Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
Analisis Dukungan Organisasi, Serikat Pekerja dan Pemerintah dalam Pengaruh Motivasi dan Komitmen terhadap Kualitas Hidup Buruh Perempuan di Jabodetabek Sylvia Diana Purba1) , Christine Winstinindah Sandroto2) , Benedicta Evienia Prabawanti3) Unika Atma Jaya Jakarta
[email protected];
[email protected]) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji moderasi dukungan organisasi, serikat pekerja dan Pemerintah dalam model pengaruh motivasi terhadap kualitas hidup yang dimediasi komitmen kontinuans di wilayah Jabodetabek Indonesia pada pekerja perempuan yang telah menikah dan memiliki anak di industri manufaktur. Sampel dilakukan dengan metode convinience dimana jumlah populasi sulit untuk diketahui. Analisis jalur yang dilakukan menggunakan sofware SPSS V.22 yang dijalankan dengan macro Hayes, 2013. Hasil penelitian menunjukkan, pada model 1 tidak ditemukan moderasi dukungan organisasi dan serikat pekerja baik pada pengaruh motivasi terhadap komitmen maupun pengaruh motivasi terhadap kualitas hidup, dimana secara simultan komitmen tidak dapat menjadi variabel mediasi. Begitupula pada model 2 secara simultan tidak ditemukan moderasi dukungan serikat pekerja dan dukungan Pemerintah dalam pengaruh motivasi dan komitmen terhadap kualitas hidup. Namun, secara terpisah model 3 membuktikan ada moderasi signifikan dari dukungan Pemerintah dalam pengaruh komitmen kontinuans terhadap kualitas hidup. Di sisi lain moderasi dukungan serikat pekerja tidak signifikan, tetapi secara bersama-sama dukungan pemerintah dan serikat pekerja dapat memoderasi komitmen dalam meningkatkan kualitas hidup buruh perempuan di Jabotabek. Key words: motivasi, komitmen kontinuans, kualitas hidup, dukungan organisasi, dukungan pemerintah, dukungan serikat pekerja Indonesia.
41
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
1.
PENDAHULUAN
tahun 2009 menunjukkan bahwa sebanyak
1.1
Latar Belakang Masalah
75,69 persen buruh perempuan usia 15
Tingkat keterampilan, pendidikan
tahun ke atas hanya berpendidikan tamat
dan kualitas kerja yang rendah menjadikan
SMP ke bawah, di mana perempuan yang
banyak tenaga kerja di Indonesia bekerja
hanya mengenyam
sebagai buruh pabrik. Potret buruh di
tingkat SD mencapai 30,70 persen. Lalu
Indonesia dan demikian pula secara khusus
semakin
di
persentase
Jabotabek
tingkat
tahun
yang
intinya
perempuan semakin rendah, yaitu SMA
menuntut kualitas hidup yang lebih baik
(18,59 persen), Diploma (2,74 persen), dan
melalui perbaikan nasib dan kesejahteraan,
Universitas (3,02 persen). Namun hingga
yang di dalamnya mencakup tuntutan atas
saat ini peneliti belum memperoleh data
kondisi kerja yang layak, upah layak, serta
berapa jumlah buruh perempuan yang telah
jaminan hidup yang layak.
menikah dan memiliki anak.
demonstrasi
Penelitian ini, meneliti lebih lanjut
partisipasi
pendidikan,
setiap
melakukan
hampir
tinggi
pendidikan hingga
Jabodetabek,
sebagai
pendidikan
barometer
mengenai buruh perempuan yang telah
perekonomian Indonesia memiliki Upah
menikah dan memiliki anak. (Selanjutnya di
minimum tahun 2015 sebagai berikut: Rp
artikel ini
2.693.000,-
akan disebut sebagai buruh
(Jakarta);
Rp
2.658.155,-
perempuan). Berdasarkan catatan Biro
(Bogor); Rp 2.705.000,- (Depok); Rp
Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012, dari
2.710.000,-
jumlah buruh Indonesia yang mencapai 112
2.954.031,- (Bekasi). Tingkat upah yang
juta orang, sebanyak 43 juta diantaranya
ditawarkan walaupun dirasa cukup ataupun
adalah buruh perempuan (Rini, 2015). Data
kurang adalah relatif bagi masing-masing
lain mengemukakan terdapat 80.000 orang
buruh, namun kebutuhan akan pendapatan
kaum buruh pada sektor manufaktur di
yang lebih tinggi membuat pekerjaan selaku
Jakarta, dan 90 persen di antaranya adalah
buruh selalu diminati dari waktu ke waktu,
perempuan (Kompas, 2013).
selain itu untuk menjadi buruh tidak
42
Data BPS
(Tangerang);
dan
Rp
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
dibutuhkan
tingkat
keterampilan
dan
pendidikan yang tinggi. Hingga
saat
Jabotabek masih jauh dari kondisi baik bila diukur berdasarkan standard kualitas hidup
ini
budaya
di
dunia
dimana
Indonesia
menempati
masyarakat kita menganut anggapan sosial
peringkat ke 140 bahkan di bawah beberapa
bahwa dalam rumah tangga, laki-laki selaku
negara Asia Tenggara lainnya. Kualitas
kepala keluarga dan suami adalah pencari
hidup bangsa Indonesia terutama bila
nafkah, dan perempuan, sebagai istri
dilihat dari kondisi eknomi masih cukup
mengurusi urusan rumah tangga. Namun
rendah
kondisi ketika penghasilan suami dirasa
Tenggara
kurang untuk mencukupkan kebutuhan
kemiskinan Indonesia berada dibawah
rumah tangga, tak ayal mengakibatkan
Singapura, Malaysia, Thailand, Philipine,
perempuan ikut bekerja di luar rumah. Dan
bahkan Vietnam (UNDP, 2006 dalam
pekerjaan yang mudah didapat untuk
Widiyanto)
dibanding dimana
negara-negara dari
angka
Asia indeks
mereka yang berpendidikan rendah dan
Bekerja sebagai buruh perempuan
tidak membutuhkan keterampilan terlalu
tidak selalu nyaman dan layak. Namun,
tinggi adalah bekerja sebagai buruh.Kondisi
tuntutan untuk membantu suami memenuhi
menjadi relevan dengan motivasi buruh
kebutuhan rumah tangga ini membuat
perempuan dalam bekerja, dimana pada
buruh perempuan tetap bertahan dalam
umumnya mereka terdorong oleh berbagai
pekerjaannya, inilah yang disebut dengan
kebutuhan seperti teori hirarki kebutuhan
komitmen kontinuans. Erben dan Guneser
oleh Maslow tahun 1960 an sampai 1970an
(2008) mengutip definisi commitment
dalam Robbins, 2014.p.533. Namun dalam
continuance dari Meyer dan Allen (1991)
hal ini buruh wanita diduga
lebih
yang menyatakan bahwa “continuance
didominasi
yang
commitment occurs as a result of awareness
diharapkan dapat mendukung kehidupan
of the cost associated with leaving the
yang lebih layak. Sementara itu untuk dapat
organization”, yaitu buruh perempuan tetap
hidup layak dan berkualitas para buruh di
memilih
kebutuhan
fisiologis
bekerja
untuk
memperoleh
43
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
penghasilan walaupun mungkin dia tidak
kontinuans
secara emosi melekat pada perusahaan
pemerintah dalam bentuk Undang-Undang
tempat kerja, atau bahkan mungkin ia
seperti
sendiri tidak betah bekerja di pabrik dan
Ketenagakerjaan, UU 21/2000 tentang
sebenarnya ingin keluar dari pekerjaan.
serikat pekerja/serikat buruh, dan UU no.
Namun upah yang didapat terlebih lagi jika
2/2004 dalam pengaruh motivasi terhadap
digabung dengan upah yang diperoleh dari
quality
penghasilan
dapat
pemerintah dan serikat pekerja Indonesia
memenuhi kebutuhan rumah tangga dan
dalam pengaruh komitmen kontinuans
meningkatkan kualitas hidupnya (quality of
terhadap quality of life juga akan diuji
life), ini terlihat dari fenomena di sekitar
dalam riset ini.
suaminya
akan
dan
moderasi
UU
of
dukungan
13/2003
life.
tentang
Moderasi
dukungan
kita banyak para buruh yang tercukupkan sandang, pangan serta hunian, membeli motor, dapat berekreasi dan memiliki tabungan,
serta
dapat
membiayai
pendidikan dan biaya kesehatan anak-
Penelitian mendapatkan
ini
berusaha
gambaran
untuk
komprehensif
mediasi komitmen kontinuans dan moderasi dukungan organisasi dan serikat pekerja dalam
pengaruh
motivasi
terhadap quality of life pekerja perempuan yang telah menikah dan memiliki anak di industri Kemudian
manufaktur juga
untuk
di
Jabotabek. mendapatkan
gambaran komprehensif mediasi komitmen
44
Rumusan Masalah Masalah
penelitian
ini
adalah
bagaimana motivasi dapat meningkatkan kualitas hidup responden melalui komitmen kontinuans
anaknya.
Indonesia
1.2.
dan
dukungan
organisasi,
Pemerintah dan serikat pekerja. Pertanyaan penelitian: 1. Apakah
motivasi
berpengaruh
signifikan terhadap Quality of Life? 2. Apakah
motivasi
signifikan
terhadap
berpengaruh komitmen
kontinuans? 3. Apakah
komitmen
kontinuans
berpengaruh signifikan terhadap Quality of Life?
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
4. Apakah
praktek
dukungan
Pemerintah, dan Serikat Pekerja
organisasasi
(PDO)
dapat
pada pengaruh motivasi yang
memoderasi
pengaruh
motivasi
dimediasi komitmen kontinuans
terhadap komitmen kontinuans? 5. Apalah
PDO dapat memoderasi
pengaruh motivasi terhadap Quality of Life?
terhadap kualitas hidup pekerja perempuan
di
industri
manufaktur di Jabotabek. b. Untuk mendapatkan gambaran
6. Apakah dukungan serikat pekerja
komprehensif
mediasi
Indonesia (DSPI) dapat memoderasi
komitmen
pengaruh
moderasi dukungan pemerintah
motivasi
terhadap
komitmen kontinuans?
motivasi terhadap Quality of Life? 8. Apakah dukungan pemerintah (DP) memoderasi
komitmen
kontinuans
DP
dalam
pengaruh
motivasi
terhadap quality of life pekerja perempuan yang telah menikah
pengaruh
dan memiliki anak di industri
terhadap
manufaktur di Jabotabek.
Quality of Life? 9. Apakah
dan
dan serikat pekerja Indonesia
7. DSPI dapat memoderasi pengaruh
dapat
kontinuans
c. Untuk mendapatkan gambaran dapat
memoderasi
komprehensif
moderasi
pengaruh motivasi terhadap Quality
dukungan
of Life?
serikat pekerja Indonesia dalam
10. Apakah DSPI dapat memoderasi pengaruh
komitmen
kontinuans
terhadap Quality of Life?
pemerintah
dan
pengaruh komitmen kontinuans terhadap quality of life pekerja perempuan yang telah menikah dan memiliki anak di industri
1.3.
Tujuan Penelitian
manufaktur di Jabotabek.
a. Untuk mendapatkan gambaran komprehensif Dukungan
moderasi
d. Menemukan
berbagai
faktor
yang perlu direkomendasikan
Organisasi,
45
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
untuk
diperhatikan
perusahaan,
SPI
oleh
mengenai
kondisi
pekerja
perempuan
maupun
dalam motivasi dan komitmen kontinuans,
Pemerintah untuk meningkatkan
peran dukungan organisasi,SPI dan juga
kualitas
Pemerintah dalam memoderasi pengaruh
hidup
pekerja
perempuan yang telah menikah
motivasiterhadap quality of life
yang
dan memiliki anak di Indonesia.
dimediasi komitmen kontinuans.Ibu adalah wanita yang mengemban peran reproduktif
Urgensi Penelitian
dan domestik yang tidak tergantikan oleh
Fenomena maraknya demonstrasi
siapapun. Karena di tangan seorang Ibu
para buruh di Jabotabek maupun di luar
yang hidupnya berkualitas akan tumbuh
Jabotabek untuk meminta kenaikan upah
anak-anak
minimum
berkualitas.
1.4
merupakan
indikator
masih
yang
cerdas,
sehat
dan
rendahnya kualitas hidup para buruh di
Penelitian sebelumnya yang secara
Indonesia. Sementara sulitnya kesempatan
khusus mengangkat isu tentang pekerja
untuk mendapatkan pekerjaan membuat
perempuan di industri manufaktur yang
para buruh tidak punya pilihan lain selain
telah menikah dan memiliki anak, hingga
bertahan dengan kondisi pekerjaan yang
saat ini belum penulis dapatkan. Namun
ada. Namun demikian, penelitian yang
menurut peneliti, penelitian ini menjadi
mengangkat issue tersebut masih relative
penting
sedikit dilakukan di Indonesia.konkrit.
memberikan
masukan
pemerintah,
perusahaan,
Mengingat pekerja keluarga,
perempuan
pentingnya dalam
kelangsungan
peran
pada
masa
kehidupan
pekerja.
Mengenai
organisasi
khusus
peneliti
kini
dan
dapat
berharga
bagi
dan
komitmen,
mengangkat
serikat secara tentang
mencapai tujuannya dan juga penentu
masalah komitmen kontinuans, karena bagi
kualitas generasi muda penerus bangsa
peneliti
maka penelitian ini menjadi sangat penting.
perempuan dengan pendidikan rendah dan
Penelitian ini akan memberi gambaran
telah menikah dan memiliki anak masuk ke
46
kepedulian
utama
mengapa
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
dunia kerja sebagai buruh di industri
pada evaluasi seseorang terhadap kondisi
manufaktur
kehidupan,
adalah
karena
kebutuhan
yang
diterapkan
dalam
keuangan guna membantu meningkatkan
kehidupan individu, quality of life terdiri
penghasilan
atas kehidupannya di pekerjaan, waktu
keluarga
dari
apa
yang
dihasilkan oleh suami.
luang, keuangan, dan kehidupan sosial. Inoguchi
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kualitas
Hidup
dan
Fujii
(2009)
menganalisis quality of life di Jepang dari
(Quality
of
16
bidang
yaitu:
1)
perumahan;
2)
Life/QoL)
pertemanan; 3) pernikahan; 4) standar
Quality of life didefinisikan oleh
hidup; 5) pendapatan rumah tangga; 6)
World Health Organization (WHO) sebagai
kesehatan; 7) pendidikan; 8) pekerjaan; 9)
penilaian individu atas kualitas hidup
hubungan dengan tetangga; 10) keamanan
manusia dan persepsi seseorang atas
publik; 11) kondisi lingkungan; 12) sistem
kehidupannya di bawah pengaruh sistem
kesejahteraan sosial; 13) sistem demokrasi;
nilai budaya dari kondisi dimana seseorang
14) kehidupan keluarga; 15) waktu luang;
hidup (Darvish-Poor Kakhaki, et., al.,
dan 16) kehidupan spiritual. Namun di
dalam Bano, et., al., 2015) Quality of life
dalam penelitiannya mereka mendapatkan
mengacu pada kesejahteraan individu dan
bahwa menikah dan kepuasan terhadap
masyarakatnya secara umum. Indikator
kehidupan
quality of life mencakup faktor-faktor yang
quality of life di Jepang.
tidak hanya fokus pada uang dan pekerjaan, tetapi
juga
sekelilingnya,
pernikahan
mempengaruhi
Di Indonesia quality of lifemasih
lingkungan,
mengacu kepada Human Development
kesejahteraan fisik dan mental, pendidikan,
Index (HDI) yang ditetapkan WHO seperti
waktu luang, dan relasi sosial (Bano, et., al.,
kesehatan
2015). Sedangkan menurut
hubungan
Diener et
fisik, sosial
kesehatan dan
psikologis, lingkungan
al.1999; Greenley et al.1997 dalam Cheung
(Skevington, et al. 2004). Rendahnya
dan Leung (2010), quality of life mengacu
tingkat
kualitas
hidup
di
Indonesia
47
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
mendorong
Pemerintah
untuk
terus
mutu pendidikan antar wilayah; 4) Hak atas
menaikkan Indeks Pembangunan Manusia
rasa
Indonesia
konsep
social, kejadian konflik komunal, korban
Pembangunan Manusia Indonesia yang
perdaganagan manusia akibat bencana,
kemudian diterjemahkan dalam Rencana
ancaman terhadap peluang kerja dan
Aksi Nasional Pembangunan Manusia
berusaha; 5) Hak atas wawasan kebangsaan
Indonesia yaitu: 1) Hak atas pangan :
Dari beberapa kriteria kualitas hidup
berkurangnya kejadian rawan pangan,
yang telah dipaparkan faktor kesejahteraan
busung lapar gizi kurang pada balita
ekonomi menjadi salah satu ukuran yang
menjadi 20% serta kemandirian pangan di
masuk dalam berbagai ukuran kualitas
tingkat
hidup.Faktor
(IPM)
melalui
kabupaten/kota;
2)
Hak
atas
aman:
berkurangnya
faktor
yang
ketegangan
menentukan
kesehatan , membaiknya akses masyarakat
tercapainya syarat-syarat hidup berkualitas
miskin
seperti sandang pangan dan hunian yang
terhadap
pelayanan
kesehatan,
menurunnya angka kematian ibu kurang
layak,
dari 226/100.000 kelahiran, meningkatnya
transportasi dan rekreasi, tabungan dan juga
angka pertolongan persalinan oleh tenaga
lingkungan
kesehatan menjadi 90%, menurunnya angka
Dukungan organisasi maupun Pemerintah
kematian bayi dan balita menjadi 25 %,
dan SPI dapat menjadi faktor penting dalam
meningkatnya perilaku hidup bersih dan
mewujudkan tercapainya kualitas hidup
sehat,
yang baik.
menurunnya
angka
pravalensi
pendidikan
dan
dan
kesehatan
kesehatan,
mental.
HIV/AIDS, malaria dan TBC; 3) Hak atas pendidikan: penuntasan Wajar Diknas 9
2.2
Komitmen Kontinuans
tahun, menurunnya jumalh BA usia 15
(continuance commitment /CC)
tahun ke atas menjadi 5%, peningkatan APS
Terdapat banyak definisi komitmen
menengah atas dan kejuruan laki-laki dan
organisasi. Namun definisi yang paling
perempuan dari keluarga miskin menjadi 35
banyak dikutip adalah definisi menurut
% dan 28,5 % pengurangan kesenjangan
Allen dan Meyer, 1990 (dalam Erben dan
48
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
Guneser, 2008), yaitu a psycological state
keinginan untuk tetap tinggal di dalam
that
the
organisasi karena investasi yang karyawan
Meyer
miliki dan juga investasi yang “non-
binds
the
organization.
individual
Allen
mendefinisikan
to
dan
komitmen
organisasi
transferable”
(seperti pensiun, relasi
sebagai konstruk multidimensional yang
dengan karyawan lain, atau hal lainnya yang
terdiri atas tiga tipe komitmen organisasi
istimewa dalam organisasi (Reichers, 1985
yang berbeda, yaitu: komitmen afektif
dalam
(affective
normatif
merasa lebih melekat dan berkomitmen
(normative commitment), dan kontinuans
pada organisasi jika mereka merasa bahwa
(continuance
organisasi
commitment),
commitment).
Komitmen
Bano, et., al, 2015). Karyawan
mendukung
(organizational
afektif adalah perasaan dimana karyawan
support), menyemangati ethical conduct,
melekat secara emosi pada organisasi,
dan berlaku sebaliknya terhadap unethical
mengidentifikasikan diri dan terlibat di
conduct (Trevino, et., al (1998) dalam
dalam organisasi. Komitmen normatif
Erben dan Guneser (2008).
didefinisikan sebagai perasaan sebagai
Komitmen organisasional memiliki
suatu keharusan untuk tetap bekerja di
tiga komponen yang saling terkait, yaitu: 1)
organisasi.
kebanggaan
terhadap
internalisasi
terhadap
kontinuans
Sedangkan terjadi
sebagai
komitmen hasil
dari
organisasi tujuannya;
dan 2)
kesadaran akan biaya yang terjadi akibat
keinginan untuk menginvestasikan usaha-
meninggalkan
tipe
usaha pribadinya demi organisasi; dan 3)
komitmen dianggap berkontribusi terhadap
afeksi terhadap dan melekat pada organisasi
relasi karyawan di dalam organisasi, dan
dan berharap untuk tetap menjadi anggota
memiliki implikasi untuk melanjutkan
organisasi. Korelasi komitmen organisasi
keanggotaannya di dalam organisasi dan
dapat dikelompokkan ke dalam 3 kategori
dapat dipengaruhi oleh berbagai antecedent
mayor: a) karakteristik pribadi (usia, masa
atau
kerja, pendidikan, locus of control); b)
organisasi.
memiliki
berbeda.Komitmen
Setiap
konsekuensi kontinuans
adalah
peran/karakteristik
pekerjaan
(konflik
49
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
peran, ambiguitas peran, umpan balik,
dan kesempatan promosi) dan masalah di
identitas tugas, dan variasi pekerjaan); c)
luar
karakteristik
(komunikasi,
melibatkan kaitan dengan komunitas dan
kesempatan berkembang dan promosi, grup
penyesuaian yang harus dilakukan oleh
kohesivitas,
keluarga karyawan bila ia meninggalkan
tunjangan
organisasi
pelatihan,
job
finansial,
security,
apresiasi
dan
pekerjaan
seperti
hal-hal
yang
pekerjaannya, (Powell &Meyer (2004).
pengakuan, obyektifitas dan rasionalitas, penanganan keluhan, relasi dengan penyelia dan
kepercayaan
Motivation is the set of forces that
supportif/partisipatif,
leads people to behave in particular way
standardisasi, desentralisasi, formalisasi
(Moorhead dan Griffin, 2010). Seperti
dan ketergantungan fungsional, fasilitas
halnya apa yang dinyatakan Maslow dalam
kesejahteraan, dan kesejahteraan korporasi
teori hirarki kebutuhan bahwa seseorang
(Cook & Wall, 1980 dalam Sharma (1997),
akan selalu memenuhi kebutuhan fisiologis
Bagaimanapun mengurangi
sama
Motivasi (MOT)
lain,
kepemimpinan
satu
2.3.
komitmen
terjadinya
komitmen
kontinuans
dimensi,
yaitu
akan
dan rasa aman terlebih dahulu baru
turnover,bahwa
kemudian kebutuhan social, esteem dan
dua
aktualisasi. Desakan kebutuhan untuk dapat
kurangnya
memenuhi kebutuhan ekonomi membuat
kesempatan kerja (lack of employment
para buruh wanita ini tetap bekerja
opportunities)
yang
meskipun menghadapi life complexity and
dipersifikasikan dari investasi dikaitkan bila
dynamic yang tinggi. Teori motivasi pada
meninggalkan organisasi (Mc Gee & Ford
dasarnya dibagi dalam 2 kategori yaitu
1987 dalam Taing et al, 2011). Lebih lanjut
content theories dan process theories. Teori
dinyatakan
Maslow,
dan
pula,
melibatkan
karena
pengorbanan
pengorbanan
yang
1954
dan
beberapa
teori
dipersifikasikan dari investasi dikaitkan
kebutuhan lainnya seperti teori Alderfer,
dengan pengaturan birokrasi (mencakup isu
1972; Hezberg, 1959 dan Mc Clleland 1961
ekonomi seperti pembayaran, tunjangan,
adalah contoh content theories, sedangkan
50
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
teori-teori lain seperti teori equity oleh
job stress (Thompson & Prottas, 2005). Hal
Adams,
ini menjadi issue penting yang sering
teori
harapan
Vroom,
1964
merupakan contoh teori proses (Robbins,
diabaikan,
2014, p.533-544). Dalam konten teori
Organisasi sebagai pihak pemberi kerja
dinyatakan bahwa seseorang akan terus
sudah
terdorong
karyawan
bertindak
karena
adanya
dorongan kebutuhan yang mendesak
khususnya
semestinya
di
Indonesia.
memperhatikan
dengan menyediakan fasilitas
dan kebijakan agar karyawan dapat bekerja secara kondusif untuk menghasilkan kinerja
2.4.
Praktek
Dukungan
Organisasi
yang baik (Zeytinoglu et al., 2007).
(PDO) Tingginya
komitmen
karyawan
2.5
Dukungan
Serikat
terhadap organisasi seringkali dikaitan
Indonesia (DSPI)
dengan bagaimana organisasi memberi
Serikat
pekerja
Pekerja
(union)
sebagai
didefinisikan sebagai ‘formal association of
Perceived
workers that promotes the interests of its
organizational support mengacu pada
members through collective action’ (Lim,
keyakinan
tingkat
et., al., 2010). Secara individu, karyawan
kontribusi
hanya dapat melepaskan relatif lebih sedikit
dukungan
terhadap
anggota
dimana
karyawan
organisasi.
karyawan
organisasi
terhadap menilai
mereka dan peduli terhadap kesejahteraan
kekuasaan
mereka secara umum (Eisenberger et al.,
perusahaan. Berbagai penelitian mengenai
1986; Rhoades et al., 2001 dalam Taing, et.,
mengapa
al,2011).
datang dari studi mengenai karyawan
Dukungan
organisasi
dapat
dalam
karyawan
relasinya
berserikat
dengan
banyak
berkerah biru di sektor swasta. Studi ini
diberikan dalam berbagai program baik
secara
umum
menyimpulkan
bahwa
secara formal (family friendly policies)
karyawan berserikat sebagai hasil dari
maupun informal (seperti dukungan rekan
kebutuhan ekonomi, ketidakpuasan dengan
kerja atau supervisor) dapat menurunkan
praktek manajerial, dan atau sebagai cara
51
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
untuk memenuhi kebutuhan dan status
tidak berserikat adalah: 1) serikat pekerja
sosialnya. Singkatnya, karyawan melihat
membuat perbedaan dalam upah, hampir di
serikat pekerja sebagai salah satu cara untuk
semua studi dan di seluruh periode waktu;
mencapai hasil yang tidak dapat mereka
2) Ukuran kesenjangan berbeda dari tahun
capai jika mereka bertindak secara individu.
ke tahun, dimana dalam periode tingkat
Sedangkan alasan mendasar
pengangguran
perusahaan
menolak
berserikat
adalah
mengapa
karyawannya
karena:
1)
studi
memperlihatkan bahwa tunjangan dan upah
tinggi,
dampak
serikat
pekerja lebih besar. Dalam kondisi ekonomi kuat,
kesenjangan
serikat
dan
tidak
berserikat lebih kecil.
menjadi lebih tinggi di organisasi yang memiliki serikat pekerja dibandingkan
2.6
dengan organisasi dengan bidang yang
Dukungan Pemerintah (PD) Di Indonesia hubungan serikat
sama namun tidak memiliki serikat pekerja;
pekerja,
2)
dampak
kewajibannya dengan perusahaan dan juga
signifikan pada hak prerogatif manajemen
dengan pemerintah diatur dalam Undang-
dalam
mengenai
Undang 13/2003 tentang Ketenagakerjaan,
karyawan; dan 3) serikat pekerja membatasi
Undang-Undang 21/2000 tentang Serikat
kebebasan
Pekerja/Serikat
serikat
pekerja
membuat
keputusan
manajemen
memformulasikan SDM
dan
penyelia
memiliki
untuk
kebijakan
capat
unilateral
menantang
otoritas
(Bohlander and Snell, 2013).
termasuk
pula
Buruh,
hak
dan
dan
Undang-
Undang no. 2/2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan
Industrial.
Dukungan pemerintah menjadi penting
Penelitian yang dilakukan oleh Jarrel dan
dalam
Stanley (1990) sebagaimana dikutip oleh
terkadang tidak seimbang antara pengusaha
Milkovich, et., al (2014)
dan buruh.
menemukan
bahwa ringkasan dari analisis atas 114 studi yang
berbeda
menyimpulkan
bahwa
perbedaan upah dari yang berserikat dan
52
menfasilitasi
Beberapa
hubungan
dukungan
yang
pemerintah
terhadap tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang
diantaranya
adalah
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
mengenai kesempatan kerja yang sama
komitmen merupakan faktor dari usaha
(tanpa
dalam meningkatkan kinerja.
diskriminasi),
penempatan
tenaga
pelatihan kerja,
kerja,
perluasan
Maslow mengembangkan teorinya
kesempatan kerja, penggunaan tenaga kerja
untuk
asing,
perlindungan
disamping itu beberapa riset telah diperluas
terhadap penyandang cacat, pekerja anak
untuk tujuan pengembangan dan isue
dan perempuan, waktu kerja, keselamatan
kualitas hidup dalam kaitan yang kuat
dan
dalam
hubungan
kesehatan
pengupahan,
kerja,
kerja
(K3),
kesejahteraan,
masalah
penerapan
diluar
pemahaman
psikologi,
antara
human
pemutusan
motivation dan quality of life, (Hagerty
hubungan kerja, karyawan mengundurkan
1999 dan Sirgy 1986 dalam Lazim &
diri dan pensiun, perusahaan tutup, cacat
Osman 2009). Beberapa temuan riset antara
karena celaka pekerjaan, dan karyawan
lain yang dilakukan Wittmer, 1991; Moon,
meninggal dunia.
2000 juga menyatakan faktor ekstrinsik seperti reward (imbalan) masih menjadi
Hipotesis dan Model Penelitian
faktor motivasi yang tinggi bahkan pada
Hirarki
teori
level manajer sekalipun. Dengan demikian
Maslow dapat pula dikaitkan dengan
motivasi karyawan dalam bekerja dapat
bagaimana pemenuhan kebutuhan dalam
menjadi
kehidupan seseorang secara bertahap yang
komitmen kontinuan dan selanjutnya dapat
akhirnya relevan dengan gambaran kualitas
meningkatkan kualitas hidup terutama pada
hidup yang dirasakan (Clarke and Islam,
buruh perempuan yang pada umumnya
2004). Dalam banyak diskusi cakupan
bekerja untuk meningkatkan penghasilan
kualitas kehidupan dapat dipandang dalam
keluarga
lingkup yang luas yang meliputi kebutuhan
hidup.
2.7
kebutuhan
dalam
dan keinginan. Hal ini juga relevan dengan
faktor
dalam
yang
meningkatkan
memenuhi
Penelitian-penelitian
kebutuhan
sebelumnya
penelitian Ingram, Lee & Skinner, 1989
banyak mengemukakan bahwa perceived
yang menyatakan bahwa motivasi dan
organizational support sebagai antecedent
53
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
terhadap commitment (Bishop and Scott,
pekerja adalah melalui tingkat dimana
2000; Liden, et al., 2003). Hal ini mendesak
tujuan kerja dan tingkat upah adalah
khususnya bagi karyawan wanita dengan
memuaskan di suatu negara, dibandingkan
peran gandanya. Selain dukungan yang
dengan negara lain yang menjadi referensi.
diberikan dalam bentuk program yang
Serikat pekerja biasanya memiliki tujuan-
berkaitan dengan work family conflict,
tujuan, yang kepentingannya berbeda di
dukungan lainnya tentu menjadi sangat
antara serikat pekerja lainnya. Tujuan yang
penting terutama yang berkaitan dengan
terutama adalah terkait kompensasi dan
harapan karyawan untuk mensejahterakan
pekerjaan dari para anggota serikat pekerja.
kehidupannya. Menurut teori dukungan
Tujuan lainnya adalah kepedulian mereka
organisasi,
organizational
mengenai tingkat dan penjadwalan jam
support merupakan manfaat yang diberikan
kerja, tingkat keamanan dari tindakan
organisasi yang layak akan balasan atau
arbitrase penyelia, tingkat dimana para
timbal balik dari karyawan. Salah satu cara
pekerja berpartisipasi dalam membentuk
dimana
membalasnya
lingkungan kerja mereka sendiri, kondisi
adalah dengan memberikan komitmen
kerja, tunjangan moneter selain upah, dan
mereka terhadap organisasi (Eisenberger,
lain-lain. Indikator dari kesejahteraan atau
et., al, 1986 dalam Taing, et., al, 2011).
keberhasilan serikat pekerja fokusnya pada
Namun, berbeda dengan temuan Purba,
hasil (outcomes) dan bukan pada proses
2013 yang menguji pengaruh dukungan
(Pencavel, 2009).
perceived
karyawan
akan
organisasi terhadap intention to stay pada
Sebagai buruh yang bekerja di
karyawan wanita yang bekerja di Bank di
industri manufaktur biasanya para buruh
Jakarta, ternyata dukungan organisasi tidak
wanita ini menjadi anggota serikat pekerja
signifikan berpengaruh terhadap keinginan
dengan harapan kehadiran serikat pekerja
untuk tinggal di perusahaan.
ini dapat memperjuangkan hak-hak kaum
Ide mendasar untuk kesuksesan
54
atau
mengukur
kesejahteraan
serikat
buruh. Kesuksesan peran serikat pekerja dalam
meningkatkan
kesejahteraan
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
anggotanya menjadi penting dan telah
pemerintah
banyak dirasakan di negara-negara maju
mengambil tindakan baik untuk melindungi
seperti US (Pencavel, 2009). Peningkatan
maupun merintangi pekerja, (Adler, (2006)
kualitas hidup kaum buruh dapat didukung
dalam Lim (2010).Saat ini di Amerika
kehadiran serikat pekerja.
Serikat Undang-Undang mengatur relasi
Penelitian yang dilakukan oleh
buruh
federal
untuk
Amerika
menciptakan
Serikat
lingkungan
Jarrel dan Stanley (1990) sebagaimana
dimana baik pengusaha maupun serikat
dikutip oleh Milkovich, et., al (2014)
pekerja,
menemukan bahwa ringkasan dari analisis
melaksanakan hak dan kewajibannya.Hal
atas 114 studi yang berbeda menyimpulkan
ini sesuai dengan teori ekuitas atau keadilan
bahwa perbedaan upah dari yang berserikat
yang dikemukakan oleh Adams, 1965
dan tidak berserikat adalah: 1) serikat
dimana
pekerja membuat perbedaan dalam upah,
berkaitan
hampir di semua studi dan di seluruh
dengan keyakinan atas hasil yang diterima.
periode waktu; 2) Ukuran kesenjangan
Orang-orang yang terlibat dalam proses
berbeda dari tahun ke tahun, dimana dalam
subjektif menentukan apakah hasil atau
periode
tidak didasarkan pada perhitungan masukan
tingkat
pengangguran
tinggi,
masing-masing
dinyatakan dengan
prinsip persepsi
dapat
keadilan seseorang
dampak serikat pekerja lebih besar. Dalam
seseorang
atas
hasil
dan
kemudian
kondisi ekonomi kuat, kesenjangan serikat
membandingkan
rasio
ini
dengan
dan tidak berserikat lebih kecil.
perbandingan lainnya. Keadilan distributif
Masyarakat memiliki cara yang
dengan fokus pada hasil diperkirakan
berbeda dalam memandang peran yang
berhubungan dengan kognitif, afektif dan
harus
reaksi perilaku untuk hasil yang spesifik,
dimainkan
melaksanakan melindungi karyawan
pemerintah
kebijakan
publik
untuk yang
kepentingan-kepentingan (Kaufman,
2000
(Cohen et al. 2001) Dari uraian riset-riset terdahulu dan
dalam
teori-teori terkait maka dalam penelitian ini
Milkovich, 2014). Selama bertahun-tahun,
disajikan 3 Model penelitian. Pada Model 1
55
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
akan diuji pengaruh Motivasi terhadap Quality of Life yang dimediasi Continuance
Model 1: Mediasi Komitmen Kontinuans dan moderasi Dukungan Organisasi dan SPI dalam pengaruh Motivasi terhadap Kualitas Hidup
Commitment dimana secara internal Praktek Dukungan Dukungan (DSPI)
Organisasi Serikat
dapat
Motivasi
(PDO)
dan
Pekerja
Indonesia
memperkuat
pengaruh
terhadap
CC H4
PDO
H3 H6
H2
Continuance
H5
Commitment dan Quality of Life. Dalam Model 1 ini diasumsikan bahwa Dukungan organisasi
dapat
pertimbangan
bagi
menjadi
faktor
karyawan
untuk
H7
berkomitmen disamping dukungan serikat
DSPI
pekerja yang ada dalam organisasi sebagai pihak
yang membela
terhadap Model 1.
organisasi.
hak-hak
Berikut
buruh
H1
MOT
Sumber: Hasil olahan untuk penelitian
disajikan H1: Motivasi
berpengaruh
signifikan
terhadap kualitas hidup H2: Motivasi
berpengaruh
signifikan
terhadap komitmen kontinuans H3: Komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hidup H4: PDOdapat memoderasi pengaruh Motivasi terhadap komitmen kontinuans H5: PDO dapat memoderasi pengaruh Motivasi terhadap Quality of Life
56
QOL
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
H6: DSPI dapat memoderasi pengaruh Motivasi
terhadap
komitmen
Model 2: Mediasi Komitmen dan moderasi Dukungan Pemerintah dan SPI dalam pengaruh Motivasi terhadap Kualitas Hidup
kontinuans H7: DSPI dapat memoderasi pengaruh
CC
Motivasi terhadap Quality of Life Model berikutnya disajikan untuk
dapat
memberi
motivasi
buruh
kualitas
hidup
kontinuans.Dalam
dukungan
pada
perempuan melalui Model
H6 H1
MOT
efek
QOL H7
terhadap DSPI
komitmen 2
H3 H5
H2
menguji apakah Pemerintah dan Serikat Pekerja sebagai pihak di luar organisasi
DP
H4
pengujian
Sumber: Hasil olahan untuk penelitian
dilanjutkan dengan meneliti apakah secara eksternal Dukungan
Dukungan Serikat
Pemerintah Pekerja
dan dapat
memperkuat pengaruh Motivasi terhadap Quality of Life dan pengaruh Continuance Commitment terhadap Quality of Life. Pada Model 2 ini disumsikan secara eksternal melalui peraturan dan perundang-undangan Pemerintah dan Serikat Pekerja dapat mendorong Continuance Commitment yang dimiliki karyawan untuk meningkatkan Quality of Life dimana Serikat Pekerja ikut menyuarakan pembelaan terhadap hak-hak buruh. Model 2 disajikan sebagai berikut:
H1: Motivasi
berpengaruh
signifikan
terhadap kualitas hidup H2: Motivasi
berpengaruh
signifikan
terhadap komitmen kontinuans H3: Komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hidup H4: DP dapat memoderasi pengaruh komitmen kontinuans terhadap kualitas hidup H5: DP
dapat
memoderasi
pengaruh
motivasi terhadap Quality of Life H6: DSPI dapat memoderasi pengaruh komitmen
kontinuans
terhadap
kualitas hidup
57
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
H7: DSPI dapat memoderasi pengaruh
H1: Komitmen kontinuans berpengaruh
Motivasi terhadap Quality of Life
signifikan terhadap kualitas hidup
Analisis yang terakhir dilakukan terhadap
model
dimana
H2: Dukungan
komitmen
memoderasi
kontinuans berpengaruh terhadap kualitas hidup. Dengan mengeluarkan variabel
Serkat
Pekerja
pengaruh
dapat
komitmen
kontinuans terhadap kualitas hidup H3: Dukungan
Pemerintah
dapat
motivasi dan praktek dukungan organisasi,
memoderasi
pengaruh
komitmen
maka model ini menguji apakah peranan
kontinuans terhadap kualitas hidup
pemerintah dan serikat pekerja secara bersama-sama dapat memperkuat pengaruh
3. 3.1
METODE PENELITIAN Definisi Operasional Definisi operasional variabel dalam
komitmen buruh perempuan untuk tetap bekerja di pabriknya terhadap peningkatan kualitas hidup mereka. Berikut adalah
penelitian ini adalah sebagai berikut:
model 3.
Quality of life adalah penilaian individu atas kualitas hidup manusia
Model 3: Moderasi Dukungan Pemerintah dan Serikat Pekerja Indonesia pada Pengaruh Komitmen Kontinuans terhadap Kualitas Hidup DSPI
menurut
konsep
tingkatan,
terangkum
secara
kompleks
mengacu
kepada
Development Index (HDI) yang
DP
ditetapkan WHO seperti kesehatan fisik,
H2
Human
H3
kesehatan
psikologis,
hubungan sosial dan lingkungan (Skevington, et al. 2004).
CC
QOL
Komitmen
adalah
H1
komitmen yang terjadi sebagai hasil
Sumber: Hasil olahan untuk penelitian
dari kesadaran akan biaya yang terjadi
58
Kontinuans
akibat
meninggalkan
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
organisasi. (Allen dan Meyer, 1990
adalah
tindakan yang diambil pemerintah
Motivasi
seperangkat
baik untuk melindungi maupun
tekanan yang membawa individu
merintangi pekerja terkait hak-hak
untuk
dan kewajibannya (Adler 2006)
adalah
berperilaku
2010).
Dalam
motivasi
dalam
cara
penelitian
dalam Lim (2010).
ini
diukkur
dengan
menggunakan hirarki
kebutuhan
3.2
Data dan Pengukuran Data dikumpulkan dalam bentuk
Maslow.
kuesioner
Praktek dukungan organisasi adalah
disesuaikan dengan kondisi pekerja sebagai
keyakinan
buruh seperti berikut ini.
karyawan
terhadap
tingkat dimana organisasi menilai
Populasi
kontribusi
perempuan
terhadap
Pemerintah
dalam Erben dan Guneser, 2008).
tertentu (Moorhead dan Griffin,
Dukungan
mereka
dan
kesejahteraan
peduli mereka
dengan
item
penelitian di
ini
yang
adalah
Jabotabek
yang
telah
buruh telah
menikah dan mempunyai anak. Sulit untuk
secara umum (Eisenberger et al,
menghitung
jumlah
populasi
1986; Rhoades, et al., 2001 dalam
penelitian
ini,
sehingga
Taing et al, 2011).
dilakukan
dengan
tehnik
dalam
penelitian convenience
adalah
sampling. Kuesioner disebar ke daerah-
asosiasi formal dari para pekerja
daerah pemukiman buruh yang berada di
yang meningkatkan minat-minat
wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok,
dari anggotanya melalui tindakan
dan Bekasi masing-masing 50 eksemplar
kolektif
2010).
kuesioner. Dari 250 kuesioner yang disebar
Dukungan Serikat Pekerja adalah
hanya 126 kuesioner yang layak digunakan
peran
karena
Serikat
pekerja
(Lim
serikat
meningkatkan
(union)
et
al.,
pekerja minat-minat
untuk dari
banyak
kuesioner
yang tidak
kembali dan yang tidak lengkap.
anggotanya.
59
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
Tabel 3.1 : Item kualitas hidup (quality of life/QoL) NO PERNYATAAN 1 2 3
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Sandang Pangan dan Hunian Dengan bekerja keluarga saya dapat memenuhi kebutuhan makanan yang sehat. Saat ini keluarga saya tinggal di rumah yang layak dan luasnya cukup untuk jumlah penghuni (ada kamar mandi/wc, ventilasi, kamar tidur, dapur ) Keluarga saya dpt memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sesuai kebutuhan (air bersih, listrik, pakaian, peralatan mandi & kebersihan rumah)*coret yg tdk ada Pendidikan dan Kesehatan Anak-anak saya dapat bersekolah sesuai usia sekolah Di rumah, saya memiliki tv dan atau radio Saya sering membaca koran/tabloid/majalah Bila sakit, keluarga saya dapat berobat ke dokter atau Rumah Sakit Transportasi Rekreasi danTabungan Saya memiliki uang untuk biaya transportasi sehari-hari Saya dan keluarga dapat berekreasi paling tidak 2 kali dalam 1 tahun Dengan bekerja saya dapat menabung Kesehatan Mental Kondisi pikiran saya baik dan bersemangat Saya merasa percaya diri di lingkungan sosial Lingkungan tinggal & sosial saya nyaman (bersih, aman, rapi & bersifat kekeluargaan)
Tabel 3.2: Item komitmen kontinuans (continuance commitment/CC) NO PERNYATAAN CC Berilah nilai sesuai pikiran anda saat ini 1. Saya bekerja di sini karena tidak ada pabrik lain yang membayar upah yg lebih besar 2. Saya akan terus bekerja di sini karena tidak bisa mendapat perusahaan yg lebih baik 3. Saya bekerja dengan sungguh-sungguh karena takut di PHK 4 Saya ingin bekerja di pabrik ini untuk waktu yang lama 5 Saya tidak akan pindah ke pabrik lain 6 Bekerja di pabrik ini sesuai harapan saya
60
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
Tabel 3.3 :Item Motivasi (MOT) NO PERNYATAAN MOTIVASI Berilah nilai untuk tujuan anda bekerja saat ini (sesuai pendapat anda) 1. Saya bekerja utk menghidupi nafkah keluarga 2. Saya bekerja di pabrik karena lebih aman dan tidak mudah di PHK 3. Saya bekerja agar banyak kenalan atau teman 4. Saya bekerja untuk memperbaiki status sosial 5.
Saya bekerja untuk menunjukkan saya mampu berprestasi
Tabel 3.4 : Item praktek dukungan organisasi(PDO) NO PERNYATAAN PDO Berilah nilai untuk tujuan anda bekerja saat ini (sesuai pendapat anda) 1. Perusahaan memberi hak-hak bagi karyawan sesuai peraturan pemerintah 2.
Perusahaan memberi dukungan melalui kondisi kerja yang aman dan sehat
3.
Perusahaan memberi dukungan melalui training dan pembekalan dalam pekerjaan
Tabel 3.5 : Item dukungan Pemerintah(PD) NO PERNYATAAN PD
1
Berilah nilai sesuai keadaan anda Kemampuan kerja saya meningkat karena mendapat pelatihan
2
Saya menandatangani perjanjian kerja ketika mulai bekerja
3
Jika kerja lembur saya selalu mendapat bayaran
4
Hak cuti saya sesuai dengan peraturan Pemerintah
5
Upah yang saya terima sesuai dengan UMR/UMP
6
Upah saya tidak dipotong apabila saya tidak masuk karena sakit
7
Saya dan keluarga diikutkan dalam program BPJS
8
Saya menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh.
9
Karyawan tidak pernah mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak
10
Tempat kerja saya tunduk pada peraturan Pemerintah mengenai tenaga kerja
61
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
11 12 13 14 15 16
Di tempat saya bekerja pekerja hamil tidak diijinkan untuk bekerja antara pk. 23.0007.00 Apabila saya bekerja antara pk 23.00-07.00, perusahaan memberikan makanan dan minuman bergizi. Apabila saya bekerja antara pk 23.00-05.00, perusahaan menyediakan angkutan antar jemput. Saya berhak atas cuti melahirkan selama 3 bulan Di perusahaan saya jika mengalami keguguran kandungan mendapat cuti istirahat sesuai keterangan dokter Di tempat kerja saya disediakan fasilitas yang mendukung pemberian ASI (air susuibu)
Tabel 3.6: Item dukungan Serikat Pekerja Indonesia(DSPI) NO PERNYATAAN 1 2 3 4 5
62
Berilah nilai sesuai pendapat anda SPI peduli pada hak-hak sebagai pekerja untuk saya dan keluarga SPI memberikan pembelaan hak sebagai pekerja untuk saya dan keluarga Menjadi anggota SPI bermanfaat dalam menigkatkan kesejahteraan saya dan keluarga SPI berperan dalam penyelesaian perselisihan di tempat kerja saya SPI berperan menyalurkan aspirasi dan hak saya sebagai pekerja perempuan
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
3.3.
(Preacher dan Hayes, 2013). Efek mediasi
Analisis Data Untuk
menganalisis
penelitian peneliti
data
hasil
pengaruh tidak langsung dianalisis melalui
menggunakan
Path
bootstrap
method.
Indirect
Analysis untuk mendapatkan gambaran
menetapkan
sejauh
pengaruh dari tiap-tiap variabel dependen
independen
dan
terhadap variabel independennya. Preacher
menjelaskan variabel dependen dalam
dan Hayes menunjukkan bahwa langkah
urutan kausal dihitung sebagai ab = c - c'.
pendekatan
untuk
Dalam melakukan pengujian ini penulis
variabel
menggunakan aplikasi SPSS for Windows
memenuhi kriteria mediasi, tiga pendekatan
22.0 dengan menggunakan macro dan
kausal
syntax dari Preacher dan Hayes.
kausal
mengidentifikasi
yaitu:
digunakan apakah
(1)
adanya
pengaruh
mana
effect variabel
mediator
dapat
signifikan antara variabel bebas dengan variabel mediasi terduga, (2) adanya pengaruh signifikan antara variabel mediasi terduga dengan variabel terikat dan (3) adanya pengaruh signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat melalui variabel mediasi dalam suatu model. Langkah
pendekatan
kausal
mempertahankan bahwa untuk memenuhi hubungan mediasi dalam urutan kausal, analisis untuk efek c, a dan b harus signifikan, dan c’ tidak signifikan. Dalam mediator pada kenyataannya merupakan mekanisme hubungan antara a dan b, tanpa adanya variabel mediasi akan melemahkan hubungan
menjadi
tidak
signifikan
4.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Jawaban Responden Uji Validitas dan Realibilitas Setelah dilakukan uji validitas dengan uji Cronbachalpha > 0,6 dan realibilitas dengan Corrected Item Total Corelation yang masing-masing harus diatas r tabel maka beberapa variabel yang tidak valid kemudian didrop sehingga item-item yang digunakna menjadi valid dan realible sebagai
berikut.
Untuk
variabel
PDO,CC,MOT, dan DSPI seluruh item memenuhi syarat valid
diatas 0.6 dan
realible sedangkan untuk QOL syarat validitas belum terpenuhi untuk item Q3, Q4, Q5, Q7 dan Q8 sehingga harus didrop.
63
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
Setelah ke 5 item tersebut di keluarkan
Setelah dilakukan uji validitas maka item
maka syarat validitas dan realibilitas
yang dihunakan selanjutnya adalah item
terpenuhi. Begitu pula dalam variabel DP
yang telah valid dan reliable.
item Q2, Q5, Q8 dan Q9 juga harus didrop
Demografi responden dilihat dari usia,
karena tidak memenuhi syarat validitas dan
jumlah anak dan lama bekerja adalah
realibilitas dan setelah iten tersebut di.
sebagai berikut:
Gambar 4.1: Usia, Jumlah anak dan Lama Kerja
Pada umumnya responden tinggal tidak jauh dari tempat mereka bekerja. Para karyawan
menyatakan
setuju
telah
menerima upah sesuai UMR dalam skala 7 dari 10,dimana mereka hanya memiliki tingkat pendidikan SD sampai SMU. Berikut disajikan hasil persepsi partisipan atas item dalam kuesioner dalam overal mean scores untuk item yang telah diuji validitas dan realibilitasnya.
64
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
Tabel 4.1: Rata-rata Untuk Tiap Item
NO
Ratarata MOT
Ratarata QoL
8,8 7.6 8,9 8,0 8,4 8,34
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15 Q16 Rata-rata keseluruhan
Ratarata PDO 8,1 9,1 2,6 4,9 5,8 7,7 7,4 7,8 6,7
Ratarata CC 8,6 9,1 9,3 9,0
Ratarata DP 7,9 6,9 7,8 4,7 6,6 7,3 6,9
Ratarata DSPI 8,7 9,5 8,7 7,6 8,7 8,8 7,1 6,3 4,7 8,2 9,2 4,3 7,7
8,5 8,0 7,0 7,7 7,7 7,8
Sumber: Hasil Olahan Data Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan rata-
7,6. Untuk kualitas hidup atau quality of life
rata keseluruhan maka didapat bahwa
(QoL) jawaban sangat bervariasi.Mereka
menurut
motivasi
setuju dengan bekerja dapat memenuhi
relatif sangat tinggi, pada umumnya mereka
makan sehat dan tinggal di rumah yang
setuju
untuk
layak dan dapat memenuhi kebutuhan hidup
mempunyai
sehari-hari pada score diatas 8, Meskipun
persepsi
bahwa
menghidupi teman/kenalan,
responden,
mereka nafkah,
bekerja
memperbaiki
stastus
pada pretest pernyataan untuk anak-anak
keluarga dan mampu berprestasi dalam
dapat bersekolah pada usia sekolah dan
score diatas 8 dari 10, sedangkan untuk rasa
dapat berobat bila sakit scorenya tinggi
aman dari PHK juga setuju dengan score
namun pernyataan ini harus didrop karena
65
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
tidak valid. Sedangkan jawaban untuk
Dukungan pemerintah juga relatif tinggi
menabung relatif rendah pada score 4,9
kecuali untuk aturan transport pulang
namun untuk lingkungan dan kesehatan
malam dan fasilitas pemberian asi berada
mental baik di score di atas 7. Secara
pada score rendah di bawah 5, Sementara
keseluruhan kualitas hidup berada pada
itu dukungan serikat pekerja Indonesia
score 6,7. Praktek dukungan organisasi
(DSPI) juga relatif tinggi semua indikator
(PDO) relatif tinggi dimana kondisi kerja
berada pada score di atas 7. Dari hasil
yang aman dan sehat serta dukungan untuk
deskripsi ini didapat gambaran bahwa score
pelatihan dan pembekalan berada di score
terendah dipersepsikan untuk kualitas hidup
diatas 9, dan dukungan hak sesuai peraturan
tetapi sangat di luar dugaan score untuk
mendapat
dukungan organisasi ternyata menjadi score
score
8,6.
Commitment
continuance (CC) juga relatif tinggi berada
tertinggi.
pada score di atas 6 kecuali keinginan bekerja untuk jangka waktu yang lama berada
di
score
relatif
rendah
4,7.
Model Summary R R-sq
MSE
F
df1
df2
p
,6722
3,0147
19,7832
5,0000
120,0000
,0000
,4518
Tabel 4.1: Hasil analisis jalur Model Summary Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian
4.2.
Analisis jalur model 1 Hasil analisis jalur untuk Model 1
dengan menggunakan software macros dari Hayes, 2013 adalah sebagai berikut: Model (Template) = 10; Y= QoL; X= MOT; M=CC; W= PDO; Z = DSPI; Sample size = 126.
66
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
Outcome: CC Interactions: int 1 MOT int 2 MOT
X X
PDO DSPI
Tabel 4. 2: Hasil analisis Jalur Struktur 1 Model
coeff
se
t
p
LLCI
ULCI
constant MOT PDO int_1 DSPI int_2
2,6242 ,3209 ,7788 -,0878 -1,0603 ,1438
1,7730 ,2888 ,2347 ,0351 ,2749 ,0324
1,4801 1,1111 3,3189 -2,5043 -3,8570 4,4370
,1415 ,2687 ,0012 ,0136 ,0002 ,0000
-,8861 -,2509 ,3142 -,1572 -1,6045 ,0796
6,1345 ,8927 1,2434 -,0184 -,5160 ,2079
Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian
Dari hasil uji diketahui bahwa
organisasi seperti pemenuhan hak-hak
secara total seluruh variabel (MOT,PDO
karyawan sesuai peraturan pemerintah,
dan DSPI) dapat berpengaruh signifikan
kondisi kerja yang aman dan sehat juga
terhadap
pemberian
namun
komitmen bila
kontinuans
dilihat
motivasi(MOT)
secara
tidak
(CC) parsial
berpengaruh
pembekalan
dan
signifikan
meningkatkan
berpengaruh
komitmen
signifikan baik terhadap QoLmaupun CC
dukungan
sehingga hipotesis 1 dan hipotesis 2 dalam
menurunkan komitmen buruh perempuan,
model 1 tidak dapat diterima. Di sisi lain
hasil ini tidak relevan dengan temuan
praktek
organisasi(PDO)
Pencavel, 2009 dimana serikat pekerja
signifikan berpengaruh terhadap CC hasil
dinyatakan dapat mendukung peningkatan
mendukung temuan Eisenberger, et al.,
kesejahteraan karyawan yang tentunya
1986
2011.
dapat meningkatkan komitmen (Bishop and
Sementara,dukungan serikat pekerja (DSPI)
Scott, 2000; Liden, et al., 2003). Hal ini
signifikan dalam arah terbalik. Dari hasil ini
mungkin
diketahui
mempersepsikan dukungan serikat pekerja
dukungan
dalam
Taing,
bahwa
et.,
praktek
al,
dukungan
buruh
training
serikat
saja
perempuan.
Namun
pekerja
justru
karena
responden
67
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
justru memberi kesadaran bagi buruh
dukungan organisasi menjadi faktor yang
perempuan akan peluang-peluang yang
meningkatkan komitmen.
lebih baik yang mungkin diperoleh bila
Dari hasil ini dapat digambarkan
meninggalkan organisasi, sehingga dari
bahwa secara parsial dukungan serikat
hasil ditunjukkan pengaruh dalam arah
pekerja dapat menjadi pertimbangan dalam
terbalik.
motivasi buruh perempuan dalam bekerja
Dari hasil ditemukan pula bahwa
untuk meningkatkan komitmen kontinuans
variabel moderasi PDO dan DSPI ketika
dimana kehadiran serikat pekerja bagi
dimasukkan dalam model sebagai moderasi
mereka
secara parsial signifikan, namun hasil ini
pertimbangan untuk tetap bertahan atau
memiliki arah koefisien yang tidak sama
tidak di organisasi dengan informasi yang
dimana koefisien moderasi MOTxPDO
diberikansebagai pihak yang membela
adalah
koefisien
kepentingan mereka.Hasil berbeda ketika
MOTxDSPI positif. Tetapi bila dilihat
dilakukan interaksi MOTxPDO sebaliknya
secara simultan moderasi tersebut tidak
secara parsial hasil moderasi praktek
signifikan dalam setiap kondisi sesuai
dukungan organisasi justru memperlemah
kriteria yang dinyatakan Hayes, 2013 (lihat
pengaruh motivasi perempuan terhadap
tabel 1 dan 2 dalam lampiran). Hal ini
komitmen kontinuan yang dipersepsikan.
berarti bahwa moderasi MOTxPDO pada
Justifikasi dari hal ini dapat dikaitkan
pengaruh MOT terhadap CC dan moderasi
dengan hasil deskripsi jawaban partisipan,
MOTxDSPI pada pengaruh MOT terhadap
diperkirakan
CC secara simultan tidak signifikan, dengan
dipersepsikan sudah baik namun hal
demikian hipotesis 4 dan hipotesis 5 dalam
tersebut mempunyai arah yang berbeda bila
model 1 juga tidak dapat diterima. Hasil ini
diintegrasikan
berbeda dengan temuan Bishop and Scott,
perempuan, dimana motivasi dan dukungan
2000; Liden, et al., 2003 yang menyatakan
yang relatif tinggi dipersepsikan justru tidak
negatif
sedangkan
menjadi
penting
meskipun
dengan
PDO
motivasi
dalam
yang
buruh
searah dengan komitmen, hal ini relevan
68
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
dengan
temuan
Purba,
yang
sehingga kehadiran serikat pekerja tidak
menyatakan dukungan organisasi tidak
mendorong partisipan untuk berkomitmen
signifikan
dalam hal ini komitmen kontinuans.
pada
2013
level
5%
dalam
meningkatkan keinginan untuk bertahan pada karyawan wanita yang bekerja di Bank-bank di Jakarta, namun berbeda dengan temuan Trevino, et., al (1998) dalam Erben
dan
Guneser
menyatakan
(2008)
dukungan
yang
organisasi
berpengaruh terhadap komitmen untuk tinggal. Persepsi buruh atas motivasi yang tinggi tidak diikuti persepsi yang sama terhadap
dukungan
organisasi
atau
sebaliknya. Hasil ini juga menunjukkan tiap buruh merasakan dampak dukungan yang berbeda meskipun motivasi mereka relatif tinggi.Dengan demikian meskipun buruh perempuan menyatakan bahwa mereka mempersepsikan
dukungan
organisasi
relatif baik namun ada faktor lain yang membuat mereka berkomitmen dimana hal itu bukan dari dukungan organisasi.Hasil ini juga menunjukkan bahwa persepsi buruh perempuan terhadap motivasi yang tinggi tidak diikuti arah yang sama dengan persepsi terhadap dukungan serikat pekerja,
69
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
Outcome: QoL Interactions: int_3 MOT int_4 MOT
X X
PDO DSPI
Tabel 4.3: Hasil analisis Jalur Struktur 2 Model Summary R R-sq
MSE
F
df1
df2
p
,1823
2,1925
,6817
6,0000
119,0000
,6647
p
LLCI
ULCI
,0087 ,9263 ,0646 ,3603 ,1900 ,7532 ,8244
1,0486 -,1469 -,0285 -,2220 -,1011 -,4138 -,0657
7,0907 ,1614 ,9519 ,6061 ,0203 ,5705 ,0524
,0332
Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian
Tabel 4.4: Hasil analisis Jalur Struktur 2 Model
coeff
se
t
constant 4,0696 1,5257 2,6674 CC ,0072 ,0778 ,0927 MOT ,4617 ,2476 1,8650 PDO ,1920 ,2091 ,9184 int_3 -,0404 ,0307 -1,3181 DSPI ,0783 ,2485 ,3152 int_4 -,0066 ,0298 -,2224 Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian Hasil analisis secara parsial ternyata
variabel moderasi baik PDO maupun DSPI
berbeda dengan hasil uji secara simultan
tidak
memiliki
efek
dengan memasukkan variabel QOL sebagai
signifikan
dalam
variabel outcome, dimana PDO dan DSPI
terhadap
komitmen
menjadi moderasi pada pengaruh motivasi
terhadap kualitas hidup.
moderasi
yang
pengaruh
motivasi
maupun
motivasi
terhadap kualitas hidup yang dimediasi
Dari hasil penelitian ini diketahui
komitmen kontinuans.Hasil yang didapat
bahwa bila dukungan organisasi dan
secara total baik MOT,PDO,DSPI dan CC
dukungan
tidak signifikan berpengaruh terhadap
sebagai variabel yang dapat berpengaruh
QOL.Dari hasil uji juga ditemukan sebagai
sebagai pihak internal dimana serikat
70
serikat
pekerja
dimasukkan
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
pekerja
adalah
wakil
buruh
didalam
organisasi, ternyata motivasi tidak dapat meningkatkan komitmen maupun kualitas hidup buruh perempuan di Jabodetabek., hasil ini berbeda dengan pendapat Clarke and Islam, 2004 dalam Lazim & Osman 2009; Zeytinoglu et al., 2007; Taing et al., 2011
yang
menyatakan
dukungan
organisasi berhubungan dengan tingkat kesejahteraan karyawan.Dari hasil tersebut dalam kasus penelitian ini bila dilihat dalam model 1 dimana persepsi buruh atas kualitas hidupnya secara simultan tidak dipengaruhi motivasi, praktek dukungan organisasi, dukungan
serikat
pekerja
maupun
komitmen kontinuans. Hal ini juga terlihat untuk hasil uji pada moderasi DP maupun DSPI
dalam
berbagai
kondisi
hasil
pengolahan data dengan menggunakan macros Hayes 2013 (lihat lampiran tabel1).
71
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
4.3. Analisis jalur model 2 Hasil analisis jalur untuk Model 2 dapat dilihat sebagai berikut. Model (Template) = 17; Y = QoL; X = MOT; M = CC; V = DP; Q = DSPI Outcome : CC Tabel 4.5: Hasil analisis Jalur Model Sumary Model Summary R R-sq
MSE
,5705 ,3255 3,5901 Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian
F
df1
df2
p
59,8301
1,0000
124,0000
,0000
Tabel 4.6: Hasil analisis Jalur Struktur 1 Model
coeff
se
t
p
LLCI
ULCI
constant MOT
1,8011 ,6214
,6910 ,0803
2,6065 7,7350
,0103 ,0000
,4334 ,4624
3,1688 ,7804
df1
df2
p
8,0000
117,0000
,0331
Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian
Outcome: QoL Interactions: int_1 CC X DP int_2 CC X DSPI int_3 MOT X DP int_4 MOT X DSPI Tabel 4.7: Hasil Analisis Jalur Model Sumary Model Summary R R-sq
MSE
F
,3607 ,1301 2,0064 2,1880 Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian
72
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
Tabel 4.8: Hasil Analisis Jalur Struktur 2 Model
coeff
se
t
p
LLCI
ULCI
constant CC MOT DP DSPI int_1 int_2 int_3 int_4
-2,3190 ,8046 ,4366 1,7791 -,4965 -,1532 ,0432 -,0896 ,0306
2,4384 ,3387 ,3256 ,5274 ,2848 ,0612 ,0323 ,0649 ,0352
-,9510 2,3757 1,3410 3,3735 -1,7431 -2,5025 1,3362 -1,3812 ,8681
,3435 ,0191 ,1825 ,0010 ,0839 ,0137 ,1841 ,1699 ,3871
-7,1481 ,1339 -,2082 ,7346 -1,0605 -,2744 -,0208 -,2181 -,0392
2,5101 1,4753 1,0814 2,8235 ,0676 -,0320 ,1072 ,0389 ,1003
Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian
Model 2 ini menguji bagaimana Motivasi
perempuan. Namun lebih jauh pada struktur
berpengaruh terhadap kualitas hidup yang
jalur dimana QOL menjadi outcome maka
dimediasi komitmen dimana dukungan
MOT tidak memiliki pengaruh signifikan
serikat pekerja dan dukungan pemerintah
terhadap QOL atau motivasi tidak dapat
sebagai pihak eksternal dapat memperkuat
meningkatkan kualitas hidup para buruh
baik pengaruh motivasi maupun komitmen
perempuan.
terhadap kualitas hidup. Dari hasil uji
kontinuans (CC) berpengaruh positif dalam
parsial pada model 2 diketahui MOT
meningkatkan
berpengaruh positif signifikan terhadap CC
namun dari hasil uji model ini ditemukan
bila CC sebagai outcome.
bahwa
Pengaruh
Sebaliknya
kualitas
komitmen
komitmen
hidup
(QOL),
kontinuans
tidak
tersebut cukup kuat bila dilihat dari besar
signifikan memediasi pengaruh motivasi
koefisien
terhadap kualitas hidup. Dengan kata lain,
0,6214
dengan
tingkat
signifikansi 0,000. Hasil ini menunjukkan
motivasi
bila
dengan
terhadap kualitas hidup dan tidak dapat
memasukkan unsur dukungan pemerintah
berpengaruh melalui komitmen kontinuans
dan serikat pekerja maka motivasi dapat
yang dimiliki buruh perempuan tersebut.
dilihat
meningkatkan
dalam
hasil
komitmen
uji
pada
tidak
berpengaruh
langsung
buruh
73
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
Hasil lain yang ditemukan adalah
Pemerintah tidak selalu dalam arah yang
dukungan Pemerintah memiliki pengaruh
sama bisa saja mempersepsikan dukungan
yang signifikan terhadap kualitas hidup
Pemerintah lebih rendah. Sementara untuk
dengan koefisien yang tinggi yaitu 1,7791
variabel interaksi lain yaitu CCxDSPI,
dengan tingkat signifikansi 0,0010. Hasil
MOTxDP dan MOTxDSPI ditemukan tidak
yang tidak lazim tampak pada dukungan
signifikan memoderasi pengaruh komitmen
Pemerintah yang memoderasi komitmen
dan motivasi terhadap kualitas hidup. Hasil
kontinuan terhadap kualitas hidup justru
ini berbeda dengan hasil riset yang diacu
memberi
arah
oleh Milkovich 2014 sepertiriset Jarrel &
terbalik.Hasil ini agak membingungkan
Stanley 1990 yang menyatakan perbedaan
karena
kehadiran
serikat
kehidupan
karyawan
moderasi
semestinya
kontinuan
yang
dalam
dengan
komitmen
dipersepsikan
buruh
terhadap
dalam
ekonomi
terhadap peningkatan kualitas hidup mereka
pengangguran tinggi signifikan, namun
bila ada dukungan Pemerintah. Temuan ini
akan kurang bermakna ketika kondisi
juga tidak mendukung pendapat Kaufman,
ekonomi
2000 dan Adler 2006 yang menyatakan
menggambarkan bahwa baik dukungan
dukungan Pemerintah sangat berarti dalam
Pemerintah, dukungan serikat pekerja bila
memberi
maupun
diuji secara simultan dalam model moderasi
meningkatkan kesejahteraan para pekerja.
pada pengaruh motivasi terhadap kualitas
Penjelasan yang dapat diduga dari hasil ini
hidup tidak mempunyai efek moderasi, dan
adalah
yang
komitmen tidak dapat memediasi dalam
searah
berbagai kondisi pengujian (seperti yang
dukungan
terlihat pada tabel conditional di lampiran).
komitmen
dipersepsikan dengan
partisipan
persepsi
Pemerintah.
kontinuan tidak
terhadap
partisipan
kuat.Jadi
baik
model
atau
ini
yang
Model 3 disajikan untuk menguji
mempersepsikan tinggi untuk komitmen
komitmen kontinuans buruh perempuan
ternyata
dalam model terpisah dapat mempengaruhi
74
Artinya
kurang
kondisi
perempuan akan semakin berpengaruh
perlindungan
yang
pekerja
mempersepsikan
dukungan
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
kualitas hidup yang dimoderasi dukungan
meningkatkan
Pemerintah
Pemerintah
maupun
dukungan
serikat
kualitas
dan
Serikat
hidup
dimana
Pekerja
ikut
Pekerja. Model ini juga dibangun untuk
memberi dukungan. Berikut hasil uji
melihat
terhadap model tersebut.
bagaimana
bertahan
4.4.
dalam
buruh
perempuan
pekerjaannya
dalam
Analisis jalur model 3 Hasil analisis jalur untuk Model 3 dapat dilihat sebagai berikut.
Model (Template) = 2; Y = QoL; X = CC; M = DP; W = DSP; Sample size 126 Outcome: QoL Interactions: int_1 CC int_2 CC
X X
DP DSPI
Tabel 4.9: Hasil Analisis Jalur Model Sumary Model Summary R R-sq
MSE
F
,3277 ,1074 2,0074 2,8872 Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian
df1
df2
p
5,0000
120,0000
,0169
Tabel 4.10: Hasil Analisis Jalur Struktur 2 Model
coeff
se
t
p
LLCI
ULCI
constant DP CC int_1 DSPI int_2
,1339 1,2065 1,0043 -,1848 -,2646 ,0488
1,7991 ,3539 ,2796 ,0535 ,1952 ,0298
,0744 3,4090 3,5923 -3,4552 -1,3556 1,6398
,9408 ,0009 ,0005 ,0008 ,1778 ,1037
-3,4281 ,5058 ,4508 -,2907 -,6510 -,0101
3,6960 1,9072 1,5579 -,0789 ,1219 ,1078
Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian
75
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
Tabel 4.11: R-square increase due to interaction(s)
Model Summary R-chng int_1 int_2 Both
F
df1
,0888 11,9384 1,0000 ,0200 2,6890 1,0000 ,1023 6,8764 2,0000 Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian
df2
p
120,0000 120,0000 120,0000
,0008 ,1037 ,0015
Tabel 4.12: Conditional effect of X on Y at values of the moderator(s) DSPI 4,0000 4,0000 4,0000 4,0000 4,0000 5,0000 5,0000 5,0000 5,0000 5,0000 8,0000 8,0000 8,0000 8,0000 8,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000
DP 5,0000 6,0000 8,0000 9,0000 10,0000 5,0000 6,0000 8,0000 9,0000 10,0000 5,0000 6,0000 8,0000 9,0000 10,0000 5,0000 6,0000 8,0000 9,0000 10,0000 5,0000 6,0000 8,0000 9,0000 10,0000
Effect ,2755 ,0906 -,2790 -,4639 -,6487 ,3243 ,1395 -,2302 -,4150 -,5999 ,4708 ,2859 -,0837 -,2686 -,4534 ,5684 ,3836 ,0139 -,1709 -,3557 ,5684 ,3836 ,0139 -,1709 -,3557
se ,1058 ,0928 ,1435 ,1876 ,2356 ,1088 ,0830 ,1191 ,1625 ,2107 ,1561 ,1113 ,0747 ,1037 ,1472 ,2040 ,1578 ,0933 ,0959 ,1241 ,2040 ,1578 ,0933 ,0959 ,1241
Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian
76
t 2,6037 ,9770 -1,9440 -2,4729 -2,7538 2,9817 1,6799 -1,9327 -2,5534 -2,8476 3,0155 2,5694 -1,1209 -2,5889 -3,0802 2,7869 2,4303 ,1493 -1,7830 -2,8673 2,7869 2,4303 ,1493 -1,7830 -2,8673
p ,0104 ,3306 ,0542 ,0148 ,0068 ,0035 ,0956 ,0556 ,0119 ,0052 ,0031 ,0114 ,2646 ,0108 ,0026 ,0062 ,0166 ,8816 ,0771 ,0049 ,0062 ,0166 ,8816 ,0771 ,0049
LLCI ,0660 -,0930 -,5632 -,8353 -1,1151 ,1090 -,0249 -,4660 -,7369 -1,0170 ,1617 ,0656 -,2316 -,4739 -,7448 ,1646 ,0711 -,1708 -,3607 -,6014 ,1646 ,0711 -,1708 -,3607 -,6014
ULCI ,4849 ,2743 ,0052 -,0925 -,1823 ,5396 ,3038 ,0056 -,0932 -,1828 ,7799 ,5063 ,0642 -,0632 -,1620 ,9723 ,6961 ,1987 ,0189 -,1101 ,9723 ,6961 ,1987 ,0189 -,1101
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
Dalam model 3 pengujian dilakukan
serikat pekerja ternyata tidak berpengaruh
terlepas dari efek motivasi dalam faktor
dan tidak dapat memoderasi pengaruh
yang
hidup
komitmen terhadap kualitas hidup. Namun
buruh.Dari model 3, diketahui bahwa
dalam interaksi dukungan pemerintah dan
komitmen
berpengaruh
serikat pekerja secara bersama-sama dapat
signifikan terhadap kualitas hidup buruh
memperkuat pengaruh komitmen terhadap
perempuan dengan koefisien kuat 1,0043
kualitas hidup Hal ini menunjukkan bahwa
dalam arah positif. Demikian pula pengaruh
menurut
dukungan Pemerintah terhadap kualitas
dukungan serikat pekerja harus bersama
hidup
berpengaruh
dengan dukungan pemerintah agar dapat
signifikan dengan koefisien kuat 1,2065
memberi kontribusi terhadap kualitas hidup
sedangkan
yang dirasakan saat ini.
mempengaruhi
kualitas
kontinuans
buruh
perempuan
dukungan
serikat
pekerja
ternyata tidak berpengaruh signifikan dalam
persepsi
Dari
buruh
temuan
dalam
perempuan
model
3
model 3 ini. Lebih lanjut diketahui
diketahui bahwa ketika motivasi buruh
dukungan pemerintah dapat memoderasi
dimasukkan dalam model 1 dan 2 maka
pengaruh
motivasi sebagai variabel independen tidak
komitmen
terhadap
kualitas
hidup. Hasil ini menunjukkan bahwa para
mempengaruhi
buruh
Persepsi
perempuan
mempersepsikan
buruh
kualitas
hidup
atas
motivasi
buruh. tidak
komitmen mereka dapat meningkatkan
berasosiasi dengan kualitas hidup, dan
kualitas hidup. Sementara itu persepsi
dukungan serikat pekerja.Namun, dalam
mereka terhadap komitmen juga searah
model 3 komitmen kontinuans berpengaruh
dengan persepsi mereka terhadap dukungan
signifikan terhadap motivasi dan secara
pemerintah. Pemerintah turut memberi
bersama-sama dukungan Pemerintah dan
dukungan dalam upaya tersebut melalui
serikat pekerja juga signifikan memoderasi
peraturan yang disusun dalam perundang-
komitmen terhadap kualitas hidup. Hasil
undangan
dengan
dalam model 3 ini menjadi relevan dengan
dukungan
riset Jarrel & Stanley, 1990; Kaufman 2000
ketenagakerjaan.
berkaitan Sementara
77
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
dalam Milkovich, 2014 dan Adler 2006
ini berbeda dengan temuan yang terjadi di
dalam Lim 2010.
negara majuseperti dalam riset Trevino, et., al (1998) dalam Erben dan Guneser (2008);
4.5
Diskusi
Bishop and Scott, 2000; Liden, et., al. 2003,
Dari hasil penelitian yang diuji dalam 3 model yang telah dipaparkan maka ada beberapa hal yang menjadi temuan penelitian ini. Dari model pertama secara simultandiketahui dukungan organisasi dan dukungan serikat pekerja tidak dapat memoderasi motivasi terhadap komitmen buruh perempuan. Sementara komitmen kontinuans tidak dapat memediasi pengaruh motivasi terhadap kualitas hidup ketika dukungan organisasi dan dukungan serikat pekerja
dimasukkan
sebagai
variabel
moderasinya. Artinya dilihat dari persepsi buruh perempuan dukungan dari dalam organisasi baik dukungan organisasi dan serikat pekerja tidak dapat memoderasi motivasi terhadap komitmen, namun secara parsial
dukungan
meningkatkan
organisasi
komitmen
dapat
sedangkan
dukungan serikat pekerja menurunkan komitmen. Hasil menunjukkan bahwa dukungan organisasi yang dipersepsikan tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengaruhnya terhadap kualitas hidup. Hal
78
namun relevan dengan temuan Purba, 2013 yang dilakukan di Indonesia. Dari hasil ini dapat
dikemukakan
bahwa
dukungan
organisasi pada beberapa kasus di Indonesia belum dipersepsikan sebagai faktor yang dapat meningkatkan komitmen maupun kualitas hidup karyawan. Begitu pula tidak sesuai dengan riset Jarrel & Stanley 1990 dalam Milcovich 2014 yang menyatakan kehadiran
serikat
pekerja
signifikan
bermakna dalam kondisi ketika tingkat pengangguran
tinggi.
Temuan
ini
menunjukkan bahwa motivasi buruh untuk bekerja tidak dapat meningkatkan kualitas hidup buruh meskipun dukungan organisasi dan serikat pekerja dipersepsikan relatif baik.Dari hasil ini, gambaran kualitas hidup buruh perempuan di Jabotabek tampaknya perlu
ditingkatkan,
kebutuhan
rekreasi
terutama dan
pada
kemampuan
menabung yang masih rendah. Meski dukungan organisasi dipersepsikan tinggi namun hasil ini tidak dapat mendorong
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
motivasi buruh untuk bertahan dalam upaya
dengan kualitas hidup yang dipersepsikan
meningkatkan kualitas hidup.
bersama dukungan Pemerintah maupun
Hasil lain ditemukan dalam model
serikat pekerja. Tampaknya motivasi tidak
kedua, secara parsial motivasi berpengaruh
mampu
terhadap
dukungan
maupun kualitas hidup buruh, meskipun
eksternal yakni dukungan Pemerintah dan
dukungan serikat pekerja dan Pemerintah
serikat
sebagai
dianggap relatif baik. Hail ini tidak sesuai
moderasi pada pengaruh motivasi dan
dengan riset-riset Bishop and Scott, 2000;
komitmen terhadap kualitas hidup. Dari
Liden, et., al. 2003; Pencavel, 2009.
komitmen
pekerja
ketika
dimasukkan
menjelaskan
baik
komitmen
hasil ini juga ditemukan bahwa komitmen,
Akhirnya model 3 menggambarkan
dukungan organisasi dan dukungan serikat
bila dilihat secara terpisah komitmen
pekerja berpengaruh signifikan terhadap
kontinuans para buruh perempuan untuk
kualitas hidup namun motivasi tidak
tetap
signifikan berpengaruh terhadap kualitas
berpengaruh signifikan terhadap kualitas
hidup. Namun bila dilihat secara simultan
hidup yang dirasakan. Hasil ini juga
dukungan Pemerintah dan serikat pekerja
menunjukkan bahwa dukungan Pemerintah
tidak dapat memoderasi pengaruh motivasi
melalui
terhadap komitmen maupun pengaruh
dipersepsikan
motivasi terhadap kualitas hidup dan begitu
pengaruh komitmen terhadap kualitas hidup
pula komitmen tidak dapat memediasi
tersebut. Namun tidak demikian dengan
pengaruh motivasi terhadap kualitas hidup.
dukungan serikat pekerja yang dianggap
Temuan ini juga tidak sesuai dengan
bukan variabel yang memperkuat komitmen
beberapa temuan riset yang menyatakan
dalam
bahwa baik Pemerintah maupun serikat
mereka. Dengan demikian kualitas hidup
pekerja berperan dalam meningkatkan
lebih dapat dijelaskan oleh komitmen buruh
kualitas hidup pekerja. Motivasi buruh
yang dimoderasi secara bersama-sama oleh
dalam bekerja ternyata tidak berasosiasi
dukungan Pemerintah dan serikat pekerja.
bertahan
di
peraturan turut
meningkatkan
pabrik
ternyata
ketenagakerjaan beperan
kualitas
dalam
hidup
79
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
Temuan ini menunjukkan bahwa
-
Sulitnya untuk menghitung populasi
buruh mempersepsikan bahwa dengan
buruh perempuan yang menikah dan
berkomitmen maka kualitas hidup mereka
memiliki
dapat
sehingga sampel dilakukan hanya
ditingkatkan
dimana
dukungan
serikat pekerja serta Pemerintah bermakna dalam
meningkatkan
kualitas
anak
di
Jabodetabek
bersifat convinience sampling.
hidup
-
Sulitnya
mendapat
data
yang
tersebut. Artinya, motivasi justru tidak
lengkap dan terpercaya sehingga
bermakna meningkatkan kualitas hidup
sampel penelitian yang digunakan
baik langsung maupun melalui komitmen
terbatas.
kontinuans
sedangkan
dengan
-
Karakteritik
responden
dengan
berkomitmen, buruh menganggap kualitas
tingkat pendidikan rendah menjadi
hidupnya dapat ditingkatkan. Hasil ini
salah
menunjukkan bahwa buruh perempuan
mendisain indikator yang lebih
membutuhkan
pekerja
lengkap karena kesulitan untuk
bersama Pemerintah untuk terus memberi
mengisi dan memahami kuesioner
dukungan dalam komitmen kontinuans
dengan indikator yang lebih detil.
peran
serikat
satu
konstrain
dalam
yang telah diupayakan untuk peningkatan kualitas hidup mereka.
5.
KESIMPULAN Buruh perempuan yang menjadi
4.6
responden
Keterbatasan Penelitian Dalam
penelitian
penelitian
ini
disadari
mempersepsikan bahwa mereka memiliki
beberapa keterbatasan yang membuat riset
motivasi, komitmen kontinuans yang relatif
ini tidak dapat digeneralisir untuk semua
tinggi dan kualitas hidup juga relatif baik.
buruh
di
Di sisi lain partisipan juga mempersepsikan
Jabodetabek. Beberapa keterbatasan antara
dukungan organisasi, dukungan serikat
lain yakni:
pekerja dan dukungan pemerintah juga
perempuan
yang
ini
dalam
berada
relatif baik. Namun demikian, secara
80
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
simultan dukungan organisasi maupun serikat pekerja tidak dapat memoderasi pengaruh motivasi terhadap kualitas hidup dalam model pengaruh motivasi terhadap kualitas hidup yang dimediasi komitmen. Hasil lain juga menunjukkan bahwa secara parsial komitmen dan dukungan pemerintah berpengaruh
terhadap
kualitas
hidup.
Namun demikian dukungan pemerintah dan serikat pekerja tidak signifikan memoderasi pengaruh motivasi dan komitmen terhadap kualitas hidup. Dalam model terpisah ditemukan bahwa komitmen berpengaruh signifikan terhadap kualitas hidup dan dimoderasi oleh dukungan
pemerintah.
Secara
parsial
dukungan serikat pekerja tidak memoderasi komitmen terhadap kualitas hidup, tetapi secara bersama-sama dukungan pemerintah dan
dukungan
organisasi
signifikan
memoderasi pengaruh komitmen terhadap kualitas
hidup
buruh
perempuan
di
Jabodetabek. Dengan demikian peranan serikat pekerja dan Pemerintah menjadi penting dalam meningkatkan kualitas hidup buruh perempuan yang memiliki komitmen kontinuans yang tinggi.
81
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
Lampiran Tabel 1 : Conditional direct effect(s) of X on Y at values of the moderator(s) PDO
DSPI
Effect
SE
t
p
LLCI
ULCI
7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 8,0000 8,0000 8,0000 8,0000 8,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000
4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000
,1522 ,1456 ,1257 ,1125 ,1125 ,1118 ,1052 ,0853 ,0720 ,0720 ,0310 ,0243 ,0045 -,0088 -,0088 ,0310 ,0243 ,0045 -,0088 -,0088 ,0310 ,0243 ,0045 -,0088 -,0088
,1039 ,1011 ,1384 ,1844 ,1844 ,1000 ,0919 ,1200 ,1652 ,1652 ,1187 ,1026 ,1028 ,1396 ,1396 ,1187 ,1026 ,1028 ,1396 ,1396 ,1187 ,1026 ,1028 ,1396 ,1396
1,4659 1,4410 ,9084 ,6099 ,6099 1,1180 1,1451 ,7106 ,4362 ,4362 ,2611 ,2372 ,0434 -,0631 -,0631 ,2611 ,2372 ,0434 -,0631 -,0631 ,2611 ,2372 ,0434 -,0631 -,0631
,1453 ,1522 ,3655 ,5431 ,5431 ,2658 ,2544 ,4787 ,6635 ,6635 ,7945 ,8129 ,9655 ,9498 ,9498 ,7945 ,8129 ,9655 ,9498 ,9498 ,7945 ,8129 ,9655 ,9498 ,9498
-,0534 -,0545 -,1483 -,2527 -,2527 -,0862 -,0767 -,1524 -,2550 -,2550 -,2040 -,1789 -,1991 -,2851 -,2851 -,2040 -,1789 -,1991 -,2851 -,2851 -,2040 -,1789 -,1991 -,2851 -,2851
,3579 ,3457 ,3998 ,4776 ,4776 ,3099 ,2871 ,3230 ,3991 ,3991 ,2659 ,2276 ,2080 ,2675 ,2675 ,2659 ,2276 ,2080 ,2675 ,2675 ,2659 ,2276 ,2080 ,2675 ,2675
Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian
82
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
Tabel 2: Conditional indirect effect(s) of X on Y at values of the moderator(s) Mediator CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC
PDO 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 7,0000 8,0000 8,0000 8,0000 8,0000 8,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000
DSPI 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000
Effect ,0020 ,0031 ,0062 ,0083 ,0083 ,0014 ,0024 ,0055 ,0076 ,0076 ,0001 ,0012 ,0043 ,0064 ,0064 ,0001 ,0012 ,0043 ,0064 ,0064 ,0001 ,0012 ,0043 ,0064 ,0064
Boot SE ,0246 ,0347 ,0705 ,0954 ,0954 ,0193 ,0283 ,0636 ,0885 ,0885 ,0170 ,0193 ,0508 ,0754 ,0754 ,0170 ,0193 ,0508 ,0754 ,0754 ,0170 ,0193 ,0508 ,0754 ,0754
BootLLCI -,0416 -,0679 -,1470 -,2017 -,2017 -,0367 -,0561 -,1322 -,1829 -,1829 -,0316 -,0364 -,0957 -,1483 -,1483 -,0316 -,0364 -,0957 -,1483 -,1483 -,0316 -,0364 -,0957 -,1483 -,1483
BootULCI ,0560 ,0735 ,1460 ,1960 ,1960 ,0462 ,0614 ,1321 ,1881 ,1881 ,0358 ,0461 ,1115 ,1663 ,1663 ,0358 ,0461 ,1115 ,1663 ,1663 ,0358 ,0461 ,1115 ,1663 ,1663
Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian
83
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
Tabel 3:Conditional direct effect(s) of X on Y at values of the moderator(s) DP 5,0000 5,0000 5,0000 5,0000 5,0000 6,0000 6,0000 6,0000 6,0000 6,0000 8,0000 8,0000 8,0000 8,0000 8,0000 9,0000 9,0000 9,0000 9,0000 9,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000
DSPI 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000
Effect ,1108 ,1414 ,2332 ,2943 ,2943 ,0212 ,0518 ,1435 ,2047 ,2047 -,1580 -,1274 -,0357 ,0255 ,0255 -,2476 -,2171 -,1253 -,0642 -,0642 -,3373 -,3067 -,2149 -,1538 -,1538
SE ,0940 ,0913 ,1472 ,2073 ,2073 ,0999 ,0834 ,1130 ,1704 ,1704 ,1937 ,1717 ,1421 ,1626 ,1626 ,2529 ,2310 ,1912 ,1943 ,1943 ,3143 ,2927 ,2476 ,2398 ,2398
t 1,1788 1,5496 1,5835 1,4195 1,4195 ,2123 ,6209 1,2703 1,2010 1,2010 -,8156 -,7422 -,2512 ,1566 ,1566 -,9793 -,9396 -,6555 -,3302 -,3302 -1,0731 -1,0477 -,8680 -,6414 -,6414
p ,2409 ,1239 ,1160 ,1584 ,1584 ,8322 ,5359 ,2065 ,2322 ,2322 ,4164 ,4594 ,8021 ,8758 ,8758 ,3294 ,3494 ,5134 ,7418 ,7418 ,2854 ,2969 ,3872 ,5225 ,5225
LLCI -,0754 -,0393 -,0585 -,1163 -,1163 -,1767 -,1134 -,0802 -,1328 -,1328 -,5417 -,4675 -,3172 -,2965 -,2965 -,7485 -,6746 -,5040 -,4490 -,4490 -,9597 -,8864 -,7054 -,6286 -,6286
Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian
Tabel 4: Conditional indirect effect(s) of X on Y at values of the moderator(s) Mediator CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC CC
DP 5,0000 5,0000 5,0000 5,0000 5,0000 6,0000 6,0000 6,0000 6,0000 6,0000 8,0000 8,0000 8,0000 8,0000 8,0000 9,0000 9,0000 9,0000 9,0000 9,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000 10,0000
DSPI 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000 4,0000 5,0000 8,0000 10,0000 10,0000
Effect ,1314 ,1583 ,2388 ,2924 ,2924 ,0363 ,0631 ,1436 ,1973 ,1973 -,1541 -,1272 -,0467 ,0070 ,0070 -,2492 -,2224 -,1419 -,0882 -,0882 -,3444 -,3176 -,2370 -,1834 -,1834
Sumber: Hasil Olahan untuk Penelitian
84
Boot SE ,0800 ,0829 ,1223 ,1609 ,1609 ,0700 ,0607 ,0820 ,1195 ,1195 ,1230 ,1027 ,0591 ,0658 ,0658 ,1639 ,1436 ,0922 ,0773 ,0773 ,2074 ,1873 ,1339 ,1097 ,1097
BootLLCI -,0163 -,0044 -,0100 -,0272 -,0272 -,0972 -,0463 -,0262 -,0486 -,0486 -,4151 -,3365 -,1697 -,1410 -,1410 -,5917 -,5156 -,3248 -,2474 -,2474 -,7614 -,6994 -,5124 -,4095 -,4095
BootULCI ,2994 ,3303 ,4887 ,6203 ,6203 ,1760 ,1904 ,3133 ,4415 ,4415 ,0518 ,0571 ,0699 ,1272 ,1272 ,0289 ,0224 ,0274 ,0574 ,0574 ,0193 ,0140 ,0181 ,0217 ,0217
ULCI5 ,2971 ,3222 ,5248 ,7050 ,7050 ,2191 ,2170 ,3673 ,5422 ,5422 ,2257 ,2126 ,2458 ,3474 ,3474 ,2532 ,2405 ,2533 ,3206 ,3206 ,2852 ,2730 ,2755 ,3211 ,3211
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
DAFTAR PUSTAKA Allen, N. J., & Meyer, J. P. (1990). The measurement and antecedents of affective, continuance, and normative commitment to the organization. Journal of Occupational Psychology, 63, 1–18. Bano, Samina., Chaddha, Upasana., and Hussain, Sharnaz. 2015. Spiritual Intelligence, Quality of Life and Length of Service as Predictors of Organizational Commitment Among Power Sector Employees. Indian Journal of Positive Psychology 6 (1): 2631. Bishop, J. W., & Scott, D. K. (2000). An examination of organizational and team commitment in a self-directed team environment. Journal of Applied Psychology, 85, 439–450. Bohlander, George W., and Snell, Scott A. 2013. Principles of Human Resource Management. 16ed. South-Western Cengage Learning. Campbell, A., Converse, P. E. & Rodgers, W. L. The Quality of American Life, Russell Sage Foundation, New York 1976. Cheung, Chau-Kiu., and Leung, Kwok. 2010. Ways that Social Change Predict Personal Quality of Life. Social Indicators Research. Vol. 96, No. 3. Pp. 459-477. Cohen-Charash, Y., & Spector, P. E. (2001). The role of justice in organizations: A metaanalysis. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 86, 278–321. Eisenberger, R., Huntington, R., Hutchison, S., & Sowa, D. (1986). Perceived organizational support. Journal of Applied Psychology,71, 500–507 Erben, Gul Selin., and Guneser, Ayse Begum. 2008. The Relationship Between Paternalistic Leadership and Organizational Commitment: Investigating The Role of Climat Regarding Ethics. Journal of Business Ethics, Vol. 82, No. 4, pp 955-968. Hayes, A.F. (2013). Introduction To Mediation, Moderation, And Conditional Process Analysis A Regression – Based Approach (Series Editor’s Notes by Little, D.T). The Guilford Press. Inoguchi, Takashi., and Fujii, Seiji. 2009. The Quality of Life in Japan. Social Indicator Research. Vol, 92., No. 2., pp227-262. Kongres Nasional Pembangunan Manusia dan Rapat Koordinasi Nasional Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Tahun 2007. Seputar Indonesia: 17 Desember 2007. Lazim, M. Abdullah & Osman, M. Tap Abu. 2009. A New Malaysian Quality of Life Index Based on Fuzzy Sets and Hirarchical Needs, Social Indicators Research, Vol. 94. No.3. pp499-508. Liden, R. C., Wayne, S., Kraimer, M. L., & Sparrowe, R. T. (2003). The dual commitments of contingent workers: An examination of contingents’ commitment to the agency and the organization. Journal of Organizational Behavior, 24, 609– 625.
85
Analisis Dukungan Organisasi … (Sylvia D., Christine W., dan Benedicta E.)
Lim, Ghee Soon.,Mathis, Robert L., and Jackson, John H. 2010. Human Resource Management: An Asia Edition. Cengage Learning. Meyer, J. P., & Allen, N. J. (1997). Commitment in the workplace: Theory, research, and application. Thousand Oaks: Sage. Milkovich, George., Newman, Jerry., and Gerhart, Barry. 2014. Compensation. 11ed. McGraw-Hill International Edition. Moon, M. Jae. 2000 Organizational Commitment Revisited in New Public Management: Motivation, Organizational Culture, Sector, and Managerial Level. Public Performance & Management Review, Vol. 24, No. 2. pp. 177-194 Pencavel, John. 2009, How Successful Have Trade Unions Been? A Utility-Based Indicator of Union Well-Being, Industrial and Labor Relations Review, Vol.62, No.2 pp.147156 Purba, Sylvia D., 2014.Effect of Work-Life Balance and Antecedent Variable on Intention to Stay (A Study of Female Employees in High Performing Banks in Jakarta, International Journal of Management and Information Technology, Vol.8 No.3. 2014 Rini, Koordinator Hubungan Internasional Aksi Perempuan Indonesia (API) Kartini http://www.berdikarionline.com/opini/20150501/potret-buram-buruh-perempuanindonesia-di-bawah-neoliberalisme.html Skevington, S.M., Lotfy M., O’Connel K.A., (2004). The World Helath Organization’s WHOQOL-BREF. Quality of Life Assessment: Psychometric Properties and Results of the International Field Trial A Report from the WHOQOL Group, Quality uf Life Research. 13: 299-310. Sharma, Madan Pal. 1997. Organisational Commitment and Its Determinants. Indian Journal of Industrial Relations, Vol. 33, No. 2, pp193-210. Taing, Meng U., Granger, Benjamin P., Groff, Kyle W., Jackson, Erin M,m and Johnson, Russel E. (2011). The Multidimensional Nature of Continuance Commitment: Commitment Owing to Economic Exchanges Versus Lack of Employment Alternatives. Journal of Business and Psychology, Vol. 26, No. 3, pp. 269-284. Undang-Undang 13/2003 tentang Ketenagakerjaan Undang-Undang 21/2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh Undang-Undang no. 2/2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Warren, Tracey., Fox, Elizabeth., & Pascall, Gillian. (2009). Innovative social policies: Implications for work-life balance among low waged women in England. Gender, Work and Organization.Vol.16. No.1. Widiyanto, Strategi Peningkatan Kualitas Hidup Manusia di Indonesia Artikel Gagasan. Anggota Peer Group Pusat Penelitian Kependudukan (PPK) LPPM UNS Solo diunduh si.uns.sc.id. 1 Oktober 2015.
86
Vol.13, No.1, January 2016: 41-87
Wittmer D. (1991). Serving the people or serving for pay: Reward preferences among government, hybrid sector, and business managers. Public Productivity & Management Review,1 4, 369-383. Zeytinoglu, I. U., M. Denton, S. Davies, A. Baumann, J. Blythe, and L. Boos. 2007. Associations between work intensification, stress, and job satisfaction, the case of nurses in Ontario. Relations Industrielles 62 (2):201.
87