`xÄÉw|xá
Hesty Nawaty Candra
“Melodies”
Penerbit Nulisbuku.com
Hesty
1
`xÄÉw|xá
Melodies Oleh: Hesty Nawaty Candra Copyright © 2014 by Hesty Nawaty Candra
Penerbit Nulisbuku.com www.nulisbuku.com
[email protected]
Desain Sampul: Andi Tenry Ayumayasari
Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com
Hesty
2
`xÄÉw|xá
Ucapan Terimakasih: Untuk Allah S.W.T, Tuhan Yang Maha Esa Serta Nabi besar Muhammad S.A.W Untuk kedua orang tuaku, Mino Chandra dan Arni Wirdawati. Wirdawati Juga untuk kedua adikku M.Hidayat dan Hime Nabila Candra Untuk idolaku @smashindonesia @rafaell_16, @rangga_moela, @morgaoey, @bismakarisma, @dickymprasetyo, @rezanugrah, @ilhamfauzie Dan teristimewa untuk teman-teman teman SMASHBlast-ku. ku. Untuk sahabat jauhku Anisa Zera dan teman-teman teman teman yang tak bisa kusebutkan satu per satu. Dan yang terakhir untuk semua orang yang terlibat dalam pembuatan novel ini, baik dalam hal ide ataupun hal lainnya. Terima kasih..
Ttd Penulis Hesty Nawaty Candra @miracle_ @miracle_starsSB
Hesty
3
`xÄÉw|xá
cÜÉÄÉz ******* Sebuah kisah yang terjadi di bawah langit negri permadani khatulistiwa. Berawal dari sebuah melodi indah sang pengamen di taman. Goresan pena takdir yang mempertemukan pihak-pihak pihak tidak terduga. Benang merah pengikat hati sekaligus pemutus cinta. Kisah tentang si kaya harta namun miski cinta. Dialah yang berkuasa atas segalanya. Terjebak dalam kisah masa lalu yang membuatnya buta akan cinta tulus di sekelilingnya. Hidup terus berputar. Namun dia, hidupnya sekana berjalan merangkak di d atas roda waktu. Menjadi kacau saat mengetahui fakta dalam fakta. Begitu banyak hal yang dikorbankan untuknya. Dan ia, terlalu banyak mengorbankan untuk kebahagiaan batinnya. Ya, hanya batin bukan hatinya. Melodi kehidupan si pria beruntung yang sial. Dia Dia baik, namun terlalu baik hingga membuat kebaikan itu mengundang kebencian. Hidup diantara mati. Menghitung waktu yang akan datang menjemputnya. Namun apakah semudah itu? Pekikan marah di penentang takdir. Kehilangan sebagian jiwanya di tengah kebahagiaan yang memuncak. Membenci namun tak pernah ingin dibenci. Keras seperti batu tanpa mau menerima tetesan air. Namun, ketika sang roda waktu membuka kartu hidupnya, kebencian itu hanya bagaikan buih di tengah lautan. Muncul, hilang dan sia-sia. sia Lantunan merdu senandung sang si manusia berhati malaikat. Cinta yang ia kejar membawanya pada sebuah penyesalan. Hanya bisa tersenyum miris di akhir. Tetap kuat meski rapuh. Tetap hidup meski terasa mati. Sabar menjadi satu-satunya satu satunya pelita hati di tengah gelapnya kehidupan. pan. Menjaga hati mesti takkan pernah disentuh. Kutukan nasib yang membuat si bijak jatuh dalam jurang antara hidup dan mati. Bertemu jutaan kisah kehidupan yang mulai terlupakan. Butir air matanya menjadi bukti betapa sakit sang bintang kala ditinggalkan bulan. Tetap bersinar walau semakin redup. Menunggu sang bulan kembali, meski saat ia kembali itu bukan lagi bukan yang dicintainya. Sosok seorang kakak keras kepala yang menuntut segala hal untuknya. Menjadi egois tanpa keinginan untuk memeperhatikan dia yang benar-benar benar membutuhkannya. Ketika tawa itu enggan tuk hadir kembali barulah ia tersadar. Meratapi putusan sang hakim waktu di mana air mata terlalu kering untuk tetap menetes.
Hesty
4
`xÄÉw|xá
Hesty
5
`xÄÉw|xá
ctÜà D
j{xÇ g{x fàÉÜç Uxz|Ç ******* Aku benci sendiri........Sendiri membuatku takut. Seakan dunia pergi meninggalkanku. Adakah seseorang di sana? Maukah ia menjadi temanku?? Aku mohon! Selamatkan aku dari tempat mengerikan ini..... ******* Mentari perlahan rlahan tersenyum di ufuk barat.Membagikan kehangatan cahayanya yang mampu membawa kedamaian pada seluruh makhluk di bumi.Membangunkan setiap insan untuk memulai hari baru setelah melepas lelah di hari sebelumnya.Sinar hangat sang raja siang menyelinap ke setiap etiap jengkal bumi.Begitupula sebuah kamar bernuansa putih di salah satu rumah mewah bergaya Eropa. Mengusik tidur seorang pria yang sejak semalam tertidur dalam dekapan kedua lututnya. Ia mengerjap-ngerjapkan ngerjapkan mata mencoba menyesuaikan dengan cahaya mentari mentar pagi. Lingkaran hitam mirip panda menghiasi men matanya.Ia a tidak tidur semalaman.Bukan,lebih semalaman. tepatnya ia tidak bisa tidur dengan segala pikiran yang berkecamuk dalam dirinya. Pria ini memandang mandang kamarnya yang seperti baru diterjang badai tersebut. tersebut. Barang-barang Barang berserakan dimana-mana, mana, bahkan beberapa diantaranya kacur dan menyebabkan pecahanpecahan pecahan tajam berserakan di seantero kamar. Ia menghela nafas mencoba mengisi rongga paru-parunya paru parunya yang sesak dengan oksigen sebanyak yang ia bisa.. Tak lama pria ini bangkitt dari duduknya lalu berjalan menuju beranda kamar yang hanya dibatasi oleh pintu kaca. Dari beranda itu,ia dapat melihat garasi yang berada di sebelah barat kamarnya.Dua dari 5 mobil sudah tak ada lagi di tempatnya.Lagi-lagi tempatnya.Lagi lagi ia menghela nafas.Namun kali ini lebih berat dan sesak. Drrrtt....Drrrtt.... Pria ini merogoh kantongnya untuk mengambil Ponsel yang tiba-tiba tiba bergetar. Di layar Ponsel itu terpampang jelas nama seseorang “Rangga” “Halo....”
Hesty
6
`xÄÉw|xá “................” “Gue gak apa-apa.” apa.” “...............” “Lo tunggu! 10 menit lagi gue turun!” ucapnya mengakhiri perbincangan singkat itu Untuk beberapa saat ia menatap langit yang mulai memancarkan ancarkan warna biru yang tenang dan terkadang membuatnya iri. Ya, ia ingin menjadi seperti langit. Meski ia tau, ia tak mampu dan takkan mampu.
Seperti pagi-pagi pagi sebelumnya. Universitas Harapan yang dicap sebagai Universitas terbaik ke-2 2 di Indonesia,kembali dihebohkan oleh kedatangan sebuah grup gr idola yang kebetulan juga melakukan study di sana. SMASH, begitulah orang menyebut mereka.Siapa yang tidak kenal SMASH? Sebuah boyband yang sedang naik daun di tanah air. Ditambah lagi ketujuh ujuh personilnya merupakan pewaris dari perusahaan-perusahaan perusahaan besar dan berpengaruh di Indonesia. Merekalah Rafael,Morgan,Rangga, Bisma,Dicky,Reza dan Ilham. Saat ini ketujuh pria itu telah berkumpul di ruangan khusus milik mereka sendiri. Dimana di dalamnya ya tersedia fasilitas yang bahkan lebih mewah mewah daripada ruangan para dosen. Ya,posisi mereka reka sebagai putra keluarga konglomerat dan terhormat membuat orang-orang orang sangat menghargai mereka. “Eh Bis! Tuh kado mau lo apain?” tanya Reza melirik kado yang menumpuk menumpu di sudut ruangan.Bisma .Bisma melirik sekilas lalu beralih kembali pada gadget nya. “Ambil aja deh kalo lo pada mau! “ tukasnya cuek “Tapi itu kan dari Bismaniac Bis! Kita mah udah dapet dari fans masing-masing masing ya gak?” ucap Reza meminta persetujuan Ilham yang duduk di sampingnya.Ilham sampingnya. mengangguk mengiyakan perkataan sang kakak. “Kalo gitu buang aja!” jawab Bisma seenaknya membuat membuat Reza dan Ilham menatap kaget kearahnya “Serius Bis? Jahat banget sih lo? Orang udah capek-capek capek capek ngasih lo hadiah, hargain napa?” omel Ilham “Gue ue juga gak minta kan dari mereka? Salah sendiri mau repot ngasih hadiah. Kayak gue gak bisa beli sendiri aja!” balas Bisma mulai kesal. kesal. Ia merasa benar soal ini,semua orang termasuk fans nya tau tentang asal usul keluarganya.Jadi untuk apa ia mengharapkan me hadiah yang jelas-jelas jelas bisa dibelinya sendiri bahkan hanya dengan menjentikkan jari?
Hesty
7
`xÄÉw|xá Morgan,seorang pria yang duduk di sofa tak jauh darinya buka suara tanpa megalihkan pandangan dari buku yang dibacanya,“Setidaknya dibacanya,“Setidaknya lo bisa hargain jerih payah seseorang.Atau lo emang gak punya hati?” Begitu dingin dan terkesan menggurui “Heh! Maksud lo ngomong gitu gitu apa? Nyindir gue?” Bisma menyela dengan suara menyentak “Lo yang bilang sendiri!” sendiri Morgan membalas masih dengan n nada bicara yang sama. “Sialan lo!Lo pikir lo siapa? Enak aja ngeremehin gue! Asal lo tau ya,tanpa keluarga gue,lo gak bakal bisa kayak gini Gan!” sentak Bisma yang membuat Morgan menghentikan kegiatan n membacanya lalu menatap Bisma dengan mata hitamnya. Tatapan yang tak biasa,sungguh tajam tapi tak mampu menyurutkan nyali Bisma. “Kenapa? Marah?” tanya Bisma meremehkan. Morgan tersenyum sinis setelah berhasil mengendalikan emosinya. “Setau gue,bokap gue udah bayar semua hutang ke perusahaan lo. Bahkan sekarang rang yang gue denger perusahaan lo yang punya hutang hutang sama Toro Grup milik Rafael. Rafael Jadi gue saranin lo ngaca dulu sebelum nge judge orang lain!” ujar Morgan yang membuat Bisma geram Ucapan pria itu tidak salah,Rafael memang berasal dari keluarga Rusdiantoro yang tersohor di seluruh penjuru negri.Sebenarnya tak hanya ia,Dicky yang merupakan adiknya pun sama.Namun,sewaktu tamat SMA Rafael memang sudah mengurus perusahaan milik keluarganya itu selama kurang lebih 2 tahun sebelum ia memutuskan berhenti karna ingin in melanjutkan pendidikannya. Selain itu posisinya sebagai putra Sulung mengharuskannya menerima kenyataan bahwa ia akan mewarisi perusahaan besar itu suatu saat. Suka atau tidak suka. “Kenapa dia lagi sih?Kayak sih?Kayak gue gak pernah dianggep aja!” gumam Dicky melirik Rafael yang sedari tadi sibuk membaca buku musiknya dan tak memperdulikan perdebatan kedua sahabatnya “Hei udahlah! Kenapa berantem sih?Lagian itu urusan orang tua kita! Belum saatnya kita ikut kut campur!” Rangga,pria berkulit putih ini mencoba melerai. “Whatever!!” Bisma berlalu dari hadapan sahabat-sahabatnya. sahabatnya.Sahabat? Entah ia
masih menganggapnya demikian atau tidak “Bis! Jagan lupa, ntar sore kita ada latihan!” ujar Morgan mengingatkan. Bisma berhenti melangkah, namun sama sekali tak menoleh. “Untuk sekarang, sekarang, kesampingin ego dan mikirin mereka yang sayang sama kita!” lanjut Morgan kembali.
Hesty
8
`xÄÉw|xá Seorang gadis berjalan perlahan mengikuti seorang wanita tua sembari melihat sekelilingnya. Setelah sekian tahun meninggalkan negara seribu pulau ini, akhirnya ia bisa kembali. Rindu? Tentu saja. Karna di sinilah ia merasakan arti kehidupan yang sesungguhnya, ya, di mana ia tidak terikat dengan budaya Jepang yang terlalu rumit baginya. Bukannya ia membenci budaya negaranya sendiri, hanya saja ia tidak terlalu bisa melakukan hal-hal tersebut. “Ini kamarnya, Nona....” si gadis Jepang itu menunduk hormat lalu tersenyum ramah. “Terima kasih...” ucapnya kemudian. “Sama-sama...” sama...” wanita tua si pemilik apartemen itu balas tersenyum tak kalah ramah. “Kalau ada apa-apa... apa... hubungi saja saya...” imbuhnya kemudian.
“Hai, domo arigatou... (Ya, terima kasih banyak)” , Wita –si si pemilik apartemen- tak menjawab melainkan hanya tersenyum sebelum akhirnya melangkah meninggalkan gadis itu sendirian. “Akhirnya aku kembali ke sini...” gumam gadis itu memandang berkeliling. “Tidak ada yang berubah!” sambungnya sambil tersenyum senang. s
Sebuah motor Ninja berwarna putih mengkilat berhenti sempurna di depan sebuah gerbang megah. Sang pengendara melepas helmnya dan menatap lekat gerbang yang bertuliskan “Pemakaman San Diego Hills” di bagian atasnya Ia turun perlahan dan berjalan diantara makam-makam makam yang terkesan elegan dengan rumput hijau yang menutupi tanah berbentuk persegi dan bertahta batu pualam itu hingga sama sekali tidak menimbulkan kesan mengerikan sedikitpun.Tampaknya .Tampaknya ia tau ke mana kakinya akan melangkah.Dengan berat di di letakkannya rangkaian mawar putih di samping nisan pualam yang berukirkan nama seseorang.Mata indahnya menatap lekat makam di hadapannya. Bias cahaya mentari yang memancarkan warna jingga bercampur biru dan lambaian angin yang meraba setiap jengkal tubuhnya tubuhnya pun menambah pilu luka yang ada di hatinya. Luka itu kembali terbuka dan selalu terbuka bila ia datang ke tempat ini. Kedua mata sipitnya kemudian menutup dan diam dalam doa.
Hesty
9