ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR (RUPIAH/USD) DAN TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (Periode Januari 2010-Desember 2012) HELMY SYAMSURI STIE-YPUP Makassar
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh nilai tukar (Rupiah/USD) dan tingkat suku bunga deposito terhadap indeks harga saham gabungan periode Januari 2010-Desember 2012). Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis model) dengan persamaan kuadrat terkecil (ordinary least square). Sebagai variabel terikat (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Variabel bebasnya (independent variabel) adalah Nilai Tukar (NT), dan Suku Bunga Deposito (SB). Secara statistik variabel nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan, dan juga variabel suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan di Indonesia selama periode penelitian. Kata-Kata Kunci : Indeks Harga Saham Gabungan, Nilai Tukar, Suku Bunga Deposito PENDAHULUAN Pasar modal merupakan lembaga keuangan yang memgang peranan sangat penting dalam perekonomian di suatu negara, yaitu dapat menjadi sumber pembiayaan pembangunan di luar perbankan. Dengan diberlakukannya berbagai kebijakan perekonomian terbuka dan pasar bebas serta perkembangan teknologi, investor menjadi mudah untuk mengakses transaksi saham di pasar modal hampir diseluruh negara. Di dalam pasar modal dana masyarakat ditarik untuk membiayai pembangunan dengan cara mengundang partisipasi masyarakat dalam pemilikan dan pengelolaan perusahaan. Berdasarkan prinsip tersebut, maka pasar modal merupakan tempat bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan di bidang pembangunan ekonomi. Bagi masyarakat ini merupakan suatu bentuk pemerataan dan pendapatan masyarakat, sedangkan bagi perusahaan akan terjadi proses penyehatan kegiatan perusahaan. Sektor-sektor perekonomian yang sedang berkembang harus menerima perkembangan perekonomian di luar negaranya yaitu tidak terkecuali dengan pasar modal. Turunnya kinerja pasar modal akan menyebabkan turunnya kepercayaan dan partisipasi masyarakat terhadap pasar modal di Indoenesia. Kondisi ini akan tentunya mempengaruhi perilaku investor untuk melakukan investasi di pasar modal khususnya saham, dan akan berdampak terhadap harga pasar saham di bursa. Perilaku keputusan investasi dari masyarakat atau seorang investor dalam suatu pasar modal akan tercermin dari pergerakan-pergerakan indeks harga saham gabungan pada pasar modal tersebut. Pergerakan indeks harga saham gabungan akan menjadi tolak ukur kinerja bursa dalam merespon perekembangan ekonomi dan merupakan kegiatan partisipasi masyarakat atau para investor untuk mengejar peluang investasi yang ada. Investor lebih suka menanamkan uangnya dalam bentuk investasi yang lain, misalnya dengan menyimpan uangnya di bank daripada menginvestasikannya dalam bentuk saham. Hal ini akan mendorong mereka untuk melepas saham yang mereka miliki, sehingga saham yang dilepas akan meningkatkan jumlah yang ditawarkan di pasar saham, dan selanjutnya akan menekan harga. Sebaliknya, menurunnya tingkat bunga akan menurunkan oppportunity cost peminjaman. Menurunnya tingkat bunga akan mendorong investasi dan aktivitas ekonomi, sehingga meningkatkan harga saham. Di sisi lain sesuai dengan kondisi pareto, tingkat bunga 1
dan nilai tukar rupiah seharusnya lebih berhubungan secara negatif dengan harga saham (Budiantara,2003). Secara teoritis ada begitu banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja pasar modal yang diukur dengan pergerakan nilai indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia. Beberapa diantaranya adalah nilai tukar, cadangan devisa, inflasi dan tingkat suku bunga deposito. Berangkat dari begitu banyaknya faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja pasar modal, maka penelitian ini memcoba menganalisis pengaruh nilai tukar Rupiah/USD dan tingkat suku bunga deposito terhadap indeks harga saham gabungan periode Januari 2010 – Desember 2012. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah nilai tukar (Rupiah/USD) dan tingkat suku bunga deposito berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan periode Januari 2010-Desember 2012. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh nilai tukar (Rupiah/USD) dan tingkat suku bunga deposito terhadap indeks harga saham gabungan periode Januari 2010Desember 2012). TINJAUAN PUSTAKA Pasar Modal Menurut Kasmir (2004) Pasar modal merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk malkukan transaksi dalam rnagka memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal (emiten), sehingga mereka berusaha untuk menjual efek-efek di pasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah pihak yang ingin membeli modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan. Hubungan dengan perekonomian, pasar modal merupakan indikator yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Pasar dan perekonomian berhubungan erat yang harus dipertimbangkan dalam memprediksi perubahan-perubahan yang cenderung terjadi pada harga saham. Harga saham pada umumnya menurun pada masa resesi, dan semakin tajam resesi maka akan semakin tajam penrunan tersebut. Akan tetapi para investor perlu berpikir tentang perubahan-perubahan tersebut di pasar modal. Jika cenderung turun, maka pasar juga akan mengalami penurunan sehingga berdampak pada erekonomian. Dari sudut pandang makro, pasar modal mempunyai tiga fungsi. Pertama, sebagai slah satu alternatif sumber pembiayaan atau pembangunan nasional (disamping berasl dari perbankan), baik yang dilakukan oleh sektor pemerintah maupun swasta. Kedua, sebagai salah satu instrumen moneter, yaitu melalui open market policy. Ketiga, sebagai salah satu cara untuk mengikutsertakan pemodal kecil dalam kegiatan pembangunan di sektor pemerintah dan swasta. ((Inriani Marta P, 2010). Ada beberapa sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal (Kasmir.2004): a. Saham Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Ada dua jenis yaitu: saham preferen dan saham biasa. b. Obligasi Obligasi adalah surat pengakuan hutang suatu perusahaan yang akan dibayar pada waktu jatuh tempo sebesar nilai nominalnya.
2
Indeks harga saham mempunyai tiga manfaat utama, yaitu: sebagai penanda arah pasar, pengukur tingkat keuntungan, dan tolok ukur kinerja portofolio. (www.juruscuan.com/.../184-mengenal-indeks-harga-saham-gabungan-ihsg ). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasar Modal Di Indonesia a. Nilai Tukar Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah (Mankiw, 2003). Dalam sistem pertukaran dinyatakan oleh yang pernyataan besaran jumlah unit yaitu "mata uang" (atau "harga mata uang" atau "sarian mata uang") yang dapat dibeli dari 1 penggalan "unit mata uang" (disebut pula sebagai "dasar mata uang"). sebagai contoh, dalam penggalan disebutkan bahwa kurs EUR-USD adalah 1,4320 (1,4320 USD per EUR) yang berarti bahwa penggalan mata uang adalah dalam USD dengan penggunaan penggalan nilai dasar tukar mata uang adalah EUR. Menurut Adiningsih,dkk(1998), nilai tukar rupiah (kurs) rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain. Jadi, nilai tukar rupaih/USD merupakan nilai dari suatu mata uang rupiah yang ditranslasikan kedalam mata uang Dollar AS. Kur inilah sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas di pasar saham maupun pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati untuk melakukan investasi. Menurunnya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususmya dollar AS memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal. b. Suku Bunga Menurut Boediono (1990) tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi (loanable fund). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam menentukan apakah seseorang akan melakukan investasi atau menabung. Motif investor melakukan investasi untuk mendapatkan tingkat kembalian. Apabila investor melakukan investasi di bank maka akan mendapatkan tingkat kembalian berupa suku bunga. Apabila investor melakukan investasi dalam bentuk surat berharga maka tingkat kembaliannya berupa dividen yaitu bagian dari laba perusahaan, dan capital gain, yaitu keuntungan dari harga saham yang dimiliki. Bila suatu bunga cukup tinggi (lebih tinggi dari icapital gain dan deviden per tahun yang bisa diperoleh dari lantai bursa) maka orang akan memilih menyimpan uangnya di bank. Sebaliknya, bila suku bunga sudah melemah, maka orang akan beralih ke lantai bursa. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah: nilai tukar (Rupiah/USD) dan tingkat suku bunga deposito berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan periode Januari 2010-Desember 2012. METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Waktu penelitian kurang lebih 2 (dua) bulan yaitu dari bulan September sampai Nopember 2013. Model Analisis Untuk menguji hipotesis mengenai apakah nilai tukar (Rupiah/USD) dan tingkat suku bunga deposito berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan periode Januari 2010-Desember 2012, penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier 3
berganda (multiple regression analysis model) dengan persamaan kuadrat terkecil (ordinary least square). Sebagai variabel terikat (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Variabel bebasnya (independent variabel) adalah Nilai Tukar (NT), dan Suku Bunga Deposito (SB) dengan model dasar sebagai berikut: IHSG = f(NT, SB) IHSG = a0 + a1NT+ a2 SB + µ Dimana: IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan NT = Nilai Tukar (Rupiah/USD) SB = Suku Bunga a0 = intercept (konstanta) a1, a2, a3= koefisien regresi µ = kesalahan pengganggu HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Perkembangan indeks harga saham secara (IHSG) merupakan gambaran kondisi perekonomian suatu negara. Kecenderungan kenaikan IHSG dalam jangka panjang menunjukkan pesatnya pertumbuhan ekonomi domestik, begitupun sebaliknya menurunnya IHSG menunjukkan perekonomian mengalami kelesuan. Perkembangan IHSG periode Januari 2010 samapai Desember 2012, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1: Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode Januari 2010-Desember 2012 Bulan 2010 2011 2012 Januari 2308,420 2698,490 2865,000 Februari 2444,408 2543,670 2940,970 Maret 2304,320 2559,530 3147,100 April 2207,200 2634,000 3165,180 Mei 1229,700 2439,110 3176,000 Juni 1809,450 2504,632 3021,519 Juli 2201,420 2687,300 3034,600 Agustus 2507,300 2730,000 3129,700 September 2612,100 2716,000 3093,179 Oktober 2687,510 3205,330 3188,200 Nopember 2709,210 3257,920 3107,174 Desember 2789,280 3217,281 3187,700 Sumber: Laporan Bulanan Bank Indonesia Perkembangan IHSG pada tahun 2010 samapi tahun 2012 mengalami fluktuasi, sehingga adanya kebijakan pasar modal yang menekankan pada upaya untuk meningkatkan efisiensi, daya saing pasar modal, dan meningkatkan kualitas pengawas dan pengaturannya. Pada tahun 2012 mengalami perkembangan yang baik, hal ini didukung oleh faktor internal dan eksternal yang kondusif. Dari segi faktor internal ini adanaya perkembangan makroekonomi yang mulai membaik, seperti inflasi yang stabil dan terkendali dan cenderung 4
menurun, nilai tukar yang stabil, dan pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Sehingga kondisi ini menyebabkan para emiten membaik sehingga menimbulkan ekspetasi peningkatan imbalan hasil dikalangan investor. Dari segi eksternal dipengaruhi oleh pasar saham regional dan internasional yang mengalami peningkatan. Perkembangan Nilai Tukar (Rupiah/USD) Perkembangan nilai suatu mata uang dapat mengalami depresiasi yaitu penurunan mata uang yang bersangkutan terhadap mata uang lainnya, maupun apresiasi yaitu kenaikan mata uang yang bersangkutan terhadap mata uang lainnya yang dalam ha ini dollar Amerika Serikat karena perdagangan internasional sekarang ini, penentuan kurs atau nilai tukar suatu mata uang berpatokan pada mata uang dollar USD. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar US dapat dilhat pada tabel 2 di bawah ini: Tabel 2: Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS (dalam Rupiah) Periode Januari 2010-Desember 2012 Bulan 2010 2011 2012 Januari 10995,000 10175,000 11186,000 Februari 11887,000 10220,000 11410,000 Maret 10787,000 10300,000 12379,000 April 10378,000 10070,000 12234,000 Mei 11253,000 10110,000 12318,000 Juni 10118,000 11165,000 12502,000 Juli 10225,000 11020,000 12687,000 Agustus 11318,000 11090,000 12379,000 September 11234,000 11160,000 12450,000 Oktober 11217,000 12118,000 12892,000 Nopember 11051,000 12828,000 12769,000 Desember 11230,000 12054,000 12997,000 Sumber: Laporan Bulanan Bank Indonesia Pada tabel 2 di atas bahwa pergerakan nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2010 relatif stabil cenderung mengalami penguatan terhadap dollar AS, hal ini karena stabilitas nilai tukar sedikit banyak dipengaruhi oleh kinerja ekspor yang cukup membaik. Namun pada tahun 2011 dan 2012 relatif meningkat yaitu mengalami depresiasi nilai tukar rupiah secara umum, bahkan sempat diwarnai penguatan terhadap dollar AS. Perkembangan Tingkat Suku Bunga Deposito Suku bunga merupakan harga yang menghubungkan masa kini dengan masa depan untuk menentukan arah perekonomian. Sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara demand dan supply. Suku bunga digunakan oleh Bank Indonesia untuk mempengaruhi jumlah uang beredar. Perkembangan tingkat suku bunga deposito dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini: Tabel 3: Suku Bunga Simpanan Berjangka Rupiah Periode Januari 2010-Desember 2012 Bulan 2010 2011 2012 Januari 11,01000 9,590000 8,980000 Februari 10,85000 9,460000 7,860000 5
Maret 10,45000 9,260000 7,810000 April 10,34000 9,160000 7,040000 Mei 10,09000 9,180000 7,270000 Juni 11,80000 9,290000 7,610000 Juli 11,47000 9,070000 8,010000 Agustus 11,01000 8,950000 8,201000 September 10,37000 8,880000 7,640000 Oktober 10,95000 8,860000 7,870000 Nopember 10,96000 8,980000 7,070000 Desember 9,430000 8,190000 7,260000 Sumber: Laporan Bulanan Bank Indonesia Dari tabel di atas, maka daapat dilihat bahwa tingkat suku bunga simpanan berjangka pada bank umum dari tahun 2010 sampai 2012 mengalami fluktuasi. Namun, pada tahun 2012 kembali mengalami penurunan. Perubahan tingkat suku bunga yang tidak stabil ini, akan mempengaruhi keinginan investor untuk melakukan investasi yaitu pada surat berharga sehingga harga dapat naik atau turun tergantung pada tingkat bunga. Kenaikan tingkat suku bunga dapat meningkatkan beban perusahaan (emiten) yang lebih lanjut dapat menurunkan harga saham, kenaikan ini juga berpotensial mendorong investor mengalihkan dananya ke pasar uang atau tabungan maupun deposiro sehingga investasi di bursa turun selanjutnya dapat menurunkan harga saham. Analisa Data Dengan teknik analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis model) dengan persamaan kuadrat terkecil (ordinary least square). Sebagai variabel terikat (dependent variabel) dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Variabel bebasnya (independent variabel) adalah Nilai Tukar (NT), dan Suku Bunga Deposito (SB) dengan model dasar sebagai berikut: IHSG = a0 + a1NT+ a2 SB + µ akan tersaji pada tabel berikut ini:
Coefficients
a
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
2400.936
Standardized Coefficients Beta
t
1139.954
Sig.
2.106
.043
NT
.163
.069
.343
2.348
.025
SB
-168.163
47.651
-.515
-3.529
.001
a. Dependent Variable: IHSG
Dengan demikian model persamaan yang telah dimasukkan koefisiennya menjadi: IHSG = 2400.94 + 0.163NT -168.163SB b
ANOVA
6
Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
4231307.594
2
2115653.797
Residual
2537738.615
33
76901.170
Total
6769046.209
35
F
Sig.
27.511
.000
a
a. Predictors: (Constant), SB, NT b. Dependent Variable: IHSG
Dari hasil regresi tersebut, dapat dibuat interpretasi statistik untuk menjelaskan hubungan dan prilaku antara setiap variabel independen dengan variabel dependen. Dalam regresi juga kan nampak seberapa besar perubahan variabel dependen sebagai akibat perubahan variabel independen. Hubungan perilaku ini dapat dilihat dari nilai koefisien yaitu β1,β2,β3. Interpretasi yang bisa dihasilkan adalah: 1. Nilai koefisien konstanta adalah 2400.94 dan terbukti berpengaruh secara signifikan pada α = 5 persen. Hal ini ini menunjukkan bahwa secara statistik tanpa adanya variabel independen berupa nilai tukar dan suku bunga deposito maka besarnya variabel indeks harga saham gabungan adalah sebesar 2400.94 selama periode penelitian ini. 2. Nilai koefisien nilai tukar adalah 0.163 dan terbukti berpengaruh positif dan secara signifikan pada α = 5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik nilai tukar mempengaruhi indeks harga saham gabungan di Indonesia selama periode penelitian. 3. Nilai koefisien suku bunga deposito adalah -168.163 dan terbukti berpengaruh negatif dan secara signifikan pada α = 5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik suku bunga deposito mempengaruhi indeks harga saham gabungan di Indonesia selama periode penelitian. Model Summary Change Statistics Model
R
1
.791
R Adjusted R Square Square a
.625
.602
Std. Error of the Estimate 277.31060
R Square Change .625
F Change 27.511
df1
df2 2
Sig. F Change
33
a. Predictors: (Constant), SB, NT
Berdasarkan hasil olah data, nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.625. Angka ini berarti variabel-variabel independen (nilai tukar dan suku bunga deposito) dalam model mampu menjelaskan variabel dependen (indeks harga saham gabungan) sebesar 62,5% persen, sedangkan sisanya yakni sebesar 37.5% persen dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan beberapa temuan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan yakni: 1. Secara statistik variabel nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan di Indonesia selama periode penelitian. 2. Secara statistik variabel suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan di Indonesia selama periode penelitian. 7
Saran 1. Pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia agar supaya berusaha menjaga nilai tukar rupiah agar tetap stabil dengan cara mengambil dan memutuskan serta melaksanakan kebijakan moneter yang mendukung tercapainya kestabilan nilai rupiah. 2. Dengan berkurangnya devisa negara akan merugikan negara Indonesia, sehingga pentingnya pemerintah berhati-hati dalam melakukan kebijakan moneter sehingga dapat menjaga kestabilan perekonomian. DAFTAR PUSTAKA Adiningsih, Sri dkk.1998.”Perangkat Analisis dan Teknik Analisis Investor di Pasar Modal Indonesia”. Jakarta PT.Bursa Efek Jakarta. Boediono.1990.”Ekonomi Moneter”Edisi 2.BPFE.Yogyakarta. Budiantara,M.2003.”Hubungan Antara Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga dan Harga Saham Industri Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume 7 no.2 Tahun 2003. Gujarati,Damodar,2004,Ekonometrika dasar.Jakarta.Erlangga. Inriani Martha P,2010,”Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/USD dan Tingkat Suku Bunga Deposito Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Periode Januari 2006Desember 2009”. Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Kasmir,2004.”Bank & Lembaga Keuangan Lainnya”Jakarta. Rajawali Pers. Mankiw,N.Gregory,2003,Teori Makro Ekonomi,Yogyakarta.STIE-YKPN. Reksoprayitno,Soediyono,2000.Ekonomi Makro (Pengantar Analisis Pendapatan nasional),Edisi Kelima.Cetakan Kedua.Yogyakarta.Liberty. www.juruscuan.com/.../184-mengenal-indeks-harga-saham-gabungan-ihsg.2013
8