USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA GAGASAN TERTULIS
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KAMPANYE SOSIAL “PODJOK ANTI KORUPSI” SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI UNTUK MENANAMKAN MENTAL ANTI KORUPSI KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEGIATAN PKM-GT Disusun oleh: Banun Diyah Ardani ( D2C008016/ 2008) Luthfi Fazar Ridho ( D2C008043/ 2008) Nawan Sumardiono (D2C008052/2008) UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG TAHUN 2010
HALAMAN PENGESAHAN USULAN PKM-GT 1. Judul Kegiatan
: KAMPANYE SOSIAL “PODJOK ANTI KORUPSI” SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI UNTUK MENANAMKAN MENTAL ANTI KORUPSI KEPADA MASYARAKAT 2. Bidang Kegiatan : PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. b. c. d.
Nama Lengkap NIM Jurusan Universitas
e. Alamat Rumah dan No.HP f. Alamat email 4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar b. NIP c. Alamat Rumah dan No. Telp
: Banun Diyah Ardani : D2C008052 : Ilmu Komunikasi : Universitas Diponegoro Semarang : Kertanegara Selatan I-3E/ 085641036064 :
[email protected] : 2 (dua) orang : Dr. Turnomo Rahardjo, M.si : 196010301987.03.1001 : Jl.Ratu Ratih IV/ 33 Semarang.
Semarang, 14 Maret 2010 Menyetujui, Ketua Jurusan
Ketua Pelaksana Kegiatan
(Dr. Turnomo Rahardjo, M.si) NIP. 196010301987.03.1001
(Banun Diyah Ardani) NIM. D2C008016
Pembantu Rektor III
Dosen Pendamping
(Sukinta, SH, M.Hum) NIP. 196005281988.03.1001
(Dr. Turnomo Rahardjo, M.si) NIP. 196010301987.03.1001
i
KATA PENGANTAR Salam anti korupsi, Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas dukungan orang tua dan dosen pembimbing, akhirnya penulis berhasil menyelesaikan artikel ini dengan lancar. Artikel ini ditulis untuk mengikuti program kreativitas mahasiswa atau disingkat PKM-GT. Penulisan artikel ini merupakan sebuah bentuk perwujudan dari tiga orang mahasiswa yang ingin menunjukkan kontribusinya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebuah upaya untuk mendayagunakan pikiran, tenaga dan ilmuilmu yang sudah didapat selama menjalani proses perkuliahan. Tema yang dibahas dalam artikel ini adalah korupsi. Korupsi sebagai penyakit masyarakat yang bisa menghambat pembangunan dan kemajuan bangsa sudah seharusnya diberantas. Dampak korupsi berimbas pada berbagai aspek kehidupan, baik itu social, politik, ekonomi maupun budaya. Artikel ini berisi analisis program-program KPK ( Komisi Pemberantasan Korupsi), kelemahannya, dan penulis mencoba memberikan ide kreatifnya untuk membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah korupsi ini. Ilmu komunikasi dijadikan landasan dalam penulisan artikel ini. Pokok bahasan yang dipakai untuk menjelaskan ide tersebut adalah komunikasi pemasaran sosial. Ada beberapa program yang diajukan sebagai solusi yang semuanya dijelaskan secara detail didalam artikel ini. Sebagai hasil karya manusia biasa, pastinya artikel ini masih memiliki banyak kekurangan. Kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan untuk memperbaiki artikel ini. Penulis berharap mudah-mudahan artikel ini bisa memberi kontribusi positif bagi para pembacanya maupun bagi instansi pemerintah yang berwenang dalam bidang korupsi.
Semarang, 14 Maret 2010
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN
halaman i ii iii iv
PENDAHULUAN Latar belakang Tujuan Manfaat PEMBAHASAN Kondisi Kekinian Kampanye Sosial “Podjok Anti Korupsi” Segmenting, Targetting, dan Positioning Kampanye Sosial “Podjok Anti Korupsi” KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
1 1 3 3 3 3 4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR LAMPIRAN Contoh Kampanye Pemasaran Sosial yang diselanggarakan KPK DAFTAR GAMBAR Contoh Iklan Layanan Masyarakat Anti-Korupsi
v
6 9 10
vi viii
iii
RINGKASAN Menurut UU. No 20 tahun 2001 Jo UU No. 31 tahun 1999, Korupsi didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum dengan menyalahgunakan kewenangan/ kesempatan/ sarana yang ada pada seseorang karena jabatan/ kedudukannya untuk memperkaya diri sendiri/orang lain/ korporasi sehingga merugikan negara. Survei Political and Economic Risk Consultancy (PERC) menyebutkan bahwa Indonesia sebagai negara terkorup dari 16 negara Asia Pasifik. Ini menyebabkan Indonesia memiliki citra sebagai negara yang korup. Adapun sebagai upaya untuk mencegah tindak pidana korupsi diperlukan sebuah kegiatan yang secara berkelanjutan dan menarik. Kegiatan ini adalah sebuah komunikasi pemasaran sosial yakni kampanye sosial anti korupsi yang berjudul “Podjok Anti Korupsi”. Kampanye sosial ini adalah serangkaian bentuk kegiatan (activity) yang secara kontinyu dilakukan sehingga tujuan kampanye yakni membentuk mental anti korupsi dapat sedikit demi sedikit terbentuk di benak masyarakat. Adapun kegiatan kampanye sosial meliputi advertising activity, exhibition, dan manajemen public relations. Yang menjadikan kampanye sosial ini berbeda dengan kampanye sosial lain yang telah dilakukan adalah konser Podjok Anti Korupsi dimana kampanye dan sosialisasi anti korupsi dibalut dalam acara musik yang santai tapi sarat akan semangat perjuangan perlawanan anti korupsi. Kampanye sosial menghasilkan suatu perilaku yakni perilaku anti korupsi. Namun hasil tersebut tidak lantas terlihat dengan cepat namun dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk mengetahuinya. Gagasan kampanye sosial Podjok Anti Korupsi dengan menggunakan musik sebagai bahasa universal sehingga masyarakat mampu memahami dan bersama-sama berjuang untuk memberantas korupsi. Gagasan ini direkomendasikan untuk pihak-pihak yang peduli dengan anti korupsi kemudian bekerjasama untuk masyarakat dan negara.
iv
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Menjadikan Indonesia bebas dari korupsi. Tentu merupakan cita-cita kita bersama. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut bukanlah pekerjaan mudah. walaupun sudah ada KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang dengan progresif mampu menjebloskan para koruptor ke hotel prodeo. Peran aktif masyarakat maupun LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang memeperjuangkan anti korupsi serta didukung kesungguhan jajaran pemerintah di tingkat pusat maupun daerah serta perbaikan dan pemberdayaan instansi dan aparat penegak hukum merupakan bentuk konkrit dari peran serta masyarakat dalam memberantas korupsi. Upaya pencegahan dan penindakan terus dilakukan KPK secara konsisten. Koruptor-koruptor terus ditangkapi, dan pada saat yang sama, usaha pembentukan mental antikorupsi dan pembangunan semangat perlawanan terhadap korupsi di kalangan masyarakat semakin gencar dilakukan. Menurut UU. No 20 tahun 2001 Jo UU No. 31 tahun 1999, Korupsi didefinisikan sebagai tindakan melawan hukum dengan menyalahgunakan kewenangan/ kesempatan/ sarana yang ada pada seseorang karena jabatan/ kedudukannya untuk memperkaya diri sendiri/orang lain/ korporasi sehingga merugikan negara. Syed Hussain Alatas dalam bukunya Corruption and the Destiniy of Asia menyatakan bahwa tindakan yang dapat dikategorikan sebagai korupsi jika memenuhi beberapa karakteristik berikut ini: a. korupsi selalu melibatkan lebih dari satu orang; b. korupsi secara keseluruhan melibatkan kerahasiaan, kecuali jika sudah membayar; c. korupsi melibatkan elemen saling menguntungkan dan saling berkewajiban; d. pihak-pihak yang melakukan korupsi biasanya bersembunyi di balik justifikasi hukum; e. pihak-pihak yang terliabat dalam korupsi adalah pihak yang berkepentingan terhadap suatu keputusan dan dapat mempengaruhi keputusan tersebut; f. setiap tindak korupsi melibatkan kebohongan atau kecurangan terhadap publik; g. melibatkan fungsi ganda yang saling bertolak belakang dari sisi pelaku; h. melanggar norma-norma tugas dan tanggung jawab dalam aturan-aturan sipil. Adapun tindakan yang termasuk korupsi adalah penyuapan, penggelapan, nepotisme, dan kickback. (http://alsekut.multiply.com/journal/item/9) Survei Political and Economic Risk Consultancy (PERC) menyebutkan Indonesia sebagai negara terkorup dari 16 negara Asia Pasifik. Indonesia terkorup dengan skor 9,27 atau lebih buruk jika dibandingkan dengan Kamboja (9,10). Sementara itu, negara yang paling bersih dari korupsi adalah Singapura dengan skor 1,42. Ini menunjukkan betapa buruknya moralitas masyarakat Indonesia,
2
khususnya mereka yang mempunyai wewenang dan kekuasaan. (http://www.ti.or.id/news/8/tahun/2010/bulan/03/tanggal/09/id/4843/) Investigasi majalah Tempo (edisi 8-14 Maret 2010) mengungkapkan fenomena makelar kasus yang berkeliaran di lingkungan KPK. Mereka menebar janji bahwa kebebasan bisa diperjualbelikan dengan menawarkan bantuan bertarif hingga Rp 20 miliar. Yulianto disebut-sebut sebagai makelar yang dimaksud. Dapat diambil kesimpulan bahwa korupsi bisa tumbuh subur dimana saja, para pelaku memiliki berbagai cara untuk mengelabui aparat penegak hukum. Berdasarkan monitoring dan evaluasi Komite Penyelidikan Pemberantasan Korupsi Kolusi dan Nepotisme atau KP2KKN Jawa Tengah, sepanjang tahun 2009 terdapat 425 kasus korupsi yang muncul dan tersebar di seluruh kabupaten-kota di Jawa Tengah. Sedangkan mengenai besaran kerugian negara akibat kasus-kasus korupsi yang terjadi di Jawa Tengah mencapai 308 milyar 709 juta rupiah. Sementara itu, kasus penyuapan di instansi pemerintah menurut catatan Komisi Pemberantasan Korupsi merugikan negara sekitar 36 trilyun rupiah per tahun. (http://trijayafm-smg.com/2009/12/30/kp2kkn-2009terdapat-425-kasus-korupsi-di-jawa-tengah/) Korupsi menyebabkan tantangan serius terhadap pembangunan suatu negara, baik dalam sektor politik dan ekonomi. Dalam dunia politik, merusak tatanan demokrasi dan tata kelola negara yang baik melalui pelanggaran atau bahkan destabilisasi proses atau prosedur formal. Korupsi juga dapat merusak pembangunan ekonomi dengan menghasilkan suatu penyimpangan dan inefisiensi sumber daya public. Secara lebih umum, korupsi dapat menghilangkan kepercayaan publik terhadap institusi negara yang telah memainkan kekuasaan secara ilegal. Banyak usaha yang sudah dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi korupsi. Antara lain, Sistem Monitoring On-Line KPK, diskusi kontemporer KPKku sayang, KPKku malang dan aksi simpatik memberikan ribuan pin, stiker, gelang, dan buku saku serta mengajak masyarakat untuk bersama-sama mendukung pengesahan pengadilan tipikor sebagai senjata untuk pemberantasan korupsi di Indonesia. Anti-corruption Clearing House KPK, proyek kerjasama teknis antara Pemerintah Republik Federal Jerman dengan Pemerintah Republik Indonesia yang dilaksanakan oleh Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit GmbH (GTZ) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), warung kejujuran dan masih banyak lainnya. Namun, semua usaha ini belum bisa memberikan hasil yang maksimal.
Tujuan 1. Menganalisis upaya-upaya yang sudah dilakukan pemerintah dalam penanggulangan korupsi. 2. Memperbaiki upaya-upaya yang sudah dilakukan pemerintah dalam penanggulangan korupsi melalui gagasan tertulis. 3. Memberi solusi terbaru kepada pemerintah untuk menanggulangi korupsi.
3
Manfaat 1. Menambah pengetahuan bagi para pembaca tentang korupsi dan upaya penanggulangannya. 2. Sebagai bahan rujukan dalam upaya mencari solusi-solusi pemberantasan korupsi. 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap korupsi setelah membaca karya ilmiah ini. 4. Mendorong penulis untuk mengeksplorasi kemampuannya untuk memberi solusi-solusi terbaik.
PEMBAHASAN
Kondisi Kekinian Sudah banyak program pemerintah ataupun non-pemerintah yang bertujuan untuk mengurangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Dari mulai peringatan hari anti korupsi sedunia yang juga diperingati di Indonesia dengan menggelar sejumlah aksi yang berpusat di Bundaran Hotel Indonesia Jakarta. Peringatan hari anti korupsi saja belum cukup memberikan kesadaran apabila hanya merupakan kegiatan simbolis setahun sekali. Selain itu juga ada program “Kantin Kejujuran” yang bekerjasama dengan instansi pendidikan guna menerapkan kesadaran anti korupsi kepada siswa dengan sedini mungkin pun masih dalam taraf yang bisa dibilang belum terlalu berhasil karena beberapa bulan setelah kantin kejujuran diterapkan masih tetap merugi karena kesadaran untuk membayar sangat sedikit. Idealnya grafik korupsi di kantin kejujuran itu berkurang karena semakin lama masyarakat semakin sadar dan bisa mengubah perilakunya secara bertahap. Apalagi dengan adanya rencana penutupan kantin kejujuran karena tidak kunjung menunjukkan hasil akan memutus rantai pencegahan korupsi. Kegiatan untuk memerangi korupsi itu bukan hanya kegiatan yang hanya dibuat lalu dihentikan ketika tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Maka dibutuhkanlah suatu kegiatan atau program komunikasi pemasaran sosial terpadu yang bersifat berkelanjutan sehingga hasil yang kita inginkan bisa semaksimal mungkin. Dalam komunikasi pemasaran sosial yang menjadi produk nya adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku yang dikehendakai adalah dari perilaku yang tidak peduli dengan korupsi menjadi peduli dan turut serta dalam upaya pemberantasan korupsi. Tentunya merubah perilaku bukanlah sesuatu yang harus dilakukan dengan instant, melainkan harus dilakukan secara bertahap, berkelanjutan, dan menggunakan pengemasan yang kreatif. Untuk menjawab tantangan tersebut, komunikasi pemasaran sosial terpadu anti korupsi adalah sebuah gagasan yang harus diaplikasikan sebagai salah satu bentuk untuk memerangi korupsi.
4
Beberapa kegiatan telah dirancang untuk mewujudkan hal-hal yang telah disebutkan di atas antar lain melalui advertising pada media cetak. Selain itu kampanye sosial yang bernama “Podjok Anti Korupsi” ini berisi kegiatan konser akustik yang menggunakan pojok pusat perbelanjaan (mall) sebagai tempat untuk menyuarakan anti korupsi melalui musik. Musik adalah bahasa yang universal yang dapat mempersatukan orang untuk bersama-sama memerangi korupsi. Pada konser tersebut tidak hanya konser musik akustik namun juga menampilkan puisi bertema anti korupsi yang dibawakan oleh masyarakat sebagai bentuk kegiatan yang sarat akan pesan perlawanan terhadap korupsi dan dapat menyedot rasa ingin tahu masyarakat untuk kemudian dinikmati. Di sisi lain akan ada sosialisasi tentang korupsi saat konser berlangsung. Jadi selain memberikan edukasi juga memberikan persembahan hiburan yang dapat dinikmati. Kampanye Sosial “Podjok Anti Korupsi” Kampanye sosial “Podjok Anti Korupsi” merupakan komunikasi pemasaran sosial yang memiliki bauran pemasaran (marketing mix) yang disebut 4P yakni produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (Promotion) (Kotler, 2001,72). Produk adalah sesuatu yang ditawarkan marketer (pemasar) kepada target audience. Sehingga produk dari kampanye sosial “Podjok Anti Korupsi” adalah pembentukan mental anti korupsi. Price (harga) adalah total pengorbanan untuk mendapatkan barang atau jasa. Harga yang harus dibayar oleh masyarakat ketika berpartisipasi dalam kampanye sosial ini adalah bukan hanya uang, tapi juga waktu dan tenaga. Place (tempat) adalah lokasi dimana masyarakat bisa mengkonsumsi barang atau jasa. Kampanye ini berlokasi di pusat perbelanjaan dimana banyak masyarakat yang sering menghabiskan waktu luangnya bersama teman ataupun keluarga sehingga pemilihan lokasi di mall atau pusat perbelanjaan sangat strategis. Sedangkan bauran pemasaran yang keempat adalah Promotion (promosi) yakni aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk konsumen untuk membelinya. Promosi yang dilakukan meliputi advertising (iklan), exhibition (pameran), dan direct selling. Adapun analisis Segmentasi kampanye sosial ini adalah proses memotong populasi (masyarakat) dengan menggunakan alat potong seperti: 1. Kelas Sosial Semua masyarakat mengoperasikan sistem kelas tertentu yang di dalamnya terkandung nilai-nilai. Kelas-kelas sosial dalam masyarakat dibedakan menurut pekerjaan, gaya hidup, cara mereka bertutur, pendidikan, profesi, dan lain-lain. Individu selalu memiliki pendapat bahwa kelas yang berbeda dalam masyarakat memiliki status, privilige dan power yang berbeda dalam masyarakat. 2. Usia dan Jenis Kelamin Pusat perbelanjaan seperti mall memiliki daya tarik yang berbeda bagi mereka di usia dan jenis kelamin tertentu. Usia seseorang sangat menentukan bagaimana seseorang menyukai dan menikmati kampanye sosial yang dibalut dalam hiburan. 3. Keluarga
5
Pengaruh keluarga dalam pola konsumsi produk sangat penting dipahami. Seorang anak yang sejak kecil yang sudah diajak orang tuanya untuk datang ke Podjok Anti Korupsi yang tidak hanya menawarka hiburan namun juga memberikan edukasi tentang korupsi, maka anak tersebut akan loyal mengunjungi acara yang digelar tersebut karena ad kenangan tersendiri meskipun sudah mandiri dan memiliki keluarga sendiri. 4. Ras dan Agama Setiap suku/ras dan agama memiliki kepercayaan mereka sendiri yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan. 5. Pendapatan Ini adalah faktor penentu dalam setiap proses pengambilan keputusan pembelian. Kemampuan membeli adalah faktor utama. Konsumen harus punya pendapatan yang cukup untuk bisa datang ke pusat perbelanjaan untuk menikmati kampanye sosial Podjok Anti Korupsi. 6. Peran Setiap individu menjalankan peran yang berbeda dalam kehidupannya. Orang yang sama akan menjalankan peran sebagai karyawan, suami, ayah, anak, dan lain-lain. Semua peran yang dijalani akan mempengaruhi keputusan untuk berpartisipasi dalam acara kampanye sosial. 7. Kelompok Rujukan (Reference Group) Setiap individu memiliki kelompok referensi dalam kehidupan sosialnya. Seringkali keputusan individu tersebut didasarkan pada bagaimana kelompok tempat dia berada dan bersosialisasi mengambil keputusan. Yang bisa dijadikan reference groups adalah KPK, LSM yang peduli anti korupsi, dan kelompok mahasiswa dan pelajar. 8. Family life cycle (Siklus kehidupan keluarga) Meliputi beberapa tahapan dalam kehidupan sesorang, yaitu: Dependent (berusia di bawah 18th dan tinggal bersama orang tua); Bachelorhood (mahasiswa, kadang kos); Honeymoon (ketika seseorang baru saja menikah dan sudah memiliki pemasukan); Parenthood (pasangan yang sudah memiliki anak. Ketika anak-anak masih kecil dan jumlahnya masih sedikit masalah dan kebutuhan berbeda dengan jika mereka beranjak remaja); Post-parenthood (ketika anak-anak sudah mandiri dan meninggalkan rumah, dan kondisi ini membuat orang tua lebih bebas untuk mengeluarkan uang guna liburan, dll); Survivor (tahapan saat pasangan hidup meninggal dunia, dan pola pembelian pun berubah). 9. Perilaku Merupakan ekspresi perasaan seseorang terhadap orang lain atau sesuatu, dan mencerminkan apakah orang tersebut suka atau tidak suka. 10. Gaya hidup (Lifestyle) Pembedaan konsumen berdasarkan gaya hidup ini menghasilkan apa yang disebut sebagai Tipologi VALS yang membagi kelompok konsumen menjadi: Actualizers, Fuldilleds (individu yang matang, dan mapan, tidak terlalu memperhatikan citra, namun fungsi produk dan harga); Believers (konservatif, memiliki keyakinan pada tradisi dan masyarakat, tidak mudah berubah dan selalu menyandarkan pilihan pada referensi keluarga); Achievers (sukses di karir, hanya membeli barang
6
yang mencerminkan kesuksesan mereka); Strivers (sangat peduli pada citra dan kagum pada orang yang memiliki citra tinggi, seringkali ingin menjadi seperti yang dikagumi meski pendapatan terbatas); Experiencers (muda, impulsif, pengikut mode, selalu ingin jadi trend-setter); Makers (percaya pada kemampuan diri, suka melakukan hal-hal yang berhubungan dengan ketrampilan rumah tangga); dan Strugglers.
Segmenting, Targeting, dan Positioning Kampanye Sosial “Podjok Anti Korupsi” Segmenting Targeting, dan Positioning dalam kegiatan komunikasi pemasaran sosial anti- korupsi ini meliputi : 1. Target Primer Target utama kegiatan ini adalah Dependent (usia dibawah 18 tahun dan masih tinggal bersama orang tua), Bachelorhood (mahasiswa, orang yang kost), Honeymoon (orang yang baru saja menikah dan sudah memiliki pemasukan) a. Segmentasi Geografis Kegiatan komunikasi pemasaran ini dilaksanakan di Semarang b. Segmentasi Demografis Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan Usia : 25 tahun kebawah Tingkat Pendidikan : Masyarakat pendidikan menengah Status Sosial : Berbagai lapisan masyarakat Semua jenis ras, suku bangsa, dan agama c. Segmentasi Psikografis Didasarkan pada perilaku masyarakat yang senang jalan-jalan, dan senang bepergian ke pusat perbelanjaan, selain itu penyampaian pesan secara menyenangkan dan menghibur menjadi prioritas mereka untuk mencari informasi. 2. Target Sekunder Target sekunder komunikasi pemasaran ini adalah Parenthood (sudah memiliki anak yang masih kecil sehingga kebutuhannya belum seperti ketika anak beranjak remaja), Postparenthood (anak-anaknya sudah mandiri dan meninggalkan rumah sehingga mereka bisa bebas mengeluarkan uang), dan Survivor (pasangan hidup sudah meninggal dunia sehingga pola hidup berubah, mereka membutuhkan hiburan dan bertemu dengan komunitasnya). a. Segmentasi Geografis Kegiatan komunikasi pemasaran ini dilaksanakan di kota Semarang b. Segmentasi Demografis Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan Usia : 25 tahun keatas Tingkat Pendidikan : Masyarakat pendidikan menengah (half educated society) dan masyarakat
7
berpendidikan tinggi (high educated society) Status Sosial : Kelas menengah ke atas Semua jenis ras, suku bangsa, dan agama c. Segmentasi Psikografis Orang yang menjadikan pusat perbelanjaan sebagai tempat hiburan, bukan hanya sebagai tempat memenuhi kebutuhan sandang pangan. 3. Target Tersier Target tersier kegiatan ini adalah masyarakat dari berbagai usia dari kanak-kanak sampai usia lanjut. a. Segmentasi Geografis Kegiatan komunikasi pemasaran ini dilaksanakan di luar kawasan kota Semarang b. Segmentasi Demografis Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan Usia : Berbagai usia Tingkat Pendidikan : Masyarakat dari berbagai tiongkat pendidikan Status Sosial : Berbagai lapisan masyarakat Semua jenis ras, suku bangsa, dan agama c. Segmentasi Psikografis Didasarkan pada perilaku masyarakat yang senang jalan-jalan, dan senang bepergian ke pusat perbelanjaan, selain itu penyampaian pesan secara menyenangkan dan menghibur menjadi prioritas mereka untuk mencari informasi. Dan juga orang-orang yang menjadikan pusat perbelanjaan sebagai tempat hiburan, bukan hanya sebagai tempat memenuhi kebutuhan sandang pangan. Kampanye komunikasi pemasaran sosial ini diposisikan sebagai “Kampanye yang dapat memberikan keuntungan bagi negara Indonesia, menciptakan mental anti korupsi kepada generasi muda sehingga dengan sadar mereka akan menerapkan nilai-nilai yang ada di masyarkat sebagai kontrol agar tidak melakukan tindak korupsi. 1. ADVERTISING (Periklanan) Tujuan: a. Meningkatkan awareness masyarakat tentang anti-korupsi, b. Mengedukasi pasar mengenai Semawis yang bukan hanya milik etnis tertentu. c. Mempersuasi masyarakat, merangsang calon konsumen, mendorong loyalitas pelanggan. 2. DIRECT SELLING (Penjualan Langsung) Direct Selling dalam bahasa pemasaran adalah penjualan langsung. Dalam kampanye sosial ini Direct Selling nya terletak kepada sosialisasi langsung kepada masyarakat, jadi masyarakat diberikan informasi dan pengetahuan mengenai korupsi oleh pemandu atau volunteer (sukarelawan). 3. EXHIBITION (Pameran) Exhibition adalah bentuk media kampanye sosial yang berupa pameran yang memamerkan sebuah bentuk upaya anti korupsi yang telah dilakukan dalam bentuk foto maupun data berupa tabel yang dipamerkan
8
di papan kecil yang diletakkan di samping panggung Podjok Anti Korupsi. Exhibition juga berisi suatu simulasi yang memperlihatkan koruptor dipenjara karena tindak pidana korupsi kemudian dia merasa menyesal telah melakukan perbuatan tersebut. Jadi gambarannya adalah ada orang yang mendekam di dalm penjara bohong-bohongan (terbuat dari stereoform) kemudian di dada koruptor tersebut bertuliskan penyesalannya yakni ”saya malu menjadi koruptor, saya telah merampok uang negara, dan saya ingin bebas” 4. MPR (Manajemen Public Relations) Kegiatan Public Relations ini adalah berupa event-event berskala lokal yang merupakan rangkaian kegiatan. Kegiatan ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat Jawa Tengah, terutama di Semarang, dan membangun ikatan emosional dengan sasaran. Diharapkan dari kegiatan ini loyalitas masyarakat terhadap awareness perilaku anti korupsi akan meningkat. Tujuan kegiatan Public Relations ini adalah menciptakan atau mempertahankan image brand/perusahaan, meningkatkan profit organisasi, mengokohkan persepsi terhadap perusahaan, menyebarkan informasi, menangkal publisitas yang kurang menguntungkan. Adapun event yang akan dilakukan, antara lain: a. Konser Podjok Anti Korupsi Konser Musik Podjok Anti Korupsi adalah sebuah terobosan baru untuk menumbuhkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap korupsi. Acara yang dikonsep dengan memperhatikan minat/ sesuatu yang bisa menjadi daya tarik bagi masyarakat, seperti musik, kebanyakan mendapat banyak partisipan. Ditambah pemilihan lokasi yang strategis yaitu di mall-mall sebagai tempat yang didatangi banyak pengunjung. Acara ini bukan semata-mata hanya menonton orang bernyanyi atau membaca puisi, tapi juga ada sosialisasi yang dilakukan secara personal dan face to face. Dengan diadakannya acara ini secara berkelanjutan, penulis yakin acara ini akan membawa dampak pada perubahan kesadaran dan perilaku masyarakat untuk tidak melakukan korupsi. b. Ngobrol Asik Anti Korupsi on Radio Tempat : Radio Tujuan : Memberikan informasi dan edukasi tentang korupsi kepada masyarakat. Sasaran : Pendengar radio Pembicara : KPK, ICW, dan LSM Waktu : Seminggu sekali tiap hari Senin Tempat : Radio lokal Semarang Publikasi : Satu minggu sebelum acara melalui TV, radio, dan majalah (iklan dalam bentuk publikasi). 5. SALES PROMOTION Sales Promotion diwujudkan dalam hal pemberian merchandise gelang yang bertuliskan anti korupsi yang dibagikan kepada masyarakat yang datang di acara Podjok Anti Korupsi sebagai bentuk apresiasi bagi masyarakat yang telah berpartisipasi dalam kampanye sosial tersebut.
9
KESIMPULAN
Dengan adanya fakta bahwa korupsi masih saja merajalela disaat proses pemberantasan korupsi juga masih gencar dilakukak, maka gagasan sebuah komunikasi pemasaran sosial terpadu melalui sebuah kampanye sosial Podjok Anti Korupsi yang dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan menjadi salah satu jawaban untuk lebih memperbesar media kita untuk melakukan perlawanan terhadap korupsi. Adapun dari kampanye sosial yang bertajuk Podjok Anti Korupsi memiliki berbagai agenda seperti advertising sebagai media untuk menumbuhkan sisi emosional masyarakat dengan program kampanye sosial anti korupsi, exhibition yang menampilkan berbagai rekaman upaya pemberantasan korupsi, sosialisasi tentang korupsi, konser Podjok Anti Korupsi yakni sebuah konser anti korupsi yang diadakan di pojok mall setiap tiga bulan sekali, dan Ngobrol Asik Anti Korupsi on Radio yang merupakan sebuah bentuk acara talkshow yang memberikan informasi tentang korupsi dari narasumber KPK, LSM anti korupsi maupun pihk pihak yang bisa dijadikan narasumber dilakukan di radio lokal setiap satu minggu sekali. Prediksi Hasil yang akan Dicapai yakni acara ini diadakan secara berkesinambungan dengan tujuan untuk merubah sikap dan perilaku masyarakat mengenai korupsi kearah yang lebih baik. Hasil yang dicapai pastinya tidak langsung terlihat secara signifikan, karena hasil yang diperoleh oleh pemasaran sosial bersifat bertahap. Dengan teknik dan cara yang baru dan dikemas menarik pasti akan benyak menarik pengunjung, sehingga banyak orang yang dapat diberi sosialisasi. Sosialisasi yang bersifat personal dapat memberi dampak yang lebih baik daripada sosialisasi dengan peserta dalam jumlah besar. Pembentukan pemahaman dan sikap akan tertanam pada benak pengunjung untuk tidak melakukan korupsi. Ditambah simulasi para koruptor yang bisa memberi gambaran yang akan didapat jika melakukan korupsi. Ngobrol Asik Anti Korupsi yang memiliki jangkauan luas dan diadakan secara berkesinambungan membuat masyarakat akan selalu mengingat pesanpesan yang disampaiakan. Pengetahuan masyarakat tentang bahaya, akibat, ciriciri, dan hukuman yang akan diterima semakin bertambah. Sehingga bisa menumbuhkan sikap kesadaran sosial untuk tidak melakukan korupsi. Sedangkan dampak yang bisa diprediksi dari kampanye sosial ini adalah menambah pengetahuan masyarakat tentang korupsi dan bahayanya, meningkatkan keberanian masyarakat untuk melaporkan kasus korupsi yang diketahuinya dengan fasilitas kotak pengaduan, merubah sikap dan perilaku masyarakat terhadap korupsi, menumbuhkan kepedulian untuk mencegah korupsi, mendorong masyarakat untuk tidak melakukan korupsi. Komunikasi pemasaran sosial ini akan berjalan lancar dengan syarat acara ini didukung oleh pihak-pihak yang terkait dari institusi maupun LSM dan tak lupa masyarakat memiliki peran yang sangat vital berpartisipasi dalam kampanye sosial anti korupsi ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Prasetyo. 2009. KP2KKN: 2009 Terdapat 425 Kasus Korupsi di Jawa Tengah. Semarang: http://trijayafm-smg.com/2009/12/30/kp2kkn-2009terdapat-425-kasus-korupsi-di-jawa-tengah/ Kasali, Renald. 2003. Membidik Pasar Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. Utama. Kertajaya, dkk. 2003. Marketing in venus. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kertajaya, Hermawan. 2009. New wave marketing, the world is still round, the market is already flat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Komisi Pemberantasan Korupsi. 2006. Memahami Untuk Membasmi. Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi. Kotler dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Kotler dan Gary Amstrong. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi ke-8. Jakarta: Erlangga. Nugroho, dkk. 2003. Eksaminasi Publik:Partisipasi Masyarakat Memahami Peradilan. Jakarta: Indonesia Corruption Watch Jakarta. Redaksi. 2010. Majalah Tempo Edisi 8-14 Maret 2010. Jakarta: PT Tempo Inti Media. Redaksi. 2010. Indonesia is Seen as Most Corrupt Nation in Asia-Pacific Region: http://www.ti.or.id/news/8/tahun/2010/bulan/03/tanggal/09/id/4843/. Winarno, Bondan. 2008. Rumah iklan, upaya menjadikan periklanan Indonesia tuan rumah di negeri sendiri. Jakarta: Kompas Media Nusantara
.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Banun Diyah Ardani Tempat, tanggal lahir : Rembang, 13 April 1990 Organisasi yang diikuti : a. 2008 – 2009 : Deartemen Luar Negeri BEM KM UNDIP b. 2010 – sekarang : Sekretaris Jendral IMA S.C UNDIP c. 2010 – sekarang : Ketua Divisi Advokasi Diponegoro Media Watch d. 2009 – sekarang : Pemimpin Redaksi Kabar Filateli Nama : Luthfi Fazar Ridho Tempat, tanggal lahir : Bogor, 29 Juni 1990 Organisasi yang diikuti : a. 2008 – sekarang : Panitia Caraka Festival Kreatif PPPI Jawa Tengah b. 2010 – sekarang : Ketua Kulawarga Mahasiswa Sunda Semarang c. 2010 – sekarang : Bidang Penelitian dan pengembangan Racana Diponegoro d. 2010 – sekarang : Bidang Entri Kompetisi dan Pameran Iklan Playon Kreadtiv Komunikasi Undip
Nama : Nawan Sumardiono Tempat, tanggal lahir : Kebumen 26 November 1989 Organisasi yang diikuti : a. 2008 – 2009: Staff Talent Management AIESEC L.C UNDIP b. 2009 – Sekarang: Bendahara PIONEER Komunikasi UNDIP
v
DAFTAR LAMPIRAN
Contoh Kampanye Pemasaran Sosial yang diselanggarakan KPK
1. Pameran Korupsi Didapat dari http://www.sinarharapan.co.id%2Fberita%2Fread%2Fkampanyeanti-korupsi%2F&t=KAMPANYE+ANTI+KORUPSI Diunduh Tanggal 10 Maret 2010 YOGYAKARTA. Sejumlah anak bermain ular tangga anti korupsi, saat pameran kampanye anti korupsi yang diselenggaran oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Malioboro Mall, Yogyakarta, Jumat (20/11/2008). Kegiatan kampanye anti korupsi yang berisi berbagai macam permainan tersebut mengajak masyarakat untuk lebih peka terhadap bahaya korupsi disekitarnya. ANTARA/ Wahyu Putro A Gambar 1. Ular Tangga Korupsi 2. Training Of Trainer (TOT) KPK Didapat dari http://www.kpk.go.id/modules/news/article.php?storyid=25&t=KPK Cegah Korupsi Lewat Pendidikan Siswa Diunduh pada tanggal 10 Maret 2010 JAKARTA - Untuk upaya pencegahan tindak pidana korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus memberikan pendidikan pada publik tentang antikorupsi. Hal ini diamanatkan un-dang-undang untuk mengembangkan program pendidikan antikorupsi ke seluruh jenjang pendidikan. Salah satu program pencegahan tersebut yakni Training of the Trainers (ToT), pendidikan antikorupsi bagi pelajar tingkat SLTP dan SLTA. Ini sebagai langkah awal yang ditempuh KPK untuk mulai melakukan penanaman nilai ke arah yang lebih baik sejak muda. Selain itu, KPK juga memberikan dukungan penuh untuk menghadirkan instruktur yang berasal dari KPK seperti Abdullah Hehamahua (penasihat KPK), Suryohadi Djulianto (penasihat KPK), Waluyo (Deputi bidang pencegahan), Eko Soesamto Tjiptadi (Direktur pendidikan dan pelayanan masyarakat), dan Mohammad Jasin (Direktur penelitian dan pengembangan). Menurut Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Eko Soesamto, instruktur yang berasal dari KPK itu akan memberikan ToT kepada fasilitator yang berasal dari mahasiswa ke beberapa kampus se-Jabotabek. Nantinya, jelas Eko, fasilitator itu akan menjadi instruktur bagi para pelajar SMP dan SMA. "Agar kaum muda khususnya pelajar dapat memahami apa yang dinamakan vi
tindak pidana korupsi. Dan mulai berani berkata tidak untuk korupsi," tegasnya. Karena itu, jelas Eko, ToT ini bertujuan membangun komunitas masyarakat antikorupsi. "Generasi muda sebagai penggerak utamanya. Hingga akhirnya da-pat membawa Indonesia keluar dari perangkap serta mengembalikan kewibawaan, harkat, dan harga diri bangsa," ungkapnya. Untuk materi utama ToT ini, akan dijelaskan beberapa hal seperti pemberantasan korupsi dari masa ke masa. "Dibahas pula bagaimana mengupas kegagal-an-kegagalan pendekatan dalam pemberantasan korupsi hingga diperlukan strategi agar tidak mengulang kegagalan-kegagalan tersebut," tegasnya. Keinginan bagi kaum muda untuk berjuang melawan korupsi, ditegaskan Eko, sebagai materi yang penting disampaikan. "Berguna untuk menggugah generasi muda agar segera bangkit melawan korupsi. Hal ini dengan melihat perbandingan pergerakan perjuangan di masa lalu dalam memberantas korupsi dan berbagai pengalaman di negara lain," jelasnya. Rencananya, ToT ini akan berlangsung 20 dan 27 Mei. (sali pawiatan).
vii
DAFTAR GAMBAR
Contoh Iklan Layanan Masyarakat Anti-Korupsi
Gambar 2. Contoh Iklan Layanan Masyarakat dari Podjok Anti Korupsi dengan Judul “Cerita Cinta” Karya : Luthfi Fazar Ridho viii
Gambar 3. Contoh Iklan Layanan Masyarakat dari Podjok Anti Korupsi dengan Judul “Goceng Melenceng” Karya: Luthfi Fazar Ridho
ix