Volume 2 No 2 – 2016 ijse.bsi.ac.id IJSE – Indonesian Journal on Software Engineering
Perancangan Aplikasi Mobile Berbasis Android Untuk Pemeliharaan Mesin Produksi Pada PT. Temprint Muhamad Fitra Syawall, Endang Pujiastuti Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Budi Luhur
[email protected],
[email protected] Abstract – PT. TEMPrint is a company engaged in the field of printing. Where each day doing good print process Magazines, newspapers, brochures and so forth so that necessary for the maintenance of production machines. During this PT. TEMPrint perform maintenance scheduling production machine with manual systems, which work schedule will be printed on paper and then each PIC will fill it manually based on their individual schedules and also the machine being checked. This proses make problems with slow delivery of the required information because the Admin must find a sheet of paper schedule of PIC before you can create a monthly report. To tackle these problems, we need a system that more concise, practical and economical to process all the data of the scheduling information that enables admin to get information more effectively and efficiently Keywords : Machine Maintenance, FGD, ISO 9126, Waterfall Abstrak - PT. TEMPrint adalah sebuah perusahan yang bergerak di bidang percetakan. Dimana setiap harinya melakukan proses cetak baik Majalah,Koran,brosur dan lain sebagainya sehingga diperlukan adanya pemeliharan untuk mesin produksi. Selama ini PT. TEMPrint melakukan penjadwalan pemeliharan mesin produksi dengan sistem manual, dimana jadwal kerja akan diprint pada kertas lalu setiap PIC akan mengisinya secara manual berdasarkan jadwal masing-masing dan juga mesin yang sedang dicek. Proses ini menyebabkan lambatnya penyampaian informasi yang dibutuhkan, dikarenakan Admin harus mencari lembaran kertas jadwal dari PIC sebelum dapat membuat laporan bulanan. Demi mengatasi masalah tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem yang lebih ringkas, praktis dan ekonomis dalam mengolah semua data informasi penjadwalan tersebut sehingga memungkinkan Admin mendapatkan informasi secara lebih efektif dan efisien Kata Kunci : Pemeliharaan Mesin, FGD, ISO 9126, Waterfall I. Pendahuluan Untuk memenuhi permintaan pelanggan tepat waktu maka kegiatan produksi perusahaan manufaktur haruslah berlangsung lancar. Untuk itu kondisi dan ketersediaan mesin produksi adalah hal penting yang harus dijaga dan dipertahankan. Dalam kenyataannya, kerusakan mesin terjadi akibat kegagalan komponen. Dengan adanya masalah yang timbul akibat terjadinya kegagalan komponen maka pemeliharaan mesin perlu dilakukan dengan menerapkan sistem pemeliharaan preventip. Pemeliharaan mesin dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang harus dilakukan secara rutin dan berkala dengan penggantian komponen-komponen yang mengalami kerusakan untuk memperbaiki kondisinya agar berfungsi sebagaimana mestinya. Pada PT. TEMPrint, belum memiliki sistem pemeliharaan yang handal dan belum didukung dengan sistem informasi pemeliharaan. Dalam hal ini sistem informasi sangat diperlukan untuk menyimpan, memproses, dan menyediakan informasi pemeliharaan, maupun untuk mendukung terhadap pengendalian kegiatan dan pengambilan keputusan. Karena Sistem manual seperti yang berjalan saat ini akan menimbulkan banyak sekali masalah mulai dari kebutuhan akan
ISSN : 2461‐0690
kertas dan tinta dalam membuat jadwal, terlambatnya proses informasi yang akan dikumpulkan Admin karena data terkadang tidak teratur dan tercecer, dan juga masalah dalam lambatnya penyampaian informasi yang dibutuhkan dikarenakan Admin harus mencari lembaran kertas jadwal dari PIC terlebih dahulu sebelum dapat membuat laporan bulanan. Demi mengatasi masalah tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem yang lebih ringkas, praktis dan ekonomis dalam mengolah semua data informasi penjadwalan tersebut sehingga memungkinkan Administrator untuk mengumpulkan dan mengolah data secara lebih efektif dan efisien. Salah satu teknologi yang memungkinkan untuk mencapai harapan diatas adalah dengan memanfaatkan teknologi komunikasi bergerak (Mobile Comunication). Saat ini telah terjadi evolusi teknologi informasi seiring dengan berkembang pesatnya teknologi dan layanan komunikasi bergerak di dunia (mobile evolution). Sehingga Sistem Aplikasi Mobile berbasis android Pemeliharaan Mesin Produksi dianggap sebagai pilihan yang tepat demi menjawab semua tuntutan diatas.
21
Volume 2 No 2 – 2016 ijse.bsi.ac.id IJSE – Indonesian Journal on Software Engineering II. Tinjauan Pustaka Dalam istilah pemeliharaan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah “pemeliharaan” dan “perbaikan”. Pemeliharaan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan. Pemeliharaan mesin sangat penting untuk mencapai tingkat kualitas dan keandalan serta efisiensi. Mesin yang canggihpun tidak akan bekerja secara memuaskan tanpa pemeliharan yang baik (Iswati, 2009). Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan, dapat dibagi menjadi dua cara (Supandi, 1990) : 1. Pemeliharaan yang direncanakan (Planned Maintenance). Pemeliharaan yang terencana ( planned maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan terlebih dahulu. 2. Pemeliharaan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance). Pemeliharaan tidak terencana ( unplanned maintenance ) adalah pemeliharaan yang dlakukan karena adanya indikasi atau petunjuk bahwa adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba - tiba memberikan hasil yang tidak layak. Dalam hal ini perlu dilakukan kegiatan pemeliharaan atas mesin secara tidak terencana.
Untuk memudahkan pelaksanaan pemeliharaan mesin, maka kegiatan pemeliharaan mesin ini dilakukan berdasarkan pada : a. Pemeliharaan dengan pesanan ( maintenance work order ) yaitu kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan berdasarkan pesanan dari bagian produksi aupun dari bagian - bagian lain. b. Sistem daftar pengecekan (check list system) yaitu dasar atau schedule yang telah dibuat untuk melakukan kegiatan pemeliharaan mesin dengan cara pemeriksaan terhadap setiap mesin secara berkala. c. Rencana kerja triwulan yaitu rencana kerja yang dilaksanakan per triwulan berdasarkan pengalaman pengalaman atau berdasarkan catatan - catatan sejarah mesin. Prosedur untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance) dibuat suatu jadwal sebagai berikut :
ISSN : 2461‐0690
a. Mendistribusikan kegiatan secara merata dalam skala waktu dengan rnemperhatikan frekuensi kegiatan. b. Menggunakan check list dengan instruksinya untuk dipakai sebagai pedoman oleh petugas maintenance, serta untuk keseragaman pelaksanaan pengecekan. c. Pemeliharaan pencegahan dilakukan tepat waktu, kecuali mesin sedang diperbaiki karena kerusakan atau sedang dibongkar ( overhaul ). d. Pemeliharaan pencegahan dilakukan menurut jadwal tertentu sehingga tidak menggangu jadwal produksi, Prosedur kegiatan pemeliharaan penangkal ( corrective maintenance) ata.s kerusakan rnesin dilaksanakan atas dasar pesanan dari bagian produksi atau bagian lainnya mengenai kerusakan umum atau mendadak dari fasilitas (peralatan) produksi. III. Metode Penelitian A. Jenis Penelitian 1. Metode Pemilihan Sampel Untuk mendapatkan sampel yang representatif terhadap populasi dan dapat menjelaskan karakteristik populasi dengan seimbang maka akan digunakan teknik pengambilan purposive sampling. Pengambilan sampel dengan purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan mengambil responden yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel tersebut. 2. Metode Pengumpulan Data - Metode Wawancara - Metode observasi. - Metode studi pustaka. 3. Instrumentasi 4. Teknik Analisis Sistem 5. Teknik Perancangan Sistem 6. Teknik Implementasi Sistem 7. Teknik Pengujian Sistem - Teknik Pemilihan Informan - Teknik Pelaksanaan FGD - Pengujian ISO 9126 B. Analisis dan Desain Tujuan dari analisis adalah memahami dengan sebenar-benarnya kebutuhan dari sistem baru dan mengembangkan sebuah sistem yang mewadahi requirement tersebutatau memutuskan bahwa sebenarnya pengembangan sistem baru tidak dibutuhkan. Penentuan kebutuhan sistem merupakan langkah yang paling crucial dalam tahapan SDLC. Kebutuhan Sistem bisa diartikan sebagai berikut:
22
Volume 2 No 2 – 2016 ijse.bsi.ac.id IJSE – Indonesian Journal on Software Engineering a. Pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh sistem b. Pernyataan tentang karakteristik yang harus dimiliki sistem Untuk mempermudah system analis menentukan keseluruhan requirement secara lengkap, maka analis membagi kebutuhan sistem ke dalam 2 jenis. Jenis pertama adalah Kebutuhan Fungsional (Functional requirement). Kebutuhan fungsional adalah jenis kebutuhan yang berisi proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan oleh system. Kebutuhan fungsional juga berisi informasiinformasi apa saja yang harus ada dan dihasilkan oleh sistem. Jenis kedua adalah Kebutuhan Non fungsional (Non functional Requirements). Requirement jenis ini adalah tipe requirement yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem, meliputi 1. Operasional Pada bagian ini harus dijelaskan teknis bagaimana system baru akan beroperasi. Platform sistem yang dipakai didefinisikan, apakah menggunakan windows atau Linux misalnya. Software untuk mengembangkan sistem juga ditentukan. Hardware spesifik yang diperlukan juga ditentukan. Terakhir arsitektur sistem juga dijelaskan apakah 2-tier, 3 –tier atau yang lainnya.
Gambar 1 Activity Diagram Berjalan • Use Case Diagram Sistem Berjalan
2. Performance Pada bagian ini dijelaskan seberapa bagus kinerja dari software yang dikembangkan dalam mengolah data, menampilkan informasi dan secara keseluruhan menyelesaikan proses bisnis yang ditanganinya. Efisiensi dari perangkat lunak juga dicantumkan. 3. Keamanan Kebutuhan keamanan berisi pernyataan tentang mekanisme pengamanan aplikasi, data maupun transaksi yang akan diimplementasikan pada sistem. Sistem password yang digunakan akan seperti apa dan hardware spesifik untuk pengamanan sistem juga dideskripsikan. 4. Politik dan budaya Requirement yang isinya menyangkut atau berhubungan dengan isu politik dan budaya ditentukan disini. Isi yang secara politik dan budaya harus dijamin tidak menimbulkan persepsi negatif terhadap sistem. • Activity Diagram Sistem Berjalan
ISSN : 2461‐0690
Gambar 2 Use Case Diagram Berjalan IV. Hasil dan Pembahasan Arsitektur yang kami pilih untuk digunakan pada sistem ini adalah arsitektur Client – Server (Two Tired). Dimana bagian klien akan menangani Aplication Logic yaitu aplikasi sistem di perangkat mobile, sedangkan bagian server akan menangani Data Access dan Data Logic dari database berdasarkan inputan dari klien.
23
Volume 2 No 2 – 2016 ijse.bsi.ac.id IJSE – Indonesian Journal on Software Engineering Sequence Diagram Form Login
Gambar 7 Sequence Diagram Form Login Sistem Usulan Sequence Diagram Form Input Data •
Activity Diagram Sistem Usulan
Gambar 4 Activity Diagram Sistem Usulan • Use Case Diagram Sistem Usulan
Gambar 5 Use Case Diagram Sistem Usulan • Use Case Description Sistem Class Diagram Sistem Usulan
Gambar 6 Class Diagram Sistem Usulan
Gambar 8 Sequence Diagram Form Input Data Sistem Usulan Sequence Diagram Validasi Data
Gambar 9 Sequence Diagram Validasi Data Sistem Usulan
• Sequence Diagram
ISSN : 2461‐0690
24
Volume 2 No 2 – 2016 ijse.bsi.ac.id IJSE – Indonesian Journal on Software Engineering Sequence Diagram Lihat Laporan
• Sketsa desain Validasi Data
Gambar 13 Sketsa Desain Validasi Data Gambar 10 Sequence Diagram Lihat Laporan Sistem Usulan
Sketsa desain tampilan Laporan
• Sketsa Desain User Interface Sketsa desain tampilan Login
Gambar 14 Sketsa Desain Tampilan Laporan Gambar 11 Sketsa Desain Tampilan Login Sketsa desain Form Input Aktifitas
Gambar 12 Sketsa Desain Form Input Aktifitas
ISSN : 2461‐0690
A. Implementasi • Layout Aplikasi dari Sistem Pemeliharaan Mesin
Gambar 1 Layout Aplikasi Login Pemeliharaan Mesin
25
Volume 2 No 2 – 2016 ijse.bsi.ac.id IJSE – Indonesian Journal on Software Engineering B. Pengujian Aplikasi • Metode Pengujian Aplikasi Pengujian aplikasi mobile pemeliharaan mesin ini menggunakan metode ujicoba blackbox yang memfokuskan pada keperluan fungsional dari software. Ujicoba blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya : 1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang 2. Kesalahan interface 3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal 4. Kesalahan performa 5. kesalahan inisialisasi dan terminasi Gambar 2 Layout Aplikasi Form Inputan Pemeliharaan Mesin
• Pengujian Validasi Tahap pengujian selanjutnya adalah pengujian validasi, proses pengujian ini dilakukan untuk memastikan perangkat lunak yang telah dibuat apakah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan fungsional yang diharapkan. Hal ini juga menguji hipotesis pertama dalam penelitian ini, yaitu: Diduga model analisis, perancangan dan implementasi perangkat lunak untuk pembuatan prototype PT. TEMPrint apat berfungsi dengan baik dan memberikan kepuasan kepada mahasiswa. Metode yang digunakan adalah FGD • Karakteristik Responden
Gambar 3 Layout Aplikasi Validasi Pemeliharaan Mesin
Responden sebagai informan dalam FGD yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 1 Karakteristik Responden Kode
Nama
Jabatan
Lama bekerja
Pendidikan
SM
Samsidi
Staf Produksi
20 Tahun
D3
HA
Hari
Administrasi Produksi
10 Tahun
S1
IM
Krisnu
Kepala Produksi
21 Tahun
S2
• Proses Pelaksanaan FGD
Gambar 4 Layout Aplikasi Laporan Pemeliharaan Mesin
ISSN : 2461‐0690
Kegiatan Focus Group Discussion dilaksanakan di ruang Rapat PT. TEMPrint. Dihadiri oleh 3 peserta sebagai responden, dari staf produksi sebanyak 1 orang, dari bagian administrasi
26
Volume 2 No 2 – 2016 ijse.bsi.ac.id IJSE – Indonesian Journal on Software Engineering sebanyak 1 orang, dan kepala produksi 1 orang. Untuk memulai diskusi terfokus, peneliti melakukan presentasi dan demo memperlihatkan Prototype aplikasi mobile pemeliharaan mmesin dan menjelaskan setiap fungsi yang ada berdasarkan instrumen yang sudah disiapkan. Setelah memperhatikan dan mengetahui cara mengoperasikan Prototype PT. TEMPrint ini, kemudian responden diberi kesempatan untuk mencoba langsung menggunakannya. Selanjutnya peserta FGD memberikan informasi, tanggapan dan persetujuan melalui formulir yang sudah diberikan oleh peneliti sebelum responden mencoba di komputer masing-masing. Formulir Pengujian Validasi dengan FGD.
Level
Berdasarkan uji coba yang dilakukan oleh responden, maka akan diperoleh hasil pengujian terhadap fungsional sistem berdasarkan kebutuhan masing-masing pengguna. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua fungsi yang terdapat pada PT. TEMPrint ini sudah dapat dioperasikan dengan baik atau belum. Pengujian fungsional sistem ditujukan kepada pengguna staf, administrasi dan kepala produksi Dalam proses pengujian ini juga dilakukan pengujian untuk meminta tanggapan terhadap hipotesis dalam penelitian, yang menunjukkan fungsi sistem secara keseluruhan bahwa aplikasi mobile pemeliharaan mesin mudah untuk digunakan.
User Level
• Hasil Pengujian Validasi
: Administrasi Produksi
Tabel 3 Level Administrasi Produksi No
Nama Fungsi Yang di Uji
Skenario Pengujian
Hasil Yang Diharap kan
Hasil Kenya taan
Kesi mpul an
1
Login
Input username, password
Login sukses
Sesuai harap an
OK
2
Validasi Aktifitas
Validasi Transaksi
Validasi Transak si Sukses
Sesuai Harap an
OK
: IM : Kepala Produksi
Tabel 4 Karakteristik Responden NO
Nama Fungsi Yang di Uji
Skenario Pengujian
Hasil Yang Diharap kan
Hasil Keny ataan
Kesi mpu lan
1
Login
Input username, password
Login sukses
Sesu ai harap an
OK
2
Validasi Aktifitas
Validasi Transaksi
Validasi Transak si Sukses
Sesu ai Harap an
OK
• Uji ISO 9126
Berdasarkan Focus Group Discussion, selanjutnya dapat direkapitulasi hasil pengujian berdasarkan jenis pengguna dari responden dalam FGD.
NO
Nama Fungsi Yang di Uji
Skenario Pengujian
Hasil Yang Diharapkan
Hasil pengujian kualitas ini terdiri dari dua bagian, yaitu: tingkat kualitas masingmasing aspek berdasarkan empat karakterik ISO 9126, dan tingkat kualitas secara keseluruhan dari empat karakteristik ISO 9126. Dari 50 responden yang mengisi kuesioner untuk pengujian kualitas perangkat lunak prototype PT. TEMPrint, semua memberikan jawaban kuesioner dengan valid. Tanggapan responden terhadap tingkat kualitas software menurut ISO 9126, dapat diukur dengan Kesimpulan Hasil Kenyataan menggunakan rumus sebagai berikut:
1
Login
Input username, password
Login sukses
Sesuai harapan
2
Input Akifitas
Input Transaksi,Kirim Transaksi
Input dan Kirim Transaksi Sukses
Sesuai harapan
User Level
: SM : Staf Produksi
Tabel 2 Level Staf Produksi
User
: HA
ISSN : 2461‐0690
OK
% Skor Aktual
=
x 100%
Keterangan: OK 1. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan. 2. Skor ideal adalah nilai tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
27
Volume 2 No 2 – 2016 ijse.bsi.ac.id IJSE – Indonesian Journal on Software Engineering Selanjutnya hasil tersebut diolah dan dihitung dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam rancangan penelitian, yaitu: • Tingkat Kualitas Perangkat Lunak per Aspek Kualitas 1. Tanggapan Responden Berdasarkan Aspek Functionality Aspek functionality merupakan kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan fungsi sesuai kebutuhan pengguna, ketika digunakan dalam kondisi tertentu. 2. Tanggapan Responden Berdasarkan Aspek Reliability Aspek Reliability merupakan kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan tingkat kinerja tertentu, ketika digunakan dalam kondisi tertentu. 3. Tanggapan Responden Berdasarkan Aspek Usability 4. Tanggapan Responden Berdasarkan Aspek Efficiency 5. Aspek Efficiency merupakan kemampuan perangkat lunak untuk memberikan kinerja yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber daya yang digunakan pada saat keadaan tersebut. • Tingkat Kualitas Perangkat Lunak Keseluruhan Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari kuesioner, berikut rekapitulasi hasil pengujian kualitas berdasarkan empat aspek kualitas perangkat lunak menurut ISO 9126: Tabel 5 Karakteristik Responden Aspek
Skor
Skor
% Skor
Aktual
Ideal
Aktual
Kriteria
berdasarkan aspek Usability dengan persentase sebesar 84,50%, selajutnya aspek Reliability dengan 83,04%. Aspek Functionality dengan persentase sebesar 82,85%, sedangkan aspek kualitas terendah adalah dari aspek Efficiency dengan persentase sebesar 82,40%. • Kesimpulan Hasil Pengujian Kualitas Dan Pembuktian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian, pengujian untuk hipotesis ketiga dalam penelitian ini dibuktikan bahwa dengan model ISO 9126 terbukti hasilnya adalah Baik. Hasil akhir pengujian kualitas perangkat lunak menurut responden adalah Baik dengan persentase tanggapan responden sebesar 83,38% V. Kesimpulan dan Saran • Kesimpulan Berdasarkan hasil evaluasi kuesioner dan implementasi kami dapat menyimpulkan bahwa dengan adanya aplikasi mobile pemeliharaan mesin pada PT. TEMPrint, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : - Secara perpektif organisasi Kepala Produksi merasa tertarik mengenai pengaplikasian sistem ini untuk memudahkan control serta update informasi secara real time. - Adiministrator merasa terbantukan kerja dan meningkatkan efesiensi waktu dalam mengumpulkan dan mendata laporan pemeliharaan mesin. - Memudahkan pekerjaan.
teknisi
dalam
pelaksanaan
• Saran Functionality
1657
2000
82,85%
Baik
Reliability
1038
1250
83,04
Baik
Usability
1690
2000
84,50%
Efficiency
618
750
82,40%
Baik
Total
5003
6000
83,38%
Baik
Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas perangkat lunak prototype PT. TEMPrint secara keseluruhan dalam kriteria Baik, dengan persentase 83,38%. Aspek kualitas tertinggi adalah
ISSN : 2461‐0690
Mengingat aplikasi Mobile pemeliharaan mesin ini adalah aplikasi yang baru dikembangkan, adapun saran–saran sebagai berikut: - aplikasi mobile pemeliharaan mesin ini tentu saja tidak terlepas dari kekurangan. Sehingga aplikasi ini perlu dikembangkan lebih lanjut baik dalam hal keamanan maupun user interface nya. - Sistem ini perlu dikembangkan lagi dengan membuat atau menambahkan fasilitas atau module – module untuk kelengkapan aplikasi mobile pemeliharaan mesin ini.
28
Volume 2 No 2 – 2016 ijse.bsi.ac.id IJSE – Indonesian Journal on Software Engineering DAFTAR PUSTAKA [1]
Alhir, S. (2002). Guides to appling UML. New York: Springer-Verlag.
[2]
Alhir, S. (2003). Sebastopol: O'Reilly.
[3]
Amal Witonohadi, I. T. (t.thn.). Usulan Perbaikan Sistem Perawatan Mesin dengan Pendekatan. Jakarta Barat 11440, J1. Kyai Tapa 1, Grogol: Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti Jurusan Teknik Industri.
Learning
UML.
[4]
hudha, n. (t.thn.). Manajemen pemeliharaan dan perawatan mesin industry. Surabaya: politeknik perkapalan negeri Surabaya institut teknologi sepuluh nopember.
[5]
Iswati, M. A. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif. Surabaya: AUP.
ISSN : 2461‐0690
[6]
Matius, Z. (2007). Perancangan Sistem Informasi Perawatan Mesin Produksi PD. Makmur Jaya. Jakarta: Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Tarumanegara.
[7]
NIIT. (2001). Introducing to Unified Modelling Language. Okhla: Sona Printers Pvt,.
[8]
NIIT. (2001). Object oriented Analysis and Design. Okhla: Sona Printers Pvt.
[9]
Supandi. (1990). Manajemen Perawatan Industri. Bandung: Ganeca Exact.
[10] William, H. L. (t.thn.). Rancangan Sistem Informasi Perawatan Mesin Pada Pabrik Crumb Rubber PT. HB. Jl. Almamater Kampus USU, Medan 20155: Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
29