BERITA STASI Rapat Koordinasi PPGKK & Stasi Berlanjut di halaman 4
Natus Ad Majora Sum
Edisi Sepuluh, Maret Tahun 2010
Tanda Salib
JADWAL PEKAN SUCI St. Stanislaus Kostka
Jumat Agung: Pukul 15.00 WIB Malam Paskah: 19.00 WIB
"PERAYAAN EKARISTI ADALAH PESTA TUHAN, MOHON UMAT BERPAKAIAN SECARA LAYAK DAN PANTAS DATANG KE PESTA TUHAN"
MOHON PERHATIAN: Harap DATANG SEBELUM
MISA DIMULAI, berdoa dan mempersiapkan hati kita secara pribadi sebelum menghadap DIA, Pencipta langit dan bumi Harap NON AKTIF kan HP selama Perayaan Misa, biarlah hati kita benar-benar difokuskan untuk mendengar suara Tuhan Mohon tidak meninggalkan SAMPAH, dan Tissue di Bangku Gereja Kertas kertas Teks Misa dan Warta Paroki yang sudah tidak dipakai mohon dikumpulkan kembali
Halaman 12
NYENGIR DIKIT Seandainya Adam dan Hawa dari China Setelah mengikuti pelajaran mendalami Alkitab, seorang China tua berkata kepada seorang Pastor: "Pastor, sungguh disayangkan yah, kalau saja Adam dan Hawa itu orang China, pastilah kita tetap di surga saat ini." Pastor: "Mengapa bapak berpikir seperti itu?" "Oh tentu, karena orang China tidak suka makan Apel, biasanya buat sembahyang, tetapi mereka doyan sekali makan daging ular."
Tuhan Pengawas Makanan Pada acara retret di luar kota, setelah acara sesion 1 diselingi dengan rehat kopi. Disisi meja terletak kue pukis dengan tulisan "Silahkan masing-masing mengambil satu.... Awas Tuhan mengawasinya". Di meja yang lain ada kue kering dengan tulisan "Silahkan ambil sesuka hatimu.... Mumpung Tuhan sedang mengawasi kue pukis".
Warta Stanislaus Kostka Tahun I/3-2010
oleh: P. William P. Saunders * Apa sesungguhnya makna Tanda Salib dan mengapa kita melakukannya? Bilamana dan bagaimana praktek ini berasal? ~ seorang pembaca di Falls Church Tanda Salib merupakan suatu gerakan yang indah, yang mengingatkan umat beriman pada salib keselamatan sembari menyerukan Tritunggal Mahakudus. Secara teknis, Tanda Salib merupakan sakramentali, suatu lambang sakral yang ditetapkan Gereja guna mempersiapkan orang untuk menerima rahmat, dan yang menguduskan suatu saat atau peristiwa. Seiring pemikiran tersebut, gerakan ini telah dilakukan sejak masa Gereja Perdana untuk memulai dan mengakhiri doa serta Misa. Para Bapa Gereja awali menegaskan penggunaan Tanda Salib. Tertulianus (wafat 250) menggambarkan kebiasaan membuat Tanda salib: “Dalam segala kegiatan dan gerakan, setiap kali kami datang maupun pergi, saat mengenakan sepatu, saat mandi, saat makan, saat menyalakan lilin, saat berbaring, saat duduk, dalam segala apapun yang kami lakukan, kami menandai dahi kami dengan Tanda Salib” (De corona, 30). St. Sirilus dari Yerusalem (wafat tahun 386) dalam Pengajaran Katekesenya menyatakan, “Jadi, marilah kita tanpa malu-malu mengakui Yang Tersalib. Jadikan Salib sebagai meterai kita, yang dibuat dengan mantap menggunakan jari-jari di dahi kita dan dalam segala kesempatan; atas roti yang kita makan dan cawan yang kita minum, saat kita datang dan saat kita pergi; sebelum kita tidur, saat kita berbaring dan saat kita terjaga; saat kita bepergian, dan saat kita beristirahat” (Katekese, 13). Lama-kelamaan, Tanda Salib dimasukkan dalam berbagai tindakan dalam Misa, misalnya menandai diri tiga kali di dahi, bibir dan hati saat Injil hendak dibacakan atau saat menyampaikan berkat dan saat menandai roti dan anggur persembahan yang dimulai sekitar abad kesembilan. Cara resmi paling awal dalam membuat Tanda Salib muncul sekitar tahun 400-an, yaitu saat munculnya bidaah Monophysite yang menyangkal adanya dua kodrat dalam pribadi ilahi Kristus, dan dengan demikian menyangkal persekutuan Tritunggal Mahakudus. Tanda Salib dibuat dari dahi ke dada, dan kemudian dari bahu kanan ke bahu kiri. Ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah ditangkupkan sebagai lambang Tritunggal Mahakudus - Bapa, Putra dan Roh Kudus. Di samping itu, ketiga jari ditangkupkan sedemikian rupa hingga melambangkan singkatan Yunani I X C (Iesus Christus Soter, Yesus Kristus Juruselamat): jari telunjuk yang lurus melambangkan I; jari tengah saling bersilangan dengan ibu jari melambangkan X; dan jari tengah yang bengkok melambangkan C. Jari manis dan jari kelingking dilipat ke arah telapak tangan, melambangkan kesatuan kodrat manusia dan kodrat ilahi, kehendak manusia dan kehendak ilahi dalam pribadi Kristus. Cara membuat Tanda Salib seperti ini umum dilakukan di kalangan seluruh Gereja hingga sekitar abad keduabelas, tetapi hingga sekarang masih tetap dipraktekkan dalam Gereja-gereja Katolik Ritus Timur dan Gereja-gereja Orthodox. Bersambung Hal 11 Halaman 1
Warta Stanislaus Kostka Tahun I/3-2010
Warta Stanislaus
KUNJUNGAN BIA AVELLINO 2 & 3 KE PANTI ASUHAN „TAMAN FIORETI‟
Media Komunikasi Umat “Apa kabar anak-anak…?” Stasi St. Stanislaus Kostka , “Luaaaaaarrrrr Biassssaaaaaaaaa!!!!!!” Paroki St. Servatius Sabtu 30 januari 2010 pukul 16.30 suasana di Panti Asuhan „Taman Kampung Sawah Bekasi Penasihat Romo Paroki St Servatius Bekasi Penanggungjawab DPP Stasi St. Stanislaus Kostka Pelaksana dan Team Kreatif Seksi Komunikasi dan Pengembangan Stasi Pembantu Umum Para Ketua Lingkungan dan Organisasi, Para Seksi dan Sub Seksi Stasi Alamat Paroki Kampung Sawah RT Rt06/RW 04 No 75 Jati Melati Pondok Melati Bekasi 17113 Telp : 021- 8449967 Alamat Sekretariat Stasi Kawasan Niaga Citra Grand, Blok R12 no 11, Jl Alternatif Cibubur (Transyogi) Cibubur Bekasi Telp : 021- 8451178
Fioreti‟ terasa berbeda dari hari2 biasa. Sore itu suasananya tampak meriah oleh suara nyanyian anak2 yang tinggal di rumah tersebut karena menyambut kedatangan dari rombongan ank2 BIA lingkungan Andreas Avellino 2 & 3. Lagu2 yang dinyanyikannya terdengar kompak dan penuh semangat. Tidak ada wajah satu anakpun yang menunjukkan kesedihan atau kelesuan. Semua bernyanyi dan bergembira. Ketika Ibu Cecil (Pembina BIA Avellino 2 ) menyapa mereka:”Apa kabar anak2?!” Langsung dijawab dengan teriakan serempak: “Luar Biasaaaa…!” Dalam kunjungan tersebut disampaikan 1 box berisi barang2 persembahan anak2 BIA Stasi Stanislaus Kostka, pada Misa Malam Natal yang lalu. Bingkisan tersebut diterima langsung oleh Suster Yuliana sebagai Kepala Panti Asuhan tersebut. Dengan spontan disambut pula teriakan kegembiraan anak2. Suasana kegembiraan tersebut ditutup dengan makan malam bersama yang telah disiapkan oleh salah satu keluarga BIA Lingkungan Andreas Avellino 3 yang kebetulan Ulang Tahun di bulan Januari.(VUR)
Dalam karya klasik, “Upacara-upacara Ritus Romawi” tulisan Adrian Fortescue dan J. B. O'Connell, Tanda Salib dibuat dengan cara berikut: “Letakkanlah tangan kiri dengan telapak terbuka di bawah dada. Tangan kanan terbuka juga. Pada saat menyerukan Patris [Bapa] angkatlah tangan kanan dan sentuhkan kening; saat menyerukan Filii [Putra], sentuhlah dada agak ke bawah, tetapi di atas tangan kiri; saat menyerukan Spiritus Sancti [Roh Kudus], sentuhlah bahu kiri dan kanan; saat menyerukan Amin, tangkupkan kedua tangan jika perlu.” Meskipun praktek ini telah berkembang dari bentuk asalnya dan kini masih dipraktekkan dalam Ritus Timur, tetapi telah menjadi praktek yang biasa dilakukan pula dalam Gereja Ritus Latin selama beberapa abad. Tak peduli bagaimana orang secara teknis membuat Tanda Salib, gerakan haruslah dilakukan dengan khidmat dan saleh. Umat beriman haruslah menyadari kehadiran Tritunggal Mahakudus, dogma inti yang menjadikan orang-orang Kristen sebagai “Kristen”. Juga, umat beriman haruslah ingat bahwa Salib adalah tanda keselamatan kita: Yesus Kristus, sungguh Allah yang menjadi sungguh manusia, yang mempersembahkan kurban sempurna bagi penebusan dosa-dosa kita di atas altar salib. Tindakan sederhana namun mendalam ini membuat setiap orang beriman sadar akan betapa besar kasih Allah bagi kita, kasih yang lebih kuat daripada maut dan akan janji-janji kehidupan abadi. Demi alasan-alasan yang tepat, indulgensi sebagian diberikan kepada mereka yang menandari dirinya dengan Tanda Salib dengan khidmat, sambil menyerukan, “Dalam nama Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus” (Enchirdion of Indulgences, No. 55). Oleh sebab itu, marilah setiap kita membuat Tanda Salib dengan benar dan khidmad serta tidak dengan sembarangan ataupun ceroboh.
Website: http:// www.stanislauskostka.wordpress.co m E-mail:
[email protected] Mailing List stanislauskostka@ yahoogroups.com Untuk bergabung kirim e-mail ke:
stanislauskostka-subscribe@ yahoogroups.com
* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls and a professor of catechetics and theology at Notre Dame Graduate School in
Lanjutan hal 7 6. Makan oat ketika sarapan Mengapa? Karena oat kaya akan sumber fitokimia, antioksidan yang membantu menurunkan kolesterol jahat dan mencegah penyakit jantung. Menurut peneliti dari Tufts University Boston AS, oat mengandung banyak avenanthramides, kelompok fitokimia yang mengurangi jumlah plak dan molekul lemak yang menempel di dinding pembuluh arteri dan mengurangi aliran darah ke jantung. 7. Perkaya otak dengan kata-kata Ini untuk memperkuat otak Anda. Pelajari kata-kata baru dan gunakan kata atau kalimat baru dalam percakapan harian Anda. Mengapa? Menurut penelitian di University of Kentucky Medical Center, itu merupakan cara mudah untuk mencegah penyakit alzheimer. Penelitian itu melibatkan sekelompok biarawati. Peneliti menemukan bahwa biarawati yang tetap aktif di usia tua cenderung menggunakan kata-kata tak biasa dan lebih dari dua suku kata. Perbandingannya, para biarawati yang kena alzheimer tetap menjaga kalimat mereka sederhana. Diperkirakan mereka yang tetap aktif secara kognitif mungkin membangun “cadangan” otak yang mengurangi gejala-gejala penyakit alzheimer. Sumber : Tabloid Gaya Hidup Sehat Edisi 431
Redaksi menerima sumbangan tulisan, karikatur, atau kreasi lain. Panjang tulisan maksimal 400 kata. Para ketua Wilayah/Lingkungan/ Mudika diharapkan menyampaikan berita tentang kegiatan-kegiatan di Lingkungan. Bahan bahan renunagn diambil dari Milist Apik (Milis Evangelisasi http:// groups.yahoo.com/group/ApiKatolik), http://Www.imankatolik.or.id, http:// yesaya.indocell.net dan beberapa sumber
Halaman 2
Lanjutan dari hal hal 7 1 Lanjutan dari Suatu instruksi dari Paus Inosensius III (1198 - 1216) membuktikan adanya tradisi praktek tersebut, sekaligus menunjukkan adanya perubahan dalam praktek Gereja Katolik Ritus Latin, “Tanda Salib dibuat dengan tiga jari, sebab penandaan diri tersebut dilakukan sembari menyerukan Tritunggal Mahakudus…. Beginilah cara melakukannya: dari atas ke bawah, dan dari kanan ke kiri, sebab Kristus turun dari surga ke bumi, dan dari Yahudi (kanan) Ia menyampaikannya kepada kaum kafir (kiri).” Sembari memperhatikan kebiasaan membuat Tanda Salib dari bahu kanan ke bahu kiri, yang dilakukan baik oleh gereja-gereja barat maupun timur, Paus Inosensius melanjutkan, “Namun demikian, yang lain, membuat Tanda Salib dari kiri ke kanan, sebab dari sengsara (kiri) kita harus beralih menuju kemuliaan (kanan), sama seperti Kristus beralih dari mati menuju hidup, dan dari Tempat Penantian menuju Firdaus. [Sebagian imam] melakukannya dengan cara ini, sehingga mereka dan umat menandai diri mereka dengan cara yang sama. Kalian dapat dengan mudah membuktikannya - bayangkan imam menghadap umat untuk menyampaikan berkat - ketika kami membuat Tanda Salib atas umat, kami melakukannya dari kiri ke kanan…” Karenanya, sejak saat itu umat beriman mulai meniru imam dalam menyampaikan berkat, dari bahu kiri ke bahu kanan dengan tangan terbuka. Lama-kelamaan, praktek ini menjadi cara yang biasa digunakan dalam Gereja Barat.
Warta Stanislaus Kostka Tahun I/3-2010
Halaman 11
Warta Stanislaus Kostka Tahun I/3-2010
Berjalan Bersama Para Kudus ULANG TAHUN PERNIKAHAN MARET 2010 STASI STANISLAUS KOTSKA LINGKUNGAN
NAMA
MENIKAH
Avelino 1
Mikael Anang Pradjarto
Margareta dede Sulastini
3-Mar-89
Avelino 3
Yosef Andreas Andry P
Agnes Dini Harini
3-Mar-00
Carles Simanjuntak
Lorentia Debataraja
12-Mar-96
Mariden Simarmata
Salama Lidiawati
15-Mar-92
Timotius Ronny Mudjadi
Melania Woro Wirasti
30-Mar-03
Corsini
Aluisisus Triyono
Ch. Heni Prastyawati
5-Mar-00
Rasul
Gerardus Bambang Murdoyono Lucia Rosana
9-Mar-88
Sirilius Agustinus Mite Ngole
6-Mar-87
Maria Magdalena Daima
Segenap Warga Stasi Stanislaus Kostka Mengucapkan: “Selamat Berbahagia atas Hari Ulang Tahun Pernikahan”
1 April S. Hugo dari Grenoble 2 April S. Fransiskus dari Paola 3 April S. Richard dari Chichester 4 April S. Isidorus 5 April S. Vincentius Ferrer 6 April B. Notker 7 April S. Yohanes Baptista de la Salle 9 April S. Waltrudis 10 April B. Antonius Neyrot 11 April S. Stanislaus 12 April S. Yoseph Moscati 13 April S. Martin I 14 April S. Lidwina 16 April S. Benediktus Yoseph Labre 17 April St. Stephen Harding 18 April B. Maria dari Inkarnasi 19 April B. James Duckett 20 April S. Agnes dari Montepulciano 21 April S. Anselmus 22 April S. Soter dan S. Caius 23 April S. Georgius 24 April S. Fidelis dari Sigmaringen 25 April S. Markus, Pengarang Injil 26 April S. Radbertus 27 April S. Zita 28 April S. Petrus Chanel 29 April S. Katarina dari Siena 30 April S. Pius V
Sebaiknya Anda Paham ARTI SIMBOL DALAM LITURGI / SIKAP DALAM LITURGI
MEMERCIKI Sebagai tanda penyucian dan peringatan akan pembatisan kita. memerciki dilakukan pada permulaan Ekaristi 9kadang-kadang masih ada imam yang melakukannya). Dan juga dilakukan setelah pembaharuan janji naptis pada Malam Paska, saat menerima daun Palma pada perarakan Minggu Palma. memerciki juga dilakukan untuk kepentingan pernikahan, pemakaman, pemberkatan tempat/gedung, pemberkatan bendabenda devosi lainnya.
MENELUNGKUP Tiarap atau menelungkup merupakan ungkapan tidak pantas, merasa berdosa dihadapan Allah. Menelungkup atau tiarap biasa dilakukan oleh para calon Imam dan Uskup ketika ditahbiskan, serta oleh Umat sebagai sikap Doa, merasa diri berdosa besar dan tidak layak dihadapan Tuhan (meskipun nyaris tidak pernah dilakukan dalam ibadat bersama)Bersambung —>>
Nyok rame-rame kite rayain
Tuhan Memberkati Amin
MISA INKULTURASI BETAWI & SEDEKAH BUMI Tgl. 13 Mei 2010, Misa II pk. 08.30
tius erva St . S a w a h Kp . S
Ajak enyak, encing, babe silaturahme ye…!! Halaman 10
Warta Stanislaus Kostka Tahun I/3-2010
Halaman 3
Warta Stanislaus Kostka Tahun I/3-2010
PANITIA PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK KRANGGAN PAROKI ST. SERVATIUS - KAMPUNG SAWAH Sekretariat : Jl.Kampung Sawah Rt 006/04 No.75 Jatimelati – Pondokmelati Bekasi 17113
Telp. 021- 8442677 - Telp / Fax. 021 - 8449967 Sekilas tentang PPGKK : Salam Damai Sejahtera untuk kita semua dalam Kasih Tuhan Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyanyang atas kasih , kesabaran dan semangat yang Tuhan karuniakan kepada Umat Stasi St Stanislaus Kostka di dalam penantian panjang akan kerinduan untuk memiliki sebuah tempat beribadah. PPGKK telah berkarya sejak periode 2003 hingga saat ini masih tetap terfokus dalam upaya perijinan. Meski hasil akhir belum dapat dicapai tapi usaha, upaya dan semangat untuk mendapatkannya tetap kita mohonkan. Kerja keras yang telah ditempuh dalam periode 2003 s/d 2006 telah menghasilkan capaian yang cukup significant. Terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) 2 Menteri pada tahun 2006 yang menetapkan dibentuknya Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) membuat proses menjadi lebih panjang dan penuh dengan dinamika yang berujung pada aksi demo penolakan di lahan calon gereja Kranggan dan berakibat PPGKK tidak mendapat rekomendasi dari FKUB. Demo penolakan juga berimbas pada dicabutnya dukungan dari lurah dan camat. Pada tanggal, 23 Mei 2009 PPGKK periode 2009 -2012 dilantik oleh Dewan Paroki St Servatius, berikut garis besar rencana umum kegiatan PPGKK: 1. Rencana jangka pendek : - Pembaharuan data pendukung dari warga dan umat katolik - Pengajuan kembali permohonan dukungan warga dan pemerintah. 2. Rencana yang berkelanjutan : - Membangun dan membina relasi dengan warga sekitar dengan ikut terlibat dalam aktivitas sosial - Membangun dan membina relasi dengan tokoh adat, masyarakat dengan ikut terlibat dalam acara adat Kranggan. - Bersama-sama dengan Badan Kerja Sama Antar Gereja (BKSAG) membangun dan membina relasi dengan warga, kelurahan, kecamatan dan institusi agama lain di Kecamatan Jatisampurna - Membantu program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan - Membangun dan membina relasi dengan FKUB - Membangun dan membina relasi dengan institusi pemerintah Demo penolakan yang pernah terjadi seolah-olah menyampaikan pesan bahwa masih ada masyarakat yang belum mendapatkan informasi yang cukup dan seolah-olah terjadi kristenisasi. Sehingga dalam melaksanakan kegiatan tersebut PPGKK mengacu pada langkah gereja yaitu membangun dan membina hubungan yang baik dengan relasi berdasarkan cinta kasih hingga masyarakat mendapat sosialisasi yang informatif khususnya mengenai kebutuhan tempat ibadah bagi umat katolik sekitar Kranggan dan menyampaikan pesan bahwa keberadaan gereja bukanlah merupakan ancaman bagi pemeluk agama lain. Selama kurun waktu Mei 2009 hingga Maret 2010, PPGKK tetap konsisten menjalankan amanat umat dan secara periodik selalu menyampaikan informasi. Secara khusus, laporan kegiatan PPGKK selalu disampaikan pada rapat pleno Dewan Paroki yang juga dihadiri oleh para Ketua Lingkungan seperti pada Minggu 18 Oktober 2009 di Kampung Sawah. Pada Sabtu 20 Maret 2010 di Sekretariat Stasi, PPGKK juga telah menyampaikan informasi kegiatannya kepada Pengurus Dewan Stasi dan Para Ketua Lingkungan. Sehingga umat bisa mendapatkan informasi dari Para Ketua Lingkungan. PPGKK berharap khususnya umat katolik di Stasi ikut membantu dalam membangun dan membina relasi dengan masyarakat tanpa harus menunjukkan label katolik tetapi menunjukkan kasih berdasarkan iman katolik.
Selain itu di setiap kesempatan mohon selalu mendaraskan doa PPGKK. Demikian sekilas tentang PPGKK
Halaman 4
Salam, PPGKK Warta Stanislaus Kostka Tahun I/3-2010
Melayani-melayani lebih sungguh Semua orang tau arti melayani secara harafiah. Melayani yaitu menjadi pelayan. Horee betull..! 100 buat jawabannya. Yesus mengajar murid-muridnya untuk saling melayani bukan dengan disuruh-suruh dengan galak tapi langsung diberi contoh untuk saling membasuh. Puji Tuhan di Stasi Stanislaus ternyata kita punya begitu banyak pelayan-pelayan Tuhan. Semua orang di stasi Stanislaus pasti mengenal Pak Yo, lengkapnya adalah Yohanes Tamtomo. Beliau adalah koster kita. Sudah kira-kira 2 tahun lebih Pak Yo melayani Stasi kita untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk kita mengadakan misa dua minggu sekali, atau bila ada acara-acara umat Khatolik yang memakai fasilitas kapel Stanislaus. Berawal dari ajakan Pak Taryono untuk membantu melayani di Kapel lalu ditunjuk secara resmi pada waktu ibadat lingkungan Andreas Kim sebelum di mekarkan. Hingga sekarang Pak Yo selalu setia datang lebih dulu, tak perduli hujan atau panas. Pak Yo melakukannya dengan hati gembira dan tak berbeban. Ia bersukacita datang paling awal dalam menyiapkan kedatangan Yesus dalam ibadat Ekaristi. Saya Tanya apa sih yang mendorong Pak Yo mau untuk jadi koster, “ Aduh saya tergerak melihat bapak-ibu di lingkungan yang begitu bersemangat memberi dan murah hati. Bapak/ ibu dilingkungan itu pintar-pintar dan punya banyak kebisaan, mereka begitu tulus membantu dan melayani. Sedang saya tak punya apa-apa untuk diberikan selain tenaga saya. Jadi waktu saya ditunjuk untuk membantu Pak Taryono ya saya mau aja, saya senang akhirnya saya bisa juga memberi walaupun cuma tenaga yang saya punya,” kata Pak Yo yang dibaptis di Bandung ketika berusia 23 tahun ini. Pak Yo juga mengalami hambatan seperti malas, capek, namun Pak Yo selalu menyangkal diri dengan menolak semua itu dan tetap berangkat. Niat yang sungguh untuk melayani Tuhan menjadi kekuatannya untuk tetap setia, dan mau selalu belajar hingga sekarang. Sampai kapan Pak Yo mau menjadi koster? “Sampai umat tidak menghendaki,” kata beliau dengan lugas. Bener juga…, kalau umat tetap mau Pak Yo yang jadi koster artinya itu memang maunya Tuhan, nah siapa yang bisa menolak maunya Tuhan?? “Selama menjadi Koster begitu banyak rahmat surgawi yang Pak Yo dapatkan, beliau menjadi lebih bersyukur dan menyadari betapa baikNya Tuhan karena sudah menyertai kehidupannya selama ini, kalau bukan karena Tuhan tidak mungkin kehidupan saya seperti sekarang ini.” Kata ayah dari Petrus dan Ayu ini. Pak yo tak pernah menahan diri atau berhitung dengan apa yang bisa dia berikan, semuanya untuk Tuhan, apa yang saya bisa lakukan saya lakukan. Melayani Tuhan bukan untuk mendapat hadiah atau pujian, tapi karena saya memang ingin melayani Dia yang begitu baik pada saya. Ah Pak Yo…, sosok sederhana yang bisa menginspirasi kita semua untuk mau melayani dengan hati seorang hamba. Pak Yo tak pernah berhitung, dia melayani tanpa beban, beliau juga gak merasa perlu untuk berebut protes ini dan itu. Pak Yo selalu semangat dan dengan rendah hati bertanya kalau ada yang tidak dimengerti. Pak Yo mau menjadi kecil di hadapan Tuhan. Beliau ini begitu ingin selalu menyenangkan Tuhan. Sudahkah kita berterima kasih pada Tuhan untuk seorang Pak Yo bagi kita semua?? PD St Theresa Avilla Halaman 9
Warta Stanislaus Kostka Tahun I/3-2010
PROFILE LINGKUNGAN ANDREAS AVELINO !
CERITA ALKITAB Istri untuk Isak Tibalah saatnya bagi Isak untuk mendapatkan istri, gadis-gadis setempat menyembah Allah-Allah palsu alias berhala. Abraham tentu saja khawatir. Seperti pada umumnya orang tua, Abraham merasa perlu campur tangan namun dengan penyertaan Tuhan. Ia membawanya dalam doa dan dengan seijin Tuhan ia menyuruh hambanya yang setia untuk pergi ke kampung halamannya untuk memilih istri bagi Isak. Pengawalnya pusing tujuh keliling, lah yang mau nikah sapa? Kenapa aku yang disuruh milih? Ada-ada aja Pak Abraham ini. Tapi karena dia bos ya udah nurut aja. “ bagaimana saya dapat memilih gadis yang tepat untuk Isak? Tanya hamba itu. “ Tenang aja malaikat Tuhan akan dikirim didepanmu, ia akan menolongmu.”kata Abraham Singkat kata sang hamba pergi ke kampung halaman Abraham dan melihat banyak gadis cantik di sana yang berjalan menuju sumur untuk mengambil air. Terus yang mana dong Tuhan? Semua caem-caem, gini deh kasih saya tanda siapa yang memberi saya minum itulah pilihanMu untuk Isak Tuhan.” Memang jodoh itu pemberian Tuhan, adalah Ribkah gadis cantik yang memberi minum bukan hanya si hamba tapi juga unta-untanya. Hamba itu memuji Tuhan “ Allah sangat baik memberikan Ribkah sebagai istri pilihan Allah untuk Isak. Semua senang, Allah senang, Abraham dan Isak juga senang, dan sudah pasti yang paling senang si hamba ini karena tugasnya yang aneh akhirnya bisa selesai juga. Abraham memang kepala rumah tangga yang hebat, terutama dalam iman yang teguh kepada Tuhan. Iman dan pergaulannya yang sangat dekat dengan Allah berimbas ke istri, anak bahkan sampai hambahambanya. Untuk urusan jodoh dia bisa dengan santainya mengutus hambanya yang pasti selera, kebijaksanaan dan cara pandangnya tidak sebanding dengan Abraham. Tapi Abraham tidak mengandalkan sihamba tapi mengandalkan Tuhan, sang hamba hanyalah sarana yang dipakai untuk mendapatkan pilihan Allah untuk anaknya. Yang lebih heran kok ya Isak mau-maunya terima istri pilihan si hamba. He.he kalau sudah percaya sama Tuhan ternyata lebih meringankan pikiran, kekhawatiran dan beban. Seperti Isak dan Abraham kita harus belajar percaya bahwa pilihan Allah pasti baik bagi kita. Gimana caranya?? Abraham memberikan contoh sungguh sederhana, ikut sertakan saja Allah ketika kita dihadapkan di dalam pilihan, keputusan, masalah atau apa yang akan aku lakukan dan katakan dalam doa dan penyerahan. Dia yang menyelenggarakan hidup kita amat tau apa yang terbaik bagi kita. Bagi Allah segala sesuatu akan diberikan pada kita untuk menjadikan jiwa kita, hubungan kita dengan Allah menjadi lebih indah dari hari kehari. Kalau anda sakit, bersyukur dan berdoalah, kalau anda lagi ada masalah, bersyukur dan berdoalah, anda punya hutang, bersyukur dan berdoalah, belum dapat jodoh, bersyukur dan berdoalah, belum dapat anak, bersyukur dan berdoalah, bersyukur dan berdoalah senantiasa dalam keadaan susah maupun senang, ingatlah Allah kita sedang membentuk jiwa kita dan hubungan kita denganNya lebih indah, lebih lekat, dan makin tergantung padaNya. Salam kasih PD St Theresa Avilla
Lingkungan Andreas Avelino 1 Terbentang dari Jl. Ganceng Hingga sebelum pasar Kranggan dengan batas wilayah di sebelah utara berbatasan dengan wilayah Maria Sebelah Selatan berbatasan dengan Lingkungan Andreas Avelino 2 dan Andreas Corsini dan Sebelah Timur berbatasan dengan Lingkungan Andreas Avelino 3 . Lingkungan Andreas Avelino 1 tidak berada di dalam Komplek Perumahan melainkan menyatu dengan Penduduk Asli Kranggan yang terpencar-pencar , untuk menuju Rumah warga lingkungan tak jarang harus melewati sepetak tanah kebon, bukan pemandangan aneh bila tiba di rumah warga dengan kaki yang berlumuran tanah merah di karenakan jalan menuju rumah belum banyak yang di aspal alias masih becek walaupun demikian keadaannya tidak mengurangi semangat warga untuk hadir dalam kegiatan – kegiatan lingkungan seperti Doa Ibadat Bulanan , Doa Rosario , pendalaman Kitab Suci, Advent dan Doa Keluarga Kudus. Demikian pula dengan anak-anaknya sekalipun hujan turun tidak menyurutkan langkah mereka untuk hadir dalam kegiatan BIA yang di adakan setiap hari minggu sore Pukul 16:00 di tempat Saung Keluarga Bp. Handoyo. Adapun jumlah warga Andreas Avelino 1 Total keseluruhan warga berjumlah 153 Umat yang terdiri dari 104 Dewasa , 7 OMK , 12 BIR dan 30 BIA Inilah dia yang menjadi Motor dalam Lingkungan Andras Avelino 1 1. Penasehat : Linus Johanes Sumarjono 2. Ketua Lingkungan : Stephanus Paid Wakil Ketua : Stephanus Aris Pramono 3. Sekretaris : Stephanus Dwi Atmojo 4. Bendahara I : Ibu. Susilastuti Sumijo II : Ibu. Aris 5. Ketua Sektor I : Ibu. Ratmi Ponijan 6. Ketua Sektor II : James D Gultom 7. Ketua Sektor III : Y M Suparjo 8: Ketua Sektor IV : Stephanus Paid 9. Seksi – Seksi : a. Seksi Liturgi & Pewartaan : Yosephus Waluyo : Ignatius Supramto b. Seksi Koor : Ibu. Edy Suparmo c. Seksi Kepemudaan : Teo d. Seksi Pembinaan BIA & BIR : Ibu Satri H : Ibu Paid : Ibu Waluyo e. Seksi Pelayanan Sosial Ekonomi (PSE) : 1. H.B Sumijo Pendidikan Kesehatan Kesejahteraan 2. Johanes Suyoto f. Seksi Konsumsi : Ibu Mukardjan
edisi 8
Apabila Anda ingin mengajukan pertanyaan atau persoalan sehubungan dengan iman atau kehidupan paroki, stasi atau Gereja kita silahkan menyampaikan secara tertulis ke email
[email protected] atau ke Redaksi Warta Stanislaus dengan mencantumkan identitas dan alamat yang jelas. Dan bagi yang akan menyampaikan pengumuman harap mengimformasikan paling lambat hari kamis minggu pertama tiap bulan.
Halaman 8
Warta Stanislaus Kostka Tahun I/3-2010
Halaman 5
Warta Stanislaus Kostka Tahun I/3-2010
“Perjamuan Terakhir” Leonardo da Vinci
Kisah Santo Santa St. Stanislaus
“Perjamuan Terakhir” karya Leonardo da Vinci
dilahirkan dekat Cracow, Polandia pada tahun 1030. Kedua orangtuanya telah berdoa tiga puluh tahun lamanya agar dikarunia seorang anak. Ketika Stanislaus lahir, mereka mempersembahkannya kepada Tuhan oleh sebab mereka amat bersyukur. Ketika dewasa, Stanislaus belajar di Paris, Perancis. Sesudah orangtuanya meninggal dunia, ia memberikan semua harta milik yang diwariskan orangtuanya kepada fakir miskin. Kemudian ia menjadi seorang imam.
Kisah lukisan ini, Perjamuan Terakhir, sungguh menarik dan mendatangkan pelajaran berharga. Perjamuan Terakhir dilukis oleh Leonardo da Vinci. Figur yang mewakili keduabelas rasul dan juga figur Kristus Sendiri dilukis dari model hidup. Model hidup lukisan untuk tokoh Yesus dipilih terlebih dahulu. Ketika diputuskan bahwa Da Vinci akan melukis karya besar ini, ratusan pemuda diwawancarai dengan seksama sebagai usaha untuk mendapatkan seraut wajah dan kepribadian yang mencerminkan tanpa dosa dan keelokan, bebas dari carutmarut dan guratan-guratan akibat dosa. Pada akhirnya, setelah berminggu-minggu mencari, seorang pemuda berusia sembilan belas tahun terpilih sebagai model lukisan Kristus. Selama enam bulan, Da Vinci sibuk mengerjakan lukisan tokoh utama dari karyanya yang terkenal itu. Selama enam tahun berikutnya, Da Vinci melanjutkan karya seninya yang sungguh mengagumkan ini. Satu demi satu model yang cocok dipilih untuk mewakili masing-masing pribadi dari kesebelas rasul, hingga tersisalah ruang dalam lukisan yang diperuntukkan bagi tokoh Yudas Iskariot sebagai bagian akhir dari karya besar ini. Selama berminggu-minggu, Da Vinci mencari-cari seseorang dengan wajah keras tanpa perasaan, dengan gurat-gurat ketamakan, tipu daya, kemunafikan dan kekejian. Berita disampaikan kepada Da Vinci bahwa orang yang penampilannya sesuai dengan permintaannya telah didapatkan di sebuah penjara bawah tanah di Roma, hukuman mati telah dijatuhkan kepadanya atas tindak kejahatan dan pembunuhan yang dilakukannya. Orang ini dibawa keluar dari selnya di penjara dan dibimbing keluar dalam terang sinar matahari. Di sanalah Da Vinci menyaksikan di hadapannya seorang pemuda berkulit gelap; rambutnya yang gondrong, kusut serta acak-acakkan menutupi sebagian wajahnya, raut wajahnya mencerminkan watak yang bengis dan kejam. Akhirnya, pelukis terkenal itu mendapatkan seseorang yang ia inginkan untuk mewakili karakter Yudas dalam lukisannya. Orang itu duduk di hadapan Da Vinci pada jam-jam yang ditentukan setiap hari sementara sang pelukis melanjutkan karyanya menuangkan ke dalam lukisannya karakter dasar yang ada di hadapannya. Sementara ia menggoreskan sapuan-sapuan kuasnya yang terakhir, para pengawal membimbing tahanan mereka pergi. Tiba-tiba orang itu meronta dan melepaskan diri dari para pengawal, lalu berlari mendapatkan Da Vinci sambil berseru, “Da Vinci, pandanglah aku! Tidakkah engkau mengenali siapa aku?” Da Vinci menjawab, “Tidak, tak pernah aku berjumpa denganmu sepanjang hidupku.” Tahanan itu berseru, “Ya Tuhan, apakah aku telah jatuh demikian dalam?” Kemudian sambil mendekatkan wajahnya kepada sang pelukis, ia menangis, “Pandanglah aku sekali lagi. Aku adalah orang yang sama yang engkau lukis tujuh tahun yang lalu sebagai figur Kristus!” sumber : News For Kids, Rm Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
Dosis Harian yang Wajib untuk Anda
.
Oleh P. Richard Lonsdale
Pada tahun 1072, Stanislaus ditahbiskan sebagai Uskup Cracow. (Sebelum menjadi paus, Yohanes Paulus II juga adalah Uskup Cracow, beberapa abad kemudian). Uskup Stanislaus sangat dicintai umatnya. Mereka terutama sekali menghargai caranya memberikan perhatian kepada kaum miskin, para janda dan anak-anak yatim piatu. Seringkali ia sendiri turun tangan melayani mereka. Pada waktu itu Boleslaus II menjadi raja Polandia. Ia seorang yang kejam dan tidak bermoral. Rakyat takut kepadanya dan juga muak dengan gaya hidupnya. Mulamula Uskup Stanislaus menasehatinya secara pribadi. Bapa Uskup seorang yang lemah lembut dan disegani. Tetapi, ia juga seorang yang jujur pula, dinyatakannya kepada raja segala perilakunya yang keliru. Tampaknya raja menyesal, namun sebentar saja ia sudah kembali pada cara hidupnya semula. Ia bahkan melakukan lebih banyak dosa yang mengerikan. Bapa Uskup kemudian mengucilkannya dari Gereja. Raja Boleslaus amat murka. Ia ingin membalas dendam, maka diperintahkannya dua orang pengawal untuk membunuh St. Stanislaus. Tiga kali mereka mencoba tetapi gagal. Kemudian raja sendiri dalam angkara murkanya bergegas menuju kapel uskup. Ia membunuh St. Stanislaus saat bapa uskup sedang mempersembahkan Misa. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 11 April 1079. Tuhan melakukan banyak mukjizat setelah wafatnya St. Stanislaus. Semua orang menyebutnya martir. Ia dinyatakan kudus oleh Paus Inosensius IV pada tahun 1253. Menerima kritik bukanlah hal yang mudah. Dapatkah aku menerima kritik sebagai suatu kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik?
Halaman 6
Warta Stanislaus Kostka Tahun I/3-2010
Halaman 7
POJOK KESEHATAN
Memiliki tubuh sehat itu gampang. Anda cukup melakukan hal-hal sederhana berikut ini. 1. Makan satu apel sehari Kata peribahasa, satu apel sehari menjauhkan kita dari penyakit. Kenapa? Kata peneliti dari University of Nottingham Inggris, orang yang makan apel lima hari seminggu, memiliki fungsi paru-paru yang lebih baik dan lebih rendah risikonya kena penyakit asma. Rahasia sehatnya ada pada kandungan antioksidan dalam apel, khususnya quecertin, yang mengurangi risiko kanker paru-paru. 2. Jangan lupakan seledri Seledri digunakan dalam pengobatan tradisional Cina untuk mengatasi hipertensi. Studi di Universitas Chicago, AS menemukan bahwa tikus yang diberi ekstrak kimia dari seledri, turun tekanan darahnya hingga 12 persen. Adalah zat bernama phthalide yang tak hanya merilekskan otot pembuluh darah yang mengatur tekanan darah, tetapi juga mengurangi produksi hormon stres. 3. Kena sinar matahari Pastikan terkena sinar matahari sebelum pukul 09.00. Menurut penelitian National Cancer Institute AS, orang yang setiap hari kena sinar matahari, lebih terlindungi dari ancaman kanker payudara dan usus. Itu karena vitamin D yang diproduksi tubuh ketika kena sinar matahari. 4. Makan ikan Terutama ikan yang mengandung asam lemak omega-3. Kandungan omega-3 ini baik untuk menurunkan kadar kolesterol jahat, juga membuat kita jadi orang yang lebih bahagia. Kok? Studi di University of Kuopio, Findlandia menemukan bahwa pemakan ikan berisiko lebih rendah kena depresi. Studi di Jepang juga menemukan bahwa orang yang setiap hari makan ikan, cenderung lebih bahagia. Mengapa? Itu karena zat bernama DHA, asam lemak yang ditemukan di otak. 5. Makan bawang putih Daging yang dibakar, dipanggang, atau digoreng dengan temperatur tinggi sering disebut memproduksi karsinogen, yaitu zat penyebab kanker. Untuk mengusir zat karsinogen, makanlah bawang putih bersama daging. Studi yang dipresentasikan oleh American Association for Cancer Research menemukan bahwa diallyl sulphid (DAS), yaitu fitokimia yang menyebabkan bau tak enak pada bawang putih mungkin menghambat efek karsinogen yang diproduksi ketika makanan kaya protein dimasak dalam temperatur tinggi.
Warta Stanislaus Kostka Tahun I/3-2010