TEKNIK YOGA SEBAGAI INTERVENSI DALAM MELAKUKAN ANGER MANAGEMENT PADA WANITA DEWASA AWAL YOGA TECHNIQUES EVIDENCE-BASED PROCEDURES THAT REDUCE ANGER AND PROMOTE WELL-BEING Anissa Lestari Kadiyono Febbyros Anmarlina Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Bandung Email:
[email protected] ABSTRACT The purpose of this study is to examine the effect of yoga technique to improve anger management. The design of this study is a quasi-experimental method. The study compared two groups: group with yoga (n = 60) and no yoga (n = 60). Respondents aged between 20-40 years (M = 46.15, SD = 7.017). Data processing was performed with the Mann-Whitney U test on two groups of test criteria reject H0 if the pvalue <0.05. The results showed a p-value of 0.000, which means there was a difference anger management in women with yoga than those women without yoga. This research showed that yoga techniques becomes alternative way to manage angry emotions. Yoga helped anger management, calm minds, reduce stress, provide improved awareness and alertness of the body. Keyword : anger management, young adult, yoga techniques
ABSTRAK Penelitian ini bermaksud mengetahui pengaruh teknik Yoga terhadap kemampuan manajemen marah. Rancangan penelitian ini adalah metode kuasi-eksperimen. Penelitian ini membandingkan dua kelompok, yaitu kelompok yang mengikuti yoga (n=60) dan kelompok tidak mengikuti yoga (n=60). Responden berada pada kategori dewasa awal yang berusia 20-40 tahun (M=46,15, SD=7,017). Pengolahan data dilakukan dengan uji Mann-Whitney U pada dua kelompok dengan kriteria uji tolak H0 bila p-value <0,05. Hasil penelitian menunjukkan p-value 0,000 yang berarti terdapat perbedaan anger management pada wanita yang mengikuti yoga dibandingkan yang tidak mengikuti yoga. Hal ini menunjukkan bahwa teknik yoga menjadi salah satu cara dalam mengelola emosi marah seseorang. Yoga membantu dalam mengatasi rasa marah, menenangkan pikiran, mengurangi stres, memberikan peningkatan kesadaran dan kesiagaan tubuh. Kata Kunci: manajemen marah, dewasa awal, teknik yoga
Menurut Santrock (1999), masa de-
transisi secara intelektual (cognitive tran-
wasa awal termasuk masa transisi, baik
tition), serta transisi secara peran sosial
transisi secara fisik (physically trantition),
(social role trantition). Banyak peran dan
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
| 185
Anissa Lestari Kadiyono & Febbyros Anmarlina
tanggung jawab yang harus diemban
dian menimbulkan ketegangan emosi
oleh dewasa awal, terlebih pada wanita.
dan akhirnya menjadi pemicu timbulnya
Wanita yang memasuki tahap dewasa
stres.
awal mengalami beberapa peran yang
Stemmler, & Spielberger, 2010), wanita
dapat mengakibatkan tekanan, baik itu
yang mengalami stres dapat memicu
berupa melanjutkan sekolah ke perguru-
perasaan marah. Marah yang dialami
an tinggi, memiliki pekerjaan, menikah,
oleh individu merupakan reaksi emosio-
berkeluarga, mengasuh anak, ataupun
nal yang ditimbulkan dikarenakan terda-
mandiri secara finansial untuk dapat
pat situasi yang mengancam, terdapat
memenuhi berbagai kebutuhan hidup-
agresi, pengekangan diri, atau serangan
nya.
lisan
Menurut
Scheiman
kekecewaan,
(Potegal,
maupun
frustrasi.
Berdasarkan data dari Rumah Sakit
Pengungkapan kemarahan dengan lang-
Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2013
sung dan konstruktif akan melegakan
setidaknya terdapat 600.000 orang yang
individu dan membantu orang lain untuk
mengalami stres di Bandung. Tingginya
mengerti
permasalahan hidup yang dialami masya-
Namun demikian, perlu dipertimbangkan
rakat perkotaan termasuk di kota Ban-
beberapa faktor sehingga kemarahan
dung berakibat pada banyaknya masya-
tersebut tidak menimbulkan kerugian
rakat yang stres, menderita kesehatan
pada kedua belah pihak. Kemarahan
jiwa dan cenderung menurunkan tingkat
yang ditekan atau disembunyikan akan
kebahagiaannya.
mempersulit sendiri dan mengganggu
perasaan
yang
sebenarnya.
Setiap wanita memiliki cara yang
hubungan interpersonal. Dalam konsep
berbeda dalam menghadapi masalah
marah (Beck, Rawlins, & Williams, dalam
yang dialami. Ada yang memilih untuk
Kelliat, 1993) marah dipicu oleh adanya
menyelesaikan sendiri dengan merenung-
suatu ancaman atau kebutuhan yang
kan masalah yang sedang dihadapi dan
tidak terpenuhi, kadar stres, perasaan
pada akhirnya tidak menjalankan tugas-
cemas yang dialami individu saat itu
tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
yang akhirnya menimbulkan kemarahan.
Permasalahan masa dewasa awal pada
Ketika individu dapat memutuskan rang-
wanita disebabkan ketidakmampuan un-
kaian stres bahkan hingga rasa cemas,
tuk menyelesaikan masalah yang dihada-
maka kemarahan pun tidak akan terjadi
pi dan ketidaksesuaian tugas perkem-
(Beck,
bangan yang dilaksanakan yang kemu-
Kelliat, 1993).
186 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Rawlins,
&
Williams,
dalam
Teknik Yoga Sebagai Intervensi Dalam Melakukan Anger Management …
Marah merupakan emosi negatif
positif
dari
kemarahan
adalah
jika
yang paling sulit dikendalikan (Goleman,
intensitas yang rendah, diekspresikan
1997). Marah memiliki dua sisi yakni sisi
secara verbal dibandingkan fisik, kema-
positif dan negatif. Memiliki makna posi-
rahan tersebut akan sesuai dengan norma
tif jika marah diekspresikan dengan cara
(Denson & Fabiansson, 2010).
yang tepat sehingga dapat membantu
Kemampuan dalam mengelola ke-
individu dalam mengekspresikan berba-
marahan atau anger management meru-
gai perasaan dengan cara yang dapat
pakan hal yang penting dilakukan dalam
diterima lingkungan, membantu menye-
kehidupan manusia karena manusia di-
lesaikan masalah, dan mampu memoti-
tuntut untuk mampu mengekspresikan
vasi dalam mencapai tujuan yang positif.
kemarahan yang mereka miliki dengan
Memiliki makna negatif, jika marah di-
cara yang dapat diterima oleh ling-
ekspresikan dalam cara yang tidak tepat
kungan, dan tidak menyakiti diri sendiri
seperti bertindak
secara
ataupun orang lain. Anger management
verbal maupun non verbal yang dapat
membantu individu untuk mengurangi
mengganggu
rasa
agresi baik
hubungan
interpersonal.
marah
dan
mengatasi
dampak
Pada saat merasa marah, individu dapat
psikologis akibat marah. Terdapat bebe-
melakukan tindakan yang merugikan dan
rapa teknik anger management yang
merusak diri sendiri, orang lain, maupun
dapat
lingkungan fisik di sekitarnya (Bhave &
wanita
Saini, 2009).
antaranya relaksasi, cognitive restruc-
digunakan mengelola
dalam
membantu
kemarahannya
di
Kemarahan adalah suatu emosi yang
turing/ mengubah cara berpikir, problem
secara fisik mengakibatkan peningkatan
solving/penyelesaian masalah, komunika-
denyut jantung, tekanan darah, serta
si yang lebih baik, dan humor (Deffen-
tingkat
bacher, dalam American Psychological
adrenalin
dan
noradrenalin.
Kemarahan dapat berdampak negatif pada kualitas hubungan dan membuat
Association, 2011). Manifestasi
rasa
marah
dalam
orang lain tidak ingin bernegosiasi di
Stuart and Sundeen (1991), dapat dilihat
masa depan (Allred dkk, 1997). Hal
dalam bagan sebagai berikut :
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
| 187
Anissa Lestari Kadiyono & Febbyros Anmarlina
Tabel 1. Manifestasi rasa marah Verbalizations (gejala verbal)
a. Pacing (memaksa/
a. Ancaman secara verbal terhadap objek nyata atau fantasi
a. Anger (marah)
b. Tuntutan akan perhatian yang kacau/ terganggu
b. Hostility (permusuhan)
b. Perubahan status mental yang tibatiba
c. Berbicara dengan penekanan/ keras
c. Kecemasan yang ekstrim
c. Disorientasi
d. Fakta dari keadaan delusi dan paranoid
d. Irritability (mudah tersinggung) e. Euphoria yang berlebihan
d. Memory impairment (kerusakan ingatan) e. Tidak mampu dialihkan
mengontrol kecepatan dalam pelaksanaan suatu aktivitas)
b. Inability to sit still (ketidakmampu an untuk duduk diam)
c. Mengepal / memukul-mukul
d. Rahangterkatup
e. Peningkatan pernafasan
f. Catatonia (tiba-tiba aktivitas motorik terhenti)
Affect (gejala afek)
Level of Consciousness (tingkat kesadaran) a. Confusion (kebingungan / kekacauan)
MotorAgitation (gejalamotorik)
f.
Affect lability (efek yang labil)
Berdasarkan frekuensi, efek, dan
meditasi yang dapat memberikan kete-
kondisinya yang sangat dekat dengan
nangan pikiran. Berbagai macam gerakan
kehidupan manusia, maka sangat penting
yang disertai cara bernapas yang benar
untuk dapat mengelola emosi marah.
dipercaya dapat meningkatkan kekuatan
Relaksasi merupakan salah satu cara
dan kelenturan, meredakan ketegangan,
dalam mengelola emosi marah. Yoga
serta memberikan energi baru pada
merupakan sistem kesehatan menyeluruh
tubuh (Shindu, 2013). Menurut Jain
(holistik) yang terbentuk dari kebudayaan
(2011), dalam yoga dilakukan teknik
India sejak 3.000 SM yang lalu. Melalui
pernapasan,
yoga seseorang akan lebih baik mengenal
latihan peregangan. Relaksasi yang ada
tubuhnya, pikirannya, dan jiwanya. Yoga
dalam yoga dilakukan secara teratur
merupakan kombinasi unik antara gerak-
bersamaan dengan dilakukannya teknik
an yang bermanfaat untuk meningkatkan
bernapas yang baik, latihan peregangan,
kesehatan fisik dan cara bernapas serta
dan meditasi (Jain, 2011). Yoga meng-
188 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
relaksasi,
meditasi,
dan
Teknik Yoga Sebagai Intervensi Dalam Melakukan Anger Management …
ajarkan cara-cara berkonsentrasi yang
penyakit, dan mengapa seseorang me-
dapat membantu menenangkan pikiran
ninggalkan hubungan yang buruk. Ke-
dan mengurangi stres dan kecemasan.
marahan dapat memberikan efek positif
Saat berkonsentrasi masalah sehari-hari
hanya jika individu menunjukkannya
baik besar maupun kecil, akan mencair
dalam cara yang benar. Bukan dalam
sehingga akan terbebas dari tekanan
cara yang dikenal secara umum dengan
stres. Yoga dan kemarahan merupakan
'meledak-ledak' dan benar-benar negatif.
dua hal yang berlawanan.
Efek negatif dari marah, di antaranya
memengaruhi
yang
kemarahan dapat menyebabkan stres,
terjadi dalam diri individu, antara lain
tekanan darah tinggi, rentan terhadap
gejala marah yang paling umum meliputi
peradangan dan nyeri otot, cepat letih,
ketegangan otot, kegelisahan umum,
sulit tidur, melemahkan kekebalan tubuh,
meningkatnya detak jantung serta wajah
menyebabkan isolasi sosial, detak jan-
yang terasa panas (Shields, dalam Jain,
tung lebih cepat, meningkatkan hormon
2011). Emosi marah memiliki efek baik
stres, penyakit stroke, sakit kepala, masa-
secara
lah pernapasan, rasa cemas, depresi,
negatif
proses
Kemarahan
fisiologis
maupun
positif.
Jika
individu tidak menahan perasaan marah
gangguan
dan menunjukkannya dalam cara yang
jantung.
baik, maka akan dapat memberikan
pencernaan,
Kemarahan
dan
serangan
merupakan
sebuah
beberapa efek positif. Beberapa efek
reaksi yang tidak baik secara emosional
positif di antaranya memotivasi individu
atau perilaku. Secara umum, kemarahan
untuk lebih percaya diri dan optimis,
berisikan tiga komponen, yaitu pikiran
mengurangi stres dan kegelisahan, serta
(pemikiran negatif), perasaan (kekecewa-
memberikan efek positif dalam hubungan
an, frustrasi, emosi) dan tindakan (berte-
interpersonal. Jika dilihat dari sudut
riak, kekerasan fisik). Hal ini terlihat tidak
pandang yang berbeda, kemarahan dapat
baik atau negatif dan sering tidak diteri-
memberikan efek positif yang baik bagi
ma di masyarakat umum. Salah satu
diri seseorang. Kemarahan juga menan-
penyebabnya adalah karena banyaknya
dakan bahwa ada sesuatu yang salah
individu yang menunjukkan kemarahan
dalam
oleh
mereka dalam cara yang salah dan
seseorang, mungkin kemarahan jugalah
negatif. Hal ini menjadi penyebab me-
yang menyebabkan mengapa individu
ngapa banyak individu yang berusaha
berusaha mencari obat di balik suatu
menekan atau menahan kemarahannya.
situasi
yang
dihadapi
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
| 189
Anissa Lestari Kadiyono & Febbyros Anmarlina
Pada akhirnya akan keluar dalam bentuk
dalam tubuh, memperdalam napas, dan
kemarahan besar. Menahan kemarahan
meningkatkan konsentrasi. Hipotalamus,
hanya akan memperburuk pengalaman
menurut Copstead dan Banasik (Shindu,
dan rasa sakit di belakangnya, bahkan
2013), dapat dimanipulasi agar secara
pada akhirnya akan mengarah pada
minimal terhadap stressor, dengan cara
kegelisahan dan depresi. Sedangkan yoga
menghiraukan stressor meskipun dengan
membuat perubahan perasaan tegang ke
konsekuensi tingkat atau level stressor
perasaan tenang dengan memengaruhi
tetap dipertahankan oleh individu. La-
tekanan darah, kecepatan jantung, kece-
tihan relaksasi dan konsentrasi dalam
patan pernapasan, dan proses-proses di
yoga
dalam tubuh serta cara-cara individu
menggunakan teknik pemusatan pikiran
berbuat atau merespon secara lahiriah.
untuk memperkuat sikap positif dalam
Yoga berperan aktif dalam meredakan
upaya menurunkan tingkat stres. Menurut
kegelisahan dan mengendalikan gejala-
Claire (Shindu, 2013), relaksasi yang
gejala stres. Yoga mengajarkan bahwa
mendalam dapat melepaskan ketegangan
kondisi alami manusia adalah dalam
fisik, mental, emosi, dan spiritual. Relak-
keadaan tenang. Semakin dalam napas
sasi akan mengembalikan keadaan tubuh
akan memengaruhi detak jantung men-
menjadi stabil apabila ada yang kele-
jadi lebih perlahan dan memberikan rasa
bihan oksigen di tempat-tempat tertentu.
nyaman dan tentram. Selain itu, napas
Dengan melakukan relaksasi maka tubuh
yang dalam juga akan menghantarkan
dan pikiran menjadi tenang karena oksi-
lebih banyak oksigen ke otak yang akan
gen yang berada dalam tubuh seimbang
memberikan rasa tenang pada pikiran.
sehingga dapat memperlancar peredaran
Relaksasi bermanfaat menurunkan kadar
darah.
merupakan
sesi
latihan
yang
adrenalin, memperdalam napas, mene-
Berdasarkan paparan di atas, pene-
nangkan jantung, menurunkan tekanan
liti tertarik untuk melakukan penelitian
darah, meredakan ketegangan otot tubuh,
empiris dan sistematis untuk dapat me-
dan mengaktifkan kembali sistem tubuh
ngetahui perbedaan anger management
agar lebih kuat saat menghadapi penyakit
pada wanita dewasa awal yang mengikuti
(Shindu, 2013).
yoga.
Yoga menurunkan kecepatan denyut jantung, menurunkan tekanan darah, membantu kelancaran sirkulasi darah
190 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Teknik Yoga Sebagai Intervensi Dalam Melakukan Anger Management …
METODE PENELITIAN
Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diintervensi menggunakan latihan
Desain Penelitian
yoga,
sedangkan
kelompok
kontrol
Penelitian ini menggunakan meto-
adalah kelompok yang tidak melakukan
de kuasi-eksperimen. Desain yang digu-
yoga. Jumlah masing-masing kelompok
nakan adalah posttest control group.
sejumlah 60 orang sehingga seluruh
Karenanya, dalam penelitian ini terdapat
sampel berjumlah 120 orang. Pemilihan
dua kelompok, yaitu kelompok eksperi-
sampel
men dan kelompok kontrol. Pada kelom-
asesmen awal, di mana wanita dewasa
pok kontrol, tidak dilakukan apa pun
awal diminta melakukan asesmen diri
sebagai intervensi atas kondisi emosi
untuk mengukur apakah terdapat kadar
marah yang dimiliki oleh responden.
emosi marah yang berada pada level
Sedangkan pada kelompok eksperimen,
moderat. Hal ini ditandai dengan merasa
dilakukan yoga. Latihan yoga dilakukan
sering mengalami masalah dalam hidup,
dalam waktu 1,5 jam di mana seminggu
sering mengalami sakit kepala, seringkali
dilakukan 2 kali kegiatan.
marah-marah tanpa sebab, merasa sering
penelitian
didasarkan
pada
Pengukuran dilakukan setelah ke-
cepat marah, dan merasa memiliki ba-
lompok eksperimen telah melakukan
nyak beban pekerjaan baik di kantor
yoga pada pertemuan ke 8 atau setelah 4
maupun di rumah. Hal ini termanifestasi
minggu melakukan yoga. Hal ini dimak-
dari segi fisik, psikis, dan perilaku. Yang
sudkan agar peserta dapat memahami
memiliki kadar emosi marah moderat
perbedaan yang dialami setelah mela-
dan tinggi kemudian dipilih sebagai res-
kukan yoga dan dapat mengevaluasi
ponden dan dibagi menjadi dua kelom-
dirinya baik dari segi fisik, psikis, dan
pok sampel penelitian, yaitu kelompok
perilaku setelah melakukan beberapa kali
eksperimen dan kelompok kontrol. Pene-
yoga.
litian ini dilakukan di kota Bandung, di mana intervensi berupa yoga dilakukan
Subjek Penelitian
di 4 Pusat Yoga di kota Bandung.
Subjek penelitian wanita pada usia dewasa awal, yaitu berusia antara 20-40
Metode Pengumpulan Data
tahun. M = 46.15, SD = 7.017. Subyek
Pengumpulan data melalui asemen
dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu
kondisi emosi marah yang dimiliki oleh
kelompok
responden melalui mekanismen anger
eksperimen
dan
kontrol.
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
| 191
Anissa Lestari Kadiyono & Febbyros Anmarlina
management yang dilakukan baik pada
kondisi fisik dan psikis yang menjadi
kelompok kontrol maupun pada kelom-
penyebab marah. Contoh aitem: Saat
pok
kondisi tubuh sangat lelah, saya menjadi
eksperimen.
Menurut
Goleman
(1997), anger management adalah suatu
rentan untuk menjadi mudah marah.
teknik atau tindakan untuk mengatur
Kedua: Anger Regulation. Hal ini
pikiran, perasaan, nafsu amarah dengan
mencakup kemampuan mengendalikan
cara yang tepat dan positif serta dapat
emosi marah. Indikator penilaian aspek
diterima secara sosial, sehingga dapat
ini adalah (a) Self Control, yaitu kemam-
mencegah sesuatu yang buruk atau
puan mengelola emosi marah dan impuls
merugikan diri sendiri dan orang lain.
yang mengganggu. Contoh aitem: Saya
Tujuan dari anger management adalah
dapat bersikap tenang dalam menghadapi
untuk
dan
orang yang marah terhadap saya. (b)
dampak psikologis akibat marah. Anger
Adaptability, yaitu kemampuan bersikap
Management
mengurangi
rasa
marah
akan
mengacu
pada
fleksibel dalam menghadapi perubahan
untuk
mengenali
emosi
pada kondisi yang membuat marah
marah diri sendiri, mengendalikan emosi
dirinya. Contoh aitem: Saya melampias-
marah,
marah,
kan rasa marah saya pada orang lain,
mengenali emosi marah orang lain, dan
daripada harus menghadapi langsung
mengungkapkan amarah secara asertif.
orang yang membuat saya marah.
kemampuan
meredakan
emosi
Ketiga: Calming techniques. Hal ini
Anger Management mencakup hal sebagai
berikut.
Pertama:
Emotional
mencakup
kemampuan
meredakan
Awareness. Hal ini mencakup kemam-
emosi marah. Indikator penilaian aspek
puan dalam mengenali emosi marah
ini
dalam diri dan mengenali faktor-faktor
kemampuan menyelaraskan tujuan-tuju-
apa yang menjadi penyebabnya. Indi-
an diri pada kelompok untuk menjaga
kator penilaian aspek ini adalah (a) Anger
batas kemarahan sehingga tidak merugi-
Awareness, yaitu kemampuan mengenali
kan diri sendiri maupun orang lain.
hal-hal yang menjadi pemicu munculnya
Contoh aitem: Saya dapat memendam
kemarahan. Contoh aitem: Ketika hara-
rasa marah agar keharmonisan ling-
pan saya tidak terwujud, saya akan
kungan tetap terjaga. (b) Innitiative, yaitu
marah pada diri sendiri karena saya
kesiapan untuk bertindak dalam setiap
merasa gagal. (b) Accurate Self-Asses-
kesempatan yang ada dengan melakukan
sment,
teknik
yaitu
kemampuan
mengenali
adalah
192 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
(a)
Commitment,
mengendalikan
emosi
yaitu
marah.
Teknik Yoga Sebagai Intervensi Dalam Melakukan Anger Management …
Contoh aitem: Ketika saya marah, saya
gerakan yang harus diikuti, ditambah
akan diam dan pergi menyendiri untuk
dengan pengaturan nafas, dan meditasi.
menenangkan pikiran dan perasaan saya.
Hal ini merupakan teknik dalam melaku-
Keempat: Evaluating Strategies. Hal
kan relaksasi. Relaksasi merupakan kebe-
ini mencakup kemampuan berempati
basan mental dan fisik dari ketegangan
dan kemampuan mengungkapkan rasa
dan stres, di mana teknik relaksasi
marah secara asertif. Indikator penilaian
memberikan individu kontrol diri ketika
Understanding
terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres
Others, yaitu kemampuan memahami
fisik dan emosi pada nyeri (Potter &
perspektif orang lain dan ekspresi yang
Perry, 2006).
aspek
ini
adalah
(a)
berbeda-beda. Contoh aitem: Saya tetap memperhatikan
perasaan
orang
lain,
Rasa marah, stres, atau perasaan cemas akan mencetuskan beberapa sen-
meskipun sedang marah. (b) Leveraging
sasi
Diversity, yaitu kemampuan menerima
peningkatan aliran darah menuju otot,
perbedaan dan memahami keberagaman
ketegangan
emosi orang lain. Contoh aitem: Saya
memperlambat pernapasan, dan mening-
tahu bahwa ekspresi marah orang lain itu
katkan denyut jantung. Jika hal ini
berbeda-beda. (c) Communication, yaitu
berlangsung terus menerus, maka respon
kemampuan mengkomunikasikan penda-
psikofisiologikal yang berulang dapat
pat dan mendengarkan secara aktif. Con-
membahayakan
toh aitem: Saya tidak mau mendengarkan
karenanya,
saran apapun dari orang lain ketika saya
latihan relaksasi akan membalikkan efek
sedang marah.
stres yang melibatkan bagian parasim-
dan
perubahan otot,
fisik,
meliputi
mempercepat
atau
kondisi tubuh. Oleh
gerakan
fisiologis
berupa
patik dari sistem saraf pusat. Relaksasi Teknik Intervensi
akan
menghambat
peningkatan
saraf
Intervensi terhadap anger manage-
simpatik, sehingga hormon penyebab
ment dilakukan teknik yoga. Yoga adalah
disregulasi tubuh dapat dikurangi jumlah-
suatu mekanisme penyatuan dari tubuh
nya. Sistem saraf parasimpatik yang
(body), pikiran (mind) dan jiwa (soul).
memiliki fungsi kerja yang berlawanan
Yoga bermanfaat untuk menenangkan
dengan saraf simpatik akan memper-
pikiran, mengurangi stres, memberikan
lambat atau memperlemah kerja alat-alat
peningkatan kesadaran dan kesiagaan
internal tubuh. Akibatnya terjadi penu-
tubuh. Di dalam yoga, terdapat gerakan-
runan
detak
jantung,
irama
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
napas,
| 193
Anissa Lestari Kadiyono & Febbyros Anmarlina
tekanan darah, ketegangan otot, tingkat
mengatur nafas menjadi lebih pelan dan
metabolisme, dan produksi hormon pe-
dalam akan membuat peregangan pada
nyebab stres. Seiring dengan penurunan
otot-otot tubuh. Hal ini menyebabkan
tingkat hormon penyebab stres, maka
tubuh dan pikiran menjadi lebih relaks,
seluruh badan mulai berfungsi pada
nyaman dan tenang yang membuat
tingkat lebih sehat dengan lebih banyak
penurunan pada tekanan darah. Menurut
energi untuk penyembuhan (healing),
Jain (2011), teknik bernafas pada yoga
penguatan (restoration), dan peremajaan
berfungsi untuk menenangkan pikiran
(rejuvenation) (Potter & Perry, 2006).
dan tubuh yang membuat detak jantung
Meditasi dalam yoga dimaksudkan untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang
lebih tenang sehingga tekanan darah dan produksi hormon adrenalin menurun.
ada dengan memfokuskan satu titik dan
Latihan peregangan secara teratur
mengkonsentrasikannya dengan nafas,
dapat menguatkan otot jantung yang
berupaya menenangkan pikiran, menda-
mengakibatkan jantung dapat memompa
maikan pikiran, serta menanamkan pe-
lebih banyak darah dengan usaha yang
mahaman dan penerimaan diri yang
minimal sehingga kerja jantung menjadi
lebih besar. Meditasi akan membantu
lebih ringan. Latihan peregangan juga
untuk menenangkan dan mengurangi
dapat meningkatkan metabolisme lemak
kemarahan (Bhave & Saini, 2009), serta
dengan penurunkan kadar lipoprotein
mengurangi stres dan mengatasi kece-
densitas rendah (LDL) dan meningkatkan
masan, ketakutan, kekhawatiran, kema-
kadar lipoprotein densitas tinggi (HDL).
rahan, emosi negatif lainnya, mening-
Hal ini mengakibatkan hambatan pada
katkan pengendalian emosi, membantu
dinding arteri menjadi berkurang dan
menenangkan pikiran (Rawls, 2010).
kekuatan aliran darah menjadi normal
Bernafas adalah suatu tindakan yang otomatis tanpa harus diperintah
sehingga tekanan darah dapat menurun (Potter & Perry, 2006).
untuk melakukannya, tetapi jika individu
Salah satu sistem tubuh yang me-
bernafas dengan cepat dan dangkal akan
ngontrol tekanan darah adalah baro-
mengurangi jumlah oksigen yang tersedia
reseptor yang berarti merasakan nilai
dan otak akan bereaksi terhadap hal ini
tekanan darah. Ketika tekanan darah
dengan panik. Bagian dari proses panik
turun
adalah peningkatan denyut jantung dan
meningkatkan denyut jantung dan respon
peningkatan
sistem saraf simpatik sehingga pembuluh
tekanan
darah.
Dengan
194 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
baroreseptor
bereaksi
dengan
Teknik Yoga Sebagai Intervensi Dalam Melakukan Anger Management …
darah berkontraksi dan tekanan darah di-
tubuh terutama untuk menurunkan te-
pertahankan. Menurut Townsend (2010),
kanan darah. Yoga memiliki efek fisio-
hipertensi terjadi karena baroreseptor
logis pada kekuatan otot, peningkatan
mengatur ulang nilai dasar ditingkat yang
beberapa posisi tubuh yang dipercaya
lebih tinggi dan mempertahankan nilai
dapat memengaruhi sistem saraf otonom
tekanan darah yang lebih tinggi tersebut.
dan kelenjar endokrin yang mengatur
Dengan latihan peregangan secara teratur
fungsi internal termasuk detak jantung
dapat mengatur ulang nilai baroreseptor
dan produksi hormon.
ke tingkat yang lebih rendah dan lebih
Secara umum, penelitian ini ber-
sehat. Dari uraian diatas dapat disim-
dasarkan pada kerangka pikir sebagai
pulkan bahwa setiap bagian dari latihan
berikut :
yoga memiliki manfaat yang baik bagi
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
| 195
Anissa Lestari Kadiyono & Febbyros Anmarlina
Secara spesifik, intervensi yang
pok kontrol tidak mengikuti yoga. Sam-
diberikan berupa penerapan teknik yoga
pel penelitian berjumlah 120 orang yang
yang terdiri atas 21 postur yang dibagi
terdiri atas 60 responden yang mengikuti
menjadi dua sesi di mana pada sesi awal
yoga dan 60 responden yang tidak meng-
terdiri atas 9 pose dan pada sesi
ikuti yoga. Hipotesis statistik yang akan
menengah terdiri atas 12 pose. Kelompok
diuji adalah sebagai berikut :
eksperimen menjalani program pelatihan
H0 :
Tidak terdapat perbedaan anger
hatha yoga modifikasi ini selama 4
management wanita dewasa awal
minggu, dengan frekuensi latihan 2 kali
yang
dalam seminggu, dengan durasi waktu 60
mengikuti yoga di Bandung
menit, dan meditasi selama 20 menit
mengikuti
H1 : Terdapat
dan
tidak anger
perbedaan
management wanita dewasa awal
setelah pelatihan.
yang HASIL PENELITIAN
mengikuti
dan
tidak
mengikuti yoga di Bandung Dengan kriteria uji, tolak H0 jika Sig. < α
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik yoga Anger
(0,05). Berdasarkan
perhitungan
meng-
Management pada wanita dewasa awal
gunakan SPSS 21. for windows, didapat-
yang mengikuti yoga. Kelompok ekspe-
kan hasil uji Mann-Whitney sebagai
rimen mengikuti teknik yoga dan kelom-
berikut:
Tabel 2. Hasil Uji Mann-Whitney Anger Management Variabel
Asymp sign
Keterangan α = 0,05
Status
Anger Management
0,000
Sig. < α , H0 ditolak
H0 ditolak
pengukuran
tidak mengikuti yoga di Bandung. Bila
menggunakan uji Mann-Whitney, diketa-
dilihat perbandingannya, maka kedua
hui bahwa H0 ditolak. Hal ini berarti
kelompok sampel dapat dilihat dalam
terdapat perbedaan Anger Management
bagan sebagai berikut :
Berdasarkan
hasil
wanita dewasa awal yang mengikuti dan
196 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Teknik Yoga Sebagai Intervensi Dalam Melakukan Anger Management …
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
Mengikuti Yoga Tidak Mengikuti Yoga
Rendah Cenderung Cenderung Rendah Tinggi
Tinggi
Gambar 2. Perbedaan Anger Management yang mengikuti dan tidak mengikuti yoga Gambar di atas menunjukkan bah-
emosi marah, mengenali emosi marah
wa kelompok eksperimen yang mengi-
orang lain, dan mampu mengungkapkan
kuti yoga memiliki jumlah responden
amarah secara asertif yang lebih baik
yang memiliki anger management lebih
dibandingkan kelompok wanita yang
tinggi dibandingkan dengan kelompok
tidak mengikuti yoga. Terdapat perbe-
kontrol yang tidak melakukan yoga.
daan pada kemampuan mengatur pikiran,
Kelompok responden yang melakukan
perasaan, nafsu amarah yang dimiliki
yoga lebih banyak memiliki responden
oleh wanita yang mengikuti yoga, di
yang termasuk kategori cenderung tinggi
mana
dan
yang
mengikuti yoga masuk dalam kategori
sedangkan
cenderung tinggi (61,67%). Sedangkan
ada
termasuk
beberapa kategori
responden tinggi,
sebagian
besar
wanita
yang
dalam kelompok yang tidak mengikuti
sebagian
yoga lebih
yang
mengikuti yoga masuk dalam kategori
termasuk kategori cenderung rendah dan
cenderung rendah (75%). Merujuk pada
tidak ada responden yang termasuk
data
kategori tinggi. Oleh karena itu, dapat
kelompok wanita yang mengikuti yoga
dimaknakan bahwa wanita yang meng-
memiliki kemampuan sedikit lebih baik
ikuti yoga memiliki kemampuan dalam
berdasarkan dimensi pembentuk anger
mengenali emosi marah diri sendiri,
management dibandingkan kelom-pok
mengendalikan emosi marah, meredakan
wanita yang tidak mengikuti yoga.
banyak responden
besar
tersebut,
wanita
dapat
yang
dilihat
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
tidak
bahwa
| 197
Anissa Lestari Kadiyono & Febbyros Anmarlina
Dalam Anger Management terda-
dimensi antara wanita dewasa awal yang
pat empat dimensi di dalamnya yang
mengikuti yoga dan tidak mengikuti
terdiri
anger
atas
regulation,
awareness,
calming
anger
yoga, maka peneliti melakukan uji Mann-
dan
Whitney untuk setiap dimensi sebagai
strategies
escalating strategies. Untuk melihat lebih jauh
bagaimana
perbedaan
berikut:
setiap
Tabel 3. Hasil Uji Mann-Whitney Dimensi-dimensi Anger Management Variabel
Asymp sign
Keterangan
Status
Anger Awareness
0,058
Sig.< α , H0 diterima
H0 diterima
Anger Regulation
0,000
Sig.< α, H0 ditolak
H0 ditolak
Calming Strategies
0,000
Sig.< α , H0 ditolak
H0 ditolak
Escalating Strategies
0,983
Sig.< α H0 diterima
H0 diterima
Berdasarkan hasil pengukuran uji
penyebabnya. Tidak terdapat pula per-
Mann-Whitney terlihat bahwa ada dua
bedaan pada Escalating Strategies, atau
dimensi Anger Management H0 ditolak,
kemampuan
yaitu
dimensi anger regulation
untuk
mengenali
emosi
dan
marah orang lain atau empati dan dapat
calming strategies dan dua dimensi
mengungkapkan emosi marah secara
Anger Management H0 diterima yaitu
asertif. Namun terdapat perbedaan pada
anger awareness dan escalating strate-
dua dimensi lain yang membentuk anger
gies. Hal ini berarti terdapat perbedaan
management individu.
anger regulation dan calming strategies
Anger regulation pada wanita yang
antara wanita yang mengikuti dan tidak
mengikuti yoga dominan pada kategori
mengikuti
terdapat
cenderung tinggi sebesar 51,6%. Hal ini
perbedaan anger awareness dan escala-
berarti responden memiliki kemampuan
ting
dalam mengendalikan emosi marahnya
yoga
strategies
dan
tidak
antara
wanita
yang
mengikuti dan tidak mengikuti yoga. Dalam terdapat
kedua
tidak
teknik pernapasan yang membantu indi-
sisi
Anger
vidu dalam mengendalikan emosi marah
kemampuan
untuk
dengan
perbedaan
Awareness,
yaitu
kelompok,
dengan cukup baik. Dalam yoga terdapat
dari
mengenali rasa marah dan faktor-faktor
menarik
napas
dalam-dalam
sehingga menjadi tidak panik, membuat
198 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Teknik Yoga Sebagai Intervensi Dalam Melakukan Anger Management …
tubuh dan pikiran menjadi lebih tenang.
rahan tersebut terlihat baik secara verbal
Selain itu, yoga membuat individu ber-
maupun non-verbal dan merugikan diri
konsentrasi untuk dapat berpikir positif.
sendiri atau orang lain. Cara yang
Memikirkan apa yang harus dilakukan
dilakukan
saat
sehingga
rahannya seperti pergi menyendiri, pergi
terhindar dari kemarahan yang dapat
ke tempat yang menyenangkan atau
merugikan diri sendiri dan orang lain.
menenangkan, beribadah, pergi berolah-
Dalam mengendalikan kemarahan, relak-
raga, pergi untuk berlatih yoga, atau
sasi di dalam yoga berperan dalam me-
melakukan relaksasi lain agar menjadi
ngembalikan tubuh agar stabil kembali.
lebih tenang.
terjadinya
kemarahan
untuk
meredakan
kema-
Relaksasi membuat individu tenang kare-
Berdasarkan penelitian ini, dapat
na oksigen yang berada dalam tubuh
disimpulkan bahwa yoga memiliki peran
seimbang sehingga memperlancar per-
yang baik
sebagai intervensi dalam
edaran darah.
melakukan
anger
management
pada
Calming strategies juga berbeda
wanita dewasa awal. Kemampuan yoga
pada kedua kelompok. Kelompok wanita
dalam membuat relaksasi tubuh dan
yang mengikuti yoga termasuk pada
menenangkan pikiran memberikan efek
kategori cenderung tinggi sebesar 45%.
baik secara fisik maupun psikis yang
Hal ini berarti kemampuan yang cukup
berguna dalam mengelola emosi marah
baik dalam menenangkan diri sendiri
yang terdapat pada diri individu.
setelah individu marah. Individu akan mengalami kesulitan untuk meredakan
SIMPULAN DAN SARAN
amarahnya, jika pikirannya masih dipenuhi oleh kemarahan. Pemikiran tentang rasa
marah
sekecil
apapun
Simpulan
dapat
Berdasarkan hasil pengolahan data
mencetuskan kembali perasaan marah
menggunakan uji mann-whitney yang
yang lebih besar. Untuk menghentikan
dilakukan terhadap skor anger manage-
pikiran saat marah, dapat ditempuh
ment dengan kedua kelompok responden
dengan cara mengalihkan perhatian dari
penelitian, didapatkan hasil bahwa terda-
apa yang memicu amarah tersebut.
pat perbedaan skor anger management
Wanita yang mengikuti yoga memiliki
antara wanita yang mengikuti yoga dan
berbagai cara untuk mengalihkan kema-
wanita yang tidak mengikuti yoga. Hasil
rahannya sehingga tidak sampai kema-
tersebut menunjukkan adanya perbedaan
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
| 199
Anissa Lestari Kadiyono & Febbyros Anmarlina
kemampuan mengatur pikiran, perasaan,
untuk mendapatkan efek relaksasi guna
nafsu amarah yang dimiliki oleh wanita
memberikan dampak pada faktor-faktor
yang mengikuti yoga, di mana sebagian
pembentuk anger management pada
besar wanita yang mengikuti yoga masuk
wanita dewasa awal.
dalam
kategori
cenderung
tinggi. DAFTAR PUSTAKA
Sedangkan sebagian besar wanita yang tidak
mengikuti
yoga masuk
dalam
kategori cenderung rendah. Merujuk pada data tersebut, dapat dilihat bahwa kelompok wanita yang mengikuti yoga memiliki kemampuan sedikit lebih baik berdasarkan dimensi pembentuk anger management
dibandingkan
kelompok
wanita yang tidak mengikuti yoga. Perbedaan
anger
management,
signifikan berbeda pada dimensi anger regulation, calming strategies. Wanita yang mengikuti yoga dapat lebih mampu mengendalikan emosi marahnya, mampu meredakan emosi marahnya, dibandingkan wanita yang tidak mengikuti yoga. Namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada dimensi anger awareness, escalating strategies. Kemampuan dalam mengenali rasa marah dan faktor-faktor penyebab
serta
kemampuan
untuk
mengenali emosi marah orang lain tidak ada perbedaan. Saran Penelitian ini memiliki fokus melakukan intervensi menggunakan teknik
Allred, K. G., Mallozzi, J. S., Matsui, F., & Raia, C. P. (1997). The influence of anger and compassion on negotiation performance. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 70, 175-187. Bhave, S.Y. & Saini, S. (2009). Anger management. India: SAGE Publications India Pvt Ltd. Denson, T.F. & Fabiansson, E.C. (2010). The effects of anger and anger regulation on negotiation. Sydney, NSW 2052, Australia: University of New South Wales. Deffenbacher, J.L. (2009). Angry drivers: Characteristics and clinical interventions. Revista Mexicana de Psicología, 26 (1), 5-16. Goleman, D. (1997). Working with emotional intelligence. US: Bantam Books Goleman, D. (2002). Emotional intelligence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
yoga. Teknik lain dapat diujicobakan
200 | Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
Teknik Yoga Sebagai Intervensi Dalam Melakukan Anger Management …
Hershorn, M. (2005). 60 second anger management. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer
Santrock, J. W. (1999). Life span development. Boston: McGrawHill
http://www.apa.org/helpcenter/controllin g-anger.aspx
Santrock, J. W. (2002). Life span development. Boston: McGrawHill
Jain, R. (2011). Pengobatan alternatif untuk mengatasi tekanan darah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Kelliat, B.A. (1993). Marah akibat perilaku yang diderita. Jakarta: EGC. Nazir, M. (2005). Metode penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Potegal, M., Stemmler, G., & Spielberger, C. (2010). International handbook of anger. USA: Springer Potter T. & Perry, S. (1997). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik. Edisi4 Vol 2. Jakarta: EGC. Rawls, E.S. (2010). Yoga for modern living. Horwitz Publication
Shindu, P. (2013). Panduan lengkap Yoga: Untuk hidup sehat dan seimbang. Bandung: PT Mizan Pustaka Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. (1998). Buku saku keperawatan jiwa (Terjemahan). Jakarta: EGC. Tice, D. M., & Baumeister, R. F. 1993. Controlling anger: Self-induced emotion change. In D. M. Wegner & J. W. Pennebaker (Eds.), Handbook of mental control (pp. 393–409). Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall, Inc Townsend, R.R. (2010). 100 tanya jawab mengenai tekanan darah tinggi (hipertensi). Jakarta: Indeks Videbeck, S.L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.
Jurnal Intervensi Psikologi Vol. 8 No. 2 Desember 2016
| 201