Vol. III No. 17 - September 2014
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Interaktif untuk Meningkatkan Berpikir Kreatif XII IPA Oleh Rosyadi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengem bangkan perangkat pembelajaran mate matika dengan model PBL berbantuan media interaktif yang valid, praktis, dan efektif. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah Silabus, RPP, Bu ku Peserta Didik, Lembar Kerja Peserta Didik, Media Interaktif, dan Tes Kemam puan Berpikir Kreatif. Jenis penelitian ini adalah pengembangan dengan meng gunakan model Plomp. Data di peroleh melalui lembar validasi, angket, lembar pengamatan, dan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) hasil pengembangan perangkat valid; (2) respon peserta didik positif dan kemampuan guru mengelola
ABSTRACT This research aims to develop mathemat ics learning device with constructivism ap proach PBL model assisted interactive media its valid, practice, and effective. The learning device was developed syllabus, lesson plans, book, worksheet, interactive media and cre ative thinking ability test.The kind of research is the development by using a modified model of Plomp. Data obtained through question naires, observation sheet, and tests. The re sult of the study showed(1) The resultsdevice develop valid; (2) the learner response positif and the teacher ability to manage learning is
Universitas Wiralodra Indramayu
pembelajaran baik sehingga dikategori kan perangkat praktis; dan (3) implemen tasi perangkat efektif dengan melihat (a) nilai rerata kemampuan berpikir kreatif kelas eksperiment 82,28 dari KKM 76; (b) Sikap dan keterampilan proses ber pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif sebesar 83,2%; (3) kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol dengan diperoleh zhitung = 2,74 > ztabel = 1,64. Penelitian ini telah menghasilkan perangkat pembe lajaran yang valid, proses pembelajaran praktis dan efektif. Kata Kunci: Pengembangan Perangkat Pembelajaran, PBL, Media Interaktif, Berpikir kreatif. good so catagorized practical, and (3) Imple mentation of these device effective by see (a) an average value of creative thinking ability experiment class is 82.28 of KKM 76; (2) at titudes and the skill process affect of creative thinking ability 83,2 %; (3) the ability of cre ative thinking experimental classes better than class control gained with zhitung = 2,74 >ztabel = 1,64. This research produced the validity of learning device, practical and effectively learn ing processes. Keywords: Learning Device Development, PBL, Interactive Media, Thinking Creative.
7
Wacana Didaktika Pendahuluan Standar isi satuan pendidikan dasar dan menengah (Peraturan Menteri Pendi dikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006) me nyebutkan bahwa mata pelajaran matema tika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk mem bekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Mengembangkan kemampuan ber pikir logis, analitis, sistematis, kritis mau pun bekerja sama sudah lama menjadi fokus dan perhatian pendidik matematika di kelas, karena hal itu berkaitan dengan sifat dan karakteristik keilmuan matema tika. fokus dan perhatian pada upaya me ningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam matematika yang jarang atau ham pir dilupakan, padahal kemampuan itu yang sangat diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah dan kompetitif. Berdasarkan hasil diskusi dan peng amatan penulis di SMAN 1 Sliyeg Kabu paten Indramayu terungkap kebanyakan peserta didik dalam menjawab masalah matematika belum secara tepat dan siste matis, kebanyakan peserta didik dalam menjawab masalah matematika dengan cara yang sama, sedikit sekali peserta di dik dalam menjawab masalah matematika yang bisa memperluas jawaban, memun culkan gagasan baru, kebanyakan peserta didik dalam menyelesaikan soal langkahlangkahnya masih persis seperti yang dicontohkan oleh guru, dan daya serap
8
peserta didik SMAN 1 Sliyeg kabupaten In dramayu pada UN 2011/2012 untuk inte gral baru mencapai 62,39. Guru masih menggunakan perang kat pembelajaran dari penerbit buku dan juga proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Rendahnya daya serap peserta didik menurut dugaan penulis menunju kan juga rendahnya sikap peserta didik terhadap matematika, hal ini seperti yang dikatakan Azwar (2007: 87) orang yang mempunyai sikap negatif terhadap suatu masalah akan mempunyai kecenderun gan menghindar dari masalah tersebut. Menanggulangi rendahnya daya serap pe serta didik tehadap matematika salah sa tunya dengan membuat optimalnya pelak sanaan standar proses pembelajaran. Standar proses pembelajaran secara garis besar dideskripsikan antara lain bahwa proses pembelajaran pada satuan pendi dikan diselenggarakan secara pembelajar an inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpar tisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan psikologis peserta di dik (Mulyasa, 2009: 25). Hal ini sejalan dengan pendapat Suherman (2003: 62), dalam pembelajaran matematika di seko lah, guru hendaknya memilih dan meng gunakan pendekatan, metode, dan teknik yang banyak melibatkan peserta didik ak tif dalam belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Agar peserta didik mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu, diperlukan suatu inovasi baru dalam pembelajaran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Vol. III No. 17 - September 2014 Peraturan Pemerintah Nomor 19 ta hun 2005 (Sanjaya, 2012: 4) yang berkait an dengan standar proses mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengem bangkan perencanaan pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Permendik nas Nomor 41 tahun 2007 tentang Stan dar Proses bahwa guru harus melakukan (1) perencanaan proses pembelajaran, (2) pelaksanaan proses pembelajaran, dan (3) penilaian hasil pembelajaran. Makna yang terkandung dalam perencanaan proses pembelajaran menurut Rusmono (2012: 24), bahwa setiap guru harus memilih metode, merancang dan menyusun atau mengembangkan perangkat pembelajaran atas dasar tujuan dan materi yang telah ditetapkan sebelumnya, kemampuan guru, karakteristik peserta didik, dan situasi pembelajaran. Setelah perangkat pembela jaran dihasilkan maka seorang guru harus mampu mengelola proses pembelajaran sesuai dengan perangkat yang telah dikem bangkannya. Menurut Mulyasa (2009: 187) proses pembelajaran pada hakekat nya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Generasi muda Indonesia harus di latih dan dibiasakan untuk berpikir kreatif dalam memecahkan masalah sejak dini. Karena itu dalam pelajaran matematika di sekolah harus diterapkan pendekatan pembelajaran yang dapat mendorong pe serta didik meningkatkan daya kreatifnya. Suherman (2003: 62) menyatakan dalam pembelajaran matematika di sekolah, guru hendaknya memilih dan menggunakan pendekatan, metode, dan teknik yang ba nyak melibatkan peserta didik aktif dalam Universitas Wiralodra Indramayu
belajar, baik secara mental, fisik, maupun sosial. Supaya peserta didik mampu me nguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu, diperlukan suatu inovasi baru dalam pembelajaran. Pembelajaran tersebut merubah kebiasaan peserta didik yang hanya memperoleh konsep dari guru dengan membimbing peserta didik baik secara individu maupun kelompok untuk memahami konsep secara mendasar ber dasar pengetahuan yang diperoleh sebe lumnya. Salah satu inovasi tersebut yaitu de ngan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan media interak tif. Menurut Ratumanan, seperti yang di kutip oleh Trianto (2007: 68), pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Menurut Sa gala (2012: 88), dengan pendekatan kons truktivisme pengetahuan dibangun sedi kit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Hubungan PBL dengan konstruktivisme dinyatakan oleh Pelech (2008) bahwa dalam hasil penelitiannya PBL menyediakan instrumen yang ideal untuk menerapkan teori konstruktivisme dalam praktek belajar di kelas. Ini di kuatkan juga oleh Hendry, Frommer, dan Walker (2006) bahwa konsep konstruktiv isme dapat di aplikasikan dengan model PBL di kelas Peraturan Pemerintah Nomor 19 ta hun 2005 (Sanjaya, 2012: 4) yang ber kaitan dengan standar proses mengisya ratkan bahwa guru diharapkan dapat me ngembangkan perencanaan pembela jaran, yang kemudian dipertegas melalui
9
Wacana Didaktika Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses yang antara lain mengatur ten tang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi guru pada satuan pendi dikan untuk mengembangkan per angkat pembelajaran. Pengembangan per angkat pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan un tuk menghasilkan suatu perangkat pem belajaran berdasarkan teori pengemban gan yang telah ada. Untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang memiliki kualitas baik perlu ditetapkan kriterianya. Penetapan kriteria dalam penelitian ini menurut Nieveen at al (1999) yaitu (1) ke validan (validity), (2) kepraktisan (practi cally), dan (3) keefektifan (effectively). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah pengembangan pe rangkat pembelajaran matematika dengan model PBL berbantuan media interaktif untuk meningkatkan berpikir kreatif yang valid, (2) Apakah perangkat pembelajaran matematika dengan model PBL berban tuan media interaktif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif praktis, (3) Apakah pembelajaran matematika dengan model PBL berbantuan media interaktif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif efektif. Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah (1) menghasilkan perang kat pembelajaran matematika dengan model PBL berbantuan media interaktif untuk meningkatkan berpikir kreatif yang valid; (2) untuk mengetahui kepraktis an perangkat pembelajaran matematika model PBL berbantuan media interaktif untuk meningkatkan berpikir kreatif; dan (3) untuk mengetahui keefektifan perang
10
kat pembelajaran matematika model PBL berbantuan media interaktif untuk me ningkatkan berpikir kreatif. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pe ngembangan (Research and Development) yang menggunakan desain pengembang an Plomp. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran matematika de ngan model PBL berbantuan media inter aktif yang meliputi Silabus, Rencana Pelak sanaan Pembelajaran (RPP), Buku Peserta Didik, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Media Interaktif, dan Tes Kemampuan Ber pikir Kreatif (TKBK). Model pengembangan pendidikan dari Plomp telah dimodifikasi menjadi 4 tahap, yaitu tahap investigasi awal; tahap perencanaan; tahap konstruksi/realisasi; dan tahap pengujian, evaluasi dan revisi. Pengujian perangkat dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sliyeg Kabupaten Indramayu ta hun pelajaran 2012/2013 semester ganjil kelas XII IPA dengan mengambil tiga kelas sebagai sampel penelitian dengan meng gunakan Cluster Random Sampling. Teknik pengambilan data mengguna kan lembar validasi perangkat, lembar pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran, angket respon peserta di dik, angket sikap peserta didik, lembar pengamatan keterampilan proses peserta didik, dan soal TKBK. Analisis uji validi tas perangkat menggunakan data validasi ahli yang menyatakan bahwa perangkat valid, Analisis uji kepraktisan diambil dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Vol. III No. 17 - September 2014 analisis respon peserta didik positif dan kemampuan guru mengelola pembelajar an baik. Analisis efektivitas menggunakan uji ketuntasan belajar baik ketuntasan indivi du maupun ketuntasan klasikal. Uji ketun tasan individu untuk mengetahui apakah nilai peserta didik telah memenuhi Krite ria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 76, uji ketuntasan individu digunakan uji t satu sampel. Mengetahui ketuntasan klasikal diperoleh dengan uji proporsi jika minimal 75% peserta didik dalam satu kelas rerata kemampuan berpikir kreatif memenuhi KKM. Uji pengaruh untuk mengetahui pe ngaruh sikap dan keterampilan proses peserta didik (sebagai variabel bebas) terhadap kemampuan berpikir kreatif (se bagai variabel terikat). Uji pengaruh ini menggunakan uji regresi linear berganda. Uji beda rerata ini digunakan untuk mem bandingkan rerata kemampuan berpikir kreatif antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Sebelum menguji perbedaan rerata maka dilakukan uji varians terlibih dahulu. Hasil Penelitian dan Pembahasan Fase investigasi awal dimulai dengan melakukan identifikasi dan kajian ter hadap kurikulum Sekolah Menegah Atas. Salah satu standar kompetensi mata pela jaran matematika yang diberikan kepada peserta didik kelas XII IPA yaitu menggu nakan konsep integral dalam pemecahan masalah. Konsep integral tentang luas dae rah dan volume benda putar selain dapat Universitas Wiralodra Indramayu
menjawab luas daerah dan volume benda putar yang bentuknya biasa, juga dapat menjawab luas dan volume yang sulit dis elesaikan dengan rumus biasa. Menghin dari kesalahan dalam pemakaian konsep integral untuk menentukan luas daerah dan volume benda ini diperlukan penge tahuan prasyarat berupa pemahaman bagaimana mengetahui posisi dan bentuk gambar kurva. Karena itulah pengetahuan harus dikonstruksi secara aktif oleh peser ta didik. Fase perancangan, peneliti merancang akan membuat perangkat pembelajaran dengan model PBL berbantuan media in teraktif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Perangkat pembelajaran yang dirancang adalah sila bus, RPP, buku peserta didik, LKPD, me dia interaktif dan TKBK, serta instrument angket sikap peserta didik, lembar peng amatan keterampilan proses peserta didik, angket respon peserta didik, dan lembar pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran. Fase realisasi/konstruksi merupakan wujud dari tahapan perancangan yaitu dengan merealisasi perangkat pembelajar an dengan model PBL berbantuan media interaktif. Perangkat pembelajaran serta instrumen yang dihasilkan ini selanjutnya disebut Draf 1. Hasil dari fase realisasi/ konstruksi pengembangan perangkat se lanjutnya diuji pada fase pengujian, evalu asi dan revisi. Pada fase ini fokus kegiatan adalah melakukan validasi perangkat pem belajaran. Fase ini bertujuan untuk mengetahui apakah draft I perangkat pem belajaran yang telah disusun dinilai para validator. Selanjutnya berdasarkan masuk
11
Wacana Didaktika an dari para validator, penulis melakukan revisi terhadap perangkat yang dikem bangkan. Hasil penilaian secara umum oleh validator terhadap perangkat pembelajar an yang dikembangkan disajikan dalam Tabel 1.
didik dan guru dapat mengelola pembe lajaran dengan kriteria baik. Data respon peserta didik terhadap pembelajaran di dapat dari lembar angket dengan nilai rera ta nilai respon peserta didik adalah 81.13. Sedangkan hasil pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajaran adalah 4.88
Tabel 1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
Perangkat Validator Rerata Klasifikasi
I
II
III
IV
V
Silabus 3,9 4 3,8 4,7 4,7 4,18 RPP 3,88 3,81 3,56 4,69 4,69 4,13 Buku Peserta Didik 3,79 3,36 3,71 4,57 4,29 3,94 LKPD 3,82 3,09 3,64 4,82 4,09 3,89 Media Interaktif 3.90 4.00 3.50 4.90 4.50 4.16 TKBK 3.88 3.50 3.13 4.75 4.38 3.93
Berdasarkan Tabel 1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran menujukan bah wa perangkat yang dikembangkan mem punyai klasifikasi baik sehingga dapat di gunakan dalam penelitian. Pengembangan perangkat soal TKBK yang telah divalidasi oleh validator ini diuji cobakan pada kelas uji coba TKBK untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda, dan tingkat kesukaran. Berdasarkan kriteria tersebut maka dipilih butir soal yang dijadikan instrumen tes TKBK yaitu soal TKBK harus memenuhi kriteria valid, reliabel, mempunyai daya pembeda yang baik, dan tingkat kesukaran sedang atau sukar. Suatu perangkat dikatakan praktis ketika terdapat respon postif dari peserta
12
Baik Baik Baik Baik Baik Baik
ini menunjukkan rerata nilai setiap aspek yang diamati selama guru mengelola pem belajaran adalah sangat baik. Karena dari data respon peserta didik dan kemam puan guru dalam mengelola pembelajaran menunjukan kriteria baik dan sangat baik hal itu dapat disimpulkan bahwa perang kat pembelajaran adalah praktis. Hasil dari implementasi pengembang an perangkat pada kelas eksperimen di dapat data-data yang terdiri dari nilai tes kemampuan berpikir kreatif, hasil angket sikap peserta didik dan pengamatan kete rampilan proses peserta didik. Dari data tersebut selanjutnya dianalisis untuk me lihat ketercapaian kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen dengan standar KKM, melihat ketercapaian peserta didik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Vol. III No. 17 - September 2014 kelas eksperimen memenuhi ketuntasan belajar klasikal, melihat perbedaan ke mampuan berpikir kreatif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan melihat pengaruh antara sikap dan keterampilan proses peserta didik terhadap hasil TKBK pada kelas eksperimen. Hasil analisis data tersebut digunakan untuk mengetahui keefektifan perangkat pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rerata pencapaian TKBK peserta di dik kelas eksperimen lebih dari 76 (KKM). Sedangkan hasil uji proporsi menunjuk kan bahwa ketercapaian peserta didik kelas eksperimen memenuhi ketuntasan secara klasikal atau proporsi peserta didik yang mendapat nilai lebih dari 76 melebihi 75%. Hal ini menunjukkan secara nyata keberhasilan proses pembelajaran yang menggunakan perangkat pembelajaran dengan model PBL berbantuan media in teraktif. Hasil analisis data dengan uji beda rerata tes kemampuan berpikir kreatif antara kelas eksperimen dan kelas kon trol menunjukkan bahwa nilai rerata kelas eksperimen lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai rerata kelas kontrol. Nilai re rata kelas eksperimen adalah 82.28, se dangkan nilai rerata kelas kontrol adalah 77.03. Hal ini menunjukkan bahwa pembe lajaran dengan model PBL berbantuan me dia interaktif di kelas eksperimen terbukti lebih baik daripada pembelajaran konven sional di kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan uji pengaruh variabel bebas terhadap varia bel terikat diperoleh R2 = 0,694 = 69,4%, sedangkan persamaan regresi yang di peroleh adalah Y = 27.3524 + 7.823X1 + Universitas Wiralodra Indramayu
5.712X2 variabel X1 menyatakan sikap peserta didik, variabel X2 menyatakan ke terampilan proses peserta didik, dan varia bel Y menyatakan kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Arti dari persamaan regresi tersebut bahwa apabila X1=X1=0 maka nilai Ŷ=27,352. b1=7,823, artinya apabila X2 konstan (tetap), kenaikan X1 sebesar 1 satuan akan menyebabkan ke naikan Ŷ̂ sebesar 7,823 kali. b2=5,712 arti nya kalau X1 konstan (tetap), kenaikan 1 satuan X2 akan menyebabkan kenaikan Ŷ ̂ sebesar 5,712 kali. Hasil perhitungan uji pengaruh yang demikian, dapat disimpulkan bahwa ke mampuan berpikir kreatif peserta didik dipengaruhi oleh sikap dan keterampil an proses secara bersama-sama sebesar 83.2%. Sisanya menunjukkan bahwa ke mampuan berpikir kreatif juga dipenga ruhi oleh faktor-faktor lain sebesar 16.8%. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pem bahasan pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan model PBL berbantuan media interaktif yang dikembangkan adalah valid, praktis, dan efektif. Validnya perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan didukung oleh data hasil penelitian sebagai berikut (1) Silabus yang dikembangkan adalah valid menurut para ahli dan praktisi dengan nilai rerata 4,18 dari nilai maksimum 5 dengan kategori baik, (2) Rencana pelak sanaan pembelajaran (RPP) valid dengan nilai rerata 4,13 dengan kategori baik, (3) Buku peserta didik (LKPD) valid dengan
13
Wacana Didaktika nilai rerata 3,945 dengan kategori baik, (4) Lembar kerja peserta didik (LKPD) valid dengan nilai rerata 3,89 dengan kat egori baik, (5) Media interaktif valid nilai rerata 4,16 dengan kategori baik, dan (6) Butir soal TKBK yang dikembangkan valid dengan nilai rerata 3,93 dengan kategori baik. Implementasi perangkat pembelajar an matematika adalah praktis, karena memenuhi kriteria (1) skor pengamatan kemampuan guru mengelola pembelajar an dengan menggunakan perangkat ini adalah 4,85 dengan kriteria sangat baik dan (2) Skor respon peserta didik adalah 81,13 yang membuktikan bahwa respon peserta didik adalah positif. Efektivitas pembelajaran matematika tercapai, kare na memenuhi kriteria (1) rerata penger jaan tes hasil belajar yang diperoleh kelas eksperimen mencapai KKM 76, (2) skor kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang melampaui nilai KKM 76 lebih dari 75% dari seluruh peserta didik di kelas eksperimen, (3) berdasarkan hasil uji pro porsi secara signifikan hasil tes kemam puan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas control, dan (4) terdapat pengaruh yang signifikan ber dasarkan uji ANOVA antara keterampilan proses dan sikap peserta didik secara ber sama-sama terhadap kemampuan berpikir kreatif, besarnya pengaruh adalah 83,2% dan sisanya 16,8% diperngaruhi faktorfaktor lain dengan persamaan regresinya adalah Ŷ̂= 27,352 + 7,823 X1 + 5,712 X2 dengan X1 adalah sikap peserta didik dan X2 adalah keterampilan proses peserta di dik.
14
Berdasarkan kesimpulan hasil pene litian, maka ada beberapa hal yang disa rankan yaitu kepada (1) Guru dalam meng ajarkan materi integral supaya peserta didik meningkat kemampuan berpikir kreatifnya dapat memakai hasil pengem bangan perangkat pembelajaran ini se bagai alternative, (2) Guru yang mengajar dengan menggunakan hasil pengembang an perangkat ini harus memperhatikan waktu yang telah dialokasikan dari setiap pertemuan (misal 2 x 45 menit) sehing ga proses pembelajaran sesuai dengan ren cana, dan (3) Sekolah apabila ingin melaksanakan pembelajaran dengan hasil pengembangan perangkat pembelajaran ini harus menyediakan fasilitas (laptop, infocus, dan layar) yang dibutuhkan oleh guru. Ucapan Terima Kasih Terimakasih kepala sekolah dan guru SMA Negeri 1 Sliyeg Kabupaten Indramayu yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. Daftar Pustaka Azwar, S. 2007. Sikap Matematika, Teo ri, dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hendry, G. D., Frommer, M., & Walker, R. A. 2006. Constructivism and Problembased Learning. Journal of Further and Higher Education. http://www.tand fonline.com/doi/abs/10.1080/03098 77990230306?journalCode=cjfh20#p review. (diunduh 7 Mei 2013).
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Vol. III No. 17 - September 2014 Mulyasa, E. 2009. Implementasi Kuriku lum Tingkat Satuan Pendidikan Ke mandirian Guru dan Kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Nieveen at al. 1999. Prototyping to Re search Product Quality. In Jan Van Den Akker at al. Design Approaches and Tools in Education and Training (eds): 123-135. Pelech, J. 2008. “Delivering Constructiv ism Trough Project Based Learning”. The Journals Psychologist Education. http://www.jpatce.org/uploads/ 9/0/0/6/9006355/2008-1-pelech. pdf. (diunduh 5 Desember 2012). Rusmono. 2012. Pendekatan Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu untuk Meningkatkan Profesion alitas Guru. Bogor: Ghalia Indah.
Sagala, S. 2012. Konsep dan Makna Pembe lajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. 2012. Pendekatan Pembelaja ran Berorientasi Standar Proses Pen didikan. Jakarta: Kencana Prenada CD Group. Suherman, E. at al. 2003. Common Text Book: Pendekatan Pembelajaran Mate matika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan implementasinya. Jakarta: Prestasi Pustaka. ***
Some people will never learn anything, for this reason, because they understand everything too soon. ~ Alexander Pope ~ “Beberapa orang tidak akan pernah belajar sesuatu pun, karena mereka terlalu cepat memahaminya.”
Universitas Wiralodra Indramayu
15