USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
FORMULASI BAHAN BAKU MIE BASAH DARI TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor L.) DENGAN PENAMBAHAN RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.) SEBAGAI ALTERNATIF SUBSTITUSI TEPUNG GANDUM (Triticum aestivum) YANG KAYA SERAT
Bidang Kegiatan : PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh : Desi Sakawulan
F24090061
2009
Dewi Citra Sari
A24090004
2009
Siti Maesaroh
A24080031
2008
Taufik Hidayat
C34080002
2008
Nining Tyas TA
I14080024
2008
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
i
LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul kegiatan
: Formulasi Bahan Baku Mi Basah dari Tepung Sorgum (Sorghum bicolor L.) dengan Rumput Laut (Gracilaria Sp.) sebagai Alternatif Subtitusi Tepung Gandum (Triticum Aestivum) yang Kaya Serat 2. Bidang Kegiatan : (v) PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKMKC ( ) PKM-T ( ) PKM-M 3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian ( ) MIPA ( ) Teknologi dan Rekayasa ( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Desi Sakawulan b. NRP : F24090061 c. Jurusan : Ilmu dan Teknologi Pangan d. Universitas/ Institut : Institut Pertanian Bogor e. Alamat dan No Hp : Asrama Beastudi Etos Putri/085659083963 f. Alamat email :
[email protected] 5. Anggota Pelaksana : 4 orang 6. Dosen Pembimbing a. Nama Lengkap dan Gelar : Dr.Ir.Sugiyono, MAppSc b. NIP : 19650729 199002 1 002 c. Alamat email :
[email protected] d. Alamat dan NoHP : Jl. Arde 27 Laladon Ciomas/08121318058 7. Biaya Kegiatan Total DIKTI : Rp. 6.319.000 8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan Bogor, September 2011 Menyetujui, Plt. Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Ketua Pelaksana Kegiatan
Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, M.Si NIP. 19610802 198703 2 002
Desi Sakawulan NIM.F24090061
Wakil Rektor Bidang Akedemik dan Kemahasiswaan
Yonny Koesmaryono NIP. 19581228 198503 1 003
Dosen Pembimbing,
Dr. Ir. Sugiyono, MAppSc NIP. 19650729 199002 1 002
ii
1
A. JUDUL Formulasi Bahan Baku Mi Basah dari Tepung Sorgum (Sorghum bicolor L.) dengan penambahan Rumput Laut (Gracilaria sp.) sebagai Substitusi Tepung Gandum (Triticum Aestivum) yang Kaya Serat. B. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia masih termasuk negara pengimpor komoditas pangan besar di dunia. Hal ini dikarenakan Indonesia masih mengimpor beberapa bahan pangan pokok seperti beras, gula, jagung, kedelai, dan gandum (Utomo, 2011). Gandum merupakan salah satu komoditas impor terbesar yang diolah menjadi tepung. Konsumsi tepung nasional mencapai 4. 39 juta ton, dengan komposisi tepung terigu impor 762 515 ton (Prasetyo, 2011). Gandum dan produk olahannya seperti mi mempunyai tingkat partisipasi konsumsi yang terus meningkat, bahkan lebih besar daripada jagung dan ubi kayu. Meningkatnya konsumsi produk mi akan meningkatkan impor gandum atau tepung gandum(Suarni, 2004). Rata-rata impor gandum sekitar lima juta ton karena konsumsi gandum dalam negeri terus meningkat 1.7 persen per tahun. Pada 2011 diperkirakan impor gandum akan mencapai enam juta ton dengan konsumsi mencapai 20 kg/ kapita(Utomo, 2011). Salah satu tanamam alternatif yang dapat digunakan untuk subtistusi tepung gandum adalah sorgum. Sorgum merupakan tanaman serealia yang dapat dijadikan menjadi tepung sorgum. Alternatif tersebut digunakan karena upaya diversifikasi pangan sekarang ini adalah berbasis tepung. Potensi sorgum di Indonesia sangat besar karena iklim Indonesia sangat cocok. Sorgum juga salah satu tanaman yang tidak mengenal musim atau dapat ditanam di segala musim. Bahkan, saat musim kering berkepanjangan, sorgum masih bisa tumbuh (Tragistina, 2011). Meskipun produksi sorgum di Indonesia masih rendah dengan rata-rata produksi sorgum secara nasional hanya sekitar 4 000 – 6 000 ton per tahun, kementan akan lebih serius membudidayakan sorgum di tahun ini. Kementan menargetkan luas lahan tanaman sorgum sebanyak 8.500 ha dengan kapasitas produksi sebanyak 25 500 ton. Selain itu, kementan juga akan menambah unit lahan percobaan (denfarm) sorgum sejumlah 8 unit menjadi
2
18 unit (Trigistina, 2011). Upaya peningkatan produksi sorgum diharapkan dapat meningkatkan penggunaan sorgum sebagai bahan baku berbasis tepung sehingga dapat mengurangi penggunaan gandum hingga 30%. Sorgum memiliki kandungan nutrisi yang baik, bahkan kandungan proteinnya (pektin) lebih tinggi daripada beras. Pektin berfungsi untuk membuat mi lebih kenyal. Selain sorgum, sumber daya lokal yang cukup melimpah dan kurang dalam pemanfaatannya adalah rumput laut. Rumput laut mengandung mengandung gizi tinggi dan karbohidrat yang mengandung serat (diatery fiber). Selain serat, rumput laut juga mengandung pektin yang membuat mi lebih kenyal (Astawan dkk., 2004). Namun, dalam pembutaan mi bahan dasar yang digunakan tidak hanya mengandung nutrisi yang baik. Pembuatan mi juga harus memperhatikan bahan yang digunakan dapat memberikan hasil produk mi dengan kualitas yang baik. Salah satunya adalah kandungan pektin yang membuat mi kenyal. Pada praktik yang dilakukan sebelumnya, pemakaian tepung sorgum sebagai pengganti gandum seluruhnya menunjukkan hasil yang kurang memuaskan pada produk bakery dan mi. Penambahan rumput laut pada tepung sorgum dalam pembuatan mi basah dapat memperbaiki kualitas mi. Perbandingan substitusi antara terigu dan tepung sorgum dengan penambahan rumput laut harus tepat sehingga menghasilkan mi yang tetap memiliki kualitas baik. Oleh karena itu, penelitian formulasi tepung sorgum sebagai substitusi tepung gandum perlu dilakukan agar hasil produk olahan mi seperti berkualitas baik. C. PERUMUSAN MASALAH Komposisi bahan dasar pembuatan mi untuk menghasilkan kualitas yang baik harus sesuai dengan formulasi yang tepat. Pemakaian tepung sorgum dengan penambahsn rumput sebagai substitusi tepung gandum dalam pembuatan mi harus memperhatikan komposisi bahan-bahan dasarnya sehingga diperlukan adanya uji formulasi komposisi tepung sorgum dalam mensubstitusi tepung gandum. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat satu kombinasi komposisi bahan dasar pembuatan mi dari tepung sorgum dengan penambahan sebagai substitusi tepung gandum.
3
D. TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi bahan dasar yang sesuai untuk pembuatan mi dari tepung sorgum sebagai substitusi tepung gandum dengan kualitas terbaik. Selain itu, juga bertujuan untuk mengangkat komoditas lokal (sorgum) sehingga memiliki nilai guna dan nilai tambah lebih, membuat mi dengan bahan dasar kombinasi tepung gandum dan tepung sorgum dengan formula terbaik. Selain itu, penelitian ini juga dapat berfungsi sebagai alternative solusi permasalahan bangsa khususnya dalam hal impor bahan pangan. E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Program PKM penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
upaya
peningkatan
diversifikasi
pangan
berbasis
tepung
yang
memanfaatkan sumber daya lokal. Program ini juga dapat meningkatkan kegiatan on-farm tanaman sorgum dan rumput laut. Luaran lain yang diharapakan dari penelitian ini adalah mi basah dengan bahan dasar kombinasi tepung gandum dan sorgum yang kaya serat dan dapat diterima di masyarakat secara luas. F. KEGUNAAN 1. Bagi Mahasiswa a.
Sarana pengembangan serta penerapan ilmu dan teknologi.
b.
Menumbuhkan jiwa ilmiah, kreatif, dan inovatif untuk berkarya dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
2. Bagi Perguruan Tinggi a. Perwujudan tridharma perguruan tinggi b. Meningkatkan kompetensi dan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan oleh perguruan tinggi. c. Meningkatkan citra positif perguruan tinggi sebagai salah satu pencetak generasi perubah yang positif bagi bangsa. 3. Bagi Masyarakat a. Memberikan inovasi baru dalam pembuatan mi dan membuka peluang industri mi basah/kering.
4
G. TINJAUAN PUSTAKA Sorgum Sorgum yang dibudidayakan di Indonesia mempunyai nama ilmiah Sorghum bicolor (L.) Moech. Tanaman ini lebih dapat beradaptasi pada kondisi yang luas dan dapat berproduksi pada kondisi yang kurang sesuai dibandingkan dengan tanaman serealia lainnya(Deptan, 1990). Biji sorgum dapat digunakan sebagai bahan pangan serta bahan baku industri pakan dan pangan seperti industri gula, monosodium glutamat (MSG), asam amino, dan industri minuman. Jadi sorgum merupakan komoditas pengembang untuk diversifikasi industri secara vertikal (Sirappa, 2003) Di Indonesia, biji sorgum digunakan sebagai bahan makanan substitusi beras, namun karena kandungan taninnya cukup tinggi (0,4-3,6%), maka hasil olahannya kurang enak. Namun, masalah ini dapat diatasi dengan teknologi pengolahan. Kulit biji dan lapisan testa dikikis dengan menggunakan mesin penyosoh beras yang dilengkapi dengan silinder gurinda batu (Sudaryono, 1996). Komposisi kimia dan zat gizi sorgum mirip dengan gandum dan seralia lain (Colas, 2004). Sorgum memiliki kandungan nutrisi yang baik, bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi daripada beras. Tabel 1 Kandungan nutrisi sorgum dibanding sumber pangan/pakan lain Kandungan/100 g Unsur Nutrisi Beras
Jagung
Singkong
Sorgum
Kedele
Kalori (cal)
360
361
146
332
286
Protein (g)
6.8
8.7
1.2
11.0
30.2
Lemak (g)
0.7
4.5
0.3
3.3
15.6
Karbohidrt (g)
78.9
72.4
34.7
73.0
30.1
Kalsium (mg)
6.0
9.0
33.0
28.0
196.0
Besi (mg)
0.8
4.6
0.7
4.4
6.9
Posfor (mg)
140
380
40
287
506
Vit. B1 (mg)
0.12
0.27
0.06
0.38
0.93
Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI (1992).
5
Pengolahan sorgum menjadi tepung lebih dianjurkan karena tepung lebih tahan simpan, mudah dicampur (komposit), dapat diperkaya dengan zat gizi (fortifikasi), dan lebih cepat masak sesuai kehidupan modern yang serba praktis (Darmardjati et al., 2000) Tabel 2 Komposisi kimia biji dan tepung sorgum Komponen
Biji sorgum
Tepung sorgum
Air (%)
9-11
10-12
Protein (%)
10-12
7-9
Lemak (%)
2-2.5
0.4-0.7
Karbohidrat (%)
73-78
73-83
Abu (%)
1-1.5
0.2-0.4
2-4
0.6-1.0
Tanin (%)
(Sumber Balitbang Pascapanen pertanian, 2010) Nilai substitusi tepung sorgum terhadap tepung gandum mencapai 20% untuk produk mi kering, kue basah, dan roti tawar sedangkan untuk kue kering dapat mencapai 70-80% (Rezawidya, 2011). Rumput Laut Rumput laut dimanfaatkan sebagai bahan makanan, bahan kimia industri makanan dan obat-obatan. Indonesia mempunyai kekayaan janis rumput laut yang tinggi. Produksi rumput laut cukup melimpah dan meningkat dari tahun ke tahun. Lokasi pengembangan budidaya rumput laut di Indonesia seluas 25.700 ha. Selama 2010, produksi rumput laut Indonesia mencapai 3,2 jua ton. (Ditjen P2HP, 2011) Jenis rumput laut yang mempunyai nilai ekonomis penting sebagai komoditi ekspor adalah Eucheuma yang mengandung bahan keragenan yang digunakan dalam berbagai proses industri. Jenis lain adalah Glacilaria adalah rumput laut yang digunakan untuk membuat agar-agar yang telah banyak dimanfaatkan untuk membuat berbagai jenis makanan. (Suharsono, 1999). Gracilaria sp. Memiliki kandungan agarosa dan agaropektin yang cukup baik sehingga dapat menghasilkan agar-agar dengan kekuatan gel yang kuat dan kokoh dibandingkan dengan hasil ekstraksi Gelidium sp. (Winarno, 1996)
6 Mi Basah Secara umum, mi digolongkan menjadi dua yaitu mi kering dan mi basah. Pada umumnya mi basah adalah mi yang belum dimasak, kandungan airnya cukup tnggi dan cepat basi. Jenis mi ini biasanya tahan 1 hari (Budiboga, 2005). Mi basah telah menjadi makanan populer dalam diet masyarakat Indonesia. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2987-1992, mi adalah produk pangan yangbterbuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan, berbentuk khas mi (Badan Standarisasi, 1992). Mi basah disebut juga mi kuning adalah jenis mi yang mengalami perebusan dengan kadar air mencapai 52 % sehingga daya tahan atau keawetannya cukup singkat. Pada suhu kamar hanya bertahan 10-12 jam. Setelah itu mi akan berbau asam dan berlendir atau basi (Widyaningsih dan Murtini, 2006) Dalam pembuatan mi, tepung terigu berfungsi membentuk struktur mi, sumber protein dan karbohidrat. Kandungan protein utama teung terigu yng berperan dalam pembuatan mi adalah gluten. Gluten dibentuk dari gliadin (prolamin dalam gandum) dan glutenin. Protein dalam terigu untuk pembuatan mi harus dalam jumlah yang cukup tinggi supaya mi menjadi elastis dan tahan terhadap penarikan sewaktu proses produksi. Bahan-bahan lain yang digunakan antara lain air, gram, bahan pengembang, zat warna, bumbu dan telur (ebookpangan.com). Kadar protein mempunyai korelasi erat dengan jumlah gluten.sedangkan kadar abu serta dengan kualitas mi yang dihasilkan (Merdeka, 2006) H. METODE PELAKSANAAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium PAU dan SEA FAST Institut Pertanian Bogor. Waktu yang diperlukan penelitian ini adalah Februari – Mei 2012.
7
Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tepung sorgum dan tepung gandum, rumput laut (Gracilaria sp), air, telur, garam dan pewarna makanan kuning (tartazin C119140). Alat yang digunakan adalah penggiling tepung (disc mil), pencetak mi (sheeting), varimixer dengan pengaduk type hook, kompor dan panci. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan cara merancang formula tepung P0, P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8 dan P9. Perlakuan pertama adalah jumlah tepung sorgum yang menjadi substitusi. Perlakuan kedua adalah jumlah tepung gandum yang disubstitusi. Kedua perlakuan merupakan jumlah bobot tepung sebesar 70 % dari seluruh bahan yang digunakan ditambah 10 % rumput laut dan 20 % bahan lain. Rincian perlakuan sebagai berikut: P0 (+) : tepung gandum P0 (-) : tepung sorgum P1
: 10 % tepung gandum + 90 % tepung sorgum
P2
: 20 % tepung gandum + 80 % tepung sorgum
P3
: 30 % tepung gandum + 70 % tepung sorgum
P4
: 40 % tepung gandum + 60 % tepung sorgum
P5
: 50 % tepung gandum + 50 % tepung sorgum
P6
: 60 % tepung gandum + 40 % tepung sorgum
P7
: 70 % tepung gandum + 30 % tepung sorgum
P1
: 80 % tepung gandum + 20 % tepung sorgum
P1
: 90 % tepung gandum + 10 % tepung sorgum
Rentang perbandingan bobot tepung gandum dan tepung sorgum 10% agar mendapatkan komposisi yang lebih tepat. Pemilihan rumput laut Gracilaria sp karena belum banyak digunakan sebagai bahan tambahan mi seperti Eucheuma. Selain itu Gracilaria sp. mempunyai tekstur yang halus karena pernah ada penelitian yang digunakan untuk nori.
8 Gracilaria sp
dicuci untuk menghilangkan kotoran
NaOH + H2O2 selama 12 jam mendidih selama 1 jam
direndam dengan
digiling dan diblender
direbus sampai
disaring untuk dipisahkan antara filtrat dan ekstrak
Diagram alir Eksraksi Gracilaria sp. sebelum pembuatan mi.
Tepung gandum
Tepung sorgum
Gracilaria sp. (10 %) Pencampuran (P0, P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7, P8 dan P9) Pengadukan (10-20 menit)
Pengistirahatan (10 menit)
Pembentukan lembaran (sheeting) Pecetakan mi
Pelapisan dengan minyak Goreng Pengukusan (15 menit)
Mi basah
Pengujian karakteristik mi basah yang dihasilkan (SNI 2006)
Gambar 1 Diagram alir pembuatan mi
Garam 2% (b/b), air 70% (v/b) dan telur.
9
Analisis Pengujian Organoleptik Pemilihan formulasi optimal didasarkan pada perlakuan yang memiliki karakteristik organoleptik (warna, rasa, bau, dan kekenyalan) dan karakteristik fisik (tekstur dan rasio pengembangan) terbaik (Hidayat, 2008). Data yang diperoleh akan diolah dengan uji statistik SPSS untuk mengetahui formula terbaik yang dapat direkomendasikan. Pengujian Proximat Pengujian kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat, dan kadar serat kasar. I.
JADWAL KEGIATAN Penelitian ini akan dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah
dijadwalkan pada Tabel 1, seperti dibawah ini. Tabel 2. Rencana jadwal kegiatan penelitian Uraian
1
Bulan ke2 3
4
Pembuatan proposal Pengadaan bahan Persiapan alat-alat Penelitian tahap 1 Penelitian tahap 2 Pengolahan data Pembuatan laporan
J. RANCANGAN BIAYA Tabel 3. Biaya pengadaan bahan habis pakai No
Keterangan
1 Tepung gandum 2 Tepung sorgum 3 Telur 4 Garam 5 Pewarna makanan 6 Akuades 7 Rumput Laut Total biaya bahan habis pakai
Jumlah
Satuan
50 50 20 1 200 50 20
Kg Kg Kg Kg Gram Liter Kg
Harga satuan (Rp) 9.000 6.500 10.000 20.000 2.000 5.000 10 000
Total harga (Rp) 450.000 325.000 200.000 20.000 400.000 250.000 200.000 1.845.000
10
Tabel 4. Biaya peralatan No
Keterangan
Jumlah
Satuan
4 4 2 3 10 2
Buah Buah Buah Buah Buah Kg
1 Pisau kecil 2 Talenan 3 Ember 4 Pisau besar 5 Nampan 6 Plastik Total biaya peralatan
Harga satuan (Rp) 10.000 10.000 12.000 20.000 30.000 30.000
Total harga (Rp) 40.000 40.000 24.000 60.000 300.000 60.000 524.000
Harga satuan (Rp) 500.000 20.000 25.000 50.000 40.000
Total harga (Rp) 1.000.000 200.000 250.000 500.000 40.000 1.990.000
Tabel 5. Biaya penyewaan No
Keterangan
Jumlah
Satuan
2 10 10 10 1
Ruang Kali Kali Kali Paket
1 Laboratorium 2 Penggilingan 3 Oven 4 Mixer 5 Sealer Total biaya penyewaan Tabel 6. Biaya penunjang No
Keterangan
1 Pembuatan proposal 2 Pembuatan laporan 3 Transportasi 4 Dokumentasi 5 Pengujian Organoleptik + Proximat Total biaya penunjang Tabel 7. Rancangan Biaya Total Program No. Sasaran Biaya 1. Biaya pengadaan bahan habis pakai 2. Biaya peralatan 3. Biaya penyewaan 4. Biaya penunjang Total (Rp.)
Total harga (Rp) 280.000 380.000 600.000 200.000 500.000 1.960.000 Jumlah (Rp.) 1.845.000,524.000,1.990.000,1.960.000,6.319.000,-
11
K. DAFTAR PUSTAKA Astawan, Made. 2004. Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Solo. Balai Besar Penelitian dan Pengembagan Pascapanen Pertanian. 2010. Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Tepung Sorgum. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Balai Informasi Pertanian. 1990. Teknolgi Budidaya Sorgum. Departemen Pertanian. Irian Jaya. Colas. A. 1994. Defining flour quality according to use. In B. Godon and C Williem (Eds). Primary Cereaal Processing VCR, USA. P452-517 Darmadjati, D.S., S. Widowati, J. Wargiono, dan S. Purba. 2000. Potensi dan Pendayagunaan Sumber Daya Bahan Pangan Lokal Serealia, Umbiumbian dan Kacang-kacangan untuk Penganekaragaman Pangan. Pusat Penelitian fan Pengembangan Pangan. 24 hlm. Ditjen P2HP. 2011. Pameran teknologi rumput laut. http://pusjui.kkp.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id =196:pameran-teknologi-rumput-laut-bifos&catid=44:berita-atas. (9 Oktober 2011) Hidayat, Beni. Pengembangan Formulasi Produk Mi Berbahan Baku Pati Ubi Kayu. Prosiding Seminar Nasional Sans dan Teknologi-II 2008. Universitas Lampung 17-18 November 2008 Komisi Nasional Plasma Nutfah. 2004. Panduan Karakterisasi Tanaman Pangan: Jagung & Sorgum. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Deprtemen Pertanian. Rezawidya.
2011.
Referensi
Substitusi
Terigu.
http://
rewisa.files.wordpress.com/2010/10/referensi-bahan-substitusi.pdf. September 2011]
[17
Sirappa, M.P. 2003. Prospek pengembangan sorgum di Indonesia sebagai komoditas alternatif untuk pangan, pakan, dan industri. Jurnal Libang Pertanian 22(4): 133 Sudaryono. 1996. Prospek sorgum di Indonesia: Potensi, peluang dan tantangan pengembangan agribisnis. Risalah Simposium Prospek Tanaman Sorgum untuk Pengembangan Agroindustri, 17-18 Januari 1995. Edisi Khusus Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian No.4:25-28
12
Suharsono. 1999. Keunggulan dan nilai gizi makanan dari laut. Puslitbang Oseanologi LIPI. Berita ilmu pengetahuan dan teknologi. No. 2, Tahun 40 Trigistina, V.N. 2011. Pasar belum berkembang, produksi sorgum masih kecil. http://lifestyle.kontan.co.id/v2/read/1300230000/61982/Pasarbelum-berkembang-produksi-sorgum-masih-kecil. [17 September 2011] Utomo, Wahyu. 2011. RI masuk pengimpor pangan terbesar. Jurnal Nasional Online. http://nasional.jurnas.com/halaman/15/2011-07-26/177601. [17 September 2011] Widowati, S., B.A.S. Santosa, L. Hartoto, E. Yustiareni. 1999. Kajian penggunaan tepung garut untuk substitusi tepung terigu yang difortifikasi dnegan tepung kedelai dalam pembuatan mi kering. Seminar Nasional Teknologi Pangan 12-13 Oktober 1999 di Jakarta Winarno, F.G. 1996. Teknologi Pengolahan Rumput Laut. Sinar Pustaka Harapan. Jakarta
13 L. LAMPIRAN 1. NAMA DAN BIODATA ANGGOTA KELOMPOK 1. Ketua Pelaksana kegiatan a. Nama Lengkap
: Desi Sakawulan
b. NIM
: F24090061
c. Fakultas/ Departemen
: Teknologi Pertanian/
Ttd
Ilmu dan Teknologi Pangan d. Perguruan Tinggi
: Institut Pertanian Bogor
e. Waktu untuk Kegiatan PKM
: 7 jam/ minggu
(Desi Sakawulan)
2. Anggota Pelaksana kegiatan a. Nama Lengkap
: Dewi Citra Sari
b. NIM
: A24090004
c. Fakultas/ Departemen
: Pertanian /Agronomi dan
Ttd
Hortikultura d. Perguruan Tinggi
: Institut Pertanian Bogor
e. Waktu untuk Kegiatan PKM
: 7 jam/ minggu
(Siti Maesaroh)
(Dewi Citra Sari)
3. Anggota Pelaksana kegiatan a. Nama Lengkap
: Siti Maesaroh
b. NIM
: A24080031
c. Fakultas/ Departemen
: Pertanian /Agronomi dan
Ttd
Hortikultura d. Perguruan Tinggi
: Institut Pertanian Bogor
e. Waktu untuk Kegiatan PKM
: 7 jam/ minggu
(Shalati F)
(Siti Maesaroh)
4. Anggota Pelaksana kegiatan a. Nama Lengkap
: Taufik Hidayat
b. NIM
: C34080002
c. Fakultas/ Departemen
: Perikanan dan Ilmu Kelautan/
Ttd
Teknologi Hasil Perairan d. Perguruan Tinggi
: Institut Pertanian Bogor
e. Waktu untuk Kegiatan PKM
: 7 jam/ minggu
(Aline Sisi H)
(Taufik Hidayat)
14
5. Anggota Pelaksana kegiatan a. Nama Lengkap
: Nining Tyas Tri Atmaja
b. NIM
: I14080024
c. Fakultas/ Departemen
: Ekologi Manusia/ Gizi Masyarakat
d. Perguruan Tinggi
: Institut Pertanian Bogor
e. Waktu untuk Kegiatan PKM
: 7 jam/ minggu
Ttd
(Nining Tyas TA) (
2. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING (
)
1. Nama Lengkap dan Gelar
: Dr. Ir. Sugiyono, MAppSc
2. NIP
: 19650729 199002 1 002
3. Gol pangkat
: III C
4. Jabatan Fungsional
: Lektor
5. Jabatan Struktural
: Wakil Dekan
6. Fakultas/ Departemen
: Teknologi Pertanian/ Ilmu dan Teknologi Pangan
7. Waktu untuk Kegiatan PKM
: 3 jam / minggu Ttd
Dr. Ir. Sugiyono, MAppSc
(
)