Vol 1/ed 04/Desember 2009
ISSN 2085-4269
Handoko:
“ Yesus Menepuk Bahu Saya 3X ”
Kesaksian seorang bekas Muslim
H
andoko adalah salah satu dari jutaan insan berdosa yang dijamah Yesus dengan caranya yang ajaib dan dramatis. Angan-angannya hancur berantakan tatkala perusahaan percetakannya harus gulung tikar akibat hutang yang tak terbayar. Demi meraih kembali sukses yang pernah diraihnya, ia nekad menjalani ritual tirakat (pertapaan) di beberapa tempat keramat di pulau Jawa. Hampir semua tempat-tempat keramat di pulau Jawa telah disabanginya. Ambisinya untuk bangkit terdorong oleh kerinduan pada keluarga yang teramat ia cintai. Namun apa boleh buat, malang pun melintang hingga meluluhlantakan semua angan dan cita-cita bapak berkulit sawo matang yang lahir tahun 1959 ini. Keadaan semakin kacau ketika sang istri terpengaruh oleh ibunda yang menyuruhnya agar menceraikan suaminya. Handoko pun tak bisa mengelak, kondisi ekonomi yang terpuruk telah merenggut kebahagiaan bersama sang isteri dan dua anak yang telah ia bina selama belasan tahun. Dengan berat hati akhirnya isteri dan anak kesayangannya terpaksa ditinggalkan. Sejak itu jadilah Handoko sebatang kara bak musafir menjelajah padang pasir yang berbatas langit. Dan apesnya lagi, dalam kondisi seperti itu, tak seorang temanpun yang mau peduli padanya, bahkan teman lama yang dulu pernah ia bantu. Dengan tenaga yang masih tersisa Handoko berulangkali mencoba bangkit, namun gagal. Bahkan ia sempat terjebak dalam bisnis ilegal yang nyaris membawanya ke dalam bui. Sewindu telah berlalu, tahun berganti tahun ia jalani, namun tak satupun hasil yang ditemui. Akhirnya, dalam kegundahan yang mendalam dan hidup tak tentu arah, Handoko pergi ke Semarang dengan kocek pas-pasan. Karena tidak ada tempat dan kerabat untuk bernaung, ia pun tidur sejadi-jadinya di manapun tempat. Kadang ia harus tidur di stasiun kereta api Tawang, kadang di emperan pertokoan alun-alun Simpang Lima Semarang. Namun, di sinilah kisah perjumpaannya dengan Kristus dimulai. Suatu hari seorang penginjil menjumpainya dan memperkenalkan kepadanya tentang Yesus Kristus. Walaupun sudah beberapa kali penginjil itu menceritakan tentang Yesus, namun tidak ditanggapinya dengan serius. Baginya, sesuatu yang tak masuk akal kalau Tuhan menjadi manusia. Esoknya ia diajak penginjil itu ke Bukit Doa Getsemani yang berada di Ungaran. Di tempat yang tenang inilah si penginjil yang baru ia kenal itu sekali lagi menjelaskan tentang jalan keselamatan. Namun sekali lagi buat Handoko itu sesuatu yang tak mungkin. Pikirnya, tak mungkin Allah menjadi manusia. Baginya adalah musrik (sesat) kalau harus menyembah
manusia (Yesus). Dengan terang-terangan Handoko menyatakan bahwa dirinya belum bisa melepaskan keyakinannya yang ia pegang selama ini. Demikianlah kejadian itu berlalu begitu saja dengan singkat. Akan tetapi perjumpaan dengan penginjil itu menyisakan sesuatu yang lain di hati Handoko. Ada ketenangan yang tak pernah dialami sebelumnya, terutama ketika ia berada di Bukit Doa Getsemani itu. Ia sendiripun merasa aneh, mengapa bisa demikian. Ini membuatnya penasaran dan seperti menerima “bisikan” untuk mendatangi tempat itu lagi. Demikianlah dilakukannya berulangkali. Entah untuk keberapa kalinya ia datangi tempat yang baginya memberikan ketenangan itu. “Saya juga heran ya, kenapa Satpam penjaganya juga kok’ ngga’ pernah menegur saya walau saya terus-terus bolak-balik ke situ” katanya. Memang tak banyak yang ia lakukan selama di dalam kamar doa di Bukit Doa Getsemani. “Ya saya paling hanya tidur-tiduran, merenungkan nasib, gitu aja. Kalau siang saya keluar lalu ke masjid untuk sembayang. Nah’ dari situ saya balik lagi ke Getsemani” cetusnya. Suatu ketika di seberang jalan dekat pintu gerbang bukit doa ke halaman 9
news edisi 04/2009 1 Semua informasi pelayanan Yayasan Bethel dapat diakses melalui internet dalam: www.yayasanbethel.org BETHEL
Pendidikan Umum
Editorial TIM REDAKSI Penasehat Pdt. DR. Jacob Nahuway, MA Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo Pdt. dr. Olly E. Mesach Pdt. Jorry N.H. Tasik Pdt. Soehandoko Wirhaspati, MA Pdt. M. Ferry Haurissa Kakiay, S.Th Hadi Satyagraha, Ph.D Staf Ahli Pdt. DR. (HC) A. Ridwan Halim, SH, MH, S.Th Drg. A. Indra Gunawan Pemimpin Umum Ir. Steve Hosea Senduk Pemimpin Redaksi Pdt. Amos Hosea, MA Redaktur Pelaksana Marthen Tandiallo, STh Abraham P.S., STh Editor Pdt. Budi Prayitno Sekretaris Redaksi Elis Rante, SPAK Fotografer Lifran Widjaya, SE Elis Rante, SPAK Desain Grafis Abraham P.S., STh
yang Cilik yang Cerdik
T
ahun pertama telah kami lalui. Empat edisi sudah kami terbitkan. Bethel News dengan segala keterbatasannya biarlah tetap menjadi sarana komunikasi dan informasi seputar pelayanan yang kami kelola melalui Yayasan Bethel. Setelah empat edisi ini, kiranya saudara pembaca se tanah air dapat lebih mengetahui perjalanan dan aktivitas kami. Bahkan lebih dari itu kami rindu agar dengan berita-berita yang kami muat, kami dapati dukungan moril dari saudara.
Meneropong Aktivitas Anak-anak Sekolah Kristen Bethel
Dalam edisi empat ini, dikutip berita pelayanan kami yang memuat diantaranya; Aktivitas si cilik yang cerdik, anak-anak Sekolah Kristen Bethel Petamburan Jakarta. Sekilas mereka nampak lugu, namun tahukan saudara, mereka anak-anak yang cerdas dan kreatif. Terbesit harapan bagi para orang tua, kelak mereka menjadi generasi tangguh yang terjun ke dalam masyarakat dan menjadi terang dan garam di lingkungannya. Berita penginjilan, Mengintip indahnya ibadah Natal di desa. Kini PPIO melambung ke Lampung, Sumatera Selatan. Dari unit lain, Balkesmas yang juga melebur dalam unit kami, Pelayanan Sosial, menghimpun berita dari kota apel, Malang, Jawa Timur. apa gerangan yang terjadi di sana? Simaklah laporannya dalam: Kader Mandiri dan Berhasil Bersama Pelkesi. Untuk rubrik konsultasi, kami sajikan ulasan aktula yang tak kalah pentingnya; Menyoal : Perbandingan Prinsip Dasar Hubungan Kerja dalam Gereja Dan Di Dunia Sekuler.
Sirkulasi/iklan Ir. David M. Gerungan, MM Dra. Erna Karundeng, MA
Redaksi
Konsultan Hukum Pdt. DR. (HC) A. Ridwan Halim, SH, MH, S.Th Keuangan The Fenny Gerungan, SE Lifran Widjaya, SE Selfia Senduk Surtinah Alamat Redaksi Jl. Petamburan IV No. 5 Jakarta Pusat 10260 Telp. 021. 5484424 - Fax. 021. 548442 Website: www.yayasanbethel.org Email:
[email protected] Rekening No. 0100302777887 Bank INA cab. Petamburan (Bethel) a/n. Yayasan Bethel bid. Penerbitan Bethel News
2
edisi 04/2009
Daftar Isi: • • • •
Yang Cilik yang Cerdik [3] Ayo ke STE [5] PPIO: Melambung Sampai Ke Lampung Kader Mandiri dan Berhasil Bersama Pelkesi [8]
BETHELnews
BETHELnews
edisi 04/2009
3
Pendidikan Umum
Sekolah Theologia Extension
H
anya oleh anugerah Tuhan, H.L. Senduk telah menyediakan sarana ini, karena ia sangat terbeban untuk memperbanyak pelayan Tuhan, karena banyak orang sibuk dalam pekerjaan, pelayanan, dan tidak bisa meninggalkan keluarga.
Junior High School, Senior High School, Vocational School
STE adalah Sekolah Theologia di luar kampus, terbuka sampai ke daerah bagi setiap orang Kristen yang lapar dan haus akan kebenaran firman Tuhan.
STE
dibangun untuk Anda yang mendapat panggilan Tuhan dalam melayani, dan mau melengkapi diri untuk melayani pekerjaan Tuhan yang mulia, demi kemajuan dan perluasan gereja Tuhan di seluruh Indonesia dan di luar negeri.
STE adalah sarana pendidikan untuk Anda yang mau belajar sendiri di rumah, dengan hasil yang tidak kurang dari pada pendidikan formal (dalam kampus).
STE adalah pendidikan akademik yang praktis untuk Anda, sebagai persiapan untuk membangun dan memimpin jemaat Tuhan serta menggembalakannya.
STE adalah tempat untuk mempersiapkan hamba-hamba Tuhan yang sejati (siap pakai dan siap
melayani), dan menangkan jiwa sebanyak mungkin buat Kristus, karena Roh Kudus akan bekerja dengan ajaib, untuk menjangkau yang belum terjangkau. Banyak mahasiswa yang telah berhasil dalam ladang Tuhan, baik di Indonesia maupun di luar negeri, mereka telah dipakai Tuhan dengan heran. Belajar di STE cepat atau lambatnya selesai pendidikan, ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri.
4
edisi 04/2009
BETHELnews
Info lebih lanjut hubungi: Bp. Marthen Tandiallo, STh/Ibu Elis, SPAK /Ibu Surtinah Telp. 021- 548 3080
[email protected] Hp: 081387484849 - email:news
BETHEL
edisi 04/2009
5
Pelayanan Pekabaran Injil Oikoumene
Resensi Buku Judul Buku : Penulis : Penerbit : Ukuran buku : Tebal buku :
Kesembuhan Mujizat Dr. H.L. Senduk Yayasan Bethel 14 x 21 cm 158 halaman
P
enyakit adalah musuh manusia yang merajalela di seluruh dunia. Orang miskin bisa sakit, orang kaya juga bisa sakit. Orang bodoh bisa sakit, orang pintar juga bisa sakit. Tidak seorangpun yang belum pernah sakit. Pada umumnya penyakit itulah yang menyebabkan kematian tiap manusia. Oleh sebab itu sudah sewajarnya kalau manusia bergumul dan berusaha untuk mencari kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Banyak yang mencari kesembuhan dari sumber alamiah, yaitu hasil ilmu kedokteran dan ilmu pengobatan sebagai berkat Allah bagi manusia pada umumnya. Tetapi banyak juga terjerat dalam perangkap perdukunan, obat terlarang, hipnotisme, ocultisme, spritisme dan bentuk lain dari kuasa setan yang merusak jiwa manusia. INILAH BUKU YANG MENYINGKAP RAHASIA KESEMBUHAN MUJIZAT ITU! Dalam buku ini ditunjukkan satu jalan kesembuhan yang baru, yaitu kesembuhan Allah yang bersumber pada Allah sendiri yang telah menyatakan kuasa dan kasihNya di dalam oknum anakNya yang tunggal Yesus Kristus.
Kesembuhan ilahi adalah jalan kesembuhan yang Allah berikan kepada semua orang yang mau percaya dan menurut kehendakNya seperti diwahyukan dalam Alkitab. Inilah kesembuhan yang paling cepat, paling aman dan sempurna, tanpa bayaran apa-apa. Inilah kesembuhan untuk tubuh-jiwa dan roh, kesembuhan yang total, yang sekaligus membawa hidup baru yang penuh dengan kebangkitan dan berkat Allah yang sempurna. Dalam buku inilah disisipkan berbagai bahasan seperti: • Langkah-langkah menerima kesembuhan • Kepentingan mujizat • Kenyataan roh-roh Iblis • Kekalahan Iblis • Penyakit dan orang Kristen • Kesembuhan untuk semua orang percaya • Sumber kesembuhan ilahi • Iman untuk disembuhkan • Iman yang hidup • Pengakuan yang benar • Beberapa musuh iman • Anggapan salah tentang kesembuhan ilahi • Mengapa sakit lagi • Cara-cara kesembuhan ilahi • Fakta-fakta kebenaran kesembuhan ilahi • Contoh-contoh kesembuhan ilahi dalam Alkitab. Dari pelajaran ini kita diyakinkan lagi bahwa “kesembuhan ilahi adalah mujizat Allah yang dikaruniakan kepada setiap orang percaya dalam nama Tuhan Yesus Kristus.” Selamat membaca! (ab)
Ucapan Terima Kasih
Keluarga Besar Yayasan Bethel mengucapkan:
Selamat Tahun Baru 2010 Tetaplah pada Panggilan Pelayananmu!
6
edisi 04/2009
BETHELnews
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua donatur yang selalu setia membantu Yayasan Bethel. Dana yang kami terima telah kami alokasikan kepada kegiatan setiap unit Yayasan Bethel: Bethel News, Gerakan Orang Tua Asuh, Pelayanan Penginjilan ke daerah. Doa kami kiranya Tuhan Yesus akan mengembalikan pemberian Bapak/Ibu/ Saudara sekalian dengan berlipat kali ganda.
PPIO:
MELAMBUNG sampai ke LAMPUNG
Ibadah Natal di GBI Tulang Bawang
Natal di GKKI desa Moro Seneng
P
uji Tuhan! pada kali ini Tim PPIO mendapat kesempatan untuk melayani anak-anak Tuhan yang ada di Lampung Utara tepatnya di daerah unit 2 Tulang Bawang dan sekitarnya. Tim PPIO yang berangkat kali ini adalah Pdt. Budi Prayitno, Bp. Suryanto dan Sdri. Teriposa. Tim PPIO berangkat dari Jakarta pada hari Minggu siang tepatnya tanggal 13 Desember 2009. Kami tiba di Lampung hari senin dini hari pukul 02.00 WIB di jemput oleh Pdt. Suwito Adi Gembala Jemaat GBI Dwi Warga Tunggal Jaya, Unit 2, Beliau sekaligus ketua wilayah GBI yang ada di Tulang Bawang. Selama pelayanan di Lampung kami tinggal di rumah beliau yang merupakan pastori gereja juga. Senin pagi pukul 10.00 WIB Pdt. Budi Prayitno memberikan seminar pada pelayan-pelayan Tuhan GBI Dwi Warga Tuggal Jaya, Tulang Bawang dengan materi: Pujian Penyembahan, peserta seminar sangat antusias dengan materi seminar yang disampaikan. Selasa pagi tanggal 14, kami mengikuti ibadah natal di GBI Dwi Warga
Tuggal Jaya Unit 2, firman Tuhan dilayani oleh Pdt. Budi Prayitno dengan tema : “Hidup dalam Perdamaian dengan semua Orang.” Ibadah Natal ini akan dihadiri oleh Bupati Tulang Bawang tetapi karena ada urusan dinas yang tidak dapat ditinggalkan maka Beliau mengutus Wakilnya beserta beberapa pejabat kabupaten untuk hadir dalam ibadah natal. Hari Rabu tanggal 15, pukul 2.00 siang kami menghadiri ibadah natal di GKKI yang digembalakan oleh Pdt. Markus di desa Moro Seneng. Firman Tuhan dilayani oleh Pdt. Budi Prayitno dengan tema: “Tuhan baik pada semua orang”. Ibadah natal ini tidak hanya dihadiri oleh jemaat saja, tetapi dihadiri juga oleh pemuka-pemuka agama lain, kepala kampung, serta penduduk kampung yang tinggal di sekitar gereja. Hal ini sudah berlangsung selama 7(Tujuh) tahun. Pada ibadah natal ini GKKI memakai speaker yang berkapasitas besar sehingga firman Tuhan dapat di dengar oleh sebagian besar penduduk kampung Moro Seneng yang tinggal di dekat gereja walau mereka tidak hadir dalam ibadah natal.Selesai ibadah natal di GKKI kami berkungjung ke GBI Rawa Jitu yang digembalakan oleh Pdt. Supradono. Beliau adalah salah
BETHELnews
satu alumni Sekolah Penginjil Seminari Bethel yang telah puluhan tahun melayani Tuhan di desa Rawa Jitu dan banyak memenangkan jiwa bagi Tuhan. Hari Kamis, tanggal 16 malam kami kembali ke Jakarta dan sampai di Jakarta hari jumat tanggal 17 pagi. Kami merasa sangat diberkati dengan pelayanan di Lampung tepatnya di daerah unit 2 dimana kami melihat betapa hamba-hamba Tuhan di sana tetap setia melayani Tuhan dengan berbagai macam hambatan yang mereka hadapi. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama kami melayani di Lampung, terutama kepada keluarga Pdt. Suwito Adi dan dr. Diana. Doa. kami kiranya Tuhan Yesus memberkati Bpk/Ibu/sdra/ sdri sekalian dengan berlipat kali ganda. Amin. Wakil Bupati dan Rombongan Pada tanggal 22-25 Desember Tim PPIO yang diwakili oleh Pdt. Budi Prayitno juga menggelar pelayanan di kota Padang, Sumatra Barat. Pelayanan ini dikoordinir oleh Pdt. Titus Wadu gembala jemaat GBI Gersemani. Pada tanggal 27-29 Pdt. Agus Irawan dan Pdt. J. Bambang Soebowo melayani Ibadah Natal di Pacitan Jawa Timur.(tri) Dukung dan doakan program pelayanan PPIO tahun 2010 : 1. MARET - SUMATRA SELATAN 2. JUNI - KALIMANTAN TIMUR 3. OKTOBER - BALI, LOMBOK, SUMBAWA
edisi 04/2009
7
Pelayanan Sosial
Pelayanan Sosial
KADER MANDIRI DAN BERHASIL BERSAMA PELKESI
Hadir dalam kesempatan ini para stakeholders tokoh masyarakat, para dokter dari R.S. Baptis Waluyo, dan Ibu Walikota Malang sebagai tuan rumah. Salah satu segmen acara ini para peserta/kader diberikan kesempatan untuk memperesentasikan program-program unggulan pelayanan mereka di masyarakat. Kami pun mewakili Yayasan Bethel Petamburan Jakarta sempat menghadirkan presentasi dengan topik “Pelayanan POSYANDU Balita yang disampaikan oleh Ibu. Elis Rante, S.PAK.” Di hadapan sekitar 61 orang utusan dari berbagai lembaga dan yayasan, Ibu walikota sempat mengungkapkan harapannya agar PELKESI juga menjadi mitra pelayanan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat kota Malang. Hal senada juga disampaikan oleh Ibu dr. Arwinda, direktur R.S. Baptis Waluyo. “Kami membuka diri selebar-lebarnya untuk menjadi partner pelayanan PELKESI,” tandasnya. Masih dalam acara tersebut R.S. Baptis Waluyo sebagai Rumah Sakit teladan di kota ini sempat mempresentasikan “company profile”-nya serta hasil pencapaian pelayanan mereka. Kabarnya, rumah sakit Kristen ini telah mendapat penilaian baik dari masyarakat setempat umumnya dan pemerintah daerah khususnya. Di samping ceramah, juga diadakan pelatihan handicraft berupa anyam-anyaman dari bahan sedotan. Sebagai pelengkap, pada hari berikutnya tanggal 17 November, panitya juga sempat mengajak peserta Munas untuk mengunjungi beberapa tempat seperti BMS (Batu Malang Spektakuler), Selecta, dan menikmati pemandangan Garden Lampin si malam hari. Tiga hari sudah acara Musyawarah Nasional Kader se-Indonesia ini digelar, tentu banyak faedah yang dapat diambil. Sepintas acara ini nampak biasa-biasa saja, seperti layaknya kumpulan ibu-ibu PKK. Namun jika ditelusur, ada kenangan yang tak terlupakan. Kenangan ketika berada di Rumah Sakit Baptis Waluyo. Rumah Sakit yang memenuhi panggilannya sebagai pelayan kesehatan masyarakat dengan prinsip “memberikan yang terbaik.” (ab)
S
alah satu program PELKESI (Pelayanan Kesehatan Se-Indonesia) ialah menyelenggarakan Musyawarah Nasional Kader Se-Indonesia. Memang sudah menjadi agenda rutin yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali. Dengan diwadahi Dinas Kesehatan Pemerintah, PELKESI terus menggelar agenda ini dengan tujuan untuk mencari kader-kader peduli kesehatan masyarakat. Dengan pengkaderan ini diharapkan masing-masing kader dapat lebih meningkatkan kwalitas pelayanannya. Biasanya acara berskala nasional ini diadakan berpindah-pindah di beberapa tempat di Indonesia. Tahun 2009 ini pilihan jatuh di kota penghasil buah apel no 1 di Indonesia, Malang, Jawa Timur. Tema yang diusung kali ini ialah “Kader Mandiri dan Berhasil.” Dalam kesempatan ini turut mengundang yayasan-yayasan Kristen dan berbagai lembaga swadaya masyarakat, di antaranya Unit Pelayanan Sosial Yayasan Bethel. Yayasan Bethel sebagai anggota wilayah 2 dari Pelkesi yang diwakili oleh Ibu. Elis Rante (Kordinator Kader) dan salah satu anggota kader Ibu. Maria. Datang juga dari luar Jakarta yaitu, dari Kalimantan, Medan dan Nias dan Jawa (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan Manado, NTT dan Papua. Lalu bagaimanakah perjalanan dan laju pelaksanaan acara tersebut? Berikut ini uraian berita yang dilaporkan langsung oleh Elis Rante, SPAK, salah seorang peserta utusan dari Yayasan Bethel Jakarta. Sore hari tanggal 13 November 2009 kira-kira jam 9.00 bersama rombongan kami berangkat dengan mengendarai kereta api listrik kelas Bisnis. Esoknya jam 9 pagi tiba di stasiun Lawang
8
edisi 04/2009
Malang. Desiran angin sejuknya kota apel inipun serasa menerpa ke tubuh kami, kesejukannya membuat perjalanan serasa nikmat. Dari sana kami diantar langsung menuju Hotel Surya Indah, tempat kami menginap di daerah Batu, tempat yang sejuk dengan panorama puncak pegunungan yang indah. Keesokan harinya, tanggal 15 November 2009, kami langsung ke gedung serbaguna untuk mengikuti acara. Pada sesion pertama digelar acara pembukaan dengan kata sambutan oleh Ibu Dra. Dewanti, isteri Walikota Malang selaku tuan rumah.
BETHELnews
dari halaman 1.... itu, tanpa disengaja ia bertemu dengan seorang pengusaha Kristen yang kebetulan lewat dengan mengendarai mobil. Singkatnya, setelah berkenalan, mereka bercakap-cakap beberapa jam lamanya. Ternyata pengusaha ini pernah mengalami persoalan yang tak jauh beda dengan apa yang dialami Handoko dulu. Ia pernah bangkrut dan tak punya apa-apa lagi. Saat-saat itulah ia mendapat jamahan Tuhan yang membawanya dalam hidup baru. Lalu dia mengatakan, “Setelah saya menerima Yesus saya mulai bangkit dan bisa percaya diri.” Setelah tahu keadaan Handoko, pengusaha yang baik hati ini menawarkan rumah kontrakan untuk Handoko tinggali yang letaknya tak jauh dari bukit doa itu. Tentu membuat Handoko lebih mudah datang ke bukit doa itu setiap kali ia mau. Kondisi itu membuat Handoko semakin sering mampir ke bukit doa itu. Seperti biasa, karena tempat itu sangat tenang, Handoko hanya mengisi waktu dengan tidur dan merenung. Datang pagi hari dan pulang pada waktu malam, demikian seterusnya dia lakukan sampai kurang lebih dua minggu. Hingga suatu hari, ketika Handoko berada dalam kamar kostnya, ia merasa enggan ke bukit doa. Entah mengapa bisa demikian iapun tak tahu. Sampai akhirnya ia rebah di tempat tidur. Tak lama kemudian ia merasakan ada yang menepuk bahunya sebanyak tiga kali, dan dibarengi dengan suara yang berkata; Hai ke Getsemani… hai ke Getsemani…hei ke Getsemani. Demikianlah suara itu terdengar sampai tiga kali. Ini sangat mengejutkan Handoko, karena di ruang itu ia hanya sendiri dan pintu dikunci dari dalam. Kejadian itu begitu misterius membuatnya bingung. Akhirnya tanpa banyak pikir ia menuruti suara itu, dan mengenakan sepatu-
nya lalu pergi ke Bukit Doa Getsemani. Sesampainya di kamar doa, ia berdoa dengan cara muslim. Tapi doanya kali ini terasa aneh. Dari dalam hatinya ada dorongan kuat untuk menyebut Yesus itu Tuhan. Kendati ia juga masih belum yakin seratus persen. Suatu hari, di kamar doa Getsemani itu ia hanya merenung saja. Di dalam hatinya berkecamuk sebuah pergumulan berat khususnya misteri tentang Yesus. Kira-kira pada jam 12 siang, ketika tidak ada seorangpun di tempat itu, tiba-tiba terdengar suara dari luar yang memanggil namanya. Namun ketika ia menoleh keluar dan memeriksa ke sekeliling, tak seorangpun didapatinya. Demikian suara itu terdengar sampai ketiga kalinya. Setelah menyadari bahwa suara itu bukan dari siapa-siapa, ia pun mulai berpikir bahwa yang memanggilnya itu ialah Yesus. Ia mulai menyadari bahwa Yesus benar-benar hidup dan nyata. Sejak kejadian misterius itu Handoko tergerak untuk mempelajari iman Kristen. Singkat cerita Handoko bertemu dengan seorang hamba Tuhan yang menuntunnya untuk menerima Yesus dan dibaptis. Perjumpaan Handoko dengan Kristus sungguh ajaib. Handoko yakin bahwa dirinya layak disebut sebagai ahli waris sorga. Kini dengan keadaanya tanpa istri, ia tidak merasa kesepian. Sebab Yesus selalu menemaninya setiap saat. GetaranNya sangat terasa. Masih kuat dalam ingatannya ketika Yesus sendiri yang telah menepuk bahunya 3 kali. Tugas gereja yang kini dipikulnya pun telah mendesak dirinya untuk mengikuti Sekolah Teologia Extension guna mempersiapkan diri terjun lebih jauh di ladang Tuhan. Sekarang Handoko melayani di Gereja Bethel Indonesia Kebayoran Lama dengan gembala jemaat Gibson Sibarani.(ab)
BETHELnews
edisi 04/2009
9
Konsultasi
Bersama: DR. (HC) A. Ridwan Halim, SH,MH,STh
as l i t k napa
MENYOAL : PERBANDINGAN PRINSIP DASAR HUBUNGAN KERJA DALAM GEREJA DAN DI DUNIA SEKULER Tanya: Seperti kita ketahui, bahwa di gereja itu banyak pekerja Tuhan yang bekerja untuk pekerjaan Tuhan dan kemuliaan namaNya. Begitu banyaknya jumlah mereka sehingga hampir sama saja dengan para pekerja di sebuah kantor perusahaan duniawi. Pertanyaan saya ialah, adakah persamaan atau perbedaan antara pelaksanaan hubungan kerja di gereja dengan di lapangan kerja sekuler/duniawi pada umumnya? Bila ya, adakah bukti-buktinya untuk dijadikan pedoman? Banyak terima kasih. Tuhan memberkati. (Josef Amor Da Silva, Larantuka, Nusa Tenggara Timur)______________________________________
Jawab: Kepada Yang Terkasih: Bapak Josef Amor Da Silva Larantuka, Nusa Tenggara Timur. Banyak terima, kasih atas pertanyaan Bapak, Hal ini, memang menarik untuk diperbandingkan. Berikut ini adalah jawaban saya. 1. Antara hubungan kerja di gereja dan di lapangan kerja sekuler, ada beberapa persamaan prinsip dasar, yakni sebagai berikut: a. Pada keduanya terdapat prinsip penerapan kerja yang didasarkan atas kompetensi/keahlian dan talenta kerja dalam bidang masingmasing (Amsal 22:29; Matius 25:14-30 Titus 2:3 5 1 Korintus 12:7-11) dan (pasal 8 ayat 1 UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan). b. Ada pemerataan kesempatan kerja dan hak atas perlakuan yang adil yang merupakan prinsip dasar hubungan kerja baik di gereja maupun di luar gereja (Imamat 19:15 Ulangan 1:16; Amsal 21:15) dan (pasal 5 dan 6 UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan jo pasal 27 ayat 2 UUD 1945). c. Pada keduanya terdapat prinsip tujuan untuk sedapat mungkin melaksanakan optimasi pemberdayaan dan pendayagunaan sumber daya manusia, baik dalam rangka pembangunan dalam dimensi nasional maupun daerah ataupun lokal dengan menjamin kesejahteraan dirinya dan keluarganya (1 Korintus 9J13-14, 2 Korintus 3:5; Maleakhi 3:10) dan (pasal 4 dan pasal 99 s-d 101 UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan). d. Pada keduanya terdapat prinsip pelatihan kerja untuk mewujudkan, optimasi pengembangan sumber daya manusia (Matius -28:2O; 1 Timotius 4:11-13) dan (pasal 9 s-d pasal 13 UU No.13 Tahun 2003Tentang Ketenagakerjaan). e. Pada keduanya terdapat program perluasan kesempatan kerja (Matius 9:37-38; Lukas 10: 2; Kisah Para Rasul 1:8) dan (pasal 39 s-d pasal 41 UU No.13 Tahun 2003). f. Pada keduanya terdapat program penggunaan tenaga kerja asing meski secara selektif dan restriktif (Mazmur 107:1-3; Yeremia 49:19) dan (pasal 42 s-d 46 UU No.13 Tahun 2003). Pada aktivitas gereja, program penggunaan tenaga kerja asing ini umumnya bertalian dengan pengajaran ilmu dan budaya serta pengutusan misionarismisionaris dari luar negeri. g. Pada keduanya terdapat perbedaan antara tenaga kerja pria dan wanita untuk tugas-tugas tertentu (1 Korintus 2:11) dan (pasal 76 UU No.13 Tahun 2003). Inilah 7 (tujuh)/persamaan pokok prinsip dasar hubungan kerja yang terdapat baik di dalam gereja maupun di lapangan kerja sekuler pada umumnya. 2. Sedangkan perbedaan prinsip dasar hubungan kerja antara di gereja dan di luar gereja atau di lapangan kerja sekuler pada umumnya pada
hakikatnya juga meliputi 7 (tujuh) hal utama, yakni sebagai berikut: a. Di lapangan kerja sekuler, program pelatihan kerja yang diakui keabsahannya haruslah dilaksanakan secara instansional artinya musti oleh suatu lembaga tertentu yang jelas identitasnya. Di samping itu, materi pelatihannya mustilah mendapat persetujuan pemerintah, atau lebih diutamakan lagi yang ditetapkan oleh pemerintah (pasal 14 s-d pasal 30 UU No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan). Sedangkan di gereja, pelatihan kerja tidak selalu musti dilaksanakan secara instansional, karena bisa saja melalui pengajaran-pengajaran intern seperti yang dahulu dilaksanakan oleh Yesus dan para rasul di rumah-rumah ibadah (Markus 6:2; Kisah Para Rasul 4:2). b. Dalam lapangan kerja sekuler, umumnya pemberi kerja/majikan musti membayar kompensasi atas setiap jasa tenaga asing yang digunakannya (pasal 47 ayat 1 UU No. 13 Tahun 2003), sedangkan di gereja, sebagai lembaga keagamaan, keharusan ini ditiadakan (pasal 47 ayat 2 UU No.13 Tahun 2003). Ini disebabkan karena di gereja berlaku prinsip kerja, berdasarkan kesukarelaan dan kesukacitaan untuk lebih banyak memberi dari pada menerima (2 Korintus 9:7; Kisah Para Rasul 20:35). c. Di lapangan kerja sekuler ada sistem pengupahan yang pasti dan seragam menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (pasal 88 s-d pasal 98 UU No.13 Tahun 2003). Sedangkan di lingkungan gereja, tidak ada sistem hitungan upah yang pasti, apalagi seragam. Yang penting ialah bahwa setiap pekerja pelaksana, pekerjaan gerejawi memperoleh upah atau imbalan yang layak sebagai naik atas kerjanya (Roma 4:4; 1 Timotius 5:18; Matius 20:2,13). d. Di lapangan kerja sekuler ada sistem perhitungan waktu kerja yang ketat dan pasti (pasal 77 s-d pasal 86 UU Wo.13 Tahun 2003). Di gereja, perhitungan waktu kerja yang ketat seperti itu tidak dikenal. Bahkan sebaliknya, Pendeta harus siap 24 (dua puluh empat) jam sehari untuk dipanggil kapan saja, bila ada yang memerlukan bantuannya atau pertolongannya (2 Timotius 4:2; 1 Petrus 4:2). e. Di lapangan kerja sekuler, hubungan kerja musti dilaksanakan dengan perjanjian kerja (pasal 50 s-d 66 UU No.13 Tahun 2003) atau perjanjian kerja bersama (pasal 116 s-d pasal 135 UU No.13 Tahun 2003). Sedangkan di gereja, perjanjian kerja sebagai jaminan ikatan kerja antar pihak seperti itu dapat dikatakan tidak diperlukan. Ini disebabkan karena landasan kerja gerejawi sebagai jalan pelaksanaan ibadah tidak didasarkan atas kepamrihan kepada sesama manusia, melainkan lebih berkadar sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan atas segala berkat yang telah kita terima (Matius 28:19-20; 1 Korintus 9:16). f. Hubungan kerja lapangan kerja sekuler umumnya diatur dengan adanya campur tangan pemerintah (pasal 42 ayat 1, pasal 43 ayat 1, pasal 88 ayat 2 s-d 4, pasal 107 UU No.13 Tahun 2003). Sedangkan di gereja, pengaturan hubungan kerja itu berada di luar campur tangan pemerintah, sepanjang tidak adanya unsur-unsur pelanggaran hukum (bnd. Roma 13:2). g. Di lapangan kerja di luar gereja, bila terjadi pemutusan hubungan kerja, maka penyelesaiannya pastilah musti melalui prosedur yang telah ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (pasal 150 s-d pasal 172 UU No.13 Tahun 2003). Sedangkan di gereja, hal-hal seperti ini musti bisa diselesaikan secara interen kekeluargaan (Matius 18:15-17; 1 Korintus 6:7-8). Demikianlah jawaban saya, semoga menjadi berkat. Terima kasih, Tuhan memberkati.
Rubrik ini berisikan konsultasi (ruang tanya jawab) yang disediakan bagi para pembaca. Topik bahasan mencakup, masalah-masalah di bidang teologi, sosial, hukum, etika dsb, yang berhubungan dengan permasalahan jemaat Tuhan pada umumnya.Kirim pertanyaan ke email:
[email protected].
10 edisi 04/2009
BETHELnews
YAYASAN BETHEL 1952 -2010 Genap 57 tahun mengusung panji Kristus di nusantara, yayasan yang didirikan oleh H.L. Senduk ini masih berdiri tegak menantang zaman. Siapakah yang tahu sebelumnya, kalau akhirnya kelak yayasan ini menjadi cikal bakal berdirinya Gereja Bethel Indonesia yang jumlah jemaat lokalnya mencapai ribuan tersebar sampai ke mancanegara.
A
walnya di latar belakangi oleh kebutuhan gigi dan keluarga berencana. Pelayanan sosial, secara masyarakat secara umum dan kebutuhan umat langsung memberikan bantuan kepada masyarakat Kristiani secara khusus. Dalam berbagai bidang ekonomi lemah secara bertahap, mengadakan berbagai kehidupan inilah Pdt. Dr. Ho Lukas pelatihan dan ketrampilan bagi Senduk yang mencoba mencari masyarakat, mengadakan bakti solusi sehingga lahirlah sebuah sosial dalam berbagai kegiatan, STRUKTUR PENGURUS YAYASAN BETHEL Yayasan Bethel yang diprakarsai dll. Sekolah Theologia Extension oleh beliau yang diberi nama (S.T.E.) menyediakan fasilitas Yayasan Bethel. pendidikan bagi mereka yang Pembina : Hadi Satyagraha, Ph.D Dengan melewati berbagai rindu mendalami firman Tuhan Pdt. Jorry N.H. Tasik pergumulan sehingga didirikanlah namun tak memiliki banyak Pengawas : Ir. Steve Hosea Senduk Yayasan Bethel dengan Akte waktu. Oleh karenanya kami Pdt. dr. Olly E. Mesach Notaris pada No. 8 tanggal 8 menyediakan fasilitas pendidikan Selfia Senduk Mei 1952 dengan sebuah visi: ini secara jarak jauh dan terbuka Ketua Pengurus : Drg. A. Indra Gunawan “Mewujudkan Amanat Agung kepada semua denomiasi. Kami Tuhan Yesus, memberitakan juga menyediakan kelas Tatap Sekretaris : Ir. David M. Gerungan, MM kabar baik bagi masyarakat.” Muka untuk pendidikan S.T.E. Bendahara : The Fenny Gerungan, SE Sedangkan misinya:“Membangun Penerbitan buku-buku rohani, Direktur PU Bethel : Dra. Erna Karundeng, MA kehidupan dan kesejahteraan dimaksudkan untuk melayani Direktur STE : Pdt. Amos Hosea, MA lewat karya yang baik bagi para hamba-hamba Tuhan dan Koord. Pelaksana Kesehatan : Drg. David H. Elwanda sesama”. mahasiswa S.T.E. khususnya Ketua PPIO : Pdt. Budi Prayitno Yayasan Bethel inilah yang untuk menunjang proses belajar merupakan cikal bakal berdirinya mengajar. Koord. Pelayanan Sosial : Elis Rante , S.PAK Gereja Bethel Indonesia (GBI). Inilah sejarah dan perkembangan Melalui pelayanan Yayasan Bethel, secara singkat yang dapat kami implementasi visi dan misi telah sampaikan mengenai Yayasan memiliki 5 jalur pelayanan khusus yang disebut dengan unit Bethel. Yayasan Bethel juga mempunyai kepemimpinan kerja yakni: Pendidikan Umum yang terdiri dari PG,TK, SD, secara struktural yang berubah sesuai dengan masa dan SLTP, SMA, SMK. Pelayanan Pekabaran Injil Oikoumene waktu kepemimpinan tersebut. Hari ini dan kedepannya (PPIO) bergerak di bidang kerohanian, Pelayanan jika Tuhan berkehendak maka kami akan mengembangkan Kesehatan yang dilaksanakan melalui Balkesmas Bethel, pelayanan Yayasan Bethel dengan berbagai kegiatan yang melayani masyarakat dengan perawatan umum, yang tentunya akan memberkati banyak orang.ybd
BETHELnews
edisi 04/2009
11
12 edisi 04/2009
BETHELnews