Volume 14 No.1 Maret 2000
\VARTA BIOTEK XIV NO. I
MARET 2000 KATA PENGANTAR
Pad a edi i kaJi in.i Warta Biotck Lampil dengan lcma khusus yang diangkat dart workshop " Tanaman Pangan Transg nik Pcr pckLif dan Tanlangan di Ma a Mendatang Bagi Indonesia" yang diselenggarakan pada tanggaJ 9 Maret 2000 o le h Pus lit bang BioLcknologi-LlPl di Cibinong. Artikcl yang dimual merupakan naskah yang telah dipresentasikan pada works hop tcrsebut o leh pembicara ~aJ1g berasaJ dari UPI, Bala i PCllclitJan BiolckJ\ologi Pcrtanian (Balilbio), dan PT. Monagro Kimia . Edisi kali ini dipcrkaya dcngan bahan-bahan yang terkait dcngan teknolog i transgen.ik dan Isu Biolek ya ng merupakan baJlan j umpa pcrs lenlan o tanaman pangan tr.!nsgenik antara KClua UPI dcngan para wartawan. media ceLak dan cleklroni k pad a langgal 6 Maret 2000. Disamplng iLu. disajikan pilla beriLa-berita rutin m ngenai kcgialan bioLek nologl . kwnpulan artikcl, naskaJl patcn dan infommsi lcklllS kolek I terban! RcdakSL scrta daIlar buku biotcknologi lcrbitan lerbaru. Bcri ta dari Internet mcnam pilkan situs-siluS mcnarik ~ang berkaiLan dengan lcknologi transgcnik. Rl:daks l lClap I11cngharapkan wnbangan artjkel scmi popule .. dari scmua pihak wlluk di terbilkan dal anl Warta BiOlCk cd isi I1lcncialang. Tata cara pcnu lisannya dapat dilillltt pada sampuJ belakang. Selamal III mbaca Redaksi
DAFTAR lSI
Warta Biolek ditcrbiLkan -l x I [alum olch Pusli[bang BiotclulOlogi - UPI. Mulai Vol. 10,110 . 1. 1996 Warta Biotek rnemuaL artikel semi popul ' r bidang bioLcknologi atau yang lcrkait disamping bcrita-bcrita dan kcgiatan biolcknologi dalam dan luaf ncgeri Wana Biolek uiasuh olel! . RedJksi Pcnanggllng jawab
KLlXlla Bidang .Iasl &
InfCl1msi
Pus[ilb,LIlg Biolcknologi
Isu BiOlck • - Tanaman Pangall Transgcnik . Perspekuf dan Tantangan ill ma a Mcndalang Bagi Indonesia Artikcl • - Isu Keamaniln Pangan dan Li ngkungan Tana man Ha il Rekayasa Gcnctlka (K. Adiwilaga) . . ... . " - Pandangan dan Opini Scorang Penclili Tcrhadap TananuLIl Hasil Rckayasa Gcnelika (M \-Icnnan) - Quo Vadi Teknologi Tran gcnik 0' (1. H. lamct-Locdin) .. . anaman Tmnsgenik Scbuah Pilihan atau KehaJlls,m (S. D. Saslrapradja)
10 ]l)
Rcdak i PclJk ana Ketu.a Anggola
M . Ahkam Subrolo Yanlyati Widyastuu Tri Muji Ernlayallti
Kctera"gan fo(o sarnp .. 1 deua" : o Fasilllas uji terbatas unluk lanaman hasil rekayasa cnellka (Foto • Rcdaksi WE)
6
Percobaan
padi
hasiJ
rc\...ayasCl
Illform
genctika di dalam
fa ililas uJi terbata. (Foto : Redaksi WB)
Aillmat Rcdal{si : Warta Biolek - Pusa( Pencliti:m dlm Pcn~emblm~lln Biutclil1olu~i - LIP) Jalan R&l~'&l Bo~or Km. "6, Kotal( Pos B(I~ol' 16004, Cihinllllj! BOj.!()I', Tell), (021) 8751527 Fux. (021) 8754588 Email: Watabiotck~/ hotmail.com
27 27
28
:11 J3 37
lX
ISU BIOTEK
TANAMAN PANGAN TRANSGENIK : PERSPEKTIF DAN TANTANGAN
DI MASA MENDA TANG BAGI INDONESIA
Inez H. Slamet-Locdin
Puslitbang BioleknoJogi - UPI
lndonesia dengan jumlah popuJasi lebih dari 200 juta manusia memiliki tanlangan yang sangat besar untuk dapat llIeningkatkan produksi (anaman pangan. se~ab di satu sisi kebutuhan pangan meningkat, di lain sisi lahan pertanian semakin bcrkurang. Pada dekade mendatang segala kemungkinan untuk dapal mempertahankan ketersediaan pangan perlu dijajaki. Terbukti dan krisis ekonomi yang diaJamj Asia pada umwlUlya dan lndonesia pada khususnya bahwa mengandalkan impor bahan pangan dari luar negeri adalah pendekatan ang rcntan. Pada saal nilai mata uang melemab pendekatan ini dapat menjadi bumerang. Kelemahan lain adalah apakah adajaminan pada JO taboo mendatang komoditi yang menjadi ballan pokok utama di lndoncsia masih tersedia di pasar. Selain masalall laban., bila ekonomi di negara telrulgga juga membaik, kOOSUDlSi pangan daJam negerinya meningkal, settingga balUUl pangan akan terserap oleh pasar dalam negen. Akibatnya mungkin pada 1-2 dekade mcndatang tidak mudah mencari beras di pasar global . Sebagaj contoh saat ini India mengekspor beras oleh karena banyak konswnen dalarn negeri tidak mampu membeli beras. Ada pendapal yang menyatakan bahwa masalah pangan bukan disebabkan kareua Iangkanya pangan dan masalah leknologi . nanlWl karena persoalan distribusi dan akses terhadap bahan pang n. Nrunun bila kita mengbarapkan negara maju akan menyumbangkan pangannya ke negara berkembang, kenyataan yang ada banluan ke negara berkembang semakin berlrurang, sehingga peningkatan teknologi yang bersifat lokal sangal penting. Pcmcnullan kebutuban pangan memerlukan suatu pemikiran yang strategis ke depart Dengan semakin menurunn a h."llali13s Iingkungan, maka praklek pertanian yang perlu dikcmbangkan hams didasarkan pada prinsip pcrtanian berkelanjutan. Tcknologi transgenik membuka suatu aJlernatif untuk meni.l1gkatkan produksi pangan dengan harapan lelap mempertahankan kehannonisan Iingkwlgan. Transgcruk menawarkan kemungkinan pengurangan pemakaian pestisida, peningkatan nulrisi, kemampuan adaplasi pada lalUUl marginal dengan cara yang sangat spesifik. Prinsip dan teknologi ini adalah memindahkan satu alau beberapa gen, yaitu potongan DNA yang menyandikan sifal lertentu, dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya Namun eperti setiap pengenalan teknologi baro, jaJan yang hams dHcmpuh \idak selalu rata. teknologi ini seperti teknologi lain menawarkan keuntungan maupun osiko. Sejak sebelwlljalllan Bapak Genetika, Gregor Mendel, yang h.idup di akhir abad 19, manusia telah berusalla memperbaiki kuaJitas dan kuantitas produksi tanaman dengan persilangrul llmu penyilangan tanaman yang kemudian popuJer dengan istilah pemuJiaatllanaman rnenyatukan dua kode genetik yang disandikan oleh DNA dari letua yang \crutama berasaJ dari spesies yang
sarna. nrunun tidak selalu dari spesies yang sarna. Banya!< hasjJ momunental ang telah diperoleh dari pendckatan ini, namun deruikian pemulian lrutaman tidak selalu menghasilk:an tanaman yang lebih muJia Unsur 'trial and error' cukup berperan, ehingga selalu diperlukan seleksi untuk memilili yang berpenampilan unggul. Campur langrul manusia dalam pemindahan gen telah teTjacti sejak awal peradaban, sehingga sesunggllhnya istilah ·genclicalJ. modified organism (GMO) mungkin seharusnya tidak hanya dialarnatkan pada tanaman transgcnik, karena padi yang kita kOnsllfllSi sam inipun sudah merupakan persilangan dari puJuhan [eLM. Perbedaan yang mendasar pada teknologi rekayasa genetika bukan seluruh DNA digabungkan. namun secara spesifik dilakukan pemindahan salu alau beberapa gen pen aneli karakter lertcntu . Gen tersebul bisa berasal dari spesies yang sarna dengan tujuan peningkatan ekspresi, namun dapat pula berasal dan spesies lain. Apakah seeara aJaou proses pemindahan sepotong DNA ioj tidak pemah leJjadi eli alam? Temyata leJjadi. sebagru eonloh juslnl rekayasa genetika lanantan dapat menjadi lebill efektif setelah dikelahui bahwa bakteri yang
VOL. 14 NO. 1 MARET 2000
disebut Agrohacterium rumefaciens mampu memindahkan sepotong DNA-nya pada tanaman inangnya. Bahkan kemudian Agrobacferium digunakan sebagai kendaraan unluk menitipkan DN A yang menyandikan sifat berguna pada tanaman. Kekawatiran yang kcmudian berkembang pada masyarakat di beberapa negara pada produk GMO alau LMO terutama djdasarkan pada kekhawatiran pacta suatu yang udak kasal mata dan belwu diketahui sebelwnnya. Sesuatu kekhawatiran yang eukup beraJasan. Schingga diperlukan analisis risiko yang mewakili pertanyaan yang muncu1 di masyarakat Debat yang terjadi di berbagai negara mengbasilkan suatu keputusan yang berbeda di negara masing-masing Amerika ang memimpin daJam teknologi ini telah menanam produk transgenik secara cukup meluas, pada taboo 1999 seluas 28,7 juta hektar, luasan ini meningkat dari 20,5 juta hektar pada tahun 1998. Tanaman pangan transgenik di US Lelah menghasilkan keuntungan lebih dari 200 jula USD/trumn. Komllllitas Eropa yang semula telah meJepas 16 produk transgenik sementara menunda pelepasan produk ini ke pasar. Indonesia berada pada posisi yang berbeda dari kedua negara ini.. kebutuhan pangan dan nutrisi yang harus segera diatasi lidaklah dihadapi oleh negara-negara Eropa Barat. Sebagai eontoh Eropa Barat menolak padJ transgeuik yang mengandung gen penyandi pro vitamin A dari tanaman Daffodil dan bakteri Erwinia oleh karena defl.Slensi vitamin A bukanlah masalah di negara-negara Eropa Barat, sedangkan di Indonesia mesk.ipun program suplemen vitamin A telah dilakukan prevaJensi vitamin A masih tinggi. Menurut UNICEF peningkatan konsumsi vitamin A dapat menccgah kemauan sebanyak 2 juta bayi karena defisiensi penyakit ini meyebabkan bayi mudah terserang diare dan cacar. Negara Letangga seperti Cina telah menanam tanaman IJanSgenik pada area yang culrup besar. area ootuk kapas Bt saja mencapat Jula hektar. Thailand juga telah bergerak maju, sedangkan Indonesia dapat dikatakan agak tertinggaJ daJam teknologi iill. Faktor lain yang perlu menjadi pertimbangan adalah luasnya keanekaragaman bayati yang ada di negeri ini.. Di salU sisi kila tidak ingin adanya dampak yang mengurangi keanekaragaman hayati yang ada. di lain sisi bila keanekaragaman ha ali yang kita miliki ban a menjadi aset diaJn. yang setiap saaL berkwang dengan sangat cepal dengan adanya kebakaran hutan., maka kebanggaan ini hanya akan menjadi satu kebanggaan relom yang segera menjadi sejarah. Pertan aannya dapatkab kita memperoleh ruJai tambah dengan bioteknologi deogan modaJ keanekaragaman hayau leita? Sesungguhnya sebagai negara dengan mega biodi ersitas teknologi ini mempunyai potensi besar bagi Indonesia. Sebagai conloh mikroba-mikroba yang ada di aJam lndonesia ang berpolensi untuk memproduksi enzim sangatlah luas. Ada pula conlob suatu proyek transgenik di Amerika yang menyelamalkan pohon "chestnut" yang populasinya hampir habis diserang oleh cendawan Cryphone((tria parasitica dengan eara merekayasa virus yang melemahkan cendawan ini. Pada bulan Mei 1999, majalah Nature memuat Iaporan dan Jolm Losey dan kawan-kawan dari Universitas Cornell bahwa pada skala laboratoriwn daun tanaman milkweed yang ditebari dengan serbuk sari jagwtg Bt dapal mematikan ulat kupu-kupu l'vlonarch BeriLa ini kemudian dikutip di berbagai media Sesungguhnya pada bulan September di taboo yang sarna. pada MaJaJah Nature Biolechnology, dari penerbit yang sarna, Profesor Shelton, aJumnus universitas yang sarna menyatakan bahwa mifkweed di alam ndak twnbuh pada ekologi yang sarna dengan jagwtg, periode produksi ulat kupu-kupu Monarch tidak bersamaan dengan pembungaan jagung dan jumlah serbuk sari yang diolcs.kan pada daun milkweed oleh Losey dkk., jauh mclcbJlli kenyataan di aJarl1. Pandangan yang berkembang di masyarakat bahwa Indonesia menjadi ajang uji coba pangan basil transgeoik juga tidak seluruhnya bCllar. oJeb karena contolU1ya di US 60% kedele adaIah kedele transgenik dan sebagian besar dikonsumsi di daJam negeri, hanya 20% yang diekspor. Lembaga llmu Pengelahuan Indonesia memandang bahwa bioteknologi merupakan suatu eabang ilmu yang pOlensial dikembangkan di Indonesia. terutama dengan adanya keanekaragaman hayati yang IOta miliki. DaJam menyikapi tekllologi transgeoik ada dua faktor yang perlu dicermat.i yaitu penggunaan benih dan basil pangan transgenik pada tingkal pasar dan penelitian teknologi transgeoik itu seodiri. Eropa meilipun sementara melakukan moratoriwn Lerhadap pelepasan produk bam transgeni.k di pasar, telap menjalankan peneutian ini, bahkan jwnlah field trial yang dilakukan meningkat (jumlah proposal menurun, namun bila di masa JaJu 1 proposal unluk I percobaan lapangan, saat ini satu proposal mengajukan hingga 25 percobaan lapangan), sehingga terlepas dati kehati-halian aug perlu dilakukan Eropa sesungguhnya masih memandang teknologi ini potensial berkembang di masa mendatang. Selain apLikasi di lapangan, tekno1ogi ini sangat penting bagi ilmu dasar untuk mempelajari fungsi gen.
2
WARTA BIOTEK
Di Indonesia perangkat atuIan untuk pelepasan transgenik tanaman pangan sudah ada yairu di Departemen Pertanian, dengan rnelalui komisi keamaoan bayati dan pangan, yang da1am pelaksanaannya dibantu oleh lim leknis dan ~Iaksana Japangan dari fasilitas uji terbatas dan lapangan terbatas. Selelah melalui komisi ini, varietas yang baru masih hams mela1ui komisi pelepasan varietas. Aturan terse but sudah diperkual dengan adanya SK bersama 4 menteri (menleri pertanian, kesehatan, pertanian dan perkebunan, serta pangan dan hortikulLura) yang dilanda tangani talmn 1999. Dengan adanya rencana Indonesia
akan roeratifikasi prolokol Cartagena mengenai keamanan hayati maka diperlukan perangkat aturan nasional dan badan yang menjembatani kepentingan ini di Indonesia. Pengujian anaIisis risiko tanaman dan pangan tnmsgenik sangat diperlukan. Berbagai pihak yang mewakHi berbagai kepentingan sebaiknya urun rembug untuk melengkapi pertanyaan apa saja yang perlu dijawab oleh produsen transgenik. Namun yang hams dihindari adalah kita jangan lerjebak daIam diskusi dan debat berkepanjangan dan membuat atu:ran-aturnn dengan tidak dilandaskan kebutl.lhan riil kita, yang pada akhirnya berakibat semakin lertinggalnya penelitian di bidang ini. (Bahan Konferensi Pers Ketua LIPI Jakana 6 Maret 2000)
MAILING LIST HAKI
LABORATORIUM KThfiA BAHAN ALAM
8ergabunglah dengan
MailingListHAKI
yang dikelola oleh
Moderator dan
Puslitbang Bioteknologi-LIPI
PUSLITBANG BIOTEKNOLOGI - LIPI
KOPERASI PEGA W AI
BIOTEK - LIPI
Melayanl pemesanan :
• Bibit
Melayani: Mailing List HAKI merupakan
media komunikasi yang ideal
bagi anda yang berminat
dengan masalah per-HAKI-an
di Indonesia
Kunjungi situs:
http://www.geocities.com/ ahkamsubl a/au
• Anali5is minyak atsiri deogan kromatografi
ga~
• Analisis senyawa kimia bahan alami dengan HPLC
Selamat bergabung dan ber-HAKl-ria
VOL. 14 NO. 1 MARET 2000
8agi yang berminat silahkan menghubungi :
• Konsultasi aoalisis kimia bahan alam
http://haki-Iipi.listbot.com pendaftaran dapat dilakukan langsung di situs ini
•
tanaman (buah - buahan, penghijauan dan hias) Bibit jamur
merang
Bubungi: Telpon : 021-8754587
Fax: 021-8754688
Koperasi Pegawai
Biotek - LIPI
Jalan Raya Bogor Km.
46, Cibinong - 16911
Telpon : 021- 8753651,
8754587
Fax: 021- 8753651,
8754588
3
ARTIKEL ISU KEAMANAN PANGAN DAN LINGKUNGAN TANAMAN RASa REKAVASA GENETIKA Kartika Adiwilaga
Bagian Bioteknologi
PT. Monagro KmUa
email : kartikaadiwHagaCl2lmonsanto.com
Pemuliaan tradisional rekayasa geoetika
dan
Secara tradisional petani Lelah melakukan perbaikan tana.man mela 1m proses penyi1angan dan pemuliaan
terlebih dahuJu oleb larutan peng ganda kromosom sepcrti colchlcine . sehlngga kini serbuk sari menjadi kompatibel dengan tanaman betina. Upaya ini seringkali terus berlanjut
Sebagai conloh melalui tahap penyilangan dan seleksi tamun an yang lebili besar, Iruat, dan lebili
daJam bentuk penyelamatan
lallan terhadap penyakil selama pu luhan ballkan ratusan tahun yang lalu, petani dan pemulia tanaman telab berllasil membuat tanaman padi, Jagung. dan tebu. yang berdaya hasH Linggi dan memiliki kualitas panen yang lebill bailc Secarn tidak sadar kita mengkategorikan tanaman-ta
tanaman dewasa. Pemuliaan tradisionaJ telah banyak membantu dalam peningkatan produktivitas pertanian dalam kwun waktu 50 talmn terakhir. Data F AO (1992) menunjukkan peniogkatan
tanaman.
naman padi, jagung. dan tebu basil budjdaya lersebut sebagai tanaman yang 'a1arniah' padahal penampilan tanaman-tanaman tersebut sudah jaub berbeda dari kerabat alaminya yang asli dan lumbull di. a1am bebas yang lebih mirip sebagai gulma atau malah PWlall. Proses pemindahan gen pada pernuJiaan tradisional dilakukan me SUdall
laJui proses penyerbukan yang teJjadi bail< dengan peranLaraan angin atau pun serangga penyerbuk namun seringkali atas bantuan manusia dengan cara melakukan penyerbukan dengan
memindahkan scrbuk· sari
t.a.oaman yang satu ke ujung putik tanaman yang lainnya. Tidak jarang, jUmJall kromosom (pembawa sifat) dari serbuk sari harus •disesuaikan'
(embryo
rescue)
sehingga
mbrio hlbrida
dapal rudup dan tumbuh menjadi
basil biji-bijian per hektar dari rata
rata 1, 1 ton pada tabun 1950 menjadi 2.8 ton pada tallun 1992. Namun
karena jumlah penduduk yang jauh lebib besar, kim peoingkatan hasil harus lebill dari itu. Ahli demografi pada Perserikat an Bangsa Bangsa meoyatakan pen duduk. dunia kini mencapai eoam miJyar orang, atau menjadi dua kali lipat dari jumJah penduduk 50 tabun yang 1aJ\L Diperkirakan populasi dunia akan mencapai sembi Ian mil yar pada 50 tahun mendatang (popu lation Division, 1999). Uotuk men cukupi kebutuilan pangan penduduk yang terus bertambab dengan pesat ini diperlukan laban pertanian yang tcrus bertambah luasnya. Sementara itu, ketersedjaan laban untuk per tanian semakm lama semakin ber kurang karena diubab peruntukannya
menjadi laban perumahan dan indus trio sebingga diperlukan terobosan terobosan teknologi pertanian untuk: meoingkaLkan produklivitas pertanian per unit laban. Seperti diyakini para pakar. rekayasa genetika merupakan satu teknoJogi dalam pertanian yang ber peluang uotuk meniogkatkan produk livitas pcrtanian (Swaminatban, 1999; McGloughlin, 1999) dan telab berkembang pesal daJam kwlm waktu lima belas tabun terakhir ini. Prinsip rekayasa genetika sarna dengan pe muliaan tanaman, yailu memperbaiki sifal-sifal taoaman dengan menam bahkan sifat-sifat ketahanan lerhadap cekaman mahluk hidup pengganggu rnaupun cekaman lingkungan yang kurang menguntungkan serta mem perbaiki kualitas nutrisj dari basiJ panen dengan meningkatkan kualitas gin dan nutrisi makanan. Perbedaan nya adalah rekayasa geoetika me miliki kemampuan untuk memanfaat kan gen-gen yang tidak dapat diper
gunakan dalam pemuliaan konven sionaJ karena terhaJang oleb pembatas pcnyerbukan. Rekayasa genetika adaJah kelan jutan dari pemuliaan tanaman secara tradisionaJ. Tidak seperti balnya pe muliaan tanaman seca.ra trad.lSlonal yang menggabungkan selurub kom ponen materi genetika dari dua ta naman yang disilangkan,
rekayasa
WART A BIOTEK .
genetika memungkinkan pemindahan satu alau beberapa gen yang dikehen daki dari satu tanaman lee tanaman
perbaikan kualitas seperti peningkat
karena penggunaan tanamao trans
an kandungan provitamin A pada padi ('Ie et aI, 2000), penurunan kadar
geoik sebagai makanan.
lain. Pada pemuliaan tradisional di perlukan sedik.itnya lima generasi
leroak jennh pada minyak nabati (Lehrer, 1999), dan masih banyak
satu spesies ke spesies lain secara
penyilangan batik (backcross) untuk menghilangkan gen-gen yang tidak
lagi. Penetitian di Universitas Texas A&M menunjukkan jagung Bt me miliki kadar racun mycotoxin (penyebab kanker) yang sangat ren dab dibanding jagung biasa !carena tidak terdapatnya luka gigitan serang ga yang biasanya menjadi tempat , masuknya jamw' penghasiJ mycotoxin (Benedict el ai, J998), Ta03man-tanaman produk reka yasa genetika (transgenik) k:ini telab ditanam secara luas di dunia. Menurut peoetitian organisasi nirlaba ISAAA (International Service for the Acquis ition of Agri-Biotecb Application), luas penanaman produk ini di dunia pada tahun 1999 lelab mencapai 39,9 juta hektar (James, J999). Masih menurut LSAAA. rekayasa gcnelika adalah satu-satunya leknologi per tanian yang penggunaannya oleb pe tani mengalarni peoingkatan yang pesat setiap tahunnya, menunJukkan kepuasan petani akan produk per tanian yang memberikan keuntWlgan dengan earn menaikkan basil, memu dahkan budidaya pertanian. serla juga lebib ramah lingkungan karena pe ngurangan penggunaan pestisida ki miawi James. 1998 .
cayai proses ini merupakan bagian dati evolusi biosfer planet bumi yaitu
dikehendaki yang mungkin bersifat merugikan yang bertaut dengan gen yang diingini pada proses fertilisasi sehingga pemuJiaan tanaman me merlukan waktu yang lama
Selain
itu, pemulillt1 n tanaman tradisional memiliki keterbatasan dalam penggu
naan sumber-sumber gen yaibl banya sebatas pada tanaman-tanaman yang dapal disilangkan. Pemindahan .gen toleran terhadap air asm dari tanaman bakau dari famili Rhizopboraceae pada la03man padi tidal< mungkin djJakukan dengan proses penyilangan (S""anuna!han. 1999). Demikian hal nya pemindahan gen untuk provita min A pada endosperma biji padi misalnya tidak mungkin didapat dengan earn tradisional . KeWlggulan rekayasa genetika adalah kemampuan memindahkan materi genetika dari sumber yang sangal beragam dengan kelepatan yang tinggi dan terkontrol dan dalam waktu yang lebih singkal. Melalui proses rekayasa ge nelika telah berhasiJ dikembangkan tanaman dengan ketahanan terhadap organisme pengganggu seperti serangga. pen)' aki~ dan gulma, yang sangat ruerugikan tanaman (James, 1998). Di Cina kini telah dilalrukan pengujJaJl lapangan atas 47 spesies tanaman tranSgenik dan 103 gen yang merupakan basil penelitian Departe men Pertanian Cilia (Zhang, 1.999), Di negara kita, LIPI telah berbasil memasukkan gen Bt pada padi se hingga menjadi laban hama serangga. Rekayasa genetika juga membawa
VOL. 14 NO. 1 MARET 2000
Analisis resiko taoam aD produk rekayasa geoetika Pelepasan tanaman produk rekayasa genetika ke a1am dipandang memiliki resiko lerbadap lingkwlgan dan kesehatan manusia seperti ke mungkinan laMman uansgenik men jadi gu1ma, kemungkinan perpindab an gen pada spesies lain yang beraki ~ bat
buruk,
dan
resiko
kesehatan
Proses perpindahan DN~ dari alami teJjadi di a1am Bahkan diper
perpindaha n maleri genetik dan ganggang hijau bim kepada nenek moyang sel lanaman menyebabkan tanaman meojadi mampu me1akukan proses fotosintesis yang secarn drastis mengubah kondisi bumi yang tadinya tidak beroksigen (anaerobik) menjadi aerobik (Suwanto, 2000). Selain itu bagian dari 5Irategi survival bakteri
t.anah Agrobacterium
tumefasciens
adalah dengan mengintegrasikan se bagian dari genomnya pada ta03man seperti balnya pembuatan tanaman transgenik. Dengan demikian, proses perpindahan
DNA
pada
tanaman
lranSgenik tidak dengan seodirinya meoimbulkan resiko namun produk yang dihasilkan dari ekspresi gen introduksi yang harus dikaji resiko oya. Berikut adalah pelikan-pelikan analisis resiko yang berasal dari pub likasi The Royal Society of New Zealand (Conner, 1997) dan daTi sumber-sumber lain.
Mungkinkah /anaman transgenik berubah menjadi gulma ? Seperti telah diuraikan di atas, tanaman budidaya memiliki tampilan agronomis yang jauh berbeda daripada tanaman neoek moyangnya yang mungkin lebili menyerupai gulma. Ciri-ciri gulma adalah biji memiliki masa dormansi yang pan jang, mampu beradaptasi pada ling kungan yang beragam, pertumbuhan yang terns menerus, pembungaan dan pembentukan biji yang terus menerus,
5
serta penyebaran biji yang jauh. Ciri ciri kegulmaan ini telab dihilangkan dati fanaman budidaya melalui proses pemuliaan selama ratusan bahkan ribuan rabun. Pemindahan saw gen
tanaman tahan herbisida bukan saja
meropakan produk rekayasa genetika tetapi juga banyak tanaman tahan herbisida yang merupakan basil pe muliaan tanaman.
dikomersialkan Selanjutnya, dalam pemyataan t.ertulisnya The RoyaJ Society
menyatakan bahwa peneli
tian yang dila.k:ukan oleh P.uszt3i tidak dapat dipenanggungjawabkan ke benarannya karena mengandWlg ke
saja (ketahanan terhadap serangga, atau herbisida) tidak akan bisa mengembalikan semua ka.rakter kegulmaan kembali pada tanaman
Apakah jagung Bf membahayakan kupu-kupu Monarch?
salahan (flaw) baik dalam disain eks perimennya, perlakuannya maupun
budidaya.
Telah dilaporkan daun tanaman milkweed yang ditaburi serbuk sari
analisis basil (The Royal Society London Mei 1999). Tanaman transgeoik dapat ber
Mungkinknh gen baru dipindahknn kepada gu/ma dan menjadikan gulma yang super?
dari tanaman jagung Bt membunuh uJat kupu-kupu Monarch di laborato rium universitas ComeU (Losey et ai,
laban lerbadap herbisida mendatang lean kekhawatiran akan berpindahnya
1999). Laporan ini telab berturut turnt dibantah deogan penetitian skala lapangan yang meoyimpulkan bahwa di lapangan tanarrum milkweed yang
karakter tersebut pa.da kerabat liarnya yang merupakan gulma serungga
merupakan satu-satunya sumber rna kanan utat kupu-kupu Monarch tidak
men]adikannya gulma yang super. Kekhawatiran ini terutama mungkin telJadi di tempat yang merupakan pusat keanekaragaman bayati (eel/ter
sarna dengan jagung, masa produksi uJat kupu-kupu Monarch juga tidak
Penanaman tanaman transgenik
of genetic diversify) dari tanaman transgenik tersebu!. Tanaman-tanam an budidaya yang ditanam dengan
Juas di Indonesia dan memiliki niJai tinggi berasaJ dari introduksi dari negara lain, seperti jagung dari Mek siko, kedelai dari Cina, kapas dari India, kelapa sawi! dari Papua Niu gini, dan karet dari Brazil Perpin dahan materi genetik dari tanaman budidaya pacta kerabat liamya telah teljadi di tempat yang merupakan pusat keanekaragaman hayati dari selada. anggur. bunga matahari. mo beri, kentang dan serea!. Bukan tidak mustahil perpindahan gen ketahanan herbisida dapat dipindahk:an pada kerabat liamya yang berupa gulma di pusat keanekaragaman bayati tanam an transgenik itu. Isu ini perlu diper batikan dan dicarikan jalan keluamya . Dapat dikatakan babwa isu ini tidak
unik pada tanaman transgenik karena
6
hidup dan tidak twnbuh bersama
bersamaan dengan masa pembungaan jagung, dan kalaupun serbuk sari jagung jatuh ke daun milkweed maka jumJahnya jauh lebih kecil dari jum lab serbuk sari yang dioleskan ke permukaan daun di percobaan Iabo ratorium universitas ComeU (pleasant et ai, 1999).
Apakah lanamal1 transgel1ik berba haya bila diko/1sums; ? Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Arpad Pusztai meoyatakan dam pak buruk lerhadap kesehatan tikus setelah diberi makan kentang trans genik yang mengandung gen lectin (Ewen & Pusztai, 1999). Dapat dika
takan ball\va kentang trangenik ini bukan produk komersiaJ dan kareoa sifat lectin yang memang diketahui bersifat sebagai racun, kentang ini tidak mungkin lolos dalam pengujian keamanan pangan dan diijinkan untuk
bahaya atau bennanfaat lergantung tujuan pengembangannya dan tidak terlepas dari sifat gen yang diintro Apabila gen introduksi mengbasilkan racun, maka tanaman
duksi.
transgeiUk dengan sendirinya akan menjadi raCWl. Kelebihan proses rekayasa genetika darl pemuliaan tradisionaI adalah gen yang dipia
dahkan dapal diketahui dengan persis dan ciapat diikuti pe1jaJanannya' da lam tanaman transgeuik. Analisis toksisitas pacta tanaman transgenik biasa dilakukan dengan menggunakan metoda acute gavage seTta feeding studies pada binatang binatang percobaan untuk menentu kan apakah protein bam bersifat tok sik atau tidak (Hammond et ai, 1996). Sementara itu telah didoku mentasikan tanaman-tanaman basil pemuliaan tradisional pun dapat membahayakan kesebatan seperti varietas kentang Leoape dari AS dan Kanada dan varietas Magnum Bonum dari Swedia telah ditarik dari pasaran kareua memiliki kadar racun glikoaJ kaloid yang tioggi (Zitnak & Johnston., 1970, HeUeoas et ai, 1995). Varietas seledri tahan terhadap se rangga basil pemuliaan tradisional yang dilepas di AS temyata memiliki kadar psoraJen (karsinogen) yang tioggi (Ames & Gold, 1988)
WARTA BIOTEK
Apakah produk rekayasa ge net;ka (L-tryptophan) membunuh manu ia? Penyakil EMS (eosinophilia myalgia syndrome) yang menye babkan kematian temyata disebabkan karena konsumsi makanan suplemen L-tryptophan (US FDA 1990). L tryptophan di.hasilkan dari basil fer mentasi bakteri Bacillus amylo/ique faciens. Untuk meningkatkan pro duksi a5am amino ini, perusahaan pembuatnya (Showa Oenko) mereka yasa genetika bakteri BacIllus amylo Iiquefaciens. Pada saat bersamaan perusahaan juga mereduksi penggu naan karbon aktif yang diperlukan untuk meoyaring kontaminan .dan impuriti yang biasa terdapat pada setiap proses fermentasi sebanyak 50%. Penyakit EMS disebabkan karena adanya kontaminan 1,1' -elhy lidenebis[tryptophan] yang terdapat karena proses penyariogao yang tidak sempuma (Hill et 01. 1993) Penyakit ini bukan disebabkan karena penggu naan transgeoik bakteri.
Apakah produk rekayasa genetika dapa/ menyebabkan a/erg; ? Alergi terhadap makanan diarti kan sebagai reaksi imwlOlogi tubuh, yang berdampak merugikan kesebat an. lerbadap antigen yang tedapat dalam m.akanan (Lehrer, 1999). Le bili dari 90% kasus alergi terhadap makanan disebabkan kerena rna kanan-makanan yang termasuk dalam ' kelompok delapan' yaitu telUJ'. ikan, makanan Jaw, susu., kacang tanah, kedel31. pohon pengbasil kacang (tree nuts) , dan gaodum (Taylor & Lehrer, 1996). Rekayasa genetika memung k.inkan introduk.si protein yang bera sal dari sumber yang beragam pada
VOL. 14 NO. 1 MARET 2000
makanan Allergy and Immunology Institute dan international Food Bio technology Council bersama dengan
para pakar dibidaognya telah meru muskan protokol pengujian kemung kinan makanan basil rekayasa ge netika bersifat sebagai alergen (Met calfe et ai, 1996). Untuk menguji makanan basil rekayasa genetika ti dak mengandung alergen dilakukan serangkaian pengujian yang meliputi identifikasi swnber gen apakah bera . sal dari 'kelompok delapan ·. Apabila demikian, selanjutnya dilalrukan pe ogujian-pengujian irmmologis seperti solid phase immunoassay dan skin prick tests. Seandainya sumber gen bukan berasal dari 'kelompok de lapan', susunan asam amino protein inlroduksi dibandingkan dengao pro tein-protein yang telah diketahui ber sifat sebagai alergen yang terdapat dalam data base seperti GenBank, EMBL, SwisProt, PIR, untuk meliliat kesamaan susunan asam aminonya. Selanjutnya., stabilitas protein inlroduksi dianalisis karena aJergen diketahui bersifat stabil pada suhu tinggi j uga pada sistem pencernaan.
Beberapa contob evaluasi alergenisitas tanaman basil rekayasa genetika Kedelai mengandung gen dan kacang Brazil (Nord/ee et aI, 1999) DaJam upaya memperkaya pro
tein kedelai akan asam-asam amino yang mengandung gugus sulfur (seperti metionin), gen dari kacang Brazil telah dimasuk.kan ke da.Iam satu jenis kedelai. Seperti diketahui baik kedelai rnaupun kacang Brazil, sebagai bagian dari ' kelompok de lapan' (Jree nuts) dapat menyebabkan reakSl alergi. Evaluasi alergenisitas terhadap kedelai transgenik dengan
gen dari kacang Brazil menggunakan metoda yang telab diuraikan di alas memmjukkan peoambahan gen dari kacang Brazil meniogkalkan potensi alergenisitas dari kedelai. Dengan demikian, pengembangan kedelai dengao geo dari kacang Brazil ke mudian dihentikan (Conner, 1997; Lehrer, 1999).
Kedelai dengan peningkatan kadar asam oleik (Lehrer & Reese, J998) Kedelai direkayasa genetika untuk meningkatkan kadar asam oleik untuk membuat lemak kedelai men jadi lebih sehat. Proses rekayasa ge netika yang dilakukan pada kedelai ini meoingkatkan kadar beberapa protein sehiogga dikhawatirkan me niogkatkan potensi alergenisitas kedelai . Evaluasi aJergenisitas seperti halnya pada kedelai dengan kacang Brazil dilakukan dan terbukti kedelai dengan kadar asam oleik tinggi tidak memiliki potensi alergenisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai biasa. Dapat disiropulkan bahwa ke mungkinan diintroduksinya alergen pada proses rekayasa genctika dapal diprediksi dan metoda deteksi [er sedia unluk mengevaluasi kemungki nan ini. Penelitian-penelitian selama ini membuktikan bahwa penambahan protein yang bukan berasal dari 'ke lompok delapan', yang tidak memiliki kesamaan SUSW131l asam-amino deogan protein alergen yang ada di database serta protein tersebut mudab terurai pada pemanasan maupun pada proses pencernaan, tidak membuat tanaman transgenik menjadi lebih bersifat alergenik dibandingkan de ngao tanaman yang bukan transgenik. Selain itu., dibandingkan dengan pada proses pemuliaan biasa, gen
7
yang diintroduksi pada tanaman me laJui proses rekayasa genetika diketa bui persis SUSWlaD DNA-oya maupun protein basil ekspresinya, maka ke mungkinaD adanya alergen dapat di prediksi secara lebih dini, Lebih dari ilU, penelitian di Jcpang menunjukkan bahwa dengan rekayasa genetika telah dimungkinkan pengurangan kadar protein alergeo pada padi (Matsuda et ai, J993). Penutup
Food), Denmark (National Food Agency), Jepang (Ministry of Agri culture, Fisheries, and Forestry), Australia, Argentina, Malaysia, Afri ka Selatan dan negara-negara lamoya.
badan pengawas kescbatan dan 1'3 ngan duma seperti WHO dan FAO menyimpulkan bahwa tanaman-ta naman lersebut arnan untuk dikon sumsi. Selain itu produk-produk transgenik yang kini dipasarkan Lelah diakw keamanan pangan maupun keamanannya terhadap lingkungan oleh badau-badan pengatur di Amerika Serikat seperti USFDA, USDA. dan USEPA maupun badan badan pengatur di negara-negara lain seperti Kanada (Health and Welfare Canada), Inggris (Advisory Commit lee on Novel Foods and Process. Ministry of Agriculture, Fisheries and
8
cialized Transgenic Crops: 1999. ISAM Briefs.
Lehrer, S.B. & G. Reese. 1998. Food aU«gcns: Implications for bioteclmology. Oal.am: Biotechnology and
safety
assessment.
edisi kcdua oleb Taylor & Francis, hal
Daftar Pustaka
127-150. Ames, B.N. & L.S . Gold. 1988. CatcinogcniJ: risk estimalJon. Science 240: 1045-1 047. Benedict, J.H., O. Fromme, 1. Casper, C. Co ...
rea. G. Odvody & R.. Parker. 1998. Effi cacy of Bt corn events MON 810, Bt 11 and E 176 in controll ing corn, eVllluation. fall umywonn, sugarcane borer and a..fIa..
Rekayasa geoetika diynkini oleh para pakar sebagai tetobosan teknologi ang berpotensi unluk me uingkatkan produktivitas pertqnian per unit Iahan yang diperJukan un tuk mengimbangi pertambahan pen duduk. Untuk menjamin keamanan produk pertanian basil rekayasa ge neLika terbaclap lingkungan maupun terhadap kesebatan, produk -produk i.ni hams melewati proses pengujian sebelum dipasarkan. Metoda-metoda pengujian keamanan produk pertanian rekayasa genetika tersedia dan penelitian atas tanaman transgeoik yang kini dipasarkan menggunakan metoda yang disetujui oleh badan
James, C. 1999. Global Review of Commer
toxin. Texas i\&M UniversIty publlCllliollConner, A.J. 1997. GmelicaJly Engineered Crops. Environmental dan Food Safety Is
sues. The Royal Society of New ZeallUld. MiscellancolU Series 39.
lAbrcr, S.B. 1999. PotentiaJ health risks of genetically modified organisms; How can
alI«gtm be assessed Md minimized 1. Agriculture BiOl.colmology and the Poor. editor Ptnley and Lantin. hal. 149-15S.
Losey, lJ.E., L.S . Rayor & M.E. Carter. 1999. Transgenic pollen banns Mooarob larvae. Na1lIre 399:214. MalsUd&. T., A.M. Alvarez. Y. Tada. T . Mao
hi.
&: R.
N.a.lwnura. 1993. Gene engi
neering for bypo.a1lergenic rice: expR$
lion of allergenic protein synthesis in
Ewen, S.W. & A. Pusztai. 1999. Effects of
seedS ofttmsgenic rice plllIlls by antisense
dids COOlaining genetica.lJy modified po
RNA. Dalam: Proceeding, of the lntero&
tatoes expressLng gnlanthus Divali! lectin
tional Worbbop of life Science in Pro
on rat samJl intestine. The Lancet 354;
duction and Food-consumption of Agri·
lJ53-13S4
cuLture Products, SCSlIion-4. Tsukuba Ja
F AO. 1992 . F AO ProdUction yearbook 1992. Rome: Food and Agricul\llre Organization Hammond, B.G., J.L Vicini. G . F. Hartnell. M.W. Naylor, C.O. KDlght., E.H. Robin
pan: Tsukuba Cento:r. McGloughlin. M. 1999. Ten reasons why bio technology will be important to the deve loping world. AgBioForum 2, fall 1999.
son, R.L. Fuchs & S.R. Padgette. 1996.
Metcalfe, 0 .0 " J.~. Astwood. R., R.. ToWll
The fceding value of soybeans fed to rat.s.
send, H.A. Sampson, S.L- Taylor & R.L.
chickclllI, catfish and dairy cattle is no!
Fuohs. 1996. Assessment of the allergenic
Altered by genetic incorporation of gly.
potential of foods derived from genetically
phoute tolerance. Journal of
engineered crop plants. Dalam: Critical
ulrition
126: 717-727.
Reviews ill Food Science and Nutritioll
Hellena.s, K- E ,C. Branzell. H. Johnsson & P S11IIlina.1995. High levels of glycoalca· loids in the established Swedish potatO va riay Magnum Bonum. Journal of SCIence of Food I.I1d Agricul\llre 68: 249-255 Hm. R.H. Jr, S. P. Cnu.dill, R.M , Philen, S.L. Bailey,
W.O. Flanders,
W.J. Driskell.
M.L. Kamb. LL. Needham. & E.J. Samp SOlI .
1993
Contaminanu; in L-Iryptophan
Editor F.M Clydesdale. Allergenidty of Foods Produced by genetic modi.fication. rFBCIILSI36(S). 8165·S186. Nord lee, J.A., S.L. Taylor, J.A. Townsend, L-A. Thomas & R.K. Bush. 1999. Identifi cation of Brazil nut allergen in tnuugenio soybearu. New England Journal of Medi· cine 334, 688-692. Pleasant, J.M., R..L. Hellmicb & LC. Lewis.
associated with eosinophilia myalgia syn.
1999. Pollen disposition on milkweed
drome. Atchieve Environmental ConUllni
Icaves under I1l11unll conditions. Monarch
nation and Toxicology 25 . 134-142
Butterfly Research Symposium, Cbicago.
James , C. 1998. Global Review of Commer
Population Division (1999). The world at six
cialized Transgenic: Crops: 1998. ISAAA
billion, (Population Divi.slOn of the De
Briefs.
partment of Economic and Social AfIiI.irs
WARTA BIOTEK
Ye, X., S. A1-Babili, A. Kloti, J. Zhang. p,
of the United Nations Secretaciat. Work
hood Issues. Agriculture Biotechnology
ing Paper ESAIP/WP 154). New York:
and the Poor. editor Persley and lanlio,
Lucca, P. Beyer &
Population DiviJJion of the Department of
bAl. 37-42.
Engineering the provitamin A (B-caro
Economic and Social Affairs of the United ations
ecrclaria1.Scars, M. 2000. New
research suggests Bt com 001 h.armful to
MOlUlTch butterfly. University Guelph Newsletter. PeblUllty 9.
Suwanto. A. 2000. Tanaman Transgenik: Ba garmana
Kita
Menyikapinya?
Bahan
diskw;i palla pertemuan Biosafety Protocol
yang diadakan oleh the WWF Indonesia.
Taylor, S & S. B. LchreT. 1996. Principles and characteristics of food allergens. DaLam:
tene) biosynthetic pathway
iotO
oid free) rice endosperm.
Science 287:
(caroten
Zhang, Q. 1999. China: agriculture biotechno
by Genetic Modification. 36 (S): S91
logy opporunilies to meet the ch.aJJenge of
S1I8.
food production. Agriculture Biotechno logy and the Poor. editor Persley and
The Royal Society of London. 1999 GMOs
Laotio, hal . 45-57.
and Pumai - the Royal Society reviews the evidence Press and Publ ie Relations.
wam.inatha.n. M.S. 1999. Genetic Engineering
Po1rylcus. 2000.
303-305.
Critical Reviews in Food science IUId Nu trition, A1lergenicity of Foods Produced
r.
Zitnak. A & G .R. lohnston. 1970. Olycoalka
May 18, 1999.
loid content of BS141-6 pola1oes. Arnei can Potato lournal, 47: 256-260.
and Food Security: Ecological and Liveli
Warta Biotek akan hadir dengan terna-terna rnenarik di edisi rnendatang, meliputi :
• Hasil-hasil litbang bioteknologi • Biofarmasi • Bioteknologi kelautan
Bag; anda yang berminat untuk berpartisipasi segera kirimkan sumbangall artikel semi populer ke redaksi
AKAN TERBIT ..... .
PROSIDING SEMINAR HASa PENELITlAN DAN PENGEMBANGAN
BIOTEKNOLOGI ill
Pada bulan Agustus 2000
Pemesanan prosiding dapat dilakukan mulai sekarang
Hubungi Sekretariat
Puslitbang Bioteknologi -UPI
Jalan Raya Bogor Km 46, Cibinong
Telpon 021 875 4587, Fax. 021 875 4588
VOL. 14 NO. 1 MARET 2000
9
ARTIKEL
PANDANGAN DAN OPINI SEORANG PENELITI TERBADAP
TANAMAN BASIL REKAVASA GENETIKA
M. Herman
Balai Penelitian Bioleknologi Tanaman Pangan
Jalan Teotara Pelajar No.3, Cimaoggu - Bogor
e-mail :
[email protected]
Pandangan dan persepsi rna syarakat terhadap produk bio teknoiogi basil rekayasa genetika, khususnya tanaman transgenik ber variasi dan berbeda. Masyarakat Amerika Serikat (AS), Australia. dan Jepang seca.ra umum lebib ter buka dan menerima tanaman traIls genik sebagai suatu produk yang aman dan secara substansial sepadan dengan tanamao 000 trans geoik. HasH survei meounjukkan bahwa kekhawatiran masyarakat Jepang dan AS lerhadap makaoan yang berbahaya. telah menempatkan makanan yang terkontaminasi bak leri pada periogkal 1. sedangkan produk bioteknologi pada urutan ke-6. Negara Eropa yang terdiri dari berbagai negara. dari tabun ke tahun mempunyai pandangan cenderung berubah-ubah. bisa negatif ke posi ill dan kembali ke negatif. Hal ter sebut blsa disebabkao oleh isu etika, atau perdagaogan, atau isu kea manan hayati atau keamanan pa ngan. Meslcipun demikian sejak tahWl 1998 sampai 1999 ada lima negara Eropa yang telah menanam Lanaman transgenik yaitu Perancis, Ponugal Rumania. Spanyol, dan Ukrania. (James, 1998; 1999). Seperti halnya Jepang dan AS, rna s. arakat Eropa meoempatkan ke khawauran makanan terkomtami nasi bakteri pada periogkat ke-l , dan makaoao basil bioteknologi pada peringkat Ire-B. Sedangkan
10
pandangan masyarakat ASEAN, kllususnya Indonesia dan Filipina secara umum positif terhadap pro duk basil modifikasi genetika me lalw bioleknologi (AFlC, 1999). Produk bioteknologi sebagai bahan makanan dipandaog tidak merupa kan masalah yang diperhitungkan. Pemanfaatan taoaman trans genilc oleh petani di negarn industri seperti AS dan Kanada sudah tidak dipennasalabkao lagi. lames (1998) mengestimasi tambahan keuntungan petani di AS dan Kanada dari penanaman tanaman rransgeoik mencapai 164 juta dolar AS pada tallun 1996 dan 419 juta dolar AS tahun 1997. Dari jumlah tersebut sebagian besar keuntungan berasal dari penanaman kapas Bf yaitu 128 juta dolar AS di tahun 1996 dan 133 juta dolar AS taltun 1997. Tanaman transgeoik yang mengandung gen Bt bisa menghasilkan pengarub lain yang positif. Basil penelitian la pangan di Iowa Stale University, Amerika Serikal pada jagung BI menunjukkan bahwa jagung non transgeoik terserang parah oleb penyakit busuk tongkol yang dise babkan oJeh jamur Fusarium di bandingkan Jagwtg Ht. (Fuller, 1999). Dari pengujian tingkat kon taminasi mycotoxin menunjukkan bahwa jagung non trnnsgenilc me ngandung fumorisin 14 5 ppm di bandingkan hanya 1,5 ppm pada jagung BI (Fuller, 1999).
Dengan menggunakan tanam an transgenik mengandung gen BI, telah terjadi pengurangan aplikasi pestisida. Peogurangan apJikasi pestisida menimbulkan dampak positif baik ke petani maupWl ke lioglwngan. Dampak positif ke petani bisa berupa pengurangan waktu dalam u.saha pengendalian serangga hama, biaya produksi, dan kemungkinan kontak dengan pes tisida. Sedangkan dampak ke ling kungan berupa pengurangan ke mung.kinan pengaruh berbabaya dari pestisida, pengaruh yang mengakibatkan serangga barna menjadi resisten terhadap pestis ida dan terjadinya resurgensi. pengaruh mematikan terhadap serangga ber guna seperti predator dan parasit sehingga populasi musuh alami ler sebut tetap terpelihara yang nan tinya akan meningkatkan pengen dalian hayati secara aIami. Brown (1999) ruelaporkan bahwa telah terjadi peningkatan popnlasi bu rung-burung langka di daerah pe ladangan tanaman transgeoik. Hal ini diduga diakibatkan oleh pengu raogan aplikasi pestisida yang cu kup besar. Di atas telah diuraikan segi positif yang berupa keuntungan dan manfaat yang bisa diperoleh dati tanaman transgeoik. Disamping hal positif, terdapal kekhawatiran se bagian masyarakat bahwa lanaman basil rekayasa genetik atau trans-
WARTA BIOTEK
geniI< akan
mengganggu. merugi
Jean. dan membahayakan keaneka ragaman bayati, lingkwlgan, dan kesehatan manusia. Dalam makalah ini akan diuraikan mengenai ke
kendala seperti tetsebut eli atas. ter jadinya persilangan antara tamman
biosaftty containment (Fasilitas Uji
yang dibudidayakan den$an kerabat
Terbatas) dan Iapaogan terbatas.
liarnya,
kbawatiran tersebut dan fakta yang
Infonnasi yang meliputi cara
mendukung babwa tanaman trans genik merupakan produk yang
penyerbukan. pusat asaJ usuI (center
aman.
Kemungkinan berdampak pada keanei<aragaman bayati
hibrida. Dengan adanya beberapa
tanam secara luas dan dikomersial k:an, perlu dilakukan pengujiao dan . pengamatan secara seksama di suatu
of origin),
dan
kerabal
secara alami
kemungkinan
liamya
nya sangat kecil. Adanya kekha watiran bahwa gen ketahanan ter hadap berbisida dari tanaman trans
penting untuk diketahui (Tabel I),
genik pindah ke gulma sehingga
Oengan meogetahui bagaimana cam
akao menjaeli gulma super adalab
penyerbukan, pusat asal usul dan
kekbawatiran
taoaman transgenik akan berdampak
kerabat liar suatu tanaman. diharap kan dapat memberikan suatu kajian. Kajian tersebul hisa berupa apakah
teIjadinya sangat keci! dan terlalu dibesar-besarkan. SeJain melalui rekayasa genetika, tanaman yang
negatif terbadap keanekaragaman
suaru oegara merupakan pusal asal
mempunyai
usul sualU (30aman transgenik yang
herbisida teneolu Lelah diperoleh
Ada
hayati,
kekhawatiran
sebagai
perusak
bahwa
babitat
alam. atau teIjadi perpindahan gen
ada
dari tanaman transgenik ke kembat
liarnya, misalnya asaI usul jagung
liamya
adalab Meksiko yang terdapat kera
sehingga
menjadi
gulma
dengan
keberadaan
ker.abat
melalui
yang
kemungkinan
ketahanan
lerhadap
persilangan konvensional
(Conner. 1997). Seandainya geD lersebul dapat piodahpun tidak
yang super. Karakteristik feootip
bat liar jagung yaitu Teosinte. Ka
hanya
dati
perin
jian lain apakab suatu tanaman
diketahui tmtuk meliha1 apakah memang tanaman tersebul mem
lelapi juga dari taruullan non trans geoik. Tetapi kendnla pembentJ4k,..
dahkan gen ke kerabat liar alau se
punyai daya kompetisi yang tinggi
baliknya Di Meksiko, sarnpai saat
dan karakter yang bersifat merusak
ini belurn pemah dilaporkan bahwa jagung budidaya menyilangi jagung
serta
tanaman
transgeoik
mendominasi habitat alam,
ataukab tanaman tersebul mempu
mempunyai potensi untuk memin
oyal karakter yang sarna dengan tanaman non transgenik. Secara
liar teosinte. Ada beberapa kendala yang mengbalangi keberbasilan berpindahnya geo dari spesies liar
alamiab tanaman yang sifat-sifatnya
ke spesies budidaya atau sebaliknya.
bcrpoLensi menjadi gulma antam
Mennmt Brar & Khush (J 986) ken
lain: mampu bertalWl hidup tanpa
daJa tersebut dibagi menjadi dua yaitu kendala sebelum fertilisasi (prafertilisasi) dan sesudahnya (pasca fertilisasi) . Kendala prafer tilisasi meliputi kegagalan serbuk sari berkecambah dan lambatnya pertmnbuhan tabung serbuk sari (poll/en tube), sedangkan pasca fertilisasi meliputi eliminasi kromo som, aborsi embrio. kematian ru brida, dan sterilitas hibrida. Persi Jangan antam knltivar padi dan spe sies padi liar hanya dapat dilakukan di rumah kaca dan dengan perto longan teknik penyelamata embrio secara in vitro dan dapat dil:tasilkao
banwan
mannsia.
mempunyai sifat
dormansi. dan bersifat non shat termg. Sedangkan tanaman Lrans genilcadalah basil dari pemindahan
saru gen donor ke varietas tanaman yaog sudah dibudidayakan, melalui leknologi rekayasa genetika Ta
naman transgeoik yang berasal dari taoamao yang sudah elibuelidayakan seeara substaosial adalah sepadan dengan tanaman aslinya, jadi tidak memplUlyai sifal yang akan merusak habitat alam atau dapat menjaeli gulma yang super. Sebelum tana man transgenik dilepas untuk di-
dati
tanaman
transgenik
an emb,io hasil pe,silmrgun secara alami adalah rm!njadi pembatas, seperti yang telah diuraikan eli atas.
Kcmuogkinan timbulnya biotipe serangga bama atau r peoyakit barn Ada kekhawatiran babwa dengan penanamao varietas tanam
an transgeoik yang mengandung gen ketahawlO (misalnya gen Bt atau coat protein) terhadap serangga hama aLau penyakit tertentu akan menimbulkan
biotipe
serangga
llama atau raslgalur peoyakiL barn yang lebib ganas. PeIlllkiran terse but didasari oletl tekanan scarab terus menerus dari tanarnan trans genik terbadap target serangga hama alau
patogeo penyebab peoyakit
akan meoyebabkan perubahan ge oetile dalam tubub serangga atau patogen. sebingga serangga hama atau patogen menjadi
taban
LersebUl
akan
terhadap
gen Bt
alau coat prolein. alau dalam i5ttJah
VOL 14 NO. 1 MARET 2000
11
Tabel 1. Contoh jenis taruunan beserta earn penyerbukan, pusat asaI usul, dan kerabat liamya. No
Je.nb Tanaman J3gung (lea
I
maY8)
Cars Penvnbukan (angin)
(Arachis
Sendiri
hypogaea)
3
Kapas
Sendiri dan
(Gouyplum
silang
JlIrsutum)
(senngga)
Meksiko
Sendiri
Arachis bal/?:ocol. A. dlogOl, A.
Selatan
glandull/era. A. helodes. A.
(Meksiko)
8lenos~rmo
Gouyplum Ihurber/ G. India
IOlllenlo.rulII
5
rublfrolum)
Sendiri
6
saJ/va)
Sendiri
Peru.
SoU:lI!um fendler/,
Bolivia
s. jamesli
Cina, lDdia,
meyer/ana.O. mlnuta, 0. lllvara,
lDdonesia
O. officlnalls. O. rld~, O. rujipogon
8
Pepaya (Conca
Silang (angin)
Meksiko.
papaya)
dan sendin
Costa Rica
Tornal
9
(Lycopcrsicum
Equador, Sendiri
e.rculentum)
Peru
Carica cauUflora Lycopenlcon C6rQ'l/orme, L puuvinum. L g/ondu/osum, L hlrmtum, L. chl/ense
Columbia..
10
Ubi jalar
Silang
EquadOf",
Ipomoea purpurea
(Ipomoea baJalas)
(senngga)
GuAlCmala.,
I. s8tosa. I. Trlfida
Peru
lain (eIjadi kepatahan resistensi tanaman. Kasus patahnya resistensi varietas tanaman telah teIjadi pada tanaman basil persilangan konven siona! dan telah banyak dilaporkan. Hal tersebut teIjadi karena timbul nya biotipe bam dari serangga hama seperti hama wereng pada padi atau ras/galur baru dari penyakit hawar daun bakteri atau penyakit bias juga pada padi . Untuk mencegah kekhawatiran tersebl1t, menurut Whalon & Norris (1999) perlu dilaku.kan beberapa strategi: (I) menjaga populasi hama atau penyakit target tetap rentan dengan melakukan penanaman refugia (tanaman non transgenik) 20-50%
12
dan X mematikan serangga golo ngan Lepidoptera, Cry V bisa me matikan golongan Lepidoptera
Glycine sOJ. G. gracilis
Cina
Oryza gralfUlala, 0.
Padi (Oryza
kelompok atau kelas Cry (Rajamo ban & Dean., 1995). Kelas Cry let sebut dikelompokkan berda sa rkan vi:rnleosinya yang spesi fik terhadap kelompok senmgga sasaran. Sebagai contob Cry 1, IX
dan Coleoptera (fabeI2).
mar)
Kentang (So/anum
pennnls)
Amerika
Kedelai (Glycine 4
~r.batJ.ub Teosinte (Zea dip/operenn/s Z.
Silang
Kaeang tanah 2
Ptuat Asal Ulul
Sampai saat ini telah diisolasi gen Bt yang dimasukkan ke dalam 8
dati total area sebagai suaka, atau melakukan pergiliran tanaman dengan varietas non transgenik, atau mencampur benih transgenik dan non transgenik; (2) diversifikasi sumber gen ketahanan yaitu meng gunakan dua gen yang berbeda misalnya gen Bt dan pin dalam satu tanaman; dan (3) melakukan moni toring yang intensif untuk mende teksi secara d.ini timbuloyapopulasi biotipe atau raslgaJur barn. Sebagai representasi gen dari strain Bt yang memproduksi protein kristal yang bekeJja seperti insek tisida (insecticidal crystal prolein) yang dapat mematikan serangga hama (MacIntosh et al., 1990).
Kemungkinan berdampak pad. bewan atau organisme bukan sa saran Kekhawatiran lain adalah apa biJa bewan atau organisme bukan sasaran seperti serangga berguna memakan tanaman transgenik yang mengandung gen BI-endotoxin akan mati karena keracunan. Kekhawa tiran tersebut didasari oleh sifat beracun dari gen Bt terhadap serangga, karena serangga yang memakan tanaman transgenik terse but akan mati akibat racun gen Bt (MacIntosh et 01., 1990). Gen Bt adalah basil isolasi dari bakteri tanah Bacillus fuuringiensis B. thuringiensis telah digunakan oleh petani di negara maju sebagai pes tisida bayati yang aman sejak pu luhan tahun yang laIu (Shadduck, 1983 ~ McClintock et aJ., 1995). Is tilah populer cry (Held et al., 1982) merupakan singkatan dari crystal. Krista! protein tersebut hanya alUJn bekerja secara aktif apabila bertemu sinyaJ penerima (receptor) di daIam usus serangga dari gOIODg an yang sesuaj dengan kelas vim
lensinya, misalnya Cry I hanya bisa aktif dan beracun pada serangga goloDgan Lepidoptera (Van Rie et 01., 1990). Oleh !<arena itu secara teori tanaman transgenik yang mengandung gen Cry r tidak, akan
WARTABIOTEK
KJasifikasi kristaJ protein (Cry) Bacillus thuringiensis ber~ spesifikasi virulensinya Lerhadap serangga dan nematoda (RaJamohan & Dean, 1995).
Tabel 2
No
Kelas Cry
1
I
Sub
Contob
klas
Golongan serangga atau nematoda
Cry I Aa, Cry lAb, Lepidoptera
A- G
Cry I Ac, Cry I Cb
2
3
4
5
II
m IV
V
A
CryTI A
Lepidoptera dan
B
Cry II B
Lepidoptera
C
Cry II C
Lepidoptera
A
Cry ill A
Coleoptera
B
.ryillB
Coleoptera
C
CryillC
Coleoptera
Cry IV B, Cry IV C
Diptera
A~D
Lepidoptera dan
-
Cry V Coleoptera
6
VI
-
Cry VI
7
IX
ryIX
Lepidoptera
8
X
-
Cry X
Lepidoptera
beracun terhadap serangga berguml, hewan lainnya. atau manusia. kecuali terhadap serangga Lepi doptera. Walaupun demikian untuk memastikan kebenaran leori terse but dlperlukan beberapa percobaan. Percobaan lersebul melipuli feeding study protein B/ terhadap hewan (kerbau, ayam ikan) dan serangga berguna seperti lebah madu dan predator. HasH penelitian menWl jukkan ballwa gen Bt aman unlUk hewan dan serangga berguna. Sanders et al (1998) meJaporkan bahwa gen Cry I aman terhadap serangga berguna seperti lebah rnadu dan lady bird (predator). Hasil pengujian keamanan hayati
VOL. 14 NO. I MARET 2000
Nematoda
di lapangan terbatas menWljukkan lidak ada perbedaan jenis dan jWnlall predator dan parasit pada tanaman transgenik dan non trans genik (ITKH. 1999 b). Begilu pula pengujian serangga berguna di Fasilitas uji terbatas tidak menun jukkan adanya pengaruh negatif dari jagung B/ dan non BI ter hadap Jebah madu (ITKH. 2000). Akhir-akhir ini ada hasil penelitian laboratorium yang cukup menghe bohkan yairu dampak negatif pro duk rekayasa genetika terhadap or ganisme bukan sasaran. Penelitian tersebut adaJahfeediflg study secara in vitro oleh Dr. Pusztai dari Rowett Research Institute di Eropa dan Dr.
John Losey dari Cornell University di AS. Penelitian Dr. Pusztai me nWljukkan bahwa makanan buatan yang dicampur dengan kentang transgenik mengandWlg snow drop lectin (gen ketahahan terbadap serangga) mempengaruhi kcsehatan dan pertUDlbuhan lIkus. Tetapi data-data basil penelitian Dr. Pusztai Uti telah dievaluasi dan dikaji oleb Roy al Soci e~y dcngan basil sebagai berikut . rancangan percobaan yang lemah. perbedaan komposisi kimia daJam ken tang transgenik dan non transgenik yang lidak · menentu. penggunaan jumlall sampel yang sedikit dan analisis statistik dalam percobaan yang tidak tepat, adanya kekurangan konsistensi basil di daJam dan antara percobaan. Sedangkan penelitian Dr. lo sey adalah feedmg study dengan menggunakan makanan buatan yang lerdiri dari campwan milk weed dan tepWlg sari jagung Bt pada wat kupu Monarch . Hasll penelitian Dr. Losey lllcnunjukkan bahwa ulat kupu Monarch mati selelah ruberi makanan yang dicam pur dengan tepWlg sari jagung Bf. Dr.Losey mengatakan ballwa tidak ada bukti langsung yang bisa di tunjukkao bahwa racun Bt dari lepung sari jagung Bt adalah penye bab kematian ulat Monarch. Dr. Losey juga mengatakan bahwa
"pellelitian kaml dllakukan di da/am laboratorium dan menimbulkan isu penting, tetapl akan kurang te pa/ kalau diambi! sua/u keputusan mengenal populasi kupu Monarch di lapal/gan hanya berdasarkan pada hasil penelitian awal studl komi'" . Pemyataan tersebul me mang dlkaitkan dengan keludupan
13
sebenamya kupu Monarch di alam. Makanan utama uJat Monarch ada Lah milkweed (sebangsa gulma) yang turnbuh di daerah-daerah padrulg rumput. tepi hulan, lepi sungal, lepi jalan dan secara umum tidak dijurupai eli daerah peladangan Jagung. Disamping itu telah dileliti dj Iowa ,s'tate University bahwa kepadatan penyebarnn tepung sari jagung adaJah di daJarn areal ta namao jagung. kepadatan tepung sari berkurang 70% pada tepi laclang dan 90% pada jarak 3 m dari tepi laclang jagung (Hansen & Obryeki 1999). Ditemukan pula hasil yang menunjukkan bahwa waktu optimum saat ulal ivfonarch makan secara aktif adaJah sebelum waktu optimum penyebaran lepung sari tanaman jagung. Branom (1999) melaporkan bahwa menurul II/orth American Buuerjly Associa tion telah teljadi peningkatan populasi kupu Monarch yang dtdeteksi yaitu adanya ribuan (3.000-25.000) kupu-kupu Mon di daerah Iowa, AS . arch Kekhawatiran bahwa jagung Bf akan berdampak negatif terhadap kupu Monarch merupakan kekba wauran yang bertolak belakang dengan kekbawatiran akan timbuJ nya serangga hama biotipe baru yang diakibatkan oleh terus menerusnya serangga ma.kan ta naman transgenik . ang mengan dung gen Bf seperti yang telah diu raikan di alaS . Kalau memang IOta mengJkuti hipolesis yang terakhir. berarti akan ada kemungkinan lim bulnya uJat kupu Monarch yang udak mali kalau memakan jagung BI. karena ulat tersebut telah men jaeli laban dan kebal terhadap gen Bt, aIobal modifikasi genetik dalam tubuJ1l1. a.
14
Kemungkin3n berdampak pada manusia. Keamanan pangan merupakan salah satu kondisi yang penting dan dibutuhkan oleh manusia. Pangan yang aman, bermutu. bergizi. bera gam. dan tersedia secara eukup merupakan prasayaral utama yang hams dtpenuhi dalam upaya terse lenggaranya suatu si tern pangan yang memberikan perlindungan bagi kepentingan kesehatan serta makin berperan dalanl meningkat kan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat DI negara maju seperti Ameri.k.a Serikat setiap tahunnya telJadJ 6 JUla kasus orang sakit aki bat memakan makanan lidak aman alau lldak sehat. Kasus tersebut menyebabkan keruguuI 5-22 miliar dolar dan 500-9000 kemalian (Booren. 1999). Ada Iiga jenis penyebab makanan menjadi tidak aman alau tidak sehal. yaitu: (1) ba]lan raeun yang terkandung dalam tanaman seperti elerin daJam seledri atall g~vcoalkalOid dalam kentang alau trypsin mhibitor dalam kedelru . alau kontaminasi makanan oleh bahan kimia seperti pestisida; (2) kontaminasi oleh jasad renik seperti virus, bakteri, dan cen dawan; dan (3) tercampur oleh ba ban metal atau gelas (Bourquin. 1999). Ada kasus keracunan dari ta03man basil pemuliaan secara kon\'ensjonaJ. Seorang pemuJia tanaman berbasil memperoleh seledri laban serangga. Tanaman tersebut mcngandung celerin 10 kaJi lipat lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan celerin yang normaJ. Telapi seledn yang me ngandung celerm tinggi temyata
merumbulkan a1ergi pada kulit manusia yang memakannya (Hollingworth. 1999). Tanaman
ken tang varietas Lenape dan Mag num Bonum yang merupakan ta naman basil persilangan biasa. Lelah dilarang beredar di AS,- Kanada, clan Swedia karena Lelah merumbuJkan keraeunan pada maJlUSla blarpun telah direbus (Conner, 1997). Tanaman kentang tersebut temyata mengandung g~vcoalk.aloid yang tinggi . Ada kekhawatiran tergang gunya kesehatan apabila manusia memakan produk rekayasa genetika baik secara mentah maupun dima sak. Kekhawatiran tersebut bisa berupa dugaan aJergi. alau menga Larni keracunan. atau bakteri di da lam perul menJadi reslsten terhadap antibiotik aIobat penggunaan marka. talla1l antiblOtlk daIam organisme transgeoik. Kemungkioan menimbulkan ke- racunao Ada kekltawatiran apabiJa manusta memakan organisme khususnya tanaman transgenik yang mengandung ge-n Bt-endoloxin akan mati karena keraeunan. Kekhawa tiran tersebut didasari oleh sifat beracun dan gen Bt terhadap serangga. I karena serangga yang memakan tanaman transgenik lerse but a.kan mati aIobat racun gen Bt (MacIntosh el al.. 1990). Seperti yang telah diuraikan gen Bt banya a.k.an bekerja secarn a.ktif dan bersi fat raeun apabila bertemu sinyal penenma (receptor) eli dalam usus serangga dari golongan yang sesuai dengan keLas virulensinya (Van Rie et al • 1990). Usus serangga mem punyai pH basa. sedangkan usus maDusia mempunyai pH asam dan udak mempunyai receplor Bt. Mcnurut basil penelilJ3D gen Bt tidak stabil dan aktI.f lagi pada pH
WARTABIOTEK
>5 , Selain ilU, sejak puluhan tabun yang laJu HI telah digunakan oleh
fer gen yang mengkode produksi methionin dari Brasil nut ke kedelai.
petani di negara maju sebagai pes
Perakitan tersebut berjalan baik dan berhasiJ memperoleb kedelai trans
tisida hayati yang aman bail< ler hadap bewan. serangga berguna
genik yang mengandung methlonin
ataupun terhadap manusia (Siegel & Shadduck, 11)89) Oleh karena ita. secara ilmiah tananlaIl transgenik yang mengandung gen Cry ( tidnk akun beracull terhadap manusio, kecuali lerhadap serangga Lepi
yang tinggi. Tetapi setelab dilaku kan pcogujian sifat aJergi terhadap manusia melaJui uji serologi dan
doptera (Sanders et. ai, 1998).
kedelru transgenik dengan kandung an methioo.in \i.nggi dihentikan dan
Kemungkinan mcnimbulkan
produk lersebut lidak sampai dikomersialkan (Newnann, 1999). Semua allergen adalah protein, tetapi tidak semua protein adalab
alergi Kekhawatiran lain dan tana.man basil rekayasa gcnctika adalah ebagai penyebab alergi. Satu sampai dua pcrsen orang de wasa dan -l-6% anak-anak menderita alergi akibat makanon Beberapa komoditas yang diguna kan sebagai bahan makanan diketa htu dan dikenal sebagai sumber ballan penyebab alcrgi (allergen), sepcrti Brazil nut, crustacean (kepiting, udang) gandum, ikan, kacang tanah. kedelai, padi, susu, dan telur (Neumann. 1999). Sebagai peneliti. sebelum mengisolasi gen mteres dari suatu komoditas untuk digunakan dalam perakitan tana.man transgenik hanlS mengctahui sum ber-sumber allergen . Penggunaan gen ang berasal dari komoditas swnber alleregen barns benar-benar dUlindarkan. Studi kasus yang relevan adalah perakitan kedelai transgenik tultuk memperoleh kedelai dengan kandungan methionin yang tinggi (Neumann, 1999). Kedelai diketa hui sebagai tanaman yang defisien methionin. sedangkan Brazil nut mcngandung methionin yang sangat Linggi . Sehubungan dengan fakta tersebul., ada usaha untuk mentrans
VOL 1-l NO. I MARET 2000
skin prick temyata hasiloya posiLif. Sebagai akibat dari basil pcngujian tersebut pengcmbangan proyek
allergen.
Makanan
atau bahan pangan mengandung puJuhan ribu protein, tetapi sedikit sekali yang
bersifal allergen (Neumann, 1999a). Allergen dijwnpai dalam jumlab yang tinggi di dalam makanan atau baban pangan. sebalilrnya kandung an protein gen inlcres beljumlab sangat sedikit (Tabel 3) Semua protein allergen bcrsifat stabiJ dan memerlukan wak"tlI yang lama untuk dicema di dalam sistem pencemaan eAstwood & Fuchs. 1996). Suat tersebut san gat berbeda deogan protein tanaman dan protein gen donor yang hanya dalam waktu be berapa detik sudah bisa dicema (Tabel 3). Telah diketallUi bahwa seruua allergen terdapat dalam kon sentrasi tinggi dalanl makanan, letatpi stabil dan aktif pada sullU >650° C dan pH <5 . Dari hasil penelitian telall diketabui babwa gen donor sebagai bahan gen trans genik lidak stabil dan aktif pada suhu >6500 C dan pH <5, sebingga praktis tidak berfungsi setelah di lakukan pemanasan dalam proses
Kemungkinan meoyebabkan bak ten dalam tubuh manusia taban antibiotik Ada kekhawatirall lain bahwa penggunaan marl
dari
tanaman
transgenik
yang dikonsumsi ke bakteri di da lam usus adalah sangat kecil (WHO, 1993 ; FDA, 1998). Gen Kan-R yang di transfer ke tanaman melalui rekayasa genetika akan terinkorpo rasi ke dalam genom tanaman. Tanaman liciak mempWlyai suatu mekanisme untuk men transfer gen yang sudah terinkorporasi tersebul ke bakteri. Terjadinya transforrnasi pada bakteri memerlukan sualu ke samaan homologi yang tinggi antara utas (strand) DNA donor dan DNA penerima (WHO, 1993). Selain itu, gen yang ada pada tanaman berada ill bawah komando promolor ta naman yang tidak akan bekelja pada bakteri. Men uru I penelitian. man usia dicstimasi lelah mengkon sumsi 1.000.000 jasad reRik laban kanamycin me1alui bahan pangan seperti sayur-sayuran menlab. aJami Disamping ilu secara 1.000.000000.000 bakteri laban kanamycin sudah ada dan menghwti usus manusia (FIavel et ai, 1992). Cara yang lebih cepat untuk mcn jadikan bakteri dalarn tubuh manusia rnenjadi resisten terhadap antibiotik adalall dengan mengkon sumsi antibiotik yang berlebi.han sewaktu manusia sedang sakil
memasak makanan.
15
KemuDgkinan adanya perbedaao komposisj dan Dutrisl Tanaman trnnsgenik barns memenuhi persyaralan kesepadanan substansial dengan tanaman Don transgenik. Kesepadanan substan sial yang hams dipenuhi dari tana man transgeoik adalah karakteristik fenotipe yang berupa morfologi, perlumbuhan, basil, warna, aroma, rasa. dan tekstur, serta perbandingan komposisi yang meliputi kandungan abu, karbohidrat, lemale, serat., pro tein, asam amino, asam lemak, an tigizi, bahan be:racun, dan alergeD (F AO, 1996). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman
Tabe13. Kandungan berbagaijenis protein da1am bahan makanan dan lamanya protein tersebut tercema di dalam sistem peDcemaan secara in vitro (Astwood & Fuchs, 1996; Engel, 1999; Newnann, 1999). Jenis proteiD
Protein Tanaman Acid phosphatase (kentaog) B-amylase (gandum) Lipoxygenase (kedelai) PEP carboxylase (jagung) Sucrose~ (terigu)
CP4EPSPS Cry lAb Cry lAc Cry IDa GUS
NPTll Allergen Casein (sosu)
Pe:ngaturan pemanfaatan tan a man basil rekayua geoetika
Mustard Sin a I Ovalbumin (telur) Soy B-Conglycinin (kedeJai) Soy Glycinin (kedelaJ)
Dalam rangka pengaturan keamanan hayati taoaman trans gerUk telah dilreluarkan Keputasan Menteri Pertanian No. No .856/KptsIHK.330/9/1997 tenlang Ketentuan Keamanan Hayati Produk Bioteknologi Pertanian Ha sil Rekayasa Genetik (pBPHRG). Karena Keputusan tersebut belum mencakup aspek keamanan pangan
malta telah dikeluarkan Keputusan Bersama Menteri Pertanian, Meoteri Kehutanan dan Perkebunan. Menteri Kesehatan, dan Menteri Negara Pangan dan Hortilrultura No. 998.llKptsl or. 210/9/99; 790.alKpts-IX1 1999;1145A1IMEN KES/SKBIIXI199; 015A1Nmeneg PHOR /09/1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian HasiI Rekayasa Genetika. Keputusan ini dimaksud
kan untuk mengatur dan mengawasi keamanan hayati dan keamanan pangan pemanfaatao PPHRG, agar
16
< I < 1 < 1 < 1 <1
< < < < <
<0. 1 <0.01 <0.01 <0.01 0 .01 < 0.01
< 10 detik < 30 detik < 30 detik < 30 detik < 15 detik < 10 detik
80 20 54 18.5 51
60 menit 60 menit > 60 menit >60 menit > 60 mcnit
15 detik 15 detik 15 detik 15 detik 15 detik
Protein gen interes
secara substansial sepadan dengtllt nontransgenik. LraDSgerUk
Lamanya protein tercerna
% dan protein total
PPHRG tidak mengganggu, meru gikan, dan membahayakan kese hatao manusia, keanekaragaman hayati (termasuk hewan, ikan, tumbuhan), dan 1ingkungan. &dang kan ruang lingkupnya mencakup pengaturan, je-nis-jeois. syarat syanu., tata cara. hak dan kewajiban, pemaotauan., pengawasan dan pelaporan keamanan hayati dan keamaMn pangan pemanfaatan PPHRG. Jenis-jenis PPHRG me liputi: hewan dan bahan asal bewan, ikan dan bahan asa1 ikan, jasad renik, dan tanaman transgeoik dan bagian-bagiannya, serta 1:ia&1 olahannya. Sebagai inlplemenasi pelaksanaan Keputusan Bersama
laksanakan tugasnya Komisi Ke amanan Hayati dan Keamanan Pangan akan dibantu oleh suatu Tim Tim Teknis Keamanan Teknis. Hayati telah dibentuk melalw SK No.HK.330.192. 1997 oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembang an Pertan.ian. Oleb karena Kepu tusan Bersama empal Menterl men cakup aspek keamanan pangan. ma.ka Tim Teknis Keamanan Hayati akan diganti menjadi Tim Teknis Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan (TI'KHKP). TTKHKP ter diri dari lima kelompok: tanaman, bewan, ikan, jasad renik, dan pangan. TTKHKP Kelompok Tanaman akan mengevaluasi dan
empal Menteri tentang keamanan hayati dan keamanan pangan PPHRG lersebut telah dibentuk Komisi Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan. Dalam me
me ngkaj i secara teknis proposal beserta dokumen peogujian tanam an transgeoik. Dengan bantuan Tim Penguji, TIKHKP melaksanakan peDgujian keama.nan hayali tanaman
WARTABIOTEK
transgenik baik di biosaftty con
genic plants.
tamment maupun di Lapangan Uji
120.
MOIlo8T. Allergy 32:105
Hoch. and A I. Aronson. 1982. Clon
Booren. A M. 1999. Hazard analysis critical
Terbatas.
points, the impaCl of food wety on Jll"o
Ada tiga tipe sural keterangan aman bagi tanaman transgenik yang
safety short course. 11·17 July 1999.
akan diedarkan di Indonesia:
Micbigllll, USA
1. Keamanan Hayati dan Kea manan Pangan: untuk tanaman trnnsgenik yang ditumbuhkan d.i indonesia dan digWlakan seba
gai bahan pangan dan pakan seperti jagung, kacang tanah, kedeJai kentang, padi.
duClion agriculture.
zards biological. chemicals. and physi International
3 Keamanan Pangan: untuk: tana man transgenik yang tidak di
tumbuhkan di Indonesia tetapi hanya dUmpor untuk baban pangan dan pakan sepeJ1i bung
yang
telah memperoleh keterangan arnan bisa di1akukan pengujian multilo
kasi untuk uji adaplasi dan daya basil sebagai persyaratan pelepasan
M,
1999.
Monarch
population on the rise.
butterfly
Asia Biotech
Brat. D. S & G. S. Khush. 1986. Wide hybridization
and
nipulation in
~eals .
ma In Evans D. A,
chromosome
W. R Sharp, & p, V. Amnlirato
(Ed.~).
Brown, D. 1999.
GM crops sustain rare
birds. Asia Biotech Bulletin. June 1999.
Conner. A J 1997, Genetically engineered afety
The Royal Society of New
Zenland, Wellington, New Zealand. Enge). K . H. 1999. Assessment of proteins. Regional
symposium
on
genetically
modified foods: benefits and awareness. Bangkok. March 17·18. 1999.
James, C. 1998. Global review of commer· No.8. ISMA, Ithaca, NY James. C . 1999. Global review of commer· No.12. [SMA, Ithaca. NY . MacIntosh. S.C.. T. B. Stone, S. R. Sims, P. Huns .. 1. T . Greenplate. P. G. Marrone, F J. Perlak. D. A Fischhoff. & R. L.
against agronomica.lly important spe cies. J. Insects Path. S6:9S·105.
Sjoblad. 1995. A comparative review of the mammalian toxicity of BaCIllus
Ihunnglen.rls-baxd pesticides.
Neumann, D.A 1999. Assess of the aller genic potential of foods . Regional sym· posium on genetically modified foods: benefil.! and awareness.
144.
lecular biology of Bacillus Ihurmglen SIS.
The workshop on BI-technology fOf"
agriculture. Plant Genetic Engineenng Food and Drug AdministralJon (fDA). 1998.
Unit. NlI1ional Center for Genetic Engi
Guidance fOl" industry: use of antibiotic
neering and Biotechnology, Kasetsart
resistance marker genes in lransgenic
University, Thailand.
plants. Center for Food Safety and Approval.
Sanders. P. R., T. C. Lee. M E. Groth, J. D.
Aslwood, & R. L. fuchs. 1998.
o. 1999. Safety assessment of geneti
Biotechnology and safety assessment,
cally modified corn: a case study. Re
cd. 1. A
1999. AFTC research on food biotech
gional symposium on genetically modi
Francis.
nology: Asian consumer and food bio
fied foods: benefits and awareness.
technology. what do they really think? food Facts Asia 2"" quarter.
Bangkok. March 17-18, 1999.
genicilY of foods derived from trnns
VOL . 14 NO.1 MARET 2000
afely
as&Cssmenl of inseCl-proteCled com In Fuller,
Astwood, J. D. & R. L. Fuchs. 1996. A1ler
Bangkok.
Rajamohan, f . & D. H. Dean. 1995. Mo
Pood Lnfonnation Center (AFIC).
Asian
Pesti
cides Sci.4S :95 - I05.
Match 17·18, 1999.
Applied Nutrition. Office of Premarket
Daftar Pus taka
Michigan, USA
McClintock. J. T., C. R. Schaffer. & R. D.
lOp.
safe for plants? Bioltechnology 10: 141
unluk dimanfaatkan di Indonesia.
International food
Fuchs. 1990. Specificity and efficacy of
dan
dinyatakan aman olell KKHKP t kenapa Idta harus khawatir berlebih-kbihan
risk management
safely short course. 11·17 July 1999.
purified BaCIllus Ihunnglensrs pro(eins
Praley. 1992, Selectable marker genes;
transgenik
79:606S.
Hand Book of Plant Cell Culture 4:221
dari basil evaluasi, kajian leknis. tanama.n
Ihurrng/enslI
263.
Flavel, R. B.. E. Dart. R. L. fuchs. & R. T.
hayati
Bat;li~us
cialized transgenic crops: ISAAA Brief
Kalau mernang
pengujian keamanan
prolOxin gene of
subsp. klIwa/d. Proc. Natl. Acad. Sci .
cialized I.ransgenic crops: ISAAA Brief
Issues).
varietas tanaman.
1999. Micb:igall,
USA
aops (Environmental and Food
k:il jagung, kedelai.
transgenik
safety short
food
coune, 11-17 July
Bnmom,
ing and localiz.ation of Ihe lepidopteran
Hollingworth, R. 1999. Risk assessment and
Bulletin. September 1999. 4p.
2. Keamanan Hayati: untuk tana man transgenik yang ditumbuh kan, letapi bukan untuk bahan pangan seperti kapas.
Tanaman
International food
Bourquin, L. D. 1999. Nature of food ha. cal.
Held, O. A , L. A . Bulla. E. Jr. ferrari, J.
ThOmAS.
241-2S6.Taylor &
Shaddllck, J. A 1983. Some observations on the safety evaluation of nonvi.ral micro
Hansen L & J. Obrycki. 1999. Scientist urge caution on monarch data.. Asia B,otech
bial pesticides. BulL W.H.O. 61:1 17 128.
Bulletin June 1999. lOp.
17
Siegel, J. P. and J. A. Shadduck. 1989 Safety or microbial insecticides to vertebtrates humans. In Safety of microbial insecti cides, e~s. M. Laird, 1.. A. Lacey, and E
Hayati (TTKH).
of 81 tran.sgenic plant dcploymmL In
2000 l..aporan ptngujian keaman.an ha yati jagung Bt di Fasilitas Vji Terbatas.
Cohen 1.1.. (Ed.). Managing Agricul·
Tim Teknis
Van Ric, J.,
Keamanan
, Jansens, H, Hofte. D.
W Davidson .. 102-113 . Boca. Racon,
Degheile. & Vnn Mellaert. 1990.
Fiorida:CRC Press.
ceptors on the brush border membrane
Tim Tekni
Re
WHO. 1993. Health aspects of rnarlc.er genes
Hayati (lTKH).
on the insect midgut as determinant of
Laporan pengujian keamanan
the specificity of Bacillus th'mnglenJ/S
in genetically modified plants. Report of
tm nsgenik (jagung Bt,
delta endotoxms. Appl. EnVlton. Mi
a WHO Workshop.
crobiol. 56: 1378-1385.
ganization.
Kcamanan
1999 b. hayati
turaI Biotechnology: Addressing Re
search Program Needs and Policy Im plications, CAB International . pp. 194 20S .
tanJlIruUI
Jagung Roundup Ready, kapas BI, kaPas Roundup Ready, dan kedelai Roundup
WhaloD M. E. & D. L. Noms. 1999.
RfUJdy) d. LapIUlgan Terbatas
World Health Or·
Ma
naging target pest adaptation: lhe case
MASIH TERSEDIA ........... .
Warta Biotek edisi sebelumnya dengan topik-topik utama :
Vol. 11, No. 1-2, 1997 : Iptek Masuk Desa Vol. 11, No. 3-4, 1997 : Koleksi Kultur Mikroorganisme Vol. 12, No. 1-2, 1998 : Bioteknologi Hewan Vol. 12, No. 3-4, 1998 : Bioteknologi Tanaman Vol. 13, No. 1-2, 1999 : Bioteknologi Lingkungan Vol. 13, No.3, 1999
: Bioteknologi Industri
Vol. 13, No.4, 1999
: Hak Atas Kekayaan Intelektual
Untuk mendapatkannya, "ubung; :
Sub-Bidallg Dokumelltasi dan Ill/ormasi, Puslitbang Bioteknologi
LIP! - CIBINONG
Tel 021-875 1527; 021-8754587
Fax. 021-8754588
E-mail: bioteklib@}lOtmaiL com
18
WARTA BIOTEK
ARTIKEL QUO VADIS TEKNOLOGI TRANSGENIK ? Inez H. Slamel-Loedin
Pusl ilbang Bioteknologi-LIPI
e-mail:islamet(a)jndo.neL Id
Keter diaan pangan dan
bio-
tcknologi pertanian PopuJasi dunia diperkirakan akan mencapru tujuh ITIlliar pada ta hun 201 J. Setengah dari jurnlah ter sebul mengkonsumsi beras setiap hannya. Pemenuhan kebutuhan pa ngan di masa mendatang adalah tan tangan ang sangat bcsar. Belum lama iru barian Kompas mengulip pendapat seorang aklivis LSM bahwa masalal\ pangan bukanJah masa1ah ketersediaan pangan namun Icbili pada distribusl dan akses terhadap bahan pangan, karena bila sumber karbohidrat ill dunia dibagJ rata maka kebuluhan pangan saat i.n.i masih ter cukupL Gordon Conway yang semuJa eorang tokob revolusi rujau. ke mudian mengbabiskan lebih dari 30 talmn hidupnya di Kalimantan. India dan TItailand mengkampan ekan praktek pertanian bcmafaskan ekologi dan terakhir menjadi presiden clari The Rockefeller Foundation (FortWle, cdisi Februari 2000) mengatakan ball\\'a pendapat beberapa aktivis seperti yang dikutip oleh harlan Kompas lersebul sangal naif oleh karena pada kenyataannya tidal< ada landa-tanda bahwa negara kaya akan mendistribusikan kekayaannya, malah sebaliknya bantuan ke negara berkembang semakm menurun. Jelas ball\\"3 barapan ill tribusi pangan akan menjadi merata ill masa mcndatang adaJah barapan indah yang sulil ill barapkan teJjadi . Negara berkembang
VOL lof NO 1 MARET 2000
perlu menYlapkan diri untuk mem perbaiki produksi pangan di negara masing-masjng.
sebagainya
Pada pertemuan Agbiolech '99: Biotechnology and World Agriculture ill Inggris, Str Robert May, Ph.D,
mengandung gen bermanfaal bagi pengembangan produksi pangan. Po
tensi ini menunjukkan bahwa selam
kepaJa penasehal sa.ins pernerintah lnggris mengatakan "Kita tidak akan rnampu memenuJti kebutuhan pangan
praktek pertanian ang berkelanjutan. roaka bloleknologi merupakan leknologi yang layak dikcmbangkan
dWlia di hari esok dengan praktek
di Indonesia
pertanian yang di.Iakukan saat ini.. dengan bioteknologi kita perlu men ciptakan t.anaman pangan yang selaras dcngan lingkungan. sedang kan sebelumnya revolusi ltijau mc maksakan lingJrungan untuk menye suaikan diri dengan lanaman dengan penggunaan bahan-bahan kimia."
Oleh
karena
dari
keanekaragaman ini dapat illlclusuri sumber-sumber plasma nulfah yang
Kekha atiran yang berkembang ill muyarakat Pengembangan bioteknologi pertanjan rocncakup berbagai aspek Teknologi transgenik adalall salah satu dari sekian aspek blOteknologi pertanian. Teknologi ini akhir-akJUr
Pengembangan bioteknologi per tanian sebagai kelengkapan dmi pe muliaan tanaman merupakan alterna tif yang akan ditcmpull oleh banyak negum unl'uk meningkatkan prod uks i pangan
iill banyak mengundang pcrdebatan pro dan kontra. Namun demikian ill Eropa senrun. yang dapal citkalakan sebagai pusal karnpanye anti produk
alah salll pertan. aan yang muncul kemudian ialall mampukah Indone ia sebagai salah satu negara
khususnya Lnaslh berjaJan di berbagai institusi penclitian. Oleh karena itu sangat perlu babwa ill Indonesia pub
berkembang mcmposlsikan run untuk maju ke depan dl bidang ini? dalam beberapa bidang pertanian Indonesia tertinggaJ dibandingkan dengan ne gara-negara tet8ngga. Dalam bidang bioteknologi sesungguJmya lndonesia
lJk dapal menilai leknologi ini setclah mendapat infonnasi berimbang. Kekhawatiran pada teknologi baru ini bukan udak beralasarl. namWl pub/ik perlu mengctahuinya dalam proporsi sesungguhnya.
mempunyai nilai tambah dengan sangat lua nya keanekaragaman ba
Bila kita mcnelusuri sumber ke cemasan sebaglan publik. terutama
yati yang ada. Aset tni dapat menjadi
mungkin publi.k ill beberapa negara
nilai tukar yang berarti sebelum hi lang ditelan kebakaran hulan d.:'Ul lain
tertentu, di Indonesia seodiri sesung gululya perhatlan masyarakat awam
rekayasa gcnelilca. tcmyata penelitian di bidang blOlekno\ogl dan transgcnik
19
pada produk. basil rekayasa genetik belurn terlaJu besar. dapat disarikan bahwa kecemasan utama yang ada antara lam ialah transferoya poleD ke tanaman lain sehingga terbentuk tanaman pengganggu super dan efek berantai yang tidak terkendalikan.. Kernungkinan tetjadi polinasi antara organisme transgenik dengan tanam an lain memerlukan persyaratan-per syaratan lenentu (Brar & Khush, 1986), antara lain IallaJDaO bukan secara alami menyerbuk. sendiri, ada kerabat dekat disekitamya yang Lelah dlbahas pada tulisan Adiwilaga di halaman lam pacta Warta Biotek edisi ini (Adiwilaga. 2000) Namun sesuatu yang perlu ditekankan bahwa pacta organisme transgenik yang ditam bahkan hanya satu alau beberapa gen untuk karakter [erteotu sesuai tujuan nya. ehingga tanaman lersebut Lidak akan menJadi tanaman super di segala kondisi. hanya ada sa11.l atau beberapa karakter [ambahan. contohnya adalah hama dan ketahanan terhadap pen akil lertentu, ketallanan pada. herbisida tertentu atau peoingkatan nutrisi. Scbingga tidak berarti tanam an ak.an menjadi super dan ' survive' di segala kondisi. Praktek transfer gen seperti yang dilakukan pada teknik rekayasa geneLika juga bukanJah suatu yang unik untuk teknik ini Praktek ini telah dilakukan berabad abad oleh pemulia tanaman. Bahwa ada perbedaan dalam proses transaksi geo tersebut lentunya ada. dengan adanya perkembangan teknologi, pro se dilakukan secara lebUl presisi. Seperti penggantian komponen mobil yang dabulu mungkin dilakukan se cara manual saat ini semuanya denganteknikrobotilL TerkaiL dengan proses transfer gen lersebut, yang sering terungkap
20
bahwa proses ini tidak aJami karena berasal dari spesies berbeda. Menge
Kemudian rnasalah ulama lain yang kernp diangkal adalall penggu
pendapat tidak aIarni. sesungguh nya hanlpir tidak ada Iana.IIlaD pangan yang ada saal ini yang tidak didapal dari campur Langan manusia melalui persilangan dan seleksi. Hasil reka pun memerlukan seleksi. yasa Tanaman Lransgenilc yang penampi lannya tidak sesuai harapan tidak di perbanyak, dan seringkali ruasih di silangkan kembali dengan letuanya. Isu yang lain iaJah kemungkinan a1ergenitas dari tanaman Lransgenik. Penulis lain telah membahas secara mendalam bahwa kemungkinan tok sisitas sesungguhnya keci!. TerJepas dari kecilnya kemungkinan itu. bila kita ambil sebagai i1ustrasi misalnya produk transgenik yang penelitiannya
naan gen ketahanan ter~dap antibi otik pada banyak organisme trans genik sebagai sistem seleksi yang
naJ
dihentikan ialah kedele yang diinlrO duksi oleh gen penyandi asam amino methiooin dari kacang Brazil. ke mudian temyata menyebabkan reaksi a1ergi pada beberapa kelompok orang. Hal tersebut memang benar, namun kembali pada proporsinya bahwa ka cang Brazil sendiri yang menjadi sumber aJergi saat ioipun masih dipasarkan. Contoh lain adalah kern cunan yang teIjadi di masyarakat karena mel1gkonsumsi aflatoxin yang ada pada kacang tanah yang cukup sering teIjadi, namWl berbagai cami Ian dari kacang tanah tersedia di pasaran. Seperti kemungkinan kern cunan yang teIjadi karena mengkon sumsi tempe bongkrek. Sehingga ter lihat bahwa kemungkinan produk transgenik menimbulkan a1ergi tidak jauh lebill besar dari produk lain yang sudah ada. Risi.ko tersebul ticlak se banding dengan penggunaan pewama tekstil di banyak makanan jajanan dan penggunaan pestisida daIam makanan yang diawelkan.
dikhawaLirkan menyebabkan perpin dahan gen tahan antibiotik tersebut ke bakteri. Sesungguhnya kemungkinan teIjadi transfer gen tallaD antibiotik dari organisme transgenik ke bakteri di aJam maupWl di perut manusia sangat kecil . Satu-satunya kemWlgki nan ialah melalui konjugasi. Yang kalaupun menyebabkan telJadinya bakteri transgenik ' , kemWlgkinan survivenya tanpa adanya eleksi anti biotik sangatlah kecLi. Dan gen taban antibiotik tersebut sebetulnya juga diisolasi dart bakteri. Hal ini di Eropa dijadikan saJah satu aspek kampanye besar untuk menentang produk rekayasa genetika. Suatu yang sangat ironis Wltuk di gembar-gemborkan di Indonesia Karena begilU banyak praktek lain seperti konswnsi antibiotik yang se mena-mena yang tak sesuai dosis, maupun penggunaan anlobiotik di leroak yang jauh lebih memung kinkan muoculnya mikroorganisme tahan antibiotik telah berlangsung selama ioi dan tidak banyak tindakan yang dilakukan. Majalah mingguan Tempo edisi 10-16 ApnJ 2000 menyatakan ballwa lebib da.ri 50% kuman di Indonesia kebal terhadap antibiotik. Hal-hal Lersebut di aLas tidak berarti bahwa tidak ada risiko dari teknoiogi rekayasa genetika terhadap ekologi. Sctiap terobosan leknologi seJalu mengandung risiko. demikian pula pada teknologi transgenik. NarnWl perlu dinilaJ apakah risiko yang lerkandung Jebih besar da.ri manfaatnya. Sebagai conloh adaJah
WARTA BIOTEK
penggunaan teknologi Iistrik eli rna
tanaman dan produk pangannya,
na
sebul dapat merusak Jingkungan dan
syarakal. 8anyak risiko yang mung
moo lidak rneDcakup produk farmasi
kesehatan. tetapi aturan tersebuL harus
kin teljacli bail< secara langsung mau pun tidak langsung. Koosumen dapat
hasil bioteknologi . Beberapa poin
konsisten dan ljdak ad_a perbedaan
tcrkena aJiran tistrik melaJui penggu
prolokol Cartagena (2000) akan eliba
utama
dan
perlakuan uotuk prod uk domestik dan Iuar Degen. Hila barang yang me
naan a1at lisuik maupun transportasi
bas d.i lullsaJ1 iui secara ringkas. Di
ngandung produk rekayasa lersebuL
Iistrik Gelornbang elektromagnctik,
sisi keamanan hayati ada 3 bahasan
melalui suatu Degara namun udal<
pada
utama. yaitu I) penghasLl bahan hasil
elibuka dan hanya transit maka aluran
medan listrik tioggi diduga berakibat
rekayasa genetik yang telah mel eng
di alas tidak berlaku.
pcngumpulan
Ion
tertenlU
negatir bagl kesehalan. Dampak so
kapi persyaratao eli negaranya sendiri
sial baik positif maupun negatif juga
dapat elilolak di negara lain bila
pembicaraan lebih Ianjul mengenai
ada., naDlun masyarakat memilih tctap menggunakan lIstrik karena manfaat nya dirasakan sangat besar.
penelitian yang telah dilakukan di anggap lidak cukup untuk meya
pertanggungan jawab lerhadap dam pak li.l1gkungan yang mungkin mun
kinkan pemerintaJl lain bahwa produk ler ebul aman bagi /ingkungan. 2) Setiap negara dapat menggullakan standarnya sendiri untuk uji kea
cuI dari produk hasil rekayasa dalam
Peraogkat aturan uotuk keamanan ha)ati dari produk rekayasa ge netika
Prolokol
juga
mensyaratkan
jangka waktu paling lambat 4 talmn mendatang. berada
Prolokol
sejajar
ini statusnya
dengan
perjanjian
WTO (World Trade Organization) dalam hukum intemasiona L sehingga
eliperlukannya
manan hayali. Oleh karena itu seliap negara perlu memilik.i suatu badan yang disebut ' biosafety clearing
sualU analisis risiko sebclum suatu
house' , yaitu tempat mendokumeIllaSi
lain, namun tidak pula mcngubah
produk transgeoik dilepas. Indonesia
basil-hasil dari uji domestik untuk
kewajiban ncgara penandatangan tef
tel all memiliki aturan keamanan ba yati yang diprakarsai oleh Departe men Pcrtanian dan dilanjutkan
dinilai oleh negara lain. dan sebagai
hadap peljanjian i.ntemasional lain
aturan
dengan sural kepurusan bersama dari
keamanan hayati eli negara tersebUl agar perusalman bioteknologi dapal
nya. Penandatanganan perjanjian ini akan elilakukan di Nairobi dalarn bu lan Mei 2000, dan akan dlratifikasi
4 menten . yailU Menteri Pertanian,
mengetahui peraluran di negara ber
bila lebih dari 50 negara menanda
Menten Kehutanan dan Perkebunan,
sangkutan. selain itu hanlS ada 'vocal point' eli negara yang bersangkutan.
tangarunya.
3) Bila sebuah negara akan mengim
Arab bioteknologi masa mendlltang
Tidak ada salu pihak pun yang bcrkebcratan
bahwa
Menteri Kesehatan dan mantan Mentcri PaIlgan dan Hortilrultura
kontak
unluk
mengetahui
Perangkal aturan yang ada eli Indone
por makhluk hidup yang akan d.ilepas
sia lelaJl disampaikan dengan rinci
ke lingkungan, bail< benih. binatang
dalam artikel Herman dalam Warta Biolek edisi ini (Hennan, 2000).
rnaupun bakteri, maka diperlukan ijin impor lebih daJlu1l1.
PersetuJlIan
mlernasional
satu liclak dapal rneniadakan yang
pertanian
di
Produk bioteknologi yang lelah dikomersialkan
selama
menggunakan
gen-gen
ini
J'\anya
penyand.i
aLas
Persyaratan untuk perpindahan
karakter yang bermanfaat bagi pro
d.rafl akhir dari prolokol keamanan
antar negara, diwajibkan mengguna
dusen pangan, namun kurang lerasa
hayau lelah dlsepakati eli Montreal
kan label ' mungkin mengandung pro
lIlanfaatnya bagi keban 'akan kon
Januari tabun ini.
duk rekayasa genetika '. hal ini teru
sumen pangan tersebul. Selain produk
tarlla elitujukan unLuk negara-negara penghasil pangan transgenik lerbesar, yaitu Amerika Serikat dan Kanada
tersebu\:. di masa l1lendatang perlu
pada tanggaJ 2
Tidak seperti kcsepakatan lain, misaJ nya ten tang spesies langka. CFC dan bahan kuma berbahaya yang diada kan setelall permasalaban timbul,
yang mencampur hasil panen antara
maka prolokol keamanan hayati, yang
produk transgenik dan yang tidak.
dikembangkan pula produk bio teknoiogi yang terasa manfaatnya bagi masyarakat UOlUm. Sesungguhnya
ada
contob
diistilaJlkan sebagai protokol Carta
Negara
berhak:
contoh hasiJ bioteknologi pertanian
gena.. merupakan langkah pencegahan sebelum permasalahan
menolal< bila ada a1asan yang didu
yang sifatnya mengunnmgkan kon
kung fakta ilmiah bahwa produk ter
sumen dan tidal< elikuas3.1 oleh pe
pengekspor
masib
timbu!' ProlOkol ini banya mencakup
VOL. l.t NO. 1 MARET 2000
21
rusabaan swasta besar karena didanai oleh dana publik dan yayasan nirlaba Contohnya ialah introduksi gen pe nyandi provitamin A (B-carotene) pada tanaman padi oleh Al-Babili et
al. (2000). Setengab dari populasi dunia mengkonsumsi beras sebagai rna kanan pokok, dan bagi kebanyakan konsumen berns, tanaman ini menjadi sumber kalori utan18., nutrisi mikro dan vitamin. Di daerab konswnen padi ulaJna seperti Asia Tenggara, 70% apak-anak di bawah usia 5 tahun mendenLa kekurangan vitamin A _ang mengarah pada kebutaan dan kerentanan terbadap penyakit, UNI
CEF memprediksi perbaikan vitamin A dapal mencegah kcmatian dari 1-2 jura anak pada usia 1-4 tahun (Gueri nOL 20(0). Bila pacta akhirnya rantai biokurua dari berbagai vitamin utama diketaJlUi dan gen-gen penyandinya dapal diisoiasi, maka perbaikan nutri si pada sumber makanan utama dapat dilakukan. Upaya untuk menambah kandungan bcsi pada bems juga telah dilakukan dalam taraf penelitian (Yo hihara el 01. ) 997). Dalam worksllOp yang bcrjudul 'Tanaman Pangan Transgenik: Pers pektif dan Tantangan di Masa Men datang Bagi indonesia' yang diada kan dJ Puslitbang Bioleknologi-UPI pada tanggaJ 27 Mare!., 2000 yang
laJu, para peneUti sepakat bahwa penelitian transgenik pangan di Indo nesia perlu diteruskan dan perlu ker Jasama antar institusi yang lebih kual Namun dukungan masyarakat luas dan penentu kebijakan sangat diper Iukan., sebingga perkataan selamat tinggaJ pada teknologi ini pada tahap perkembangan embrionya dJ lndone sia tidak perlu tcrucap. Sungguh iro ms bila gelombang infonnasi yang Lidak berirobang yang terjadi saal ini berakibat pada mandegnya pengem bangan tekno\ogi ini di Indonesia Karena akhimya kembali kita akan sangat tergantung pada negara lain di bidang ini. karena tidal< ada jaminan d.alam 10-20 tabWl mendatang lndo nesia mas:ih dapat membanggakan diri sebagai pusal keanekaragaman bayati. Penulis tidak bennaksud menis bikan risiko penggunaan tanaJnan maupun prod uk transgenik, namun mengaJak m.."I.Syarakat unluk meliliat risiko yang ada akibal d.ari penggu naan produk rckayasa genetika, dalam proporsi sesungguhnya, dibandingkan dengan terobosan teknologi lain yang sudah ada. Selain penelitian di bidang bioleknologi ini, agar ke mungkinan dampak lingkungan dapat dibahas secara leblh obyektif mak.a tidak kurang pentingnya penelitian ekologi atas kemungkinan dampak
lingkungan dari produk-produk yang
akan diJepas bagi aJam dan kondisi Indonesia.
Daftar Pustaka Adiwilaga. K. 2000. Isu keamanan pangan dan lingkungan
Lanaman
rek.ayasa
hasil
genetika. Warta Biottk edisi im. AI·Babili. S .• A. Kloll. 1. Zhang, P. Lw:ca. P. Beyer & I. Potrykus . 2000. Engineering the provitamin A (p-catotene) biosynihelic pathway
iDlO
(carotenoid. free)
Rjce
endospc:rm. Science 287:303.
Brv. D.S &. G.S . Khush 1986. Wide llybridiuLion and chromosome manipullllion In cereals. In EvlllU D.1\ W R ShArp &. P.V. AmmiraLo (Eels). Hand Book afFiant Cell Culture 4:221-263 Conference of The Parties to the Convention 00 Biological Divenlly. 2000. Final Draft
Casug1:lla
Protok.ol
on
Bio fety,
Monll'eaJ January. 26-28 Guerinot, M.L. The green n!volu1.lon strikes gold. 2000. SCIence 287:241 -242. Herman, 2000. Pandangan dan opini seonng peneliti terhadap lmlaman hasil rekayasa genetik.. Warta Bioteknologl Yoshihara, T.,
. Naoki. F. Goto. S . Toki &. F.
Takaiwa. 1997. Accumulation of iron in nee seed rice by Iraruferring the soybean iron storage prolein fc:t'Titin gene.
303
in
abstract
of 5'"
Ab~t
International
Congres8 on Plant Molecular Biology,
Singapore, September 21- 27, [997
GRATIS BERLANGGANAN WARTA BIOTEK
SELAMA 2 TAHUN !I
8agi penyumbang artikel semi popuJer
Petunjuk penulisan dapat dilihat pada sampul belakang dalam
22
WARTA BIOlEK
ARTIKEL
TANAMAN TRANSGENlK SEBUAH Pll.IHAN ATAU KEHARUSAN? Setijati D. Sastrapradja PusUtbang Biole\moiogi - LIPI e-mail : dinkopib(Q),indo.nelid
Dua puluh tahun lalu, dunia i1mu eli tingkal intemasional mulai membicarakan bioLeknologi sebuah teknologi yang di antara teknik-tek rukn 'a mencakup gunting tempe I DNA dalam sebuah organisme. DNA itu merupakan molekul dalam khromosom yang merupakan wadah mfomUlSi genetik pada hampir se rnua organisme. Infonna.si yang dikodifikasi oleh DNA itu menen lukan struklur dan fimgsi sebuah orgamsme Kcmajuan para ilmuan dalam mengembangkan teknik guming tempel DNA ilU sangat ce patnya. sebingga mereka berhasil menggunLing DNA dari salu orga nisme dan mengalihkannya ke or ganisme lai.1Ulya yang tidak berke rabat sekali pun. Dengan teknik ini DNA dan serangga dapat dialihkan ke tanaman kapas atau jagung, dari ayafll ke kentang. daTi bakteri ke lornal dan sebagainya. Basil alih DNA antar organisme ilu yang discbul organi me trnnsgenik. Padat ilmu dan padal modal adaJab tuntutan utama pengem bangan tekruk-teknik molekuler
daJa.m bidang bioteknoJogi. Oleh karena im adalah wajar ka.lau yang mampu tllcngembangkannya adalah negarn.-negara maJu Sementara itu, untuk LUJuan komersial, pihak S\vasta di negara-negara
itu yang
aktif daJam pengcmbangannya. Pcnunbangan utamanya tidak lain adalah peluang dagang yang akan
VOL. 14 NO. I MARET 2000
besa.r kepada peroilik teknik-teknik terse but Adapun produk bioteknologi di bidang pertanian yang Lelah berhasi1 memjai areal pertanaman di be berapa negara adaJaJl benih trans genik kedele, jagung, dan kapas. Akhir-akllir ini., masyarakat di negara maju mu1ai memperdebatkan dampak produk bioteknologi yang berupa organisme Iran genik. Dari segj keamanan pangan, misaJnya, tanaman transgenik dikhawatirkan menyebabkan danlpak buruk kepacL:1 kesehatan · mereka yang mengkonsumsionya. Kcberadaan keanekarngaman hayati etempet pun dikhawaLirkan terpcngaruhi. Ada pihak _ang mengkhawalirkan baJlwa lanaman transgenik akan menyebabkan berkembangnya super guJma dan super llama yang sukar djbe rantas. Hal ini didasarkan pada lapora.n ilmiah yang hasilnya. se benamya.. masil} lerbatas pacta skaJa laboratorhun. Sementara ada pihak-pihak yang mengkbawatirkan darnpak negatif tanaman transgenik pada kesehatan. keanekaragaman hayati. dan lingkungan, di Amerika Serikat, Argentina, Kanada, dan Cina. areal pertanaman kedele, jagung. dan kapas transgenik memang terus bertambah. lni berarti bahwa jumJah benili tIansgenik yang dibutuhkan petani produsen cit llegara-negara lersebut semakin rneningkat puJa. memberikan
keuntungan
Bila kebutuhan yang sarna teIjadi di yang sedang negara-negara berkembang, sudah barang lenm ketergantungan benih pada perusa haan negara-negara n13Ju akan sullt dihindarkan. Kekhawatiran-kekha watirnn terhadap potensi dampak negatif tanaman transgenik itu menyebabkan berkembangnya sikap "memusuJu" tanaman transgenik dan produk pang.'U1Ipakannya di antara rnercka yang katanya berpi hak kepada kepelltingan masyara kat. Lebih jauh lagi. masyarakat di beberapa negara n13ju ml.1ial puJa menentang tana.ma.n transgenik dan produknya. "Perang' antara yang setuju dan yang menentang tanaman transgenik pun tidak dapal dibin darkan. meskipun pada akhlmya Biosafety Protocol yang juga dikenal sebagai Cartagena Protocol telah diadopsl. Protokol ini menga tur pengeJolaa.n organisme ludup
hasil rekayasa genelik (Living Modified Organisms) tcrmassuk pergerakan antar batas negara yang memtiflkasinya. sehingga keamanan 11ayatin a diharapkan bisa dijamin Bagaimana dj indonesia? Sejak digemakannya bio teknologi oleh masyarakat mtema sional, pemerintah Indonesia cukup
tanggap untuk tidak ketmggalan dalam mengemm.ngkannya. Kemauan politik untuk menumbuhkembang kan bioteknologi jelas lerlihat dari
23
kesibukan lembaga-Iembaga peneli IJ di ingkup LIPI, BPPT, Departe
bulan September 1999, tentang Keamanan Hayati dan Keamana.o
Sementara pelletiti mengharap kan kegiatan penetitian mengenai
men Pertanian. Kebutanan, Ke sehatan. dan Universitas yang sejak
Produk Pertanian l-Iasil Rekayasa Genetik. Sesuru dengan keputusan in.l maka semua pillak yang akan
tanaroan transgenik, temlaSuk uji lapang tanaman transgenik, perlu terus ditumbuhkembangkan di
melakukan uji lapang benih-benib hasH rekayasa genetik. perlu me ngajukao permohonan kepada pe
Indonesia, sementara itu pula ada lembaga-lembaga swadaya masya
pemlUlaan labun 1980 mulai mem benam diri untuk iku( bergiat dalarn bldang penetitian. Sementara itu pihak swasta pun Lidak keLinggalan menangkap peluang bisnis cJj bidang bio (eknologi ini. FITOTEK UNGGUL, misalnya, segera saja menangani
merintah. Setelah melaJuj birokrasi yang ditetapkan, barulah uji coba dapat dilaksanakan. Jadi seandainya
rakat yang meoghendaki ditundanya kegiatan pelepasan organisme Iransgenik ke lapangan, terlebih lebili untuk tujuan komersial . Pendekatan kehaLi-hatia.n., tegas mereka hams clianut di Indonesi supaya tidak ada pen esalan nan
pcrbanyakan tanaman ekonomi dengan leknjk biak jaringan. Bela
ada keragu-raguan ballWa perusa haan swasta pada waktu melakukan uji Iapang tidak memperbatikan
kangan Ifli. perusahaan multina sionaJ CARGn.L, pemassok be nih ke Indonesia, memasukkan benih
keamanan hayati dan keamanan pangan, mereka dapat cJjjerat secara hukum dengan peraturan yang ada.
Memang benar dampak oegatif organjsme transgenik masih belum meruptkan kenyataan. karena
jagung transgenik yang rnengan dung gen anti hama 8t. Sementara ilu pula MONAGRO, anak perusa haan mullJnaSional MONSANTO, mengadakan uji Iapang benih kapas
Kesimpangsiuran dalam menyikapi tanaman transgenik itu mengemuka ketika di sural-sural
aswnsinya baru berdasarkan pada basil penelilian yang terbatas. Meskipun demikian mereka me nekankan patutnya kebati-hatian kita. meogingal bila maJapetaka organisme transgenik benar-benar
bermuatan gen yang sarna. Apakall perusahaan-perusahaan itu aJpa memperhaLikan potensi dampak negaLif tanaman transgenik itu ter hadap kesehatan manusia, keanekaragaman hayati, dan ling kungan? Sebelum meojawab pertanya an dJ alas ada baiknya bila leita si mak p ojelasan pakar bioteknologi pertanian. Dr. M Herman, menge na.i perantran yang berkenaan dcngan Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik.. Pada rahun 1997 Depanemen Pertanian mengeluar kan Keputusan Menteri lentang Kelenluan Keamanan Hayati Pro duk Bio(eknologi Pertanian Hasil Rekayasa Genet.ik.. Peraturan ini
kabar diberitakan bahwa Kantor Menten Negara Lingkungan llidup, daJarn rangka penandatanga.nan "Biosafety Protocol" dari Konvensi mengenai Keanekaragarnan Hayati di Nairobi . bulai Mei 2000 menolak secara legas kehadiran organisme lransgenik. Karuan saja para peneLiti yang bergerak daJam bidang bioleknologipun lerbelalak. mem baca berita hangal itu. Bukankah Kantor Mentcri Lingkungan Hidup
teJjadi., maka sulitlah bagi kita ke luar dari kemelut ini. Berkenaan dengan pelepasan organisme lransgenik ke lapangan. adaJah merupakan kenyalaan baJlwa Indonesia mempunyai peraturannya.
merupakan Litik hubung antara Konvensi mengenai Keanekaraga man Hayati dan masyarakat Indone sia? Dengan kata lain, semua hal yang berkaitan dengan Koovensi mengenai Keanekaragaman Hayati. Kantor MenNeg LH-lah yang men jadi penanggungjawabnya. Jadi ka lau kanlor iflj sudah "menolak ke
benih, mengingat panjangnya birok rasi yang hams diikuli. Hanya saja pemasyarakatan peraturan tersebut
bacliran" organisme Iransgenik apa
Masyarakat berhak mengeta luti apa organisme lransgenik itu
dtsempumakan untuk menampung aspek keamanan pangan, dengan cllkeluarkannya keputusan bersama empat menteri (Pertanian, Kehutan
kab semua peneliti bioteknologi yang akan mengbasilkan organisme transgenik di lndonesia hams cli
an. Kesehatan. dan Pangan). pada
hent.ikan?
24
tinya..
Menurut semen tara pakar, peraturan tersebut cukup memberatkan para pengusaha yang akan mengimpor
belwn memadai. sehingga banyak pihak yang sebarusnya memahami keberadaan dan imptikasinya. be lum mengetahuinya.
Perao medja massa
dan mengapa potensi dampak negatif yang ditimbu1kannya perJu diwaspadai. Para pakar bioteknologi
WARTA BIOTEK
indonesia berkewajiban memben inforrnasi ilmiah, sehingga ma syarakat dapat mengetahui sampai eli mana kebenaran O
yang menjaeli dasar kekhawatiran pihak-pihak tertentu. Sayangnya, para pakar bioteknologi bukanlah kelompok yang c1apat berkomuni kasi dengan insan media massa. Senng penjelasan para pakar ini oleh para wartawan dianggap "kering" benta dan sangat teknis, sehingga tidak menarik dan tidak cUfaharni oleh mereka yang meliput pertemuan ilmiah untuk kemudian menyebarluaskannya kepada umwn. Sebaliknya para peneliti berpen elapru bahwa para wartawan sudah memiliki sikap "miring" terbadap orgarusme lransgellik ini, sehingga apa pun informassi yang disampai k.an para peneliti. basilnya sarna saja. yaitu ya.ng "miring" tidak bisa dilwuskan Di Indonesia, sebelum janl3ll reforrnasi. pembentaan mengenai bioleknoiogi eli media massa cetak. dlnilaJ para peneliti wajar-wajar saja. Artinya. segi ilmiah yang memben dasar manfaat penggunaan bioleknologi untuk bidang pertanian dan bidang keseha1an diberitakan sebagaimana seharusnya. Tetapi sejak jaman refonnasi pemberitaan mengenai bioteknologi cenderung hanya berkisar pada potensi dampak negatif blotelrnologi itu, yang tidak. jarang dikaitkan dengan peran ne gara maju atall pun pemsahaa n multinasionaJ. Teotu saja ke cenderungan demilaan dapat difa banu, karena dalam jaman refor masi ini, media massa berusaha menyoroti berbagai ketidakadilan yang teJjadi. Dampak negatif bio teknologi. meskipun barn poten
VOL. 14 NO. I MARET 2000
sinya dianggap merupakan muJtina sionalnya terbadap oegara-negara sedang berkembang. Oari uraian di atas jelas adanya rumpang pemahaman bio teknologi dan produk-produlmya antara insan media massa dan para peneliti. Oi samping kedua kelom pok ini, tidak ka1ah pentingnya peran lembaga S'waclaya masyarakat dalam menyebarluaskao potensi pemanfaatan bioteknologi dengan segala dampaknya. Justru kelompok inilah yang mampu berkomunikasi dengan insan media massa, karena keberpihakannya kepada masyara kat banyak. Mungkinkah rumpang antara media massa. peneliti bio telrnologi. dan Icmbaga swadaya masyarakal i:ni dijembatani, se hingga masyarakat Indonesia pacta umwnnya dapat memahami apa kegunaan bioteknologl untuk ke hidupan kita dan apa yang perlu dikhawatirkan darinya? Bila saja seboah forum berkaJa yang berke lanjutan unluk mempertemukan ketiga belah pihak dapal dikem bangkan. maka rumpang yang ada akan dapat menciut dan kemudian menghilaog. Forum seperti itu hanya bisa berkembang kalau para wartawan yang sibuk melipul berita-benta bangat, para peneliti yang asyik mengumpulk.an angka kredil untuk jenjang fungsionalnya, dan lembaga swadaya masyarakat yang meoekuni isu global sepakal menyisihkan waktu untuk saling berkomuoikasi Sebuab piliban bukan keharusan Oalam kehidupan sehari-ha.ri kita mengetahui baltwa setiap lang kah yang kita ayuokan selalu me ngandung resiko. Kita juga menge
tahui bahwa mereka yang berhasil pada umumnya adalah mereka yang berani mengambil resiko. Oemikian pula dalam kita menerapkan tekhnologi baru, termasuk biotek nologi. Mengembangkan atau tidak mengembangkan bioteknologi. meng gunakan atau tidak menggunakan, dan memanfaatkan atau tidak memanfaatkan produk-produknya adalah merupakan sebuah pilihan. Sekali itu pilihan kita jatubkan, maka kita barns menyadari resiko yang kita badapi . Untuk negara-negara maju pengembangan biotekoologi adaIah merupakan kebarusan sebab mereka. menyakini bahwa bio teknologi akan mampu menye babkao revolusi lagi dibidang per taman sesudal\ Revolusi Hijau eli permulaan tahun 60-an. Juga dibidang kesehatan, potensi keam puhan bioteknologi mulai diyakioi Meskipun demikian adaoya tang gapan negatif masyarakal umum negara-negara maju terbaelap pro duk bioteknbo!ogi yang berupa or ganisme lransgenik rnengJsyaratkan pentingnya penangannan kesiapan mereka menerima produk-produk tersebut Oi era globalisasi ekonomi dan informasi m.i., Indonesia tidak bisa mengisolasi diri lagi dari pengaruh negara lain.Bukan saja produk-produk elektronik dan oto motif berbagai negara yang mem banjiri pasar Indonesia melainkan juga pemasukan benih, pangan, pakan dan obat-obatan ke Indonesia tidak terbendtmg lagi. PadahaJ masyarakat Indonesia secara keseluruhan. baik yang di pe merintahan. swasta, maupun umwu belum dipersiapkan meoghadapj
25
yang berupa produk organisme transgenik itu. Pada saat ini penggunaan or
semakin hari semakin meningkat sehubungao dengan pertambahan penduduk yang berkecepatan tinggi itu Ada pihak-pihak yang berpen dapat bahwa dunia tidak perlu kba
kan. Dalam era globali~1 ini bukan lagi jwnlah penduduk yang menen tukan sebuah negara mampu ber
ganisme transgenik daIam bidang pertanian di Indonesia belum meru
warn akan kurangnya pangan di negara-negara berkembang. karena
saing dengan negara lain. tetapi justru kualitas akan jauh lebm ber
pakan sebuah kebarusan. Para pe ngambil keputusan memiliki ke bebasan menentukan pilihan untuk menerima atau menolak penggu naan organisme transgenik ito. Mereka juga bisa menentukan perlu tidaknya pengembangan t:anaman lransgenik diJakn.kan oleh lembaga lembaga penelitian Indonesia Se belum keputusan ditentukan, rna syarakat ilmiah wajib memberi rna sukan perlu tidaknya teknologi transgenik dikembangkan di Indo nesia, mengingat kebutuhan pangan dan obat-obatan Indonesia yang
persoalannya bukan terletak pada
peran.
ketidaktersediaarmya tetapi adalah pendistribusiannya. Yang mereka lupakan barangkali adalah daya
Indonesia mampu memberikan in formasi mengenai peran bio teknologi termasuk orgarusme
beli. Hal lain lagi adaJah kenyataan nya bahwa leknologi produksi pa ngao yang sekaJang tersedia sudah memprihatinican basil yang menda
transgeniknya, kepada para peng ambil keputusan, seltingga pilihan yang baik dan benar dapat diambil? Jawabannya dari pertanyaan ini hanya masyarakat ihniab yang dapat meojawabnya Sebab dari pilihan itulah peraturan perundangan yang berlakU akan ditentukan, yang ke mudian diacu oleh pihak-pihak manapun yang berkepentingan.
gelombang besar perubahan jaman, tennasuk kedatangan bioteknologi
tar. Berarti bahwa teknologi baru untuk mendongkrak produksi perlu diciptakan untuk meniogkatkan yang sekarang dipergunakan. Kecuk'upan pangan yang ber
kualitas merupakan tuntutan agar kualitas sumber daya manusia Indo
nesta yang sekarang terendah di Asia Tenggara ini dapat ditingkal
Apakah masyarakat ilmiah
SEKSI KONSERVASI PLASMA NUTFAH Balai Rekayasa Mikrob dan Genetika
Puslitbang Bioteknologi - LIPI
Melayani: • Penyimpanan/deposit biak mikroba secara kering beku • Penyediaan bMkmikroba daJam ampul atau tabung • Jasa pengeringbe1roan Hubungi:
Telpon 021-875 4587
Fax. 021-875 4588
(jam 08:00 - 16 :00)
26
WARTA BIOTEK
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PeoeUtian Probiotik untuk Sapi eli Pu~Utbang Biotekoologi-LIPI Penelitian probiotik untuk sapi di Puslitbang Bioteknologi-LIPI dimu1ai pada tabun 1996. Penelitian diawali dengan kegiatan Isolasi bakteri asam lakta( dari caiIan rumen dan kotomn temak yang meliputi sapi, kerbau, domba dan kambing isolat bale len asam laktat yang diperoleb dilaku kan uji pertumbuhan dan kelayakan nya bagai probiotik. Satu galur, yang kemndian dikelahui nama jenisnya adaJab Leucono toc citreum strain
Dan
TSD-i 0, dipilih berdasarkan keWlg gulannya dibandingkan dengan yang lain unlUk dipakai pada penelitian dan dikembangkan tebili lanjut. MeJalui kerjasama penelitian dengan JSPS, tabun 1996-1998, telah dilakukan pe ngujian probiotik tersebut secara in vitl'O yang tujuannya adalah Wltuk me1ihal pengaruhnya terhadap fer mentasi rumen dan populasi bakteri rumen. Pada bulan Agustus-Oktober 1998. probiotik tersebut diberikan milik pada sapi-sapi pedaging petemak di desa Kedaleman dan Ci dahu. Kecamalan Jampang-Surade Kabupaten Sukabwni Selaran. Pembe nan dilakukan tiap minggu sebanyak toO ml per ekor. Korang lebm 70 pe teroak dengan jumlab sekilat 150 ekor sapi ikut dalam program ini. Pacia bu lan Septermber-Desember 1999, pro biotik tersebut ang disiapkan dalam Larutan susu skim dan dikeringbeku Jean menjadi serbuk diberikan pada sapi-sapi pedaging milik UPT BBOK-PusliLbang Kimia Terapan LIPl d.i Lampung. Disamping kegiatan tersebut telah dicoba pula penyim panan probiotik tersebul daJam bentuk
VOL. 14 NO. I MARET 2000
TERBITAN BAKU MENGENAI BIOTEKNOLOGI
Artikel Daftar artikel berilrut merupakan koleksi dari para staf peneliti Puslitbang Bioteknologi di Cibinong. Borisjuk, N.V., L. G. Borisjuk, S. Logendra, F. Petersen, Y. Gleba & I. Raskin. 1999. Production of recombinant proteins in plant root exudates. Nature Biotechnology 17: 466-469. (MAS)
Ca1za. RE. & J.T. Meade. 1998. The Gentechnique Project: developing an open environment for learning molecular genetics. Computers Education 30 (1-2): 117-123 . (MAS) Chao, e.T.• K.A.K. Moldenhauer & AH. Ellingboe. 1999. Genetic analysis of resistance/susceptibility in individual F3 families of rice against strains of Magnaporthe grisea containing different genes for avirulence. Eupbytica 109: 183-190. (TME) Enoki, H.. T. lzawa, M Kawahara, M Komatsu, S. Koh, J. Kyozuka & K. Shimamoto. 1999. Ac as a tool for functional genomics of rice. The Plant loumal19 (5): 605-613. ([ME) Fuentes, J.L .. F. Escobar, A Alvares, G. GalJego, M.e. Duque, M. Ferrer, J.E . Deus & 1.M Tobme. 1999. Analysis of genetic diversity in Cuban rice varieties using isozyme, RAPD and AFLP markers. Euphytica J09: 107 115. (TME) Gleba, D ., N.V . Borisjuk, L.G. Borisjuk, R
Kneer. A.
Poulev, M.
Skanhinskaya, S. Dusheokov, S. Logendra, y'y. Gleba & I. Raskin. 1999. Use of plant roots for phytoremediation and molecular farming. Proceedings of the National Academy of Science USA 96: 5973-5977. (MAS) Grover. A , C. Sahi, N. Sanan & A Grover. 1999. Taming abiotic stresses in plants through genetic engineering: current strategies and perspective. Plant Science 143; 101-111. (TME) HalJennan. E ., D . King & A Kapuscinski. 1999. A decision support software for safely conducting research with genetically modified fish and shellfish. Aquaculture 173; 309-318. (MAS) Kloti. A., C. Henrich, S. Bieri, X He, G. Chen, P.K. Burkhardt, 1. Wunn, P. Lucca, T. Hohn. l. PotJykus & J. Futterer. 1999. Upstream and downstream sequence elements determine the specificity of the rice tungro bacillifonn vims promoter and influence RNA production after transcription initiation . Plant Molecular Biology 40: 249-266. (TME)
27
cair dan kering. Penyimpanan tersebut
Liu, C., Y. Wang, X Xu, F. Ouyang, H. Ye & G. Li. 1999. Improvement of
bertujuan untuk menekan pemmman viabilitas L citreum TSD-I0. Probiotik L. cltreum TSD-IO dalam bentuk serbuk dikemas da1am kantung plastik. Pada waktu akan digunakan serbuk probiolik dilarutkan dalam air dan siap diberikan pada sapi ,
artemisinin accumulation in hairy root cultures of Artemisia annua L. by fungal elicitor. Bioprocess Engineering 20: 161-164. (IME).
lnformasi IOOih lanjut dapat diperoleh dan: Yantyati Widyastuti PusliLbang BiOLeknologi-LIPI (YW)
BERlTA DAR! INTERNET
Maltchenko. S.Z. 1998. The Bio-Objects project. Part 1: the object data model core elements. Bioinfonnatics 14 (6): 479-485. (MAS)
Min.ha.s, D & A. Grover. 1999. Towards developing rice plants tolerant to flooding stress. PINSA 1&2: 33-50. (IME) Nishizawa. Y., Z . Nishio., K Nakazono., M Soma., E. Nakajima., M. Ugaki & T. Hibi. 1999. Enhanced resistance to blast (Magnaporthe grisea) in transgenic Japonica rice by constitutive expression of rice cbitinase. Theoretical Applied Genetics 99: 383-390. (TIv1E) Sari-Gorla, M , P. Krajewski. N. Di Fonzo, M Villa & C. Frova. 1999. Genetic analysis of drought tolerance in maize by molecular markers. n. Plant beight and flowering. Theoretical Applied Genetics 99: 289-295. (I'ME) Sentoku, N .• Y. Sato, N. Kurata, Y. Ito, H. !Gtano & M. Matsuoka. 1999. Regional expression of the ~ I-type bomeobox gene family during embryo. shoot. and flower development The Plant Cell 11: 165J-1663. (TME)
rice
Forum Di ku i Elektronik Bidang
Bioteknologi dari FAO
(http://www.fao.org/biotechlforum.
htm)
Drganisasi Pangan dan Pertanian PBS (F AO) telah membuka suatu fo rum dislrusi tentang bioteknologi pa ngao dan pertanian di Internet Tujuan diadakannya forum ini adaJah lIDtuk memberikan suatu wadah komunikasi dari berbagai pihak, termasuk or ganisasi pemerintah dan Don-peme nntah, pembuat kebijakan dan IDa syarakat umUlll untuk berdislrusi., bertukar pikiran dan pengalaman ten tang !su tertentu yang berhubungan dengan pangan dan pertanian
Tan, Y.F.. lX. Li, S.B. Yu., Y.Z. Xing & C.G. Xu. 1999. The three important traits for cooking and eating quality of rice grain are controUed by a single locus in an elite rice bybrid, Sbanyou 63. Theoretical Applied Genetics 99: 642-648. (TME) Umeda, M .• N. Iwamoto, C. Umeda-Hara, M Yamaguchi, l Hashimoto & H. Uchimiya. 1999. MolecuJar characterization of mitotic eyclins in rice plants. Molecular General Genetics 262 : 2330-238. (Th1E) Wallaart, T.E., W. van UdeD, RG.M. Lubberink, H.l Woerdenbag, N. Pras & W.J. Qua.... 1999. Isolation and identification of diliydroartemisinin acid from Artemisia annua and its possible role in the biosynthesis of artemisinin. JoumaJ of Natural Product 62: 430-433. (TME) Ye,
x..
S. Al-Babili. A Kloti, J. Zhang, P. Lucca, P. Beyer & I. Potrykus.
2000. Engineering the provitamin A (I3-carOLene) biosynthetic pathway into (carotenoid free) rice endospenn. Science 287: 303-305. (TME) Buku
Daftar buku berikut diperoleh dari berbagai sumber. Tanda asterik (.) menunjukkan bahwa buku tersebut merupakan koleksi dari Redaksi . Janoff, A.S. (Ed). 1999. Liposomal Delivery of Drugs, Genes and Vaccines Liposomes: Rational Design. Marcel Dekker, New York. ISBN: 0 8247 0225. 451 bal. (YW)
alamat seperti tersOOut di alas telah dibangwl untuk mendukung forum ini.
28
WARTA BIOTEK
Situs ini berisi informasi teotang kon ferensi email tersebut. termasuk arsip seluruh posting dan sebuah glosarium lenninologi bioteknologi. Untuk bergabung, kirimkan pe san email ke mailserv@mailserv. fao.org deogan mengosoogkan subject dan meouliskan pesan: subscribe Bio tech-L. Jangan menambahkan pesan apapun (ruisalnya tandatangan elek tronik) karena bila dilakukan fasilitas mailserv FAO akan menolak permin taan pendaftaran. Seleiah terdaftar, se bagaj anggota baru anda akan men dapatkan informasi lebih lanjut ten lang konferensi-kooferensi email yang akan datang dan aturan mainnya. Empat buab topik konferensi email yang tetall direncanakan adalah: 1. How appropriate are currently available biotechnologies in the crop seclor for food production and agriculture in developing countries (15 Marel-l5Mei 2000). 2. How appropriate are currently available biotechnologies in the animal sector for food and agri cullllre in developing countries (15 April-I5 hUll 2000). 3 . Ho~ appropriate are currently available biotechnologies in the forestry sector for food and agri culture in developing countries (15 April-IS Juni 2000). 4. Ho\\ appropriate are currently available biotechnologies in the fish sector for food and agriculture In developing countries (15 Juni 15 Agusrus 2000). (MAS)
*Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi . 2000. Kebijakan Strategis Pembangunan llmu Pengetahuao dan Teknologi Nasional (2000 - 2004). 69 hal. (YW) Sim, l8., S. Nakai & W. Guenter (Eds.). 1999. Egg Nutrition and Biotechnology. London : CAB! Publishing. ISBN: 085199 330.3. Harga: US$140.00. (MAS)
Paten Dokumen lengkap paten di bawah ini merupakan koleksi yang dimiliki oleh para staf peneliti Puslitbang Bioteknologi. Fotokopi dapat dipcroleh dati Redaksi dengan mengganti biaya fotokopi dan ongkos kirim. Hodges, T.K & H. Kononowicz-Hodges. 1997. Method for tile production of hybrid plants. International Publication Number WO 97/ 1340 1. (TME) Arntzen, c.J & D.M-K. Lam: 1999. Vaccines expressed International Publication Number WO 5.914.123. (TME)
in plants.
Parker, lE.. B.l Feys & A.B. Faile 1998. A plant disease resistance signalling gene. materials and methods relating thereto. International Publication NumbeT WO 98/53073. (TME) Weathers, P.l. R.D. Cheetham & A. Dilorio. 1995. Process for extracting enhanced amounts of plant secondary metabolites with limited Joss of plant viabiJjty. US Patent No. US5413928. (TME).
Prosiding Daftar Prosiding di bawah ini merupakan koleksi dati Redaksi. *Tisnadjaja, D., M A. Subroto & E. Sukara (Eds.). J 999. Proceedings of a Workshop on Bioteclmology Network Development. Bogor, 22-23 April 1999. Indonesian institute of Sciences (LIPn Simon Fraser University (EruDP) dan Canada ASEAN Centre (CAC). ISBN : 979-8958-79-9. 117 hal. (TME). ·Kosela, S., W.P. Suwarso. S. Hudiyono. E. Saepudin, SusiiowatL S. Setiasih. Bndiawan, 8. Badjri & A. Yanuar. (Eds.). 1999. Prosiding Seminar Nasional Kimia Bahan Alam '99. Depok, 16-17 Nopember 1999. Universitas Indonesia, UNESCO. ISBN: 979-8768-02-7. 508 hal. (TME).
Laporan CGIAR: Agricultural Bio technology and the Poor (htlp://www.cgiar.org/biotechlrepOl00 /contems.htm)
VOL. J4 NO. 1 MARET 2000
29
Di situs ini dapat dibaca dan djdowllioad sebuah laporan dati CGlAR yang berisi tuJisan dati berba gal ahi, ten tang isu-isu bioteknologi pertanian yang ada di negara-negara bcrkcmbang. Laporan dengan judul ..Agricultural Biotechnology and the Poor" dan ditulis daJam fonnat pdf ini merupakan basil pertemuan yang diprakarsai oleh CGIAR di Bank Duma pada bulan Nopember 1999 lalu. Untuk mcmbacanya diperlukan program Adobe Acrobal Reader yang dapat didownload secara gratis dati silllS Adobe (http://www.adobe.comJ proclindex/acrobat/readstep. html).
WOnDui Teknis Dolrumen lengkap Informas.i Teknis eli bawah i.ni merupakan koleksi yang dimiliki oleh para stat peneliti PusJitbang Bioleknologi. Fotokopi dapat diperoleh dati Redaksi dengan mengganti biaya fotokopi dan ongkos kirim .
Combettes,
B.
&
J.-M
Grienenberger.
1999.
Analysis
of
Wheat
mitochondrially encoded polypeptides by in organello labelling. Plant Cell Reports 19: 161-165. ([ME) Etienne-Bany. D., B. Bertrand, N. Vasquez & H. ELienne. 1999. Direct sowing of Coffea arab/co somatic embryos mass-produced in a bioreactor and regeneration of plants. Plant Cell Reports 19: 111-117. (TME) Hatanaka. T., Y.E. Choi. T. Kusano & H. Sano. 1999. Transgenic plants of coffee Coffea canephora from embryogenic callus via Agrobacterium tumefaciells-mediated transformation. Plant Cell Reports 19: 106-110. (TME)
yang
Hirai. D & A. Sakai. J 999. Cryopresevation of In vitro-grown axilary shoo1
lIlenarik dari laporan lersebul antaIa
tip meristems of mint (Mentha spicala L.) by encapsulation vitrification. Plant Cell Reports 19: 150-155. (TME)
Beberapa
judul
naskah
lain . AgriculturaJ Biotechnology and tIle Poor. Promethean Science (G.
1. Persle ) 2. The Challenge of Poverty in the
21 S1 Centur): lhc Role of Science. (f. Serageldin). 3. Feeding the Developing World in lhe Next Millennium: a Question of Science? (A. McCalla & L. R. Brown). -l . Genetic Engineering and Food Secunty EcologicaJ and Liveli hood Issue. (M.S. Swamina tJ\an). :\ GeneticaJly Modified Crops and Other Organisms: Implications for Agricullural Sustainability and Biodiversity (B. Johnson). Sustainable Use of Genetically Modified Crops in Developing ountries (F Gould & MH. Cohen). 7 Potential He.1IUl Risks of Geneti cally Modified Organisms: How
]()
Hilmi. A.. e. Barthomeuf & H. Sallanon. 1999. Rapid mass propagation of lhrysanthenum cinerariaefolillm Vis by callus culnu-e and ability to synthesise pyrethrins. Plant Cell Reports 19: 1 6-160. ([ME) Karimi, M.. M . Van Montagu & G. Gheysen. 1999. Hairy rool production in
Arabldopsis fhaliana : cotransfonnalion with a promoter-trap vector results in complex T-DNA integration patterns. Plant Cell Reports 19: 133-142. (TME) Rasco-Gaunt. S., A Riley. P . Barcelo & P.A. Laneri. 1999. Analysis of particle bombardment paranleters to optimise DNA delivery into \ heat tissues . Plant Cell Reports 19: 118-127. (TME) Snyde. G.W.. 1.e. Ingersoll, A.C. Smigocki & L.D. Owens. 1999. lntroduction of paUlogen defense genes and a cytokinin biosynthesis gene into sugarbeet (Beta vulgaris L.) by Agrobacferium or particle bombardment. Plant Cell Reports 18: 829-834. (fME) Steward, N .. R_
Martin. lM. Engasser & lL. Goergen 1999. A new
methodology for plant cell viabiJjty assessment using intracelJular esterase activity. Plant Cell Reports 19: 171-176. (TME)
Zhang. J.. W.H. Dong, A. Galli & 1. Pouykus. 1999. Regeneration of fertile plants from isolated zygotes of rice (Oryza sativa) . PLant Cell Reports 19 128-132. (TME)
WARTA BIOTEK
Can Allergens be Assessed and Minimized . (S. B. Lehrer). 8. EthicaJ Challenges of Agricul tural Biotechnology for Deve (K. M loping Countries. Leisinger). DlsamPlOg llu terdapat pula anaLisis kesempatan dan kendala yang ada di beberapa negara terpilih. yaitu Cioa, India. Filipina, Thailand, Brasil, Kosta R.ika.. Meksiko, Mesir, Iran, Yordarua, Kenya. Afrika Selalan. dan Zllnbabw . (MAS) A~BioForum:
Vol. 2 No. 3&4 Sum merIFaJJ,1999 (btlp://wv.'w.agbloforu.m.org) Majalab elektronik AgBio Forum edisi SummcrJFaJJ 1999 (Vol. 2, no. 3&4) Lelah terbit dan dapal dibaca atau didown/oad daJam formal pdf dari SllUS AgBioForum dengan aJamat URL seperti terse ut di atas. Edisi kalI ini mengangkat isu khusus tentang "The Economics of Bio-technology in Developing Countries" . Bagi pem baca yang belum mempun ai akses ke Internet dapat memperoleh softcopy n) a dari Redaksi. Berikut adalah
Laporan Laporan berikut merupakan koleksi yang dimiliki oleh Redaksi. Donaldson, L. & S.R May. 1999. Health implications of genetically modified foods. MinisteriaJ Group on BioteclUlology. UK. 26 hal. (MAS) The Green Alliance. 1997. How can biotechnology benefit the environment? The Report of A European Federation of Biotechnology. Task Group on Public Perceptions of Biotechnology!Tbe Green Alliance Workshop, 13t January 1997, the National Museum of Science and lndustry. London, GB. 22 hal. (MAS) Perangkat LUDak Program komputer di bawah tni merupakan koJeksi dari Redaksi yang diperoleb da.ri berbagai swnber. Bagi yang berminat dapat memperoleh kopanya da.ri Redaksi (versi Jengkap IlDtuk program freeware/shareware da versi demo untuk program komersial) .
ModelMaker
Penerbit Tabun terbil Versi Ukuran Sistem operasi Harga Kegunaan
: Cberwell Scientific Publishing. USA.
: 1997
: : : : :
3.0
3,20 MB fiJe EXE demo)
Win 3.x. Win 95/98, Win NT, Macintosh.
US$ 20 (versi komersiaJ).
pembuatan model simulasi numerik untuk berbaga
aplikasi pada berbagai bidang seperti mikrobiologi , pertanian, fisiologi. patologi, kimia dan manajeme limbaJl. Oengan program ini anda dapat merancang percobaan, visualisasi sistem yang kompleks dan menguj efek-efek perubahan yang tidak mllDgkin dilakukan dengan menggunakan spreadsheets atau flowcharts (MAS)
: : : :
SAS Institute, USA.
1998
4,89 MB (file EXE demo)
Win 3.x, Win 95/98, Win NT, Macintosh.
daftar i inya: Agrobiolechnology in the Deve
lopmg World (Editor's Introduc
tion).
BIotechnology and Escaping The
MaJthusian Trap (G. Cooko &
F.L Smith. Jr.).
Ten Reasons Why Biotechnology
Will Not Help the Developing
World (M.A.Altien & P. Rossel).
Ten Reasons Why Altieri and
Wrong (M.
are Rosset McGloughLin).
VOL. I .. NO J MARET 2000
StatView
Penerbit Tabun terbit
Ukuran Sistem operasi Harga Kegunaan
: US$ 20 (versi komersiaJ).
: analisis statistik dengan mudah untuk berbagai
penggunaan yang sangat aplikasi termasuk bidang
bioteknologi . (MAS)
31
Can Agricultural Biotechnology
Make A Difference In Africa?
(Woodward et a/.).
Measuring Agricultural Biotech
nology Research (C.A. Falconi).
Agro-Biotechnology In Develo
ping Countries (S. Sahai).
Assessing Prospects for Transfer
nng GM Crops to LDCs (G.
Traxler).
Intellectual
Property Protection
and Biotechnology in LDCs (Kerr
et al.). Regulation of Biotechnology in
LDCs (G. Tzotzos).
Agricultural Biotechnology,
Trade, and The Developing
Gomr Penerbit Tabun terbit Versi Ukuran Sistem operasi Harga Kegunaan
: : : : : : :
ChelWeli Scientific Publishing, USA.
1997
4 .0
2,29 MB (file EXE demo)
Win 3.x, Win 95/98, Win NT. Macintosh.
US$ 20 (versi komersial).
simuIasi spektra NMR.
CyriUic Penerbit Tabun terbit Versi Ukuran Sistem operasi Harga Kegunaan
: : : : : : :
ChelWell Scientific Publishing, USA. 1997 2.1 1,38 MB (fiJe EXE demo) Win 3.x, Win 95/98. Win NT, Macintosh. US$ 20 (versi komersial). program yang menyediakan banyak tools untuk berbagai peke11iaan yang berbubungan dengan manajemen
data genetik.
(MAS)
Countries (p.Pinstrup-Andersen).
International Conference on Bio
technology in the Global Econo
my (C. Juma).
Commentary: Feeding a World
of Six Billion (e.S. Prakash).
Articles:
Who GaIns from Genetic Im
provements in U.S. Crops? (Fris
void et al.).
Public Agricultural Research and
The Protection of Intellectual
Property: Issues And Options
(Maredia et al.).
(MAS)
Cartagena Protocol (httpJibiooafety.ihe.beIHomePage.bI:ml) Cartagena Protocol, protokol keamanan hayati untuk pembangunan berkeJanjutan, dapat dibaca atau didownload dalam format pdf dari berbagai situs di Internet, salah satunya dari situs "Belgian Biosafety Server" dengan alamat URL seperti tersebut d.i atas. Bagi pembaca yang
MajaJab JOURNAL OF CROP PRODUCTION
Editor-in-chief; Amaljit S. Basra, Ph.D.. Punjab Agricultural University,
India.
Journal of Crop Production diterbitkan atas d.asar kebutuhan yang mendesak akan pemenuhan peningkatan produksi pangan akibat peningkatan populasi dunia yang pesat memasuki abad ke-21. JumaJ ini memberikan perspektif baru daJam peoingkatan produksi tanaman pangan yang memperlihatkan aspek konservasi lingkungan. Volume I telah terbit pada Spring/Summer 1998. Beberapa artikel menarik yang telah terbit pada jumal ini antara lain : Deepening the wheat gene pool, Physiological and agronomic
consequences of Rht genes in wheat. Genetic diversity and phylogenetic relationships in cotton based on isozyme markers. dan Microsattelites markers for molecular breeding. Informasi Iebih lengkap dapal diperoleb dari: Food Products Press An Imprint of The Haworth Press. Inc. 10 Alice Street Binghamton New York 13904-1580 USA http://www.haworthpressinc.com (MAS)
belum mempunyai akses ke Internet dapal memperoleh softcopy-nya dari
32
WARTA BI01EK
Redaksi. Di situs ini dapat pula di pero\eh berbagai macam informasi seputar lopik kcamanan hayati seperti pemturnn perundang-undangan, Iapor an uJi \apangan di Belgta tan\ll1 1999 dan data analisis resiko \ll1tuk ketahan an lerhadap anlibiotika (MAS)
BEASISWA PostdoktoraJ di Bidang Kriopreser
nui Hong Kong Institute of Biotech nology Ltd. (HKIB) menawarkan konlrak saLu taJlUD untuk posisi post doktoral di bidang kriopreservasi. Bila prestasi selama satu lahun tersebul sangal bagus. maka ada kesempatan menempali posisi permanen di HKIB POSlSI terbuka pada bulan JWli -- Juli 2000. Kandidat yang lertarik lIflLUk
diminta untuk menghubungi aJamat di ba"..'3h ini melaJul email . Whel-Lan Teng.. Ph.D Project Leader. Plant Biotechnology Unit Hong Kong Institute of Biotechnology Ltd 2 Biotechnology Ave. 12 Miles. Tai Po Road,
. Itaim.
T. Hong Kong
Tel : 8 2-29489267 Fax: 8-2-26036820 E-mail \\I-teng(dlhkib.org.hk (MAS) Dana Pcnelitian dari ASEAN Re gional Centre for Biodiversity Conservation (ARCBC) dan Euro pean Communities (EC)
Communities (EC) bertujuan mening katkan keljasama di bidang konservasi biodiversitas negara-negara ASEAN dan Urn Eropa melaJui penye diaan dana penelitian. Dengan tema 'Prevent and Solve the Problems Con cerning the Loss of Biodiversity", agenda penelitian meliputi (1) melak sanakan dan mensponsori program program penelitian yang bermutu mengenai masaIah prioritas di bidang Biodiversity Conservation di ASEAN. (2) menunjang penelitian biodiversity untuk mengeotaskan kemiskinan (3), mco\ll1jang penelitian biodiversity yang berhubungan dengan wanita dan pengembangan. Komponen proyek meliputi 'networking' dan pemba ngwwt institusi; peJatihan; penelitian dan pengembangan; dan database & siSlem manajemen informasi. Lingkup peDelitian meliputi (1) Studies of the vaJue of biodiversity, (2) Erological
antara
restoration study, (3) Sustainable pro duction from tropical forests, (4) Pro tected area system design, (5) Applied research for improving biodiversity conservation, (6) Databases & biodi versity monitoring, (7) Socio-eco nomic studies. (8) Ex-situ conserva tion research, (9) Biosafety & biosecu rity, dan (10) Systematics. Informasi
Jengkap
dapat
peroleh dan : Prof, Dr. RE. Soeriaatmadja KepaJa Lembaga Peneltian ITB 8andung (YW)
PERTEMUAN YANG LALU
InternationaJ
Wor~hop
on
safety and Food Safety of ASEAN Regional Centre for BlOdJ erslty Conservation (ARCBC) European bersama-sama dengan
VOL 14 NO. 1 MARET 2000
di
cally Engineered Product 1-2 Pebruari 2000, Jakarta
Bio
~Deti
Pada tanggaJ 1-2 Pebruari 2000 laJu diadakan lokakazya inlemasjonaJ
keamanan hayati dan keamanan pa ngan produk rekayasa genetika di Ho tel Indonesia Jakarta. Terna dari pertemuan tersebut adaJab "penggu naan secarn amau produk rekayasa genetika untuk mendukung produksi pertaoian" (Safety use of geneticalJy engineered products to support agn culture productivity). Acara ini dise lenggarakan oleh Perbimpunan Bio teknologi Pertanian lndonesia dan dibuka seeara resrni olch Menleri Per tanian. DaJam acara tersebut twlIt haclir pembicara asing antara lain wakil dari IRRl, European Comission untuk perlindungan kesehatan dan konsumen, ahli kesehatan dari Univ. of Tulane (LA), disamping beberapa pembicara dari Indonesia Lokakarya ini dihadiri otch sekitar 300 peserta yang mewakili berbagai k.alangan, seperli peneliti (LIPl, BPPT, BaJitbio. dU.), pendidikan (lPB, ITB. UGM, dU.), LSM. produsen produk pertan.ian (Monsanto, American Soybean Asso ciation, dll.) badan pcngawasan mum pangan dan obat (DiJjen POM, YLKl), penentu kebijaksanaan dan termasuk juga kalangan pers. Tujuan dan pertemuan ini antara Lain untuk memberikan informasi dan sekaligus memasyarakatkan protokol pengaturan organisme transgenik (hio safety regulation) ke berbagai lapisan masyarakat. Disampiog itu, telah di bentuk komile keamanan hayati (hio safety committee), yang daJam bekelja dibantu oleh tim teknis (technical team), bertugas memberikan saran dan peJtimbangan kepada menteri lenLang teknis dari keamanan pangan dan keamanan hayati di Indonesia, Maraknya isu yang selaJu mengemukakan kemungkinan dampak.
33
negatif dari produk rekayasa genetika belakangan ini. dapat menimbulkan
an terhadap serangga, rnisalnya, telah
menambah lebih balk protokol inj juga
digunakan sebagai insektisida sejak
diharapkan . Pada pertemuan tersebut
keresahan masyarakat. Padahal belum ada bukti yang jelas akan dampak negatif dari produk rekayasa genetika.
beratus-ratus tahun yang laJu. Namun. belum ada laporan tentang munculnya galur barn dari serangga sasaran yang
Lelah diusulkan dan disepakati untuk melabel produk rekayasa genetika dan terns memonitor dampak negatif yang
lronisnya. produk-produk rekayasa genetika. seperti kedelai. dari Amerika sudah diimpor ke Indonesia Kedelai
tahan lerhadap protein Bl. Penelitian membuktikan bahwa protein Bt bekerja sangat spesifik dan tidak ber
ditimbulkan lerhadap lingkungan maupun kesehatan manusm. Sebagai penutup, pertemuan tersebul diharap
tersebul disinyalir dicampur dengan kedelai transgenik. Harga kedelai campuran lersebul sekitar 6 kali Jebih
bahaya bagi mamalia Kekhawatiran akan hilangnya keanekaragaman hayati di Indonesia
murah dibandingkan dengan yang non transgeoik. Penolakan produk cam puran tersebul dikhawatirkan dapat menimbulkan akibat yang lebili buruk,
menurut seorang pembicara adalah tidak beralasan. Kekhawatiran inj muncuJ karena adanya laporan bahwa polen tanaman jagung transgenik telab
kan dapat memberi pengertian kepada konsumen akan manfaat dan mudharat dari produk rekayasa genelika, se hingga mereka dapat memilih apakah akan mengkonsumsi atau menolak produk rekayasa genetika tersebut.
karena kedelai sebagai bahan baku lahu. tempe dan kecap merupakan
menyebabkan kematian larva kupu kupu "Monarch", Namun laporan ter:
sumber protein utama yang murah bagi sebagian besar masyarnkat Indo nesIa. Oleh karena itu, perlu adanya tnformasl aog seimbang antara man
sebut masih ramai dipertentangkan. Dikatakan bahwa hilangnya keanekaragaman bayati adalah teru lama disebabkan oleh ketidakbecusan dalam pengelolaan sumber daya ha
21 Pebruari 2000, Jakarta
yati .
Yayasan WWF bekerjasama dengan
Para ahI.i rekayasa genetika me ngatakan bahwa teknik ini sangat ber manfaat dan lidak ada satu pcndekalan yang serasionaJ teknik ini. Teknik ini menjanjikan banyak keWltungan, di antaranya dapat meningkatkan produ ksi dan mutu tanaman pertanian, dan menurunkan dampak negatif yang ditinlbulkan oleh penggunaan pestisida
Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup telah menyeJenggarakan scbuah diskusi meja bWldar tentang Cartagena
faal dengan kemungkinan dampak negatif yang timbuJ sebagai a\cibal sampingan dari organisme basil reka yasa genetika Disamping illl, perlu adanya kehati-hatian dalam memberi kan mformasi kepada masyarakat awam agar tidak menimbulkan kere sallaJl. Kekhawatiran, yang selanjumya menJadi lopik perdebatan antara lea langan LSM dan konsumen dengan produsen dan para peneliti di bidang rekayasa genetika selama pertemuan du~ hari lersebut, antara lain adalah kemungkinan dampak negatif jangka panjang dari produk rekayasa ge nctika. Misalnya, kemungkinan mun culnya hama atau gulma resisten barn, kemungkinan musnalmya keanekara gaman hayalt dan kemungkinan pro duk reka. asa genetika bersifat racun, alau merumbulkan alergi bagi manusia. mesldpun hal inj belum ter
secara tidak terkendali . Disamping illl, teknik ini memungkinkan peneliti un tuk mendisain penelitian dengan sera sional mungkin dan dengan menggu nakan teknik blologi molekuJer ke beradaan dari gen asing yang disisip kan tersebut dapat ditelusuri dan dideteksi. Oleh karena illl, pengaturan yang jelas dan ketal perlu dilakukan untuk melindWlgi konsumen dan lingkungan dari kemungkinan dampak negatif
bukLi hingga saat ini. BI-toxin, yairu
pendekatan
protein yang berperan dalam ketahan
dari berbagai kaJangan yang dapat
34
ini.
Masukan-masukan
Nara Sumber : S. Rahmawati (TME)
Disku i Meja Bundar tentang Cartagena Protocol OD Bio afety
Pada tanggal 21 Pebmari 2000,
Protocol on Biosafety. Diskusi dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan antara lain dari perguruan tinggi, lem baga penelitian, organisasi konservasi, wartawan dan peserta umum. Dari Puslitbang Bioteknologi LIPI hadir Dr. Inez H . . Slamel-Loedin dan Dr. S. Nuswanlara.
No.
Diskusi berdasarkan pada UU 5/1994 tentang Konvensi
Keanekaragaman Hayati yang telah diratifikasi oleh Indonesia dan keikut sertaan Indonesia dalam penandata nganan Protokol Keamanan Hayati pada tanggaJ 28 Januari 2000 di Mont real, Kanada. Prolokol keamanan ha yati inj membahas tentang penanganan dan pemanfaatan organisme bidup yang telah dimodifikasi (meJaJui reka yasa
genetika)
yang
selanjumya
WARTA BIOTEK
dikenaJ dengan sebutan 'Living Modi fied Organism' (LMO) atau 'Geneti call. Modified Organism' (GMO). Prolokol uu lelah disepakati oleh 133 negard. Didiskusikan bahwa Indonesia sebagai negara yang kaya akan swn bcrdaya hayali dengan keanekaraga mannya yang tinggi masi.b berada pada po isi ' pengguna teknologi' karena kemampuan bioteknologi Indonesia relurn sebanding deogan negara-ne gam maJU . Tetapl d.i lain pihak kita perlu melakukan preservasi genetis a"af swnber daya hayati yang ada ti dak terganggu oleh LMO. Dalam diskusi ditanggapl beberapa isu seperti pcmanfaalan LMO unlnk memenuhi kebuluhan llldup. kea.manan konsumen d,1n perlindungan keanekaragaman ha) all eeara jangka panjang, usaha usaha apa yang harus dHakukan agar b rbagal tnasalah dapat ditanggulangi dan LMO Wlpal diapLikasikan dengan harmonis. Dikemukakan babwa bennula dari tingginya kebuluhan akall sumber daya hayau )"ang berpolensi secara ekonomi baik sebagru bahan pangan dan untuk keperluan industri, maka bloleknologi mengrunbil jalan pintas )oan rnengagumkan untuk menangani 1113 arab ini. Produk-produk baru yang dLhasilkan Il1claJu.i ' GM-technology' mclahirkan (anaman. hewan, dan mtk.roba unggul yang dalaJ1l beberapa \\aklU Lalu rnasib merupakan impian . ebagai conloh dilaporkan sebanyak 116 Jcnis tanarnan kehutanan dihasil kan dari GM technology' telah dicoba dltanam eli berbagai tcmpal di dunia. HasH dari tcknologi ini juga tclall dl ebarkan untuk tanaman pangan dan mlkroba. Di lain pihak.. berbagai or ganisasi yang mernpunyai visi ' greeo'
VOL 14 NO I MARET 2000
dan ' back-to-nature' melootarkan ber bagai reaksi seperti dalaJ1l hal peneri maan terbatas hingga penolakan tolal terhadap prod uk-prod uk GMO . Ironis nya, pendapat Lentang GMO yang
beredar di kalangan masyarakal umum seringkaJi lidak sepadan dengan man faat yang akan dirnsakan. Analisis dalaJ1l berbagai mcdia massa sering k:alt memakai jargon-jargon yang Lidak
tepal alas dasar pertimbangan hetero genilas pembacanya. Aktbalnya, linl bul rasa ketakutan yang berlcbihan tcrhadap produk-produk ini. Dan kalangan peneLiti.. ' GM technology ' merupakan lompatan besar yang clianggap bisa mengatasi masalah yang liciak dapal tcrpecahkan dengrul teklloJogi konvcnsional Dan sektor agribisnis dan industri lainn a. tekno\ogi ini rneDghasilkan peningkat an produk ang luar biasa Dan kaIa ngao pecinta lillgkungan. Lcknologi ini dilanggapi dcngan sikap sangal hati hati karens keleslarian . genetic re sources' sebagai tarullartnya. Dari su
dat paIJdang praktisi hukwu. pcnenlu kebijaksanaan. dan beberapa kalangan lain. a pek keamanan konsumell men jadi perumbangan penanganannya. Diskusi dalam forum iru akhirnya menyimpulkan bahwa pendekatan yang perlu dilakukan adalall penanga nan lerpadu melalw sislern infonllasi yang benar dan seimbang, dengrul ti dak mengesampingkan keamanan dan hak memilih dari konswncn yang cli lindungl sccara legal. Diharapkan bahwa 'Cartagena Protocol' lebih ber peran sebagai ranlbu-rambu dan bllkan sebagru pcnghambal di 'jalan tol bio teknologi', sehingga keduanya dapat berjalan bersamaan untuk kemaslaha tan wnat manusia Nara Sumber : S. Nuswantara (TME)
Seminar Basil Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi m 7-9 Maret 2000. CibiDong. Bogor Seminar Hasil Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi ill lelall diselenggarakan pada tanggal 7-9 Maret 2000 di Kampus Puslilbang Bioteknologi-LlPl di CibinoDg, Bogor Seminar i.ni bertema "Bioteknologl unluk pendayagunaan sumberdaya hayati lokal guna menunjang pemba ngunan sektor pertanian dan industri berkclanjulan daJanl era millennium ill" . Adapun tUJuan semrnar adalall unluk mengkomunikasikan hasil-basil kegiatan Jilbang bioteknoJogi dalam bidang pertanian. petemakan. industri dan lingkungan; menyed.Jakan forum komunikasi dan koo rdinas I antar peneliti dan anlara instansi dengrul para pengguna bioteknologi : dan membina keljasama antar peneliti daJl pusat-pusaL sLudi bioteknologi di in donesia. Seminar dibuka oleh Kelua LIPI yang dalal.11 pengarallannya membi carakan pro dan kontra lentang reka yasa geneti.ka t.ana.man pangan. Ketua LIPI dalam pembukaannya didampingi oleh Depul.1 Bidang IP A dan Kcpala PlIslitbang Biotcknologi LIPl. Dalarn aearn seminar telah diun dang sam pemblcara utama yrutll Dr Azis Darwis, Asislen MeDleri lJ dari Kementrian Risel dan Teknologi deogan topik pembicaraan "Bic teknologi untuk pendayagunaan Stull bcrdaya hayati guna mcnunjang sektor penanian dan induslri secara berke lanjutan da1am era miUellluurn IIf' Sebanyak 9 pembicara tamu tclah memberikan presentasinya selama 1 hari seminar. Pembicara tamu pertama adalall Dr. Setijali D. Satrapradja dari Puslitbang Bioteknologi-LIPI. menge-
35
mukakan lopik beljudul "Empowering research staffs to utilizing biological
dengan gen dari wnber lokal", dan scbagai pembicara tamu yang tampiJ
diversity". dilanjut.kan olch pcrnbicara kedua yailll Dr. Kartika Adiwilaga dari PT Monagro KLmia memprc scnlasikan loptk lentang ··Pencrapan blOlcknologi di Indonesia" Maslh di hari pcnama, dua pembicarn tamu
lerakhir adaJah Dr. Muladno dari Fa kultas Petemakan lPB mengulas bio informasi global untuk pemberdayaan sumber daya 10kaJ" Pad a sidang kelompok, lelall di
Ma a Mendatang Bagi Indonesia 9 Marel 2000, Clbmong. Bogor
lainnya adaJah Dr. M. Herman dan Balilbio, Bogor memba",-akan topik temang ··Pengawran kcamanan hayali
prcscnlasikan secara lisan sebanyak 13 lopik bioleknologi tanarnan, 17 topik bioteknologi mikroba dan 7 topik ru
Workshop tanaman transgenik merupakan bagiall dari Sellllnar Hasil
tanaman hasi! rekaya5a gcnetika dl Indonesia". yang clileruskan oleh Mr. KeoncUl Ng dan perusahaan Waters
bidang bioteknologi hewan. Selain jtll, sebanyak ) 5 poster tentang bio teknologi l
Asia Co (Singapurn) yang berbicara leOlang "Mass-directed aUlopuri fication" . Selclah penampilan dari
bioleknologi mikroba dan 3 poster
tcknologi ICroak dengan judul "Dari
ditutup oleh Kepala Pusblbang Bio teknologi-LlPI. (TME)
Workshop Tanainao Paogan Trans geoik : Perspektif dan Taotangan di
Penelitian dan Pengcl1lbangan Bio teknologa III yang diselenggarakan pada hari ketiga Peserta workshop l1lerupakan sebagian besar dari pescrta seminar illtambah dengan pcserta Jam
tentang biolcknoJogi bewan juga ru tampilkan selamfl 3 hari pada seminar ini Topik-lopik yang rupresentasik.m baik secara lisan utau daJanJ benluk po ter di bidang biOleknologj tanaman
yang khusus mendaftar scbagai p ert.1
Ian.1I1lan, bioteknologl mLkroba, dan
rnehputi
daJam
biotcknologi hewall. Pada bari kcdua acma dtmulal lagi dengall sidang pleno yang mcnrunpillam 3 pcmblcara lamu )
(anaJisis keragaman genetik), rekayasa genetika (tI"dllsfonnasi dan penembak
plorasi pOlensi bakteri lelTDofilik isolat loka!"'. clilanJUlkan oleh Drs. A. Supri }anto dan PT No\'arti dengan topik ~Pel1geJolaan limball sccara biologi di
bidang bioteknoJogi mikroba mcliputi Loplk biologi molekuler, bioremediasi, produksi enzim dan leknoJogi proses. teknologi fennenlasi dan pupuk biolo gis. scdangkan unluk kelompok blo
pcrnblcaI'a lanlU. sidang dibagi dalam tign kclompok yailu presentasi hasil pcneliLlan eli bidang biotcknologi
industri". dan sebagai pembicara kcliga adalab Dr Ir Anas M Fauzi. M EJlg. dan Ceuuc for the D "clop menlof afe AgroiIldu..<;triaJ Processes, IPB yang mcngell1ukakan topik .ApLika i bioleknologi uilluk produksi bersih" Setelah sidang pleno, pacta
hari kedua ini ditemskan sidang ke lompok seperti pada han pertama Topik lain }ang sangal ruenarik juga telab dlpresclllasikan oleh pembicara tamu pada sidang pie no hari keLiga )aiLu oleh Dr. D. Sanloso dari Unit Penehtian Bioteknologi Perkebunan Icnlang "Perbaikan sifat tanaman pcrkebunan melalui rekayasa genctika
36
lopik
blologi
moJekuler
an D A). dan kulrur jaringan (mikro propagasi. embriogenesis, krioprcscr vasi. regenernsi. dan lain-lain). Di
leknoJogi he\\ anllemak lopik-IOpik yang lelah dipresenta ikan antarn lain bioJogi molckuler (lcknologi mikro salelil). produksi em no leroak secara in itro dan transfer el1lbrio. Seminar c1Jhadiri lebill dari 150 pcserta yang datang dari kalangan perguruan tinggi. insiansi lilbang pe menntaJl lainnya. S\\'asla. mahasiswa . organisasi profe I, dan pcscrta umum. Hasil-hasil seirul1a seminar akan diter bitkan daJam bentuk prosiding. eminar diakhiri dengan aeara workshop
lanaman
transgcnik
dan
workshop. DaJanl workshop ini lelall Iampil .t pembicara ·aitu Dr. Kartik::J Aruwilaga dari PT Monagro K.i mia
yang mel1gemukakan pengalamannya meneJrunj
bidang
biologi
moJekuJer dan rekayasa gcnellka lanaman. MakaJaJl _ang dibaJl3S bcr juduJ "Biolcknologi dan keaneka ragaman hayali : beJajar dari Kosta Rika" . Pernbicara kedlla adalaJl Dr. M Hcnnan dari Balitbio, Bogor, mengemukakan 10pik bcljuduJ "Pan dangan dan opiru scorang penelili tcr hadap tanaman hasil rekayasa ge netika" . Pembicara keliga adalall Dr.
A. Suwanto dari Jurusan BioJogi. FMIPA. IPB mcngemukakan lang gapannya lertaadap produk rekayasa genetika dengan juduJ makalah "'Menyikapi produk transgenik: Resiko transfer gen pada mikroorgarusme·'. Pembicara terakJtir adalab Dr Setijati D. Sastraprndja yaIlg membahas perla tidaknya peneLiLian bioteknoJogi, ke kbawaliran rnasyarakat terhadap pro duk bioteknologi. dan penlLDgn a pengetahuan tentang keanekaragaman hayaLi wlIuk penelitian blOteknologi BerLindak sebagai moderator workshop adalah Dr. Inez H. Siamet-
WARTA BlOTEK
Loedin dari Puslilbang Biotcknologi LIPI yang mengarahkan diskusi pada
babwa dirasa perlu adaoya forum ko
munikasi yang berkesinambungan
Fax .: 301-324-5057 Email: [email protected]
kekhawatiran publik dan resiko rill tanaman lnlnSgenik dan sisi biologi
antara penel.iti, pengusaha, lembaga
swadaya masyarakal, petani unruk
meningkatkan ' public awareness' rna
http://www.sivb.orglmeetinglindex.
dan ekologi (sebagai contoh: perpin dahan gen.. super guLma, gen resisten lerhadap anllbiotika. dan dampak ter hadap kcanekaragaman hayati); keun lungan bioteknologi (anlara lain pen
syarakat terbadap produk bioteknologi
modem .
(TME)
ingkalan nutrisi seperti padi yang rnengandung vi3tmin A dan Fe, pe
PERTEMUAN YANG AKAN
DATANG
ngurangan pemakaian pestis ida dengan introduksi gen ketahanan. peningkatan hasH dan kemampuan adapatasi pada laban marginal); per lunya aLu:rnn dari komisi keamanan hayn!1 dan pangan ten tang rcsiko pro
duk Lransgenik uruuk dapat disahkan dcngan Keppres. dan diperluas men jadi skala nasional. Hasil diskusi dcngan forum menghasilkan kesepa ka tan bahwa bio-leknologi modem adalab cabang ilmu yang perlu dikem bangkan dan segern ditingkatkan. terutama karena illdonesia mempunyai nilai tambah dengan adanya keanckarngaman bayati yang sangal besar. namun menunm jwnlahnya seuap saal. Sellin im. disepakati pula balm a lerkail dengan masala.h keanckaraganUlD bayati yang merupa kaJl " bargain position" kita untuk mcngembangkan bioteknologi maka perlu aturan nasionaJ yang bersifal undang-undang unluk perlindungan hayati, serungga keanekaragaman dapat dilakukan keljasama yang me nguntungkan kedua belah pihak. Ke bUluhan ini sudah sangat mendesak karena ungkat penurunan sumbcrdaya ( pe ru J...'"ebakaran huLan) cukup pesat. Bcrbagai kel)asama yang ada sekarang UllllllHn)a J3uh lebill menguntungkan pihak luar. karena tidak ada kejelasan mengell
VOL 14 NO I MARET 2000
htm (MAS)
15-17 Juni 2000: Rice Research and Production in the 21st Centwy, Ithaca, New York. Kontak:
28-31 Mei 2000: International Con ference on Sustainable Agriculture in the New Millennium - the Impact of Modem Biotechnology on Developing Countries, Brussels, Belgia. Kornak: Olivier Christ Friends of the Earth Fax.: 32.2 .537.55.96 Email: Olivier.Quist(l'pjoeeurope.org http://www.foeeurope .orglbiotechno logy/announcel11enlJor_the.hlm (MAS)
29-31 Mei 2000: International Sympo sium on Marine Biotechnology. Hon son Hotel, Ancol, Jakarta . Kontak: Dr. Linawati Hardjito Centre for Coastal and Marine Re sources Studies. IPB Kampus Dannaga, Bogor Telp : 0251-624815 Fax : 0251-621086
E-mail : r-dahuri~ indo . oetid (TME)
10-15 JUDi 2000: World Congress on In Vitro Biology. San Diego. Califor nia. Kontak: Marietla W. Willis Society for In Vitro Biology
Telp.: 301-324-5054
Edwin B. Oyer IRRl Telp. : 607 -539-7258 Fax.: 607-255-1005
Email : ebo2(~comeU . edu http://www.cgiar.orglirrilChandler
Symposium. pdf
(MAS)
8-13 JuJj 2000: The Millenniwn for
Microbiology,
Cairn.
Queensland..
Austrnlia.
Infomlasi lengkap dapal
dipcToleh
dari:
ASM Secretariat
Unil23.30 Commercial Road
Melbourne. VIC 3004, Australia
Tip. +61 3 98678699
Fax. +61 3 98678722
E-mail . 3dminfllttheasm.com.au
(YW)
2-6 Juti 2000: 15th Australasian Bio
technology Conference: ABA2000,
Brisbane, Queensland. Koniak:
ABA2000 Secretariat
Telp.: + 61 (0)7 3369 0477
Fax. : + 61 (0) 7 3369 1512
Email: aba2000(dlim.com.au
http://www.aba2000 .imcom.31. 1
(MAS)
18-20 September 2000: Konferensi
lAWQ on " Critical Technologies to
tJle World in 21st Century: Pollution
Control and Reclamation in Process
37
Industries" Beijing, P.R China. In fonnasi lebib lengkap dapat diperoleh dari :
E-mail:
Mrujo.Lexmond@algemeen.
mlwau.nl Http://www.chlorem-bunnik.com (MAS)
Secretariat of the lAWQ Specialty
Conference Department of Chemical Engineering University of Petro Ieurn Shuilru Rd., Beijing 102200
P.R.Chlna PhoneiFax ' 8610 86971019 lutp:/lwww.bjpeu.edu.cnl-iawq (MAS)
20-24 September 2000.: Workshop on Development and Ageing in Forest Trees. Flo!ence, ltal ia Informasi lengkap dapal diperoJeh dati: Dr. Federico Magnani
LocaJ Scientific Organizer CNR-IMGPF Via A. Vannucci, 13 - 50134 Florence (Italy) Phone ++39 055 461453 - Fax ++39 055486604 E-mail : [email protected] Hltp:l/eagle.bio.unipr.itl-sisef/enro suvaleurosilva2000.html (MAS)
1h
20-22 Nopember 2000: 7 Asean Food Conference, Manila, Philippines. Untuk infonnasi lebih lengkap, hu bungi The Secretariat
til
Asean Food Con
ference 2000 Food processing Division Industrial Technology Development Institute (J1Df) Department of Science and Technolo gy (OOST) DOST Compound. Gen. Santos Avenue Bicutan, Taguig. Metro Manila Philippines 1631 Tel. (632) 837-2071-81 lokal 2210 atan 2187 Fax. (632) 837-316 E-maiJ:n~sun l.dosLgov.pb c/o Engr.Jose G Bautista ill (YW)
9-10 Oktober 2000: Kongres tentang
22-27 Juli 2001: Konferensi tentang Tree Biotechnology: The Next Mil lennium, Oregon, Amerika SerikaL Informasi lengkap dapat diperoleb
"ImplementaLion of in Situ Remedia
dengan mengunjungi situs eli Internet
tion Techniques - Chlorinated Sol vents and Heavy Metals", Utrecht. Belanda. Informasi lengkap dapat diperoleb dari:
dengan URL hnpj/www.cof.orst. edu/co£lextended/conferen/treebio/.
Drs. MaJjo Lexmond Wageningen University Dept. of Environmental Technology P.O. Box 8129 6700 BV Wageningen The Netherlands TeLp.: +31317482023 Fax: +31317 482108
38
(MAS)
KURSUSIPELATIHAN
YANGLALU
Kur8U!I Drafting Paten Lanjut Jakarta, 1-3 Pebruari 2000
Tingkat
Pada Langgal l-] Pebruari 2000 yang la1u bertempat di Hotel Arnb hara, Jakarta telab diselenggarakan Kursus Drafting Paten Tingkat Lanjul Kursus ini merupakan tindak lanjul
dari Pelatihan Drnfting Paten I yang telah diselenggarnkan oleh Techno logy Service Office (TSO)-LIPI pada tanggal 18-20 Agustus 1999 (Warta Biotek Vol. 13 no. 4, Desember 1999). Peserta kursus kali i.ni berjwnJab 27 orang yang merupakan peJWakiLan dariPuslitbang-PusliLbang LIPI yang memenuhi persyaratan dan merupakan peserta Pelatihan Drafting Paten I. Diharnpkan setelah menyelesaikan
kursus i.ni para peserta sudab mampu membuat drafting paten untuk selan jUlJlya diajukan ke Kantor Palen. Pacla kursus ini Puslilbang Bio-teknologi LIPI diwakili olch Sdr. Djadjal Tisnadjaja dan M. Ahk.am Subroto, Maleri utama kursus kaJj ini adaJah melanjulkan drafting untuk klaim dan menyusun dokumen palen lengkap dengan mengambil bahan dari hasil penebtian pam peneliti LIPl yang berpotensi untuk dipatenkan. Materi lrursus diberikan oleh staf DirektOTat Paten dan LIPf dengan topik-topik sebagai berikut : 1. Paten LIPI. 2. Review materi • PeiaLihan Draft iug Paten r'. Wawancaradengan penemu. Drafting: deskripsi. Drafting: abstrak. Studi kasus yang dibagi menjadi 2 bidang, yaitu Bidang Kimia dan Non-Kimia Di.sampiug itu., pada acara pem bukaan (elab diunciang Mr. Bryan Loft, IF Manager CSIRO Molecular 3. 4. 5. 6.
Science, Australia. yang memberikan presentasinya tentang "Patent valua tion and commercial value", "Mana-
WARTA BIOTEK
gement of CSIRO Molecular Sci ence's office' dan "Role of patent spesmcalion and claims". Dari keglatan kursus ini Lelah banyak diperoleh infonnasi dan pcngetahuan tambahan yang sangat peming bagi para peserta dalam pcn~'USunan drafting paten. Khusus Unluk penyusunan drafting paten di bldang bioteknoiogi, ada beberapa hal y.:mg rnasih menjadi kendala besar seperti yang telah dibahas pada "!su
Biolek" dalam edisi Warta Biotek Vol. 13 no. 4. Desember 1999 KendaJa kendala tersebut adalah belwn adanya lembaga koleksi kultur di Indonesia yang diakui oleh WIPO (World Intel lectual Property OrganiL1tion) untuk mendepositkan kultur mikroba. dan belum adanya star pemeriksa dari Di rektorat Paten yang mempunyai kuali fikasi sebagai pemeriksalpenguji bidang bioteknologi. Karena ilU, Iangkah-Ian gkaJ I yang tepat dalam
mengatasi kendala-kendala tersebul perlu unluk segera dipikirkan bila In donesia IIlgin segera menghasilkan banyak palen ill bidang bioteknoiogi. lnforrnasi Icbih lanjut dapat
D. Tisnadjaja atau M. Ahkam ubroto Puslitbang Bioteknologi-LlPl (MAS)
~[!}@)[itIA11®[itO~~ [1la~If3~1t~~~ BALAI TEKNOLOGI PROSES
PUSLITBANG BIOTEKNOLOGI - LlPI
Siap membantu anda untuk : ~ Pelatihan teknolog i fermentas i ~ Pemurnian enzim/prote in ~ Anal isis asam am ino Juga melayani pembelion b ib it Nota de Coco .
oDI
VOL. 14 NO. 1 MARET 2000
Si lahkan menghubungi
Dr. N . Rosalinda Prayitno Tel. (021) 875 4587 Fax (021) 875 4688
39
PETUNJUK PENULISA N NASKAH
I. Warta Biatek memual tulisan ash (bukan terjemahan ) berupa ulasan sem i populer dalam bidang bioteknologi . 2. Nas kah di tul is dalam bahasa Indonesia yang balk dan benar, diawali dengan ri ng kasa n, kata ku nci, pendahuluan, isi, daftar pustaka dan kesimpulan (penulup). 3. Naskah dlLUlis dcngan pengolah kala Microsoft Word 7 .0lWindows 95 atau yan cr terbani Tabe l, grafik. iluslrasi dan foto Uika ada) agar dimasukkan ke dalam leks . FOlo harus hitam putih . 4. Naskah ditulis 1,5 spasi dengan kertas berukuran A4, lidak limbal balik. Bentuk huru f Times New Roman 12. dengan batas kiri 3 cm , kanan 2,5, atas 3 cm dan bawah 2,5 cm. 5. Naskah harap dikirim rangkap 3 (termasuk asli) den gan jumlah maksimum 10 halaman termasuk labe l, grafik, ilustrasi dan fo to. Harap disertakan disketnya (3,5 "). Naskah dapat d.iantar langsung ke Red aks i at au dikirim melalui pos. 6. Contoh penuli san pustaka :
Buku : . a. Lindsay, K. & M.G .K. Jones. 1989. Plant Biotechnology in Agric ulture. Open University Press, London. pp. 544. b. C hesson. A . & C.W . Forsberg. 1988. Pol ysaccharide degradati o n by rumen microorganism s. Dalam P.N . Hobson (Ed.) . The Rumel'\. Microbial Ecosystem. Elsevier Applied Science, Lond o n. pp. 25 1- 184.
Majalab : Pras . N .• H,J . W oerdenberg & W . va n Uden . 1995 . The power of plant enzy mes in b ioconvers ions.
AgBiolech News and Information 7 (12): 23I N-243N .
Prosiding :
McLean . R.G. 1990. S o me legal aspect of strategic a ll iances for Australian Biotechnology
Companies . Dalam: Proceedi ngs of the 91h Australian Biotechnology Conference. Gold Coast: Uni
versity of Qeens land. pp . 36-40.
Paten :
Zhu, Q . & C .J. Lamb. 1995 . Rice chitinase pro mo ter. US Patent No . 05399680.
LABORATORIUM KONSERVASI & GENETIKA TANAMAN
BALA! BIAK SEL DAN JARINGAN
Puslitbang Bioteknologi - LIPl Melayani :
•
•
Analisis genetika tananu:!I Konservasi tanaman in vitro • Konservasi benih Hubungi: Telpon : 021-8754587
Fax: 021-8754588
PT. DIPA PHARMALAB INTERSAINS
n. Kebon Jeruk Raya No. 66 -
Jakarta 11530
Selamat datang dl
DOKINFO P3Bloteknoiogi
LlPI
Telp. (021) 5350535 Fa.x : (021) 54 1322 Kami siap melayani penelusuran literatur melalul :
EXCLUSIVE DISTRIBUTOR FOR :
1. Intemel (penelusuran informasi dan email) 2. CD-ROM (Abslrak/Teks lengkap) 3. CCoD (Current Contents on Disc) 4. OPAC (Online Public Access
Catalog)
Labsystems.. EUSA MACHINE
: Photometer I Microplate Reader. Waliher. Incubator. o.penaer. Strips & plates
PIPETTE IFlNPIPET11E): Singlectlannel. Multichannel. Digital TIPS
e
: Yelaw & lSIue tips; &teriJe Ii~
Anda membutuhkan Informasi lebih lanjut ? Silahkan hubungl petugas kami atau email ke :
[email protected]
JT BAKER - USA
CHEMICAL PRO ANALYSIS. SOLVENT HPLC GRADES,
B..ECTROPHORESIS PROOUTCS, BIOLOGICAL BUA=ERS.
PROOUCT FOR FERMENTAOONICELl CULTURE. STAINS AND DYES
PAKET PELATIHAN di PUSLITBANG BIOTEKNOLOGI - L1PI
Embrio trctnster 4(w teknik tertilisasi tern~k • Tr~nstorm~si gen p~(h t~n~m~n • An~lisis peR, Western Blot, RAPD q~n isoenzim • Bioremecf i~si •
Pembu~t~n n~~ de coco
• •
Pembu~t~n pupuk bio
Hubungi :
TeJpoD : 021-8754587; Fax: 021-8754588