PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN REGULASI PEMERINTAH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Wandayani Nurfadilah NIM. 1111082000074
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN REGULASI PEMERINTAH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Wandayani Nurfadilah NIM. 1111082000074
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Wandayani Nurfadilah
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Batam, 17 April 1993
3. Alamat
: Kp. Cicadas 01 RT 02/01 Desa Cicadas
Kecamatan
Ciampea
Kabupaten Bogor 16620
II.
III.
IV.
4. Telepon
: 089602494929
5. Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. SD Negeri Cicadas 01
Tahun 1998-2004
2. SMP Negeri 1 Ciampea
Tahun 2004-2007
3. SMA Negeri 1 Leuwiliang
Tahun 2007-2010
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2011-2015
PENDIDIKAN NON FORMAL 1. Akuntansi Komputer PP LBPP LIA Bogor
Tahun 2010-2011
2. Brevet AB Terpadu STAN
Tahun 2015
LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Edy Mulyana
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta 20 Juni 1965
3. Ibu
: Neni Rosdiana
4. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta 03 Februari 1969
v
THE INFLUENCE OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE, CHARACTERISTICS OF THE COMPANY AND GOVERNMENT REGULATIONS ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE
ABSTRACT
The aim of this study is to examine the causality of the influence of good corporate governance, the characteristics of the company and government regulations on corporate social responsibility disclosure on manufactured enterprises listed in the Indonesia Stock Exchange on 2010-2014 Period. This study applies the theory of legitimacy as the basic theory. Good corporate governance as an independent variable, which is proxied by managerial ownership, the audit committee and size of commissioner board. Characteristics of the company as an independent variable is proxied by profitability (ROA), liquidity (CR) and company profile. Government regulation as the independent variable is proxied by a dummy variable. Disclosure of corporate social responsibility as the dependent variable is proxied by the Global Reporting Initiatives (GRI). This study applies secondary data (annual reports) which is obtained from This www.idx.com and the company's website during the 2010-2014 period. The sampling process applies cluster sampling method, namely the selection of samples from groups of small units and produces 120 observation which are selected randomly. The analytical method used in this research is multiple regression analysis which consists of classical assumption test (normality test, multicollinearity, heteroscedasticity test and autocorrelation test) and hypotheses test (coefficient of determination , t-test , F-test). The result shows that adjusted R2 is 23,3% which means corporate social responsibility disclosure on manufactured enterprises in Indonesia Stock Exchange 2010-2014 period is influenced by managerial ownership, audit committe, size of commissioner, profitability, liquidity, firm profile and government regulation. The result of t-test shows that the audit committee has a significant influence on corporate social responsibility disclosure. While managerial ownership, size of commissioner board, profitability, liquidity, firm profile and government regulation do not influence the corporate social responsibility disclosure. The result of F-test shows that independent variables influences the dependent variable simultaneously Keywords: Legitimacy theory, corporate social responsibility disclosure.
vi
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN REGULASI PEMERINTAH TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan kausalitas dari pengaruh good corporate governance, karakteristik perusahaan dan regulasi pemerintah terhadap pengungkapan corporate social responsibility pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 20102014. Penelitian ini menggunakan teori legitimasi sebagai teori dasar. Good corporate governance sebagai variabel independen, yang diproksikan oleh kepemilikan manajerial, komite audit dan ukuran dewan komisaris. Karakteristik perusahaan sebagai variabel independen diproksikan oleh profitabilitas (ROA), likuiditas (CR) dan profil perusahaan. Regulasi pemerintah sebagai variabel independen diproksikan oleh variabel dummy. Pengungkapan corporate social responsibility sebagai variabel dependen diproksikan oleh Global Reporting Initiatives (GRI). Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu laporan tahunan perusahaan yang diperoleh dari www.idx.com dan website perusahaan selama periode 2010-2014. Proses pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode cluster sampling yaitu pemilihan sampel dari kelompok-kelompok unit yang kecil dan menghasilkan 120 observasi yang dipilih secara acak. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda yang terdiri dari uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi) dan uji hipotesis (koefisien determinasi, uji t, uji F). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai adjusted R2 sebesar 23,3% yang berarti pengungakapan corporate social responsibility pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 disebabkan oleh kepemilikan manajerial, komite audit, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, likuiditas, profil perusahaan dan regulasi pemerintah. Hasil uji t menunjukan bahwa komite audit berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR sedangkan kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, likuiditas, profil perusahaan dan regulasi pemerintah tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil Uji F menunjukan bahwa variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel depanden. Kata kunci:
Teori legitimasi, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance, Karakteristik Perusahaan dan Regulasi Pemerintah terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdullilah penulis haturkan atas anugerah berupa kelancaran dan kemudahan dari Allah SWT yang telah diberikan kepada penulis. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orang tuaku tercinta, Edy Mulyana dan Neni Rosdiana yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil dan doa terbaiknya yang tiada henti untuk kesusksesan penulis.
viii
2. Adikku tercinta, Adnan Ardiansyah yang telah menyemangati dan memberikan banyak motivasi serta doa terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Dr.Arif Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Yessi Fitri, SE.,M.Si., AK.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., AK., MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Dr. Amilin, M.Si., Ak., BKP., CA., QIA selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberika selama ini. 7. Bapak Yusar Sagar, SE., M.Si., Ak.,CMA selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini. 8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
ix
9. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 10. Muhammad Rizki Fauzi yang telah memberikan waktu, dukungan dan doa terbaiknya selama ini. 11. Seluruh kerabat Akuntansi 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Jakarta, 25 Agustus 2015
(Wandayani Nurfadilah)
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................
i
Lembar Pengesahan Skripsi .....................................................................
ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................
iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ...........................................................
iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................
v
Daftar Riwayat Hidup .............................................................................
vi
ABSTRACT ...............................................................................................
viii
ABSTRAK ..............................................................................................
ix
Kata Pengantar ........................................................................................
x
Daftar Isi ..................................................................................................
xi
Daftar Tabel ............................................................................................
xv
Daftar Gambar .........................................................................................
xvi
Daftar Lampiran ......................................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur ..................................................................
xi
13
1. Teori Legitimasi .................................................................
13
2. Corporate Governance ......................................................
15
3. Karakteristik Perusahaan ...................................................
21
4. Regulasi Pemerintah (Government Regulation) ................
25
5. Pengungkapan CSR ...........................................................
27
B. Hasil-hasil Penelitian Sebelumnya ............................................
31
C. Kerangka Pemikiran ..................................................................
39
D. Dasar Perumusan Hipotesis ......................................................
40
1. Kepemilikan Manajerial dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility ......................................
40
2. Komite Audit dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility ...................................................................
41
3. Ukuran Dewan Komisaris dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility ......................................
41
4. Profitabilitas dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility ...................................................................
41
5. Likuiditas dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility .......................................................
42
6. Profil perusahaan dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility .........................................................
43
7. Regulasi Pemerintah dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility ........................................................ 8. Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Ukuran
xii
43
Dewan Komisaris, Profitabilitas, Likuiditas, Profil Perusahaan, Regulasi Pemerintah dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility .......................................
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................
46
B. Metode Pemilihan Sampel .......................................................
46
C. Metode Pengumpulan Data ......................................................
47
D. Metode Analisis Data ...............................................................
47
1. Uji Asumsi Klasik......................................................................
48
2. Uji Hipotesis ..............................................................................
50
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .....................................
53
1. Corporate Governance ...............................................................
53
2. Karakteristik Perusahaan ...................................................
54
3. Regulasi Pemerintah .........................................................
54
4. Pengungkapan Corporate Social Responsibility ...............
55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................
59
A. Gambaran Umum Penelitian .............................................
59
B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian .....................................
61
a. Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................
62
b. Hasil Uji Hipotesis ..............................................
66
C. Pembahasan .......................................................................
72
BAB V PENUTUP ..............................................................................
83
A. Kesimpulan ......................................................................
83
B. Saran ................................................................................
84
xiii
Daftar Pustaka ...........................................................................................
86
Lampiran-lampiran ..................................................................................
91
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian Terdahulu ..................................................
31
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian .........................
58
4.1
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov .................................
62
4.2
Hasil Uji Multikolonieritas ........................................
63
4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas .....................................
64
4.4
Hasil Uji Autokorelasi................................................
65
4.5
Hasil Uji Koefisien Determinasi ..............................
66
4.6
Hasil Uji Statistik t ...................................................
67
4.7
Hasil Uji Statistik F ..................................................
71
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran ...................................................
xvi
39
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1.
Daftar Perusahaan Sampel ...........................................
2.
Indeks Pengungkapan CSR Berdasarkan GRI
92
Indicators .....................................................................
97
3.
Daftar Pengolahan Data ...............................................
109
4.
Hasil Output SPSS .......................................................
138
xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kegiatan perusahaan di berbagai bidang di Indonesia telah memberikan dampak positif terutama jika dilihat dari segi pembangunan ekonomi yang telah berjalan di Indonesia. Kegiatan perusahaan mampu membuka lapangan pekerjaan, pengembangan dan pengolahan sumber daya alam dan manusia serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Praktek bisnis yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam mengisi pembangunan Indonesia tersebut selain memberikan dampak positif, juga menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitar perusahaan, seperti pencemaran lingkungan, eksploitasi sumber daya alam, eksploitasi tenaga kerja dan lain sebagainya. Dampak negatif tersebut menjadi suatu kecenderungan isu internasional yang kerap kali dipermasalahkan dalam berbagai forum internasional sebagai akibat dari tanggung jawab Indonesia yang dianggap sebagai paru- paru dunia saat ini. Untuk itulah diperlukan tindak lanjut dari perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas hal-hal tersebut (Putri et al., 2013:269). Dahulu, perusahaan hanya memikirkan keuntungan perusahaan saja. Pemikiran tradisional tersebut sudah tidak dapat diterapkan di era globalisasi sekarang ini, dimana perusahaan tidak hanya bertanggung jawab kepada pemegang saham atau pemilik perusahaan semata, tetapi juga bertanggung
1
jawab terhadap lingkungan sekitar, masyarakat tempatan, karyawan dan pekerja. Untuk itulah timbul suatu program yang bernama Corporate Social Responsibility (CSR), yang diharapkan dapat menjadi solusi antara ketidak harmonisan hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar dan lingkungan (Putri et al., 2013:269). Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai dengan kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap sosial dan lingkungan di sekitar wilayah aktivitas perusahaan itu berada. Bentuk kegiatan yang dilakukan seperti kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan berbentuk fasilitas umum yang berguna untuk masyarakat banyak hingga kegiatan nyata lainnya (Putri et al., 2013:269). Dewasa ini perusahaan menghadapi tantangan dalam menerapkan standar-standar etis terhadap praktik bisnis yang bertanggung jawab, yang dikenal sebagai Corporate Sosial Responsibility (CSR). Tujuan perusahaan pada umumnya adalah mencari laba atau keuntungan yang kemudian bergeser ke arah yang lebih kompleks yaitu bagaimana caranya masyarakat sebagai pengguna hasil produksi perusahaan mengakui eksistensi dari perusahaan tersebut. Tanggung jawab sosial perusahaan untuk memaksimalkan laba tidak
2
secara universal lagi diterima. Hal ini mendorong perubahan orientasi dari tujuan perusahaan. Dari aspek ekonomi, perusahaan diharapkan mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya. Namun dari aspek sosial, perusahaan harus memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat dengan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat serta lingkungannya. Tanggung jawab sosial perusahaan dapat digambarkan sebagai ketersediaan informasi keuangan dan nonkeuangan dengan interaksi organisasi dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya yang dapat dibuat dalam laporan tahunan perusahaan atau laporan sosial terpisah (sustainability report) (Sari et al., 2013:482). Salah satu media yang dapat digunakan untuk mengungkapkan informasi sosial dan lingkungan perusahaan adalah melalui laporan tahunan perusahaan yang diterbitkan oleh perusahaan, yang berpedoman kepada standar yang telah dikeluarkan dan diatur oleh IAI, karena secara implisit telah mengakomodasi hal tersebut. Sebagaimana tertulis pada PSAK No. 1 Paragraf 9 yang menyatakan bahwa perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement). Khususnya bagi industri, faktor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Berdasarkan PSAK No.1 Paragraf 9, perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat melaporkan kegiatan sosialnya untuk dikomunikasikan kepada pihak luar dalam bentuk laporan nilai tambah sehingga dapat
3
dipahami bahwa upaya untuk pelaporan tanggung jawab sosial perusahaan sudah diakomodasi oleh profesi akuntan di Indonesia (Wakid et al., 2012:3). Di Indonesia wacana mengenai CSR mulai mengemuka pada tahun 2001, namun sebelum wacana ini mengemuka telah banyak perusahaan yang menjalankan CSR dan sangat sedikit yang mengungkapkannya dalam sebuah laporan. Hal ini terjadi mungkin karena kita belum mempunyai sarana pendukung seperti standar pelaporan, tenaga terampil (baik penyusun laporan maupun auditornya). Di samping itu sektor pasar modal Indonesia juga kurang mendukung dengan belum adanya
penerapan indeks
yang
memasukkan kategori saham-saham perusahaan yang telah mempraktikkan CSR. Sejak tanggal 23 september 2007, pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility disclosure) mulai diwajibkan melalui UU Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007, khususnya untuk perusahaan- perusahaan yang hidup dari ekstraksi sumber daya alam (Nasir et al., 2013:2). Kasus-kasus yang terkait dengan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan, seperti kasus Lapindo yang dinobatkan sebagai perusahaan paling tidak bertanggung jawab sosial, kasus tuduhan pencemaran Teluk Buyat oleh PT Newmont Minahasa Raya serta kasus PT Freeport Indonesia yang akhirnya menyebabkan Kementerian Lingkungan Hidup pun mempublikasikan temuan pemantauan dan penataan kualitas lingkungan di wilayah penambangan PT Freeport Indonesia yang hasilnya, Freeport dinilai tak memenuhi batas air
4
limbah dan telah mencemari air laut dan biota laut, mendorong pemerintah untuk menerbitkan regulasi yang mengatur tentang corporate social responsibility (selanjutnya disebut CSR) yaitu UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Arifin et al., 2011:1). Dalam Pasal 74 Undang-Undang tersebut diatur tentang kewajiban pengungkapan
tanggung
jawab
sosial
dan
lingkungan
perusahaan.
Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR) merupakan suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial dan lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk tanggung jawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa atau fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada disekitar perusahaan tersebut (Nasir et al., 2013:3). Belum semua perusahaan melakukan Tanggung Jawab Sosial (CSR), melaporkan dan mengungkapkan kegiatan Tanggung Jawab Sosialnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh KAP KPMG persentase perusahaan yang melaporkan pada inisiatif CSR 2008-2011 meningkat dari 74% menjadi 83% di Amerika Serikat, dari 62% menjadi 79% di Kanada, dan dari 91% menjadi 100% di Inggris. Berdasarkan survei tersebut dapat dilihat persentase peningkatan perusahaan yang melaporkan pada inisiatif CSR di
5
wilayah Amerika dan Inggris mengalami peningkatan 9%, sedangkan di wilayah Kanada mengalami peningkatan 17% selama 4 tahun (KPMG, 2011 dalam Sagara, 2014:1). Fenomena yang terjadi di Indonesia konsep CSR sudah mulai disadari perusahaan-perusahaan besar, contohnya program community development yang dijalankan hampir semua perusahaan besar maupun Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi bukti bagaimana korporasi menerangkan konsep CSR, juga penerapan CSR oleh Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) yang memberikan perhatian khusus di bidang pendidikan, lingkungan hidup, dan sosial (Sagara, 2014:1). Pinnacle Group International (PGI) dalam catatannya pada The 7th Annual Global CSR Summit Award mengatakan kesadaran perusahaanperusahaan besar di Asia untuk merealisasikan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) kian meningkat. Lembaga itu juga menilai kualitas dan dampak program CSR juga meningkat (Kompas.com, 7-05-2015). Beberapa
hasil
penelitian
terdahulu
masih
terdapat
ketidak
konsistenan atas faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial sehingga perlu diuji ulang dengan sampel dan periode yang berbeda. Pengujian ulang ditujukan untuk menyakini bahwa faktor-faktor tersebut benar-benar berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dimana dapat pula digunakan sebagai indikator dan informasi bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi saham. Hasil
6
yang beragam tersebut, mungkin dikarenakan perbedaan sifat variabel independen dan variabel dependen yang diteliti, perbedaan periode pengamatan, jenis pengungkapan, peraturan yang berlaku, dan atau perbedaan dalam metodologi statistik yang digunakan (Wakid et al., 2012:5). Penelitian yang dilakukan oleh Wakid et al., (2012) memperoleh bukti empiris bahwa leverage keuangan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial sementara ukuran perusahaan, profitabilitas, profil perusahaan, dan ukuran dewan komisaris tidak terbukti berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Didukung oleh penelitian Nasir et al., (2013) yang memperoleh bukti empiris bahwa leverage dan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility (CSR) sementara kepemilikan manajerial, profitabilitas, ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan
terhadap
pengungkapan
corporate
social
responsibility (CSR) dan Sari et al.,(2013) yang memperoleh bukti bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Berbeda dengan hasil penelitian Laksmitaningrum dan Purwanto (2013)
yang
memperoleh
bukti
empiris
bahwa profitabilitas, likuiditas, ukuran dewan dan struktur kepemilikan asing memiliki efek positif pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Namun, leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan institusional dan struktur
kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh
pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
7
Menindaklanjuti ketidak konsistenan dalam beberapa penelitian tersebut, maka penulis memilih faktor-faktor berikut ini sebagai variabel yang mempengaruhi pengungkapan corporate social responsibility yaitu good corporate governance (yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, komite audit dan ukuran dewan komisaris), karakteristik perusahaan (yang diproksikan dengan profitabilitas, likuiditas, dan profil perusahaan) serta regulasi pemerintah dengan tahun penelitian 2010-2014. Peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena pertama, terdapat fenomena-fenomena mengenai perubahan kondisi lingkungan sekitar daerah operasional perusahaan yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia karena perusahaan tidak memperhatikan lingkungan sekitar perusahaan. Kedua, untuk lebih dapat membuka mata masyarakat mengenai pelaporan dan pengungkapan CSR oleh perusahaan. Ketiga, masih banyaknya perbedaan hasil penelitian mengenai hal ini. Dengan demikian maka penulis mengambil judul skripsi “Pengaruh Good Coorporate Governane, Karakteristik Perusahaan dan Regulasi Pemerintah Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility” (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014). Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh good corporate governance (yang diproksikan oleh kepemilikan manajerial, komite audit dan ukuran dewan komisaris), karakteristik perusahaan (yang diproksikan oleh profitabilitas, likuiditas, dan
8
profil perusahaan) serta regulasi pemerintah terhadap pengungkapan corporate social responsibility pada laporan tahunan perusahaan manufaktur. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian dari Sartawi et al., (2014), Nasir et al., (2013), Ramdhaningsih dan Utama (2013), Sari et al., (2013), Wakid et al., (2012), Lucyanda dan Siagian (2012), Utami dan Prastiti (2011), dan Mutia et al., (2011). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dari sisi variabel dan objek penelitian. 1.
Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan adalah variabel gabungan dari beberapa penelitian sebelumnya.
2.
Objek Penelitian Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan periode yang lebih lama yaitu 2010-2014. Sedangkan pada penelitian sebelumnya dilakukan pada perusahaan high profile, perusahaan food and beverage, perusahaan properti dan real estate atau perusahaan manufaktur dengan periode yang lebih singkat yaitu 2009-2011.
3. Teknik Pemilihan Sampel Metode pemilihan sampel yang digunakan yaitu cluster sampling. Cluster Sampling adalah teknik memilih sebuah sampel dari kelompokkelompok unit-unit yang kecil atau cluster. Penelitian sebelumnya
9
menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik memilih sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria tertentu. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut. 1. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan CSR. 2. Pengaruh komite audit terhadap pengungkapan CSR. 3. Pengaruh dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR. 4. Pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR. 5. Pengaruh likuiditas terhadap pengungkapan CSR. 6. Pengaruh profil perusahaan terhadap pengungkapan CSR. 7. Pengaruh regulasi pemerintah terhadap pengungkapan CSR. 8. Pengaruh kepemilikan manajerial, komite audit, dewan komisaris, profitabilitas, likuiditas, profil perusahaan dan regulasi pemerintah secara simultan terhadap pengungkapan CSR. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai hal-hal berikut. a. Menganalisis
pengaruh
kepemilikan
manajerial
terhadap
pengungkapan CSR. b. Menganalisis pengaruh komite audit terhadap pengungkapan CSR.
10
c. Menganalisis pengaruh dewan komisaris terhadap pengungkapan CSR. d. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan CSR. e. Menganalisis pengaruh likuiditas terhadap pengungkapan CSR. f. Menganalisis pengaruh profil perusahaan terhadap pengungkapan CSR. g. Menganalisis pengaruh regulasi pemerintah terhadap pengungkapan CSR. h. Menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial komite audit, dewan komisaris, profitabilitas, likuiditas, profil perusahaan dan regulasi pemerintah secara simultan terhadap pengungkapan CSR. 2. Manfaat Penelitian a.
Kontribusi Teoritis 1) Mahasiswa Fakultas Ekonomi khususnya jurusan Akuntansi, penelitian ini sebagai bahan kajian dan pengujian terhadap konsep atau teori CSR dan pengungkapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2) Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini. 3) Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi mengenai pengungkapan CSR.
11
b.
Kontribusi Praktis 1) Bagian
CSR
perusahaan,
sebagai
bahan
masukan
dan
pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan terkait pelaporan dan pengungkapan CSR. 2) Pemerintah,
sebagai
suatu
bahan
pertimbangan
untuk
merumuskan suatu kebijakan perihal pengungkapan CSR perusahaan sebagai suatu kewajiban yang harus dilakukan perusahaan. 3) Masyarakat, sebagai sarana informasi mengenai pengungkapan CSR perusahaan. 4) Investor, sebagai sarana informasi mengenai kinerja perusahaan baik dari segi keuangan maupun keterkaitannya dengan sosial dan lingkungan.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur 1.
Teori Legitimasi Menurut Gray et al., dalam Utami dan Prastiti (2011:64) legitimacy theory secara esensial adalah teori yang berorientasi pada sistem, dalam hal ini organisasi atau perusahaan dipandang sebagai salah satu komponen dalam lingkungan sosial yang lebih besar. Teori legitimasi menyediakan perspektif yang lebih komprehensif pada pengungkapan CSR. Teori ini secara eksplisit mengakui bahwa bisnis dibatasi oleh kontrak sosial yang menyebutkan bahwa perusahaan sepakat untuk menunjukkan berbagai aktivitas sosial perusahaan agar diterima masyarakat akan tujuan perusahaan yang pada akhirnya akan menjamin kelangsungan hidup perusahaan (Rachmawati, 2009 dalam Utami dan Prastiti, 2011:64). Legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi sehingga batasanbatasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial, dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan. Oleh karena itu, meskipun perusahaan mempunyai kebijaksanaan operasi dalam batasan institusi, kegagalan perusahaan dalam menyesuaikan diri dengan norma ataupun adat yang diterima oleh masyarakat, akan mengancam legitimasi perusahaan serta sumber daya perusahaan, dan pada akhirnya akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan (Utami dan Prastiti, 2011:64).
13
Legitimacy theory menurut Guthrie dan Parker (1989) dalam Haryati dan Raharjo (2013:3) adalah organisasi berdasarkan operasi bisnisnya pada lingkungan sosial perusahaan melalui kontrak sosial yang disetujui dan berbagai keinginan masyarakat sebagai bentuk penghargaan atas persetujuan organisasi dan keberlanjutan perusahaan. Menurut Retno dan Priantinah (2012:86), legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat (society), pemerintah individu dan kelompok masyarakat. Untuk itu, sebagai suatu sistem yang mengedepankan keberpihakan kepada masyarakat, operasi perusahaan harus kongruen dengan harapan masyarakat. Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa legitimasi adalah suatu sistem dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan yang harus berpihak pada masyarakat, pemerintah, individu, dan kelompok masyarakat serta mengungkapkan kegiatan lingkungannya dalam laporan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka teori legitimasi ini merupakan salah satu teori dasar yang membahas pengungkapan CSR. Teori legitimasi juga dapat digunakan untuk menjelaskan keterkaitan good corporate governance, karakteristik perusahaan dan regulasi
pemerintah
terhadap
pengungkapan
responsibility perusahaan. Keterkaitan
corporate
good corporate
social
governance,
karakteristik perusahaan dan regulasi pemerintah memberikan keyakinan perusahaan untuk melakukan pengungkapan tanggung
jawab sosial
14
perusahaan. Artinya, dengan keterkaitan good corporate governance, karakteristik perusahaan dan perusahaan
tetap
akan
regulasi pemerintah yang mencukupi,
mendapatkan
keuntungan
positif,
yaitu
mendapatkan legitimasi dari masyarakat yang pada akhirnya akan berdampak meningkatnya keuntungan perusahaan di masa yang akan datang. 2. Good Corporate Governance Good Corporate Governance menurut Organization for Economic Coorporation and Development (OECD, 2004) dalam Setyarini dan Paramitha (2011:12) adalah sebagai berikut: “Corporate Governance is the system by which business corporations are directed and controlled. The corporate governance structure specifies the distribution of the right and responsibilities among different participants in the corporation, such as the board, managers shareholders and others stakeholders”. Menurut Cadbury Committe (1999) dalam Setyarini dan Paramitha (2011:12), Good Corporate Governance adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antar kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada shareholders khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Menurut Daniri (2005) dalam Setyarini dan Paramitha (2011:12), Good Corporate Governance di Indonesia didefinisikan sebagai suatu pola hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh perusahaan (Direksi, Dewan Komisaris, RUPS) guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham
secara
berkesinambungan
dalam
jangka
panjang,
dengan
15
memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku. Good Corporate governance memiliki berbagai faktor penentu yang gunanya untuk mengendalikan perusahaan untuk mencapai kesinambungan. Faktor penentu tersebut telah diteliti sebelumnya. Seperti Cornett et al., (2009) dalam Setyarini dan Paramitha (2011:12) yang menggunakan sensitiviats CEO dan dewan komisaris independen sebagai faktor penentu corporate governance. Aman dan Pascal (2008) dalam Setyarini dan Paramitha
(2011:12)
menggunakan
struktur
dewan
komisaris
dan
karekteristik kepemilikan. Herawaty (2008) dalam Setyarini dan Paramitha (2011:12) menggunakan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen dan kualitas audit. Ujiyantho dan Pramuka (2007) dalam Setyarini dan Paramitha (2011:12) menggunakan kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan ukuran dewan komisaris. Nasution dan Doddy (2007) dalam Setyarini dan Paramitha (2011:12) menggunakan proporsi dewan komsiaris, ukuran dewan komisaris dan komite audit.
Penelitian ini memproksikan good corporate governance menjadi 3 dimensi yaitu kepemilikan manajerial, komite audit dan ukuran dewan komisaris. a.
Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah para pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan pada
16
suatu perusahaan yang bersangkutan, yang biasanya dinyatakan sebagai persentase saham perusahaan yang beredar yang dimiliki oleh orang dalam perusahaan yaitu manajer, komisaris dan direksi (Domash, 2009 dalam Priantana et al., 2011:3). Kepemilikan manajerial meliputi pemegang saham yang memiliki kedudukan dalam perusahaan sebagai kreditur maupun sebagai dewan komisaris, atau bisa juga dikatakan kepemilikan manajerial merupakan saham yang dimiliki manajer dan direktur perusahaan. Kepemilikan ini akan menyejajarkan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sebab dengan besarnya saham yang dimiliki, pihak manajemen diharapkan akan bertindak lebih hati-hati dalam mengambil keputusan (Susanti dan Riharjo, 2013:157). b. Komite Audit Komite audit merupakan komite yang membantu komisaris atau dewan pengawas dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian internal dan efektifitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan internal (Alijoyo, 2003 dalam Priantana et al., 2011:4). Berdasarkan strukturnya, komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari tiga anggota. Salah satunya dari anggota tersebut merupakan komisaris independen yang sekaligus merangkap sebagai ketua, sedangkan anggota lainnya merupakan pihak eksternal yang independen (SE Ketua Bapepam Nomor SE-03/PM/2000 dalam Priantana et al., 2011:4). Komite audit mempunyai peran yang sangat penting dan
17
strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai (Priantana et al., 2011:4). Dalam Susanti dan Riharjo (2013:158) tugas komite audit adalah memberikan suatu pandangan tentang masalah akuntansi, laporan keuangan dan penjelasannya, sistem pengawasan internal serta auditor independen, selain itu komite audit juga memiliki tugas terpisah dalam membantu dewan komisaris untuk memenuhi tanggung jawabnya dalam memberikan pengawasan secara menyeluruh. Komite Audit harus terdiri dari individu-individu yang mandiri dan tidak terlibat dengan tugas sehari-hari dari manajemen yang mengelola perusahaan, dan yang memiliki pengalaman untuk melaksanakan fungsi pengawasan secara efektif. Sesuai dengan Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep. 29/PM/2004, komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris
untuk
melakukan
tugas
pengawasan
pengelolaan
perusahaan (Haryati dan Rahardjo, 2013:4). Tugas komite audit seperti diatur dalam Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep29/PM/2004 dalam Haryati dan Rahardjo (2013:4) antara lain: 1.
Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan, seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya.
18
2.
Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundangundangan di bidang pasar modal dan peraturan perundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
3.
Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal.
4.
Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko yang dihadapi perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi.
5.
Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada dewan komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan emiten.
6. c.
Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan rahasia perusahaan.
Ukuran Dewan Komisaris Dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian internal tertinggi yang bertanggungjawab untuk memonitor tindakan manajemen puncak. Komposisi individu yang bekerja sebagai anggota dewan komisaris
merupakan
hal
penting
dalam
memonitor
aktivitas
manajemen secara efektif (Fama dan Jesen, 1983 dalam Wakid et al., 2012:10). Coller dan Gregory (1999) menyatakan bahwa semakin besar anggota dewan komisaris maka semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan memonitoring sehingga yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen akan semakin besar untuk mengungkapkannya (Wakid et al., 2012:10).
19
Dewan Komisaris merupakan suatu mekanisme mengawasi dan mekanisme untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan. Mengingat manajemen yang bertanggung jawab untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perusahaan sedangkan dewan komisaris bertanggung jawab untuk mengawasi manajemen, maka dewan komisaris merupakan pusat ketahanan dan kesuksesan perusahaan (Susanti dan Riharjo, 2013:158). Ukuran dewan komisaris adalah jumlah anggota dewan komisaris. Dewan komisaris adalah mekanisme pengendalian internal tertinggi yang bertanggung jawab untuk mengelola perusahaan secara efektif (Mutia et al., 2011:4). Dewan komisaris terdiri dari inside dan outside commissioner yang akan memiliki akses informasi khusus yang berharga dan sangat membantu dewan komisaris serta menjadikannya sebagai alat efektif dalam keputusan pengendalian. Sedangkan fungsi dari dewan komisaris itu sendiri adalah mengawasi pengelolaan perusahaan
yang
dilaksanakan
oleh
manajemen
(direksi)
dan
bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian internal perusahaan (Mulyadi, 2002 dalam Mutia et al., 2011:7). Ukuran dewan komisaris dilihat dari jumlah anggotanya. Semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan Chief Executive Officer (CEO) dan
20
monitoring yang dilakukan akan semakin efektif (Coller dan Gregory, 1999 dalam Priantana et al., 2011:4). 3. Karakteristik Perusahaan a. Profitabilitas Kusnadi et al., (2002) dalam Wakid et al., (2012: 7) menjelaskan
bahwa
profitabilitas
merupakan
hasil
akhir
dari
keseluruhan kebijakan dan keputusan yang dipilih oleh manajemen organisasi bisnis. Seluruh kebijakan apapun yang ada di dalam organisasi jika berjalan baik dan berdampak positif akan menghasilkan kinerja yang efektif dan efisien sehingga akan menghasilkan tingkat keuntungan perusahaan yang memuaskan. Menurut Lucyanda dan Siagian (2012:604): “Profitability is the company's ability to produce a profit that would sustain long-term and short-term growth.” Berdasarkan hal tersebut maka profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang mampu menopang pertumbuhan perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio profitabilitas mencerminkan hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasional (Brigham dan Houston, 2010:146).
21
1) Margin laba atas Penjualan Margin laba atas penjualan (profit margin on sales), yang dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan yang dinyatakan berikut ini : Margin laba atas penjualan = 2) Pengembalian atas Total Aset
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Rasio laba bersih terhadap total aset mengukur pengembalian atas total aset (return on total assets-ROA) setelah bunga dan pajak : 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
ROA =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
3) Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba Rasio Kemampuan Dasar untuk Menghasilkan Laba (basic earning power-BEP) dihitung dengan membagi jumlah laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aset. 𝐸𝐵𝐼𝑇
BEP =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
4) Pengembalian Ekuitas Biasa Rasio akuntansi “bottom line” adalah pengembalian atas ekuitas biasa (return on common equity-ROE) yang dihitung sebagai berikut: ROE =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑖𝑎𝑖𝑠𝑖𝑎
22
b. Likuiditas Likuiditas saham menurut Bursa Efek Indonesia (Informasi Umum Pasar Modal, Stock Exchange) dalam Santoso dan Linawati (2014:59) adalah kelancaran yang menunjukan tingkat kemudahan dalam mencairkan modal investasi. Secara umum, Sharpe et al., (1999) dalam Santoso dan Linawati (2014:59) mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan investor menjual harta atau asset yang dimilikinya tanpa harus melakukan konsesi atau kelonggaran harta. Pada umumnya perhatian pertama dalam analisis keuangan adalah rasio likuiditas, yaitu rasio yang memperlihatkan hubungan (perbandingan) antara kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang telah jatuh tempo perusahaan dapat dikatakan mengalami efisiensi (Santoso, 2015:103). Brigham dan Houston (2010:134) membagi rasio likuiditas menjadi: 1) Rasio Lancar Rasio likuiditas yang utama adalah rasio lancar (current ratio) yang dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. CR =
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
23
2) Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Test) Rasio likuiditas yang sering digunakan adalah quick ratio atau acid test yang dihitung dengan mengurangi persediaan dengan aset lancar, kemudian membagi sisanya dengan kewajiban lancar seperti dinyatakan berikut ini : Quick ratio =
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟−𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
c. Profil Perusahaan
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Profil perusahaan adalah uraian tentang bidang operasi yang dijalankan oleh perusahaan (Rahman dan Widyasari, 2008 dalam Wakid, et al., 2012:8). Hubungan antara profil perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial dapat dikaitkan dengan variasi dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat. Industri high profile sebagai industri yang memiliki consumer visibility, risiko politik yang tinggi, atau kompetisi yang tinggi akan lebih memperhatikan pertanggungjawaban sosialnya kepada masyarakat karena hal ini akan meningkatkan citra perusahaan dan dapat memengaruhi tingkat penjualan. Kaitan teori legitimasi dengan profil perusahaan, bahwa profil perusahaan mempengaruhi pandangan politis. Hal ini akan membuat pengungkapan sosial menangkal tekanan yang tak semestinya dan kritikan dari aktivitas sosial (Zainuddin, 2007 dalam Wakid, et al., 2012:8). Hackston dan Milne (1996) dalam Wakid et al., (2012:8). mendefinisikan high profile companies sebagai perusahaan yang
24
memiliki consumer visibility, tingkat risiko politik dan tingkat kompetisi yang tinggi. Kebalikannya, low profile companies didefinisikan sebagai perusahaan yang memiliki tingkat consumer visibility dan political visibility yang rendah. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa keberadaan stakeholders yang dimiliki perusahaan antara lain konsumen, pesaing, dan pihak-pihak lain yang dapat melakukan tekanan politik, dapat menjadi faktor penentu utama terhadap kelangsungan hidup perusahaan. 4.
Regulasi Pemerintah (Government Regulation) Menurut Coghill (1999) dalam Basuki dan Patrioty (2011:26) regulasi pemerintah dapat dipahami sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan perusahaan, sebab sebagai badan pembuat peraturan (Regulatory Body) pemerintah memiliki peran signifikan terhadap kebijakan yang dibuat oleh perusahaan terhadap lingkungan eksternalnya. Henriques dan Sadorsky (1999) dalam Basuki dan Patrioty (2011:26) juga merekomendasikan bahwa regulasi pemerintah memiliki pengaruh terhadap pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan. Peran pemerintah menjadi penting karena pemerintahan juga merupakan bagian salah satu komponen stakeholder perusahaan (Freeman, 1984 dalam Basuki dan Patrioty 2011:27). Pemerintah Indonesia melalui undang-undang Perseroan Terbatas UU No 40 Tahun 2007 menginsyaratkan bahwa secara eksplisit peran yang dilakukan pemerintah adalah pada peran mandating. Peran
25
mandating yang dilakukan pemerintah juga tercermin pada peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor Per 05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Program Bina Lingkungan (BL). Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil yang disebut Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri. Sedangkan Program Bina Lingkungan yang disebut Program BL adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN. Keduanya dilaksanakan melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN yang secara perturan menyebutkan bahwa jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan. Ruang lingkup bantuan Program BL BUMN meliputi bantuan korban bencana alam, bantuan pendidikan dan atau pelatihan, bantuan peningkatan kesehatan, bantuan pengembangan prasarana dan sarana umum, bantuan sarana ibadah dan bantuan pelestarian alam (Mulkhan dan Pratama, 2011:279). CSR yang diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT), dan Undang-undang No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal, serta diperkuat dengan Peraturan pemerintah no 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas, pengaturan terhadap CSR oleh perusahaan diatur pada Bab V pasal 74 Undang Undang No. 40 Tahun 2007 tentang PT yang
26
berbunyi “perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan, dan pada Undang–Undang tentang Penanaman Modal pengaturan tentang Tanggung Jawab Sosial diatur pada pasal 15 yang perumusannya: “Setiap penanam modal wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial” serta pada Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan: “Setiap perseroan selaku subjek hukum mempunyai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan”. Diilhami dengan pandangan yang berkembang belakangan ini mengajarkan Perseroan sebagai perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di tengah-tengah kehidupan masyarakat, maka perusahaan tidak hanya terfokus pada profit oriented namun juga harus ikut bertanggung jawab terhadap masalah masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat setempat. Secara umum dibedakan menjadi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terutama berkaitan dengan kritik organisasi masyarakat sipil terhadap kinerja sosial dan lingkungan perusahaan, sejarah hubungan antara perusahaan dan masyarakat mencatat banyak pristiwa tragis yang disebabkan oprasi perusahaan-perusahaan. Organisasi masyarakat sipil memprotes kinerja yang buruk, yang kemudian ditanggapi oleh perusahaan (Yadnya dan Rudi 2013:4).
27
5. Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) a. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah bentuk tanggung jawab
dari
setiap
perusahaan
terhadap
lingkungan
terutama
kemungkinan kerusakan lingkungan yang semakin parah, sehingga anak cucu kita kelak tidak semakin menanggung beban yang lebih berat dibandingkan dengan generasi sekarang (Saiman, 2009:297) Menurut Ismail (2009) dalam Utami dan Prastiti (2011:64) tanggung jawab sosial perusahaan adalah menjalankan bisnis sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan (owners), biasanya dalam bentuk menghasilkan uang sebanyak mungkin dengan senantiasa mengindahkan aturan dasar masyarakat sebagaimana diatur dalam hukum dan perundang-undangan. Sedangkan ISO 26000 dalam Utami dan Prastiti (2011:64) menerjemahkan tanggung jawab sosial sebagai tanggung jawab organisasi terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis, konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, serta memperhatikan kepentingan para stakeholder. Kriteria prilaku selanjutnya adalah sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma-norma internasional, terintegrasi di seluruh aktivitas organisasi. Pengertian tersebut meliputi kegiatan, produk maupun jasa. Tema pengungkapan sosial berdasarkan ISO 26000 tersebut terangkum ke dalam 38 item.
28
Schermerhorn (1993) dalam Suharto (2007:102) memberi definisi tanggung jawab sosial perusahaan sebagai suatu kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik eksternal. Secara konseptual, tanggung jawab sosial adalah sebuah pendekatan dimana sebuah perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka dengan para pemangku
kepentingan
(stakeholders)
berdasarkan
prinsip
kesukarelaan dan kemitraan (Nuryana, 2005 dalam Suharto, 2007:102). Menurut Retno et al., (2012:87) tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) merupakan satu bentuk tindakan yang berangkat dari pertimbangan etis perusahaan yang diarahkan untuk meningkatkan ekonomi, yang dibarengi dengan peningkatan kualitas hidup bagi karyawan berikut keluarganya, serta sekaligus peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dan masyarakat secara lebih luas. b. Pengertian Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pengungkapan adalah pengeluaran informasi yang ditujukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan dari pengungkapan corporate social responsibility (CSR) adalah agar perusahaan dapat menyampaikan tanggung jawab sosial yang telah dilaksanakan perusahaan dalam periode tertentu. Penerapan corporate social
29
responsibility (CSR) dapat diungkapkan perusahaan dalam media laporan tahunan (annual report) perusahaan yang berisi laporan tanggung jawab sosial perusahaan selama kurun waktu satu tahun berjalan (Sari, 2012:128). Ikatan Akutan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akutansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 (revisi 2007) paragraf sembilan secara implisit menyarankan untuk mengungkapkan tanggung jawab akan masalah sosial sebagai berikut (Nurkhin, 2009:18) : “Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang peran penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting”. Laporan tanggung jawab sosial menjadi bagian yang tak terpisahkan
dengan
laporan
tahunan
(annual
report)
yang
dipertanggung jawabkan direksi di depan sidang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility (CSR) adalah pengeluaran informasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk menginformasikan kegiatan-kegiatan sosial dan lingkungan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode tertentu dan dilaporkan dalam laporan tahunan perusahaan.
30
B. Hasil-hasil Penelitain Sebelumnya Adapun hasil perbedaan dan persamaan penelitian sekarang dengan sebelumnya adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
1
Iaad I. S. Mustafa Sartawi, Riyad M. Hindawi, Ruba Bsoul dan Ala‘eddin Jamil Ali (2014)
Board Composition, Firm Characteristics, and Voluntary Disclosure: The Case of Jordanian Firms Listed on the Amman Stock Exchange
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Variabel 1. Periode independen penelitian karakteristik 2012 perusahaan
Hasil Penelitian 1. Hasil studi menunjukkan tingkat moderat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan Yordania. 2. Sejalan dengan lembaga teori prediksi, studi ini menemukan bahwa perusahaan Yordania dengan konsentrasi kepemilikan dewan yang tinggi cenderung untuk menjaga tingkat sukarela pengungkapan rendah. 3. Adanya direksi asing tampaknya berpengaruhi positif pada tingkat pengungkapan sukarela di perusahaan Yordania.
Bersambung ke halaman selanjutnya
31
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu No 2
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Chintya Fadila, Laksmitaningrum, Agus Purwanto (2013)
Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan CSR (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Variabel 1. Periode dependen penelitian adalah 2009-2011 Pengungka pan CSR
Hasil Penelitian 1. Profitabilitas, likuiditas, ukuran dewan dan struktur kepemilikan asing memiliki efek positif pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. 2. Leverage, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan institusional dan struktur kepemilikan manajerial tidak berpengaruh pada pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Bersambung ke halaman selanjutnya
32
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu No
Peneliti (Tahun)
3
Azwir Nasir, Pipin Kurnia dan Teguh Dheki Hakri (2013)
Judul Penelitian Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Leverage, Profitabilitas, Ukuran, dan Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan Informasi Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar di BEI
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Variabel 1. Objek penelitian dependen adalah perusahaan yang food and beverage digunakan yang terdaftar di adalah Bursa Efek pengungkapan Indonesia CSR
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini adalah (1) Kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh pengaruh signifikan dari pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan, (2) Memanfaatkan pengaruh yang signifikan dari keterbukaan informasi tanggung jawab sosial perusahaan, (3) Profitabilitas memiliki pengaruh pengaruh yang signifikan dari informasi tanggung jawab sosial perusahaan pengungkapan, (4) Ukuran tidak memiliki pengaruh pengaruh signifikan dari pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan, (5) umur Firm pengaruh yang signifikan dari keterbukaan informasi tanggung jawab sosial perusahaan.
Bersambung ke halaman selanjutnya
33
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu No
Peneliti (Tahun)
4
Ati Retna Sari, Sutrisno, Eko Ganis Sukoharsono (2013)
Judul Penelitian Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komposisi Dewan Komisaris, Kinerja Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility di dalam Sustainability Report pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Variabel 1. Variabel dependen independen pada yang penelitian ini digunakan adalah adalah CSR Kepemilikan Institusional, Komposisi Dewan Komisaris dan Kinerja Perusahaan
Hasil Penelitian Hasil pengujian menunjukkan bahwa dari variabel-variabel yang diuji, terdapat tiga variabel yang memberi pengaruh terhadap luas pengungkapan Corporate Social Responsibility di dalam Sustainability Report. Ketiga variabel tersebut antara lain Kepemilikan Institusional, ROE dan ROI. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara komposisi dewan komisaris dan ukuran perusahaan dengan luas pengungkapan Corporate Social Responsibility di dalam Sustainability Report.
Bersambung ke halaman selanjutnya
34
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu No
Peneliti (Tahun)
5
Amalia, Ramdhaningsih dan I Made Karya Utama (2013)
Judul Penelitian Indikator Good Corporate Governance Dan Profitabilitas Pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Variabel 1. Periode independen penelitian ini yang adalah 2009digunakan 2011 2. Objek penelitian good adalah corporate perusahaan governance, property dan real profitabilitas dan variabel estate dependen adalah CSR
Hasil Penelitian Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ukuran dewan komisaris dan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan pada pengungkapan CSR, sementara kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan profitabilitas berpengaruh signifikan pada pengungkapan CSR
Bersambung ke halaman selanjutnya
35
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu No 6
Peneliti (Tahun)
Judul Penelitian
Susi Susanti, Ikhsan Pengaruh Good Budi Riharjo Corporate (2013) Governance Terhadap Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Cosmetics And Household
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Variabel 1. Periode independen penelitian ini yang adalah 2009digunakan 2011 2. Teknik good corporate pengambilan governance sampel yang dan variabel digunakan adalah dependen sampling jenuh adalah CSR
Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang mempengaruhi pengungkapan Corporate Sosial Responsibility pada perusahaan Cosmetics and Household adalah Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, dan Komite Audit sedangkan variabel yang tidak mempengaruhi pengungkapan Corporate Sosial Responsibility pada perusahaan Cosmetics and Household adalah Kepemilikan Manajerial, ukuran Dewan Komisaris, dan Kepemilikan saham Terkonsentrasi.
Bersambung ke halaman selanjutnya
36
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu No 7
Peneliti (Tahun) Nadiah Lutfi Wakid, Iwan Triyuwono dan Prihat Assih (2012)
Judul Penelitian Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Metode Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Variabel 1. Periode independen penelitian ini yang adalah 2008digunakan 2011 karakteristik perusahaan dan variabel dependen adalah CSR
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa leverage keuangan berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Sementara ukuran perusahaan, profitabilitas, profil perusahaan, dan ukuran dewan komisaris tidak terbukti berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial
Bersambung ke halaman selanjutnya
37
Tabel 2.1 (Lanjutan) Penelitian Terdahulu No 8
Peneliti (Tahun) Marzully Nur, dan Denies Priantinah (2012)
Judul Penelitian
Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan Berkategori High Profile yang Listing di Bursa Efek Indonesia) Sumber: Diolah dari berbagai referensi.
Metode Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Variabel 1. Objek 1. Profitabilitas, kepemilikan dependen penelitian saham publik, dan Corporate terdahulu pengungkapan media tidak Social menggunakan berpengaruh terhadap Responsibility perusahaan pengungkapan corporate yang social responsibility. berkategori 2. Ukuran perusahaan, dewan high profile komisaris dan leverage yang terdaftar berpengaruh terhadap di BEI corporate social responsibility.
38
C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1. Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan semua perseroan mengungkapkan CSR (khususnya perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya alam) dalam Laporan Tahunan Perusahaan
GAP
Belum semua perusahaan mengungkapkan corporate social responsibility dalam laporan tahunannya.
Penelitian ini diteliti: Pengaruh Corporate Governance, Karakteristik Perusahaan dan Regulasi Pemerintah terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Basis Teori: Teori Legitimasi
Variabel Independen
Variabel Dependen
Kepemilikan Manajerial (X1) (Priantana et al., (2010) dan Saraswati et al., (2012)) Komite Audit (X2) (Priantana et al., (2010) dan Saraswati et al., (2012)) Ukuran Dewan Komisaris (X3) (Priantana et al., (2010), Mutia et al., (2011) ) Profitabilitas (X4) (Sari (2012), Mutia et al., (2011), Nurkhin(2009))
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Y)
Likuiditas (X5) Laksmitaningrum dan Purwanto (2013) Profil Perusahaan (X6) Wakid, Triyuwono dan Assih (2012) Regulasi Pemerintah (X7) Basuki dan Patrioty (2009)
Besambung ke halaman selanjutnya.
39
Lanjutan Gambar 2.1 Data yang Digunakan : Annual Report
Metode Analisis: Metode Regresi Berganda
Uji Asumsi Klasik : 1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinearitas 3. Uji Heterokedastisitas 4. Uji Autokorelasi
Uji Hipotesis: 1. Koefisien Determinasi 2. Uji t 3. Uji F
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran-saran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
D. Dasar Perumusan Hipotesis 1.
Kepemilikan
Manajerial
dan
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility Hasil penelitian Setyarini dan Paramitha (2011), Priantana et al., (2011), Saraswati dan Hadiprajitno (2012) dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut. Ha 1
: Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
40
2.
Komite Audit dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Hasil penelitian Susanti dan Riharjo (2013) dan Saraswati et al., (2012) komite audit memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan
corporate
social
responsibility
(CSR).
Berdasarkan
penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut. Ha 2 :
Komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
3. Ukuran Dewan Komisaris dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Hasil komisaris
penelitian
berpengaruh
Setyarini secara
dan parsial
Paramitha dan
(2011)
simultan
dewan terhadap
pengungkapan corporate social responsibility (CSR). Hasil penelitian Priantana et al., (2011) juga menunjukan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Didukung oleh penelitian Mutia et al, (2011) dan Nur dan Priantana (2012) yang juga membuktikan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap corporate social responsibility (CSR). Berdasarkan penelitian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut. Ha3
: Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
4.
Profitabilitas dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Hasil penelitian Utami dan Prastiti (2011) menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan
41
corporate social responsibility (CSR). Penelitian Fahrizqi (2010) dan Hussainey et al., (2011) dalam Laksmitaningrum dan Purwanto (2013) juga menunjukan hubungan
positif antara profitabilitas terhadap
pengungkapan corporate social responsibility (CSR). Hal serupa dibuktikan dalam penelitian Lucyanda dan Siagian (2012) yang membuktikan
bahwa
pengungkapan
terhadap
profitabilitas corporate
memiliki social
pengaruh
positif
responsibility
(CSR).
Berdasarkan penelitian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut. Ha4
: Profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
5. Likuiditas dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Hasil penelitian Syahrir dan Suhendra (2010) dalam Kamil dan Herusetya (2012) menemukan positif
terhadap
bahwa
likuiditas
memiliki
pengaruh
pengungkapan CSR. Berdasarkan teori legitimasi,
yang melandasi bahwa kekuatan perusahaan dapat diketahui melalui rasio
likuiditas
yang
tinggi
dan
berhubungan
dengan
tingkat
pengungkapan tanggung jawab sosial yang tinggi. Hal ini didasarkan bahwa semakin kuat keuangan suatu perusahaan akan menyebabkan perusahaan
cenderung
memberikan
informasi
yang
lebih
luas
daripada perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang lemah (Rahajeng,
2010
dalam
Laksmitaningrum
dan
Purwanto,
2013).
Berdasarkan penelitian tersebut, maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:
42
Ha5
: Likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
6. Profil Perusahaan dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Hasil penelitian Wakid et al., (2012:23) membuktikan bahwa profil perusahaan
berpengaruh
responsibility penelitian Ha6
(CSR). ini
: Profil
terhadap
pengungkapan
corporate
social
upenelitian
tersebut
maka
Berdasarkan
mengajukan perusahaan
hipotesis
berpengaruh
sebagai
terhadap
berikut.
pengungkapan
corporate social responsibility. 7. Regulasi
Pemerintah
dan
Pengungkapan
Corporate
Social
Responsibility Henriques dan Sadorsky (1999) dalam Basuki dan Patrioty (2011:4) merekomendasikan
bahwa
regulasi
pemerintah
memiliki
pengaruh terhadap pentingnya Tanggung jawab sosial perusahaan. Di Indonesia sendiri kebijakan pemerintah yang mewajibkan BUMN mengalokasikan sebagian labanya untuk pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Peraturan Departemen kesehatan melalui Badan Pengawasan Obat dan makanan (POM) untuk menguji produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dijadikan contoh dari peran pemerintah sebagai stakeholder yang harus dipatuhi oleh perusahaan. Berdasarkan referensi empiris yang diuraikan di atas maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:
43
Ha 7
: Regulasi pemerintah berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
8. Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Ukuran Dewan Komisaris,
Profitabilitas, Likuiditas, Profil Perusahaan, Regulasi Pemerintah dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Setyarini dan Paramitha (2011) membuktikan bahwa kepemilikan majaerial berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Penelitian Susanti dan Rihardjo (2013) membuktikan bahwa komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility perusahaan. Hasil penelitian Laksmitaningrum (2013), Maulana dan Yutetta (2014) menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR dengan arah positif. Hasil penelitian Laksmitaningrum (2013), Ramdhaningsih dan Utama (2013) menunjukan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang positif
dan
signifikan
terhadap
pengungkapan
corporate
social
responsibility. Laksmitaningrum et al., (2013) juga menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif secara signifikan terhadap pengungkapan CSR. Hasil ini konsisten dengan penelitian Syahrir dan Suhendra (2010) dalam Laksmitaningrum et al., (2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara likuiditas dengan pengungkapan CSR. Penelitian Sembiring (2005), Anggraini (2006), dan Sudaryono dan Muhammad (2007) dalam Wakid et al., (2013:22) menunjukkan adanya pengaruh profil perusahaan terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
44
Anggraini (2006) dalam Basuki dan Patrioty (2011:34) menunjukkan adanya
pengaruh
regulasi
pemerintah
terhadap
corporate
social
responsibility dimana perusahaan akan mengungkapkan informasi tertentu jika ada aturan yang menghendakinya. Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha 8
: Kepemilikan manajerial, komite audit, ukuran dewan komisaris, profitabilitas,
likuiditas,
profil
perusahan
dan
regulasi
pemerintah berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh good corporate governance (yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, komite audit dan ukuran dewan komisaris), karakteristik perusahaan (yang diproksikan dengan profitabilitas, likuiditas dan profil perusahaan) dan regulasi pemerintah terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Populasi penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Peneliti menggunakan perusahaan manufaktur karena menurut Wakid et al., (2012:6) perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang memiliki aktivitas yang kompleks sehingga memungkinkan perusahaan melakukan aktivitas sosial dan pengungkapan CSR dalam laporan keuangannya secara lebih transparan. Selain itu, perusahaan manufaktur go public di BEI juga sangat besar sehingga menyediakan jumlah sampel yang lebih besar yang diharapkan mampu menghasilkan tingkat generalisasi yang lebih baik dibandingkan penelitian sebelumnya. B. Metode Pemilihan Sampel Metode pemilihan sampel yang digunakan yaitu cluster sampling. Cluster
Sampling
adalah
teknik
memilih
sebuah
sampel
dari
kelompok-kelompok unit-unit yang kecil atau cluster. Populasi dari cluster
46
merupakan subpopulasi dari total populasi. Unsur-unsur dalam cluster sifatnya tidak homogen, yang berbeda dengan unit-unit elementer dalam
strata.
Tiap
cluster
mempunyai
anggota
yang
heterogen
menyerupai populasi sendiri (Nazir, 2014:273). Pemilihan sampel berdasarkan kelompok dapat dilakukan melalui satu tahap (one stage) atau beberapa tahap (multi stage) penentuan unit sampel. Elemen-elemen populasi dikelompokan ke dalam unit-unit sampel seperti yang dilakukan dalam metode pemilihan sampel dengan stratifikasi. Perbedaannya metode ini lebih menekankan pada heterogenitas karakteristik elemen-elemen pada masing-masing unit sampel, tetapi karakteristik elemenelemen antara kelompok unit sampel satu dengan unit sampel yang lain relatif homogen (Indriantoro dan Supomo, 2002:126) C. Metode Pengumpulan Data Dalam
memperoleh
data-data
pada
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan Penelitian Pustaka (Library Research). Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif.
Peneliti menggunakan data sekunder
yaitu berupa annual report dan data lainnya yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui jurnal, tesis dan perangkat lain. D. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan keilmuan statistika yaitu analisis regresi linear berganda dimana metode ini memerlukan uji asumsi klasik yang secara statistik harus terpenuhi.
47
1. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsi bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis uji One Sample Kolmogorov Smirnov (Ghozali, 2013:160). b. Uji Multikolonieritas Menurut Ghozali (2013:105) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
sesama
variabel
independen
sama
dengan
nol.
Uji
multikolonieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
48
menganalisis matriks korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai tolerance dan VIF. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,1 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolonieritas pada persamaan regresi penelitian (Ghozali, 2013:106). c.
Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2013:139) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan uji glejser dimana uji ini mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen dengan persamaan regresi : |Ut| = α +βXt + vt (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2013, 142).
d. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2013:110) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pegganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas
49
dari autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi dapa dilihat dari angka Durbin Watson. Menurut Santoso (2014:194) nilai DW diantara -2 sampai +2 berarti tidak terjadi autokorelasi pada model regresi. 2. Uji Hipotesis Untuk
menguji
hipotesis
dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan metode regresi linear berganda. Metode regresi linear berganda yaitu metode yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukur atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002 dalam Nurkhin 2009:40). Variabel independen dalam penelitian ini adalah good corporate governance (yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial, komite audit dan ukuran dewan komisaris),
karakteristik
perusahaan
(yang
diproksikan
dengan
profitabilitas, likuiditas dan profil perusahaan) dan regulasi pemerintah. Sedangkan variabel dependennya adalah pengungkapan corporate social responsibility. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : CSRDI = 𝛼+𝛽1KM+ 𝛽2KA+ 𝛽3UDK + 𝛽4 ROA + 𝛽5LQD + 𝛽6PP + 𝛽8REG + 𝜀
Dimana; CSRDI
= Corporate Social Responsibility Disclosure Index
KM
= Kepemilikan Manajerial
KA
= Komite Audit
UDK
= Ukuran Dewan Komisaris
50
ROA
= Return on Assets
LQD
= Likuiditas
PP
= Profil Perusahaan
REG
= Regulasi Pemerintah
𝛼
= intercept
𝛽1 ,...,𝛽8 = koefisien regresi
𝜀
R
= error
a. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti
kemampuan
variable-variabel
independen
dalam
menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97). Data dalam penelitian ini akan diolah dengan menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 21. Hipotesis dalam penelitian ini dipengaruhi oleh nilai signifikansi koefisien variabel yang bersangkutan setelah dilakukan pengujian. Kesimpulan hipotesis dilakukan berdasarkan t-test. b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Menurut Ghozali (2013:98), uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara
51
individual
dalam
menerangkan
variabel
dependen.
Pengujian
dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Hal ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. c. Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F) Uji F bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama antara variabel-variabel independen (kepemilikan manajerial, komite audit, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, likuiditas, profil perusahaan dan regulasi pemerintah) terhadap variabel dependen (Pengungkapan Corporate Social Responsibility). Uji F dilakukan dengan membandingkan besarnya F hitung dengan F tabel atau dapat pula dilakukan dengan melihat probabilitasnya. Apabila F hitung lebih besar daripada F tabel maka semua variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Sedangkan pengujian
dengan
nilai probabilitas
yaitu
apabila
52
probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (5%) maka model diterima. E. Operasionalisasi Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. 1.
Good Corporate Governance a.
Kepemilikan Manajerial Kepemilikan managerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham yang beredar (Gideon, 2005 dalam Susanti dan Riharjo, 2013:161). Indikator yang digunakan adalah persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan (Susanti dan Riharjo, 2013:161).
b.
KM =
saham yang dimiliki direksi dan komisaris total saham
Komite Audit
Komite audit adalah auditor internal yang dibentuk dewan komisaris, yang bertugas melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan pengendalian intern perusahaan. Indikator yang digunakan untuk mengukur komite audit adalah jumlah anggota komite audit pada perusahaan sampel. Berdasarkan peraturan Bapepam-LK
No.IX.I.5
tentang
pembentukan
dan
pedoman pelaksanaan kerja komite audit, dalam peraturan tersebut
53
emiten dan perusahaan publik diwajibkan membentuk komite audit yang berjumlah sekurang-kurangnya tiga orang dimana salah satunya merupakan komisaris independen perusahaan dan bertindak sebagai ketua komite audit (Susanti dan Riharjo 2013:162). KA = Jumlah anggota komite audit c.
Ukuran Dewan Komisaris Komposisis dewan komisaris merupakan mekanisme good corporate governance (GCG) yang diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan (KNKG, 2006 dalam Mutia et al., 2011:7). Dengan demikian komposisi dewan komisaris akan berdampak pada meningkatnya kegiatan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ukuran dewan komisaris yang dilihat dari banyaknya jumlah anggota dewan komisaris yang dimiliki oleh perusahaan (Sitepu dan Siregar, 2008 dalam Mutia et al., 2011:8). UDK = Jumlah anggota dewan komisaris
2. Karakteristik Perusahaan a.
Profitabilitas Profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan Return On Asset (ROA). ROA adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan aktiva untuk mengukur tingkat pengembalian investasi total. Peneliti menggunakan rumus yang digunakan oleh Warni (2011) dalam Nasir et al., (2013:7). Adapun pengukurannya yaitu :
54
ROA =
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
b. Likuiditas
Menurut Fred Weston, rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mengelola dan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang telah jatuh tempo perusahaan dapat dikatakan mengalami efisiensi (Santoso, 2015:103). Likuiditas diukur menggunakan rasio lancar yaitu dengan membandingkan aktiva lancar terhadap hutang lancarnya. Adapun pengukuran rasio lancar dengan rumus: CR = c.
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Profil Perusahaan
Profil perusahaan adalah uraian tentang bidang operasi yang dijalankan oleh perusahaan (Rahman dan Widyasari, 2008 dalam Wakid et al., 2012:8). Proksi tipe industri dalam penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Novita dan Djakman (2008) dalam Wakid et al., (2012:9) yaitu high profile atau low profile. High profile diartikan sebagai industri di bidang
migas,
telekomunikasi,
pertambangan, kimia,
kertas,
agrobisnis,
dan
tembakau dan rokok, produk makanan
dan minuman, kesehatan serta transportasi, dan pariwisata. Tipe perusahaan
tersebut
sering
memperoleh
sorotan
dari
masyarakat karena aktivitas operasinya yang memiliki potensi untuk bersinggungan dengan kepentingan 55
luas. Masyarakat umumnya lebih sensitif terhadap tipe industri ini karena kelalaian perusahaan dapat membawa akibat yang fatal bagi masyarakat.
Klasifikasi
ini
dipilih
karena
cukup
mampu
menggambarkan klasifikasi (tipe) industri perusahaan. Variabel profil perusahaan diukur dengan cara dummy, yaitu untuk perusahaan masuk dalam kategori high profile diberi nilai 1 dan perusahaan yang masuk dalam kategori low profile diberi nilai 0 (Wakid, 2012:14). 3.
Regulasi Pemerintah Pada tahun 2007 UU PT No 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas telah disahkan, sehingga diasumsikan bahwa perusahaan telah mengeluarkan annual report pada periode 2009 dan seterusnya.Variabel regulasi pemerintah adalah variabel dummy, yaitu dengan menggunakan skala 1 jika perusahaan mengeluarkan annual report dan skala 0 jika perusahaan tidak mengeluarkan annual report.
4.
Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pengungkapan CSR adalah pengeluaran informasi yang dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk menginformasikan kegiatan-kegiatan sosial dan lingkungan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan dalam periode tertentu dan dilaporkan dalam laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial diukur dengan proksi CSRDI (corporate social responsibility disclosure index) berdasarkan indikator
56
GRI (global reporting initiatives) yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan proksi yang digunakan oleh Nurkhin (2009:33). Indikator GRI ini dipilih karena merupakan aturan internasional yang telah diakui oleh perusahaan di dunia. Pendekatan ini pada dasarnya menggunakan variabel dummy yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. Rumus perhitungan CSRDI adalah sebagai berikut: CSRDIj =
Keterangan: CSRDI𝑗 = Xij
∑ Xij 78
Corporate Social Responsibility Disclosure Index pada perusahaan J
= Variabel dummy: 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan.
Dengan demikian, 0 ≤ CSRDIj≤ 1.
57
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Kepemilikan Manajerial (Saraswati et al., 2012) Komite Audit (Saraswati et al., 2012) Ukuran Dewan Komisaris (Nur et al., 2012) Profitabilitas (Nurkhin, 2009) Likuiditas (Laksmitaningrum dan Purwanto, 2013) Profil Perusahaan (Rahman dan Widyasari, 2008). Regulasi Pemerintah Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Nurkhin, 2009)
Indikator
Skala saham yang dimiliki direksi dan komisaris Rasio total saham Jumlah Anggota Komite Audit
Rasio
Jumlah Anggota Dewan Komisaris
Rasio
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒ℎ𝑜𝑙𝑑𝑒𝑟 ′ 𝑠 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Rasio
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Rasio
Bidang operasi yang dijalankan oleh Nominal perusahaan; High profile (1) Low profile (0) Mengungkapkan annual report (1) Tidak mengungkapkan annual report (0) CSRDIj =
∑ Xij
Nominal Rasio
78
58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014. Fokus penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh good corporate governance yang diproksikan oleh kepemilikan manajerial; komite audit dan ukuran dewan komisaris, karakteristik perusahaan yang diproksikan oleh profitabilitas, likuiditas, dan profil perusahaan serta regulasi pemerintah terhadap pengungkapan corporate social responsibility (CSR) pada perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur terdiri dari sektor industri dasar dan kimia (semen, porselen, keramik dan kaca, logam dan sejenisnya, kimia, plastik dan kemasan, pakan ternak, kayu dan pengolahannya, pulp dan kertas), sektor aneka industri (mesin dan alat berat, otomotif dan komponen, tekstil dan garmen, alas kaki, kabel, dan elektronika) dan sektor barang konsumsi (makanan dan minuman, rokok, farmasi, kosmetik dan barang keperluan rumamh tangga, dan peralatan rumah tangga). Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memilih sampel adalah metode cluster sampling. Penelitian ini mengambil sampel selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2010-2014. Penelitian secara cluster sampling mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini
59
merupakan representasi dari populasi yang ada, serta sesuai dengan tujuan dari penelitian. Data yang digunakan yaitu diambil dari annual report pada tahun 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014 yang diakses melalui website www.idx.co.id dan website perusahaan. Adapun proses seleksi sampel berdasarkan cluster adalah sebagai berikut. Pada tahap awal, data perusahaan manufaktur dibagi menjadi 5 cluster berdasarkan tahun sehingga tahun dapat disebut sebagai primary sampling unit (PSU) dengan sample fraction : f1=
5 5
=1 Pada tahap kedua peneliti mengelompokan data secara proposional
dengan sample fraction f 2 = 20%, artinya perusahaan manufaktur yang dipilih sebagai sampel adalah sebanyak 20% dari jumlah perusahaan manufaktur di setiap tahunnya. n2010
=
n2011
=
n2012
=
n2013
=
n2014
=
20
X 128
=
26
20
X 130
=
26
20
X 132
=
26
20
X 136
=
27
20
X 173
=
35
100 100 100 100 100
Jumlah sampel untuk tahap kedua adalah 140 perusahaan. Untuk memilih 140 perusahaan tersebut dilakukan secara random. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data outlier yang berakibat pada tereliminasinya 20 perusahaan dari daftar sampel dan untuk
60
melanjutkan ke tahap selanjutnya sampel yang tersisa adalah sebanyak 120 perusahaan. Adapun daftar perusahaan yang menjadi sampel penelitian terdapat pada lampiran 1. B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi linear berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh
mengenai
pengaruh
variabel
independen
(kepemilikan
manajerial, komite audit, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, likuiditas, profil perusahaan dan regulasi pemerintah) terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan corporate social responsibility secara parsial dan simultan. 1.
Hasil Uji Asumsi Klasik a.
Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsi bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik One Sample Kolmogorov Smirnov. Berikut ini adalah hasil dari uji statistik One Sample Kolmogorov Smirnov.
61
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik One Sample Kolmogorov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
120 a,b
Normal Parameters
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
,0000000 ,02230961
Absolute
,121
Positive
,121
Negative
-,080
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
1,329 ,059
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS Dari tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa besarnya nilai Kolmogorov Smirnov adalah 1,329 dan signifikansi pada 0,059 hal ini berarti data residual terdistribusi normal. b. Hasil Uji Multikolinearitas Uji multikolonieritas dilakukan dengan menghitung nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Uji multikolonieritas merupakan suatu bentuk pengujian untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat adanya korelasi atau hubungan yang linier antar variabel bebas (independen) yaitu kepemilikan manajerial, komite audit, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, likuiditas, profil perusahaan dan regulasi pemerintah.
62
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikoliniearitas a
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
,014
,007
KM
-,027
,119
KA
,007
UDK
T
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
2,009
,047
-,019
-,232
,817
,945
1,058
,003
,335
2,101
,038
,253
3,956
,001
,002
,068
,541
,590
,403
2,484
ROA
,036
,029
,117
1,246
,215
,728
1,374
LQD
,001
,002
,039
,394
,694
,673
1,485
-,002
,005
-,037
-,416
,678
,797
1,255
,005
,010
,070
,498
,619
,326
3,070
1
PP REG
a. Dependent Variable: CSR
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa kepemilikan manajerial memiliki nilai tolerance 0,945 dan VIF 1,058. Komite audit memiliki nilai tolerance 0,253 dan VIF 3,956. Ukuran dewan komisaris memiliki nilai tolerance 0,403 dan VIF 2,484. Profitabilitas memiliki nilai tolerance 0,728 dan VIF 1,374. Likuiditas memiliki nilai tolerance 0,673 dan VIF 1,485. Profil perusahaan memiliki nilai tolerance 0,797 dan VIF 1,255. Regulasi pemerintah memiliki memiliki nilai tolerance 0,326 dan VIF 3,070. Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa nilai tolerance untuk semua variabel independen lebih dari 0,10 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) semua variabel independen kurang dari 10. Dengan
63
demikian
dapat
dikatakan
bahwa
model
persamaan
regresi
mengindikasikan tidak terjadi adanya multikolonieritas. c.
Hasil Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik
adalah
yang
homoskedastisitas
atau
tidak
terjadi
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan uji glejser. Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas a
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
,020
,004
KM
-,126
,069
KA
,000
UDK
T
Sig.
Beta 5,173
,000
-,169
-1,839
,069
,002
-,028
-,159
,874
,001
,001
,099
,705
,483
ROA
,027
,017
,167
1,592
,114
LQD
,001
,001
,155
1,423
,157
PP
-,002
,003
-,085
-,849
,398
REG
-,007
,006
-,187
-1,196
,234
1
a. Dependent Variable: ABS_RES1
Sumber : Output SPSS
64
Pada tabel 4.3 terlihat bahwa kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikansi 0,069. Komite audit memiliki nilai signifikansi 0,874. Ukuran dewan komisaris memiliki nilai signifikansi 0,483. Profitabilitas memiliki nilai signifikansi 0,114. Likuiditas memiliki nilai signifikansi 0,157. Profil Perusahaan memiliki nilai signifikansi 0,398. Regulasi pemerintah memiliki nilai signifikansi 0,234. Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa semua variabel memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 yang artinya tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Residual (abs_res1). Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. d. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pegganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Deteksi adanya autokorelasi dapa dilihat dari angka Durbin Watson Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi b
Model Summary Model
1
R
R Square
a
,527
,278
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,233
,0229962
Durbin-Watson
1,761
a. Predictors: (Constant), REG, KM, ROA, PP, LQD, UDK, KA b. Dependent Variable: CSR
Sumber: Output SPSS
65
Hasil uji autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson berdasarkan pada pada tabel 4.4 menunjukan angka 1,761 yang artinya bahwa tidak terjadi autokorelasi baik negatif atau positif sehingga H0 tidak dapat ditolak. 2. Hasil Uji Hipotesis a.
Koefisien Determinasi Dalam uji regresi linear berganda ini dianalisis pula besarnya koefisien determinasi (R2). Uji koefisien determinasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat besar pengaruh variabel independen (kepemilikan manajerial, komite audit, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, likuiditas profil perusahaan dan regulasi pemerintah) terhadap variabel dependen (pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan). Tabel 4.5 Hasil Koefisien Determinasi b
Model Summary Model
1
R
R Square
a
,527
,278
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,233
,0229962
a. Predictors: (Constant), REG, KM, ROA, PP, LQD, UDK, KA b. Dependent Variable: CSR
Sumber: Output SPSS Hasil pengujian menunjukan bahwa R2 sebesar 0,233 atau 23,3%. Jadi dapat dikatakan bahwa sebesar 23,3% pengungakapan corporate social responsibility pada perusahaan manufaktur yang
66
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 disebabkan oleh kepemilikan manajerial, komite audit, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, likuiditas, profil perusahaan dan regulasi pemerintah. Sedangkan
sebesar
76,7%
pengungakapan
corporate
social
responsibility disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini misalnya seperti proporsi komisaris independen dan kepemilikan publik atas saham perusahaan, firm size, leverage dan sebagainya. b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing
variabel
independen
secara
individual
dalam
menerangkan variabel dependen. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std.
T
Sig.
Beta
Error (Constant)
,014
,007
2,009
,047
KM
-,027
,119
-,019
-,232
,817
KA
,007
,003
,335
2,101
,038
UDK
,001
,002
,068
,541
,590
ROA
,036
,029
,117
1,246
,215
LQD
,001
,002
,039
,394
,694
-,002
,005
-,037
-,416
,678
,005
,010
,070
,498
,619
1
PP REG
Sumber: Output SPSS
67
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi linier berganda menghasilkan model berikut ini: CSRDI = 0,014 – 0,027KM +0,007KA + 0,001UDK + 0,036 ROA + 0,001LQD – 0,002PP + 0,005REG Berdasarkan uji regresi statistik t pada tabel 4.6 menunjukan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak terbukti berpengaruh terhadap pengungkapan variabel dependen yaitu corporate social responsibility. Hal tersebut dapat terlihat lari nilai probabilitas signifikansi 0,817 (sig < 0,05). Adapun nilai beta yang dihasilkan bernilai negatif yaitu sebesar 0,027 yang menunjukan adanya hubungan negatif antara kepemilikan manajerial dengan pengungkapan corporate social responsibility. Semakin banyak saham yang dimiliki oleh dewan komisaris dan direktur perusahaan maka semakin sedikit item yang akan diungkapkan dalam pengungkapan corporate social responsibility. Variabel komite audit sebagai variabel independen terbukti berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan corporate social responsibility. Hal ini dapat terlihat dari nilai probabilitas signifikansi untuk komite audit sebesar 0,038 (sig < 0,05). Adapun nilai beta yang dihasilkan positif yaitu sebesar 0,007 yang menunjukkan adanya hubungan positif antara komite audit dengan pengungkapan corporate social responsibility dimana semakin banyak jumlah anggota komite audit maka semakin banyak pula item yang akan diungkapkan dalam pengungkapan corporate social responsibility.
68
Pada variabel ukuran dewan komisaris sebagai variabel independen tidak
terbukti
berpengaruh
terhadap
variabel
dependen,
yaitu
pengungkapan corporate social responsibility. Hal ini dapat terlihat dari nilai probabilitas signifikansi untuk ukuran dewan komisaris sebesar 0,590 (sig < 0,05). Adapun nilai beta yang dihasilkan positif yaitu sebesar 0,001 yang menunjukkan adanya hubungan positif antara ukuran dewan komisaris dengan pengungkapan corporate social responsibility dimana semakin banyak jumlah anggota dewan komisaris maka semakin banyak pula item yang akan diungkapkan dalam pengungkapan corporate social responsibility. Variabel profitabilitas sebagai variabel independen tidak terbukti berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu corporate social responsibility. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikansi untuk profitabilitas sebesar 0,215 (sig < 0,05). Adapun nilai beta memiliki nilai positif yaitu sebesar 0,036 yang berarti terdapat hubungan positif antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan corporate social responsibility. Semakin banyak profitabilitas yang dihasilkan perusahaan maka semakin banyak item yang akan diungkapkan dalam pengungkapan corporate social responsibility. Variabel likuiditas sebagai variabel independen tidak terbukti berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan corporate social responsibility. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikansi 0,694 (sig < 0,05). Adapun nilai beta memiliki nilai positif
69
yaitu sebesar 0,001 yang berarti terdapat hubungan positif antara likuiditas
perusahaan
dengan
pengungkapan
corporate
social
responsibility. Semakin likuid suatu perusahaan maka semakin banyak item yang akan diungkapkan dalam pengungkapan corporate social responsibility. Variabel profil perusahaan sebagai variabel independen tidak terbukti berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu pengungkapan corporate social responsibility. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikansi 0,678 (sig < 0,05). Adapun nilai beta memiliki nilai negatif yaitu sebesar -0,002 yang berarti terdapat hubungan negatif antara profil perusahaan dengan pengungkapan corporate social responsibility. Menurut Sari (2012:137) Perusahaan low profile ingin menunjukkan kepada investor dan masyarakat bahwa kondisi perusahaan yang belum maksimal disebabkan oleh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk tanggung jawab sosial. Selain itu perusahaan high profile dengan kondisi ekonomi yang baik merasa tidak perlu memberikan informasi terkait dengan tanggung jawab sosial. Perusahaan high profile maupun low profile tidak meningkatkan jumlah item yang diungkapan pada pengungkapan corporate social responsibility. Variabel regulasi pemerintah sebagai variabel independen tidak terbukti berpengaruh pada variabel dependen yaitu pengungkapan corporate social responsibility. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas signifikansi 0,619 (sig < 0,05). Adapun nilai beta memiliki
70
nilai positif yaitu sebesar 0,005 yang berarti terdapat hubungan positif antara regulasi pemerintah dengan pengungkapan corporate social responsibility. Semakin banyak peran pemerintah dalam bentuk regulasi (mengenai perseroan terbatas khususnya tanggung jawab sosial) maka semakin banyak item pengungkapan corporate social responsibility yang akan diungkapkan oleh perusahaan. c.
Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji Statistik F) Uji F bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama
antara
variabel-variabel
independen
(kepemilikan
manajerial, komite audit, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, likuiditas, profil perusahaan dan regulasi pemerintah) terhadap variabel dependen (pengungkapan corporate social responsibility). Pengujian dilakukan dengan nilai probabilitas yaitu apabila probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi (5%) maka model diterima. Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik F a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
,023
7
,003
Residual
,059
112
,001
Total
,082
119
F 6,162
Sig. b
,000
a. Dependent Variable: CSR b. Predictors: (Constant), REG, KM, ROA, PP, LQD, UDK, KA
Sumber: Output SPSS Pada tabel 4.7 menunjukkan hasil uji statistik F terhadap variabelvariabel independen dan variabel dependen. Tabel tersebut menunjukkan
71
bahwa kepemilikan manajerial, komite audit, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, likuiditas, profil perusahaan dan regulasi pemerintah secara simultan
berpengaruh
terhadap
pengungkapan
corporate
social
responsibility. Hal tersebut dibuktikan dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. C. Pembahasan 1. Pengaruh
antara
Kepemilikan
Manajerial
dengan
Pengungkapan
Corporate Social Responsibility Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel kepemilikan manajerial sebesar 0,817 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Menurut Laksmitaningrum et al., (2013:6) menjelaskan penyebab tidak berpengaruhnya kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan corporate social responsibility yaitu karena rata-rata jumlah saham manajerial di perusahaan Indonesia relatif kecil sehingga belum terdapat keselarasan kepentingan antara pemilik dan manajer. Kepemilikan manajerial yang relatif kecil menyebabkan manajer belum dapat memaksimalkan pengungkapan corporate social responsibility. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan Nazir et al.,(2013) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Hasil ini mendukung penelitian Mutia et al., (2011) yang menyatakan bahwa
72
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Hal berbeda dibuktikan Setyarini dan Paramitha (2011) dimana kepemilikan majaerial berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Jensen & Meckling (1976) dalam Setyarini dan Paramitha (2011:14) menyatakan bahwa konflik kepentingan manajer dengan pemilik menjadi semakin besar ketika kepemilikan manajer terhadap perusahaan semakin kecil, begitu pun sebaliknya jika semakin besar kepemilikan manajer di dalam sebuah perusahaan, maka akan semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan. Gray et al., (1988) dalam Setyarini dan Paramitha (2011:14) menyatakan bahwa manajer perusahaan akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut. Dapat
disimpulkan
bahwa
kepemilikan
manajerial
tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility karena rata-rata jumlah saham manajerial di perusahaan Indonesia relatif kecil sehingga belum terdapat keselarasan kepentingan antara pemilik dan manajer dalam meningkatkan nilai perusahaan. 2. Pengaruh antara Komite Audit dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel komite audit sebesar 0,038
73
< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Hasil tersebut mendukung penelitian Susanti dan Rihardjo (2013) yang membuktikan bahwa komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa komite audit dalam perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility yang bisa disebabkan karena fungsi pengawasan yang dijalankan perusahaan dan atau karena komite audit mempunyai tugas untuk membantu komisaris atau dewan pengawas dalam pelaksanaan transparansi. Hasil berbeda ditunjukan Priantana et al., (2011) yang menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Dapat disimpulkan bahwa komite audit dalam perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility yang bisa disebabkan karena komite audit memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai. 3. Pengaruh antara Ukuran Dewan Komisaris dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel ukuran dewan komisaris sebesar 0,590 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
74
Menurut Wakid et al., (2012:22) tidak berpengaruhnya ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan tangggung jawab sosial menunjukkan bahwa anggota dewan komisaris kurang dapat berperan dan menjalankan fungsinya dalam memberikan kontrol dan monitoring bagi manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan, termasuk dalam pelaksanaan dan pengungkapan aktivitas tanggung jawab sosial. Serta karena adanya regulasi dari pemerintah yang mewajibkan setiap perusahaan yang berbadan hukum PT maupun perusahaan yang go public di BEI, untuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosial dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Sehingga besar atau kecilnya jumlah dewan komisaris, tidak memengaruhi besarnya pengungkapan tanggung jawab sosial, melainkan karena ketundukan perusahaan terhadap regulasi dari pemerintah.
Hasil
tersebut
berbeda
dengan
hasil
penetian
Laksmitaningrum (2013), Maulana dan Yuyetta (2014) yang menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Dapat
disimpulkan
ukuran
dewan
komisaris
berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan corporate social responsibility karena dewan komisaris yang kurang berperan dalam mengawasi pengelolaan perusahaan yang dijalankan manajemen dan bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan
dan
menyelenggarakan
pengendalian
internal
perusahaan.
75
4. Pengaruh antara Profitabilitas dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel profitabilitas sebesar 0,215 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Hasil tersebut konsisten dengan penelitian Nazir et al., (2013) yang menunjukan
bahwa
profitabilitas
tidak
berpengaruh
terhadap
pengungkapan corporate social responsibility. Tidak berpengaruhnya profitabilitas terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial menurut Wakid et al., (2012:20) adalah karena pelaksanaan aktivitas sosial dan pengungkapan tanggung jawab sosial sangat tergantung dari kesadaran manajemen perusahaan, bukan dari kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dan juga perusahaan yang mampu menghasilkan profit yang tinggi namun kurang tanggap terhadap masalah sosial, hanya akan menganggap bahwa pengungkapan sosial akan meningkatkan biaya sehingga perusahaan kurang dapat bersaing dengan perusahaan lain. Hasil penelitian Laksmitaningrum (2013), Ramdhaningsih dan Utama (2013) menunjukan hal yang berbeda dimana profitabilitas memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Dapat disimpulkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial karena pelaksanaan aktivitas sosial
76
dan pengungkapan tanggung jawab sosial sangat tergantung dari kesadaran manajemen perusahaan. 5. Pengaruh antara Likuiditas dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility. Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variabel likuiditas sebesar 0,694 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Kamil dan Herusetya (2012) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Alasan yang mendasari adalah kurangnya perhatian dari stakeholder yang berkepentingan terhadap informasi keuangan, kurang memperhitungkan likuiditas entitas maka akhirnya tidak banyak mempengaruhi pengungkapan corporate social responsibility. Penelitian
yang dilakukan Arthana (2013)
menunjukkan bahwa semakin besar tingkat likuiditas perusahaan belum tentu berpengaruh terhadap pengungkapan informasi CSR yang lebih luas. Hasil penelitian ini juga belum mampu mendukung teori legitimasi yang menyatakan bahwa kekuatan perusahaan yang ditunjukkan oleh rasio
likuiditas
yang
tinggi
akan
berhubungan
dengan
tingkat
pengungkapan CSR yang tinggi pula (O’Donovan, 2000 dalam Arthana, 2013:10).
77
Hasil berbeda diungkapkan Laksmitaningrum et al., (2013) yang menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif secara signifikan terhadap pengungkapan CSR. Hasil tersebut konsisten dengan penelitian Syahrir dan Suhendra (2010) dalam Laksmitaningrum et al., (2013:7) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara likuiditas dengan pengungkapan CSR, hal ini menunjukkan bahwa likuiditas yang tinggi akan menyebabkan pengungkapan CSR suatu perusahaan menjadi lebih luas. Dapat disimpulkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility karena kurangnya perhatian dari stakeholders yang berkepentingan terhadap informasi keuangan, kurang memperhitungkan likuiditas entitas yang pada akhirnya tidak banyak mempengaruhi pengungkapan corporate social responsibility. 6. Pengaruh antara Profil Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variable profil perusahaan sebesar 0,678 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa profil perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Wakid et al., (2013) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara profil perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan penelitian Sembiring (2005), Anggraini (2006), dan Sudaryono dan Muhammad (2007) dalam Wakid et al., (2013:22)
78
berhasil menunjukkan pengaruh profil perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hal ini dikarenakan masih banyak perusahaan yang tergolong high profile maupun low profile yang tidak mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan tiap tahunnya secara benar melalui Sustainability Reporting, sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan menurut GRI dan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, serta tidak adanya kesadaran dari manajemen perusahaan untuk lebih memperhatikan lingkungan sosial di sekitar tempat operasional perusahaan (Wakid et al., 2013:22). Dapat disimpulkan bahwa profil perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility karena manajemen dari perusahaan high profile maupun low profile tidak memiliki kesadaran untuk lebih memperhatikan lingkungan sosial di sekitar tempat operasional perusahaan. 7. Pengaruh antara Regulasi Pemerintah dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Hasil uji koefisien regresi linier berganda menunjukkan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki oleh variable regulasi pemerintah sebesar 0,619 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa regulasi pemerintah tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Basuki dan Patrioty (2011) yang menunjukan bahwa regulasi pemerintah tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
79
Temuan ini berbeda dengan pendapat Anggraini (2006) dalam Basuki dan Patrioty
(2011:34)
yang
menyatakan
bahwa
perusahaan
akan
mengungkapkan informasi tertentu jika ada aturan yang menghendakinya. Hasil penelitian Mulkhan dan Pratama (2011:6) menyatakan bahwa peran yang dilakukan pemerintah Indonesia belum maksimal dilakukan. Dalam hal legislasi, pemerintah masih sebatas memberikan porsi yang cukup sedikit perhatiannya untuk isu CSR seperti dapat kita lihat di ayat 74 undang-undang No 40 Tahun 2007. Hal tersebut belum secara maksimal menunjukkan peran facilitating, partnering maupun endorsing. Dalam peran mandating, penekanan memiliki program CSR pada perusahaan ekstraktif di Indonesia tersebut masih banyak kekurangan dalam hal control and legislation. Sebagai contoh, kondisi tidak adanya standar dalam pembuatan laporan CSR akan menimbulkan sebuah tendensi bahwa tidak adanya keseimbangan dalam hal penyampaian laporan CSR nantinya. Artinya bahwa tidak semua laporan yang diinginkan oleh pemangku kepentingan dalam isu CSR diberikan oleh perusahaan tersebut. Misalnya perusahaan tertentu akan lebih memiliki fokus perhatian yang cukup besar pada isu sosial karena perusahaan tersebut memiliki permasalahan pada aspek lingkungan. Dapat dikatakan bahwa tidak adanya kebijakan pemerintah dalam peran facilitating yaitu pemberian standar pelaporan CSR memperlihatkan bahwa perusahaan seringkali tidak siap dan tidak konsisten dalam pelaporan CSR yang mereka publikasikan. Lebih lagi akan terjadi
80
kemungkinan tidak samanya implementasi di lapangan dengan pelaporan yang dibuat karena kelemahan dalam mekanisme kontrol dari pemerintah atau lembaga yang berwenang. Ada kontradiksi yang terjadi yaitu pemerintah sebagai lembaga yang telah memberikan mandat kepada perusahaan dalam melakukan program CSR tetapi pemerintah sendiri kesulitan dalam mengevaluasi mandat yang telah diberikan kepada perusahaan mengingat tidak ada kesamaan format atau standar pelaporan CSR (Mulkhan dan Pratama, 2011:6). Dapat disimpulkan bahwa regulasi pemerintah tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility karena peran pemerintah dalam memberikan perhatian terhadap isu CSR tersebut masih sedikit porsinya yaitu hanya sebatas peran mandating yang tertuang dalam ayat 74 undang-undang No 40 Tahun 2007. 8. Pengaruh antara Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas, Likuiditas, Profil Perusahaan dan Regulasi Pemerintah terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Hasil uji secara simultan menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, komite audit, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, likuiditas, profil perusahaan dan regulasi pemerintah secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Hal tersebut dibuktikan dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan apabila kepemilikan manajerial, komite audit, ukuran dewan komisaris, profitabilitas , likuiditas, profil perusahaan dan regulasi pemerintah secara
81
bersama-sama pada pengungkapan corporate social responsibility, maka akan semakin banyak pula item yang akan diungkapkan. Setyarini dan Paramitha (2011) membuktikan bahwa kepemilikan majaerial berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Penelitian Susanti dan Rihardjo (2013) membuktikan bahwa komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social
responsibility perusahaan. Hasil
penelitian
Laksmitaningrum
(2013), Maulana dan Yutetta (2014) menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR dengan arah positif. Hasil penelitian Laksmitaningrum (2013), Ramdhaningsih dan Utama (2013) menunjukan bahwa profitabilitas memiliki
pengaruh
yang
positif
dan
signifikan
terhadap
pengungkapan corporate social responsibility. Laksmitaningrum et al., (2013) juga menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh positif secara signifikan terhadap pengungkapan CSR. Hasil ini konsisten dengan penelitian Syahrir dan Suhendra (2010) dalam Laksmitaningrum et al., (2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara likuiditas dengan
pengungkapan CSR. Penelitian Sembiring (2005),
Anggraini (2006), dan Sudaryono dan Muhammad (2007) dalam Wakid et al., (2013) menunjukkan adanya pengaruh profil perusahaan terhadap
pengungkapan corporate
social
responsibility. Anggraini
(2006) dalam Basuki dan Patrioty (2011:34) menunjukkan adanya pengaruh
regulasi
pemerintah
terhadap
corporate
social
responsibility dimana perusahaan akan mengungkapkan informasi tertentu jika ada aturan yang menghendakinya. 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda, dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nazir et al., (2013) Mutia et al., (2011). 2. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Susanti dan Rihardjo (2013). 3. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Wakid et al., (2012). 4. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Nazir et al., (2013) dan Wakid et al., (2012).
83
5. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Kamil dan Herusetya (2012). 6. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa profil perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Wakid et al., (2013). 7. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa regulasi pemerintah tidak berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility. Hasil yang sama juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Basuki dan Patrioty (2011). 8. Hasil uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, komite audit, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, likuiditas, prpofil perusahaan dan regulasi pemerintah secara simultan berpengaruh terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
B. Saran-saran Penelitian ini dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya: 1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah proksi lain dalam corporate governance dan karakteristik perusahaan, seperti proporsi komisaris independen dan kepemilikan publik atas saham perusahaan, firm
84
size, leverage dan sebagainya. 2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti seluruh perusahaan terbuka
di
BEI
dan
memperpanjang
periode
pengamatan
agar
kesimpulan yang dihasilkan memiliki cakupan yang lebih luas, dan hasil penelitian dapat digeneralisasikan terhadap sektor lain diluar perusahaan keuangan. Dengan demikian dapat diketahui pengaruh good corporate governance,
karakteristik
perusahaan
dan
regulasi pemerintah
terhadap pengungkapan corporate social responsibility dari masingmasing
sektor
yang
ada
serta
dari
semua
industri
secara
keseluruhan.
85
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Bustanul, Yeni Januarsi dan Faoziah Ulfah. “Perbedaan Kecenderungan Pengungkapan Corporate Social Responsibility : Pengujian Terhadap Manipulasi Akrual Dan Manipulasi Real”. Jurnal Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2012. Asdhiana, I Made. “Di Asia, Kesadaran CSR Meningkat”. Diakses Pada tanggal 20 April 2015 melalui bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/03/24/ 161653826/Di.Asia.Kesadaran.CSR.Meningkat Basuki dan Corry Natasha Patrioty. “Pengaruh Regulasi Pemerintah, Tekanan Masyarakat, Tekanan Organisasi Lingkungan, Tekanan Media Massa, Terhadap Corporate Social Disclosure”. Ekuitas Vol. 15 No. 1 Maret 2011: 23 – 39. Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi 11 buku 1”. Salemba Empat, Jakarta. 2010. Domash, Harry. “Fire your Stock Analyst: Analyzing Stocks on Your Own. Second Edition”. New Jersey: Ft. Press, 2009. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS”. Edisi Ke-Lima, Universitas Diponegoro Semarang, 2011. Hadi, Nor. “Corporate Social Responsibility”. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. Haryati, Rima dan Siddiq Nur Rahardjo. “Pengaruh Corporate Social Responsibility, Kinerja Lingkungan, Dan Struktur Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.Diponegoro Journal Of Accounting Volume 2, Nomor 2, 2013. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”. Edisi Pertama, Cetakan Ketiga. BPFE: Yogyakarta. 2002. Kamil, Ahmad dan Antonius Herusetya. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Kegiatan Corporate Social Responsibility. Media Riset Akuntansi, Vol. 2 Nomor 1, 2012. Laksmitaningrum, Chintya Fadila dan Agus Purwanto. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan CSR (Studi Empiris Pada
86
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)”, Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 2, Nomor 3, 2013. Lucyanda, Jurica dan Lady Gracia Prilia Siagian.“The Influence of Company Characteristics Toward Corporate Social Responsibility Disclosure”. The 2012 International Conference on Business and Management 6 – 7 September, Phuket –Thailand. Bakrie University, Jakarta–Indonesia, 2012. Maulana Fahry dan Nur Afri Yuyetta. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)”. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014. Mulkhan, Unang dan Maulana Agung Pratama. “Peran Pemerintah dalam Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Upaya Mendorong Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development)”. Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol.2, No.1, Januari-Juni, 2011. Mutia, Evi, Zuraida, dan Devi Andriani. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Ukuran Dewan Komisaris terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi, Vol. 4. No. 2 Juli hal. 187 – 201. Universitas Syiah Kuala, 2011. Nasir, Azwir, Elfi Ilham Dan Vadela Irna Utara. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report Pada Perusahaan Lq45 Yang Terdaftar”. Jurnal Ekonomi Volume 22, Nomor 1, 2014. Nasir, Azwir, Pipin Kurnia dan Teguh Dheki Hakri. “Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Leverage, Profitabilitas, Ukuran, dan Umur Perusahaan Terhadap Pengungkapan Informasi Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Ekonomi Volume 21, Nomor 4, 2013. Noviyanti, R.B. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Kasus Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk”. Tesis Tidak Dipublikasikan. Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor, 2008. Nur,
Marzully dan Denies Priantinah. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Berkategori High Profile
87
yang Listing di Bursa Efek Indonesia)”. Jurnal Nominal/ Volume I Nomor I. Universitas Negeri Yogyakarta, 2012. Nurkhin, Ahmad. “Corporate Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)”. TESIS. Universitas Diponegoro, 2009. Pinkse, Kolk, J. “The Integration Of Corporate Governance In Corporate Social Responsibility Disclosures”. Faculty FEB: Amsterdam Business School Research Institute (ABS-RI), 2010. Priantana, Riha Dedi dan Ade Yustian. “Pengaruh Struktur Good Corporate Governance terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi. Vol. 4. No. 1, Januari hal. 65–78. Universitas Syiah Kuala, 2011. Putri, Tia Rahma, Ria Nelly Sari dan Riska Nataria Sari. “Pengaruh Kepemilikan Asing, Kinerja Lingkungan Dan Pengaruh Politik Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Sosial Ekonomi Pembangunan Tahun III No. 9, 2013. Ramdhaningsih, Amalia dan I Made Karya Utama. “Indikator Good Corporate Governance dan Profitabilitas Pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 2013. Retno, Reny Dyah dan Denies Priantinah. “Pengaruh Good Corporate Governance dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010)”. Jurnal Nominal / Volume I Nomor I. Universitas Negeri Yogyakarta, 2012. Rustiarini, Ni Wayan. “Pengaruh Corporate Governance Pada Hubungan Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahanan”. Simposium Nasional Akuntansi XIII. AKPM_12. 2010. Sagara, Yusar. “Pengaruh Pelaporan dan Pengungkapan Aktivitas Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Terhadap Kualitas Lingkungan Hidup Perusahaan Manufaktur di Indonesia. LP3M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Saiman, Leonardus. “Kewirausahaan (Teori, Praktik dan Kasus-kasus)”. Salemba Empat Jakarta, 2009.
88
Santoso, Gustafyanto. “Analisa Modal Kerja INDF dengan SMAR dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. FINESTA Vol.3 No. 1, 2015. Santoso, Halim dan Nanik Linawati. “Pengaruh Return dan Varian Return Anggota LQ-45 Terhadap Bid-Ask Spread”. FINESTA Vol. 2, No. 2, 2014. Santoso, Singgih. “Statistik Parametrik”. PT Elex Media Komputindo, 2014. Saraswati, Rara dan Basuki Hadiprajitno. “Pengaruh Corporate Governance pada hubungan Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI”. Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 9/No.1/ hal: 1-96. Universitas Diponegoro. 2012. Sari, Ati Retna, Sutrisno, dan Eko Ganis Sukoharsono. “Pengaruh Kepemilikan Institusional, Komposisi Dewan Komisaris, Kinerja Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility di dalam Sustainability Report pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 11 Nomor 3, 2013, Sari, Rizkia Anggita. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Nominal/ Volume I Nomor I. Universitas Negeri Yogyakarta, 2012. Sartawi, Iaad I. S. Mustafa, dkk. “Board Composition, Firm Characteristics, and Voluntary Disclosure: The Case of Jordanian Firms Listed on the Amman Stock Exchange”. International Business Research; Vol. 7, No. 6; 2014. Sartono, Agus. “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”. Edisi 4. BPFEYogyakarta: Yogyakarta. 2001. Setyarini, Yulia dan Melvie Paramitha. “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Corporate Social Responsibility”. Jurnal Kewirausahaan Volume 5 Nomor 2, 2011. Suharto, Edi. “Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”. PT Refika Aditama Bandung, 2007. Susanti, Susi dan Ikhsan Budi Riharjo. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan
89
Cosmetics And Household. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Volume 1 Nomor 1, 2013. Tilling, Matthew V. “Refinements to Legitimacy Theory in Social and Environmental Accounting”. Commerce Research Paper Series No. 04-6. Flinders University, South Australia”, 2004. Utami, Sri dan Sawitri Dwi Prastiti. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Social Disclosure”. Jurnal Ekonomi Bisnis, TH 16. No. 1, 2011. Wakid, Nadiah Lutfi, Iwan Triyuwono dan Prihat Assih. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, 2012. Yadnya Putu Dyva Dhamahadi dan Dewa Gede Rudy. “Kewajiban Perusahaan Go Public untuk Melaksanakan CSR (Corporate Social Responsibility”. Jurnal Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana. 2013. www.idx.com. Diakses pada bulan Mei, 2015.
90
91
LAMPIRAN 1 DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL
92
Daftar Perusahaan Sampel 2010 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
STOCK ARGO BRPT DPNS GGRM ICBP INDS KRAS LMPI SCCO SSTM UNTX JECC KAEF KBLI KDSI KIAS KICI KLBF UNIT UNVR
Nama Perusahaan Argo Pantes Tbk Barito Pasific Tbk Duta Pertiwi Nusantara Tbk Gudang Garam Tbk Champion Pasific Indonesia Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Krakatau Steel Tbk Lionmesh Prima Tbk Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk Sunson Textile Manufacturer Tbk Unitex Tbk Jembo Cable Company Tbk Kimia Farma Tbk KMI Wire and Cable Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Kedaung Indag Can Tbk Kalbe Farma Tbk Nusantara Inti Corpora Tbk Unilever Indonesia Tbk Daftar Perusahaan Sampel 2011
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Stock AISA AKPI APLI ARNA DAVO ETWA EKAD MYOR TCID VOKS YPAS ADES ALDO ALKA INAI
Nama Perusahaan Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Argha Karya Prima Industry Tbk Asiaplast Industries Tbk Arwana Citra Mulia Davomas Abadi Tbk Eterindo Wahanatama Tbk Ekadharma International Tbk Mayora Indah Tbk Mandom Indonesia Tbk Voksel Electric Tbk Yana Prima Hasta Persada Tbk Akasha Wira International Tbk Alkindo Naratama Tbk Alaska Industrindo Tbk Indal Aluminium Industry Tbk
93
16 17 18 19 20 21
INDS INTP SMGR SMSM SRSN SSTM
Indospring Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Semen Gresik Tbk Selamat Sempurna Tbk Indo Acitama Tbk Sunson Textile Manufacturer Tbk Daftar Perusahaan Sampel 2012
No
Stock
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
ARGO AUTO BTON DPNS DVLA GJTL IKAI KICI SIAP SKLT TBMS TRST KAEF KBLI KBRI KDSI KIAS TCID TIRT TOTO LMPI LPIN MBTO
Nama Perusahaan Asahimas Flat Glass Tbk Astra International Tbk Beton Jaya Manunggal Tbk Delta Djakarta Tbk Darya Varia Labolatoria Tbk Gajah Tunggal Tbk Inti Keramik Alam Asri Tbk Kedaung Indag Can Tbk Sekawan Intipratama Tbk Sekar Laut Tbk Tembaga Mulia Semanan Tbk Trias Sentosa Tbk Kimia Farma Tbk KMI Wire and Cable Tbk Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Keramika Indonesia Assosiasi Tbk Mandom Indonesia Tbk Tirta Mahakam Resources Tbk Surya Toto Indonesia Tbk Langgeng Makmur Industry Tbk Multi Prima Sejahtera Tbk Martina Berto Tbk Daftar Perusahaan Sampel 2013
No 1 2 3
Stock ADES CEKA DLTA
Nama Perusahaan Akasha Wira International Tbk Cahaya Kalbar Tbk Delta Djakarta Tbk
94
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
IGAR INAI KBLI KBLM KLBF MBTO MYRX PICO PYFA SPMA BIMA BRNA BUDI CEKA CPIN ROTI SCCO SIAP SIMA SIPD SKLT SMCB
Champion Pasific Indonesia Tbk Indal Aluminium Industry Tbk KMI Wire and Cable Tbk Kabelindo Murni Tbk Kalbe Farma Tbk Martina Berto Tbk Hanson International Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Pyridam Farma Tbk Suparma Tbk Primarindo Asia Infrastructure Tbk Berlina Tbk Budi Acid Jaya Tbk Cahaya Kalbar Tbk Charoen Pokphand Indonesia Tbk Nippon Indosari Corporindo Tbk Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk Sekawan Intipratama Tbk Siwani Makmur Tbk Siearad Produce Tbk Sekar Laut Tbk Holcim Indonesia Tbk Daftar Perusahaan Sampel 2014
No
Stock
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
AKKU ALKA AMFG BUDI FASW GGRM INTP KDSI KAEF LION MLBI ROTI SULI TPIA YPAS HMSP ICBP
Nama Perusahaan Alam Karya Unggul Tbk Alaska Industrindo Tbk Asahimas Flat Glass Tbk Budi Acid Jaya Tbk Fajar Surya Wisesa Tbk Gudang Garam Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kedawung Setia Industrial Tbk Kimia Farma Tbk Lion Metal Works Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Nippon Indosari Corporindo Tbk Sumalindo Lestari Jaya Tbk Chandra Asri Petrochemical Tbk Yana Prima Hasta Persada Tbk Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
95
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
IGAR IMAS INAF INAI INDF INDS MYTX NIPS PICO PRAS PSDN APLI ARNA UNTX
Champion Pasific Indonesia Tbk Indomobil Sukses International Tbk Indofarma Tbk Indal Aluminium Industry Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indospring Tbk Apac Citra Centertex Tbk Nippres Tbk Pelangi Indah Canindo Tbk Prima alloy steel Universal Tbk Prashida Aneka Niaga Tbk Asiaplast Industries Tbk Arwana Citra Mulia Tbk Unitex Tbk
Daftar Perusahaan Outlier (Tereliminasi) No 1 2
Stock LMSH ULTJ
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
JPRS KBLM KBRI LION INDF JPRS AKKU INCI SMCB ASII KBLM LMSH MLBI AUTO SMSM UNVR INCI MYRX
Nama Perusahaan Lionmesh Prima Tbk Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk Jaya Pari Steel Tbk Kabelindo Murni Tbk Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk Lion Metal Works Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Jaya Pari Steel Tbk Alam Karya Unggul Tbk Intan Wijaya Internasional Tbk Holcim Tbk Astra Internasional Tbk Kabelindo Murni Tbk Lionmesh Prima Tbk Multi Bintang Indonesia Tbk Astra Autopart Tbk Selamat Sempurna Tbk Unilever Indonesia Tbk Intan Wijaya Internasional Tbk Hanson Internasional Tbk
Tahun 2010 2010 2010 2010 2010 2010 2011 2011 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2013 2013 2014 2014 2014 2014
96
LAMPIRAN 2 INDEKS PENGUNGKAPAN CSR BERDASARKAN GRI INDICATORS
97
GLOBAL REPORTING INITIATIVES No
Kode
Sifat
Indikator Economic Performance Indicators Aspect: Economic Performance
1
EC 1
Core
2
EC 2
Core
3 4
EC 3 EC 4
Core Core
Nilai ekonomi secara langsung umum dan terdistribusi, termasuk pendapatan, biaya operasional, kompensasi pekerja, donasi dan investasi sosial lainnya, laba ditahan dan pembayaran terhadap providers (hutang) dan pemerintah (pajak) Implikasi finansial dan resiko lainnya dan kesempatan kegiatan organisasi yang berkaitan dengan perubahan iklim Pemenuhan dari organisasi melalui rencana keuntungan obligasi Bantuan keuangan signifikan yang diterima dari pemerintah Aspect: Market Presence/Keberadaan Pasar
5
EC 5
Add
6
EC 6
Core
7
EC 7
Core
Rentang rasio dari upah dibandingkan UMR didasarkan pada lokasi usaha Kebijakan, praktik dan proporsi pengeluaran supplier didasarkan pada lokasi usaha Prosedur untuk penyewaan dan proporsi dari management senior dari komunitas lokal berdasar lokasi usaha
Bersambung pada halaman selanjutnya
98
GLOBAL REPORTING INITIATIVES (Lanjutan) No
Kode
Sifat
Indikator Aspect: Indirect Economic Impacts
8
EC 8
Core
9
EC 9
Add
Perkembangan dan dampak dari investasi infrastruktur dan ketersediaan pelayanan untuk masyarakat melalui komersial, inkind atau pro bono management Pemahaman dan penjelasan dampak ekonomi secara tidak langsung termasuk efek luaran Environmental Performance Indicators Aspect: Materials
10
EN 1
Core
11
EN 2
Core
Material digunakan berdasar berat atau volume Persentase dari material yang digunakan yang berasal dari bahan baku daur ulang Aspect: Energy
12 13
EN 3 EN 4
Core Core
14
EN 5
Add
15
EN 6
Add
Konsumsi energi langsung dari sumber energi utama Konsumsi energi tidak langsung dari sumber energi utama Energi yang tersimpan mempertimbangkan konservasi dan peningkatan efesiensi Inisiatif untuk menyediakan efisien energi atau energi yang dapat diperbarui berdasar produk dan jasa dan pengurangan dalam persyaratan energi sebagai hasil dari insiatif tersebut
Bersambung pada halaman selanjutnya
99
GLOBAL REPORTING INITIATIVES (Lanjutan) No
Kode
16 EN 7
Sifat
Indikator Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan pencapaian pengurangan tersebut
Add Aspect: Water
17 EN 8 18 EN 9 19 EN 10
Core Add Add
Pemakaian total air dari sumber Sumber air secara signifikan terpengaruhi oleh pemakaian air Persentase dan total volume air daur ulang dan reused Aspect: Biodiversity
20 EN 11
Core
21 EN 12 22 EN 13
Core Add
23 EN 14
Add
24 EN 15 Add Bersambung pada halaman selanjutnya
Lokasi dan ukuran dari tanah yang dimiliki, manage atau area yang dilindungi dan area dengan nilai keanekaragaman bio yang tinggi diluar area yang dilindungi Penjelasan dari dampak signifkan dari kegiatan, produk dan jasa tentang kenekaragaman bio dalam area yang dilindungi dan area dengan keanekaragaman bio yang tinggi diluar area yang dilindungi Habitat yang dilindungi atau di kembalikan Strategi, aksi sekarang dan rencana mendatang untuk mengelola dampak yang berkaitan dengan keanekaragam bio Jumlah dari IUCN daftar spesies langka dan daftar spesies konservasi dengan habitat dalam area yang dipengaruhi oleh operasi berdasar pada level dan resiko kepunahan
100
GLOBAL REPORTING INITIATIVES (Lanjutan) No
Kode
Sifat
Indikator Aspect: Emissions, Effluents, and Waste/Emisi, limbah dan pengaliran limbah
25
EN 16
Core
Jumlah gas rumah kaca langsung maupun tidak langsung berdasarkan volume
26
EN 17
Core
Gas rumah kaca tidak langsung yang lain berdasarkan berat atau volume
27
EN 18
Add
28 29 30 31 32
EN 19 EN 20 EN 21 EN 22 EN 23
Core Core Core Core Core
Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaian pengurangan tersebut Emisi penipisan ozone berdasarkan berat atau volume
33
EN 24
Add
Berat limbah yang berbahaya yang melingkupi limbah yang dipindahkan, impor, ekspor dibawah kategoi basel convention annex 1, 2, 3 dan 4 dan prosentase dari limbah yang dipindahkan secara internasional
34
EN 25
Add
Identitas, ukuran, status perlindungan dan nilai keragaman bio dari air dan habitat yang relevan secara signifikan dipengaruhi berdasarkan oleh laporan pembuangan limbah
NO, SO dan emisi udara lainnya yang signifikan berdasarkan tipe dan berat Jumlah limbah kotor berdasarkan kualitas dan destinasi Jumlah berat limbah berdasarkan tipe dan metode pembuangan Jumlah nomor dan volume dari tumpahan yang signifikan
Bersambung pada halaman selanjutnya
101
GLOBAL REPORTING INITIATIVES (Lanjutan) No
Kode
Sifat
Indikator Aspect: Products and Services
35
EN 26
Core
36
EN 27
Core
Inisiatif untuk mengurangi dampak dari lingkungan baik produk maupun jasa dan efek luar lainnya Persentase dari produk yang terjual dan materi pengepak berdasarkan kategori Aspect : Compliance
37
EN 28
Nilai moneter dan total sanksi jumlah non moneter untuk ketidakpatuhan berdasarkan aturan dan hukum lingkungan
Core Aspect : Transport
38
EN 29
Dampak lingkungan signifikan dari pendistribusian produk dan barang lainnya dan materi yang digunakan untuk kegiatan organisasi dan transportasi karyawan ke tempat kerja
Add Aspect : Overall
39
EN 30
Jumlah pengeluaran perlindungan lingkungan dan investasi berdasarkan tipe
Add Labor Practices and Decent Work Performance Indicators Aspect: Employment
40
LA 1
Core
Total lapangan pekerjaan berdasarkan tipe pekerjaan, kontrak pekerjaan dan wilayah
Bersambung pada halaman selanjutnya
102
GLOBAL REPORTING INITIATIVES (Lanjutan) No Kode Sifat 41
LA 2 Core
42
LA 3
Indikator Total jumlah dan level dari karyawan berdasar pada umur, gender dan wilayah Keuntungan yang tersedia untuk karyawan penuh waktu dan yang tidak tersedia untuk karyawan sementara atau paruh waktu, berdasarkan operasi besar
Add Aspect: Labor/Management Relations
43
LA 4 Core
44
LA 5 Core
Persentase dari karyawan berdasarkan persetujuan negosiasi Periode catatan minimum berdasarkan perubahan operational termasuk yang dispesifikasikan dalam persetujuan kolektif Aspect: Occupational Health and Safety
45
LA 6
Add
46
LA 7 Core
47
LA 8 Core
Persentase dari total pekerjaan yang ditampilkan dalam managemen gabungan formal- kesehatan pekerjan dan badan keamanan untuk mengawasi dan menasehati program keamanan dan kesehatan pekerjaan Angka cidera, penyakit, cuti dan absen dan jumlah dari kesalahan pekerja berdasarkan wilayah Pendidikan, training, konsultasi, pencegahan dan program pengawasan resiko untuk membantu karyawan, keluarga mereka dan anggota masyarakat yang berkaitan dengan penyakit serius
Bersambung pada halaman selanjutnya
103
GLOBAL REPORTING INITIATIVES (Lanjutan) No
Kode
Sifat
LA 9
Add
Indikator Topik kesehatan dan keamanan yang terdapat pada perjanjian formal dengan perkumpulan dagang Aspect: Training and Education
48
LA 10
Core
49
LA 11
Add
50
LA 12
Add
Rata-rata angka dari training per tahun per karyawan berdasarkan kategori karyawan Program management keterampilan dan pembelajaran seumur hidup yang mendukung dari kemampuan kerja dan membantu mereka dalam memanaj karir Persentase dari karyawan yang menerima kinerja regular dan review pengembangan karir Aspect: Diversity and Equal Opportunity
51
LA 13
Core
52
LA 14
Core
Komposisi dari badan kepemerintahan dan karyawan per kategori berdasar pada gender, umur, anggota group minoritas dan indikator dari keberagaman lainnya Rasio dari gaji antara karyawan pria dan wanita berdasarkan kategori karyawan
Bersambung pada halaman selanjutnya
104
GLOBAL REPORTING INITIATIVES (Lanjutan) No Kode Sifat
Indikator Human Rights Performance Indicators Aspect: Investment and Procurement Practices
53
HR 1 Core
54
HR 2 Core
55
HR 3
56
HR 4 Core
Persentase dan jumlah perjanjian investasi termasuk pasal HAM atau yang berkaitan dengan hal tersebut Persentase dari supplier dan kontraktor yang telah lolos dari isu HAM dan aksinya Jumlah jam kerja yang ditraining berdasar kebijakan dan prosedur menimbang aspek HAM yang berkaitan dengan operasi termasuk presentase karyawan yang ditraining
Add Aspect: Non-discrimination
Jumlah insiden diskriminasi dan aksi yang diambil Aspect: Freedom of Association and Collective Bargaining
57
Identifikasi operasi yang merupakan hal untuk melatih kebebasan dari asosiasi dan collective bargaining dalam resiko signifikan dan aksi yang diambil untuk mendukung hak tersebut
HR 5 Aspect: Child Labor
58
HR 6 Core
Identifaksi operasi dalam resiko yang signifikan tentang tenaga kerja anak dibawah umur dan mengukur aksi yang dapat menghilangkan tenaga kerja dibawah umur
Bersambung pada halaman selanjutnya
105
GLOBAL REPORTING INITIATIVES (Lanjutan) No Kode Sifat
Indikator Aspect: Forced and Compulsory Labor
59
Identifikasi operasi dalam resiko signifikan sekaligus mengukur untuk mengeliminasi tenaga kerja tetap
HR 7 Core Aspect: Security Practices
60
HR 8
Presentase dari personal keamanan yang dilatih untuk kebijakan dan prosedur organisasi dalam hal HAM yang berkaitan dengan operasi
Add Aspect: Indigenous Rights/Hak Pribumi
61
HR 9
Add
Jumlah insiden terhadap pelanggaran pribumi dan aksi yang diambil Society Performance Indicators Aspect: Community
62
Alam, sekup dan keefektifan dari program dan praktik yang mengukur dan manaj dampak dari kegiatan dalam komunitas, termasuk in, proses dan out
SO 1 Core Aspect: Corruption
63
SO 2 Core
64 SO 3 Core 65 SO 4 Core Bersambung pada halaman selanjutnya
Prosentase dan jumlah unit bisnis yang dianalisis berkaitan dengan korupsi Prosentase dari karyawan yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur anti-korupsi Aksi yang diambil dalam merespon kasus korupsi
106
GLOBAL REPORTING INITIATIVES (Lanjutan) No
Kode
Sifat
Indikator Aspect : Public Policy
66
SO 5
Core
Posisi kebijakan publik dan paritisipasi pada pengembangan kebijakan publik dan lobbying
67
SO 6
Add
Total nilai keuangan dan kontribusi pada partai politik, politikus dan institusi yang berkaitan dengan Negara Aspect: Anti-Competitive Behavior
68
SO 7
Jumlah aksi hukum untuk perilaku anti kompetitif, anti-trust dan praktik monopoli dan hasil mereka
Add Aspect: Compliance
69
SO 8
Nilai moneter dan sanksi non moneter untuk kepatuhan terhadap hukum dan regulasi
Core Product Responsibility Performance Indicators Aspect: Customer Health and Safety
70
PR 1
Core
71
PR 2
Add
Tahapan siklus hidup hal kesehatan dan keamanan produk dan jasa yang diukur berdasar peningkatan dan prosentase dari produk dan jasa yang signifikan seperti prosedur Jumlah insiden dari ketidakpatuhan terhadap regulasi dan aturan informal tentang kesehatan dan keamanan produk dan jasa selama siklus hidup, berdasar tipe outcome
Bersambung pada halaman selanjutnya
107
GLOBAL REPORTING INITIATIVES (Lanjutan) No Kode Sifat
Indikator Aspect : Product and Service Labeling
72
PR 3 Core
73
PR 4
Add
74
PR 5
Add
Tipe dari informasi produk dan jasa dihasilkan oleh prosedur dan prosentase tentang produk dan jasa seperti persyaratan informasi Jumlah insiden ketidakpatuhan dengan regulasi dan aturan informal berdasar informasi dan label produk dan jasa, berdasar tipe outcomes Praktik yang berkaitan dengan kepuasan konsumen termasuk hasil survei yang mengukur kepuasan konsumen Aspect : Marketing Communications
75
PR 6 Core
76
PR 7
Program untuk ketaatan terhadap hukum, standar dan aturan informal berkaitan dengan komunikasi pemasaran termasuk iklan, promosi dan sponsor Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi dan aturan informal berdasar komunikasi pemasaran termasuk iklan, promosi dan sponsor berdasar tipe keluaran
Add Aspect : Customer Privacy
77
PR 8
Jumlah dari komplain pelanggan tentang privacy konsumen dan kehilangan data konsumen
Add Aspect: Compliance
78
PR 9 Core
Nilai moneter untuk ketidakpatuhan berdasar hukum regulasi concerning provisi dan penggunaan produk dan jasa
108
LAMPIRAN 3 DAFTAR PENGOLAHAN DATA
109
Komite Audit No STOCK 2010 STOCK 1 ARGO 3 AISA 2 BRPT 3 AKPI 3 DPNS 3 APLI 4 GGRM 3 ARNA 5 ICBP 3 DAVO 6 INDS 3 ETWA 7 KRAS 3 EKAD 8 LMPI 3 INDF 9 LMSH 3 JPRS 10 SCCO 3 MYOR 11 SSTM 3 TCID 12 ULTJ 3 VOKS 13 UNTX 3 YPAS 14 JECC 3 ADES 15 JPRS 3 AKKU 16 KAEF 3 ALDO 17 KBLI 3 ALKA 18 KBLM 3 INAI 19 KBRI 2 INCI 20 KDSI 2 INDS 21 KIAS 3 INTP 22 KICI 3 SMCB 23 KLBF 3 SMGR 24 LION 3 SMSM 25 UNIT 3 SRSN 26 UNVR 3 SSTM Bersambung ke halaman selanjutnya
2011 3 3 3 3 3 3 3 9 3 3 5 5 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3
STOCK ARGO ASII AUTO BTON DPNS DVLA GJTL IKAI KICI SIAP SKLT TBMS TRST KAEF KBLI KBLM KBRI KDSI KIAS TCID TIRT TOTO LMPI LMSH LPIN MBTO
2012 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2
110
Komite Audit (Lanjutan)
No
Stock
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
ADES CEKA DLTA IGAR INAI KBLI KBLM KLBF MBTO MLBI MYRX PICO PYFA SPMA AUTO BIMA BRNA BUDI CEKA CPIN ROTI SCCO SIAP SIMA SIPD SKLT SMCB -
2013 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 1 3 3 5 -
Stock AKKU ALKA AMFG BUDI FASW GGRM INTP KDSI KAEF LION MLBI ROTI SMSM SULI TPIA UNVR YPAS HMSP ICBP IGAR IMAS INAF INAI INCI INDF INDS MYRX MYTX NIPS PICO PRAS PSDN APLI ARNA UNTX
2014 3 4 6 3 5 4 7 4 5 3 8 3 3 3 7 5 3 6 7 3 7 3 3 3 8 3 4 3 3 3 3 6 3 3 3
111
Ukuran Dewan Komisaris No STOCK 2010 STOCK 1 ARGO 3 AISA 2 BRPT 3 AKPI 3 DPNS 3 APLI 4 GGRM 4 ARNA 5 ICBP 8 DAVO 6 INDS 3 ETWA 7 KRAS 4 EKAD 8 LMPI 2 INDF 9 LMSH 3 JPRS 10 SCCO 3 MYOR 11 SSTM 6 TCID 12 ULTJ 3 VOKS 13 UNTX 4 YPAS 14 JECC 3 ADES 15 JPRS 2 AKKU 16 KAEF 5 ALDO 17 KBLI 5 ALKA 18 KBLM 4 INAI 19 KBRI 3 INCI 20 KDSI 4 INDS 21 KIAS 3 INTP 22 KICI 3 SMCB 23 KLBF 6 SMGR 24 LION 3 SMSM 25 UNIT 2 SRSN 26 UNVR 4 SSTM Bersambung ke halaman selanjutnya
2011 3 5 3 3 3 4 3 9 2 3 5 5 3 3 3 3 4 5 3 9 3 7 6 3 9 6
STOCK ARGO ASII AUTO BTON DPNS DVLA GJTL IKAI KICI SIAP SKLT TBMS TRST KAEF KBLI KBLM KBRI KDSI KIAS TCID TIRT TOTO LMPI LMSH LPIN MBTO
2012 3 11 9 3 3 4 4 3 3 3 3 0 3 5 5 3 2 4 6 5 3 4 3 4 3 2
112
Ukuran Dewan Komisaris (Lanjutan)
No
STOCK
2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
ADES CEKA DLTA IGAR INAI KBLI KBLM KLBF MBTO MLBI MYRX PICO PYFA SPMA AUTO BIMA BRNA BUDI CEKA CPIN ROTI SCCO SIAP SIMA SIPD SKLT SMCB -
3 3 5 3 4 6 3 6 3 7 2 4 5 3 11 3 3 3 3 6 3 3 3 4 3 3 6 -
STOCK
2014
AKKU ALKA AMFG BUDI FASW GGRM INTP KDSI KAEF LION MLBI ROTI SMSM SULI TPIA UNVR YPAS HMSP ICBP IGAR IMAS INAF INAI INCI INDF INDS MYRX MYTX NIPS PICO PRAS PSDN APLI ARNA UNTX
3 4 6 3 5 4 7 4 5 3 8 3 3 3 7 5 3 6 7 3 7 3 3 3 8 3 4 3 3 3 3 6 3 3 3
113
Kepemilikan Manajerial 2010
No
Stock
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
ARGO BRPT DPNS GGRM ICBP INDS KRAS LMPI LMSH SCCO SSTM ULTJ UNTX JECC JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KDSI KIAS KICI KLBF LION UNIT UNVR
Kepemilikan Manajerial Total Saham yang Dimiliki Total Saham Komisaris dan Direksi 15.462.200 209.000 3.009.500 56.087 2.459.500 87.832.084 425.305.500 500 116.510.000 14.910.000 171.765.200
1.924.088.000 5.830.954.000 37.500.000 15.775.000.000 1.008.517.669 9.600.000 205.583.400 1.170.909.181 2.888.382.000 8.068.500 151.200.000.000 750.000.000 5.554.000.000 4.007.235.107 1.120.000.000
6.348.000 137.486.123 120.000
405.000.000 425.000.000 138.000.000 10.156.014.422 52.016.000 75.442.000 7.630.000.000
-
Rasio 0,0000 0,0000 0,0000 0,0080 0,0000 0,0056 0,0002 0,0001 0,2562 0,0000 0,0750 0,1472 0,0001 0,0000 0,1553 0,0027 0,0000 0,1534 0,0000 0,0000 0,0000 0,0460 0,0135 0,0023 0,0000 0,0000
114
Kepemilikan Manajerial 2011
No
Stock
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
AISA AKPI APLI ARNA DAVO ETWA EKAD INDF JPRS MYOR TCID VOKS YPAS ADES AKKU ALDO ALKA INAI INCI INDS INTP SMCB SMGR SMSM SRSN SSTM
Kepemilikan Manajerial Total Saham yang Dimiliki Total Saham Komisaris dan Direksi 800.000 4.583.200 116.510.000 285.225 36.409.135 2.349.500 -
968.297.000 8.780.426.500 750.000.000 201.066.667 831.120.519 668.000.089 589.896.800 230.010.000
300.000 87.003.806 94.330.584
101.533.011 158.400.000 181.035.556 225.000.000 3.681.231.699 7.662.900.000 5.931.520.000 1.439.668.860 6.020.000.000 1.170.909.181
Rasio 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0008 0,0000 0,0005 0,1553 0,0000 0,0014 0,0438 0,0035 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0019 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0604 0,0000 0,0806
115
Kepemilikan Manajerial 2012
No
Stock
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
ARGO ASII AUTO BTON DPNS DVLA GJTL IKAI KICI SIAP SKLT TBMS TRST KAEF KBLI KBLM KBRI KDSI KIAS TCID TIRT TOTO LMPI LMSH LPIN MBTO
Kepemilikan Manajerial Total Saham yang Dimiliki Total Saham Komisaris dan Direksi 8.300.500 7.945.000 18.910.440 313.080 17.500 864.000 106.849.359 125.000 171.765.200 100.239.250 21.611.000 285.225 168.263 1.459.500 -
335.557.450 40.483.553.140 3.855.786.400 331.129.952 138.000.000 600.000.000 690.740.500 2.808.000.000 5.554.000.000 4.007.235.107 1.120.000.000 8.687.995.242 405.000.000 14.929.100.000 201.066.667 1.011.774.750 495.360.000 1.008.517.669 9.600.000 -
Rasio 0,0247 0,0000 0,0021 0,0000 0,0571 0,0000 0,0000 0,0000 0,0023 0,0000 0,0013 0,0000 0,0381 0,0000 0,0000 0,1534 0,0115 0,0534 0,0000 0,0014 0,0000 0,0000 0,0002 0,1520 0,0000 0,0000
116
Kepemilikan Manajerial 2013
No
Stock
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
ADES CEKA DLTA IGAR INAI KBLI KBLM KLBF MBTO MLBI MYRX PICO PYFA SPMA AUTO BIMA BRNA BUDI CEKA CPIN ROTI SCCO SIAP SIMA SIPD SKLT SMCB
Kepemilikan Manajerial Total Saham yang Dimiliki Total Saham Komisaris dan Direksi 2.250.000 300.000 100.000.000 4.372.500 1.004.500 465.000 3.103.000 -
589.896.800 297.500.000 16.013.181 972.204.500 158.400.000 4.007.235.107 1.120.000.000 46.875.122.110 1.070.000.000 21.070.000 15.331.668.396 568.375.000 4.819.733.000 86.000.000
663.000 2.250.000 11.855.384 50.000 8.000.000 864.000 284.892
4.098.997.362 297.500.000 16.398.000.000 5.061.800.000 205.583.400 600.000.000 442.589.871 9.391.108.493 690.740.500 201.066.667
Rasio 0,0000 0,0076 0,0000 0,0000 0,0019 0,0000 0,0893 0,0001 0,0009 0,0000 0,0000 0,0008 0,0000 0,0000 0,0006 0,0000 0,0000 0,0002 0,0076 0,0000 0,0000 0,0577 0,0001 0,0181 0,0000 0,0013 0,0014
117
Kepemilikan Manajerial 2014
No
Stock
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
AKKU ALKA AMFG BUDI FASW GGRM INTP KDSI KAEF LION MLBI ROTI SMSM SULI TPIA UNVR YPAS HMSP ICBP IGAR IMAS INAF INAI INCI INDF INDS MYRX MYTX NIPS PICO PRAS PSDN APLI ARNA UNTX
Kepemilikan Manajerial Total Saham yang Dimiliki Komisaris dan Total Saham Direksi 230.000.000 66.000 101.533.011 367.717.500 4.098.997.362 2.477.888.787 1.924.088.000 3.681.231.699 19.487.000 405.000.000 5.554.000.000 129.500 52.016.000 2.107.000.000 5.061.800.000 120.093.806 1.439.668.860 30.000.000 3.111.401.022 1.879.800 3.286.962.558 76.300 7.630.000.000 2.349.500 668.000.089 4.383.000.000 5.830.954.000 972.204.500 2.765.278.412 3.099.267.500 316.800.000 25.123.776 181.035.556 1.380.020 8.780.426.500 2.856.434 656.249.710 1.271.357.343 14.210.673.396 534.666.577 50.040.000 1.456.666.666 34.745.900 20.051.000 -
701.043.478 1.440.000.000 -
Rasio 0,0000 0,0007 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0481 0,0000 0,0025 0,0000 0,0000 0,0834 0,0096 0,0006 0,0000 0,0035 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,1388 0,0002 0,0044 0,0895 0,0000 0,0344 0,0040 0,0496 0,0139 0,0000 0,0000 0,0000
118
Profitabilitas 2010 ROA No
Stock
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
ARGO BRPT DPNS GGRM ICBP INDS KRAS LMPI LMSH SCCO SSTM ULTJ UNTX JECC JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KDSI KIAS KICI KLBF LION UNIT UNVR
Laba Bersih 22.058.700.759 11.028.221.012 5.146.323.000.000 4.146.282.000.000 1.704.000.000.000 71.109.000.000 1.062.683.000.000 3.313.000.000 7.351.000.000 60.673.000.000 9.918.000.000 107.123.000.000 -25.288.000.000 -1.000.000.000 28.446.000.000 138.716.000.000 48.316.000.000 3.922.000.000 -486.256.000.000 16.892.000.000 18.362.000.000 3.260.000.000 1.286.330.000.000 38.631.000.000 1.347.892.235 3.386.970.000.000
Total asset 897.281.657.710 147.992.617.351 85.938.885.000.000 30.741.679.000.000 13.361.300.000.000 770.769.000.000 17.584.059.000.000 508.865.000.000 78.200.000.000 1.157.613.000.000 872.459.000.000 2.006.596.000.000 153.902.000.000 79.800.000.000 411.282.000.000 1.657.291.834.312 594.564.000.000 403.195.000.000 786.164.000.000 557.752.000.000 1.266.122.000.000 85.940.000.000 7.032.497.000.000 303.900.000.000 309.791.883.807 8.701.262.000.000
ROA 0,0246 0,0745 0,0599 0,1349 0,1275 0,0923 0,0604 0,0065 0,0940 0,0524 0,0114 0,0534 -0,1643 -0,0125 0,0692 0,0837 0,0813 0,0097 -0,6185 0,0303 0,0145 0,0379 0,1829 0,1271 0,0044 0,3893
119
Profitabilitas 2011 ROA No
Stock
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
AISA AKPI APLI ARNA DAVO ETWA EKAD INDF JPRS MYOR TCID VOKS YPAS ADES AKKU ALDO ALKA INAI INCI INDS INTP SMCB SMGR SMSM SRSN SSTM
Laba Bersih 28.446.000.000 138.716.000.000 48.316.000.000 18.362.000.000 3.260.000.000 2.064.000.000.000 5.146.323.000.000 37.685.000.000 37.685.000.000 8.577.656.000.000 140.039.000.000 110.621.000.000 16.621.000.000 25.868.000.000 (8.893.325.000) 6.087.000.000 10.125.000.000 26.357.000.000 (17.169.761.427) 5.017.400.000.000 120.415.000.000 1.063.560.000.000 3.955.272.000.000 241.000.000.000 23.988.000.000 (24.097.000.000)
Total asset 411.282.000.000 1.657.291.834.312 594.564.000.000 1.266.122.000.000 85.940.000.000 15.354.900.000.000 85.938.885.000.000 437.849.000.000 437.849.000.000 58.220.600.000.000 1.130.865.000.000 1.573.039.000.000 223.509.000.000 316.048.000.000 11.767.293.000 184.362.000.000 258.484.000.000 544.282.000.000 125.184.677.577 53.716.000.000.000 1.139.715.000.000 2.468.172.000.000 19.661.603.000.000 1.328.000.000.000 361.182.000.000 843.450.000.000
ROA 0,0692 0,0837 0,0813 0,0145 0,0379 0,1344 0,0599 0,0861 0,0861 0,1473 0,1238 0,0703 0,0744 0,0818 -0,7558 0,0330 0,0392 0,0484 -0,1372 0,0934 0,1057 0,4309 0,2012 0,1815 0,0664 -0,0286
120
Profitabilitas 2012 ROA No
Stock
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
ARGO ASII AUTO BTON DPNS DVLA GJTL IKAI KICI SIAP SKLT TBMS TRST KAEF KBLI KBLM KBRI KDSI KIAS TCID TIRT TOTO LMPI LMSH LPIN MBTO
Laba Bersih 9.224.000.000 (138.824.000.000) 22.460.000.000.000 48.316.000.000 213.421.000.000 234.625.000.000 49.002.000.000 794.883.000.000 2.260.000.000 3.389.850.000 8.000.000.000 31.800.000.000 112.201.000.000 205.133.000.000 125.182.000.000 23.833.078.478 36.546.000.000 36.837.000.000 71.039.000.000 150.374.000.000 -32.218.000.000 235.946.000.000 2.341.000.000 41.283.000.000 16.600.000.000 45.523.000.000
Total asset 216.293.000.000 1.809.814.000.000 182.274.000.000.000 594.564.000.000 745.307.000.000 2.968.185.000.000 600.103.000.000 2.231.051.000.000 94.960.000.000 184.367.259.000 249.800.000.000 709.000.000.000 2.188.129.000.000 2.076.348.000.000 1.161.698.000.000 722.941.000.000 740.753.000.000 570.564.000.000 2.143.815.000.000 1.261.573.000.000 679.649.000.000 1.522.664.000.000 815.153.000.000 128.548.000.000 172.269.000.000 609.494.000.000
ROA 0,0426 -0,0767 0,1232 0,0813 0,2864 0,0000 0,0000 0,0000 0,0238 0,0184 0,0320 0,0449 0,0513 0,0988 0,1078 0,0330 0,0493 0,0646 0,0331 0,1192 -0,0474 0,1550 0,0029 0,3211 0,0964 0,0747
121
Profitabilitas 2013 ROA No
Stock
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
ADES CEKA DLTA IGAR INAI KBLI KBLM KLBF MBTO MLBI MYRX PICO PYFA SPMA AUTO BIMA BRNA BUDI CEKA CPIN ROTI SCCO SIAP SIMA SIPD SKLT SMCB
Laba Bersih 55.656.000.000 65.000.000.000 270.498.000.000 35.030.000.000 5.020.000.000 73.530.000.000 7.678.095.359 2.004.244.000.000 16.163.000.000 1.192.419.000.000 86.298.000.000 -49.790.000.000 10.181.083.000.000 2.531.700.000.000 1.006.262.000.000 -16.149.760.144 5.945.039.000 42.900.000.000 65.000.000.000 42.900.000.000 158.015.000.000 104.962.000.000 -5.779.119.000 6.847.000.000 8.380.000.000 11.400.000.000 952.305.000.000
Total asset 441.064.000.000 1.069.000.000.000 867.041.000.000 314.747.000.000 765.881.000.000 1.337.022.000.000 654.296.000.000 11.315.061.000.000 611.770.000.000 1.782.148.000.000 5.335.862.000.000 2.095.470.000.000 28.380.630.000.000 24.910.200.000.000 12.617.678.000.000 118.007.059.098 90.674.071.000 2.382.900.000.000 1.069.000.000.000 2.382.900.000.000 1.822.689.000.000 1.762.032.000.000 272.597.818.000 65.313.000.000 3.155.680.000.000 302.000.000.000 14.894.990.000.000
ROA 0,1262 0,0608 0,3120 0,1113 0,0066 0,0550 0,0117 0,1771 0,0264 0,6691 0,0162 -0,0238 0,3587 0,1016 0,0798 -0,1369 0,0656 0,0180 0,0608 0,0180 0,0867 0,0596 -0,0212 0,1048 0,0027 0,0377 0,0639
122
Profitabilitas 2014 ROA No
Stock
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
AKKU ALKA AMFG BUDI FASW GGRM INTP KDSI KAEF LION MLBI ROTI SMSM SULI TPIA UNVR YPAS HMSP ICBP IGAR IMAS INAF INAI INCI INDF INDS MYRX MYTX NIPS PICO PRAS PSDN APLI ARNA UNTX
Laba Bersih 5.945.039.000 3.577.000.000 458.635.000.000 28.500.000.000 86.746.000.000 8.577.656.000.000 5.975.000.000.000 44.489.000.000 234.625.000.000 49.002.000.000 794.883.000.000 188.578.000.000 420.000.000.000 33.158.000.000) 18.246.000 7.762.000.000.000 - 8.932.000.000 10.181.083.000.000 2.531.700.000.000 54.899.000.000 -67.093.347.900 1.164.824.606 22.058.700.759 11.028.221.012 5.146.323.000.000 127.657.349.869 1.040.000.000 -158.271.000.000 50.134.988.000 16.066.000.000 11.340.527.608 -28.175.000.000 28.500.000.000 86.746.000.000 8.577.656.000.000
Total asset 90.674.071.000 244.879.000.000 3.918.391.000.000 2.477.000.000.000 5.581.001.000.000 58.220.600.000.000 28.885.000.000.000 952.177.000.000 2.968.185.000.000 600.103.000.000 2.231.051.000.000 2.142.894.000.000 1.749.000.000.000 900.611.000.000 1.923.510.000 14.821.000.000.000 320.495.000.000 28.380.630.000.000 24.910.200.000.000 349.895.000.000 23.471.397.834.920 1.248.343.275.406 897.281.657.710 147.992.617.351 85.938.885.000.000 2.282.666.078.493 5.723.000.000.000 2.041.304.000.000 1.206.854.399.000 626.626.000.000 1.286.827.899.805 620.929.000.000 2.477.000.000.000 5.581.001.000.000 58.220.600.000.000
ROA 0,0656 0,0146 0,1170 0,0115 0,0155 0,1473 0,2069 0,0467 0,0790 0,0817 0,3563 0,0880 0,2401 -0,0368 0,0095 0,5237 -0,0279 0,3587 0,1016 0,1569 -0,0029 0,0009 0,0246 0,0745 0,0599 0,0559 0,0002 -0,0775 0,0415 0,0256 0,0088 -0,0454 0,0115 0,0155 0,1473
123
Likuiditas 2010 No
Stock Aset Lancar
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
ARGO BRPT DPNS GGRM ICBP INDS KRAS LMPI LMSH SCCO SSTM ULTJ UNTX JECC JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KDSI KIAS KICI KLBF LION UNIT UNVR
20.777.514.000.000 13.603.500.000.000 302.146.000.000 22.908.293.000.000 7.017.800.000.000 530.487.000.000 12.287.724.000.000 216.278.000.000 52.938.000.000 1.192.307.119.753 479.591.778.732 955.442.000.000 78.266.000.000 469.200.000.000 285.524.089.280 1.139.549.000.000 532.964.000.000 165.483.000.000 43.416.665.126 354.581.000.000 500.547.902.370 54.204.141.986 5.037.270.000.000 271.268.000.000 100.000.000.000 3.748.130.000.000
Likuiditas Liabilitas Lancar 3.600.230.000.000 6.231.000.000.000 73.320.000.000 8.481.933.000.000 2.701.200.000.000 412.296.000.000 6.930.713.000.000 52.576.000.000 21.657.000.000 923.584.989.481 238.460.976.340 477.558.000.000 296.777.000.000 438.900.000.000 103.141.000.000 469.823.000.000 202.314.000.000 175.594.000.000 125.279.945.082 279.998.000.000 328.468.135.984 7.388.959.310 1.146.489.000.000 28.733.000.000 68.866.575.355 4.402.940.000.000
Rasio 1,5277 2,1832 4,1209 2,7008 2,5980 1,2867 1,7729 4,1136 2,4444 1,2910 2,0112 2,0007 0,2637 1,0690 2,7683 2,4255 2,6343 0,9424 0,3466 1,2664 1,5239 7,3358 4,3936 9,4410 1,4521 0,8513
124
Likuiditas 2011 Likuiditas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Stock AISA AKPI APLI ARNA DAVO ETWA EKAD INDF JPRS MYOR TCID VOKS YPAS ADES AKKU ALDO ALKA INAI INCI INDS INTP SMCB SMGR SMSM SRSN SSTM
Aset Lancar 1.192.307.119.753 479.591.778.732 955.442.000.000 100.000.000.000 3.748.130.000.000 234.485.000.000 5.250.245.000.000 24.608.600.000.000 305.037.245.509 532.964.000.000 69.876.058.858 1.357.376.655.273 104.594.000.000 128.835.000.000 1.971.884.000 105.154.000.000 246.208.535.000 383.677.000.000.000 99.731.859.727 24.608.600.000.000 793.907.000.000 2.468.172.000.000 7.646.145.000 816.000.000.000 259.288.000.000 469.277.014.808
Liabilitas Lancar 923.584.989.481 238.460.976.340 477.558.000.000 68.866.575.355 4.402.940.000.000 232.930.000.000 1.575.552.000.000 12.670.200.000.000 90.141.502.507 202.314.000.000 61.651.259.535 1.054.553.072.579 70.566.000.000 75.394.000.000 5.817.696.000 86.993.000.000 195.541.102.000 322.571.000.000.000 8.904.208.439 12.670.200.000.000 330.239.000.000 1.683.799.000.000 2.889.137.000 340.000.000.000 81.670.000.000 256.793.923.076
Rasio 1,2910 2,0112 2,0007 1,4521 0,8513 1,0067 3,3323 1,9422 3,3840 2,6343 1,1334 1,2872 1,4822 1,7088 0,3389 1,2088 1,2591 1,1894 11,2005 1,9422 2,4040 1,4658 2,6465 2,4000 3,1748 1,8274
125
Likuiditas 2012
Likuiditas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Stock ARGO ASII AUTO BTON DPNS DVLA GJTL IKAI KICI SIAP SKLT TBMS TRST KAEF KBLI KBLM KBRI KDSI KIAS TCID TIRT TOTO LMPI LMSH LPIN MBTO
Aset Lancar 392.895.000.000 75.799.000.000 3.205.631.000.000 3.991.116.000.000 84.504.115.259 381.085.000.000 5.535.165.000.000 363.881.019.917 62.084.354.412 86.625.682.000 125.700.000.000 966.806.112.377 824.544.000.000 1.505.798.000.000 751.100.000.000 430.524.000.000 35.556.230.959 369.492.000.000 636.294.124.603 726.505.000.000 401.185.000.000 1.089.798.514.557 432.213.000.000 101.833.000.000 95.726.000.000 459.791.000.000
Liabilitas Lancar 498.085.000.000 54.178.000.000 2.751.766.000.000 1.347.466.000.000 154.172.355.110 227.422.000.000 4.695.987.000.000 320.197.405.822 12.934.399.457 65.708.930.000 88.800.000.000 448.767.622.942 643.330.000.000 537.184.000.000 244.597.000.000 441.527.000.000 15.460.305.339 232.231.000.000 108.570.716.767 203.321.000.000 409.237.000.000 496.494.829.421 348.710.000.000 25.036.000.000 32.995.000.000 112.665.000.000
Rasio 0,7888 1,3991 1,1649 2,9619 0,5481 1,6757 1,1787 1,1364 4,7999 1,3183 1,4155 2,1544 1,2817 2,8031 3,0708 0,9751 2,2998 1,5911 5,8606 3,5732 0,9803 2,1950 1,2395 4,0675 2,9012 4,0810
126
Likuiditas 2013 Likuiditas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Stock ADES CEKA DLTA IGAR INAI KBLI KBLM KLBF MBTO MLBI MYRX PICO PYFA SPMA AUTO BIMA BRNA BUDI CEKA CPIN ROTI SCCO SIAP SIMA SIPD SKLT SMCB
Aset Lancar 196.755.000.000 847.045.774.616 748.111.003.000 262.716.285.534 543.234.334.813 917.081.000.000 352.671.000.000 7.497.319.451.543 510.203.000.000 706.252.000.000 108.574.000.000 514.300.000.000 1.454.622.022.641 108.574.000.000 5.029.517.000.000 97.686.030.395 -12.219.421.000 1.094.079.000.000 847.045.774.616 8.824.900.000.000 363.881.019.917 1.454.622.022.641 149.886.305.000 23.640.000.000 1.403.400.000.000 155.100.000.000 2.085.055.000.000
Liabilitas Lancar 108.730.000.000 518.961.631.842 158.991.000.000 77.516.948.155 439.441.122.554 359.617.000.000 368.703.000.000 2.640.590.023.748 137.513.000.000 722.542.000.000 358.599.000.000 10.716.500.000.000 1.043.362.648.524 358.599.000.000 2.661.312.000.000 182.739.919.441 456.451.073.000 1.016.562.000.000 518.961.631.842 2.327.048.000.000 320.197.405.822 1.043.362.648.524 150.401.554.000 32.790.000.000 1.224.770.000.000 125.700.000.000 3.262.054.000.000
Rasio 1,8096 1,6322 4,7054 3,3891 1,2362 2,5502 0,9565 2,8393 3,7102 0,9775 0,3028 0,0480 1,3942 0,3028 1,8899 0,5346 -0,0268 1,0763 1,6322 3,7923 1,1364 1,3942 0,9966 0,7210 1,1458 1,2339 0,6392
127
Likuiditas 2014 Likuiditas No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Stock AKKU ALKA AMFG BUDI FASW GGRM INTP KDSI KAEF LION MLBI ROTI SMSM SULI TPIA UNVR YPAS HMSP ICBP IGAR IMAS INAF INAI INCI INDF INDS MYRX MYTX NIPS PICO PRAS PSDN APLI ARNA UNTX
Aset Lancar 67.000.642.000 219.581.000.000 2.263.728.000.000 988.526.000.000 1.795.623.302.020 38.532.600.000.000 16.086.773.000.000 556.324.000.000 2.040.431.000.000 488.269.000.000 816.494.000.000 420.316.388.535 1.134.000.000.000 297.211.000.000 666.434.000 6.337.000.000.000 130.491.000.000 20.777.514.000.000 13.603.500.000.000 302.146.000.000 11.845.370.194.860 782.887.635.406 644.378.101.805 86.975.126.394 40.995.736.000.000 975.954.232.621 666.000.000.000 581.717.000.000 671.452.283.000 457.862.000.000 566.779.211.419 289.765.000.000 782.887.635.406 644.378.101.805 10.034.250
Liabilitas Lancar 34.069.602.000 173.277.000.000 398.238.000.000 945.117.000.000 1.838.653.252.008 23.783.134.000.000 3.260.559.000.000 406.688.000.000 854.812.000.000 132.155.000.000 1.588.801.000.000 307.608.669.233 537.000.000.000 386.373.000.000 477.912.000 8.865.000.000.000 94.377.000.000 13.600.230.000.000 6.231.000.000.000 73.320.000.000 11.473.255.532.702 600.565.585.352 595.335.758.497 6.761.434.983 22.681.686.000.000 335.123.443.360 602.000.000.000 1.368.816.000.000 518.914.798.000 395.526.000.000 564.899.086.298 197.878.000.000 600.565.585.352 595.335.758.497 35.988.912
Rasio 1,9666 1,2672 5,6844 1,0459 0,9766 1,6202 4,9337 1,3679 2,3870 3,6947 0,5139 1,3664 2,1117 0,7692 0,0095 0,5237 1,3827 1,5277 2,1832 4,1209 1,0324 1,3036 1,0824 12,8634 1,8074 2,9122 1,1063 0,4250 1,2940 1,1576 1,0033 1,4644 1,3036 1,0824 0,2788
128
Profil Perusahaan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
STOCK ARGO BRPT DPNS GGRM ICBP INDS KRAS LMPI LMSH SCCO SSTM ULTJ UNTX JECC JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KDSI KIAS KICI KLBF LION UNIT UNVR
2010 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
STOCK AISA AKPI APLI ARNA DAVO ETWA EKAD INDF JPRS MYOR TCID VOKS YPAS ADES AKKU ALDO ALKA INAI INCI INDS INTP SMCB SMGR SMSM SRSN SSTM
2011 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
STOCK ARGO ASII AUTO BTON DPNS DVLA GJTL IKAI KICI SIAP SKLT TBMS TRST KAEF KBLI KBLM KBRI KDSI KIAS TCID TIRT TOTO LMPI LMSH LPIN MBTO
2012 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0
Bersambung ke halaman selanjutnya
129
Profil Perusahaan (Lanjutan) No
STOCK
2013
STOCK
2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
ADES CEKA DLTA IGAR INAI KBLI KBLM KLBF MBTO MLBI MYRX PICO PYFA SPMA AUTO BIMA BRNA BUDI CEKA CPIN ROTI SCCO SIAP SIMA SIPD SKLT SMCB -
1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 -
AKKU ALKA AMFG BUDI FASW GGRM INTP KDSI KAEF LION MLBI ROTI SMSM SULI TPIA UNVR YPAS HMSP ICBP IGAR IMAS INAF INAI INCI INDF INDS MYRX MYTX NIPS PICO PRAS PSDN APLI ARNA UNTX
1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0
130
Regulasi Pemerintah
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
STOCK ARGO BRPT DPNS GGRM ICBP INDS KRAS LMPI LMSH SCCO SSTM ULTJ UNTX JECC JPRS KAEF KBLI KBLM KBRI KDSI KIAS KICI KLBF LION UNIT UNVR
2010 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
STOCK AISA AKPI APLI ARNA DAVO ETWA EKAD INDF JPRS MYOR TCID VOKS YPAS ADES AKKU ALDO ALKA INAI INCI INDS INTP SMCB SMGR SMSM SRSN SSTM
2011 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
STOCK ARGO ASII AUTO BTON DPNS DVLA GJTL IKAI KICI SIAP SKLT TBMS TRST KAEF KBLI KBLM KBRI KDSI KIAS TCID TIRT TOTO LMPI LMSH LPIN MBTO
2012 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Bersambung ke halaman selanjutnya
131
Regulasi Pemerintah (Lanjutan) No
STOCK
2013
STOCK
2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
ADES CEKA DLTA IGAR INAI KBLI KBLM KLBF MBTO MLBI MYRX PICO PYFA SPMA AUTO BIMA BRNA BUDI CEKA CPIN ROTI SCCO SIAP SIMA SIPD SKLT SMCB -
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -
AKKU ALKA AMFG BUDI FASW GGRM INTP KDSI KAEF LION MLBI ROTI SMSM SULI TPIA UNVR YPAS HMSP ICBP IGAR IMAS INAF INAI INCI INDF INDS MYRX MYTX NIPS PICO PRAS PSDN APLI ARNA UNTX
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
132
Pengungkapan CSR 2010 Stock Indikator 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 Total Rasio
ARGO BRPT DPNS GGRM ICBP INDS KRAS LMPI LMSH SCCO SSTM ULTJ UNTX JECC 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1 5 3 4 7 4 5 3 2 0,04 0,013 0,064 0,038 0,05 0,09 0,05 0,06 0,04 0,026
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JPRS
KAEF
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KBLI KBLM KBRI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0,038
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KDSI
KIAS
KICI
KLBF
LION UNIT UNVR
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 2 3 5 2 4 3 1 0,051 0,0256 0,038 0,064 0,026 0,051 0,038 0,013
133
Pengungkapan CSR 2011 Stock Indikator 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 Total Rasio
AISA AKPI APLI ARNA DAVO ETWA EKAD INDF JPRS MYOR TCID VOKS YPAS ADES AKKU ALDO ALKA INAI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0,064
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 9 0,03 0,12
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
INCI
INDS
INTB SMCB SMGR SMSM SRSN SSTM
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4 3 3 3 5 3 3 2 3 5 2 4 3 3 2 0,05 0,05 0,038 0,038 0,0385 0,064 0,038 0,038 0,026 0,0385 0,064 0,026 0,051 0,038 0,038 0,026
134
Pengungkapan CSR 2012 Stock ARGO ASII AUTO BTON DPNS DVLA GJTL IKAI KICI SIAP SKLT TBMS TRST KAEF KBLI KBLM KBRI KDSI KIAS TCID TIRT TOTO LMPI LMSH LPIN MBTO Indikator 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 19 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 35 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 37 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 39 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 41 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 42 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 43 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 44 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 46 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 47 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 51 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 52 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 53 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 54 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 55 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 56 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 57 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 58 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 59 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 61 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 62 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 63 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 64 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 65 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 66 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 67 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 68 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 69 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 70 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 71 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 72 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 73 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 74 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 76 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 77 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 78 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 5 3 8 0 4 0 0 0 7 4 3 0 2 5 2 8 1 4 1 2 1 6 4 3 0 2 Rasio 0,064 0,04 0,103 0 0,051 0 0 0 0,09 0,05 0,04 0 0,026 0,064 0,0256 0,103 0,013 0,051 0,013 0,0256 0,013 0,077 0,051 0,038 0 0,026
135
Pengungkapan CSR 2013 Stock ADES CEKA DLTA IGAR INAI KBLI KBLM KLBF MBTO MLBI MYRX PICO PYFA SPMA AUTO BIMA BRNA BUDI CEKA CPIN ROTI SCCO SIAP SIMA SIPD SKLT SMCB Indikator 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 19 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 35 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 39 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 41 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 42 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 43 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 44 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 46 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 47 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 48 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 49 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 51 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 52 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 53 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 54 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 55 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 56 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 57 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 58 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 59 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 60 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 61 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 62 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 63 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 64 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 65 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 66 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 67 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 68 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 69 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 70 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 71 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 72 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 73 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 74 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 75 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 76 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 77 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 78 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Total 5 4 7 2 4 6 4 3 5 3 2 4 0 0 5 4 4 1 4 6 2 3 4 3 3 3 1 Rasio 0,064 0,05 0,09 0,03 0,051 0,077 0,051 0,04 0,06 0,04 0,03 0,05 0 0 0,0641 0,051 0,051 0,013 0,051 0,0769 0,026 0,038 0,051 0,038 0,038 0,038 0,013
136
Pengungkapan CSR 2014 Stock AKKU ALKA AMFG BUDI FASW GGRM Indikator 1 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 0 8 0 1 1 0 0 1 9 0 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0 0 19 1 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 0 21 0 0 0 0 0 0 22 0 0 1 0 0 0 23 0 0 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0 0 0 26 0 0 0 0 0 0 27 0 0 0 0 0 0 28 0 0 0 0 0 0 29 0 0 0 0 0 0 30 0 0 0 0 0 0 31 0 0 0 0 0 0 32 0 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 0 34 0 0 0 0 0 0 35 1 0 1 0 1 0 36 0 0 0 0 0 0 37 1 0 0 0 0 0 38 0 0 0 0 0 0 39 0 0 0 0 0 1 40 0 0 0 0 0 0 41 0 0 1 0 0 0 42 0 0 0 0 0 1 43 0 1 0 0 0 0 44 0 0 0 1 0 0 45 0 0 0 0 0 0 46 1 1 0 1 0 1 47 0 0 1 1 1 0 48 0 0 0 0 0 0 49 0 0 0 0 0 0 50 0 0 0 0 0 0 51 1 0 0 0 0 0 52 0 0 0 0 0 0 53 0 0 0 0 0 0 54 0 1 0 0 0 0 55 0 0 0 0 0 0 56 0 0 1 0 0 0 57 0 0 0 0 0 1 58 1 1 0 0 0 1 59 0 0 0 0 0 0 60 1 0 0 0 0 0 61 0 0 1 0 1 0 62 0 0 0 0 0 0 63 0 0 0 0 0 0 64 0 0 0 0 0 0 65 0 0 0 0 0 0 66 0 0 0 0 0 0 67 0 0 0 0 0 0 68 0 0 0 0 0 0 69 0 0 0 0 0 0 70 0 0 0 0 0 0 71 0 0 0 0 0 0 72 0 0 0 0 0 0 73 0 0 0 0 0 0 74 0 0 0 0 0 0 75 0 0 0 0 0 0 76 0 0 0 0 0 0 77 0 0 0 0 0 0 78 0 0 0 0 0 0 Total 7 5 7 3 3 6 Rasio 0,09 0,06 0,09 0,04 0,038 0,077
INTP KDSI KAEF LION MLBI ROTI SMSM SULI 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0,038
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 2 3 5 0,05 0,03 0,04 0,06
TPIA UNVR YPAS HMSP ICBP IGAR IMAS INAF INAI INCI
INDF INDS MYRX MYTX NIPS PICO PRAS PSDN APLI ARNA UNTX
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 4 3 7 3 5 8 4 6 3 4 6 2 3 2 4 5 3 3 3 7 3 5 2 0,04 0,051 0,038 0,0897 0,038 0,064 0,103 0,051 0,0769 0,038 0,051 0,077 0,026 0,038 0,026 0,051 0,0641 0,038 0,038 0,038 0,0897 0,038 0,064 0,03
137
LAMPIRAN 4 HASIL OUTPUT SPSS
138
1.
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
120 Mean
a,b
Normal Parameters
,0000000
Std. Deviation
Most Extreme Differences
,02230961
Absolute
,121
Positive
,121
Negative
-,080
Kolmogorov-Smirnov Z
1,329
Asymp. Sig. (2-tailed)
,059
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Hasil Uji Multikonilearitas
2.
a
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
,014
,007
KM
-,027
,119
KA
,007
UDK
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
2,009
,047
-,019
-,232
,817
,945
1,058
,003
,335
2,101
,038
,253
3,956
,001
,002
,068
,541
,590
,403
2,484
ROA
,036
,029
,117
1,246
,215
,728
1,374
LQD
,001
,002
,039
,394
,694
,673
1,485
-,002
,005
-,037
-,416
,678
,797
1,255
,005
,010
,070
,498
,619
,326
3,070
1
PP REG
a. Dependent Variable: CSR
139
3.
Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) a
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
Std. Error
(Constant)
Beta
,020
,004
5,173
,000
KM
-,126
,069
-,169
-1,839
,069
KA
,000
,002
-,028
-,159
,874
UDK
,001
,001
,099
,705
,483
ROA
,027
,017
,167
1,592
,114
LQD
,001
,001
,155
1,423
,157
PP
-,002
,003
-,085
-,849
,398
REG
-,007
,006
-,187
-1,196
,234
1
a. Dependent Variable: ABS_RES1
4.
Hasil Uji Autokorelasi
b
Model Summary Model
R
R Square
a
1
,527
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,278
,233
Durbin-Watson
,0229962
1,761
a. Predictors: (Constant), REG, KM, ROA, PP, LQD, UDK, KA b. Dependent Variable: CSR
5. Hasil Uji Hipotesis a. Koefisien Determinasi b
Model Summary Model
1
R
R Square
a
,527
,278
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,233
,0229962
a. Predictors: (Constant), REG, KM, ROA, PP, LQD, UDK, KA b. Dependent Variable: CSR
140
b. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) a
Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
,014
,007
KM
-,027
,119
KA
,007
UDK
t
Sig.
Beta 2,009
,047
-,019
-,232
,817
,003
,335
2,101
,038
,001
,002
,068
,541
,590
ROA
,036
,029
,117
1,246
,215
LQD
,001
,002
,039
,394
,694
-,002
,005
-,037
-,416
,678
,005
,010
,070
,498
,619
1
PP REG
a. Dependent Variable: CSR
c.
Hasil Uji Signifikansi Parameter Simultan (Uji F) a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
,023
7
,003
Residual
,059
112
,001
Total
,082
119
F
Sig.
6,162
,000
b
a. Dependent Variable: CSR b. Predictors: (Constant), REG, KM, ROA, PP, LQD, UDK, KA
141