What APP can do for society?
What APP can do for society?
FXIKA Pradana Pratita Saraswati Tatbita Titin Suhariyanto
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Page
2012
1
Surabaya
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
What APP can do for society?
ABSTRAK Salah satu kebutuhan penting manusia adalah kebutuhan akan kertas. Kebutuhan kertas yang terus meningkat mengakibatkan banyaknya industri kertas yang terus tumbuh. Hingga tahun 2011, kapasitas produksi industri pulp dan kertas Indonesia menguasai 3,6% dari kapasitas produksi global. Industri pulp dan kertas Indonesia menempati peringkat kesembilan dunia jika dilihat dari kapasitas produksi. (Dunia Industri, 2011). Akan tetapi peningkatan pertumbuhan industri pulp dan kertas tidak hanya membawa dampak baik secara finansial, tetapi juga memberikan dampak buruk bagi masyarakat dan lingkungan berupa kemorosotan sumber daya alam dan peningkatan pencemaran lingkungan. Dari segi masyarakat, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memperkirakan kerugian yang diderita masyarakat akibat pencemaran air dan udara mencapai Rp 58 triliun per tahun. Data Departemen Kehutanan menunjukkan lahan kritis di luar kawasan hutan mencapai 15,11 juta hektar dan di dalam kawasan hutan 8,14 juta hektar. Dari permasalahan yang timbul, maka dirumuskan evaluasi terhadap program CSR selama ini. Gambaran permasalahan yang timbul dari proses produksi adalah pemenuhan bahan baku kertas yang tidak berasal daru hutan lestari, pengolahan kertas yang tidak ramah lingkungan, sosial, dan ekonomi, dan belum sepenuhnya melibatkan masyarakat dalam kegiatan CSR, seperti program daur ulang kertas (recycle). Serangkaian program yang direkomendasikan bagi APP adalah sustainable community development (SCD). SCD adalah usaha yang bisa dilakukan dalam upaya meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat, melakukan pemberdayaan masyarakat, dan menjadi daya dukung APP untuk melakukan pencitraan positif pada masyarakat luas. Selain SCD, program lain yang diterapkan adalah Sustainable Forest Management (SFM). SFM adalah pengelolaan hutan
sesuai
dengan
prinsip-prinsip
sustainable
development.
Sustainable
Forest
Management menggunakan tujuan untuk aspek kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan secara luas. Diharapkan dengan adanya serangkaian program ini, APP dapat melakukan CSR
Page
2
yang lebih member dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
What APP can do for society? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai meningkat. Hal ini ditandai dengan adanya industrialisasi yang bertumbuh pesat. Sekitar 30.000 industri yang ada di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, khususnya industri manufaktur. Pertumbuhan industri manufaktur pada tahun 2012 diperkirakan masih bisa mencapai 7,1% atau di atas target pertumbuhan 2011 sebesar 6,5%. MS Hidayat, Menteri Perindustrian, mengatakan industri manufaktur masih berpotensi tumbuh tahun depan meski dibayangi krisis di Eropa dan Amerika Serikat. (Indonesia Finance Today, 2011) Peningkatan jumlah industri ini menunjukkan kondisi yang membaik dari segi perekonomian Indonesia. Adanya kebutuhan manusia yang harus dipenuhi mendorong industri manufaktur untuk meningkatkan produktivitas mereka. Salah satu kebutuhan penting manusia adalah kebutuhan akan kertas. Kebutuhan kertas yang terus meningkat mengakibatkan banyaknya industri kertas yang terus tumbuh. Industri pulp dan kertas telah berkembang pesat di Indonesia setelah investasi besar – besaran di akhir tahun 1980– an. Hingga tahun 2011, kapasitas produksi industri pulp dan kertas Indonesia menguasai 3,6% dari kapasitas produksi global. Industri pulp dan kertas Indonesia menempati peringkat kesembilan dunia jika dilihat dari kapasitas produksi. (Dunia Industri, 2011) Timur telah memberikan kontribusi besar dalam ekspor non migas Jawa Timur. Keberadaan pabrik pulp dan kertas di Jawa Berdasarkan sumber BI Surabaya, pada semester I tahun 2003 dari 2.597 juta dollar AS, nilai ekspor non migas Jawa Timur sumbangan terbesar diberikan oleh sektor industri pulp dan kertas yaitu sebesar 348 juta dollar AS. (Arisandi, 2004) Akan tetapi peningkatan pertumbuhan industri pulp dan kertas tidak hanya membawa dampak baik secara finansial, tetapi juga memberikan dampak buruk bagi masyarakat dan lingkungan berupa kemorosotan sumber daya alam dan peningkatan pencemaran lingkungan.
kerugian yang diderita masyarakat akibat pencemaran air dan udara mencapai Rp 58 Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Page
Indonesia Tahun 2002, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memperkirakan
3
Dari segi masyarakat, berdasarkan Laporan Status Lingkungan Hidup
What APP can do for society? triliun per tahun. Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Manufaktur, Prasarana, dan Jasa KLH, Sabar Ginting, mengatakan kerugian yang dialami masyarakat itu antara lain biaya yang dikeluarkan masyarakat untuk berobat ke rumah sakit. Dengan adanya pencemaran air dan udara, maka banyak masyarakat yang menderita penyakit, seperti batuk-batuk, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), dan diare akibat sanitasi dan air yang dikonsumsi masyarakat kurang baik. (Radar Banten, 2011). Salah satu masalah kerusakan lingkungan akibat perusahaan pulp dan kertas adalah degradasi lahan yang besar. Data Departemen Kehutanan menunjukkan lahan kritis di luar kawasan hutan mencapai 15,11 juta hektar dan di dalam kawasan hutan 8,14 juta hektar. Hutan rusak dalam areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) sudah mencapai 11,66 juta hektar dan lahan bekas HPH yang diserahkan ke PT. Inhutani 2,59 juta hektar. Mangrove yang rusak dalam kawasan hutan telah mencapai luasan 1,71 juta hektar dan di luar kawasan hutan sebesar 4,19 juta hektar. Total hutan yang rusak sudah mendekati angka 57 juta hektar. Untuk merehabilitasi lahan kritis 57 juta hektar maka negara perlu menyediakan dana hingga Rp 285 trilyun. Kerugian bukan hanya karena negara harus menyediakan dana untuk rehabilitasi lahan kritis tetapi juga kerugian akibat penebangan ilegal (illegal logging). Menteri Kehutanan Prakosa (2002) mengatakan tiap tahun diperkirakan negara rugi hingga Rp 31 trilyun akibat illegal logging (pencurian, penebangan, peredaran, serta perdagangan kayu secara ilegal). Permasalahan nyata dapat dilihat pada kasus dua perusahaan besar yang ada di Riau, yaitu PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) dan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Dua perusahaan besar penghasil pulp dan kertas ini diindikasikan memasok bahan baku dengan merusak lingkungan dan ekosistemnya karena tingginya produksi, sedangkan bahan baku terbatas. Anggota Komisi VII DPR RI di Pekanbaru, Ashifani (2010), mengatakan ada indikasi para pemasok bahan baku telah merusak lingkungan dengan melibatkan oknum tertentu dan bahan baku itu berasal dari luar areal Hutan Tanaman Industri (HTI) yang dimiliki. Analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) juga telah kadaluarsa dan perusahaan enggan untuk melakukan kajian-kajian lingkungan meski telah beroperasi sejak lama seperti PT IKPP yang
PT IKPP yang lebih mengutamakan keuntungan daripada keberlangsungan kehidupan Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Page
Riau, Sutan Sukarnotomo (2010), menyorot serius perusahaan penghasil bubur kertas
4
telah hadir sejak tahun 1982. (Era Baru, 2010). Anggota Komisi VII DPR RI daerah
What APP can do for society? di bumi. Selain dampak kerusakan hutan, perusahaan penghasil pulp dan kertas juga berkontribusi pada pencemaran air akibat limbah industri yang dihasilkan. Berkaitan dengan kondisi tersebut, Amsyari (Sudjana dan Burhan (ed.), 1996:104), mencatat keadaaan lingkungan di
beberapa kota di Indonesia, yaitu terjadinya penurunan
kualitas air permukaan di sekitar daerah - daerah industri, konsentrasi bahan pencemar yang berbahaya bagi kesehatan penduduk seperti merkuri, kadmium, timah hitam, pestisida, dan PCB meningkat tajam dalam kandungan air permukaan dan biota airnya. Banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan oleh perusahaan pulp dan kertas mendorong perusahaan tersebut menciptakan program tanggung jawab sosial perusahaan atau biasa dikenal dengan corporate social and responsibility. Namun, adanya CSR ini belum sepenuhnya mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat dan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin menganalisis program corporate social and responsibility dari industri pulp dan kertas yang cukup besar di Indonesia, yaitu Asia Pulp and Paper (APP), dimana salah satu anak perusahaannya adalah PT Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP) yang berada di Riau tersebut.
1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah bagaimana mengevaluasi program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilakukan perusahaan Asia Pulp and Paper dan rekomendasi apa yang dapat diberikan untuk menciptakan program CSR yang lebih baik.
1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan dari karya tulis ilmiah ini adalah: 1) Memaparkan evaluasi program CSR yang dilakukan oleh Asia Pulp and Paper. 2) Memberikan rekomendasi program CSR yang dapat dilakukan oleh Asia Pulp and Paper.
1.4 Batasan Masalah
manufaktur. Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Page
1) CSR yang menjadi amatan hanya yang ada di salah satu perusahaan industri
5
Adapun batasan masalah dalam karya tulis ini, yaitu:
What APP can do for society? 2) Lingkup CSR hanya pada bidang kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi, budaya,
Page
6
dan lingkungan di wilayah Indonesia.
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
What APP can do for society? BAB II DASAR TEORI
2.1 Corporate Social Responsibility (CSR) Pada hakikatnya, sebuah perusahaan berkeinginan untuk melakukan pengembangan secara berkelanjutan. Pengembangan yang dilakukan tidak hanya berupa ekspansi usaha yang bertujuan mencari profit, tetapi juga memperhatikan aspek lain seperti lingkungan dan sosial. Pengembangan yang berhubungan dengan aspek tersebut biasa dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR). CSR adalah faktor penting dalam rangka keberlanjutan sebuah perusahaan yang mencakup beberapa aspek, antara lain aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya. CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prisip kesukarelaan dan kemitraan (Nuryana, 2005). Menurut World Bisnis Council for Sustainable Development (WBCD) menyatakan bahwa CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarga. Sedangkan menurut Schermerhorn (1993) memberi definisi CSR sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara – cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan sering diidentikkan dengan CSR antara lain pemberian/amal perusahaan (corporate giving/charity), kedermawaan perusahaan (corporate community/public relations), dan pengembangan masyarakat (community development). Keempat nama itu bisa pula dilihat sebagai dimensi atau pendekatan CSR dalam konteks Investasi Sosial Perusahaan (Corporate Social Investment/Investing) yang didorong oleh spectrum motif yang terentang dari motif amal hingga pemberdayaan (Brilliant dan Rice, 1988: Burke, 1988: Suharto, 2006) Secara konseptual dalam penyelenggaraan CSR terdapat tiga strategi mendasar yang dapat digunakan, yaitu : (1) penguatan kapasitas (capacity building); (2) kemitraan
Page
diklasifikasikan atas tiga kelompok kegiatan, yaitu : (1) kegiatan sosial; (2) kegiatan
7
(collaboration); dan (3) penerapan inovasi. Disisi lain, ruang lingkupnya dapat
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
What APP can do for society? ekonomi; dan (3) kegiatan lingkungan. Masing-masing kegiatan memiliki spesifikasi muatan kegiatan yang berbeda sebagaimana tampak dalam tabel. Tabel 2.1 Langkah identifikasi dampak Stakeholder masyarakat (Sumber :Trisunarno,dkk,2009)
Ruang Lingkup Kegiatan 1. Sosial
2. Ekonomi
3. Lingkungan
Muatan Kegiatan pendidikan, pelatihan, kesehatan, perumahan, penguatan kelembagaan (secara internal, termasuk kesejahteraan karyawan), kesejahteraan sosial, olahraga, pemuda, wanita, agama, kebudayaan, dan sebagainya kewirausahaan, kelompok usaha bersama/unit mikro kecil dan menengah (KUB/UMKM), agribisnis, pembukaan lapangan kerja, infrastruktur ekonomi, dan usaha produktif lainnya penghijauan, reklamasi lahan, pengelolaan air, pelestarian alam, ekowisata, penyehatan lingkungan, serta pengendalian polusi
2.2 Prinsip CSR Berdasarkan ISO 26000: 2010 Guidance on Social Responsibility, prinsip – prinsip dalam melakukan CSR adalah sebagai berikut. 1) Akuntabilitas Akuntabilitas membuktikan bahwa organisasi bersangkutan melakukan segala sesuatu dengan benar. Akuntabilitas yang diminta adalah terhadap seluruh pemangku kepentingan, dalam hal dampak organisasi atas masyarakat dan lingkungan, termasuk dampak yang tak disengaja atau tak diperkirakan. Organisasi seharusnya melakukan penyelidikan mendalam atas dampak operasionalnya. 2) Transparensi
Page
keputusan dan aktivitasnya yang memiliki dampak atas masyarakat dan lingkungan.
8
Sebuah organisasi seharusnya menyatakan dengan transparan tentang seluruh
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
What APP can do for society? Oleh karena itu, yang dituntut adalah keterbukaan yang
clear, accurate, and
complete atas seluruh kebijakan, keputusan dan aktivitas. 3) Perilaku Etis Sebuah organisasi harus berperilaku etis sepanjang waktu, dengan menegakkan kejujuran, kesetaraan dan integritas. Promosi perilaku etis dilaksanakan melalui pengembangan struktur tata kelola yang mendorong perilaku etis, membuat dan mengaplikasikan standar perilaku etis, dan terus menerus meningkatkan standar perilaku etis. 4) Penghormatan kepada Kepentingan Stakeholder Sebuah organisasi harus menghormati dan menanggapi kepentingan seluruh stakeholder. Hal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi, menanggapi kebutuhan, mengenali hak-hak legal dan kepentingan yang sah, serta mengenali kepentingan yang lebih luas terkait dengan pembangunan berkelanjutan. Identifikasi stakeholder dalam ISO dapat dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan sebagai berikut. Kepada siapa saja organisasi memiliki kewajiban hukum? Siapa saja yang potensial terkena dampak positif dan negatif dari keputusan dan aktivitas organisasi? Siapa saja yang biasanya dilibatkan manakala suatu isu muncul? Siapa yang bisa membantu organisasi dalam mengelola dampak yang ditimbulkannya? Siapa saja yang akan dirugikan kalau mereka tidak diikutsertakan dalam pembinaan hubungan (engagement)? Siapa saja dalam value chain yang terkena dampak? 5) Kepatuhan kepada Hukum Sebuah organisasi harus menerima bahwa kepatuhan pada hukum adalah suatu kewajiban. Hal yang harus dilakukan adalah patuh pada semua regulasi, memastikan bahwa seluruh aktivitasnya sesuai dengan kerangka hukum yang relevan, patuh pada seluruh aturan yang dibuatnya sendiri secara adil dan imparsial, mengetahui perubahan-perubahan dalam regulasi, dan secara periodik memeriksa kepatuhannya.
Page
9
6) Penghormatan kepada Norma Perilaku Internasional
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
What APP can do for society? Di negara-negara di mana hukum nasionalnya atau implementasinya tidak mencukupi untuk melindungi kondisi lingkungan dan sosialnya, sebuah organisasi harus berusaha untuk mengacu kepada norma perilaku internasional. 7) Penegakan HAM Setiap organisasi harus menghormati HAM, serta mengakui betapa pentingnya HAM serta sifatnya yang universal. Hal yang harus dilakukan manakala ditemukan situasi HAM tidak terlindungi, organisasi tersebut harus melindungi HAM, dan tidak mengambil kesempatan dari situasi itu, dan apabila tak ada regulasi HAM di tingkat nasional, maka organisasi harus mengacu pada standar HAM internasional.
2.3 Nilai Strategis CSR Di perusahaan industri, CSR tidak hanya dilihat sebagai kegiatan atau program charity saja, namun juga dapat dimanfaatkan sebagai nilai strategis bagi perusahaan. Hal ini juga dikarenakan oleh semakin tingginya persaingan di dunia bisnis antar perusahaan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa keuntungan yang didapat oleh perusahaan yang mengintegrasikan CSR ke dalam kegiatan dan strategis bisnisnya akan mendapatkan benefit lebih seperti peningkatan penjualan dan pangsa pasar, menguatkan brand positioning, meningkatkan corporate image and clout (pengaruh), meningkatkan kemampuan untuk menarik, memotivasi dan mempertahankan karyawan, serta dapat menarik investor. Dalam dimensi manajemen terdapat nilai strategis CSR berdasarkan lima hal, antara lain openness (keterbukaan), involvement (keterlibatan), investment (investasi), commitment (komitmen), dan comparison of alternatives (membandingkan berbagai alternatif). Dimana yang dimaksud dari kelima hal tersebut adalah CSR dapat membina keterbukaan antara beberapa pihak, baik perusahaan dengan stakeholder lain dengan saling menyampaikan informasi, dari hal tersebut tentunya ada keterlibatan satu sama lain dalam mencapai tujuan CSR. Kegiatan CSR yang dilakukan tidak lepas dari investasi dan komitmen dari pihak perusahaan dan investor demi tercapainya CSR yang baik. Pada hakikatnya, nilai strategis sama dengan manfaat yang akan diperoleh
Tentunya seperti konsumen dapat lebih mengenal perusahaan sebagai perusahaan yang
10
melakukan kegiatan positif bagi masyarakat sekitar, brand perusahaan dapat lebih kuat
Page
perusahaan dengan menjalankan CSR, atau dapat dikatakan manfaat internal dari CSR.
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
What APP can do for society? apabila dalam kegiatan CSR-nya sering dilakukan product knowledge kepada konsumen. Lalu dalam pelaksanaan kegiatan CSR, tentunya perusahaan membutuhkan bantuan dari pemangku kepentingan, maka akan terjalin relasi yang baik sehingga akan mengembangkan kerjasama dengan para pemangku kepentingan. Terdapat karakteristik yang dapat diterapkan dalam tercapainya pelaksanaan CSR yang sukses dan berhasil, yaitu antara lain:
Usaha dilakukan secara bersama-sama. Partisipasi tidak hanya dilakukan oleh pihak yang bertanggung jawab mengenai CSR, tetapi juga melibatkan karyawan-karyawan yang lain agar terdapat pemahaman yang sama bahwa CSR itu penting bagi perusahaan.
Centrally administered. Pengelolaan CSR yang dilakukan secara terpusat akan mempermudah koordinasi siapapun pihak yang akan dan ingin terlibat dalam program CSR perusahaan tersebut.
Strategi yang dikelola dengan baik. Pemanfaatan nilai strategis dari CSR tentunya harus didukung dengan strategi yang relevan untuk diimplementasikan dalam pencapaian tujuan diadakannya CSR perusahaan.
Sustainability. Keberlanjutan sangatlah penting karena untuk program-program CSR yang dilakukan secara kontinyu, manfaatnya tidak akan terlihat secara instan. Membutuhkan waktu yang lebih untuk melihat manfaat dan keberhasilan CSR, maka dibutuhkan kontrol yang berkelanjutan. Branding. CSR akan lebih menarik ketika memiliki brand yang berbeda sesuai image perusahaan dan dapat dijadikan karakter tersendiri dari perusahaan tersebut.
2.4 Konsep CSR Program CSR yang pada umumnya diketahui adalah kegiatan amal untuk masyarakat dan lingkungan sekitar. Konsep CSR yang baik adalah konsep yang
setiap perusahaan yang memiliki badan hukum, hal ini dikarenakan memang ada Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Page
di dalam stakeholder perusahaan. Sesunggunhnya kegiatan CSR harus dilakukan oleh
11
memiliki tingkat sustainability yang tinggi, serta ada timbal balik antara satu sama lain
What APP can do for society? peraturan pemerintah yang mewajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial kepada seluruh stakeholder, bukan hanya ke masyarakat saja. Konsep CSR yang baik memadukan empat hal yaitu good corporate governance, yakni fairness, transparency, accountability dan responsibility, secara harmonis. Ada perbedaan mendasar diantara keempat hal tersebut (Supomo, 2004). Tiga hal pertama cenderung bersifat shareholders-driven, karena lebih memerhatikan kepentingan pemegang saham perusahaan. Sementara itu, responsibility lebih mencerminkan stakeholders-driven, karena lebih mengutamakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan. Stakeholders perusahaan dapat mencakup karyawan beserta keluarganya, pelanggan, pemasok, komunitas setempat dan masyarakat luas, termasuk pemerintah selaku regulator. Dalam hal ini, perusahaan tidak hanya dituntut mampu menciptakan nilai tambah (value added) produk dan jasa bagi stakeholders perusahaan, namun juga harus sanggup memelihara kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya itu (Supomo, 2004).
2.5 Strategi Implementasi CSR Pada dasarnya suatu CSR dapat diimplementasikan dengan baik apabila perusahaan memiliki strategi dalam menjalankan kegiatan CSR-nya. Berikut ini adalah strategi yang dapat dilakukan suatu perusahaan dalam menjalankan CSR. 1. Melakukan pemetaan secara rutin terkait dengan kondisi perusahaan dan melakukan identifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian. 2. Hasil pemetaan di-breakdown menjadi suatu susunan program dan kegiatan CSR sesuai dengan identifikasi aspek yang perlu diperhatikan. 3. Melakukan controling terhadap berjalannya program dan kegiatan CSR yang berjalan secara rutin dan berkala, terutama CSR yang dilakukan secara kontinyu. 4. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan dengan melakukan pengukuran efektivitas dari penerapan CSR. Evaluasi dapat dalam bentuk assessement audit atau scoring.
Governance (GCG) yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan kepada
12
publik. Maka dari itu apabila suatu perusahaan sudah memiliki konsep CSR yang akan
Page
Implementasi CSR merupakan salah satu penerapan prinsip Good Corporate
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
What APP can do for society? dilakukan, harus tetap dilengkapi dengan langkah-langkah strategis dalam pencapaian konsep CSR perusahaan tersebut.
2.6 Manfaat Melakukan CSR Penerapan CSR tentunya memiliki manfaat baik itu untuk internal perusahaan maupun eksternal perusahaan, dan keduanya saling berkaitan satu sama lain. Terutama perusahaan industri manufaktur yang tiap waktunya secara berkelanjutan melakukan aktivitas produksi, CSR sangat penting untuk diterapkan. Beberapa manfaat dari CSR bagi internal perusahaan adalah meningkatnya citra perusahaan, karena dengan aktif melakukan kegiatan CSR, tentunya konsumen dapat lebih mengenal perusahaan sebagai perusahaan yang melakukan kegiatan positif bagi masyarakat sekitar. Selain itu dengan CSR brand perusahaan dapat lebih kuat apabila dalam kegiatan CSR-nya sering dilakukan product knowledge kepada konsumen yang menggunakan. Lalu dalam pelaksanaan kegiatan CSR, tentunya perusahaan membutuhkan bantuan dari pemangku kepentingan, maka akan terjalin relasi yang baik sehingga akan mengembangkan kerjasama dengan para pemangku kepentingan. Manfaat lain yang diperoleh dari melakukan CSR secara aktif yaitu adanya pembeda perusahaan tersebut dengan perusahaan kompetitor, karena dengan CSR perusahaan akan memiliki kesempatan menunjukkan keunggulan perusahaannya dibandingkan perusahaan lain yang sejenis tetapi kurang aktif dalam kegiatan CSR. Selain bermanfaat di internal perusahaan, CSR juga memiliki manfaat bagi eksternal perusahaan. Dengan CSR, aktivitas dan peluang ekonomi di masyarakat dapat terjadi peningkatan, employment, serta ada media bagi masyarakat untuk melakukan peningkatan terhadap skill dan teknologi. Selain itu dengan diterapkannya CSR, perlindungan terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintahan namun juga menjadi perhatian khusus bagi perusahaan industri manufaktur. Dengan bantuan perusahaan melalui CSR terhadap masyarakat dan lingkungan, maka CSR menjadi salah satu hal yang juga bermanfaat bagi pihak pemerintah, karena dengan kata lain apabila suatu perusahaan industri sadar bahwa segala dampak dari aktivitas produksinya adalah tanggung jawab
dampak industri. Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Page
keberlangsungan hidup masyarakat dan lingkungan selaku pihak yang merasakan
13
perusahaan tersebut maka pihak pemerintah akan terbantu dalam menjaga
What APP can do for society? BAB III PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan Asia Pulp & Paper (APP) merupakan perusahaan kertas terbesar di dunia yang memiliki basis di Jakarta, Singapura, dan China. Pertama kali dirintis oleh perusahaan Tjiwi Kimia yang didirikan oleh pada tahun 1972, kini APP sudah menyentuh kapasitas produksi anual sebesar 7 juta ton pertahun. Sampai saat ini APP sudah memiliki luas lahan hutan alam seluas 1.080.000 hektare yang telah atau akan dijadikan bahan baku produksi kertas dan pulp atau bubur kertas perusahaan. Produk APP sendiri sudah tersebar di 65 negara. Di Indonesia, APP memiliki beberapa perusahaan sebagai fasilitas produksi diantaranya PT. Indah Kiat & Paper Tbk., PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk., PT. Pindo Deli Pulp and Paper., dan PT. Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry. Rincian mengenai fasilitas produksi APP yang terletak di Indonesia dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 4.1. Fasilitas produksi Asia Pulp & Paper Nama Perusahaan
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
Kapasitas Produksi Anual (metric ton / tahun)
Lokasi
Tahun Berdiri
Perawang, Riau
1982
Hardwood paper pulp, full range of wood – free writing and printing paper.
2.000.000
1991
Paper tube, printing paper.
1.000.000
Serang, Banten Tanggerang, Jawa Barat
1976
PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
Sidoarjo, Jawa Timur
1972
PT. Pindo Deli Pulp and Paper. PT. Lontar Papyrus Pulp & Paper Industry
Karawang, Jawa Barat
1975
Jambi
1994
Produk
Kertas cetak, fotokopi, komputer dan lain – lain. Coated art paper, cast coated paper, carbonless paper, stationary, dan perlengkapan sekolah. Uncoated wood free paper, coated art paper, & karton.
1.520.000
Elemental chlorine free pulp, tissue.
703.000
100.000
2.181.000
Dalam menjalankan sistem bisnisnya, APP memegang prinsip yang dikenal sebagai sustainable growth. APP berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan sosial,
dan budaya khususnya di daerah dimana fasilitas APP beroperasi. Keberlanjutan Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Page
Keberlanjutan sosial ditegakkan oleh APP dengan melakukan pengembangan masyarakat
14
lingkungan, dan ekonomi seluruh proses yang terdapat di rangkaian supply chain APP.
What APP can do for society? lingkungan ditegakkan oleh APP dengan melakukan improvisasi berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas fasilitas produksi dan menjaga kelestarian hutan alam khususnya yang menjadi wilayah sumber bahan baku sistem produksi APP dengan menerapkan sustainable forest management. Keberlanjutan ekonomi ditegakkan oleh APP dengan mendukung tingkat ekonomi negara dan masyarakat dimana APP beroperasi. Sebagai perusahaan yang mengambil bahan baku utamanya dari alam, cukup banyak pro dan kontra mengenai eksistensi sistem bisnis APP. APP selalu menjadi perhatian bagi beberapa organisasi seperti greenpeace, rainforest action network, dan organisasi pelindung alam lainnya. Tidak sedikit berita yang dipublikasikan oleh organisasi pelindung alam memberikan kesan negatif bagi APP. Beberapa artikel seperti “Bagaimana SINAR MAS Meluluhkan Bumi” yang dirilis organisasi greenpiece dan artikel “Asia Pulp & Paper’s Hidden Emissions” yang dirilis organisasi rainforest action network menegaskan bahwa aktivitas bisnis APP memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Penilaian tersebut sangat berpengaruh bagi pandangan masyarakat terhadap APP dan menghambat APP untuk meraih kepercayaan masyarakat. Penting bagi APP untuk menjaga kualitas produknya dan mendapat pengakuan dari masyarakat internasional. Salah satu bentuk untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat luas tersebut adalah dengan melaksanakan program corporate social responsibility (CSR) yang memberikan banyak manfaat bagi stakeholder termasuk masyarakat. Program CSR yang dilaksanakan APP memegang pedoman ISO 26000. Adapun CSR yang dilaksanakan APP meliputi lingkungan, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan serta peningkatan sosial ekonomi masyarakat yang dilakukan secara berkelanjutan. Beberapa contoh CSR yang pernah dilaksanakan oleh APP dan perusahaan fasilitas produksinya dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2. CSR Asia Pulp & Paper Bidang
Program Satu Bibit Untuk Bumi Moratorium Harimau Sumatra
Pelestarian Lingkungan Pelestarian Lingkungan
Pengembangan kelompok pengerajin souvenir
Pemberdayaan masyarakat
Pelaksana
Tahun Pelaksanaan
Lokasi Pelaksanaan
APP
2012
Tangerang
APP
2012
Sumatera
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
2009
Serang
Page
15
Nama CSR
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
What APP can do for society? 4.2. Evaluasi dari Program CSR yang Selama Ini Telah Dilakukan Oleh Perusahaan Selama ini, pandangan perusahaan terhadap program CSR hanya sebatas program dermawan atau bakti sosial. Padahal, program CSR lebih dari hal tersebut. Program CSR yang baik harus mencakupi inti bisnis dari perusahaan tersebut. Berikut ini adalah gambaran permasalahan yang timbul dari keberadaan program CSR. BUBUR KERTAS
KAYU
KERTAS
Tidak sepenuhnya bahan baku berasal dari hutan yang bersertifikat ecolabel
Belum melakukan proses pengolahan yang ramah lingkungan, sosial, dan ekonomi
Penerapan Sustainable Forest Management
Melakukan proses pengolahan yang ramah lingkungan, sosial, dan ekonomi
AFTER PRODUCTION
Belum melakukan pengolahan sampah kertas (recycle) dengan baik
Melakukan proses pengolahan kertas dengan keterlibatan masyarakat
Gambar 4.1 Gambaran Permasalahan Perusahaan APP
Gambar tersebut menunjukkan alur material yang mengalir dari bahan baku hingga sampai ke end customer. Dampak inti bisnis APP sangat bergantung pada sumber bahan bakunya. Bahan baku kayu yang diperoleh oleh APP tidak sepenuhnya hutan yang dikelola secara lestari. Hutan yang dikelola secara lestari dibuktikan dengan perolehan sertifikat ekolabel dari LEI atau FSC. Apabila sebuah perusahaan sudah memperoleh bahan baku sepenuhnya berasal dari hutan lestari, maka perusahaan tersebut dapat dinyatakan bertanggung jawab atas bisnis intinya. Pada proses pengolahan kayu menjadi bubur kertas dan kertas, APP belum melakukan proses pengolahan secara ramah lingkungan, sosial, dan ekonomi. Bagian ini tidak dibahas lebih lanjut karena menjadi batasan dalam pembahasan. Selanjutnya, ketika
serangkaian program CSR untuk menanggulangi masalah tersebut. Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Page
sampah dan tidak terpakai lagi. Dari ketiga dampak yang ditimbulkan, maka dirumuskan
16
barang tersebut dipasarkan ke tangan konsumen, pada akhirnya, kertas akan menjadi
What APP can do for society?
4.3. Konsep Ide CSR yang Dibuat, Metode Implementasi, dan Dampak Positif yang Dihasilkan Salah satu gagasan yang bisa diterapkan APP untuk pelaksanaan CSR – nya adalah program yang penulis sebut sebagai sustainable community development (SCD). SCD adalah usaha yang bisa dilakukan dalam upaya meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat, melakukan pemberdayaan masyarakat, dan menjadi daya dukung APP untuk melakukan pencitraan positif pada masyarakat luas. Gagasan ini diusung mengingat CSR dengan tema pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan APP sampai sejauh ini hanya memiliki dampak yang tidak berkelanjutan. Adapun gambaran umum SCD dapat dilihat pada gambar 1. Pada gambar dijelaskan bahwa terdapat tiga tahap yaitu penjalinan hubungan baik dengan masyarakat, pemberdayaan masyarakat, dan masyarakat mengabdi.
Gambar 4.2. Peta Kerja SCD
Pada SCD, ada tiga elemen yang dilibatkan dengan perannya masing – masing yaitu APP, masyarakat sasaran, dan perguruan tinggi. Di sini, APP akan berperan sebagai penyedia sumber daya utama yang digunakan selama pelaksanaan SCD. Ada berbagai fasilitas yang bisa disediakan oleh APP seperti sarana prasarana atau dana mentah yang digunakan untuk pelaksanaan SCD. Yang membuat SCD berbeda dengan program CSR
Dalam hal ini, perguruan tinggi akan berperan sebagai daya dukung iptek sehingga
17
pelaksanaan SCD bisa lebih tepat sasaran dan efisien. Pelibatan perguruan tinggi dalam
Page
yang sudah pernah ada adalah pelibatan perguruan tinggi dalam pelaksanaan SCD.
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
What APP can do for society? SCR ini juga didasarkan pada berbagai kasus di mana perguruan tinggi pasti selalu memiliki karya namun tidak selalu memiliki sumber daya. Dengan adanya SCD ini diharapkan peran perguruan tinggi dalam mengimplementasikan karyanya bisa lebih optimal karena adanya daya dukung sumber daya dari APP. Telah dijelaskan bahwa ada tiga tahap dalam SCD. Penjalinan hubungan baik dengan masyarakat adalah tahap di mana SCD diperkenalkan dan masyarakat mulai mengenali adanya SCD. Berbagai aktivitas seperti sosialisasi, pencerdasan masyarakat, dan penanaman rasa dibutuhkannya masyarakat pada SCD ini bisa dilakukan dalam tahap ini. Nilai tambah lain yang dimiliki dari SCD ini adalah adanya tema lingkungan yang sesuai dengan salah satu titik fokus CSR APP sehingga masyarakat tidak hanya terampil namun juga peduli pada lingkungan sekitar. Pada tahap selanjutnya, ada tahap pemberdayaan masyarakat di mana pada tahap ini masyarakat mulai dibina dan dikembangkan. Titik kekuatan pada tahap ini adalah adanya upaya untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dari berbagai aspek baik ekonomi maupun teknologi. Dengan adanya pengembangan masyarakat dan pembangunan masyarakat yang mandiri tersebut, tahap berikutnya adalah masyarakat mengabdi. Pada tahap masyarakat mengabdi, SCD akan mengikat masyarakat secara moral sehingga masyarakat bisa dituntut untuk mengimplementasikan apa yang sudah masyarakat dapatkan dari program CSD pada berbagai hal. Dari penjelasan mengenai program SCD yang diusulkan, dapat diperkirakan akan terdapat berbagai nilai positif yang bisa didapatkan oleh elemen – elemen pelasksana SCD. Bagi APP, APP akan mendapatkan kepercayaan masyarakat terutama masyarakat sasaran. Dengan demikian, pencitraan APP akan membaik perlahan. Bagi masyarakat, tentu akan ada hasil pengembangan yang didapatkan dan tingkat kesejahteraan masyarakat akan meningkat. Pada SCD ini juga Perguruan Tinggi akan mendapatkan wadah implementasi disiplin ilmu yang dimiliki Perguruan Tinggi. SCD inilah yang akan menjadi fasilitas paling praktis apabila Perguruan Tinggi akan bekarya. Program kedua yang direkomendasikan adalah Sustainable Forest Management (SFM). SFM adalah pengelolaan hutan sesuai dengan prinsip-prinsip sustainable development. Sustainable Forest Management menggunakan tujuan untuk aspek
sekarang mempraktikkan berbagai bentuk pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan
18
berbagai metode dan alat yang tersedia yang telah diuji seiring berjalannya waktu. Dalam
Page
kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan secara luas. Berbagai lembaga kehutanan
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
What APP can do for society? hal ini, SFM perlu diterapkan sebagai CSR dari APP karena dengan menerapkan SFM, ada timbal balik dari pemakaian hutan untuk aktivitas produksi APP demi terjadinya keseimbangan ekosistem. Berikut adalah ilustrasi yang menunjukkan bahwa hutan memiliki siklus yang harus diperhatikan apabila ingin hutan sebagai paru-paru bumi tetap terjaga.
Gambar 4.3 Siklus Hutan yang Ideal
Salah satu permasalahan yang besar adalah perusahaan APP tidak memiliki ecolabel, dimana
itu
menunjukkan
bahwa
APP
tidak
memiliki
tanggungjawab
untuk
pengelolaan/penanaman pohon kembali dalam setiap penebangan yang dilakukan. Untuk itu SFM sangat tepat untuk diterapkan sebagai CSR di APP berdasarkan evaluasi yang ada. Konsep CSR ini memiliki fokus ke beberapa hal antara lain bidang kesehatan, sosial, pendidikan, ekonomi, dan lingkungan. Kesehatan masyarakat sekitar hutan dan juga keberlanjutan hidup makhluk hidup sekitar hutan akan terganggu apabila hutan yang pohon-pohonnya telah ditebang tidak ditindaklanjuti dengan baik. Tentu apabila SFM diterapkan, kesehatan masyarakat dan makhluk hidup akan lebih baik dan semakin baik seiring berjalannya waktu menghidupkan
kelompok swadaya masyarakat yang akan turut berpartisipasi sebagai pelaku SFM, sehingga dapat menjadi lapangan kerja dan kegiatan baru bagi masyarakat, serta masyarakat akan lebih Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Page
perusahaan dapat menjalin kerjasama dengan masyarakat di sekitar hutan untuk membentuk
19
hutan yang telah ditebangi pohon-pohonnya. Dengan menerapkan SFM sebagai CSR,
What APP can do for society? paham akan dampak lingkungan dari penebangan hutan yang tidak dikelola, maka ini merupakan bidang sosial yang dapat menjadi fokusan dari penerapan SFM. Selain itu, kebutuhan akan produksi pulp dan kertas tidak hanya menjadi kebutuhan perusahaan, namun juga kebutuhan negara demi berjalannya kegiatan industri yang menunjang ekonomi. Maka dengan menerapkan SFM, keberlanjutan hutan yang semakin terjamin akan memperkecil resiko berhentinya bisnis industri pulp dan kertas, sehingga kegiatan produksi dan jasa akan tetap berjalan dengan memperhatikan aspek sosial dan ekonomi. Untuk bidang lingkungan, sudah jelas bahwa penggunaan hutan tanpa ada tinjak lanjut dapat mengganggu stabilitas ekosistem hutan. Hutan tropis menutupi hanya 7% dari luas daratan dunia, tetapi mengandung lebih dari 50% dari semua spesies yang hidup. Dengan demikian, mereka mengandung beberapa daerah yang paling beragam secara hayati di planet ini dan kaya akan spesies. Pada dasarnya, metode yang umum untuk Sustainable Forest Management adalah berupa perawatan area hutan dengan reboisasi dan mengurangi area penebangan, lalu ada pengelolaan hutan secara kontinyu yang dilakukan dengan caa perkebunan dan perhutanan juga, selain itu dapat juga bio energy. Konsep SFM di atas dapat diterapkan atau diimplementasikan dengan beberapa tahapan dalam pengelolaan hutannya. Pada intinya SFM sama seperti proyek lain yang akan memiliki beberapa siklus proyek seperti: 1) konsepsi yang terdiri dari inisiasi dan analisis kelayakan; 2) Perencanaan, baik jadwal, anggaran, sumber daya, resiko, dan lainnya; 3) Eksekusi yang berupa laporan status serta perubahan-perubahan yang dilakukan; 4) Operasi yang berupa transfer ke bentuk dokumen dan lesson learned. Sedangkan berikut ini adalah tahapan metode untuk mengimplementasikan konsep CSR berupa SFM.
Penggambaran kondisi hutan yang diinginkan di masa depan. Konsep awal sudah harus memiliki goal dan target yang jelas terkait dengan kondisi ideal hutan yang diinginkan, agar pengelolaan memiliki tolok ukur yang keberhasilan yang jelas dan terkontrol secara kontinyu.
Mengidentifikasi zona pengelolaan. Zona yang digunakan APP sebagai sumber daya bubur kertasnya tentu memiliki karakteristik area yang berbeda-beda. Unsur geografis ini juga harus dimasukkan dalam tahapan pengelolaan hutan agar terimplementasi dengan baik.
Keterlibatan masyarakat sekitar hutan sangatlah penting, karena masyarakat juga
20
Penyuluhan dan pelatihan terhadap masyarakat sekitar hutan.
memiliki hak untuk dilindungi dari berbagai dampak negatif aktivitas perusahaan.
Page
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
What APP can do for society? Ada banyak kasus yang menunjukkan pencemaran lingkungan yang parah dilakukan oleh perusahaan kertas. Mereka mencemari udara, tanah, dan terutama sungai. Hal ini tidak boleh terjadi di masa sekarang dan mendatang, apalagi dalam kondisi dimana hukum lingkungan telah menjadi lebih ketat. Dampak negatif sosial dan ekonomi juga sangat penting untuk dihindarkan. Untuk itu, masyarakat sangat penting untuk mendapatkan akses penuh untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Dalam hal ini, masih sangat banyak hal yang harus dilakukan, karena hingga sekarang partisipasi masyarakat dalam AMDAL sangatlah terbatas.
Pembentukan kelompok dan ranah kerja bagi masyarakat yang berpartisipasi. Dalam pelaksanaan nyata tentunya membutuhkan pembagian ranah kerja dan jobdesc yang jelas bagi partisipan yang ada terutama masyarakat.
Pengelolaan antisipasi di lahan yang diusulkan sebagai kawasan perluasan. Perencanaan aka lebih baik dan matang untuk diimplementasikan ketika ada antisipasi dalam rencana tersebut. Maka dibutuhkan antisipasi dalam pengelolaan hutan, baik dari sisi waktu, biaya, sumber daya, dan lingkup yang menjadi sasaran atau target perkembangan.
Dengan menerapkan SFM ini akan memiliki banyak manfaat ke beberapa bidang, antara lain yaitu kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan. Berikut ini merupakan penjabarannya
Page
21
yang dimana SFM dilakukan secara bertahap (tidak instan ke SFM langsung).
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
What APP can do for society? Tabel 4.3 Sustainable Development Impications
Sustainable Development Impications Aktivitas
Sosial
Ekonomi
Kesehatan & Lingkungan
* Penambahan atau perawatan area hutan Mengurangi area penebangan hutan
Meningkatkan taraf kehidupan masyarakat sekitar.
Terdapat mata pencaharian baru bagi masyarakat Reboisasi sekitar hutan dan memperlambat migrasi populasi ke wilayah lain. *Pengelolaan hutan berkelanjutan Pengelolaan hutan dengan perkebunan
Mendorong mata pencaharian.
Pengelolaan hutan Mendorong mata berkelanjutan pencaharian. dengan hutan asli * Bio-energy Produksi bioMasyarakat sekitar hutan energy dari lebih berkembang. perhutanan
Berkurangnya resiko kerugian ekonomi akibat hutan gundul.
Perlindungan tanah dan pelestarian keanekaragaman hayati.
Nama baik perusahaan karena aktif dalam kegiatan penghijauan. (Saat ini di dunia isu lingkungan makin dipentingkan)
Perlindungan tanah dan pelestarian keanekaragaman hayati.
Menigkatkan pemasukan dari komunitas lokal, penciptaan lapangan kerja.
Menigkatkan pemasukan dari komunitas lokal, penciptaan lapangan kerja.
Meningkatkan pemasukan lokal dan penambahan lapangan kerja, serta mengadakan sumber energi independen.
Mengurangi dampak negatif keanekaragaman hayati terutama air dan tanah. Pengelolaan berkelanjutan yang mencegah degradasi hutan, melestarikan keanekaragaman hayati, melindungi aliran sungan dan tanah.
Menguntungkan apabila produksi dapat dilakukan secara sustainable way.
Tabel di atas menunjukkan dampak-dampak positif dari SFM yang diterapkan, baik dari sisi sosial, ekonomi, serta kesehatan dan lingkungan. Harapannya APP sebagai perusahaan kertas dapat menerapkan CSR yang kontinyu terutama untuk pengelolaan
Page
22
hutan yang telah digunakannya sebagai sumber aktivitas produksi pulp dan kertas.
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
What APP can do for society? BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Evaluasi permasalahan dari perusahaan APP adalah bahan baku kayu yang diperoleh oleh APP tidak sepenuhnya hutan yang dikelola secara lestari. Apabila sebuah perusahaan sudah memperoleh bahan baku sepenuhnya berasal dari hutan lestari, maka perusahaan tersebut dapat dinyatakan bertanggung jawab atas bisnis inti. Permasalahan kedua adalah pengelolaan sampah kertas yang belum dilakukan dengan baik karena belum adanya keterlibatan masyarakat. Tidak sedikit berita yang dipublikasikan oleh organisasi pelindung alam memberikan kesan negatif bagi APP. Penilaian tersebut sangat berpengaruh bagi pandangan masyarakat terhadap APP dan menghambat APP untuk meraih kepercayaan masyarakat. 2) Rekomendasi program CSR yang dapat dilakukan oleh Asia Pulp and Paper adalah Sustainable Community Development (SCD) dan Sustainable Forest Management (SFM). SCD adalah usaha yang bisa dilakukan dalam upaya meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat, melakukan pemberdayaan masyarakat, dan menjadi daya dukung APP untuk melakukan pencitraan positif pada masyarakat luas. Selain SCD, program lain yang diterapkan adalah Sustainable Forest Management (SFM). SFM adalah pengelolaan hutan sesuai dengan prinsip-prinsip sustainable development. Sustainable Forest Management
Page
23
menggunakan tujuan untuk aspek kesehatan, sosial, ekonomi dan lingkungan secara luas.
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember
What APP can do for society? REFERENSI
Page
24
108 CSR. 1500 Pohon Ditanam Melalui Program "Satu Bibit untuk Bumi". 2012. http://www.108csr.com/home/your_csr.php?id=836 diakses 1 Juni 2012 108 CSR. "Moratorium" APP Dinilai Hanya Upaya Pencitraan. 2012. http://www.108csr.com/home/berita_foto.php?id=1028 diakses 1 Juni 2012 Asia Pulp and Paper. (2007). Growing Sustainable Future. Asia Pulp and Paper. http://www.asiapulppaper.com/. Diakses pada 23 Mei 2012 Asia Pulp and Paper. (2009). APPtour: Company Profile. CSR Indonesia. 2011. CSR dalam Industri Pulp and Paper. Dunia Industri. RI Produsen Pulp dan Kertas Terbesar ke 9 di Dunia. http://duniaindustri.com/berita-industri-dunia/732-ri-produsen-pulp-dan-kertasterbesar-ke-9-di-dunia.html diakses 24 Mei 2012 Era Baru. Komitmen Lingkungan Perusahaan Kertas Dipertanyakan. http://erabaru.net/nasional/50-jakarta/16112-komitmen-lingkungan-perusahaan-kertasdipertanyakan diakses 24 Mei 2012 Forest Management Technique. http://climatetechwiki.org/technology/jiqweb-ar diakses tanggal 2 Juni 2012 Indonesia Finance Today. Pertumbuhan Industri Masih Bisa Capai 71 di 2012. http://www.indonesiafinancetoday.com/read/19728/Pertumbuhan-Industri-MasihBisa-Capai-71-di-2012 diakses 24 Mei 2012 Laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia Tahun 2002 PPM Manaejemen. http://www.ppmmanajemen.ac.id/index.php?wb=11&mib=highlights.detail&id=9 diakses 24 Mei 2012 RAN. Asia Pulp & Paper’s Hidden Emissions. http://ran.org/asia-pulp-papers-hiddenemissions. diakses pada 1 Juni 2012. Siregar, Sopia. (2012). Asia Pulp & Paper Hentikan Sementara Buka Hutan. http://www.indonesiafinancetoday.com/read/26760/Asia-Pulp-Paper-HentikanSementara-Buka-Hutan. Diakses pada 1 Juni 2012 Tri, Kurniawan, & Saputra, Hervin. (2011). Barang Dagangan Itu Bernama Green. http://m.vhrmedia.com/detailmobile.php?.e=4830. Diakses pada 24 Mei 2012 The Life Cycle of Managed Forest. 2006. http://www.yourforestmanaged.com/how/reforest.php diakses tanggal 1 Juni 2012. Santosa, Budi. 2009. Manajemen Proyek. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sustainable Team | Institut Teknologi Sepuluh Nopember