BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini tidak bermaksud untuk mengungkapkan hubungan antar
variabel
melalui korelasi untuk menguji hipotesis tersebut, namun
mendeskripsikan kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah, kinerja Guru di sekolah
dan hubungannya dengan prestasi akademik siswa di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu.
Proses penelitian ini penulis dituntun suatu prespektif teori
"Conceptual Framework", yaitu peneliti harus mempunyai kerangka berfikir
yang mengacu pada tingkat intensitas pemahaman terhadap suatu konsepsi atau teori yang merupakan perspektif teoritis yang dijadikan sebagai pedoman
"proses inkuiri" (inquiry process). Orientasinya adalah cara memandang dunia, asumsi yang dianut orang tentang sesuatu yang pantas, dan apa yang membuat dunia bekerja. Apabila tidak demikian, maka data hanyalah sebagai kumpulan informasi. Harapan penulis, data yang dikumpulkan tersusun dan terorganisasi dalam suatu pemikiran tertentu, sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjelaskan masalah yang diteliti.
Dengan memperhatikan maksud penelitian ini, maka pendekatan
penelitian yang digunakan adalah pendekatan DeskriptifAnalitis
77
Penelitian "Kuanlitatif mengacu
kepada pendekatan yang sifat
datanya dikumpulkan, dianalisis, dan dilaporkan, bercorak kuanlitatif, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi.
A. Lokasi Penelitian
Sesuai dengan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan dalam bab I, maka penelitian ini mengambil lokasi penelitian di wilayah kabupaten
Indramayu, khususnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
se
Kabupaten Indramayu.
Hal ini sangat menarik bagi penulis, mengingat fokus penelitian yang
penulis lakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh kinerja kepemimpinan yang diterapkan Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri dalam meningkatkan kinerja guru dan pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa. Di samping itu pula, bahwa prestasi akademik siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri pada kurun waktu tiga tahun terakhir (tahun pelajaran 2000/2001 sampai dengan 2002/2003)
mengalami penurunan di tingkat Kabupaten Indramayu, bahkan pada tahun
pelajaran 2000/2001, rangking kabupaten Indramayu berada pada peringkat ke 24 dari 24 Kabupaten/Kota se Propinsi Jawa Barat.
78
Itulah sebabnya penulis berusaha seoptimal mungkin melalui penelitian ini, untuk mengkaji, menganalisis, menyimpulkan, dan menafsirkan, agar
temuan-temuan yang diperolehnya, memberikan motivasi/dorongan kepada
para tenaga kependidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri, dalam hal ini Kepala Sekolah dan Guru untuk dapat meningkatkan prestasi akademik siswa, yang pada (tahun pelajaran 2000/2001) perolehan Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada klasifikasi sekolah (rata-rata Nilai Ebtanas Murni) pada setiap sekolah pada umumnya berada pada klasifikasi D (rata-rata Nilai Ebtanas
Murni pada posisi antara 4,50 sampai dengan 5,49) dan E (rata-rata Nilai Ebtanas Murni padaposisi kurang dari atausamadengan 4,49).
Secara keseluruhan gambaran lokasi penelitian yang penulis lakukan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Indramayu pada tahun pelajaran 2000/2001, Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri yang mengikuti EBTA/EBTANAS berjumlah ll(sebelas) sekolah. Secara rinci Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri dapat dilihat pada daftar tabel berikut ini:
79
DAFTAR SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI KABUPATEN INDRAMAYU
TAHUN PELAJARAN : 2000/2001
No
NAMA SEKOLAH
1.
SMAN. 1 Indramayu
Indramayu
272536
2.
SMAN. 2 Indramayu
Indramayu
271087
3.
SMAN. 1 Sindang
Sindang
272089
4.
SMAN. 1 Krangkeng
Kangkeng
484885
5.
SMA N. 1 Sliyeg
Sliyeg
351526
6.
SMA N. 1 Kertasemaya
Kertasemaya
353120
7.
SMA N. 1 Bangodua
Bangodua
353210
8.
SMA N. 1 Losarang
Losarang
505206
9.
SMA N. 1 Kandanghaur
Kandanghaur
505554
10.
SMA N. 1 Anjatan
Anjatan
741824
11.
SMA N. 1 Haurgeulis
Haurgeulis
ALAMAT
TELP.
KET
~
2. Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu
Dinas
Pendidikan
Kabupaten
Indramayu
mempunyai
tugas
melaksanakan sebagian tugas dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. Hal 80
Iff i
g
ini sesuai dengan Undang Undang No. 22 tahun 1999 tentang PemerintaW^S^V Daerah, di mana mempunyai bidang kewenangan sebagaimana tercantur dalam Pasal 7 Undang Undang No. 22 tahun 1999, yaitu :
1. Kewenangan daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang
pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri,
pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain;
2. Kewenangan lain, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan
lembaga perekonomian negara, pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi, dan standardisasi nasional ( UU No.22, 1999:7 )
Selanjutnya tercantum pula dalam Pasal 11 ayat 2 Undang Undang No. 22 tahun 1999, yang menyatakan bahwa:
"Bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan, pertanian,
perhubungan, industri dan perdagangan, penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga kerja" ( UU No.22, 1999:9 ). Khususnya dalam bidang pendidikan, Kabupaten Indramayu diberi kewenangan untuk menyelenggarakan Desentralisasi Pendidikan secara
optimal. Hal ini mengacu pada penyerahan kewenangan pemerintahan dalam bidang pendidikan kepada daerah Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan
pendidikan dengan tidak melepaskan kebijakan-kebijakan dari tingkat propinsi maupun kebijakan nasional.
81
V
Upaya yang sudah dilakukan pemerintah Kabupaten Indramayu khususnya dalam bidang pendidikan sejak diberlakukannya Undang Undang No. 22 tahun 1999 tanggal 1 Januari 2001, sangat terasa dampak positifhya, seperti:
1. Diberlakukannya Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu berdasarakan Keputusan Bupati Nomor 24 tahun 2003, yang terdiri dari: lima Sub Dinas dan satu bagian, yaitu :
a. Sub Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas); b. Sub Dinas Pendidikan Menengah (Dikmen); c. Sub Dinas Pendidikan Masyarakat (Dikmas); d. Sub Dinas Pendidikan Keagamaan (Dikag); e. Sub Dinas Olah Raga dan Kesiswaan (ORSIS) ; dan f.
Bagian Tata Usaha.
2. Diangkatnya Kepala SMA Negeri / Diperbantukan (DPK), dan Pengawas
Pendidikan menengah oleh Bupati Indramayu atas pertimbangan / saran
dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, yang sebelumnya
pengangkatan ini dilakukan di tingkat propinsi oleh Kepala Departemen Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat atas nama Menteri Pendidikan Nasional.
3. Meningkatnya dana untuk kebutuhan Pendidikan di Kabupaten Indramayu mulai tahun anggaran 2001.
82
3. Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat
Pada Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat melalui Kepala Seksi
Ketenagaan ( Kepala Sub Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi ) dan
Kepala Sub Bagian Kepegawaian ( Kepala Bagian Tata Usaha ), data dan informasi yang berkaitan dengan Kepala Sekolah dan Guru dikoordinasikan untuk dikaji ulang dalam penilaian kinerja (Kepala Sekolah dan Guru),
meskipun Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999, mulai diberlakukan sejak 1 Januari 2001.
Selanjutnya penulis memperoleh juga informasi yang berkaitan dengan
masalah pembinaan kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri dari Pengawas Pendidikan Menengah yang berada di lingkungan Sub Dinas Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu.
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini berfokus pada pengaruh kinerja pemimpin
Kepala
Sekolah Menengah Atas Negeri di wilayah Kabupaten Indramayu. Oleh karena itu subyek penelitian utama atau responden utama adalah Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Indramayu dengan
jumlah 11 orang. Dari Kepala Sekolah inilah diperoleh data dan informasi mengenai berbagai hal / aktivitas kepemimpinan dalam meningkatkatkan kinerja tenaga Guru dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.
83
Untuk mendukung data primer dalam penelitian kualitatif ini selain dari
Kepala Sekolah, informasi jugadidapat dari para Guru, sehubungan dengan tanggapan atau jawaban dari responden utama terhadap pertanyaan-pertanyaan pelelitian yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
Adapun secara rinci responden tenaga kependidikan lainnya sebagai berikut:
1. Guru Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri untuk mata pelajaran yang di EBTANAS kan ( 11 sekolah X 3 mata pelajaran ) berjumlah 33 orang, dengan rincian sebagai berikut:
a. Guru mata pelajaran Matamatika berjumlah
= 11 orang;
b. Guru mata pelajaran Bahasa Inggris berjumlah
= 11 orang;
c. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia berjumlah = 11 orang.
Pemilihan Kepala Sekolah sebagai Subyek/responden penelitian utama didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut:
1.
Kepala
Sekolah
merupakan
penanggungjawab
dalam
kegiatan
penyelenggaraan pendidikan di sekolah;
2.
Kepemimpinan Kepala Sekolah sangat berperan dalam memberikan motivasi/dorongan kepada semua tenaga kependidikan dan para siswa;
3.
Kepala Sekolah mengetahui perkembangan dan permasalahan pendidikan secara menyeluruh di sekolahnya;
84
4. Kepala Sekolah merupakan seorang figur yang mampu memberikan informasi berbagai kegiatan yang sudah, sedang, dan yang akan dilaksanakan di sekolahnya;
5. Secara
organisatoris,
Kepala
Sekolah
merupakan
pemimpin
tunggal/penanggung jawab penuh dalam organisasi pendidikan di sekolahnya.
Untuk lebih jelasnya daftar nama Kepala Sekolah Mengah Atas (SMA)
Negeri yang dijadikan subyek/ responden penelitian penulis dapat dilihat berikut ini:
85
DAFTAR NAMA KEPALA SMA NEGERI
DI KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN PELAJARAN: 2002/2003
NAMA KEPALA No
NAMA SEKOLAH
SEKOLAH
ALAMAT
1.
SMAN. 1 Indramayu
Dra.Hj.Sulastri Dj. MPd.
Indramayu
2.
SMAN. 2 Indramayu
Drs. H. Mas'ud, MPd
Indramayu
3.
SMAN. 1 Sindang
Drs. Rustam Effendi
Sindang
4.
SMAN. 1 Krangkeng
Drs. Suhaeli.
Krangkeng
5.
SMA N. 1 Sliyeg
Drs. H. Sadimo
Sliyeg
6.
SMAN. 1 Kertasemaya
Drs. Ahyani
Kertasemaya
7.
SMAN. 1 Bangodua
Drs. Junaedi A.
Bangodua
8.
SMAN. 1 Losarang
Drs. Maduki Ahmad
Losarang
9.
SMA N. 1 Kandanghaur
Drs. Edi D. Setiawan
Kandanghaur
10.
SMA N. 1 Anjatan
Drs. Somana
Anjatan
11.
SMA N. 1 Haurgeulis
Drs. H. Tajudin, MPd
Haurgeulis
86
KET
C. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
,
Sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran yang
jelas mengenai peranan kepemimpinan yang diterapkan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pengaruhnya terhadap prestasi
belajar siswa, maka dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Kuanlitatif dengan menggunakan metode "Deskriptif Analitis".
Deskripsi adalah hal-hal yang nyata berdasarkan pengamatan, akan
tetapi label atau tafsiran masih dapat berubah bila kita peroleh data baru yang
mungkin membantah tafsiran itu. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi. Penelitian "Deskripsi Analitis" menuturkan/menguraikan sesuatu secara
sistematis tentang data atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat, menganalisis serta menginterpretasikan data yang ada pada saat penelitian dilakukan.
Dengan kata lain penelitian "Deskriptif Analitis" memusatkan pada masalah-masalah yang bersifat aktual, untuk melukiskan variabel atau kondisi
"apa yang ada" dalam situasi tertentu. Oleh karena itu penelitian ini digunakan
dengan tujuan untuk memperoleh data serta mengkajinya dalam rangka memberikan gambaran yang jelas dan spesifik mengenai peranan
kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa.
87
Penelitian
ini akan
pertanyaan-petanyaan
ditempuh
penelitian,
dalam
pengumpulan
tahapan:
data,
mengemukakan
mencatat
data,
pengolahan data, analisis data, penafsiran data, dan pengambilan kesimpulan secara induktif, serta membuat laporan penelitian.
Proses penelitian "Deskriptif Analitis" melalui pendekatan Kuanlitatif, dilakukan secara berulang-ulang pada penelitian yang sama. Pada periode pertama pertanyaan-pertanyaan penelitian masih bersifat umum, dan makin lama makin memfokus. Dengan dilakukannya penelitian secara berulang-ulang pada obyek/subyek yang sama, tetapi setting dan teknik pengumpulan data
yang bervariasi, maka akan dapat ditemukan informasi yang obyektif, valid, dan konsisten. Dengan demikian masalah penelitian yang sebenarnya terjadi pada obyek/subyek penelitian. Lebih jelas dikemukakan oleh Nasution ( 1996:59 ), bahwa:
Penelitian "Deskriptif Analitis" ini digunakan dengan pertimbangan,
bahwa bahan kajian yang ingin dijadikan penelitian sudah ada di lapangan. Oleh karena itu tidak diperlukan adanya suatu manipulasi ataupun kontrol
terhadap variabel yang ada untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Penggunaan metode ini dirasakan tepat dan relevan, karena data yang
diperlukan dalam penelitian ini merupakan kejadian yang sedang berlangsung. Penelitian "Deskriptif Analitis" adalah penelitian yang dilakukan
terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan
variabel yang lain, memusatkan pada masalah-
masalah yang ada pada masa sekarang yang bersifat aktual. Winarno
88
Surachmad (1982:140), mengemukakan bahwa "penelitian deskriptif memiliki karakteristik" sebagai berikut:
1. Memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah-masalah yang bersifataktual;
2. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang adequat.
Memberikan deskripsi adalah proses analitik. Apa yang kita amati, kita
uraikan dalam bagian-bagiannya. Tiap bagian kita gambarkan berupa kata-kata.
Sebaliknya memberi label merupakan proses sintetik. Sejumlah bagian kita
simpulkan, lalu kita rangkumkan dalam bentuk label atau nama. Kesimpulan ini mungkin benar, mungkin benar sebagian, mungkin pula salah. Melalui
penelitian
"Deskriptif
Analitis"
terhadap
data
Kualitatif/Naturalistik, peneliti diharuskan lebih dahulu memberikan deskripsi kata-kata kemudian melompat kepada kesimpulan dengan memberikan label.
Data yang diperlukan ialah data yang konkrit hasil dari pengamatan. Penelitian ini harus menguasai materi yang akan diteliti dan menguasai metodologinya.
Tanpa kedua syarat itu, maka penelitian tidak akan berjalan dengan baik. Dari beberapa karakteristik tersebut disimpulkan, bahwa penelitian "Deskriptif Analisis" adalah metode penelitian yang digunakan untuk memberikan gambaran atau mendeskripsikan serta menganalisis hasil-hasil
penelitian berdasarkan tafsiran data yang diperoleh dengan menekankan kejadian masa kini dan masa lampau yang ada kaitannya dengan masa kini.
89
I w ^B/^^,^&r^aPun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini A =
instrumen,
' ^i/STA!flMa)^ncara (Interview), dan Studi Dokumentasi. Ketiga teknik pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan dengan harapan dapat saling melengkapi dalam memperoleh data. Kegiatan yang dilakukan dalam usaha pengumpulan data, meliputi langkah-langkah, mulai dari persiapan pengumpulan data, mencatat data, mengklasifikasikan data mengolah data,
menganalisis data,
menafsirkan data,
dan
mengambil
kesimpulan, serta membuat laporan hasil penelitian. Sumber data yang diperlukan dapat diklasifikasikan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer diambil dari personal (subyek) atau
responden utama yaitu Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di
Kabupaten Indramayu. Sedangkan data sekunder diambil dari berbagai sumber, seperti dari guru-guru mata pelajaran yang di Ebtanaskan, dan dokumen prestasi belajar siswa atau Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada tahun pelajaran 2000/2001, 2001/2002, dan 2002/2003.
Alat pengumpulan data yang penulis gunakan adalah peneliti sendiri (human instrument), yang dibantu dengan tape recorder, dan buku catatan,
sehingga data yang diperlukan mempunyai daya penyesuaian yang cukup tinggi, cukup akurat, dan senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah.
90
Lebih jelasnya mengenai instrumen pengumpulan data melalui teknik
angket dan pedoman wawancara serta kisi-kisi pengumpulan data dapat dilihat dalam daftar lampiran.
Teknik-teknik pengumpulan data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Angket (Kuesioner)
Angket (kuesioner) merupakan suatu teknik pengumpulan data
mengenai suatu masalah yang pada umumnya banyak menyangkut kepentingan umum dilakukan dengan cara mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang
diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek/responde untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan (respons) tertulis.
Sesuai dengan metode penelitian "Deskriptif Analitis" terhadap data kualitatif/naturalistik dan tingkat eksplanasinya (tingkat penjelasan), maka
penelitian tentang peranan kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa,
penulis utamakan menggunakan teknik angket (kuesioner), mengingat jumlah sampel adalah 11 orang (Kepala Sekolah). Dengan teknik angket (kuesioner)
ini diharapkan dapat memperoleh data awal yang benar-benar akurat, alami dari berbagai peranan, fungsi, dan aktivitas, kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri di Kabupaten Indramayu.
91
Peneliti menyebarkan Angket (kuesioner) kepada para Kepala Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri, tatkala menjelang rapat dinas Kepala Sekolah di tingkat Kabupaten Indramayu, sehingga dalam beberapa hari penulis dengan cepat memperoleh data dari responden/subyek utama. Bagi yang berhalangan hadir (sakit, ijin, dan Iain-lain), penulis menitipkan kepada Wakil Kepala Sekolah/teman Kepala Sekolah terdekat atau penulis berusaha untuk datang ke sekolah-sekolah untuk memperoleh data dari angket (kuesioner) yang sudah
penulis rencanakan. Lagi pula cara ini dalam pelaksanaannya efisien dan berlangsung dalam jangka waktu yang relatif pendek. Di samping itu, teknik
angket ini tepat sebagai alat untuk memperoleh data yang cukup luas dari kelompok orang atau anggota-anggota masyarakat yang berpopulasi besar serta pada umumnya hasil dari teknik angket ini akan segera diperoleh dan diumumkan.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara (interview) adalah teknik pengumpulan data melalui suatu
percakapan (tanya jawab lisan) yang diarahkan pada suatu masalah tertentu antara dua orang atau lebih dengan maksud untuk dipublikasikan.
Setelah data dikumpulkan melalui Angket (kuesioner), penulis berusaha
untuk memperoleh data yang lebih akurat dan meyakinkan para Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Indramayu melalui
teknik
Wawancara (interview) mengenai peranan
dengan
dan fungsi
kepemimpinan Kepala Sekolah yang ada kaitannya dengan fokus penelitian,
92
sehingga data lebih valid (ketepatan antara data yang terkumpul oleh ptoe^C^?{^ s jj dengan data yang terjadi pada obyek yang sesungguhnya) dan reli^ei^t'^ // (ketetapan, keajegan, konsistensi data yang didapat dari waktu ke waktu). Teknik pengumpulan data dengan melalui Wawancara (interview)
dalam penelitian "Deskriptif Analitis" ini merupakan teknik pengumpulan data
yang tidak dapat ditinggalkan dan harus selalu digunakan secara terpadu dengan teknik angket ataupun observasi.
Untuk menghemat waktu penelitian, Wawancara (interview) dilakukan
dengan cara berstruktur dan disusun berdasarkan apa yang telah dilakukan oleh
penulis melalui pedoman wawancara yang mengacu kepada fokus penelitian. Dengan kata lain data diperoleh bersifat directive (langsung diperoleh secara berstruktur).
Wawancara terjadi tatkala peneliti mengadakan kunjungan ke sekolah-
sekolah sebagai tindak lanjut melalui teknik angket (kuesioner) dan
responden/subyek utama menyediakan waktu
secukupnya yang telah
direncanakan sebelumnya. Di samping wawancara (interview), pengumpulan
data dilakukan juga dengan melalui rekaman, sehingga informasi non verbal selalu dicatat.
3. Studi Dokumentasi
Selain teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui angket
(kuesioner) dan Wawancara (interview), yang banyak diperoleh dari sumber utama/responden/subyek utama (Kepala Sekolah), teknik Studi Dokumentasi
93
dianggap penting, mengingat dalam penelitian kualitatif/naturalistik ini , studi dokumentasi ini dapat dijadikan sebagai bahan triangulasi (pemeriksaan data
yang dimanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu).
Adapun data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dalam
penelitian ini, diantaranya dokumen Kepala Sekolah, meliputi penilaian kinerja Kepala Sekolah, data pribadi, tingkat pendidikan, pengalaman, penataran/diklat yang pernah diikuti, Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) tenaga
kependidikan di sekolah, dan data perolehan Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada tahun pelajaran 2000/2001, 2001/2002, dan 2002/2003.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah seluruh subyek penelitian yang dijadikan sumber data
baik yang berupa manusia, gejala, nilai test, benda-benda, atau peristiwa. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, begitu pula studi atau penelitiannya jugadisebut studi populasi atau sensus. Sudjana ( 1996:6 ), mengemukakan bahwa :
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Adapun sebagian yang diambil dari populasi disebut sampel.
94
Berkaitan dengan pernyataan di atas yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah peranan kepemimpinan Kepala Sekolah, kinerja Guru, dan prestasi akademik siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Indramayu.
Pada saat penelitian ini dilakukan, populasi yang diambil adalah :
1. Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se Kabupaten Indramayu dengan jumlah 11 orang;
2. Guru mata pelajaran yang di Ebtanas kan ( 3 mata pelajaran X 11 sekolah ) berjumlah 33 orang;
3. Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada setiap mata pelajaran yang di Ebtanas
kan ( Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika ) siswa kelas III Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Indramayu.
Untuk lebih jelasnya tentang jumlah populasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
95
Tabel 3.1
Populasi Penelitian
No
KEPALA SEKOLAH
NAMA SEKOLAH
GURU
1.
SMAN. 1 Indramayu
3
2.
SMAN. 2 Indramayu
3
3.
SMAN. 1 Sindang
3
4.
SMAN. 1 Krangkeng
3
5.
SMA N. 1 Sliyeg
3
6.
SMA N. 1 Kertasemaya
3
7.
SMA N. 1 Bangodua
3
8.
SMAN. 1 Losarang
3
9.
SMA N. 1 Kandanghaur
3
10.
SMA N. 1 Anjatan
3
11.
SMA N. 1 Haurgeulis
3
96
Tabel
3.2
Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) SMA Negeri di Kabupaten Indramayu Tahun Pelajaran : 2000/ 2001
RATA-RATA NEM No
NAMA SEKOLAH
SISWA
1 2
3 4 5
6
SMAN 1 Indramayu SMAN 2 Indramayu SMAN 1 Sindang SMAN I Krangkeng SMAN I Sliyeg SMAN I Kertasemaya
10
SMAN SMAN SMAN SMAN
11
SMAN I Haurgeulis
7 8 9
I Bangodua 1 Losarang 1 Kandanghaur I Anjatan
Total
JUMLAH
144
134 157 125 115 104 93 215 93
83 36
Bahasa
Bahasa
Indonesia
Inggris
5,68 5,18 6,15 5,49 5,37 5,2 4,8 4,83 5,58 5,58 ' 5,38
4,24 3,28 5,65 3,54 5,37 3,14 3,44 3,1 4,39 3,94 3,62
Matematika
2,67 2,34 3,35 2,78 2,69 2,17 2,27 2,28 2,92 2,54 2,38
Sumber: Disdik (2001), Daftar Peringkat Nilai Ebtanas Murni (NEM) SMA Negeri di Kabupaten Indramayu tahun pelajaran 2000 / 2001, Kantor Dnas Kabupaten Indramayu.
97
Nilai
12,59 10,80 15,15 11,81 13,43 10,51 10,51 10,21 12,89 12,06 11,51
Tabel
3.3.
Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) SMA Negeri di Kabupaten Indramayu Tahun Pelajaran : 2001/ 2002
RATA-RATA NEM No
NAMA SEKOLAH
SISWA
1 2 3 4
5
6 7
8 9 10 11
SMAN SMAN SMAN SMAN SMAN SMAN SMAN SMAN SMAN SMAN SMAN
I Indramayu 2 Indramayu I Sindang I Krangkeng I Sliyeg I Kertasemaya I Bangodua I Losarang I Kandanghaur I Anjatan I Haurgeulis
Total
JUMLAH
160
131 183 122 115 116 87 200
114 126 43
Bahasa
Bahasa
Indonesia
Inggris
5,87 5,23 6,64 5,86 6,03 5,24 5,18 4,82 5,62 6,17 5,77
4,11 3,45 5,47 4,02 3,68 3,35 4,12 3,18 4,15 4,62 3,71
Matematika
2,69 2,24 3,03 2,74 2,43 2,14 2,12 2,09 2,55 2,21 2,92
Sumber : Disdik (2002), Daftar Peringkat Nilai Ebtanas Murni (NEM) SMA Negeri di Kabupaten Indramayu tahun pelajaran 2001/2002, Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu.
98
Nilai
12,67 10,92 15,14 12,62 12,32 10,73 11,42 10,09 12,32 13,00 12,40
Tabel 3.4
^
Rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) SMA Negeri di Kabupaten Indram Tahun Pelajaran: 2002/ 2003
RATA-RATA NEM No
NAMA SEKOLAH
SISWA
1
2
3 4
5
6 7 8 9 10 11
SMAN I Indramayu SMAN 2 Indramayu SMAN I Sindang SMAN 1 Krangkeng SMAN I Sliyeg SMAN I Kertasemaya SMAN I Bangodua SMAN I Losarang SMAN I Kandanghaur SMAN I Anjatan SMAN I Haurgeulis
Total
JUMLAH
172
130 192 81 112 164
83 162 124 123 66
Bahasa
Bahasa
Indonesia
Inggris
6,67 6,35 7,14 6,55 6,46 6,51 6,2 6,35 6,36 6,31 6,61
5,84 5,7 7,08 6,16 6,08 6,09 5,59 6,06 6,38 5,97 6,1
Matematika
3,93 3,72 5,81 4,95 4,67 3,8 4,09 4,46 4,27 4,58 4,55
Sumber : Disdik (2003), Daftar Peringkat Nilai Ebtanas Murni (NEM) SMA
Negeri
di Kabupaten Indramayu tahun pelajaran 2002/2003,
Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu.
99
Nilai
16,44 15,77 20,03 17,66 17,21 16,4 15,88 16,87 17,01 16,86 17,26
Dari populasi tersebut akan diambil sampel. Sampel adalah sebagian dari populasi
untuk mewakili seluruh populasi. Sugiyono
(1999:57),
mengemukakan bahwa "Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut".
Menentukan besarnya sampel penelitian merupakan salah satu masalah
penelitian, karena sulit untuk merumuskan kriteria bagi sifat representatif (mewakili) dan kewajaran yang dimiliki sebagai syarat sampel.
Berkaitan dengan masalah
penelitian ini,
Winarno Surakhmad
(1982:93), mengemukakan bahwa:
Sifat representatif penting sebagai syarat sampel, sebab data atau kesimpulan yang diperoleh dari sampel yang terbatas itu dipakai sebagai dasar meramalkan sesuatu di dalam populasi. Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa penentuan sampel harus didasarkan atas tujuan penyelidikan dan atas sifat populasi. Bila ini telah dirumuskan, maka barulah dapat ditetapkan besar sampel.
Selain hal di atas penentuan jumlah sampel biasanya peneliti tidak banyak
mengetahui sifat populasi, sehingga sulit untuk menentukan jumlah sampel. Dalam hal ini pula Winarno Surakhmad ( 1982:100 ), mengemukakan:
Untuk pedoman umum saja dapat dikatakan bahwa bila populasi cukup homogen terhadap populasi di bawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50 %, dan di atas 1000 sebesar 15 %. Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik tadi.
Sehubungan dengan populasi dalam penelitian ini yang fokusnya pada peranan kepemimpinan Kepala Sekolah berjumlah 11 orang, maka menurut
penulis penarikan sampel menggunakan sampel populasi atau "total sampel". Hal ini ditegaskan Suharsimi Arikunto ( 1999:120 ), sebagai berikut:
100
Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20 - 25 % atau lebih.
Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian
yang penulis
lakukan sebanyak 11 Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Indramayu.
E. Pengumpulan Data
Sebagaimana penulis kemukakan, bahwa alat atau instrumen
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Angket (kuesioner), Wawancara (interview), dan Studi Dokumentasi. Penelitian "Deskriptif Analitis" melalui data Kualitatif/Naturalistik ini
dalam pelaksanaan pengumpulan data, secara garis besar melalui tiga tahap, sebagaimana yang dikemukakan S. Nasution ( 1996:33-34 ), bahwa: Dalam penelitian naturalistik fase-fase penelitian tidak dapat ditentukan secara pasti seperti halnya dalam penelitian kuantitatif. Tahap-tahap dalam penelitian kuanlitatif mempunyai batas-batas yang tegas oleh sebab disain serta fokus penelitian dapat mengalami perubahan, jadi bersifat "emergent". Namun demikian dapat dibedakan dalam garis besarnya tiga fase, yaitu : a. Tahap Orientasi; b. Tahap Eksplorasi; dan c. Tahap "member check".
Tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Tahap Orientasi
Pada tahap orientasi ini, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan
persyaratan berbagai administrasi sebagai tahap awal memasuki lapangan
penelitian. Tahap pertama ingin mengetahui sesuatu yang perlu diketahui.. 101
Tahap ini pula peneliti perlu mengadakan pendekatan secara terbuka kepada responden/subyek utama, dengan tujuan ingin memperoleh informasi tentang latar yang nantinya diikuti dengan tahap merinci informasi yang diperoleh pada tahap berikutnya, yaitu pelaksanaan pengumpulan data. Kegiatan pada tahap ini bergantung
pada
kerumitan
fokus
penelitian
dan
jumlah
subyek
utama/responden yang akan diteliti.
Untuk mengenal latar belakang penelitian secara mendalam, peneliti juga telah melakukan studi pustaka sebanyak mungkin, misalnya mempelajari berbagai dokumen dan laporan, baik dari Dinas Pendidikan Propinsi Jawa
Barat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu, sekolah, maupun dari buku-buku yang relevan dengan fokus penelitian, dan sebagainya. Di samping itu pula peneliti melakukan pra survey (survey pendahuluan). Dari
hasil survey diketahui secara lengkap tentang kondisi responden/subyek penelitian dan kondisi lainnya. Data awal ini
dapat dipergunakan untuk
menyusun berbagai format atau instrumen penelitian yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan penelitian.
Tahap-tahap penelitian Kualitatif/Naturalistik dengan salah satu ciri
pokoknya adalah peneliti menjadi instrumen/alat penelitian utama, menjadi berbeda
dengan
tahap-tahap
penelitian
nonkualitatif,
maka
untuk
mempermudah pelaksanaan pengumpulan data, format instrumen penelitian dibuat sebaik mungkin.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada tahap awal (orientasi) ini adalah mengembangkan komunikasi yang lebih akrab dengan subyek/responden
102
penelitian, sehingga informasi yang diberikan benar-benar jujur, murni, bebas dari persepsi dan kepentingan responden. Dengan kata lain peneliti harus memperhatikan persoalan etika penelitian.
Berkaitan dengan hal-hal tersebut, Lexy J. Moleong (2000: 85-93),
mengemukakan bahwa "ada tujuh kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan pra lapangan (orientasi) yang perlu dipahami", yaitu : 1. Menyusun rancangan penelitian; 2. Memilih lapangan penelitian; 3. Menyusun perijinan;
4. Menjajaki dan menilai keadaan lapangan; 5. Memilih dan memanfaatkan informasi;
6. Menyiapkan perlengkapan penelitian; dan 7. Persoalan etika penelitian.
Setelah tahap awal (orientasi) ini dilalui dan mendapatkan ijin dari instansi terkait, seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Indramayu, penulis melangkah ke tahap berikutnya, yaitu tahap eksplorasi (pengumpulan data). b. Tahap Eksplorasi
Pada tahap ini fokus lebih jelas, yaitu untuk mendapatkan informasi atau data yang relevan dengan fokus penelitian, sehingga data yang dikumpulkan lebih terarah dan lebih spesifik.
Pelaksanaan pengumpulan data dengan melalui teknik Angket
(kuesioner), Wawancara (interview), dan Studi Dokumentasi dijadikan sebagai alat/instrumen penelitian untuk memperoleh data yang lebih mendalam
mengenai aspek-aspek yang menonjol dan penting yang diperoleh dalam penelitian.
103
Penyebaran Angket (kuesioner) penulis lakukan, tatkala para Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri mengadakan rapat dinas rutin bulanan yang diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu, sehingga dalam waktu singkat penulis mendapatkan informasi/data yang cepat. Wawancara (interview)
dilakukan secara intensif dengan Kepala
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri sebagai subyek/responden utama setelah penyebaran angket (kuesioner), atau pada saat penulis mengadakan kunjungan/wawancara ke sekolah-sekolah. Di samping itu pula
penulis
berusaha untuk mengadakan Wawancara (interview) dengan subyek/ responden
lainnya sebagai pelengkap data, yaitu dengan Guru-guru mata pelajaran yang di Ebtanaskan. Wawancara dilakukan secara mendalam yang ada kaitannya dengan aspek-aspek atau fokus penelitian, tidak bersifat umum, wawancara
yang berstruktur, dan dapat memberikan kejelasan tentang seluruh aspek yang
menjadi fokus penelitian, yaitu peranan kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja tenaga pendidik (Guru) dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Indramayu.
Dokumen-dokumen yang dijadikan fokus penelitian tentunya yang ada
kaitannya dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran yang di Ebtanaskan pada tahun pelajaran 2000/2001, 2001/2002, dan 2002/2003,
sehingga dapat memberikan informasi/data yangcukup lengkap sehubungan dengan penelitian penulis.
104
~.<-
Dokumen-dokumen itu, antara lain :
1. Nilai Ebtanas Murni (NEM) setiap mata pelajaran yang di Ebtanaskan pada
tahun pelajaran 2000/2001, 2001/2002, dan 2002/2003, yaitu mata
pelajaran :Bahasa Indonesia, Matematika, dan Bahasa Inggris; 2. Nilai rata-rata setiap mata pelajaran yang di Ebtanaskan pada tahun pelajaran 2000/2001, 2001/2002, dan 2002/2003;
3. Ranking (peringkat) setiap Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Indrmayau pada tahun pelajaran 2000/2001, 2001/2002, dan 2002/2003;
4. Klasifikasi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri berdasarkan rata-rata
Nilai Ebtanas Murni (NEM) pada tahun pelajaran 2000/2001, 2001/2002, dan 2002/2003;
5. Daya serap dan target kurikulum mata pelajaran yang di Ebtanaskan pada tahun pelajaran 2000/2001, 2001/2002, dan 2002/2003;
6. Dokumen-dokumen lain sebagai pelengkap penelitian, seperti kehadiran
Guru mengajar, kehadiran Pegawai, komite sekolah, tenaga kependidikan di sekolah, dan kegiatan ekstra kurikuler siswa.
c. Tahap Member Check
Tahap member check merupakan tahap yang dilakukan peneliti dalam
rangka untuk memperoleh keabsahan dan keyakinan terhadap kebenaran data
105
yang telah dihimpun/diperoleh/dikumpulkannya dari responden/subyek utama penelitian.
S. Nasution
( 1996:34 ), mengemukakan bahwa "Tujuan member
check ini ialah agar responden meng-check kebenaran laporan itu, agar hasil penelitian lebih dapat dipercaya".
Tahap ini dilakukan peneliti untuk meng-check kembali hasil pengumpulan data melalui Angket (kuesioner), Wawancara (interview), dan Studi Dokumentasi, dengan harapan data yang sudah dikumpulkan dijadikan sebagai bahan konfirmasi kembali atau koreksi dari hasil pengumpulan data yang berasal dari nara sumber tadi. Untuk lebih memantapkan lagi, penulis berusaha untuk melakukan Wawancara (interview), Studi Dokumnetasi, dan Triangulasi kepada responden
maupun nara sumber lain yang berkompeten, seperti pejabat Dinas Pendidikan dan Kebubayaan
Kabupaten Indramayu yang ada kaitannya dengan fokus
penelitian penulis. Dengan demikian waktu pelaksanaan
"member check"
seiring atau selesai kegiatan tahap eksplorasi, sehingga data/informasi yang diberikan responden/subyek utama semakin lengkap sehubungan dengan masalah yang diteliti.
F. Teknik Pengolahan Data
Mengingat data yang dikumpulkan dalam penelitian ini masih merupakan data mentah/lunak (soft data), maka harus disusun, diklasifikasikan,
diolah, dan dianalisis menurut teknik/prosedur tertentu. Oleh karena itu data
106
yang dikumpulkan melalui teknik Angket (kuesioner), Wawancara (interview), dan Studi Dokumentasi dalam penelitian kualitatif/naturalistik harus validitas, reliabilitas, dan objektivitas.
Validitas membuktikan bahwa hasil penelitian sesuai dengan apa yang
ada dan terjadi dalam dunia kenyataan, dan apakah penjelasan yang
diberikannya sesuai dengan yang sebenarnya ada atau terjadi. Validitas ini meliputi:
i. Validitas internal (kredibilitas), yaitu mempersoalkan apakah instrumen
sungguh-sungguh mengukur variabel yang sebenarnya, yaitu kebenaran
data yang diperoleh dengan instrumen atau kesesuaian konsep peneliti dengan konsep pada responden;
2. Validitas ekstemal (transferabilitas, applicabilitas), yaitu berkenaan dengan
generalisasi, yakni hingga manakah generalisasi yang dirumuskan berlaku bagi kasus-kasus lain di luar penelitian atau dapat diterapkan oleh orang lain pada situasi lain.
Reliabilitas (depentabilitas) menunjukkan pada adanya konsistensi,
yakni memberikan hasil yang konsisten atau kesamaan hasil, sehingga dapat dipercaya sehubungan dengan pertanyaan, apakah penelitian itu dapat diulangi atau direplikasi oleh peneliti lain dengan hasil yang konsisten.
Objektivitas (konfirmabilitas) terdapat, bila hasil penelitian sama,
siapapun penelitinya. Dalam penelitian kualitatif/naturalistik, objektivitas terdapat, bila hasil penelitian dapat dibenarkan atau di-confirm oleh peneliti lain. Penelitian Kualitatif/Naturalistik berusaha untuk sedapat mungkin
107
memperkecil subyektivitas ini. Dengan kata lain berusaha menjauhi segala
kemungkinan bias atau prasangka pada dirinya. Pada penelitian Kualitatif/Naturalistik yang berfokus pada penelitian
mengeni peranan kepemimpinan Kepala Sekolah, kinerja tenaga kependidikan, dan prestasi belajar siswa ini, penulis berusaha se validitas, reliabilitas, dan se objektif mungkin, sehingga hasil penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan dan dengan mudah untuk memahami maknanya.
Berkaitan dengan teknik pengolahan data penelitian
Kualitatif/
Naturalistik, perlu adanya analisis data kualitatif yang mudah ditafsirkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan, bahwa :
Analisis data kualitatif adalah proses menyusun data, berarti menggolongkannya dalam pola, thema, atau kategori agar dapat ditafsirkan. Tanpa kategorisasi atau klasifikasi data akan terjadi chaos. Tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep. Interpretasi menggambarkan perspektif atau pandangan peneliti, bukan kebenaran. Kebenaran hasil penelitian masih harus dinilai orang lain dan diuji dalam berbagai situasi lain ( S. Nasution, 1996:126 ).
Dengan demikian dalam proses analisis data Kualitatif/Naturalistik
memerlukan daya kreatif dan kemampuan intelektual yang tinggi dari peneliti untuk mengolah data tersebut, sehingga diketahui maknanya.
Kita ketahui dalam situasi sosial pada hakekatnya bersifat unik dan tidak dapat direkonstruksi sepenuhnya seperti semula. Oleh karena itu untuk menjamin kebenaran dan objektivitas hasil penelitian Kualitatif/Naturalistik ini
dilakukan "Audit Trail", yakni melakukan pemeriksanaan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dilaporkan betul-betul terjadi sesuai dengan kenyataan
108
yang ada di lapangan. Begitu pula dilakukan "Triangulasi" yakni untuk mengecek kebenaran data dengan membandingkannya dengan data yang
diperoleh dari nara sumber lain. Upaya yang dilakukan dalam Trianguilasi ini adalah:
1. Membandingkan hasil pengumpulan data melalui Angket (kuesioner) dan Wawancara (interview) dengan hasil pengamatan; dan
2. Memperbanyak sumber data melalui Studi Dokumentasi dari setiap fokus penelitian.
Untuk kepentingan penelitian mengenai kinerja kepemimpinan Kepala Sekolah, kinerja guru dan pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa
SMA Negeri di Kabupaten Indramayu, maka dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Catatan lapangan yang diolah dalam bentuk data mentah/lunak (soft data) sebagai hasil dari pengumpulan data melalui teknik Angket (kuesioner), Wawancara (interview), dan Studi Dokumentasi;
2. Resume atau rangkuman, susunan tafsiran dan deskripsi yang telah disusun secara sistematis atas data tersebut dan hasil analisis data;
3. Hasil sintesis data yang berupa tafsiran, kesimpulan, definisi, interrelasi data, tema, poladan hubungan dengan literatur; dan
4. Laporan akhir seluruh proses penelitian dimulai dari pra survey,
penyusunan disain penelitian, pengumpulan dan pengolahan data sampai tercapainya hasil penelitian atau berakhirnya penelitian ini.
109
I <>f ~'*ii, r^4 %% dengan demikian urutan dalam penelitian Kuanlitatif yang penulis *,i^^u^rj/dalam penelitian ini dengan menggunakan cara-cara yang sistematis *
atanya diolah menjadi angka-angka, sehingga hasil penelitian ini sangat
bermakna yang bersifat relatif, tergantung pada situasi dan kondisi yang ada di lapangan.
Untuk lebih jelasnya alat pengumpulan data dengan menggunakan teknik Angket (kuesioner) dan Wawancara (interview) melalui Pedoman Wawancara yang berstruktur dengan jawaban tertutup, dapat dilihat dari aspek
dan indikator kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kinerja
Guru dan pengaruhnya terhadap prestasi akademik siswa SMA Negeri di Kabupaten Indramayu pada kisi-kisi penelitian, Angket penelitian, dan Pedoman Wawancara penelitian. Disamping itu pula penulis menggunakan
Studi Dokumentasi sebagai bahan penyempuma dari alat pengumpulan data melalui teknik Angket (kuesioner) dan Wawancara(interview).
110