USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM “KOMBISER” ALAT PEMBUAT KOMPOS BERTEKANAN DENGAN MULTI BIODEKOMPOSER
BIDANG KEGIATAN PKM-T
Diusulkan Oleh : Ibnu Sanjaya
(115040201111320 ) - Angkatan 2011
Anita Novi Agustin (115040201111285 ) - Angkatan 2011 Frelyta A. Z.
(115040201111290) - Angkatan 2011
Muhammad Farid (115040201111308) - Angkatan 2011
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TEKNOLOGI 1. Judul Kegiatan 2. Bidang Kegiatan 3. BidangIlmu
: “Kombiser” Alat Pembuat Kompos Bertekanan Dengan Multi Biodekomposer : ( ) PKM-P ( ) PKM-K ( ) PKM KC (√) PKM-T ( ) PKM-M : ( ) Kesehatan (√) Pertanian ( ) MIPA ( )TeknologidanRekayasa ( ) SosialEkonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Jurusan/Fakultas d. Universitas e. Alamat Rumah/No. HP f. Alamat email 5. Anggota Pelaksana Kegiatan 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar b. NIP c. Alamat Rumah/No.HP 7. Biaya Kegiatan Total a. DIKTI 8. Jangka Waktu Pelaksanaan
: Ibnu Sanjaya : 115040201111320 : Agroekoteknologi/Agroekoteknologi : Universitas Brawijaya : RT 01 RW 08 Ds. Sumberejo,Kec. Purwoasri, Kediri/087859607152 :
[email protected] : 3 Orang : Dr. Ir. Budi Prasetya, MP : 1961071 198703 1 002 : Bumi Asri Sengkaling Blok E/ 9 Malang / 081331047077 : Rp. 8.623.500,00 : 5 Bulan Malang, 9 Januari 2012
Menyetujui, Pembantu Dekan III FP UB
Ketua Pelaksana Kegiatan,
(Dr. Ir. Budi Prasetya, MP) NIP. 1961071 198703 1 002
(Ibnu Sanjaya) NIM. 115040201111320
Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan,
Dosen Pembimbing,
(Ir. H. RB. Ainurrasjid, MS) NIP. 19550618 198103 1 002
(Dr. Ir. Budi Prasetya, MP) NIP. 1961071 198703 1 002
ii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv DAFTAR TABEL ............................................................................................. v DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi
A. JUDUL ........................................................................................................ B. LATAR BELAKANG .................................................................................. C. PERUMUSAN MASALAH ......................................................................... D. TUJUAN....................................................................................................... E. LUARAN YANG DIHARAPKAN ............................................................. F. KEGUNAAN ............................................................................................... G. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. G.1 Bahan Organik Dan Perannya Bagi Perbaikan Sifat Tanah Serta Pertumbuhan Tanaman .......................................................................... G.2 Proses Pengomposan Seresah dan Sisa Tanaman Menjadi Pupuk Kompos .................................................................................................. G.3 Potensi Cairan Rumen Kambing Sebagai Biodekomposer Lokal untuk Mempercepat Proses Dekomposisi .............................................. H. METODE PELAKSANAAN ...................................................................... H.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ H.2 Alat dan Bahan.......................................................................................
1 1 2 2 2 3 3 3 4 5 7 7 7
H.3 Tahapan Pelaksanaan ............................................................................. 7 H.3.1 Pembuatan Multi-Biodekomposer ................................................. 7 H.3.2 Pembuatan Alat Pembuat Pupuk Kompos (Dekomposer) ............. 7 H.3.3 Pengujian Alat Dekomposer Bertekanan ....................................... 8 H.3.4 Pengamatan dan Analisis Data ....................................................... 9 I. JADWAL KEGIATAN ................................................................................. 9 J. RANCANGAN BIAYA ................................................................................10 K. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................11 L. LAMPIRAN ..................................................................................................12
iii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.
Lambung Ruminansia ................................................................. 6
Gambar 2.
Desain Alat Dekomposer Bertekanan ........................................ 13
Gambar 3.
Alur proses pembuatan kompos dengan dekomposer bertekanan................................................................................... 14
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.
Jadwal Kegiatan .............................................................................. 9
Tabel 2.
Rancangan Biaya Bahan ................................................................. 10
Tabel 3.
Rancangan Biaya Alat ..................................................................... 10
Tabel 4.
Rancangan Biaya Lain-lain ............................................................. 11
Tabel 5.
Rekapitulasi Biaya ......................................................................... 11
Tabel 6.
Deskripsi Alat dan Fungsinya ......................................................... 14
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok ....................................... 12 Lampiran 2. Biodata Dosen Pembimbing ........................................................ 13 Lampiran 3. Desain Teknologi Alat pembuat pupuk kompos bertekanan dengan multi-biodekomposer ...................................................... 13 Lampiran 4. Surat Pernyataan Kesediaan Kerjasama ...................................... 13
vi
1
A. JUDUL “Kombiser” Alat Pembuat Kompos Bertekanan Dengan Multi Biodekomposer B. LATAR BELAKANG MASALAH Hampir setiap periode musim tanam, permasalahan kelangkaan pupuk anorganik selalu terjadi. Sebagai contoh kelangkaan pupuk melanda Kabupaten Solok. Menurut Dinas Pertanian dan Peternakan setempat selama tahun 2011 kebutuhan pupuk urea di daerah itu mencapai 10.400 ton, namun realisasinya belum mampu mencukupi kebutuhan petani (beritadaerahnews, 2011). Hal serupa juga terjadi di Kabupaten Situbondo Jawa Timur. Petani di daerah setempat sulit mendapatkan pupuk dikarenakan jumlah pasokan untuk musim tanam Tahun 2011 berkurang. Pemerintah seolah tidak berdaya menghadapi permasalahan ini. Para petani pun dihadapkan pada permasalahan krusial. Disatu sisi, mereka membutuhkan pupuk untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka. Tetapi, di sisi lain, mahalnya harga pupuk anorganik menyebabkan biaya produksi makin tinggi. Penggunaan pupuk anorganik dari sisi lingkungan sebenarnya mengundang masalah. Ia bisa menyebabkan rusaknya lahan pertanian, karena terganggunya ekosistem berupa matinya mikroorganisme yang berguna bagi kesuburan tanah secara alami. Tanah menjadi makin kurus dan miskin hara, sementara residu kimia anorganik sulit terurai (Rusastra et al., 2005). Pupuk organik bisa dijadikan sebagai solusi atas masalah kelangkaan pupuk yang terjadi. Sebagai pupuk organik yang sudah dikenal luas, kompos dapat dibuat oleh petani atau kelompok tani dengan teknologi sederhana. Hal yang perlu diperhatikan dari proses pengomposan dengan cara konvensional ialah kualitas kompos kurang baik karena tidak dikontrol, selain itu belum semua petani faham akan proses pengomposan ini. Keengganan petani maupun masyarakat pada umunya untuk mempelajari teknologi pengomposan diantaranya dikarenakan prosesnya yang lama dan bau tak sedap yang muncul ketika proses dekomposisi oleh bakteri berlangsung. Masalah baru akan muncul ketika kompos yang belum masak diaplikasikan ketanaman. Penggunaan kompos yang tidak matang (rasio C/N >25) atau kompos
2
hasil proses dekomposisi substrat yang tidak sempurna sering menimbulkan banyak masalah (Butler et al., 2001; Wu et al., 2001). Pada kompos yang belum matang, proses dekomposisi bahan organik masih terus berlangsung yang dapat menciptakan suasana anaerobik di lingkungan perakaran (penggunaan oksigen oleh mikroba) dan kahat N (imobilisasi N oleh mikroba), sehingga menghambat pertumbuhan tanaman. Pengomposan yang tidak sempurna juga kerap menghasilkan senyawa fitotoksin
seperti fenolat yang dalam banyak kasus
menghambat pertumbuhan bibit tanaman (Zucconi et al., 1981) atau menjadi tempat transien bagi mikroba patogen. Dari latar belakang masalah diatas maka keberadaan teknologi pengomposan yang cepat dan tidak menimbulkan bau menjadi penting untuk dikembangkan. C. PERUMUSAN MASALAH Pembuatan alat pembuat kompos bertekanan dengan multibiokomposer ini berupaya untuk memberikan solusi pada permasalahan petani. Dengan teknologi ini diharapkan petani dan masyarakat luas bisa memproduksi pupuk yang berkualitas dengan proses yang cepat, tidak berbau dan mudah dalam pelaksanaannya. D. TUJUAN Pembuatan teknologi alat pembuat kompos bertekanan ini memiliki tujuan untuk membuktikan sejauh mana tekanan dan suhu yang dikombinasikan dengan multibiokomposer bisa menghasilkan kompos yang lebih berkualitas dan lebih cepat
daripada
teknologi
pengomposan
konvensional,
sehingga
mampu
memberikan metode baru dalam industri pupuk kompos. E. LUARAN YANG DIHARAPKAN 1. Dari kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan alat pembuat kompos yang dapat menghasilkan kompos berkualitas dengan proses yang lebih cepat. 2. Kegiatan ini juga diharapkan bisa menjadi rujukan untuk pengembangan teknologi pengomposan dimasa mendatang, sehingga dapat terus dilakukan perbaikan.
3
F. KEGUNAAN 1. Penggunaan alat ini mampu memberdayakan masyarakat untuk mengolah sisa tanaman dan sampah organik rumah tangga diolah menjadi kompos dengan proses yang lebih cepat dan mudah dalam pengoperasian. 2. Menghasilkan pupuk kompos berkualitas baik yang mampu meningkatkan produksi tanaman serta memperbaiki lahan. 3. Memecahkan
solusi
kelangkaan
pupuk
kimia
sintetik
dan
menggantikannya dengan pupuk kompos yang berkualitas. G. TINJAUAN PUSTAKA G.1 Bahan Organik dan Perannya Bagi Perbaikan Sifat Tanah serta Pertumbuhan Tanaman Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia (Kononova, 1961). Menurut Stevenson (1994), bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus. Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman. Bahan organik tanah berpengaruh terhadap sifat-sifat kimia, fisik, maupun biologi tanah. Fungsi bahan organik di dalam tanah sangat banyak, baik terhadap sifat fisik, kimia maupun biologi tanah, antara lain sebagai berikut (Stevenson, 1994): 1) Berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap ketersediaan hara. Bahan organik secara langsung merupakan sumber hara N, P, S, unsur mikro maupun unsur hara esensial lainnya. Secara tidak langsung bahan organik membantu menyediakan unsur hara N melalui fiksasi N2 dengan cara menyediakan energi bagi bakteri penambat N2, membebaskan fosfat yang difiksasi secara kimiawi maupun biologi dan menyebabkan
4
pengkhelatan unsur mikro sehingga tidak mudah hilang dari zona perakaran. 2) Membentuk agregat tanah yang lebih baik dan memantapkan agregat yang telah terbentuk sehingga aerasi, permeabilitas dan infiltrasi menjadi lebih baik. Akibatnya adalah daya tahan tanah terhadap erosi akan meningkat. Penggunaan
bahan
organik
telah
terbukti
banyak
meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian Duong et al (2006) yang memberikan kompos berupa jerami pada tanaman padi sudah memberikan pengaruh setelah 30 hari diaplikasikan. Selain itu, juga ditemukan dampak positif lain seperti meningkatkan ketersediaan makro dan mikronutrien bagi tanaman (Aguilar et al.,1997). Hairiah et al (2005) mengemukakan beberapa cara untuk mendapatkan bahan organik diantaranya yaitu: Pengembalian sisa panen. Jumlah sisa panenan tanaman pangan yang dapat dikembalikan ke dalam tanah berkisar 2 – 5 ton per ha, sehingga tidak dapat memenuhi jumlah kebutuhan bahan organik minimum. Oleh karena itu, masukan bahan organik dari sumber lain tetap diperlukan. Selain itu bahan organik juga bisa diperoleh dengan pemberian pupuk hijau. G.2 Proses Pengomposan Seresah dan Sisa Tanaman Menjadi Pupuk Kompos Pupuk kompos merupakan pupuk tanaman hasil dekomposisi bahan-bahan organik dengan proses penguraian dan perombakan struktur organik dengan memanfaatkan mikroorganisme pengurai secara alami (Crawford, 2003). Sementara Pengomposan menurut Rynk (1992) adalah suatu proses biokimia, di mana bahan-bahan organik didekomposisi menjadi zat-zat seperti humus (kompos) oleh kelompok-kelompok mikroorganisme campuran dan berbeda-beda pada kondisi yang dikontrol. Bahan organik yang berasal dari sisa tanaman mengandung bermacam-macam unsur hara yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tanaman jika telah mengalami dekomposisi dan mineralisasi. Sisa tanaman ini memiliki kandungan unsur hara yang berbeda kualitasnya tergantung pada tingkat kemudahan. Secara alami bahan bahan organik akan mengalami penguraian di alam dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun proses pengomposan yang terjadi secara alami berlangsung lama dan lambat.
5
Untuk mempercepat proses pengomposan ini telah banyak dikembangkan beberapa teknologi pengomposan. Baik pengomposan dengan teknologi sederhana, sedang, maupun teknologi tinggi. Pada prinsipnya pengembangan teknologi pengomposan didasarkan pada proses penguraian bahan organik yang terjadi secara alami. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Faktor-faktor yang mempengaruhi dekomposisi bahan organik dapat dikelompokkan dalam tiga grup, yaitu 1) sifat dari bahan tanaman termasuk jenis tanaman, umur tanaman dan komposisi kimia, 2) tanah termasuk aerasi, temperatur, kelembaban, kemasaman, dan tingkat kesuburan, dan 3) faktor iklim terutama pengaruh dari kelembaban dan temperatur. Bahan organik secara umum dibedakan atas bahan organik yang relatif sukar didekomposisi karena disusun oleh senyawa siklik yang sukar diputus atau dirombak menjadi senyawa yang lebih sederhana, termasuk di dalamnya adalah bahan organik yang mengandung senyawa lignin, minyak, lemak, dan resin yang umumnya ditemui pada jaringan tumbuh-tumbuhan; dan bahan organik yang mudah didekomposisikan karena disusun oleh senyawa sederhana yang terdiri dari C, O, dan H, termasuk di dalamnya adalah senyawa dari selulosa, pati, gula dan senyawa protein. G.3 Potensi Cairan Rumen Kambing Sebagai Biodekomposer Lokal Untuk Mempercepat Proses Dekomposisi Teknologi pengomposan sampah sangat beragam, baik secara aerobik maupun anaerobik, dengan atau tanpa aktivator pengomposan. Aktivator pengomposan yang sudah banyak beredar antara lain PROMI (Promoting Microbes), EM4 (Effective Microorganism) dan SUPERFARM. Setiap aktivator tersebut memiliki keunggulan sendiri-sendiri. Gabungan dari mikroorganisme tersebut secara fisiologis mempunyai kecocokan untuk dapat hidup bersama dalam kultur campuran. Sewaktu kultur campuran tersebut dikembalikan ke dalam lingkungan alaminya, terdapat pengaruh yang paling menguntungkan pada setiap individu mikroorganisme itu secara cepat bertambah dalam aksi yang saling menunjang. Kultur campuran dari mikroorganisme yang saling menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi tanaman, kesehatan tanaman,
6
lebih tahan terhadap hama dan penyakit memperbaiki dan menguraikan bahan organik dan residu
tanaman serta mempercepat daur ulang hara tersebut
(Crawford, 2003). Peran bakteri dan fungi yang terdapat di dalam cairan rumen kambing dapat menggantikan peran enzim xilanase sebagai enzim yang berperan dalam hidrolisa selulose dan serat kasar lainnya, serta membantu peran Saccaromyces cereviceae sebagai agen fermentor glukosa (Gambar 1). Dalam cairan rumen ruminansia terdapat 1010-1011/gram isi rumen, selain itu juga terdapat protozoa dan jamur (Church, 1976). Lebih lanjut Weimer et al.,1990 menambahkan bahwa dalam rumen ruminansia bakteri selulolitik adalah mikrobia yang paling berperan. Okusanmi dan Oyeke berhasil mengisolasi 4 jenis bakteri selulolitik yang terdapat dalam cairan rumen kambing, keempat bakteri tersebut yaitu termasuk kedalam jenis Bacillus sp., Streptococcus sp., Micrococcus., dan Pseudomonas sp. Selain keempat jenis bakteri selulolitik Church (1976) juga berhasil mengidentifikasi 4 jenis fungi yaitu Fusarium.sp, Penicillium.sp, Mucor.sp, dan Aspergilus flavus. Proses perombakan dari bahan lignoselulosa dalam persamaan kimia sederhana adalah sebagai berikut (Scheper, 2007): Lignoselulosa ------ Enzim sellulase--> Selobiosa dan Glukosa (C6H12O6) Selobiosa + H2O(aq) ----------------> C6H12O6 (aq) + C6H12O6 (aq) C6H12O6 (aq) --------------> C2H5OH(aq) + 2 CO2 (g)
Gambar 1. Lambung Ruminansia
7
H. METODE PELAKSANAAN H.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di laboratorium Bakteriologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) untuk membiakkan multi dekomposer dan di Laboratorium Mekatronik Fakultas Teknologi Pertanian UB. Penelitian dilaksanakan Selama 5 bulan dimulai dari bulan Maret s/d Juli 2012. H.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah tang, pemotong besi, jangka sorong, gunting, mesin bor, las, sentrifuse, cawan petri diameter 9 cm, botol kaca, timbangan, bunsen, autoclave, gelas plastik, tisu, hand sprayer, penggaris, gelas ukur, orbital shaker. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain: Biakan murni Saccharomyces cerevisiae, cairan rumen kambing, drum, kran, pipa, besi, jerami padi, sampah dapur dan lain sebagainya. H.3 Tahapan Pelaksanaan H.3.1 Pembuatan Multi-Biodekomposer Limbah organik (sekam padi) yang membusuk diencerkan hingga 10-4 setelah itu larutan
pada pengenceran 10-4 tersebut digoreskan pada media
indulin agar yang diberi fungisida xyclohexamide, kemudian diinkubasi pada suhu kamar selama 4–7 hari. Koloni yang tumbuh pada media tersebut diamati. Koloni yang tumbuh merupakan
koloni bakteri yang mampu menggunakan
senyawa lignin sebagai sumber energi dan C. Warna merah tua ini disebabkan adanya lignase (ensim pemecah lignin) yang dihasilkan bakteri. Biakan murni dari isolat bakteri yang membentuk zona merah paling besar ditumbuhkan pada agar miring. Bakteri tersebut dipilih karena bakteri mempunyai kemampuan tinggi dalam menguraikan lignin (Saraswati et al., 2011). Bakteri perombak lignin ini selanjutnya dicampurkan dengan cairan rumen kambing dan yeast sebagai fermentor. H.3.2 Pembuatan Alat Pembuat Pupuk Kompos (Dekomposer) Sketsa/ gambaran teknologi (lampiran 3). Berikut ialah proses pembuatan alat biodekomposer:
8
1. Pelubangan drum bagian atas: alat las digunakan untuk membuat lubang drum bagian atas untuk mempermudah menyusun alat pada drum. 2. Pemasangan saringan besi: saringan besi dipasang untuk menyaring pupuk cair dalam pupuk padat. Lembaran besi 0,1 cm dilas dan dibentuk seperti tabung, kemudian dihubungkan pada badan drum. 3. Pemasangan saringan tabung: merupakan tempat penampungan bahan kompos. Lembaran besi yang dilubangi dengan bor, dihubungkan dengan pipa besi 1 cm agar dapat berputar saat pemutar di jalankan. 4. Pemasang tutup drum: Tutup bagian atas, kemudian melubangi beberapa bagian diatas drum untuk tempat termometer dan barometer beserta lubang yang berdiameter 20 cm sebagai tempat memasukkan bahan kompos. 5. Pemasangan barometer: Pemasangan barometer di bagian atas drum akan mempermudah dalam memantau tekanan gas. Barometer ini akan dilas agar tidak terjadi kebocoran udara pada daerah lubang barometer. 6. Pemasangan termometer: Perkembangan bakteri dipengaruhi oleh suhu yang tepat dalam proses pengomposan di dalam drum. Pemasangan termometer ini sama dengan barometer yaitu di bagian atas dan di las. 7. Spray bakteri rumen kambing dan yeast: pengeboran bagian pinggir drum dengan alat bor berdiameter 1,5 cm. Hal ini dilakukan untuk memberi saluran antara tabung bakteri dan yeast yang berada di luar drum pada proses penyemprotan ke tabung saring yang berisi bahan kompos. 8. Lubang pupuk cair: melubangi drum bagian sisi bawah dengan diameter 2 cm sebagai tempat kran agar mempermudah mengambil pupuk cair. 9. Tahap akhir : amplas kasar digunakan pertama, kemudian amplas halus. Setelah itu dijemur dan dicat menggunanakan cat besi. H.3.3 Pengujian Alat Dekomposer Bertekanan Pengujian
alat dilakukan dengan cara membuat pupuk kompos dengan
bahan baku sebagai contoh jerami padi sebagai bahan pertama (M1) dan sampah dapur sebagai bahan dasar kedua (M2) dengan dasar perhitungan sebagai berikut: C/N kompos jadi = M1 x (C1 x (100-K1) M1 x (N1 x (100-K1)
+
M2 x (C2 x (100-K1) M2 x (N2 x (100-K1)
9
Dimana M1 : masa bahan baku 1
N1 : Jumlah nitrogen bahan baku 1
M2 : masa bahan baku 2
N2 : Jumlah nitrogen bahan baku 2
C1 : Jumlah karbon bahan baku 1 C2 : Jumlah karbon bahan baku 2 Untuk mengetahui kualitas kompos dan kinerja alat dekomposer maka proses pengomposan dan hasil pupuk kompos dibandingkan dengan proses produksi kompos di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kompos Jurusan Ilmu Tanah fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. H.3.4 Pengamatan dan Analisa Data Pengamatan yang dilakukan meliputi lama proses dekomposisi, suhu pupuk kompos yang dihasilkan, C/N rasio dari kompos yang dihasilkan, analisa fisika (struktur dan tekstur) serta kandungan kimia dari pupuk kompos yang dihasilkan yakni kandungan nitrogen, fosfor dan kalium. Data pengamatan yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan uji T dengan taraf uji 5% untuk membandingkan perlakuan pembuatan kompos dengan alat dekomposer bertekanan dengan pembuatan kompos secara manual. I. JADWAL KEGIATAN Jadwal pelaksaan kegiatan program kreativitas mahasiswa teknologi ini adalah sebagai berikut (Tabel 1): Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan Persiapan Laboratorium Penyediaan biodekomposer (Isolat yeast, bakteri pengurai lignin dan cairan rumen kambing) Pelaksanaan dengan mitra Pengumpulan dan pengolahan data Analisis Data Laporan Monitoring Monitoring Laporan Akhir
Bulan (2012) Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
10
J. RANCANGAN BIAYA Adapun rancangan biaya dalam program kreatifitas mahasiswa teknologi ini adalah sebagai berikut: Tabel 2. Rancangan Biaya Bahan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Uraian Drum Penutup drum Pipa besi 2” Spayer besi Kawat Saringan Kran Termometer Barometer Besi batang diameter 1 cm Tabung besi ukuran 4 liter Klaher Balok kayu Engsel pintu Besi batang diameter 0,5 cm Cat besi Bahan las Papan kayu Lembaran besi 0,1 cm Dedak Gula Terasi Biakan murni S.cerevisiae KH2SO4 MgSO4.7H2O (NH4)2PO4
Jumlah 1 1 4 3 5 2 1 1
Satuan Buah Buah Meter Buah Lembar Buah Buah Buah
Harga satuan Rp. 400.000 Rp. 75.000 Rp. 37.500 Rp. 35.000 Rp. 40.000 Rp. 25.000 Rp. 70.000 Rp. 200.000
Jumlah biaya Rp. 400.000 Rp. 75.000 Rp. 150.000 Rp. 105.000 Rp. 200.000 Rp. 50.000 Rp. 70.000 Rp. 200.000
1
Meter
Rp. 120.000
Rp. 120.000
2
Buah
Rp. 80.000
Rp. 160.000
6 4 6
Buah Meter Buah
Rp. 30.000 Rp. 75.000 Rp. 15.000
Rp. 180.000 Rp. 300.000 Rp. 90.000
2
Meter
Rp. 120.000
Rp. 240.000
5 1 3
Kaleng Pak Buah
Rp. 20.000 Rp. 100.000 Rp. 50.000
Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 150.000
5
Meter
Rp. 150.000
Rp. 750.000
3 1 1
Kg Kg Kg
Rp .5.000 Rp. 11.000 Rp. 10.000
Rp. 15.000 Rp. 11.000 Rp. 10.000
5
Buah
Rp. 200.000
Rp.1.000.000
10 10 10
Gr Gr Gr
Rp. 25.000 Rp. 35.000 Rp. 40.000
Rp. 250.000 Rp. 350.000 Rp. 400.000 Rp. 5.476.000
TOTAL
Tabel 3. Rancangan Biaya Alat No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Uraian Alat bor Sewa mesin las Kuas Ampelas halus Ampelas kasar Bak Besar
Jumlah 1 1 3 10 5 1 TOTAL
Satuan Buah Bulan Buah Lembar Lembar Buah
Harga Satuan Rp.450.000 Rp.400.000 Rp. 15.000 Rp. 5.000 Rp. 7.500 Rp. 50.000
Jumlah Biaya Rp.450.000 Rp.400.000 Rp. 45.000 Rp. 50.000 Rp. 37.500 Rp. 50.000 Rp. 1.032.500
11
Tabel 4. Rancangan Biaya Lain-lain No. 1. 2. 3. 4. 6. 7. 8. 9.
Uraian Kertas Biaya Print Foto copy Biaya jilid Sewa Lab. Bakteriologi Sewa Lab. Mekatronik Analisa NPK Tanah Analisi Fisika Tanah TOTAL
Jumlah 2
Satuan Rim
150 5 4 4 6 6
Hal Jilid Bulan Bulan Sampel Sampel
Jumlah Biaya Rp. 70.000 Rp. 50.000 Rp. 95.000 Rp. 60.000 Rp. 300.000 Rp. 400.000 Rp. 390.000 Rp. 750.000 Rp. 2.115.000
Tabel 5. Rekapitualasi Biaya No. 1. Biaya Bahan 2. Biaya Alat 3. Biaya Lain-lain
Uraian
Total
Rp Rp Rp Rp
Jumlah Biaya 5.476.000 1.032.500 2.115.000 8.623.500
K. DAFTAR PUSTAKA Aguilar J., Gonzalez M., Gomez I. 1997. Microwaves as an energy source for producing magnesia-alumina spinel. Journal of the Microwave Power an Electromagnetic Energy, 32(2), 74-79. Beritadaerahnews, 2011. Lagi, Petani Sulit Peroleh Pupuk Bersubsidi. (online) http://beritadaerah.com/article/kalimantan/45199. diakses 10 Oktober 2011 Butler M, Crooke R, Graham M, Lougheed M, Murray S, Witchell DR, Steinbrecher U and Bennett CF. (2000). J. Pharm. Exp. Ther., 292, 489–496. Crawford. J.H. 2003. Composting of Agricultural Waste. in Biotechnology Applications and Research, Paul N, Cheremisinoff and R. P.Ouellette (ed). p. 6877. Church, D.C. 1976. Degestive Physiology and Nutrition of Ruminunts. Vol.1. 2nd ed. OSB. Books. Inc. corvalis, OR. Duong. L.M.,Jeewon.R, Lumyong. S dan Hide. K.D. 2006. DGGE coupled with ribosomal DNA gene phylogenenies reveal uncharacterized fungal phylotypes. Fungal diversity 23: 121-138 Hairiah, K., S.R. Utami, B. L. dan M. van Noordwijk. 2005. Neraca Hara dan Karbon dalam Sistem Agroforestri. Neth.J. Agric. Sci. 48(2000): 3-17. Kononova, M.M. 1961. Soil Organic Matter. Oxford: Pergamon Press.
12
Rusastra, W., Saptana., Djulin, A., 2005.Road Map Pengembangan pupuk organik dalam mendukung pembangunan pertanian di Indonesia. Malang: UB Press. Rynk R, 1992.On-Farm Composting Handbook. Northeast Regional Agricultural Engineering Service Pub. No. 54. Cooperative Extension Service. Ithaca, N.Y. 1992; 186pp. A classic in on-farm composting. Saraswati R., E. Husen, R.D.M. Simanungkalit RDM. 2007. Metode Analisis Biologi Tanah. Bogor: Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Balitbangtan, Deptan. Scheper, T. 2007. (managing editor) Advances in Biochemical Engineering/ Biotechnology, vol. 108 – Biofuels. Springer, Berlin, Germany: 41-65 Stevenson, F.J. 1994. Humus Chemistry: Genesis, Composition, Reactions. John Wiley & Sons, New York. Weimer, P.J., J.M. Lopez-Guisa, and A.D. French. 1990. Effect of cellulose fine structure on the kinetics of its digestion by mixed ruminal microflora. Applied and Environmental Microbiology 56:2421-2429 Wu, C.F., Kenny Ye, M. dan Hamada., 2001. A step-down Lenth method for analyzing unreplicated factorial designs. Journal of Quality Technology, 33, 140152. Zucconi, F., Pera, A., Forte, M. and de Bertoldi, M. (1981). Evaluating toxicity of inmature compost. BioCycle, 22, 54-57 L. LAMPIRAN 1. BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA 1. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas/Program Studi d. Perguruan Tinggi e. Waktu untuk Kegiatan 2. Anggota Pelaksanaan 2.1 a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas d. Perguruan Tinggi e. Waktu untuk Kegiatan 2.2 a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas/
: Ibnu Sanjaya : 115040201111320 : Pertanian/Agroekoteknologi : Universitas Brawijaya (Ibnu Sanjaya) : 10 jam/minggu 115040201111320 : Anita Novi Agustin : 115040201111285 : Pertanian/Agroekoteknologi : Universitas Brawijaya (Anita Novi Agustin) : 10 jam/minggu 115040201111285 : Muhammad Farid : 115040201111308 : Pertanian/Agroekoteknologi
13
: Universitas Brawijaya (Muhammad Farid) 115040201111308 : 10 jam/minggu
d. Perguruan Tinggi e. Waktu untuk Kegiatan 2.3 a. Nama Lengkap b. NIM c. Fakultas d. Perguruan Tinggi e. Waktu untuk Kegiatan
: Frelyta A. Z. : 115040201111290 : Pertanian/Agroekoteknologi : Universitas Brawijaya (Frelyta A. Z.) : 10 jam/minggu 1050402001111290
2. BIODATA DOSEN PENDAMPING a. Nama Lengkap dan Gelar
: Dr. Ir. Budi Prasetya, MP
b. NIP
: 1961071 198703 1 002
c. Bidang Ahli
: Kesuburan Tanah
d. Fakultas/ Jurusan
: Pertanian/ Ilmu Tanah
e. Waktu untuk Kegiatan PKM : 5 Jam/ Minggu
Malang, 9 Januari 2012
Dr. Ir. Budi Prasetya, MP NIP. 1961071 198703 1 002 3. Desain Alat Dekomposer Bertekanan Dengan Multi-Biodekomposer 3 4 1 2 5
10
9 6 7
8
Tampak Depan
Tampak Samping
Gambar 2. Desain Alat Dekomposer Bertekanan
14
Adapun penjelasan mengenai komponen penyusun alat dekomposer bertekanan ini akan dijelaskan pada tabel 6. Tabel 6. Deskripsi Alat dan Fungsinya No 1.
2 3 4 5 6
7 8 9 10
Nama Alat Fungsi Lubang pemasukan Lubang ini sebagai jalan untuk memasukkan disertai tutup bahan-bahan yang akan dikomposkan. Memutar bahan yang dikomposkan ketika multi biodekomposer disemprotkan sehingga Pemutar semua bagian rata terbasahi oleh multibiodekomposer Barometer Mengatur tekanan di dalam drum Termometer Mengatur temperatur di dalam drum. Tempat dimana bahan yang akan dikomposkan Penyaring 1 disemprot dengan multi-biodekomposer. Penyaring 2 Tempat dimana proses dekomposisi terjadi (tempat pupuk sehingga akan dihasilkan pupuk kompos padat. padat) Menampung cairan sebagai hasil samping dari proses dekomposisi karena adanya penambahan Tempat pupuk cair cairan pada saat multi-biodekomposer ditambahkan Keran Mengalirkan pupuk cair yang dihasilkan Bahan utama pembuatan alat dekomposer Drum Tabung spray Tempat multi-biodekomposer yeast dan rumen Alur Proses Pembuatan Kompos Dengan Alat Dekomposer Bertekanan
Menggunakan Multi-biodekomposer: Seresah tumbuhan
Pupuk kompos
Dicacah kedalam ukuran lebih kecil
Didiamkan selama 2 minggu untuk dekomposisi
Dimasukkan kedalam dekomposer
Ditambahkan multibiodekomposer
Diaduk rata dengan pemutar dan diatur tekanan serta suhu
Gambar 3. Alur proses pembuatan kompos dengan dekomposer bertekanan
15
SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN KERJASAMA PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TEKNOLOGI
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Dr. Ir. Budi Prasetya, MP
Jabatan
: Kepala
Instansi
: UPT Kompos Universitas Brawijaya
Alamat
: Jalan Veteran 6, Malang
Dengan ini menyatakan bersedia bekerja sama dengan pelaksanaan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Teknologi (PKM-T) dengan judul
“Kombiser”
Alat
Pembuat
Kompos
Bertekanan
Dengan
Multi
Biodekomposer dari Universitas Brawijaya Malang. Sebagai pelindung selama kegiatan
ini berlangsung. Ketua Pelaksana program
kreativitas mahasiswa
bidang teknologi yang dimaksud adalah:
Nama
: Ibnu Sanjaya
Nim
: 115040201111320
Fakultas
: Pertanian
Demikian surat ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab tanpa ada unsur paksaan di dalam permbuatannya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Malang, 9 Januari 2012 Mengetahui, KetuaUPT Kompos UB
(Dr. Ir. Budi Prasetya, MP)
Ketua Pelaksana
(Ibnu Sanjaya)