BAB
KESIMPULAN,
Pada bab
V
PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI
ini akan disajikan
kesimpulan,
pembahasan
dan rekomendasi hasil penelitian.
Bagian
pertama,
berisi
hasil penelitian tentang -: dokumen kurikulum; guru
dan
kesimpulan-kesimpulan
konsep
Belajar
Tuntas
dalam
bentuk Belajar Tuntas yang dilaksanakan
faktor-faktor
yang
melatarbelakanginya
serta
dampak Belajar Tuntas bagi siswa.
Bagian kedua, berisi pembahasan mengenai hasil-hasil
penelitian dalam hubungan dengan teori-teori
terkait
dan
kondisi nyata di lapangan.
Bagian ketiga, berisi
pihak
yang
berkepentingan
saran-saran
termasuk
kepada
beberapa
kemungkinan
diadakan penelitian lanjutan lebih mendalam
dan
tentang pelaksanaan Belajar Tuntas, khususnya
untuk spesifik
dalam
mata
pelajaran praktek kejuruan teknik bangunan. A.
Kesimpulan.
1. Kesimpulan-kesimpulan Khusus. a.
Belajar Tuntas dalam dokumen
Konsep
Belajar
Tuntas
belum
diuraikan
rinci dalam pedoman pelaksanaan kurikulum,
sehingga
menimbulkan berbagai perbedaan penafsiran bagi
secara
bisa
pelaksana.
Adanya perbedaan penafsiran tersebut disebabkan
dua
yaitu : (1)
kurikulum
bagaimana
uraian seharusnya
dan
petunjuk
Belajar
165
pelaksanaan
Tuntas
diterapkan,
hal,
tidak
jelas
dan
belum
ada
dalam
dokumen
kurikulum.
beberapa aspek ide dan (ciri-ciri) konsep
;
Belajar
(2)
Tuntas
tidak sesuai dengan bentuk pelaksanaan Belajar Tuntas.
Aspek-aspek yang tidak jelas, antara lain
perencanaan mengajar, pelaksanaan mengajar, dan
;
bentuk
penilaian
hasil belajar. Aspek-aspek yang tidak sesuai antara
ada guru yang tidak menggunakan job sheet materi keterampilan ;
guru
menilai
dalam
proses
lain:
mengajar
kerja
siswa
tanpa menggunakan lembaran khusus untuk penilaian (ceklis) hasil praktek
siswa
cenderung menilai
selama
hasil
proses
akhir
berlangsung
praktek
siswa
;
guru
ketimbang
penilaian proses prakteknya. b. Belajar Tuntas yang dilaksanakan guru.
Konsep kurikulum
STM
Belajar belum
Tuntas
secara
yang
utuh
diterapkan
dilaksanakan.
perencanaan yang dibuat guru dalam bentuk : (a)
pada Bentuk
ringkasan
materi ; (b) job sheet : (c) gambar kerja ; (d) job
sheet
+ ringkasan materi.
Bentuk pembelajaran yang
dilaksanakan
guru
adalah
dengan menjelaskan teori job sheet dan menjelaskan langkah kerja proses
pelaksanaan
praktek,
praktek. Program remedial dan
dan
penilaian
hasil
pengayaan
diberikan
hanya
apabila waktu masih tersisa cukup dan dengan ketersediaan alat serta
bahan.
Perlakuan
pertimbangan yang
biasanya
selama ini diberikan kepada siswa lebih cenderung menunggu teman
lain selesai.
166
Bentuk pengelolaan kegiatan belajar
yang
diberikan
antara lain : (1) siswa cenderung mempelajari materi
yang
sama dalam waktu bersamaan, dan berpindah ke job lanjutan
pun secara bersama-sama;
minggu
pertemuan,
(2)
untuk
setelah
jobsheet
berjalan
tertentu
beberapa
aktivitas
belajar siswa tidak sama.
Pengelolaan kegiatan belajar siswa,
(1)
ada
guru
mengelompokkan
menggunakan satu unit
alat
kegiatan
praktek
antara
lain
praktek
secara
:
dengan
bersama-sama
untuk mengerjakan praktek secara individual ; (2) ada guru
mengelompokkan praktek siswa dengan menggunakan satu
unit
alat untuk mengerjakan praktek secara kelompok. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi.
Setelah ditelusuri lebih jauh, nampaknya terdapat
beberapa faktor yang menerapkan belakang
Belajar
turut
melatarbelakangi
Tuntas.
Faktor
pendidikan/pengalaman
lain
penataran
guru
adalah
latar
guru,
faktor
apakah guru pernah mendapatkan materi Belajar Tuntas berpengaruh juga terhadap pemahamannya. Ada guru
mengajar
seperti
adanya perubahan
bagaimana
perilaku
mereka
terhadap
dalam
akan
kecenderungan diajar,
konsep
tanpa
yang
datang
dua
faktor
kemudian.
Motivasi kerja dan sikap guru merupakan
yang ada dalam diri guru, juga ikut mempengaruhi penerapan konsep Belajar Tuntas. Pengaruhnya tampak dari sikap guru, antara lain : ada
guru
yang
167
sudah
mengetahui
beberapa
prinsip Belajar Tuntas (persiapan mengajar dan penilaian hasil belajar), namun belum melaksanakannya sesuai
dengan
yang seharusnya ; ada guru yang sudah mengetahui sebagian ciri-ciri
Belajar
Tuntas,
namun
sama
sekali
belum
melaksanakannya. Indikasi adanya pengaruh faktor motivasi kerja dan sikap guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar, antara lain : ada guru yang melaksanakan tugasnya membuat
persiapan mengajar karena penghargaan dari pimpinan ; ada guru yang melaksanakan tugasnya membuat persiapan mengajar karena tanggung jawab kerja ; ada guru yang melaksanakan tugas namun tidak membuat persiapan mengajar karena guru lainpun tidak membuatnya.
Peranan Kepala Sekolah dalam membimbing dan
membina
guru di sekolah juga turut mempengaruhi aktivitas guru. Bimbingan dan binaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah antara lain berupa kegiatan : kunjungan ke kelas / bengkel dan
melihat
administrasi
langsung
aktivitas
keiengkapan
mengajar,
guru,
pengawasan
insentif/penghargaan
terhadap apa yang telah dicapai guru, menerima saran dan keluhan yang dialami guru dalam kegiatan belajar mengajar. Faktor jumlah waktu yang digunakan Kepala Sekolah
dalam pengelolaan dan pembinaan guru akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar mengajar guru di kelas. Pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah belum memadai dan masih dalam bentuk penyampaian informasi dan instruksi instruksi. Pemberian informasi tentang Belajar Tuntas
168
belum pernah dilakukan,
karena
sampai
Sekolah belum pernah memperoleh maupun
saat
ini
menerima
Kepala petunjuk
pelaksanaannya. Terungkap bahwa pengetahuan Kepala Sekolah tentang konsep Belajar Tuntas masih sangat terbatas. Dalam kegiatan belajar bahan turut
menentukan
mengajar
tingkat
peranan
penguasaan
siswa. Kendala utama sampai saat ini,
Untuk
mengatasi
melakukan kegiatan antara untuk
membuat
rencana
sebelum berpindah
ke
lain gambar
job
keterampilan
alat
dan
di
atas,
masalah :
(1)
akan
bahan
memberikan
kerja/tugas
yang
dan
masih sering terjadi
keterbatasan dan keterlambatan pengadaan
untuk praktek.
alat
guru tugas
perhitungan,
dikerjakan
;
(2)
memberikan praktek secara kelompok dengan menggunakan satu
alat ; (3) praktek secara
individu
hanya menggunakan satu alat ; (4)
dalam
satu
praktek
jadi yang dapat dijual dan mempunyai
kelompok
membuat
nilai
ekonomi
;(5)
order
luar
melibatkan siswa untuk ikut serta mengerjakan
dari unit produksi ; (6) mengadakan kunjungan ke terkait
dan
mengikutsertakan
siswa
benda
industri
dalam
program
Pendidikan Sistim Ganda (PSG).
d.
Dampak pengajaran bagi siswa.
Dampak sistem pengajaran yang siswa
berarti
sejauhmana
dilakukan
sistem
guru
pengajaran
bagi dapat
meningkatkan keterampilan siswa. Berdasarkan
hasil
kegiatan belajar mengajar,
observasi
tampak
169
dan
wawancara
bahwa
Belajar
dari
Tuntas
yang dilaksanakan,
paling tidak
telah
memberi
terhadap perubahan cara belajar siswa, siswa.
Pengaruh
tersebut
siswa selama praktek,
dapat
dan
dilihat
antara lain
menggunakan
tugas/job alat
sheet
tingkah dari
yang
sheet
diberikan
praktek/instrumen
ataupun
sesuai dengan fungsi dan kegunaannya
;
laku
aktivitas
: siswa memahami
petunjuk-petunjuk/langkah kerja dalam job melaksanakan
sumbangan
setiap
;
siswa
;
siswa
mesin-mesin
setiap
melakukan
praktek siswa memperhatikan keselamatan kerja. Dari segi
jumlah
materi
yang
dikuasai
siswa,
tampak kelompok siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam
praktek pada akhir pelajaran akan lebih materi
ketimbang
jumlah
waktu
relatif
siswa
belajar
sedikit.
kelompok
yang
Artinya
banyak
lainnya.
Begitu
dibutuhkannya siswa
dapat
menguasai juga
menuntaskan menyelesaikan
jobsheet lebih cepat dari waktu yang ditentukan dan mencapai
ketuntasan.
Siswa
yang
terlebih
menuntaskan jobsheet akan berpindah ke jobsheet Hasil kerja siswa ini sering digunakan sebagai
pedoman
bagi
siswa
yang
lainnya
dalam
dapat dahulu
lanjutan. acuan
dan
menyelesaikan
jobsheetnya. 2.
Kesimpulan Umum
Dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan Belajar
di Sekolah Teknologi Menengah (STM) ide
dan
konsep
Belajar
Tuntas.
belum Dalam
sesuai
Tuntas
dengan
pelaksanaannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : pengetahuan
170
guru tentang konsep Belajar Tuntas ; ketersedian alat bahan praktek yang belum sesuai dengan tuntutan
rendahnya
motivasi
kerja
guru
dalam
materi
kegiatan
mengajar dan belum optimalnya bimbingan
serta
dan ;
belajar
pengawasan
dari Kepala Sekolah. B.
Pembahasan Kesimpulan
Konsep Belajar Tuntas merupakan
pembaharuan
dalam
kurikulum
salah
1994
Sekolah
Menengah (STM). Konsep ini diterapkan meningkatkan
dan
mengoptimalkan
satu
dalam daya
bentuk
Teknologi upaya
untuk
serap
meningkatkan kualitas keterampilan praktek siswa.
serta Melalui
sistim Belajar Tuntas dapat ditingkatkan jumlah siswa yang
terampil dalam satu kelas, sehingga siswa kesulitan
belajar,
siswa
yang
jumlah waktu yang dibutuhkannya
lambat
dan
yang
mengalami
dapat
dikurangi
pada
akhirnya
akan
dapat meningkatkan mutu hasil belajar atau mutu lulusan. Agar tercapai tujuan di atas,
dalam
pengertian
(pedoman
kurikulum
guru/acuan),
keberadaan
kurikulum
dokumen
tertulis
sebagai
kurikulum
sebagai
kegiatan
(rencana/program mengajar guru), maupun kurikulum hasil (hasil/dampak
kepada
bagaimana
pengajaran
guru
guru)
mengajar
sangat
dan
sebagai
tergantung
bagaimanan
guru
mengembangkan kurikulum pada tingkat mikro serta bagaimana
guru memperhatikan
perbedaan
kemampuan
siswa
di
dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dalam penelitian ditemukan bahwa dokumen
171
kurikulum,
terutama buku III (petunjuk pelaksanaan
sepenuhnya dapat digunakan
sebagai
kurikulum)
belum
pedoman/panduan
bagi
guru dalam menerapkan konsep Belajar Tuntas. Hal
tersebut
dikarenakan beberapa faktor berikut, antara lain
yakni
:
(1) gagasan konsep Belajar Tuntas dalam dokumen kurikulum belum jelas ; (2) masih
ditemukan
beberapa
aspek
tidak
sesuai dengan Belajar Tuntas.
Dalam dokumen kurikulum ditemukan beberapa hal
kurang jelas sehingga menimbulkan penafsiran
yang
berbeda-beda
bagi guru. Yang kurang jelas, antara lain : (1) pengertian Belajar Tuntas ; (2) sistim
pelaksanaan
Belajar
Tuntas;
(3) bentuk program mengajar dalam sistim Belajar Tuntas. Dengan adanya konsep Belajar kurikulum
SMK
tahun
1994
Tuntas
merupakan
dalam
dokumen
suatu
gagasan
pembaharuan, untuk mencapai keberhasilan ide di atas tentu diperlukan dalam
perubahan-perubahan
kegiatan
belajar
Perubahan-perubahan
yang
perilaku
terhadap
mengajar
dituntut
di
tentu
siswa
sekolah.
akan
terjadi
apabila guru mempunyai pengetahuan tentang konsep Belajar Tuntas
serta
mempunyai
kemauan
yang
kuat
untuk
melaksanakan perubahan tersebut dalam tugas.
Berdasarkan
hasil
observasi
pelaksanaan kegiatan belajar
dan
mengajar
kejuruan pada tiga STM di kodya Bandung,
para guru belum sepenuhnya
menerapkan
Tuntas.
172
wawancara
pelajaran ditemukan
ciri-ciri
dalam
praktek bahwa
Belajar
Bentuk Belajar Tuntas yang dilaksanakan
guru
dapat
dikategorikan dalam bentuk tradisional (konvensional)
bentuk gabungan (paduan antara bentuk
tradisional
Belajar Tuntas). Gambaran model tradisional pola
dan
dengan mengajar
guru adalah sebagai berikut (lihat bagan 9).
Bagan 9
: Model Tradisional
Ciri utama kegiatan belajar tradisional dimana semua
siswa
mengajar
pada
model
diperlakukan / dilibatkan
secara serentak dalam menyelesaikan materi/jobsheet
waktu
yang
bersamaan.
umumnya dilakukan
metoda
ceramah,
Bentuk
guru
dalam
penyajian model
menggunakan
materi
ini
bacaan
yang
adalah
dengan
buku
paket,
melaksanakan tanya jawab
dan
guru, drill,
kombinasi dari beberapa
atau dengan
diskusi
dalam
dibawah
bimbingan
jenis
penyajian di atas. Setelah
pengajaran
selesai
diberikan
sumatif untuk
mengetahui
pencapaian
Berdasarkan hasil evaluasi di atas keputusan apakah siswa dapat
atau tidak.
tujuan
guru
pindah
ke
-
tujuan
173
Z',
pengajaran.
dapat job
Bentuk tradisional mengikuti alur
pengajaran - penilaian
penilaian
yang
mengambil selanjutnya
"tujuan 1
-
dilaksanakan
terus
menerus
dan
berulang-ulang
sampai
semua
siswa
tuntas.
Bentuk lain pola
merupakan
gabungan
mengajar
antara
yang
model
dilaksanakan
tradisional
bentuk Belajar Tuntas. Di STM negeri X dan
pola pelaksanaannya dapat dikategorikan
gabungan, sedangkan pola pelaksanaan adalah
bentuk
pengayaan
tradisional.
dengan
STM negeri
ke
di
dalam
STM
Pengajaran
secara umum dalam
guru
bentuk
swasta X
remedial
hal-hal
Y,
tertentu
dan
telah
menerapkan beberapa ciri-ciri Belajar Tuntas (lihat
bagan
10).
BAGAN 10:
MODEL GABUNGAN
Tes teori
Tugas ljt
Tes peng alat
Job 1 -J- > P
M & R
—t~
> Penilaian --->Job 2
Remedi/perb
berdasarkan
pengajaran
Summ
kelompok,
namun
pada
akhirnya
pengajaran dilaksanakan pengajaran individual. Ciri
utama
yang membedakan bentuk gabungan dengan bentuk tradisional adalah adanya kegiatan tes awal
kegiatan remedial dan perbaikan,
(teori/penguasaan
kegiatan
alat),
pengayaan dan
tes akhir.
Terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar
belum mencapai syarat minimal dalam ketentuan
174
job
dan
sheet,
diberikan kesempatan untuk mengulang praktek
kembali
dan
perbaikan. Sedangkan terhadap siswa yang tidak mengalami kesulitan diberikan beberapa
bentuk
antara lain : (1) melanjutkan
ke
kegiatan
job
pengayaan,
sheet
atau
tugas
materi lanjutan sebagai persiapan untuk penunjang jobsheet
lanjutan. (2) siswa dilibatkan
dalam
kegiatan
gambar/materi jobsheet selanjutya ; (3)
persiapan
siswa juga bisa
dilibatkan dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan
alat
/ perkakas bengkel.
Berdasarkan
bentuk
pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar, bentuk Belajar Tuntas di STM swasta X termasuk dalam kategori model tradisional. Sementara STM
negeri
X
maupun STM negeri Y, dalam beberapa hal dapat
dikatakan
telah menerapkan Belajar Tuntas model gabungan.
Dalam penelitian ditemukan bahwa bentuk
perencanaan
mengajar yang dibuat guru nampaknya bervariasi.
yang menggunakan job sheet; ringkasan materi
Ada guru
ada guru yang menggunakan
; menggunakan
diperhatikan bentuk perencanaan
gambar mengajar
sebahagian bentuk perencanaan mengajar guru
kerja.
Bila
guru di
atas,
telah sesuai
dengan konsep Belajar Tuntas.
Kalau merujuk kepada pendapat Finch
dan
Crunkilton
(1979:229) bentuk persiapan mengajar yang sesuai untuk menerapkan
pendekatan Belajar
Tuntas
adalah
dengan
mengunakan modul. Modul dimaksud (dalam penelitian ini) di sekolah sama halnya dengan
job
175
sheet.
Menurut
Nasution
(1988:205) "Modul merupakan suatu disediakan untuk belajar mandiri". telah menggunakan bentuk persiapan dengan modul. Penggunaan modul
paket kurikulum yang Di bengkel praktek guru mengajar yang identik dalam mata pelajaran
praktek kejuruan nampaknya merupakan suatu keharusan, hal ini mengingat dalam mempelajari
suatu
keterampilan
agar
dapat dikuasai siswa sampai tuntas adalah dengan belajar melalui urutan-urutan tugas yang harus dilakukan berulang-ulang. Kecenderungan penggunaan modul atau jobsheet untuk masa yang akan datang khususnya dalam mata pelajaran praktek kejuruan teknik didukung oleh pendapat R. Ibrahim (1991:4) bahwa " the use of learning modules and packages becomes more and more popular in education and training". Hal yang sama berkenaan
dengan
penggunaan
modul dalam pendidikan kejuruan juga dikemukakan oleh Spring (1991:30) bahwa :
Modular curriculum design can enable a large and
complex curriculum to be re-built as a system of discrete but inter-related units, commencing at the simplest and leading by progression to the most complex or to a far wider understanding of the discipline in question.
Dengan
menggunakan
modul/jobsheet,
pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di bengkel dapat member! pengaruh kepada siswa, sehingga mereka lebih siap belajar sesuai dengan kecepatan belajar/kemampuannya sendiri. Jadi bila diterapkan strategi belajar disesuaikan dengan
kecepatan belajar siswa, maka guru dimungkinkan untuk menggunakan berbagai metode mengajar. Menurut SPring(1991)
176
berbagai metode yang dapat
computer
aided
correspondence
digunakan
packages, lessons,
antara
lain:
audio-visual
books,
applications". Dalam dokumen
materials,
chek-list,
experiments and on-the-job experiences
with
kurikulum,
"...
practical
'real
time'
walaupun
bentuk
persiapan mengajar tidak secara nyata dijelaskan bagaimana bentuk persiapan mengajar sesuai
dalam
pelaksanaan
guru
harus
dengan
sudah
Belajar
Tuntas,
ada yang
membuat
persiapan mengajar berbentuk: (1) satuan pelajaran
; (2)
lembaran pengajaran (instructional sheet) ;(3) modul. Pelaksanaan
mengajar
pada
hakekatnya
adalah
menerapkan apa yang direncanakan dalam persiapan mengajar, antara
lain
berhubungan
disampaikan, yaitu
dengan
bagaimana
cara
materi
yang
akan
menyarapaikannya,
dan
bagaimana mengelola kegiatan belajar siswa.
Hasil penelitian menemukan
bahwa
materi
pelajaran
yang disampaikan meliputi : pokok bahasan, alat dan yang diperlukan, langkah kerja.
Materi
bahan
pelajarantersebut
disampaikan merupakan teori pendukung pelaksanaan
praktek
dan umumnya berkesinambungan mulai dari tugas praktek yang
paling sederhana hingga materi praktek materi yang dirancang dalam bentuk
akan
membentuk
sub-kemampuan
/
lanjutan.
unit-unit
kemampuan
Prinsip
tugas
kerja
yang
dalam
bidang pekerjaan tertentu.
Hasil penelitian
menemukan
bahwa
prinsip
belajar
melalui pengalaman (learning by experience) yang bertujuan
177
untuk memberikan pengalaman belajar
yang
lebih
dan sekaligus terkait dengan kebutuhan nyata
kerja, di STM negeri X dan STM
negeri
Y
bermakna
di
lapangan
siswanya
telah
dilibatkan dalam Program Pendidikan Sistim Ganda (PSG) dan
ikut serta praktek
dalam
membuat
order
dalam
program
Dengan keterlibatkan siswa Produksi,
maka
siswa
akan
terbiasa
persyaratan dari konsumen dan
pada
unit
produksi.
PSG
dan
bekerja
akhirnya
Unit dengan
akan
dapat
meningkatkan kualitas kerja dan disiplin kerja.
Hasil
penelitian
(hasil praktek tujuan
siswa)
pengajaran,
penilaian belajar.
hasil
menemukan
atau
menilai
tampaknya
belajar
Aspek-aspek yang
bahwa
guru
tingkat
menilai
pencapaian
cenderung
ketimbang dinilai
dalam
melakukan
penilaian
guru
proses
tampaknya
lebih
sering berdasarkan hasil akhir praktek. Penilaian
lebih
cenderung
mengandalkan
pengamatan
langsung tanpa menggunakan daftar cek sebagai alat Cara
menilai
tersebut
penilaian dalam konsep
kurang
Belajar
sesuai
dengan
Tuntas,
yakni
bantu. prinsip
penilaian
penilaian terus-menerus berdasarkan kriteria dengan
acuan
patokan. Menurut Gronlund (1977: 90) jenis tes yang paling cocok untuk mengukur keterampilan
praktek
dengan
:"
(1)
paper-and
(2) idenfication test,
(3)
simulated
menggunakan tes perbuatan, antara lain
pencil performance,
adalah
performance, and (4) work sample". Dalam dokumen kurikulum dijelaskan
alat
yang
paling
178
sesuai
untuk
menilai
keterampilan adalah dengan tes perbuatan. Dalam
penelitian
juga
ditemukan
adanya
beberapa
penyimpangan dalam pelaksanaan penilaian proses dan praktek siswa. Guru tampaknya tidak
membedakan
penilaian
proses praktek dengan penilaian hasil praktek. guru
tidak
praktek
melakukan
berlangsung.
Menurut
Education (TAFE) College Tito,
secara
penilaian
Maksudnya,
khusus
Technical
Queensland
hasil
selama
and
(daJLajn.
Further
Soewito
dan
1992:94) untuk menilai keterampilan siswa dalam mata
pelajaran praktek kejuruan dapat dilakukan Tes praktek (Performance test
(sumatif);
secara
praktek
terus-menerus
selama
dengan (2)
"
(1)
Pengukuran
(formatif);
(3)
Kombinasi dari (1) dan (2) di atas"..
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa
Tuntas pada kurikulum STM tahun 1994, diterapkan.
Ini
merupakan
ditelusuri dan dikaji
suatu
konsep
belum
secara
kondisi
sebab-sebabnya
Belajar
yang
kenapa
utuh perlu
belum
bisa
diterapkan
pada
diterapkan.
Sejak konsep Belajar Tuntas tahun 1994, sampai saat ini
belum
mulai
pernah
dikirimkan
sekolah petunjuk pelaksanaan bagaimana seharusnya Tuntas dilaksanakan.
Untuk
mengatasi
kendala
ke
Belajar di
atas,
Kepala Sekolah diminta mengirimkan guru-guru sebagai wakil dalam Setelah
mengikuti kembali
penataran ke
sekolah
pemasyarakatan diharapkan
sebagai agen yang akan menularkan apa yang
179
kurikulum.
dapat
telah
berperan
didapat
dalam program penataran kepada guru lainya. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor-faktor
yang
melatarbelakangi dan berpengaruh terhadap pemahaman
antara lain : kurangnya informasi yang
sekolah, baik kelengkapan Disamping dalam
informasi
dari
kurikulum faktor
dokumen
buku
maupun
-
buku
dari
ketidakjelasan
kurikulum
diterima
dan
melatarbelakangi
guru
tersebut. Faktor-faktor
dalam
tersebut
Tuntas
konsep
guru
lain
yang
menerapkan
adalah
:
/
Sekolah.
Belajar
keterbatasan
di
petunjuk
mengenai Belajar Tuntas, masih terdapat faktor ikut
guru
Kepala
konsep
guru,
konsep
pengetahuan,
sikap dan motivasi kerja.
Hasil penelitian menemukan
guru
menguasai
materi
yang
bahwa
akan
sebahagian
diajarkan
tertulis/GBPP). Namun dalam pelaksanaannya
besar
(dokumen
ditemukan
ada
guru yang lebih menekankan pengajaran ke aspek pengetahuan teori
ketimbang
ditelusuri,
hal
aspek
keterampilan
itu
dilakukan
praktek.
guru
kekurangan alat dan bahan praktek. Di
Setelah
karena
samping
faktor
itu,
saat
ini STM sudah melibatkan dunia kerja / dunia usaha sebagai tempat pelaksanaan
kegiatan
belajar
praktek kejuruan. Keterlibatan
dunia
mengajar
usaha
khususnya
antara
lain
ikut merencanakan dan menyusun maupun mengembangkan materi
pelajaran praktek yang ada di industri tersebut.
Hasil penelitian menemukan bahwa pengalaman industri guru masih kurang,
berdasarkan
180
hasil
praktek wawancara
dengan para
guru
dijelaskan
bahwa
pengalaman
industri
mereka peroleh semasa mereka masih menjadi mahasiswa.
Jadi
pengalaman industri/pengalaman kerja selama menjadi
guru
dapat dikatakan masih kurang.
Hasil penelitian ini menemukan ada sikap
guru
terhadap
penerapan
Berdasarkan hasil observasi
pengaruh
konsep
dan
Belajar
wawancara
dengan
Hal
bahwa
ini
mengindikasikan
konsep
Tuntas.
tampak
bahwa
yang
baru,
pemahaman dan keyakinan guru terhadap sesuatu tidak dilaksanakan sesuai
faktor
yang
sebahagian
dimaksud.
guru
belum
memperlihatkan kesungguhan dalam melaksanakan tugas.
Kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran jumlah jam pengalaman industri yang
bidang keterampilan
tetentu
keterampilan dan hasil
akan
belajar
dimiliki
mempengaruhi
siswa.
faktor kemampuan dan kompetensi guru, (1993:218) menyatakan bahwa
associated
with
teacher
"
guru
one
...
competence
dan
of
is
dengan Klopping
the
the
dalam
kualitas
Berkenaan
Berns
dan
factors
teacher's
knowledge of a given subject area". Berdasarkan penelitian
ditemukan
kemampuan
praktek
kejuruan
guru
dipengaruhi
beberapa faktor berikut : mata pelajaran yang diajarkan
jenis
spesialisasi
praktek kerja di
;
tingkat
industri
dan
pendidikan sertifikasi
;
;
pengalaman keterampilan
yang diajarkan.
Dari
berbagai
faktor
pelaksanaan konsep Belajar Tuntas,
181
yang
melatarbelakangi
kenyataan
menunjukkan
bahwa
faktor
hubungan
kepemimpinan
terhadap
Kepala
Sekolah
pelaksanaannya.
Sekolah yang dimaksud adalah
mempunyai
Kepemimpinan
dalam
melakukan
Kepala
pengawasan
dan bimbingan dalam pelaksanaan tugas guru di sekolah. Menurut Nana Sudjana (1989:120), jawab Kepala Sekolah khususnya dalam mencakup antara lain
sarana
tanggung
pembinaan
kurikulum
: (a) pembinaan guru dan staf lainnya
atau pembinaan ketenagaan pembinaan
tugas dan
; (c) pembinaan
pengajaran,
(e)
kesiswaan
pembinaan
; (d)
lingkungan
pendidikan dan pengajaran.. Hasil penelitian menemukan bahwa
yang
dimiliki
ke
tiga
pelajaran
praktek
menunjang
penerapan
sekolah,
kejuruan
fasilitas
khususnya
belum
konsep
belajar
untuk
sepenuhnya
Belajar
Tuntas.
dikarenakan faktor keterbatasan pengadaan bahan
mata
dapat
Hal
ini
dan
alat
praktek.
Berdasarkan
hasil
pengamatan
dan
wawancara
berkenaan dengan dukungan fasilitas belajar yang ada untuk pengajaran
individual
dilaksanakan.
secara kelompok, membuat
belum
sepenuhnya
Upaya-upaya yang telah dilakukan guru
mengatasi antara lain
dalam
nampak
: (1)
dengan
untuk
job
melibatkan
komponen-komponen
tertentu
akan
kerja
dengan
satu
alat
yang
digunakan
bergantian dalam satu kelompok dan ada juga dengan
182
siswa
dirangkai
menjadi benda jadi/benda kerja : (2) setiap siswa benda
untuk
praktek
masing-masing
yang
dapat
membuat secara
sistim
praktek secara kelompok hanya dengan menggunakan satu alat
secara bersama : (3) siswa praktek secara kelompok. Dalam dokumen kurikulum juga dijelaskan
yang sesuai untuk menilai
keterampilan,
bahwa
alat
khususnya
komponen keahlian kejuruan adalah dengan
untuk
menggunakan
tes
tindakan (tes perbuatan) yang dapat mengungkapkan
tingkat
penguasaan
dokumen
kurikulum
performan
siswa.
dijelaskan
Selanjutnya
bahwa
dalam
dalam
menetapkan
tingkat
keberhasilan siswa ditetapkan berdasarkan standar
tingkat
penguasaan
dengan
acuan
patokan
minimal
yang
telah
ditetapkan dan bersifat individual. C.
Rekomendasi
Hasil
penelitian
memberikan
beberapa
rekomendasi
dalam upaya perbaikan dan penyempurnaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaannya. hal tersebut di atas,
berikut
ini
kepada berbagai pihak,
antara lain
rekomendasi
: (1) Guru
Sekolah ; (3) Lembaga yang menghasilkan Dikmenjur dan Balitbang Depdikbud 1.
Berkaitan dengan diajukan
; (2) Kepala
guru
STM
;
(4)
; (5) Peneliti lanjutan.
Rekomendasi kepada Guru-guru Kejuruan.
a.
Rumusan
keterampilan
dirumuskan
dalam
bentuk
dalam bentuk rumusan psikomotor secara
ajaran
tujuan
jobsheet
profil
sebaiknya
kemampuan,
kognitif,
bukan
afektif
dan
terpisah.
Dalam kurikulum tahun
bahan
dalam
didasarkan
1994
atas
183
keberadaan
materi
pertimbangan
atau
tuntutan
kemampuan kerja. Untuk memudahkan keterampilan,
dokumen
siswa
dalam
maka profil kemampuan yang
kurikulum
terlebih
dahulu
menguasai
tercantura
harus
dalam
dikembangkan
berdasarkan "analisis jabatan". Dari hasil kajian terhadap kemampuan-kemampuan kerja yang dituntut
kemampuan dalam dokumen kurikulum,
lapangan kerja dan
selanjutnya
dilakukan
lagi analisis dengan pertimbangan tuntutan nyata
lapangan
kerja kemungkinan apa yang dapat diberikan di sekolah yang tidak bisa diberikan.Untuk
matrei
yang
tidak
diberikan di sekolah selanjutkan dimasukkan dalam magang siswa.
Di
lain
rumusan keterampilan
pihak
pada
kognitif,
kurikulum
afektif,
dan bisa
program
tahun
dan
1984
psikomotor
yang dijabarkan berdasarkan disiplin ilmu. b.
Diperlukan kemampuan dan kemauan guru untuk berusaha melakukan
penyesuaian
materi
secara
kreatif
dan
dinamis dalam pengembangan kurikulum di sekolah. Dengan
teknologi
adanya
yang
lapangan kerja,
kemajuan
membawa
ilmu
pengaruh
pengetahuan
perubahan
kondisi dimana STM berada,
dan
dan
tuntutan juga
akan
menuntut perlu adanya perubahan serta penyesuaian terhadap pelaksanaan
tugas
mengajar
nampaknya perubahan terhadap
guru
di
tuntutan
sekolah.
tersebut
sangat sulit bila diharapkan datangnya dari guru c.
Dalam mempelajari suatu keterampilan sampai
tuntas/mahir,
Namun
di
atas
sendiri. tingkat
belum cukup bila hanya dilakukan siswa
dengan satu kali pertemuan praktek.
Mengingat dalam
mempelajari/menguasai
184
keterampilan
adanya unsur kiat yang bisa diajarkan,
dapat dikuasai bila berulang-ulang
sebaiknya
sampai
guru
berkelanjutan,
mengerjakan
langsung
tuntas.
membuat sehingga
hanya
dan
Dalam
jobsheet antara
namun
dilakukan
pelaksanaannya
dengan job
prinsip
sheet
dengan
lainnya saling berhubungan. Sehingga jobsheet yang
dibuat
merupakan kumpulan dari beberapa
satu
akan
keterampilan
yang
akan
mengarah kepada suatu profil kemampuan tertentu. 2.
Rekomendasi kepada para Kepala Sekolah.
Kepala
Sekolah
adalah
bertanggungjawab langsung
atas
orang
pertama
penerapan
suatu
yang gagasan
pembaharuan di sekolahnya.
a. Menyampaikan informasi tentang prinsip-prinsip pokok
pengembangan kurikulum dan pendekatan yang digunakan kopada semua guru di sekolah.
Sebagai pimpinan Kepala Sekolah adalah orang pertama
yang bertanggung jawab secara langsung terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional di tingkat sekolah. merupakan suatu keharusan bahwa Kepala
Sekolah
merupakan orang pertama yang lebih dahulu
Untuk
itu
hendaknya
menguasai
bila
sekolah
juga
dituntut dan berkemauan untuk menyampaikan suatu ide
atau
ada suatu ide
atau
gagasan
baru.
Kepala
gagasan maupun informasi dan mentransfernya kepada guru di sekolah.
b. Perlu
diadakan
pertemuan
rutin
mingguan
membahas pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
185
untuk
Kepala
Sekolah
sebagai
pimpinan
hendaknya melaksanakan pertemuan hambatan-hambatan dan cara
perwujudan
dan
mingguan
menanganinya,
pertangungjawaban
terhadap
supervisor,
guna yang
membahas merupakan
apa yang
telah
dilaksanakan guru dalam mengajar. Cakupan bahasan termasuk : hambatan-hambatan yang ditemui dalam seminggu
dan
cara
mengatasinya dapat ditinjau dari materi pelajaran apa saja
yang telah dan belum disampaikan,
ketersediaan
alat
dan
kesempatan
dan
bahan praktek.
c. Kepala Sekolah
hendaknya
memberi
terus memotivasi guru untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya.
Untuk mengatasi
kondisi
di
atas,
Kepala
Sekolah
perlu memberi kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti pendidikan tambahan atau program penataran serta terus untuk
meningkatkan
pengalaman
kerja guru di lapangan kerja dengan
berupaya
industri/pengalaman meningkatkan
program
magang bagi guru-guru praktek. 3. Rekomendasi kepada lembaga yang mempersiapkan guru-guru STM
.
Lembaga yang berperan menyiapkan guru
SMK
Menengah Kejuruan), harus membekali dengan materi Tuntas
dan
mempersiapkan
calon
guru
(Sekolah
Belajar
terampil
dan
profesional dengan pengalaman industri yang memadai. Upaya
yang dapat ditempuh dalam rangka mempersiapkan guru STM, antara lain
:
186
(a) Program yang
dirancang
harus
disesuaikan
pembaharuan kurikulum dan dengan program
dengan
kurikulum
STM.
(b) Meningkatkan jumlah jam pengalaman praktek guru industri
sebagai
ukuran
keterampilan kerja
sebagai
tingkat
bekal
di
penguasaan
untuk
mengajar
praktek di sekolah.
(c)
Membekali
calon
guru
pengelolaan usaha dan konteks
menanamkan
dengan
pengelolaan Kewira
keterampilan produksi
Usahaan
dalam
dan
Unit
Produksi.
4. Rekomendasi kepada Dikmenjur dan Balitbang Depdikbud
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
kesulitan dan mengalami banyak hambatan
gagasan pembaharuan konsep Belajar
guru
dalam
Tuntas.
masih
menerapkan
Mereka
belum
memahami, sebetulnya bagaimana esensi dari konsep tersebut dilaksanakan dalam
dan
adanya
berbagai penafsiran yang menyimpang jauh dari misi
konsep
Belajar
Tuntas.
mengajarkan
Memperhatikan
keterampilan
beberapa
pelaksanaannya, kiranya Dikmenjur dan
(a) Memperjelas
konsep
Belajar
kondisi
Balitbang
Tuntas
kurikulum dengan menambah informasi
dalam perlu
dalam
:
dokumen
pelengkap
untuk
mempertajam kejelasan konsep tersebut.
(b) Menyusun dan melengkapi petunjuk pelaksanaan sistim pembelajaran Belajar Tuntas secara rinci sebagai bahan pelengkap dokumen kurikulum.
(c) Melakukan pilot proyek implementasi suatu pembaharuan di beberapa sekolah sebelum
konsep konsep
Belajar Tuntas diberlakukan secara nasional.
(d) Melakukan monitoring ke menemukan
sekolah-sekolah
masukan-masukan
187
untuk
dalam
upaya
perbaikan
dan
pengembangan program.
5.
Rekomendasi kepada Peneliti Lanjutan Untuk kepentingan penelitian
mengajukan beberapa saran, (a)
Perlu
dilakukan
lebih
antara lain
penelitian
Belajar Tuntas di sekolah
lanjut
:
bagaimana
dengan
penulis
pelaksanaan
Belajar
Tuntas
di
Industri.
(b) Perlu diadakan penelitian yang sama dengan penulis pada program studi
pelajaran
praktek
kejuruan
atau
di
penelitian
jurusan
dalam
Sekolah
mata
Menengah
Kejuruan (SMK) negeri ataupun swasta. c) Perlu
diterapkan
pendekatan
lain
untuk
membuktikan
sumbangan konsep Belajar Tuntas terhadap hasil siswa dan kualitas keterampilan siswa.
188
belajar