KEKERASAN TERHADAP KELOMPOK KEPERCAYAAN MINORITAS Studi kasus kekerasan dan diskriminasi Terhadap Jemaat Ahmadiyah selaku kelompok minoritas kepercayaan di Tasikmalaya VIOLENCE AGAINST MINORITY GROUP TRUST Case studies of violence and discrimination against minority groups Ahmadiyah as confidence in Tasikmalaya Oleh : Nurman Apandi 103507008 Program Studi Ilmu Politik Fakults Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Siliwangi Jl. Siliwangi No. 24 Tasikmalaya 46115
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini berjudul “Kekerasan Terhadap Kelompok Kepercayaan Minoritas (Studi kasus kekerasan dan diskriminasi Terhadap Jemaah Ahmadiyah selaku kelompok minoritas kepercayaan di Tasikmalaya)”. Ahmadiyah merupakan kelompok minoritas yang selalu menjadi objek kekerasan dan diskriminasi di seluruh daerah di Indonesia. Fenomena kekerasan dan diskriminasi itu khususnya banyak terjadi di daerah Jawa Barat. Dengan demikian peneliti mengambil sebuah sampel penelitian di daerah Tasikmalaya dan dibagi kedalam empat zona penelitian yaitu di Cabang Kawalu, Cabang Indihiang, Cipakat-Singaparna dan Tejowaringin. Kejadian kekerasan itu terjadi pada masa-masa dibentuknya SKB 3 Menteri (Menteri Agama, Jaksa Agung Dan Menteri Dalam Negeri) Nomor 3 Tahun 2008, Nomor KEP-033/A/JA/6/208, Nomor 199 tahun 2008 kemudian disusul dengan dibuatnya aturan-aturan lanjutan dari SKB 3 Menteri disetiap daerah khusunya di Jawa Barat berupa Pergub Jabar Nomor 12 Tahun 2011 tentang Larangan Kegiatan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Jawa Barat. Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan penelitian dalam rangka mengetahui secara mendalam bagaimana pola kekerasan dan diskriminasi itu terjadi kepada kelompok minoritas seperti ahmadiyah di daearh Tasikmalaya. Peneliti menggunakan Metode penelitian Kualitatif dengan teknik Pengumpulan data melalui Wawancara, Observasi Lapangan dan Dokumentasi berupa arsip, foto-foto dll, dan Metode analisis yang digunakan adalah model Analisi Interaktif dengan tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teori-teori yang digunakan peneliti tidak terlepas dari teori Kekerasan, Diskriminasi, Politik Identitas dan Agama. Hasil penelitian menunjukan bahwa kekerasan dan diskriminasi disebabkan karena adanya aturan yang seakan membenarkan suatu kelompok untuk melakukan tindakan kekerasan bahkan berujung pada pengrusakan barang/ tempat ibadah/ rumah dan penganiayaan terhadap orang lain. Sama halnya yang terjadi di empat zona penelitian, dimana di Kawalu kekerasan dan diskriinasi berupa pelemparan panti asuhan dan penggembokan panti sehingga yang berada didalam tidak bisa keluar, kemudian di Indihiang rumah jemaah dirusak bahkan nyaris dibakar, di Cipakat sering terjadi pengrusakan rumah ibadah jemaat ahmadiyah dan di Tejowaringin disaat
acara internal ahmadiyah terjadi penyerangan besar-besar sampai terjadi pengrusakan dan penganiayaan. Kekerasn yang selalu dialami Jemaat Ahmadiyah merupakan dampak dari aturan-aturan yang diskriminatif sehingga kelompok minoritas akan selalu menjadi korbannya. Kata Kunci : kekerasan, diskriminasi dan kelompok minoritas keagamaan ABSTRACK This study titled " Violence Against Minority Group Trust ( Case studies of violence and discrimination against minority Ahmadiyah as confidence in Tasikmalaya ) " . Ahmadis are a minority group that has always been the object of violence and discrimination in all regions in Indonesia . The phenomenon of violence and discrimination is especially prevalent in areas of West Java . Thus, researchers took a sample of research in the area of Tasikmalaya and divided into four zones , namely research on Kawalu Branch , Branch Indihiang , Cipakat - Singaparna and Tejowaringin . The incidence of violence that occurs in times of formation of the LCS 3 Ministers ( Minister of Religious Affairs , the Attorney General and Minister of Home Affairs ) No. 3 of 2008 , No. KEP - 033 / A / JA / 6/208 , No. 199 of 2008 was followed by the making of rules -aturan continuation of the LCS 3 Ministers in every area especially in West Java West Java gubernatorial form No. 12 of 2011 on the Prohibition of activities of Ahmadiyah Indonesia in West Java . Therefore , researchers intend to conduct research in order to know in depth how the pattern of violence and discrimination that happens to minority groups such as Ahmadiyah in daearh Tasikmalaya . Researchers using qualitative research methods with techniques of data collection through interviews , field observation and documentation in the form of archives , photographs , etc. , and the method of analysis used was the Interactive Analysis models with three components analysis : data reduction , data presentation and conclusion. The theories used by researchers is inseparable from the theory of Violence , Discrimination , Identity Politics and Religion . The results showed that violence and discrimination due to the rules that seemed to justify a group to commit acts of violence and even lead to the destruction of the goods / place of worship / home and the persecution of others . Same is the case in the four study zones , which in Kawalu violence and diskriinasi be throwing and locking orphanage homes that are located inside can not get out , then in the assembly house vandalized Indihiang barely even burned , in Cipakat frequent destruction of houses of worship and the Ahmadiyah congregation The Ahmadiyya Tejowaringin internal event occurs when the big attack until there is destruction and persecution . Communal violence which is always experienced Ahmadiyah is the impact of the discriminatory rules that minorities will always be a victim . Keywords : violence , discrimination and religious minorities
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa
Indonesia
menyimpan
berbagai
kemajemukan
dan
keberanekaragaman. Kemajemukan dan keberanekaragaman itu terwujud dalam pelbagai segi kehidupan bangsa Indonesia yang menempati segugusan kepulauan
yang ribuan jumlahnya di satu kawasan yang amat luas wilayahnya. Bangsa Indonesia terdiri dari dan dibentuk oleh berbagai suku bangsa yang mempunyai adat istiadat dan bahasa sendiri-sendiri disamping menganut agama yang berbedabeda. Oleh karena itu, suatu hal yang tak terhindarkan bahwa tata nilai yang dihargai dan dihayati oleh masyarakat tidak sama apalagi satu. Pluralisme atau Kebinekaan sesunggunya merupakan konsep kesadaran terhadap penghayatan nilai-nilai yang tertanam beribu-ribu tahun sebelum Indonesia dideklarasikan pada proklamasi 17 Agustus 1945. Kebinekaan sebagai nafas berbangsa dan bernegara sudah semestinya menjadi pedoman hidup masyarakat Indonesia, dimana prinsip kebinekaan ini menjadi alat pemersatu Nusantara dengan latar Indonesia yang beragam dan berbeda, khusunya secara etnis dan agama. Namun saat ini, konsep kebinekaan hanyalah sebuah tulisan yang terpajang di bawah burung garuda tanpa dimaknai sebagai ideologi pemersatu etnis, budaya, bahasa dan agama dalam satu kesatuan yakni Nusantara. B. Rumusan masalah Berdasarkan latarbelakang yang telah di uraikan di atas, maka dapat di rumuskan masalahnya sebagai berikut, yakni Bagaimana kekerasan dan diskriminasi terjadi terhadap Jemaat Ahmadiyah selaku kelompok minoritas kepercayaan di Tasikmalaya ? C. Batasan masalah
1 Pada penelitian ini, agar permasalahan tidak terlalu luas dan fokusnya
terarah maka peneliti membatasi pada tiga aspek yakni (1) Aspek Wilayah, dalam hal ini peneliti membatasi penelitian di Tasikmalaya dengan lokasi tempat di Indihiang, Kawalu, Cipakat-Cipasung dan Tejowaringin ; (2) Aspek Kekerasan yang dialami Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya; dan (3) Aspek Identitas Jemaat Ahmadiyah dan daya tahan perjuangan Jemaat dalam menghadapi serangkaian kekerasan yang selalu menimpa kelompoknya. D. Tujuan masalah Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi, menggambarkan, menjelaskan serta menganalisis kekerasan dan diskriminasi terhadap Jemaat Ahmadiyah selaku kelompok agama minoritas di Tasikmalaya.
E. Kegunaan Penelitian Berdasarkan kegunaan diatas maka dapat ditarik manfaat dari penelitian yang dilakukan, yaitu : 1. Manfaat Keilmuan Peneliti mengharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan dapat memberikan kontribusi dalam ilmu pengetahuan sosial terutama yang berkaitan dengan fenomena kekerasan dan diskriminasi
Jemaaah Ahmadiyah di
Tasikmalaya. dalam pandangan penulis penyelidikan tentang kelompok kepercayaan di Indonesia tepatnya di tasikmalaya masih sangat kurang sehingga dengan adanya penelitian yang peneliti kerjakan dapat memberikan dorongan bagi siapapun untuk meneliti kelompok identitas keagaamaan dengan harapan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan. 2.
Manfaat praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak
terutama pemerintah dan penggiat/ pemerhati sosial. Dalam penelitian ini peneliti memaparkan informasi, data-data dan bukti-bukti empirik di lapangan yang telah disusun secara sistematis sehingga memudahkan bagi semua pihak untuk memahami, mengkaji dan mempelajari ulang penelitian yang terkait dengan kekerasan terhadap Jemaat Ahmadiyah sebagai kelompok minoritas kepercayaan. Penelitian ini disajikan untuk menjadi salah satu referensi empiris bagi legislator dan eksekutor dalam membuat kebijakan yang tidak diskriminatif apalagi menjadi pedoman bagi kelompok radikal untuk melakukan kekerasan. selain itu, penelitian ini memberikan sumbangan pemahaman ahmadiyah dan membetulkan ide masyarakat yang salah tentang faham Jemaat ahmadiyah. dalam penelitian ini peneliti memberikan informasi yang objektif tentang faham ahmadiyah berkenaan dengan kehidupan mereka sehingga diharapkan tidak terjadi kesalahpahaman apalagi terjadi kekerasan antara kelompok yang ahmadiyah dan yang tidak setuju dengan faham ahmadiyah.
TINJAUAN PUSTAKA A. Kekerasan Konsep kekerasan digunakan untuk menggambarkan sebuah perilaku, baik yang terbuka (overt) atau tertutup (covert) dan baik yang bersifat menyerang (offensive) atau yang bersifat bertahan (deffense) yang disertai penggunaan kekuatan kepada orang lain. Tindak kekerasan (violence) Menurut WHO, kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan memar/trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau perampasan hak. Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan salah. Dalam pandangan klasik suatu tindak kekerasan (violence) menunjukan kepada tingkah laku yang pertama-tama harus bertentangan dengan undang-undang, baik berupa ancaman saja maupun sudah merupakan tindakan nyata dan memiliki akibat-akibat kerusakan terhadap harta benda atau fisik atau dapat mengakibatkan kematian pada seseorang.
B. Diskriminasi Lokus diskriminasi dalam disiplin hak asasi manusia bisa terletak dalam bentuk tindakan, maksud, tujuan, dan diskriminasi sebagai dampak. Diskriminasi sebagai tindakan merupakan tindakan pembatasan, pelecehan, pembedaan, pengucilan sebagai akibat dari pandangan dan pilihan menyikapi perbedaan. Bentuk diskriminasi ini merupakan diskriminasi langsung. Diskriminasi sebagai maksud/tujuan, juga merupakan diskriminasi langsung dalam bentuk tindakan yang diniatkan oleh pelakunya (atau oleh pembentuk undang-undang dalam kontek produk hukum yang diskriminatif) sebagai tindakan untuk menimbulkan akibat terdiskriminasinya seseorang atau kelompok. Diskriminasi sebagai dampak timbul dari pembedaan, pembatasan atau pengucilan yang menunjuk pada akibat dari upaya-upaya pengurangan dan penghapusan atau pengakuan, penikmatan dan penggunaan hak asasi manusia
C. Politik Identitas Dilihat dari rentang waktu 1970-an, banyak ilmuwan sosial yang tertarik pada politik identitas yang fokus pada masalah minoritas, gender, feminisme, ras, etnisitas, dan kelompok-kelompok sosial lainnya yang merasa terpinggirkan dan teraniaya. Dalam perkembangan selanjutnya cakupan politik identitas ini meluas kepada masalah agama, kepercayaan, dan ikatan-ikatan kultural yang beragam.
D. Agama Kebhinekaan agama yang saat ini tumbuh dan berkembang di Indonesia, berakar pada apa yang disebut Emile Durkheim sebagai agama primitif dan agama modern. Menurut Durkheim agama primitif merujuk pada satu konsep yang biasanya dipandang menjadi karakteristik dari segala sesuatu yang religius yaitu Konsep Supranatural. Supranatural adalah tatanan hal ikhwal di luar kemampuan pemahaman kita; yang supranatural adalah dunia misteri, yang tidak bisa diketahui dan ditangkap akal dan diserap indera. Maka agama menjadi semacam spekulasi terhadap segala sesuatu yang ada di luar sains atau akal sehat pada umumnya. E. Kerangka Pemikiran Gambar.1 Kerangka Pikir
Jemaah Ahmadiyah (Kelompok Minoritas)
Fenomena Kekerasan dan Diskriminasi
Penyebab Kekerasan & Diskriminasi
Kondisi Sosial Politik Pluralisme Kewargaan (Bhineka Tunggal Ika)
Produk-Produk Hukum UU No. 1/PNPS/1965 SKB 3 Menteri Pergub Perda Syariah
Jemaat Ahmadiyah adalah komunitas kecil keagamaan yang selalu mendapatkan tindakan-tindakan kekerasan dan diskriminasi atasnama kebenaran sehingga banyak yang menjadi korban dari tindakan itu. Bentuk kekerasan dan diskriminasi yang dialami berupa pengrusakan fasilitas umum, rumah, madrasah, tempat ibadah, penggembokan rumah ibadah, pengusiran, intimidasi, pemukulan dll.
F. Penelitian Terdahulu Terdapat banyak tulisan akademis atau penelitian terdahulu berkaitan dengan Jemaat Ahmadiyah seperti penelitian Kunto Sofianto tentang Gerakan Jemaat Ahmadiyah Indonesia di Jawa Barat 1931-2000 : Penyebaran Ideologi dan Respons Masyarakat. Penelitian ini fokus utamanya pada kajian tentang organisasi, penyebaran ideologi dan respon masyarakat terhadap gerakan Jemaat Ahmadiyah. Kemudian penelitian yang lain adalah penelitian yang ditulis oleh Abdullah Hasan Alhadar yang dicetak pada tahun 1982 dengan judul “Ahmadiyah Telanjang Bulat Dipanggung Sejarah”. penelitian ini berusaha untuk mengkritik secara keras dengan cara mempermalukan penggagas ahmadiyah, yakni Mirza Ghulam Ahmad, diantaranya terbabit dalam kehidupan Ghulam Ahmad, asal usul keturunan, kedudukan dan nama Ahmadiyah.
METODE PENELITIAN DAN METODE ANALISIS A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, yaitu sebuah proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia berdasarkan pada penciptaan gambaran holistik lengkap yang dibentuk dengan kata-kata, melaporkan pandangan informan secara terperinci dan di susun dalam latar ilmiah.
Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dan prilaku dari orang-orang yang di amati.. Penelitian kualitatif menghasilkan data yang berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka untuk memberi gambaran penyajian laporan kemudian di analisis agar memperoleh hasil yang maksimal. B.
Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Tasikmalaya tepatnya di 4 lokasi yakni :
Kawalu, Indihiang, Cipakat-Cipasung dan Desa Tenjowaringin. Pemilihan lokasi penelitian ini di dasarkan atas pertimbangan tragedi kekerasan yang terjadi di Tasikmalaya. C. Sasaran penelitian Sasaran penelitian tersebut adalah pimpinan dan tokoh Jamaah Ahmadiyah di empat tempat, yakni : Kawalu, Indihiang, Cipasung-Cipakat dan Tejowaringin.
D. Fokus penelitian Fokus penelitian bertujuan sebagai berikut : a. Fokus penelitian dapat membatasi studi b. Fokus penelitian berfungsi untuk memenuhi kriteria data atau memasukanmengelurkan suatu informasi yang di peroleh dilapangan. Melalui bimbingan dan arahan fokus yang telah di tetapkan, seorang peneliti akan tahu persis data mana yang perlu dimasukan kedalam data yang sedang dikumpulkan. Secara umum, Fokus penelitian ini adalah meneliti pola kekerasan terhadap kaum minoritas khususnya yang terjadi pada Jamaah Ahmadiyah di Tasikmalaya. E. Pendekatan penelitian Pendekatan penelitian menggunakan Interaksi Simbolik pendekatan ini digunakan untuk memahami makna prilaku manusia dalam kehidupan, motif, wawasan serta internalisasi nilainya. F. Teknik pengambilan informan
Teknik pengambilan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dimana peneliti memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data dan mengetahui masalahnya secara mendalam (Goezt dan Lecomple, 1984 dalam Heribertus Sutopo). Dengan demikian pemilihan informan tidak ditekankan secara kuantitas, melainkan ditekankan secara kualitas pemahamannya terhadap masalah yang akan diteliti. Dalam pelaksanaan pengumpulan data, pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti memperoleh data. Mengingat jumlah informan dapat berkembang sehingga informasi yang dibutuhkan diperoleh, maka dalam hal ini peneliti juga melakukan penelitian dengan menggunakan teknik Snowball Sampling. G. Teknik pengumpulan data 1. Wawancara (Interview) Menurut Milles dan Huberman (dalam Sutopo) adalah wawancara informal yang dilakukan pada saat konteks yang di anggap tepat Guna mendapatkan data yang mempunyai kedalaman dan dapat dilakukan berkali-kali secara frekuentif sesuai dengan keperluan peneliti. Teknik ini dimaksudkan agar peneliti mampu mengeksplorasi data dari informan yang bersifat nilai, makna, dan pemahaman yang tidak mungkin dilakukan melalui teknik survei. Latar belakang informan dan pewawancara akan mempengaruhi pada jawaban yang diberikan informan dengan cara pengambilan data dengan tanya jawab dengan informan. H. Sumber Data dan Jenis Data Pertama, sumber data ini diperoleh dari dua sumber, yaitu 1. Informan Informan pertama dipilih melalui purposive atas dasar permasalahan, judul maupun
fokus
penelitian.
Kemudian
pemilihan
informan
selanjutnya
menggunakan Snowball Sampling, yaitu peneliti pertama-tama datang pada seseorang yang di anggap bisa sebagai key informant, kemudian informan tersebut menunjuk informan lain sebagai informan baru untuk di jadikan responden. 2. Dokumen
Yaitu berupa catatan-catatan yang berasal dari arsip, buku pedoman pelaksanaan, laporan pelaksanaan, catatan pertemuan atau rapat, buku kenangan, majalah yang diterbitkan ahmadiyah, auto biografi tokoh-tokoh yang terlibat dalam gerakan ahmadiyah maupun dokumen resmi pemerintah yang berkaitan dengan kegiatan ahmadiyah. I.
Metode analisis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kualitatif dengan model analisis interaktif (Interactive Of Model Analysis). Proses analisis ini dilakukan selama proses penelitian. Dalam teknik ini ada tiga komponen pokok analisis, yaitu Reduksi Data, Penyajian Data dan Penarikan Kesimpulan yang kesemuanya ini di fokuskan pada tujuan penelitian. J.
Validasi Data Cara yang digunakan untuk menguji validitas data adalah teknik
Trianggulasi. Denzim dalam Moleong membedakan empat macam Trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.
PEMBAHASAN 1. Perbedaan Menuai Kekerasan Dan Diskriminasi Keyakinan Ahmadiyah yang berbeda dengan keyakinan umat islam pada umumnya, berkaitan dengan tiga hal, yaitu : masalah kewafatan Isa alMasih, masalah kenabian dan masalah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai Al-Masih Al-Maud. Pemahaman ini berbeda dengan kaum muuslimin pada umumnya, baik di Indonesia maupun dibelahan dunia lainnya. Berkaitan dengan nabi Isa yang tertera didalam Al-Qur’an antara lain dalam surat Ali Imron dll. Disini, umat islam masih memandangnya secara kontroversi, ada yang menafsirkan bahwa nabi isa tidak mati bahkan disamarkan, ada juga yang berpendapat bahwa nabi isa masih hidup di langit.
2. Potret Konflik Dan Diskriminasi Permanen Terhadap Jemaat Ahmadiyah Tasikmalaya Awal-awal tahun kehadiran Jemaat Ahmadiyah di Tasikmalaya telah menyisakan duka enam orang ahmadi yang meninggal dibunuh oleh masyarakat yang tidak menghendaki adanya ahmadiyah. Enam orang ahmadi itu berasal dari Sukapura Tasikmalaya, yakni Jaed, Sura, Saeri, Haji Hasan, Raden Saleh dan Dahlan. Mereka ditangkap dan diarak keliling kampung untuk selanjutnya di bunuh. Selain di Sukapura, kekerasan terjadi pula pada empat orang ahmadi yang tak sempat melarikan diri di tangkap dan diikat tangannya. mereka digiring untuk tidak kembali lagi ke Indihiang. Keempat orang tersebut adalah Haji Sanusi, Omo, Tahyan dan Sahromi. Gejala kekerasan dan diskriminasi dimasa perawalan ahmadiyah di priangan timur masih menunjukan kekerasan yang bersifat atomis sebagai dampak perselisihan antar individu (singular) dan belum didorong oleh gerakan kekerasan yang massif secara kolektif. Hal ini, boleh jadi disebabkan karena rasa iri dan dengki sebagian tokoh agama kepada ahmadiyah. Keirian dan kedengkian tersebut berpotensi melahirkan kekerasan yang bersifat tunggal (Singular).
PENUTUP A. Simpulan Kehadiran ahmadiyah dalam masyarakat Indonesia telah memberi peran yang signifikan terhadap modernisasi pemikiran keagamaan sehingga di lingkungan organisasi masyarakat Muhammadiyah ajaran Ahmadiyah dapat hidup dan bersemi ditubuh Muhammadiyah. Bahkan putra dari pendiri Muhammadiyah pun tertarik dengan rasionalisasi pemikiran keagamaan khas ala Mirza Ghulam Ahmad dan menyatakan diri masuk ahmadiyah. Namun, kini kehadiran ahmadiyah selalu dijadikan sebagai objek kekerasan dan selalu dipersalahkan dengan perkataan “Jemaah Ahmadiyah adalah Pemicu Kerusuhan”.
Periode 1980-an adalah periode perjuangan sekaligus penekanan dari pemerintah dan para ulama. Banyak mesjid ahmadiyah yang dirubuhkan oleh massa. Majelis Ulama Indonesia (MUI) merekomendasikan kepada pemerintah
untuk
menyatakan
ahmadiyah
sebagai
kelompok
yang
menyesatkan dan merupakan kelompok non-Islam. Banyak ahmadi yang menderita serangan secara fisik. Selanjutnya MUI menetapkan ahmadiyah sebagai aliran sesat. Periode 1990-an menjadi periode perkembangan pesat jemaat ahmadiyah Indonesia. Perkembangan itu menjadi lebih cepat setelah Khadrat Khalifatul Masih IV Atba, yaitu Hadhrat Tahir Ahmad, beliau telah mencanangkan program Baiat Internasional dan mendirikan Moeslem Television Ahmadiyyah (MTA). B. Saran Keberadaan Jemaat Ahmadiyah Indonesia, tidak bisa dinafikan keberadaannya. Tidak bisa di musnahkan, apalagi mereka mempunyai pengikut yang tidak sedikit di Indonesia. Yang perlu dilakukan adalah menghormati keyakinannya begitupun sebaliknya, memberikan ruang kepada pengikutnya untuk beraktivitas dan bekerja. Hal ini perlu dilakukan karena negara kita adalah negara yang menganut Asas Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tapi tetap satu jua) dan apabila mengutip bahasa Gus Dur negara ini adalah negara Pluralis (beragam) maka sudah seyogyanya kita saling membiasakan diri untuk tetap menghormati. Disinilah, Negara harus berperan aktif mengsosialisasikan nilainilai kebhinekaan bahkan memberikan ruang bagi setiap pengikut ahmadiyah. Tidak
dengan
sebaliknya
Negara
memposisikan
sebagai
alat
yang
memperkeruh kondisi perbedaan sehingga terjadi tindakan kekerasan dimanamana dan ini yang justru dapat merusak Pilar Kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peristiwa Kawalu, Sukapura, Tasikmalaya, Tejowaringin, Cipakat Singaparna cukuplah menjadi peristiwa kelam masa lalu. Negara harus mengambil bagian untuk mengdinamiskan kondisi yang sempat carut marut dengan mengeluarkan kebijakan yang positif dan mencabut
aturan-aturan yang bersipat diskriminasi seperti SKB 3 Menteri, peraturanperaturan setiap kepala daerah seperti peraturan Gubernur Jawa Barat.
DAFTAR PUSTAKA Abdilah, Ubed. 2002. Politik Identitas Etnis. Magelang : Indonesia Tera Ahmad, Munawar. 2013. Candy’s Bowl : Politik Kerukunan Umat Beragama di Indonesia. Yogyakarta : Suka-Press. ________________ . dkk. 2000. Bunga Ramapai Sejarah Jemaat Ahmadiyah Indonesia (1925-2000). Bogor: Jemaat Ahmadiyah Indonesia Ahmad SY, Maulana Basyiruddin. 2000. Riwayat Hidup Rahmat Ali H.A.O.T. Bogor: Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Ahmad Sy., Mirza Basyiruddin Mahmud. 2000. Riwayat Hidup Hazrat Ahmad A.S (Imam Mahdi dan Masih Mauud). Diterjemahkan oleh Aziz Ahmad Khan. Jakarta: Jemaah Ahmadiyah Indonesia Ahmad, Mirza Ghulam. 1997. Al-Masih Di Hindustan (terjemahan Ibnu Ilyas RIS). Bogor : Jemaah Ahmadiyah Indonesia. ___________________. 1996. Filsafat Ajaran Islam, Diterjemahkan dari Bahasa Urdu ke Dalam Bahasa Indonesia oleh Mukhlis Ilyas. Bogor: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Anwar, Yesmil. 2004. Saat Menuai Kejahatan: Sebuah Pendekatan Sosiokultural Kriminologi, Hukum. UNPAD Press: Bandung. Atmasasmitha, Romli.1992. Teori & Kapita Selekta Kriminologi. Bandung: PT. Eresco Bakir, Suyoto dan Sigit Suryanto. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Batam: Karisma Publishing Group Bogdan R. dan Taylor S.J. 1992. Pengantar metode penelitian kualitatif suatu pendekatan fenomenologis terhadap ilmu-ilmu social. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional. Bogdan R. dan Taylor S.J. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif Suatu Pendekatan Fenomenologis Terhadap Ilmu-Ilmu Sosial. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.
Chandakirana, Kemala. 1989. “Geertz dan Masalah Kesukuan”. Jakarta. Prisma No. 2/1989. Creswell, Jhon. 2002. Research Design Qualitative Approach. Jakarta : KIK Press. Dard, Ahmad R. 1949. Kehidupan Ahmad Sebagai Pendiri Gerakan Ahmadiyah Bagian Pertama. (Lahore). Diterbitkan Ulang oleh Amir Pusat Ahmadiyah, Jakarta. Djuwaeni. 1977. Sejumput Riwayat Lajnah Imaillah Indonesia Cabang Ujung Pandang, Rapen dan LI Ujung Pandang. Douglas, Jack D. dkk. 2002.Kekerasan. Dalam: Thomas Santos (ed). TeoriTeori Kekerasan. PT. Ghalia: Indonesia, Jakarta. Donald L Morowitz.1998. “Demokrasi Pada Masyarakat Majemuk’”. Dalam Larry Diamond dan Mars F Plattner. Nasionalisme, Konflik Etnik dan Demokrasi. Bandung : ITB Pres. Durkheim, Emile The Elementray Forms of the Religion, Sejarah Bentuk Bentuk Agama Paling Dasar, (IRCiSoD, Cetakan Pertama, 2011) diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dari Edisi Bahasa Inggris The Elementray Forms of the Religion. Ekadjati, Edi S., dkk. 1993. Sejarah Pemerintahan Di Jawa Barat, Bandung: Pemerintahan Proponsi Jawa Barat, Enjah Barjah, Data-data Sejarah Ahmadiyah Indonesia Cabang Samarang Garut. Fathoni, Muslih. 1994. Faham Mahdi Syiah Dan Ahmadiyah Dalam Persfektif. Jakarta: PT Raja Grafindo. Ghazali, Abdul Moqsith. 2009. Argumen Pluralisme Agama: Membangun Toleransi Berbasis Al-Qur’an. Depok: KataKita, Cet. I, Hamka. 1982. Ayahku: Riwayat Hidup Dr. H Abdul Karim Amrullah dan Perjuangan Kaum Agama di Sumatera. Jakarta: Uminda Hasani, Ismail. dkk(ed). 2011. Mengatur Kehidupan Beragama; Menjamin Kebebasan Beragama? Urgensi Kebutuhan RUU Jaminan Kebebasan Beragama/Berkeyakinan. Jakarta : Pustaka Masyarakat Setara
Hendropuspito, D. 1983. Sosiologi Agama. Yogyakarta:Penerbit Kanisius Kanz, Ahmad Ma’sum. 2004. Ahmadiyah di Kabupaten Ciamis: Selayang Pandang Mengenai Profile Kabupaten Ciamis dan Sejarah Pertumbuhan Ahmadiyah. Bogor: Jamat Ahmadiyah Indonesia, Kartini, Entin. “Bagaimana saya masuk Ahmadiyah”, dalam Edaran Lajnah Imaillah, No. 71 Nopember 1983, Bandung, Badan Penghubung Lajnah Imaillah Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Kartodirdjo, Sartono. 1984. Ratu Adil. Jakarta: Sinar Harapan _________________ . 1982. “Catatan Tentang Segi-segi Mesianistis Dalam Sejarah Indonesia”, dalam Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia Suatu Alternatif. Jakarta:Penerbit PT Gramedia, Khan, Malik Aziz Ahmad. 2000. Khabar-Ghaib Tentang Muslih Mau’ud Dalam Zaman Sekarang Ini. Bandung: Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Khan, Muhammad Zafrullah. 1976. (ed) Tadhkirah : Terjemah dari rya, kasyaf dan wahy yang diterima Hazrat Masih Maud as. Diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh A.Q Khalid. London : Saffron Book. Lubis, Nina Herlina. 2003.et.al. Sejarah Tatar Sunda. Jilid 1, Bandung: Satya Historika Marbun. 2007. Kamus Politik. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.(Edisi Revisi) Milles, Matthew dan Huberman, A. Michael.1992. Analisis Data Kualitatif. UI-Press. Jakarta Moleong, Lexi J. 1994. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Rosda Karya. MUI. 2011. Himpunan Fatwa MUI sejak tahun 1977. Jakarta : Penerbit Erlangga. Mukhayat MS., Ali. 2000. Sejarah Pertablighan Jemaat Ahmadiyah Indonesia 1925-1994. Tasikmalaya: Penerbit EBK Muller, Max, Introduction to Science of Religions, London, Longhmans, 1873, (lectures on) the Origin and (growth) of Religion (as Illustrtaed by Relions of India, London, Longmans, 1879.
Murtolo, 1976. “Sejarah Singkat Perkembangan Jema’at Ahmadiyah di Indonesia selama 50 tahun”, dalam Sinar Islam. Nottingham, Elizabet K. Religion And Society. Random House, Inc., New York. 1945, diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Abdul Muis Naharong. Penerbit CV Rajawali Jakarta. 1985 Nuruddin, Ahmad. 1976,.“Mengundang Ahmadiyah ke Indonesia”, dalam Sinar Islam Nomor Yubilieum 50 th Jema’at Ahmadiyah Indonesia. Jakarta: Jemaat Ahmadiyah Indonesia Partanto, Pius A dan M. Dahlan Al Barry.1994. Kamus Ilmiah Populer . Surabaya: Ar Kolah, Pringgodigdo. 1950. Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia. Jakarta: Pustaka Rakyat. Rahim, MSA. Abdul. 2004. Sejarah dan Perkembangan Jemaat Ahmadiyah di Desa Tenjowaringin Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya, Bogor: Jamaat Ahmadiyah Reville, Albert, Proglegomese de l’historire des religious, Paris, Fischbacher, 1881. Sanapiah, Faizal. 2003. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Santoso, Thomas. 2002. Kekerasan Agama Tanpa Agama, Jakarta : Pustaka Utan Kayu. Sobandi, Arif Munandar B. J. 2004. Sejarah Perkembangan Jemaat Ahmadiyah di Propinsi Banten (Rangkasbitung , Cilegon, Cisereh, dan Serang), Bogor: Jamaat Ahmadiyah Indonesia Spencer, Herbert, First Principles, New York, D. Appleton, 1862, terjemahan bahasa Perancis didasarkan pada edisi Bahasa Inggris yang keenam), Stoddard, Lothrop. (Dakara :1966). Dunia Baru Islam. Terj. Panitia Penerbit : Jakarta. Suaedy, Ahmad dan Abdul Moqsith Ghazali. 2006. Fatwa MUI dan Problem Otoritas Keagamaan. Jakarta: The Wahid Institute.
Sudaryono. R. 2003.Fajar Menyingsing di Subang : Sebuah Cerita Sejarah Berdirinya Jemaat Ahmadiyah dan Perkembangannya di Kabupaten Subang. Subang: Jemaat Ahmadiyah Subang Sudiarjo. 1994. Dialog Intra Religious. Yogyakarta: Kanisus Sulaeman, M Munandar. Ilmu Sosial Dasar : Teori dan Konsep Ilmu Sosial. cet.VI. Eresco: Bandung. 1992 Suminto, Husnul Aqib. 1985.Politik Islam Hindia Belanda. Jakarta: LP3ES Sutopo, H. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar Teoritis Dan Praktis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Syahid, Mahmud Ahmad Cheema. 1987. Mukjijat-Mukjijat Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Imam Mahdi a.s. Jakarta: Jemaah Ahmadiayah Indonesia. Wahid, Abdul dkk. 2001. Perlindungan Terhadap Korban Kekerasaan Seksual. Refika Aditama:Bandung. Wahid, Taslimah A. 1995. Mubaligh Markazi Pertama Haji Abdul Wahid H.A, Bogor: Pusdik Mubarrak Parung Warnaen, Suwarsih.et.al., 1987. Pandangan Hidup Orang Sunda Seperti Tercermin Dalam Tradisi Lisan dan Sastra Sunda. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Bagian Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Sunda Windhu, I Marshana. 1998. Kekuasan dan Kekerasan Menurut Johan Galtung.Dalam Thomas Santos.Ghalia Indonesia: Jakarta. Yasir, S. Ali. 1982. Jihad Dan Penerapannya Pada Masa Kini. Yogyakarta: Gerakan Ahmadiyah Lahore Cabang Yogyakarta. Yuwono, Trisno. 1994. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Praktis. Surabaya : Arkola SUMBER-SUMBER LAIN: Abd. Moqsith Ghazali, Argumen Pluralisme Agama: Membangun Toleransi Berbasis Al-Qur’an, KataKita, Depok, Cet. I, 2009,
Ahmadiyah Indonesia Cabang Manislor. Silsilah Desa Manislor, Histori Manislor, Kronologis datangnya Ahmadiyah dan Peristiwa/ Tantangan. Manislor: Jemaat Ahmadiyah Indonesia Anggaran Dasar Jemaat Ahmadiyah Indonesia Budiman,
Aris.
2014.
Kekerasaan
dalam
Budaya
Masyarakat,
www.bkkbn.go.id, 21 Januari 2014. Dadan Saefudin Ahmad, Profil daerah Kabupaten Bandung dan Sejarah Beberapa
Jemaat Ahmadiyah Bandung Selatan, Bogor, Jamaiah
Ahmadiyah, 2004 dan Nasir Ahmad, Kabupaten Bandung: Profil Daerah dan Sejarah Empat Cabang Jemaat Ahmadiyah (Bunijaya, Soreang, Batujajar, dan Pangalengan). Bogor, Jamaiah Ahmadiyah Indonesia, 2004. Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia. 1988. Dokumen-Dokumen Resmi Dan Keputusan Konferensi Islam Internasional Tentang : Ahmadiyah. Jakarta: DDII Hasani, Ismail, (Ed.), Putusan Uji Materil Undang-Undang No. 1/PNPS/1965 tentang
Pencegahan
Penyalahgunaan
dan/atau
Penodaan
Agama
Terhadap Undang-Undang Dasar 1945 di Mahkamah Konstitusi, Publikasi Setara Institute,Jakarta, 2010. HRWG, documentation John A. Titaley, “Hubungan Agama dan Negara dalam Menjamin Kebebaasan Beragama di Indonesia.” Dalam Chandra Setiawan dan Asep Mulyana (ed), Kebebasan Beragama Keputusan Bersama Menteri Agama, Jaksa Agung dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2008, Nomor Kep-033/A/JA/6/2008, Nomor 199 Tahun 2008 Tentang Peringatan dan Perintah Kepada Penganut Anggota dan atau Anggota Pengurus Jemaat Ahmadiyah indonesia (JAI) dan warga masyarakat. Khan, Malik Aziz Ahmad. Kesan-Kesan Kongres di Jakarta. Dalam Sinar Islam . No. 3 Tahun VI Maret 1956. Jakarta: Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
L.A. Kaufffman, ”The Anti‐Politics of Identity,” Socialist Review, No.1, Vol. 20 (Jan.‐March 1990), hal. 67‐80. Analisis yang lebih komprehensif tentang politik identitas ini dapat dibaca dalam karya Amy Gutmann Mustofa, Muhammad. Prevensi Masalah Kekerasan Di Kalangan Remaja. (Makalah) Disampaikan pada Seminar Sehari Tentang Narkotika, Sek, dan Kekerasan Di Kalangan Remaja, Pada Jurusan Kriminologi-FISIP Universitas Indonesia: Depok, 18 Juli 1996 Officieel Verslag Debat antara Pembela Islam dan Ahmadiyah Qadian dan Jema’at Ahmadiyah Indonesia, t.t., Officieel Verslag Debat Antara Pembela Islam dan Ahmadiyah Qadian. Reproduksi Fotografis dari Buku Asli 1933, Jakarta, Sinar Islam. Paririmbon No. 2 Eusina : Pertelaan Djaman, Imam Mahdi Itungan Laki Rabi, po’e Hade keur Sagala Gawe, Naga Tahun, Naga Djatibarang, Tjaturrangga Utjing dst., PB Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Statement Jemaat Ahmadiyah Indonesia. dalam Sinar Islam. No. 9 Tahun VI September 1956. Sekertaris Sejarah Lajnah Imaillah Indonesia, Lajnah Imaillah Indonesia dalam lintasan Waktu 1983-2004. Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Badan Pimpinan Lajnah Imaillah, 2005, Sinar Islam, No. 23 edisi ke II, 1 Nov 1932, Padang: Jema’at Ahmadiyah Qadian, Sinar Islam. April th XLV. NO 4 Tahun 1977. Surat Edaran Lajnah Imaillah, No. 73, Bandung, Badan Penghubung Lajnah Imaillah Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1984, Tambahan Berita Negara RI Tanggal 31/3/1953. No. 26. No. 22 1953 Anggaran-anggaran Dasar serikat-serikat kutipan dari daftar penetapan Menteri Kehakiman Tertanggal 13 Maret 1953 No. JA 5/23/13 Wawancara dengan mantan Mubaligh Priangan Timur Bapak Asep di Negarawangi, pada 21 Agustus 2014.
Wawancara dengan Amir Daerah (Tasik, Ciamis, Banjar dan Pangandaran) sekaligus sebagai ketua Cabang Kawalu, yaitu : Pak Iyon yang dilaksanakan pada 10 Oktober 2014 pukul 14.00 WIB Wawancara dengan Dodi Kurniawan (Ketua Yayasan Al-Wahid) pada 2 September 2014 di Wanasigra, Tasikmalaya. Wawancara dengan Syihab (mubaligh sekaligus jurnalis ahmadiyah) Wawancara dengan Bubun, ( dulu Sekertaris Penerbit Jemaat Ahmadiyah Garur), 20 September 2014 di Garut. Wawancara Dengan Saeful Uyun sebagai Mubaligh Wilayah Priangan Timur mencakup Garut sampai Pangandaran. Wawancara dengan pak II (Sesepuh Ahmadiyah Cipasung) tentang kesaksian Encang Djarkasih di Tasikmalaya pada 16 Agustus 2014 Wawancara dengan Kang Fauz Noor (pemuda NU Kota Tasikmalaya sekaligus sebgai pengurus LESBUMI), dalam wawancara pada 1 Oktober 2014. Wawancara dengan Kang Budi sebagai Kaid (ketua) Khadam JAI Daerah Tasikmalaya sampai Pangandaran.