BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kota Surakarta, Jawa Tengah. 2. Waktu penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, mulai dari Oktober 2015 sampai dengan Maret 2016. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
N
Tahun, Bulan, Minggu ke-
Jenis Kegiatan Oktober 2015
o
1
Penyusunan proposal
2
Seminar
&
Revisi
3
November 2015
1
2
4 1
X
x x X
2
3
Desember 2015
4
1
2
3
Januari 2016
4
1
2 3
Februari 2016
4
1
2
3
Maret 2016
4
1
2
3
4
x x
Proposal
3
Permohonan
Izin
x x x
Penelitian
4
Penyusunan Instrumen
x x x
Penelitian 5
Kalibrasi Instrumen
6
Pengumpulan
x x x
Data
x x x x
Penelitian 7
Pengolahan/Analisis
x x x
Data Penelitian 8
Penyelesaian
Naskah
x x x
akhir Skripsi 9
Ujian
Skripsi
dan
x x x
Perbaikan/revisinya.
44
45
B. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdiri dari variabel terikat yaitu keterampilan menulis laporan observasi (Y), dan dua variabel bebas yaitu kemampuan berpikir kritis (X1) dan motivasi membaca (X2). Keterampilan menulis laporan observasi adalah keterampilan menulis
sesuatu
melalui proses dan tahap-tahap pengamatan, penyelidikan, dan studi sesuai fakta di lapangan dan bukti-bukti relevan. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan dan kecenderungan yang dimiliki seseorang untuk membuat dan melakukan asasmen terhadap kesimpulan berdasarkan bukti dan fakta dengan menempuh proses menalar yang valid dan logis dalam mengenali hal-hal yang terkait sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana. Motivasi membaca adalah keinginan atau dorongan individu untuk melakukan kegiatan atau aktivitas membaca secara berkesinambungan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei melalui teknik studi korelasional sebab melalui jenis penelitian korelasional ini dapat dipakai untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Metode ini dipilihh untuk penelitian dengan populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel. Penelitian survei biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari sari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif (Riduwan, 2004: 49). Survei untuk membuat generalisasi dan sebagian berguna untuk membuat prediksi. Generalisasi yang biasa dipakai adalah generalisasi dari studi sampel yang representatif terhadap populasinya. Ada dua macam survei, yaitu: survei untuk
46
memperoleh data dasar, guna memperoleh gambaran umum, yang bermanfaat untuk membuat perencanaan dan kebijkan publik (sensus); dan survei yang digunakan untuk mengungkap pendapat, sikap, dan harapan publik, Noeng Muhajir (2000: 62). Secara skematis, pola hubungan antara variabel-variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini dapat dilihat gambar berikut ini: 1 Kemampuan berpikir kritis (X1)
Motivasi membaca (X2)
3
Keterampilan menulis laporan observasi (Y)
2
Gambar 2. Desain Penelitian Korelasi Keterangan: Variabel bebas Variabel terikat Nomor 1 Nomor 2 Nomor 3
: Kemampuan berpikir kritis (X1), Motivasi Membaca (X2) : Keterampilan Menulis Laporan Observasi (Y) :Hubungan antara kemampuan berpikir kritis dan keterampilan menulis laporan observasi :Hubungan antara motivasi membaca dan keterampilan menulis laporan observasi :Hubungan antara kemampuan berpikir kritis dan motivasi membaca secara bersama-sama dengan keterampilan menulis laporan observasi.
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti unuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002: 52). Arikunto (1997: 108) mengatakan populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sementara itu, Margono (2003: 118) memaparkan populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian di dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang sudah ditentukan. Jadi populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan
47
memenuhi syarat-syarat tertentu yang mempunyai kaitan dengan masalah yang diteliti. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri di kota Surakarta. Jumlah SMP Negeri di kota Surakarta ada 27 sekolah, namun yang memakai kurikulum KTSP sebanyak 24 sekolah dan sisanya sudah menggunakan kurikulum 2013 (SMP 1 N Surakarta, SMP 4 Surakarta, dan SMP 12 Surakarta). Peneliti mengambil sampel sebesar 12% dari total populasi sekolah tingkat SMP Negeri yang menggunakan kurikulum KTSP, yaitu SMP Negeri 8 Surakarta, SMP Negeri 14 Surakarta, dan SMP Negeri 16 Surakarta. Sesuai dengan pendapat Arikunto (1998:120) yang memberikan ancer-ancer dalam pengambilan sampel, apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15 % atau 20%-25% atau lebih. 2. Teknik Pengambilan Sampel Upaya untuk menetapkan sumber data dari populasi agar cukup mewakili sifat dan karakter populasi dinamakan penarikan sampel penilitian. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Burgin dalam Taniredja dan Mustafiah (2012: 34) ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan sampel dalam suatu penelitian agar dalam penelitian memiliki bobot yang representatif yang diharapkan, yaitu: (1) derajat keseragaman populasi; (2) derajat kemempuan peneliti mengenal sifat-sifat khusus populasi; (3) presisi (kesaksamaan) yang dikehendaki penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel kombinasi. Teknik sampel kombinasi merupakan teknik pengambilan sampel lebih dari satu macam teknik sampel, misalnya dalam saat yang bersamaan, peneliti menggunakan teknik sampel proporsional dengan random, maka penyebutan teknik sampelnya menjadi teknik sampel proporsional random (Winarsunu, 2002: 18). Jenis sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster sampling atau claster random sampling, yakni pemilihan sampel yang dilakukan dengan cara memilih secara acak dengan ketentuan setiap anggota populasi diberikan peluang
48
yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Secara operasional langkahlangkah yang dilakukan peneliti meliputi dua tahap, yaitu tahap pertama, peneliti menetapkan atau mengundi sekolah, dan tahap berikutnya menentukan respondenya sebagai sampel dengan mengundi kelasnya. Berdasarkan hasil pengambilan sampel dengan jenis cluster random sampling dapat ditentukan 170 responden sebagai sampel penelitian dan 30 responden sebagai uji coba penelitian sehingga total siswa keseluruhan yang terlibat dalam penelitian ini sejumlah 200 siswa kelas VIII SMP Negeri di kota Surakarta. Adapun rincian data penelitian berdasarkan tempat penelitian/sekolah, waktu penelitian, dan kelas beserta jumlah siswanya. Tabel 3. Rincian Data Penelitian Siswa Kelas VIII SMP Negeri di Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016
N o 1 . 2 . 3 . 4 . 5 . 6 .
Nama Sekolah
Kelas
Waktu Penelitian
Data
VIII A
Jumlah siswa 32
SMP N 14 Surakarta
Kamis, 28 Januari 2016
Penelitian
SMP N 14 Surakarta
VIII C
31
Kamis, 28 Januari 2016
Penelitian
SMP N 14 Surakarta
VIII D
17
Kamis, 28 Januari 2016
Penelitian
SMP N 16 Surakarta
VIII B
30
Sabtu, 30 Januari 2016
Penelitian
SMP N 8 Surakarta
VIII H
29
Selasa, 2 Februari 2016
Penelitian
SMP N 8 Surakarta
VIII I
31
Selasa, 2 Februari 2016
Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua teknik pengumpulan data, yaitu tes dan angket. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Angket atau kuesioner adalah sejumlah
49
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto,1993: 123-124). Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang keterampilan menulis laporan observasi (Y) dan kemampuan berpikir kritis (X1), sedangkan angket digunakan untuk mendapatkan data motivasi membaca (X2). Teknik tes yaitu dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan
pada
responden
untuk
menjawab
atau
mengerjakan, sedangkan teknik angket, dimana responden diberikan sejumlah pernyataan kemudian diminta memberi respon atau tanggapan. Seluruh data tersebut bersifat kuantitatif berupa skor atau nilai. 1. Definisi Konseptual dan Operasional Keterampilan Menulis Laporan Observasi a. Definisi Konseptual Keterampilan Menulis Laporan Observasi Keterampilan menulis laporan observasi adalah keterampilan menulis
sesuatu
melalui proses dan tahap-tahap pengamatan, penyelidikan, dan studi sesuai fakta di lapangan dan bukti-bukti relevan. b. Definisi Operasional Keterampilan Menulis Laporan Observasi Secara operasional keterampilan menulis laporan obsservasi adalah skor atau nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan tes keterampilan menulis laporan observasi berupa tes praktik menulis laporan observasi. Keterampilan menulis laporan observasi merupakan salah satu keterampilan menulis laporan secara sistematis sehingga apa yang dilaporkan dapat diterima penerima laporan (pembaca) dengan jelas. Menulis laporan observasi melalui proses dan tahap-tahap pengamatan, pemyelidikan, dan studi sesuai dengan fakta dan bukti relevan di lapangan dan penyekoran menulis laporan observasi dapat ditentukan dengan indikator berikut ini: (1) melaporkan susuatu berdasarkan fakta dan bukti yang relevan( isi gagasan yang dilaporkan/dikemukakan), (2) melaporkan keadaan umum, keadaan bagian, dan manfaat atau fungsi yang diobservasi (kelengkapan objek laporan), (3) ketepatan
50
organisasi isi laporan, (4) gaya (pilihan struktur dan kosakata) dan tata bahasa, (5) ejaan dan tata tulis. 2. Definisi Konseptual dan Operasional Kemampuan Berpikir Kritis a. Definisi Konseptual Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan dan kecenderungan yang dimiliki seseorang untuk membuat dan melakukan asasmen terhadap kesimpulan berdasarkan bukti dan fakta dengan menempuh proses menalar yang valid dan logis dalam mengenali hal-hal yang terkait sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang tepat dan bijaksana. b. Definisi Operasional Kemampuan Berpikir Kritis Secara operasional kemampuan berpikir kritis adalah skor atau nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan tes kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan definisi konseptual dapat disimpulkan kemampuan berpikir kritis bisa dilihat dari dua aspek, yaitu proses aktif menalar yang valid dan logis dan proses persistent (terus menerus) dan teliti mengenali hal-hal terkait dalam mengambil keptuusan atau kesimpulan dan ditandai dengan beberapa indikator sebagai berikut: (1) menarik kesimpulan dengan cara analogi, (2) menarik kesimpulan dengan silogisme hipotesis dan golongan, (3) menarik hubungan yang logis antara masalah-masalah, (4) mengidentifikasi pernyataan tersirat, (5) menghindari salah nalar karena analogi yang pincang, (6) menghindari salah nalar karena salah hubungan kausal (sebab akibat), (7) menarik kesimpulan dan kesamaan berdasarkan generalisasi yang tepat, (8) menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas, (9) menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan, dan (10) menarik kesimpulan berdasarkan bukti dan informasi yang relevan. 3. Definisi Konseptual dan Operasional Motivasi Membaca a. Definisi Konseptual Motivasi Membaca Motivasi membaca adalah keinginan atau dorongan individu untuk melakukan kegiatan atau aktivitas membaca secara berkesinambungan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Motivasi membaca yang dimiliki seseorang memiliki dua dimensi
51
yaitu konsep diri sebagai pembaca dan nilai membaca. Konsep diri sebagai pembaca dapat dilihat dari aspek kompetensi dan performansi membaca yang dimiliki siswa, sedangkan nilai dari membaca dapat dilihat dari aspek kondisi tempat membaca, frekuensi membaca, aktivitas membaca, dan waktu pelaksanaan membaca. b. Definisi Operasional Motivasi Membaca Secara operasional motivasi membaca adalah skor atau nilai yang diperoleh siswa setelah memberikan tanggapan angket motivasi membaca. Dari definisi konseptual tersebut komponen-komponen yang terdapat dalam motivasi membaca ditandai dengan beberapa indikator, yaitu: (1) adanya rasa ‘feeling’ senang membaca, (2) memiliki tujuan yang pasti berkaitan dengan kegiatan membaca, (3) jenis buku atau bacaan yang dianggap menarik, (4) penulis favorit, (5) tempat dan bagaimana lokasi membaca, (6) frekuensi membaca, (7) kondisi fasilitas dan materi membaca, (8) waktu membaca. F. Instrumen Penelitian Instrumen atau alat pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian (Djali dkk., 2000:87). Penelitian ini menggunakan tiga jenis data yang dikumpulkan, yakni data keterampilan menulis laporan observasi, data kemampuan berpikir kritis dan data motivasi membaca. Oleh karena itu, ada tiga instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut, yaitu: 1. Tes keterampilan menulis laporan observasi Tes keterampilan menulis laporan observasi ini merupakan alat untuk mengukur kecakapan, keterampilan, sikap, dan pengetahuan siswa dalam menuangkan ide, gagasan, pengalaman serta permasalahan dengan menggunakan media bahasa tulis secara tepat berdasarkan proses dan tahap-tahap pengamatan sesuai fakta dilapangan dan bukti-bukti yang ada. Indikator yang dinilai dalam tes keterampilan menulis laporan observasi meliputi: isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi, tata bahasa, gaya bahasa (pilihan struktur dan kosakata), dan ejaan dan tata tulis. Berikut tabel 4.
52
pedoman penyekoran keterampilan menulis laporan observasi diacu Nurgiyantoto (2010:440) :
No
Aspek yang Dinilai
Bobot
Tingkat Capaian Kerja 4
1
Isi gagasan yang dikemukakan
30
2
Ketepatan Organisasi isi
25
3
Kelengkapan Objek Laporan
20
4
Gaya dan tata bahasa: pilihan
15
3
2
Skor
1
struktur dan kosakata 5
Ejaan dan tata tulis
10 Jumlah Nilai
: :
Keterangan: 4: sangat baik ( isi gagasan sangat jelas, objek laporan sangat lengkap, organisasi isi laporan sangat jelas, tata bahasa termasuk didalamnya struktur dan kosakata yang dipilih sangat mudah untuk dipahami/sangat komunikatif, ejaan sesuai EYD dan tata tulis terstruktur sangat rapi). 3: baik ( isi gagasan jelas, objek laporan lengkap, organisasi isi laporan jelas, tata bahasa termasuk didalamnya struktur dan kosakata yang dipilih mudah untuk dipahami/komunikatif, ejaan sesuai EYD dan tata tulis terstruktur rapi). 2: cukup (isi gagasan kurang jelas, objek laporan kurang lengkap, organisasi isi laporan kurang jelas, tata bahasa termasuk didalamnya struktur dan kosakata yang dipilih kurang mudah untuk dipahami/kurang komunikatif, ejaan sesuai EYD dan tata tulis kurang terstruktur rapi). 1: kurang (isi gagasan tidak jelas, objek laporan tidak lengkap, organisasi isi laporan tidak jelas, tata bahasa termasuk didalamnya struktur dan kosakata yang dipilih tidak mudah untuk dipahami/tidak komunikatif, ejaan sesuai EYD dan tata tulis tidak terstruktur rapi).
Penyekoran tiap aspek yang dinilai, diberikan dengan mengalikan rubrik dan bobot. Nilai diperoleh dengan jumlah skor dibagi 4, maka diperoleh nilai maksimal 100. Misalnya, aspek “Isi gagasan yang dikemukakan” mempunyai bobot 30, capaian seorang peserta didik mungkin dapat diukur dengan rubrik yang berbeda 4, 3, 2, dan
53
1 tergantung kualitas gagasan yang disampaikan dalam laporan observasi. Demikian juga halnya dengan aspek yang lain. Kemungkinan nilai maksimal 100 (400/4) dan nilai minimal 25 (100/4). 2. Tes kemampuan berpikir kritis Data kemampuan berpikir kritis diperoleh dengan tes pilihan ganda. Butirbutir soal tes diperoleh melalui pengembangan kisi-kisi dari indikator berpikir kritis sedangkan indikator dikembangkan melalui definisi operasional dan konseptual berpikir kritis. Tes kemampuan berpikir kritis dikembangkan dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) menarik kesimpulan dengan cara analogi, (2) menarik kesimpulan dengan silogisme hipotesis dan golongan, (3) menarik hubungan yang logis antara masalah-masalah, (4) mengidentifikasi pernyataan tersirat, (5) menghindari salah nalar karena analogi yang pincang, (6) menghindari salah nalar karena salah hubungan kausal (sebab akibat), (7) menarik kesimpulan dan kesamaan berdasarkan generalisasi yang tepat, (8) menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas, (9) menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan, dan (10) menarik kesimpulan berdasarkan bukti dan informasi yang relevan. 3. Angket motivasi membaca Data tentang kebiasaan membaca buku teks diperoleh dengan angket motivasi membaca. Motivasi membaca yang dimiliki seseorang memiliki dua dimensi yaitu konsep diri sebagai pembaca dan nilai membaca yang ditandai dengan beberapa hal, yaitu: (1) adanya rasa ‘feeling’ senang membaca, (2) memiliki tujuan yang pasti berkaitan dengan kegiatan membaca, (3) jenis buku atau bacaan yang dianggap menarik, (4) penulis favorit, (5) tempat dan bagaimana lokasi membaca, (6) frekuensi membaca, (7) kondisi fasilitas dan materi membaca, (8) waktu membaca. Instrumen dalam penelitian ini disusun dan dikembangkan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
54
Variabel
Teori
Konstruk
Definisi Konseptual
Definisi operasional
penetapan indikator instrumen instrument Kisi-kisi instrumen Butir soal instrumen
Gambar 3. Alur Penyusunan dan Pengembangan Instrumen G. Uji Coba Instrumen Penelitian Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen penelitian yang berupa tes (keterampilan menulis laporan observasi dan kemampuan berpikir kritis) dan angket (motivasi membaca) perlu diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas butir soal dan reliabilitasnya. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabilitas artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto,1993:142). Sedangkan menurut Arikunto (1993:136), Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
55
Untuk tes keterampilan menulis laporan observasi (Y) menggunakan validitas konseptual atau validitas konstruk dan validitas isi, tidak bisa dilakukan secara empiris atau menggunakan statistik. Validitas konseptual atau validitas konstruk yaitu uji validitas secara teoritis dengan melihat indikator-indikator yang menjadi ukuran penilaian dalam keterampilan menulis laporan observasi. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian atau instrumen dalam mengukur isi yang seharusnya. Namun, untuk uji reliabilitas tes keterampilan menulis laporan observasi dilakukan dengan teknik statistik yaitu dengan menggunakan reliabilitas ratings dengan rumus sebagai berikut:
rir =
Keterangan: rir
=
koefisien reliabilitas rating dari seseorang rater
= varians antar subjek , Mks = varians residu, varians interaksi subjek (s) dan raters (t), yaitu Mks k = banyaknya raters (Syaiful Anwar, 2005:44) Untuk mengetahui validitas instrumen penelitian tes kemampuan berpikir kritis menggunakan koefisien korelasi point biserial. Adapun rumus korelasi point biserial adalah sebagai berikut:
√
Keterangan: = koefisien korelasi biserial
56
i
= rata-rata skor total responden yang menjawab dengan benar butir soal nomor i.
Xt = rata-rata skor total semua responden. St = standar devisiasi skor total semua responden pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i. qi
= proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i (1 – p). (Djaali, Mulyono, dan Ramly, 2000: 77)
Sementara itu untuk mengetahui reliabilitas tes kemampuan berpikir kritis digunakan rumus reliabilitas KR-20 sebagai berikut:
(
∑
)(
)
Keterangan: rii = koefisien reliabilitas tes k = cacah butir St2 = varians skor total p = proporsi responden yang menjawab benar butir ke-1 q = proporsi responden yang menjawab salah (1-p) (Djaali, Mulyono, dan Ramly, 2000: 126) Untuk mengetahui tingkat validitas butir penyataan angket motivasi membaca (X2) digunakan uji konsistensi internal untuk mengetahui apakah semua butir sudah mengukur hal yang sama dan menunjukkan kecenderungan yang sama pula. Rumus yang digunakan untuk uji konsistensi internal adalah rumus Korelasi Product Moment, yaitu dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total. Adapun rumus Korelasi Product Moment yang digunakan sebagai berikut: [∑( √{
∑
(∑
)
(∑ ⦌
) ∑ ∑
] (∑
⦌}
57
Keterangan: koefisien korelasi antara skor butir penyataan dan skor total yang dicari. N
= jumlah responden uji coba = skor hasil butir pernyataan untuk butir ke-i = skor hasil total Djali, Pudji Mulyono dan Ramly, 2000:117)
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas butir pernyataan angket motivasi membaca (X2) digunakan rumus alpha Cronbach sebagai berikut. (
)(
∑
)
Keterangan: = Nilai Reliabilitas k
= jumlah item = varians skor total
∑
= jumlah varian skor tiap-tiap item (Riduwan, 2004:125)
H. Hipotesis Statistik Untuk menguji keperluan pengujian, ketiga hipotesis perlu ditransformasikan ke dalam rumusan hipotesis statistik sebagai berikut: 1. Hipotesis pertama H0 : H1 :
58
Keterangan :
= Koefisien korelasi antara X1 dan Y
2. Hipotesis kedua H0 : H1 : Keterangan :
= Koefisien korelasi antara X2 dan Y
3. Hipotesis ketiga H0 : H1 : Keterangan :
= Koefisien korelasi antara X1, X2, dan Y.
I. Teknik Analisis Data Analisis data dimaksudkan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Analisis data dalam penelitian ini, mencakup analisis data secara deskriptif dan analisis data secara inferensial. Analisis data secara deskriptif, meliputi pendeskripsian tendensi sentral dan tendensi penyebaran, penyusunan distribusi frekuensi nilai dan histogramnya. Sementara itu, analisis data secara inferensial digunakan untuk keperluan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis meliputi pengujian hipoteisi I dan hipoteisis II digunakan teknik korelasi sederhana, sedangkan hipotesis III digunakan teknik korelasi ganda. Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan perlu dilakukan uji persyaratan analisis yang meliputi uji normalitas, uji keberartian, dan linearitas regresi. Dua langkah pokok yang diperlukan dalam analisis data penelitian ini yaitu: 1. Uji prasyaratan analisis, seperti uji normalitas yang dilakukan dngan teknik statistik Lilliefors dan uji signifikansi dan linearitas regresi dengan teknik Anava. 2. Analisis data penelitian, yang meliputi:
59
a.
Analisis deskriptif, meliputi pendeskripsian tendensi sentral dan tendensi penyebaran, penyusunan distribusi frekuensi nilai dan histogramnya.
b.
Pengujian hipotesis, meliputi pengujian hipotesis I dan II digunakan teknik regresi-korelasi sederhana, sedangkan pengujian hipotesis III digunakan teknik regresi-kolerasi ganda. Adapun persamaan regresi sederhana maupun ganda yang akan dicari adalah sebagai berikut: 1. Regresi linier sederhana bentuknya:
bX1 dan
bX2 2. Regresi linier ganda bentuknya:
b+b1X1+b2X2
c. Untuk menghitung koefisien korelasi sederhana digunakan rumus sebagai berikut: ∑ √{ ∑
∑
∑
∑
}{ ∑
∑
}
Keterangan: koefisien korelasi antara skor X dan skor Y yang dicari N
= jumlah responden
Y
= skor keterampilan menulis laporan observasi
X = skor kemampuan berpikir kritis dan motivasi membaca (Sudjana, 1992:47) Sedangkan untuk menghitung koefisien korelasi ganda digunakan rumus sebagai berikut:
∑
60
Keterangan : koefisien korelasi ganda (bersama-sama) jumlah Kuadrat Regresi (Sudjana, 1992:107)
J. Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian ini berlangsung selama enam bulan dengan beberapa tahap sesuai dengan prosedur penelitian. Berikut langkah-langkah atau tahapan yang dilakukan peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya: 1.
Pendahuluan Penelitian ini dimulai dengan tahap pendahuluan, yaitu pengajuan judul dan proposal skripsi kepada kedua dosen pembimbing. Proses penulisan dan revisi proposal skripsi dilakukan selama dua bulan, yaitu Oktober dan November. Selama proses tahap pendahuluan, peneliti juga mulai mempertimbangkan dan menentukan beberapa sekolah yang menjadi sampel penelitian (bagian dari langkah Cluster Random Sampling).
2. Pengembangan Isntrumen Peneliti melalukan tahap pengembangan instrumen, yaitu penyusunan instrumen penelitian sesuai dengan variabel penelitian dan kajian teori. Selama proses ini berlangsung, peneliti juga mengurus surat permohonan
izin
penelitian ke sekolah-sekolah yang akan diteliti, yaitu SMP Negeri 16 Surakarta, SMP Negeri 14 Surakarta, dan SMP Negeri 8 Surakarta. Permohonan izin penelitian dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan, yaitu bulan Desember hingga awal bulan Januari. Uji coba instrumen penelitian dilakukan pada 30 siswa di pertengahan bulan Januari. 3. Pengumpulan Data Peneliti melaksanakan tahap pengumpulan data di bulan Februari setelah proses kalibrasi data selesai. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan selama satu
61
bulan di SMP Negeri 16 Surakarta, SMP Negeri 14 Surakarta, dan SMP Negeri 8 Surakarta. Jumlah total sampel yang diteliti adalah 170 responden. 4. Penulisan Laporan Pasca tahap pengumpulan data selesai, peneliti mulai melakukan pengolahan atau analisis data penelitian sampai tahap penulisan laporan. Proses ini dilaksanakan selama satu bulan, yaitu selama bulan Maret.