Wanita Itu Biang Masalah? - 09-29-2016 iT's Me - Kembali ke Fitrah - https://www.itsme.id
Wanita Itu Biang Masalah? Thursday, September 29, 2016 https://www.itsme.id/wanita-itu-biang-masalah/ iT's me - Terdapat beberapa ayat Al-qur'an yang diterjemahkan seakan memberikan kesan yang sangat negatif dan menyudutkan perempuan. Ini adalah suatu persoalan yang kurang dicermati oleh pembaca Alqur'an terhadap terjemahan-terjemahan yang ada dan bahkan juga oleh para pembaca yang bisa berbicara dalam bahasa Arab sederhana sekalipun. Tafsir-tafsir hanya menonjolkan permasalahan karena bersandar pada tradisi yang dipengaruhi teologi tertentu dan mengubur esensi sejati dari ayat-ayat Al-Qur’an. Hanya sedikit tafsir baik yang menyertakan catatan-catatan pendukung berisi peringatan terhadap pembaca atas risiko dan bahaya pemahaman literal atau harafiah terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. MUSUH-MUSUH BISA DITEMUKAN DI ANTARA ISTRI-ISTRI DAN ANAK-ANAK KALIAN Seorang perempuan pembaca Al-Qur’an bisa saja mengajukan pertanyaan: Bagaimana dengan para suami? Apakah mereka tidak bisa menjadi musuh atau biang masalah? Apakah hanya istri-istri saja yang jadi musuh, biang masalah, atau jahat? Banyak tradisi yang ditemukan dalam sumber-sumber di luar Al-Qur’an yang bersifat menghina dan merendahkan perempuan. Perempuan digambarkan sebagai sosok yang bisa membahayakan, menjadi penghuni paling banyak dari neraka, bahkan menjadi musuh bagi para laki-laki. Terdapat suatu ayat Al-Qur’an yang biasanya dikutip untuk menguatkan pandangan demikian: ٌﻳٰﺄَﻳُّﻬَﺎ ٱﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮۤﺍْ ﺇِﻥَّ ﻣِﻦْ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟِﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻭْﻻَﺩِﻛُﻢْ ﻋَﺪُﻭّﺍً ﻟَّﻜُﻢْ ﻓَٱﺤْﺬَﺭُﻭﻫُﻢْ ﻭَﺇِﻥ ﺗَﻌْﻔُﻮﺍْ ﻭَﺗَﺼْﻔَﺤُﻮﺍْ ﻭَﺗَﻐْﻔِﺮُﻭﺍْ ﻓَﺈِﻥَّ ٱﻠﻠَّﻪَ ﻏَﻔُﻮﺭٌ ﺭَّﺣِﻴﻢ “Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatillah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan kamu santuni serta ampuni, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” Q.S.At-Taghabuun (64):14. ْﻳٰﺄَﻳُّﻬَﺎ ٱﻠَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮۤﺍْ ﺇِﻥَّ ﻣِﻦْﺃَﺯْﻭَﺍﺟِﻜُﻢ
Azwajikum Penulis :Ilustrasi
Kata yang biasanya disalahterjemahkan sebagai ‘istri-istri’ dalam ayat ini adalah “Azwaj”. Kata ini adalah kata benda yang bersifat plural/jamak dan maskulin. Kata benda-kata benda jamak maskulin dalam bahasa Arab klasik bisa mencakup baik perempuan maupun laki-laki sekaligus. Kata Azwaj bermakna ‘pasangan’ dan tidak hanya berlaku pada istri-istri saja. ْﺃَﺯْﻭَﺍﺝِﻛُﻢ
Azwaj Kum
1/6
Wanita Itu Biang Masalah? - 09-29-2016 iT's Me - Kembali ke Fitrah - https://www.itsme.id
Penulis :Ilustrasi
‘Azwaj’ adalah kata benda jamak maskulin genitif. ‘Kum’ adalah kata ganti posesif jamak maskulin yang mengacu kepada orang kedua. Akar kata ‘Azwaj’adalah Zay-Waw-Jiim yang berarti memasangkan, mempertalikan, memadukan, menikahkan, menyatukan, menikahkan, suatu pasangan. Oleh karena itu konteks (seperti dalam bahasa Inggris) menentukan gender dari pasangan. Jadi jika lakilaki bicara, maka pasangannya ‘perempuan’ dan jika perempuan yang bicara, maka pasangannya ‘lakilaki’. Suatu acuan generik kepada pasangan menyertakan baik laki-laki maupun perempuan. Dalam ayat Al-Qur’an ini, acuan terhadap semua orang beriman dan kata ‘Azwajikum’ dalam bahasa Arab adalah acuan kepada laki-laki dan perempuan sekaligus. Karena itu ayat tersebut menginformasikan pada pembaca bahwa di antara pasangan (suami dan istri) serta anak-anak, akan ada salah satu yang harus tetap diwaspadai. Membatasi acuan ini hanya kepada ‘istri-istri’ jelas tidak ada landasannya baik dalam penggunaan kata berbahasa Arab maupun konteksnya. PEREMPUAN HARUS TETAP TINGGAL DI RUMAH Terdapat banyak perempuan yang memberikan sumbangsih bagi masyarakat dan banyak perempuan berbudi luhur. Ada yang bekerja keras dalam menjalankan profesinya dan ada yang berada di rumah. Para perempuan tersebut ada yang menjadi dokter, suster, guru, pembantu, dan mereka yang menjalankan dakwah menyiarkan kebenaran dari Allah kepada umat. Setiap hari ibu-ibu mengantar anak-anaknya ke sekolah dan memenuhi kewajiban-kewajiban keluarga untuk mempertahankan stabilitas penting yang menandakan suatu rumah tangga yang efisien. Bahkan dalam sejarah kuno, terdapat para penguasa perempuan yang memerintah di beberapa daerah. (Misalnya ratu Saba’ sebagaimana yang disebutkan dalam Q.S. An-Naml [27]:23) ٌﺇِﻧِّﻰ ﻭَﺟَﺪﺕُّ ٱﻤْﺮَﺃَﺓً ﺗَﻤْﻠِﻜُﻬُﻢْ ﻭَﺃُﻭﺗِﻴَﺖْ ﻣِﻦ ﻛُﻞِّ ﺷَﻴْءٍ ﻭَﻟَﻬَﺎ ﻋَﺮْﺵٌ ﻋَﻈِﻴﻢ “Sungguh kudapati ada seorang perempuan yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta memiliki singgasana yang besar” Q.S. An-Naml [27]:23 Para perempuan seperti yang disebutkan di atas adalah para perempuan pengemban tanggung jawab dan sumbangsih-sumbangsihnya bersifat penting bagi terwujudnya suatu masyarakat yang sehat. Sayangnya, beberapa ayat Al-Qur’an disalah terjemahkan untuk membuktikan bahwa para perempuan harus tetap di rumah. SA’IHATIN – Menggerak-gerakkan atau Berpuasa? Mari kita lihat kata ‘Saihatin’ di Q.S. At-Tahrim [66]:5 dan bagaimana penggunaannya dalam terjemahan umum:
2/6
Wanita Itu Biang Masalah? - 09-29-2016 iT's Me - Kembali ke Fitrah - https://www.itsme.id
ًﻋَﺴَﻰٰ ﺭَﺑُّﻪُ ﺇِﻥ ﻃَﻠَّﻘَﻜُﻦَّ ﺃَﻥ ﻳُﺒْﺪِﻟَﻪُ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟﺎً ﺧَﻴْﺮﺍً ﻣِّﻨﻜُﻦَّ ﻣُﺴْﻠِﻤَﺎﺕٍ ﻣُّؤْﻣِﻨَﺎﺕٍ ﻗَﺎﻧِﺘَﺎﺕٍ ﺗَﺎﺋِﺒَﺎﺕٍ ﻋَﺎﺑِﺪَﺍﺕٍ ﺳَﺎﺋِﺤَﺎﺕٍ ﺛَﻴِّﺒَﺎﺕٍ ﻭَﺃَﺑْﻜَﺎﺭﺍ “Jika dia menceraikan kamu, boleh jadi Tuhan akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik dari kamu, perempuan-perempuan yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertobat, yang beribadah, yang berpuasa (Sa’ihatin), yang janda dan yang perawan.” (Q.S. At-Tahrim [66]:5) ٍﺛَﻴِّﺒَﺎﺕٍ ﻭَﺃَﺑْﻜَﺎﺭًﺍ ﻋَﺴَﻰٰ ﺭَﺑُّﻪُ ﺇِﻥ ﻃَﻠَّﻘَﻜُﻦَّ ﺃَﻥ ﻳُﺒْﺪِﻟَﻪُ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟًﺎ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِّﻨﻜُﻦَّ ﻣُﺴْﻠِﻤَﺎﺕٍ ﻣُّؤْﻣِﻨَﺎﺕٍ ﻗَﺎﻧِﺘَﺎﺕٍ ﺗَﺎﺋِﺒَﺎﺕٍ ﻋَﺎﺑِﺪَﺍﺕٍﺳَﺎﺋِﺤَﺎﺕ Sa’ihatin Ilustrasi: Penulis
Perhatikan dengan cermat kata yang digunakan untuk “berpuasa” (Sa’ihatin) yang diterjemahkan untuk merepresentasikan penggunaan metaforis paling restriktifnya. Apa yang mengejutkan banyak pihak adalah kata ‘Sa’ihatin’ dalam Al-Qur’an adalah apa makna harafiah dan makna primernya: Bepergian, beperjalanan, berkeliling. Saihun berarti seorang pecinta, pengembara, orang yang bepergian dengan bebas. Ini juga ditegaskan melalui penggunaan klasik yang bisa dipastikan dari leksikon-leksikon terbaik.
Akar: Sin-Ya-Ha
Sumber: Edward Lane Lexicon (1)
Akar kata ini hanya ditemukan dua kali di Al-Qur’an: Q,S. At-Taubah [9]:12 (Sahihun – Generik) dan Q,S. At-Taubah [9]:2 (Fasihu) ِٱﻠﺘَّﺎﺋِﺒُﻮﻥَ ٱﻠْﻌَﺎﺑِﺪُﻭﻥَ ٱﻠْﺤَﺎﻣِﺪُﻭﻥَ ٱﻠﺴَّﺎﺋِﺤُﻮﻥَ ٱﻠﺮَّﺍﻛِﻌُﻮﻥَ ٱﻠﺴَّﺎﺟِﺪُﻭﻥَ ٱﻶﻣِﺮُﻭﻥَ ﺑِٱﻠْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ﻭَٱﻠﻨَّﺎﻫُﻮﻥَ ﻋَﻦِ ٱﻠْﻤُﻨﻜَﺮِ ﻭَٱﻠْﺤَﺎﻓِﻈُﻮﻥَ ﻟِﺤُﺪُﻭﺩ َٱﻠﻠَّﻪِ ﻭَﺑَﺸِّﺮِ ٱﻠْﻤُؤْﻣِﻨِﻴﻦ “Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, beribadah, memuji Allah, mengembara demi agama Tuhan. (bahasa Arab: Sa’ihuna) yang rukuk dan bersujud, yang menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menjaga diri dalam batasan-batasan yang ditetapkan Allah. Dan gembirakanlah orang-orang yang beriman ” (Q.S. At-Taubah [9] 112) َٱﻠﺮَّﺍﻛِﻌُﻮﻥَ ٱﻠﺴَّﺎﺟِﺪُﻭﻥَ ٱﻶﻣِﺮُﻭﻥَ ٱﻠْﺤَﺎﻣِﺪُﻭﻥَٱﻠﺴَّﺎﺋِﺤُﻮﻥ Sa'ihuna Ilustrasi-Penulis
3/6
Wanita Itu Biang Masalah? - 09-29-2016 iT's Me - Kembali ke Fitrah - https://www.itsme.id
ﻓِﻲ ﺍْﻷَﺭْﺽِ ﺃَﺭْﺑَﻌَﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﻭَﺍﻋْﻠَﻤُﻮﺍ ﺃَﻧَّﻜُﻢْ ﻏَﻴْﺮُ ﻣُﻌْﺠِﺰِﻱ ﺍﻟﻠَّﻪِ ۙ ﻭَﺃَﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻣُﺨْﺰِﻱ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَﻓَﺴِﻴﺤُﻮﺍ “Maka berjalanlah kamu (bahasa Arab: Fasihu) di bumi selama empat bulan, dan ketahuilah bahwa kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir” (Q.S. AtTaubah [9]:2)
Ilustrasi – Penulis
Jadi apa yang terjadi dan mengapa istilah ini salah diterjemahkan dan/atau dibatasi ke perempuan? Hubungan dengan berpuasa hanyalah bersifat metaforis sebagai sebagimana yang ditunjukkan leksikonleksikon terawal dan tafsir-tafsir yang baik. Jadi bukan bermakna harafiah sebagaimana ditegaskan Qur’an dalam ayat-ayat lainnya. Pernyataan ‘As-Sahun’ (Mereka yang mengembara) disematkan kepada ‘As-Sa’imun’ (Mereka yang berpuasa) dibenarkan secara metaforis dengan menyindir mereka yang berpuasa dan menjauhi kenikmatan duniawi serupa dengan orang yang mengembara di bumi. Bagaimanapun juga pihak-pihak yang berwenang awal tidak setuju dengan penerjemahan demikian dan lebih menghendaki arti signifikan asli sebagai mereka yang mengembara demi agama Allah, yang konsisten dan sesuai dengan penggunaanpenggunaan lainnya dalam Al-Qur'an. Ini juga menimbulkan pertanyaan bahwa bila Q.S. At-Tahrim [66]: 5 merupakan acuan terhadap istri-istri Nabi namun yang diperbolehkan pergi keluar, bagaimana dengan para perempuan yang tidak sedemikian dibatasi seperti istri-isri Nabi? TETAP TINGGAL DI RUMAH? Penerjemahan agresif lainnya dan yang didukung teologi dan tradisi-tradisi kemudian adalah penerjemahan terhadap ayat Al-Qur’an berikut: َﻭَﻗَﺮْﻥَ ﻓِﻰ ﺑُﻴُﻮﺗِﻜُﻦَّ ﻭَﻻَ ﺗَﺒَﺮَّﺟْﻦَ ﺗَﺒَﺮُّﺝَ ٱﻠْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ ٱﻸُﻭﻟَﻰٰ ﻭَﺃَﻗِﻤْﻦَ ٱﻠﺼَّﻠﻮﺍَﺓَ ﻭَﺁﺗِﻴﻦَ ٱﻠﺰَّﻛَﻮﺍﺓَ ﻭَﺃَﻃِﻌْﻦَ ٱﻠﻠَّﻪَ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟَﻪُ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻳُﺮِﻳﺪُ ٱﻠﻠَّﻪُ ﻟِﻴُﺬْﻫِﺐ ًﻋَﻨﻜُـﻢُ ٱﻠﺮِّﺟْﺲَ ﺃَﻫْﻞَ ٱﻠْﺒَﻴْﺖِ ﻭَﻳُﻄَﻬِّﺮَﻛُﻢْ ﺗَﻄْﻬِﻴــﺮﺍ “Tetaplah (Bahasa Arb: Qarna) di rumahmu dan janganlah kamu berhias seperti orang-orang Jahiliyah dahulu, dan laksanakanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai Ahlulbait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Q.S. Al-Ahzab [33]:33) Pertama-tama, ayat di atas merupakan acuan khusus terhadap istri-istri Nabi. Dengan demikian maka penafsiran umum mengenai terjemahan diatas akan bertentangan dengan kata ‘Sahitun’ dalam Q.S. At-
4/6
Wanita Itu Biang Masalah? - 09-29-2016 iT's Me - Kembali ke Fitrah - https://www.itsme.id
Tahrim [66]:5?. Kata bahasa Arab yang digunakan adalah ‘Qarna’. َﻓِﻰ ﺑُﻴُﻮﺗِﻜُﻦَّ ﻭَﻻَ ﺗَﺒَﺮَّﺟْﻦَ ﺗَﺒَﺮُّﺝَ ٱﻠْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ ٱﻸُﻭﻟَﻰٰ ﻭَﺃَﻗِﻤْﻦَﻭَﻗَﺮْﻥ Ilustrasi – Penulis
Jadi apa makna kata ‘Qarna’? Kata itu berasal dari Akar Q-R-R Qaf-Ra-Ra = Tetap diam, tabah, tegas, segas, stabil, setuju, tinggal, bertahan. Qarar = stabilitas, tempat tetap atau aman, tempat penyimpanan, tempat di depan. Unsur stabilitas dan penginapan aman jelas dari pembacaan leksikon serta penggunaannya dalam AlQur’an. Mari kita lihat bagaimana akar Q-R-R ini digunakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an lainnya: ٍﺛُﻢَّ ﺟَﻌَﻠْﻨَﺎﻩُ ﻧُﻄْﻔَﺔً ﻓِﻰ ﻗَﺮَﺍﺭٍ ﻣَّﻜِﻴﻦ “Kemudian kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat kokoh (rahim)” Q.S. AlMa’minuun [23]:13. ٍﻭَﺟَﻌَﻠْﻨَﺎ ٱﺒْﻦَ ﻣَﺮْﻳَﻢَ ﻭَﺃُﻣَّﻪُ ﺁﻳَﺔً ﻭَﺁﻭَﻳْﻨَﺎﻫُﻤَﺂ ﺇِﻟَﻰٰ ﺭَﺑْﻮَﺓٍ ﺫَﺍﺕِ ﻗَﺮَﺍﺭٍ ﻭَﻣَﻌِﻴﻦ “Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam berserta ibunya suatu bukti yang nyata dan Kami memberikan mereka tempat aman dan perlindungan di suatu dataran tinggi dengan mata air yang mengalir. ” Q.S. Al-Ma’minuun [23]:50 َﺃَﻣَّﻦ ﺟَﻌَﻞَ ٱﻸَﺭْﺽَ ﻗَﺮَﺍﺭﺍً ﻭَﺟَﻌَﻞَ ﺧِﻼَﻟَﻬَﺂ ﺃَﻧْﻬَﺎﺭﺍً ﻭَﺟَﻌَﻞَ ﻟَﻬَﺎ ﺭَﻭَﺍﺳِﻰَ ﻭَﺟَﻌَﻞَ ﺑَﻴْﻦَ ٱﻠْﺒَﺤْﺮَﻳْﻦِ ﺣَﺎﺟِﺰﺍً ﺃَﺇِﻟَـٰﻪٌ ﻣَّﻊَ ٱﷲِ ﺑَﻞْ ﺃَﻛْﺜَﺮُﻫُﻢْ ﻻ َﻳَﻌْﻠَﻤُﻮﻥ “Bukankah Dia yang menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, yang menjadikan gunung-gunung dan yang menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan? Sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui. ” (Q.S. An-Naml [27]:61) ِﻳٰﻘَﻮْﻡِ ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﻫَـٰﺬِﻩِ ٱﻠْﺤَﻴَﺎﺓُ ٱﻠﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻣَﺘَﺎﻉٌ ﻭَﺇِﻥَّ ٱﻶﺧِﺮَﺓَ ﻫِﻰَ ﺩَﺍﺭُ ٱﻠْﻘَـﺮَﺍﺭ “Wahai Kaumku! Sesungguhnya dunia ini hanyalah kesenangan dan sesungguhnya akhirat itulah rumah yang kekal” (Q.S. Al-Mu’min [40]:39) ْٱﻠﻠَّﻪُ ٱﻠَّﺬِﻯ ﺟَﻌَـﻞَ ﻟَﻜُـﻢُ ٱﻸَﺭْﺽَ ﻗَـﺮَﺍﺭﺍً ﻭَٱﻠﺴَّﻤَﺂﺀَ ﺑِﻨَـﺂﺀً ﻭَﺻَﻮَّﺭَﻛُـﻢْ ﻓَﺄَﺣْﺴَﻦَ ﺻُﻮَﺭَﻛُـﻢْ ﻭَﺭَﺯَﻗَﻜُـﻢْ ﻣِّﻦَ ٱﻠﻄَّﻴِّﺒَﺎﺕِ ﺫٰﻟِﻜُﻢُ ٱﻠﻠَّﻪُ ﺭَﺑُّﻜُـﻢ َﻓَﺘَـﺒَﺎﺭَﻙَ ٱﻠﻠَّﻪُ ﺭَﺏُّ ٱﻠْﻌَﺎﻟَﻤِﻴﻦ “Allah-lah yang menjadikan bumi untukmu sebagai tempat menetap dan langit sebagai atap dan
5/6
Wanita Itu Biang Masalah? - 09-29-2016 iT's Me - Kembali ke Fitrah - https://www.itsme.id
membentukmu lalu memperindah rupamu serta memberimu rezeki dari yang baik-baik. Demikianlah Allah, Tuhanmu, Mahasuci Allah, Tuhan Seluruh alam.” (Q.S. Al-Mu’min [40]:64) Banyak para penafsir tidak membaca kata ini dalam bentuk agresif restriktifnya untuk membatasi gerakan penuh menjadi menetap, hidup damai, duduk dengan martabat, beristirahat dan berdiam di tempat aman. Penerjemahan agresif untuk membatasi perempuan sepenuhnya dan mengurungnya seterusnya di rumah merupakan penerjemahan yang melenceng dan tidak ada landasannya dalam Al-Qur’an. KESIMPULAN Kita harus waspada dan berhati-hati dengan ayat-ayat yang tampaknya bias. Terdapat banyak ayat AlQur’an yang disalahtafsirkan, atau lebih parahnya disalahterjemahkan untuk menanamkan pandangan “laki-laki sentris” yang restriktif secara ekstrem. Apa yang Al-Qur’an serukan baik kepada laki-laki dan perempuan adalah suatu dialog dimana keduanya saling menyimak. Sayangnya banyak teologi yang dikembangkan untuk mendukung bias laki-laki dan Al-Qur’an dipandang dari perspekttif laki-laki (yang sangat kuno). Dalam banyak ayat, kata-kata diterjemahkan untuk menyokong pandangan demikian. REFERENSI: [1] LANE. E.W, Edward Lanes Lexicon, Williams and Norgate 1863; Librairie du Liban Beirut-Lebanon 1968, volume 4, Page 1482. Area yang ditandai dalam warna merah adalah suntingan penulis sendiri. Tidak ada dalam naskah aslinya. Ini ditambahkan untuk menekankan relevansinya terkait topik bahasan. Semuanya sepenuhnya diilustrasikan dan digunakan untuk tujuan-tujuan pendidikan dan penjelasan.
_______________________________________________ WWW.ITSME.ID
6/6 Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)