i
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
MIE KERING SORGUM ("SORGHUM") KAYA PROTEIN, VITAMIN DAN MINERAL SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PANGAN SEHAT KHAS LAMONGAN YANG BERNILAI EKONOMIS
BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan Oleh: 1. Alfian Rizki Romadhoni
(110531302379/2011)
2. Syifaul Fuada
(100534402715/2010)
3. Diana Nur Fatmawati
(110541302800/2011)
4. Yeyen Ika Kristiana
(110541302802/2011)
5. Nunut Novitasari
(110533430609/2011)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG MALANG 2013 ii
DAFTAR ISI Halaman Sampul PKM-K .................................................................................... Pengesahan Usulan PKM-Kewirausahaan ........................................................... Daftar Isi ............................................................................................................... Ringkasan .............................................................................................................
i ii iii iv
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1.2. Tujuan Khusus ............................................................................................. 1.3. Kegunaan Program ....................................................................................... 1.4. Luaran yang Diharapkan ..............................................................................
1 1 2 3 3
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA ...................................... 3 BAB 3. METODE PELAKSANAAN ............................................................... 3.1. Pembuatan Produk dan Persiapan Alat ........................................................ 3.2. Publikasi dan Pemasaran .............................................................................. 3.3. Penjualan ......................................................................................................
7 7 8 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................. 9 4.1. Anggaran Biaya ........................................................................................... 9 4.2. Jadwal Kegiatan ........................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 10 Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Hendak Diterapkembangkan
iii
RINGKASAN Mie merupakan makanan yang populer di Asia, khususnya di Asia timur dan Asia tenggara, hal ini berkaitan erat dengan sejarah mie. Menurut sejarah, Mie pertama kali dibuat di China pada Masa Dinasti Han pada 1900 tahun yang lalu. Bahan baku yang digunakan untuk membuat mie pada masa itu adalah padipadian asli Cina yang sudah dibudidayakan sekitar 7000 tahun yang lalu. Hal ini dapat dilihat dari budaya bangsa Cina, yang selalu menyajikan mie pada perayaan ulang tahun sebagai simbol untuk umur yang panjang. Mie instan kini semakin diminati oleh masyarakat Indonesia. Tanpa melihat status ekonomi, mie instan dengan cepat meraih pangsa pasar yang besar di Indonesia. Tingkat pertumbuhan produksi mie instan mencapai angka triliunan rupiah per tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari potensi pasar yang terus mengalami peningkatan. Sejak 1999 hingga tahun 2004, angkanya terus mengalami kenaikan mencapai 9% dari total nilai penjualan di sektor ritel. Nilainya naik dari Rp6,1 triliun pada 1999 jadi Rp9,4 triliun di 2004. Apalagi sejak 2004 hingga 2009 justru mengalami kenaikan pesat ke level 15% atau setara dengan Rp15,9 triliun. (http://m.inilah.com/read/detail/889802/pangsapasarindomie-terus-tergerus, diakses pada 6 Oktober 2013). Perkembangan pesat mie di Indonesia seharusnya membawa keuntungan lebih bagi negara, namun karena sebagian besar bahan mie terbuat dari gandum impor (Munarso dan Haryanto. 2005), maka hal itu menjadi kendala besar bagi industri ini. Oleh sebab itu, perlu adanya pengembangan teknologi mie berbahan baku tepung selain terigu, misalnya dengan memanfaatkan tepung sorgum. Karena kandungan zat gizi utama di dalam sorgum ialah pati (±70%), dengan rasio amilosa : amilopektin berkisar antara 20-30% : 70-80%, namun sorgum ketan (waxy sorgum) kadar amiiosanya dapat mencapai kurang dari 10%. Komponen gizi terbesar kedua ialah protein yaitu 10-1 1 %, artinya lebih besar dibandingkan dengan protein beras giling (6-7%), beras pecah kuIit (7-8%), jagung (9%), dan hanya sedikit dibawah gandum (12%). Asam amino pembatas pada sorgum ialah lisin. Kadar lemak sorgum sekitar 3%, berarti diatas kandungan lemak beras (<1%) dan gandum (2%), namun masih lebih rendah dari jagung (4-5%). Sorgum mengandung berbagai mineral esensial, seperti P, Mg, Ca, Fe, Zn, Cu, Mn, Mo dan Cr (Prosiding Seminar Nasional Teknologi inovatif Pascapanen untuk Pengembangan industri berbasis Pertanian 2005 : 527). Begitu banyaknya manfaat yang terkandung didalam sorgum sehingga sebagian besar masyarakat Indonesia tidak dimanfaatkan secara maksimal dan hanya sebagain kecil masyarakat yang memanfaatkannya karena sudah menjadi budaya serta cara pandang masyarakat Indonesia bahwa beras merupakan makanan bergengsi. Dengan melihat potensi bahan pangan altenatif di Indonesia cukup besar dan beragam serta memiliki manfaat yang sangat banyak, membuat tepung sorgum sangat potensial untuk dapat dikembangkan untuk menjadi salah satu pangan sehat. Melihat beraneka ragam makanan nusantara dan berbagai macam rempahrempah di Indonesia. Penulis berencana membuat mie kering yang berbahan dasar tepung sorgum yang akan dikemas dengan apik dan akan distribusikan ke tokotoko bahan pangan dengan harga terjangkau supaya masyarakat Indonesia dapat menikmati dan lebih menghargai masakan nusantara.
iv
1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sorgum atau orean merupakan salah satu tanaman pangan sumber karbohidrat yang berpotensi besar menggantikan beras. Ditinjau dari komposisi kimianya, sorgum tidak jauh berbeda dengan jagung. Misalnya komposisi asam amino dari protein biji sorgum mirip dengan komposisi asam amino pada protein jagung. Indonesia adalah negara dengan penduduk besar dan wilayah sangat luas, ketahanan pangan merupakan agenda penting di dalam pembangunan ekonomi Indonesia dengan pemanfaatan sorgum sebagai bahan pangan belum begitu memasyarakat seperti halnya di India dan Afrika. Namun di daerah-daerah tertentu di Indonesia sorgum juga telah digunakan sebagai makanan pokok pengganti beras (http://cybex.deptan.go.id/lokalita/pengembangan-sorgum-didesa-mandalasari-kecamatan-cikancung). Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pantai utara Jawa Timur. Sebagian kawasan pesisir berupa perbukitan. Formasi ini merupakan kelanjutan dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara. Di bagian tengah terdapat dataran rendah dan bergelombang, dan sebagian tanah berawa. Di bagian selatan terdapat pegunungan, yang merupakan ujung timur dari Pegunungan Kendeng Sungai Bengawan Solo mengalir di bagian utara (id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Lamongan). Sedangkan budidaya Sorgum dilakukan di Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Pacitan, Sampang, Sumenep dan Probolinggo di lahan seluas 950 hektar. Sementara produktivitasnya mencapai 2,5 ton per hektar hingga 3 ton per hektar, sehingga produksinya mencapai 2.000 ton per tahun. Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim, Achmad Nurfalakhi, potensi pengembangan sorgum dan gandum di wilayah Jatim cukup besar. Pada tahun 2012 impor gandum diprediksi bakal naik 11,5% menjadi 5,8 juta ton dari realisasi tahun 2011 lalu sebesar 5,2 juta ton karena besarnya kebutuhan pasar. Padahal pada tahun 2010 lalu, impor gandum ke Indonesia baru mencapai 4,8 juta ton (http://www.kabarbisnis.com/read/2830059). Perkembangan pesat mie di Indonesia seharusnya membawa keuntungan lebih bagi negara, namun karena sebagian besar bahan mie terbuat dari gandum impor (Munarso dan Haryanto. 2005), maka hal itu menjadi kendala besar bagi industri ini. Oleh sebab itu, perlu adanya pengembangan teknologi mie berbahan baku tepung selain terigu, misalnya dengan memanfaatkan tepung sorgum. Karena kandungan zat gizi utama di dalam sorgum ialah pati (±70%), dengan rasio amilosa : amilopektin berkisar antara 20-30% : 70-80%, namun sorgum ketan (waxy sorgum) kadar amiiosanya dapat mencapai kurang dari 10%. Karbohidrat mie dari bahan-bahan kimia yang bukan dari bahan-bahan alami dapat menaikkan indeks glikemik, sehingga gula dalam darah melonjak drastis. Inilah yang membuat semakin tingginya risiko masalah diabetes. Makan mie dari bahanbahan kimia yang bukan dari bahan-bahan alami tidak memenuhi kecukupan gizi
2
lain seperti protein, serat, vitamin dan sebagainya. Tingginya kalori dari mie dari bahan-bahan kimia yang bukan dari bahan-bahan alami membuat tubuh mudah gemuk. Komponen gizi terbesar kedua ialah protein yaitu 10-1 1 %, artinya lebih besar dibandingkan dengan protein beras giling (6-7%), beras pecah kuIit (7-8%), jagung (9%), dan hanya sedikit dibawah gandum (12%). Asam amino pembatas pada- sorgum ialah lisin. Kadar lemak sorgum sekitar 3%, berarti diatas kandungan lemak beras (<1%) dan gandum (2%), namun masih lebih rendah dari jagung (4-5%). Sorgum mengandung berbagai mineral esensial, seperti P, Mg, Ca, Fe, Zn, Cu, Mn, Mo dan Cr (Prosiding Seminar Nasional Teknologi inovatif Pascapanen untuk Pengembangan industri berbasis Pertanian 2005 : 527). Oleh sebab itu, perlu adanya pengembangan teknologi mie berbahan baku tepung selain terigu, misalnya dengan memanfaatkan tepung sorgum. Begitu banyaknya manfaat yang terkandung didalam sorgum sehingga sebagian besar masyarakat Indonesia tidak dimanfaatkan secara maksimal dan hanya sebagain kecil masyarakat yang memanfaatkannya karena sudah menjadi budaya serta cara pandang masyarakat Indonesia bahwa beras merupakan makanan bergengsi. Dengan melihat potensi bahan pangan altenatif di Indonesia cukup besar dan beragam serta memiliki manfaat yang sangat banyak, membuat tepung sorgum sangat potensial untuk dapat dikembangkan untuk menjadi salah satu pangan sehat Melihat permasalahan diatas, penulis berencana membuat mie kering yang berbahan dasar tepung sorgum yang akan dikemas dengan apik dan akan distribusikan ke toko-toko bahan pangan dengan harga terjangkau supaya masyarakat Indonesia dapat menikmati dan lebih menghargai masakan nusantara. Penulis memilih PKM Kewirausahaan dengan judul "MIE KERING SORGUM ("SORGHUM") KAYA PROTEIN, VITAMIN DAN MINERAL SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PANGAN SEHAT KHAS LAMONGAN YANG BERNILAI EKONOMIS" ini diharapkan dapat menjawab permasalahan tersebut dan dapat menunjang serta meningkatkan pangan sehat di Indonesia.. 1.2. Tujuan Khusus Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka tujuan dalam PKM Kewirausahaan ini adalah : 1. Memanfaatkan sorgum untuk dioleh menjadi bahan makanan yang lebih bermanfaat. 2. Mengembangkan pangan sehat yang bernilai gizi tinggi untuk masyarakat. 3. Memberi cara pandang baru bahwa beras bukan merupakan makanan bergengsi (superior food). 4. Mempopulerkan mie sehat yang kaya protein, vitamin, dan mineral. 5. Mengembangkan jiwa kreativitas dan kewirausahaan, dengan cara mengolah sorgum menjadi mie kering yang bisa diolah sesuai selera konsumen.
3
1.3. Kegunaan Program Sedangkan beberapa kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh melalui penulisan PKM-K ini adalah sebagai berikut : 1. Menjadikan Mie kering sorgum sebagai trendsetter dalam mengembangkan usaha yang berbasis inovasi bahan baku dan pengembangan mie yang sehat. 2. Meningkatkan potensi sumber bahan baku yang saat ini belum teroptimalkan dengan baik. 3. Bagi masyararakat bisa mengetahui dan mendapatkan mie dengan nilai kandungan yang kaya protein, vitamin dan mineral. 4. Sebagai langkah awal dalam mengenalkan tepung sorgum sebagai produsen mie kering dengan bahan baku sorgum yang kaya protein, vitamin dan mineral. 5. Mengurangi tingkat jajanan yang kurang bergizi dengan mensubstitusi pangan yang lebih bergizi dan sehat. 6. Mengenalkan nama lembaga di masyarakat. 1.4. Luaran yang Diharapkan Berupa produk dengan memanfaatan sorgum sebagai bahan baku mie kering bisa menjadi acuan untuk usaha lain dalam mengembangkan inovasi dalam penyediaan bahan baku dan mengemas suatu produk makanan dengan selera yang saat ini sedang berkembang di pasaran. Sehingga mie kering sorgum bisa menjadi inovasi dalam pengembangan mie yang memiliki nilai gizi yang tinggi. BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA Secara garis besar masyarakat Indonesia sangat senang mengkonsumsi mie. Hal ini terlihat dari data yang menunjukan peningkatan konsumsi mie tiap tahunnya meningkat sekitar 25% (World Grain, 2003). Faktor inilah yang nantinya akan menjadi gambaran umum untuk merintis kembali rencana usaha dalam pembuatan mie kering sorgum yang kaya protein, vitamin, dan mineral. Sebagai gambaran umum, di Provinsi Jawa Timur ini banyak sekali sektor usaha kecil yang menjual makanan yang berbasis mie dalam bidang bahan makanan cepat saji ini sangat menjanjikan terutama dengan penawaran produk mie yang lebih bernilai gizi dan kaya kaya protein, vitamin serta mineral sehingga membuat para konsumen tertarik terlebih bahan pembuat dari mie kering ini adalah sorgum. Dari kenyataan yang ada di Provinsi Jawa Timur maka peluang untuk menjalankan usaha produksi mie kering sorgum sangatlah besar. Dibandingkan dengan mie dari bahan-bahan kimia yang bukan dari bahanbahan alami seperti indomie, mie sedaap, sarimi, dsb. yang notabene mie tersebut mempunyai resiko terhadap kesehatan apabila terlalu sering dikonsumsi. Maka pemanfaatan tanaman sorgum sebagai tanaman khas Kabupaten Lamongan diolah menjadi tepung yang mempunyai manfaat bagi kesehatan sekaligus sebagai
4
penambah inventaris oleh-oleh khas Kabupaten Lamongan yang akan dijual pada konsumen diharapkan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dan lebih tinggi dibandingkan dari hasil penjualan tanaman perkebunan lain. Produksi mie kering sorgum juga dapat dijadikan sebagai usaha alternatif dalam bentuk home industry atau sebuah UKM, yang bermanfaat sebagai penambah penghasilan individu. Sedangkan rencana marketingnya nanti dilakukan kerjasama dengan beberapa toko pusat makanan, pasar tradisional, pasar modern maupun diikutkan dalam event tertentu dan sasaran marketingnya yaitu para kaula muda khususnya area Jawa Timur yang banyak terdapat pecinta mie dan masyarakat umum lainnya. Tentunya pemanfaatan mie kering sorgum menjadi bahan makanan yang sehat olahan tangan ini sekaligus juga dapat dijadikan wadah promosi keanekaragaman produk oleh-oleh khas Kabupaten Lamongan dan juga hasil olahan bahan alam negeri sendiri untuk menambah daya tarik wisata di Indonesia. Hal yang paling menonjol dalam usaha mie kering sorgum ini adalah adanya Komponen gizi terbesar kedua ialah protein yaitu 10-1 1 %, artinya lebih besar dibandingkan dengan protein beras giling (6-7%), kadar lemak sorgum sekitar 3%, berarti diatas kandungan lemak beras (<1%). Sorgum mengandung berbagai mineral esensial yang nantinya mempunyai kandungan manfaat yang cukup tinggi yang kaya protein, vitamin, dan mineral. Maka, jika usaha ini dikembangkan lebih lanjut tentunya akan memberikan hasil yang jauh lebih menguntungkan. Realisasi dari usaha ini cukup menjanjikan karena usaha ini mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi dan sangat bermanfaat untuk semua lapisan masyarakat. Dengan desain kemas yang menarik dan akan distribusikan ke tokotoko bahan pangan, pasar tradisional dan pasar modern dengan harga terjangkau supaya masyarakat Indonesia dapat menikmati serta lebih menghargai masakan nusantara. Apabila usaha ini didanai dan peminat dari konsumen pun sangat besar maka akan memberikan sumbangan kepada daerah secara langsung dalam bentuk pajak. Pembuatan mie kering sorgum ini mencakup analisis ekonomi, sebagai berikut: Analisis Ekonomi 1. BEP (BreakEvenPoint) Investasi Kebutuhan Produk Rp 6.250.000 Peralatan Penunjang Rp 3.750.000 Operasional + kebutuhan administrasi Rp 2.484.580
Rata-rata biaya / bulan Biaya listrik Rp 114.530 Biaya air Rp 8.100 Biaya komunikasi Rp 5.000 Biaya perjalanan Rp 247.000 Biaya pemasaran Rp 25.000 Biaya bahan Rp 1.250.000 Biaya pengemasan Rp 64.800
5
Total biaya / bulan Rp 1.714.430 Total investasi Rp. 12.484.580 Rata-rata pendapatan / bulan ( Rp 9.000,00 x 216 buah x 30 hari ) Rp 1.944.000 Keuntungan bersih per bulan Rp 229.570 total investasi Rp12.484.580 54,38 bulan BEP = keuntungan Rp 229 .570
2. Perkiraan Biaya Mie Kering Sorgum Biaya Variabel (Variable Cost): Beban bahan baku Beban perjalanan Beban pemasaran Biaya pengemasan Beban listrik Biaya komunikasi Beban air Biaya Tetap (Fixed Cost): Beban penyusutan peralatan 5 x Rp 104.166,67 Biaya Total ( Total Cost )
: Rp 6.250.000,00 : Rp 1.235.000,00 : Rp 125.000,00 : Rp 216.000,00 : Rp 572.650,00 : Rp 125.000,00 : Rp 42.930,00 : Rp 8.566.580,00 : Rp 520.833,35 : Rp 9.087.413,35
3. Biaya Rata-rata Per unit ( Average Cost ) Biaya Variabel Biaya Tetap Biaya rata-rata per unit (AC) = Unit Rp 9.087.413, 35 1080 = Rp 8.414,27162
=
Keterangan: Diasumsikan peralatan pendukung memiliki umur ekonomis selama tiga tahun, dengan menggunakan metode garis lurus dan diperkirakan nilai residu peralatan atau nilai sisanya adalah Rp 0,00. Peralatan Nilai Residu Maka penyusutan peralatan tiap bulan = Umur Ekonomis Rp 3.750 .000,00 Rp 0.00 = 36 = Rp104.166,67
6
4. Perkiraan Penjualan Tabel 1. Perkiraan Penjualan
Bulan ke I II III IV Produksi (unit) 50 100 200 350 Modal kerja untuk 5 bulan pertama 1080 x @ Rp 8.414,27162 = Rp 9.087.413,35 Penjualan (unit) 50 100 200 350
V 380
380
Penjualan selama 5 bulan pertama 1080 x @ Rp9.000,00 = Rp 9.720.000,00 Laba usaha selama 5 bulan pertama Laba usaha per bulan (Rp 632.586,65 : 5 )
Rp Rp
632.586,65 126.517,33
Keterangan: 1. Harga setiap bungkus mie kering sorgum yang dijual adalah Rp 9.000,00 per unit. 2. Produk diproduksi 50 bungkus dan meningkat sebanyak 50 bungkus pada bulan kedua, 100 bungkus pada bulan ketiga, 150 bungkus pada bulan keempat dan 30 bungkus pada bulan ke lima. 3. Persentase laba setiap unit dari kopi apel yang dijual yaitu: = HJ-HB x 100% HB = Rp 9.000,00 – Rp 8.414,27162 x 100% Rp 8.414,27162 = 6,96 % 4. Pada produksi bulan berikutnya diperkirakan akan memperoleh keuntungan yang lebih karena sudah memiliki pelanggan (konsumen tetap) dan masyarakat sudah mulai mengenal mie kering serta tidak membutuhkan biaya pembelian peralatan sampai 36 bulan berikutnya. 5. Proyeksi Cash Flow Tabel 2. Cash Flow URAIAN BULAN 1 TRANSAKSI (Rp) Kas Awal 12.484.580,00 Nilai Penjualan 450.000,00 Jumlah 12.934.580,00 Pemasukan Biaya 162.500,00 Perjalanan Biaya alat 3.750.000,00 Bahan habis 289.351,85 pakai Biaya listrik 114.530,00
BULAN 2 (Rp) 8.436.198,15 900.000,00
BULAN 3 (Rp) 8.250.964,45 1.800.000,00
BULAN 4 (Rp) 8.292.027,05 3.150.000,00
9.336.198,15
10.050.964,45
11.442.027,05
162.500,00
162.500,00
578.703,70 114.530,00
BULAN 5 (Rp) 8.672.534,10 3.420.000,00 12.092.534,10
162.500,00
162.500,00
1.157.407,40
2.025.462,95
2.199.074,06
114.530,00
114.530,00
114.530,00
7
Biaya komunikasi Biaya Pengemasan Biaya Air Biaya Promosi
25.000,00
25.000,00
25.000,00
25.000,00
25.000,00
10.000,00
20.000,00
40.000,00
70.000,00
76.000,00
37.500,00 25.000,00
75.000,00 25.000,00
150.000,00 25.000,00
262.500,00 25.000,00
285.000,00 25.000,00
Biaya Perjalanan Jumlah Pengeluaran SALDO AKHIR BULAN
84.500,00
84.500,00
84.500,00
84.500,00
84.500,00
4.498.381,85
1.085.233,70
1.758.937,40
2.769.492,95
8.436.198,15
8.250.964,45
8.292.027,05
8.672.534,10
2.971.604,06 9.120.930,04
BAB 3. METODE PELAKSANAAN 3.1. Pembuatan Produk dan Persiapan Alat Tahapan pertama ini adalah membuat produk mie kering dengan mengolahnya dari bahan dasar tepung sorgum, mencari komposisi yang tepat untuk membuat mie kering dari tepung sorgum dengan cara komposisi bahanbahan dimasukan dalam sebuah wadah untuk proses pencampuran (pengadukan) dengan tangan, sementara garam dan garam ditumbuk halus kemudian dicampur dalam adonan tepung tersebut. Untuk pembentukan adonan, masukkan 6-7 gelas air matang ke dalam tepung. Aduk adonan hingga tercampur rata. Untuk membuat lebih gurih, bisa juga ditambahkan 1/4 gelas susu kental. Langkah selanjutnya adalah merebus air sebanyak 3-4 gelas. Ketika mendidih, masukkan adonan, aduk hingga menjadi bubur padat dan kenyal. Setalah proses tersebut, langkah selanjutnya adalah pencetakan mie. Adonan mie dibagi dalam beberapa bagian yang biasanya sebesar kepalan tangan. Adonan mie yang telah dibagi-bagi kemudian dicetak menjadi bentuk pipih (flat) dengan mesin pencetak mie menggunakan press roller. Harga mesin pencetak mie bervariasi tergantung kapasitasnya. Setelah itu adonan yang berbentuk pipih tersebut dicetak menjadi mie dengan mengunakan roller pencetak. Lobang roller yang dipakai juga ada beraneka ragam ukuran ( 0,8mm - 1,0mm - 1,5mm - dsb). Jika ingin bentuk mie menjadi keriting, maka saat mie keluar dari mesin pencetak ditahan dengan menggunakan tangan. Tahap selanjutnya adalah pemotongan. Setelah mie terasa mulai sedikit kaku, potong mie menjadi ukuran tertentu yang akan dipasarkan. Berikutnya adalah melakukan proses pengeringan yang bisa dilakukan dengan penjemuran atau dikukus. Setelah kadar air dalam mie dibawah 10%, maka mie siap dikemas dengan plastik dengan ukuran keluarga. Mie sorgum kering siap dimasak sesuai selera dan sesuai bumbu-bumbu dari konsumen sebagai salah satu aplikasi bahan masakan nusantara yang harus dihargai serta dikenal masyarakat.
8
Campurkan semua bahan, uleni adonan hingga kalis
Mie siap di steam untuk di keringkan, lalu mie siap di packing
Giling dengan ukuran paling tebal sebanyak 40x
Secara bertahap ditipiskan dan kemudian masukkan ke gilingan pemotong
Gambar 1. Alur Pembuatan Mie Kering Sorgum
3.2. Publikasi dan Pemasaran Membuat publikasi produk dalam berbagai bentuk dan media seperti media elektronik dan surat untuk mengenalkan produk mie kering sorgum kepada masyarakat agar tertarik dan ingin mencoba serta dilakukan juga teknik pemasaran berupa promosi produk kepada masyarakat agar lebih membuat penasaran dan mencoba produk yang masih belum terdengar familiar. Membuat promosi di media online dan membuat strategi pemasaran di wilayah Jawa Timur serta mengoptimalkan seluruh jejaring sosial yang ada di internet. 3.3. Penjualan Setelah melaksanakan tahap pembuatan produk, persiapan alat, dan promosi maka selanjutnya yaitu tahap penjualan. Dalam tahap penjualan, strategi dan promosi menjadi poin penting. seperti lokasi penjualan yang strategis dan promosi produk kepada masyarakat. Lokasi lokasi yang strategis seperti kampus atau sekolah sekolah menjadi salah satu targetan. serta promosi barang seperti memberikan voucher makan gratis setelah membeli lima produk dan melakukan survei pilihan rasa konsumen untuk memperbaiki produk ke arah lebih baik menjadi salah satu alternatif penjualan produk dan waktu penjualan yang tepat pun menjadi salah satu strategi seperti pada lokasi sekolah atau kampus adalah siang hari. Untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan maka dilakukan beberapa langkah kegiatan. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah survey konsumen, pembuatan brand atau logo, promosi, pelaksanaan program dan evaluasi kegiatan. Ada beberapa tahap dalam pelaksanaannya, meliputi :
9
1. Pembuatan proposal persiapan pelaksanaan PKM Kewirausahaan. Perizinan pada kampus untuk melakukan kegiatan usaha. 2. Sosialisasi program kepada masyarakat. Memberikan penjelasan dan informasi kepada masayarakat melalui berbagai media promosi dan memberikan pemahaman tentang produk yang kita miliki. 3. Melakukan survei konsumen mengenai produk mie kering yang telah beredar di pasaran dan membandingkan dengan produk yang kita miliki. 4. Penjualan yang berkala dan terstruktur untuk mengoptimalkan waktu yang ada untuk menarik minat masyarakat dan mencoba produk yang kita miliki. 5. Monitoring pasca pelaksanaan PKM Kewirausahaan dan Pemantauan kinerja dari output kegiatan yang telah dilaksanakan. 6. Penyusunan Laporan Laporan disusun setelah pelaksanaan seluruh program selesai dilaksanakan. BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1. Anggaran Biaya Tabel 3. Rancangan Biaya
No. 1. 2. 3. 4.
Jenis Pengeluaran Peralatan penunjang (20-30%) Bahan habis pakai (40-50%) Perjalanan (10%) Lain-lain (10%) Total Biaya
Biaya (Rp) 3.750.000,6.250.000,1.235.000,1.249.580,12.484.580,-
4.2. Jadwal Kegiatan Tabel 4. Jadwal Kegiatan
No
1
2
Uraian
Konsultasi dengan Dosen Pendamping dan Persiapan kegiatan Proses persiapan pembuatan produk dan persiapan alat
3
Promosi produk
4
Penjualan produk
Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke- Bulan ke1 2 3 4 5 Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu kekekekeke1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
10
6
Evaluasi kegiatan Monitoring
7
Pelaporan
5
DAFTAR PUSTAKA Ariani, Mewa. 2010. Analisis konsumsi pangan tingkat masyarakat mendukung pencapaian diversifikasi pangan, Gizi Indon 2010, (Online), Vol. 1 hal. 20, (http://www.persagi.org/, diakses tanggal 06 Oktober 2013). Fitria, Rosalina. _____. Pengembangan Sorgum di Desa Mandalasari Kecamatan Cikancung. (Online),(http://cybex.deptan.go.id/lokalita/pengembangansorgum-di-desa-mandalasari-kecamatan-cikancung/, diakses tanggal 07 Oktober 2013. Munjin, Ahmad. 2010. Pangsa Pasar Indomie terus bergerak. (Online),(http://m.inilah.com/read/detail/889802/pangsa-pasar-indomieterus-tergerus/, diakses tanggal 06 Oktober 2013. Susila, B.A. 2005. Keunggulan mutu gizi dan sifat fungsional Sorgum (sorghum vulgare), Prosiding Seminar Nasional Teknologi inovatif Pascapanen untuk Pengembangan industri berbasis Pertanian, (Online), Vol. 2 hal. 527, (http://repository.ipb.ac.id/, diakses tanggal 05 Oktober 2013). _______. 2013. Bahaya Makan Mie Instan Pakai Nasi. (Online),(http://www.vemale.com/kesehatan/34849-bahaya-makan-mieinstan-pakai-nasi.html/, diakses tanggal 07 Oktober 2013. _______. 2012. Gandum-sorgum Jatim terhambat akses pasar. (Online),( http://www.kabarbisnis.com/read/2830059/, diakses tanggal 08 Oktober 2013.
11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. No.
Peralatan Penunjang
Material
1 2
Press Roller Mie Press Plastik Tangan
3
Baskom
4
Pisau
5 6
Panci Nasi (Steamer) Tabung Gas 15 Kg Kompor 2 Tungku + Selang + Regulator Plastik Kemas
7 8
2. No.
Mesin pencetak mie Pengepres Plastik Kemas Tempat pencetak mie dan adonan mie Potong bumbu-bumbu dan mie Tempat pengkukus mie Bahan pembakar kompor
1 buah 1 buah
Harga Satuan Rp 2.450.000 Rp 300.000
5 buah
Rp 10.000
Rp 50.000
3 buah
Rp 20.000
Rp 60.000
2 buah 1 buah
Rp 30.000 Rp 500.000
Rp 60.000 Rp 500.000
Pemanas Panci nasi
1 buah
Rp 260.000
Rp 260.000
Pengemas mie kering
2 roll
Rp 35.000 SUB TOTAL (Rp)
Rp 70.000 Rp3.750.000
Justifikasi Pemakaian
Kuantitas
Keterangan Rp 2.450.000 Rp 300.000
Bahan Habis Pakai
Material
1
Tepung Terigu
2
Garam
3
Telur
4
Air Khi
5
Sorgum
Justifikasi Pemakaian Untuk hasil 1 produk menggunakan Tepung Terigu 125g dengan harga Rp 2.800. Untuk hasil 1 produk menggunakan Garam 2g dengan harga Rp 103. 1kg telur mendapat 17 buah dengan harga Rp 17.000, untuk hasil 1 produk menggunakan 1 buah telur 1 botol air khi (1,5 liter) dengan harga Rp 8.400, untuk hasil 1 produk menggunakan 15 ml dengan harga Rp 84 1kg sorgum Rp 14.500, untuk hasil 1 produk menggunakan 125g dengan harga Rp 1.800
Kuantitas
Harga Satuan
Keterangan
1080 buah
Rp 2.800/125g
Rp 3.024.000
1080 buah
Rp 103
Rp 111.280
1080 buah
Rp 1.000
Rp 1.080.000
1080 buah
Rp 84
Rp 90.720
1080 buah
Rp 1.800
Rp 1.944.000
SUB TOTAL (Rp)
Rp 6.250.000
12
3.
Perjalanan
No.
Material
1
Perjalanan ke malang, lamongan, surabaya, kediri, trenggalek, banyuwangi dan kota lain (tempat berlangsungnya kegiatan jual-beli)
2
Perjalanan ke malang, lamongan, surabaya, kediri, trenggalek, banyuwangi dan kota lain (tempat berlangsungnya kegiatan jual-beli)
3
Perjalanan ke malang, lamongan, surabaya, kediri, trenggalek, banyuwangi dan kota lain (tempat berlangsungnya kegiatan jual-beli)
4
Perjalanan ke malang, lamongan, surabaya, kediri, trenggalek, banyuwangi dan kota lain (tempat berlangsungnya kegiatan jual-beli)
5
Perjalanan ke malang, lamongan, surabaya, kediri, trenggalek, banyuwangi dan kota lain (tempat berlangsungnya kegiatan jual-beli)
Justifikasi Pemakaian Perjalanan pembuatan produk, pengadaan alat&bahan, adminstrasi, rapat tim (persiapan, koordinasi, pematangan), perjalanan penjualan produk dan konsultasi (Jatah Ketua Pelaksana) Perjalanan pembuatan produk, pengadaan alat&bahan, adminstrasi, rapat tim (persiapan, koordinasi, pematangan), perjalanan penjualan produk dan konsultasi (Jatah Anggota 1) Perjalanan pembuatan produk, pengadaan alat&bahan, adminstrasi, rapat tim (persiapan, koordinasi, pematangan), perjalanan penjualan produk dan konsultasi (Jatah Anggota 2) Perjalanan pembuatan produk, pengadaan alat&bahan, adminstrasi, rapat tim (persiapan, koordinasi, pematangan), perjalanan penjualan produk dan konsultasi (Jatah Anggota 3) Perjalanan pembuatan produk, pengadaan alat&bahan, adminstrasi, rapat tim (persiapan, koordinasi, pematangan), perjalanan penjualan produk dan konsultasi (Jatah Anggota 4)
Kuantitas
Harga Satuan
Keterangan
38 liter
Rp 6.500
Rp 247.000
38 liter
Rp 6.500
Rp 247.000
38 liter
Rp 6.500
Rp 247.000
38 liter
Rp 6.500
Rp 247.000
38 liter
Rp 6.500
Rp 247.000
SUB TOTAL (Rp)
Rp 1.235.000
13
4. No.
Lain-lain
Material
1
Biaya Listrik
2
Biaya Komunikasi
3
Biaya Air
4
Biaya Pengemasan
5
Biaya Promosi
4
Foto Kopi Laporan Akhir + KwitansiKwitansi
Justifikasi Pemakaian Biaya Listrik = (t x s ) x P Keterangan: t = Waktu yang dibutuhkan mesin untuk sekali produksi = 60 menit (1 jam) s = Harga listrik rata-rata per kWh = Rp. 979 P = Daya alat produksi 4,5 kW. Biaya pemakaian listrik sekali beroperasi atau selama 45 menit, Biaya Listrik = (1 x 979) x 4,5 = Rp. 4.405 Untuk pemakain 1 bulan (hari efektif = 26hari), maka Biaya Listrik = Rp. 4.405 x 26 = Rp. 114.530/bulan. Setiap orang dalam satu tim (5 orang) mendapat jatah Rp. 25.000 selamat kegiatan produksi berlangsung (5 bulan) Biaya Air selama 5 bulan untuk proses produksi = 50 ml x 1080 = 57.240 ml= 57,24 liter. Biaya Pengemasan selama 5 bulan 1080 buah. Selama 1 bulan biaya promosi Rp 25.000 Penggandaan laporan-laporan lainnya, dan foto kopi hasil belanja
Kuantitas
Harga Satuan
5 bulan
Rp 114.530
Rp 572.650
5 orang
Rp 25.000
Rp 125.000
57,24 liter
Rp 750
Rp 42.930
1080 buah
Rp 200
Rp 216.000
5 bulan
Rp 25.000
Rp 125.000
6 eksemplar
Rp 28.000
Rp 168.000
SUB TOTAL (Rp)
Rp 1.249.580
Keterangan
14
BIAYA TOTAL No.
Jenis Pengeluaran
Biaya (Rp)
1
Peralatan penunjang (30%)
Rp. 3.750.000,-
2
Bahan habis pakai (50%)
Rp. 6.250.000,-
3
Perjalanan (10%)
Rp. 1.235.000,-
4
Lain-lain (10%)
Rp. 1.249.580,-
Total Biaya
Rp. 12.484.580,-
15
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas
No
Nama/ NIM
Program Studi
1
Alfian Rizki Romadhoni/ 110531302379
D3 Teknik Elektro 2011
2
Syifaul Fuada/ 100534402715
S1 Pendidikan Teknik Elektro 2010
3
Diana Nur Fatmawati/ 110541302800
D3 Tata Boga
4
Yeyen Ika Kristiana/ 110541302802
D3 Tata Boga
5
Nunut Novitasari/ 110533430609
S1 Pendidikan Teknik Informatika 2011
Bidang Ilmu Elektro
Alokasi Waktu Uraian Tugas (jam/minggu) 12 Jam/minggu Sebagai Project Leader, Menyusun proposal, menyusun pengeluaran, menyusun pemasukan, menyusun uraian tugas dan menyusun strategi pemasaran. Elektronika 12 Jam/minggu Mendesain kemasan produk, evaluasi strategi pemasaran, merancang strategi pemasaran, publikasi dan dokumentasi. Tata Boga 12 Jam/minggu Merancang resep dan pengujiannya serta merancang harga tiap produk. Tata Boga 12 Jam/minggu Merancang resep dan pengujiannya serta merancang harga tiap produk. Informatika 12 Jam/minggu Pelaporan, sirkulasi dana, penanggung jawab publikasi paper, publikasi media sosial dan penanggung jawab publikasi paper serta publikasi media sosial.
16
Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang Hendak diterapkembangkan
Gambar 2. Logo Mie Kering Sorgum
Gambar 3. Kemasan Produk Mie Kering Sorgum