WARNA LOKAL MINANGKABAU DALAM NOVEL SALAH PILIH KARYA NUR ST. ISKANDAR ARTIKEL ILMIAH
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
ENZI PATRIANI NPM 10080297
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2014
WARNA LOKAL MINANGKABAU DALAM NOVEL SALAH PILIH KARYA NUR ST. ISKANDAR
Oleh
Enzi Patriani1, Eva Krisna2, Zulfitriyani3 1) 2)
Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT This research is motivated by the problems in traditional Minangkabau delivered Nur St. Iskandar via a novel titled Salah Pilih. In the life of Minangkabau society has a variety of custom rules guiding shared by the community (local color). This study aimed to describe the color of the local Minangkabau in the novel Salah Pilih works of Nur St. Iskandar . This type of research is qualitative . The method used is descriptive method . Results of research on local color Minangkabau associated with : (1) ownership of property in Minangkabau women the right to inherit is a party; (2) The provisions of conjugal relationship that men have a role as a mamak and urang sumando (husband and wife); (3) The decision-making process based on consensus and deliberation led by mamak (brother of mother), (4) system implementation starting from exchange of signs), the atmosphere in the engaged, pick - pick , and consent granted, (5) the prohibition of married tribe has complied with by the community of hereditary . keywords : local color Minangkabu , novel Salah Pilih
WARNA LOKAL MINANGKABAU DALAM NOVEL SALAH PILIH KARYA NUR ST. ISKANDAR
Oleh
Enzi Patriani1, Eva Krisna2, Zulfitriyani3 1) 2)
Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat
3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelangi oleh permasalahan adat Minangkabau yang disampaikan Nur St. Iskandar melalui novel yang berjudul Salah Pilih. Dalam kehidupan masyarakat Minangkabau memunyai berbagai aturan adat yang dijadikan pedoman bersama oleh masyarakatnya (warna lokal). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan warna lokal Minangkabau dalam novel Salah Pilih karya Nur St. Iskandar. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian tentang warna lokal Minangkabauberhubungan dengan: (1) kepemilikan harta di Minangkabau yang berhak mewarisi adalah pihak perempuan; (2) ketentuan dalam hubungan suami-istri bahwa laki-laki memunyai peran sebagai mamak dan urang sumando (suami dari istri); (3) proses pengambilan keputusan berdasarkan mufakat dan musyawarah yang dipimpin oleh mamak, (4) sistem pelaksanaan pernikahan dimulai dari batuka tando (bertukar tanda), suasana dalam bertunangan, japuik-manjapuik (jemput-menjemput), dan ijab kabul, (5) larangan menikah sesuku sudah dipatuhi oleh masyarakat dari turun-temurun. kata kunci: warna lokal Minangkabu, novel Salah Pilih
PENDAHULUAN Seorang pengarang memunyai cara tersendiri dalam menciptakan karya sastra. Ciri khas pengarang sesuai dengan latar belakang kehidupannya. Pengarang yang berasal dari Minangkabau dengan pengarang yang berasal dari Jawa akan memiliki perbedaan dalam karya yang ditulisnya. Pengarang Minangkabau cenderung menulis karya sastra bernuansa kebudayaan Minangkabau, demikian pula sebaliknya dengan pengarang dari Jawa akan cenderung menulis karya sastra bernuansa budaya Jawa. Nur St. Iskandar adalah seorang pengarang yang berasal dari Minangkabau. Novelnya Salah Pilih menceritakan berbagai permasalahan adat Minangkabau yang ada dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. Warna lokal Minangkabau tergambar jelas dalam novel tersebut. Warna lokal Minangkabau yang tergambar dalam novel tersebut, yaitu kepemilikan harta, ketentuan dalam hubungan suami-istri, proses pengambilan keputusan, sistem pelaksanaan pernikahan, dan larang menikah sesuku. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini difokuskan pada warna lokal Minangkabau khususnya pada kepemilikan harta, ketentuan dalam hubungan suami-istri, proses pengambilan keputusan, sistem pelaksanaan pernikahan, dan larangan menikah sesuku yang terdapat dalam novel Salah Pilih. Tujuan penelitian adalah (1) Mendeskripsikan kepemilikan harta di Minangkabau yang terdapat dalam novel Salah Pilih karya Nur St. Iskandar; (2) Mendeskripsikan ketentuan dalam hubungan suami-istri di Minangkabau yang terdapat dalam Salah Pilih karya Nur St. Iskandar; (3) Mendeskripsikan proses pengambilan keputusan di Minangkabau yang terdapat dalam novel Salah Pilih karya Nur. St. Iskandar; (4) Mendeskripsikan sistem pelaksanaan pernikahan di Minangkabau yang terdapat dalam novel Salah Pilih karya Nur St. Iskandar; (5) Mendeskripsikan aturan larangan menikah sesuku di Minangkabau yang terdapat dalam novel Salah Pilih karya Nur. St. Iskandar. Kajian teori yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti adalah teori menurut Atmazaki (2007:40), membagi harta atas tiga, yaitu harta pusaka, harta hibah, dan harta pencarian. Amir M.S. (2001:126—128) menyatakan bahwa dalam ketentuan hubungan suami-istri menggunakan teori seorang laki-laki di Minangkabau memunyai dua peran, yaitu sebagai urang sumando di rumah istrinya dan sebagai mamak di rumah kaumnya. Selanjutnya, AmirM.S. (2001:25) menyatakan bahwa di Minangkabau dilarang menikah sesuku dan dalam acara pernikahan memunyai tata krama, yaitupinang-meminang, batuka tando(bertukar tanda), akad nikah, baralek(pesta), japuik-manjapuik(jemput-menjemput), jalang-manjalang(jelangmenjelang), dan lain-lain.
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Menurut Ratna (2004:46—67), penelitian kualitatif merupakan analisis isi secara keseluruhan dengan memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikan data dalam bentuk deskripsi. Data penelitian dalam penelitian ini adalah teks novel Salah Pilih karya Nur St. Iskandar yang telah diinventirasasikan dan serta diklafikasikan sesuai dengan pencacatan, selanjutnya dianalisis menurut teori Warna Lokal Minangkabau yang telah dipaparkan dalam kerangka teoritis. Tahap analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara menganailisis data sebagai berikut: (1) mendeskripsikan hasil analisis berkenaan dengan warna lokal Minangkabau; (2) menganalisis data; (3)menyimpulkan hasil penelitian; (4) menulis laporan penelitian. Teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik uraian rinci.
PEMBAHASAN Warna lokal Minangkabau terlihat dari kepemilikan harta, ketentuan dalam hubungan suami-istri, proses pengambilan keputusan, sistem pelaksanaan pernikahan, dan larangan menikah sesuku. Pertama, kepemilikan harta dibagi atas tiga jenis. Ketiga jenis harta yang ditemukan dalam novel ini adalah harta pusaka, harta hibah, dan harta pencarian. Harta pusaka diturukan dari mamak kepada kemenakan perempuan. Perempuan yang memunyai hak untuk memilikinya sedangkan kemenakan laki-laki (mamak) berkewajiban untuk menambah harta pusaka. Harta hibah diwariskan dari orang yang memiliki harta kepeda orang yang dipilihnya sebagai penerima hibah dari hartanya tersebut. Harta pencarian yang berhak mewarisi adalah suami-istri dari pemilik harta tersebut. Apabila di antara keduanya ada yang meninggal dunia harta dibagi dua, bagian suami diberikan kepada kemenakannya dan bagian istri akan diberikan kepada anak-anaknya. Asnah dalam novel Salah Pilih adalah pewaris dari harta pusaka dari rumah gedang Kubu. Hal tersebut disebabkan karena Asnah adalah anak perempuan dari keluarga tersebut yang akan mewarisi segala harta pusaka. Kedua, ketentuan dalam hubungan suami-istri di Minagkabau bahwa seorang suami memunyai dua tanggung jawab yang harus dilaksanakan secara seimbang. Di rumah istri ia berperan sebagai urang sumando, sedangkan di rumah kaumnya ia adalah seorang mamak. Kepentingan kaum keluarga harus dipentingkan terlebih dahulu daripada kepentingan istri dan anak. Kaum laki-laki di Minangkabau diperbolehkan memunyai istri lebih dari satu atau berpoligami. Asri dalam novel salah pilih memunyai dua peran, yaitu sebagai urang suando di rumah orang tua Saniah dan sebagai mamak di rumah gedang Kubu. Kedua tanggung jawab tersebut dilakukan oleh Asri, tetapi Asri lebi mengutamakan kepentingan istrinya dibandingakan kepentingan adiknya. Ketiga, proses pengambilan keputusan di Minangkabau dilaksanakan dengan cara musyawarah dan mufakat. Segala keputusan terlebih dahulu dimusywarahkan sebelum diputuskan. Mamak memunyai peran penting dalam pengambilan keputusan tersebut. Keempat, Sistem pelaksanaan pernikahan di Minangkabau dilaksanakan dengan berbagai tata krama atau aturan menurut adat. Tata krama tersebut terlihat ketika tokohAsri dan Saniah akan menikah. Acara tersevut dimulai dari batukatando (bertukar tanda), suasana dalam bertunangan, japuik-manjapuik (jemput-menjemput), dan ijab kabul. Tata krama tersebut berbeda pelaksanaannya di Minangkabau sesuai dengan di mana acara tersebut dilakukan. Kelima, menikah sesuku di Minangkabau tidak dibenarkan menurut adat Minangkabau. Oraang yang melakukan perlanggaran menikah sesuku akan dihukum oleh pemuka masyarakat. Tokoh Asri menikah dengan Asnah yang merupakan adik angkat dan orang sepesukuan dengan Asri. Akibat ari perbuatannya Asri dan Asnah diberi, yaitu dibuang dari kampung dan dijauhi oleh masyarakat. Kesalahan tersebut bisa ditembus dengan mengisi adat menyeblih kerbau dan mengadakan perjamuan makan penghulu.
PENUTUP Kesimpulan Dalam novel Salah Pilih karya Nur St. Iskandar banyak terdapat warna lokal Minangkabau. Warna lokal tersebut meliputi ciri-ciri masyarakat Minangkabau yang digambarkan dalam kepemilikan harta, hubungan suami-istri, proses pengambilan keputusan, sistem pelaksanaan pernikahan, dan larang menikah sesuku. Warna lokal Minangkabau yang terdapat dalam novel Salah Pilih tergambar pada: (1) kepemilikan harta, yaitu orang yang berhak menerima harta sesuai dengan jenis hartanya yang terbagi atas harta pusaka akan diturunkan dari mamak kepada kemenakan perempuan. Pada kepemilikan harta pencarian, ada pihak yang rugikan yaitu pihak istri dan anak-anak yang ditinggalkan oleh suaminya; (2) ketentuan dalam hubungan suami-istri, yaitu pandangan masyarakat Minangkabau terkait dalam mencarikan calon istri atau calon suami untuk dijadikan menantu. Suami atau istri memunyai peran masing-masing dalam rumah tangga. Seorang suami di Minangkabau memunyai tanggung jawab kepada kemenakan dan istri. Di rumah istri, ia sebagai urang sumando (suami dari istri) dan di rumah kaumnya ia sebagai mamak. Dan ketentuan
berpoligami untuk kaum laki-laki dalam kehidupan masyarakat Minangkabau; (3) proses pengambilan keputusan, yaitu mamak orang yang memegang peran penting dalam mengambil keputusan dengan musyawarah dan mufakat; (4) sistem pelaksanaan pernikahan, yaitu batuka tando (bertukar tanda), suasana dalam bertunangan, baralek (pesta), manjapuik-menjemput (jemput-menjemput), dan ijab kabul; (5) larangan nikah sesuku, yaitu orang sesuku dilarang menikah karena dianggap bersaudara menurut sistem matrilineal dan orang yang menikah sesuku akan mendapat hukuman dibuang dari kampung atau membayar denda dengan menyemblih kerbau dan mengadakan perjamuan untuk semua penghulu di tempat kejadian peristiwa tersebut.
Saran Saran penelitian adalah sebagai berikut: (1) bagi pegarang dari Minangkabau yang masih aktif dalam menulis karya-karyanya hendaknya menulis karya sastra dengan tema budaya Minangkabau, agar generasi muda bisa menambah pemahamannya tentang adat Minangkabau dengan membaca karya tersebut; (2) bagi pembaca, khususnya orang Minangkabau untuk lebih memahami lagi adat dan tidak mengeser adat Minangkabau dengan alasan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan; (3) bagi peneliti selanjutnya untuk memahami dan membahas adat Minangkabau dalam penelitian dengan lebih terperinci.
DAFTAR PUSAKA Amir M.S. 2001. Adat Minangkabau: Pola dan Tujuan Hidup Orang Minangkabau. Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya. Atmazaki. 2007. Dinamika Jender dalam Konteks Adat dan Agama. Padang: UNP Press. Iskandar, Nur St. 2006. Salah Pilih. Jakarta: Balai Pustaka. Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.