Jurnal
e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013
ISSN 2338-1035
PENGEMBANGAN MODEL DAN ANALISA RESPON PARKING BUMPER DARI BAHAN POLYMERIC FOAM DIPERKUAT SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) TERHADAP BEBAN IMPAK JATUH BEBAS 1,2
Zulfadhli1, Bustami Syam2 Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara, Jln.Almamater Kampus USU Medan 20155 Medan Indonesia email:
[email protected] Abstrak
Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) memiliki nilai untuk direkayasa menjadi material alternatif yang dapat dimanfaatkan dengan alasan masih berlimpahnya bahan baku, umur pakai dapat lebih lama, mudah di desain, dapat didaur ulang, bebas korosi, tahan dan mampu menyerap suhu panas, serta ekonomis, seperti untuk pembuatan papan partikel. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan proses pembuatan dan menganalisa respon parking bumper terhadap beban impak jatuh bebas setelah parking bumper dirubah bentuk. Spesimen yang diuji dilakukan dengan permodelan langsung bentuk parking bumper yaitu berdimensi 75×200×130 mm untuk pengujian Impak beban jatuh bebas dan 250×200×130 mm untuk contoh spesimen untuk dilapangan. Pembuatan parking bumper dilakukan dengan cara menggunakan cetakan yang berukuran 1000×400×210 mm, posisi cetakan sewaktu pembuatan vertikal dan rasio cetakan 3:1 dari volume cetakan dan bagian dalam cetakan dilapisi kaca setebal 5 mm. Hasil pembuatan parking bumper adalah bentuk trapesium dan pada bagian permukaan yang mengenai objek dibentuk radius untuk menyesuaikan bentuk objek serta pada bagian bawah parking bumper disisipkan beton yang berfungsi sebagai pemberat.. Hasil uji karakteristik mekanik diperoleh dari tiga spesimen sama untuk masing-masing ketinggian yang bervariasi yaitu pada ketinggian 0,5 m serta 1 m. Untuk tinggi 0,5 meter gaya maksimum terjadi 238,5792 N , tegangan rata-rata = 2.8692 MPa dan pada ketinggian 1 meter gaya maksimum = 256,3353 N, tegangan rata-rata = 2,9836 MPa . Kata kunci : Serat tandan kosong kelapa sawit (TKKS), Pengembangan model parking bumper perubahan, beban impak jatuh bebas.
1. Pendahuluan Salah satu hasil industri sawit yaitu tandan kosongnya atau biasa disebut tandan kosong kelapa sawit (TKKS) setiap tahunnya menghasilkan perhektar sebanyak ±23,3 ton limbah sawit [1]. Biasanya setelah dilepaskan dari brondolan tandan kosong ini lalu dibuang dan dibiarkan membusuk didaerah perkebunan yang nantinya lama kelamaan menjadi pupuk, bau ditimbulkan dari pembusukan ini dapat mengganggu aktivitas masyarakat lain yang tinggal di sekeliling daerah ini. Namun kini semakin dikembangkan menjadi produk-produk yang bermanfaat bahkan telah menjadi produk-produk yang memiliki nilai jual. Banyak penelitian ilmiah yang berhubungan dengan limbah tandan kosong kelapa
sawit yang telah dikerjakan seperti: pembuatan papan partikel dengan perekat fenol formaldehyde [2], dan bahan baku kertas [3]. 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Bahan Komposit Material komposit adalah material yang terbuat dari dua bahan atau lebih yang berbeda dalam level makroskopik selagi membentuk komponen tunggal. Komposit berasal dari kata kerja “to compose“ yang berarti menyusun atau menggabung. Jadi secara sederhana bahan komposit berarti bahan gabungan dari dua atau lebih bahan yang berlainan. Kata komposit dalam pengertian bahan komposit berarti terdiri dari dua atau lebih bahan yang berbeda yang digabung atau dicampur[4].
108
Jurnal
e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013
Komposit terdiri dari suatu bahan utama (matrik-matrik) dan suatu jenis penguatan (reinforcement) yang ditambahkan untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan matrik[5]. 2.2. Parking Bumper Parking bumper adalah sebuah alat yang digunakan sebagai penahan roda kenderaan pada saat parkir. Parking bumper ini berfungsi untuk menciptakan keteraturan perparkiran pada area parkir kenderaan roda empat dan juga sebagai penuntun serta pengaman kenderaan pada saat parkir, seperti diperlihatkan pada gambar 1.
Gambar 1. Parking bumper di parkiran mobil 2.3. Material Komposit Polymeric Foam 2.3.1. Polyester Resin Tak Jenuh Polyester resin tak jenuh merupakan material polimer kondensat yang dibentuk berdasarkan reaksi antara kelompok polyol, yang merupakan organik gabungan dengan alkohol multiple atau gugus fungsi hidroksi. Polyester resin tak jenuh adalah jenis polimer thermoset yang memiliki struktur rantai karbon yang panjang. Matriks jenis ini memiliki sifat dapat mengeras pada suhu kamar dengan penambahan katalis tanpa pemberian tekanan ketika proses pembentukannya [5].
2.3.2 Blowing Agent Blowing Agent adalah material yang digunakan untuk menghasilkan struktur berongga pada komposit yang dibentuk. Blowing agent ini biasanya dipakai ketika bahan dalam keadaan belum mengering atau belum terjadinya proses polimerisasi. Jenis blowing agent yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ISSN 2338-1035
polyurethane. Ada dua reaksi kimia penting pada pembentukan polyurethane foam, reaksi pertama adalah antara isocyanate dengan polyol membentuk polyurethane[8]. Reaksinya dapat digambarkan sebagai berikut: R–NCO+HO–R1 kcal/mole
Isocyanate alkohol
R–NHCOO–R1+
2
Urethane
2.3.2.1 Polyol / Polypropilene Glicol PPG Secara umum, jenis polyol yang digunakan dalam pembuatan polyurethane terbagi menjadi dua yaitu polyol yang terbuat dari produk alami dan polyol yang dibuat secara sintetis. Sekitar 90% polyol yang digunakan untuk membuat polyurethane adalah berjenis polyether yang diapit gugus-gugus hidroksil. Polyether polyol dan polyester polyol hanya terlarut sebagian (partially miscible) satu dan lainnya. Secara thermal, polyether polyol lebih tidak stabil dan lebih mudah teroksidasi daripada polyester polyol, namun polyether polyol lebih stabil untuk reaksi saponifikasi[6]. Rumus bangun PolyPpropylene Glycol Triol dapat dilihat pada gambar 2 berikut:
Gambar 2. Rumus bangun PolyPpropylene Glycol Triol. 2.3.2.2 Isocyanate Jenis isocyanate yang banyak digunakan adalah aromatic dan aliphatic. Beberapa contoh isocyanate yang banyak digunakan dalam pembuatan polyurethane foam adalah toluene diisocyanate (TDI) dan diisocyanate diphenylmethane (MDI). Biasanya TDI digunakan dalam memproduksi low density foam[7].Struktur TDI itu sendiri dapat dilihat pada gambar 2.5.
109
Jurnal
e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013
ISSN 2338-1035
Kumpulan material tersebut terdiri dari agregat yang halus dan kasar. Semen dan air berinteraksi secara kimiawi untuk mengikat partikel-partikel agregat tersebut menjadi suatu massa padat [10].
a
b
Gambar 3. TDI chemical srtuktur, (a) toluena-2, 4-diisocyanate, (b) toluena-2, 6-diisocyanate 2.3.3 Katalis MEKPO Katalis merupakan material kimia yang digunakan untuk mempercepat proses reaksi polimerisasi struktur komposit pada kondisi suhu kamar dan tekanan atmosfir. Pemberian katalis dapat berfungsi untuk mengatur waktu pembentukan gelembung blowing agent, sehingga tidak mengembang secara berlebihan, atau terlalu cepat mengeras yang dapat mengakibatkan terhambatnya pembentukan gelembung. 2.4 Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Tiap kandungan serat tandan kosong kelapa sawit secara fisik mengandung bahan–bahan serat seperti lignin (16,19%), selulosa (44,14%) dan hemi selulosa (19,28%) yang mirip dengan bahan kimia penyusun kayu [8]. Tandan kosong kelapa sawit segar dari hasil pabrik kelapa sawit umumnya memiliki komposisi lignoselulose 30,5%, minyak 2,5% dan air 67%, sedangkan bagian lignoselulose sendiri terdiri dari lignin 16,19%, selulose 44,14% dan hemiselulose 19,28%. Sehingga pada pembuatan material ini tandan kosong kelapa sawit terlebih dahulu direndam kedalam larutan NaOH 0,4% selama sehari, kemudian dicuci dengan air bersih, dan dikeringkan pada suhu kamar selama kurang lebih 3 hari[9]. 2.5. Beton Beton adalah suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan membuat suatu campuran yaitu semen, pasir, kerikil dan air untuk membuat campuran tersebut menjadi keras dalam cetakan sesuai dengan bentuk dan dimensi struktur yang diinginkan.
2.6. Teknik Pembuatan Material Komposit Pembuatan material komposit pada umumnya tidak melibatkan penggunaan suhu dan tekanan yang tinggi. Hal ini disebabkan material ini mudah menjadi lembut atau melebur [11]. Ada beberapa metode pembuatan material komposit diantaranya adalah: 1. Metode penuangan secara langsung 2. Metode pemampatan atau tekanan. 3. Metode pemberian tekanan dan panas. 2.7. Karakteristik Mekanik Material Untuk menentukan karakteristik mekanik suatu material yaitu dengan menguji material itu. 2.7.1. Pengujian Dinamik Pengujian dinamik dilakukan untuk mendapatkan respon secara dinamik material, dan pengujian ini dilakukan dengan pengujian impak jatuh bebas. 2.7.1.1. Benda Jatuh Bebas Jika benda jatuh ke bumi dari ketinggian tertentu relatif kecil dibandingkan dengan jari-jari bumi, maka benda mengalami pertambahan kecepatan dengan harga yang sama setiap detik. Waktu dan kecepatan akan berbanding lurus dikarena tidak adanya gerak berubah beraturan ataupun berubah-ubah.
Gambar 4. Grafik hubungan v – t Grafik v-t seperti ditunjukkan pada gambar 4 yang merupakan sebuah garis lurus sehingga percepatan seragam.
110
Jurnal
e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013
2.7.1.2. Momentum Sebuah benda bergerak dikatakan mempunyai momentum yang dinyatakan dengan hasil kali massa benda dengan kecepatan benda[12]. Momentum = massa×kecepatan M = m v (kg ).......................(1) Dimana M = momentum (kg ) m = massa (kg) v = Kecepatan benda bergerak () 2.7.1.3. Energi Energi didefinisikan sebagai kesanggupan untuk melakukan kerja. Prinsip kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dirusakkan (dimusnahkan)[13]. Energi potensial (Ep), yaitu energi yang dapat dimiliki benda berdasarkan kedudukan benda. Besarnya dapat ditentukan dengan rumus: Ep = m g h...............................(2) 2.7.1.4. Tegangan Tegangan yang terjadi dengan membaginya dengan luas penampang yang terkena testrik. Dapat dilihat pada persamaan berikut: = ............................................(3) 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pusat Riset Impak dan Keretakan Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan selama 5 (lima) bulan dimulai Oktober 2012 s.d. Maret 2013 3.2. Desain Struktur Parking Bumper Pada penelitian ini disain struktur parking bumper yang akan dibuat adalah desain dengan bentuk setengah bola dan bidang lurus dengan variasi sudut pembentuk antara ban dengan parking bumper.
ISSN 2338-1035
3.2.1. Analisa Gaya pada Parking Bumper redesain Ilustrasi ban mobil saat menyentuh parking bumper ditunjukkan pada gambar 5.
fs
P
450
W
F
W sin
Wyang diterima Gambar 5. Analisa gaya parking bumper. Untuk menganalisa distribusi gaya dapat diasumsikan bahwa W tersebut adalah berat bobot mobil, dan P adalah gaya normal yang selanjutnya kita beri nama gaya tekan yang terjadi pada parking bumper. 3.3. Peralatan dan Bahan 3.3.1. Bahan Bahan – bahan yang akan digunakan sebagai spesimen parking bumper adalah serat tandan kosong kelapa sawit, polyester resin tak jenuh, katalis dan pembersih serat. 3.3.2. Alat Pembuatan Spesimen Dalam prosees pembuatan spesimen ada beberapa alat yang digunakan yaitu sebagai berikut: 1. Cetakan Parking Bumper Cetakan parking bumper diperlihatkan pada gambar 6.
Gambar 6. Cetakan parking bumper 2. Mesin Penghalus Serat Mesin penghalus serat digunakan untuk menghaluskan serat TKKS menjadi berukuran 0,1 – 0,8 mm.
111
Jurnal
e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013
Gambar mesin penghalus serat dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Mesin penghalus serat 3. Alat Uji Pengujian impak jatuh bebas didefinisikan adalah sebuah benda jatuh bebas dari keadaan mula berhenti mengalami pertambahan kecepatan selama benda tersebut jatuh.
ISSN 2338-1035
5. Campurkan
bahan pembentuk polyurethane dengan komposisi polyol 55% dan isocyanate 45%, dan aduk hingga merata 6. Masukkan campuran polyol + isocyanate kedalam campuran. 7. Tuangkan campuran tersebut kedalam cetakan yang telah dipersiapkan. 8. Proses penuangan matriks dan serat kedalam cetakan. 3.5. Proses Pemberat
Pembuatan
Beton
DAERAH DISISIPKAN BETON
Gambar 8. Alat pengujian Impak Jatuh Bebas. 3.4.Prosedur Pembuatan Parking Bumper Proses pencetakan Parking Bumper dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Pemberian lapisan pemisah (Pelumas Wax) pada cetakan. Oleskan lapisan pemisah pada bagian dalam cetakan agar tidak terjadi ikatan yang kuat atau lengket antara permukaan cetakan dan produk yang dibentuk 2. Persiapan bahan-bahan yang diperlukan yaitu serat, kemudian ditimbang. Proses penimbangan serat sesuai dengan berat campuran yang ditetapkan. 3. Campurkan terlebih dahulu polyester resin dan serat tandan kosong kelapa sawit kemudian aduk hingga merata 4. Campurkan katalis kedalam campuran serat dan resin dan aduk hingga merata terlihat
Gambar 9. Bahagian yang akan diisikan beton Tahapan pembuatan serta penyisipan beton yaitu sebagai berikut: 1. Aduk terlebih dahulu bahan pasir dan semen dengan perbandingan volume 2:1 hingga merata 2. Lalu campurkan air kedalam campuran semen dan pasir yang sudah merata dengan volume 1:5 dari volume pasir 3. Aduk kembali sehingga merata lalu tuangkan kebahagian parking bumper yang telah disediakan. 4. Setelah disikan ratakan permukaan beton hingga sama dengan permukaan parking bumper seperti terlihat pada gambar 3.30. 5. Tunggu hingga 24 jam agar beton mengering sempurna.
112
Jurnal
e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013
ISSN 2338-1035
3.6. Alat Uji (Uji Impak Jatuh Bebas) 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pembuatan Parking Bumper Redesain Pemakaian komposisi pada bahan untuk material parking bumper ini menggunakan hasil terbaik uji komposisi pada penelitian sebelumnya. Pembuatan parking bumper dilakukan dengan cetakan yang berukuran 1000×200×130 (mm). Pada saat mencetak maka volume isi cetakan yang ideal adalah sepertiga dari ketinggian cetakan. Hasil spesimen dapat dilihat pada gambar 13. Gambar 10. Assembling Alat Pengujian Impak Jatuh Bebas 3.6.1. Set-up Pengujian Impak Langkah – langkah untuk menghidupkan alat uji yaitu sebagai berikut: 1. Hubungkan semua koneksi seperti: loadcell, sensor posisi, kabel USB dan Power DAQ, Lab-Jack U3-LV.
a b Gambar 11. (a) Loadcell dan kabel, (b) Data Equisition 2. Aktifkan software DAQ For Helmet Impact Testing. 3. Pastikan bahwa loadcell dan dudukan loadcell sudah terpasang dengan baik begitu juga dengan anvil support seperti gambar 12.
a b Gambar 13. Spesimen Hasil (a) Spesimen contoh dengan dimensi 250×200×130 mm, (b) Spesimen uji Impak Jatuh Bebas dengan dimensi 75×200×130 mm. Untuk dimensi dari parking bumper dapat dilihat pada gambar 14 berikut:
Gambar 14. Dimensi spesimen yang telah Dibuat. Tabel 1. Spesifikasi Parking Bumper
a
b
Gambar 12. Komponen alat uji impak jatuh bebas (a) Loadcell terpasang, (b) Test rig dan Anvil. 4. Masukkan Anvil pada Anvil Support sesuai dengan kebutuhan pengujian 5. Siapkan sampel uji yang akan dilakukan pengujian.
4.2. Pengujian Parking Bumper Respon parking bumper diperoleh dengan melakukan pengujian Impak
113
Jurnal
e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013
Jatuh Bebas yaitu dengan melihat gaya maksimum.
ISSN 2338-1035
Sementara untuk nilai gaya maksimum diperlihatkan pada gambar 18.
4.2.1. Pengujian Impak Pengujian impak dilakukan dengan metode impak jatuh bebas, dan sampel diambil dengan 3 (dua) buah sampel dengan variasi ketinggian diantaranya 0,5 m dan 1 m.
Gambar 18. Grafik maksimum seluruh Spesimen
a b Gambar 15. Pengujian impak, Pengujian pada jarak 0,5 m, spesimen saat dikenai testrik.
Sedangkan energi diperoleh dari hasil kali gaya impak dengan ketinggian hasil ini ditabulasikan dalam tabel 2 berikut. (a) (b)
Dengan ketinggian 0,5 meter, grafik diperlihatkan seperti pada gambar 16.
Tabel 2. Hasil pengujian impak jatuh bebas parking bumper setelah diredesain. Spesimen
Spesimen 1 Spesimen 2 Spesimen 3 Spesimen 1 Spesimen 2 Spesimen 3
Gambar 16. Grafik gaya impak pada ketinggian 1 meter. sementara untuk ketinggian impak 1 meter dapat dilihat pada gambar 17.
Gambar 17. Grafik gaya impak pada ketinggian 1 meter.
tinggi (m)
Gaya Maksimum. (N)
Energi (J)
Tegangan (MPa)
0,5
238,5792
119,2896
3,0587
0,5
212,0922
106,0461
2,7191
0,5
220,7250
110,3625
2,8298
1
212,0922
212,0922
2,7191
1
229,7502
229,7502
2,9455
1
256,3353
273,3353
3,2863
4.2.2. Respon Parking Bumper Setelah dilakukannya pengujian maka spesimen akan berubah dari keadaannya semula, inilah yang disebut respon dari parking bumper. Setelah dilakukannya pengujian untuk jarak 0,5 meter dan 1 meter maka spesimen dapat dilihat pada gambar 19 berikut.
a b c Gambar 19. Spesimen setelah diuji, spesimen 1,(b) spesimen 2,(c) Spesimen 3
114
Jurnal
e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013
ISSN 2338-1035
Tampak pada gambar tidak ada perubahan bentuk ataupun crack yang terjadi pada parking bumper sedangkan untuk melihat ketahanan maksimal parking bumper dilakukan beberapa variasi pengujian mulai dari pengujian 1,5 meter; 2 meter; 2,5 meter; 3 meter; 3,5 meter. Didapat hasil bahwa pada pengujian 3,5 meter terjadi crack pada salah satu spesimen yaitu terllihat pada gambar 20.
kecetakan setelah bahan dicampurkan kedalam sebuah wadah lalu dituang kedalam cetakan yang telah dimodifikasi sesuai bentuk yang diinginkan. Pada permukaan cetakan yang terkena bahan dilapisi pelumas wax agar pada proses pembukaan cetakan spesimen tidak lengket terhadap cetakan. Bukan hanya itu sebelum diolesi pelumas permukaan die cetakan dilapisi dengan lembaran aluminium foil agar semakin memudahkan pembuatan spesimen dari cetakan. Setelah 24 jam dibiarkan mengering maka cetakan dibuka dan spesimen dipotong sesuai dimensi yang dibutuhkan. Spesimen yang sudah sesuai dimensinya masing-masing a b disisipkan beton pemberat sebelum Gambar 20. Salah satu spesimen dilaksanakan pengujian sedangkan untuk setelah diuji 3,5 meter, (a) salah satu spesimen contoh konkrit akan dipoles pesimen, (b) daerah crak pada spesimen agar tampak lebih bagus. 2. Karakteristik Sifat Mekanik Bahan 4.3.3. Validasi Hasil pengujian impak jatuh bebas: • Pada ketinggian 0,5 m untuk; Untuk menilai ataupun membandingkan spesimen 1 ; F max. = 238,5792 N, keakuratan dari mesin uji Impak Jatuh energi = 119,2896 J dan tegangan Bebas maka dilakukan validasi nilai = 3,0587 MPa. spesimen 2 ; Dan Tabel 3. Hasil validasi nilai tegangan. hasil F max. = 212,0922 N, Energi Jarak Nilai Nilai = 106,0461 J dan Tegangan = Ralat Pengujian Teori Pengujian 2,7191 MPa. spesimen 3 hasil F (%) (m) (Pa) (Pa) max. = 220,7250 N, Energi = 110,3625 J dan Tegangan = 0,5 27655,12 28692,15 2,35 2,8298 MPa. 1 27762,92 29836,65 6,95 • Pada ketinggian 1 meter: Spesimen 1, F max. = 212,0922 N, Energi = 212,0922 J dan Tegangan = 2,7191 MPa. Spesimen 2, F 5. KESIMPULAN DAN SARAN max = 229,7502 N, Energi = 229,7502 J dan Tegangan = 5.1. Kesimpulan 2,9455 MPa. Spesimen 3 F max. = Dari hasil penelitian yang 256,3353 N, Energi = 256,3353 J dilakukan, diperoleh beberapa hasil yang dan Tegangan = 3,2863 MPa merupakan jawaban dari tujuan yang Pada penelitian sebelumnya sifat dijadikan kesimpulan penelitian ini di mekanik parking bumper terbaik untuk antaranya: 1. Pembuatan parking bumper pengujian 0,5 m yaitu F max. = 258.2973 N, Energi = 13,165 J dan Tegangan redesain =2,1493 MPa dibandingkan hasil Pembuatan parking bumper penelitian ini untuk F max rata-rata = menggunakan komposisi yang telah 223,7988 N, Energi rata-rata = 111,8994 diteliti pada penelitian sebelumnya yaitu J dan Tegangan rata-rata = 2,8692 MPa. Serat = 10 %, Resin = 70 % , Katalis = 5 Pada pengujian 1 m untuk %, blowing agents = 15 % berdimensi penelitian sebelumnya F max = 282,8223 75×200×130 mm untuk pengujian impak N, Energi = 28,83 J dan Tegangan 2,353 jatuh bebas dan 250×200×130 mm untuk MPa dan untuk penelitian penulis F max contoh konkrit. Proses pembuatan rata-rata = 232,7259 N, energi = menggunakan metode penuangan
115
Jurnal
e-Dinamis, Volume. 6, No.2 September 2013
238,3926 J, tegangan = 2,9836 Mpa maka dapat diambil kesimpulan bahwa tegangan meningkat setelah parking bumper mengalami redesain dan ini semakin memperbaiki sifat mekanik parking bumper polymeric foam yang diperkuat serat TKKS. 5.2. Saran • Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk semakin memperbaiki sifat mekanik parking bumper ini serta membuatnya semakin efisien dan ekonomis. • Dalam pembuatan spesimen perlu ada ide – ide agar spesimen tidak rusak sewaktu dibuka dari cetakan hal ini perlu diamati pada penelitian selanjutnya karena semakin rumitnya bentuk profil spesimen maka semakin sulit juga proses pembukaannya dari cetakan dan kalau memungkinkan metode pembuatan spesimen juga perlu dikembangkan. Daftar Pustaka [1] Irawan, Ade. Analisa Struktur Parking Bumper Material Komposit polymeric foam Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit Akibat Beban Tekan Statik Menggunakan Ansys rel. 5.4. Tugas skripsi Universitas Sumatera Utara. 2011. [2] Callister Jr, W.D, 2004. Material Science and Engineering: An Introduction. John Wiley&Sons, New York. [3] Smallman R.E & Bishop R. J, Djaprie Sriati, 2000. Metalurgi Fisik Modern & Rekasaya Bahan (Terjemahan). Erlangga, Jakarta. [4] Dieter, George E. Metalurgi Mekanik, Jakarta: Erlangga, 1987. [5] Hashim, J., Pemrosesan Bahan, Edisi pertama, Johor Bahru: Cetak Ratu Sdn. Bhd., 2003. [6] http://www.blog.foamFoamkuHala man 2.htm (diakses 4 april 2013)
ISSN 2338-1035
[7] ttp://www.wikipediaBlowing_agent. htm (diakses 4 april 2013 [8] Ali. Syukarni, Desain Struktur Dan Pembuatan Parking Bumper Dari Bahan Polymeric Foam. Tesis Master FT-USU, 2013 [9] Zulfikar, Pembuatan Dan Penyelidikan Perilaku Mekanik Material Polymeric Foam Diperkuat Serat Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Akibat Beban Statik Dan Impak. Tesis Master (tidak dipublikasikan), 2010. [10] http:// www.Seputar Dunia Teknik Sipil » Blog Archive » Dasar-Dasar Beton (2) Karakteristik Beton.htm (diakses 28 maret 2013) [11] Nuryanto, E. Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Sumber Bahan Kimia. Warta PPKS : 137-144. 2004. [12] http://www.Wikipedia_Impuls_dan_ momentum.htm (diakses 27 maret 2013). [13] Basir. Abdul, Analisa Hasil Pembuatan Koin Aluminium dengan Proses Blanking Menggunakan Beban Impak Benda Jatuh Bebas, Tesis Master, USU, 2008.
116