Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain
Wellness Spa Resort di Kawasan Punclut, Bandung Ahmad Pandu Indraputra
Drs. Widihardjo, M.Sn
Program Studi Sarjana Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB Email:
[email protected]
Kata Kunci : fasilitas relaksasi, kebugaran dan kecantikan, rekreasi, alam, holistik Abstrak Bandung merupakan salahsatu kawasan unggulan pariwisata dan merupakan ibukota dari Propinsi Jawa Barat, berdasarkan data dinas pariwisata, wisata di kota Bandung diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu wisata alam, wisata budaya, dan wisata belanja. Dengan kontur tanah yang berupa pegunungan, bandung memiliki keindahan alam, pemandangan yang indah serta suasana yang sejuk, sangat cocok untuk dijadikan destinasi liburan, tidak heran jika akhir pekan datang, Bandung diserbu oleh wisatawan dari luar daerah khususnya dari DKI Jakarta yang ingin merelaksasikan diri dan bersantai dengan keluarga atau teman untuk menikmati suasana kota Bandung. Sayangnya kebutuhan akomodasi seperti hotel dan penginapan di kota Bandung jumlahnya masih kurang (Data LKPJ walikota 2011), dan belum ada fasilitas penginapan yang terintergrasi dengan fasilitas relaksasi yang lengkap dengan menyajikan pesona pemandangan kota Bandung yang indah. Oleh karena itu, dengan proyek tugas akhir ini diharapkan ada fasilitas penginapan yang mengutamakan fasilitas relaksasi, pusat kebugaran tubuh dan perawatan kecantikan yang sekaligus dapat menikmati keindahan pemandangan kota Bandung yang terintegrasi dalam satu lokasi.
Abstract Bandung is one of its flagship tourism region and it is the capital of West Java province, according to department of tourism, sightseeing in the city are classified into 3 types, namely nature tourism, cultural tourism, and shopping. The contour of the land in the form of mountains, Bandung has a natural beauty, breathtaking scenery and the atmosphere is cool, it is suitable to be used as vacation destinations, do not be surprised if the weekend came, Bandung overrun by tourists from outside the region especially from Jakarta who want to relax themselves and relax with family or friends to enjoy the atmosphere of the city of Bandung. Unfortunately the need for accommodation such as hotels and inns in the city which are still not enough (Data mayor accountability report 2011), and there are no lodging facilities are integrated with the complete relaxation facilities with the charm presents a beautiful view of the city of Bandung. Therefore, with this final project is expected no lodging facilities that promotes relaxation facilities, fitness center and beauty treatments as well as to enjoy the beautiful view of the city of Bandung, which is integrated in one location.
Pendahuluan Spa bukanlah suatu hal yang baru dalam kehidupan manusia, usianya hampir sama dengan peradaban manusia. Orang-orang Yunani kuno dapat disebut sebagai penemu spa, mereka yang pertama kali memanfaatkan air untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan cara berendam di air hangat di udara terbuka. Orang Romawi kemudian menyempurnakan teknik pemanfaatan air tersebut dengan cara penguapan dari lantai bawah. Bangsa Mesir kuno juga memiliki kepercayaan bahwa air dapat membersihkan badan dan memberikan ketenangan jiwa. Tradisi mandi air hangat dan dingin secara bergantian yang merupakan salah satu bentuk spa tertua yang konon berasal dari kerajaan islam yang membangun peralatan mandi yang disebut Hamman (sumber: Kompas 11 Juni 2000). Kerajaan-kerajaan di Indonesia pada jaman dahulu juga sudah mengenal air untuk kesehatan. Kecantikan dan ketenangan pikiran. Salah satu peninggalan yang masih dapat di lihat adalah kompleks Taman Sari di Yogyakarta. Selain itu tradisi tersebut juga didukung dengan resep-resep ramuan tradisional yang melengkapi khasiat air untuk meremajakan fisik dan jiwa juga untuk menyembuhkan penyakit. Meningkatnya Laju pertumbuhan ekonomi sebesar 8% di kota Bandung dan 6% secara nasiaonal, memperngaruhi juga terhadap perkembangan industri pariwisata di kota Bandung yang semakin pesat dan diikuti dengan meningkatnya arus bolak-balik pelaku kegiatan yang datang dari berbagai wilayah kota khususnya DKI Jakarta, luar kota bahkan luar Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 1
Resort Spa di Kawasan Punclut, Kota Bandung
negeri menjadikan kota Bandung kota yang semakin syarat akan kegitan baru. Seiring dengan meningkatnya kegiatan
tersebut, kebutuhan fasilitas akomodasi, sebagai fasilitas penunjang untuk kegiatan kepariwisataan merupakan salah satu penunjang yang sangat penting. Keberadaan penginapan seperti hotel, motel, losmen, dan sebagainya akan turut menentukan tingkat keberhasilan industri pariwisata. Begitu pula dengan fasilitas-fasilitas lainnya seperti restoran atau kafe, apalagi Bandung dengan keunggulan kontur tanah yang berupa pegunungan disekelilingnya menjadikan Bandung banyak memiliki lokasi wisata, serta dalam LKPJ walikota Bandung 2011 dijelaskan bahwa salahsatu misi dari kota Bandung adalah menjadikan kota ini menjadi kota Pariwisata. Atas pertimbangan di atas, maka timbul pemikiran untuk menghasilkan sebuah Resort Spa di pinggiran kota Bandung yaitu pada kawasan wisata Punclut yang menawarkan fasilitas kebugaran, kesehatan, dan kecantikan sebagai fasilitas utama disertai fasilitas penunjang berupa penginapan dan restoran.
Gambar 1. Peta Kota Bandung
Tinjauan Pustaka Dalam perancangan fasilitas ini dibutuhkan referensi yang berguna sebagai acuan desain agar perancangan sesuai dengan kebutuhan pengguna dan dapat berfungsi secara maksimal. Namun, ketersediaan pustaka yang membahas fasilitas akuarium terbatas sehingga digunakan pustaka yang membahas museum sebagai acuan perancangan. Beberapa referensi pustaka yang digunakan antara lain: a.
Architects’ Data 3rd edition (2000) oleh Neufert, Ernst dan Peter. Data yang digunakan merupakan standar ukuran arsitektural maupun interior sesuai dengan kebutuhan pengguna dalam fasilitas ini.
b.
Super Potato Design edition (2008) diedit TAKASHI SUGIMOTO DESIGN. Buku ini merupakan acuan terhadap design interiormodern yang menggunakan material- material alam dan referensi untuk elemen estetis warna-warna alami.
c.
Human Dimension & Interior Space (1979) oleh Panero, Julius dan Martin Zelnik. Buku ini berisikan satndar ukuran manusia dan kegiatannya yang berhubungan dengan dimensi ruang yang dibutuhkan.
d.
Top 10 resort in the world (2000) oleh Allen, Gerry. Buku ini digunakan sebagai acuan pendataan ikan laut yang ada di perairan Indonesia khususnya Nusa Tenggara Timur.
2 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Rufaidah
Analisis Maksud:
Merancang sebuah fasilitas spa yang dapat mewadahi seluruh aktivitas spa, kebugaran, dan perawatan kecantikan.
Merancang bangunan hotel sebagai fasilitas akomodasi yang dapat menampung tamu dalam jumlah tertentu lengkap dengan fasilitas penunjangnya.
Membuat sistem fasilitas spa dan hotel yang terintegrasi tetapi sekaligus berdiri sendiri-sendiri sehingga memberikan kejelasan orientasi bagi pengunjung.
Tujuan Tujuan yang ingin dicapai adalah menciptakan rancangan fasilitas spa dan resort peristirahatan yang mampu mewadahi kegiatan kebugaran, perawatan kecantikan, konsultasi dan rekreasi sebagai kebutuhan sosialisasi dan pengaktualisasian diri yang alami, memiliki keunikan dalam desain interior dengan menggunakan material – material alam dan suasana outdoor yang dibawa dalam suasana interior sehingga mampu menghadirkan pengalaman baru sehingga pengguna dapat merasakan ketenangan serta menjadikannya sebagai daya tarik bagi wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara.
Gambar 2. Citra yang digunakan pada perancangan (Ki-Ka: image natural, image modern eksklusif)
Konsep bentuk yang digunakan pada perencanaan desain ini lebih kepada bentuk- bentuk kontemporer, modern, simple, dan fungsional. Yang sebenarnya lebih dibutuhkan oleh desain perancangan ini adalah bentuk-bentuk yang mengalir, yang berarti bahwa bentuk ini telihat lebih nikmat untuk bersantai dan rileks. Karena pada fungsi awal hotel-resort ini adalah untuk memberikan suasana nyaman untuk berisitrahat. Dan mungkin beberapa bentuk yang mencirikan kota Bandung, akan dicapai dengan bentuk bentuk yang dinamis yang nantinya akan diimplementasikan kedalam ornamentornamen bangunan.
Warna sebagai salah satu elemen pembentuk interior pada fasilitas perancangan diharapkan dapat membantu membangun suasana yang ingin dicapai dan dapat menstimulasi pengunjung agar informasi dapat tersampaikan dengan baik. Konsep warna yang digunakan cenderung kepada warna warna yang mengacu ke warna alam, warna yang menenangkan, soft, dan membuat relax. Disini saya mengambil warna dari warna bahan-bahan rempah yang merupakan representasi dari beberapa image yang akan dibangun. Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 3
Resort Spa di Kawasan Punclut, Kota Bandung
Sementara pada ruangan lain saya mencoba mengambil kosep cool, dimana warna tersebut menjadikan embience di dalamnya terlihat ekslusive dan higienis. Kesan tersebut dapat dibangun melalui warna-warna monokrom seperti beberapa contoh yang ada di bawah ini
Gambar 3. Palet warna natural yang digunakan untuk membangun suasana rileks
Gambar 4. Palet warna yang diambil dari bahan rempah-rempah bahan untuk perawatan spa
Gambar 5. Palet warna-warna aksen yang diambil dari pemandangan alam Kota Bandung
Konsep material yang digunakan untuk Resort Spa ini terbagi menjadi 2, yaitu material alam dan material buatan. Material alam yang berarti bahwa bahan baku yang digunakan berasal dari alam bukan merupakan barang industry dari sebuah pabrik (missal kayu solid), material tersebut digunakan untuk menunjang konsep yang ingin dibangun pada proyek ini. Dan yang kedua adalah material buatan, konsepnya adalah material yg reuseable sehingga material yang 4 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Rufaidah
digunakan ramah lingkungan, dan bisa mndukung bangunan green architecture, material buatan merupakan material sebagai aspek pendukung untuk melengkapi material utama yaitu material alam.
Untuk mendukung tujuan fungsi praktis, yakni sirkulasi yang cukup tinggi, maka material yang digunakan harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:
-area terentu (kedap air)
watan relatif mudah dan murah.
Pencahayaan general di resort spa ini dibagi atas dua bagi, diantaranya: Pencahayaan alam Dengan lokasi di kota Bandung yang merupakan daerah dataran tinggi, sangat mendukung cuaca luar yang baik, khususnya pada musim kemarau, saya mengambil konsep pencahayaan dari luar pada siang hari dengan bukaanbukaan yang cukup besar untuk menerangi ruangan yang berbatasan langsung dengan alam.
Pencahayaan buatan Efek – efek cahaya dari lampu- lampu flourecent mencapai konsep ruangan yang eksotis.
Gambar 6. Contoh interior dengan intensitas cahaya rendah
Resort spa ini memerlukan beberapa macam lampu untuk mendukung terbentuknya suasana yang nyaman dan rileks, sedangnya setiap lampu memiliki karakteristiknya masing-masing dan memiliki kegunaan masing-masing. Sehingga pemilihan lampu harus sesuai dengan kebutuhan dan fungsi dari ruangan tersebut Beberapa lampu yang digunakan antara lain: 1. Lampu fluorescent Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 5
Resort Spa di Kawasan Punclut, Kota Bandung
Lampu ini mempunyai spektrum sinar yang hampir sama dengan panjang sinar matahari sehingga fotosintesis dapat tetap berlangsung. 2. Lampu L.E.D Sinar lampu LED cukup terang dan banyak memiliki fariasi warna dan juga merupakan salahsatu lampu yang hemat energy. Lampu LED juga memiliki variasi bentuk yang beragam sehingga coco untuk dekorasi sebuah ruangan yang membutuhkan pencahayaan yang tidak biasa. 3. Lampu TL Lampu TL dapat berfungsi sebagai hidden lamp, dimana efek pencahayaan tanpa perlu memperlihatkan fisik dari lampu tersebut, sehingga yang kita lihat hanyalah perpendaran cahaya yang dihasilkan lampu tersebut. 4. Lampu downlight Lampu ini berguna untuk mengoptimalkan area-area tertentu yang membutuhkan cahaya dengan intensitas yang cukup tinggi Konsep furniture yang ada di dalam hotel-resort ini adalah furniture yang menyatu dengan bentuk ruangan sehingga terkesan rapih dan membuat ruangan terasa lebih luas, removable, dan membuat pengguna merasa relax dan betah berlama-lama.
Serta Konsep Keamanan Bentuk pengamanan dari Bencana sangat penting untuk diperhatikan, misalkan bencana kebakaran harus sangat diperhatikan, karena hotel-resort erat kaitannya dengan aktifitas di dapur, yang berhubungan dengan api, pencegahannya adalah dengan memasang fire alarm, sparkler dan menyimpan fire extinguisher pada beberapa spot yang aman dari kebakaran tetapi tidak terlalu jauh dengan spot yang kira-kira rawan terjadinya kebakaran.
Penutup Bandung merupakan wilayah dengan kontur tanah berupa pegunungan sehingga sangat menarik untuk dijadikan objek wisata. Terlihat dari jumlah wisatawan asing maupun lokal setiap tahunnya mengalami peningkatan (berdasarkan data dinas pariwisata Kota Bandung). Dampak dari kontur tanah yang berupa pegunungan, menjadikan Bandung memiliki iklim yang cukup sejuk, serta tingkat kebisingan yang relatif rendah khususnya pada daerah-daerah pegunungannya. Oleh sebab itu, bandung cocok untuk dijadikan destinasi bagi wisatawan yang ingin berelaksasi, melakukan perawatan tubuh, memanjakan diri, melihat pemandangan alam dan keluar dari rutinitas keseharian yang melelahkan. Maka tidak heran wisatawan dari luar kota khususnya Jakarta berbondong-bondong untuk datang kebandung untuk melepas stress akibat dari keadaan keseharian yang menguras tenaga dan pikiran. Dan Resort Spa merupakan fasilitas yang menjadikan jalan keluar untuk para wisatawan tersebut, selain sebagai sarana akomodasi (penginapan), resort spa juga menjadikan sebuah tempat yang mengakomodir segala kebutuhan yang diperlukan oleh wisatawan dalam satu tempat seperti fasilitas kebugaran, kecantikan, konsultasi, serta spa itu sendiri, ditambah lagi dengan keadaaan alam yang sangat mendukung dari segi pemandangan dan iklim. Pembimbing Artikel ini merupakan laporan perancangan Tugas Akhir Program Studi Sarjana Desain Interior FSRD ITB. Pengerjaan tugas akhir ini disupervisi oleh pembimbing Drs. Widihardjo, M.Sn
6 | Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1
Rufaidah
Daftar Pustaka Abraben, E. (1967). Resort Hotels, Planning and Management. Reinhold Publishing Corporation. New York. Asencio, Paco. (2002). Spa & Wellness Hotels. Teneuess. London. Beng, Tan Hock. (1994). Tropical Resort. Periplus. Singapore. Luna Mantyasih Makarti. (2004). Resort Spa di Kawasan Wisata Punclut, Laporan Tugas Akhir. Jurusan Arsitektur, FTSP, ITB.
Website http://arsitekhotelindonesia.blogspot.com/2009/10/sejarah-hotel.html http://bandung.blogspot.com/2008/05/sejarah-bandung.html http://www.hilton.com/en_US/hi/hotel/BDOHIHI-HiltonBandung/photoGallery.do;jsessionid=6F2D563E4D52BF67C584AAC186478B5A.etc56
Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No.1 | 7