UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIIB SMPN 2 SEPONTI KABUPATEN KAYONG UTARA Yuliliahuty Kurniasari, Mashudi, Maria Ulfah Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan
[email protected] Abstract : This research aims to help teachers to improve students' motivation to use Example non Example learning model in integrated social studies classroom VIIB SMP Negeri 2 Seponti.Penelitian this background low student motivation in the classroom VIIB SMP Negeri 2 Seponti North Kayong later Similarly, the low activity resulted in student learning. After doing research class actions increase students' motivation from cycle I to cycle II. In the first cycle students' motivation by 60%, while in the second cycle increased to 75%. Through the application of the Example non Example Learning students' learning motivation can be improved so that the learning process carried out well. Teachers are expected to try to implement a more varied learning model. Keywords : Motivation, Learning Model Example non Example. Abstrak:Peneltian ini bertujuan untuk membantu guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Example non Example pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas ViiB SMP Negeri 2 Seponti.Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya motivasi belajar siswa di kelas VIIB SMP Negeri 2 Seponti Kayong Utara yang kemudian berakibat pula dengan rendahnya aktivitas belajar siswa. Setelah dilakukan penelitian Tindakan Kelas terjadi peningkatan motivasi belajar siswa dari siklus I ke Siklus II. Pada siklus I motivasi belajar siswa sebesar 60% sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 75% Melalui penerapan model Pembelajaran Example non Example motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan sehingga proses pembelajaran terlaksana dengan baik. Diharapkan guru dapat mencoba untuk menerapkan model pembelajaran yang lebih bervariasi Kata kunci : Motivasi Belajar, Model Pembelajaran Example non Example.
1
M
otivasi belajar bagi siswa sangatlah penting, karena dengan adanya motivasi siswa akan lebih mempersiapkan diri dalam belajar,siswa akan menjadi sadar bahwa ia harus dapat mencapai tujuan belajarnya yakni ingin mendapatkan hasil yang maksimal. Di samping itu, melalui motivasi siswa dapat mengarahkan kegiatan belajarnya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sardiman (2011:75)”Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat” Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar atau mendorong siswa untuk berbuat. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian, dapat dikatakan siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuan yang rendah pula akan tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi. Berdasarkan keresahan penulis sebagai guru selama mengajar, informasi yang dapat disimpulkan bahwa rendahnya motivasi belajar siswa kelas VIIB pada mata pelajaran IPS Terpadu disebabkan karena kurang aktifnya siswa dalam belajar. Kurang aktifnya siswa dalam belajar ini dapat dilihat dari ketidakseriusan siswa mengikuti proses belajar. Ketika guru menjelaskan pelajaran IPS mereka kurang respon terhadap pelajaran tersebut, diantara mereka ada yang mengantuk pada saat guru menjelaskan, malas mencatat pelajaran, saling berbicara, tidak mendengarkan penjelasan guru dengan baik, tidak mau bertanya, dan susah mengemukakan pendapat. Hal ini terjadi karena tidak adanya motivasi belajar sehingga mereka tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Selain itu, penyebab lain adalah metode yang digunakan guru kurang bervariasi dalam mengajar guru masih menggunakan metode konvensional yaitu guru masih mendominasi dalam kegiatan belajar dengan menggunakan metode ceramah dan latihan serta siswa lainnya hanya sebagai pendengar informasi dari guru. Mengatasi keadaan seperti itu, maka guru harus melakukan perbaikan, agar proses pembelajaran di kelas tersebut dapat berjalan dengan baik dan dapat menjadikan siswa termotivasi untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang baik untuk keluar dari permasalahan kelas tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat dan menarik. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan menarik akan sangat membantu lancarnya proses pembelajaran dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena suatu model pembelajaran dalam proses pembelajaran memiliki hubungan yang erat dengan tujuan proses pembelajaran tersebut. Aunurahman (2009;143) menyatakan ,” Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa mencapai hasil belajar yang baik.” Dalam hal ini guru sebagai pengajar memiliki peran penting dalam mengorganisasikan dan mengatur lingkungan belajar siswa sebaik-baiknya
2
Menurut Aunurrahman (2009:114) motivasi adalah “ Tenaga pendorong bagi seseorang agar memiliki energi atau kekuatan melakukan sesuatu dengan penuh semangat”. Sedangkan pengertian motivasi belajar menurut Sardiman A.M (2011:75) motivasi belajar adalah “Keseluruhan daya pengerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan itu, maka tujuan yang akan dicapai oleh siswa akan tercapai”. Menurut Woodwort (dalam Wina Sanjaya.2010:250) mengatakan: “ A motive is a set pedisposes the individual of certain activities and for seeking certain goals”. Suatu motif adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, perilaku atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari motif yang dimilikinya. Hal ini seperti yang diungkapkan Arden (1957) (dalam Wina Sanjaya.2010:205) “motives as internal condition arouse sustain, direct and determain the intensity of learning effort, and also define the set satisfying or unsatisfying consequences of goal”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kuat lemahnya atau semangat tidaknya usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan akan ditentukan oleh kuat lemahnya motif yang dimiliki orang tersebut. Motif dan motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.motivasi merupakan penjelmaan dari motif yang dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukkan seseorang. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah daya atau dorongan yang memberikan perubahan dalam tingkah laku seseorang dalam usaha mencapai tujuan yang ingin dicapai, diwujudkan dari perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri maupun interaksi dengan lingkungan Motivasi belajar merupakan komponen terpenting dalam proses belajar mengajar dengan adanya motivasi belajar maka hasil belajar yang dicapai siswa akan optimal. Motivasi hendaknya merupakan kebutuhan yang artinya adalah setiap individu termotivasi untuk melakukan sesuatu aktivitas yang merupakan kebutuhan yang dalam hal ini kebutuhan untuk belajar memperoleh nilai yang tinggi Beberapa fungsi motivasi dalam proses pembelajaran. Menurut Sardiman A.M (2011:85) ada tiga fungsi motivasi yaitu : (1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan digerakkan. (2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. (3)Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
3
Salah satu model pembelajaran yang diyakini dapat membuat siswa termotivasi berperan aktif untuk terlibat dalam proses pembelajaran adalah Example Non Example, karena model pembelajaran ini mempunyai beberapa kelebihan. Menurut Eko Budi Santoso (http.//www.Eko Budi Santoso.comdiakses 12 maret 2012)memaparkan “Model pembelajaran Example Non Example merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran”. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar siswa dapat mengalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada di dalam gambar. Penggunaan model pembelajaran Example Non Example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa. Dengan model pembelajaran seperti ini, siswa akan memiliki dua sumber dimana dengan Example (contoh), mereka akan mendapatkan gambaran dari suatu hal yang dibahas atau menjadi fokus pembahasan pada materi atau pelajaran IPS Terpadu. Sedangkan dengan non Example (bukan contoh) siswa akan diberikan hal-hal yang bukan dalam lingkup pembahasan dimana bertujuan sebagai bahan perbandingan antara fokus pembahasan dan yang bukan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model Example non Example dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa terutama dalam mata pelajaran IPS Terpadu pada kelas VIIB SMP Negeri 2 Seponti. Melalui penerapan model Example non Example dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar sehingga akhirnya akan berdampak positif pada pencapaian motivasi belajar yang optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Example Non Example, khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. (2) Memperbaiki proses pembelajaran IPS Terpadu di kelas VIIB SMP Negeri 2 Seponti. Menurut Buehl (1996)(dalamEko Budi Santoso (http.//www.Eko Budi Santoso.com, diakses 12 Maret 2012) keuntungan dari metode Example non Example antara lain : (1) Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih kompleks. (2) Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk membangun konsep secara progesip melalui pengalaman dari Example non Example(3)Siswa diberi suatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian Example. Menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non contoh akan membantu siswa untuk membangun makna yang kaya dan lebih mendalam dari sebuah konsep penting.
4
METODE Peneltian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan fokus penelitian pada kelas VIIB SMP Negeri 2 Seponti Kabupaten Kayong Utara tahun pelajaran 2012/2013, pada mata pelajaran IPS dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Sedangkan mata pelajaran IPS terpadu dengan materi pokok gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut : menyusun rencana pembelajaran meliputi skenario,alokasi dan mempersiapkan soal untuk test. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika pelaksanaan pengajaran guru menerapkan model Example non Example. Selama berlangsungnya proses pembelajaran di kelas peneliti bersama guru mengadakan pengamatan terhadap pelaksaaan tindakan kelas. Adapun hal-hal yang diamati yaitu: Pelaksanaan Strategi pembelajaran yang direncanakan, kesesuaian waktu penyajian dengan metode pembelajaran yang digunakan, motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan keaktifan dan keseriusan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar pada siklus I dan siklus II. Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari hasil observasi motivasi belajar sebelum tindakan dan setelah tindakan. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Seponti Kabupaten Kayong Utara tahun ajaran 2012/2013 dan guru mitra. Data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yaitu menggunakan data kualitatif yang dilihat dari proses pembelajaran di kelas yang terdiri dari motivasi belajar siswa yang terlihat dari keseriusan siswa dan aktivitas guru Cara Pengambilan Data Adapun Cara pengambilan datanya sebagai berikut : (1)Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan diperoleh dari perencanaan pengajaran dan lembar observasi. (2) Data hasil peningkatan motivasi belajar siswa diambil pada waktu dilaksanakan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. (3) Data tentang situasi atau keadaan belajar diperoleh melalui dokumentasi gambar pada saat kegiatan pelaksanaan tindakan. Untuk mengukur keberhasilan pelaksaanaan tindakan yang dilakukan, maka ditetapkan indikator kerjanya sebagai berikut : adanya kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan yaitu urutan penyajian materi dengan waku dan strategi yang telah disiapkan. Adanya perubahan motivasi belajar siswa yang terlihat dari sikap dan perilaku siswa terutama keaktifan dan keseriusan siswa dalam proses belajar mengajar pada mata IPS Terpadu dengan model pembelajaran Example non Example.
5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Motivasi belajar siswa kelas VIIB SMP Negeri 2 Seponti Kabupaten Kayong Utara setelah dilaksanakan tindakan kelas pada siklus I dan siklus II diperoleh hasil pengamatan observer pada siklus satu pertemuan pertama dan pertemuan kedua diperoleh 3 orang dari 20 orang siswa yang motivasi tinggi, 4 orang dari 20 orang siswa yang motivasi sedang, 6 orang dari 20 orang siswa yang kurang termotivasi dan 7 orang dari 20 siswa yang tidak termotivasi. Dengan hasil tersebut, berarti belum mencapai indikator 65%, maka setelah dilakukan refleksi antara peneliti dan guru mitra maka perlu dilanjutkan pada siklus II. Pada pelaksanaan siklus II diperoleh data motivasi belajar siswa semakin membaik dari siklus I, 4 orang dari 20 orang siswa yang motivasi tinggi, 5 orang dari 20 orang siswa yang motivasi sedang,5 orang dari 20 orang siswa yang kurang termotivasi , 6 orang dari 20 orang siswa yang tidak termotivasi. Berdasarkan hasil tersebut, berarti tingkat motivasi belajar siswa meningkat menjadi 75%. Ini berarti dengan ketercapaian tingkat motivasi belajar siswa pada siklus II maka tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIB SMP Negeri 2 Seponti Kabupaten Kayong Utara tahun pelajaran 2012/2013, pada mata pelajaran IPS, dengan pokok bahasan pada siklus I “ Gagasan Kreatif dan Inovatif” dan pada siklus II “ Kemandirian dan Kewirausahaan” yang dilaksanakan sebanyak dua sklus. Setiap siklusnya dilaksanakan dengan dua kali pertemuan dan satu siklus untuk dilaksanakannya evaluasi. Pelaksanaan tindakan yang dilaksanaan disepakati oleh peneliti dengan guru mitra dengan menggunakan model pembelajaran Example non Example yang bertujuan untuk dapat meningkatkan tingkat motivasi belajar siswa. Pelaksanaan tindakan kelas ini sudah sesuai dengan prosedur penelitian tindakan kelas. Tindakan dilaksanakan sebanyak dua siklus, setiap siklus diadakan dua kali pertemuan serta diakhiri dengan evaluasi. Berdasarkan hasil siklus satu ternyata belum mencapai indikator kerja yang telah ditetapkan. Dari hasil siklus satu tersebut kemudian dibuat suatu rencana tindakan selanjutnya. Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas siswa dibagi menjadi 7 kelompok belajar, dengan setiap kelompok terdiri dari 3 orang siswa. Tugas yang harus dikerjakan oleh setiap kelompok adalah menganalisis dan menyimpulkan gambar-gambar yang merupakan contoh (Example) dan bukan contoh (non Example). Kemudian mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lainnya memberikan tanggapan. Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi diketahui hal-hal sebagai berikut : rendahnya motivasi belajar siswa yang mengakibatkan rendahnya keaktifan belajar. Hal inilah yang menjadi dasar bagi guru mata pelajaran IPS SMP Negeri 2 Seponti untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Peneliti
6
tertarik untuk mencari solusi yang tepat guna mengatasi rendahnya motivasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Example non Example. Setelah peneliti melakukan refleksi diketahui bahwa peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas masih banyak mempergunakan metode ceramah, sehingga sebagian besar siswa cenderung pasif. Dalam pelaksanaan siklus II pada pertemuan pertama dan kedua dan kemudian melakukan evaluasi melalui model pembelajaran Example non Example hasilnya terdapat kemajuan perubahan baik tentang motivasi belajar siswa dimana 75% siswa termotivasi. Motivasi belajar siswa sebelum dilaksanakan penelitian tindakan sangat rendah, tetapi setelah dilaksanakan tindakan kelas motivasi belajar meningkat menjadi 75% di mana 4 orang dari 20 orang siswa yang motivasi tinggi, 5 orang dari 20 orang siswa yang motivasi sedang,5 orang dari 20 orang siswa yang kurang termotivasi , 6 orang dari 20 orang siswa yang tidak termotivasi. Ini berarti model pembelajaran Example non Example dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan tujuan dari penelitian ini dan melihat hasil penelitian serta pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Example non example dapat : (1)Setelah adanya penerapan model pembelajaran Example non Example pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VIIB SMP Negeri 2 Seponti Kayong Utara tahun Pelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi terhadap tindakan yang dilakukan. Adapun hasil pelaksanaan penelitian tindakan terhadap siswa pada siklus I yakni siswa dengan kategori siswa yang termotivasi tinggi, sedang dan kurang termotivasi sebesar 60% dan siswa tidak termotivasi 40%,pada siklus II siswa dengan kategori yang sama yaitu siswa termotivasi tinggi, sedang dan kurang termotivasi sebesar 75% dan siswa yang tidak termotivasi 25%. (2)Upaya yang dilakukan oleh guru bersama guru mitra untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di kelas VIIB SMP Negeri 2 Seponti Kayong Utara yaitu pertama membuat perencanaan, menyiapkan perangkat mengajar, dan menyiapkan pedoman observasi. Kedua, melaksanakan perencanaan yang telah dibuat dan didukung pula dengan kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran dan menerapkan model pembelajaran Example non Example ternyata motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dan aktivitas guru setelah diadakan penelitian pada sikus I dan Siklus II ada peningkatan yang lebih baik Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis ingin memberikan saran-saran untuk diperhatikan oleh para pembaca sebagai berikut : (1)Hendaknya guru mata pelajaran IPS Terpadu dalam menerapkan model pembelajaran Example non Example dapat memaksimalkan penyajian
7
materi, sehingga dapat memotivasi siswa untuk fokus terhadap materi yang dipelajari dan dapat membuat siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran di kelas. (2) Hendaknya guru mata pelajaran IPS Terpadu dapat lebih membimbing dan memberikan perhatian khusus kepada siswa yang kurang termotivasi untuk mempelajari materi yang sedang dipelajari. (3)Hendaknya dalam poses pembelajaran guru dapat memilih suatu model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan. (4)Hendaknya guru dapat memilih model pembelajaran Example non Example sebagai alternatif dalam pembelajaran karena model pembelajaran Example non Example mampu meningkatkan motivas belajar siswa. (5)Hendaknya sekolah melengkapi buku-buku yang ada diperpustakaan sebagai sumber belajar siswa DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono, 2011, Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Aunurrahman, 2009, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Penerbit Alfabeta. Eko Budi Santoso, 2011, Model Pembelajaran Example Non Example. (www. Ras Eko Budi Santoso.Com diakses 12 Maret 2011). Hamzah B.Uno, 2006, Teori Motivasi dan Pengukurannya Jakarta: PT. Bumi Aksara. Miftahul Huda,2011,Cooperatif Learning, Yogyakarta: Pustaka Belajar Namik Rubiyanto dan Dany Haryanto,2010, Strategi Pmbelajaran Holistik di Sekolah, Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. Sardiman A.M, 2011, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :PT. Raja Grafindo Persada. Suharsimi Arikunto,Suhardjono, Supardi,2008, Penelitian Tindakan Kelas (cetakan k-8), Jakarta: Bumi Aksara. Supriyadi, 2011, Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu Syaiful Sagala, 2011, Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung. Tim penyusun, 2007, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Pontianak: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. Wijaya Kusumah, Dedi dwitagama,2009, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Indeks. Wina Sanjaya, 2011, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group. Wina Sanjaya, 2011, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Prenada Media Group.
8