Vol. 1, No. I Mei 2010
ISSN 2086-9533
Daftar Isi
Pastikan Anda
Terdaftar
Sebagai Anggota Perpustakaan
PENGARAH Drs. M. Effendi Anas, M.Si PENANGGUNG JAWAB Dr. H. Maman Achdiyat, MM
EDITORIAL Merawat Kekayaan Bangsa............................................................................... 2
PENERBIT BPAD Provinsi DKI Jakarta ISSN: 2086-9533
BANG MANTAP - Menghidupkan Mantap, Memantapkan Pelayanan........................................ 3
PEMIMPIN UMUM Dra. Hj. Meti Lastri, M.Si
Berkunjunglah ke Perpustakaan...!!!
Buka :
Setiap hari (Senin-Minggu) Kecuali Hari Libur Nasional
09.00-20.00WIB
LAYANAN PERPUSTAKAAN Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta Gd. Nyi Ageng Serang Lt. VII Jl. HR. Rasuna Said Kav. C22 Jakarta Selatan Telp. 5263249 Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Pusat Jl. Kebon Jahe, Tanah Abang Jakarta Pusat Telp. 3849254 Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Utara Jl. Gereja Tugu No. 21 Semper Jakarta Utara Telp. 4400686 Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Barat Jl. Tanjung Duren Barat No. 36 Jakarta Barat Telp. 5664662
Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Selatan Jl. Gandaria Tengah V/3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan Telp. 7201174 Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota Administrasi Jakarta Timur Jl. Jatinegara Timur IV Komp. Pendidikan Rawa Bunga Jakarta Timur Telp. 8198929 Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Jl. Pulau Pramuka No. 9 Telp. 5457222 Kabupaten Administrrasi Kepualauan Seribu
DEWAN REDAKSI Drs.H.Agus Bambang, M.Pd, Dra.Hj.Meti Lastri, M.Si Dra. Hj. Sri Darjani,MM, Dra.Hj. Hendrawati Rahayu Drs. Ali Ahmadi PEMIMPIN REDAKSI Eko Mardirianto, SE WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Drs. Bambang Chidir Sunarto REDAKTUR PELAKSANA Gunawan, M.Pd
KONTAK - Menempuh Hidup Baru................................................................................... 4 JARING - Senyum Presiden di Gedung Arsip Nasional.................................................... 5 TOKOH - Ali 'kopig' Sadikin sang Pendobrak................................................................. 7 SOROT - Peran Arsip dalam Kehidupan Bermasyarakat................................................. 10 - Peranan Perpustakaan dalam Membangun Kembali Karakter Bangsa Indonesia.............................................................................. 15 - Peran Perpustakaan dalam Membina Minat Baca........................................... 19 HISTORIA - Gedung Arsip Memang Asyik.......................................................................... 23 INOVASI - Perpustakaan Digital, Solusi Tantangan Global................................................ 25
REDAKTUR Hetti Setiati Rahayu, Boy Rudolf Nanlohy Rr. Dwiana Anomsari, Bambang Wismadi, Kosidin, Wawan Setiawan Pono Fadullah, H. Sukandi, M.Pd Ahmad Bachtiar Zen
KOLOM - Community Librarinship Bikin Hebring Perpustakaan Keliling......................... 29
SEKRETARIS REDAKSI H. Waluyo, S.Pd, M.Pd
RAGAM - Paradigma Baru, Atasi Penggangguran........................................................... 31
REPORTER/STAF REDAKSI Saryati, SE, Mustadi H, Ramli, Hadi
ROHANI - Amanah Sebagai Kunci Kesejahteraan............................................................ 35
Graphic Design Ferro Stansyah IKLAN DAN PROMOSI Nurdi Irwanto SIRKULASI Burhan EDITOR Sugeng Priyatno
RIA-RIA - Pistol-pistolan dan Uang-uangan.................................................................... 28 - Saya Naikan Jabatanmu 1 Tingkat................................................................... 28
WAHANA - CRM, 'Tonikum' Kesetiaan Pemustaka............................................................ 37 OPINI - Kepemimpinan Fauzi Bowo Melawan Ketertinggalan Pendidikan................... 41 Redaksi menerima artikel/berita pendidikan dengan ketentuan : naskah diketik asli jarak 1 ½ Spasi, biodata, maksimal tiga halaman kuarto. Redaksi berhak mengubah/memperbaiki tanpa mengurangi arti. Karangan/tulisan yang tidak dimuat dapat diambil kembali atau dikembalikan jika disertai perangko pengembalian Alamat Redaksi : Jl. Cikini Raya No. 73 Jakarta Telp. 021-31928107 Faks. 021-31922763
Vol. 1, No. I Mei 2010
1
Editorial
Bang Mantap
Merawat Kekayaan Bangsa
A
RSIP dan perpustakaan negeri ini menjadi salah satu kekayaan yang harus dirawat, dilestarikan sebagai bukti kekukuhan identitas bangsa. Seperti apapun kehebatan bangsa ini kelak ibarat sayur tanpa garam bila tidak memiliki sistem pengarsipan serta pemberdayaan perpustakaan secara sistemik-sistematik. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta mengemban amanah menggelindingkan sejumlah program pengelolaan arsip sebagai bukti pertanggungjawaban pemerintah daerah. Kerja ini bergumul dengan proses penciptaan, pengolahan informasi, penggunaan, pengaturan, penyimpanan, pelayanan, pemeliharaan, penyusutan, pelestarian hingga pembinaan dan pengawasan. Orientasinya, jelas sebagai sebuah upaya menelusuri-mendokumentasikan memori kolektif keberlangsungan pemerintahan provinsi yang kini dimotori gubernur Fauzi Bowo. Peran BPAD sebagai tandu pengusung berkas jalannya pemerintahan juga bersinggungan dengan proses pemberdayaan perpustakaan. Artinya, kesadaran rakyat Jakarta sebagai warga yang cerdas perlu gizi otak melalui kegiatan memaknai keberadaan perpustakaan. Arsip dan perpustakaan ibarat keping mata uang yang memiliki dua sisi yang saling mendukung nilai ekstrinsik bagi proses menegakkan pilar sebuah bangsa yang berbudaya dan terdidik.
2
Arsip dan perpustakaan menjadi memori kolektif bangsa yang harus terus berdenyut. Denyut ini memiliki nilai pedagogis bagi rakyat. Sejatinya di kolong langit ini setiap pemerintahan menuntut rakyatnya cerdas. Tuntutan ini perlu asupan dana dan ketersediaan SDM yang mengawal keberlangsungan proses pencerdasan melalui buku, cetakan maupun data elektronik yang menyimpan jejak rekam seluruh kegiatan keilmuan maupun kemasyarakatan. Setiap pemerintahan juga menginginkan jejak rekam aktivitas penyelenggaraan negara yang tersimpan melalui naskah itu bisa menjadi dokumen/kekayaan kolektif. Tak ayal, BPAD Provinsi DKI harus terus memberikan pencerahan bagi tata kelola sistem informasi perpustakaan-kearsipan. Proses ini tak akan pernah berhenti. Eksplorasi, penelusuran arsip dan bahan perpustakaan perlu dijamin melalui sinergitas berbagai pihak terkait. Itu sebabnya, BPAD Provinsi DKI menjadi jembatan bagi pentingnya dukungan teknis kepada masyarakat dengan mengedepankan kultur organisasi yang sehat dan bersih. Konsistensi pendenyutkan program BPAD perlu kinerjanya dalam proses pembermaknaan pengarsipan dan pengelolaan perpustakaan yang benar-benar bisa diandalkan sebagai upaya jalan untuk merawat kekayaan bangsa. (redaksi)
Vol. 1, No. I Mei 2010
Menghidupkan Mantap, Memantapkan Pelayanan Oleh : Dr. H. Maman Achdiyat, MM
M
E M A N TA P K A N p e layanan menjadi tekad Badan Perpustakaan d a n A rs i p D a e ra h Provinsi DKI Jakarta (BPAD). Mantap kata kunci yang harus dikuatkan dengan karya nyata. Posisi tawar BPAD harus kuat pula dalam mencerahkan visi/misi institusi berbasis perpustakaan dan arsip. Ini jelas menuntut kehadiran media cetak yang akan mewahanai kreativitas seluruh insan BPAD dan masyarakat yang peduli terhadap pemantapan eksistensi denyut nadi perpustakaan dan arsip. Buletin Mantap hadir menjawab tuntutan masa depan. Jatidiri Mantap melekat sebagai upaya memanfaatkan arsip untuk memasyakaratkan layanan perpustakan. Tak pelak, Mantap merupakan pengejawantahan pemasyarakatkan perpustakaan dan arsip”. O r i e nta s i nya , ya k n i m e nya m p a i ka n pemikiran, informasi dan agenda kegiatan BPAD kepada masyarakat. Format pengolahan berita dan artikel secara populer menggelindingkan berbagai isu kearsipan dan perpustakaan melalui formulasi infoedutainment/informasi edukasi dan hiburan.
Vol. 1, No. I Mei 2010
MANTAP disusun dengan enam prinsip utama untuk menjaga kualitasnya. Prinsipprinsip tersebut, yakni: 1. Manfaat, isi tulisan harus yang bermanfaat, kaya ilmu dan bermutu. 2. Aktual, berita maupun informasinya adalah isu terbaru dan sedang diminati. 3. Netral, isi tulisan bersifat berimbang dan tidak memojokkan. 4. Teliti, menyuguhkan informasi, baik data maupun tampilannya secara menyeluruh 5. Asli, isi tulisan belum pernah dipublikasi sebelumnya dan mengedepankan originalitas tulisan 6. Partisipatif, redaksi juga memberikan ke s e m p ata n s e l u a s - l u a s nya ke p a d a masyarakat untuk aktif menyampaikan ide, kritik dan saran. Dengan kehadiran “Bang Mantap” sebagai ikon baru dalam dunia perpustakaan dan kearsipan di DKI Jakarta, diharapkan dapat terus dihidupkan guna memantapkan motivasi seluruh elemen Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta dan juga pelayanan kepada masyarakat Jakarta. Selamat atas diluncurkannya edisi perdana buletin Mantap. Salam Mantap.
3
Kontak
Jaring
Senyum Presiden di Gedung Arsip Nasional Oleh : Drs. Ali Ahmadi
Menempuh Hidup Baru
J
Oleh : Komunitas CPNS BPAD
odoh, rejeki, maut, ada dalam genggaman sang Khalik. Tak ada satu pun manusia di kolong langit ini bisa m e n e nt u ka n ke h e n d a k - N ya . Keyakinan ini kuat tertanam dalam sanubari anak cucu Adam yang beriman. Jalani hidup ini apa adanya. Syukuri apa yang ada. Hidup adalah anugerah. Jangan menyerah. Jangan menyerah, menjadi kata kunci mengubah nasib. Ini bukan berarti hidup sebagai rel-rel ketidakberdayaan, tanpa usaha. Bersyukur, genggam ijasah sarjana bisa kami raih. Jalan menuju perubahan pun terkuak setelah menempuh pertarungan seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Sedikitnya ada 18 ribuan pelamar diseleksi untuk menjadi CPNS Provinsi DKI Jakarta. Dari angka petarung ini lolos 2 ribu CPNS yang akan mengisi slot sebagai abdi negara. Kami termasuk yang beruntung. Berdasarkan analisis kebutuhan, kami pun ditempatkan di
4
P
RESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa sekaligus mencanangkan Program Arsip Masuk Desa, di Kompleks Arsip Nasional Republik Indonesia, Jl. Ampera Raya No. 7, Cilandak Timur, Jakarta Selatan. Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa adalah pengungkapan proses dinamika bangsa dari masa ke masa yang ditampilkan melalui perpaduan arsip, seni dan teknologi.
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD). Jejak rekam baru pun mulai kami lakoni dalam panduan aturan organisasi, birokrasi dan kode etik yang berlaku. Beruntung, para senior BPAD sangat memaklumi kehadiran warga baru sebagai mitra sekaligus sahabat. Persahabatan dan kekeluargaan di lembaga ini seperti air yang mengalir deras. Kesamaan visi pengabdian terasa kental. Seiring perguliran waktu, realita kehidupan birokrasi menjadi proses panjang yang terus kami lakoni. Potret ini begitu menguatkan tekad untuk tidak pernah berhenti belajar dan meniti hidup baru. Kami harus tahu diri. Berada dalam sebuah biduk bernama BPAD harus teguh mengusung misi mulia untuk menyelamat kekayaan arsip dan kepustakaan negara. Hidup baru, semangat baru menjadi percikan bara api abadi Merapen. Bara ini akan terus menghangatkan setiap langkah pengabdian.
Vol. 1, No. I Mei 2010
KEPALA Arsip Nasional Republik Indonesia, Djoko Utomo melaporkan, Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa dibangun pada gedung seluas 750 M2 dan dibagi dalam delapan Hall. “Sebelum pintu masuk Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa terukir wajah enam Presiden Republik Indonesia, yaitu Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden B. J. Habibie, Presiden K. H. Abdurahman Wahid, Presiden Megawati Soekarno Putri dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Semua Presiden tersenyum dan kami beri judul “Senyummu Indonesiaku”,” terang Djoko, seperti diberitakan situs resmi kepresidenan.
Vol. 1, No. I Mei 2010
Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa, lanjut Djoko, dimaksudkan untuk memupuk rasa kecintaan serta membangkitkan ikatan emosional anak bangsa terhadap tanah air, nusa dan bangsanya sejak usia dini. “Kami juga mohon arahan Bapak Presiden pada Program Arsip Masuk Desa. Program ini didasarkan pada pertimbangan, bahwa desa merupakan ujung tombak dan garda terdepan dalam sistem pemerintahan di Indonesia dan pemberian layanan kepada masyarakat. Di samping itu, konsep demokrasi di Indonesia bermula dari desa, termasuk di dalamnya pemilihan kepala desa secara langsung,” tambahnya.
5
Jaring
Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie dalam sambutannya mengatakan, Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa merupakan dokumentasi s e a b a d ke b a n g k i ta n b a n g s a ya n g periodisasinya diawali dengan masa kejayaan nusantara, masa kebangkitan, masa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, menjaga keutuhan bangsa dan mengisi kemerdekaan hing ga masa reformasi. “Wahana ini menggambarkan proses dinamika bangsa dari Sabang hingga Merauke, khususnya dalam kehidupan bepolitik, ekonomi dan sosial budaya yang mengarah pada integrasi nasional dalam kerangka NKRI,” ujar Aburizal. Pada acara ini, Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara menyerahkan Penghargaan Arsiparis Teladan Tingkat Nasional Tahun 2009. Penerima penghargaan antara lain, Tri Maryanto A. Alimi dari Provinsi Jawa Tengah dan Reny Maryati dari Departemen Luar Negeri. Sementara dalam program pencanangan Program Arsip Masuk Desa, Presiden SBY menyerahkan bantuan sarana kearsipan berupa seperangkat komputer dan sistemnya secara simbolis. Penerima bantuan antara lain, Kepala Desa Bung Ceukok Aceh Besar, Ridwansyah, dan Kepala Desa Losari
6
Tokoh
Purbalingga, Suwadno. Atas nama negara dan pemerintah, Presiden SBY mengucapkan selamat, terimakasih, dan penghargaan kepada pimpinan dan keluarga besar Arsip Nasional RI yang dapat membangun Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa. “Jajaran Arsip Nasional saya ketahui telah bekerja keras, melakukan berbagai upaya menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu telah saudara laksanakan baik dalam keadaan biasa atau keadaan tidak biasa, dalam kondisi krisis misalnya, di daerah bencana. Saya mengetahui, banyak sekali arsip, dokumen, surat-surat penting yang dapat kita selamatkan utamanya yang dilakukan oleh jajaran Arsip Nasional RI pada saat Aceh mengalami bencana tsunami beberapa tahun yang lalu,” ujar SBY. Presiden SBY didampingi Ibu Ani dan rombongan terbatas, meninjau Diorama Sejarah Perjalanan Bangsa diipandu Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia. Kunjungan Presiden SBY ke Arsip Nasional RI itu adalah kunjungan pertama dari seorang Presiden setelah 64 tahun Indonesia merdeka. Hadir dalam acara tersebut antara lain, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Seskab Sudi Silalahi, dan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo.
Vol. 1, No. I Mei 2010
Ali 'kopig' Sadikin sang Pendobrak Oleh : Ria Victoria SKD, S.Sos, M.Hum " S e b a g a i g u b e r n u r, s a y a h a r u s melindungi dan menyejahterakan rakyat. Itu prinsip saya." Kalimat ini meluncur dari bibir si ganteng yang keras kepala. Perantau kelahiran Sumedang, 7 Juli 1927 mengemban amanah mulia sebagai orang nomor wahid di ibukota negeri ini tahun 1966 hingga 1977. Bang Ali begitu sapaan akrab dirinya. Didikan keluarga dan militer menempanya menjadi pemimpin yang teguh pada prinsip kebenaran. Ia tak pernah tinggi hati walau keras kepala. ”Ali, kamu harus mengubah ibukota menjadi citra negeri ini.” Pesan Presiden Soekarno terus terngiang di telinganya. Pesan ini memicu semangat membangun Jakarta kala itu yang mulai semrawut sebagai 'kampung besar yang jorok'. Tanpa banyak cincong, ia pun menerapkan disiplin tinggi bagi seluruh karyawan Pemprov DKI Jakarta.
Vol. 1, No. I Mei 2010
Peta dan program pembangunan digelar d a l a m s e b u a h p e re n ca n a a n ko ta metropolitan. Strategi pembangunan dimulai dari contoh perilaku kepemimpinan yang mumpuni. Ia berpikir keras, ulet, tak pernah diam bak anak autis jenius. Berbagai ahli serta tokoh masyarakat disinergikan dalam sebuah skenario besar. Bak konser orkestra, kolaborasi ahli, pejabat, investor, budayawan dan rakyat memainkan irama dalam partitur pembangunan mengubah citra ibukota. Berbekal pengalaman sebagai Deputi Kepala Staf Angkatan Laut, Menteri Perhubungan Laut Kabinet Kerja, Menteri Koordinator Kompartemen Maritim/Menteri Perhubungan Laut Kabinet Dwikora, menjadi tempaan kuat dan keras dalam menegakkan disiplin. Soekarno menyukai gaya kepemimpinan suami dari Ny. Nani Ali Sadikin yang energik/empatik-militeristik. ” Ali, kamu
7
Tokoh ini kopig, tapi benar!” Begitu seloroh Bung Karno dalam sebuah perbincangan di istana negara. Kopig merupakan istilah Belanda yang berarti keras kepala/kepala batu. Gubernur di era penuh ketidaknyamanan kala itu membutuhkan kepedulian rakyat yang hidup dalam situasi perekonomian serba miring. Tampil sebagai sosok keras kepala dibuktikan warga, meninjau wilayah target pembangunan, meneliti analisis dampak p emb a n gu n a n , mendenyutkan budaya Betawi hingga hal-hal remeh yang menyangkut soal gaya hidup. Ini membuatnya menjadi gila membangun. Kegilaan ini begitu kental saat ketika inflasi mencapai 600 persen. Sarana pendidikan, kesehatan, pasar, dan tempat ibadah jumlahnya tidak mencukupi untuk melayani masyarakat Jakarta yang mulai disesaki kaum urban. Anggaran yang tersedia hanya Rp 66 juta. Kebijakan kontroversi mulai diterapkan. Gebrakan melegalisasi perjudian dan lokalisasi bisnis rumah bordir dikecam para ulama dan pemerhati sosial. Pria Kopig yang senang makan ikan bakar beserta lalapan khas Sunda ini tak bergeming. Sebuah konser orkestra pembangunan menjadi konsep the show must go on. Bar, panti pijat, pusat judi, wahana penyaluran birahi hidung belang pun
8
Tokoh
berserakan di mana-mana. Populasi penduduk Jakarta waktu itu baru sekitar 3,4 juta. Ini tak ideal bagi kota yang direncanakan pemerintah kolonial Belanda untuk menampung 600 sampai 800 ribu orang. Bang Ali mengumpulkan seluruh unsur pimpinan daerah dan menjelaskan, bahwa Jakarta butuh duit sangat besar. "Saudarasaudara ini dapat berapa, sih, penghasilan dari judi? Akan saya ganti, malah bisa lebih tinggi." Tanya ayah dari Boy Bernadi Sadikin. Mereka sadar dan bisa menerima ide gila itu. Kenyataan mereka juga bisa meraup rupiah dari usaha itu. Waktu itu ada empat tempat judi yang dijaga tentara. Lalu stafnya langsung mengatur, semua duit dari judi langsung masuk ke rekening bank. Dari judi ini setahun dapat sekitar Rp 40 miliar. Alasan darurat-dilematis Ali Sadikin membuka tempat hiburan dan melegalisasi pelacuran sangat sederhana. Ia mengatakan upaya itu sebagai bagian dari melayani masyarakat. Karena itu, ia berani membuka judi, steambath, dan klub-klub, terutama untuk orang asing. Kalau habis bekerja, mereka biasanya tak mau pulang dulu, tapi pergi ke klub untuk minum kopi setelah itu baru pulang. Pembukaan klub-klub itu dilakukan untuk melayani masyarakat kelompok ini.
Vol. 1, No. I Mei 2010
Sedangkan pelacuran karena dulu setiap menjelang malam di Jakarta bertebaran "becak komplet". Maksudnya, di dalam ada pelacurnya. Si tukang becak itulah yang menjadi makelarnya. Daripada berkeliaran dan meresahkan warga Jakarta, maka dibuatlah lokalisasi di Kramat Tunggak. I b u ko ta m e n j a d i kaya d a n b i s a m e m b a n g u n . Ta k aya l , A l i S a d i k i n berabracadabra 'menyulap J a ka r t a m e n j a d i ko t a metropolitan.. Di bawah kepemimpinannya ibukota mengalami banyak perubahan. Proyek-proyek pembangunan , seperti Taman Ismail Marzuki, Kebun Binatang Ragunan, P ro ye k S e n e n , Ta m a n Impian Jaya Ancol, Taman Ria Monas, Taman Ria Re m a j a , ko ta s ate l i t Pluit(Jakarta Utara), pelestarian budaya Betawi di kawasan Condet, terwujud sebagai prototipe pembangunan Jakarta. Bang Ali juga mencetuskan pesta rakyat setiap tahun pada hari jadi Kota Jakarta, 22 Juni. Bersamaan dengan itu berbagai aspek budaya Betawi dihidupkan kembali, seperti kerak telor, ondel-ondel, lenong dan topeng Betawi, dsb. Ia juga sempat memberikan perhatian kepada kehidupan para artis lanjut usia yang saat itu banyak bermukim di daerah Tangki s e h i n g ga d a e ra h te rs e b u t d i n a m a i Tangkiwood. Bang Ali juga sebagai inspirator Pekan
Vol. 1, No. I Mei 2010
Raya Jakarta yang saat itu lebih dikenal dengan nama Jakarta Fair, sebagai sarana hiburan dan promosi dagang industri barang dan jasa dari seluruh tanah air, bahkan juga dari luar negeri. Ali Sadikin berhasil memperbaiki sarana transportasi di Jakarta dengan mendatangkan banyak bus kota dan menata trayeknya serta membangun halte (tempat menunggu) bus yang nyaman. Di bawah pimpinan Bang Ali, Jakarta berkali-kali menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional ( P O N ) ya n g mengantarkan kontingen DKI J a ka r ta m e n j a d i juara umum selama berkali-kali. Akhir masa jabatannya tahun 1977mengutatkan dirinya sebagai pemimpin bersih. Ia meninggalkan uang di kas daerah sebesar Rp 89,5 miliar. Konsistensi mengemban amanah telah mewariskan jalan-jalan yang mulus, penambahan ratusan sarana pendidikan dan kesehatan, terminal bus, pasar-pasar, bangunan penting seperti Taman Ismail Marzuki bagi para seniman dan sebuah gelanggang mahasiswa di daerah Kuningan. Bang Ali telah membuktikan ucapan, "Sebagai gubernur, saya harus melindungi dan menyejahterakan rakyat. Itu prinsip saya."
9
Sorot
Sorot
Peran Arsip dalam Kehidupan Bermasyarakat Oleh : Dra. Hj. Sri Darjani,MM
I
NDONESIA merupakan sebuah negara kepulauan dengan jumlah pulau mencapai 17.500 pulau serta luas wilayah sebesar 8 juta kilometer persegi yang terdiri dari daratan seluas 1,9 juta kilometer persegi dan laut seluas 5,8 juta kilometer persegi. Dengan luasnya wilayah ini, terdapat 10 negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia. Diantaranya, India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Philipina, Lalau, PNG, Timor Leste dan Australia.
Berada di bawah garis katulistiwa, gugusan pulau-pulau di Indonesia memilki beragam kekayaan alam yang melimpah ruah, baik kekayaan alam di laut, di darat maupun yang terkandung di dalam tanah Indonesia. D e n ga n ko n d i s i ya n g s e d e m i k i a n strategisnya, maka tidak heran jika Indonesia rentan terhadap tindak pencurian. Banyak kita jumpai praktek pencurian ikan (illegal fishing), pencurian dan penebangan hutan (illegal logging) sampai dengan pencurian kakayaan alam tambang atau illegal mining. Selain itu, berbatasan langsung dengan banyak negara juga memicu munculnya potensi konflik teritorial dengan negara tetangga. Lepasnya Timor Leste dari propinsi ke 27 Indonesia, lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia beberapa tahun lalu, serta sengketa Blok Ambalat di Laut
10
Sulawesi tentunya menjadi pelajaran berharga bagi Bangsa Indonesia dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan, terlepas dari masalah politik tentang kepedulian negara terhadap wilayah tertentu, jika saat itu Bangsa Indonesia dilengkapi dengan informasi dan bukti-bukti yang kuat keberadaan Sipadan dan Ligitan dalam wilayah Indonesia, tentunya kita memiliki argumentasi yang kuat di tingkat Internasional bahwa kedua pulau tersebut memang benar berada di wilayah Indonesia. Ketengangan yang terjadi Antara Indonesia dan Malaysia yang disebabkan sengketa di Blok Ambalat juga mengusik bangsa kita untuk segera membenahi wilayah perbatasan ini. Jika saja kita dilengkapi dengan data-data kepemilikan Blok Ambalat, tentu bangsa ini dengan mudah akan melakukan pembelaan tantang kepemilikan Blok Ambalat bagi Indonesia. Untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia tentu menjadi tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali. Meski Tentara Nasional Indonesia (TNI) berada di garda depan, namun kepedulian
Vol. 1, No. I Mei 2010
masyarakat juga menjadi faktor penentu keutuhan suatu wilayah. Selain kekuatan militer, diplomasi, dan nasionalisme, kini informasi akurat dan bukti-bukti otentik tentang proses berbangsa dan bernegara juga memiliki peranan yang kuat dalam ikuti menjaga keutuhan NKRI ini. Berkaca dari kasus-kasus tersebut, Bangsa Indonesia harus benar-benar memperhatikan dan menata kembali buktibukti otentik tentang cakupan luas wilayah dan batas-batas wilayah dengan negara tetangga. Bukti yang diperlukan bisa dalam b e nt u k b u k t i p e r j a n j i a n - p e r j a n j i a n kewilayahan dengan negara tetangga, arsip peta, arsip photo dan bentuk dokumendokumen lainnya. Dengan pentingnya bukti-bukti otentik ini, tentu menjadi pekerjaan kita bersama untuk mengelola dan memelihara dengan baik serta melacak arsip bukti atau arsip yang dapat mendukung legalitas kewilayahan Indonesia. Dengan bukti yang kuat, maka bangsa Indonesia akan kukuh dalam melakukan negosiasi dan diplomasi dalam sengketa kewilayahan. Pemasalahan keutuhan NKRI, tidak hanya dirongrong oleh lihak luar, namun ancaman
Vol. 1, No. I Mei 2010
disintegrasi dari tahun ke tahun juga menjadi p e ke r j a a n r u m a h ya n g b e ra t b a g i pemerintah. Sebut saja ancaman pemisahan diri Republik Maluku Selatan (RMS), gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) sampai dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Dengan dalih ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat, mereka mengancam akan mendirikan negara baru. Tentu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Kepedulian pemerintah untuk merangkul saudara-saudara kita perlu mendapatkan perhatian serius. Pendekatan persuasif harus dikedepankan bahwa sebagai satu bangsa Indonesia memiliki kesamaan sejarah. Buktibukti teritorial bahwa wilayah-wilayah tersebut masih menjadi bagian dari NKRI harus dipegang teguh, sehingga sebagai sebuah negara menjadi kewajiban untuk mempertahankan keutuhan NKRI seperti tercantum dalam Undang Undang Dasar 1945. Selain adanya ancaman dari luar dan dalam negeri, hampir 63 tahun Indonesia merdeka, kini Bangsa Indonesia dihadapkan pada masalah Nasionalisme. Sejumlah
11
Sorot
pengamat mengatakan, semangat nasionalisme bangsa Indonesia dari tahun ke tahun mulai luntur. Semangat kebangsaan yang digelorakan para founding father, kini tidak lagi ditemui pada generasi muda kita. Banyak pihak yang lupa akan sejarah perjuangan bangsa yang direbut dengan perjuangan harta dan air mata. Banyak dari generasi kita yang terbuai dengan globalisasi dan lupa akan jati diri bangsanya. Untuk meng gelorakan semangat nasionalisme bagi para penerus bangsa, perlu disemangati dengan membaca kembali, dengan melihat kembali dan memahami apa yang telah dilakukan dan apa yang diperjuangkan para pendahulu kita dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Melalui koleksi-koleksi arsip-arsip baik arsip tulis, foto dan audio visual yang ada bisa dilihat kembali b a ga i m a n a b e ra t nya p a ra p e j u a n g mempertaruhkan nyawanya untuk merebut kemerdekaan. Diperlukan usaha-usaha agar para generasi muda mau dan sadar untuk melihat kembali koleksi-koleksi di berbagai tempat seperti museum, kantor-kantor arsip dan tempat-tempat bersejarah lainnya sebagai sarana mengingatkan kembali sejarah
12
Sorot
perjuangan bangsa. Dengan demikian diharapkan, para generasi muda dapat memahami tujuan kemerdekaan dan dapat mengilhami semangat mengisi kemerdekaan ini. Ini merupakan tantangan bagi kita semua agar tempat-tempat bersejarah ini menjadi salah satu tempat tujuan yang menarik untuk menggelorakan semangat nasionalisme itu. Kini, dalam masa pembangunan nasional, p e m e r i n t a h b e r u s a h a ke ra s u n t u k mensejahterakan masyarakatnya. Dalam menjalankan proses bernegara ini, tidak bisa terlepas dari masa lalu, bagaimana negara dikelola sejak jaman dahulu. Untuk itulah, melalui dokumen-dokumen kearsipan, pemerintah yang sedang berjalan dapat mengetahui proses pengelolaan negara secara utuh. Sebenarnya, dalam setiap pelaksanaan pekerjaan, kearsipan memiliki peranan penting, karena arsip muncul sebelum sebuah pekerjaan dilakukan sebagai sebuah pendahuluan, muncul saat pekerjaan dijalankan dan pada selesai pekerjaan, arsip juga muncul saebagai bukti pertanggung jawaban sebuah pekerjaan. Jika arsip sebagai bukti pekerjaan ini bisa disimpan dan dikelola dengan benar, maka akan bisa dilihat secara utuh jalannya sebuah
Vol. 1, No. I Mei 2010
p e ke r j a a n . D e m i k i a n j u g a d e n g a n pengelolaan negara. Jika dari dahulu kala proses ini dijalankan dengan benar maka akan bisa dilihat secara runtut jalannya pemerintahan. Melalui kearsipan pula, pemerintah b e r j a l a n d a p at m e n geta h u i p ro s e s administrasi yang telah dilakukan pemerintah sebelumnya, misalnya dalam perjanjian dengan negara-negara tetangga, perjanjian dengan lembaga-lembaga donor, bagaimana proses kebijakan dihasilkan dan sebagainya. Sehingga dengan mengetahui proses pengambilan keputusan secara runtut, maka dapat diketaui apa yang salah dan apa yang benar dalam pelaksanaan sebuah kebijakan. Hal ini sangat penting dilakukan agar pemerintah tidak mengulangi kesalahan yang dibuat pemerintah sebelumnya dan mengambil hikmah dari kesalahan tersebut untuk dijadiklan model pengelolaan negara secara benar. Te r k a i t d e n g a n g e n c a r n y a pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh pemerintah, data-data otentik juga sangat diperlukan untuk melacak modus-modus korupsi tersebut. Melalui pengelolaan kearsipan yang baik dan benar, dapat diketaui dimana letak penyimpangan dilakukan. Pengelolaan kearsipan yang benar ini, akan
Vol. 1, No. I Mei 2010
mempermudah pihak-pihak terkait untiuk melacak dimana letak penyimpangan tersebut. Untuk itu, kedepan pemerintah dapat mengantisipasi model-model penyimpangan yang dilakukan para oknum dalam melakukan korupsi tersebut. Sebagai salah satu contoh yang jelas, dalam usahanya menyelesaikan skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) dan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI), pemerintah menggunakan dokumendokumen perbankan dari tahun 1997 sampai dengan sekarang. Melalui dokumentasi arsip yang baik dan benar, pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dapat mengetahui dengan jelas apa saja yang telah dilakukan pemerintahan sebelumnya baik dari masa pemerintahan Soeharto, BJ. Habibie, Abdurrahman Wahid sampai dengan pemerintahan Megawati. Dengan data yang konkrit, kini pemerintah dapat menetapkan bagaimana status seseorang obligor BLBI, berapa yang uang negara yang sudah dikembalikan dan siapa saja yang harus memenuhi kwajiban pengembalian uang negara yang sudah bertahun-tahun terkatung-katung. Jelas, bahwa peranan pengelolaan arsip yang baik dan benar mampu membantu pemerintah dalam mengelola jalannya
13
Sorot pemerintahan, baik dalam menghadapi ancaman yang datangnya dari luar, dari dalam maupun dalam rangka mengobarkan kembali semangat nasionalisme. Dan yang tidak kalah penting, melalui pengelolaan keasripan yang baik dan benar, mampu membantu pemerintah dalam mendeteksi kesalahankeslahan yang telah diperbuat dan mengambil hikmah untuk pengelolaan negara yang lebih baik. Dengan perjalanan waktu yang sekian lama, tentunya bukti-bukti atau arsip yang umurnya tersebut kini juga sudah dalam usia yang cukup tua sehingga rentan mengalami kerusakan. Untuk itulah, pentingnya dilakukan perawatan bagi arsip tersebut. Dan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini saatnya dilakukan pemutahiran data agar arsip-arsip yang dulunya bersifat fisik kini bisa dialihkan ke bentuk atau media lain tanpa mengurangi substansi dan keaslian arsip fisik tersebut. Diharapkan melalui pengelolaan kearsipan yang baik, dapat membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalahmasalah kebangsaan yang kompleks. Dan ini menjadi tanggung jawab kita semua agar arsip memiliki peran tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kearsipan mempunyai peranan sebagai “pusat ingatan”, sebagai “sumber informasi” dan “sebagai alat pengawasan” yang sangat diperlukan dalam setiap organisasi dalam rangka kegiatan “perencanaan”. “p enganalisaan”. “p en gemb angan , perumusan kebijaksanaan, pengambilan ke p u t u s a n , p e m b u ata n l a p o ra n ,
14
Sorot
Peranan Perpustakaan dalam Membangun Kembali Karakter Bangsa Indonesia Oleh : Dra.Hj. Hendrawati Rahayu
B
angsa Indonesia adalah bangsa besar. Bangsa Indonesia memiliki berbagai nilai luhur yang agung. Nilai-nilai luhur tersebut bersumber dari nilai-nilai Pancasila, yakni: nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan dan kekeluargaan, serta keadilan sosial. Nilai Pancasila pun terumus berdasarkan nilai-nilai yang sebelumnya telah berurat berakar dalam jiwa bangsa Indonesia. Lantas, nilai-nilai luhur tersebut menjadi acuan dan landasan berpikir bagi rakyat Indonesia sehingga akhirnya menjadi karakter bangsa Indonesia.
pertanggungjawaban, penilaian dan pengendalian setepat-tepatnya. Arsip mempunyai peranan penting dalam proses penyajian informasi bagi pimpinan untuk membuat keputusan dan merumuskan kebijakan,oleh sebab itu untuk dapat menyajikan informasi yang lengkap, cepat dan benar haruslah ada sistem dan prosedur kerja yang baik di bidang kearsipan. Pada pasal 3 Undang-Undang No. 43 Tahun 2009, tujuan kearsipan antara lain, menjamin terciptanya arsip dari kegiatan yang dilakukan lembaga negara, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan perseorangan serta ANRI sebagai penyelenggara kearsipan nasional. Dari pengertian tersebut tampak, bahwa arti pentingnya kearsipan ternyata mempunyai jangkauan yang amat luas, yaitu baik sebagai alat untuk membantu daya ingatan manusia, maupun dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pelaksanaan kehidupan kebangsaan.
Vol. 1, No. I Mei 2010
Apa yang dimaksud karakter? Secara umum, karakter adalah watak. Watak merupakan ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing individu dan membedakannya dengan individu lain. Dalam ruang lingkup yang lebih luas, karakter membedakan satu bangsa dengan bangsa yang lain. Suatu contoh, salah satu karakter bangsa Indonesia adalah kekeluargaan dan gotong royong. Hal ini berbeda dengan karakter bangsa Jerman, Amerika Serikat, dan lain-lain. Karakter menjadi identitas suatu bangsa. Karakter bangsa Indonesia yang terangkum dalam Pancasila selalu melekat dalam diri semua rakyat Indonesia. Sikap dan pola perilaku sehari-hari senantiasa mengacu pada tata nilai yang berlaku. Intinya, karakter bangsa juga merujuk pada nilai-nilai luhur bangsa. Satu hal yang tidak dapat ditolak oleh bangsa Indonesia maupun bangsa-bangsa lain di dunia, yakni perubahan. Perubahan dalam berbagai aspek secara meluas antarnegara di dunia yang disebut globalisasi.
Vol. 1, No. I Mei 2010
Aroma globalisasi tercium hampr di semua negara. Globalisasi datang dengan pembaharuan. Globalisasi pun mendatangkan berbagai dampak. Dampak positif dan negatif yang kian lama kian terasa, khususnya di Indonesia. Dampak positifnya, globalisasi membawa berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantu memudahkan hidup manusia. Penemuan mesin-mesin canggih di Amerika Serikat atau Jepang misalnya, sudah dapat diakses di Indonesia. Ke m a j u a n te k n o l o g i i nfo r m a s i d a n komunikasi, bioteknologi, industri, dan lain-
15
Sorot lain, memberikan keuntungan yang besar bagi bangsa Indonesia sebagai salah satu modal menuju pembangunan nasional. Namun, masalahnya tidak berhenti di situ. Masih ada satu permasalahan penting yang mengganjal. Arus negatif globalisasi datang seiring dengan dampak positif yang berjalan cepat di Indonesia. Arus negatif tersebut telah menimbulkan berbagai kekacauan dan sedikit demi sedikit mengguncang tata nilai dan moral bangsa Indonesia, mulai meruntuhkan karakter bangsa yang telah lama dibangun di Indonesia. Suatu contoh, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi melahirkan internet sebagai akses komunikasi cepat. Segala informasi dengan mudah didapatkan dari internet. Tetapi apa yang terjadi jika para pengakses internet, khususnya generasi muda, tidak memiliki filter yang kokoh untuk menyaring segala informasi yang diterima? Ini merupakan hal yang fatal. Maraknya situs pornografi yang mudaj diakses, situs kekerasan yang setiap hari bisa dilihat, semua i t u m a m p u m e n g i k i s ka ra kte r d a n kepribadian bangsa Indonesia yang berdasarkan niai-nilai luhur Pancasila.
16
Sorot
Dewasa ini, tanda-tanda degradasi moral di tengah masyarakat Indonesia mulai nampak jelas khususnya di kalangan generasi muda. Tawuran antarpelajar, pergaulan bebas, narkotika dan alcohol, menjadi hal biasa bagi generasi muda Indonesia. Padahal, mereka adalah tulang punggung yang kelak diharapkan mampu melanjutkan kehidupan bangsa Indonesia yang sejahtera dan berkepribadian Pancasila. Apa yang akan terjadi pada bangsa Indonesia kelak jika moral masyarakatnya sudah tidak tertata dan karakter luhur yang sudah tergerus zaman? Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang kehilangan pedoman karena karakternya telah pupus. Karakter bangsa Indonesia harus dikembalikan. Nilai-nilai luhur harus kembali ditanamkan, lalu diikat kuat-kuat dalam sanubari bangsa Indonesia. Pembangunan harus mulai diarahkan pada pembangunan karakter agar mampu mengimbangi pembangunan fisik dan menjadi penyeleksi kemajuan zaman. Salah satu media dan sarana yang paling tepat dalam pembangunan karakter bangsa ialah pendidikan. Pendidikan merupakan strategi jangka panjang yang sistematik untuk
Vol. 1, No. I Mei 2010
membangun karakter bangsa. Pendidikan mampu menanamkan serta menjadi sarana internalisasi nilai-nilai kebangsaan dan kepribadian. Melalui pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat, pembiasaan akan perilaku sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila akan mudah terlaksana dan terpantau. Selain pendidikan, ada satu lagi strategi membangun kembali karakter bangsa (character building), yakni melalui optimalisasi peranan perpustakaan. Mengapa harus perpustakaan? Menurut Mujiati dalam artikel berjudul Peranan Perpustakaan sekolah Terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah, perpustakaan memiliki berbagai fungsi, yakni sebagai berikut. 1. Fungsi edukatif Perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum. Hal ini mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya kreasi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan pola pikir yang rasional dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa. 2. Fungsi informatif Perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat berbagai informasi bermutu dan up to date, disusun secara teratur dan sistematis, sehingga memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi yang diperlukan. 3. Fungsi administratif Perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian, dan pemrosesan
Vol. 1, No. I Mei 2010
bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan efisien. 4. Fungsi rekreatif Selain menyediakan buku-buku pengetahuan, perpustakaan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat digunakan para pembaca untuk mengisi waktu senggang. 5. Fungsi penelitian Perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber atau objek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi. Mengacu pada berbagai fungsi strategis tersebut, perpustakaan sangat tepat dimanfaatkan sebagai pembangun kembali karakter bangsa melalui optimalisasi perananannya. Perpustakaan sebagai media pendidikan. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pendidikan memegang peran penting dalam
17
Sorot
character building bangsa Indonesia. Pendidikan tentu berhubungan erat dengan informasi dan ilmu pengetahuan. Hal ini tentu bisa didapatkan secara lengkap di perpustakaan. Melalui buku-buku yang disediakan, menjadikan masyarakat menyadari jati diri mereka sebgaai bangsa Indonesia. Melalui buku-buku di perpustakaan, nilai-nilai kebangsaan dan budi pekerti luhur kembali disiram dan ditumbuhsuburkan. Minat baca masyarakat harus ditingkatkan dengan berbagai program menarik dari perpustakaan, misalnya perpustakaan keliling, perpustakaan masuk desa, dan reformasi perpustakaan. Reformasi perpustakaan mencakup pembangunan perpustakaan yang memadai dari segi kualitas bangunan dan ukuran serta penataan ruangan, ditambah dengan profesionalisme pustakawan yang harus diterapkan. Perpustakaan sebagai media konsultasi.
18
Sorot
Menjadikan perpustakaan tidak hanya sebagai gudang ilmu, tetapi juga sebagai “psikolog”. Di era globalisasi, di tengah kemajuan zaman, permasalahan pun semakin banyak dan bervariasi. Perpustakaan, sekali lagi melalui buku-buku yang disediakannya, mampu menjadi sumber inspirasi, konsultasi, menjadi sumur solusi yang membasahi hati yang kering oleh problematika kehidupan. Dalam hal ini, perpustakaan menyediakan buku-buku yang memberikan pemahaman akan karakter budaya bangsa dan watak kerpibadian bangsa Indonesia. Perpustakaan sebagai sumber motivasi. Membangun kembali karakter bangsa bukan hal yang mudah. Apalgi saat ini tantangannya sudah semakin berkembang. Diperlukan motivasi yang kuat bagi bangsa Indonesia s e h i n g ga ke s a d a ra n u nt u k ke m b a l i menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila tumbuh dan berkembang. Perpustakaan mampu menjadi sumber motivasi yang lengkap dan manjur. Buku-buku agama, filsafat, politik, kepribadian, bahkan kumpulan cerita pendek pun dapat menjadi sumber mata air motivasi bagi pembacanya. Motivasi melahirkan semangat dan semangat melahirkan kesuksesan.
Vol. 1, No. I Mei 2010
Peran Perpustakaan dalam Membina Minat Baca Oleh : H. Waluyo, S.Pd, M.Pd
U
PAYA untuk meningkatkan kecerdasan bangsa tidak harus selalu melalui jalur pendidikan formal saja, akan tetapi dapat juga melalui jalur pendidikan nonformal. Oleh karena itu, diperlukan adanya sarana komunikasi informasi ilmu pengetahuan untuk disampaikan kepada masyarakat yaitu perpustakaan. Pe r p u s t a ka a n m e r u p a ka n p u s a t terkumpulnya berbagai informasi dan ilmu pengetahuan baik yang berupa buku maupun bahan rekaman lainnya yang diorganisasikan u nt u k d a p at m e m e n u h i ke b u t u h a n m a sya ra kat p em a ka i p er p u sta ka a n . Pentingnya perpustakaan diorganisasikan dengan baik agar memudahkan pemakai d a l a m m e n e m u ka n i n fo r m a s i ya n g dibutuhkannya, karena bahan-bahan yang ada di perpustakaan itu sebenarnya adalah himpunan ilmu pengetahuan yang diperoleh umat manusia dari masa ke masa. Tugas pokok perpustakaan adalah menyediakan, mengolah, memelihara dan
Vol. 1, No. I Mei 2010
mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan. Untuk mendukung tugas pokok tersebut, perpustakaan melaksanakan fungsinya antara lain pendidikan, informatif, penelitian, dan rekreatif. Jenis Perpustakaan Setiap perpustakaan mempunyai tujuan, organisasi, anggota, dan kegiatan yang berlainan. Oleh karena adanya perbedaan dalam tujuan, organisasi induk, anggota dan kegiatannya maka timbullah berbagai jenis perpustakaan. Terdapat beberapa jenis perpustakaan, yaitu perpustakaan internasional, perpustakaan nasional, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah, dan perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan umum adalah lembaga layanan informasi dan bahan bacaan kepada masyarakat, oleh karena adanya masyarakat umum (yang tidak dibedakan lapisan,
19
Sorot golongan, lapangan pekerjaan, dan lain-lain) yang akan menggunakan dan menjadi sasaran layanan perpustakaan. Perpustakaan umum memiliki tujuan utama yaitu memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik, menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, murah bagi masyarakat, serta membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh instansi atau lembaga, baik pemerintah maupun swasta yang berfungsi sebagai pusat penelitian dan referensi serta sarana untuk memperlancar pelaksanaan tugas instansi a t a u l e m b a ga y a n g b e rs a n g k u t a n . Perpustakaan khusus mempunyai tujuan untuk memberikan layanan informasi demi kepentingan dan kelancaran tugas lembaga induknya, karena perpustakaan khusus merupakan bagian dari suatu lembaga atau badan yang integral dari lembaga yang bersangkutan. Oleh karena itu, perpustakaan k h u s u s m e n g k h u s u s ka n d i r i d a l a m mengumpulkan dan menyebarkan literatur bidang ilmu pengetahuan atau sekelompok bidang ilmu pengetahuan saja. Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah, oleh sekolah, dan untuk kepentingan proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pelayanannya, perpustakaan sekolah harus mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan siswa, ataupun pendidik dan dapat
20
Sorot
menunjang kurikulum baik yang berhubungan dengan kegiatan intrakurikuler maupun yang berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler. Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga perguruan tinggi induknya, bersama-sama dengan unit kerja bagian lainnya, tetapi dalam peranan yang berbeda. Bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan program Tri Dharmanya. Aspek-aspek Pembinaan Perpustakaan Sebagai Suatu Sistem Pembinaan Perpustakaan sebagai Suatu Sistem Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1989 telah menetapkan, bahwa Perpustakaan Nasional adalah lembaga nonpemerintah dan nondepartemen. Sejak peralihan status ini maka tugas untuk membentuk, membina dan mengembangkan sistem nasional perpustakaan di Indonesia menjadi tanggung jawab Perpustakaan Nasional RI. Untuk menjamin kelangsungan dan pendayagunaan perpustakaan di dalam
Vol. 1, No. I Mei 2010
penyelenggaraannya harus dapat tercipta suasana dan mekanisme kerja yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan yang diharapkan. Manajemen perpustakaan kegiata n nya m elip u t i p eren ca n a a n , pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan atau lebih dikenal dengan istilah POAC yaitu singkatan dari Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Dalam pelaksanaan manajemen perpustakaan, terdapat satu hal yang tidak kalah pentingnya yaitu administrasi. Pelaksanaan administrasi perpustakaan merupakan aktivitas yang meliputi kep em im p in a n , p eren ca n a a n d a n perumusan kebijaksanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan suatu perpustakaan. Administrasi perpustakaan adalah fungsifungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan yang dioperasionalisasikan kepada kegiatan-kegiatan rutin perpustakaan. Program kerja adalah suatu schedule atau pentahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam mencapai sasaran organisasi untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Sarana, Prasarana, dan Anggaran Perpus-
Vol. 1, No. I Mei 2010
takaan Kemampuan staf dalam memberikan layanan kepada pemakai perpustakaan merupakan usaha untuk mencapai tujuan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pendidikan masyarakat melalui sumbersumber informasi yang tersedia. Oleh sebab i t u , u n t u k m e n u n j a n g ke l a n c a r a n penyelenggaraan perpustakaan sesuai dengan tujuan dan fungsinya diperlukan staf yang mampu mengelola perpustakaan tersebut. Empat unsur pokok yang selalu terdapat dalam setiap jenis perpustakaan adalah (1) gudang; (2) alat-alat bibliografi dan pembantu (katalog, indeks, staf pembimbing atau penasihat); (3) ruang untuk para pengunjung; dan (4) ruang staf. Setiap perencanaan yang dilakukan harus mempertimbangkan keempat unsur tersebut, yaitu bagaimana letak dan hubungannya antara satu dengan lainnya. Jumlah masyarakat yang akan dilayani oleh perpustakaan menentukan juga berapa besar ruang yang harus disediakan baginya, terutama dalam menyediakan ruang-ruang baca dan belajar. Berapa luas ruangan yang dapat disediakan untuk setiap pembaca bergantung sepenuhnya pada alat dan perabot yang ditempatkan dalam ruangan, terutama ruang-ruang baca dan belajar. Di perpustakaan, sangat diperlukan pencahayaan yang memadai. Sumber penerangan di perpustakaan, yaitu cahaya alam dan cahaya buatan. Selain itu, sangat diperlukan tersedianya udara yang cukup dalam perpustakaan. Untuk itu, ventilasi yang cukup diperlukan untuk pemeliharaan bahan-
21
Sorot bahan dan kesehatan para petugas perpustakaan dan pembaca. Pemasangan ventilasi yang baik berarti pula pemberian udara yang segar. Selain itu, di perpustakaan perlu diciptakan ketenangan sehingga tidak mengganggu kegiatan pengunjung sehingga seluruh pikiran dan perhatiannya dapat dikonsentrasikan. Sarana perabot adalah sarana perpustakaan yang dipergunakan secara tidak langsung dalam proses pelayanan pemakai perpustakaan, tetapi merupakan kelengkapan yang harus ada untuk terselenggaranya perpustakaan. Sedangkan yang dimaksud dengan perlengkapan perpustakaan adalah barang-barang yang d i p e r l u ka n s e ca ra l a n g s u n g d a l a m mengerjakan tugas kegiatan di perpustakaan. Dalam menyediakan barang dan perabot tersebut tentunya diperlukan pengaturan dalam pembelanjaan yang biasa disebut penganggaran. Penganggaran adalah suatu perhitungan mengenai kebutuhan untuk waktu yang akan datang yang disusun dengan dasar yang pasti yang meliputi sebagian atau seluruh kegiatan dalam jangka waktu tertentu. Melihat gerak dinamika organisasi dan kegiatan operasional perpustakaan sangat tergantung kepada
22
Historia
situasi dan kondisi sekitarnya. Setiap perpustakaan akan berhadapan dengan masalah bagaimana menyusun anggaran perpustakaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk itu dikenal adanya istilah PPBS dan BS dalam sistem anggaran. PPBS merupakan singkatan dari Planning Programming Budgeting System. Kecuali PPBS ada pula sistem-sistem anggaran lainnya, seperti lump-sum, object of expenditure, line item budgeting system (BS), dan performance budgeting system. Di antara kesemua sistem anggaran tersebut, sistem yang paling dikenal dan populer adalah line item budgeting system (LIBS) dan lump-sum budgeting system. BS merupakan singkatan dari Budgeting System yang berarti suatu penyusunan anggaran kebutuhan perpustakaan lengkap dengan perincian jumlah barang dan harganya untuk jangka waktu pendek, misalnya 1 sampai dengan 2 tahun. Oleh karena itu, sistem ini lebih dikenal dengan istilah LIBS. Pada hakikatnya LIBS ini merupakan apa yang diusulkan ke atas agar mendapatkan lump-sum yang lebih besar. Cara penyusunannya berdasarkan data dan visi pada masa lalu serta dipakai dasar untuk perhitungan pada masa yang akan datang.
Vol. 1, No. I Mei 2010
Gedung Arsip Memang Asyik
C
UACA pagi itu cukup cerah, setelah turun dari busway dan berjalan kaki kurang dari 5 menit saya tiba di Gedung Arsip Nasional Jakarta. Tampak dari depan sebuah bangunan tua yang didirikan tahun 1760 oleh Jendral Reyner de Klerk ketika masih menjabat anggota Dewan Hindia. Begitu saya memasuki halaman gedung ini, atmosfir hijau dan asri tampak terasa. Jalan menuju gedung ditata dengan menggunakan batu-batu kecil berwarna merah. di halam mukanya ada sebuah kolam kecil yang berisi tanaman bunga teratai dikelilingi rerumputan hijau dan beberapa pohon besar di kanan-kiri halaman. Gedung Arsip Nasional dibagun dengan gaya arsitektur Renaissance terlihat anggun dan artistik. Awalnya sebelum dijadikan museum, gedung ini berfungsi sebagai tempat peristirahatan Reyner de Klerk. Ketika itu awal abad ke 18 VOC berhasil menaklukan Banten dan Mataram, kala itu kota dalam keadaan tidak sehat sedangkan di kawasan
Vol. 1, No. I Mei 2010
luar kota sudah aman. Para kelompok elit atau pejabat-pejabat kaya raya seperti Reyner de Klerk membangun rumah peristirahatan (landhuis) dengan pekarangan luas salah satunya yang kini menjadi Gedung Arsip Nasional. Di rumah besaritu tinggal para pekerja berstatus budak belian. Jumlahnya ada sekitar 150 orang. Para budak itu didatangkan dari berbagai daerah itu lalu dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga, pengiring majikan, memayungi atau membawa tempat sirih dan tempat perhiasan majikan. Di antara para budak belian ini ada yang khusus dipekerjakan sebagai grup orkes. Mereka menghibur si majikan saat santap malam bersama keluarga atau menjamu tamu istimewa. Bangunan tua yang kini menjadi Gedung Arsip Nasional dulunya merupakan rumah impian de Klerk. Dia sendiri yang mendesain rumah tersebut. Dan desainnya itu hingga sekarang tetap dipertahankan. Ryner membangun rumah peristirahatan diluar kota ini dengan pekarangan yang luas sebagai
23
Historia
tempat para kelompok elite bersama keluarga menikmati weekend. Bangunan tua yang bernuansa hijau dan asri ini belakangn kerap dijadikan sebagai tempat untuk bermacam kegiatan seperti pameran, seni budaya hingga acara pesta pernikahan. Menurut Direktur Eksekutif Gedung Arsip Nasional, Tamalia, masyarakat mulai memakai gedung ini untuk bermacam acara sejak tahun 1999. "Kalau ingin memesan tempat ini untuk berbagai event, bisa datang langsung atau menghubungi gedung ini via telpon," kata Tamalia. Gedung Arsip Nasional memiliki luas bangunan 1.272.2 m persegi, merupakan satu-satunya gedung milik pemerintah yang tidak mengenakan biaya masuk atau gratis untuk masyarakat. Gedung ini buka untuk umum setiap hari kecuali hari Senin atau jika ada acara museum mulai pukul 06.00 sampai 17.00 WIB untuk gedung. Sedangkan untuk halaman depan sampai pukul 18.00 WIB karena sebagaian masyarakat memanfaatkan halaman gedung untuk bermain dan
24
Inovasi
berolahraga. Di dalam gedung ini terdapat koleksi yang sebagian besar berupa peta, yang melukiskan sejarah pemetaan di Indonesia. Mulai peta pertama yang menggambarkan Kepulauan Nusantara sebagaimana dibayangkan oleh Bartholomeus dari Alexandria, Mesir sampai peta terakhir yang dibuat oleh tentara Amerika pada waktu Perang Dunia kedua. Selain itu juga ada koleksi perabot lama. Salah satu program Yayasan Gedung Arsip Nasional sekarang ini menurut Tamalia adalah berupaya menambah koleksi-koleksi. Dengan menambah koleksinya. Kelak Gedung Arsip Nasional ini bisa menjadi museum yang juga memuat informasi mengenai perubahan gaya perabot dari abad ke abad. "Misalnya gaya perabot abad ke-17 dengan kayu arang atau ebony, berbeda dengan gaya abad ke-18 maupun abad ke19," terang Tamalia putri dari sastrawan pujangga baru Indonesia, Sutan Takdir Alisjahbana. Nantinya, lanjut Tamalia, pengunjung dapat melihat bagaimana rumah seorang gubernur jenderal dengan ruang makannya, ruang tidur, dapur, dan ruang para budaknya. Koleksi-koleksi Gedung Arsip sebagian besar milik yayasan Gedung Arsip Nasional RI. "Selain itu ada beberapa koleksi yang dipinjamkan dari pihak ketiga, " ujar Tamalia. Arsitektur unik dengan halaman yang cukup luas dan letaknya yang strategis, membuat Gedung Arsip ini juga sering digunakan untuk event-event wisata, misalnya acara kenduri kuliner, pameran, dan lainnya. Tertarik? datang saja. Gedung Arsip memang asyik.(ratna)
Vol. 1, No. I Mei 2010
Perpustakaan Digital, Solusi Tantangan Global Oleh : Dra. Hj. Meti Lastri, M.Si
E
RA adidaya teknologi informasi berbasis kekuatan daya jelajah dunia maya kian menantang. Betapa tidak, kemajuan ini telah memupus batas negara. Dunia ibarat selebar daun kelor. Tinggal klik, maka informasi apapun di kolong langit ini bisa diperoleh. Bahkan, komunikasi langsung melalui situs web.site, blog, twitter,facebook atau jejaring sosial lainya mengekalkan jargon dunia hanya selebar daun kelor. Tak pelak, dunia perpustakaan dan arsip bisa eksplorasi potensi ruang komunikasi tanpa batas ini sebagai wahana memberikan pelajanan tanpa batas. Perpustakaan digital akan menjawab tantangan futuristik.Membangun perpustakaan digital sebetulnya sangat murah, sederhana dan tidak memerlukan wahana/tempat. Ini sesuai dengan karakteristiknya yang berbeda dengan p e r p u sta ka a n ko nve n s i o n a l . I st i l a h p e r p u s ta ka a n d i g i ta l p e r ta m a ka l i diperkenalkan lewat proyek NSF/DARPA/NASA: Digital Libraries Initiative
Vol. 1, No. I Mei 2010
pada tahun 1994. Perpustakaan digital yang paling banyak dikenal saat ini adalah Proyek Gutenberg, ibiblio dan Internet Archive, serta proyek yayasan Wikimedia ini sendiri ( te r m a s u k w i k i s o u rc e , w i k i p e d i a , Wiktionary, Wikiquote, Wikibooks, Wikinews, Wikispecies, Wikiversity, Commons, Meta-Wiki, MediaWiki, dll). Keseluruhan koleksinya memakai format digital yang disusun dalam sebuah arsitektur komputerisasi. Arsitektur ini disusun dalam sebuah proyek yaitu proyek perpustakaan digital. Penelitian proyek perpustakaan digital menggunakan WWW (World Wide Web) yang dihubungkan dengan jaringan internet sebagai media penyalur informasi utama. WWW memiliki banyak kelebihan yang didukung berbagai macam protokol komunikasi (HTTP, FTP, Gopher), penggunaan HTML sebagai bahasa standar markup, dan kelebihan pada GUI (Graphical User Interface). Perpustakaan digital (Inggris: digital library atau electronic library atau virtual
25
Inovasi l i b ra r y ) a d a l a h p e r p u sta ka a n ya n g mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa d i a k s e s d e n g a n k o m p u t e r. J e n i s perpustakaan ini berbeda dengan jenis perpustakaan konvensional yang berupa kumpulan buku tercetak, film mikro
Inovasi
(microform dan microfiche), ataupun kumpulan kaset audio, video, dll. Isi dari perpustakaan digital berada dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan secara lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan mudah lewat jaringan komputer.
Jenis Perpustakaan Digital Full Text ? Pemrosesan dan manipulasi data lebih mudah ? Ukuran data lebih kecil ? Data terformat dalam bentuk SGML (Standard Generalized Markup Language) Page Image ? Sesuai untuk system browsing ? Tidak memerlukan font karena berupa file image ? Tidak memerlukan biaya besar dalam pembuatan (low cost) ? Proyek perpustakaan digital meneliti mengenai dua bidang: ? Pendigitalan Dokumen : Meneliti tentang bagaimana mendigitalkan dokumen dan jenis pendigitalan dokumen baik full text maupun page image ? Pembangunan Database : Meneliti tentang pembangunan database meliputi pencarian judul, pencarian dokumen, pencarian gambar, katalog database, database gambar, dan database link informasi
Komponen Sistem Utama Perpustakaan Digital ? Impor/Ekspor Server: Dilakukan konversi digital dari file analog ke bentuk digital. File digital dikirim melalui ekspor server menuju impor server yang akan menyaring file yang terdaftar dan dibantu oleh Knowbot. ? Pendaftaran Server: Pendaftaran server dilakukan untuk pertanggungjawaban :Penerimaan pesan (hosting arriving) dari knowbot yang membawa informasi baru, pendaftaran pengguna baru ? Pengindeksan, katalogisasi dan referensi server: Melakukan pendataan secara menyeluruh terhadap file-file digital yang masuk ? Database Server: Digunakan untuk mengakomodasi database-database baru ? Akuntansi dan Statistik Server: Berfungsi sebagai pengumpul dan penyimpan data yang sesuai dengan penggunaan perpustakaan digital ? Sistem Billing: Digunakan untuk pengumpulan data mengenai objek yang baru diregistrasi
26
Vol. 1, No. I Mei 2010
? Transformasi server: Digunakan untuk mengubah input data menjadi bentuk
standar perpustakaan digital ? Sistem Perpustakaan Personal: Digunakan untuk menkombinasikan keseluruhan
program sehingga perpustakaan dapat berdiri sendiri secara personal Spektrum Perpustakaan Digital Spektrum dari sistem perpustakaan digital bergerak dari gambar (visual) menuju ke titik yang tidak terlihat (invisible) yang membentuk 6 sistem yang saling tumpang tindih. ? Penyajian tetap (Fixed Presentation) ? Isi tetap (Fixed Content) ? Daftar pertanyaan (Database Querries) ? Pusat kontrol data (Server Data) ? Pelaksanaan program (Executable Program) ? Struktur pengetahuan (Knowledge Structures) Pembuatan perpustakaan digital tidak menemui masalah selama dokumen yang diterima berupa file elektronik. Masalah muncul pada saat dokumen yang diterima berupa file nonelektronik, berupa kertas atau buku. Hal ini merupakan masalah utama yang dibahas pada proyek-proyek penelitian, khususnya dalam pembuatan perpustakaan digital dengan dokumen dari perpustakaan umum atau dari grey literature. Hak cipta pada dokumen yang didigitalkan yang berupa mengubah dokumen menjadi digital dokumen, memasukkan digital dokumen ke database, mengubah digital dokumen ke hypertext dokumen. Hak cipta dokumen di jaringan komunikasi. Solusi masalah hak cipta telah dikembangkan dalam ECSM (Electronic Copyright Management System) yaitu sistem monitoring penggunaan digital dokumen oleh pengguna secara otomatis. Masalah yang terjadi pada perpustakaan digital swasta yang menarik biaya setiap mengakses dokumen. Solusi masalah ini akan dikembangkan pada system electronic money Tahap Pelaksanaan Perpustakaan Digital ? Tahap 1, terdiri dari The Knowbot Operating Enviroment (KNOE), User Interface, pengumpulan database, Pencarian Natural Language Text. ? Tahap 2, terdiri dari pengembangan sistem perpustakaan personal dengan dasar penelitian tahap 1. ? Tahap 3, terdiri dari komponen-komponen perpustakaan digital yang diintegrasikan dan akan membentuk quasi-operasional dari perpustakaan digital ? Tahap 4, terdiri dari proses pelaksanaan perencanaan yang sudah dirancang
Vol. 1, No. I Mei 2010
27
Ria-Ria
Kolom
Pistol-pistolan dan Uang-uangan Keributan terjadi di sebuah toko mainan anak-anak. Pemilik toko mencak-mencak, memaki seorang anak kecil. Anak kecil itu membayar sebuah pistol-pistolan seharga Rp. 700 ribu dengan tujuh lembar uang ratusan ribu yang berwarna merah. ”Saya khan sudah bayar tuh uangnya, jangan marah dong. Namanya juga pistol-pistolan, nggak salah kalau saya bayar dengan uang-uangan. Anda bagaimana sih? Suara anak itu keras membantah caci maki pemilik toko. Suara itu mengundang seorang ahli bahasa masuk ke dalam toko. Ia pun mendamaikan kedua orang yang bertengkar itu. Setelah mengetahui duduk perkaranya. Ahli bahasa itu pun menjelaskan, bahwa akhiran –an yang nempel pada kata ulang pistol-pistolan artinya sama dengan pistol bohongan. Jadi, tidak salah kalau anak itu membayarnya dengan uang-uangan yang artinya juga sama yankni uang bohongan. Sejak itu pemilik toko menempelkan tulisan di depan tokonya dengan kalimat, ”Pistol-pistolan tidak boleh dibeli dengan uang-uangan. (ujang kasep)
Saya Naikan Jabatanmu 1 Tingkat Dengan adanya reformasi di Republik Mimpi terjadi fenomena tersendiri, seorang saudagar terpikir menjadi kepala Daerah. Sang Kepala Daerah terpilih yang berlatar belakang Saudagar di benaknya terobsesi bahwa makna naik identik dengan tambah tak terkecuali mengenai jabatan dalam esselonering. Seusai dilantik sang Kepala Daerah yang mantan Saudagar mengumpulkan stafnya yang juga “ tim suksesnya ” dengan gaya meyakinkan beliau berucap, “ sekarang saya akan berbalas budi kepada kalian atas kerja keras saudara – saudara saya terpilih menjadi Kepala Daerah untuk itu bagi saudara yang masih Esselon II saya naikan menjadi Esselon III dan bagi yang sudah Esselon III saya naikan menjadi Esselon IV, cukupkan masing – masing naik 1 (satu) tingkat dan Surat Keputusan untuk itu telah saya tanda tangani. Mendengar ucapan itu para tim sukses menggerutu dengan melihat hal itu….dan setelah tahu sang Kepala Daerah terpilih, malu.
Naik I Tingkat
(library boy)
28
Vol. 1, No. I Mei 2010
Community Librarinship Bikin Hebring Perpustakaan Keliling Oleh : H. Abdul Wahid M. Ali, SH Pustakawan Madya
B
AGAI layanan siap saji dari sebuah usaha fast food waralaba, mobil boks berplat merah terus bergelinding memasuki sekolah dan tempattempat anak berkumpul. Sigap, cepat kata kunci yang selalu dibuktikan dalam memenuhi pesanan para pemustaka. Kelengkapan koleksi buku, majalah populer yang berderet di kotak bak mobil menambah semangat layanan para pustakawan. Karakter layanan ini menjadi trade mark perpustakaan keliling. Benar, layanan perpustakaan stationer dicirinya mobile. Ia bergerak menyusuri tempat-tempat berkumpulnya komunitas pembaca di mana saja. Titik pos layanan sangat dinamis seperti anak autis-jenius.
Vol. 1, No. I Mei 2010
Perpustakaan keliling hanya membawa bukubuku pesanan para langganan. Jadi, tidak perlu membawa koleksi atau membawa buku-buku referens seperti kamus, ensiklopedi dan sebagainya. Perpustakaan keliling berfungsi sebagai agen pemerintah. Idealnya ia harus mampu mengantisipasi perubahan sosial, teknologi, ekonomi dan politik. Eksistensi perpustakaan keliling berlaku sebagai mediator antara kemauan politik/politik will dan aspirasi masyarakat pemakai. Titik temunya terletak pada bahan bacaan yang tersedia Para punggawa perpustakaan kililing dituntut memiliki kompetensi dan kemauan untuk manganalisis strata sosial masyarakat pemakainya. Bahasa kerennya ilmu ini sebagai community librarinship. Ilmu ini
29
Ragam
Kolom relatif baru karena adanya perubahan sosial. Sebenarnya tidak sukar untuk dipelajari. Melalui bekerja sama dengan pemerintahan lokal, dapat diketahui strata masyarakat dalam satu titik layanan. Tujuannya, jelas agar s e m u a b a h a n b a ca a n ya n g a d a d i perpustakaan keliling terserap seluruhnya oleh para pemakai yang potensial, cocok dengan profesinya. Sederhana saja penerapannya. Semua bahan pustaka yang dibawa oleh perpustakaan keliling cocok untuk seluruh masyarakat. Jadi, tak perlu memboyong semua koleksi pustaka. Cukup yang dipesan atau diminati para pemustaka saja. Bagaimana model pelayanan berbasis community librarinship bisa efektif ? Langkah awal yang bisa ditempuh, yakni menganalisis masyarakat yang menjadi target layanan (community profiling), tentukan sasaran yang akan dicapai (targeting), surveilah minat baca komunitas yang menjadi target. Strategi ini sebagai perencanaan pengadaan koleksi yang berdaya guna dan berhasil guna (value for money). Koleksi pepustakaan keliling harus sesuai dengan strata masyarakat dan minat bacanya.
30
Paradigma Baru, Atasi Penggangguran Oleh : Drs. Bambang Chidir Sunarto
B
Sasaran pelayanannya pun bisa optimal mencapai target. Strata masyarakat dapat diperoleh dari kelurahan, kecamatan atau BPS. Data ini menjadi sekmentasi komunitas, seperti buruh, tani, nelayan, golongan menengah dan sebagainya. Dari data yang ada bisa disiapkan jenis koleksi yang perlu dimiliki oleh perpustakaan keliling. Guna menarik minat, maka perlu promosi langsung melalui penayangan buku-buku baru atau brosur tentang layanan baru yang akan mengenakkan pembaca. Pengadaan koleksi diadakan sebagian besar berdasarkan permintaan pemakai. Berdasarkan hasil survei. Pustakawan berhak mengadakan koleksi karena mereka yang tahu koleksi apa dan dimana diperolehnya. Pengadaannya dapat dilaksanakan dengan cara pembelian, pertukaran dan hadiah, bahan bacaan apa yang mereka butuhkan. Bila kondisi ini terbentuk dan memiliki dukungan luas, jelas saja dampaknya, perpustakaan keliling tambah hebring.
Vol. 1, No. I Mei 2010
ANYAK pertanyaan yang muncul berkaitan dengan sulitnya bangsa ini berubah. Bahkan tokoh-tokoh perubahan diadili dan ditertawakan. Hal itu berdampak ke masa depan daya saing bangsa ini. Menurut Rhenald Kasali, Guru Besar Ilmu M a n a j e m e n Fa ku l ta s E ko n o m i ( F E ) Universitas Indonesia (UI), ilmuwan Indonesia kurang melatih diri sehingga cenderung berpengetahuan namun sedikit bertindak. Rhenald menganalogikan kebiasaan itu dengan maraknya plagiat yang dilakukan oleh orang-orang pintar. Selain kurang percaya diri, katanya, pendidikan yang berbasis pada brain memory hanya menghasilkan manusia berpengetahuan saja yang ternyata tidak cukup untuk membuat seseorang menghasilkan manusia berpengetahuan saja yang ternyata tidak cukup untuk membuat seseorang menghasilkan karya ilmiah. "Perubahan harus dilatih, bukan dijadikan sekadar pengetahuan," ujarnya pada peluncuran buku Myelin Mobilisasi Intangibles Menjadi Kekuatan Perubahan, di Hotel Nikko. Alumnus program doktor dari University of Illinois at Urbana-Champaign USA ini lantas memperlihatkan video tentang bagaimana dua orang cacat yang dapat tampil sempurna pada salah satu pentas balet. Makna dari video itu adalah, kalau latihan terus dilakukan, semua bisa. Dia mengatakan, banyak orang yang
Vol. 1, No. I Mei 2010
berpengaruh tetapi karena tidak terlatih menulis, akhirnya melakukan plagiat. Ia pun menambahkan bahwa plagiat akan terus terjadi dan makin menakutkan. Rhenald melihat akar masalahnya terletak pada myelin, yaitu "kebiasaan bergerak" yang tidak dilatih dalam mendidik manusia Indonesia. Selain soal plagiat, pada kesempatan itu Rhenald juga mengungkap mengapa wirausaha nasional hanya 0,18 persen. Hal itu, sebutnya, ternyata disebabkan oleh sistem pendidikan yang mengedepankan aspek pengetahuan (brain memory education). Untuk mendapatkan angka lima persen w i ra u s a h a a ga r m a m p u m e n ga ta s i pengangguran terdidik yang setiap tahun bertambah sekitar satu juta orang, maka cara mendidik pun harus diubah dengan meningkatkan peran investasi pada myelin
31
Ragam
Ragam
Menjadi Kekuatan Perubahan" yang menampilkan Yunus Husein (kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Purnomo Prawiro (chief executive Officer Blue Bird), dan Tony Warsono (direktur Human Capital PT Wijaya Karya).
melalui latihan, bukan melalui jalur kognitif. Argumentasi Rhenald itu didasarkan pada temuan bahwa perusahaan-perusahaan unggul Indonesia justru melatih karyawannya di lapangan. Mereka tidak memberikan sales management, melainkan salespreneuring yang menekankan pada action, bukan mengedepankan pengetahuan tentang sales. Ia lantas menyebut perusahaan unggul i t u ya k n i B l u e B i rd ya n g b e r h a s i l "membirukan" Jakarta dengan ribuan armada mobilnya. Juga PT Wijaya Karya (Wika) yang berhasil "memerahputihkan" Aljazair dengan mengerjakan proyek di negara itu. "Perusahaan itu memobilisasi my e l i n , m e n u m b u h ka n i n t a n g i b l e s perusahaan menjadi kekuatan perubahan yang amat dahsyat," tandasnya. Myelin, sebut Rhenald, merupakan rahasia di balik perkembangan talenta manusia dan kesuksesan dunia usaha yang melesat. "Dengan myelin, seluruh kekuatan dihidupkan agar perubahan bukan sekadar angan-angan," ucapnya. Usai peluncuran buku, acara dilanjutkan dengan talkshow "Memobilisasi Intangibles
32
Mobilisasi Kebangkitan Bangsa Diskusi sekaligus peluncuran buku karya Rhenald menjadi kesadaran kita sebagai sebuah bangsa, Indonesia memiliki banyak hari dan tanggal yang diperingati secara khusus. Bulan Mei saja kita memiliki dua tanggal yang ditetapkan sebagai hari peringatan nasional, yaitu 2 Mei Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) dan 20 Mei Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Menjadi menarik untuk dikaji, ketika peringatan-peringatan itu hanya menjadi kegiatan seremonial rutin, tanpa membawa makna dan tanpa membawa perubahan. Menurut penulis, yang terjadi selama ini memang hanya seremonial. Setiap tahun kita memperingati Hardiknas tetapi dunia pendidikan tetap penuh dengan masalah. Setiap tahun kita juga memperingati Harkitnas namun bangsa ini bukannya bangkit dari keterpurukan
dalam berbagai aspek kehidupan, tapi justru muncul berbagai permasalahan yang makin rumit. Tahun 2008, peringatan 100 tahun Harkitnas dilakukan secara besar-besaran dengan slogan Indonesia Bangkit. Namun seperti kita lihat, belum ada kebangkitan bangsa ini dalam semua aspek kehidupan. Jumlah pengangguran tetap tinggi, jumlah penduduk miskin tidak berkurang secara signifikan, dan pendidikan makin sulit diakses rakyat miskin. Belum lagi kehidupan politik dan berdemokrasi belum memberikan dampak kesejahteraan bagi rakyat, penegakan hukum makin jauh dari rasa keadilan, kekerasan makin menjadi tren dalam masyarakat, korupsi juga tidak memperlihatkan tandatanda berkurang, bahkan dalam aspek olahraga pun bangsa ini terpuruk meskipun hanya dalam level Asia Tenggara. Boedi Oetomo yang didirikan tahun 1908 oleh dokter Wahidin Soedirohoesodo dan kawan-kawan, dalam sejarahnya menjadi titik
tolak dan pemicu pergerakan bangsa Indonesia untuk terbebas dari cengkeraman penjajah. Dari titik tolak itu, maka terjadilah gerakan Sumpah Pemuda tahun 1928 dan bermuara pada kemerdekaan pada tahun 1945. Maka sudah seharusnya, peringatan Harkitnas juga menjadi titik tolak bagi bangsa ini untuk keluar dari segala belitan masalah yang mendera rakyat. Kemajuan dan kesejahteraan bangsa tidak ditentukan oleh usianya. Banyak negara yang usianya masih muda namun telah menjadi bangsa yang maju dan sejahtera, misalnya Singapura. Kemajuan dan kesejahteraan tidak juga ditentukan oleh sumber daya alam yang dimiliki. Swiss dan Jepang dengan sumber daya alam yang tidak melimpah seperti kita, mampu menjadi negara yang maju dan sejahtera. Perubahan Dahsyat Rheinald Kasali (2010) dalam bukunya Myelin: Mobilisasi Intagibles Menjadi Kekuatan Perubahan, menyebut sikap dan perilaku dasar itu sebagai intangibles internal. Jika kekuatan intangibles itu dapat dimobilisasi, maka akan menjadi kekuatan perubahan yang dahsyat. Jika kita sebagai bangsa sungguh ingin bangkit, maka tidak ada cara lain kecuali
Vol. 1, No. I Mei 2010
Vol. 1, No. I Mei 2010
33
Ragam dengan mengubah sikap dan perilaku dalam hidup. Memang tidak mudah, namun harus dilakukan. Menurut penulis, untuk mengubah sikap dan perilaku masyarakat, kita perlu mengidentifikasi tantangan yang dihadapi. Tantangan berat yang saat ini ada dalam masyarakat kita adalah apa yang disebut oleh Gun R Semin & Klaus Fiedler (1996), dalam bukunya Applied Social Psychology sebagai konformitas semu. Artinya, bahwa banyak ang gota masyarakat menyelaraskan sikap dan perilakunya dengan perilaku orang lain yang sesungguhnya salah. Sikap dan perilaku yang salah akhirnya malah menjadi pedoman. Sebagai contoh, jika kita amati ketika traffic light menyala lampu kuning semua pengendara justru akan menambah kecepatannya, bukannya berhati-hati dengan mengurangi kecepatan seperti diajarkan oleh guru kita sejak di taman kanak-kanak. Menurut penulis, sikap dan perilaku dasar dalam kehidupan dapat dibentuk melalui pendidikan. Sebagai sebuah proses,
34
Rohani
Amanah Sebagai Kunci Kesejahteraan Oleh : Burhan HS
pendidikan harus mampu membentuk ke b i a s a a n - ke b i a s a a n p o s i t i f. U nt u k mewujudkan hal itu, yang harus dilakukan adalah meredefinisi peran pengajar (baik guru maupun dosen) agar tidak hanya menjalankan tugas mengajar atau kuliah seperti yang ditugaskan kepadanya. Peran paling mendasar dari seorang guru dan dosen sesungguhnya adalah menjadi teman, motivator sekaligus model bagi terbentuknya kebiasaan-kebiasaan baik dari peserta didiknya. Kejujuran, etika, kerja keras, kedisiplinan, tanggung jawab, dan empati seharusnya dipancarkan, dikobarkan dan diteladankan oleh setiap guru dan dosen dalam aktivitas pembelajaran.
Vol. 1, No. I Mei 2010
“Dan Allah telah membuat perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman dan tenteram, rejekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat” (QS. 16 : An-Nahl : 112). Kalam illahi ini menjadi sebuah kenyataan tak terbantahkan. Betapa tidak, negeri yang subur belum tentu bisa memakmurkan rakyatnya. Justru kebalikannya, kemalangan dan berbagai musibah terus mendera rakyatnya. Sejatinya manusia yang dikaruniai kekuatan mengolah akal budi ini bisa menghayati perintah sang Khalik. Tidak
Vol. 1, No. I Mei 2010
sedikit manusia dikolong langit ini menistakan eksistensi hukum sebab akibat yang telah digariskan Allah melalui janji dan ancaman-Nya seperti banyak tertulis dalam Al-qur’an. Fakta emperik saat ini negeri berpenduduk 230 juta jiwa yang terhampar dari Sabang hingga Merauke sangat sulit menemukan figur pemimpin yang amanah, te percaya, dan profesional memikul tanggung jawab pemimpin. Terbukti meruaknya kasus korupsi, penyalahgunaan wewenang masih terus menjadi berita yang bergelinding ke seantero negeri ini. Rakyatpun kian menderita akibat keserakahan segelintir para pengemban kebijakan. Malapetaka, bencana demi bencana tak urung terjadi di negeri ini. Bila dikaji dari telaah imani tentang malapetaka, nabi
35
Rohani
Muhammad bertuah dalam hadis yang diriwayatkan Imam Thabrani dari Ibn Abbas. Ada lima perbuatan sebagai sumbu malapetaka, yakni: 1) Tidaklah suatu bangsa mudah mengingkari janji, kecuali akan kendalikan oleh musuh-musuh mereka, 2) Tidaklah mereka berhukum dengan sesuatu yang bukan yang diturunkan Allah, kecuali akan tersebar kekafiran, 3) Tidak merajalela tempat perzinahan, kecuali akan merajalela pula penyakit yang membawa kematian, 4) Tidak mereka mempermainkan takaran /timbangan atau kualitas suatu barang, kecuali akan dihambat tumbuhnya tanaman, dan akan disiksa dengan kemarau panjang dan, 5) Tidak mereka mengeluarkan zakat, kecuali akan dihambat turunnya hujan yang membawa keberkahan (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas). Hadis ini menjadi teguran langsung kepada anak cucu adam agar berperilaku bijak, takwa, dan senantiasa menjalani perintahnya. Ketakwaan menjadi cermin turunnya keberkahan dan kesejahteraan. Ini mutlak. Janji Allah dalam surat Al-Araf:96
36
Wahana
secara tegas mengingatkan pentingnya iman dan takwa “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. Janji Allah ini mengimplimen-tasikan sebuah kunci keberkahan penduduk suatu negeri yang beriman dan bertakwa akan menuai keberkahan dan rezeki yang tercurah dari langit maupun bumi. Mengemban amanah yang jujur dan profesional menurut Didin Hafiduddin menjadi jalan mendapatkan rejeki dan kesejahteraan dalam hidup. Sebaliknya, Khianat culas dan korup akan melahirkan kefakiran dan kesempitan dalam hidup. Amanah menjadi kunci sukses dalam hidup. Ini sejalan dengan sabda Rasulullah, ‘Al-amanatu tajlibur rizka walhiyanatu tajlibul fakra, ’sifat amanah itu mendatangkan rejeki dan sifat khianat itu akan melahirkan kefakiran (HR. Ad-Dailamiy).
Vol. 1, No. I Mei 2010
CRM, 'Tonikum' Kesetiaan Pemustaka Oleh : Eko Mardirianto, SE
P
OPEYE tokoh kartun yang menjadi musuh Brutus selalu loyo bila tidak mengunyah bayam sebagai tonikum. Ia selalu kalah sebelum akhirnya menang. Pertaruhan memperebutkan sang kekasih, gadis ceking bernama Olive sering dilakoni aksi adu jotos dirinya dan si rakus Brutus. Tonikum berupa bayam menjadi obat kuat y a n g m e r a n g s a n g ke k u a t a n u n t u k meremukkan Brutus. Kisah manusia 'letoy' dalam mini seri televisi 'Popeye The Sailor Man' bila dianalogikan dengan minat baca masyarakat yang letoy memiliki implikasi yang kuat. Perpustakaan ibarat mileu yang membangkitkan minat pengunjung sangat membutuhkan tonikum guna memenangkan pertarungan melawan kemalasan dalam m e m b a c a . To k o h B r u t u s m e n j a d i metamorfosis kemalasan untuk memperoleh
Vol. 1, No. I Mei 2010
sesuatu. Sebaliknya, Popeye menjadi tokoh kuat dalam meringkuh mendapatkan sesuatu. Kekuatan itu ada dalam bayam sebagai tonikum atau makanan suplemen penguat ototnya. Bak Popeye, perpustakaan butuh tonikum. Bak Olive, pemustaka sebagai gadis cantik yang harus direbut sang Popeye. Banyak kiat menguatkan peran perpustakaan. Salah satu kiat ini, tak ayal bagaimana merebut hati pemustaka. Posisi pemustaka sangat vital. Ia bukan sekadar peminjam buku/pembaca buku, tapi sebagai pelanggan setia. Upaya membentuk pembaca menjadi pemustaka sebetulnya bagian dari misi perpustakaan dalam membangun masyarakat yang doyan belajar( learning society), masyarakat yang getol membaca(reading society). Tegasnya, kebutuhan proses belajar sepanjang hayat
37
Wahana
(long life education) akan terpenuhi sebagai upaya membangun masyarakat madani. Eksistensi perpustakaan menuntut optimalisasi proses pendenyutan nadi minat baca masyarakat. Betapa tidak, rendahnya minat baca telah memunculkan anggapan, bahwa perpustakaan mulai kehilangan ruh; 'hidup segan mati pun tak mau'. Fakta empirik menunjukkan, 90% masyarakat negeri ini sudah melek huruf, namun minat bacanya masih membleh. Soedijanto mendeskripsikan lima hal yang menyebabkan
38
Wahana
rendahnya minat baca. Faktor tersebut, yakni: budaya, situasi pendidikan di kelas dan ruang kuliah, kesenangan untuk ngumpul dan ngobrol, menariknya media elektronik, dan langkanya bahan bacaan bermutu ditengarai sebagai pemicu rendahnya minat baca. Indikator keletoyan minat baca tersebut bisa dilihat di ibukota. Populasi penduduk Jakarta hingga kini mencapai 7.443.030 jiwa. Dari angka ini diperkirakan 1.630.772 jiwa berkategori usia sekolah. Dilihat dari aspek sarana, kurang lebih ada 2534 perpustakaan dari 4279 SD hingga SLTA. Sementara itu jumlah perpustakaan di perguruan tinggi hanya ada 69 unit. Kondisi ini memang tidak ideal dalam menggenjot nadi minat baca. Meski begitu, bukan berarti upaya membangun SDM berkualitas melalui kekuatan perpustakaan lantas menjadi mundur. Penambahan koleksi, perbaikan pelayanan perpustakaan harus kuat. Secara teoritas memang kebiasaan membaca akan tercipta bila jumlah koleksi yang banyak itu memercikan rasa cinta pemustaka untuk terus menaikan angka permintaan dan kunjungannya. Perpustakaan
Vol. 1, No. I Mei 2010
memang perlu menaikkan derajat kualitas pelayanan. Ini akan membawa dampak bagi tingginya tingkat kunjungan pemustaka baik anggota maupun nonanggotanya. Menjawab idealitas ini, perlu pengelolaan berbasis pemustaka. Artinya, pemustaka sebagai pelanggan harus dipertahankan secara kualitas maupun kuantitas. Saatnya perpustakaan menggelindingkan pendekatan model Consumen Relationship Management (CRM) sebagai 'tonikum' bagi proses pengelolaan informasi yang rinci tentang masing-masing pemustaka, utamanya anggota perpustakaan. Pengelolaannya berorientasi pada titik sentuh (touch point) pemustaka dengan tujuan mengoptimalkan kesetiannya kepada perpustakaan. Langkah ini guna menghasilkan ekuitas pelanggan (customer equity) yang tinggi. Ekuitas ini secara teoritis berhubungan dengan tingkat kepercayaan yang dibangun
Vol. 1, No. I Mei 2010
dari persepsi atas diperolehnya nilai dan merk ekuitas. Nilai (value equety) berhubungan dengan koleksi bermutu dan kenyamanan perpustakaan yang ditawarkan kepada pemustaka. Merk(brand equity) berhubungan dengan pencitraan yang menimbulkan efek kesetiaan pemustaka. Sebagai contoh Perpustakaan BPAD Provinsi DKI Jakarta selalu mengedepankan nilai superior ekuitas pelanggan. Keuntungan yang akan diraih dari p e n e ra p a n C R M , a n t a ra l a i n : 1 ) mendapatkan pelanggan perpustakaan (pemustaka) yang loyal (consumer loyality), 2) dapat menentukan preposisi nilai (value preposition) yang tepat bagi pemustaka, yaitu menempatkan ke dalam benak pemustaka atas nilai superior yang diberikan oleh perpustakaan sebagai merk yang memberikan kepuasan, 3) memberikan kejelasan target dan segmen untuk menawarkan pelayanan kepada pemustaka (offerings), memacu proses pelayanan terbaik (pelayanan prima), 5) memotivasi karyawan untuk belajar mempertahankan pemustaka (costumer retention). Penerapan CRM bisa ditempuh dengan cara: 1) mengindentifikasi pemustaka
39
Wahana (anggota dan calon anggota) perpustakaan yang memiliki minat terhadap perpustakaan, 2) mengalkulasi kemampuan dan kemauan anggota dan calon anggota perpustakaan untuk spending, 3) mempelajari jenis-jenis koleksi dan jenis-jenis pelayanan yang dibutuhkan, 4) menyelidiki apa yang ditawarkan kompetitor perpustakaan sejenis, 5) menentukan jenis-jenis koleksi dan jenisjenis pelayanan yang akan ditawarkan, 6) meneliti cara terbaik untuk penyampaian program-program CRM yang akan ditawarkan, 7) mencari alat dan cara agar karyawan dapat mengembangkan hubungan dengan pemustaka, 8) identifikasi sistem sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan komitmen pelayanan. Membangun CRM juga harus memperhatikan pendekatan lima level sebagai penguat pilar sinergitas pemustaka. Kelima level ini terdiri dari level satu, yakni mengoptimalkan frontline layanan dalam
40
Opini
melaksanakan standar pelayanan yang telah direncanakan(basic marketing). Level dua, mendorong pemustaka agar tak sungkan u n t u k b e r t a nya , b e r ko m e n t a r d a n menyatakan keluhan (reactive marketing) kepada counter pelayanan. Level tiga, menghubungi pemustaka guna mengetahui kekecewaan, harapan/saran (accountable marketing). Level empat, menyarankan/menawarkan berbagi koleksi dan jenis layanan terbaru atau telah diperbaiki dengan kontak rutin (proactive marketing). Level lima, bekerja sama dengan pemustaka guna memperbaiki kinerja sebagai proses meningkatkan ekuitas pemustaka (partnership). Penerapan CRM secara konsisten dan sistemik akan menjadi semacam tonikum baru bagi upaya merebut hati pemustaka. Upaya ini harus segigih sang Popeye yang kuat, ulet merebut Olive sang kekasih dari tangan Brutus. Semoga saja begitu.
Vol. 1, No. I Mei 2010
Kepemimpinan Fauzi Bowo Melawan Ketertinggalan Pendidikan Oleh : Drs. H. Agus Bambang, M.Pd
M
ENJADI pemimpin sesungguhnya s a m a d e n ga n m e m e ga n g amanah rakyat. Pemimpin harus bertanggung jawab. Ia berada di puncak kekuasaan dan kewenangan yang diatur oleh undang-undang. Rakyat menjadi sebuah pertaruhan yang mahal. Nasib rakyat haruslah berubah. Potensi mengubah nasib bukan semata datang dari sebuah kharisma kepemimpinan. Artinya, kharisma seorang pemimpin bukan tidak dipentingkan karena kerja nyata dan loyalitas terhadap rakyatlah yang akan menjawab harapan masa depan rakyat. Menyadari pentingnya perubahan nasib rakyat, Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo yang lebih dikenal sebagai seorang intelektual sudah pasti ahli dalam merumuskan strategi
Vol. 1, No. I Mei 2010
pembangunan baik material maupun immaterial. Pendidikan menjadi salah satu pijakan dasar yang telah dicanangkan menjadi sebuah investasi masa depan dalam proses pencerahan wajah ibukota negara yang dikenal sarat dengan keruwetan. Masalah yang paling krusial sejak putra Betawi berdarah Malang ini menjadi gubernur pertama di era eforia pilkada yakni kemiskinan, pengangguran dan penciptaan lapangan pekerjaan. Tiga indikator ini sebetulnya menuntut pengolahan pemikiran mendalam bagi proses penyejahteraan rakyat Jakarta. Kenyataan menunjukkan wajah Jakarta tetap saja belum secerah impian metropolitan yang sarat dengan percepatan bisnis dan laju informasi berbasis komputer. Tantangan ini menjadi pertaruhan sebuah
41
Opini reputasi pemimpin berkelas internasional Fauzi Bowo yang lulusan Jerman itu. Fauzi Bowo harus membusungkan dada, keras, dan berani dalam menorehkan kebijakan demi kebijakan berbasis pendidikan. Sederhana saja filosofinya, pendidikan merupakan investasi yang mahapenting bagi tegaknya sebuah negara. Akar pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana mewujudkan proses belajar sepanjang hayat, menyentuh semua sendi kehidupan tanpa membedakan ras atau golongan ekonomi. Dengan demikian benar apa yang dikatakan Plato bahwa pendidikan itu adalah tiang negara. Tanpa pendidikan negara ini akan runtuh. Pendidikan tanpa guru tidak ada pendidikan. Jelas, sebagai investasi masa depan pendidikan menjadi kunci sukses bagi lahirnya bangsa yang kuat. Jakarta tidak akan pernah bermain api investasi pembangunan berbasis pendidikan. Keterpurukan ekonomi bangsa sebagai dampak dari krisis global bukanlah hambatan yang menuai keluhan seperti seorang anak kecil meminta gula-gula. Harbinson dan Myers tokoh pendidikan Amerika Serikat menyatakan bahwa, ’Investment in education certainly contribute to economic growth, but it is obvious that
42
Opini
economic growth makes it possible for nations to invest in educational and development. Education, therefore, is both the seed and the flower of the economic development.’ (Manpower and Education, 1965: 9-11) kenyataan menunjukkan tidak semua negara mau menegakkan tiang negara melalui investasi pendidikan. Berdasarkan catatan Bappenas, BPS dan UNDP prosentase anggaran di sepuluh negara Asia plus satu Asia, Indonesia masih rendah membagi kue pendidikan, yakni 1,4% dari anggaran pendidikan terhadap PDB. Ironisnya data World Development Indicators tahun 2003 menempatkan Indonesia sebagai negara b u n c i t / p e l i t d a l a m m e n ga n g ga r ka n pendidikan. Memasuki era reformasi dan berkat sejumlah pemikiran tokoh guru, kue anggaran pendidikan pun dikucurkan sebesar 20% sesuai dengan amanah UUD 1945.melihat peluang ini secara solusif duet kepemimpinan gubernur Sutiyoso dan wakilnya Fauzi Bowo berani mematok 21 % anggaran pendidikan bahkan duet pemimpin ini tidak tanggungtanggung menggelindingkan peningkatan kesejahteraan guru (TPP, Kesra dan Tunsus)
Vol. 1, No. I Mei 2010
plus pengucuran kocek APBD guna membiayai pos-pos pembangunan berbasis pendidikan. Ketika Fauzi Bowo melanjutkan tampuk kepemimpinan rakyat Betawi, secara treng ginas melakukan perampingan birokrasi. Dinas Pendidikan Dasar yang bermarkas di Rawabunga dan Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi yang bermarkas di Gatot Subroto dirampingkan menjadi Dinas Pendidikan di bawah pimpinan seorang kepala dinas. Secara struktura perampingan ini pun menguatkan posisi tawar bagi penuntasan harapan rakyat Jakarta. Terbukti, penyandang buta huruf dari populasi sebesar 72 ribu atau lebih 1% dari total penduduk Jakarta secara signifikan telah berkurang menjadi 13.200 orang pada Desember 2008. Fauzi Bowo melakukan penggenjotan program pendidikan di bawah kepemimpinan kepala dinas yang baru, yakni Taufik Yudi Mulyanto. Berdasarkan data dinas pendidikan DKI angka buta huruf berkurang 5-10 ribu berkat optimalisasi 134 pusat kegiatan belajar informal yang dikucurkan dari dana APBD (antara.com). Keberhasilan lainnya, yakni dalam proses pencapaian program wajib belajar 9 tahun.
Vol. 1, No. I Mei 2010
APK wajib belajar jenjang SMP di DKI Jakarta mencapai 95%. Berdasarkan catatan Depdiknas, ketercapaian APK 90-95% dapat dicapai oleh 187 kabupaten dan 11 provinsi. Jakarta memperoleh APK tertinggi bersama 5 provinsi lainnya, yakni Bali, Jatim, Jogya, NAD. Keberhasilan ini pun dibarengi dengan penurunan angka kemiskinan. Berdasarkan data Januari-Maret 2009 terdapat penurunan angka kemiskinan menjadi 323.170 jiwa dari angka kemiskinan setahun sebelumnya, yakni 379.600. Ini sejalan dengan upaya DKI Jakarta dalam menaikkan upah minimum provinsi dari Rp 972.645 menjadi Rp. 1.069.865. Signifikansi keberhasilan kepemimpinan Fauzi Bowo jelas dalam penurunan indeks kedalaman kemiskinan yang turun dari 0,72 (tahun 2008) menjadi 0,57 (tahun 2009). Indeks keparahan kemiskinan pun turun tajam dari 0,19 menjadi 0,14. penurunan angka kemiskinan secara mutualistis dibarengi dengan peningkatan prestasi pendidikan anak-anak Jakarta. Prestasi ini diukir mulai dari tingkat nasional hingga internasional. Fauzi Bowo yang pada tahun 2009 mempercayai Taufik Yudi Mulyanto sebagai kepala dinas pendidikan menorehkan
43
Opini prestasi anak-anak Jakarta dengan menyabet 23 emas, 37 perak, 26 perunggu. Dalam FLS2N, OSN dan LKS prestasi ini cukup kuat dengan perolehan emas 23, perak 37, perunggu 26 untuk O2SN. Dalam FLS2N diraih 6 emas, 3 perak, 14 perunggu, dalam LKS diboyong 10 emas, 1 perak, dan 8 perunggu. Prestasi ini diperharum dengan tampilnya anak-anak SMK sebagai juara umum LKS tingkat nasional tahun 2010. Di ajang internasional pelajar Indonesia seperti, Abdul Rahman (SMKN 58) menjadi juara dalam lomba Jesellery, Wildani (SMA 26) jadi juara Mould Making dan Muhamad Haris (SMK 6) menjadi juara Graphic Design Technology. Dalam lomba sekolah sehat nasional SMAN 3 tampil sebagai juara !V, TK Sang Timur juara II, dan SMPN 40 sebagai juara pertama. Prestasi ini diperharum oleh prestasi anak-anak SMP Terbuka dalam Lamojari bidang akademik juara I nasional diraih anak-anak SMPT 84 Koja, bidang keterampilan diraih anak-anak SMP Terbuka Palmerah yang bermarkas di SMPN 61, sedang untuk lomba kursus rumpun kesehatan menampilkan siswa Puspita Martha sebagai juara I nasional. Prestasi ini masih diperharum oleh
tampilnya anak-anak SMK IV sebagai juara produk inovatif dalam pameran pendidikan yang meraih juara I tingkat nasional. Raihan ini disusul tampilnya anak-anak SMAN 28 sebagai juara nasional lomba pengetahuan hukum nasional. Prestasi ini juga didukung oleh prestasi guru Jakarta , tampil sebagai j u a ra p e r ta m a Pe n ge m b a n g M e d i a Pembelajaran (Dadang Subagya/pamong pelajar SKB Jaksel), juara II Pembelajaran Tata Rias Pengantin Indonesia (Muh. Rais, LPK Rais Duren Sawit), juara III Management PKBN (Latifah, PKBM Fizar Jak Tim). Prestasi menjulang anak-anak Jakarta menjadi salah satu bukti bahwa proses pembinaan pendidikan bukanlah sebuah petualangan atau spekulatif. Semestinya pemerintah mau mengucurkan program propendidikan berbasis masa depan yang bisa menjamin kekuatan bangsa. Saatnya pendidikan di negeri ini diletakkan pada rel yang benar dan bukan sebagai raihan prestasi demi prestasi yang terjadi secara kebetulan. Fauzi Bowo jawab menjawab harapan rakyat Jakarta yang merindukan perubahan. Rakyat Jakarta masih terus berharap sentuhan pemikiran dan terobosan baru Bang Foke di tahun-tahun mendatang.
Arsip
Merupakan Bukti Pertanggungjawaban antar Generasi dan sebagai Pusat Informasi
Pastikan...!!! Arsip dan Dokumen Anda Disimpan Ditempat Penyimpanan yang
Aman...
Penyerahan, Penitipan, Pemindahan arsip/dokumen dalam bentuk kertas/berkas/dosir dalam rangka penyelamatan dan pelestarian arsip sebagaimana diatur dalam Perda 1 Tahun 2007. (Keterangan lebih lanjut hubungi alamat/nomor telepon kami)
Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta Gedung Arsip Jayakarta di Jalan Cikini Raya No. 73 Jakarta Pusat memfasilitasi bagi Anda yang membutuhkan arsip/dokumen, baik lembar/eksemplar dapat diperoleh dengan salinan/fotocopy sesuai dengan ketentuan yang berlaku
LAYANAN ARSIP/DEPO Depo Penyimpanan Arsip Pulo Mas Jl Printis Kemerdekaan, Pulo Mas, Jakarta Timur
44
Vol. 1, No. I Mei 2010