Bidang Ilmu: Perikanan
USUL PENELITIAN DOSEN PEMULA
PENGARUH KAROTENOID KULIT RAMBUTAN Nephelium lappaceum TERHADAP KUALITAS KESEHATAN IKAN CUPANG Betta spelendes DENGAN DOSIS YANG BERBEDA
TIM PENGUSUL: KETUA SUTIA BUDI, S.Pi, M.Si 0927067601 ANGGOTA MARDIANA, S.Pi 0903067201
UNIVERSITAS “45” MAKASSAR MARET 2013
Judul Penelitian
: Pengaruh Karotenoid Kulit Rambutan Nephelium lappaceum Terhadap Kualitas Kesehatan Ikan Cupang Betta spelendes Dengan Dosis Yang Berbeda
Bidang Ilmu
: 230 / Ilmu Perikanan
Ketua Peneliti a. b. c. d. e. f.
Nama Lengkap NIDN Jabatan Fungsional Program Studi No HP Email
: : : : : :
Sutia Budi, S.Pi, M.Si 0927967601 Asisten Ahli Budidaya Perairan 081 2424 6272
[email protected]
Anggota Peneliti (1) a. Nama Lengkap b. NIDN c. Perguruan Tinggi Lama Penelitian Keseluruhan Penelitian ke Biaya Penelitian Keselurhuan Biaya Tahun Berjalan
: : : :
: Mardiana, S.Pi : 0903067201 : Universitas 45 Makassar 1 Tahun 1 Rp. 10.000.000,- diusulkan ke Dikti Rp. 10.000.000,- dana internal PT Rp. 0,- dana institusi lain Rp. 0,- inkind Rp. 0,Makassar, 14 Maret 2013
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian Universitas “45” Makassar
Ketua Peneliti,
Dr. Ir. Muhammad Arif Nasution, MP NIP 19630810 199403 1 001
Sutia Budi, S.Pi, M.Si NIDN 0927067601
Menyetujui, Ketua Lembaga Penelitian Universitas “45” Makassar
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ................................................................................
i
ABSTRAK ...................................................................................
ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................
1
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA ..................................................
4
A. Taksonomi dan Morfologi ...............................................
4
B. Habitat dan Reproduksi .................................................
4
C. Ekstrak Kulit Rambutan .................................................
6
D. Kualitas Air Media Budiaya ...........................................
7
E. Tingkat Kesehatan Ikan ...............................................
7
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................
11
A. Waktu dan Tempat .......................................................
11
B. Materi penelitian ............................................................
11
C. Rancangan Percobaan .................................................
11
D. Prosedur Penelitian .......................................................
12
E. Parameter yang Diamati ..............................................
13
F. Analisa Data ..................................................................
15
BAB IV. JADWAL PELAKSANAAN ............................................
16
BAB V. REKAPITULASI ANGGARAN .......................................
17
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................
18
LAMPIRAN 1. Justifikasi Anggaran Penelitian ........................................
21
2. Susunan Organisasi Peneliti dan Uraian Tugas ...............
22
3. Biodata Peneliti ................................................................
23
4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ......................................
31
ABSTRAK Ikan cupang (Betta splendens) memiliki nilai komersial yang cukup tinggi. Salah satu cara untuk membantu meningkatkan kualitas kesehatan ikan melalui pemberian karotenoid dalam pakan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
informasi
fisiologis
tentang
status
pola
peningkatan
kesehatan ikan Cupang Betta spelendes serta mengevaluasi dosis ekstrak kulit rambutan Nephelium lappaceum yang optimal untuk peningkatan kualitas kesehatan yang dapat mendukung pertumbuhan ikan Cupang. Parameter peubah yang diukur berupa Aktifitas Fagositosis, kadar Leukokrit
dan
Hematokrit
pada
darah
serta
tingkat
pertumbuhan/perkembangan ikan Cupang. Rancangan penelitian dalam bentuk RAL dengan 4 perlakuan dosis dan 3 ulangan yang akan dianalisis secara ANOVA.
Kata Kunci: Ikan Cupang, Rambutan, Karotenoid, Kesehatan Ikan, Darah
BAB I PENDAHULUAN Ikan Cupang (Betta splendens) adalah salah satu ikan hias yang mempunyai nilai komersial, baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar ekspor.
Ikan Cupang mempunyai
daya
tarik
pada
warna
yang
dimunculkan dari tubuhnya sehingga baik dijadikan sebagai hewan peliharaan. Berbagai warna-warni indah pada ikan pada umumnya dihasilkan oleh sel-sel pigmen yang terletak pada kulit ikan. Komponen utama atau bahan pembentuk sel pigmen tersebut adalah karoten. Tappin (2010), Karotenoid merupakan nutrient yang sangat penting bagi kesehatan, pertumbuhan, metabolisme dan reproduksi ikan. Secara alami, ikan tidak mampu mensintesa karoteid, sehingga diperlukan asupan dari luar tubuh misalnya melalui pakan (Ezhil dkk, 2008). Sumber karotenoid untuk ikan banyak ditemukan dari tanaman maupun produk hewani. Produk hewani yang sering digunakan sebagai sumber karotenoid pada ikan antara lain tepung udang dan tepung cangkang kerang. (Mahardian, 2003) mengatakan bahwa karetonoid biasanya berasal dari buah-buahan yang berwarna merah, tanaman yang mengandung karoten sepeti wortel, buah naga, dan kulit rambutan. Salah satu tanaman yang memiliki kandungan karotenoid adalah Kulit Rambutan Nephelium lappaceum. Kulit buah rambutan memiliki kandungan karotenoid berupa anthosianin (Mangku dkk, 2006). Kulit rambutan mengandung flavonoid, tanin dan saponin (Robinson, 1995). Mafolimbo (2002) mengatakan bahwa karotenoid yang berfungsi sebagai antioksida yang tinggi dalam menghambat reaksi radikal bebas. 1
Salah satu hal yang menjadi kendala dalam pemeliharaan ikan cupang maupun ikan yang lainnya adalah penyakit. Penyakit dapat menyebabkan terjadinya penurunan produksi ikan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Munculnya penyakit yang menyerang ikan cupang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sanitasi media budidaya maupun pakan, baik jenis pakan maupun frekuensi pemberian pakan. Salah satu cara untuk membantu meningkatkan kualitas kesehatan ikan melalui pemberian immunstimulan dan penambahan zat karotenoid dalam pakan. Banyak penelitian ditemukan menggunakan berbagai jenis pakan yang mengandung karotenoid yang berbeda untuk memacu keindahan warna pada tubuh ikan Cupang. Akan tetapi, dampak kesehatan bagi penelitian dengan menggunakan berbagai jenis pakan tersebut yang dapat didiagnosa dari darah ikan jarang diketahui. Sehingga berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan penelitian kesehatan ikan Cupang berdasarkan jenis pakan yang diberikan, salah satu diantaranya yaitu pengaruh ekstrak kulit rambutan bagi kesehatan ikan cupang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi fisiologis tentang status pola peningkatan kesehatan ikan Cupang Betta spelendes dengan mengukur Aktifitas Fagositosis, kadar Leukokrit dan Hematokrit pada darah serta mengevaluasi dosis ekstrak kulit rambutan Nephelium lappaceum yang optimal untuk peningkatan kualitas kesehatan yang dapat mendukung pertumbuhan ikan Cupang. Hasil penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu model substitusi pakan yang optimal yang dapat menjadi paket teknologi yang tepat untuk 2
budidaya guna meningkatkan produksi secara berkesimbungan. Dengan berbagai keuntungan yang ditimbulkan maka karotenoid merupakan salah satu jawaban untuk menuju terciptanya sistem budidaya perikanan yang produktif dan berkelanjutan (Sustainable aquaculture)
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taksonomi dan Morfologi Sistematika
Ikan
Osteichthyes, subclass
Cupang
Betta
splandens
termasuk
kelas
Antinopterygii, ordo Percomorphoidei, subordo
Anabantidei, family Anabantidae, dan genus Betta. Ciri khas yang ikan ini memiliki labirith yang berfungsi sebagai alat bantu pernafasan tambahan, sehingga ikan ini mampu mengambil oksigen secara langsung melalui udara (Effendi, 1997).
Gambar 1. Anatomi ikan cupang Betta spelendes
B. Habitat dan Reproduksi Ikan ini bersifat karnivora dan bersifat sangat agresif terutama yang jantan. Di pasaran ada dua jenis ikan Cupang yaitu Cupang adu dan Cupang hias. Cupang hias memiliki sirip yang panjang dan bersifat tenang sedangkan cupang adu memiliki sirip yang pendek dan sangat agresif. Cupang memiliki berbagai jenis warna mulai dari biru tua, merah tua, albino, dan kehijauan. Warna pada ikan cupang mempunyai fungsi yang signifikan, yaitu sebagai pengenal jenis yaitu dari tampilan pola dan corak 4
warna
pada tubuhnya
pemangsanya
juga sebagai
(Kuncoro,
2011).
proteksi
Keindahan
diri
dari
warna pada
ancaman ikan
ini
dimunculkan pada periode-periode tertentu, khususnya pada saat menjelang musim kawin. Berhubungan dengan tingkah laku alami yang ditunjukkan ikan Cupang.
Salah
Sebagaimana
satunya
hewan
yaitu
perilaku
pemangsa lainnya
mempertahankan ikan
wilayah.
Cupang cenderung
mendominasi ruang tempat habitatnya tinggal. Oleh sebab itu, cupang jantan akan berusaha mengusir cupang jantan lain yang memasuki wilayahnya. Jika sudah begitu, perkelahian pun dilakukan keduanya untuk menunjukkan identitas sang jawara dan yang berhak menjadi penguasa. Perkembangbiakan
ikan Cupang bersifat bubblenester,
yaitu
membuat sarang busa sebelum berpijah dan telur-telur dimasukkan ke dalamnya. Semakin banyak busa yang dibuat menunjukan memang induk jantan sudah siap, ketika itu barulah kita melepas induk betina kedalam wadah. Pelepasan induk betina sebaiknya pada pagi hari, apabila kedua induk memang siap dan baik, maka keesokan hari atau paling lambat 2 hari setelah pemijahan kita akan menemukan busa yang di buat induk jantan sudah berisi telur ikan. Apabila telur ikan sudah banyak sebaiknya induk betina segera di angkat supaya induk betina tidak memakan telurnya, sedangkan induk jantan masih kita biarkan untuk mengeram dan memelihara telurnya (Lingga dan Susanto, 2003).
5
C. Ekstrak Kulit Rambutan Rambutan Nephelium lappaceum merupakan salah satu jenis buahbuahan yang memiliki banyak manfaat mulai dari akar, buah, kulit batang, daun serta bijinya. Rambutan adalah salah satu tanaman lokal yang banyak di temukan di Indonesia. Kulit buah rambutan memiliki kandungan pigmen alami barupa anthosianin yang dapat di ekstrasi dan dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami (Mangku dkk, 2006 ) Dalimartha (2005), menyatakan bahwa buah rambutan mengandung karbohidrat, protein, kalsium dan vitamin C sedangkan kulit buahnya mengandung flavonoid, tanin dan saponin. Kumalaningsih (2007) menambahkan bahwa buah rambutan juga mengandung zat besi dan fosfor. Kulit buahnya mengandung flavonoid, tanin dan saponin(Dalimarta, 2005). Di alam distribusi karoten amat luas dalam bentuk fisika kimia yang beragam, kendati semuanya mempunyai bentukan yang sama dalam sel hidup. Tanaman merupakan tempat pembentukan sekaligus penyimpan karoten yang baik. Sementara sebagian besar binatang, termasuk ikan tidak dapat mensintesis karotenoid sendiri, tetapi dapat menyimpanya sehingga harrus disuplai dalam diet pakannya (Satyani dan Daelani, 2009). Karotenoid merupakan suatu zat alami yang sangat penting dan mempunyai sifat larut dalam lemak atau pelarut organik tetapi tidak larut dalamair yang merupakan suatu kelompok pigmen berwarna oranye, merah
6
atau kuning. Senyawa ini ditemukan tersebar luas dalam tanaman dan buahbuahan dan tidak diproduksi oleh tubuh hewani (Kumalaningsih, 2007).
D. Kualitas Air Media Budidaya Ikan Cupang Kualitas
air
merupakan
salah
satu
faktor
penentu
dalam
keberhasilan budidaya. Kualitas air yang digunakan dalam pemeliharaan ikan Cupang harus disesuaikan dengan syarat hidupnya, selalu terjaga kebersihannya dan terhindar dari zat-zat beracun, seperti amoniak, limbah pabrik, detergen, dan lain-lain. Ikan akan tumbuh optimal jika kualitas airnya baik. Suhu pada air mempengaruhi kecepatan reaksi kimia, baik dalam media luar maupun air (cairan ) dalam tubuh ikan. Suhu makin naik maka reaksi kimia akan makin cepat, sedangkan konsentrasi gas dalam air akan makin turun,termasuk oksigen. Suhu optimal antara 25 – 32 OC, (Lesmana, 2004). Makin tinggi nilai pH suatu perairan, daya racun amoniak semakin meningkat, sebab sebagian besar dalam bantuk NH3, sedangkan amonia dalam bantuk molekul (NH3) dalam jumlah tertentu bersifat racun. Daya racun meningkat pada suhu tinggi, konsentrasi oksigen, salinitas dan kesadahan rendah. Kisaran pH optimum untuk pertumbuhan ikan sekitar 7 – 8 dan kisaran NH3 < 1. Untuk mendukung pertumbuhan ikan yang baik, maka kandungan oksigen terlarut yang dianjurkan tidak kurang dari 1,5 ppm (Parinding 1994). E.
Tingkat Kesehatan Ikan
Masalah terbesar yang sering dianggap menjadi penghambat budidaya ikan adalah munculnya serangan penyakit. Meskipun ikan 7
Cupang mudah dipelihara, bukan berarti terlepas dari kendala. Salah satu kendalanya
adalah
munculnya
serangan
penyakit
yang
dapat
menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi sangat lambat (kekerdilan), mortalitas meningkat, konversi pakan manjadi sangat tinggi dan menurunnya hasil panen (produksi). Penyakit yang di hadapi ikan Cupang cukup banyak, sehingga kesehatan ikan cupang harus dijaga, diantaranya kualitas air dan pasokan pakan yang berkualitas, sehingga ikan cupang tidak mudah terkena penyakit. Darah merupakan medium dalam sistem sirkulasi yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, hormon serta membawa sisa-sisa hasil metabolisme dan bahan-bahan patogen (Moyle & Cech,2004). Darah ikan tersusun atas sel-sel darah yang tersuspensi dalam plasma dan diendarkan ke seluruh jaringan tubuh melalui sistem sirkulasi tertutup. Sel dan plasma darah mempunyai fisiologis yang sangat penting. Penyimpangan fisiologis ikan
akan
menyebabkan
komponen-komponen
darah
mengalami
perubahan (Wedemeyer dkk.,1990 dalam Alifuddin, 1999). Saptiani (1996), menyatakan bahwa tanggap fisiologik ikan terhadap sakit dapat diamati
melalui
penyimpangan
tingkah
laku,
anatomi
melalui
penyimpangan tingkah laku, anatomi, hematologis, dan respon kebal ikan. Penyimpangan tersebut merupakan indikasi terjadinya perubahan status kesehatan ikan dari kondisi fisilogik normal menjadi abnormal. Perubahan gambaran dan kimia darah baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat menentukan kondisi ikan atau status kesehatannya. 8
Salah satu cara untuk membantu mendiagnosa adanya penyakit pada ikan yaitu melalui pemeriksaan darah. Darah dari ikan dapat diberi perlakuan dengan cara immunostimulan dan kontrol. Dalam perhitungan total leukosit akan terlihat bahwa kisaran pada perlakuan maupun control masih dalam kondisi normal. Rastogi (1977) menyatakan jumlah leukosit ikan normal sekitar 2.000 – 15.000 sel/mm³ darah, memiliki satu inti, dua inti, atau lebih. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kekebalan tubuh ikan. Sedangkan persentase hematokrit pada masa pemeliharaan cenderung mengalami peningkatan baik pada perlakuan maupun control, akan tetapi masih berada pada kisaran normal. Hematokrit dan luekokrit merupakan metode untuk menetukan rasio volume sel darah terhadap plasma darah. Umumnya nilai hematokrik berkisar antara 20 – 50 %, biasanya ikan yang bergerak lebih aktif akan memiliki nilai hematokrik yang lebih tinggi (Feldman dkk, 200). Nilai hematokrik pada ikan memiliki variasi yang luas (Anderson dan Siwicki, 1995). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai hematokrik yaitu umur, lingkungan, metode sampling, kualitas air, pakan dan status kesehatan ikan. Nilai leukokrit merupakan persentase darah putih pada ikan dapat menunjukkan status kesehatan ikan. Kisaran ikan sehat yakni berkisar antara 1 – 2 % (Anderson dan Siwicki, 1995). Luekokrit yang renrah menunjukkan adanya serangan infeksi kronis, kualitas nutrisi rendah,
9
kekurangan vitamin dan adanya kontaminan, sedangkan kadar leukokrit yang tinggi dapat disebabkan oleh infeksi awal dan stress. Aktifitas fagositosis merupakan kegiatan sel berupa pencaplokan partikel yang dilakukan oleh sel mononuclear (monosit dan makrofag) dan polinuklear (neutrofil dan eosinofil) (Nurhayati dkk, 2003). Fagositosis pada ikan merupakan mekanisme utama dalam respon kekebalan non spesifik terhadap bakteri, virus dan parasit. Aktifitas fagositosis yang rendah disebabkan oleh kontaminan, stress, infeksi kronis, kekurangan protein dan vitamin. Sedangkan fagositosis yang tinggi disebabkan oleh immunstimulan, awal respon vaksinasi atau awalnya terjadi infeksi (Anderson dan Siwicki, 1995).
10
BAB III METODE PENELITIAN A.
Waktu dan Tempat
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni – Agustus 2013 di Laboratorium
Perikanan,
Jurusan
Perikanan
Fakultas
Pertanian
Universitas “45” Makassar. Sedangkan pengukuran kadar darah dilakukan di Laboratorium Patologi Balai Penelitian dan Pengembangan Air Payau Maros. B.
Materi Penelitian
Ikan Cupang Betta spelendes diperoleh dari Unit Pembenihan di Kota Makassar. Kepadatan ikan Cupang yang dipergunakan 1 ekor per wadah, ditempatkan pada toples volume air sebanyak 1 L. Kulit Rambutan sebagai pakan uji diperoleh dari pasar komersial. Peralatan yang digunakan adalah Toples plastic bening yang bervolume 1.5 L sebanyak 12 buah, Akuarium penampungan air volume 100 L sebanyak 2 buah, saringan plankton ukuran 10 µm, timbangan, blender, elektrik, pipet, aerasi, coolbox, ependof, fish dryer, kertas saring, cawan petri dan mikroskop. C.
Rancangan Percobaan
Perlakuan pada penelitian ini adalah pemberian ekstrak kulit Rambutan pada pakan dengan dosis yang berbeda, yakni: 1.
Perlakuan A : 0 % Ekstak Rambutan + Pakan Buatan 100 %
2.
Perlakuan B : 5 % Ekstrak Rambutan + Pakan Buatan 95 %
3.
Perlakuan C : 10 % Ekstrak Rambutan + Pakan Buatan 90 %
4.
Perlakuan D : 15 % Ekstrak Rambutan + Pakan Buatan 85 % 11
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan masing – masing perlakuan dengan tiga kali ulangan. Setiap perlakuan diberi lebel dan penempatan setiap unit percobaan dilakukan secara acak (Gambar 1.)
B.2
C.1
D.3
B.3
C.3
A.2
C.2
D.1
A.3
A.1
B.1
D.2
Gambar 3. Tata Letak Unit-Unit Percobaan Selama Penelitian (A
= 0 %/Kontrol, B = 5 %, C = 10 %, D = 15 %, dan 1,2,3 ulangan)
D.
Prosedur Penelitian
Menyediakan alat yang akan digunakan dan dilakukan sterilisasi. Mengisi air akuarium kemudian di pasang aerasi. Memilih ikan cupang Betta spelendes. yang tidak cacat, sehat, lincah dan juga kecemerlangan warna tubuh ikan. Menyiapkan toples sebanyak 12 buah di isi dengan air sebanyak 1 Liter kemudian setiap toplesnya diisi dengan 1 ekor ikan .Umur yang cukup untuk dikembangkan yaitu sekitar 3 bulan (± 5 cm) Teknik pembuatan ekstrak kulit Rambutan adalah mengeringkan kulit Rambutan selama 3 hari, setelah kering di potong kecil-kecil kemudian diblender,setelah itu di tapis sampai halus seperti tepung. Pakan komersil dicampur dengan ekstrak kasar Kulit Rambutan 12
mengunakan putih telur dan air sebagai binder kemudian dikeringkan. Pakan yang diberikan kepada ikan dengan komposisi yakni 95 % pakan + 5% ekstrak kulit rambutan, 90% pakan + 10% ekstrak kulit rambutan, 85% pakan + ekstrak kulit rambutan 15% dan sebagai control hanya diberikan pakan tanpa ekstrak kulit rambutan. Waktu pemberian pakan pada pagi hari dengan komposisi 5% dari berat tubuh ikan. Pergantian air dilakukan setiap 3 hari sekali. Pengukuran kualitas air yaitu suhu dengan menggunakan thermometer diukur setiap 3 hari sekali, pH dengan menggunakan pH meter atau kertas lakmus, oksigen terlarut dengan menggunakan DO meter dan Amoniak diukur menggunakan spektrometer, diukur pada awal, tengah dan akhir penelitian. Sampling dilakukan setiap satu minggu sekali untuk mengukur berat, panjang dan tingkat kecerahan ikan. Pengukuran parameter uji dilakukan pada akhir penelitian dengan mengambil darah pada jaringan ekor sebanyak 1 cc per ikan. E.
Parameter yang Diamati
Parameter yang diamati adalah kandungan darah padah ikan Cupang yakni Aktifitas Fagositosis, Kadar Leukokrit dan Hematokrit sesuai dengan metode Anderson dan Siwicki (1995), yaitu 1. Aktifitas Fagositosis •
Sebanyak 50 µl darah dimasukkan kedalam mikrotube, ditambah 50 µl suspense Staphylococcus aureus dalam PBS (107 sel) dicampurkan hingga homogeny serta diinkubasi selama 20 menit 13
•
Selanjutnya dibuat sediaan ulas dengan mengambil sampel 5 µl larutan darah dan dikering udarakan
• Sediaan ulas difikasi dengan methanol selama 5 menit kemudian dibilas dengan akuades dan dikeringkan. • Setelah dikering dilanjutkan pewarnaan dengan pewarna giemsa selama 15 menit. •
Preparat dicuci dengan air mengalir, kemudiaan dikeringkan diantara kertas tissue
•
Aktivitas fagositik dihitung berdasarkan persentase sel yang menunjukkan proses fagositosis dari 100 jumlah sel yang terhitung.
2. Kadar Leukokrit • Sampel darah dihisap dengan pipet berskala sampel 0,5 dilanjutkan dengan menghisap larutan Turk’s sampel skala 11, goyangkan pipet agar bercampur homogeny. Larutan Turk’s dibuat dengan cara mencampurkan Acetic acid glacial 1-1,5 mL; gentiam violet 0,1 g: akuades 100 mL; bahan-bahan tersebut dicampur hingga homogen. • Buang tetesan pertama, tetesan berikutnya dimasukkan ke dalam hemasitometer dan ditutup dengan kaca penutup. • Penghitungan dilakukan pada 5 kotak besar hemasitometer. • Jumlah leukosit sama dengan jumlah sel leukosit terhitungx 50 sel/mm³.
14
3. Kadar Hematoktik •
Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung hematokrit sampel kirakira 4/5 bagian tabung, sumbat ujungnya ( bertanda merah).
•
Sentrifuse dengan sentrifuse hematokrit selama 15 menit dengan kecepatan 3.500rpm
•
Pengukuran kadar hematokrit dilakukan dengan membandingkan volume padatan sel darah dengan volume seluruh darah pada skala hematokrit. F.
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisa dengan Analisa Sidik Ragam untuk masing – masing parameter dan dilanjutkan Uji Lanjut Tukey bila terdapat pengaruh perlakuan lama pengkayaan (P = 0,01 dan 0,05) dengan menggunakan SPSS versi 15.0 for Windows. Untuk mendapatkan pola lama pengkayaan, penyajian grafik dan tabulasi data menggunakan Microsoft Exel 2007.
15
BAB IV JADWAL PELAKSANAAN Jadwal pelaksanaan penelitian selama 3 bulan (Juni – Agustus) (tentative) dapat dilihat secara rinci sebagai berikut: No Kegiatan 1 2 3 6 7 8
I
Bulan I II III IV
Bulan II Bulan III I II III IV I II III IV
Persiapan Pembuatan Ekstak Kulit Rambutan Budidaya Ikan Cupang Analisa Laboratorium dan Pertumbuhan ikan Cupang Analis dan Pengolahan Data Pelaporan
16
BAB V REKAPITULASI ANGGARAN Jumlah rencana penelitian ini sebanyak Rp. 10.000.000,- dengan rekapitulasi sebagai berikut: No
Jenis Pengeluaran
Biaya yang Diusulkan (Rp) 2.775.000,-
1
Gaji dan Upah
2
Bahan Habis Pakai dan Peralatan
3
Perjalanan
120.000,-
4
Lain-lain (Publikasi, Seminar, Laporan dll)
500.000,-
Jumlah
6.605.000,-
10.000.000,-
Terbilang: Sepuluh Juta Rupiah
17
DAFTAR PUSTAKA Alifuddin, M. 1999. Peran Imunostimulan (Lipopolisakarida, Saccharomycescvises cerevisae dan Levamisol) pada gambaran Respon Imunitas Ikan Jambal Siam (Pangasius Hypopthalamus). Anderson, D.P. dan A.K Siwicki. 1995. Basic Haematology and Serology for Fish Health Programs. In Diseases in Asia Aquaculture II. M. Sharif, J.R. Arthur, S.P Subasinge (Eds) Fish Health Section. Asian Fisheries Society. Manila. Philphines. Daintith, M. 1993. Live feeds for marine aquaculture: a training guide. An Aquaculture Sourcebook Publication in Association with the National Key Centre for Aquaculture, University of Tasmania, Launceston. 32 pp Dalimartha, S., 2003, Cabai Merah (Capsicum Annumm L.), (Online) (Pusat Data Informasi/PERSI.html/show/arsipnews&tbl/alternatif, diakses tanggal 29 Februari 2013). Effendie, M. I. 1997. Bogor, 109 hal.
Metode Biologi Perikanan.
Yayasan Dewi Sri.
Eshill, J. dkk. 2008. Marigold as a Carotenoid Source on Pigmentation and Growth of Red Swordtail Xiphohorus helleri. Turkish Journal of Fisheries and Aquatic Sciences. Feldman, B.F, J.G. Zinkel dan N.C. Jain. 2000. Veterinary Haematology. 5TH Edition. Lippincott Williams and Wilkins. Kumalaningsih, S., 2007. Antioksidan, Sumber dan Manfaatnya. (Online) (http://antioxidantcentre.com/index.php/Antioksidan/3.-AntioksidanSumber-Manfaatnya.html, 29 Feberuari 2013). Kuncoro, Eko Budi, 2011. Sukses Budidaya Ikan Hias air Tawar.Lily Publisher,Yogyakarta. Lesmana, D.S. 2004. Kualitas Air Untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta. Lingga, P. dan Susanto.H, 2003. Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta. Mangku, I Gede Pasek. 2006. Studi Pemanfaatan Kulit Buah Rambutan Sebagai Bahan Pewarna Alami. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan Wicaksana. Vol.15.No.2. Maforimbo, E., 2002, Evaluation of Capsicum as a source of Natural Antioxidant in Preventing Rancidity in Sunflower Oil, The Journal of Food Technology in Africa, Vol.7, Apr-Jun, 2002.
18
Mahardian, D.E., 2003, Studi Aktivitas Antioksidan Likopen Dari Buah Tomat (Lycorpesicum Esculentum), Tugas akhir tidak dipublikasikan. Universitas Brawijaya, Malang.
Moyle,P.B. dan Cech, J.J. 2004. Fishes. An Introduction to Ichthyology 5th ed .USA: Prentice Hall, Inc. Nurhayati, A.P.D., R. Pratiwi dan Triyanto. 2003. Pengaruh Interval Booster Terhadap Indeks Fagositik pada ikan Lele Dumbo yang Divaksin Sitoplasma Aeromonas hydriphila. Prosiding Makalah Seminar Nasional Biologi 4. Program Studi Biologi. FMIPA. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya. Parinding, Y. S. 1994. Pengaruh penggunaan berbagai jenis pakan terhadap pertumbuhan populasi monokultur Brachionus plicatilis O. F. Muller. Skripsi. Fakultas Peternakan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin, Ujung Pandang. 36 hal. Rastogi, S.C. 1977. Essensial of Animal Physiology. Willey Easterm Limeted. New Delhi. Bangalore. Bombay. Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi (Penerjemah: Kosasih Padmawinata), Penerbit ITB, Bandung, Saptiani, G. 1996. Gambaran Sistem Kekebalan Non Spesifik pada Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Akibat Pemberian Immunstimulan. Program Pasca Sarjana IPB. Bogor Satyani, D.L dan Daelani, D. 2009. Panduan Lengkap Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ikan Hias
Air
Tappin, A.R. 2010. Rainbow Fishes: Their Care and The Keeping in Captivity.
19
20
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian NO
URAIAN KEGIATAN
VOL
SATUAN
1
2
3
4
1
2
3
SATUAN 5
Honor
JUMLAH 6
2,775,000
Honor Ketua Tim
45
OJ
35,000
1,575,000
Honor Anggota Tim
40
OJ
30,000
1,200,000
BAHAN
6,605,000
Pembuatan Ekstrak Kulit Rambutan
1
Paket
350,000
350,000
Pakan Buatan
1
paket
100,000
100,000
Sabun dan Klorin
1
Paket
35,000
35,000
Ikan Cupang
12
ekor
15,000
180,000
Analisa Darah
36
Sampel
150,000
5,400,000
Formalin
1
liter
40000
40,000
Wadah, Selang dan Batu Aerasi
1
Paket
500000
500,000
Lapangan
120,000
Perjalanan ke Maros(2 orang x 2 kali) 4
HARGA
4
OT
30000
Lain-Lain
120,000 500,000
Laporan/Jurnal/Prosiding
1
Paket
350,000
350,000
Dokumentasi
1
Paket
150,000
150,000
Jumlah
10,000,000
Terbilang : Sepuluh Juta Rupiah
21
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas No Nama 1
2
Bidang Alokasi Ilmu Waktu Sutia Budi, 0927067601 Manajemen 45 Jam S.Pi, M.Si Budidaya Ikan Hias / Nutrisi
Mardiana, S.Pi
NIDN
0903067201 Budidaya 40 Jam Perairan / Penyakit Ikan
Urairan Tugas • Melakukan Persiapan Penelitian • Mengamati Tingkat Pertumbuhan Ikan Cupang • Menganalisa Kualitas Kesehatan Ikan Cupang • MengontrolPemberian Pakan • Melakukan Persiapan Penelitian • Mengamati Tingkat Pertumbuhan Ikan Cupang • Menganalisa Kualitas Air Media Budidaya dan kondisi ikan Cupang • Menganalisa Pertumbuhan/ Perkembangan Ikan Cupang
22
Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup Peneliti
23
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
KETERANGAN PERORANGAN 1.
Nama Lengkap
Sutia Budi, S.Pi, M.Si
2.
NIDN
0927067601
3.
Tempat Lahir/Tgl. Lahir
Watampone, 27 Juni 1976
4.
Jenis kelamin
Pria
5.
Agama
Islam
6.
Jabatan Fungsional
Asisten Ahli
7.
Fakultas
Pertanian
8.
Perguruan Tinggi
Universitas 45 Makassar
9.
Alamat Rumah
a. Jalan
Jl. Ibnu Khaldun Blok AC Lama No. 17 Perdos Unhas
b. Kelurahan/Desa
Tamalanrea Jaya
c. Kecamatan
Tamalanrea
d. Kabupaten/Kota
Makassar
e. Propinsi
Sulawesi Selatan
f. Email
[email protected]
g. Telepon
081 2424 6272
II.
MATA KULIAH YANG DIAMPU
1.
Teknologi Pembenihan Ikan
2.
Manajemen Budidaya Air Payau
3.
Manajemen Budidaya Air Tawar
4.
Budidaya Makanan Alami
5.
Rekayasa Budidaya
6.
Budidaya Ikan Hias
7.
Manajemen Kualitas Air
8.
Dasar – Dasar Budidaya Perairan
9.
Nutrisi Ikan
III.
RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL
NO
TINGKAT
NAMA PENDIDIKAN
JURUSAN
TAHUN
TEMPAT
1
SD
SDN 10
1988
Watampone
2
SLTP
SMPN 2
1991
Watampone
3
SLTA
SMPN 3
Biologi
1994
Watampone
4
S1
Universitas Hasanuddin
Budidaya Perairan
2000
Makassar
5
S2
Universitas Hasanuddin
Ilmu Perikanan
2010
Makassar
IV. PENELITIAN 1. Sektretaris, Studi Kelayakan Tambak Ikan Bandeng Pola Inti Plasma Kabupaten Pangkep Tahun 2000 Kerjasama LPPM Unhas dengan Departemen Koperasi Sul-Sel 2. Peneliti, Evaluasi Program Kebijakan Pembangunan Perikanan Dinas Perikanan TK II SeSulawesi Selatan Kerjasama Dinas Perikanan Tingkat I dengan Lembaga Kemahasiswaan Perikanan Se-Makassar Tahun 2000. 3. Sekretaris, Pemberdayaan Masyarakat Perikanan di Kawasan Pesisir Kabupaten Dati II Barru Kerjasama Dinas Perikanan TK I Sul-Sel dengan Yayasan Bumi Lestari Tahun 2000. 4. Peneliti, Survey Sumberdaya Perikanan Karang Spermonde Sulawesi Selatan,Yayasan World Wide Foundation Indonesia, Tahun 2001 5. Peneliti, Studi Budidaya Laut di Kepulauan Taka Bonerate Tahun 2002 Kerjasama Yayasan Mattirotasi dengan COREMAP. 6. Peneliti, Evaluasi Dampak Program PEMP di Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2005 Kerjasama CV. Nature Bestari dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sulawesi Selatan. 7. Peneliti, Tata Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Makassar Tahun 2005 Kerjasama CV. Sanur Putra Jaya dengan Dinas Perikanan Propinsi Sulawesi Selatan. 8. Peneliti, Penyusunan Profil Lembaga LEP-M3 PEMP Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2006 Kerjasama CV. Nature Bestari dan DKP Provinsi Sulawesi Selatan. 9. Peneliti, Penyusunan Tata Ruang Pesisir dan Pulau Kecil Kabupaten Luwu, Wajo, Bone dan Sinjai Tahun 2006 Kerjasama PT Andal Persada dengan DKP Provinsi Sulawesi Selatan. 10. Peneliti, Penyusunan Naskah Akademik Pengelolaan Terumbu Karang Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2006 Kerjasama CV. Nature Bestari dan Coremap II Provinsi Sulawesi Selatan 11. Peneliti, Penyusunan Rencana Strategis Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2006 Kerjasama PPTK Unhas dan Coremap II Provinsi Sulawesi Selatan 12. Peneliti, Survey Sosial Ekonomi Desa Coremap II Tahun 2006 kerjasama CV. Nature Bestari dan Coremap II Kabupaten Pangkep 13. Peneliti, Survey dan Pemetaan Detil Lokasi terpilih untuk pengembangan ekowisata di TWAL Kapoposang Sulawesi Selatan Tahun 2006 kerjasama CV. Nature Bestari dan Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan 14. Peneliti, Penyusunan Tata Ruang Pesisir Kabupaten Mamuju Propinsi Sulawesi Barat Tahun 2007 kerjasama CV. Arista dan DKP Provinsi Sulawesi Barat 15. Peneliti, Sosialisasi dan Pameran Hasil Kegiatan MCRM Kabupaten Pangkep Tahun 2007 kerjasama CV. Nature Bestari dan Bappeda Kabupaten Pangkep 16. Peneliti, Penyusunan Aturan Barang Bukti Ikan Tahun 2007 kerjasama Yayasan Econatural Cociety dan DKP Coremap Sulawesi Selatan 17. Peneliti, ARE (Adaptive Research and Extention) Tahun 2007 kerjasama Mitra Bahari dan Bappeda Provinsi Gorontalo 18. Peneliti, Sertifikasi Perdagangan Organisme Terumbu Karang Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2007 kerjasama CV. Wahana Bahari dan Coremap Provinsi Sulawesi Selatan 19. Peneliti, Monitoring dan Penilaian Kondisi Terumbu Karang Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2007 kerjasama CV. Tujuh Samudera dan Coremap Provinsi Sulawesi Selatan 20. Peneliti, Penyusunan Sistem Data Base Perikanan dan Kelautan Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2007 kerjasama CV. Nature Bestari dan DKP Provinsi Sulawesi Selatan 21. Peneliti, Monitoring Ekologi dan CREEL Kabupaten Pangkep tahun 2007 kerjasama PPTK Unhas dan Coremap Kabupaten Pangkep 22. Pelaksana, Pelatihan Keuangan Mikro tahun 2008 kerjasama CV. Nature Bestari dan Coremap Kabupaten Pangkep 23. Peneliti, Adaftive Responsive Education Tahun 2008 kerjasama PT.Madep dan Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan
24. Peneliti, Small Natural Resources Management tahun 2008 kerjasama PT.Madep dan Bappeda Provinsi Sulawesi Selatan 25. Peneliti, Penyusunan Rencana Strategis Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Pinrang, kerjasama CV. Nature Bestari dan Bappeda Pinrang 26. Peneliti, Penyusunan Rencana Zonasi Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Pinrang, kerjasama CV. Wahana Bahari dan Bappeda Pinrang 27. Peneliti, Perencanaan Rencana Desa PNPM Kabupaten Bantaeng tahun 2009 kerjasama CV. Nature Bestari dan DKP Bantaeng 28. Peneliti Perencanaan Rencana Desa PNPM Kabupaten Wajo tahun 2009 kerjasama CV. Nature Bestari dan DKP Wajo 29. Peneliti, Perencanaan Rencana Desa PNPM Kabupaten Polman tahun 2009 kerjasama CV. Pesisir Lestari Sejahtera dan DKP Polman 30. Peneliti, Kajian Potensi Lestari Ikan Karang di Kabupaten Pangkep tahun 2009 kerjasama CV. Aquamarine dan Coremap Provinsi Sulawesi Selatan 31. Peneliti, Pemetaan Sumberdaya Masyarakat Pesisir Kabupaten Polman tahun 2010 kerjasama CV. Pesisir Lestari Sejahtera dan DKP Polman 32. Peneliti, Kajian Mitigasi Bencana Wilayah Pesisir Kabupaten Pangkep Tahun 2010 kerjasama CV. Pesisir Lestari Sejahtera dan DKP Provinsi Sulawesi Selatan 33. Peneliti, Kajian Dampak Coremap II Terhadap Aktivitas Destruktive Fishing di Kabupaten Pangkep tahun 2010 kerjasama CV. Nature Bestari dan Coremap Provinsi Sulawesi Selatan 34. Peneliti, Kajian Mitigasi Bencanwa Wilayah Pesisir (Abrasi dan Sedimentasi) Pantai Bira Kabupaten Bulukumba tahun 2011 kerjasama CV. Nature Bestari dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan 35. Peneliti, Pemetaan Padang Lamun di Wilayah Pantai Bira Kabupaten Bulukumba tahun 2011 kerjasama CV. Pesisir Lestari Sejahtera dan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan 36. Peneliti, Analisis Implementasi seed fund di Lokasi Coremap II Kabupaten Pangkep Terhadap Peningkatan Pendapatan dan Kesejahteraan Masyrakat Pulau-Pulau Kecil. Tahun 2011 Kerjasama CV. Pesisir Lestari Sejahtera dan Coremap II Provinsi Sulawesi Selatan 37. Ketua Peneliti, Peningkatan Kualitas Asam Amino Esensial Rotifer Brachionus plicatilis Oleh Probiotik Bacillus sp. Dengan Periode Enrichment Berbeda. Penelitian Dosen Pemula. Tahuin 2012. Dikti - Kopertis IX – LPPM Universitas 45 Makassar. V. PUBLIKASI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Skripsi, Pengaruh Fotoperiode Terhadap Pertumbuhan Rotifer (Brachionus plicatilis) Tahun 2000. Unhas. Makassar. Dokumen. Naskah Akademik Pengelolaan Terumbu Karang Sulawesi Selatan. Tahun 2007. Makassar Dokumen. Rencana Strategis Pengelolaan dan Rehabilitasi Terumbu Karang Sulawesi Selatan, Tahun 2007. Makassar Dokumen, Sertifikasi Perdagangan Ikan Karang, Tahun 2007. Makassar Dokumen. Rencana Strategis Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Pinrang, Tahun 2008. Pinrang Dokumen. Rencana Zonasi Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Pinrang, Tahun 2008. Pinrang Tesis, Peningkatan Aktivitas Enzim Pencernaan dan Kualitas Nutrien Rotifer (Brachionus plicatilis) oleh Probiotik (Bacillus sp.) dengan Periode Pengkayaan Berbeda. Tahun 2010. Unhas. Makassar. Prosiding. Peningkatan Aktivitas Enzim Pencernaan Rotifer (Brachionus plicatilis) oleh Bacillus sp) dengan Periode Pengkayaan Berbeda. Tahun 2010. UGM. Yogyakarta. Prosiding. Peningkatan EPA dan DHA Rotifer (Brachionus plicatilis) oleh Bacillus sp. dengan Periode Pengkayaan Berbeda. Tahun 2010. IPB. Bogor.
10. 11.
12. 13.
14. 15.
16.
17. 18.
19.
Prosiding. Improvement ment of digestive enzyme activity of rotifer (Brachionus (Brachionus plicatilis plicatilis) by Bacillus sp. with different periods of enrichment. Tahun 2010. MAI. Surabaya. Jurnal. Peningkatan Kualitas Nutrisi dan Pertumbuhan Rotifer (Brachionus (Brachionus plicatilis plicatilis) dengan Pengkayaan Bacillus Sp. pada Lama Pengkayaan Berbeda.. Tahun 2011. Jurnal Aquakulture. IPB. Bogor Prosiding. Perbedaan Ukuran Lorica Rotifer (Brachionus ( plicatilis)) oleh Bacillus sp. Dengan Periode Pengkayaan Berbeda. Tahun 2011. UGM. Yogyakarta Jurnal. Peningkatan Kandungan Kandungan Asam Lemak Rotifer Brachionus plicatilis Oleh Bacillus sp. Dengan Periode Pengkayaan Berbeda. Jurnal. Jurnal Ilmu Perikanan Octopus. ISSN 2302-0670. 0670. Vol 1 No. 1. Hal 1 – 6. Tahun 2012. Makassar. Prosiding. Pengaruh Periode Pengkayaan Rotifer Ro Brachionus plicatilis Oleh Bacillus sp. Terhadap Kualitas Asam Amino Essensial. Prosiding. Indonesia Aquakultur - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. kultur. Tahun 2012. Makassar. Prosiding. Tingkat Penerimaan Larva Udang Windu Penause monodon Terhadap Mikroalgae Chaetoceros gracilis Yang Diberi Berbagai Konsentrasi Karbondioksida. Prosiding. Indonesia Aquakultur - Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Tahun 2012. Makassar. Prosiding. Tingkat Prevalensi, Patogenitas dan Intensitas Serangan Aeromonas sp. Pada Larva Ikan Lele Dumbo Clarias gariephinus di Kabupaten Maros. Prosiding. Seminar Nasional Tahunan IX Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. UGM. Tahun 2012. Yogyakarta. Jurnal. Efektifitas Ekstrak Kulit Manggis Garcinia mangostana Dalam Menghambat Bakteri Vibrio harveyii.. Jurnal. Jurnal Ilmu Perikanan Octopus. ISSN 2302 2302-0670. Vol 1 No. 2. Tahun 2012. Tahun 2012. Makassar. Jurnal Peningkatan Kandungan Kandungan Asam Amino Rotifer Brachionus plicatilis Oleh Bacillus sp. Dengan Periode Enrichment Berbeda. Jurnal. Jurnal. Jurnal Ilmiah Ecosystem. ISSN 1141-3597. 3597. Vol 12 No. 3. Hal 360-451. 360 Tahun 2012.Makassar Makassar Jurnal. The Economic Val1uation and the Use of Mangrove Resource at the Coast of Pangkep District, South Sulawesi Province, Indonesia. Indonesia. Jurnal. ISSN 1927 1927-6648 (online), International Journal of Marine Science 2012, Vol.2, No.3, 18 18-23. http://ijms.sophiapublisher.com Tahun 2012. http://ijms.sophiapublisher.com.
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sesungguhnya. Makassar, 1 Maret 2013 Yang membuat,
Sutia Budi, S.Pi S.Pi, M.Si
DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama Tempat/Tanggal Lahir Agama Jenis Kelamin Status Alamat HP. E-mail
: Mardiana, S.Pi : Ujung Pandang, 03 Juni 1972 : Islam : Perempuan : Kawin : Jln Goa Ria Btn Kodam VII WRB Blok B2No 11 Sudiang Makassar : 08124259994 :
[email protected]
MATA KULIAH YANG DIAMPU • • • • •
Parasit dan Penyakit Ikan Rekasaya Budidaya Perairan Dasar-Dasar Budidaya Manajemen Budidaya Ikan Air Tawar Teknologi Pembenihan Ikan
PENDIDIKAN FORMAL • • • •
SD Inpres Pattalassang Kabupaten Gowa (Tahun 1979 - 1985) SMP Negeri Bontomarannu Kabupaten Gowa (Tahun 1985 – 1988) SMU Pembangunan Makassar (Tahun 1988 – 1991) Universitas “45” Makassar (Tahun 1991 – 1996)
PENDIDIKAN INFORMAL • Peserta Penataran/ Pelatihan Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional (PEKERTI), P3AI Universitas “45” di Makassar (28 September – 2 Oktober 2010)
PENGALAMAN ORGANISASI 1992 – 1993
:
1993 – 1994 1993 – 1995
:
1993 – 1995 1993 – 1995
: :
Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Perikanan (HIMARIN) Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas “45” Makassar Anggota Senat Fakultas Pertanian Universitas 45 Pengurus Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia (HIMAPIKANI) Anggota Aquatik Study Club Makassar (ASCM) Pengurus Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas “45” Makassar
1996– sekarang
:
Pengurus IKA Aquatik Study Club Makassar (ASCM)
PENGALAMAN KERJA 1. Pengalaman Akademik 1993 – 1998
1994 2009
: Asisten mata kuliah Dasar-Dasar Budidaya Perairan, Fisiologi Hewan Air, Hama dan Penyakit Ikan, Pembenihan, Manajemen Hatchery, Pakan Ikan, dan Aquakultur Lanjutan : Praktek Kerja Lapang (PKL) di Unit Pertambakan Intensif CV. Birkah Indah Kabupaten Barru, Prov. Sulsel : Staf Dosen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas 45, Makassar
2. Pengalaman Umum 1998
:
1999
:
2007-Sekarang
:
2008-Sekarang
:
2009- 2012
:
Manager Pemasaran PT. Makassar Agro Kawasan Indonesia Timur Makassar Sulawesi Selatan. Pimpinan CV. Dian Mitra Utama Bergerak di Bidang Perdagangan Umum Makassar Sulawesi Selatan Pimpinan UD. Dian Mitra Utama (Pengadaan Sarana Pertanian) Kabupaten Maros Pimpinan Cabang Induk Koporasi Perdaagangan Indonesia (Perwakilan) Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Anggota LP3HAM Komosi Buruh Tani dan Nelayan
PELATIHAN DAN SEMINAR • • • •
• •
•
Peserta Diskusi Panel Tentang Persaingan Usaha Yang Sehat Dalam Era Globalisasi, IKPI Sulsel, Makassar (3 April 2010). Peserta Seminar Internasional “Innovations in Modern Business Education” Samara Institute of RSUTE Russia-Universitas “45” di Makassar (21 Juli 2010) Peserta Seminar Nasional Tentang Indonesia Cerdas Gizi Mutlak Terpenuhi, ISMAPETI Universitas “45” di Makassar (24 Juli 2010) Peserta Seminar Nasional Serealia Tentang Meningkatkan Peran Penelitian Serealia Dalam Mewujudkan Swasembada Pangan Berkelanjutan, Balitsereal Maros, Prov. Sulsel (27 – 28 Juli 2010) Peserta acara Coremap Goes to Campus di Gedung IPTEKS Universitas Hasanuddin Tamalanrea, Makassar, Prov. Sulsel (11 Desember 2010) Peserta Workshop Program Mitra Bahari-Coremap II dan World Bank Supervision Mission-Coremap II di Gedung IPTEKS Universitas Hasanuddin Tamalanrea, Makassar, Prov. Sulsel (24 Januari 2011) Peserta Dialog Ilmiah Tentang Pengembangan Pengelolaan Budidaya Ikan Hias dan Terumbu Karang Secara Optimal dan Berkelanjutan Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, Universitas “45”-Yayasan Alam Indonesia Lestari di Makassar (1 Pebruari 2011).
• • •
• •
•
Peserta Reuni Akbar Alumni Universitas “45” dan Seminar Pembangunan Nasional. Makassar (13 Mei 2011) Peserta Seminar Iwapi Goes To Campus “Entrepreneurship Challenge” Balai Sidang Universitas “45” Makassar (15 Juni 2011) Peserta Workshop Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Diselenggarakan Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sul-Sel, Himpunan Ahli Pengelola Pesisir SulSel dan Mitra Bahari Sul-Sel (9 Agustus 2011) Peserta Seminar Arafura dan Timor Seas Ecosystem Action Program. Atsea Regional Project Manager. Hotel Clarion Makassar (21-23 September 2011) Peserta Seminar International. Master Class In Marine Biology. Conducted by RDC MaCSI Unhas In Collaboration With Dikti, AIPI and KNAW. Makassar (30 Nov-4 Desember 2011) Peserta Seminar Aciar Project “Diversifikasi Budidaya Pesisir Pada Petambak Skala Kecil di Indonesia. Gedung Ipteks Unhas Makassar (13 April 2012)
Demikian Riwayat Hidup ini dibuat yang sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Makassar, 8 Maret 2013
Mardiana, S.Pi
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
24