USULAN PENELITIAN MANDIRI
Implementasi Metode Certainty Factor untuk Menentukan Penyakit Mata Berbasis Web
TIM PENGUSUL: 1. YOPI HENDRO,S.T,MKOM
(KETUA)
NIDN. 0115018102 2. WIDIA MAYA RISTA,S.T ,M.KOM
(ANGGOTA)
NIDN. 0102128603
PRODI MANAJEMEN INFORMATIKA
STMIK TRIGUNA DHARMA Desember 2015
1
3
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL 1.Judul Penelitian: Implementasi Certainty Factor Untuk Menetukan Penyakit Mata Berbasis Web 2.Ketua Peneliti a. Nama Lengkap : Yopi Hendro,S.T,M. Kom b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. NIDN : 0115018102 d. Jabatan Fungsional : Dosen Tetap e. Jabatan Struktural : f. Bidang keahlian : Komputer g. Fakultas/Jurusan : Manajemen Informatika h. Perguruan Tinggi : STMIK Triguna Dharma i. Tim peneliti No
Nama
Bidang keahlian Komputer
1
Yopi Hendro,S.T,M. Kom
2
Widia Rista Maya, ST, Komputer M.Kom
Fakultas/jurusan Manajemen Informatika Sistem Komputer
Perguruan Tinggi STMIK Triguna Dharma STMIK Triguna Dharma
Pendanaan dan jangka waktu penelitian a. Jangka waktu penelitian yang diusulkan: 1 tahun b. Biaya total yang diusulkan : Rp. 25.200.000,- (Dua Puluh Lima Juta Dua Ratus Ribu Rupiah) Mengetahui Ketua STMIK TGD
Medan, 24 Desember 2015 Ketua Peneliti
Saiful Nur Arif, SE.,S.Kom,M.Kom NIP. 2120040104097601
Yopi Hendro,ST,M.Kom. NIDN. 0115018102
Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Zulfian Azmi., S.T, M.Kom NIP. 2121 080116026802
Ringkasan
Penyakit Mata merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja. Apabila penyakit mata tidak segera ditangani maka akan menjadi lebih parah dan serius penanganannya. Oleh karena itu diperlukan suatu alat atau sistem yang memiliki kemampuan layaknya seorang dokter dalam mendiagnosa penyakit Mata tersebut. Secara umum aplikasi berbasis webbase ini diharapkan bisa digunakan sebagai alat bantu dalam penegakan diagnosis penyakit Mata.Metode Certainty factor merupakan suatu metode untuk membuktikan apakah suatu fakta itu pasti ataukah tidak pasti. Metode ini memberikan ruang pada pakar dalam memberikan nilai keyakinan pada pengetahuan yang diungkapkannya.Hasil perhitungan dari metode certainty factor akan dimasukkan dan dirancang dalam sebuah aplikasi yang berbasis wabbase yaitu PHP dan MYSQL. Kata kunci : Penyakit Mata, Certainty Factor, Sistem Pakar, WebBase
3
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
i
DAFTAR ISI ..................................................................................................
ii
RINGKASAN ................................................................................................
iii
BAB.1
BAB.2
BAB.3
BAB.4
PENDAHULUAN ........................................................................
1
1.1. Latar Belakang........................................................................
2
1.2. Perumusan Masalah ...............................................................
2
1.3. Tujuan Penelitian................................................................... .
3
1.4. Kegunaan Penelitian...............................................................
3
KAJIAN PUSTAKA ...................................................................
4
2.1. Penyakit mata ........................................................................
4
2.2. Sistem Pakar ...........................................................................
4
2.3. Web Server ............................................................................
11
METODOLOGI PENELITIAN.................................................
13
3.1.Variabel Penelitian ...................................................................
13
3.2.Desain Penelitian ......................................................................
13
3.3.Model Penelitian .....................................................................
13
3.4.Teknik Analisis Data ................................................................
13
ANALISIS DAN PERANCANGAN ..........................................
15
4.1.Analisis Permasalahan .............................................................
15
4.2.Algoritma Sistem .....................................................................
17
4.3.Use Case Diagram ....................................................................
21
4.4.Activity Diagram ......................................................................
22
4.5.Flowchart Sistem.....................................................................
26
4.6.Perancangan Antar Muka .........................................................
28
IMPLEMENTSI DAN PENGUJIAN ........................................
29
5.1 Kebutuhan Sistem ....................................................................
29
5.2 Implementasi Sistem ...............................................................
30
5.3 Pengujian ...................................................................................
39
5.4 Kelebihan dan Kelemahan Sistem ............................................
40
BAB. 6 BIAYA & JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN............
41
6.1.Anggaran Biaya Penelitian .......................................................
41
6.2. Jadwal Penelitian.....................................................................
41
BAB. 7 KESIMPULAN............ .................................................................
42
DAFTAR PUSTAKA....................................................................
43
BAB.5
LAMPIRAN: 1.
JUSTIFIKASI ANGGARAN PENELITIAN.........................
44
2.
SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG................. ...
45
3.
SUSUNAN ORGANISASI TIM PENELITI & PEMBAGIAN TUGAS ...................................................................................
45
3.1.BIO DATA KETUA PENELITI .............................................
46
3.2.BIO DATA ANGGOTA ..........................................................
46
3
4.
SEMINAR HASIL PENELITIAN............... .........................
48
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Mata merupakan indra yang paling penting dan sensitif dalam kehidupan manusia. Sering kali kita mengabaikan keluhan pada penglihatan dan menganggap keluhan tersebut dapat hilang dengan sendirinya. Tentunya keluhan tersebut merupakan gejala awal dari penyakit mata. Penyakit mata merupakan kelainan pada mata yang dapat mempengaruhi penglihatan. Kejernihan penglihatan atau ketajaman visual berkisar dari kemampuan penglihatan penuh hingga tanpa penglihatan sama sekali. Apabila ketajaman menurun maka penglihatan menjadi kabur atau dapat menyebabkan kebutaan. Beberapa jenis penyakit mata diantaranya Edelma Palpebra, Konjungtivitis dan Kalazion. Banyak masyarakat yang mengalami gangguan pada mata, jika dilihat dari data Kementrian Kesehatan 2012 memperlihatkan angka di Indonesia sebesar 1,5% penduduk Indonesia atau sekitar 3,6% juta jiwa mengalami gangguan pada mata. Sedangkan jika dilihat dari data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS), angka ini dipertegas dengan jumlah pasien rawat jalan penyakit mata di Indonesia pada 2011 yang mencapai 672.168 jiwa . Dari data tersebut masih banyak warga indonesia yang belum memeriksakan penyakit matanya ke
dokter/pakar penyakit mata. Hal ini
disebabkan karena minimnya informasi–informasi yang didapat mengenai penyakit mata tersebut. Selain itu kebanyakan masyarakat enggan untuk bertanya
pada dokter/para ahli mengenai penyakit mata yang dideritanya, ataupun dikarenakan keterbatasan biaya. Dalam mengambil keputusan mengenai penyakit mata yang diderita , sistem dapat mencari solusi informasi yang dapat membantu si penderita. Dan sistem ini nantinya dapat dipasang diruang tunggu pasien pada rumah sakit umum/klinik yang dapat membantu penderita dalam pengambilan keputusan sendiri secara tepat agar efektif dan efisien bagi mereka yang menderita penyakit mata tersebut maka pada penelitian ini mengangkat judul
“
Implementasi Certainty Factor Untuk Menentukan Penyakit Mata Manusia Berbasis Web “.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka perumusan masalah dapat dirumuskan yaitu: 1.
Bagaimana sistem pakar dapat memberikan diagnosa penyakit mata?
2.
Bagaimana metode Certaity factor diterapkan untuk mendiagnosa penyakit mata berbasis Web ?
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan : 1.
Untuk membuat suatu sistem pakar yang berisi pengetahuan dari seorang pakar/dokter yang diyakini kebenarannya yang memiliki kemampuan untuk dapat mendiagnosa penyakit dari gejala-gejala yang dirasakan oleh pasien secara cepat dan tepat seperti seorang pakar dengan menggunakan Algoritma Certainty Factor (CF).
4
2.
Untuk meraancang sistem pakar penyakit mata yang dapat menghasilkan suatu informasi yang mudah, akurat, efektif dan efisien bagi setiap pengunjung yang ingin mendeteksi penyakit mata yang diderita tanpa harus konsultasi langsung pada ahlinya.
1.4. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini sangat bermanfaat
dan berguna, baik secara teoritis
maupun praktis, yaitu : 1. Kegunaan Teoritis a. Sebagai sumbangan penting dan memperluas bagi kajian ilmu komputer dalam sistem Pendukung Keputusan untuk dijadikaan
rujukan untuk
pengembangan dalam kasus yang berbeda di masa yang akan datang.Memberikan sumbangan penting dan memperluas kajian ilmu komputer yang berkaitan dengan metode Certainty Factor. b. Menambah konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ilmu komputer. 2. Kegunaan Praktis a. Hasil penelitian dapat dijadikan sumbangan pikiran bagi perkembangan ilmu komputer untuk menyempurnakan software yang berhubungan dengan Sistem Pakar. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tolok ukur kinerja dari komputer untuk diagnosa penyakit mata.
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Penyakit Mata Penyakit mata sangat beragam dan tidak semuanya dapat menular. Jika
penyakit mata disebabkan virus atau bakteri maka bisa menular, sedangkan jika penyebabnya alergi tidak akan menular. Cara penanganan dan pencegahan macam-macam penyakit mata ini pun berbeda, tergantung penyebabnya. 2.1.1 Bagian-bagian pada Mata dan Fungsinya Adapun bagian-bagian pada Mata dan fungsinya sebagai berikut: 1.
Aliss yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata. Alis berfungsi mencegah masuknya air atau keringat dari dahi ke mata.
2.
Bulu Mata Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat di tepi kelopak mata. Berfungsi untuk melindungi mata dari benda asing.
3.
Kelopak Mata Kelopak mata terdiri atas kelopak atas dan kelopak bawah. Bagian ini untuk membuka dan meutup mata. Kelopak mata berfungsi untuk melindungi bola mata bagian depan dari benda-benda asing dari luar. Benda-benda tersebut misalnya debu, asap, dan goresan. Kelopak mata juga berfungsi untuk menyapu permukaan bola mata dengan cairan.
4.
Fovea Fovea adalah bagian terkecil pada bagian tengah retina yang tersusun atas
6
sel-sel kerucut. Fungsi fovea adalah memberikan ketajaman pengelihatan yang tinggi. 5.
Kelenjar Air Mata Kelenjar air mata terletak dibagian dalam kelopak mata. Kelenjar air mata berfungsi untuk menghasilkan cairan yang disebut air mata. Air Mata berguna untuk menjaga bola mata agar tetap basah. Contoh benda asing adalah debu, asap, uap, bawang merah, dan zat-zat yang berbahaya bagi mata. Oleh karena itu, jika mata terkena benda-benda asing tersebut, maka akan basah oleh air mata.
6.
Lapisan Choroid/Lapisan Tengah Lapisan koroid atau lapisan tengah terletak diantara sklera dan retina,
berwarna cokelat kehitaman sampai hitam. Lapisan tengah(lapisan koroid) berfungsi memberi nutrisi pada retina luar, sedangkan warna gelap koroid berfungsi untuk mencegah pemantulan sinar. Lapisan yang amat gelap juga berfungsi mencegah berkas cahaya dipantulkan di sekeliling mata. 7.
Retina/Selaput Jala Retina adalah lapisan terdalam dari dinding bola mata. Retina mengandung
sel-sel reseptor yang peka terhadap cahaya. Bagian yang sangat peka terhadap cahaya pada retina disebut bintik kuning (fovea). Bagian yang tidak peka terhadap cahaya dan merupakan tempat keluarnya saraf mata menuju otak disebut bintik buta. 8.
Lensa Lensa terletak ditengah bola mata, dibelakang anak mata(pupil) dan selaput
pelangi(iris). Fungsi utama lensa adalah memfokuskan dan meneruskan cahaya 15
16
yang masuk ke mata agar jatuh tepat pada retina(selaput jala). Dengan demikian mata dapat melihat dengan jelas. Lensa mata mempunyai kemampuan untuk memfokuskan jatuhnya cahaya. Kemampuan lensa mata untuk mengubah kecembungannya disebut daya akomodasi. Bila kita mengamati benda yang letaknya dekat, maka mata berakomodasi dengan kuat. Akibatnya, lensa mata menjadi lebih cembung, dan bayangan dapat jatuh tepat diretina. Dan apabila kita mengamati benda yang letaknya jauh, maka mata tidak berakomodasi. Akibatnya, lensa mata berbentuk pipih. 9. Pupil (Anak Mata) Pupil berupa celah yang berbentuk lingkaran terdapat ditengah-tengah iris . Pupil berfungsi sebagai tempat untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk kedalam mata. Pupil juga Lubang di dalam Iris yang dilalui berkas cahaya. Pupil merupakan tempat lewatnya cahaya menuju retina. 10. Saraf Optik/Optic nerve Saraf Mata berfungsi untuk meneruskan rangsang cahaya yang telah diterima. Rangsang cahaya tersebut diteruskan kesusunan saraf pusat yang berada di otak. dengan demikian kita dapat melihat suatu benda. Saraf Optik atau saraf mata juga berfungsi Mengirim informasi visual ke otak atau meneruskan informasi tentang kuat cahaya dan warna ke otak. 11. Selaput Bening (Cornea) Selaput Bening (Kornea) sangat penting bagi ketajaman penglihatan kita. Fungsi utama selaput bening (kornea) adalah meneruskan cahaya yang masuk kemata. Cahaya tesebut diteruskan kebagian mata yang lebih dalam dan berakhir pada selaput jala atau retina. Karena fungsinya itu, maka selaput bening (kornea)
17
mempunyai beberapa sifat, yaitu tidak berwarna(bening) dan tidak mempunyai pembuluh darah. Kornea merupakan bagian mata yang dapat disumbangkan untuk penyembuhan orang dari kebutaan. Selaput being(kornea) brupa Piringan Transparan di depan bola mata dan tidak berpembuluh darah. Selaput Bening(kornea) juga berfungsi sebagai pelindung mata bagian dalam. 12. Sclera/Selaput Putih Sklera atau selaput putih terletak di lapisan luat. SkleraLapisan luar yang keras / keras. Lapisan ini berwarna putih, kecuali dibagian depan yaitu tidak berwarna atau bening. Lapisan Sklera berwarna putih terdiri atas serabut kolagen yang tidak teratur dan tidak berpembuluh darah, kecuali bagian episklera. Lapisan sklera berfungsi melindungi bola mata. Sklera bagian mata depan tampak bergelembung dan transparan disebut kornea. 13. Iris/Selaput Pelangi Iris adalah jaringan berbentuk cakram melingkar yang terdapat persis di depan lensa. Jaringan ini tersusun atas serabut otot sirkuler dan radial. Di bagian ini terdapat pigmen yang mengatur warna mata. Fungsi iris adalah mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan mengatur ukuran pupil. 14. Badan Siliaris (Ciliary Body) Ciliary body adalah otot-otot melingkar dan menjari yang membentuk suatu cincin di sekeliling lensa pada bagian depan mata, dan biasanya melekat pada lensa melalui ligamen suspensor. Fungsi badan siliaris adalah mengatur cembung-pipihnya lensa untuk menyesuaikan pemusatan/pemfokusan cahaya. (http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Umum/8-Ragam).
18
Gambar 2.1 Kerangka Mata Sumber: http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Umum/8-Ragam
Gambar 2.2 Bagian-bagian Mata (Http://www.tabloidnova.com/Nova/Kesehatan/Umum/8-Ragam)
2.2. Sistem Pakar a. Basis pengetehuan (knowledge base) terpisah dari mekanisme pemrosesan (inference). b. Program bisa melakukan kesalahan. c. Penjelasan (explanation) merupakan bagian dari sistem pakar.
19
d. Data tidak harus lengkap. e. Perubahan pada rules dapat dilakukan dengan mudah. f. Sistem bekerja secara heuristik dan logik. 2.2.1 Ciri-Ciri Sistem Pakar Suatu sistem dikatakan sistem pakar apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1.
Terbatas pada domain keahlian tertentu.
2.
Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak pasti.
3.
Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami.
4.
Berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu. 5.
Dirancang untuk dikembangkan sacara bertahap.
6.
Keluarannya atau output bersifat anjuran.
2.2.2. Struktur Sistem Pakar Sistem pakar memiliki dua bagian utama, yaitu : 1.
Lingkungan pengembangan yaitu bagian yang digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar.
2.
Lingkungan konsultasi (consultation environment). (T.Sutojo.dkk.2010)
2.2.3. Faktor Kepastian (Certainty Factor) Faktor kepastian diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN. Certainty factor (CF) merupakan nilai parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk menunjukkan besarnya kepercayaan. Rumus dasar faktor kepastian CF(H,E) = MB(H,E) – MD(H,E)
20
Keterangan: CF(H,E) : certainty factor dari hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) E. Besarnya CF berkisar antara –1 sampai dengan 1. Nilai –1 menunjukkan ketidakpercayaan mutlak sedangkan nilai 1 menunjukkan kerpercayaan mutlak. MB(H,E) : ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E. MD(H,E): ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of increased disbelief) terhadap hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E. (Siti Aisyah.2015) Suatu sistem pakar seringkali memiliki kaidah lebih dari satu dan terdiri dari beberapa premis yang dihubungkan dengan AND atau OR. Pengetahuan mengenai premis dapat juga tidak pasti, hal ini dikarenakan besarnya nilai (value) CF yang diberikan oleh pasien saat menjawab pertanyaan sistem atas premis (gejala) yang dialami pasien atau dapat juga dari nilai CF hipotesa. Formula CF untuk beberapa kaidah yang mengarah pada hipotesa yang sama dapat dituliskan sebagai berikut :
{
[
[
]
[
]
]
Nilai certainty factor ada 2, yaitu:
21
1.
Nilai certainty factor kaidah yang nilainya melekat pada suatu kaidah/rule tertentu dan besarnya nilai diberikan oleh pakar.
2.
Nilai certainty factor yang diberikan oleh pengguna untuk mewakili derajat kepastian/keyakinan atas premis (misalnya gejala, kondisi, ciri) yang dialami pengguna. Pada implementasi sistem pakar diagnosa penyakit mata ini akan
menggunakan rumus : CF (CF1,CF2) = CF1 + CF2 * [1- CF1] karena nilai CF yang diberikan bernilai positif. Rumus tersebut kemudian dapat diterapkan pada beberapa rule yang berbeda secara bertingkat. Nilai CF setiap premis/gejala merupakan nilai yang diberikan oleh seorang pakar maupun literatur yang mendukung. (T.Sutojo.dkk.2010) 2.3.
Web Server Web server adalah software yang menjadi tulang belakang dari world wide
web (www). Web server menunggu permintaan dari client yang menggunakan browser seperti Netscape Navigator, Internet Explorer, Modzilla, dan program browser lainnya. Jika ada permintaan dari browser, maka web server akan memproses permintaan itu kemudian memberikan hasil prosesnya berupa data yang diinginkan kembali ke browser. Data ini mempunyai format yang standar, disebut dengan format SGML (Standar General Markup Language). Data yang berupa format ini kemudian akan ditampilkan
oleh
browser
sesuai
dengan
kemampuan browser tersebut. Contohnya, bila data yang dikirim berupa gambar,
22
browser yang hanya mampu menampilkan teks (misalnya lynx) tidak akan mampu menampilkan gambar tersebut, dan jika ada akan menampilkan alternatifnya saja. Web server, untuk berkomunikasi dengan client-nya (web browser) mempunyai protokol sendiri, yaitu HTTP (Hypertext Transfer Protocol). Dengan protokol ini, komunikasi antar web server dengan client-nya dapat saling dimengerti dan lebih mudah. Seperti telah dijelaskan diatas, format data pada world wide web adalah SGML. Tapi para pengguna internet saat ini lebih banyak menggunakan format HTML (Hypertext Markup Language) karena penggunaannya lebih sederhana dan mudah dipelajari. Kata HyperText mempunyai arti bahwa seorang pengguna internet dengan web browsernya dapat membuka dan membaca dokumendokumen yang ada dalam komputernya atau bahkan jauh tempatnya sekalipun. Hal ini memberikan cita rasa dari suatu
proses
yang tridimensional,
artinya
pengguna internet dapat membaca dari satu dokumen ke dokumen yang lain hanya dengan mengklik beberapa bagian dari halaman - halaman dokumen (web) itu.Proses yang dimulai dari permintaan webclient (browser), diterima web server, diproses, dan dikembalikan hasil prosesnya oleh web server ke web client lagi dilakukan secara transparan. Setiap orang dapat dengan mudah mengetahui apa yang terjadi pada tiap-tiap proses. Secara garis besarnya web server hanya memproses semua masukan yang diperolehnya dari web clientnya. (Simarmata dkk. 2007)
\
23
BAB. III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan 1 variabel terikat. Instrumen yang digunakan sekaligus menjadi variable dalam listing program. Untuk Variabel bebas yaitu 36 gejala penyakit matayang merupakan instrument dari sistem. Dan 12 penyakit mata sebagai variable terikat. 3.2. Desain Penelitian. User dapat mengiput gejala-gejala yang dialami penderita. Dan sistem memproses sesuai dengan metode Certainty Factor dalam listing programnya untuk menghasilkan jenis penyakit hasil diagnose sistem . Sistem menyediakan antar muka (user interface) tampilan saran kepada si penderita penyakit mata. 3.3. Model Penelitian Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model overfitting. Error yang dilakukan oleh suatu model terdiri dari: -
Training error adalah kesalahan yang terjadi pada training.
-
Generalization Error adalah kesalahan yang terjadi pada tes (pengujian). Dan model yang baik harus mempunyai training error dan generalization error yang rendah. 3.4. Teknik Analisis data Teknik digunakan dengan metode certainty factor berisikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam membuat sistem. Dengan faktor kepastian yang diisikan oleh
24
pakar bersama dengan aturan dan faktor kepastian yang diberikan oleh pengguna. Dalam diagnosa suatu penyakit, teknik ini menghasilkan satu hipotesis. Perhitungan diperlukan sebanyak CF gejala yang dipilih dari user. Penginputan dimulai dengan pemberian bobot / nilai keyakinan (CF) untuk masing-masing fakta pasien. Pada sesi konsultasi gejala, user diberi pilihan untuk menceklis gejala-gejala apa yang sedang dialaminya. Masing-masing memiliki gejala memiliki bobot cf. Sehingga pengguna (user) mendapat informasi dan konsulasi penyakit mata.
25
BAB. IV ANALISA DAN PERANCANGAN
4.1
Analisis Permasalahan Mata adalah salah satu panca indera yang sangat penting bagi manusia, yaitu
untuk melihat. Ketika mata mengalami gangguan maka seseorang akan merasa tidak nyaman, bahkan akan mengalami kesulitan untuk melakukan berbagai aktifitas dalam kehidupannya. Oleh karena itu kesehatan mata perlu dijaga dengan baik. Kesehatan mata merupakan hal yang berkaitan dengan bidang kedokteran. Dengan perkembangan teknologi yang saat ini cukup pesat, bidang kedokteran pun memanfaatkan teknologi untuk membantu memberikan pelayanan kesehatan dengan menggunakan suatu sistem yang disebut sebagai expert system (sistem pakar). Sistem pakar merupakan suatu program aplikasi komputerisasi yang berusaha menirukan proses penalaran dari seorang expert (ahli) dalam bidang tertentu untuk memecahkan suatu masalah yang spesifik, atau dapat dikatakan sistem pakar merupakan duplikat dari seorang pakar karena pengetahuannya disimpan dalam basis pengetahuan untuk diproses dalam pemecahan masalah. Dalam hal ini, sistem pakar yang dimaksud adalah sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit mata pada manusia. Jadi, data yang tersimpan pada database akan menginformasikan keluhan pasien dengan akurat dan dapat menyimpulkan jenis penyakit mata yang diderita oleh pasien.
16
Ada istilah yang mengatakan bahwa mengobati pasien adalah seni. Pola pikir dan cara mengobati pasien pada setiap dokter tidaklah sama, bergantung pada pengetahuan dan pengalaman dokter tersebut dalam mengobati pasien. Sistem pakar untuk diagnosa penyakit mata ini bekerja dengan mengadaptasi pengetahuan dan “kreativitas” dokter dalam mengobati pasien serta didukung dengan literatur-literatur yang berkaitan dengan penyakit mata, baik dari bukubuku kedokteran maupun dari internet. Setelah mengamati dan mencari informasi baik dari pakar (dokter) maupun pengguna (pasien), diketahui bahwa jenis penyakit mata sangat banyak dan gejala yang menyertainya sangat kompleks dan beberapa penyakit memiliki gejala yang hampir sama. Sistem pakar ini dibuat untuk memberikan pengetahuan diagnosa awal kepada pengguna tentang penyakit yang diderita serta juga sebagai alat bantu bagi seorang dokter untuk dapat mengambil keputusan atau diagnosa yang tepat terhadap suatu gejala sehingga diperoleh pengobatan yang tepat. Perancangan sistem ini meliputi: a. Sistem mengadaptasi pemikiran pakar dalam mendiagnosa penyakit mata yang dituangkan dalam suatu kaidah diagnosa. b. Sistem menganalisa masukan pengguna dengan aturan yang ditetapkan. c. Sistem dapat mengambil keputusan berdasarkan masukan dari pengguna. d. Sistem memberikan informasi berupa pengetahuan kepada pengguna mengenai angka kemungkinan penyakit mata yang diderita berdasarkan kerluaran certainty factor dari masukan gejala yang dialami. Sistem dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL supaya “user friendly” atau mudah dalam penggunaan dan mudah dalam pengembangan selanjutnya.
17
4.2 Algoritma Sistem Algoritma sistem berisikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam membuat sistem, sehinga dapat sesuai dengan yang diharapkan. Kepakaran di bidang yang berkaitan dengan penyakit mata menggunakan Faktor kepastian, Ada 2 macam faktor kepastian yang digunakan, yaitu faktor kepastian yang diisikan oleh pakar bersama dengan aturan dan faktor kepastian yang diberikan oleh pengguna. Adapun aturan yang dipakai dalam memperhatikan nilai CF (Certainty Factor) adalah sebagai berikut: CF[H,E] = MB[H,E] – MD[H,E] dengan CF[h,e] certainty factor dari hipotesis h yang dipengaruhi oleh gejala (evidence) e. Besarnya CF berkisar antara –1 sampai dengan 1. Nilai –1 menunjukkan ketidak percayaan mutlak sedangkan nilai 1 menunjukkan kerpercayaan mutlak. MB(h,e) adalah ukuran = ukuran kepercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan evidence e(antara 0 dan 1) MD(h,e) adalah ukuran kenaikan ketidakpercayaan terhadap hipotesis h yang dipengaruhi oleh gejala e. Pada sistem pakar diagnosa penyakit mata ini, ukuran ketidak percayaan diabaikan atau dianggap nol. Nilai CF diberikan pada tiap gejala yang menyertai suatu penyakit, sehingga didapat banyak nilai CF untuk tiap gejala. Untuk menentukan nilai CF akhir pada suatu diagnosa maka menggunakan rumus CF paralel sebagai berikut: CF[h,e1^e2] = CF[h,e1] + CF[h,e2] . (1 – CF[h,e1])
18
dengan CF[h,e1^e2] = faktor kepastian paralel CF[h,e1] = ukuran kepercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan evidence e pertama (antara 0 dan 1) CF[h,e2] = ukuran kepercayaan terhadap hipotesis h, jika diberikan evidence e kedua (antara 0 dan 1) Dalam diagnosa suatu penyakit, sangat dimungkinkan beberapa aturan yang menghasilkan satu hipotesis dan suatu hipotesis menjadi evidence bagi aturan lain. Dengan demikian perhitungan diperlukan sebanyak CF gejala yang dipilih sesuai dengan masukan pengguna program ini. Hasil penghitungan presentase keyakinan dimulai dengan pemberian bobot / nilai keyakinan (CF) untuk masing-masing fakta pasien dan gejala oleh pakar. Pada sesi konsultasi fakta user , pilihan jawaban hanya ada 2 yaitu jika mengalami atau memilih fakta tersebut (v) maka CF = 1, jika fakta tersebut tidak dialami atau tidak diplih user maka CF = 0. Pada sesi konsultasi gejala, user diberi pilihan untuk menceklis gejala-gejala apa yang sedang dialaminya. Masingmasing memiliki gejala memiliki bobot cf. Nilai CF(Rule) didapat dari interpretasi term dari pakar menjadi nilai MD/MB tertentu. Certain Term MD/MB 0 - 0.2, Tidak Tahu/Tidak Ada 0.4, Mungkin 0.6, Kemungkinan Besar 0.8, Hampir Pasti 1.0, Pasti
19
Berikut contoh perhitungan CF pada suatu diagnosa penyakit mata: 1. Kalazion: a. Gangguan Refleksi > CF1
= 0.9
b. Jaringan Granulasi Menonjol Keluar Fuzzy > CF2
= 0.6
c. Ujung Kelenjar meiboom terdapar masa
= 0.7
yang kuning dari sekresi > CF3 d. Pembengkakkan Sebesar Kacang > CF4
= 0.8
Perhitungan nilai CF nya adalah: CF(A) = CF(1) + CF(2) * [ 1 – CF(1) ]= 0,9 + 0,6 * (1 – 0,9)
= 0,96
CF(B) = CF(3) + CF(A) * [ 1 – CF(3) ]= 0,9 + 0,96 * (1 – 0,9)
= 0,996
CF(C) = CF(4) + CF(B) * [ 1 – CF(4) ]= 0,8 + 0,99* (1 – 0,8)
= 0.998
Didapatkan nilai faktor kepastian dari masukan gejala yang mengarah ke penyakit Kalazion adalah 0,998. 2. Edema Palpebra Inflamatoir a. Alergi > CF1
= 0.7
b. Glaukoma >CF2
= 0.8
c. Peradangan Mata >CF3 = 0.9 CF(A) = CF(1) + CF(2) * [ 1 – CF(1) ]= 0,7 + 0,6 * (1 – 0,8)
= 0,82
CF(B) = CF(3) + CF(A) * [ 1 – CF(3) ]= 0,9 + 0, * (1 – 0,9)
= 0,982
Didapatkan nilai faktor kepastian dari masukan gejala yang mengarah ke penyakit Edema Palpebra Inflamatoir adalah 0,982. 3. Edema Palpebra non Inflamatoir a. Terkena Gigitan Serangga >CF1
= 0.9
b. Alergi >CF2
= 0.7
CF(A) = CF(1) + CF(2) * [ 1 – CF(1) ]= 0,9 + 0,7 * (1 – 0,9)
= 0,97
Didapatkan nilai faktor kepastian dari masukan gejala yang mengarah ke penyakit Edema Palpebra Inflamatoir adalah 0,982.
20
Semakin user yakin bahwa gejala tersebut memang dialaminya maka semakin tinggi pula hasil persentase keyakinan total yang diperoleh. Nilai yang diproses oleh sistem hanya nilai yang lebih besar dari nol (cf user > 0). Alasannya, nilai 0 menunjukkan bahwa gejala tersebut tidak teramati atau memang tidak terjadi pada user, sehingga perhitungan tidak perlu dilakukan. Proses penghitungan presentase keyakinan diawali dengan penelusuran rule yang sesuai dengan hasil konsultasi yang telah dilakukan oleh user. Rule yang telah ditemukan kemudian dihitung CF nya dengan menggunakan rumus CF. Berikut Jenis-jenis penyakit mata dan Gejala-gejalanya: Tabel 4.1 Jenis-jenis Penyakit Mata Kode
Nama Penyakit
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12
Edema Palpebra Inflamatoir Edema palpebra non inflamatoir Delmatitis Palpebra Blefaritis Blefaritis ulserativa Blefaritis nonulserativa Hordeolum Konjungtivitis Keratitis superficial Hordeleum Internum Hordeleum Externum Kalazion
Tabel 4.2 Gejala Penyakit Mata
KD B1 B2 B3
B4 B5 B6 B7 B8
Gejala Mata Gangguan Reflaksi Jaringan Granulasi Menonjol Keluar Ujung Kelenjar meiboom terdapar masa yang kuning dari sekresi Pembengkakkan Sebesar Kacang G1 Zeis G1 Meiboom Acne Vulgaris Anemia
A1
Tabel Pengetahuan A2 A3 A4 A5
A6
A7
A8
A9
A10
A11
A12 v v v v
v v v
v v v v
21
KD B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36
Gejala Mata Konjungtivitis yang menahun Blefaritis Terdapat tonjolan pada palpebra Mata merah dan sakit Palbebra bengkak Mata lekas lelah apabila kerja dekat Mata Tidak Tahan terhadap cahaya Mata Terasa Gatal Mata Terasa Panas Bulu Mata Jatuh Dan Diganti Baru Mata Kering Pagi hari mata terasa lengket Terdapat ketombe pada mata dan telinga Terdapat ketombe di kepala Tidak tanpak krusta Bulu Mata Jatuh Dan Tidak Diganti Baru Krusta Edema Skwama Mata Kemerahan Terjadi Sekret Konjungtiva Sistimik Terkena Gigitan Serangga Alergi Glaukoma Peradangan Mata Merasa Kelilipan Mata Berair
4.3
A1
Tabel Pengetahuan A2 A3 A4 A5
A6
A7
A8
A9
v
v
v
v
v
v
v v
v v
v v
v
v
v
A10 v v
A11 v v
v
v
v v
v v
v v v v v v V V V V V
v
v v v v
v v
v
V V V v v
v
Use Case Diagram Untuk mengenal proses dari sistem yang lama atau sistem yang sekarang ini
digunakan diagram use case. Dengan diagram use case ini dapat diketahui proses yang terjadi pada aktivitas laboratorium. Dengan diagram ini juga dapat diketahui fungsi yang digunakan oleh sistem yang sekarang. Gambar use case bisa dilihat dibawah ini:
A12
22
Registrasi Pasien
Login Admin
Pilih Gejala
Proses Diagnosa Pasien Lihat Hasil Diagnosa
<
>
<>
lud <
e>>
Beri Komentar
Masukan Gejala
Setting Rule
Lihat Diagnosa Pasien
Admin
Logout
Gambar 4.1 Use case diagram 4.4 Activity Diagram Activity diagram untuk aplikasi Penyakit Mata digambarkan dalam enam kategori yaitu: 1. Activity Diagram dari Use Case Login Activity Diagram dari use case login ini digunakan bagi admin yang telah terdaftar sebagai admin dan mempunyai username dan password, dapat melakukan login ke halaman admin. Apabila username dan password yang diimasukkan tervalidasi pada basisdata maka sistem akan menampilkan halaman utama untuk admin. Gambar activity diagram login dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini: User
Sistem
Menampilkan Form Login admin
Membuka Aplikasi
Input Username dan Password tidak
ya
Menampilkan Halaman Utama
Gambar 4.2 Activity Diagram dari Use Case Login Admin
23
2. Activity Diagram Manajemen Gejala Oleh Admin Aktifitas dalam manajemen Gejala dimulai pada saat admin login untuk manambah dan mengedit Data Gejala dengan memasukkan kdgejala dan nmgejala. Mengenai alur activity diagram sistem pada manajemen gejala dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini: User
Sistem
Menampilkan Menu yang dipilih
Sistem Login
Masukkan kdgejala,nmgejala tidak
ya
Menmpilkan Data Baru
Gambar 4.3 Activity Diagram dari Use Case Manajemen Gejala 3. Activity Diagram Manajemen Penyakit Oleh Admin Aktifitas dalam manajemen Penyakit dimulai pada saat admin login untuk manambah dan mengedit Data Penyakit dengan memasukkan kdpenyakit dan nmpenyakit. Activity diagramnya dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini: User
Sistem Login Masukkan kdpenyakit, nmpenyakit
Sistem
Menampilkan Menu yang dipilih
tidak ya
Menampilkan Data Baru
Gambar 4.4 Activity Diagram dari Use Case Manajemen Penyakit
24
4. Activity Diagram Manajemen Role Oleh Admin Aktifitas dalam manajemen Role dimulai pada saat admin login untuk manambah dan mengedit Data Penyakit dengan memasukkan kdpenyakit,kdgejala dan nilaicf. Mengenai alur activity diagram sistem pada manajemen Role dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut ini: User
Sistem
Sistem Login
Menampilkan Menu yang dipilih
Masukkan kdpenyakit, kdgejala,nilaicf
tidak ya Menampilkan Data Baru
Gambar 4.5 Activity Diagram dari Use Case Manajemen Rule 5. Activity Diagram Registrasi Pasien Aktifitas dalam Registrasi Pasien dimulai pada saat pasien membuka halaman aplikasi untuk mendaftarkan data pasien dengan memasukkan nmpas,almt, jenkel, telepon dan umur. Mengenai alur activity diagram sistem pada Registrasi Pasien dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut ini:
25
User
Sistem
Menampilkan Link Pilihan
Halaman Utama Pilih Diagnosa Input nmpas, almt, telp, jenkel, umur tidak ya
Menampilkan Data Pasien Baru
Gambar 4.6 Activity Diagram dari Use Case Registrasi Pasien 6. Activity Diagram Diagnosa Penyakit Aktifitas dalam Diagnosa Penyakit dimulai pada saat pasien membuka halaman aplikasi untuk mendaftarkan data pasien kemudian menuju diagnosa dengan memasukkan gejala. Mengenai alur activity diagram sistem pada Diagnosa Penyakit dapat dilihat pada gambar 3.7 berikut ini: User
Melakukan diagnosa
Sistem
Menampilkan Daftar Gejala
Pilih Gejala Ceklis gejala yang dimiliki tidak ya Menampilkan hasil penyakit
Gambar 4.7 Activity Diagram dari Use Case Diagnosa Penyakit
26
4.5 Flowchart Program Flowchart program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana prosedur sesungguhnya yang dilakukan oleh suatu program. Flowchart ini menggambarkan urutan logika dari suatu prosedur pemecahan masalah. Flowchart program atau diagram alir juga digunakan untuk menggambarkan secara grafik langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program untuk menolong dan memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Berikut Flowchart programnya:
27
Gambar 4.8 Flowchart program sistem pakar
4.6 Perancangan Antar Muka Dalam pembuatan program, dirancang antar muka yang terdiri dari beberapa form. Pembagian ke dalam beberapa form ini dimaksudkan untuk mempermudah pengguna dalam penggunaannya, sehingga pengguna tidak mengalami kesulitan. Dalam program ini terdiri dari 4 form sistem yaitu form halaman administrator, form gejala penyakit mata, form penyakit mata, dan form basis aturan, sedangkan untuk form user terdiri dari 3 form yaitu form registrasi pasien, form konsultasi gejala, dan form hasil diagnosa. Berikut dapat adalah rancangan dari form sistem: 1. Form Halaman administrator Sistem Pakar Penyakit Mata Master Form Gejala Form Penyakit Form Basis Aturan
Diagnosa
Logout
Konsultasi
Halaman Administrator
User Login : xxxxxxxxxxx
Gambar 4.9 Rancangan Form Interface Halaman Administrator
29
30
2. Form Gejala Penyakit Mata Sistem Pakar Penyakit Mata
Form Gejala
Kode Gejala : Nama Gejala : Simpan
Close List Data Gejala
Kode Gejala
Nama Gejala Edit | Delete
User Login : xxxxxxxxxxx
Gambar 4.10 Rancangan Form Gejala Penyakit Mata 3. Form Penyakit Mata Sistem Pakar Penyakit Mata
Form Penyakit
Kode Penyakit : Nama Penyakit : Simpan
Close List Data Penyakit
Kode Penyakit
Nama Penyakit Edit | Delete
User Login : xxxxxxxxxxx
31
Gambar 4.11 Rancangan Form Penyakit Mata
4. Form Basis Aturan Sistem Pakar Penyakit Mata
Form Basis Aturan Kode Penyakit : -PilihNama Penyakit : Otomatis Kode Penyakit : -PilihNama Penyakit : Otomatis Nilai Fuzzy : Input Simpan Penyakit
0.00 – 0.99
Close List Basis Aturan Nilai Fuzzy Gejala Edit | Delete
User Login : xxxxxxxxxxx
Gambar 4.12 Rancangan Form Basis Aturan Rancangan form user dapat dilihat dibawah ini: 5. Form Halaman User
32
Sistem Pakar Penyakit Mata
Home Gejala
SITI AISYAH Penyakit
200911300611
Diagnosa
STMIK TRIGUNA DHARMA Username Password
Login
Gambar 4.13 Rancangan Form Interface Halaman User 6. Form Registrasi Pasien Sistem Pakar Penyakit Mata
Biodata Pasien No.Diagnosa : Otomatis Tgl.Diagnosa : -PilihNama Pasien : Input Alamat : Input No.Telepon : Input Mulai Konsultasi
Gambar 4.14 Rancangan Registasi Pasien 7. Form Konsultasi Gejala
33
Sistem Pakar Penyakit Mata
Daftar Gejala No.Diagnosa : xxxxxx Nama Diagnosa : xxxxxx
Gangguan Reflaksi Jaringan Granulasi menonjol Keluar fuzzy Ujung kelenjar meiboom terdapar masa yang kuning dari sekresi Pembengkakan sebesar kacang G1 Zeis G1 Meiboom Acne Vulgaris Dst.
Catatan : Checklist Gejala Mulai Diagnosa
Gambar 4.15 Rancangan Form Konsultasi Gejala
34
8. Form Hasil Diagnosa Sistem Pakar Penyakit Mata
Hasil Diagnosa Biodata Pasien No.Diagnosa : xxxxxx Tgl.Diagnosa : xxxxxx Nama Pasien : xxxxxx Gejala Yang Anda Alami Gejala Gejala Gejala Dst. Hasil Diagnosa Kode Penyakit : Nama Penyakit : Nilai Fuzzy Penyakit :
xxxxxx
xxxxxx Saran/Solusi
xxxxxx 99
Gambar 4.16 Rancangan hasil Diagnosa
35
BAB. V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 5.1 Kebutuhan Sistem Pada dasarnya penggunaan komputer sebagai alat pengolah data terdiri dari beberapa fasilitas pendukung yang harus diperhatikan dan harus memenuhi aspek teknis yang dibutuhkan oleh sistem pengolah data. Fasilitas pendukung ini terdiri dari 2 spesifikasi, yaitu: 1. Perangkat keras (hardware) 2. Perangkat lunak (software) 5.1.1
Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) dan Perangkat Lunak (Software) Dalam penerapan sistem yang dibuat tidak terlepas dari perangkat keras dan
perangkat lunak. Untuk menguji program atau sistem informasi, digunakan komputer dengan spesifikasi sebagai berikut: 1. Perangkat Keras (Hardware) a. Minimal Intel (R) Pentium (R) III CPU b. RAM 128 MB c. Hardisk Minimal 20 GBs d. USB e. Mouse f. Keyboard 102 Key g. Monitor
2
2. Perangkat Lunak (Software) a. Sistem Operasi Microsoft Windows (XP, Millenium Edition) b. Microsoft Office 2007 c. Bahasa Pemrograma php d. Css e. Mysql f. Editor yang digunakan notepad++
5.2
Implementasi Sistem Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan
desain yang ada dalam sebuah aplikasi. Dalam implementasi ini akan menampilkan implementasi perancangan antarmuka. Berikut adalah rancangan antarmuka dari sistem yang dibuat: 1.
Halaman Link Home Halaman ini akan tampil pertama sekali sewaktu user masuk ke halaman
website dengan alamat http://localhost/cfmata di web browser seperti mozilla, adapun fungsi dari halaman ini adalah sebagai penghubung ke halaman – halaman lain dengan mengclick beberapa link yang ada pada halaman website.
2
Gambar 5.1 Halaman Link Home
2.
Halaman Administrator Halaman ini akan tampil jika user mempunyai hak sebagai administrator
dengan melakukan login di halaman utama, di halaman administrator ini seorang user dapat manage data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan Algoritma Certainty Factor (CF) Untuk Menentukan Penyakit Mata Manusia Berbasis Client Server (WebBase).
Gambar 5.2 Halaman Utama Administrator
2
3.
Halaman Form Gejala Halaman ini akan tampil jika administrator memilih link master data- gejala
yang ada pada menu atas halaman administrator, pada halaman ini seorang administrator dapat menambah, mengedit atau menghapus data gejala.
Gambar 5.3 Halaman Form Gejala dan Gejala Create New
4
4.
Halaman Form Penyakit Halaman ini akan tampil jika administrator memilih link master data-
penyakit yang ada pada menu atas halaman administrator, pada halaman ini seorang administrator dapat menambah, mengedit atau menghapus data penyakit.
Gambar 5.4 Halaman Form Penyakit dan Penyakit Create New
5.
Halaman Form Basis Aturan Halaman ini akan tampil jika administrator memilih link master data- basis
aturan yang ada pada menu atas halaman administrator, pada halaman ini seorang administrator dapat menambah, mengedit atau menghapus data basis aturan, dimana fungsi dari basis aturan ini adalah sebagai relasi antara gejala dan penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh gejala tersebut. Pada halaman ini juga
2
seorang pakar akan menginformasikan berapa persen gejala ke penyakit yang ditentukan dengan range antara 0.0-0.9.
6
Gambar 5.5 Halaman Form Basis Aturan dan Create New
2
6.
Halaman Form Diagnosa Halaman ini akan tampil jika administrator
memilih link master data-
diagnosa yang ada pada menu atas halaman administrator, pada halaman ini seorang administrator dapat melihat daftar pasien yang sudah diagnosa online.
Gambar 5.6 Halaman Form Diagnosa Halaman awal bagi pengguna atau user dapat dilihat pada gambar 5.1 Halaman Link Home yang ada diatas. User dapat Memulai untuk mendiagnosa penyakit mata yang sedang dideritanya lewat Menu Diagnosa. 7.
Halaman Diagnosa Halaman ini akan tampil jika user mengclick link diagnosa pada menu
sebelah kiri halaman website, pada halaman ini sebelum user melakukan diagnosa online, user sebelumnya mengisi formulir biodata user berupa nama, alamat, email
8
dan nomor telepon kemudian user menekan tombol registrasi.
Gambar 5.7 Halaman Form Diagnosa Pasien 8.
Halaman Konfirmasi Registrasi Sukses Halaman ini akan tampil jika user mengclick tombol registrasi di halaman
registrasi pada menu sebelah kiri halaman website, pada halaman ini user akan mendapat konfirmasi dari administrator website jika registrasi yang dilakukan user sukses, dan untuk melanjutkan ke diagnosa user dapat mengclick tulisan “Klik Disinni untuk Mulai Diagnosa”.
Gambar 5.8 Halaman Form Registrasi Sukses 9.
Halaman Diagnosa Halaman ini akan tampil jika user mengclick link “Klik Disini untuk Mulai
Diagnosa” di halaman registrasi sukses, pada halaman ini user dapat melakukan diagnosa online, dengan mencheck gejala yang dialami user atau pasien. Setelah user selesai check list gejala, maka user dapat mengclick tombol “Klik Disini Untuk Melihat Hasil Diagnosa”.
2
Gambar 5.9 Halaman Form Diagnosa Pasien 10.
Halaman Hasil Diagnosa Halaman ini akan tampil jika user mengclick link “Klik Disini Untuk
Melihat Hasil Diagnosa” pada halaman diagnosa sebelumnya, pada halaman ini user atau pasien dapat melihat informasi pesentase penyakit yang dideritanya dari gejala yang dipilih pasien tersebut, untuk persentase akan diurutkan mulai persentase yang terbesar ke yang terkecil, dalam mencari persentase penyakit telah dilakukan rumus algoritma CF di dalam script.
10
Gambar 5.10 Halaman Form Hasil Diagnosa 5.3
Pengujian Pengujian sistem menjelaskan mengenai hasil pengujian sistem yang
dilakukan pada Algoritma CF Untuk Menentukan Penyakit Mata Manusia Berbasis Client Server (WebBase). Metode pengujian sistem yang digunakan adalah black-box testing. Blackbox testing adalah metode pengujian yang dimana penilaian terhadap sebuah aplikasi bukan terletak pada spesikasi logika/fungsi aplikasi tersebut, tapi masukan (input) dan keluaran (output). Dengan berbagai masukan (input) yang diberikan akan dievaluasi apakah suatu sistem/aplikasi dapat memberikan
2
keluaran (output) yang sesuai dengan harapan penguji. Pengujian sistem dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Hasil pengujian sistem disajikan dalam bentuk tabel. 2. Pengujian ditargetkan pada setiap proses yang dimiliki Algoritma CF Untuk Menentukan Penyakit Mata Manusia Berbasis Client Server (WebBase). 3. Pada website yang dibuat terdapat beberapa halaman yang dibuat diantaranya user dapat melihat daftar gejala, daftar penyakit dan user juga dapat melakukan diagnosa online.
5.4 Kelebihan dan Kelemahan Sistem 5.4.1 Kelebihan Sistem 1. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosis penyakit. 2. Sistem ini dapat membantu kerja dokter dalam mengurangi jumlah pasien penyakit mata yang ingin mengetahui jenis penyakit mata yang diderita. 5.4.2 Kelemahan Sistem 1. Ide umum dari pemodelan kepastian/ketidakpastian manusia dengan menggunakan metode certainty factor biasanya diperdebatkan. Sebagian orang akan membantah pendapat bahwa formula untuk metode certainty factor diatas memiliki sedikit kebenaran. 2. Aplikasi ini dapat menampilkan beberapa jenis penyakit dari tiap gejala yang dialami. 3. Cara perhitungan besarnya penyakit yang dialami hanya berdasarkan gejala yang telah disesuaikan dengan masing-masing jenis penyakit.
12
BAB. VI BIAYA & JADWAL PENELITIAN
6.1.Anggaran Biaya Penelitian
NO
1
JENIS PENGELUARAN
Gaji dan Upah
1 TAHUN (x1000) 2.000
Bahan Habis Pakai 2
( Material Penelitian untuk seminar)
1.200
Biaya pengeluaran lain - lain meliputi :
4.000
4.1
Biaya Dokumentasi dan pembuatan Laporan
1.000
4.2
Penggandaan laporan akhir dan surat menyurat
1.000
4.3
Administrasi dan surat menyurat
1.000
4.4
Biaya pembuatan aplikasi
1.000
4
JUMLAH
6.2 Jadwal Penelitian
6.200
2
Alokasi Waktu No
Tahun 2015 (1 Tahun)
Jenis Kegiatan 1
1.
Perumusan ruang lingkup masalah
2.
Analisis masalah
3.
Survey lapangan
4.
Pembelajaran literature dan studi pustaka
5.
Analisis kebutuhan sistem
6.
Kamus data
7.
Analisa Sistem
8.
Desain Program
9.
Perancangan User interface
10.
Perancangan Listing Program
11.
Pengujian dan implementasi perangkat sistem
12.
Seminar Penelitian
13.
Pembuatan laporan
2
3
4
5
6
7
8
9
Ket. 10
11
12
14
BAB. VII KESIMPULAN 7.1
Kesimpulan Berdasarkan implementasi aplikasi sistem pakar penyakit mata pada
manusia berbasis clien server, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Algoritma CF Untuk Menentukan Penyakit Mata Manusia Berbasis Clien Server (WebBase) ialah dapat mempermudah melakukan identifikasi penyakit mata kepada masyarakat umum, sehingga penanganan lebih lanjut terhadap penyakit tersebut dapat dengan cepat dilakukan. 2. Sistem Pakar ini memudahkan pakar/dokter dalam melakukan pengolahan data Penyakit. 3. Untuk menghasilkan Sistem Pakar yang dapat mendiagnosa Penyakit Mata Manusia tanpa harus konsultasi langsung dengan dokter/pakar.
2
Lampiran 1
JUSTIFIKASI ANGGARAN TAHUN KE 1 NO 1.
URAIAN
JUMLAH (Rupiah) x1000
Gaji dan Upah - Ketua Tim Peneliti
5.000
- Anggota Peneliti 1 Orang @ Rp. 4.000. 000,-
2.000
- Programmer @Rp .@ 2000,000
1.000
8.000 Sub Total 2
Biaya Bahan Habis Pakai dan Peralatan -Bahan Habis Pakai,Sewa Gedung untuk seminar dan Perlengkapannya ( Konsumsi) -Beli modem dan pulsa Sub Total
3.
8.000 1.200 9.200
Biaya Perjalanan Lokal: Penelitian ke lokasi selama 12 bulan -Transfortasi Lokal (Bensin) selama 12 Bulan -Konsumsi dan Akomodasi selama12 bulan
Sub Total
1.000 1.000
2.000
16
4.
Biaya Pengeluaran lain-lain: - Biaya Dokumentasi dan Pembuatan Laporan: Kertas HVS A4 80 gram 10 rim 600 Tinta Printer Canon IP 2700 Series 700
-
Pembuatan dan Penggandaan laporan Akhir Foto copy dan Penjilidan; Foto copy Pengumpulan Data Foto copy Seminar Proposal dan Hasil Foto copy Surat Menyurat Penjilidan Proposal
500 750 700 500 300
-
Administrasi dan surat menyurat; Survey Awal Penyusunan Proposal
Seminar Hasil Penelitian -
Biaya Pemeliharaan Alat
700 350 1000
Sub Total 6.200.000 TOTAL (Terbilang:Dua Puluh Lima Juta Dua Ratus Ribu Rupiah)
25.200.000.
2
Lampiran 2
SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG PENELITIAN YANG SUDAH DIMILIKI
1 (Satu) unit Laptop 2 (Dua) buah Hand Phone 3 (tiga) buah Sepeda Motor 1 buah Modem
Lampiran.3.
Struktur Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas a.Ketua Peneliti : Yopi Hendro,ST,M.Kom. Bertugas memimpin penelitian, mulai dari persiapan penelitian, pengumpulan data, analisa data sampai dengan pengiriman laporan b.Anggota Peneliti: Widia Maya Rista,M.kom. Bertugas membantu ketua peneliti dan bertukar pikiran , mulai persiapan penelitian, pengumpulan data, khususnya dalam analisa dan sampai pengiriman laporan. c.Adminstrai/ Programmer :Mahasiswa. Bertugas dalam membantu dalam menjalankan program dan menyiapkan administrasi laporan.
18
Lampiran 3 . BIO DATA 4.1.Biodata Ketua Peneliti
A. Identitas Diri 1
Nama Lengkap
Yopi Hendro Syahputra, ST., M.Kom
2
Jenis Kelamin
Laki-laki
3
Jabatan Fungsional
4
NIP
5
NIDN
0115018102
6
Tempat dan Tanggal Lahir
Medan,
7
E-mail
8
No. Telepon/HP
085296308406
9
Alamat Rumah
Jl.A.R. Hakim Gg.Seto No.72 Medan
10
No. Telpon/Fax
11
Lulusan yang telah dihasilkan
S1= 2000 mahasiswa
12
Mata Kuliah yang diampu
1. Algoritma dan Pemrograman 2.Jaringan Komputer 3.SistemOperasi 4.Sisem Organisasi Komputer
A. Riwayat Pendidikan
2
S1
S2
Nama Perguruan Tinggi
STMIK Potensi Utama
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang
Bidang Ilmu
Tehnik Informatika
S3
-
Tehnik Informatika
Tahun Masuk-Lulus Judul Skripsi /Thesis/Disertasi Nama Pembimbing
1.
1.
-
Demikianlah biodata yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Medan, 12 Desember 2015 Pengusul
Yopi Hendro,S.T, M.Kom 5.2.Biodata Anggota Peneliti
A. Identitas Diri 1
Nama Lengkap
Widia Rista Maya., ST, M.Kom
2
Jenis Kelamin
Perempuan
3
Jabatan Fungsional
Dosen Tetap
4
NIP
5
NIDN
0102128603
20
6
Tempat dan Tanggal Lahir
Medan,
7
E-mail
Widia_ [email protected]
8
No. Telepon/HP
9
Alamat Rumah
10
No. Telpon/Fax
081376207372
11
Lulusan yang telah dihasilkan
S1= 1000 mahasiswa
12
Mata Kuliah yang diampu
1.Pemograman WEB 2.Pengantar Teknologi Informasi 3.SistemOperasi
B. Riwayat Pendidikan S1
S2
S3
Nama Perguruan Tinggi
-
Bidang Ilmu Tahun Masuk-Lulus Judul Skripsi /Thesis/Disertasi Nama Pembimbing
2.
2.
-
2
Medan, 12 Desember 2015 Pengusul
Widia Rista Maya, ST, M.Kom
22
Lampiran 4
Seminar Hasil Penelitian Mandiri
STMIK Triguna Dharma,Senin, 28 Desember 2015 Tim Peneliti: Ketua
: Yopi Hendro,S.T,M. Kom
Anggota
: Widiarti Rista Maya,M.Kom
Judul
: Implementasi Certainty Factor Untuk Menentukan Penyakit Mata Berbasis Web
PRESENTASI SEMINAR PENELITIAN MANDIRI
2
24
2
DAFTAR PUSTAKA 1. Arikunto, Suharsimi, 2009, Manajemen Penelitian, Cetakan Kesepuluh, Jakarta : Rineka Cipta. 2. Sasongko, Inventory Control Management (Analisis ABC, VEN, EOQ) 3. Hamizar, dan Muhammad Nuh, 2009, Intermediate Accounting, Cetakan Kedua, Jakarta : Cv Fajar dan Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia. 4. Hendrayudi, 2011, Dasar-Dasar Pemrograman Microsoft Visual Basic 2008, Cetakan Pertama, Bandung : PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera. 5. Masria, 2009, Administrasi Database dan Pemrograman SQL Server 2000, Jakarta : Dinamika Ilmu dan LP3I. 6. http://boyaction.blogspot.com/2012/07/macam-macam-bentuk-simbolflowchart.html, Tanggal aksse 07 Mei 2014 7. http://widuri.raharja.info/index.php?title=Berkas:Daftar_Simbol_Use_Case_Di agram.png Tanggal akses 07 Mei 2014 8. http://widuri.raharja.info/index.php?title=Berkas:Daftar_Simbol_Activity_Dia gram.png Tanggal akses 07 Mei 2014
.
26