centered. Untuk itu perlu perhatian khusus bagi para tenaga pendidik untuk mengaplikasikan teknik pembelajaran yang mampu meningkatkan minat siswa untuk mempelajari bahasa Inggris, meningkatkan kosakata, serta memahami teks dengan baik. Para ahli membuktikan bahwa Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif sangat efektif untuk diaplikasikan dalam suasana belajar mengajar. Mc Cafferty (2006) menyatakan bahwa cooperative learning mampu meningkatkan motivasi dan interaksi siswa. Seperti dilansir Slavin (2001), cooperative learning dinilai sebagai solusi untuk masalah pendidikan. Cooperative learning juga dinilai dapat meningkatkan; prestasi akademik, kemampuan berpikir, sikap belajar positif, motivasi belajar, prestasi tingkat tinggi belajar, evaluasi, hubungan interpersonal, dan mempersiapkan siswa untuk belajar kolaborasi. Cooperative learning memiliki struktur kegiatan pembelajaran terus dikembangkan oleh para ahli serta dapat diaplikasikan di dalam kelas. Spencer Kagan, salah seorang ahli yang mengembangkan struktur cooperative learning, menyatakan bahwa Think-Pair-Share merupakan teknik cooperative learning yang dapat diaplikasikan sebagai pembuka kegiatan belajar mengajar yang mencakup; kegiatan membaca, strategi pemecahan masalah, serta sebagai evaluasi dan tindak lanjut pelajaran. Think bermakna berpikir, pair bermakna berpasangan, share bermakna berbagi. Menurut Richard Arends, pengembang teknik tersebut, Think-Pair-Share merupakan teknik
pembelajaran kooperatif yang dapat memotivasi, meningkatkan, dan mendukung pemahaman yang lebih tinggi serta berpikir kritis dalam setiap kegiatan belajar. Erni Buharsa, salah seorang yang meneliti keefektifan teknik ini membuktikan bahwa Think-Pair-Share berhasil meningkatkan kemampuan membaca siswa. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan nilai membaca serta partisipasi yang mencakup hal berbagi ide, bertanya, dan menjawab pertanyaan. Menurut Lyman (1981), Think-Pair-Share merupakan teknik yang dapat digunakan pada saat sebelum, selama, dan setelah pelajaran. Prosedur atau langkah-langkah yang dapat menjadi acuan teknik ini, menurut Gunter dan Schwab (1999), yakni pertama, guru mengajukan satu pertanyaan provokatif, yakni pertanyaan yang mengharuskan siswa menjawab dengan kritis misalnya, “Jika kalian dipertemukan lagi dengan seseorang atau benda yang telah lama hilang, apa yang akan kalian lakukan?” atau dalam bahasa Inggris “If you were reunited with someone or something you lost, what would you do?” Pertanyaan yang diajukan merupakan pertanyaan mengenai kasus atau masalah yang dilematis atau tidak pasti jawabannya. Kedua, siswa diberikan kesempatan untuk memikirkan jawaban dari pendapat mereka sendiri dalam waktu singkat misalnya lima menit. Siswa dapat mencatat jawaban mereka meskipun jawaban individual tersebut tidak dievaluasi secara khusus oleh guru. Dalam tahap ini, siswa harus paham bahwa tidak ada jawaban yang pasti, tapi jawaban mestilah masuk akal dan sesuai dengan kasus yang diajukan. Ketiga, siswa duduk berpasangan dengan seorang rekan belajar guna membahas jawaban masing-masing serta bertukar pikiran untuk mencapai konsensus jawaban pertanyaan. Bersama pasangan, siswa dapat merumuskan jawaban umum berdasarkan wawasan mereka sendiri untuk memperoleh kemungkinan solusi dari masalah yang ada. Langkah terakhir, siswa menyuarakan tanggapan mereka dengan seluruh teman di kelas. Dalam langkah terakhir ini, setiap individu dapat menyajikan solusi yang telah mereka rumuskan sendiri. Setiap pasang siswa dapat menampilkan jawaban mereka, misalnya dalam bentuk grafik, diagram, maupun pernyataan. J. Kenney dkk. (2005) menyatakan bahwa tujuan dari ThinkPair-Share adalah untuk memberikan “waktu berpikir” sehingga meningkatkan kualitas respon siswa. Teknik Think-Pair-Share ini dirancang untuk membedakan instruksi dengan memberikan siswa waktu berpikir mengenai suatu topik tertentu, memungkinkan mereka untuk merumuskan ide-ide individual dan berbagi ide dengan rekan dan kelompok. Crystal (2011) menyatakan bahwa prosedur Think-Pair-Share sederhana dan memiliki manfaat besar karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertukar ide dalam kondisi yang tidak mengancam ataupun menakutkan. Siswa dan guru bekerja sama dengan tujuan yang sama dalam rangka untuk fokus pada mendapatkan target pembelajaran. Guru bahasa Inggris harus memberi mereka tugas yang mereka mampu lakukan, daripada resiko mempermalukan mereka. Teknik Think-Pair-Share ini sangat direkomendasikan bagi para guru bahasa secara umum, guru bahasa Inggris secara khusus, maupun guru mata pelajaran lainnya untuk diaplikasikan di dalam proses belajar mengajar. Suasana ruang belajar mengajar diharapkan dapat meningkatkan kemampuan serta prestasi belajar siswa. [] Santunan
Oktober 2012
41
Silaturrahmi; Panjang Umur, Mudah Rezeki Azhari.S.Pd.I, Guru MIN Ie Leubeue, Kab. Pidie. Mendengar atau membaca kata silaturrahmi, tentu bukanlah sebuah kata yang asing atau baru kita dengar dalam kehidupan sehari hari. Namun sesuatu yang keseringang, bukan jaminan bahwa sebenarnya kita paham maknanya. Apa sebenarnya makna silaturrahmi itu? Apakah hanya sekadar berjabat tangan? Hanya sekedar berkunjung ke sanak famili? Atau hanya memadai dengan senyum dan menyapa? Pada dasarnya kata silaturrahmi itu berasal darai bahasa Arab, yaitu kata “shilat” atau “washl” yang mengandung arti “menyambung” atau “menghimpun” dan “Ar-rahim” yang berarti “kasih sayang”. Menyambung, kata kerja yang membutuhkan usaha atau proses, yang awalnya tidak bersambung, sehingga menjadi bersambung. Begitu juga dengan menghimpun, awalnya bercerai berai, berantakan, semraut, dijadikan berkumpul, bersatu, dan utuh kembali. Hikmah silaturrahmi, dalam sebuah hadits dijelaskan, “Pada suatu hari, Rasulullah Saw. bertanya pada sahabat, “Taukah engkau tentang suatu yang paling cepat mendatang kebaikan ataupun keburukan?” Sahabat menjawab, “Tidak ya Rasul,” Lalu Rasul berkata, “Suatu yang paling cepat medatangkan kebaikan yaitu pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturrahmi,” Sahabat bertanya. “Lalu yang mendatangkan keburukan, apa ya Rasul?” Rasul menjawab. “Siksa bagi orang yang berbuat kemungkaran dan memutuskan silaturrahmi.” (HR. At-Tirmizi). Jadi, jelaslah bahwa yang dikatakan silturrahmi bukan hanya sekedar menyapa, membalas senyum, membalas kunjungan orang lain, dengan cara mengunjungi orang tersebut, atau membalas pemberian dari orang lain,bahkan lebih daripada itu, silaturrahmi ialah denga cara menyambungkan tali persaudaraan yang telah terputus hingga bersambung kembali. Dalam satu riwayat lain diceritakan, “Rasulullah Saw. memberikan nasehat kepada para sahabat, “Hendaklah kalian mengharapkan kemuliaan dari Allah,” Para sahabat pun bertanya, “Apakah yang dimaksud itu ya Rasul?” Kemudian Rasullullah bersabda lagi, “Hendaklah kalian suka menghubungkan tali silaturrahmi terhadap orang orang yang teleh memutusnya, mmnberikan sesuatu (hadiah) kepada orang yang tidak pernah memberikan sesuatu kepadamu, dan hendaklah kalian bersabar tehadap orang yang menganggab kalian jahil.” Dalam hadits yang lain dikisahkan pula, “Rasulullah bertanya pada sahabat, “Maukah kalian kutunjukan amalan yang lebih besar pahalanya shalat dan puasa?” Sahabat menjawab, “Tentu mau, ya Rasul.” Kemudian Rasul menyebutkan, “Engkau damaikan orang yang bertengkar, engkau sambungkan persaudaraan yang putus, mempertemukan kembali saudara saudara yang terpisah, menjembatani kelompok-kelompok yang bersengketa dalam Islam dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mareka, yang demikian itu amal shalih yg sabgat besar pahalanya. Barang
42
Santunan
Oktober 2012
siapa yang ingin dipanjangkan umurnya oleh Allah dan diluaskan rezkinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturrahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim) Hari Raya Idul Adha 1433 H ini, mari kita mamfaatkan momen itu sebagai awal yang tepat bagi kita untuk mengaplikasikan silaturrami, dengan cara kontinyu atau berkesinambungan, mengingat “hablumminallah”. Selalu kita tunaikan dan kita tingkatkan “hablumminannas”, dengan cara menyambungkan tali silaturrahmi, baik yang telah lama terputus, maupun yang belum tersambung sama sekali. Namun saat kita bersilaturrahim, ada beberapa hal yang sekarang kita pandang sepele: waktu dan etika bertamu. Agar pertamuan penuh kesan, berpahala, menjadi kunci surga, diampunkan dosa, ditambah rezeki, dan dipanjang umur, Islam mengajarkan bahwa saat bertamu bagus tidak dalam tiga waktu: lewat isya, sebelum shubuh, dan usai zhuhur. Sebab tiga waktu itu saat rata-rata kita sedang beristirahat dan membuka pakaian. Budaya kerja dan adat kita saja yang sering melanggar aturan waktu bertamu yang telah digariskan. Sehingga jika tak ada kebaikan dalam bertamu, mestinya bukan agama yang kita salahkan, tapi kebiasaan setempat kita. Ketika ditawarkan ajaran yang baik kita klaim itu ‘budaya Arab’, namun ketika musibah datang, kita tunjukkan ke jidat orang. Kita tentu boleh kapan pun ke rumah orang, waktu di atas pun bisa elastis, jika ada kesepakatan. Atau sang tamu yang datang dari kajauhan, tak layak pulang karena tiba sudah tengah malam. Atau tak ada tuan rumah, padahal datang dari tempat jauh. Atau ada keperluan untuk mengetuk pintu rumah seseorang yang dibutuhkan: keuchik, imam, dokter, bidan, polisi, atau tetangga untuk meminjaminya kereta untuk membawa anak ke rumah sakit. Atau berteriak minta tolong: ada kebakaran dan kemalingan, di tengah malam. Jika kita keberatan pintu di ketuk orang di sembaran waktu, padahal mereka beralasan, kita angkat saja rumah ke hutan belantara. Aturan waktu itu juga berlaku untuk telepon. Hakikatnya suara kita itu, sosok kita yang masuk rumah orang. Jadi aturan sama, mohon maaf jika mengganggu dan ada salam masuk dan keluar. Indah sekali buah silaturrahmi. Mari kita petik satu persatu untuk kita awetkan dalam wadah persaudaraan. Lantara ini amal penduduk surga yang abadi, yang kita tiru di dunia fana. Kata hadits, amal orang di surga setiap hari, selain menebar salam dan yang semisal dengannya, adalah silaturrahmi. Di luar dua hari raya, selain pandai mengatur jadwal meeting dan rapat-rapat, kita piawai juga mestinya merancang kunjungan ke gubuk, tenda, dan rumah sederhana saudara kita sebagai agenda mingguan dan bulanan. Lantas kita perelok isi kunjungan sehingga selalu kita menjadi tamu, bukan ‘mantan’ tamu. Yang pamit selamat, yang kita tinggalkan juga sejahtera, maka masuk dan keluar, assalamu‘alakum, mohon maaf lahir dan batin. []
Andai PNS/Guru Ambil Kredit Muhsin, S.Pd.I Guru MTsN Seunuddon Kab. Aceh Utara Seiring dengan roda kehidupan yang terus berputar, saat pagi menyapa, sejenak kita duduk di halte atau berdiri di trotoar jalan raya, kita pasti terpana menyaksikan begitu banyak orang-orang yang berbaju dinas sibuk berlalu lalang menuju ke tempat mereka bekerja, baik di kantor-kantor pemerintah atau di sekolahsekolah --bagi yang memilih hidupnya untuk menjadi pahlawan tanpa tanda jasa. Sangat pantas kita ajukan jempol bagi mereka yang benar-benar menunaikan tugas dan kewajibannya yang telah dibebankan sebagai pelayan masyarakat walaupun dengan penghasilan/gaji perbulan yang dapat dikatakan pas-pasan, tetapi di sisi lain ternyata sering juga kita mendengar dari bibir masyarakat bahwa banyak orang-orang yang berbaju dinas tidak masuk kerja dan tidak mengajar bagi yang menjadi guru dengan alasan harus mencari pekerjaan lain di luar untuk menambah penghasilan. Saat kita merenung tentang buah bibir masyarakat tersebut ternyata tidak dapat kita bantah dengan berbagai argumen karena itu adalah fakta, sangat banyak PNS/guru yang terlambat masuk kerja/pulang cepat malah ada yang sama sekali harus absen kerja/ mengajar, jika kita mengadakan field riset dan melihat dari segi psikologi ternyata pada umumnya mulai malas bekerja, karena gajinya telah nihil akibat pengambilan kredit di bank-bank dengan berbagai alasan, modal usaha, beli rumah, beli kendaraan dan sebagainya. Memahami problema tersebut, pemerintah pun tidak tinggal diam, berbagai upaya terus dilakukan untuk mengantasi problema tersebut, mulai dari penambahan gaji PNS, pemberian uang makan, tunjangan daerah terpencil bagi yang tugasnya daerah terpencil, tunjangan tambahan penghasilan Guru PNS bagi yang belum lulus sertifikasi, serta tunjangan tunjangan profesi guru bagi yang telah lulus sertifikasi. Namun sampai saat ini upaya-upaya pemerintah tersebut belum membuahkan hasil, malah semakin banyak PNS/guru yang mengambil kredit karena penghasilannya telah bertambah. Apalagi bagi guru yang telah lulus sertifikasi yang penghasilanya dua kali gaji perbulan berkisar Rp 6 jutaan, wajarkah malas bekerja karena alasan kredit? Kalau jawabanya wajar maka sangat wajar jika (maaf) kita mau berikan kepanjangan dari “GURU SERTIFIKASI”, yakni, G: Gaji Harus Menjadi Nomor Satu; U: Urusan Mengajar Hanya Belakangan; R: Rata-rata Nilai Anak Selalu Direka; U: Untuk Apa Jadi Guru?; S: Serjana Pendidik Yang Nakal; E: Enggan ke Sekolah pada Setiap Akhir Bulan; R: Ratapi Pengahasilan Yang Selalu tidak Cukup; T: Tuntas Belajar Hanya Sistem Pendidikan Saja; I: Intisari Pembelajaran tidak Ada; F: Fokus Mengajar Hanya Awal Bulan; I: Insentif tidak Mau Dipotong Pajak; K: Korupsi Jam Mengajar Sudah Menjadi Hal Yang Biasa; A: Alasan Terlambat ke Sekolah Selalu Ada; S: Sering Bolos Mengajar karena Banyak Pekerjaan Lain; dan I: Inikah Sertifikasi? Jika untuk “PNS” barangkali dapat kita (juga maaf lagi) berikan kepanjangan, yaitu P: Penipu; N: Negara; dan S: Salah Alamat.
Salah seorang filosofi Barat mangatakan, bahwa seseorang tidak dapat bekerja dengan baik apabila kebutuhan hidupnya tidak tercukupi, beranjak dari perkataan tersebut, tidak dapat kita pungkiri ternyata kredit PNS dapat menghilangkan amanah dan tanggungjawab dalam bekerja sebagai pelayan masyarakat, begitu juga untuk guru-guru yang bekerjanya hanya setengah hari. Sementara penghasilannya telah dapat kita katakan lumayan, kenapa masih harus menjadi alasan utama malas mengajar karena gajinya telah dipotong kredit sehingga tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari. Dampak lain akibat pengambilan kredit bank, sebagaimana banyak dalam fatwa ulama yang mengatakan, bahwa haram hukumnya juga dapat membuat kita hilangnya kejujuran dan etos kerja, menurunnya disiplin dan tanggungjawab, kurangnya motivasi dan kegigihan, rendahnya hasil dan kualitas kerja, terabaikan kewajiban dan amanah, apalagi bagi guru-guru akan sangat berdampak pada anak didiknya, kurangnya SDM generasi penerus bangsa, minimnya generasi yang dapat diandalkan, hilangnya generasi yang bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama serta hakikat dan tujuan pendidikan selalu terabaikan karena tuntas belajar hanya sistem pendidikan saja. Jika kita mau mengenang tentang guru di masa tahun 1990 ke bawah, mereka sangat pantas diberikan penghargaan dan apresiasi. Mereka benar-benar yakin mendidik generasi bangsa dengan serba kekurangan. Apalagi kalau kita menyinggung penghasilan mereka, penghasilan mereka belum dapat kita katakan tidak cukup. Tepatnya dapat kita katakan tidak ada sama sekali, anak didiknya hanya membawa barang-barang yang bermanfaat atau makanan seadanya untuk seorang guru, tetapi guru tersebut tetap bersemangat, pembuktian keberhasilan guru tersebut dapat kita jadikan tolak ukur salah satunya bagi kitakita yang telah berbaju dinas, semuanya berkat kerja mereka, berkat semangat dan kegigihan mereka yang sama sekali tidak mengharap imbalan dan materi. Bicara tentang “Pahlawan tampa Tanda Jasa”, di Indonesia hanya ada dua Kementerian yang menangani tentang pendidikan formal yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan --mungkin juga Kementerian Pemuda dan Olah raga-- dan Kementerian Agama. Jika kita kaitkan guru-guru yang malas bekerja/mengajar karena alasan kredit, sehingga kebutuhan sehari-hari tidak tercukupi dengan motto Kementerian Agama (Ikhlas Beramal), sungguh tidak beralasan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan karena makna dari motto tersebut telah kita abaikan dan kita injak-injak sendiri akibat kebodohan kita sendiri yang tidak disiplin dalam mengatur keuangan dan kerakusan/selalu merasa tidak cukup/tidak memiliki sifat qana’ah tentang harta dan kekayaan, karena selalu melihat ke atas dalam urusan dunia, barangkali sangat wajar dapat kita katakan motto Kementerian Agama (Ikhlas Beramal), telah terinjak oleh kredit (oknum) PNS/ guru yang tak bertanggung jawab.[] Santunan
Oktober 2012
43
Muhammad Yakub Yahya Staf Kanwil Kemenag Aceh, Direktur TPQ Plus Baiturrahman
Dialog Burung dan Hewan Qurban
Tatkala Ibrahim bin Azar sedang dibakar tentara Namruz, seekor burung kecil terbang di atas langit --barangkali langit Babilonia. Nun jauh dia melihat asap mengepul tinggi, dari kayu bakar yang dikumpulkan rakyat Namruz, yang kian membesar, di kawasan Irak sekarang. Dalam sejarah, belum pernah ada nyala api, asap hitam, sebesar dan setinggi itu sebelumnya. Seakan burung itu mendapatpan ilham, bahwa Khalilullah (Kekasih Allah), Ibrahim as sedang dihukum di tengah-tengah api. Ibrahim, ayah Ismail as dan Ishak as itu, sedang dibakar kafirin, musyrikin, setelah hukuman lain tidak mapan. Langsung burung balik ke belakang mendekat ke sumber air di lembah gurun, ke sebuah wadi di padang pasir. Ditelannya seteguk air untuk mengobati haus dirinya, semacam ‘bahan bakar’, dan seteguk lagi disimpan dalam paruhnya, untuk menyiram api membara, layaknya ‘pemadam kebakaran’. Dia mendekat ke awan asap. Nyaris saja dia ‘terpeleset’ dalam asap, tapi jiwa pengorbanan ‘hewan langit’ itu, mengalahkan panasnya hawa api. Dihembuskan seteguk air dari mulut mungilnya itu, fruuuh. Tertawalah, ‘bertepuk tanganlah’ para penduduk langit, menyindir kekonyolan sang burung ‘sesat’ dari barisan kawan-kawannya. “Apa yang telah kamu buat, burung kecil?” sindir beberapa makhluk yang menonton. Dengan gagahnya burung ‘mengacak pinggang’, menjawab, “Memang saya tidak mungkin bisa memadamkan api yang amat besar,” sahut burung nada dengan merendah. Puntung rokok saja barangkali tidak mungkin bisa padam dengan setetes air ini. Namun saya sadar dan yakin, ada hari kiamat, ada hari hisab, ajang evaluasi, saat hamba-hamba Allah akan diminta pertanggungjawaban. Saya bisa menjawab dengan pasti, “Ya, sudah saya bantu menyiram api, ya Allah, Pencipta kami,” saat Allah menuntut dan menghisab saya kelak, “Wahai burung, apa yang telah kamu perbuat, saat kamu lihat kekasihku Ibrahim dibakar?” Semua yang mendengar ‘klarifikasi’ burung, tersipu dan malu. Mereka kagum dengan semangat ‘qurban’ seekor burung, yang lebih yakin ada hari bangkit dan seriusnya akhirat, tinimbang kita ini. Dunia dan pernik-pernik kehidupan di sini, cuma sandiwara, mimpi, nisbi, pura-pura, senda gurau, dan fatamorgana. Akhirat dan kematian itu bangun dari mimpi, kehidupan sejati, dan serius sekali. Masuk surga dengan rahmat dan ridha Allah, maka tujuan hidup kita mesti demi menggapaian ridha Allah itu. Jalan masuk surga dengan iman dan amal shalih, dipoles dan dibingkai lagi dengan keikhlasan. Amal shalih dalam Islam yang penting itu prosesnya; berbuat dulu, soal hasil itu nomor sekian; buntung atau untung, laba atau rugi, itu terserah Allah saja. Kelak kita semua akan ditanyai pertama-tama, “Sudahkan kamu berbuat, sudah kamu berdakwah, beramal makruf dan nahi mungkar?” Jadi bukan ditanyai kita, “Kenapa hasilnya begini dan begitu?” Allah tidak menanyakan, “Kenapa cabe kita kurang pedas,” tapi akan ditanyai, “Apakah kita tanam cabe atau tidak di tanah kosong di
44
Santunan
Oktober 2012
samping rumah itu.” Kita akan ditanya, “Sudah kamu suruh anak, istri, dan tetangga kita shalat,” bukan ditanya,”Kenapa anak, istri, dan tetangga kita tidak shalat.” Mahasiswa akan ditanya, “Kamu belajar atau tidak; bukannya, “Kenapa nilai kamu rendah sekali.” Sebagaimana burung akan ditanyai, “Apa yang telah kamu buat, bukan padamkah api dengan air itu.” Setelah Ibrahim selamat dari beragam siksa, dengan izin Allah, lewat mukjizat. Babak perantauan ke Makkah pun, sungguh menakjubkan petala langit. Kisah zam zam, babak Shafa Marwa, kisah Ka’bah pun diukir. Moga di rumah kita masih punya ‘pisau’ keyakinan seperti Ibrahim, ‘leher’ kepasrahan Ismail, dan ‘gendongan’ keimanan Hajar. Namun, sebelum serial itu, selagi masih di Babilonia, Ibrahim sempat juga memohon agar dimusnahkan saja Namruz dengan tentara Allah, melalui nyamuk --binatang yang paling lemah. Menurut Ibrahim, nyamuk yang lebih kecil dari burung itu, akan lemah jika lapar, akan lemas andai kenyang. Namruz pun diserang nyamuk, setelah pasukannya digerogoti satu demi satu --kayak Abrahah lewat sijjil di kaki ababil. Akhirnya, seekor nyamuk yang lama mengintai, masuk ke hidung raja zalim itu, setelah memutar-mutar di istana beberapa hari --ini isyarat pada kita, ada diberi tempo untuk taubat sebelum maut. Digerogoti otak tokoh tiran yang congkak itu berhari-hari. Tamparan demi tamparan siang dan malam pun tidak juga bisa mengeluarkan nyamuk dari kepala diktator yang juga sempat mengaku tuhan itu. Allah mematikan orang sombong dengan hina sekali --matinya pemimpin dunia jadi ‘ibrah (pelajaran) bagi kita, juga dari Jazirah Arab. Diinstruksikan setiap rakyat Babilonia, pagi hari, untuk memukul pipi raja kejam itu dengan slopnya. Siapa duga ada ada pukulan sandal, yang bisa mengenyahkan nyamuk dari benaknya. Namruz mati menggenaskan, oleh binatang selemah dan selemas nyamuk --kayak Fir’aun tewas dengan elemen Allah paling lunak (air) ; seperti kapal Titanic yang anti tenggelam, tapi tenggelam menabrak air (es). Usai nyamuk --yang tinggal satu sayap, satu tersangkut patah dalam batang otak Namruz-- keluar dari hidung Namruz kaku, Allah ingin membalas jasa ‘qurban’ nyamuk itu (kira-kira begini), “Hai nyamuk, silakan kamu pilih, kini kamu ingin tahta, wanita, harta, atau dunia seisinya?” Namun, nyamuk menolak semua itu, dia cuma minta pada Rabb-nya, “Kembalikan sayapku yang patah, ya Allah.” Pembaca yang budiman -- selamat mencari qurban-- betapa terkecoh kita, ternyata nilai dunia dengan pernik-perniknya: materi, posisi, pengetahuan, istri jelita/ suami perkasa kita, jika tidak untuk ketaatan, tidak lebih tinggi nilainya dari sehelai sayap nyamuk! Buat Anda yang ingin ikut berqurban, harus teliti dalam memilih hewan ternak yang akan dibeli. mengingat banyaknya hewan ternak sekarang ini yang sudah banyak terjangkit penyakit seperti antraks, sapi gila, TBC dan cacing hati di beberapa daerah, seperti Brebes. Untuk hewan ternak yang dijangkiti penyakit tidak layak
untuk dikonsumsi dan dijadikan hewan kurban. Ada beberapa saran dalam memilih hewan ternak yang harus diperhatikan, yaitu selaput lendir, mata, mulut, lidah, dan alat kelaminnya. Untuk ternak yang sehat, bagian-bagian tubuh tersebut mengkilap. Bulu ternak juga licin dan apabila digosok tidak rontok. Karena apabila digosok rontok, nisa jadi ada indikasi cacingan pada ternak tersebut. Pastikan hewan ternak yang akan dijadikan qurban diperiksa oleh ahlinya, dalam hal ini bisa Dinas Peternakan, ada baiknya juaga membeli hewan yang memiliki sertifikasi dari dinas kesehatan. Sambil menikmati kuah kambing dan daging lembu qurban, sambil menjemur kulit sapi untuk kerupuk nanti, mari kita simak satu dialog antara anak lembu dengan induknya yang akan dikurbankan, dalam satu kandang, di pojok halaman belakang rumah. “Bakal tragis sekali nasib ibu nanti, jelang penyembelihan. Darah segar merah yang muncrat, di bawah parang tajam orang kampung, aduh menyeramkan sekali, bunda,” keluh anak sapi bungsu itu, sambil menatap mamanya yang diikat, untuk qurban. “Bukan begitu anakku. Kita ini binatang pilihan. Kita ini keturunan qibas milik Habil. Kita harus memilih dan dipilih, jadi hewan qurban. Mulia sekali, jika kita disembelih, masuk tradisi nabi-nabi,“ sahut mama sapi penuh bangga. Kita yang menyembelih, sering menyangka, tinggi sekali jiwa pengorbanan kita, dengan memotong binatang qurban per tahun, atau sekali saja selama hidup. Ternyata pengorbanan hewan jauh lebih tinggi lagi, rela ditumpahdarahkan, daripada kita yang memiliki qurban. Hewan qurban itu seakan merasakan, dia ‘hewan surga’, yang dipilih malaikat. Sehingga hewan yang bukan qurban, cemburu pada hewan yang bakal dikurbankan. Walaupun saat sembelihan,
kambing, lembu, dan kerbau, kita pegang dengan banyak tangan kekar, tapi dia pasrah saja di bawah takbiran. Tidak begitu halnya dengan onta, kabarnya bisa disembelih di depan ‘tontonan’ kawannya, seakan ‘hewan nabi’ itu rela datang, pasrah, patuh, tegar penuh jiwa dan raga, ke depan mesin pemotong, di jazirah Arab sana. Hewan terus berzikir dengan bahasanya, sejak di padang rerumputan, kandang hingga tiang eksekusi. Dia ruku’ dan sujud, hingga meninggal; kalah sama kita, sang manusia. Wajar jika hewan tidak mempertentangkan esensi (nilai dan hikmah) dan formalitas (seremonial dan syiar) pengorbanannya, sebab dia hewan, ada nafsu tanpa akal. Syiar atau perintah, hewan tak peduli, tak menanyakan lagi, hingga dia taat dan patuh total, hingga dagingnya kita nikmati. Jadi, kehidupan kita, jika hanya memperelok lahiriah, alpa batiniah, itu (maaf) sama dengan binatang, bahkan lebih rendah lagi, sebab kita manusia berakal dan bernurani. Kita mesti, sepadankan antara kesalehan ritual dan kesalehan sosial; ada dimensi spritual dan kemasyarakatan. Syiar --divisualisasikan oleh lambang dan simbol-- itu jadi penting untuk mengimbangi esensi. Namun, kadang umat ini hanya terpaku pada ‘kulit’ atau simbol. Lantas kita alpa pada nilai atau hikmah. Terkadang juga terjebak pada pencapaian hakikat, lupa mengindahkan lahiriah. Singkatnya, kadang muslimin hanya ‘alim’ fiqih, tapi ‘awam’ tauhid, dan malangnya ‘ambruk’ benteng akhlak. Kita sering sok rasional dan logis, akhirnya sesat melebihi hewan liar. Atau mantap iman dan bagus perangai, tapi gersang fiqih, atau sebaliknya. Kita kadang mesti diam, taat saja tanpa tanya kenapa, sami’na wa atha’na; bergurulah pada hewan qurban, tunduk di bawah ‘parang’ kepasrahan dan ‘pisau’ ketaatan. Allahu akbar walillahilhamd. Mohon maaf lahir dan batin. Santunan
Oktober 2012
45
Haji dengan Armada Laut, Pakon Han? Muhammad Nasril Penghulu KUA Kec. Nisam Kab. Aceh Utara Ibadah haji adalah ibadah yang teramat mulia. Sungguh amat sulit untuk saat ini berangkat langsung dari Tanah Air karena antrian yang panjang. Namun demikian antusias dan semangat orang di negeri kita di mana mereka sangat merindukan Ka’bah di Tanah Suci. Berbagai cara ditempuh dan dijalani untuk bisa ke sana meskipun dengan cara yang tidak Allah ridhai. Untuk masalah keberangkatan haji ini melibatkan banyak pihak untuk mudah dalam melaksanakan ibadah ini. Pemerintah Aceh mencari alternatif untuk memudahkan warganya pergi haji. Wagub Muzakir Manaf atau yang akrab disapa Muallem mewacanakan untuk keberangkatan jamaah haji Aceh melalui armada laut, dan terus melobi pemerintah pusat untuk menambahkan porsi untuk calon jamaah haji Aceh. Wacana tersebut merupakan ide yang sangat bagus, mengingat banyaknya jumlah antrian porsi calon jamaah haji dan mahalnya biaya perjalanan haji yang sedang dilaksanakan sekarang. Perlu terobosan baru untuk mencari solusi dalam meminimalisir banyaknya antrian dan mahalnya ongkos. Salah satunya yaitu dengan melobi Pemerintah Pusat atau Arab Saudi untuk penambahan porsi dan dapat menggunakan armada laut (kapai ie). Wacana tersebut terkesan nanti sangat melelahkan, kuno, dan menghabiskan banyak waktu dalam perjalanan, untuk calon jamaah perlu persiapan yang ekstra untuk menempuh perjalanan tersebut. Karena perjalanan menggunakan armada laut jauh lebih ribet dibandingkan dengan pesawat, dan juga banyak masyarakat yang tidak sanggup menggunakan armada ini karena takut dan alasan mabuk laut. Namun tidak semua merasakan demikian, melihat sebagian besar masyarakat Aceh yang berada dipesisir khususnya rata-rata mata pencahariannya adalah nelayan yang sudah terbiasa dengan menggunakan armada laut. Jadi, pakon han (kenapa tidak, why not), pemerintah berusaha mencari kapal yang bagus sehingga tidak memudharatkan calon jamaah. Jalon Calon Haji (JCH) sekarang kebanyakan yang sudah berumur lanjut, sehingga secara fisik tidak memungkinkan menggunakan armada laut. Untuk menggunakan kapai ie tentu perlunya kriteriakriteria tersendiri dan syarat-syarat khusus untuk menjalankan wacana ini, seperti masalah umur, jumlah biaya, dan persyaratanpersyaratan administrasi lainnya. Dalam penggunaan armada laut dan udara masing-masing memiliki kelebihan dan kekuragan, misalnya menggunakan pesawat seperti yang sedang dijalankan sekarang, calon jamaah membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan porsi sampai lima tahun lebih, kebanyakan masayarakat mampu mendaftar pada usia sudah lanjut, ditambah dengan waktu antrian, tentu mereka semakin tua. Begitu juga dengan menggunakan armada laut, mereka membutuhkan tenaga dan waktu banyak untuk menempuh perjalanan, tapi mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan porsi. Tentunya biaya pergi haji dengan pesawat jauh lebih mahal, maka dengan adanya wacana ini sangat membantu masyarakat ekonomi menengah --seperti kita penghulu ini-- yang punya keinginan untuk pergi haji dengan biaya yang relatif murah. Dalam hal ini Pemerintah tidak mengurangi porsi bagi yang sudah antri dan jatah yang menggunakan dengan pesawat. Pemerintah Aceh (PA)
46
Santunan
Oktober 2012
Penggunaan armada laut ini sangat membantu masyarakat Aceh untuk bisa pergi haji lebih awal dan lebih murah dari pada harus antri sampai tujuh, sepuluh tahun. dan Kemenag perlu bekerja ekstra untuk dapat melahirkan solusi pengurangan biaya dan antrian bagi calon jamaah haji Aceh. Kalau dilihat dalam penggunaan armada laut dan udara ada plus minusnya masing-masing, menggunakan jalur udara yang sedang dilaksanakan sekarang, masyarakat harus antri lama untuk mendapat porsi, tapi plusnya dalam perjalanan mereka lebih cepat. Kalau dengan armada laut mereka tidak perlu menunggu lama dalam antrian mendapatkan porsi, tapi mereka harus sabar dalam perjalanan yang lama. Adanya Bait al-Asyi atau wakaf Aceh di Makkah dapat membantu calon jamaah haji Aceh, khususnya bagi mereka yang mendapatkan porsi tambahan dan menggunakan armada laut. Soal penginapan di sana, tentu PA bisa kerja sama langsung dengan pihak pengelola Bait Asyi, walaupun terkesan sedikit ekonomis atau beda dengan jamaah yang menggunakan pesawat. Karena tujuan utama adalah menunaikan haji dan mengharap haji yang mabrur, bukan untuk bermewah-mewah dan berbelanja. Untuk membandingkan wacana yang diajukan oleh Muallim, kita bisa melihat negara Mesir, tetanggya Arab Saudi yang hanya dipisahkan oleh Laut Merah. Sebagian warga negara Mesir menggunakan kapal laut yang menghabiskan waktu sekitar 3 hari 3 malam, dan juga ada yang menggunakan pesawat, yang biasanya menghabiskan waktu hanya satu atau dua jam, lebih kurang. Juga bisa dilihat negara Libia yang menggunakan armada darat. Untuk sampai ke Baitullah tidak wajib dengan pesawat, akan tetapi dengan alat trasportasi apapun yang bisa sampai ke sana, seperti darat, laut dan udara, bahkan dengan berjalan kaki kalau memugkinkan. Jadi, wacana dengan armada laut, menurut penulis bukanlah haba cet langet atau kembali ke tradisi kuno, akan tetapi wacana ini sangat bagus mengingat sulitnya sekarang menuju ke Mekkah. Indatu sebelum kita sudah terlebih dahulu menggunakan armada laut, kalau dibandingkan kapal laut dulu dan sekarang tentu jauh berbeda, kapal laut sekarang jauh lebih mewah dan mempunyai kelengkapan-kelengkapan yang sangat memudahkan calon penumpang untuk menggunakan jasa tersebut. PA dan Kemenag lagi, sudah semestinya mencoba menjalankan wacana ini dengan terus bekerja sama yang ekstra, baik untuk usulan tambahan untuk porsi, masalah administrasi dua negara, persyaratan calon jamaah dan hal-hal yang lain yang perlu diselesaikan. Penggunaan armada laut ini sangat membantu masyarakat Aceh untuk bisa pergi haji lebih awal dan lebih murah dari pada harus antri sampai tujuh, sepuluh tahun. Semoga wacana ini bisa direalisasikan tidak hanya dalam bentuk opini, dan masyarakat bisa merasakan kemudahan untuk pergi haji.[]
“Incredible Wife” Fadlin, S.Pd Guru Bahasa Inggris MTsN Kuta Binjai, Kab. Aceh Timur When I got home that night as my wife served dinner, I held her hand and said, I’ve got something to tell you. She sat down and ate quietly. Again I observed the hurt in her eyes. Suddenly I didn’t know how to open my mouth. But I had to let her know what I was thinking. I want a divorce. I raised the topic calmly. She didn’t seem to be annoyed by my words, instead she asked me softly, why? I avoided her question. This made her angry. She threw away the chopsticks and shouted at me, you are not a man! That night, we didn’t talk to each other. She was weeping. I knew she wanted to find out what had happened to our marriage. But I could hardly give her a satisfactory answer; she had lost my heart to Jane. I didn’t love her anymore. I just pitied her!\ With a deep sense of guilt, I drafted a divorce agreement which stated that she could own our house, our car, and 30% stake of my company. She glanced at it and then tore it into pieces. The woman who had spent ten years of her life with me had become a stranger. I felt sorry for her wasted time, resources and energy but I could not take back what I had said for I loved Jane so dearly. Finally she cried loudly in front of me, which was what I had expected to see. To me her cry was actually a kind of release. The idea of divorce which had obsessed me for several weeks seemed to be firmer and clearer now. The next day, I came back home very late and found her writing something at the table. I didn’t have supper but went straight to sleep and fell asleep very fast because I was tired after an eventful day with Jane. When I woke up, she was still there at the table writing. I just did not care so I turned over and was asleep again. In the morning she presented her divorce conditions: she didn’t want anything from me, but needed a month’s notice before the divorce. She requested that in that one month we both struggle to live as normal a life as possible. Her reasons were simple: our son had his exams in a month’s time and she didn’t want to disrupt him with our broken marriage. This was agreeable to me. But she had something more, she asked me to recall how I had carried her into out bridal room on our wedding day. She requested that every day for the month’s duration I carry her out of our bedroom to the front door ever morning. I thought she was going crazy. Just to make our last days together bearable I accepted her odd request. I told Jane about my wife’s divorce conditions. . She laughed loudly and thought it was absurd. No matter what tricks she applies, she has to face the divorce, she said scornfully. My wife and I hadn’t had any body contact since my divorce intention was explicitly expressed. So when I carried her out on the first day, we both appeared clumsy. Our son clapped behind us, daddy is holding mommy in his arms. His words brought me a sense of pain. From the bedroom to the sitting room, then to the door, I walked over ten meters with her in my arms. She closed her eyes and said softly; don’t tell our son about the divorce. I nodded, feeling somewhat upset. I put her down outside the door. She went to wait for the bus to work. I drove alone to the office.
On the second day, both of us acted much more easily. She leaned on my chest. I could smell the fragrance of her blouse. I realized that I hadn’t looked at this woman carefully for a long time. I realized she was not young any more. There were fine wrinkles on her face, her hair was graying! Our marriage had taken its toll on her. For a minute I wondered what I had done to her. On the fourth day, when I lifted her up, I felt a sense of intimacy returning. This was the woman who had given ten years of her life to me. On the fifth and sixth day, I realized that our sense of intimacy was growing again. I didn’t tell Jane about this. It became easier to carry her as the month slipped by. Perhaps the everyday workout made me stronger. She was choosing what to wear one morning. She tried on quite a few dresses but could not find a suitable one. Then she sighed, all my dresses have grown bigger. I suddenly realized that she had grown so thin, that was the reason why I could carry her more easily. Suddenly it hit me… she had buried so much pain and bitterness in her heart. Subconsciously I reached out and touched her head. Our son came in at the moment and said, Dad, it’s time to carry mom out. To him, seeing his father carrying his mother out had become an essential part of his life. My wife gestured to our son to come closer and hugged him tightly. I turned my face away because I was afraid I might change my mind at this last minute. I then held her in my arms, walking from the bedroom, through the sitting room, to the hallway. Her hand surrounded my neck softly and naturally. I held her body tightly; it was just like our wedding day. But her much lighter weight made me sad. On the last day, when I held her in my arms I could hardly move a step. Our son had gone to school. I held her tightly and said, I hadn’t noticed that our life lacked intimacy. I drove to office…. jumped out of the car swiftly without locking the door. I was afraid any delay would make me change my mind…I walked upstairs. Jane opened the door and I said to her, Sorry, Jane, I do not want the divorce anymore. She looked at me, astonished, and then touched my forehead. Do you have a fever? She said. I moved her hand off my head. Sorry, Jane, I said, I won’t divorce. My marriage life was boring probably because she and I didn’t value the details of our lives, not because we didn’t love each other anymore. Now I realize that since I carried her into my home on our wedding day I am supposed to hold her until deaths do us apart. Jane seemed to suddenly wake up. She gave me a loud slap and then slammed the door and burst into tears. I walked downstairs and drove away. At the floral shop on the way, I ordered a bouquet of flowers for my wife. The salesgirl asked me what to write on the card. I smiled and wrote, I’ll carry you out every morning until death do us apart. That evening I arrived home, flowers in my hands, a smile on my face, I run up stairs, only to find my wife in the bed -dead. My wife had been fighting CANCER for months and I was so busy with Jane to even notice. She knew that she would die soon and she wanted to save me from the whatever negative reaction from our son, in case we push through with the divorce --At least, in the eyes of our son-- I’m a loving husband…. [] Santunan
Oktober 2012
47
KELUARGA BESAR KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ACEH Mengucapkan:
Selamat Milad ke-49 (1963-2012) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AR-RANIRY Semoga dengan berubah status menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) pada 2013 semakin besar sumbangsih dan darma bakti bagi agama, nusa, dan bangsa Kepala Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd
Mengasah Kepekaan Merajut Persaudaraan Memupuk Kebersamaan
Selamat Idul Adha 10 Zulhijjah 1433 H
48
Santunan
Oktober 2012
ISLAMIKA
Gara-gara ‘Iddah, Yahudi Masuk Islam
Yahudisasi Jerusalem akan Berujung Kehancuran Israel Santunan-Teheran. Presiden Iran menga takan upaya Israel untuk me-yahudisasi Jerusalem akan membawa rezim Zionis itu pada jurang kehancuran. Ia juga menyebut, pendudukan Israel atas tanah Palestina adalah topik yang paling penting di dunia abad ini. Berbicara kepada sebuah delegasi untuk Kelompok Persahabatan Parlemen TurkiPalestina, Ahmadinejad seperti dikutip oleh televisi pemerintah Iran menyatakan, "Zionis, yang tidak memiliki keyakinan agama atau bahkan Tuhan, sekarang menyatakan kesalehan dan berniat untuk mengambil identitas Islam dari Kota Suci Al Quds." "Ini langkah konyol," lanjutnya, "Yang sebenarnya kelanjutan dari kebijakan kolonialis dari penindas, yang tidak akan menyelamatkan rezim Zionis, tetapi justru membawa rezim lebih dekat ke titik akhir dari keberadaannya," tambah presiden Iran.
Sebelumnya, Ketua Parlemen Iran, Ali Larinjani, mengatakan, Zionis tengah menciptakan identitas Yahudi di Al-quds. Dunia Islam, katanya, perlu mewaspadai upaya rezim Zionis Israel yang berupaya untuk mengubah serta menghapus budaya dan identitas Islam di Al-Quds --tempat suci ketiga bagi umat Islam. Berbicara tentang konflik IsraelPalestina, Ahmadinejad seperti dikutip oleh kantor berita resmi Iran Iran, Ahmadinejad mengatakan bahwa, “Masalah Palestina adalah masalah utama di kawasan dan seluruh dunia dan tidak ada yang bisa mengabaikannya." Baru-baru ini, Iran dan AS telah terlibat dalam adu lisan yang panas melalui ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz --jalur air penting untuk distribusi pasokan minyak mentah Teluk Persia-- jika sanksi Barat pada sektor minyak dijatuhkan. [republika.co.id]
AS akan Cincang Arab Saudi Jadi Tiga Negara Santunan-New York. Sumber-sumber AS (Amerika Serikat) mengungkap konspirasi Washington bernama "Pemecahan, menuju Timur Tengah Baru''. Dalam rencana yang tengah disusun itu, Arab Saudi akan dipecah menjadi tiga negara baru. Kantor berita Fars (14/5) melaporkan bahwa dunia Arab dan kawasan Timur Tengah selama berbulan-bulan menyaksikan berbagai peristiwa dan transformasi yang akan mengubah perimbangan politik kawasan. AS menggunakan kesempatan tersebut untuk berselancar di ats gelombang transformasi di kawasan untuk merealisasikan tujuantujuannya. Mengutip sumber-sumber Amerika, majalah mingguan al-Manar terbitan Lebanon menyebutkan, AS beberapa hari terakhir ini sibuk mengimplementasikan program Timur Tengah baru yang indikasinya
akan segera muncul. Langkah berikutnya adalah pemecahan dan pembagian Arab Saudi menjadi tiga negara baru. Negaranegara tersebut akan dikuasai oleh anggota keluarga Kerajaan al-Saud. Sumber-sumber itu kepada al-Manar menegaskan bahwa negara-negara Arab di Teluk Persia termasuk Arab Saudi, sangat mengkhawatirkan munculnya revolusi rakyat yang buktinya dapat disaksikan dalam tindakan represif Riyadh menghadapi protres rakyat di Bahrain. Pada masa mendatang, rezim-rezim Arab di Teluk Persia akan mengambil ber bagai langkah dalam mengamankan kekuasaan mereka dari ancaman revolusi rakyat. Namun, upaya tersebut tetap tidak akan mencegah AS mengimplementasikan program jahatnya dalam memecah Arab Saudi menjadi tiga negara baru. [republika.co.id]
Santunan – Washington. Robert Guilhem, pakar genetika dan pemimpin Yahudi di Albert Einstein College, menyatakan dengan tegas soal keislamannya. Dia masuk Islam setelah kagum dengan ayat-ayat Alquran tentang masa ‘iddah wanita muslimah selama tiga bulan. Massa ‘iddah merupakan massa tunggu perempuan selama tiga bulan, selama proses dicerai suaminya. Seperti dikutip dari societyberty.com, hasil penelitian yang dilakukannya menunjukkan, massa ‘iddah wanita sesuai dengan ayat-ayat yang tercantum di Alquran. Hasil studi itu menyimpulkan hubungan intim suami istri menyebabkan laki-laki meninggalkan sidik khususnya pada perempuan. Dia mengatakan jika pasangan suami istri (pasutri) tidak bersetubuh, maka tanda itu secara perlahan-lahan akan hilang antara 2530 persen. Gelhem menambahkan, tanda tersebut akan hilang secara keseluruhan setelah tiga bulan berlalu. Karena itu, perem puan yang dicerai akan siap menerima sidik khusus laki-laki lainnya setelah tiga bulan. Bukti empiris ini mendorong pakar genetika Yahudi ini melakukan penelitian dan pembuktian lain di sebuah perkampungan Muslim Afrika di Amerika. Dalam studinya, ia menemukan setiap wanita di sana hanya mengandung sidik khusus dari pasangan mereka saja. Penelitian serupa dilakukannya di perkampungan nonmuslim Amerika. Hasil penelitian membuktikan wanita di sana yang hamil memiliki jejak sidik dua hingga tiga laki-laki. Ini berarti, wanita-wanita nonmuslim di sana melakukan hubungan intim selain pernikahannya yang sah. Sang pakar juga melakukan penelitian kepada istrinya sendiri. Hasilnya menun jukkan istrinya ternyata memiliki tiga rekam sidik laki-laki alias istrinya berselingkuh. Dari penelitiannya, hanya satu dari tiga anaknya saja berasal dari dirinya. Setelah penelitian-penelitian tersebut, dia akhirnya memutuskan untuk masuk Islam. Ia meyakini hanya Islam lah yang menjaga martabat perempuan dan menjaga keutuhan kehidupan sosial. Ia yakin bahwa perempuan muslimah adalah yang paling bersih di muka bumi ini. [republika.co.id] Santunan
Oktober 2012
49
BUDAYA
Hikayat Aceh, Sumber Kearifan Lokal yang Terlupakan Drs. Teuku Abdullah, SH (T. A. Sakti), Dosen Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah
Menurut UU. Hamidy --pakar Hikayat Aceh asal Universitas Riau, Pekanbaru, yang pernah meneliti hikayat di Aceh tahun 1974-menyebutkan, bahwa jumlah hikayat Aceh tempo doeloe hampir 1.000 judul (Baca: Aceh Gudang Hikayat Nusantara; rubrik budaya, Serambi Indonesia, Ahad, 12 Agustus 2007). Dr. Snouck Hurgronje --seorang orientalis Belanda dalam bukunya (1894); yang sejak tahun 1985 sudah diterjemahkan; “Aceh di Mata Kolonialis”-- menyebutkan, bahwa ia telah mengkaji 98 judul hikayat. Pada tahun 1974, waktu UU. Hamidy sedang meneliti hikayat, kita ketahui pula bahwa Teungku Anzib Lamnyong juga punya koleksi hikayat 200 judul. Museum Aceh tentu memiliki koleksi hikayat pula. Namun kita mengetahui jumlah persisnya. Penulis yakin pula, masih ada pribadi-pribadi warga Aceh yang menyimpan hikayat, walaupun tak pernah dibaca lagi. Beginilah gambaran umum penyebaran naskah hikayat Aceh di Aceh Darussalam dewasa ini! Sekarang, tepatlah digelar, “Aceh Bekas Gudang Hikayat Nusantara”. Hikayat adalah hasil kebudayaan Aceh masa lalu. Kejayaannya pun telah berlalu. Kini, hanya serpihan-serpihannya tinggal berserakan di sana-sini dalam masyarakat Aceh. Sekiranya ada pihak yang mau sungguh-sungguh membangkitkannya kembali, hikayat Aceh pasti bersinar lagi, walau tak semeriah dulu! Kandungan Isi Hikayat Dalam tradisi Aceh, hikayat terbagi dalam tiga nama, yaitu Hikayat, Nadham/nazam, dan Tambeh. Dalam hal ini ada perbedaan pendapat, sebab sebagian orang menyebutkan Nazam dan Tambeh bukanlah Hikayat, melainkan kitab tentang agama Islam dalam bentuk syair Aceh. Namun, penulis banyak mendapati, bahwa dalam naskah Nazam dan Tambeh itu sendiri tersurat penyebutan dirinya sebagai Hikayat, yang biasa dijumpai di bagian penutupnya, dan malah kadangkadang di pembukaannya. Salah satu contoh yang paling menyolok adalah Hikayat Akhbarul karim-karya Teungku Di Seumatang, yang langsung pada judulnya tertera nama: Hikayat Akhbarul Karim. Padahal isinya melulu masalah agama Islam.
50
Santunan
Oktober 2012
Kini di desa-desa, naskah-naskah sastra Aceh seperti Hikayat, Nadham, Tambeh; hanya disimpan oleh pemiliknya di balai-balai kandang lembu, atas kandang ayam, di rak dapur (bahasa Aceh: sandeng dapu) serta di bara-bara atau para Rumoh Aceh Dalam Hikayat terkandung beberapa hal, di antaranya perihal sejarah, adat-istiadat, tuntunan hidup, petuah-petuah dan lainlain. Sementara dalam Nazam dan Tambeh yang boleh dinamakan “Hikayat Agama” isinya terdiri dari masalah hukum, tauhid, akhlak, sejarah, dan tasawuf; yang semuanya terkait dengan agama Islam. Hikayat, Nazam serta Tambeh semuanya tertulis dalam bahasa Aceh dengan menggunakan huruf Arab Melayu (Bahasa Aceh: Harah Jawoe, Jawa: Arab pegon atau Arab gundul). Jumlah hasil karya hikayat bila dibandingkan dengan naskah-naskah Nazam dan Tambeh memang jauh berbeda. Di antara ketiga jenis sastra Aceh itu, ternyata hikayat yang sempat beredar sampai beratus-ratus judul naskahnya. Di pihak lain, Nazam dan Tambeh memiliki judul naskah yang amat sedikit dibandingkan Hikayat (Dari tahun 1992 s/d 2012; 28 judul hikayat/tambeh/nazam dan 3 naskah bentuk prosa bahasa Melayu; sudah saya salin/transliterasikan dari huruf Arab Melayu/Jawi ke aksara Latin, namun sebagian besarnya belum diterbitkan). Akibat peredaran waktu dan perkembangan zaman, jumlah judul hikayat yang tersisa sekarang memang tidak banyak lagi; sebagaimana diungkapkan di atas. Apalagi dengan naskah Nazam dan Tambeh. Timbul pertanyaan, mengapa Hikayat lebih banyak ditulis? Hal ini menyangkut masalah kepopuleran atau “permintaan pasar” saat itu. Di mana sepanjang sejarah Aceh Hikayatlah yang lebih populer dalam masyarakat dibandingkan Nazam dan Tambeh. Pada era Aceh belum dibanjiri sarana hiburan produksi teknologi; seperti koran, radio, televisi, internet dan sebagainya; hikayat termasuk sumber hiburan paling utama. Saat itu, hikayat digemari kaum tua dan muda. Selain itu, untuk mengarang naskah Nazam atau Tambeh juga perlu keahlian khusus dalam seluk-beluk agama Islam, Jadi tidak sekedar
memiliki bakat “Penyair” dan melek huruf Arab Melayu; seperti syarat yang harus dipunyai pengarang Hikayat. Penulis, memang belum pernah menyaksikan sendiri jumlah judul Hikayat yang beratus-ratus buah itu. Hanya dalam buku Prof. Dr. Aboebakar Atjeh (lihat: “Aceh dalam Sejarah Kebudayaan Sastra & Kesenian”, Alma’arif Bandung, halaman 21), yang pernah menyebutkan hal itu. Di dalamnya disebutkan bahwa Prof. Hoessein Djajadiningrat (asisten Snouck Hurgronje) dulu memiliki 600 judul Hikayat yang merupakan hasil alih aksara (transliterasi) dari huruf Arab Melayu (Aceh: Jawoe) ke huruf Latin. Usaha penggantian aksara itu dilakukan Tgk. Syekh Moh. Noerdin serta dibantu oleh Aboebakar Atjeh sendiri. Setelah Hoessein Djajadiningrat meninggal, koleksi Hikayat itu dibeli oleh Mr. Mohd. Yamin --Pelopor Sumpah Pemuda 1928-- dan tersimpan dalam perpustakaannya di Jakarta. Sejak itu, Prof. Dr. Aboebakar Atjeh sudah berkali-kali mengajak pemimpin-pemimpin Aceh untuk membeli kembali Hikayat-hikayat itu guna dibawa pulang ke Aceh. Tetapi usulnya selalu sia-sia. Cukup lama cerita naskah itu tak pernah terdengar lagi. Baru pada tanggal 31 Juli 1994 termuat kabar (tulisan Nab Bahani As) dalam Harian Serambi Indonesia, bahwa koleksi Hikayat Aceh telah berada di Perpustakaan Pertamina, Jakarta; sedang dalam keadaan lapuk dan dimakan rayap. Kini, setelah hampir 18 tahun berlalu --seandainya masih bersisa dari 600 Hikayat itu-- mungkinkah Pemerintah Aceh (PA) menebusnya kembali?. Anggaplah itu sebagai “Bungong jaroe”/hadiah tahun 2012. Menstransliterasikan 600 judul Hikayat dari huruf Arab Jawoe ke aksara Latin; termasuklah karya raksasa!. Dan kini tidak mungkin lagi diwujudkannya di era Pemda NAD kurang peduli budaya. Apalagi naskah hikayat pun amat langka, mau cari di mana?.
Runtuhnya Pamor Hikayat Begitulah periode kejayaan Hikayat telah menoreh sejarah yang amat panjang di Aceh. Hikayat ditulis dan disalin dari generasi ke generasi. Dalam pandangan masyarakat Aceh zaman itu, Hikayat adalah kisah kehidupan masyarakatnya sendiri. Malah, sebagian tokoh-tokoh dalam cerita Hikayat telah dianggap sebagai orang-orang dari kalangan warga Aceh sendiri. Selain itu, mereka juga yakin bahwa peristiwa-peristiwa yang dikisahkan Hikayat adalah benarbenar terjadi, bukan hasil khayalan penyair/ pengarang. Sekarang, segalanya telah berubah. Hikayat Aceh telah ditinggalkan peminatnya. Bahkan, sudah pada tingkat ‘dibenci’ terutama dikalangan generasi muda. Seorang remaja Aceh sekarang, sangat merasa malu sekiranya terpergok temannya sedang membeli Hikayat di sebuah toko buku. Sebab, Hikayat sekarang dianggap sebagai ‘lambang kekolotan dan kemunduran’. Masih adakah jalan menciptakan “rasa bangga” memiliki Hikayat bagi generasi muda Aceh? Para pemimpin Aceh-lah yang mampu mewujudkannya!. Kini di desa-desa, naskah-naskah sastra Aceh seperti Hikayat, Nadham, Tambeh; hanya disimpan oleh pemiliknya di balaibalai kandang lembu, atas kandang ayam, di rak dapur (bahasa Aceh: sandeng dapu) serta di bara-bara atau para Rumoh Aceh. Memang, sebagian besar masyarakat Aceh masih enggan membuang langsung naskahnaskah lama (manuskrip) itu, karena mereka takut pada kutukan Tuhan (bahasa Aceh: teumeureuka). Walaupun dianggap sudah memuakkan atau barang-barang yang menyemakkan. Namun mereka belum berani benar-benar membuangnya, sebab sebagian dari manuskrip-manuskrip itu masih dikeramatkan. Beginilah, keadaan yang tengah dialami naskah-naskah lama Sastra Aceh dewasa ini. Dalam suasana konflik Aceh, tentu semakin memperburuk keadaan itu. Dalam suasana Aceh yang kacau-balau sebelum MoU Helsinki 15 Agustus 2005 banyak penduduk desa yang mengungsi; maka semakin banyak pula naskah Hikayat yang rusak-terbuang, tak ada yang mempedulikannya. []
Keluarga Besar Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah
H. Hasan Berdansyah
Ayah Mertua dari Riska Novilia (Staf Subbag. Kepegawaian Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh) meninggal dunia pada Selasa, 16 Oktober 2012, pukul 07.00 WIB di RS Tk III. Kesdam Iskandar Muda, Banda Aceh dan dikebumikan di Beuracan, Meureudu, Pidie Jaya Semoga amal ibadah almarhum mendapat ridha Allah serta arwah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt Kepala,
Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd
Keluarga Besar KANTOR Kementerian Agama KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas meninggal dunia
Maisuri
(Guru MIN Alue Sungai Pinang Kec. Jeumpa, istri dari Abdul Aziz, SH, Kepala KUA Kec. Jeumpa Kab. Abdya) pada Ahad, 26 Agustus 2012 di RSUD Kab. Abdya dan
Drs. H. Muhammad Saidi, MY (Guru MIS Kuta Bak Drien Kec. Tangan-Tangan Kab. Abdya) pada Selasa, 19 September 2012 saat sedang bertugas di madrasah Semoga amal ibadah almarhum mendapat ridha Allah serta arwah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt Kepala,
Drs. H. Arizal Santunan
Oktober 2012
51
BAHASA Bahasa di Aceh Oktober 2012 No. Bahasa Indonesia
Bahasa Aceh
Bahasa Gayo
Bahasa Aneuk Jamee
Bahasa Alas Bahasa Lamamek Simeulue
Bahasa Bahasa Devayan Singkil Simeulue
1
Serentak
Meusigo
segerak
Serantak
Sekhentak
Samosamo
Serentak
Bahasa Pak-pak Boang Singkil Serempek khekhebak
Bahasa Tamiang Hulu
Bahasa Kluet
Bahasa Haloban
Seghentak
Segor
Sarantak/ samo
2
Tanda
Tanda
tene
Tando
Tande
Tando
Tando
Cela
tanda
Tando
Tando
Tando/ tatada
3
Getar
Geunta
gentar
manggaga
Medegekh
Mulu'ulu
Umede de Gereg
gemetekh
Getogh
Gerok
Menggeger
4
Rasa
Nyum
rasa
Raso
Khase
Raso
Raso/ Rasa nanamne
khasa
Ghaso
Raso
Raso
5
Raba/sentuh
Raba/geue
jemak
rabo/ pagang
Khabai/ Deges
Tolek
Resek/ tolek
gelem
Cukeh
Rabo
Resek
6
Gali
Kueh/limeuh kuruk
Gali
Kukhuk
Uu
Hauk/sop Kukhak
kukhaq
Kughok
Kuruk
Khaok
7
Timbun
Tambak/doe
tamus
Timbun
Timbun
Timbun
Diulen/ tumpuk
Timbun
timbun
Timbun
Doi
Timbon
8
Kena
Keunong
kona
kanai
Kene
Keneng
Annak
Kena
kenak
Keno
Keno
Lekek
9
Dapat/ mendapatkan
Meutumee
demu / depet
Dapek
Dapet
Dapek
Dapek
Dapet
dapet
Dapek
Kenan
Tawukha
10
Paksa
Paksa
sapih
Pakso
Pakse
Pakso
Pakso
Hajan
paksa
Pakso
Pakso
Pakso
11
Pandai
Jago/carong
pane
Pandai
Ukhok/ Bacakh
Pentar
Sedek
Nokhok
nokhoq
Pande
Carong
Pandei
12
Mengakui
meungaku/ pateh
iakui
Mengaku
Niakui
Mengaku
Mengaku Akui
kakuken
Ngaku
Ngoyokon Niakui
13
Kemari
keunoe
kuini
Kasiko
Bende
Me'inde
Meria
Mesenda
pak en
Kemaghi
Benah
Meria
14
Bisa (racun)
Bisa
bise
Biso/racun/ Bise tubo
Biso
Biso
Wisa
aji
Biso
Miso
Tuwa
15
Bisa (sanggup) jeut/ek
sangup
Bisa/ sanggup
Nemu/ ugub
Dei mulau
Sanggup
Sanggup
bisak
Boleh
Ik
Rei/niagak
16
Rabun
rabon/kabor
sapur
Kabua
Kabukh
Rabun
Rabun
Sapu
lap
Pleh
Kelom
Rabon
17
Sapu (Bersih)
Sampoh/lap
nyapu
Sapu/galih
Sakhahi
Sapu
Sapu
Lap
sesakha
Sapu
Nyarahi
Sapu
18
Sepak
Sipak
tipak
Sipak
Tepak
Tenang
Sipak
Tepag
tepaq
Tipak
Tepak
Cipak
19
Kejar
Let/tiyeuep
dedik
Kaja/kejar
Gupuh
Lombae
Kajar
Ayag
ayaq
Kejogh/ Kalek
Rubuh
Kajar
20
Hancur/remuk Anco/reumok tepur
Hancua/ ramuak
Hancukh
Afufu-fufu Rarak
khepug
saksakh
Ghungap
Pecah
Caer
Rawa
Database ensiklopedia Bahasa di Aceh ini dibuat berdasarkan kontribusi dari para pembaca Majalah Santunan di berbagai wilayah di Provinsi Aceh. Penulisan kata-kata sesuai dengan sumbangan kontributor. Untuk partisipasi kirimkan sms ke 085362367700 dengan menyertakan padanan kata dalam bahasa daerah yang Anda kuasai. Kontributor: Bahasa Gayo-Erqi Albandary, Bahasa Aneuk Jamee-Andri Rahman/Firman, Bahasa Alas-Hasanuddin, Bahasa Sigulai LamamekAji Asmanuddin, Bahasa Devayan-Mirati Adim, Bahasa Singkil-Hendra Sudirman, Bahasa Pak-pak Boang-Sulaeman AR, Bahasa Tamiang HuluLukmanul Hakin, Bahasa Kluet-H.Bahrum Basyah, Bahasa Haloban-ikhsan. Padanan kata untuk edisi berikutnya: Kemah, Peralatan, Tas, Selimut, Kasur, Bantal, Sendal, Sepatu, Kaus kaki, Sarung tangan, Kasih, Bagi, Menemani, Menjaga, Keliling, Putar, Menunjuk, Membawa, Sujud, dan Berdoa.
52
Santunan
Oktober 2012
ENGLISH
Welcome the Guest of God in Mecca Written by: Mulyadi Idris, S.Ag., M.Hum
There are five major pillars of Islam which are the framework of the Muslim life. They are the testimony of faith, prayer, giving Zakat (support of the needy), fasting during the month of Ramadan, and the pilgrimage to Makkah once in a lifetime for those who are able. Hajj or pilgrimage to Mecca is one of the five pillars of Islam. Hajj was made obligatory in the 9th year of Hijra. The Holy Prophet sent off 300 Muslims under the leadership of Hazrat Abubakr Siddique (may Allah be pleased with him) to Mecca so that they could perform Hajj. That was the year when it was banned for the Mushrikeen (those who associate partners with Allah) to enter Ka’ba. It was also made unlawful to perform Tawaaf (circling of Ka’ba) with naked body. Performing the Hajj is the spiritual apex of a Muslim’s life, one that provides a clear understanding of his relationship with God and his place on Earth. It imparts in a Muslim not only the assurance that he has performed the fifth pillar of Islam by following in the footsteps of the Prophet, but also the realization that he is part of an ummah (nation) that is more than one billion strong and spreads across the globe. The pilgrimage is the religious high point of a Muslim’s life and an event that every Muslim dreams of undertaking. Umrah, the lesser pilgrimage, can be undertaken at any time of the year; Hajj, however, is performed during a five-day period from the ninth through the thirteenth of Dhu Al-Hijjah, the twelfth
month of the Muslim lunar calendar. There are three kinds of Hajj, they are: 1. Hajj Mufrad All conditions of the Hajj Mufrad are same as described above. One enters into the state of Ihram for Hajj only and no Umra is performed before Hajj. 2. Hajj Tammattu This is Hajj when Umra is performed before the Hajj. The pilgrim removes Ihram for Umra on the 8th of Dul Hajj and reenters into the state of Ihram again for Hajj. 3. Hajj Qiran In this Hajj, the pilgrim enters into the state of Ihram for both Umra and the Hajj at one time. Contact with millions of people from such different language, diverse races, color, gender, culture and nationalities over the days and weeks spent in the Kingdom engenders in the pilgrims a sense of understanding of and trust in total strangers simply because they are performing the Hajj together. Every Moslems in Mecca united in faith and purpose, acting with complete goodwill, discipline, generosity and brotherhood. These are the unique Hajj experience. The end of the Hajj is marked by a festival, Eid Al-Adha, which is celebrated with prayers. This, and Eid al-Fitr, a feastday commemorating the end of Ramadan, are the two annual festivals of the Muslim calendar.[]
Glossary faith (n) : keimanan obligatory (adj) : wajib unlawful (adj) : tidak sah
apex (n) : puncak imparts (v) : menanamkan footsteps (n) : langkah
spread (v) : berdatangan engenders (v) : menyebabkan generosity (n) : kemurahan hati Santunan
Oktober 2012
53
54
Santunan, Oktober 2012
DAYAH
Mahkota di Kota Gas Pagi cerah, secerah harapan ummat manusia menatap masa depan, mengikuti semua proses pembelajaran demi memperbaikan kehidupan di masa yang akan datang. Cerahnya harapan masa depan seolah tak terasa meski belajar di tempat yang sederhana. Demikian terasa saat kaki saya menginjakkan kompleks pesantren Misbahul Ulum Paloh Lhokseumawe. Di damping Kepala Seksi Penamas dan Pekapontren Kota Lhokseumawe, Drs. Zainal Abidin, S. Ag, M. Pd kami bertemu dengan Direktur Ma’had, Dr. Hamdani Khalifa, MA. Penuh gembira, larut dalam keakraban silaturrahmi sambil mendengarkan cerita perkembangan Ma’had dari sang Direktur. Pesantren Modern Misbahul Ulum (PMMU) yang berada di Desa Meuria Paloh dan Paloh Dayah, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe didirikan tahun 1987 atas prakarsa warga Paloh. Saat itu, pesantren ini hanyalah pesantren salafiah dengan bangunan sangat sederhana yang diberi nama Nurul Muftadi, kemudian berubah namanya
menjadi Pesantren Misbahul Ulum yang diresmikan 12 Juli 1993 itu saat ini kondisinya jauh berubah. Dua masjid, gedung sekolah dan pemondokan yang mampu menampung seribuan santri berlantai tiga itu kini terlihat berdiri megah di kompleks dayah. Al-Lughat Tajul Ma’had (Bahasa adalah Mahkota Pesantren), adalah salah satu program yang terus dikembangkan di Misbahul Ulum, pengembangan bahasa merupakan program yang terus dibina. Bahasa sebagai mahkota di pesantren ini, masih kokoh di kota gas Lhokseumawe. Bahkan berbekal pemahaman bahasa, banyak alumni Misbah yang telah belajar di luar negeri. Tidak hanya lughat, Misbah juga konsen dengan kajian keislaman sebagaimana pesantren pada umumnya. Pengembangan yang terus dilakukan oleh Misbahul Ulum merupakan upaya untuk menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks, akibat dari akselerasi kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang semakin tak terkendali. Berangkat dari persoalan ini, Kehadiran Misbahul Ulum
bertekad membentuk dan menyiapkan generasi muslim melalui pendidikan dalam upaya melahirkan calon pemimpin umat yang berdimensi iman, akhlak mulia, ilmu, amal saleh, dan amanah. Tekad Misbah diwujudkan dalam visi Menjadikan Ma’had sebagai pusat pendidikan Islam yang melahirkan generasi muslim, mukmin yang saleh, konsisten dan berjiwa pejuang dalam usaha membumikan ajaran Allah untuk kemaslahatan Agama Islam dan Negara. Penjabaran visi Misbah diterapkan dalam misi yang mampu mendorong terwujudnya santri yang ahli zikir dan ahli fikir. Tahun pelajaran 2011/2012, jumlah santri PMMU sebanyak 1297 orang, 884 di antaranya adalah santri pondok (mukim) sedangkan selebihnya santri non asrama atau hanya bersekolah pada jenjang MTs dan MA. Jumlah alumni PMMU sebanyak 1464, 865 merupakan alumni pondok serta 599 adalah alumni Madrasah Aliyah MU. Jumlah guru sebanyak dengan kualifikasi Pendidikan S1, S2 dan S3.
Pesantren Modern Misbahul Ulum (PMMU) Alamat : Gampong Paloh Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe Website : http://pmmu.blogspot.com
Motto
Dalam menginventarisir potensi yang dimiliki para santri, PMMU melakukan klasifikasi para santri berdasarkan kemampuan dibagi dalam 3 kelompok: Santri/ah yang lebih menonjol Ilmu Agama maka diusahakan untuk meneruskan pendidikan ke Jazirah Arab dan Timur Tengah guna mendalami ilmu Agama. Santri/ah yang lebih menguasai Ilmu Umum diusahakan untuk mendalami ilmu di Eropa dan negara-negara berkembang lainnya. Santri/ah yang mahir dalam ketrampilan dan kesenian diusahakan untuk mendalami kapadaiannya baik didalam negeri ataupun diluar negeri. Aktivitas para santri di PMMU dibagi dalam dua kegiatan, kegiatan formal dan kegiatan non formal. Kegiatan formal. Kegiatan formal mencakup proses pembelajaran yang dimulai pada pukul 07:30 sampai selesai jam pelajaran pada pukul 13:30 WIB, kemudian dilanjutkan kegiatan belajar mengajar pada sore hari. Untuk kegiatan Muhadharah juga menjadi salah satu kegiatan formal mingguan bagi santri/ah supaya dapat melatih diri dalam berbicara atau berpidato di depan masyarakat umum. Dalam kegiatan Ibadah, santri diwajibkan shalat lima waktu di mesjid atau mushalla yang ada di komplek pesantren, setelah selesai melaksanakan shalat dilanjutkan dengan tadarrus Al-Qur’an. Muhadastah/Conversation serta olah raga juga dikategorikan dalam kegiatan formal. Kegiatan nonformal atau kegiatan ekstra kurikuler seperti pembentukan kelompok sanggar seni, pembuatan majalah dinding di
kawasan Pesantren dan Asrama, serta latihan kursus, seperti kursus menjahit dan merajut, kursus drum banda, kursus kaligrafi, dan belajar tambahan. Satu hal yang menarik, PMMU mendokumentasikan setiap aktivitas selama satu tahun pelajaran dalam sebuah jurnal yang diberi nama RISMU (Risalah Misbahul Ulum), jurnal ini terbit sejak tahun 2008. Disamping jurnal, PMMU juga memiliki website yang bisa diakses setiap saat melalui http// www.misbahul-ulum.co.id. [zarkasyi]
Berbudi Tinggi Berbadan Sehat Berpengetahuan Luas Berpikir Bebas Panca Jiwa Keikhlasan Kesederhanaan Berdikari Ukhuwah Islamiyah Kebebasan
Santunan
Oktober 2012
55
Kuasai Bahasa, Agar tidak Ditipu
Penyebutan nama Misbah selalu dilekatkan dengan kata “modern”, ini disebabkan Misbah menyelenggarakan perpaduan dua model kurikulum, yaitu kurikulum pemerintah dan kurikulum internal Pesantren dengan komponen Agama Islam (KAI), Komponen Ilmu Bahasa (KIB), komponen ilmu eksakta, ilmu Pengetahun Sosial (IPS), Qiraatul Kutub, dan ketrampilan seperti kaligrafi, komputer, seni panggung dan pidato tiga bahasa. Dalam upaya menjalankan kurikulum yang dianut, PMMU menerapkan dua sistem yaitu asrama (santri mukim) dan non asrama (hanya MTs dan MA). Pengembangan bahasa sebagai “mahkota” pesantren, berhasil diterapkan di PMMU, meski perkembangan tersebut mengalami pasang surut, banyak cara dilakukan untuk melatih para santri mahir menggunakan bahasa, terutama bahasa Arab dan Inggris. Dalam pembinaan bahasa PMMU menganut
56
Santunan
Oktober 2012
semboyan “hifzhu al-lughah a’laina fadhun, liannaha ‘alamatun mumayyazah lihadza alma’had, wa hiya taajul ma’had,” (berbahasa adalah kewajiban, sebab ia menjadi ciri utama pesantren ini, karena bahasa adalah Mahkota Pesantren). PMMU menerapkan hari muhadastah/ conversation, yaitu pada hari Selasa, Kamis, dan Jum’at, yang dilaksanakan pada waktu sore. Di samping itu, dilaksanakan juga pembagian kosa kata dan Islah al-lughah (perbaikan bahasa) sekali dalam seminggu.
Untuk lebih memantau perkembangan pengguanaan bahasa pada PMMU, tanggal 1 Maret 2012 telah didirikan komunitas peduli bahasa yang diberi nama dengan LCC (Language Care Community). Komunitas ini di samping untuk mendisiplinkan santri menggunakan bahasa asing, juga mencoba menanamkan paradigma bahwa bahasa adalah sebuah kebutuhan, sebagaimana pesan Saidina Ali, “Jika anda mengerti bahasa suatu kaum, anda tidak akan tertipu oleh kaum tersebut”. Untuk lebih memantapkan penggunaan bahasa, PMMU juga mendatangkan pengajar bahasa dari luar negeri seperti syekh Yunus Yusuf Ahmad Abu Naji dari Libya dan Syekh Zakoan al-Ali Ibnu Muhammed Reda dari syiriah, keduanya datang mengajarkan bahasa Arab. Tidak hanya program bahasa, olah raga juga mendapat perhatian serius di PMMU, bahkan even olah raga dipertandingkan secara periodik setiap tahun, even tersebut diberi nama Misbahul Ulum Cup yang mempertandingkan beberapa cabang oleh raga. Pembinaan olah raga yang serius telah mengantarkan santri PMMU meraih prestasi nasional, tahun 2010 meraih mendali perak pada even Pekan Olah Raga Nasional (PON) untuk cabang olah raga pencak silat. Khusus untuk cabang pencak silat, PMMU juga memiliki perhimpunan silat yang diberi nama PERSIMU dengan aliran tapak suci. [zarkasyi/yyy]
Daftar Prestasi Pondok Modern Misbahul Ulum Even
Tahun
Tingkat
Prestasi
Pencak Silat
2007
Provinsi
Juara Umum
MTQ
2009
Kota Lhokseumawe
Juara II
Kaligrafi
2009
Kota Lhokseumawe
Juara 1
Qira atul Qutub
2009
Provinsi Kota Lhokseumawe
Juara Harapan Juara harapan 1
Azan
2009
Kota Lhokseumawe
Juara II
Cerdas Cermat
2009
Kota Lhokseumawe
Juara II
Syahril Qur’an
2009
Kota Lhokseumawe
Juara III
Puisi
2009
Kota Lhokseumawe
Juara II
Rebana
2009
Kota Lhokseumawe
Juara II
Pidato Bahasa Inggris
2009
Kota Lhokseumawe
Juara II
Pidato Bahasa Arab
2009
Kota Lhokseumawe
Juara II
Pencak Silat
2009
Provinsi
Juara Umum
Festival Nasyid
2010
Kota Lhokseumawe
Harapan I
Pencak Silat
2010
Provinsi
Juara Umum
Pencak Silat
2012
Kota Lhokseumawe
Juara I
Pramuka Santri Nasional
2012
Nasional
Peserta
Mengasah Kepekaan Merajut Persaudaraan Memupuk Kebersamaan
Selamat Idul Adha 10 Zulhijjah 1433 H Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
57
Santunan photo ©AP Photo Oktober 2012
Sukseskan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) XIII Tahun 2012 Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh 26 November s.d 01 Desember 2012 di Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara
Rajut Ukhuwah, Raih Prestasi, Junjung Tinggi Sportivitas