Volume I No. 1, Februari 2016
ISSN 2502 - 3764
PENGARUH BELANJA MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR)
Akhmad Imam Amrozi Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan
ABSTRAK Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis pengaruh Belanja Modal terhadap pertumbuhan kinerja keuangan dengan Pendapatan Asli Daerah sebagai variabel intervening. Sehubungan dengan masalah tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: Belanja Modal berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan kinerja keuangan, dan Belanja Modal berpengaruh terhadap pertumbuhan kinerja keuangan melalui Pendapatan Asli Daerah sebagai variabel intervening. Sejalan dengan masalah dan hipotesis tersebut maka populasi dari penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur tahun 2013 dan sebagai sampel yaitu Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah, dan variabel yang menjadi parameter untuk pengukuran kinerja keuangan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur. Data yang digunakan yaitu data sekunder, untuk mendapatkan data yang lebih akurat maka metode yang digunakan yaitu dokumentasi. Metode analisis yang digunakan yaitu statistik deskriptif, uji asumsi klasik, regresi linier berganda, dan analisis jalur. Belanja Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan kinerja keuangan (rasio kemandirian), Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan kinerja keuangan (kemampuan mobilisasi daerah), Pendapatan Asli Daerah tidak berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan kinerja keuangan (efisiensi penggeluaran anggaran), Pendapatan Asli Daerah berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan kinerja keuangan (sisa pengeluaran anggaran), Belanja Modal secara signifikan berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap pertumbuhan kinerja keuangan dengan Pendapatan Asli Daerah sebagai variabel intervening. Kata kunci : Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah, Kinerja Keuangan 1.
mandiri,
PENDAHULUAN Otonomi
daerah
mengurangi
ketergantungan
merupakan
terhadap pemerintah pusat, baik dalam
kebijakan yang diambil oleh pemerintah
hal pembiayaan pembangunan maupun
pusat agar pemerintah daerah semakin
dalam hal pengelolaan keuangan daerah.
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
1
Volume I No. 1, Februari 2016
ISSN 2502 - 3764
Pengelolaan keuangan daerah yang baik
belanja modal terhadap pertumbuhan
akan berpengaruh terhadap kemajuan
kinerja keuangan dengan PAD sebagai
suatu daerah, hal ini tidak hanya
variabel intervening pada pemerintah
membutuhkan sumber daya manusia
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur.
yang yang handal tetapi juga harus
Pertanyaan dalam penelitian ini
didukung oleh kemampuan keuangan
adalah
daerah yang memadai. Salah satunya
memiliki pengaruh terhadap Pendapatan
diukur dari besarnya penerimaan daerah
Asli Daerah? (2) Apakah Pendapatan
khususnya Pendapatan Asli Daerah.
Asli Daerah memiliki pengaruh terhadap
PAD menjadi tulang punggung yang
pertumbuhan
digunakan untuk membiayai belanja
Apakah
daerah, salah satu adalah belanja modal.
pengaruh terhadap pertumbuhan kinerja
Pendapatan
Asli
Daerah
dalam
(1)
Apakah
kinerja
belanja
keuangan
dengan
belanja
modal
keuangan?
modal
(3)
memiliki
Pendapatan
Asli
penelitian ini digunakan sebagai variabel
Daerah sebagai variabel intervening?
intervening. Peningkatan PAD sebagai
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
salah satu sumber pembiayaan daerah
untuk mengetahui pengaruh belanja
yang diharapkan dapat meningkatkan
modal terhadap pertumbuhan kinerja
kualitas kinerja pemerintahan. Namun
keuangan
kenyataannya banyak daerah yang belum
Daerah sebagai variabel intervening.
mampu
untuk
menyusun
dengan
Pendapatan
laporan
keuangan yang sesuai dengan pedoman
2.
dan aturan yang disusun oleh pemerintah
2.1 Pendapatan Asli Daerah
pusat. Jalan keluar dari permasalahan tersebut
adalah
mampu
pemerintah
untuk
Asli
daerah
mengidentifikasi
TINJAUAN PUSTAKA
Pendapatan Asli Daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari
sumber
ekonomi
asli
daerah
perkembangan kinerjanya dari tahun ke
(Wenny, 2012: 41). PAD dipisahkan
tahun. Salah satu alat untuk menganalisis
menjadi 4 jenis pendapatan, yaitu: (a)
kinerja
Pajak daerah (b) Retribusi daerah (c)
pemerintah
melakukan terhadap Belanja
analisa Anggaran
Daerah
daerah rasio
dengan keuangan
Pendapatan
(APBD).
dan
Sehingga
Hasil
pengelolahan
kekayaan
milik
daerah yang dipisahkan (d) Lain-lain PAD yang sah.
peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
2
Volume I No. 1, Februari 2016
ISSN 2502 - 3764
1.
2.2 Belanja Modal Berdasarkan
Rasio Kemandirian adalah: Pendapatan Asli Daerah Jumlah Belanja Rutin Non Belanja Pegawai
Undang-Undang
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan,
Anggaran
Pendapatan
pengertian
dan
(1) 2.
Belanja
3.
Rakyat Daerah. Menurut Halim dan
Efisiensi
4.
3.
ukuran
kinerja
yang
suatu
menggunakan
(3)
Total Pengeluaran Lainnya Total Belanja Daerah
periode.
adalah
Anggaran
Sisa Pengeluaran Anggaran adalah:
yang membermanfaat lebih dari satu
keuangan
Pengeluaran
Total Sisa Anggaran Total Belanja Daerah
merupakan pengeluaran anggaran untuk
Kinerja
(2)
adalah:
Kusufi (2013 : 107) Belanja modal
2.3 Kinerja Keuangan
Daerah
Pajak Daerah Pendapatan Asli Daerah
keuangan tahunan pemerintah daerah
perolehan aset tetap dan aset lainnya
Mobilisasi
adalah:
Daerah (APBD) adalah satu rencana
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Kemampuan
(4)
METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan
yaitu
studi
kasus
jenis
kuantitatif.
indikator keuangan. Analisis kinerja
Populasi dalam penelitian ini adalah 38
keuangan pada dasarnya dilakukan untuk
kabupaten/ Kota di Jawa Timur dengan
menilai kinerja dimasa lalu dengan
sampel sebanyak 38 pengamatan yang
melakukan berbagai analisis sehingga
diperoleh dari 38 Kabupaten/ Kota
diperoleh
yang
dikalikan dengan periode penelitian
mewakili realitas entitas dan potensi-
selama 1 tahun. Penarikan sampel
potensi kinerja yang akan berlanjut
tersebut menggunakan metode Purposive
(Nugroho dan Rohman, 2012:3). Adapun
sampling. Penelitian ini menggunakan
parameter yang digunakan dalam rasio
variabel Pendapatan Asli Daerah (PAD),
keuangan pemerintah harus disesuaikan
Pertumbuhan Kinerja Keuangan sebagai
dengan
variabel independen serta Belanja Modal
posisi
komponen
keuangan
dalam
anggaran
pendapatan dan belanja daerah, yaitu:
sebagai
variabel
dependent
yang
bersumber dari data Laporan Realisasi APBD
pada
dikumpulkan Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
tahun dengan
2013.
Data metode 3
Volume I No. 1, Februari 2016
ISSN 2502 - 3764
dokumentasi yang bersumber dari Badan
2. Analisis Jalur (Path Analiysis)
Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur dan
PAD= p1 BM + e1
(7)
Situs
PKK= p1 BM + p2 PAD + e2
(8)
Resmi
Dirjen
Perimbangan
Keuangan Daerah. Metode (tehnik) yang digunakan untuk menganalisis hipotesis
Dimana:
dalam penelitian ini adalah metode
BM
= Belanja Modal
regresi linier berganda dan analisis jalur
PAD
= Pendapatan Asli
(path analiysis) dengan bantuan program SPSS
versi
20.
Adapun
Daerah
bentuk
PKK
= Pertumbuhan Kinerja
Persamaanya adalah:
Keuangan
1. Regresi Linier Berganda PAD = α + β1 BM + e1
(5)
PKK = α + β2 PAD + e2
(6) 4.
Dimana:
p1, p2, p3
= Koefisien Jalur
e1, e2
= Variabel Residu
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
BM
= Belanja Modal
α
= Kostanta
β1, β2
= Koefisien Regresi
diketahui bahwa nilai Pendapatan Asli
PAD
= Pendapatan Asli Daerah
Daerah (PAD) maksimum 53,32 dengan
PKK
= Pertumbuhan Kinerja
rata-rata 12,0711. Sedangkan Belanja
4.1 Analisis Deskriptif Berdasarkan
Keuangan e
Tabel
1,
dapat
Modal (BM) maksimum sebesar 28,25
= Error
dengan
rata-rata
17,2924.
Tabel 1. Statistik Deskriptif PAD kinerja_RK kinerja_KMD kinerja_EPA kinerja_SPA BM
N 38 38 38 38 38 38
Minimum 5.93 -15.19 10.89 -3.53 0.00 7.94
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
Maksimum 53.32 92.96 77.18 12.68 0.68 28.25
Mean 12.0711 26.1163 32.6366 4.1079 0.0553 17.2924
Std. Deviation 8.83279 16.90849 20.11615 3.97732 0.11788 4.64442
4
Volume I No. 1, Februari 2016
ISSN 2502 - 3764
4.2 Analisis Regresi Belanja Modal terhadap
Pendapatan
Asli
PAD sebesar 0,532 dengan thitung 2,489 > ttabel 2,02809, dan signifikasi 0,018 <
Daerah
0,05
Berikut ini adalah hasil uji F dan uji
Belanja Modal berpengaruh terhadap
t analisis regresi belanja modal terhadap
menunjukkan
bahwa
variabel
PAD, yang berarti H1 diterima.
PAD 1. Uji
Statistik
F
menunjukkan
4.3 Analisis Regresi Pendapatan Asli
perhitungan uji Fhitungsebesar 6,198 >
Daerah terhadap Pertumbuhan
Ftabel 3,27 dengan nilai signifikansi
Kinerja Keuangan
0,018. Oleh karena nilai signifikansi
Hasil uji F dan uji t analisis regresi
0,018 < 0,05 yang berarti secara
PAD terhadap pertumbuhan kinerja
simultan
keuangan adalah sebagai berikut:
variabel
independen
Belanja Modal berpengaruh secara signifikan
terhadap
variabel
dependen PAD.
2.
perhitungan
F uji
menunjukkan Fhitung
sebesar
signifikansi 0,000. Oleh karena nilai
PAD = -0,532 + 0,729 BM + e1 persamaan
Statistik
119,558 > Ftabel 3,27 dengan nilai
Uji Statistik t
Dari
1. Uji
tersebut
dapat
diketahui bahwa nilai konstanta sebesar -0,532 memiliki arti apabila Belanja Modal nilainya nol (0) maka PAD turun sebesar 0,532%. Nilai koefisien regresi untuk Belanja Modal sebesar 0,729 memiliki arti apabila Belanja Modal naik 1% maka PAD naik sebesar 0,729% dengan asumsi variabel lainnya konstan. Hipotesis 1 (H1) menyatakan bahwa Belanja Modal berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah dari tabel 5.8, nilai Unstandardized Beta untuk pengaruh Belanja Modal terhadap
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
signifikansi 0,000< 0,05 yang berarti secara simultan variabel independen PADberpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen
Kinerja
Pertumbuhan
Keuangan
(Rasio
Kemandirian).
2. Uji Statistik t PKK = 5,858 + 1,678PAD+ e2 Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa nilai konstanta sebesar 5,858
memiliki
arti
apabila
PAD
nilainya nol (0) maka Pertumbuhan Kinerja Keuangan (Rasio Kemandirian) sebesar 585,8%. Nilai koefisien regresi untuk PAD sebesar 1,678 memiliki arti
5
Volume I No. 1, Februari 2016
apabila
PAD
naik
ISSN 2502 - 3764
1%
maka
Pertumbuhan Kinerja Keuangan (Rasio
Pertumbuhan
Kinerja
Keuangan
(Kemampuan Mobilisasi Daerah).
Kemandirian) naik sebesar 1,678% dengan asumsi variabel lainnya konstan. Hipotesis
2
(H2)
Hipotesis
2
menyatakan bahwa PAD berpengaruh terhadap
Pertumbuhan
2. Uji Statistik t KMD = 13,887 + 1,553 PAD + e2 Dari persamaan tersebut dapat
Kinerja
diketahui bahwa nilai konstanta sebesar
Keuangan (Rasio Kemandirian). Dari
13,887 memiliki arti apabila PAD
tabel 5.14 nilai Unstandardized Beta
nilainya nol (0) maka Pertumbuhan
untuk pengaruh PAD terhadap RK
Kinerja Keuangan (Rasio Kemampuan
sebesar 1,678 dengan thitung10,934 > ttabel
Mobilisasi Daerah) sebesar 1388,7%.
2,02809, dan signifikasi 0,000< 0,05
Nilai koefisien regresi untuk PAD
menunjukkan bahwa variabel PAD
sebesar 1,553 memiliki arti apabila
berpengaruh
Pertumbuhan
PAD naik 1% maka Pertumbuhan
Kinerja Keuangan (RK), yang berarti H2
Kinerja Keuangan (Rasio Kemampuan
diterima.
Mobilisasi Daerah) naik sebesar 1,553%
terhadap
dengan asumsi variabel lainnya konstan. 4.4 Analisis Regresi Pendapatan Asli
Hipotesis
2
(H2)
Hipotesis
2
Daerah terhadap Kemampuan
menyatakan bahwa PAD berpengaruh
Mobilisasi Daerah
terhadap
Uji F dan uji t dari analisis regresi
Keuangan
antara
PAD
mobilisasi
terhadap
daerah
kemampuan
adalah
sebagai
berikut: 1. Uji
Pertumbuhan (Rasio
Kinerja Kemampuan
Mobilisasi Daerah). Dari tabel 5.20 nilai Unstandardized Beta untuk pengaruh PAD terhadap KMD sebesar 1,553
Statistik
perhitungan
F uji
menunjukkan Fhitung
sebesar
dengan thitung5,595> ttabel 2,02809, dan signifikasi 0,000< 0,05 menunjukkan
31,309> Ftabel 3,27 dengan nilai
bahwa
signifikansi 0,004. Oleh karena nilai
terhadap
signifikansi 0,000< 0,05 yang berarti
Keuangan (KMD), yang berarti H2
secara simultan variabel independen
diterima.
PAD terhadap
berpengaruh
signifikan
variabel
dependen
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
variabel
PAD
Pertumbuhan
berpengaruh Kinerja
6
Volume I No. 1, Februari 2016
ISSN 2502 - 3764
4.5 Analisis Regresi Pendapatan Asli Daerah
terhadap
Efisiensi
lainnya konstan. Hipotesis 2 (H2) Hipotesis 2 menyatakan bahwa PAD
Pengeluaran Anggaran
berpengaruh
Hasil uji simultan F dan uji secara
Kinerja
terhadap
Keuangan
Pertumbuhan
(Rasio
Efisiensi
parsial t dari analisis regresi PAD
Pengeluaran Anggaran). Dari tabel 5.26
terhadap efisiensi pengeluaran anggaran
Unstandardized Beta untuk pengaruh
adalah sebagai berikut:
PAD terhadap EPA sebesar 0,007
1. Uji
Statistik
perhitungan
uji
0,008
3,27
F
menunjukkan Fhitung
dengan thitung0,090< ttabel 2,028 dan
sebesar
signifikasi 0,929> 0,05 menunjukkan
nilai
bahwa variabel PAD tidak berpengaruh
dengan
signifikansi 0,929. Oleh karena nilai
terhadap
Pertumbuhan
Kinerja
signifikansi 0,929> 0,05 yang berarti
Keuangan (EPA), yang berarti H2
secara simultan variabel independen
ditolak.
PAD tidak berpengaruh signifikan terhadap
variabel
Pertumbuhan
dependen
Kinerja
4.6 Analisis Regresi Pendapatan Asli
Keuangan
Daerah
(Efisiensi Pengeluaran Anggaran).
terhadap
Sisa
Pengeluaran Anggaran Berikut ini adalah hasil uji simultan
2. Uji Statistik t
F dan uji parsial t pada analisis regresi
EPA = 4.027 + 0,007 PAD + e2
PAD
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa nilai konstanta sebesar 4,027
memiliki
arti
apabila
PAD
terhadap
sisa
pengeluaran
F
menunjukkan
anggaran: 1.
Uji
Statistik
perhitungan
uji
Fhitung
sebesar
nilainya nol (0) maka Pertumbuhan
0,989< Ftabel 3,27 dengan nilai
Kinerja
Keuangan
(Rasio
Efisiensi
signifikansi 0,327. Oleh karena
Anggaran)
sebesar
nilai signifikansi 0,327> 0,05 yang
402,7%. Nilai koefisien regresi untuk
berarti secara simultan variabel
PAD
arti
independen PAD tidak berpengaruh
maka
secara signifikan terhadap variabel
Penggeluaran
apabila
sebesar PAD
0,007 naik
memiliki 1%
Pertumbuhan Kinerja Keuangan (Rasio
dependen
Efisiensi Penggeluaran Anggaran) naik
Keuangan
sebesar 00,7% dengan asumsi variabel
Anggaran).
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
Pertumbuhan (Sisa
Kinerja
Pengeluaran
7
Volume I No. 1, Februari 2016
2.
ISSN 2502 - 3764
Uji Statistik t
Hasil output SPSS memberikan
SPA = 0,082 + -0,002 PAD + e2
nilai standardized beta Belanja Modal
Dari
dapat
pada persamaan 1 sebesar 0,383 dan
diketahui bahwa nilai konstanta sebesar
signifikan pada 0,018 yang berarti
0,082
Belanja
persamaan
memiliki
arti
tersebut
apabila
PAD
Modal
mempengaruhi
nilainya nol (0) maka Pertumbuhan
Pendapatan Asli Daerah. Nilai koefisien
Kinerja
standardized beta 0,383 merupakan nilai
Keuangan
(Rasio
Sisa
Pengeluaran Anggaran) sebesar 08,2%.
part atau jalur p2.
Nilai koefisien regresi untuk PAD sebesar -0,002 memiliki arti apabila
Persamaan 2 :
PAD naik 1% maka Pertumbuhan
PKK = p1 BM + p2 PAD + e2
Kinerja
Keuangan
(Rasio
Sisa
Pada
output
SPSS
persamaan
Pengeluaran Anggaran) turun sebesar
regresi 2 nilai setandardized beta untuk
0,002% dengan asumsi variabel lainnya
Belanja Modal -0,118 dan Pendapatan
konstan. Hipotesis 2 (H2) Hipotesis 2
Asli Daerah 0,922 semuanya signifikan.
menyatakan bahwa PAD berpengaruh
Nilai standardized beta Belanja Modal -
terhadap
Kinerja
0,118 merupakan nilai jalur path p1 dan
Keuangan (Rasio Sisa Pengeluaran
nilai standardized beta Pendapatan Asli
Anggaran).
5.44
Daerah 0,922 merupakan nilai jalur path
Unstandardized Beta untuk pengaruh
p3. Besarnya e1 = 1 0,123 = 0,936
Pertumbuhan
Dari
tabel
PAD terhadap SPA sebesar -0,002 dengan thitung -0,995< ttabel 2,02809, dan signifikasi 0,327> 0,05 menunjukkan bahwa variabel PAD tidak berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap
Pertumbuhan
Kinerja
Keuangan (SPA), yang berarti H2 ditolak.
dan besarnya nilai e2 = 1 0,780 = 0,608. Hasil analisis jalur menunjukkan Belanja
Modal
langsung
ke
Persamaan 1 : PAD = p1 BM + e1
Pertumbuhan
Kinerja
tidak langsung yaitu dari Belanja Modal ke Pendapatan Asli Daerah (sebagai
Kinerja
lalu
ke
Pertumbuhan
Keuangan.
Besarnya
berpengaruh langsung adalah -0,118 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
berpengaruh
Keuangan dan dapat juga berpengaruh
intervening) 4.7 Analisis Jalur (Path Analysis)
dapat
harus
dihitung
dengan 8
Volume I No. 1, Februari 2016
ISSN 2502 - 3764
mengalikan koefisien tidak langsungnya
Pada output SPSS persamaan
yaitu (0,383) x (0,922) = 0,353. Atau
regresi 2 nilai setandardized beta untuk
total
ke
Belanja Modal -0,519 dan Pendapatan
pertumbuhan kinerja keuangan = -0,118
Asli Daerah 0,214 semuanya signifikan.
+ (0,383 x 0,922) = 0,235.
Nilai standardized beta Belanja Modal -
pengaruh
Pada
belanja
output
modal
SPSS
persamaan
0,519 merupakan nilai jalur path p1 dan
regresi 2 nilai setandardized beta untuk
nilai standardized beta Pendapatan Asli
Belanja Modal 0,224 dan Pendapatan
Daerah 0,214 merupakan nilai jalur path
Asli Daerah 0,596 semuanya signifikan.
p3. Besarnya e1=
Nilai standardized beta Belanja Modal
1 0,123 = 0,936
dan besarnya nilai e2 =
0,224 merupakan nilai jalur path p1 dan nilai standardized beta Pendapatan Asli Daerah 0,596 merupakan nilai jalur path p3. Besarnya e1 =
1 0,123 = 0,936
1 0,230 =
0,770. Hasil analisis jalur menunjukkan Belanja
Modal
langsung
ke
dapat
berpengaruh
Pertumbuhan
Kinerja
Keuangan dan dapat juga berpengaruh
1 0,508 =
tidak langsung yaitu dari Belanja Modal
0,713. Hasil analisis jalur menunjukkan
ke Pendapatan Asli Daerah (sebagai
Belanja
Modal
intervening)
langsung
ke
dan besarnya nilai e2 =
dapat
berpengaruh
Pertumbuhan
Kinerja
Kinerja
lalu
ke
Pertumbuhan
Keuangan.
Besarnya
Keuangan dan dapat juga berpengaruh
berpengaruh langsung adalah -0,519
tidak langsung yaitu dari Belanja Modal
sedangkan besarnya pengaruh tidak
ke Pendapatan Asli Daerah (sebagai
langsung
intervening) Kinerja
lalu
harus
dihitung
dengan
ke
Pertumbuhan
mengalikan koefisien tidak langsungnya
Keuangan.
Besarnya
yaitu (0,383) x (0,214) = 0,082. Atau
berpengaruh langsung adalah 0,224
total
sedangkan besarnya pengaruh tidak
pertumbuhan kinerja keuangan = -0,519
langsung
+ (0,383 x 0,214) = -0,437.
harus
dihitung
dengan
pengaruh
belanja
modal
ke
mengalikan koefisien tidak langsungnya
Pada output SPSS persamaan
yaitu (0,383) x (0,596) = 0,228. Atau
regresi 2 nilai setandardized beta untuk
total
Belanja Modal -0,120 dan Pendapatan
pengaruh
belanja
modal
ke
pertumbuhan kinerja keuangan = 0,224
Asli
Daerah
+ (0,383 x 0,596) = 0,452.
signifikan.
Nilai
-0,118
semuanya
standardized
beta
Belanja Modal -0,120 merupakan nilai Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
9
Volume I No. 1, Februari 2016
ISSN 2502 - 3764
jalur path p1 dan nilai standardized beta
PAD
Pendapatan
mengetahui tingkat kemandirian suatu
Asli
Daerah
-0,118
dapat
dijadikan
merupakan nilai jalur path p3. Besarnya
daerah
karena
e1 = 1 0,123 = 0,936 dan besarnya
bagaimana
suatu
nilai e2 =
1 0,039 = 0,961. Hasil
analisis jalur menunjukkan Belanja Modal dapat berpengaruh langsung ke Pertumbuhan Kinerja Keuangan dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu dari Belanja Modal ke Pendapatan Asli Daerah (sebagai intervening) lalu ke Pertumbuhan Kinerja Keuangan. Besarnya berpengaruh langsung adalah -0,120 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung harus dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu (0,383) x (-0,118) = -0,045. Atau total
pengaruh
belanja
modal
ke
pertumbuhan kinerja keuangan = -0,120 + (0,383 x -0,118) = -0,165.
kegiatannya pendapatan
tolak
ukur
mencerminkan daerah
mendanai
melalui murni
komponen
yang
dihasilkan
daerah tersebut. Pengukuran
kinerja
merupakan
suatu proses sistematis untuk menilai program
yang
direncanakan
sesuai
dengan target. Di lihat dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio kemandirian dan kemampuan mobilisasi daerah
berpengaruh
positif
dan
signifikan karena jika PAD meningkat berarti
menggambarkan
kemampuan
atau tingkat kesejahteraan masyarakat dalam membayar pajak dan pungutan lainnya
sehingga
ketergantungan
mengurangi
terhadap
pemerintah
pusat serta meningkatkan kemampuan daerah dalam membiayai belanjany
4.8 Analisis Pengaruh Belanja Modal terhadap
Kinerja
Keuangan
dengan Pendapatan Asli Daerah sebagai Variabel Intervening Dengan modal
meningkatnya
berarti
pemerintah
belanja telah
meningkatkan infranstruktur yang ada sehingga
akan
meningkatkan
produktifitas masyarakat dan menarik investor
sehingga
nantinya
akan
sendiri. Sedangkan
untuk
pengeluaran
anggaran
pengeluaran
anggaran
negatif
dan
tidak
efisiensi dan
sisa
berpengaruh
signifikan.
Ini
membuktikan bahwa keefisienan suatu pengeluaran
tidak
sesuai
dengan
realisasi pendapatan yang di terima karena biaya yang dikeluarkan lebih besar. Hal ini memunculkan dilema
berdampak pada peningkatan PAD. Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
10
Volume I No. 1, Februari 2016
tentang
moral
hazard
ISSN 2502 - 3764
terhdap
penggunaan PAD.
anggaran. Hal ini membuktikan bahwa keefisiensian suatu pengeluaran tidak sesuai atau tidak sebanding dengan
5.
realisasi
PENUTUP
pendapatan
yang
diterima
karena biaya yang dikeluarkan untuk
5.1 Simpulan Belanja Modal berpengaruh positif
merealisasikan
target
lebih
penerimaan
dan signifikan terhadap Pendapatan Asli
pendapatan
besar
dari
pada
Daerah. Karena dengan meningkatnya
realisasi pendapatan yang diterima.
belanja modal berarti pemerintah telah meningkatkan infranstruktur yang ada sehingga
akan
5.2 Saran
meningkatkan
Bagi pemerintah diharapkan dapat
produktifitas masyarakat dan menarik
mengembangkan
investor yang nantinya akan berdampak
pendapatan
pada peningkatan PAD.
meningkatkan
Pendapatan berpengaruh
Asli secara
signifikan
daerah
sehingga
PAD,
dapat
memperhatikan
Daerah
alokasi belanja yang akan dikeluarkan,
dan
meningkatkan kinerja dalam pelayanan
positif
terhadap
sumber-sumber
pertumbuhan
publik
dan
tidak
melakukan
kinerja keuangan rasio kemandirian dan
penyelewengan anggaran. Sedangkan
kemampuan
daerah.
bagi
dengan
menggunakan data laporan keuangan
daerah
paling
mobilisasi
menunjukkan
bahwa
meningkatnya
PAD
menggambarkan
suatu
kemampuan
atau
peneliti
tidak
selanjutnya
lima
tahun
agar
terakhir
sehingga hasilnya dapat digeneralisir,
tigkat kesejahteraan masyarakat dalam
menambahkan
membayar pajak dan pungutan lainnya.
kinerja,
Peningkatan PAD akan meningkatkan
penelitian.
indikator
dan
pengukuran
memperluas
objek
kemandirian suatu daerah agar tidak bergantung pada pemerintah pusat. Pendapatan
Asli
Daerah
DAFTAR PUSTAKA Halim, Abdul, dan Muhammad Syam
berpengaruh secara negatif dan tidak
Kusufi.
signifikan
Keuangan Daerah. Jakarta :
terhadap
pertumbuhan
kinerja keuangan efisiensi penggeluaran anggaran
dan
sisa
2013.
Akuntansi
Salemba 4.
pengeluaran
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
11
Volume I No. 1, Februari 2016
ISSN 2502 - 3764
Nugroho, Fajar dan Abdul Rohman. 2012. Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Kinerja Keuangan
Daerah
Dengan
Pendapatan Asli Daerah Sebagai Variabel
Intervening
(Studi
Kasus di Provinsi Jawa Tengah). Diponegoro
Jaurnal
of
Accounting. 1 (2): 1-14. Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Wenny, Cerrya Dhia.
2012. Analisis
Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Kinerja Keuangan pada Pemerintah Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Ilmiah STIE MDP. 2 (1): 3951.
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
12