USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM RANCANG BANGUN ALAT PENGOLAHAN BIOGAS LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DI BANJARBARU, KALIMANTAN SELATAN
BIDANG KEGIATAN : PKM Penerapan Teknologi
Disusun Oleh : Yonathan Laurendy Hairullah Shinta Jayanti
E1F108059 E1F108204 E1F110076
2008 2008 2010
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2010
HALAMAN PENGESAHAN USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 1. Judul Kegiatan
2. Bidang Kegiatan 3. Bidang Ilmu 4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Program Studi d. Universitas e. Alamat Rumah dan No HP
: Rancang Bangun Alat Pengolahan Biogas Limbah Cair Industri Tahu di Banjarbaru, Kalimantan Selatan : PKM-T : Teknologi dan Rekayasa : : : : :
Yonathan Laurendy E1F108059 Teknologi Industri Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani KM. 36 Gg Purnama 2 No. 41 Banjarbaru 70714. HP 085248857789 f. Alamat email :
[email protected] 5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2 orang 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar : Udiantoro, SP. MSi b. NIP : 19670201 199403 1 001 c. Alamat Rumah dan No HP : Jl. Pendidikan RT. 006 No. F9 Martapura HP 08125001772 6. Biaya Kegiatan Total: a. Dikti : Rp 9.959.500 b. Sumber lain : Rp 7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan Banjarbaru, 16 Oktober 2010
Menyetujui Ketua P.S. Teknologi Industri Pertanian Universitas Lambung Mangkurat,
Ketua Pelaksana Kegiatan,
Hj. Ir. Tanwirul Millati, MP NIP.19620530 198903 2 002
Yonathan Laurendy NIM. E1F08059
Pembantu Rektor III Universitas Lambung Mangkurat,
Dosen Pendamping,
Ir. H. Hamdani, MS NIP. 19591218 198763 1 003
Udiantoro, SP, MSi NIP. 19670201 199403 1 001
A. JUDUL PROGRAM Rancang Bangun Alat Pengolahan Biogas Limbah Cair Industri Tahu di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
B. LATAR BELAKANG MASALAH Berbagai kasus pencemaran lingkungan dan memburuknya kesehatan masyarakat yang banyak terjadi dewasa ini diakibatkan oleh limbah cair dari berbagai kegiatan industri, rumah sakit, pasar, restoran hingga rumah tangga. Hal ini disebabkan karena penanganan dan pengolahan limbah tersebut kurang serius. berbagai teknik pengolahan limbah baik cair maupun padat untuk menyisihkan bahan polutannya yang telah dicoba dan dikembangkan selama ini belum memberikan hasil yang optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu metode penanganan limbah yang tepat, terarah, dan berkelanjutan (Fadholi, 2010). Industri pengolahan tahu merupakan suatu kegiatan yang termasuk dalam kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) di daerah Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banjarbaru, terdapat 19 industri tahu formal dan 12 industri tahu informal. Selama proses produksi tentunya terdapat waste atau bagian dari hasil produksi yang tidak dimanfaatkan secara maksimal. Waste yang dihasilkan dari produksi tahu adalah berupa ampas kedelai, arang/abu hasil pembakaran kayu sebagai bahan bakar, dan limbah cair. Sejauh ini, dari segi limbah cair yang dihasilkan selama produksi berlangsung tidak diolah atau dimanfaatkan dan hanya dibuang ke aliran anak sungai, yang secara tidak langsung dapat mencemari lingkungan dan merusak ekosistem sungai. Menurut Nurhasan & Pramudianto (1991) setiap kuintal kedelai akan menghasilkan limbah 1,5 – 2 m3 air limbah. Selain itu, bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi tahu masih menggunakan kayu. Ketersediaan kayu bakar semakin lama akan semakin berkurang sehingga akan menghambat keberlangsungan produksi yang dilakukan. Permasalahan di atas membuat kami ingin membuat suatu alat yang dapat digunakan untuk mengubah limbah cair tahu menjadi biogas, yang akan digunakan sebagai bahan bakar selama proses produksi tahu berlangsung. Selain itu, dengan adanya Program Kreativitas Mahasiswa yang diadakan oleh DIKTI ini dapat
membantu kami untuk menerapkan mata kuliah terkait seperti Rekayasa Proses, Mikrobiologi Industri, Manajemen Lingkungan Industri, Menggambar Teknik, Peralatan Industri Pertanian dan mata kuliah lainnya yang relevan.
C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, timbul beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut : 1.
Ketersediaan kayu bakar yang digunakan sebagai bahan bakar produksi tahu semakin berkurang.
2.
Keberadaan limbah cair yang belum dimanfaatkan namun memiliki nilai yang ekonomis, yang akan diberikan nilai tambah dan dapat berguna bagi masyarakat khususnya produsen tahu dengan mengubahnya menjadi biogas.
3.
Implementasi mata kuliah dalam proses belajar mengajar yang belum maksimal diterapkan pada masyarakat.
D. TUJUAN Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Teknologi ini dibuat bertujuan: 1.
Menciptakan sebuah alat yang memiliki nilai inovatif berbudaya ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.
Mengurangi dampak negatif dari pembuangan limbah cair produksi tahu ke aliran sungai di daerah Banjarbaru.
3.
Mengurangi penggunaan kayu sebagai bahan bakar selama proses produksi tahu berlangsung.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah dihasilkannya suatu alat yang mampu menghasilkan biogas, yang akan digunakan sebagai bahan bakar pengganti kayu dalam produksi tahu pada pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
F. KEGUNAAN Kegunaan dari hasil penerapan teknologi ini antara lain sebagai berikut : 1.
Dasar bagi penerapan-penerapan teknologi selanjutnya.
2.
Pendorong kreativitas mahasiswa dan masyarakat untuk mengembangkan dan memanfaatkan teknologi-teknologi yang berkembang di waktu sekarang.
3.
Masukan kepada pelaku industri tahu sebagai bahan pertimbangan dalam pengolahan limbah cair yang dihasilkan sehingga pencemaran limbah cair organik yang dihasilkan dapat dikurangi.
4.
Wujud implementasi program belajar mengajar yang diterapkan oleh dosen dan mahasiswa dengan memperhatikan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
G. TINJAUAN PUSTAKA 1.
Pengolahan Tahu Kacang kedelai merupakan salah satu bahan pangan sumber protein dan
lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani. Kacang-kacangan dan umbi-umbian
termasuk kedelai cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga
mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti bubuk dan susu kedelai (Sediadi, 2000). Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering (Sediadi, 2000). Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai. Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan
peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan (Sediadi, 2000). Dasar pembuatan tahu adalah melarutkan protein yang terkandung dalam kedelai dengan menggunakan air sebaagai pelarutnya. Setelah protein tersebut larut, diusahakan untuk diendapkan kembali dengan penambahan bahan pengendap sampai terbentuk gumpalan-gumpalan protein yang akan menjadi tahu. Salah satu cara pembuatan tahu ialah dengan menyaring bubur kedelai sebelum dimasak, sehingga cairan tahu yang sudah terpisah dari ampasnya (Sediadi, 2000). 2. Limbah Cair Tahu Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut (Rahayu, 2009). Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu merupakan limbah organik yang degradable atau mudah diuraikan oleh mikroorganisme secara alamiah. Namun karena sebagian besar pemrakarsa yang bergerak dalam industri tahu adalah orangorang yang hanya mempunyai modal terbatas, maka perhatian terhadap pengolahan limbah industri tersebut sangat kecil, dan bahkan ada beberapa industri tahu yang tidak mengolah limbahnya sama sekali dan langsung dibuang ke lingkungan. Kondisi ini sangat tidak menguntungkan dan harus mendapat perhatian yang serius (Darsono, 2007). Pengolahan limbah cair industri tahu sampai saat sekarang kebanyakan hanya menampung limbah cair kemudian didiamkan beberapa saat lalu dibuang ke sungai. Cara ini memerlukan kapasitas penampungan limbah cair yang sangat besar. Terlebih lagi apabila kapasitas industri tahu cukup besar, maka dihasilkan limbah cair industri tahu yang sangat banyak (Darsono, 2007). Penguaraian polutan limbah cair tahu tersebut dilakukan oleh mikroorganisme yang tidak memerlukan oksigen bebas atau secara anaerob. Memang hal tersebut dapat berjalan walaupun memerlukan waktu yang cukup lama. Supaya proses pengolahan dapat berjalan lebih efektif, maka perlu dicari kondisi yang paling baik bagi pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme dapat hidup dengan baik pada
kondisi pH limbah cair sekitar 7 atau pada keadaan normal. Limbah cair industri tahu bersifat asam sehingga sebelum diolah perlu dinetralkan terlebih dahulu dengan kapur agar kerja mikroorganisme berlangsung dengan baik (Darsono, 2007). Mengingat waktu yang cukup panjang dalam proses pengolahan limbah cair tahu secara anaerob, maka perlu dicari jalan ke luar untuk mendapatkan proses yang singkat namun biayanya tetap murah (Darsono, 2007). 3. Rancang Bangun Rancang bangun mesin pertanian merupakan perkembangan dari ilmu dan teknologi tentang mesin di dalam ruang lingkup proses dan produksi pertanian dan manajemen sumber daya alam. Rancang bangun mesin pertanian yang dapat dikembangkan hingga saat ini meliputi mesin pengolah makanan dan bioproses. Rancang bangun mesin pertanian dikembangkan sebagai salah satu
jalan untuk
konservasi tanah dan air dan untuk meningkatkan proses di bidang pertanian, makanan, dan produk yang dapat diperbarui (Mahmood, 2008). Reaktor biogas merupakan salah satu solusi teknologi energi untuk mengatasi kesulitan masyarakat akibat kenaikan harga BBM, teknologi ini bisa segera diaplikasikan, terutama untuk kalangan peternak dan pengusaha industri kecil dan menengah. Dalam rangka pemenuhan keperluan energi rumah tangga. Salah satu upaya terobosan yang dilakukan adalah melaksanakan program Bio Energi Perdesaan (BEP), yaitu suatu upaya pemenuhan energi secara swadaya (self production) oleh masyarakat khususnya di perdesaan (Hamni, 2008). Usaha pembuatan tahu di Propinsi Kalimantan Selatan cukup berkembang, tapi pemanfaatan limbah cair pengolahan tahu selama ini belum optimal, pada hal limbah cair pengolahan tahu dapat dijadikan sebagai bahan baku untuk menghasilkan energi terbarukan (renewable) dalam bentuk biogas. Permasalahan yang terjadi sekarang ini adalah belum mampunya masyarakat dalam memanfaatkan limbah cair pengolahan tahu sebagai penghasil energi alternatif pengganti kayu dan BBM, dimana kegiatan sehari-hari mereka sangat tergantung pada BBM dan kayu baik untuk memasak maupun penerangan. Hal ini sangat berdampak terhadap pendapatan dari masyarakat (pengolah tahu) itu sendiri.
4. Biogas dan Sistem Operasi Tahu adalah salah satu makanan tradisional yang biasa dikonsumsi setiap hari oleh orang Indonesia. Proses produksi tahu menhasilkan 2 jenis limbah, limbah padat dan limbah cairan. Pada umumnya, limbah padat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sedangkan limbah cair dibuang langsung ke lingkungan. Limbah cair pabrik tahu ini memiliki kandungan senyawa organik yang tinggi. Tanpa proses penanganan dengan baik, limbah tahu menyebabkan dampak negatif seperti polusi air, sumber penyakit, bau tidak sedap, meningkatkan pertumbuhan nyamuk, dan menurunkan estetika lingkungan sekitar (Macklin, 2009). Sebagian besar limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuatan tahu adalah cairan kental yang terpisah dari gumpalan tahu yang disebut air dadih. Cairan ini mengandung kadar protein yang tinggi dan dapat segera terurai. Limbah cair ini sering dibuang secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu sehingga menghasilkan bau busuk dan mencemari sungai. Sumber limbah cair lainnya berasal dari pencucian kedelai, pencucian peralatan proses, pencucian lantai dan pemasakan serta larutan bekas rendaman kedelai. Jumlah limbah cair yang dihasilkan oleh industri pembuat tahu kira-kira 15-20 l/kg bahan baku kedelai, sedangkan bahan pencemarnya kira-kira untuk TSS sebesar 30 kg/kg bahan baku kedelai, BOD 65 g/kg bahan baku kedelai dan COD 130 g/kg bahan baku kedelai (EMDI & BAPEDAL, 1994 dalam Macklin, 2009). Industri tahu merupakan salah satu industri penyumbang emisi yang signifikan. Banyak pabrik tahu skala rumah tangga di Indonesia tidak memiliki proses pengolahan limbah cair. Ketidakinginan pemilik pabrik tahu untuk mengolah limbah cairnya disebabkan karena kompleks dan tidak efisiennya proses pengolahan limbah, ditambah lagi menghasilkan nilai tambah (Macklin, 2009). Jumlah industri tahu di Indonesia mencapai 84.000 unit usaha. Dengan kapasitas produksi lebih dari 2,56 juta ton per tahun, industri tahu ini memproduksi limbah cair sebanyak 20 juta meter kubik per tahun dan menghasilkan emisi sekitar 1 juta ton CO2 ekivalen (Perdana, 2010). Padahal, limbah cair pabrik tahu memiliki kandungan senyawa organik tinggi yang memiliki potensi untuk menghasilkan biogas melalui proses an-aerobik. Pada umumnya, biogas mengandung 50-80% metana, CO2, H2S dan sedikit air, yang bisa
dijadikan sebagai pengganti minyak tanah atau LPG. Dengan mengkonversi limbah cair pabrik tahu menjadi biogas, pemilik pabrik tahu tidak hanya berkontribusi dalam menjaga lingkungan tetapi juga meningkatkan pendapatannya dengan mengurangi konsumsi bahan bakar pada proses pembuatan tahu (Macklin, 2009). Unit pengolahan limbah cair tahu yang akan dikembangkan ini menggunakan model Fixed Bed Reactor dan dibangun dengan sistem anerobik. Pertimbangannya, sistem ini tidak memerlukan lahan yang besar dan tidak membutuhkan energi untuk aerasi (Perdana, 2010). Keuntungan lain dari sistem ini adalah dalam prosesnya menghasilkan energi dalam bentuk biogas dan ampas dan air untuk makanan ikan dan ternak lain. Selain itu, prosesnya lebih stabil dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit (Perdana, 2010). Limbah cair tahu masih mengandung bahan-bahan organik yang mengandung nutrisi yang cukup baik untuk pertumbuhan bakteri metanogenik. Adanya bakteri metanogenik di dalam reaktor dapat menyebabkan terjadinya proses metanogenesis yang dapat menghasilkan gas metana. Gas metana yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif sehingga dapat mengurangi dampak pemanasan global (Perdana, 2010). Unit pengolah limbah cair tahu ini terdiri dari unit utama yang disebut digester, jaringan pipa pengumpul limbah, penampung gas, trickling filter, jaringan sisa limbah hasil olahan, kolam penampung air hasil proses (Perdana, 2010). Menernakan mikroba anaerob yang dapat menyebabkan terjadinya proses metanogenesis dan mendegerasi COD, TSS adalah langkah awal dalam membangun bioreaktor. Untuk itu, reaktor terlebih dulu diisi oleh kotoran sapi untuk memperbanyak bakteri atau mikroba anaerob. Selain itu reaktor juga diisi oleh potongan bambu sepanjang 5-10 cm, sebagai „rumah‟ bagi mikroba. Proses ini dilakukan selama dua hingga tiga bulan (Perdana, 2010). Untuk menggunakan biogas hasil olahan limbah cair tahu, tak perlu kompor khusus. Cukup menggunakan kompor yang ada di pasaran dengan sedikit modifikasi, yakni mencabut spuyer, komponen yang berfungsi mengatur tekanan gas. Hal ini karena gas metan sudah bertekanan rendah, tak seperti LPG yang bertekanan tinggi (Perdana, 2010).
H.
METODE PELAKSANAAN Program dilaksanakan selama ± 6 bulan. Adapun tahapan pelaksanaan program
adalah sebagai berikut. Penentuan Mitra Kerja Masy Perancangan Desain Alat Biogas
Perakitan Alat
Pengujian Alat
-
Lama waktu pembakaran, kemampuan pembakaran, bau dan jelaga, dan warna api.
- Mencatat data - Analisis data
Pembuatan Laporan Gambar 1. Skema tahapan pelaksanaan program.
1.
Penentuan Mitra Kerja Mitra kerja yang dipilih sebagai rekan untuk bekerjasama adalah seorang
pemilik usaha pengolahan tahu, didasarkan pada permasalahan yang terjadi dalam proses produksi. Mitra kerja yang menjadi dasar program kami dilakukan berdomisili di Jl. A. Yani KM. 29, Guntung Payung, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Selama ini mitra mengalirkan limbah cair hasil produksinya di aliran sungai yang letaknya jauh dari perumahan warga. Meskipun tidak mengganggu kenyamanan warga setempat, namun air buangan tersebut dapat merusak ekosistem air dan lingkungan. Dengan adanya program kreativitas ini, limbah cair tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar dengan mengolahnya menjadi biogas.
2. Perancangan Desain Alat Biogas Perancangan desain alat dilakukan, disesuaikan dengan perhitungan besarnya kapasitas rata-rata debit air limbah yang dihasilkan selama proses produksi berlangsung. Perancangan juga sekaligus menentukan bahan-bahan yang diperlukan dalam perakitan alat. 3.
Perakitan Alat Alat dibuat sesuai dengan hasil perancangan yang telah dilakukan dengan
mengacu pada besar debit air limbah tiap kali produksi. Selama perakitan dilakukan proses pengukuran, pemotongan, dan pengelasan. Proses tersebut mengikuti keterangan yang telah ditetapkan pada proses peracangan desain alat biogas. 4.
Uji Coba/Pengujian Alat Alat yang telah dirakit kemudian dilakukan pengujian. Pengujian keefektifan
alat dilakukan sekaligus dengan pengujian lamanya waktu pembakaran, kemampuan pembakaran biogas yang telah dihasilkan, bau dan jelaga yang ditimbulkan dan warna api yang dihasilkan. Pengujian dilakukan beberapa kali hingga diperoleh hasil yang maksimal sesuai dengan perencanaan dan target yang ingin dicapai. 5.
Laporan Setelah semua tahap di atas selesai dilakukan maka tahap terakhir adalah
pembuatan laporan akhir dari semua pelaksanaan program yang dilakukan. Pembuatan laporan berdasarkan atas hasil-hasil yang diperoleh selama kegiatan program hingga uji coba.
I. JADWAL KEGIATAN Jadwal pelaksanaan kegiatan program yang kami ajukan berikut ini merupakan jadwal utama dari tahap perencanaan yang akan dilakukan. Tabel 1. Jadwal kegiatan program. BULAN 1
NO. KEGIATAN 1
1.
2
3
BULAN 2 4
1
2
3
BULAN 3 4
1
2
3
BULAN 4 4
1
2
3
BULAN 5 4
1
2
3
Penentuan mitra kerja
2.
Perancangan desain
alat
biogas 3.
Perakitan alat
4.
Pengujian alat
5.
Laporan
J. RANCANGAN BIAYA Tabel 2. Biaya perjalanan dan akomodasi No
Spesifikasi
1.
Perjalanan dari Banjarbaru
Jumlah
Biaya/satuan
Satuan
(Rp)
Jumlah (Rp)
20 x 3 orang
15.000
900.000
10 x 3 orang
50.000
1.500.000
ke lokasi produksi tahu 2.
Perjalanan pembelian peralatan dari Banjarbaru ke Banjarmasin
3.
Pengangkutan Peralatan dari Banjarmasin ke lokasi produksi tahu
1 kali
900.000
900.000 + 3.300.000
4
Tabel 3. Biaya bahan habis pakai
No.
Spesifikasi
Jumlah
Biaya/satuan
Satuan
(Rp)
Jumlah (Rp)
1. Drum ukuran 200 liter
3 buah
400.000
1.200.000
2. Drum ukuran 120 liter
1 buah
285.000
285.000
3. Drum ukuran 35 liter
2 buah
150.000
300.000
4. Pipa besi ukuran 0.5 inch
4 batang
100.000
400.000
5. Pipa besi ukuran 2 inch
250 cm
100.000
250.000
6. Kompor gas
1 buah
200.000
200.000
7. Stop kran
4 buah
15.000
60.000
8. Selang karet
1 buah
75.000
75.000
9. Plat besi 3mm 50x30
2 lembar
300.000
600.000
10. Jasa Perakitan
2.500.000 + 5.870.000
2.500.000
Tabel 4. Biaya pembuatan laporan No
Spesifikasi
Jumlah
Biaya/satuan
Satuan
(Rp)
Jumlah (Rp)
1.
Flash Disk 2 GB
1 buah
100.000
100.000
2.
Kertas A4
2 rim
39.000
78.000
3.
Penjilidan
10 buah
15.000
150.000
4.
Tinta hitam refill
3 buah
12.500
37.500
5.
Tinta warna refill
2 buah
22.000
44.000
6.
Akses Internet
4 bulan
95.000
380.000 + 789.500
Tabel 5. Rekapitulasi biaya No
Spesifikasi
Jumlah (Rp)
1.
Perjalanan dan akomodasi
3.300.000
2.
Bahan habis pakai
5.870.000
3.
Pembuatan Laporan
789.500 + 9.959.500
K. DAFTAR PUSTAKA Darsono, V. 2007. Pengolahan Limbah Cair Tahu Secara Anaerob Dan Aerob. Jurnal Teknologi Industri Vol. XI No.1 Januari 2007: 9-20. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota banjarbaru. 2006. Data Industri Kecil dan Menengah Jenis Komoditi Tahu dan Tempe. Banjarbaru. Hamni, A. 2008. Rancang Bangun dan Analisa Tekno Ekonomi Alat Biogas dari Kotoran Ternak Skala Rumah Tangga. http://lemlit.unila.ac.id/file/arsip%202009/PROSIDING%20dies%20ke43%20UNILA%202008/ARTIKEL%20Pdf/Arinal%20Hamni%2018-24.pdf Diakses pada 6 Oktober 2010 Pukul 18.57 WITA. Macklin, B. 2009. Limbah Tahu Cair Menjadi Biogas. http://onlinebuku.com/2009/01/15/limbah-tahu-cair-menjadi-biogas/ Diakses pada 6 Oktober 2010 Pukul 19.02 WITA. Mahmood, I. 2008. Rancang Bangun Mesin Pertanian. http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/1779931-rancangbangun-mesin-pertanian/ Diakses pada 6 Oktober 2010 Pukul 18.17 WITA. Nurhasan dan Bb. Pramudiyanto. 1991. Penanganan Air Limbah Pabrik Tahu Yayasan Bina Karya Lestari (Bintari). http://menlh.go.id/usaha-kecil/indexviev.php?sub=7 Perdana, H. 2010. Biogas dari Limbah Tahu. http://hendrik-perdana.web.id/index.php/artikel/38-umum/242-biogas-darilimbah-tahu Diakses pada 6 Oktober 2010 Pukul 18.54 WITA Rahayu, SS. 2009. Limbah Cair. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/limbahindustri/limbah-cair/ Diakses pada 6 Oktober 2010 Pukul 18.11 WITA. Sediadi A, Esti. 2000. Tahu. Menegristek Bidang Pendayagunaan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Jakarta. http://www.ristek.go.id Diakses pada 6 Oktober 2010 Pukul 18.08 WITA.
dan
L. LAMPIRAN 1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok a. Ketua Pelaksana Kegiatan Nama
: Yonathan Laurendy
Tempat dan Tanggal Lahir
: Banjarmasin, 23 Desember 1990
Agama
: Kristen
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Fakultas
: Pertanian
Program Studi
: Teknologi Industri Pertanian
Perguruan Tinggi
: Universitas Lambung Mangkurat
Alamat Rumah
: Jl. A. Yani Km. 36 Gang Purnama II No. 41 Banjarbaru
Pendidikan
: 1. SDN Alur 4
Lulus Tahun 2002
2. SMPN 1 Jorong
Lulus Tahun 2005
3. SMAN 1 Jorong
Lulus Tahun 2008
4. Perguruan Tinggi Universitas Lambung Mangkurat Prestasi dan Pengalaman Organisasi : 1.
Peserta Program Persiapan Belajar (P2B) Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat, Agustus 2008.
2.
Peserta Acara Diskusi Bidang Penalaran dan Keilmuan ”Strategi Pengembangan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dalam Menyongsong Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2009-1010”, November 2008.
3.
Peserta Workshop Kewirausahaan ”Temukan Inspirasi Wirausahamu” Himpunan Mahasiswa Budidaya Pertanian Faperta UNLAM, November 2008.
4.
Peserta Seminar One Day With KTI ”Mantapkan Potensi Diri dengan Karya Tulis Ilmiah”, Himpunan Mahasiswa Budidaya Pertanian Faperta UNLAM, Desember 2008.
5.
Lulus Seleksi PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) Tahun 2008/2009 Bidang Penerapan Teknologi dengan judul “Desain dan Rancang Bangun Alat Penyulingan Minyak Nilam Skala Pilot Plant sebagai Sarana Penunjang Praktikum di Program Studi”
6.
Peserta Pelatihan Keterampilan Kejuruan Mesin Logam, Balai Latihan Kerja Provinsi Kalimantan Selatan, Januari 2009.
7.
Peserta Workshop Animasi dalam Rangka Ritech EXPO 2009, Juni 2009.
8.
Panitia Workshop Evaluasi dan Desain Pola Diseminasi Hasil Litbangyasa IPTEK Nuklir non Energi Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Bidang Pertanian dan Peternakan, Agustus 2009.
9.
Panitia Acara Cinta Kasih Adikku (CIKHA ‟09) “Pengembangan Leadership Melalui Program CIKHA” Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian UNLAM, September 2009.
10. Peserta Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Fakultas Pertanian UNLAM, Desember 2009. 11. Peserta Seminar Nasional ”Revitalisasi Pembangunan Lingkungan Pertanian dalam Menghadapi Global Warming”, Maret 2010. 12. Peserta Pelatihan Kewirausahaan dan Perencanaan Bisnis, Mei 2010. 13. Peserta Lokakarya dan Diskusi Intensif Program Kreatifitas Mahasiswa Fakultas Pertanian UNLAM, Juli 2010.
Banjarbaru, 16 Oktober 2010
Yonathan Laurendy NIM E1F108059
b. Anggota Pelaksana Kegiatan Nama
: Shinta Jayanti
Tempat dan Tanggal Lahir
: Jaar, 12 Maret 1992
Agama
: Kristen
Jenis Kelamin
: Perempuan
Fakultas
: Pertanian
Program Studi
: Teknologi Industri Pertanian
Perguruan Tinggi
: Universitas Lambung Mangkurat
Alamat Rumah
: Jl. Sukarelawan RT.09 No.80 Sei-Paring Martapura
Pendidikan
: 1. SDN 1 Jaar
Lulus Tahun 2004
2. SMPN 1 Tamiang Layang
Lulus Tahun 2007
3. SMAN 1 Tamiang Layang
Lulus Tahun 2010
4. Perguruan Tinggi Universitas Lambung Mangkurat Prestasi dan Pengalaman Organisasi : 1. Seksi Pelayanan Pemuda dan Remaja GKE Efata Jaar 2008 - 2009 (Sekretaris) 2. OSIS SMAN 1 Tamiang Layang 2008 – 2009 (Sie. BK) 3.
Peserta Kegiatan Cinta Kasih Adikku (CIKHA „10) “Pengembangan Leadership Melalui Program CIKHA” Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian Fakultas Pertanian UNLAM, September 2010.
Banjarbaru, 16 Oktober 2010
Shinta Jayanti NIM. E1F110076
c. Anggota Pelaksana Kegiatan Nama
: Hairullah
Tempat dan Tanggal Lahir
: Banjarmasin, 25 September 1988
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Fakultas
: Pertanian
Program Studi
: Teknologi Industri Pertanian
Perguruan Tinggi
: Universitas Lambung Mangkurat
Alamat Rumah
: Jl.Pematang Panjang Km.05 Rt.01 No.56 Kec gambut Kab. Banjar
Pendidikan
: 1. SDN Gambut 5
Lulus Tahun 2001
2. MTsS Raudtul Yatama
Lulus Tahun 2004
3. MAN 1 Martapura
Lulus Tahun 2007
4. Perguruan Tinggi Universitas Lambung Mangkurat Prestasi dan Pengalaman Organisasi : 1. Pengurus + Koordinator Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian (HIMATEKIN) Program Studi Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Pertanian UNLAM Periode 2010-2011 2. Ketua Pelaksana Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa 2010 (LDKM 2010) Fakultas Pertanian UNLAM Juli 2010. 3. Lolos Seleksi Pendanaan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2010 UNLAM dengan judul Pembuatan Cocofiber (Serat Sabut Kelapa) Juli 2010. 4. Peserta Kegiatan “Pelatihan Kewirausahaan Dan Perencanaan Bisnis” Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2010 UNLAM Juli 2010. 5. Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian UNLAM Bidang Advokasi dan Kajian Periode 2010-2011.
Banjarbaru, 16 Oktober 2010
Hairullah NIM. E1F10204
2. Biodata Dosen Pendamping I.
Data Pribadi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Nama NIP Unit Kerja Bidang Keahlian Tempat/tanggal lahir Agama/jenis kelamin Pangkat/Golongan Jabatan Akademik Alamat rumah dan No.telp./faks/HP/E-mail 10. Alamat kantor dan No.Telp/faks/E-mail
: : : : : : : : : :
Udiantoro,SP,M.Si 1967 0201 1994 03 1 001 Fak.Pertanian UNLAM Teknologi Industri Pertanian Malang,1 Pebruari 1967 Islam/Laki-laki Pembina/IV-a Lektor Kepala Jl.Pendidikan, Komp.CPB Blok V no. F-9 MTP /tlp.0511 4786162 /HP. 08125001772 Jl.A.Yani Km. 36 Banjarbaru/ Telp./Fax (0511) 4772254
II. Riwayat Pendidikan Jenjang Pendidikan
Bidang
Perguruan Tinggi
Tahun Masuk
Tahun Lulus
S1
Produksi Tanaman
UNLAM Banjarbaru
1987
1993
S2
Teknologi Industri Pertanian (manajemen Lingkungan Industri)
IPB Bogor
1996
1999
III. Pengalaman Penelitian No
Judul Kegiatan
Tahun
Sumber dana
1
Hubungan antara kandungan serat tanaman kenaf dengan aplikasi dosis pupuk kompos Tandan Buah Sawit.
2000
Mandiri
2
Hubungan Fraksi Terhadap Kandungan Minyak dan Kandungan Asam Lemak Bebas Minyak Sawit
2003
Mandiri
3
Pengaruh Waktu Restan terhadap Kandungan Minyak dan Kandungan Asam Lemak Bebas Minyak Sawit
2003
Mandiri
4
Profil Usaha dan Proses Produksi Industri Makanan Sea 2004 Food di Kalimantan Selatan
BPOM KalSel
5
Penggunaan Minyak Nabati pada Industri Makanan
2004
DIKTI (D M)
6
Sifat Fisik Limbah Minyak Goreng Rumah tangga
2006
Mandiri
7
Karakteristik Fisik dan Kimia Limbah Minyak Goreng Industri Makanan Sea food sebagai Bahan Baku Surfaktan N-etanol Alkil Amida (Judul Utama Recovery Limbah Minyak Goreng Industri Makanan Sea Food Sebagai Bahan Baku Surfaktan N-etanol Alkil Amida)
2008
H.Pekerti Dikti 2008 Tahun I
IV. Pengalaman Profesi KEGIATAN
JABATAN
LOKASI
TAHUN
KET.
Tim Konsultan Gabkindo
PT. Karias Tabing Kencana, Amuntai
2006
Anggota
Peserta
Banjarmasin
2006
Tim Konsultan Gabkindo
PT. Banua Lima Sajurus, Banjarmasin
2007
Work Shop Enviromental Pollutan Control Managemen II (Gapkindo-JETRO)
Peserta
Banjarmasin
2007
Penyusunan AMDAL Kebun dan Pabrik Pengolahan Sawit
Tim Ahli LImbah
PT. Kalimantan Inti Utama
2008
Work Shop Enviromental Pollutan Control Managemen III (Gapkindo-JETRO)
Peserta
Banjarmasin
2008
Pembuatan IPAL Lumpur Aktif
Work Shop Enviromental Pollutan Control Managemen I (Gapkindo-JETRO) Pembuatan IPAL Lumpur Aktif
Anggota
Anggota
Pembuatan Desain dan Operasi Waste Water Treatment
Konsultan
Penyusunan AMDAL Kebun dan Pabrik Pengolahan Sawit
Tim Ahli LImbah
Penyusunan UPL Unit PLTA Aranio Penyusunan UPL Unit PLTD Kotabaru Penyusunan UPL Unit PLTD Pagatan Penyusunan AMDAL Kebun dan Pabrik Pengolahan Sawit Penyusunan AMDAL Kebun dan Pabrik Pengolahan Sawit
Tim Ahli LImbah Tim Ahli LImbah Tim Ahli LImbah Tim Ahli LImbah Tim Ahli LImbah
PT Indoofood Sukses Makmur Tbk, Cabang Banjarmasin PT. Ladang Rumpun Subur Abadi PT PLN Wil Kal-Sel Teng PT PLN Wil Kal-Sel Teng PT PLN Wil Kal-Sel Teng PT. Kintap Jaya Watindo PT. Barito Putra Plantation
2009
2010
Anggota
2010
Anggota
2010
Anggota
2010
Anggota
2010
Anggota
2010
Anggota
V. Pengalaman Publikasi No Judul Kegiatan 1 Sifat fisiko kimia tepung pisang berbagai jenis varitas di Kalimantan Selatan
Tahun Publikasi 2003 Agroscientiae Vol.11 (2) 2003
2
Potensi Pengembangan Kelapa Sawit Di Kal-Sel
2004
SKH Banjarmasin Post 5 Mei 2004
3
Performance dan efektivitas alat perajang kayuh pada industri pembuatan simplisia Kencur kering
2005
Agritech, Des. 2005
4
Mutu Beras Lokal di Kalimantan Selatan
2006
5
Karakteristik Limbah minyak goreng bekas Industri makanan Sea Food di Kalimantan Selatan
2009
Temu Teknis Ketahanan Pangan, KalSel Agroscientiae
Banjarbaru, Oktober 2010
Udiantoro, SP, MSi NIP. 19670201 199403 1 001
3. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama
SURAT PERNYATAAN KERJASAMA
Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama
:
Umur
:
Alamat
:
tahun Jl. A. Yani KM. 29, Guntung Payung, Kalimantan Selatan
selaku pelaku usaha UMKM pengolahan tahu, dengan ini menyatakan bersedia untuk melaksanakan kerjasama dengan tim Program Kreatifitas Mahasiswa Penerapan Teknologi, Program Studi Teknologi Industri
Pertanian,
Fakultas
Pertanian,
Universitas
Lambung
Mangkurat dalam usaha pemanfaatan limbah cair produksi tahu menjadi bahan bakar biogas. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar- benarnya, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Guntung Payung, 16 Oktober 2010
4.
Daftar Gambar
*Keterangan : Anak panah menunjukkan lokasi Gambar 2. Lokasi Pelaksanaan Program
Gambar 3. Desain Digester Biogas Limbah Cair Tahu