Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM MEWUJUDKAN KAMPUS BERBUDAYA LINGKUNGAN Implementation Of Environmental Education In The Making Cultured Campus Environment Endang Srilestari, S.Pd., M.Pd IKIP BUDI UTOMO MALANG (email:
[email protected]) Hp.081235805416 / 087859610685 WA Abstrak Kampus merupakan tempat di mana mahasiswa dan kaum intelektual berkumpul. Kampus adalah tempat di mana mahasiswa mampu menjadi pribadi yang kreatif, mandiri dengan minat dan kemampuan yang dia miliki. Kampus adalah tempat yang tidak hanya sebagai tempat belajar namun riset dan juga mengabdi baik itu untuk masyarakat sekitar ataupun Negara. Untuk merealisasikan kegiatan tersebut, maka diperlukan sebuah program kegiatan berkelanjutan melalui kegiatan pembinaan pendidikan kesadaran lingkungan hidup bagi seluruh warga kampus, sehingga tercipta kampus yang berbudaya lingkungan. Berdasarkan latar belakang di atas maka munculah rumusan masalah yang menjadi bahan pembahasan dari tulisan ini, yaitu: a.Bagaimana pendidikan lingkungan hidup dilaksanakan di kampus khususnya Program Studi Pendidikan Biologi? b.Bagaimanakah implementasi pendidikan lingkungan hidup terhadap terwujudnya kampus berbudaya lingkungan khususnya Program Studi Pendidikan Biologi? Dengan tujuan penulisan: a. Mengetahui pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di kampus (khususnya Program Studi Pendidikan Biologi), dan b. Mengetahui implementasi pendidikan lingkungan hidup terhadap terwujudnya kampus berbudaya lingkungan (khususnya Program Studi Pendidikan Biologi). Dan dengan pendidikan lingkungan hidup diharapkan mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi peduli akan lingkungan sekitarnya sebagai insan yang berpendidik dan berintelektual. Dalam upaya merealisasikan tujuan tersebut, maka perlu adanya inovasi dan kreatifitas civitas kampus yang peduli dan berbudaya lingkungan. Sebab dengan konsep kampus berbudaya lingkungan diharapkan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa dalam mengelola keseimbangan lingkungan hidup. Tujuan lainnya adalah membentuk pribadi mahasiswa yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan intelektual dalam mencapai kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, kecerdasan advertensi, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, serta kecerdasan emosional dalam mengelola keseimbangan lingkungan. Kata kunci: implementasi pendidikan lingkungan, kampus berbudaya lingkungan Abstract The campus is a place where student and intellectuals gather. Campus is a place where student coulds be a creative individual, slelf-interest and abilities that he possesses. Campus is a place not only as places of research and learning but also serve both to the local community or the state. To realize these activities, will require an ongoing program activities through awareness building activities of environmental education for all citizens of the campus, so as to sreate a civilized campus environment. Based on the above background then comes the problem formulation is the subject of discussion of this article, navnely: environmental education a. How held on campus ,especially biology education studies program? a. How implementation of environmental education to the realization of cultural campus environment espesially biology education studies program? 1029
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
With the purpose of writing: a. Knowing the implementation of environmental education in college especially biology education studies program, and b. Knowing the implementation of environmental education to the realization of cultural campus environment especially biology education studies program. And with the expected environmental education biology education studies program students care about the surrounding environment as ahuman being and educated intellectual. In an effort to realize these objectives, the need for innovation and creativity of the campus community that cares and cultured environment. Because the concept of campus culture environment is expected to improve the quality of student in managing the environmental balance. Another aim is to form students´ personal harmony with the needs of intelectual development in a achieving intrapersonal intelligence, interpersonal, visualspatial, musical, advertisement intelligence, creative intelligence, spiritual intelligence and moral, and emotional intelligence in managing the environmental balance. Key word: implementation of environmental education, campus culture environment. PENDAHULUAN Latar Belakang Kampus merupakan tempat di mana mahasiswa dan kaum intelektual berkumpul. Kampus adalah tempat di mana mahasiswa mampu menjadi pribadi yang kreatif, mandiri dengan minat dan kemampuan yang dia miliki. Kampus adalah tempat yang tidak hanya sebagai tempat belajar namun riset dan juga mengabdi baik itu untuk masyarakat sekitar ataupun Negara. Untuk itulah diperlukan suatu proses pendidikan, dimana proses pendidikan mencakup proses hominisasi dan proses humanisasi (mahasiswa telah mendapatkan matakuliah khusus kebudiutamaan di kampus IKIP Budi Utomo Malang). Terkait dengan itu relevansi budaya demokrasi multikultural dihidupkan dalam seluruh proses belajar mengajar. Dengan budaya seperti itu jiwa demokrasi mahasiswa yang berjiwa intelek akan tumbuh dan berkembang secara baik. Perubahan pendidikan kearah yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai upaya, diantaranya dengan menciptakan kampus yang baik dan ideal untuk memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. Menciptakan kondisi yang baik bagi kampus untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran civitas kampus, sehingga di kemudian hari civitas kampus dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya civitas kampus yang peduli dan berbudaya lingkungan. Disamping pengembangan norma-norma dasar yang antara lain: kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Serta penerapan prinsip dasar yaitu: partisipatif, dimana komunitas kampus terlibat dalam manajemen kampus yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran serta berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komperehensif.
1030
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang kini telah dan semakin marak diterapkan di kampus adalah bukan mempekerjakan mahasiswa sebagai pekerja di lingkungan kampus, tetapi membangun jiwa cinta lingkungan, dengan harapan bahwa generasi berikut menjadi generasi yang berbudaya lingkungan dan menjadi sebuah habit bagi semua civitas kampus. Untuk maksud tersebut, kampus dan semua stake-holder serta pemerhati lingkungan hidup melakukan konsistensi yang holistik kepada konsumen pendidikan tentang peran lingkungan terhadap keberlangsungan kehidupan di bumi, ancaman terhadap kehidupan dan solusi penyelamatan kehidupan di bumi, serta menjelaskan tentang porsi perhatian kampus dalam hal ini mahasiswa terhadap ekosistim lingkungan hidup sekitarnya. Tujuan lainnya adalah dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga kampus dalam upaya pelestarian lingkungan hidup secara umum, juga untuk dapat mengajak warga kampus melaksanakan proses belajar mengajar materi lingkungan hidup dan turut berpartisipasi melestarikan serta menjaga lingkungan hidup di kampus dan sekitarnya. Untuk merealisasikan kegiatan dimaksud, maka diperlukan sebuah program kegiatan berkelanjutan melalui kegiatan pembinaan pendidikan kesadaran lingkungan hidup bagi seluruh warga kampus, sehingga tercipta kampus yang berbudaya lingkungan. Megingat masih banyaknya mahasiswa yang kurang sadar atau bahkan kurang peduli akan budaya lingkungan misalnya mahaiswa cowok beranting, merokok tidak pada tempatnya, rambut panjang untuk cowok, atau juga etika kebersihan kelas dan memakai kaos oblong atau tidak bersepatu di lingkungan kampus, meskipun sudah tertulis di kontrak kuliah, masih saja ada mahaiswa yang melanggar. Bertolak dari latar belakang tersebut maka munculah rumusan masalah yang menjadi bahan pembahasan dari tulisan ini, yaitu: a.Bagaimanakah pendidikan lingkungan hidup dilaksanakan di kampus (khususnya Prodi.Pend.Biologi)? dan b.Bagaimanakah implementasi pendidikan lingkungan hidup terhadap terwujudnya kampus berbudaya lingkungan (khususnya Prodi.Pend.Biologi)? Dengan tujuan penulisan: a. Mengetahui pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di kampus (khususnya Prodi.Pend.Biologi) , dan b. Mengetahui implementasi pendidikan lingkungan hidup terhadap terwujudnya kampus berbudaya lingkungan (khususnya Prodi.Pend.Biologi). Dan dengan pendidikan lingkungan hidup diharapkan mahasiswa peduli akan lingkungan sekitarnya sebagai insan yang berpendidik dan berintelektual tinggi. KAJIAN PUSTAKA Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung (Pratomo, 2008). Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika berada di kampus, lingkungan biotiknya mahaiswa, dosen, dan semua orang yang ada di kampus, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di lingkungan kampus, serta hewan-hewan yang 1031
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung kampus, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Secara khusus, sering digunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi. Adapun menurut UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (Pratomo, 2008). Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: a.Unsur Hayati (Biotik) Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia. b.Unsur Sosial Budaya Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat. c.Unsur Fisik (Abiotik) Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain. Ilmu lingkungan adalah ilmu tentang kenyataan lingkungan hidup, serta bagaimana pengelolaannya agar menjaga dan menjamin kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Landasan dasar dari ilmu lingkungan adalah ekologi yang mengajarkan struktur, interaksi, dan ketergantungan semua komponen dalam kehidupan yang satu dengan yang lainnya. Semua komponen memiliki peran yang sama penting, sehingga eksistensi serta kesejahteraannya harus dipelihara. Secara ekologi, semua komponen tersebut berperan dalam jaring-jaring kehidupan, di mana manusia hanyalah satu di antara ratusan ribu jenis yang ada. Sebagai manusia, kita mempunyai keterbatasan untuk mengerti apa yang sebenarnya dikehendaki oleh setiap individu atau setiap jenis makhluk hidup lainnya. Menurut Pratomo (2008) bahwa pendidikan lingkungan hidup sangatlah penting. Dengan diberikannya pendidikan ini pada masyarakat, diharapkan munculnya kesadaran agar lingkungan tumbuh dan berkembang dengan baik, untuk selanjutnya terjadi perubahan 1032
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
sikap pandangan serta perilaku terhadap lingkungan. Oleh karena itu, pendidikan lingkungan hidup harus diberikan untuk semua tingkatan dan umur, baik melalui jalur formal dan non-formal. Pendidikan lingkungan merupakan salah satu faktor penting untuk meminimalisasi kerusakan lingkungan hidup dan merupakan sarana yang penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang dapat melaksanakan prinsip pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 1986, pendidikan lingkungan hidup dimasukkan ke dalam pendidikan formal dengan dibentuknya mata pelajaran Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Tujuan pendidikan lingkungan hidup adalah menjadikan masyarakat sadar dan sensitif terhadap lingkungan dan berbagai masalahnya, serta memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, motivasi, dan kesediaan untuk bekerja secara perorangan atau kelompok ke arah pemecahan dan pencegahan masalah-masalah lingkungan hidup (Karim, 2003). Pendidikan memainkan peranan sebagai pembentuk dan penyebar nilai-nilai baru yang diperlukan untuk menghadapi tuntutan-tuntutan lingkungan. Dalam kaitannya dengan usaha pengembangan sumber daya manusia, diarahkan pada tujuan khusus seperti pembangunan nasional, pengawasan lingkungan, dan tujuan lain. Namun, pada akhirnya usaha ini harus dipahami sebagai usaha mempertinggi martabat manusia dan mempertinggi mutu hidup manusia. Inilah fungsi yang melekat pada pendidikan lingkungan, tidak hanya sekedar menjaga kelestarian kehadiran manusia di bumi, melainkan juga meraih mutu hidup tertinggi sesuai martabatnya. Pendidikan lingkungan hidup memasukkan aspek afektif yaitu tingkah laku, nilai dan komitmen yang diperlukan untuk membangun masyarakat yang berkelanjutan (sustainable). Pencapaian tujuan afektif ini biasanya sukar dilakukan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran dosen perlu memasukkan metode-metode yang memungkinkan berlangsungnya klarifikasi dan internalisasi nilai-nilai (mengingat mahaiswa kita adalah multikultur dan majemuk). Dalam pendidikan lingkungan hidup perlu dimunculkan atau dijelaskan bahwa dalam kehidupan nyata memang selalu terdapat perbedaan nilai-nilai yang dianut oleh individu. Perbedaan nilai tersebut dapat menimbulkan kontroversi/pertentangan pendapat. Oleh karena itu, pendidikan lingkungan hidup perlu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk membangun ketrampilan yang dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Beberapa ketrampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah diantaranya : 1) Kemampuan berkomunikasi, yakni mendengarkan, berbicara di depan umum, menulis secara persuasif, dan desain grafis; 2) Investigasi (investigation), yakni merancang survey, studi pustaka, melakukan wawancara, menganalisa data; 3) Ketrampilan bekerja dalam kelompok (group process), yakni kepemimpinan, pengambilan keputusan dan kerjasama (Zahara, 2003). Prinsip-prinsip Pendidikan Lingkungan Hidup: a. Mempertimbangkan lingkungan sebagai suatu totalitas-alami dan buatan, bersifat teknologi dan sosial (ekonomi, politik, kultural, historis, moral, estetika). b. Merupakan suatu proses yang berjalan secara terus menerus dan sepanjang hidup, dimulai pada jaman pra-sekolah, dan berlanjut ke tahap pendidikan formal maupun non formal. 1033
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
c.Mempunyai pendekatan yang sifatnya interdisipliner, dengan menarik/mengambil isi atau ciri spesifik dari masing-masing disiplin ilmu sehingga memungkinkan suatu pendekatan yang holistik dan perspektif yang seimbang. d.Meneliti (examine) isu lingkungan yang utama dari sudut pandang lokal, nasional, regional dan internasional, sehingga mahasiswa dapat menerima insight mengenai kondisi lingkungan di wilayah geografis yang lain. e. Memberi tekanan pada situasi lingkungan saat ini dan situasi lingkungan yang potensial, dengan memasukkan pertimbangan perspektif historisnya. f. Mempromosikan nilai dan pentingnya kerjasama lokal, nasional dan internasional untuk mencegah dan memecahkan masalah-masalah lingkungan. g. Secara eksplisit mempertimbangkan/memperhitungkan aspek lingkungan dalam rencana pembangunan dan pertumbuhan. h.Memampukan mahasiswa untuk mempunyai peran dalam merencanakan pengalaman belajar mereka, dan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan dan menerima konsekuensi dari keputusan tersebut. i. Menghubungkan (relate) kepekaan kepada lingkungan, pengetahuan, ketrampilan untuk memecahkan masalah dan klarifikasi nilai pada setiap tahap umur, tetapi bagi umur muda (tahun-tahun pertama) diberikan tekanan yang khusus terhadap kepekaan lingkungan terhadap lingkungan tempat mereka hidup. j. Membantu mahasiswa untuk menemukan (discover), gejala-gejala dan penyebab dari masalah lingkungan. k.Memberi tekanan mengenai kompleksitas masalah lingkungan, sehingga diperlukan kemampuan untuk berfikir secara kritis dengan ketrampilan untuk memecahkan masalah. l. Memanfaatkan beraneka ragam situasi pembelajaran (learning environment) dan berbagai pendekatan dalam pembelajaran mengenai dan dari lingkungan dengan tekanan yang kuat pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya praktis dan memberikan pengalaman secara langsung (first-hand experience). (Pratomo, 2008) Persoalan lingkungan hidup merupakan persoalan yang bersifat sistemik, kompleks, serta memiliki cakupan yang luas. Sesuai dengan kesepakatan nasional tentang pembangunan berkelanjutan yang ditetapkan dalam Indonesian Summit on Sustainable Development (ISSD) di Yogyakarta pada tanggal 21 Januari 2004, telah ditetapkan 3 (tiga) pilar pembangunan berkelanjutan yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Ketiga pilar tersebut merupakan satu kesatuan yang bersifat saling ketergantungan dan saling memperkuat. Tujuan kampus berbudaya lingkungan adalah menciptakan kondisi yang baik bagi kampus untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga kampus, sehingga dikemudian hari warga kampus tersebut dapat turut bertanggungjawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Kegiatan utama kampus berbudaya lingkungan adalah mewujudkan kelembagaan kampus yang peduli dan berbudaya lingkungan. Landasan Kebijakan Program Berbudaya Lingkungan a.UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. b.UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1034
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
c.Kesepakatan Bersama Kementrian Negara Lingkungan Hidup Dengan Departemen Pendidikan Nasional KEP. 7/MENLH/06/2005 dan Nomor: 05/VI/KB/2005. Prinsip dan Norma Dasar Program kampus Berbudaya Lingkungan, program dan kegiatan yang dikembangkan harus berdasarkan norma-norma dasar dan berkehidupan yang meliputi antara lain kebersaaan, keterbukaan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Adapun prinsip dasar program kampus berbudaya lingkungan adalah partisipatif dan berkelanjutan. Partisipatif maksudnya adalah bahwa komunitas kampus (Pimpinan, dosen, mahasiswa dan karyawan) terlibat dalam manajemen kampus yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan tanggung jawab dan perannya. Sedangkan berkelanjutan, mengandung maksud bahwa seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif. Keuntungan kampus berbudaya lingkungan adalah : a. Meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan operasional kampus dan penggunaan berbagai sumber daya. b. Meningkatkan penghematan sumber daya melalui pengurangan konsumsi berbagai sumber daya dan energi. c. Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi semua warga kampus. d. Menciptakan kondisi kebersamaan bagi semua warga kampus. e. Meningkatkan upaya menghindari berbagai resiko dampak lingkungan negatif dimasa yang akan datang. f. Menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar. g. Mendapat penghargaan dari pemerintah dalam bentuk Adiwiyata. Indikator dan Kriteria Program kampus Berbudaya Lingkungan, dalam mewujudkan kampus berbudaya lingkungan perlu ditetapkan berbagai indikator, yakni : a. Pengembangan kebijakan kampus peduli dan berbudaya lingkungan. b. Pengembangan kurikulum berbasis lingkungan. c. Pengembangan kegiatan berbasis partisipatif. d. Pengembangan dan atau pengelolaan sarana pendukung kampus. PEMBAHASAN Pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup di kampus didasari oleh kebijakan lingkungan, yakni pernyataan lembaga kampus tentang keinginan dan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan kinerja lingkungan secara keseluruhan, kerangka tindakan dan penentuan sasaran serta target (objectives and targets). Menajemen puncak, dalam hal ini pimpinan kampus, menetapkan kebijakan pendidikan lingkungan hidup kampus, struktur, dan tanggung jawab kebijakan pendidikan lingkungan hidup di kampus dilakukan melalui penerapan manajemen pendidikan lingkungan hidup yang mengacu pada prinsip plan, do, check, dan action. a. Perencanaan (plan) Dalam melakukan perencanaan pengelolaan lingkungan kampus diperlukan identifikasi aspek lingkungan, identifikasi peraturan perundang-undangan, 1035
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
penetapan tujuan dan sasaran lingkungan kampus, dan penetapan program lingkungan untuk pencapaiannya. b. Pelaksanaan (do) Untuk melaksanakan pendidikan lingkungan hidup pada sistem ini, kampus mengembangkan kemampuan dan mekanisme yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan, dan sasaran dapat dibuat untuk membentuk pola pengembangan pendidikan lingkungan hidup di kampus. c. Pemeriksaan dan Tindakan Perbaikan Pemeriksaan dan tindakan koreksi dilaksanakan oleh organisasi untuk mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja lingkungan kampus. d. Tinjauan Ulang Manajemen Hasil dari proses pemeriksaan dan tindakan koreksi tersebut dijadikan masukan bagi manajemen dalam menerapkan prinsip pengkajian dan penyempurnaan, yaitu berupa kajian ulang manajemen yang dilaksanakan organisasi setiap enam bulan/ satu tahun sekali, atau bila dianggap perlu. Implementasi Pendidikan Lingkungan Hidup dalam Mewujudkan kampus Berbudaya Lingkungan. Untuk mewujudkan kampus yang berbudaya lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan kampus yang mendukung dilaksanakannya kegiatan pendidikan lingkungan hidup oleh semua warga kampus sesuai dengan prinsip-prinsip dasar kampus berbudaya lingkungan yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Visi dan misi kampus yang berbudaya lingkungan memiliki indikator : a. Mengembangkan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup. b. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (tenaga kependidikan dan non kependidikan) di bidang pendidikan lingkungan hidup. c. Penghematan sumber daya alam. d.Mendukung terciptanya lingkungan kampus yang bersih dan sehat. e. Pengalokasian dan penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup. PENUTUP Kesimpulan Fungsi pendidikan sebagai pengembang dan pembentuk kemampuan, kepribadian, watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup terhadap generasi penerus bangsa. Perubahan pendidikan kearah yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai upaya, diantaranya dengan menciptakan tempat yang baik dan ideal untuk memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan. Menciptakan kondisi yang baik bagi kampus untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga kampus, sehingga di kemudian hari warga kampus tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. 1036
Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016, Kerjasama Prodi Pendidikan Biologi FKIP dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan (PSLK) Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 26 Maret 2016
Dalam upaya merealisasikan tujuan tersebut, maka perlu adanya inovasi dan kreatifitas pengelola kampus yang peduli dan berbudaya lingkungan. Sebab dengan konsep kampus berbudaya lingkungan diharapkan dapat meningkatkan kualitas mahasiswa dalam mengelola keseimbangan lingkungan hidup. Saran Kaitannya dengan upaya inovatif dan kreatif pengelola kampus dalam mengimplemetasikan pendidikan lingkungan hidup menuju kampus berbudaya lingkungan, maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut : a.Dalam upaya mewujudkan kampus berbudaya lingkungan para pengelola kampus hendaknya memiliki inovasi dan kreatifitas supaya program kampus berbudaya lingkungan dapat dilaksanakan dengan baik. b.Supaya mahaiswa merasa termotivasi untuk mewujudkan kampus berbudaya lingkungan, pemerintah daerah hendaknya memberika reward bagi kampus yang telah peduli dan berbudaya lingkungan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007. Pendidikan Berbasis Lingkungan. Online: Tersedia. Karim, S.A. 2003. Program PKLH Jalur Sekolah: Kajian dari Perspektif Kurikulum dan Hakekat Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas. Pratomo, Suko. 2008. Pendidikan Lingkungan. Bandung : Sonagar Press. Suherli. 2007. Menulis Karangan Ilmiah. Depok: Arya Duta. Zahara, T. Dj. 2003. Perilaku Berwawasan Lingkungan dalam Pembangunan Berkelanjutan Dilihat dari Keinovatifan dan Pengetahuan Tentang Lingkungan. Jakarta: Depdiknas
1037