VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan informasi yang telah diungkapkan dalam pembahasan, maka peneliti merumuskan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. Dilihat dari hasil wawancara terhadap kelima informan mengenai dorongan mereka untuk memiliki smartphone, dapat disimpulkan bahwa dorongan untuk memiliki smartphone selain sebagai alat komunikasi juga agar dapat selalu mengikuti perkembangan zaman dan selalu up to date dalam hal teknologi komunikasi, selain itu alasan seseorang untuk memiliki smartphone adalah sebagai alat untuk menaikkan harga diri mereka di tengah-tengah masyarakat, dengan memiliki smartphone akan membuat mereka mendapat pandangan atau penghargaan lebih dari masyarakat dikarenakan kepemilikan smartphone tersebut.
2. Dilihat dari hasil wawancara terhadap kelima informan yang berkaitan dengan digital divide dapat disimpulkan bahwa kesenjangan digital atau digital divide juga terjadi pada sebagian mahasiswa yang merupakan salah satu elemen masyarakat yang dianggap melek teknologi atau paham terhadap teknologi. Hal ini dibuktikan dengan keterangan yang diberikan oleh seluruh informan yang menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui
fungsi secara keseluruhan smartphone yang dimiliki, dan fungsi yang diketahui hanya fungsi yang sering digunakan saja.
3. Dilihat dari hasil wawancara terhadap seluruh informan dalam hal rutinitas membuka media jejaring disimpulkan bahwa
potensi atau
kemungkinan terjadinya penipuan dengan menggunakan media jejaring sosial di kalangan mahasiswa masih tinggi, hal ini dikarenakan media jejaring sosial merupakan media yang sering diakses oleh kalangan mahasiswa. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan adalah dengan semakin sering seseorang mengakses media jejaring sosial, maka akan semakin besar kemungkinan seseorang tersebut menjadi korban penipuan dengan menggunakan media jejaring sosial. Hal ini dikarenakan semakin sering seseorang mengakses media jejaring sosial maka akan semakin banyak informasi yang didapatkan melalui media jejaring sosial, dan apabila pengguna tersebut tidak dapat mengolah informasi yang didapatkan melalui media jejaring sosial dengan baik serta merespon informasi yang merupakan bentuk penipuan dengan menggunakan media jejaring sosial, maka akan membuka kemungkinan seseorang tersebut untuk menjadi korban penipuan dengan menggunakan media jejaring sosial. 4. Dilihat dari hasil wawancara kepada kelima orang informan mengenai
pengolahan informasi yang didapatkan melalui media jejaring sosial, disimpulkan bahwa potensi atau kemungkinan terjadinya tindak pidana penipuan dengan menggunakan media jejaring sosial di kalangan mahasiswa rendah, hal ini dikarenakan informan memiliki cara masing-
91
masing untuk mengolah informasi yang didapatkan melalui media jejaring sosial, pengolahan informasi yang dilakukan oleh seseorang akan sangat berpengaruh terhadap potensi atau kemungkinan seseorang menjadi korban penipuan dengan menggunakan media jejaring sosial. Terdapat begitu banyak informasi yang ada di media jejaring sosial, dan tidak semua
informasi
tersebut
merupakan
informasi
yang
dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk pengolahan informasi yang berasal dari media jejaring sosial dapat dilakukan dengan cara mencaritahu sumber dari informasi tersebut dan mencaritahu apakah sumber tersebut merupakan sumber yang dapat dipercaya kebenarannya atau tidak.
Pengolahan informasi yang dilakukan oleh seseorang akan dipengaruhi oleh kesenjangan digital atau digital divide yang ada pada seseorang. Orang yang kesenjangan digitalnya tinggi, hanya akan menerima semua informasi yang didapatkan melalui media jejaring sosial, sedangkan seseorang yang kesenjangan digitalnya rendah lebih teliti dalam menerima informasi yang didapatkan melalui media jejaring sosial.
5. Dilihat dari hasil wawancara kepada kelima informan mengenai prilaku dalam menggunakan media jejaring sosial dapat disimulkan bahwa, potensi
atau
kemungkinan
dapat
terjadinya
penipuan
dengan
mengggunakan media jejaring sosial masih rendah, hal ini dikarenakan ada pertimbangan-pertimbangan tersendiri pada setiap orang untuk menerima atau menolak ajakan pertemanan di media jejaring sosial,
92
pertimbangan-pertimbangan tersebut diantaranya adalah siapakah yang mengirim permintaan pertemanan tersebut, apa hubungan antara orang yang mengirim permintaan dan orang yang dikirimi permintaan pertemanan tersebut, apabila tidak mengenal dan tidak memiliki hubungan dengan orang yang mengirimi permintaan pertemanan tersebut, maka permintaan pertemanan itu hanya akan dibiarkan atau tidak diperdulikan. Dengan tidak berteman di media jejaring sosial, maka pelaku penipuan tidak dapat memberikan informasi menyesatkan untuk seseorang, karena untuk dapat memberikan informasi kepada seseorang di media jejaring sosial dibutuhkan konfirmasi pertemanan terlebih dahulu oleh calon korban penipuan.
6. Dilihat dari hasil wawancara kepada kelima informan mengenai respon yang
diberikan
terhadap
informasi-informasi
mencurigakan
yang
merupakan bentuk-bentuk penipuan melalui media jejaring sosial disimpulkan bahwa potensi atau kemungkinan seorang mahasiswa menjadi korban penipuan dengan menggunakan media jejaring sosial masih tinggi, hal ini dikarenakan hanya sedikit bentuk-bentuk penipuan melalui media jejaring sosial yang diketahui oleh mahasiswa. Respon atau timbal balik yang diberikan oleh seseorang akan dipengaruhi oleh pengetahuan
seseorang
terhadap
bentuk-bentuk
penipuan
dengan
menggunakan media jejaring sosial. Ketika seseorang sudah mengetahui bahwa informasi yang didapatkan melalui media jejaring sosial itu merupakan informasi bohong yang tidak benar, maka orang tersebut dapat menghindari informasi tersebut, hal ini bisa dilakukan dengan cara
93
melakukan block pada sumber yang memberikan informasi tersebut atau membiarkan dan tidak memperdulikan informasi tersebut.
7. Media jejaring sosial yang paling berpotensi atau berpeluang untuk terjadinya penipuan dengan menggunakan media jejaring sosial adalah media Facebook, Hal ini dikarenakan Facebook merupakan media jejaring sosial yang dimiliki oleh banyak orang, dan tidak semua pengguna Facebook merupakan orang yang dapat memproses dan merespon setiap informasi yang didapatkan dari media jejaring sosial tersebut dengan baik, hal ini dibuktikan dengan 3 dari 5 penipuan yang terjadi berasal dari media jejaring sosial Facebook
B. Saran Berdasarkan informasi yang telah diungkapkan dalam pembahasan, maka peneliti merumuskan beberapa saran yaitu sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan kepada pengguna media jejaring sosial untuk selalu memperhatikan setiap informasi yang didapatkan melalui media jejaring sosial, karena di jejaring sosial terdapat sangat banyak informasi, dan tidak semua informasi yang ada di jejaring sosial merupakan informasi yang benar dan sesuai dengan fakta.
2. Sebagai bahan masukan kepada pengguna smartphone dan jejaring sosial untuk memahami lebih jauh tentang smartphone yang dimiliki dan jejaring sosial yang digunakan, karena dengan secara keseluruhan mengenai smartphone yang dimiliki dan jejaring sosial yang digunakan
94
membuat pengguna smartphone dan jejaring sosial terhindar dari penipuan melalui media jejaring sosial.
3. Sebagai masukan kepada mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang penipuan melalui media jejaring sosial agar dapat menggali lebih dalam lagi tentang penipuan melalui media jejaring sosial, hal ini karena bentuk dan modus penipuan melalui jejaring sosial semakin lama akan semakin berkembang, bersamaan dengan semakin berkembangnya teknologi.
95