Vol.2 | No.1 | April 2016
Tunas Siliwangi
Halaman 138 – 158
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIK DENGAN METODE GIST (GENERATING INTERACTION SCHEMATA AND TEXT) MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK Triska Fauziah Resmiati PGPAUD Universitas Pendidikan Indonesia E-mail :
[email protected]
ABSTRACT This research is motivated main problems the low capacity of intensive reading and analytical thinking skills of students. This is evident from the number of students who have not been able to understand the content of reading because it is difficult to find the main idea of the paragraph, the inability to organize a summary of the content of reading, and weakness to deduce the content of reading in learning activities intensive reading. This resulted in a lower speed reading effectiveness, which led to the low level of students' understanding of the content of reading. This study aimed to get a picture of the influence of methods of GIST through a scientific approach to improving the ability of intensive reading and analytical skills for students of the fifth grade of primary school. The method is carried out in the study is an experimental method of quasi or quasiexperiment that is used to seek treatment effect of utilizing methods GIST approach scientifically to increase the ability of intensive reading and analytical skills of students in the form of experimental design used is the development of a pure experiment (true experiment design ) using a pretest-posttest control group design. The experimental group was treated (treatment) using the method of GIST through a scientific approach, while the control group was not given a similar treatment. Final test (posttest) are provided in two classes to determine the effectiveness of the treatment. As for the process of learning to do in the experimental class, used observation sheet. The results of the data pre-test, post-test, and N-gain quantitatively tested with a test average difference nonparemetrik manwithney. Based on the analysis, it can be concluded that the increase in the ability of intensive reading and analytical skills of students gained from learning to apply the scientific method of GIST through approach is better than learning terlangsung. Keywords: Method of GIST through Scientific Approach, Intensive Reading Ability, Capability Analysis.
PENDAHULUAN Kemampuan
menentukan apa yang harus dilakukan berbahasa
untuk setiap permasalahan yang dia
sangat
diperlukan agar setiap manusia dapat
temukan.
Dengan kata lain, membaca
berkomunikasi dan berinteraksi dengan
dapat meningkatkan daya berpikir analitik
manusia lainnya secara baik. Dengan
seseorang. Keterampilan
membaca diharapkan manusia sebagai
berpikir
analitik
makhluk sosial tidak hanya terampil
dibutuhkan
agar
berkomunikasi secara lisan, tetapi juga
menganalisis
permasalahan
mampu membaca setiap situasi yang
untuk kemudian mencari jalan keluar dari
dialaminya
permasalahan
sehingga
kemudian dapat 138
seseorang
tersebut.
yang
dapat ada
Keterampilan
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
berpikir analitik dapat membantu kegiatan
termasuk kategori rendah. Selain itu,
membaca. Peserta didik yang memiliki
berdasarkan studi dari Programme for
keterampilan berpikir analitik yang baik
International Student Assessment (PISA)
akan mampu menghubungkan isi bacaan
yang diumumkan pada awal Desember
dengan skemata yang dimilikinya dalam
2013 lalu menyatakan bahwa dari 65
pemahaman isi bacaan. Kemampuan ini
negara
tentu tidak dapat dimiliki begitu saja oleh
menempati
setiap manusia. Perlu ada kegiatan yang
kemampuan membaca di tingkat dunia.
dapat
untuk
Peringkat siswa Indonesia berada posisi
dengan baik agar
64 dari 65 negara. Indonesia hanya lebih
mengondisikan
mampu membaca keterampilan
manusia
berbahasa
pun
yang
disurvei,
posisi
Indonesia
ke-64
dalam
semakin
baik dari negara Peru yang menempati
meningkat. Hal tersebut diharapkan dapat
posisi paling buncit dalam survei ini.
terwujud melalui kegiatan pembelajaran
Indonesia mendapatkan nilai 396 untuk
membaca
di
sekolah.
Pembelajaran
membaca
membaca
harus dapat
menumbuhkan
sebagaimana
dikutip
dari
http://edukasi.kompasiana.com/2013/12
kecintaan peserta didik terhadap kegiatan
/06/siswa-indonesia-paling-bahagia-di-
membaca untuk mendapatkan pemahaman
dunia-615696.html [diakses 05 Januari
terhadap isi bacaan dan pada akhirnya
2014].
menumbuhkan respon berupa tindakan
Berdasarkan hasil survei tersebut
dari hasil nalar peserta didik dari kegiatan
terlihat bahwa pembelajaran membaca
membaca tersebut.
masih mengalami kendala-kendala yang
Pencapaian
menghambat
tercapainya
pembelajaran
membaca
yang
peningkatan kemampuan peserta didik
diharapkan.
Kegiatan
pembelajaran
tidak hanya dalam pelajaran bahasa saja,
membaca
masih
tetapi juga untuk mendukung peningkatan
kegiatan
yang
mata pelajaran yang lainnya. Namun,
membosankan.
hingga
kemampuan
bahwa ada kesulitan yang dialami oleh
membaca orang Indonesia masih sangat
pendidik dalam melaksanakan kegiatan
memprihatikan. Wasono dalam Rahayu,
pembelajaran membaca di sekolah. Hal
dkk. (2011) menyebutkan bahwa profil
tersebut
kemampuan membaca siswa SD di di
membaca
Jawa Tengah secara keseluruhan masih
rendah. Pada tingkat pendidikan dasar
membaca
sangat
saat
ini
tujuan
pembelajaran
dibutuhkan
posisi
untuk
139
dianggap monoton
Hal
terlihat peserta
tujuan-tujuan
ini
telah
sebagai dan
menyiratkan
dengan
kemampuan
didik
yang masih
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
kemampuan bacaan peserta didik yang
seharusnya dicari sendiri oleh peserta
masih
didik melalui serangkaian kegiatan aktif
rendah
terlihat
dari
masih
banyaknya peserta didik yang belum
membaca
mampu memahami isi bacaan. Salah
dikemukakan Abidin (2012, hlm. 10).
satunya adalah kesulitan peserta didik
kamus
Berdasarkan
sebagaimana
permasalahan
yang
untuk menemukan gagasan utama dari
telah dikemukakan, perlu diadakan upaya-
paragraf yang diberikan dalam kegiatan
upaya untuk menanggulangi peliknya
pembelajaran
permasalahan
membaca
intensif.
Hal
seputar
pembelajaran
tersebut dipicu pula oleh rendahnya
membaca tersebut. Pemecahan masalah
kemampuan berpikir analitik pada peserta
diperlukan
didik. Rendahnya kemampuan berpikir
membaca di sekolah dapat dilaksanakan
analitik
dengan
pada
peserta
didik
terlihat
agar
cara
proses
yang
pembelajaran
sesuai
sehingga
ketidakmampuan peserta didik dalam
kemampuan kebahasaan peserta didik,
menemukan ide-ide penting dalam bacaan
khususnya dalam keterampilan membaca
dan menarik kesimpulan isi bacaan.
dapat
Sayangnya, hal ini berlanjut dari
dikembangkan
Berdasarkan
hal
secara
optimal.
tersebut,
penulis
sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
mencoba melakukan penelitian lanjutan
Adapun
dengan
kegagalan
pembelajaran
menggunakan
metode
GIST
membaca tersebut tanpa sadar diciptakan
(Generating Interaction Schemata And
oleh guru melalui pembelajaran yang
Text) melalui pendekatan saintifik sebagai
dilaksanakan
upaya untuk meningkatkan kemampuan
dengan
cara-cara
yang
keliru, seperti kegiatan: 1) membaca
membaca
nyaringkan
berpikir analitik peserta didik pada tingkat
wacana
yang
seharusnya
intensif
dibaca dalam hati sehingga menyebabkan
sekolah dasar.
peserta didik yang cenderung menganggap
Adapun
dan
masalah
kemampuan
penelitian
sama wacana tulis dengan ucapan yang
dirumuskan
dihasilkan;
penelitian “Apakah terdapat pengaruh
2) memulai
pembelajaran
berdasarkan
ini
dengan menyajikan ringkasan isi bacaan
yang
yang seharusnya ditemukan peserta didik
(Generating Interaction Schemata And
melalui
Text)
proses
pembelajaran;
3)
signifikan
melalui
mendorong peserta didik membaca secara
terhadap
pasif
membaca intensif
dan
menerjemahkan
monoton; kata-kata
dan sulit
4) yang
dari
pertanyaan
metode
pendekatan
peningkatan
GIST
saintifik
kemampuan
dan kemampuan
analitik peserta didik kelas V SD?” Secara 140
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
umum penelitian ini bertujuan untuk
karena itu, proses membaca membutuhkan
menerapkan metode GIST (Generating
pengalaman kontekstual dari pembaca.
Interaction Schemata And Text) melalui B. Pembelajaran Membaca Intensif
pendekatan saintifik yang efektif dalam meningkatkan
kemampuan
Membaca
membaca
intensif
merupakan
intensif dan keterampilan berpikir analitik
kegiatan membaca yang dilakukan dengan
pada peserta didik tingkat sekolah dasar.
sungguh-sungguh, teliti, rinci, anda berarti melakukan dalam
LANDASAN TEORI A. Hakikat Membaca
Tarigan
intensif.
(2008,
Brook
hlm.
36)
menyatakan bahwa membaca intensif
Banyak ragam pengertian membaca yang
membaca
dikemukakan
oleh
para
merupakan studi saksama, telaah teliti,
ahli.
serta pemahaman terinci terhadap suatu
Membaca dapat diartikan sebagai kegiatan
bacaan. Membaca intensif adalah kegiatan
pengalihkodean dari lambang tulisan ke
membaca dengan penuh saksama terhadap
dalam bahasa lisan. Hal ini sejalan dengan
suatu bacaan sehingga timbul pemahaman
pendapat Anderson dalam Tarigan (2008)
yang tinggi.
bahwa secara linguistik,
Membaca intensif merupakan proses
“Membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding proses), sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna”.
kegiatan membaca yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang terkandung dalam teks bacaan untuk memperoleh pemahaman terhadap bacaan tersebut. Pada
kemampuan
visual
dan
pemahaman
tulis
kognitif
ke
pembaca.
bersifat
pemahaman
(comprehension
skills),
karakteristik
1) memahami
kemampuan
sebagaimana
pengertian
sederhana
(leksikal, gramatikal, retorikal); 2) memahami signifikansi atau makna;
untuk memperoleh pesan tertentu dari bahasa
membaca
menurut Tampubolon (2008) berikut:
yaitu
kognitif. Kegiatan membaca dilakukan
lambang
keterampilan
dengan
membaca digunakan dua fungsi utama manusia,
intensif
urutan yang lebih tinggi (higher order)
dapat simpulkan bahwa dalam proses
kemampuan
membaca
kegiatan membaca dianggap berada pada
Berdasarkan berbagai pengertian itu,
dari
tahapan
3) evaluasi atau penilaian; dan
dalam Oleh 141
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
4) kecepatan membaca yang fleksibel, yang
mudah
disesuaikan
C. Prinsip Skemata dalam Membaca
dengan
Kegiatan
keadaan.
membaca
merupakan
proses memahami bahasa tulisan. Gillet
Pembelajaran
dapat
dan Temple (Adnyani dan Luh: 2009)
diartikan sebagai suatu proses interaksi
menyatakan pemahaman tersebut adalah
antara peserta didik terhadap suatu bacaan
proses pemaknaan kata-kata, kalimat, dan
yang sengaja disiapkan oleh pendidik
hubungan dalam teks. Inti dari membaca
melalui sebuah perencanaan yang matang
adalah untuk memahami apa yang kita
dengan tujuan untuk membantu peserta
baca,
didik
sebelumnya, pengetahuan tentang struktur
agar
membaca
dapat
kemampuan
mengembangkan
mereka
terhadap
yang
melibatkan
pengetahuan
teks, dan pencarian informasi
aktif.
keterampilan membaca. Adapun usaha
Sejalan dengan hal tersebut, Martin (1991)
pendidik dalam mengembangkan atau
mengatakan
meningkatkan
membangun
keterampilan
membaca
bahwa
membaca
kerangka
kerja
berarti untuk
peserta didik dapat dilaksanakan dengan
menghubungkan kata-kata untuk pikiran.
tanggung jawab pendidik sebagai menurut
dengan kata lain, tujuan membaca adalah
Tarigan (2008, hlm. 16) berikut.
untuk menghubungkan ide-ide dalam teks
a. Memperluas pengalaman para peserta
ke latar belakang pengetahuan pembaca.
didik sehingga mereka memahami
Skemata merupakan bentuk jamak
keadaan dan seluk-beluk kebudayaan.
dari skema. Skema sendiri dalam Kamus
b. Mengajarkan bunyi-bunyi bahasa dan
Besar
Bahasa
Indonesia
makna-makna dari kata-kata baru;
bagan,
rangka,
dan
c. Mengajarakan hubungan bunyi bahasa
dikaitkan
dan lambang atau simbol. d. Membantu
pendidik
dengan
merupakan
rancangan.
kegiatan
membaca,
skemata dapat diartikan sebagai memahami
Jika
latar
belakang pengetahuan yang dimiliki oleh
struktur-struktur bahasa.
pembaca ketika menggabungkan makna
e. Mengajarkan
keterampilan-
yang terkandung dalam bacaan dengan
keterampilan
pemahaman
pengalaman pengetahuan yang dimiliki
(comprehension skills) kepada peserta
oleh seseorang. Hubungan antar skema
didik.
dibangun kembali oleh pembaca ketika
f. Membantu
peserta
didik
untuk
pembaca mencoba untuk memahami isi
meningkatkan kecepatan membaca.
bacaan. Sebelum peserta didik
mulai
membaca teks, mereka harus memanggil 142
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
sejumlah struktur kognitif batin (skemata)
dijelaskan tentang makna skema sebagai
dalam memutuskan bagaimana untuk
berikut.
melanjutkan selanjutnya
kegiatan
membaca
a) Skema adalah suatu pemberian yag
sebagaimana
dikutip dari
digeneralisasikan, suatu rencana atau
Armstrong (2003). Chaplin
struktur, seperti yang digunakan dalam
dalam
sebagaimana
kalimat
Sulistyaningsih
dikutip
dari
“Skema
proses
setiap orang boleh dikatakan tidak pernah sama”.
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._P END._BHS._DAN_SASTRA_INDONES
b) Skema adalah suatu sistem yang
IA/196012161986032LILIS_ST._SULIST
konseptual
YANINGSIH/TEORI_SKEMA.pdf.
memahami sesuatu.
[diakses
pada
24
November
2013]
yang
perlu
untuk
c) Contoh, skema tentang kebudayaan
mengemukakan empat macam keterangan
yang
tentang skema itu, ialah:
menolong
1) skema sebagai suatu peta kognitif
bidang bahasa.
yang terdiri atas sejumlah ide yang
dimiliki
d) Skema
tersusun rapi;
oleh
si
A
pemahamannya
dapat dalam
adalah suatu cerita
yang
melahirkan kenyataan yang disimpan
2) skema sebagai kerangka referensi
dalam
untuk merekam berbagai peristiwa
pikiran,
tetapi
tidak
ditransformasikan lewat pikiran.
atau data;
Berdasarkan pemaparan tersebut,
3) skema sebagai suatu model; 4) skema
membaca
sebagai
suatu
dapat kerangka
disimpulkan
pembaca
akan
bahwa
skemata
sangat
menentukan
membaca
seseorang.
referensi yang terdiriatas respons-
kemampuan
respons
Seseorang yang memiliki skema lebih
yang
kemudian
pernah
menjadi
diberikan,
standar
bagi
banyak akan menunjang kecepatan dan
respons-respons selanjutnya.
ketepatan bacanya, sehingga kemampuan
Dalam kamus “A Dictionary of Reading”
sebagaimana
dikutip
efektif membaca setiap orang tidak sama.
dari
Namun,
skemata
tentunya
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._P
dikembangkan
END._BHS._DAN_SASTRA_INDONES
pengalaman-pengalaman tambahan bagi
IA/196012161986032LILIS_ST._SULIST
pembaca, baik yang didapat dari proses
YANINGSIH/TEORI_SKEMA.pdf.
membaca ataupun hal lainnya.
[diakses
pada
24
November
2013] 143
dengan
dapat
memberikan
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
D. Kemampuan Analisis Kemampuan
hubungannya dengan struktur yang
berpikir
terorganisasikan.
analisis
Dalam Herdian (2010) dikemukakan
merupakan kemampuan berpikir yang dlakukan
melalui
tahapan
bahwa
analisis.
kemampuan
berpikir
analitis
Menurut Bloom (1956) pada tingkat
adalah kemampuan pola pikir peserta
analisis,
didik
seseorang
akan
mampu
untuk
menguraikan
atau
menganalisis informasi yang masuk dan
memisahkan suatu hal ke dalam bagian-
membagi-bagi
bagiannya dan dapat mencari keterkaitan
atau
menstrukturkan
informasi ke dalam bagian yang lebih
antara
kecil
Menganalisis
untuk
mengenali
pola
atau
bagian-bagian
tersebut.
adalah
kemampuan
hubungannya, dan mampu mengenali
memisahkan materi (informasi) ke dalam
serta membedakan faktor penyebab dan
bagian-bagiannya yang perlu, mencari
akibat dari sebuah skenario yang rumit.
hubungan
Sebagai contoh, pada tahap ini seseorang
mampu melihat (mengenal) komponen-
akan mampu memilah-milah penyebab
komponennya,
meningkatnya
komponen
reject,
membanding-
antara
bagian-bagiannya,
bagaimana itu
komponen-
berhubungan
dan
bandingkan tingkat keparahan dari setiap
terorganisasikan, membedakan fakta dari
penyebab, dan menggolongkan setiap
hayalan. Kemampuan analisis meliputi
penyebab ke dalam tingkat keparahan
kemampuan menyelesaikan soal-soal yang
yang ditimbulkan.
tidak biasa untuk menemukan hubungan, membuktikan dan mengomentari bukti,
Bloom membagi aspek analisis ke
dan
dalam tiga kategori sebagai berikut: 1) analis
bagian
(unsur)
hipotesis,
E. Metode GIST (Generating Interaction Schemata and Text)
dan
kesimpulan;
Salah satu strategi mengajar yang
2) analisis hubungan (relasi) seperti
dianggap berguna untuk meningkatkan
menghubungkan antara unsur-unsur dari
suatu
sistem
kemampuan membaca pemahaman dan
(struktur)
melibatkan
matematika; 3) analisis mengenal
menunjukkan
analisis.
yang didefinisikan, argumen, aksioma dalil,
serta
benarnya suatu generalisasi dalam tahapan
seperti
melakukan pemisalan fakta, unsur
(asumsi),
merumuskan
pengetahuan
siswa
sebelumnya dengan kemampuan berpikir
sistem
seperti
mampu
unsur-unsur
dan
analitik,
144
untuk
menganalisis
dan
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
generalisasi bacaan adalah metode GIST
ini diyakini bahwa dengan memiliki lebih
(Generating Interaction Schemata And
banyak pilihan dalam membaca, siswa
Text).
terbantu
GIST
(Generating
Interaction
untuk
memenuhi
kebutuhan
Schemata And Text) merupakan strategi
individu mereka sendiri dan karena itu
untuk membangkitkan Interaksi antara
mereka diberi lebih banyak kesempatan
Skema dan Teks, yang diusulkan oleh
untuk aktif membangun makna mereka
Cunningham pada tahun 1982. Metode ini
sendiri.
bertujuan untuk membentuk kemampuan
Metode
GIST
(Generating
peserta didik dalam memahami inti dari
Interaction
paragraf yang dibaca melalui kegiatan
mengarahkan
membaca dan memproduksi inti kalimat
terhadap penggunaan prosedur baca yang
demi
tepat. Oleh karena itu, metode ini dapat
kalimat
untuk
membangun
keseluruhan inti paragraf. Cunningham
Schemata prosedur
mengarahkan
(2001)
menyatakan
metode
And
guru
baca
pembelajaran
untuk
yang
Text)
menguasai
tepat.
bahwa Ringkasan adalah sebuah sintesis
pelaksanaannya,
dari ide-ide penting pada teks. Meringkas
(Generating Interaction Schemata And
mengharuskan siswa untuk menentukan
Text) terlaksana dengan keseimbangan
apa yang penting dalam apa yang mereka
antara peran guru sebagai pengelola
membaca, untuk menyingkat informasi
pembelajaran, peran aktif peserta didik
ini, dan untuk memasukkannya ke dalam
dalam kelompok kecil yang dibentuk
kata-kata sendiri. siswa menggunakan
dalam
pola berpikir tingkat tinggi keterampilan
menyusun rangkuman, dan diskusi warga
untuk menganalisis dan mensintesis apa
kelas untuk membentuk hasil akhir inti
yang telah mereka
wacana yang telah dibaca.
baca. Ringkasan
proses
metode
Dalam GIST
pembelajaran
untuk
tersebut biasanya dibatasi tidak lebih dari F. Pendekatan Saintifik
lima belas atau dua puluh kata. Oleh karena
itu,
siswa
perlu
Pendekatan
menghapus
saintifik
merupakan
dan
pendekatan yang mengarahkan proses
menggunakan kata-kata mereka sendiri
pembelajaran dengan menerapkan pola
untuk meringkas ide utama yang mereka
berpikir ilmiah melalui lima langkah yang
pilih. Dengan demikian, kemungkinan
dilakukan,
makna yang didapat berbeda dari satu
(observing); 2) menanya (questioning); 3)
pembaca dengan pembaca yang lain. Hal
mengasosiasi (associating); 4) mencoba
informasi
yang
tidak
penting
145
yaitu
1)
mengamati
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
(experimenting);
dan
5)
melihat, menyimak, mendengar, dan
mengomunikasikan (communicating).
membaca. Guru memfasilitasi peserta
Di dalam Pedoman Implementasi Kurikulum
(2013)
disebutkan
didik untuk melakukan pengamatan,
bahwa
melatih mereka untuk memperhatikan
melalui pendekatan saintifik, peserta didik
(melihat, membaca, mendengar)
didorong
yang penting dari suatu benda atau
untuk
belajar
melalui
hal
keterlibatan aktif dengan keterampilan-
objek.
ketearmpilan, konsep-konsep, dan prinsip-
b. Menanya Dalam kegiatan mengamati, guru
prinsip. Guru mendorong peserta didik
memberikan kesempatan kepada peserta
untuk mendapatkan pengalaman dengan
didik untuk bertanya mengenai apa yang
melakukan kegiatan yang memungkinkan
sudah dilihat, disimak, dibaca atau
mereka menemukan konsep dan prinsip-
dilihat. Guru perlu membimbing peserta
prinsip untuk diri mereka sendiri. Dengan
didik
kata lain, pembelajaran terjadi apabila
mereka
proses
mentalnya
memperoleh
sampai kepada yang abstra berkenaan
pengalaman,
dengan fakta, konsep, rpsedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.
menemukan beberapa konsep atau prinsip Proses-proses
misalnya:
mengamati,
merumuskan hipotesis,
mental
itu
menanya
dan
masalah,
merumuskan
merancang
eksperimen,
melaksanakan
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu semakin
eksperimen,
dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut
mengumpulkan dan menganalisis data,
menjadi dasar untuk mencari informasi
menarik kesimpulan, serta menyajikan. Adapun
penjelasan
mengajukan
hasil pengamatan objek yang konkrit
agar
sehingga memungkinkan mereka untuk
tersebut.
dapat
pertanyaan: pertanyaan tentang yang
peserta didik terlibat secara aktif dalam menggunakan
untuk
yang lebih lanjut dan beragam dari
mengenai
summber yang ditentukan guru sampai
langkah-langkah pembelajaran saintifik
yang ditentukan peserta didik, dari
penulis uraikan sebagai berikut.
sumber yang tunggal sampai sumber
a. Mengamati Dalam kegiatan mengamati, guru
yang beragam. c. Mengasosiasikan dan Mencoba
memberikan kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui 146
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
Tindak lanjut dari bertanya adalah
pendekatan
saintifik.
Metode
GIST
mengumpulkan informasi dari berbagai
(Generating Interaction Schemata And
sumber melalui berbagai cara. Untuk itu
Text)
peserta didik dapat membaca buku yang
merupakan variabel bebas (independen)
lebih banyak, memperhatikan fenomena
yang akan mempengaruhi kemampuan
atau objek yang lebih teliti, atau bahkan
membaca
melakukan eksperimen. Dari kegiatan
berpikir analitik peserta didik sebagai
tersebut terkumpul sejumlah informasi.
variabel terikat (dependen). Oleh karena
Informasi tersebut menjadi dasar bagi
itu,
kegiatan berikutnya yaitu memproses
(Generating Interaction Schemata And
informasi untuk menemukan keterkaitan
Text)
satu informasi dengan informasi lainnya,
dianggap
dapat
meningkatkan
menemukan
membaca
intensif
informasi
pola dan
melalui
pendekatan
intensif
dan
penggunaan
melalui
dari
keterkaitan
kemampuan
bahkan
mengambil
kemampuan
saintifik
kemampuan
metode
pendekatan
GIST
saintifik
berpikir
dan
analitik
berbagai kesimpulan dari pola yang
dibandingkan dengan penggunaan model
ditemukan.
pembelajaran yang biasa dilakukan oleh
d. Mengomunikasikan hasil Kegiatan berikutnya
guru kelas kepada peserta didik kelas V adalah
(lima)
menuliskan atau menceritakan apa yang
SDN
Karangpawulang
Kota
Bandung.
ditemukakan dalam kegiatan mencari informasi,
mengasosiasikan
menemukan
pola.
Hasil
dan
H. Hipotesis Penelitian
tersebut
Berdasarkan
kerangka
berpikir,
disampikan di kelas dan dinilai oleh
maka hipotesis pada penelitian ini adalah
guuru sebagai hasil belajar peserta didik
sebagai berikut.
atau kelompok peserta didik tersebut.
1. Terdapat pengaruh yang signifikan terhadap
G. Kerangka Pemikiran
peningkatan
hasil
kemampuan membaca intesif dengan Berdasarkan
definisi
operasional
metode GIST (Generating Interaction
yang telah dipaparkan, terdapat tiga
Schemata
variabel dalam penelitian ini, kemampuan
And
Text)
melalui
pendekatan saintifik pada siswa kelas
membaca intensif, kemampuan berpikir
V (lima) sekolah dasar.
analitik, dan metode GIST (Generating
2. Terdapat pengaruh yang signifikan
Interaction Schemata And Text) melalui
terhadap 147
peningkatan
hasil
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
kemampuan berpikir analitik dengan
dua kelas untuk mengetahui efektivitas
metode GIST (Generating Interaction
perlakuan.
Schemata
And
Text)
melalui
Desain penelitian yang dilakukan
pendekatan saintifik pada siswa kelas
adalah rancangan secara acak dengan tes
V (lima) sekolah dasar.
awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol The Randomized Pretest-Posttest
METODOLOGI
Control Group Design (Samsudin dan
Metode penelitian pada penelitian
Vismaia, 2011, hlm. 160). Berdasarkan
ini menggunakan penelitian kuantitatif.
judul penelitian, ada tiga variabel dalam
Berupa eksperimen kuasi atau eksperimen
penelitian ini, yaitu kemampuan membaca
semu yang digunakan untuk mencari
intensif, kemampuan berpikir analitik, dan
pengaruh perlakuan berupa penggunaan
metode GIST (Generating Interaction
metode GIST (Generating Interaction
Schemata And Text) melalui pendekatan
Schemata And Text) melalui pendekatan
saintifik.
saintifik
terhadap
didefinisikan sebagai berikut.
kemampuan
membaca
kemampuan
berpikir
peningkatan intensif analitik
dan
Ketiga
variabel
tersebut
1. Kemampuan Membaca Intensif
peserta
Membaca
intensif
merupakan
didik. Bentuk desain eksperimen yang
proses kegiatan membaca yang dilakukan
digunakan merupakan pengembangan dari
untuk
eksperimen
experiment
terkandung dalam teks bacaan untuk
design) dengan menggunakan pretest-
memperoleh pemahaman terhadap bacaan
posttest control group design. Dalam
tersebut.
desain ini terdapat dua kelompok yang
membagi membaca intensif menjadi dua
dipilih secara random (R). Kedua kelas
kelompok, yakni membaca telaah isi dan
diberi tes awal (pretes) untuk mengetahui
membaca telaah bahasa.
keadaan
murni
awal
(true
sebelum
diberikan
mendapatkan
Tarigan
Membaca
informasi
(2008,
telaah
yang
hlm.
isi
37)
meliputi
perlakuan (Sugiyono, 2012, hlm. 114).
membaca teliti, membaca pemahaman,
Setelah itu, kelompok eksperimen diberi
membaca
perlakuan
(treatment)
dengan
sedangkan
menggunakan
metode
melalui
meliputi membaca telaah bahasa dan
GIST
pendekatan saintifik, sedangkan kelompok
membaca
kontrol
kegiatan
tidak diberi
perlakuan yang
serupa. Tes akhir (postes) diberikan pada
kritis
membaca
telaah membaca
ketercapaian 148
dan
membaca telaah
sastra.
bahasa
Berdasarkan
intensif
kemampuan
ide,
tersebut, membaca
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
intensif dapat terukur dengan indikator
terhadap penggunaan prosedur baca yang
sebagai berikut:
tepat. Oleh karena itu, metode ini dapat
a) mampu menentukan ide utama
mengarahkan
bacaan;
metode
b) mampu
menjawab
pertanyaan-
tepat.
metode
Dalam GIST
Text) terlaksana dengan keseimbangan
bacaan
antara peran guru sebagai pengelola pembelajaran, peran aktif peserta didik
d) mampu menceritakan kembali isi
dalam kelompok kecil yang dibentuk
bacaan.
dalam
2. Kemampuan Berpikir Analitik berpikir
tahapan
proses
pembelajaran
untuk
menyusun rangkuman, dan diskusi warga analisis
kelas untuk membentuk hasil akhir inti
merupakan kemampuan berpikir yang melalui
yang
menguasai
(Generating Interaction Schemata And
dengan tepat; dan
dlakukan
untuk
membuat
ringkasan/rangkuman
Kemampuan
baca
pelaksanaannya,
pertanyaan seputar isi bacaan; c) mampu
guru
wacana yang telah dibaca.
analisis.
Sejalan dengan hal tersebut, dalam
Menurut Bloom (1956) pada tingkat
Abidin (2012, hlm. 84) dikemukakan
analisis,
bahwa
seseorang
akan
mampu
metode
GIST
(Generating
menganalisis ditandai dengan memperinci,
Interaction Schemata And Text) dapat
mengasah
membedakan,
dilaksanakan dengan melaksanakan tiga
mengilustrasi,
tahapan, yaitu tahapan prabaca, tahapan
diagram,
mengidentifikasi, menyimpulkan, membagi. dapat
menunjukkan
Kemampuan
diukur
mengidentifikasi menggunakan
adalah
analisis
dan
membaca, dan tahapan pascabaca. Dalam
yang
penelitian
kemampuan
mengintegrasikan
masalah, kemampuan
metode
mencoba GIST
(Generating Interaction Schemata And Text) melalui langkah-langkah pendekatan
diketahui dalam suatu permasalahan dan
saintifik, yang merupakan pendekatan
mampu menyelesaikan suatu persoalan
yang mengarahkan proses pembelajaran
dengan cepat.
dengan menerapkan pola berpikir ilmiah
3. Metode GIST (Generating Interaction Schemata And Text) melalui Pendekatan Saintifik Metode GIST (Generating
melalui lima langkah yang dilakukan,
mengarahkan
Schemata prosedur
yang
peneliti
sudah
Interaction
konsep
ini,
And
yaitu: 1. mengamati
Text)
(observing)
untuk
membangun skemata;
pembelajaran
2. menanya 149
(questioning)
melalui
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
kegiatan diskusi kelompok seputar isi
menganalisis dalam
bacaan;
sebagai berikut (Nurhadi, 1987, hlm. 145-
3. mengasosiasi
(associating)
melalui
2. Lembar Observasi Alat observasi
ide pokok bacaan; (experimenting)
kegiatan
untuk
ringkasan
kegiatan
metode
menceritakan
mengumpulkan
data
untuk
membaca
efektif
mengetahui intensif
siswa
dan
karena
soal
dan
dinilai
memiliki
beberapa
kemampuan peserta didik. Pendapat ini
untuk
didukung oleh pendapat Wahyudin, dkk. (2006, hlm. 38 – 39) yang menyatakan
peserta didik. pembelajaran
bahwa tes objektif memiliki kelebihan
membaca,
waktu pengerjaan yang relatif lebih
kemampuan berpikir analitik dapat diukur Indikator
singkat, butir soal dapat lebih banyak,
kemampuan
proses pemeriksaan dan penyekoran relatif
menganalisis bacaan termasuk ke dalam rangkaian
intensif
dan dapat menunjukkan kompleksitas
mengukur kemampuan berpikir analitik
melalui
membaca
kemampuan
keunggulan dalam hal waktu pelaksanaan
mengukur
kemampuan membaca intensif dibuat lembar
dalam
mengukur
merupakan soal tes objektif pilihan ganda
soal objektif (pilihan ganda). Lembar soal untuk
dalam
menyeluruh. Tes tulis yang digunakan
lembar soal atau tes tertulis dengan bentuk
Dalam
pendekatan
kemampuan siswa secara langsung dan
(pretest) dan tes akhir (posttest) berupa
dengan
melalui
V karena tes tulis dapat menggambarkan
Tes yang digunakan meliputi tes awal
terpisah
GIST
berpikir analitik pada peserta didik kelas
didik sebelum dan sesudah pembelajaran.
digunakan
dengan
and pencil test). Tes tulis diasumsikan
keterampilan berpikir analitik peserta
yang
pembelajaran
pengumpul data berupa tes tulis (papper
dalam
penelitian ini adalah tes dalam penelitian
kemampuan
prosedur
Penelitian ini menggunakan alat
Adapun instrumen yang digunakan
dilaksanakan
kesesuaian
saintifik.
kembali isi bacaan.
ini
lembar
perencanaan pembelajaran menggunakan
5. mengomunikasikan (communicating)
untuk
melihat
pelaksanaan
bacaan; dan
melalui
meliputi
aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
melalui
penyusunan
adalah
181).
kegiatan membaca untuk menemukan
4. mencoba
membaca
membaca
kritis.
lebih mudah. Selain itu, disebutkan pula
Nurhadi
bahwa soal bentuk pilihan ganda (multiple
mengidentifikasi indikator kemampuan 150
Tunas Siliwangi
choice)
mampu
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
mengungkap
jenjang
Tahapan
pelaksanaan
diawali
kemampuan peserta didik yang kompleks
dengan memberikan prates pada kelas
dan memiliki peluang menebak jawaban
eksperimen maupun kelas kontrol untuk
yang lebih kecil karena opsi pilihan dibuat
mengetahui kemampuan awal dari peserta
lebih banyak. Tes objektif pilihan ganda
didik
digunakan untuk melihat kemampuan
intensif dan berpikir analitik. Selanjutnya
membaca
dilakukan
intensif
dan
kemampuan
dalam
kemampuan
membaca
dengan
pelaksanaan
berpikir analitik pada peserta didik. Tes
pembelajaran
mencakup prates dan pascates. Prates
metode GIST melalui pendekatan saintifik
dilakukan untuk mengetahui kemampuan
pada kelas eksperimen dan pembelajaran
awal peserta didik alam membaca intensif
konvensional pada kelas kontrol. Setelah
dan berpikir analitik sebelum mendapat
pembelajaran
perlakuan, sedangkan pascates dilakukan
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
untuk mengetahui kemampuan membaca
peningkatan
peserta
intensif dan berpikir analitik setelah
kemampuan
membaca
peserta didik mendapat perlakuan.
berpikir analitik pada kelas eksperimen
Penelitian dilakukan melalui tiga
3.
persiapan penelitian, tahapan pelaksanaan penelitian, lalu tahapan analisis data dan
dilaksanakan,
pascates
didik
dalam
intensif
dan
Tahapan Analisis Data dan Pembahasan Tahapan akhir adalah analisis data
yang mencakup analisis deskriptif data
pembahasan.
hasil penelitian, uji persyaratan data, uji
1. Tahapan Persiapan Penelitian ini
diawali
hipotesis, dengan
Teknik
konsep metode GIST melalui pendekatam
hasil
analisis
data
dilakukan
dan statistik. Metode deskriptif digunakan
intensif dan kemampuan berpikir analitik,
untuk
kemudian dilanjutkan dengan menyusun
mendeskripsikan
data
hasil
peneltian. Metode statistik digunakan
instrumen penelitian yang disertai dengan dengan
pembahasan
dengan dua cara, yaitu secara deskriptif
saintifik dalam pembelajaran membaca
bimbingan
dan
penelitian.
kegiatan studi kepustakaan mengenai
proses
menggunakan
dan kelas kontrol.
tahapan kegiatan yang meliputi: tahapan
Tahapan
dengan
untuk
dosen
keperluan
pengolahan
data
kuantitatif melalui uji persyaratan data
pembimbing serta uji reliabilitas butir
dan uji hipotesis. Hasil statistik ini
soal.
dilakukan untuk
2. Tahapan Pelaksanaan Penelitian 151
menarik kesimpulan
Tunas Siliwangi
penelitian.
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
Data-data
yang
telah
HASIL DAN PEMBAHASAN
dikumpulkan kemudian dianalisis dengan
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
menggunakan program software SPSS
pada semester 1 Tahun Ajaran 2015/2016
statistik 18 for windows.
pada siswa kelas V (lima) di SDN
Pertama, data
yang telah dinilai dideskripsikan dengan
Karangpawulang
cara
Penelitian
mencari
nilai
rata-rata
(mean),
ini
Kota memberikan
Bandung. perlakuan
standar deviasi, nilai terendah (minimum),
sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan
dan nilai tertinggi (maximum). Kedua,
pertama memberikan prates, tujuannya
melakukan uji persyaratan yang mencakup
untuk mengetahui kemampuan membaca
uji normalitas dan uji homogenitas. Uji
intensif
normalitas
Pemberian
data
ini
bertujuan
untuk
dan
kemampuan perlakuan
analisis. sama-sama
menguji apakah data data yang diuji itu
diberikan di kelas kontrol dan di kelas
berdistribusi normal atau tidak dengan
eksperimen.
menggunakan uji distribusi Kolmogorov-
Pertemuan
kedua
adalah
pembelajaran
Membaca
Simirnov, sedangkan uji homogenitas
pelaksanaan
dilakukan dengan cara mencari simpangan
Intensif di kelas eksperimen dan di kelas
baku dari kedua data hasil penelitian.
kontrol. Kegiatan ini dilakukan pada hari
Ketiga, setelah melakukan uji persyaratan
Jumat, 2 Oktober 2015 selama tiga jam
data selanjutnya dilakukan uji hipotesis
pembelajaran (3x35 menit) atau selama
penelitian.
berdistribusi
seratus lima menit. Dalam penelitian ini,
normal dua-duanya dan tidak homogen
pada pembelajaran di kelas eksperimen
maka dilanjutkan dengan uji student t’.
peneliti
Apabila data tidak berdistribusi normal
metode GIST (Generating Interaction
maka dilakukan uji non para metrik
Schemata And Text) melalui langkah-
dengan jenis analisis Manwhitney.
langkah
Apabila
data
mencoba
pendekatan
mengintegrasikan
saintifik,
yang
merupakan pendekatan yang mengarahkan proses pembelajaran dengan menerapkan pola berpikir ilmiah melalui lima langkah yang
dilakukan.
Kegiatan Pembelajaran dengan Metode GIST melalui Pendekatan Saintifik Kegiatan Prabaca
1) Kegiatan Mengamati Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan pengamatan lingkungan. Siswa
152
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
Kegiatan Membaca
Kegiatan Pasca Baca
Peneliti pembelajaran (Generating
secara berkelompok melakukan pengamatan lingkungan sekolah selama kurang lebih sepuluh menit. Hal ini dilakukan untuk membangun pengetahuan awal siswa mengenai lingkungan yang berkaitan dengan ekosistem. 2) Kegiatan Menanya Siswa membaca teks berjudul “Ekosistem” yang dilakukan dengan penampilan paragraf demi paragraf melalui proyektor. Pada tahap ini siswa melakukan kegiatan tanya jawab dengan anggota kelompok setiap selesai membaca paragraf. 3) Kegiatan Mengasosiasi/menalar Siswa mengasosiasikan pengetahuan awal saat mereka mengamati keadaan lingkungan dengan isi bacaan untuk selanjutnya mereka tentukan ide pokok dari setiap paragraf. Hal ini mendukung penemuan inti bacaan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki siswa saat menentukan ide pokok bacaan. 4) Kegiatan Mencoba Kegiatan pasca baca yang dilakukan oleh siswa adalah membuat ringkasan isi bacaan. Pada tahapan ini siswa secara mencoba untuk membuat ringkasan isi bacaan dengan menggabungkan ide pokok yang telah mereka temukan secara berurutan. 5) Kegiatan Mengomunikasikan Setelah menyusun ringkasan, siswa menceritakan kembali isi bacaan dengan bahasa mereka sendiri. Pada tahapan ini terjadi kegiatan elaborasi dan penguatan terhadap ide pokok yang telah mereka tentukan. Setelah perlakuan diberikan pada kelas eksperimen, diberikan tes akhir atau pascates untuk mengetahui kemampuan kemampuan membaca intensif dan kemampuan analisis baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
melaksanakan dengan
proses
data tersebut diolah dan dianalisis. Data
GIST
yang telah diolah dan dianalisis, kemudian
metode
Interaction
between
dicari
nilai
rata-rata baku
(mean)
dan
Schemata and Text) melalui pendekatan
simpangan
(standar
deviasi).
saintifik pada kelas eksperimen dan
Berdasarkan
yang
disajikan
pembelajaran terlangsung di kelas kontrol.
diperoleh deskripsi statistik hasil tes
Data di peroleh dari hasil prates dan
kemampuan
pascates, kemudian diolah menggunakan
kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-
program SPSS 18.0 for window, dengan
rata pretest sebesar 3.16, simpangan baku
taraf signifikansi α = 0,05. Adapun
1.04 dan post test diperoleh nilai rata-rata
analisis data penelitian diarahkan untuk
sebesar 4.16, simpangan baku 0.76.
menjawab permasalahan dalam penelitian.
sedangkan
hasil
membaca
pada
intensif.
kelompok
Pada
kontrol
diperoleh nilai rata-rata prates 2.82, Deskripsi Statistik Hasil Penelitian
simpangan baku 0.94 dan pasca tes diperoleh nilai rata-rata 2.89, simpangan
Untuk dapat memberikan gambaran
baku 0.85.
secara umum tentang data yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka data153
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
Berdasarkan
hasil
diperoleh
normalitas yaitu jika nilai signifikansi >
deskripsi statistik hasil tes kemampuan
0,05 maka data tersebut berdistribusi
membaca
kelompok
normal dan jika nilai signifikansi < 0,05
rata-rata
maka data tersebut tidak berdistribusi
analisis.
eksperimen
Pada
diperoleh
nilai
pretest sebesar 2.37, simpangan baku 1.58
normal
dan post test diperoleh nilai rata-rata
Berdasarkan
sebesar 3.48, simpangan baku 0.73.
dihasilkan pada pengujian normalitas
sedangkan
dengan
pada
kelompok
kontrol
(Priyanto,
2010,
hasil
hlm.
signifikansi
menggunakan
teknik
58). yang
analisis
diperoleh nilai rata-rata prates 2.00,
kolmogrovsmirnov terbukti semua nilai
simpangan baku 1.02 dan pasca tes
signifikansi berada di bawah 0,05, ini
diperoleh nilai rata-rata 2.07, simpangan
berarti bahwa data yang dihasilkan pada
baku 0.98.
tes membaca insentif dan analisis tidak
Uji normalitas dilakukan pada data
berdistribusi normal.
skor prates dan pascates pada kedua
Hasil Uji Homogenitas
kelompok penelitian sebagai syarat agar dapat
dilakukan
Uji
langkah untuk mengetahui apakah data
normalitas dilakukan menggunakan SPSS
berasal dari satu populasi yang homogen
18.0
kolom
atau tidak. Berdasarkan nilai rata-rata
nilai
yang diperoleh pada kolom based on mean
statistik pada tes membaca analisis untuk
atau pengujian berdasarkan nilai rata-rata
kelompok eksperimen sebesar 0.150 dan
untuk data membaca analisis diperoleh
nilai signifikansi sebesar 0,034 (0,034 <
nilai statistik Levene 0,372 dengan nilai
0,05), sedangkan pada kelompok kontrol
probabilitas (Sig.) 0,544 (0,544 > 0,05).
diperoleh nilai statistik sebesar 0.213 dan
Sedangkan
nilai signifikansi sebesar 0,000 (0,000 <
diperoleh nilai statistik Levene 0,288
0,05). Kemudian pada tes membaca
dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,593
intensif
untuk
kelompok
eksperimen
(0,593 > 0,05). Berdasarkan uji kriteria
sebesar
0.163
dan nilai
signifikansi
homogenitas terbukti nilai signifikansi
sebesar 0,014 (0,014 < 0,05), sedangkan
yang diperoleh berada diatas 0,05 baik
pada kelompok kontrol diperoleh nilai
pada data membaca intensif maupun
statistik
membaca analisis. Oleh sebab itu, dapat
for
uji
window.
Kolmogorov-swirnov
sebesar
hipotetsis.
Uji homogenitas data merupakan
Dalam diperoleh
0.247
dan
nilai
signifikansi sebesar 0,000 (0,000 < 0,05).
diasumsikan
Metode pengambilan keputusan untuk uji
homogenitas 154
untuk
membaca
bahwa pada
data
intensif
pengujian kemampuan
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
membaca intensif dan analisis diterima
dengan jenis analisis Manwhitney, hal
atau dapat disimpulkan bahwa data yang
tersebut
dihasilkan pada kemampuan mambaca
pengujian
intensif dan membaca analisis berasal dari
sebelumnya
varian yang sama atau Homogen.
normal, oleh sebab itu, analisis yang
diasumsikan
karena
dalam
asumsi
pada
pembahasan
data
tidak
berdistribusi
direkomendaikan adalah analisis statistik Pengujian Hipotesis
non parametrik. Berikut hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis
Berdasarkan hipotesis yang telah ditentukan oleh peneliti maka untuk uji
manwhitney
akan
disajikan
hipotesis yang akan digunakan dalam
pembahasannya berikutnya.
pada
penelitian ini adalah uji non parametrik Hasil pengujian analisis statistic non para metric Mann-Whitney U Skor Analisis 434.500 1214.500 -3.048 0.002
Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Skor Intensif 398.000 1178.000 -3.488 0.000
Berdasarkan analisis data melalui uji
membaca dan mampu menganalisis lebih
hipotesis pertama dan uji hipotesis kedua
baik dibandingkan dengan siswa kelas
dapat
terdapat
kontrol yang memperoleh pembelajaran
perbedaan kemampuan membaca intensif
terlangsung. Hal ini mengindikasikan
dan analisis siswa. Secara ilmiah, hasil
bahwa pencapaian kemampuan membaca
pengujian menunjukkan bahwa hipotesis
intensif dan kemampuan anlisis kelas
alternatif penelitian diterima. Ini berarti
eksperimen lebih tinggi dibandingkan
secara
dengan kelas kontrol. Dari penjelasan
disimpulkan
umum
kemampuan analisis
bahwa
terdapat
membaca
siswa
peningkatan intensif
dalam
dan
tersebut
pembelajaran
bahwa
GIST melalui pendekatan saintifik dapat
Berdasarkan nilai rata-rata yang
meningkatkan
siswa pada tes akhir atau pascates, siswa eksperimen
pembelajaran
makna
pembelajaran dengan menerapkan metode
membaca.
kelas
memberikan
yang
dengan
membaca
intensif dan kemampuan analisis siswa.
memperoleh
Selanjutnya, untuk mengetahui mutu
GIST
peningkatan kemampuan siswa dalam
melalui pendekatan saintifik memiliki
membaca intensif dan analisis antara kelas
pemahaman
eksperimen
dalam
metode
kemampuan
pembelajaran 155
yang
memperoleh
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
pembelajaran dengan menerapkan metode
artinya metode GIST melalui pendekatan
GIST melalui pendekatan saintifik dan
saintifik
kelas
signifikan terhadap peningkatan hasil
kontrol
pembelajaran
yang
memperoleh
terlangsung,
maka
memberikan
pengaruh
yang
kemampuan membaca intesif pada siswa
dilakukan analisis rata-rata N-gain siswa
kelas lima sekolah dasar.
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil analis N-gain pada nilai
PENUTUP
prates dan pascates kelas eksperimen, peningkatan
membaca
dipaparkan dan dibahas pada bab-bab
intensif dan analisis siswa pada kelas
sebelumnya mengenai berbagai aspek
tersebut dikategorikan dengan mutu tinggi
terkait dengan metode GIST (Generating
yakni
Interacting between Schemata and Text)
1
kemampuan
kemampuan
Berdasarkan teori-teori yang telah
dan
1,11.
Peningkatan intensif
dan
melalui
tinggi
ini,
Pembelajaran membaca intensif dengan
didukung oleh pendapat Meltzer (2010,
metode GIST melalui pendekatan saintifik
hlm. 12) bahwa mutu peningkatan N-gain
efektif dalam meningkatkan kemampuan
dibedakan menjadi tiga jenis peningkatan
membaca
yakni rendah apabila rata-rata N-gain
analisis siswa. Metode GIST melalui
kurang dari 0,3, sedang apabila rata-rata
pendekatan saintifik terbukti efektif dalam
N-gain antara lebih dari 0,3 dan kurang
meningkatkan
dari 0,7 dan selebihnya mutu dikatakan
intensif dan analisis siswa. Berdasarkan
tinggi apabila lebih dari 0,7.
hasil tersebut, pembelajaran di kelas
analisis
membaca
dalam
Selanjutnya
kategori
uji
intensif
dan
saintifik,
kemampuan
kemampuan
membaca
hipotesis
eksperimen yang menggunakan metode
terhadap rata-rata pascates kemampuan
GIST melalui pendekatan saintifik lebih
kemampuan
membaca
dan
baik daripada pembelajaran di kelas
kemampuan
analisis
kelas
kontrol yang tidak menerapkan metode
eksperimen dan kelas kontrol memperoleh
GIST melalui pendekatan saintifik untuk
hasil
meningkatkan
signifikansi
hasil
pendekatan
intensif antara
untuk
kemampuan
kemampuan
membaca
membaca intensif berdasarkan kolom
intensif dan kemampuan analisis pada
mann-whitney u diperoleh nilai sebesar
siswa kelas lima sekolah dasar.
398,00 dan signifikansi sebesar 0,00,
Berdasarkan simpulan penelitian,
karena nilai signifikansi berada dibawah
peneliti menyarankan hal-hal berikut.
nilai 0,05 (0,00 < 0,05) maka Ho ditolak 156
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
A.R.,
1. Metode GIST melalui pendekatan saintifik merupakan alternatif yang dapat digunakan oleh guru Bahasa Indonesia
untuk
meningkatkan
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Pedoman Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kemendikbud.
kemampuan membaca intensif dan kemampuan analisis siswa kelas lima sekolah dasar. 2. Peningkatan kemampuan membaca
Nurhadi. (1989). Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung: Sinar Baru.
intensif dan kemampuan analisis siswa dalam penelitian ini dapat terjadi
Priyanto, Duwi. (2010). SPSS : Paham Analisa Sytatistik Data dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.
karena melibatkan proses berpikir analisis siswa pada tahap prabaca, membaca
dan
pascabaca
Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.
pada Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
pembelajaran membaca intensif. Bagi peneliti selanjutnya, untuk mengkaji
Tampubolon, D.P. (2008). Kemampuan Membaca: teknik membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa.
kembali keefektifan metode GIST melalui pendekatan saintifik dalam pembelajaran lain seperti membaca
Tarigan, H.G. (2008). Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
kritis, membaca ide, ataupun membaca satra.
Wahyudin, dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.
DAFTAR PUSTAKA Buku : Abidin, Yunus. (2012) Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Artikel in Press : Cunningham. 2001. “Description, Rationale, Instructional Moves, and References for Generating Interactions between Schemata and Text (GIST)”
Arikunto, S. (2013) Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Bumi Aksara.
Sulistyaningsih, Lilis Siti. Teori Skema. Diterima pada 24 November 2013 dari http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/J UR._PEND._BHS._DAN_SASTRA _INDONESIA/196012161986032-
Armstrong, Thomas. (2003). The Multiple Intelligences of Reading and Writing: Making the Words Come Alive. Alexandria: Association of Supervision and Curriculum Development. 157
Tunas Siliwangi
Vol.2, No.1, April 2016: 138-158
LILIS_ST._SULISTYANINGSIH/T EORI__SKEMA.pdf. Jurnal : Adnyani, Diah Surya dan Luh. 2012. The Effect of Generating Interactions Between Schemata and Text and Beliefs about Language Learning on Reading Comprehension of English Education Departemen Students of Undiksha Singaraja in the Academic Year 2009/2010. E-journal. Diterima pada 05 Januari 2014 dari http://pasca.undiksha.ac.id/ejournal/index.php/jurnal_pp/article/.. ./16/16 Meltzer. (2002). The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretes Scores.” American Journal Physics. 70 (12), 1259 – 1268. Rahayu, Wahyuningsih, Subyantoro, dan Agus Nuryatim. (2012). Journal of Primary Educational: Pengembangan Model Komeks Bermuatan Nilai-nilai Pendidikan Karakter Aspek Membaca Intensif di Sekolah Dasar. Semarang: Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, Unnes. Web Pages: Herdian. (2010). Kemampuan Berpikir Analitik. Diterima 09 Desember 2013 dari http://herdy07.wordpress.com/2010/ 05/27/kemampuan-berpikir-analitis/. ----------------. 2013. Siswa Indonesia Peringkat 64 Dari 65 Negara,Tapi Paling Bahagia di Dunia. Diterima pada 05 Januari 2014 dari http:// http://edukasi.kompasiana.com/2013 /12/06/siswa-indonesia-palingbahagia-di-dunia-615696.html. 158