ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
SARWOTO
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI TRAFFIC TELEX PADA SENTRAL TELEX SURABAYA
FAKULTAS EKONOM1 UNIVERSITAS AIRLANGGA 1985
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI TRAFFIC TELEX PADA SENTRAL TELEX SURABAYA M & .
j tl
SKRIPSI Diajukan untuk Memperlengkapi Syarat-ayarat dalam Memperolefa. Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Oleh : S A R W O T O No.Pokok: 048010976
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIRLANGGA 1985
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Surabaya
Disetujui dan diterima baik oleh :
Ketua Jurusan :
Drs.Ec. Budisetiawan )
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Hidupku - sebagaimana kisah kehidupan eiapapun di antara kita , bukanlah ha ail kontemporer yang sudah mapan .Dia hanyalah satu perjalanan ri kepribadian
....
dalam menca
! "
Anwar as Sadat
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas kasihNya penulie berhasil menyelesaikan skripsi ini tanpa hambatan yang berarti . Karya ini sulit terwujud tanpa dukungan , pengarah an , simpati , dan bantuan para guru , pembimbing , orang tua , teman , dan istriku ♦ Perkenankanlah penulis menguca£ kan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra.Ec \ Maemoenah Soeharto ; Bapak-bapak Drs.Ec.Budisetiawan f Drs, Ec.Amiruddin Umar , Drs.Ec*Effendi , Drs.Ec.Samekto Hartoyo sebagai pembimbing , R.Atmosoetarno t R. Pamoedjo B.Sc. , FX Soengkono , Soleh Santosa Bc.T.T. , Ir. Widjojo Amudji , dan lain-lain yang tak dapat disebutkan satu per eatu ; ju~ ga kepada istriku tercinta Joeke . Semoga Tuhan yang Maha Pengasih membalas kebaikan hati Ibu-ibu dan Bapak-bapak sekalian . Sebagai pemula tentu tak ada gading yang tak retak dengan rendah hati
penulis bersedia menerima kritik dan
saran yang membangun dari siapa saja demi kesempurnaan . Harapan penulis semoga karya ini bermanfaat .
Surabaya , 31 Desember 1984 Penulis i
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi
.................................
Halaman i
...................... *............ .
Daftar Tabel
...................................
ii v
Daftar Gambar
..... ............ ................
vi
Daftar Grafik
..... ............................
vii
Daftar Lampiran
................................
vill
BAB 1
V
............. *...............
I. Pendahuluan
1. Wawaaan Telekomunikasi 2. Penjelasan Judul
1
.............. ..
1
........♦.............
4
3. Alasan Pemilihan Judul
................
6
.....................
7
5. Sistematika Skripsi ....................
8
4. Tujuan Penyusunan
6. Metodologi
............................
6.1. Permasalahan
.....................
10
...................
11
..................
11
6*2. Hipotesa kerja 6*3. Lingkup aflalisa
6.4. Prosedux pengumpulan dan pengolahan data ....... ...................... II. Landasan Teori
............................
I.Sistem Produksi
10
.......................
12 14 14
2. Tipe gistem Produkai/Operaai ............
16*
3# Berbagai Masalah. Dalam Hanajemen Produksi/ Operasi ...............................
17
ii SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
M I L 1K perpustakaan
* UNIVERSITAS A iR L A N G O A ' _____ S
A B
U R A B A Y ’
A
Halanan
3.1. Berhubungan dengan disain eistem produksi ... *.....................
18
3.2. Berhubungan dengan operasi sistem produksi ..........................
19
4. Service System dan Implikasinya Bagi Perurntel ................................
20
i
III.
5. Teori Traffic Telex ...................
22
5.1. Ciri umum lalu-lintas ............
22
5.2. Pengaturan lalu-lintas ............
23
5.3* Tujuan teori teletraffic ..........
23
5.4. Lalu-aintas tel e x ........*.......
26
5.5. Variasi pengukuran traffic ........
29
5.6. Probabilitas dan Grade of Service ..
30
5.7. Efisiensi traffic telex ...........
33
5.7*1. Meratakan beban traffic ....
33
5.7*2* Menaikkan garis pelayanan ...
34
6. Sistem dan Cara Kerja T e l e x ............
35
7
6.1. Fungsi dasar sentral telex ........
35
6.2. Sentral telex lokal TWK - 9 .......
36
6.3. Sentral induk T W K D ...............
39
Sejarah Perueahaan .......................
42
1. Sejarah Perundang-undangan Perumtel ....
42
2. Tujuan dan Mission Perusahaan ..........
48
3. Jaringan Usaha Perumtel ...............
49
3.1. Transmisi ........................
51
iii
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB
Halaman 3.2.'Switching
XV.
51
4, Wilayah Operasi .......................
52
Analisa Terhadap Efisiensi Traffic ........
58
1. Hubungan Panggilan Sukses (Successful Call) dengan Pendudukan Repeater (Direct Call) di Sentral Lokal TWK - 9 .........
58
1.1, Korelasi pendudukan repeater dengan successful call ..................
63
1.2, Keperluan akan efisiensi traffic ...
65
2. Diskriminasi T a r i f ....................
69
3. Analisa Indirect Call pada Sentral Induk TWKD Surabaya.........................
77
4* Traffic Telex Berdasarkan Disain .......
81
4*1. Garis pelayanan sentral telex lokal Surabaya.........................
82
4.2. Disain, traffic sentral telex lokal TWK 9 Surabaya...................
85
4.3. Disain traffic sentral telex induk TIVKD Surabaya....................
87
5* Analisa Biaya dan Manfaat.......... .
V.
93
5.1. Manfaat ..........................
93
Kesimpulan dan S a r a n .....................
100
1. Kesimpulan............................
100
2. Sar a n .................................
101
Daftar Buku
iv
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR
TABEL
Nomer
Halaman
1.
Klasifikasi T:i.pe Sistem Produksi .............. 17
2*
Wilayah Operasi Perumtol............ ,...... .. 53
3.
Produksi Pulsa Dalam Negeri Kandatex Surabaya*
4.
Produksi Pulsa Dalam Negeri Kandatex Surabaya (Poligon) ............ ..................... .. 35
54
5. KapaGitas dan Sambungan Telex Kandatex Suraba ya ....................... ;................. .. 56 6.
Jumlah Langganan Telex Nasional dan Zonering dari Surabaya tahun 1982 ................... .. 57
v
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
daftar gambar
Nomer
Halaman
1. Sistem Produksi ............................
15
2. Efisiensi Traffic ........... ..............
33
3. Gambar Phisik Sentral Lokal TWK-9 ..........
37
4. Tata Program Sentral Telex T W K - 9 .......*....
38
5. Phisik Sentral Induk T W K D ..................
40
6. Contoh Matrix System .......................
41
7. Jaringan Usaha Perumtel ....................
50
vi
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
M I L I K ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA pekpustakaan
U N IV E K S I T A S A I R l . A N G Q A '
_
SURAH aYA
DAFTAR GRAFIK Nomer
Halaman
1. Pola Direct Call Sentral Telex Lokal Sura b a y a ........................ ...........
61
2. Pola Succesful Call Sentral Telex Lokal Surabaya ........ .........................
62
3. Pola Direct Call Sentral Telex Lokal Sura baya dan Garis Pelayanannya .............
68
4. Pola Indirect Call Sentral Telex Induk Sura \
baya dan Garis Pelayanannya ............. .
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
92
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
Nomer 1. Bacan Network Jl'olex Indonesia. 2. Succccful Surabaya.
Call pada Jam-jam Sibuk di Sentral Telex
3. Jumlali Pendudukan Trunk Repoate.ro Sentral Telex Lo kal TlVK-9 Surabaya - variasi liarian. 4. Nilai Perkiraari 'Rata-rata dengan Interval Keperca yaan 99%, 5. Sample Jumlah Pendudukan Registers (Indirect Call) Sentral Induk TWK 1) Surabaya - variasi harian. 6 . Table for A of Given Values of n and E = E ^ n (a).
7. Tabal Normal Distribusi dan Value of t
viii
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB
I
P E N D A H U L U A N
1. Wawasan Telekomunikasi Alam, waktu dan akal manusia yang merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa telah menempatkan Indonesia pada kea daan yang sekarang ini, dimana pembangunan untuk mening katkan harkat kehidupan material dan spiritual sedang giat dilaksanakan. Pembangunan diprioritaskan pada bidang ekono mi dengan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan sektor industri. Industrialisasi yang sedang dijalankan meliputi ber bagai sub sektor yakni industri kimia dasar* logara dan mesin, aneka industri dan agro industri dalam skala besar sampai yang terkecil dan yang bersifat industri hulu mau pun hilir tumbuh dan berkembang dalam berbagai sistem pro duksi yang menghasilkan barang, selaras dengan itu tak da pat dipungkiri bahwa keberhasilan sistem-sistem produksi di atas dalam berproses tidak terlepas dari dukungan jasajasa, Industri jasa yang meliputi perbankan, perdagangan, asuransi, konsultasi, transportasi, telekomunikasi dan sebagainya ikut berkembang menjadi industri pertumbuhan da lam era pembangunan. Jasa telekomunikasi sebagai pendukung proses nilai tambah dalam industrialisasi bersifat strategis, tidak ha1
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
nya menyangkut bidang ekonomi namun juga politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan; dieini letak pentingnya ke beradaan jasa telekomunikasi itu. Dipandang dari sudut ekonomi, pembangunan sistem te lekomunikasi tidak lepas dari cara dan mekanisme yang ter jadi antara kebutuhan (demand) dan pemenuhan kebutuhan (supply). Kebutuhan berkomunikasi baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan orang banyak dipengaruhi oleh sifat strategis dari telekomunikasi itu sendiri, di *
mana ia merupakan salah eatu prasarana perhubungan yang sa ngat berperanan dalam mewujudkan nilai tambah produksi nasional. Sehingga model pembangunan telekomunikasi selain harus'didasarkan kepada adanya kebutuhan yang harus dipe nuhi juga harus didasarkan atas tujuan untuk memberikan sumbangan yang positif bagi pembangunan, Pemenuhan kebutuh an dibatasi pula oleh berbagai faktor yang terpenting di antaranya ialah kemampuan penyediaan dana untuk investasi, tingkat teknologi serta segi-segi pengaturan (manajemen). Kecepatan, ketepatan dan pemborosan energi merupa kan masalah yang harus bisa dijawab oleh telekomunikasi se hingga dengan demikian ia harus mampu menjadi substitusi bagi kegiatan yang memerlukan mobilitas fisik yang berle bihan dengan biaya yang wajar. Oleh karena itu di dalam rangka menyeimbangkan kebutuhan dengan penawaran pengelo laan telekomunikasi harus dilakukan secara efisien agar da pat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masya-
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3
rakat, selain itu harus dilakukan secara berencana dan ter arah dengan inemegang teguh prinsip-prinsip ekonomi sehing ga sebagai perusahaan, pengelola jasa telekomunikasi perlu memperoleh keuntungan ekonomis untuk dapat dan mampu seca ra terus menerus meningkatkan rautu dan jumlah pelayanan telekomunikasi untuk-umum, Dengan demikian daya "self ge nerating" atau daya mengembangkan diri dengan kekuatan sen diri dapat dihimpun dan dijalankan. Lalu lintas (traffic) telekomunikasi sebagai bagian \ dari segi-segi pengaturan werupakan faktor yang penting da lam manajemen produksi jasa telekomunikasi maka manajemen traffic dalam kerangka tersebut di atas harus diatur se baik-baiknya, Perilaku traffic telekomunikasi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya tingkah laku pelanggan da lam situasi yang berbeda-beda, misalnya kebiasaan berkomunikasi dengan telex atau telepon, keterbatasan perangkat sentral, inovasi tehnik dan sebagainya. Ditinjau dari segi produksi jelas bahwa gagalnya call langganan berarti hilangnya produksi pulsa yang da pat ditagih sehingga tingkat pelayanan (grade of service) dalam manajemen traffic menjadi perhatian utama, dari se gi biaya, karena perusahaan dalam meraproduksi jasanya me makai barang modal yang besar maka biaya yang tertanam pa da barang modal ini (capital cost) sangat besar, distribusinya sebagai biaya overhead akan menjadi masalah apabila perangkat tak bisa didayagunakan secara optimal karena be-
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ban biaya tetapnya menjadi tinggi per pulsanya. Karena sifat ini maka wajar jika perusahaan berusaha meningkatkan kuantitas produksi jasa yang dapat dijualnya untuk menekan biaya rata-ratanya. Dari segi operasional, perilaku tra ffic membantu dalam perencanaan route dan sirkit peralatan sehingga stagnasi latu lintas telekomunikasi dapat ..dicegah agar panggilan yang berhasil tetap tinggi dan dengan demikian dapat menunjang produksi yang tinggi dan kepuasan kon sumen. Demikianlah sesuai dengan bekal ilmu yang diperoleh maka dicoba untuk mengamati perilaku traffic telekomunikaisi khususnya jasa telex yang ditekankan pada efisiensi pro duksinya keraudian masalah dan pemecahannya dengan berbagai alasan
.akan disajikan pada bab-bab berikutnya,
2. Penjelasan Judul Skripsi ini berjudul : " USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI TRAFFIC TELEX PADA SEN TRAL TELEX SURABAYA Sebelum sampai pada penjelasan mengenai maksud ju dul skripsi secara keseluruhan ada baiknya dijelaskan terlebih dahulu kata demi kata agar tidak timbul penafsiran yang berbeda. - Usaha meningkatkan, adalah suatu ikhtiar yang bertujuan membawa sesuatu ke suatu keadaan yang lebih bermanfaat. “ Efisiensi, adalah perbandingan output terhadap input da-
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ri suatu sistem produksi yang dalam hal ini adalah sis tern produksi sentral telex. Traffic, dimaksudkan sebagai kecenderungan rata-rata a liran lalu lintas telekomunikasi yang melalui sirkit ter tentu yang meliputi juralah pendudukan, waktu rata-rata pendudukan, call yang mengelompok, waktu kongesti (kemacetan hubungan) dan sebagainya. Selanjutnya traffic di sini diartikan sebagai lalu lintas telekomunikasi khusus nya telex.
t \
Sirkit adalah suatu rangkaian yang membentuk suatu "loop" yang bersifat permanen raaupun sementara. Sirkit pcrmanen misalnya rangkaian listrik yang membentuk saluran pelang gan ke sentral, atau sirkit pengulang (repeater) sebagai penghubung antar sentral. Sirkit sementara misalnya pe ngontrol sambungan di sentral, pengolah nomer/kode pe langgan dan sebagainya. Sirkit ini aktif kalau diperlukan saja. Telex, adalah singkatan kata asing dari Teleprinter Ex changedyang artinya adalah alat untuk bertelekomunikasi yang berupa teleprinter (pencetak jarak jauh) yang da pat s&ling berhubungan karena disambungkan oleh peralat an sentral (exchanged). Jadi telex merupakan sarana yang digunakan dalam proses pertukaran informasi jarak jauh dengan kecepatan relatif tinggi dimana informasi yang dipertukarkan berbentuk tulisan atau kode.
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
M iL I K. PtKPU )iakaan univhrsitas AJRLANGGA* s URABAYA Jadi jelasnya dengan .'judul di atas penulis berusaha mcncari GGbab-sebab1yang mengakibatkan turunnya efisiensi traffic telex sekarang ini dan mencoba untuk meniadakan hambatan yang tirnbul schingg-.i efisiensi sictem produksi to lox kcmbali dapat ditingkatkan agar produksi pulsa telex dapat lebih meningkat. 3* Alasan Pemilihan Judul Perkembangan bisnis dan teknologi telekomunikasi yang ditandai oleh banyakriya inovasi telmik telah membawa pengetahuan tentang traffic telekomunikasi pada ponisi yang pouting sebagai alat pengkajian operational bagi manajemen. Alasan utama adalah pengetahuan tentang traffic telah inembawa pengelola jasa telekomunikasi pada dimensi masa kini dan masa depan serta menaikkan titik berat faktor ekonomi sebagai faktor kontrdl bagi pengeluaran biaya ^nvestaGij pe rencanaan jaringan telekomunikasi, dan perencanaan produksi. Pengukuran traffic memberi indikasi yang jelas ten tang kategori langganan, adariya kecenderungan traffic yang rnengelornpok, jumlah panggilan (call) yang sukses yang mana data ini dapat dipakai untuk mengukur efisiensi traffic itu. Kegagalan call secara kUusus memberi dampak yang luas, yang jelas adalah hilsmgnya pendapatan karena pulsa tak hisa diproduksi, seiain itu kegagalan call memaksa mana jer.ien untuk keruboli borpalirt$ kepada perencanaan yang dipakai so bagai tolok ukur dan Mengkaji faktor-faktor internal dan
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
eksternal yang mempengaruhi perilaku traffic itu. Oleh kare na itu penting untuk mengetahui sedini mungkin pengaruh kegagalan call terhadap traffic sehingga dapat diperkirakan produktifitas pulsa'yang dapat ditagih. Alasan berikutnya adalah memberi wawasan bahwa per masalahan lalu lintas telekomunikasi bukanlah semata-mata permasalahan teknik produksi namun lebih luas lagi yaitu mencakup manajemen produksi jasa itu. Tujuan Penyusunan, Skripsi ini disusun untuk tujuan kemanfaatan. Pertama, penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat dipakai sebagai alat uji kemampuan raengenali permasalahan yang fak tual di perusahaan, kemudian mengangkatnya ke permukaan , raempelajari dan menganalisanya berdasarkan pengetahuan ten tang disiplin manajemen yang didapat di bangku kuliah, me madukan, melengkapi data kembali secara komprehensif untuk menyajikan alternatif pemecahannya. Kedua, bagi para pem baca kiranya skripsi yang masih sederhana ini bermanfaat untuk memperkaya pengetahuan tentang traffic manajemen pa da perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, peranannya dalam perencanaan dan pengendalian jaringan yai tu mengetahui berapa peralatan yang diperlukan untuk raemenu hi tujuan pelayanan dan pemakaian yang optimal dari peralat an itu dalam pembentukan kuantitas produksi. Ketiga, bagi perusahaan dimana penulis melakukan penelitian kiranya
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
skripsi ini bermanfaat sebagai masukan dalam rangka menen-tukan kebijaksanaan pemanfaatan modal secara optimal agar tujuan pelayanan kepada pelanggan dapat dicapai dan kesi nambungan perusahaan untuk tetap tumbuh terjamin. 5. Sistematika Skrit>si Skripsi ini disusun menurut sistematika sebagai berikut : BAB
I ; PENDAHULUAN A
s
Sesuai dengan judul 'bab ini berisi uraian yang bersangkutan dengan lingkup penyelenggaraan jasa telekomunikasi khususnya jasa telex juga diuraikan mengenai pokok-pokok perraasa lahan yang mendasari ide dari karya tulis ini, di dalam bab ini juga dirumuskan tentang duga an yang bersifat sementara sebagai penuntun dalam pemecahan masalah;.disamping itu juga d dirumuskan batasan-batasan yang diperlukan un tuk melokalisasikan pembahasan dan metode ana lisa apa yang digunakan untuk menangkap gejala yang timbul* BAB
XI : LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori-teori yang dipakai oebagai pedoman dalam menginduksikan permasalahan yaitu berisi ukuran umum yang selayaknya di pakai untuk mengenali permasalahan, menerang-
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9-
kan gejala. Dalam bab ini akan diuraikan posi ' si traffic manajemen dalam manajemen produk si, teori tentang traffic telekomunikasi, pengerti&n jasa dan implikasinya bagi Perumtel dan teori dasar tentang efisiensi sistem pro duksi S'entral telex. BAB III : SEJARAJ* PERUSAHAAN Dalara bab ini akan disinggung sejarah Perum tel, tujuan perusahaan, jaringan usahanya dan sarana berikut wilayah operasinya; juga ditunjukkan kondisi perusahaan saat ini yang berisi hasil pengukuran traffic sentral telex, gra fik-grafik produksi dan sebagainya. BAB
IV ; ANALISA TERHADAP EFISIENSI TRAFFIC TELEX Di dalam bab inilah terletak intisari skripsi, melalui cara observasi dan Gtatistik dengan di dukung fakta yang ada, dicoba menganalisa per masalahan serta pengujian hipotesanya.
BAB
V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini mengetengahkan mengenai kesimpulan yang merupakan pernyataan akhir sebagai hasil dari penganalisaan dan pengujian hipotesa. Kemudian berdasarkan kesimpulan tersebut akan di rumuskan saran-saran untuk menjav/ab masalah yang ada.
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10
6. Metodologi Dalam penyusunan skripsi ini dipakai alat-alat sebagai berikut : 6.1. Permasalahan . Perkembangan jasa telekomunikasi di Indonesia yang meliputi jasa telepon,telegrap/telex,dan sirkit sewa secara keseluruhan mengalami kemajuan yang menggembirakan „ Jasa telex sebagai salah satu produk Perumtel memberikan andil yang ^
<
cukup besar bagi pembentukan pendapatan . Data produksi terakhir menunjukkan adanya perilaku traffic pelanggan yang mengelompok sebagai akibat dari kebiasaan pelanggan dalam membangun hubungan nya,Pada jam sibuk dijumpai kesulitan untuk mem bangun eebuah hubungan karena' terlalu sibuknya sirkit penyambung di sentral telex, di lain pihak terjadi pengangguran sentral pada jam-jam di luar jam sibuk . Hal ini menimbulkan inefisiensi traf fic * Oleh sebab itu timbul masalah bagaimana cara untuk lebihraendayagunakan sentral telex melalui peningkatan pelayanan call pelanggan agar lebih meningkatkan produksi pulsa yang dapat ditagih da ri para pelanggan . Melalui penelitian traffic dibuat pengkajian untuk memecahkan masalahnya .
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
6*2. Hipotesa Kerja. Berdasarkan pengamatan pendahuluan terhadap perma salahan maka dibuat hipotesa kerja yang akan menuntun pe nelitian ini sebagai berikut : Apabila sirkit "indirect call*' pada sentral telex induk ditambah {maka traffic sentral lokal akan makin efisien. 6.3. Lingkup Analisa . Analisis dibatasi oleh : 6.3*1* Lokasi penelitian ; Perumtel dalam hal ini Kantor Daerah Telegrap dan Telex (Kandatex) Surabaya, karena baik dari segi jumlah pe langgan, kapasitas sentral dan produksinya Surabaya menempati ke dua terbesar di In donesia. 6,3-2. Traffic pelanggan hanya meliputi traffic pelanggan telex dalam negeri, telex luar negeri ditangani oleh badan usaha lain yaitu FT* INDOSAT. 6*3.3. Jumlah dan kondisi kerja karyawan yang me nangani opei'asi sistem dianggap tetap do ngan alasan penarnbahan peralatan yang dihipotesakan memang tidak menambah jumlah kar yawan, tidak rnonarabah jam lembur untuk mai£ tenance, karena tambahan poralatan itu da pat diintegracikan sedemikian rupa dengan sistem yang bekerja secara otomatis.
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
6.3*4. Intensitas call pelanggan tetap dalam arti mengikuti pola call yang sesuai dengan ha sil observasi dalam penelitian ini. 6 .4 . Prosedur pengumpulan dan pengolahau data.
Skripsi ini meinakai metode penyelidikan deskriptif karena memusatkan diri pada masalah yang aktual toe 1
ngenai situasi tertentu perusahaan dan adanya kecenderung an tertentu yang nampak. Kemudian secara lazim dilakukan : 6.4*1* Pengamatan pendahuluun Pengamatan ini dilakukan berdasarkan fakta yang ada di perusahaaiij setelah disadari adanya permasalahan kemudian dibuat analisa persoalan dengan mendeskrip_ sikan penyimpangan. Kemudian ditentukan sebab yang paling mungkin untuk dijadikan kesimpulan sementa ra, hasil pikiran ini akan menjadi hipotesa. 6.4.2* Hipotesa kerja memberi arah dalam menentukan jenis data yang rolevan. 6 .4 .3 . Setelah data dikmnpulkan dan cukup memberi petunjuk
maka dilakukan pengujian hipotesa. 6 .4 .4 . Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observaci
tidak langeung melalui peralatan dalam upaya menca ri data primer dari perilaku traffic langganan telex selain itu juga dipakai teknik sampling untuk me ngetahui*kecenderungan rata-rata dan proporsi dari traffic dan peluang suksesnya suatu call. Data so kunder berupa data historic yang dlperoleh dari celt-
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
si etatistik Witel VII dan Kandatex Surabaya. Data Sekunder tersebut berupa data produksi/penjualan dan kapasitas produksi jasa telex; kemudian data primer dan data sekunder dicunting dan ditabulasikan untuk memudahkan analisa. 6,i+*5* Analisa data dilakukan dengan cara penafsiran tabel, angka dan grafik. Analisa statistik dilakukan untuk menghitung signifikasi parameter yaitu pengujian hipoteea terhadap rata-rata, korelasi dan regresi.
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI.... •it
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB LAMDASAN
II TEORI
-Sistem Produksi Aliran barang-barang dan jasa-jasa mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Berbagai industri memproduksi barang-barang dan jasa-jasa ini dan membentuk struktur yang terdiri atas sistem-sistera produksi. Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri atas \ berbagai komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu yang dalajn hal ini memproduksi barang atau jasa. Xnteraksi dalam sistem produksi perlu direncanakan , diatur, diarahkan dan dikendalikan agar berdayaguna, berhasilguna dan tepat waktu (on time), inilah yang disebut de ngan manajemen produksi. Sistem produksi oleh Buffa didefinisikan sebagai : 11 productive system a$. the means by which we transform re sources input to create useful goods and services
^■Elwood S. Buffa, Modern Production / Operation Mana geinent, John Willey & Son, New York, 1930, haiaman 8.
Ik
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
Sistem produksi yang didefinisikan oleh Buffa tersebut da pat digambarkan sebagai berikut : GAMBAR 1 SISTEM PRODUKSI &IW S i;'u u, S
I
■faMalsriajs
Lfibor , Machines % Facilities W jEnergy i s Information
Transformation or conversion piocess
,
OMN ‘ J*{
i
Outputs: 1 Products i Jf Services j.
Operations management: Systems design Operations planning and control
'f
:& !.[?;
. ;i
.
11I• ^ t *■
,
,
4 * ‘ ••••■1 1J ’ * W—r i?—i£.a^e6dtjaC^CQnCftr,'lng ' i
outputsfoT^ocesrconTrtii
Productive systems as Ironsformatioii or conversion processes.
Sumber : Elwood S. Buffa, Modern Production / Operation Ma nagement » John Wiley & Sons, New York, I960, hala man 9. Selanjutnya Ray1Wild mengatakan bahwa : " The purpose of production is to satisfy people's wants "2 Dengan demikian tujuan dari sistetn produksi adalah merauaskan kebutuhan manusia ditinjau dari aspek " supply ,f. Perkembangan intelegensia manusia dan kebutuhannya menyebabkan makin kompleknya sistem produksi yang dapat memuaskan kobutuhan itu. Pada mulanya sistem produksi dipan dang sebagai sistem yang hanya menghasilkan barang vmjud , yaitu mulai dari pekerjaan tangnn kemudian menuju ke fabri-
2Ray Wild, The Techniques of Production Management, London (ao), Holt, Rinehart and Winston, CJ 1971, hala man 3* SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
kasx (factory system) meningkat menjadi produksi massa (mass production) dan mencapai puncaknya pada automation concept. Sejalan dengan itu maka kebutuhan masyarakat pun makin beragam, perrnintaan akan jasa-jasa baik yang bersifat menunjang atau melengkapi produk barang misalnya jasa purna jual ataupun bersifat jasa murni yang tak terkait secara langsung dengan usaha penjualan barang seperti pelayanan ke sehatan, transportasi, pos dan telekomunikasi dan sebagai nya juga semakin meningkat. Jasa-jasa ini d.iproses melalui sistem produksi yang menghasilkan jasa (service system). Dengan demikian istilah manajemen produksi monjadi sempit jika ia hanya menitikberatkan pengelolaan sistem pro duksi yang hanya menghasilkan barang, karena jasa bersifat tak berwujud (intangible) maka aspek yang menonjol dalam memprosesnya adalah aspek operasional sehingga lebih tepat apabila production management diperluas raenjadi production/ operation management. 2. Tine Sistem Produksi/Operasi. Tipe sistem produksi/operasi secara ekstrim dapat di bedakan menjadi dua yang didasarkan atas intensitas penggunaan sistem itu dan ada tidaknya perscdiaan (inventories) yang perlu diatur, yakni Intermittent (torputus-putus) dan Continous (torus menerus). Di dalam tabel 1 halaman 17 akan diperlihatkan ten tang klasifikasi tipe sistem produksi.
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
TABEL
1
KLASIFIKASI TIPE SISTEM PRODUKSI
Two-way Classification o f Productive Systems Type of Productive System (Nature of demand on system)
O utput Is Inventori.iMe
lnteunltU’.nt
Batch processing
Continuous
C om m odity processing O il refining Sugar refining Auto production Distribution systems
• O utput Is Noninvcnloriablc (A vailability is defined as capability to produce) Jobbing printer Jobbing machine shop Large-scale projects General hospital Municipal offices Governm ent services Social Security Mass food services Transportation service
Sumber : Elwood S. Buffa, Modern Production / Operation Ma nagement, John Wiley & Sons, New York, 1980, halaman 38 * Pada intermittent system perencanaan dan pengendalian produksi didasarkan atas adanya order produksi yang bersifat individual untuk ini sistem harus luwes menyesuaikan ter hadap order, perangkat produksi dapat digunakan secara umum (general purpose), proses dan pengawasan kualitas produksinya juga bersifat individual. Pada sistem continous, peren canaan dan pengendalian produksinya bersifat menyeluruh (total) karena keseluruhan sistem saling tergantung dan ter padu, kegagalan salah satu fungsi dalam sistem akan menye babkan keseluruhan sistem menjadi gagal. 3* Berbagai Masalah Dalam Manajemen Produksi/Operasi Pada hakekatnya ada dua pokok masalah yang dihadapi dalam proses konversi yaitu : .
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
3.1. Yang berhubungan dengan disain sistem produksi, meliputi : - Disain produk. Dalam mendisain produk agar.sesuai dengan kebutuh an konsumen diperlukan kerjasama yang erat antara fungsi produksi dan fungsi pemasaran. Fungsi pe masaran memberi informasi tentang karakter produk yang diinginkan konsumen sedang fungsi produksi berusaha menghasilkannya untuk dapat dijual. - Perekayasaan produksi (production engineering). i
1
Termasuk disini adalah problem pemilihan dan atau disain peralatan/proses, disain dan instalasi unit-unit penunjang. - Perencanaan lokasi, tata letak dan penanganan ma terial. Masalah ini berhubungan dengan penentuan lokasi sistem, peralatan yang dipakai dalam sistem, pe nanganan bahan mentah, setengah jadi maupun barang jadi sedemikian sehingga dicapai biaya produksi/ operasi yang, minimum. - Disain metode kerja. Yaitu tentang bagaimana membuat metode kerja yang efektif termasuk di dalamnya disain fungsi penga wasan terhadap penggunaan perangkat agar optimal. - Rencana produksi Membuat rencana agar jenis dan kuantitas yang di-
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
M I LI K. PLRPUj TAK AAN ’ 19 'UNIVERS1TAS a i r l a n g g a ' SURABAYA f
produksi tepat dalam jumlah dan kualitas. Terma suk di dalairinya adalah ramalan penjualan (demand forecasting). 3.2, Yang berhubungan dengan operasi sistem produksi. - Pengawasan produksi. Adalah aktifitas komplementer dari rencana pro duksi. Pengawasan produksi meliputi hal yang berhubungan dengan implementasi dari rencana produk si. Perlu diperhatikah dalam pengawasan produksi raenurut Sukanto dan Harsono adalah : , Tujuan yang telah ditentukan . Cara menilai atau mengukur aktifitas yang dijalankan . Cara membandingkan aktifitas nyata dengan standar * Cara mengadakan perbaikkan terhadap penyimpangan agar tujuan dapat dicapai.3 Pengawasan dilaksanakan melalui fungsi-fungsi : . Routing : menentukan urutan operasi yang akan dilalui dari input sistem sampai dengan outputnya. , Scheduling : menentukan kapan pekerjaan dimu lai dan selesai. . Dispatching : pemberian perintah untuk menger jakan aktifitas tertentu.
^Sukanto Reksohadiprodjo dan Harsono Ronohadiwidjo jo, Perencanaan dan Pengawasan Produksi, Bagian Penerbitan JTakultas Ekonomi U.G.M., Jogjakarta, 1981, halaman 6. SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
• Follow Up : merupakan pemeriksaan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan . -
Stock control * Yaitu problem pengendalian persediaan bahan baku , barang dalam proses , dan barang jadi pada jum lah yang paling ekonomis •
-
Quality control • Problem menjaga kemampuan perangkat sistem agar secara kontinyu tetap berproduksi dalam tingkat akurasi tertentu dengan tujuan minimisasi produk yang rusak/gagal .
-
Maintenance & Replacement . Meliputi pemeiiharaan,reparasi,dan penggantian perangkat dikarenakan tak satupun
fasilitas yang
digunakan dalam sistem dapat bekerja secara terus menerus dengan efektif tanpa pemeliharaan dan reparasi .
k.
Service System dan Implikasinya Bagi Perumtel Perkembangan dan pertumbuhan sektor industri jasa
seperti sub sektor industri perbankan,pariwisata,perdagangan,asuransi,transportasi,dan telekomunikasi akan mempunyai pengaruh penting tidak saja sebagai pelengkap seperti dewasa ini tetapi akan menjadi industri pertumbuhan yang turut raenyumbang kepada pendapatan nasional dan memperluas kesempatan kerja ♦ Sektor industri jasa akan mendukung per kembangan SKRIPSI
sektor industri lainnya dan akan mendorong akUSAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
akselerasi proses industrialisasi^* Hal ini berarti servi ce system akan berkembang ke arah yang sama . Seperti telah disinggung di muka bahwa Perumtel dengan output jasa telex-nya merupakan service system, Jasa telex ditinjau dari sisi Perumtel merupakan jasa murni (pure service) -karena tak dikaitkan untuk raendukung penjualan barang yang memang tak dihasilkan oleh perusahaan ini . Karena sifat jasa yang tanwujut tapi bisa dirasakan manfaatnya itu maka masalah stock control dianggap tak ada (non inventoriable) . i
Dengan dukungan perangkat yang berkonsep otomatis maka problem produksi yang menonjol adalah yang berhubungan dengan operasi sistem
terutama dalam pengawasan produksi
dan kontrol kualitas di samping itu karena type sistem pre duksinya adalah kontinyu maka kehandalan (reliabilitas) sis tem harus dijaga sehingga perlu perhatian terhadap problem maintenance & replacement . Manajemen traffic telex meliputi hal-hal di atas karena manajemen traffic telex merencanakan dan mengawasi service system telex .
J. Panglaykim , Pemasaran dan Bisnis . Andi off set, Jo gyakarta, 1983* halaman 131.
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
gl/reori, Traffic Telex' 5.1. Ciri uraura lalu lintas. Pada umumnya ada kesamaan syarat yang memungkinkan terjadinya lalu lintas, syarat tersebut adalah : a. Harus ada tenda atau sesuatu yang melakukan pergerakan, i! b. Adanya sarana yang memungkinkan terjadinya pergerakan.
i c. Harus ada station atau terminal tempat berangkat atau berhehti, awal dan akhir pergerakan benda tersebut. Jadi lalu lintas telekomunikasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : Jenis lalulintas *
Benda atau sesuatu
Telekomuni
suara, da
kasi
ta, tulisan, gambar
Sarana ;
Station atau terminal
sentral, media trans
pesav/at telepon, pesawat tele -
misi micro
printer, termi -
wave, radio HF, kabel laut, sate-
nal komputer, terminal telefax dan lainnya.
lit, kabel tanah, dll.
Khusus untuk lalu lintas yang akan dibahas disini adalah jenis lalu lintas telekomunikasi telex de ngan benda atau sesuatu yang berbentuk tulisan atau kode dan sarana yang-dipergunakan adalah sentral ,
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
media transmisi microwave, radio HF, kabel laut, sa telit, kabel tanah sedangkan untuk station atau ter minalnya adalah pesawat teleprinter. 5.2, Pengaturan lalu lintas. Sebagaimana kita ketahui bahwa tanpa adanya penga turan lalu lintas yang baik akan terjadi tabrakan yang akhirnya akan mengakibatkan kemacetan lalu lin tas (congestion). Jadi secara umum tujuan pengaturan lalu lintas adalah agar hubungan dapat : cepa.t \
\
tepat - aman dan dilaksanakan dengan menggunakan sa' rana yang seefisien mungkin dan dengan kualitas sebaik mungkin. Penggunaan sarana yang efisien mengan dung arti sebeJrapa jauh kapasitas produksi yang ada didayagunakan, dari sinilah analisis ekonomi mulai dilaksanakan. Lalu lintas telekomunikasi pertama ka li terjadi karena adanya perrnintaan percakapan (call) yang berasal dari langganan dan diukur dengan banyaknya call:yang lewat kelompok sirkit yang digu nakan untuk membangun hubungan dalam jarak jauh itu. Lalu lintas telekomunikasi ini kemudian diistilah kan dengan teletraffic. 5.3. Tujuan Teori Teletraffic
.
Tujuan teori teletraffic adalah menentukan aturan dan prosedur dalam mendisain dan memberi dimensi sua tu sistem telekomunikasi khususnya dalam mengatasi kemelut yaitu disatu pihak memberikan pelayanan /
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
servis yang memuaskan kepada langganan dan dilain pihak memasahg harga yang dapat terjangkau dan dapat raemberikan return yang menguntungkan bagi perusaha an. Pada pokoknya perekayasaan lalu lintas telex ada lah membuat rumusan bagi seperangkat prosedur ran cang-bangun sistem manajemen telex yang menghasil kan penggunaan paling ekonomis dari peralatan sen tral, saluran pengulang (trunk repeater), dan sirkit penghubung sehubungan dengan kelengkapan untuk mem berikan layanan yang memuaskan pada harga yang layak a
diterima bagi pengguna/pemakai sistem tersebut, Tu juan itu oleh I.T.U* dirumuskan sebagai berikut : "the primary object of telex traffic engineering is to formulate a set of prosedures for the de sign and day to day management of a telex system that will result in the most economic provision of telex exchange switching equipment, and trunk and junction circuits subject to providing a sa tisfactory service at an acceptable cost to the users of the system,"5 Walaupun secara teori adalah mungkin untuk memasang peralatan yang raemadai yang dapat memberikan pela yanan secara serentak bagi semua langganan yang i
-
ngin memanggil (call), misalnya ada 10 (sepuluh) langganan maka diberi 10 sirkit penyambung, namun
^"Introduction to Practical Teletraffic Engineering Section T. Elementary,Teletraffic Theory", International Telecomunication Union, 1975» halaman 213.
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25'
hal ini memberi konsekuensi pengeluaran investasi „ yang besar dan tidak efisien karena hanya pada batas-batas tertentu saja kemungkinan call serentak itu terjadi. Dalam konyataan hanya sebagian kecil langganan akan menggunakan telexnya secara seren tak pada satu; v/aktu, bahkan selama periode v/aktu tersibukpun pada suatu hari. Oleh karena itu sistem telex dirancang dengan probability sedemikian rupa sehingga hanya sejumlahsterbatas dari langganan \
yang dapat berhubungan dengan serentak namun efi sien untuk keseluruhan sistem. Fungsi penting dari administrasi telex adalah memutuskan pada batas be rapa hal itu dirancang agar dapat menvuaskan langgan an, memberikan nilai uang yang baik dalam pembentuk an pendapatan. Dalam menentukan batasan yang layak itu yang paling mudah adalah menentukan lebih da hulu "grade of service" yaitu mengukur banyaknya call yang gagal karena peralatan sentral sedang pe nuh untuk menyambung call yang lain (congestion) , hal ini biasa dan bisa terjadi pada saat-saat jam sibuk, Yang dimaksudkan dengan jam sibuk (busy hour) adalah jam dalam atau
diantara satu hari di-
mana lalu lintas telex ada pada tingkat yang ter tinggi. Jadi lingkup dari perekayasaan lalu lintas telekomunikasi adalah mengukur lalu lintas itu sendiri dan menilai berapa jumlah sirkit yang diperlu-
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26 ,
kan untuk menangani kepadatan lalu lintas yang ada 1! sekarang raaupun perkiraan di masa mendatang, terma suk di dalaranya efisiensi jaringan dan perkiraan kongesti* Lalu lintas telex. Banyaknya call yang dapat ditangani oleh sistem ko munikaei didasarkan pada jaringannya (net work), Beberapa pengertian istilah teletraffic adalah : - Traffic volume : sejumlah v/aktu genggam dari se jumlah pendudukan. - Occupation:(pendudukan) : setiap pemakaian suatu sirkit dari manapun da tangnya. - Call : setiap pendudukan yang disebabkan lang
-
sung-atau tidak langsung oleh langganan, Catatan : eebuah pendudukan dikatakan "di rect call” bila ia berhubungan dengan jalan pembicaraan dan disebut dengan "indi rect call" bila yang diduduki adalah pe ngehdali umum (common control) yang dipa kai dalam proses penyambungan (switching) misalnya register pada sentral telex, - Holding time : jumlah waktu pendudukan. - Traffic intensity : traffic flow adalah banyaknya lalu lintas yang terjadi se .lama satu periode waktu diba-
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
gi dengan lamanya periode ter sebut ; untuk menghormati penemunya (A*K. Erlang, seorang ahli dalam traffic engineer ing dari Swedia) maka satuan traffic intensity dinyatakan dalam Erlang yang dirumuskan sebagai berikut : A s CH NGtasi : A = "traffic offered" yaitu per hitungan kuantitas yang ber dimensi sama dengan traffic intensity dalam Erlang. C = banyaknya call, H = T,holding time" rata-rata da lam jam.^ Rumus ini diukur di saat-saat jam sibuk, itiisalnya H = 3 menit (1/20 jam) maka A = 1 Erlang, jadi C = 20 call per jam, ini berarti 1 Erlang menunjukkan adanya sua tu "calling rate" sobesar 20 call per jam dengan rata-rata call holding time < 3 menit. Jadi manakala rata-rata call
^Ibid, halam^ii 252. SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
holding time 2 menit, maka 1 Erlang menunjukkan suatu calling rate sebesar 30 call per jam. Lebih jauh Erlang berhasil membuat sua tu daftar yang dapat rataenghubungkan traffic intensity dengan banyaknya saluran (N) ideal yang diperlukan oleh suatu sentral penyambung untuk menangani banyaknya call ( table for A of a given values of n and E = E
M (A) ).
j- f n
- Congestion/Blocking s suatu keadaan dimana sebuah hubungan baru yang timbul tidak mungkin lagi raendapa_t kan outlet yang bebas. - Probability of loss : kemungkinan bahwa sebuah usaha call menemui jalan bun tu. - Lost traffic ; bagian dari lalu lintas yang ditawarkan yang tidak dapat dilayani karena blocking. - Grade of service : probabilitas sebuah call yang gagal selama jam sibuk, dinya~ takan dengan notasi B. Misal nya B = 0,002 (1/500) berarti bahwa setiap 500 buah call a kan ada 1 buah call yang gagal pada saat jam sibuk. Situasi ini bisa digambarkan sebagai
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
berikut : switching system
traffic carried—?■ —-----------“I traffic lost
traffic offered
Grade of service!CG.O.S.) = traffic offered traffic offered - traffic carried v“\ traffic offered Jadi apabila sirlit sistem switching yang menampung traffic offered Idiperbesar maka probabilitas sebuah call yang gagal ;(lost) akan semakin kecil. 5.5. Variasi pengiilinran traffic, Pengukuran traffic bisa dijalankan dengan membagi1j bagi waktu pengukuran sedemikian rupa sehingga se makin pendek periode pengukuran yang kita gunakan maka hasilnya ;semakin akurat. Beberapa variasi pe ngukuran traffic dapat disebutkan sebagai berikut: - sesaat : mempunyai ciri traffic yang berbeda da ri saat ke saat dikala call dimulai dan di&khiri, - jam-jaman : beearnya traffic dari jam ke jam da; lam hubungannya dengan call yang di: pakai untuk kegiatan bisnis maupun 1 kegiatan sosial.
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30.
- harian : variasi harian diketahui/didapat dari siklus dalam mingguan. - musiman : variasi traffic yang didapat pada hari ■Hari libur atau adanya festival atau dengan adanya kesempatan bisnis yang toiasanya lebih sibuk daripada v/aktu waktu biasa dalam satu tahun. - trend : melalui variasi-variasi yang telah disebutkan diatas dapat digambarkan tingkat pertumbuhan dari traffic yang dapat diob servasi pada periode tahunan, Forecast traffic jangka panjang didasarkan pada analisa kecondongan masa lalu yang dipro yeksikan pada masa yang akan datang. 5*6* Probabilitas dan Grade of Service. Peluang (probabilitas) relevan dibicarakan untuk perhitungan banyaknya perrnintaan percakapan yang hilang (call lost) jika sejimlah saluran (trunk) ditawari sejumlah Erlang tertentu* Kejadian dari suatu peristiwa yang mungkin terjadi dapat dinyata kan sebagai sebuah probabilitas dan memberikan sa tu nilai angka perbandingan sebagai berikut : berapa kali kemungkinan peristiwa itu --------------------- ------P = --------i jumlah semua kejadian yang mungkin Jika sebuah sirkit diduduki selama Xsraenit dalam
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31-
sa tu jam, probabilitas didudukinya sirkit itu da--* lam jam tersebut dapat dinyatakan sebagai : banyaknya menit ketika sirkit itu diduduki Ps = ----------------------------------------banyaknya menit dalam jam itu X =
Jadi pecahan X/60 itu adalah bilangan yang sama de ngan traffic yang disalurkan oleh sebuah sirkit yang dipakai selama X menit dalam jam sibuk dan di nyatakan dalam Erlang. Jumlah traffic dalam Erlang adalah intensitas rata-rata selama satu jam karena itu intensitas pada setiap saat selama satu jam itu mungkin lebih besar atau lebih kecil dari ba nyaknya Erlang. Dengan demikian apabila sejumlah traffic ditaw&rkan pada sebuah kelompok sirkit,katakanlah 4 bush sirkit,maka ada peluang bahwa bebe rapa traffic yang ditawarkan itu akan hilang/gagal, jika dipasang sirkit lebih dari k buah maka pe luang untuk gagal semakin kecil* Probabilitas se buah call gagal (lost) dinyatakan dengan perban dingan sebagai berikut : call yang gagal P = -------- -----------call yang ditawarkan Jika dianggap semua call mempunyai waktu genggam (holding time I yang sama maka :
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32*
traffic lost Grade of Service (G.O.S.) traffic offered Karena itu Grade of Service harus sama dengan probabilitas peristiwa dimana semua sirkit dalam ke lompok itu diduduki serempak, atau : banyaknyj menit ketika semua sirkit didu'duki serempak banyaknya menit dalam jam itu Di dalam International Telecomunication Union, Grade of Service dirumuskan sebagai :
n! B =
Jika ingin mencari besarnya G.O.S, secara teoritis dengan raengetahui besarnya traffic yang ditav/arkan pada N buah saluran sebesar A Erlang, maka dengan memasukkan nilai-nilai dari A dan N pada rumus ter sebut diperoleh besarnya G.O.S. Lebih mudahnya un tuk ini bisa dilihat pada tabel for A of given va lues of n and E = E
n (A) dalam lampiran 6.
?Ibld, halaman 26*+.
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33
5.7. Efisiensi Traffic:. Efisiensi traffic dapat dihitung berdasarkan atas perubahan terhadap GOS . Usaha memperkecil GOS dapat dila kukan melalui 2 cara yaitu
:
5,7.1. Meratakan beban traffic . Bila traffic yang ditawarkan terlukis oleh fungsi
f(x) sedang garis pelayanan dimana sentral. i
dapat menangani seluruh call adalah Y = A maka akibatnya : luasan yang ada di atas Y=A merupakan call yang gagal . Bila kemudian kita gunakan metodel perataan traffic sehingga kita dapat raenekan hitung
f(x) berubah menjadi g(x) maka dapat di efisiensinya yaitu :
Efisiensi =
GOS semula
-
GOS perbaikan
GOS semula GAMBAR
SKRIPSI
2
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA M I L 1K
PBRPUS1 AKAAN • U N I V E R S 1TAS A i R L A N G G A *
SURABAYA
rd
GOS semula =
Jc f(x) dx - (d-c) A
fb
Ja f(x) dx setelah traffic diratakan : GOS
e ff(x)dx - (f-e)A
Efisiensi =
rd -'c f(x)dx - (d-c)A
5.7.2. Menaikkan garis pelayanan , Apabila garis pelayanan dapat dinaikkan misalnya dengan menambah sirkit dan atau meningkatkan maintenance maka garis pelayanan naik menjadi Y = B , maka dengan cara penghitungan yang sama dapat dihitung efisiensinya * Dalam praktek keterangan tentang arus lalu lintas bisa didapat kan dari jumlah call seluruhnya selama jam sibuk dan rata-rata lamanya atau banyaknya call yang serempak terjadi selama jam itu. Rata-rata call yang berlangsung selama jam itu menghasilkan arus lalu lintas langsung dalam Erlang dan dapat diper oleh dengan menghitung banyaknya call yang terja di serempak pada setiap interval waktu yang pen dek, SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
. Sistem dan park Kerja Telex . Telex (teleprinter exchanged) raerupakan sarana tele komunikasi yahfe secara sistem terdiri atas 3 elemen utama yaitu : - pesawat teleprinter sebagai terminal hubungan , - saluran pen£hubung antara terminal dengan sentral dan antara sentral dengan sentral . - s entral telex (exchange) sebagai unit penyambung (switching) Ketiga elemen utama di atas membentuk suatu sistem jaringan telex yang di Indonesia dapat digarabarkan sebagai .te rlihat pada lampiran 1 , Pada bagan sistem jaringan itu tak tergambar masingmaslng terminal teleprinter yang seharusnya tersambung ke sentral! lokal yang digambar bulat . Sebagai s uatu;sistem masing-masing elemen dituntut kehandalan. '
kerjanya , Cara kerja telex mengikuti
prosedur penyambungan yang dilakukan s entral,maka perlu diketahui program-program yang harus dilaksanakan sentral dalam menyambungkan dua terminal tele printer yang ihgin saling berhubungan , 6,1. Fungsi d&sar sentral telex . Seperti tersirat dalam sistem jaringan telex maka fungsi dasar s entral telex adalah mela■i yani permintaan call yang dapat dibedakan men jadi 3 yditu :
i-------
- Incoming call "4------------------ « SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36
- Outgoing ball :
- Local call ■<
)
Dalam melak^anakan fungsi di atas maka sesuai dengan sistem jaringannya dibutuhkan adanya 2 jenis sentral yaitu sentral lokal (terminal ex change) dan sentral induk/tandem (parent excha nge), Sentral lokal menghimpun saluran lokal langganan y^ng terhubung ke teleprinternya , eedang sentral induk menghimpun saluran-saluran yang terhubung dari dan ke sentral lokal maupun antar sentral induk . Sentral telex yang dipakai di Indonesia saat ini yang membontuk cistern jaringan telex adalah produk buatan Siemens Jerman barat dimana untuk sentral lokal memakai type TWK9 dan untuk sentral induknya meiflakai type TIVKD
. Dalam rangka mem-
bahas cara kerja telex kita cukup mengetahui cara kerja kedua sentral di atas . £.2.Sentral telex lokal TWK-9 . Sentral ini cjidisain dengan teknologi cross-po int yaitu cai*a penyambungan dengan input-output dari kontak-kontak yang membentuk suatu raatriks , Terminal-terminal teleprinter dihubungkan ke sen tral ini melalui saluran phisik maupun radio.
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37
GAMBAR
3
GAMBAR PHISIK SENTRAL LOKAL TWK-9
Sumber : "Automatic Switching System T'.VK for Telegraph and Data Networks", Siemens, halaman 2*
Dalam membangun hubungan sentral TWK-9 mengikuti tata program seperti terlihat dalam gam bar sebalik .
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38
GAMBAR
It
t a t a P r o g r a m s e n t r a l t e l e x t w k -9
Sumber
SKRIPSI
"Automatic Switching System TWK for Telegraph and Data Networks", Siemens, gambar 1 3 ,
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
6.3. Sentral Induk TIVKD. Sistem sentral induk TWKD merapunyai fungsi utama sebagai penghubung antar central (Junction ex change) yang mengatur route dan arali (direction) suatu perrnintaan call dari langganan sentral lo kal. Pada sentral induk, saluran antar sentral terhu i: bung pada sirkit pengulang (trunk repeaters) yang dapat berhubungan ke berbagai arah sesuai dengan route dan arah call yang diinginkan. Untuk itu trunk repeater dapat diprogram untuk kirirn saja (going mode) dan atau terima saja (coming mode). Informasi noinor yang dipanggil diterima melalui i
repeater incoming kemudian kepenyimpan kode (re gister) setelah diolah kemudian diteruskan ke sen tral yang dipanggil melalui repeater yang ditangkap outgoing untuk disambunglcan ke nomor langgan an yang dipainggil. Hubungan antara repeater incoming ke repeater out going dan ahtara repeater incoming ke register dibangun melalui tingkat-tingkat matriks karena sentral ini juga momakai teknologi cross point.
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
GAMRAR
5
PHISIK SENTRAL INDUK TWK D
r
"
Sumber : " A u to m atic S i v i S y s t e m T'.'/K D f o r T e l e g r ap h and Data N e t w o r k s " , S i onions, halatn.-m 1
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
GAMBAR
£
CONTOH MATRIX SISTEM
A -ST A G E
B-STAG E
M A TRIX CROUP 1
M ATRIX GR O U P 2
MATRIX
f
d U 0 UP 3 I TO
j
M ATRIX
I
G R O U P 10 [
M ATRIX G R O U P 11
.Sumber : "Automatic Switching System T'VK D for To ~ Icgrapli and I'-ita Nctworkc", Siemono, ha laman 1^3. >i/i
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
,B A B S E J A R A H
III
P E R U S A H A A N
1 * Se.jarah Perundang-undangan Perumtel Perusahaan umum Telekomunikasi , pada permulaannya ber nama " Post en Telegraifdienst " yang didirikan pada tahun 1884 dengan Staatsblad No.52 . Dinaa ini pada tahun 1906 diubah menjadi " Post-Telegraaf en Telefoondienat " dengan Staat blad No*395 . Dengan demikian oejak tahun 1906 ini dinas tele pon telah masuk dan didatukan dalam jawatan P.T.T. Pada tahun 1925 be^laku Indische Comtabiliteits Wet ( Staatsblad 1925 No, 448 ) yang berlaku juga bagi P.T.T. Dalam stelsel I-C.W. ini anggaran P.T.T. masuk ke dalam Begrooting van Gouveraements bedrijven di bawah post-814 . Seluruh pendapatan dari jawatan P.T.T. masuk Kas Negeri , aedarigkan pengeluaran seperti
gaji
dan sebagainya melalui Coratabiliteits-kantoren . Pengeluaran administrasi keuangan sangat gecentralizeerd f sehingga dengan singkat dapat dikatakan ruang gerak dalam stelsel ini menjadi sempit . Di dalam perkembangan selanjutnya dengan ordonansi ta hun 1931 ( Staatsblad 1931 No,524 ) Jawatan P.T.T. ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdaoarkan Indische Bedrijven Wet ( Staatsblad 1927 No.419 ) yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 1932 . Dalam stelsel ini anggaran belanja dilepaskan dari Begrooting Departemen van Gouvemementsbedrijven dan di tetapkan melalui ordonansi teraendiri . Administrasi keuangan 42
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
dilepas dari Comptabiliteitskantoren dan diurus sendiri oleh masing-maaing Jawatan , Perhitungan keuangan antara P.T.T de ngan administrasi negara lainnya melalui schatkist-rekening dan pembayarannya dengan cara regularisasi * Secara singkat dapat dikatakan sttela^l I.B.W. inimemberikan ruang gerak agak lebih luas . Selanjutnya dalam tahun 1960 oleh Pemerintah dikeluarkan pengaturan raengenai perusahaan negara dengan P.P. pengganti undang-undang No.19 tahun 1960 . Dalam Perpu ini antara lain terdapat ketentuan yang penting mengenai I.B.W. dan secara tidak langeung juga mengenai I.C.W. Ketentuan ter sebut adalah pasal 33 ayat 2 sebagai berikut : " Dengan didi rikannya perusahaan negara berdasarkan Perpu ini f maka a. I.B.W. Staatsblad 1927 No.419 tidak berlaku lagi bagi perusahaan negara yang bersangkutan ; b. peraturan lainnya tidak berlaku lagi apabila pokokpokok dalam peraturan tersebut sudah diatur dalam Perpu ini ♦ " Jawatan P.T.T, yang telah ditetapkan sebagai Perusaha an Negara I.B.W. yang modalnya untuk aeluruhnya merupakan kekayaan negara yang dipisahkan temyata telah memenuhi syaratsyarat untuk dijadikan Perusahaan Negara dalam arti kata Per pu 19 tahun 1961 . Sebagai tindak lanjut dari Perpu tersebut Jawatan P.T.T, diubah menjadi P.N. Pos dan Telekomunikasi dei ngan P.P.No. 240 tahun 1961 . Di sini tampak bahwa secara res mi mulai digunakan
SKRIPSI
kata
telekomunikasi sebagai
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
pengganti
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44
dari telegraaf dan telefon sebagai alasan disebut bahwa ka rena perkembangan tekiiik maka pertukaran berita ( telegram dan percakapan telepon ) tidak hanya dilakukan dengan saluran-saluran tetapi berita dlkirim juga dengan perantaraan radio . Oleh karenanya pemakaian istilah telekomunikasi dirasa meraadai dan selain mencakup telegrap dan telepon juga telah tercakup pengertian radio . Lapangan usaha P.N. Pos dan Telekomunikasi ini ber kembang sedemikian pesatnya 3ehingga organisasi perusahaan perlu ditinjau kembali untuk raempercepat daya gerak masingmasing bidang Pos dan bidang Telekomunikasi 3upaya dengan bentuk organisasi yang baru lebih terjamin pesatnya gerak masing-masing bidang tersebut . Berdasarkan pemikiran ini maka pada tahun 1965 diadakan pemecahan P.N. Pos dan Tele komunikasi ini menjadi dua perusahaan negara yaitu P.N. Pos dan Giro dengan P.P. No.29 tahun 1965 dan dengan P.P. No. 30 tahun 1965 didirikan P.N. Telekomunikasi . Sebagai perusaha an vital yang bergerak di bidang sarana perhubungan dalam masa perkembangan tekrtologi dan pembangunan dewasa ini P.N. Telekomunikasi tidak terlepas dari pengaruh perkembangan ekonomi dan dunia usaha pada umumnya , sebagaimana diketahui bahwa dengan Perpu. No* 19 tahun 1960 telah diusahakan adanya keseragaman dalam cara mengurus dan menguasai serta bentuk hukura dari usaha negara yang ada pada waktu itu . Usaha un tuk metiyeragamkan baik mengenai cara mengurus dan menguasai
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
maupun mengenai bentuk hukum dari badan-badan usaha negara tersebut walaupun secara formal telah dipenuhi t'etapi secara material masih banyak kesulitan-kesulitannya antara lain ka rena Perpu No.19 tahun 1960 itu tidak atau belum terpenuhi se luruhnya . Dalam kenyataan banyak usaha-usaha negara dengan bentuk 3P.N. menurut Perpu No. 19 tahun 1960 ini secara ekonorais dirasa tidak efisien . Penyederhanaan bentuk Badan Usaha Hilik Negara lebih lanjut diatur melalui Instruksi Presiden No. 17 tahun 1967 yang meliputi : Perusahaan ( Negara ) Jawatan disingkat PERJAN ya itu perusahaan yang didirikan dan diatur menurut ketentuan I.B.W. ( Staat3blad 1927 No.4-19 ). -
Perusahaan ( Negara ) Perseroan disingkat PERSERO yaitu semua perusahaan yang berbentuk Perseroan Ter i
batas yang diatur tnenurut Kitab Undang-undang Hu kum dagang ( Staatsblad 1847 No.23 ) baik yang saham-sahamnya seluruhnya atau sebagian dimiliki Negara atau berasal dari kekayaan yang dipisahkan da ri Negara « -
Perusahaan ( Negara ) Umum disingkat PERUM yaitu semua perusahaan yang seluruh modaluya dimiliki oleh Negara dari kekayaan negara yang dipisahkan
i dan tidak terbagl atas sahaiu-saham , perusahaan ini didirikan dan diatur berdasarkan ketentuan Perpu No.19 tahun 1960 .
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Dalam hubungan dengan Instruksi Presiden di atas Departemen yang membawahi Perusahaan Negara telah mengadakan langkah-langkah persiapan yang diperlukan ke arah penggolongan Perusahaan-perusahaan Negara dalam ke tiga bentuk itu. Penertiban dan penggolongan kembali P.N.-P.N. ini di~ dasarkan ataB kenyataan bahwa tidak semua usaha dan kegiatan dari usaha-usaha negara dapat diusahakan secara ekonomis dalam bentuk P.N. sebagaimana yang dimaksudkan dalam Perpu No.19 tahun 1960 . Dasar pertimbangan untuk mengeluarkan materi pe nertiban usaha-usaha negara ini ialah perlunya segera diambil tindakan-^tindakan cepat untuk mengaraankan kekayaan negara yang telah tertanam dalam usaha negara agar dapat dlmanfaatkan sebaik-baiknya bagi perekoftomian Indonesia sesuai dengan Tap MPRS No.XIII/MPRS/1966 . P.N. Telekomunikasi sebagai perusahaan yang berada dibawah Departemen Perhubungan waktu itu c/q. Ditjen Postel ti dak bisa lepas dari Instruksi Presiden No.17 tahun 1967 ini , Borhubung dengan itu untuk mencapai kondisi yang lebih baik yang memberikan kemungkinan raaksimal untuk menjalankan. usaha dengan meraegang teguh prinsip ei'isiensi , efektifitas f ekono mis , cost accounting maka perlu diadakan peninjauan kembali terhadap struktur organisasi P,N. tersebut ( S.K. Henhub, tang gal 7 April 1967 No.U/14/2/18 Phb. ) 3esuai dengan U.U,No,19t tahun 1969 yang mengatur usaha-usaha negara yang berbentuk porusahaan ; bagi P.N. Telekomunikasi yang tidak dialihkan ke
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
M IL I K
PERPU ) I AK.AAN 'UNJVERSITAS a j r l a n g q a '
SURABAYA
47
I
ke dalam bentuk Perjah atau Persero dengan aendirinya selanjutnya dlsebut Perusahaan Umum ( PERUM ) * Dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I. No. SK 129/U/1970 tanggal, 28 April 1970 , P.N. Telekomunikasi i
yang didirikan dengan P.P. 30 tahun 1965 diubah menjadi Pe rusahaan Umum Telekomunikasi disingkat PERUMTEL yang dikukuhkan dengan P«P. No.36 tahun 1974 . Untuk lebih meningkatkan jasa pelayanan telekomuni kasi pada tahun 1980 pemerintah mengambil suatu kebijaksanaan memisahkan pengelolaan telekomunikasi untuk umum dalam negeri dan Internasional . Melalui P.P. No. 54 tahun 1980 Pemerintah menetapkan PERUMTEL sebagai penyelenggara tunggal telekomunikasi untuk umum dalam negeri sedangkan hubu ngan internasional dengan P.P. No.53 tahun 1980 diserahkan kepada P.T. Indonesian Satellite Corporation ( INDOSAT ) sei
bagai pengelola tunggalnya di Indonesia .1
Sejarah Perundang-undangan Perumtel " 9 Diary Perumtel,1984 , halaman 5 .
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
kQ
2 . Tujuan dan Mission Perusahaan Pembangunan TeXekomunikasi merupakan satu bagian dari pembangunan nasional , sehingga tujuan pembangunan telekomunikaai harus mencerminkan dan selaras dengan tujuan pembangu nan naSional Indonesia * Ditegaskan dalam SBHN bahwa hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh masyarakat dan benar-benar dirasakan sebagai perbaikan tingkat hidup yang ber keadilan sosial yang menjadi tujuan dan cita-cita kemerdekaan . Oleh karena itu diperlukan wawaaan untuk menciptakan kesatuan politik , aosial , budaya , ekonomi dan pertahanan keamanan sebagai penjabaran dari Wawasan Nusantara yang menjamin adanya ketahanan nasional Indonesia . Tujuan PERUMTEL sebagai pengelola pertelekoraunikasian di Indonesia adalah raemenuhi seluruh. kebutuhan telekomunikasi masyarakat Indonesia yang maju berdasarkan Pancasila * Tujuan itu selain berXungsi untuk memperlancar pertumbuhan ekonomi juga dituntut sebagai penunjang persatuan bangsa . Kebutuhan akan jasa telekomunikasi yang merupakan missi on yang harus diemban Peruintel adalah2 : 2.1. Menyediakan jasa telekomunikasi tersebut secara merata untuk merangsang pertumbuhan kegiatan-kegiatan yang tereebar di seluruh tanah air * 2.2, Mengembangkan dan melengkapi jenis pelayanan yan^ beragam sehingga peranannya sebagai penghemat ener---------------- 5----------
•Willy Munandir Mangoendiprodjo f Telekomunikasi Indonesia Menjelang Tahun 2000 , Geraatel No.156-161 , 1981 *
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
k9
energi dan pejiambah daya guna raenjadi nyata . 2.3* Mewujudkan Wawasan Nusantara untuk menunjang Ketahanan Hasional * 2.4. Perkembangannya harus sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Nasional . 2.5. Jasa tersebut dikelola secara " business like 11 agar ketersediaan , operas! , dan pemeliharaannya tetap berkesinambungan dan berkembang . Xe lima mission diatas
menjadi " Communication Interest "
yang harus selalu diperhi tunglean dalam 3etiap rencana investasi
dan keputusan lainnya .
3 < Jaringan Usaba Perumtel Modal utama Perumtel yang terdiri atas prasarana f sarana , dan personalia menghasilkan produk jasa yang dapat dinikmati masyarakat
yaitu jasa telepon f jasa tele-
grap , jasa telex , dan jasa leased channel ( sirkit sewa ) yang dapat digunakan secara pribadi , Jaringan usaha ini dapat dilihat pada gainbar 7 sebalik . Sebagai Perusahaan Negara yang melayani kepentingan umum maka diperlukan prasarana yang dapat raenjangkau seluruh masyarakat , prasarana hubungan telekomunikasi ita berupa : - Saluran ( transmisi ) - Alat penyambung ( switching )
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50
f-l
>/ * ' *• r'V i
d£EE3?S
_Jj
(UUJ
GAKBAR
7 .
eg nc:
=D
■ :■ ■ ■ V? .i>.:'.‘r?.,>-!.'’
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51
Sedangkan yang disalurkan teraebut dapat berupa : - Suara ( menggunakan 3 arana telepon ) - Tulisan atau gambar ( menggunakan sarana telegrap atau telex ) Sirkit eewa merupakan pilihan yang dapat menyalurkan suara atau tuliaan/gambar 3.1. Transraisi . Sebagai prasarana untuk menyalurkan berita ( informasi ) dipergunakan : 3 *1 .1 . Satelit , yang disebut SKSD ( Sistem Komuni-
ka3i Satelit Domestik ) untuk hubungan Dalam Negeri dan Intelsat untuk hubungan luar negeri. Pengadaan sintem ini didukung oleh stasiun burai dengan berbagai ukuraii menurut keperluannya yang tersebar di seluruh Nusantara . 3 .1 .2 . Terestrial , sietem ini bisa berupa saluran
■ phisik maupun radio dengan menggunakan : - Kawat ( berbagai jenis ) - Radio IiF ( High Frequency ) , VHP ( Very High Frequency ) - Microwave dan Troposcatter - Sistem Koinunikasi Kabel Laut ( SKKL ) 3.2.
Switching .
t
Penyainbung ini berupa peralatan yang berada di : - Sentral-sentral telepon
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52
“ Sentral-sehtral telegrap atau telex Penyambung ini diperlengkapi dengan terminal pelanggan yang berupa pesawat telepon atau telex yang berada di kantor atau rumah pelanggan , box telepon umum , Sambungan Telepon Kendaraan Bermotor , Sambungan Telepon Jarak Jauh dan sejenisnya ,
4* Wilayah Operasl Dalam menjalankan fungoinya PERUMTJ3L mempunyai 12 Wilayah Uaaha Telekomunikasi ( WHEEL ) , masing-masing dikepalai ileh seorang Kepala Wilayah sebagai wakil dari Pe~ rumtel puaat * Setiap Witel membawahi kantor-kantor pendirian Telepon , Telegrap/Telex t KIN ( Kantor Interlokal ) , Stasiun-stasiun Bumi SKSD F SRP ( Stasiun Radio Pemancar/ Penerima ) , SROM ( Stasiun Radio Microwave ) . Kantor Witel ini berkedudukan di ibukota propinsi seperti diperlihatkan oleh Tabel 2 yaitu tabel wilayah operasi Perumtel yang ada pada halaman 53 .
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53
.jJ'ABIOL
2
WILAYAH OPE!?AS I Pr^UMTKL
'.VXTEL
KEDUDUKAN DI
VILAYA K U.SAHA
I
Ke dan
Sumatern utoro , Acch
II
Pa
Sumatora brjrat „ T?iau
III
lJ a l e i n b a n g
Sumatcry S e la ta ri , Lampung , Jiongkulu .
IV
J akarta
DK1
V
Bandung
dawa liarat
VI
Serna rang
dawa Tengali
VII
Surabaya
Jawa Timur
v m
Donpasar
xx
Ban j a r b o r u
Kaliman tan
x
Ujuug Pandang
Su law esi da n s e k 1 1ar
XI
Amboina
Maluku dan s e k i t a r
XII
J a y ap u r a
Iria n Jaya
Sumbcr
:
j
B ali
J a k a r t a Ti’aya
, NTB , NTT
S t r u k t u r O r g a n i s a s i PKUUMTKL
Dengan dennikian koduduknh Kantor Daerah Telegrap dan Telex
» Surabaya ( Kandatex Surabaya ) yang menjadi punat penelitian u k r i p s i i n i torumsuk di dalam vn'L’EL V I I *
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
a
C iO n r-
1
[>• vo to
0> VO a\ C\l
5106
S (D rH 3 ,Q fH (15
3900
54
I
bO bn 3 rH v
| i j i I
u
•rH
pH
tahun W ra C.i ro
SS P O') *t! a W 2! EH t> x w m <j cn p jd -a,1 P M
o
f»l Oh
co i-l {3 P-(
CD P< c CO *3 3 < bO t>0 d cC* rH v—
cti P E QJ
cn cn
LO tO VO• m K>
tO CM • r~ ro
1 1 1 1
ctf r*l ' E
■s H O •rH T3 o3 (0 rt H 3 CO
• K 0) ■p CO aj CJ\ 'O S
m *3' CVl • 'siVO CO
•ra
SKRIPSI
O v~ •sh » VO *—
! i i i aM
•
VZ, & 01
o
<j] £<
ON T“
(0
Tc •M* CtO tO • 0>
T~ CO c\ r-
lX^ lO CO• VD t •<4VO CM •
(.M
CO
CO in VO* in in o« C\J to
to a) CT\ T“
CM Kf-
00m
C\J CO •
C\J
* -4co CTi T~
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
'
*\ ro 'd IH w > rH 0) -P •H •H -P W •H ■P cti •P CO •«
H fH
M cu CO
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55
rt •3CO CT\
Zt'fTt’O K l.^
QUO' SSQ' Zi
co ,
o**
CO
h1 fi’ M (*!
&
C\I CO ct\ T“
ci) P C-r'< ►-> . •' ££8’9i>#92
i'i
a 9
6-1
s; pi *i|[d h !i/i
•cjCO
«=*1
cU
X X w
ctf rD
P
cu
M LH pi p 64 a
U
3 W
co
(H cn M £}
l0 t'’L£ £ ‘6
H
1-1
CJ>
rH
P
Q> •P
O
•ri
Pi P-C
0^
f-l 0) -p U) 0) r a; to
s bO £
CD
n •.-I -P
o CO CTN
st^’Vyu
Cl cc
•p
I
O)
•o m
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
CO
00 *
•f"3
SKRIPSI
P«
-P
a; ,o
rJ
CO
•r I
, ii-
•H
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
(.0 UJ -p •>H U) 05 Pi a. rM
f.’ it] uo £ ,n
••
..
%
S
10
LiL
CO
*
cn
CO
to co O''
X M P ro CH i-» '- i <j| r.1) >:*
ITS
EH
CM
<
CO
'H
< <*\
<5\
ci; 53 ►. (T PJ * J:i D S CO CO «3 co
i—
X k r -1* tO SI EH p CO <•'* EH '
O'* v.0 in
i'
jjf
CO cr»
ar
*\
o CO 0^ '
u
q; ,o
o o SKRIPSI
c
CM
o o o USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
ro SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TABEL 6 ' JUMLAJ1 I^NGGANAN TELfiX NAS I ONAL DAW ZONEKING T3AHI SURABAYA 'J! AHUM 198 P.
57
Z O N E Wilaynh U aah a
Jumlah Lanftganan
j.
11
IV
III
Wi tel I Medan
553
553
Witel II Paclang
181
181
Witel III PS-
249
249
Witel IV Jkt.
4 .161
4 .161
V Bd*
306
306
Witel VI Sm.
328
Witel VII sb.
74.3
Witel VIII Bpr*
148
148
Witel IX Bjsii.
102
102
Bpij.
219
Witel
Witel X Up.
328 743
P 19
293
V/itel XI All
63
63
Witel XI] Jap.
83
83
.
7 .-129
100# .
74 3
10%
328
4/3
4.717
1641
63%
23°/
Sumber : ' I ' r a f f l c Dalam Angka 1 9 8 1 - 1 9 8 ? S u b D i t n i t e l .
Diolah kembal.i. .
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB
IV
ANALISA TERHADAP EFISIENSI TRAFFIC Dalam bab ini akan diuraikan dan dibaha3 apa-apa yang aebenarnya terjadi dan yang seharusnya terjadi kemudian dicari sebab yang menimbulkan keaenjangan itu . Alat utama pembahaaan ini adalah statistik yang berfungsi untuk menginduksi kan data dalam batae-bataa tertentu . Situasi sekarang dari perilaku traffic akan dipolakan berdaaar sample yang diambil kemudian dihubungkan dengan pola Grade of Service dan diuji dengan tinglcat kepercayaan tertentu. Untuk mengetahui garis pelayanan riil malca ditentukan berdaaar regresinya . Peninjauan terhadap garis pelayanan berdasar diaain akan diperoleh kesenjangan yang terjadi dan pemecahannya . 1. Hubungan panggllan sukaea (auccesful call) dengan jumlah pendudulcan repeater (direct call).dl aentral lokal TWK9 Seperti telah diviraikan pada Bab III,repeater merupakan perangkat penyambung (path) yang ada di aentral telex .Re peater inilah sebenamya "jalan" yang dilalui informasi yang dikirim-terimakan oleh terminal telex yang dimiliki pelanggan, Dengan demikian mengetahui pendudukan(occupation) terhadap re peatera akan diketahui pula kepadatan traffic repeater yang bersangkutan atau kepadatan traffic telex itu sendiri , Pendudukan repeaters merupakan auatu "direct call” ,
58
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59
dalarn khasanah traffic telex tidak scrnua pendudukan repeat er ini membuahkan call yang berhasil, artinya terminal te lex yang inenangkap repeater itu belum tentu dapat berhu bungan dengan terminal telex yang lain. Keberhasilan suatu call bergantung p^da kepadatan i
traffic central yang bersangkutan dan ketersediaan sirkit penyarnbungnya (repeater dan pengontrol), disamping itu yang terpenting adalah keberhasilan call, inilah sebenar nya cumber pendapatan ferumtel. Jumlah sirkit penyambung direncanakan dapat mena nganani suatu kepadatan traffic tertentu dimana pada kepadatan traffic tertentu ini suatu call dapat ditangani deng ngan sukses tanpa adanya kemacetan (congestion). Peluang suatu call sukses dinamakan 1lsucessful
call" yang adalah
suatu prosentase yang didapat dari sampling secara random atas 100 call kemudian dihitung berapa diantaranya yang sukses., Komplemen dari sucessful
call inilah yang disebut
Grade of Service (6.0.S.) yaitu banyaknya call yang gagal. dari 100 call yang ditav/arkan ke sentral itu. Untuk tujuan pendekatan terhadap pola sebenarnya da ri pola pendudukan repeater dan suceesful
call-nya maka
dilcikukan ustimasi secara interval terhadap rata-rata samplenya. Data sample pendudukan repeater dikumpulkan secara observasi melalui pcralatan VMl-JD (traffic measurement) so-
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60
lama 10 hari kerja berturut-turut ditambah 1 hari Minggu yang merupakan sample hari libur * Sample auccesful call dikuinpulkan dengan melakukan 100 calls pada jam-jam sibuk oelama 10 hari itu*Hasil data sample ini terlihat pada lampiran
2 • Selanjutnya untuk me
ngetahui apakah polanya tidak berbeda jauh dari pola popula sinya maka dihitung perkiraan interval untuk proporsi dengan member! tingkat kepercayaan 99% menurut distribusi binomial karena ditentukan oleh banyaknya percobaan (n) dan peluang untuk suskes (p).Pola ini dipetakan seperti terlihat pada gambar grafik 2 halaman 62 . Hal yang sama dilakukan pula untuk pola pendudukan repeater (direct call) dengan memberi tingkat kepercayaan 99% menurut distribusi student's
t
karena sample lebih kecil dari 30 untuk auatu populasi yang tak terbatas , Pola ini (pola direct call) dipetakan seper ti terlihat pada grafik 1 halaman6i,angkanya pada lamp.3&4 * Pola nilai rata-rata direct call dan proporsi suecesful call menurut perkiraan intervalnya temyata tak beri
beda jauh sepanjang hari , Kenyataan ini akan dipakai sebagai patokan untuk analisa selanjutnya . Secara sepintas lalu terlihat bahwa pada jam-jam sibuk ada kecenderungan turunnya auccesful call dengan nalknya direct call • Untuk ini akan diuji apakah hubungan ini cukup kuat dijadikan alasan untuk membuat perkiraan secara regresi E(Y) aehingga dapat diketahui pada tingkat penduduan repeater berapa suatu direct call dapat ditangani dengan aukses sepenuhnya. SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
RXF1K
1 :
POLA BIRSCT CALL S E M R A L TELEX LOKAL SURABAYA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
62
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
c\j
,L1
‘-3
CO
U) LA
n J-
m (\J
C\J w H
o
3 CiJ
CT\
CO
X
O SKRIPSI
OD
ia
t-
o IA
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
IA C\J
O SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63
1 .1 . KnreluGi pendudukan repeater
dengan successful call
Untuk mangetahui kuat tidaknya liubungan antara call dengan suroesnfull cal.lnya pada Central Telex Surabaya maka diambil rata-rata samplcuyu. pada jam-jam cibuk syja scbab diluar jam cibuk itu suoeccfull call tidak terpengaruh oleh banyaknya call atau dengan lain perkataan diluar jam sibuk sucessfull call = 100 ^,yang menurut data pengu kuran memang demikian. Perhitunflan korclasl adalah sebagai borlkut : Jam cibuk
(n )
Sucessfull call
0,96
10
0,86
11
0,68
12
13
0,80 0,95
lh
0,88
0,80 0,80 0,87 0,97 ty-8,5?
15 16 17 18 10
Z y iz = £ y 2 -
= 7, 4183-
E l l 2 - t *2 -
= 2G.073.Q6j -
t w
SKRIPSI
» t » » - . < w w . . u .1 5 8 -
x.y
1.311 1.855 2 .0 0 / | 1.863 1.354 1.609 1.813 1.703 l.W
1.259
( x. )
(y )
09
Call
l.i\Qk
1-363 1.490 1.286 U]16 1./150 1,362
1.297 77k 751 5fx=l5.777 :£.xy=13.158 = 0,07669
, 1 .1^,6.690
M
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
O
fp
i m
, .
3 6 2 , 89
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
'.61+
Korelasi :
r =
- 362,89
L * iy ±
= - 0,9063
\£xi2 V m 5
yo,07669 1/1.186.690,1
U.ji Korelasi : llipoteeanya :Ho = ^>= .0 tidak ada korelasi antara x dan y, dengan alternatif
H]_ =
0 ada korelasi negatif antara x dengan y.
^0 ,0 1 (9 )
“
r P
untuk uji satu ekor - 0 ,9 0 6 3 V 10-2 6,06
'0
\j l-~(079065)
Oleli karenanya tQ =
6,06
to 0 1 (9 ) - “ 2,821 maka
H = 0 ditolak pada tingkat 'nyata (significant level) 1% yang berarti kita mempunyai cukup bukti bahwa antara x dengan y ada hubungan negatif.
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65
1*2. Ke perluan akan
cfi3iensi
traffic,
Perumtcl sebagai penyelenggara tunggal jasa telex di Indonesia sesuai dari sifat jasa telex itu sendiri dan ditinjau dari investasi peralatannya jnaka dalam operasional sehari-hari ia di'bebani unsur biaya tetap yang tinggi karena invostasi yang tertanam pada peralatan itu bersifat tak dapat dipecah (undivisible) untuk disesuaikan dengan pola perraintaan konsuraen . Dikarenakan nisbali (ratio) yang besar dari biaya tetap (fixed cost) terhadap total biaya raaka total rata-rata biayanya ( average cost per pulse ) dibebani biaya tetap yang besar pula . Sesuai dengan sifat biaya tetap maka distribusi total biaya tetap kepada rata-rata biaya tetapnya menjadi semakin baik apabila kuantitas jasa yang diproduksi dalam hal ini puls a semakin besar ; baik , di sini berarti bahvva total ra ta-rata biaya tetap ( average fixed cost ) akan semakin rendah , karena nisbahnya besar terhadap total biaya rata-ratanya maka biaya rata-rata (AC) itu akan semakin rendah pula. Dengan AC yang semakin rendah diharapkan keuntungannya sema kin tinggi , Berdaear hal itulali maka di sini pada eituasi Perusahaan sekarang ini perlu dihitung sebenarnya berapa jumlah call yang lay ale dapat ditangani sentral dengan sukses sehingga apabila ada fluktuasi yang meninggi dari call padahal* didalamnya ada cukup besar dari call itu yang tak dapat dilayani dengan sukses dapat diarahkan agar sukses . Jika hal ini
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
M L »& P E t U 'U M A K U N 'U N I V E R S I T A S
a ir l a n g g a
SURABAYA
££ '
I
dapat dilakukan berarti ada kenaikan jumlah call yang sukses yang mengakibatkan naiknya produksi pulsa yang dapat ditagih sebagai pendapatan Perumtel di samping itu dapat dicapai pu la keinginan untuk menekan AC per pulsa yang disebabkan oleh kenaikan produkai pulsa itu . AC = a v e r a g e c o s t . U3aha mengarahkan agar call dapat dilayani dengan suk ses identik dengan usaha menaikkan efisiensi traffic telex yang mengalami congestion . Hitungan dengan regresi dirauka didapatkan tingkat garis pelayanan yang merupakan batas layak sentral telex Su rabaya sukses dalam melayani call yaitu sebesar maksimum : 1057 calls di atas ini tak dijamin suatu call ke sentral ini akan sukses dilayani * Angka ini dapat dipakai untuk menganalisa kepadatan traffic telex Surabaya sekarang ini efisien atau tidak , Hal ini dapat digambarkan pada grafik 3
di
' ■
halaman 68 . Dari gambar grafik itu didapat cukup alasan unV
tuk menaikkan kembali efisiensi traffic sentral telex Sura baya agar jumlah produksi pulsa yang ditagih meningkat . Usaha menaikkan kembali efisiensi traffic itu terutama diperlukan pada jani-jam sibuk (peak hours) yang pada grafik terlihat antara jam 08.00 - 17.00 tiap hari kerja . Dalam proses menghitung regresi di dapat : I X *
15777 calls
Z X I c 13158 calls yang dapat dilayani , dengan demikian pada situasi sekarang ini tiap hari kerja Perumtel ke-
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
hilangan pendapatan dari jasa telex rata-rata sebesar :
n, ( 100 -
sz
(100 —
=
17 %
...i L H -- ) £ X
%
13158 , . ... .. ) % 15777 t akibat dari kegagalan call yang disebab-
kan oleh turunnya efisiensi traffic besar
pada jam-jam sibuk se-
rata-rata : SOS riil - GOS desain
%
GOS desain 0 A 5 - 0,01 0,01 »
U
%
*
Dengan demikian apabila diusahakan kenaikan kembali efisiensi traffic
maka kehilangan ini dapat diselamatkan .
Turunnya effisiensi ini raungkin dianggap kecil namun kalau dilihat kenaikan produksi pulsa per langganan maka dikawatirkan akan semakin merosot di inasa datang . Kenyataan yang telah ditunjukkan oleh di muka
perhitungan
moraberi arti bahvra perlu dilakukan usaha untuk me-
naikkan efisiensi traffic . Ada dua alternatif untuk wemulai ueaha tersebut
yang pertama memakai metode perataan traffic
dengan rangsangan tarif ; kodua, menambah peralatan dengan i membiarkan pola perraintaan yang ada ^
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69
2. Diskriminasi tarif
i Hasll observasi terhadap call pelanggan yang menun-
jukkan pola permintaannya yang tidak merata sepanjang waktu member! dampak turunnya efisiensi traffic sebesar
1
ee-
tiap hari kerja , Timbul pemlkiran bagaimana caranya menaik kan kemball efisiensi tanpa melakukan investasi tambahan de ngan menambah sirkit yang ada (capital expantion),kemungkinannya adalah dengan memberi rangsangan-rangsangan sedemiki an rupa kepada konsumen sehingga ada kesediaan dari para konsuraen itu untuk merobah pola permintaannya , dengan kata lain ra^ratakan pola permintaannya sehingga diharapkan dengan pola traffic yang merata kegagalan call yang merugikan dapat diatasi oleh sistem . Rangsangan yang dimaksud adalah memberi keringanan tarif melalui diskrimihasi tarif , karena penurunan tarif memberi manfaat yang dapat dirasakan secara langsung oleh para pelanggan yang berujut penurunan ongkoe hubungan * Mo nurut Livesey yang dimaksud price discrimination adalah
:
"charging of different prices for identical goods or ser vices when supplied at different times and/or to diffe rent costumers" ^ 1
^Frank Livesey , Pricing , The MacMillan Press Ltd. , 1976 page 57 .
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70
Dalam tcori pcmacaran yang bororientasi pada purmintaan manakala di jujnpai pola permintaan yang tidak Murata coperti yang terjadi pada poinaearun jasa telex ini iaa*ta stratogi yang perlu diterapkan adalah strategi pemasaran ainkro yang dalam hargo dijabarkan dal am bontuk differenciasi harga (tarii) , Ada dua kondisi pen ting yang perlu diporhatikan sobeluin tindakan dii'feronsiaai Larii dilakukan yaitu : - pangsa (segment) pa.rir cukup jolas dan dar^at di bod akan elactisita^; oeruintaan pasar yan;; dituju terhadap harga . - talc udanya kebocoran (leakage) dari pangsa pasar itu ■ l5acar yang dituju (target Market) dari pemasaran jasa telo:: da lam hal ini ditentukan sebagai. seluruh pelanggan resmi dan tak resmi ^ polanggan re sal adalah pelanggan telex yang terdaftar resmi di Perumtel clan kepadanya disev/akan satu atau lobin datuan sambungan: telex ) karena pelanggan-pelunggau inilah yang s ecara nyata merjbentuk pola permintaan yan*: akan diratakan . /Jedang pangsa pasar ditentukan berdasarkati wa ktu pembeliannya yang dalam hal ini dlbedakan pangsa pasar pada v/aktu jam-jam eibuk aan v/aktu diluar jam-jam sibuk dari liari kc hari .
,
Berdasarkan penelitian terhadap populasi pelauggan resmi didapat distribusi tujuan pasar sebagai berikut :
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71
Distribusi Target Market Kandatex Surabaya Type pelanggan :
Jumlah :
- bank
l ;i-7
- Hotel/Travel Biro
Prosentase;
i
l& i
79 i
- Perdagangan besar
335
36 j. 1?/*
- Pabrikan
171
l lJ %
- Instansi/Dinas
160
17,2^
?.(>
2,6, >
- Pribadj.
Jumlah
:
91^
100
Psngamatan terhadap sub-target market hotel/travel biro , perdagangan , dan peroraiigan dijumpai praktek-praktck peinbeliari jasa telex oleh pelanggan talc resmi yaitu peftbelian yang dilakukan oleh badan usaha atau perorangan yang rnungirimkan telegramnya melalui pelanggan resmi dengan perjanjitertentu oleh keduanya - Hal ini bimbul karena 2 alasan : - Bahwa pelanggan tak reemi ini merasa belurn ekonomic untuk rnenjadi pelanggan recmi karena dihitung belum layak untuk investasi sarnbungan telex dibandingkan dengan manfaat ^ang didapat dalam menunjang volume kegiatan usahanya .
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72
- Bahwa mercka boluiri 'metoper oleh sarnbungan telex dari Peruaitel karena keterbatasan kapasitas sarnbungan tele:-: milik Perumtel yang ada , sehingga dalam usa ha memperlancar kegiatan usahanya mereka menumpang kepada pelanggan resmi. Praktek langganan tali resmi ini bisa diabaikan dalam ar ti disamakan dengan langganan resmi karena tak cukup data membuktikan ia punya pengaruh yang cukup besar terhadap pola poriiiintaan jasa telex yang tidak merata itu . Pada dasarnya jasa t«le:: da pat dikonsumuikan baik ditunggui ataupun tidak dalam ?M jam operas! tiap hari , namun karena tcrnyata hanya 1 1 ,3 /* sasaran adalah liotel/ percjrangari yang diperkirakan bercifat relatif lebih elastis dari yang lain maka pemangsaan paear borda sar waktu dengan tujuan menarik sub-target1 market
yang relatif lobili elastic ini
ke pangsa pacar dilualr jam-jam sibuk menjadi kurang berarti sehingga tujuan pemerataan beban trafficpun sulit dicapai . Selebihnya 38,7/6 sasaran pasar adalah pelanggan-pelanggan yang dangat terikat dengan jam kerja raaka sulit untuk mengalihkan kebutuhan ber-telex mercka di luar jam kerja itu . Jain kerja di Indonesia secara nyata tercermin dalam jam-jam sibuk sentral yaitu antara jam 06.00 - 17.00 diraana kegiatan kerja mencapai puncaknya antara jam 10.00 - 11.00 tiap hari kerja kecuali hari libur
. Keterikatan ini membuat kelomjiok
terbesar pelanggan itu menjadi sangat inelastik permintaannya.
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
73
Inelaotisit&s perrnintaan jasa tele:: ini secara 1 gbih nyata dj.tunjukkan oleh jumlah perrnintaan yang meningkat justru pada waktu tarif pulea dinaikkan , Jika diamati data produksi pulsa dalain.negeri Kandatex Surabaya sobenarnya telah terjadi kenaikan tarif sebeear
yang diakibatkan oleh
kenaikan tarif per pulsa ditambah pernercepatan zoningnya . Zoning adalah pembagian wilayah hubungan telex yang didasarkan atas jarale hubungan , dalam batas-batae jarak hubungan inilah denyut pulsa ditetapkanjadi semakin jauli jarak hubungan maka denyut pulsa yan& ditetapkan semakin cepat karena pelanggan menarik raaiil'aat yang lebih besar dari semakin jauhnya jarak hubungan . Di Indonesia ditetapkan ada k zone yan# pembagiannya seperti tertera di bav/ah ini :
Z O N IN G
1
3
4
$
e
K u l.ll
Kbb
Jlug
C(,h
1
U
S
10
11
Eld
•*1
Ub u
TELEX
12
Si»
U
r,
.!•> « < « C H utu I
r
I
1
1
1
i
3
i
?
3
3
3
M o ti Kou 1 M m i i K oii II
1
1
»
1 1 1 1
> 1 1 1 3 3 2 3 3 3 4 4
1 I
1 1
i
i I i 1 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4
I
i
1 1 3
t
3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 2 1 3 4
2 2 2 2 2 3 3
3 3 3 3 3 4 4 3
3 3 3 3 3 2 2 3 4
3 3 3 3 3
i.
i. 10. ii.
12. 13 14 IS. 16. U. II. 11. 10.
14
!bS>1 O pi
7.
3. 4. 4. S.
13
15
II
17
hk
bpii
Sn»
J
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4
20
21
22
23
24
2b
2>
n
M dn Cmli PilKul«4 Hjr
T pl
B fJ
Op
Ab
Mu
e j
J«P
Suf
•4 4
4 4 4 4 4
4
4 4 4 4 4 4 4 4
1
i
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
IB
19
S C N TH A I Ifc U X
N«.
K iU iy U iO
Jib u iq jtil C im p tk * P y lih
S tm i« ii| Y o g ,H in t B m iu n i
Pal* idtl S u r i b i jr l l u r i S ( * iU » iS t U n n
Umumu U tnivm m n P u n litiiik
8rtikpt|ttn S o iiti ind» Mtdwi f’tdant FtW nLuo T uipuin tiU fij
II 12. 2 ). 14.
A ra b g ii
25. 21. 22 21.
I4 « i» flj Pdu i* iip u u SlXbOl
6 «M «k rt
Ntm.
4 4 4 4 4 4
3
i 2 3
i 3
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4
2ona I 2 o t* ll 2 u i« ill 2ait* IV
llA'J) km ( I pv lu * 12 d lli li S i i/d 2(10 kih (1 pulit • J dalikl 1 0 t i / d JiU km ( I jw lu • C flilik) 751 i/U Hb-li (1 (w S* • ) d iii ll
T in ?
A *. 8 0 ,-/pufc*.
SKRIPSI
3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4
1 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
i
i 3
3
3
2 3 3 3 4 4
2 3 3 3 4 4 3 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
1
2 3 4 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
I
3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1
2 2 3 4 1
4 4
1 1
1
4 4 3 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3
3 J
3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 I 4 4 4 4 1 4 4 4
4 4 4 «
4 4 3 3 4
4 3 3 t 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
3 3 3 3 3 4 4 4
4 4
3
4
a i 3 3
4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2
1
4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
4
4
4
4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4
4
4 4 4 4 4
3 4 4 3
4 4 4
4 1
4 4 4 4
4
3
4 4 4
4
4
4
3
4 4 3 4 4
4 4 4 4 4
4 4
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
3
4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
3 3 3 4 4 4 4 4 4
I 3 4 4 4 4 4 4 4
3 3 4 4 4 4 4
4 4 4
4 4 1 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4
4
4
(
4 4
4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 < 4 4 4
1 3 4 4
J,
4
3 4
1
4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
3
4
SARWOTO
4 4 4
4
4
4 4 4 4 4
4 4 4 4
4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 1 4
3 4 4 4 1
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
?k
Berdasarkan koputusan j-ienhub. j-jo. 13*I22/PRoOJ|./Plib1'62 tanggul 1'Jj Januari 19^2 berlaku tgl.20 Pebruari 1982 bcrlaku kenaikan tarif dan porubahan zoning telex di Indonesia sebagai berikut:
Perubahan zoning : Zone
, Dotik per pulsa
:
lama :
baru :
naik :
12"
^16
X ( s/d 50 Km )
'
50"
II (51 n/d 300 Km)
1
30"
8"'
375
III (jJOl c/d 75010a)
j
20"
6"
333
10"
3"
333
XV ( 751 leb-Lh )
j
Kenaikan rata-rata :
3^f ■-
lip Go,-
tj(S /o
Jionaikan tarif : Tarif per pulsa
lip /*o,-
Total kenaikan tarif Dengan
asu/nsi produkfei pulsa
:
339 ^
telex dalaJh negeri dari tang-
gal 1 Januari lju2 s/d 20 Pebruari 1932 sama dengan produkbi dari tanggal 1 Januari I9' j3 fs/d 20 Pebruari 1983 maka koefisien elastisitas permintaan jasa telex terhadap harga dapat dihitung berdasarkan data produksi pulsa tahunan abb. : 'l'anggal 20 Pebruari 19B2 pernintaan per pelanggan : 136d pulsa 20 Pebruari 1983 periuintaan per pelanggan : 2970 jiulsa Dengan demikian porwihtaan pulsa naik scbesar llo,H2 ,j
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75
Dengan dernikian koefisien elastisitasnya sobesar : % & 4 e = ______ _— . — 'A A
=
113,22 339
=
p
.
30,39 "l> atau 0,3039 karena kecil dari 1 jadi
inelastic .
i
Dengan kondisi inelaatisitas ini maka sulit dilakukan pernorataan beban traffic jtolex diantara kc dua pangsa pasar itu. . Kondisi yang ke dua adalah perhatian torhadap adanya kebocbran pasar * Kebocoran terjadi apabila dalam tindakan differensiasi tarif
terjadi "kcnakalan" dari konsuinen yang
berada dalam pangsa jiasar yang lebih elastis dimana pada pasar ini dikenai harga yang lebih rendah dari pada pangsa pasar yang lebih inelastis yang dikenai harga lebih tinggi . Kenakalan ini diwujutkan dalam bentuk menjual produk yang dibelinya dengan harga yang rendah itu kepada pembeli yang ber ada pada pangsa pasar yang dikenai harga yang lebih tinggi. Apabila hal ini terjadi maka tujuan differensiasi harga tak tercapai . Sifat dari produk inerupakan sebab terjadinya ko bocoran pasar ini , untuk produk yang segera dikonsumsikan eeporti jasa telex rnaka kenaftalan itu sulit dilakukan . so la in itu jasa telex mompunyai sifat-sifat intangible ,, irre parable , dan perishable sehingga lebih mempersulit terjadi nya kebocoran pasar . Produk yang bersifat wujud ( tangible )
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76
mempermudah terjadinyW kebocoran pa6ar . Penting untuk diperhatikan adalah kenyataan
ten-
tang inelastisitas perrnintaan jasa telex itu bagi Perumtel. Sesuai dengan teori perrnintaan maka apabila terjadi suatu perrnintaan yang bersifat inelastis terhadap harga maka un tuk memperbesar total perrnintaan tindakan yang diperlukan adalah raenaikkan harga itu , dengan
demikian sebagai pen-
i
jual maka sebenarnya untuk ;uemperbesar pendapatan mudah ba gi Perumtel karena hanya dengan menaikkan tarif cukup baginya namun untuk ini akan dicegah oleh mission yang diembannya , mission itu yang utama adalah berhubungan dengan fungsinya dalam raenyediakan sarana yang murah guna memperlancar kegiatan ekonomi bangsa
. Di samping itu sulit juga
bagi Perumtel untuk merangsang pelanggan telex dengan cara penurunan tarif yang bersifat regional (kedaerahan) karena i
akan bertentangan dengan mission pemerataan . Berbagai alasan di atas merupakan kendala (cons traints) yang dapat menghainbat suatu lceputusan untuk memberlakukan diskriminasi tarif jasa telex *
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
77
3 .Aftallsa indirect call pada sentral lnduk TWTD Surabaya Telah diterangkan di muka bahwa sentral telex Sura baya menurut sistemnya dalam melayani penyambungan call pe langgan diperlukan adanya dua sentral yaitu sentral lokal yang menghimpun terminal pelanggan dan sentral induk yang menghimpun sentral-sentral , menentukan route dan jurusan call pelanggan baik dari a^ah masuk maupun arah keluar ,De ngan demikian sebenaraya komponen-komponen pada sentral in duk ini sebagian besar berfungsi uinum (common) komponen-kora ponen ini hanya bekerja. aktif pada waktu ditangkap (seizured kemudian melepaskan dirJL (release) setelah suatu direct call pada repeater yang datang dari pelanggan berhasil dihubungka dan saling berkomunikasi ♦ Karena fungsinya yang sementara dalam melayani call dan cepat "release" setelah. pelanggan berhasil berhubungan maka call yang menangkap komponen yang bersifat umum itu disebut "indirect call". Komponen yang ber ujut sirkit elektrik yang melayani indirect call terutama adalah : register . Sirkit register berfungsi menyimpanlmengolahldati me neruskan informasi nomor langganan(address) yang menentukan route dan jurusan call yang dikehendaki para pelanggan *Penangkapan terhadap register juga didisain untuk dapat mela^yani kepadatan traffic tertentu . Sebelum sampai pada pert hitungan korelasinya maka perlu diamati lebih dulu perilaku dari traffic register yang merupakan perilaku indirect call.
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76
Melalui sample selama 10 hari didapat pola traffic register seperti terlihat pada lampiran 5 . Maaalah utaraa adalah turunnya efiaiensi traffic sen tral lokal Surabayaoleh karenanya dipandang perlu untuk me. neliti hubungan antara pendudukan repeater pada sentral lo kal (direct call) tersebut dengan pendudukan register ( in direct call) pada aentral induknya . Walaupun diketahui bahwa call pada sentral lokal Surabaya prosesnya selalu meliwati aentral induk namun karena sentral induk Surabaya itu raeng himpun sentral-sentral lokal lain selain Surabaya yaitu sen tral-sentral lokal Balikpapan (200 satuansarobungan)., Banjarmasin ( 200 s.s. ),.Samarinda'(200 s.s*)> dan Denpasar (250' s.s.) maka meneliti hubungan jumlah direct call dengan indi rect call pada sentral induk adalah perlu untuk menguji bahwa jumlah indirect call pada register itu terbentuk karena perilaku direct call sentral lokal Surabaya ( 1000 s.s. ) dan bukan dari yang lain . Perhitungan berikut ini bertujuan mencari hubungan antara direct call sentral lokal dengan indirect call sentral induknya . Data diperoleh dari rata-rata sample selama jam sibuk . Variabel Y menunjukkan rata-rata indirect call pada register sentral induk sedang variabel X menunjukkan ratarata direct call pada sentral lokal Surabaya * Perhitungan , korelasi selanjutnya sebagai berikut :
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
79
Sample jamjam flibuk:
Y register
X repeater
08
400,7
1311,1
525357,77
09
534,2
1855,2
991047,84
10
574,5
2004,2
1151412,9
11
530,2
1862,7
987603,54
12
419,6
1353,6
567970,56
15
469,2
1609,1
754989,72
14
536
1813
971768
15
511,4
1702,6
870709,64
16
421,2
1490,5
627798,6
17
222,6
774,3
N-10
X Y<=4619,6
X,Y
172359,18
15777
I XY=7621017,7
2 Y2=2229091,3 Z X2=26075601
Korelasi X dengan Y adalah : r
w
17
N X XY
-
XX £ Y
|/n I X 2- (IX)2. 10(7621017,7)
-
i/k
________
£ Y 2'-
(EY)?
15777 (4619,6)
|/l0(2607 5601) -(15777)2 ^10(2229091,3)-(46196)2 “
SKRIPSI
0,9909
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
80
Jadi koefisien korelaai antara X dengan Y adalah sebesar o,99 . U,11 korelasl: Dua variabel X dan Y akan diuji korelasinya dengan member! tingkat kepercayaan terhadap haail uji sebesar 99^ dengan derajat kebebasan sebesar N-1 - 9 . Hipotesanya : H0 =
^ » 0 atau tidak ada hubungan antara X dan Y dengan altematif
h
|J ) 0 atau ada hubungan yang positip antara X dengan Y .
Pengujian satu ekor untuk
=
2,821 berdasarkan
t tabel terlampir .
_ 0 *9909 V i 0-2
\/l-(0,9909)2 « 20,82
0
SKRIPSI
2,821
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
20,82
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
81
Oleh karena
tQ =* 20,82
^ t
kritik » 2,821
maka
H s 0 ditolak pada tingkat nyata 1 % yang berarti ada cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa antara X dsn Y ada hubungan positif yang kuat . Nilai1koefieien korelaai
r - 0*99 memberikan kexy yakinan yang mantap untuk menyatakan bahwa intensitas traffic register pada sentral induk berhubungan sangat erat dengan intensitas traffic pada sentral lokal Surabaya atau dengan perkataan lain turunnya efisienai traffic pada sentral lokal Surabaya sangat mungkin dipengaruhi oleh rendahnya garis pelayanan indirect call pada sentral induknya * Untuk menyeli diki lebih lanjut tentang hal ini maka perlu diperikaa kembali kapasitas disain dari masing-masing sentral lokal dan induknya itu . 4* Traffic telex berdasarkan disain Disain di sini diartikan sebagai rancang-bangun sen tral telex terutama ditinjau dari kapasitasnya dalam mena** ngani intensitas traffic tertentu sesuai dengan yang dirancangkan untuk sentral itu pada waktu dibangun . Untuk itu pembahasan dibagi menjadi dua bagian yaitu : - disain sentral lokal TWK9 Surabaya , dan - disain 3entral induk IWKU Surabaya .
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62
/f*1 • Garis pelayanan sentral telex lokal Surabaya . Hubungan fungsional yang sebenarnya dari variabel succesful call dan direct call adalah bahwa tingginya succes ful call (X) tergantung pada tingginya direct call (X) karena adanya kenyataan bahwa pada jam-jam sibuk tingginya pendudukan repeater (direct,call) menyebabkan turunnya succesful call. Telah diketahui pula berdasarkan data sample bahwa GOS ^ ( 1 % Succesful call) naik dengan naiknya direct call pada jam-jara sibuk
ini menyebabkan banyak call yang gagal pada jara-jam itu.
Analisa regresi bertujuan untuk mengetahui nilai harapan E(Y) jika nilai X diketahui , namun karena ingin diketahui pada jumlah direct call berapa sebenarnya seluruhnya sukses ditangani atau succesful call 100 % maka untuk menentukan ini hubungan fungsionalnya diarahkan untuk mencari X jika nilai Y diketahui . Jumlah direct call pada tingkat succesful call 100^ merupakan garis pelayanan sentral telex yang sebenarnya . Dengan demikian untuk menghitung garis pelayanan itu , persamaan regresi harus memenuhi persamaan : X = a + bY untuk mencari nilai harapan E(X) jika nilai Y diketahui , maka
b dapat dicari dengan metode kuadrat terkecil . ^ „ £ Xiyi ~
j
_ ™
y =
SKRIPSI
**
- 268,227 ------------
0,07669
- 3497,54
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
83
Xemudian untuk mencari a
a dilakukan dengan rumusan :
=> X - bY = 1577^7 - (*-34-97,54).0,851 = 4554,10
Jadi persamaan memenuhl : X * 4554,10 -
3497,54 Y
berarti kondisi sebenarnya dari sentral lokal telex Surabaya adalah : - Call sajna sekali tak dapat dilayani ( Y = 0 % ) jika direct call mencapai tingkat 4554(aentral macet total). - Call dapat dilayani sepenuhnya ( Y = 100/6 ) adalah merupa kan garis pelayanan pada direct call aetinggi 1057 call.
tl.ji koeflsien regreai : Hipotesa yang akan diuji adalah r 80 =
B = 0 , artinya tak ada pengaruh antara X dan Y dengan altematif :
^
B f 0 , yarig berarti ada pengaruh antara X dan Y .
Uji
SKRIPSI
t
dua-ekor menghaailkan nilai sebagai ,
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SI) = Standar baku Sp = Standard Error yang dirumutfka.n schagai ,
"e
=
=
=
________________________
(0,07669 - (-2,26029.10-4)2 .1136690,1
--------
0,04431
-2,26029.10"4 V 11”66-0 .1
Maka
t
---------------------------
0,04431
t0 = - 5,4949 Nilai t dengan interval kepercp.yn.fm 99% dan derajat kebebasan = 10-1 adalah
= 3,25
( lihat lampiran t table ).
Dengrm demikian dapat digambarkan grafik uji t dua
ekor
nebarjai berikut : J..1
1
V .
1
-574949 Oloh karena nilai
- 3,25
..
0
tQ = -5,494 9
+3,25 ^
= +/- 3,25 maka
1 H s0 ditolak , berarti ada pengaruh negatif dari tingginya cnll
terhadap successful call, jadi garis regresi dalam lial ini dapat dipor^unakan untuk meramalk-nn nilai Y Ualau nilai X r.i.iketaliui atau aebaliknya •
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
?* . U ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
K PLKj** ‘ »K^AN
" U N lV h K S i l AS A lR L A N U U A '
SURABAYA
i*«£. Desain traffic seritral telex lokal TWK9 Surabaya * Sistem
sentral telex lokal TWK9 dibangun dengan kapa-
sitaa sambungan sebesar 2 x 500 satuan aambungan (a,s.) telex dan diperlengkapi dengan 10 storages WSp dan
1
pengendali yang berfungsi umum (common control) di earn ping itu disediakan pula 2 x 72 repeaters sebagai jalan yang akan dipakai oleh 2 x 500 s*s. itu untuk saling her hubungan • Jumlah 144 repeaters ini ditentukan melalui suatu atudl yang didasarkan at^s teori probabilita yang diterapkan dalam analisa traffic . Berdasarkan studi itu dapat di~ perkirakan pada tingkat pendudukan repeater berapa maka sentral mengalami kemacetan (congestion). Dasar pemikir annya adalah bahwa kemungkinan 1000 pelanggan itu seca ra serentak melakukan call sepanjang waktu adalah tidak aeratus persen . Oleh karena itu maka tidak perlu diaediakan sirkit penyambung (repeater) sebanyak 1000 buah pula karena hal ini tentu tidak ekonomie * Seperti telah dibahaa dalam landasan teori maka Erlang telah membuat suatu tabel ( TabelA for a given valuelampirart .6. ) yang memudahkan untuk menentukan jumlah air kit yang optimal yahg diperlukan untuk menangani inten sitas traffic tertentu dan pada tingkat Grade of Service (GOS) yang tertentu pula , GGS menunjukkan probability of loss yaitu kemungkinan tidak suksesnya suatu call pa da jam tersibuk . Jadi apabila pada sentral telex Sura-
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
86
Surabaya tersedia 144 repeaters dengan standar GOS sentral sama dengan 0 f01 maka berdaaar tabelA for a given value aen tral ini sesuai dieain dapat menangani intensitas traffic se besar
A =*= 125,83 Erlangs , apabila dijabarkan dalam jumlah
pendudukan repeater (call) maka ataa dasar rata-rata waktu pendudukan
sebesar H =* 3 raenit per call didapat jumlah call
(C) yang seharusnya
A «
dapat ditangani dalam 1 jam sibuk :
CH t maka
C
A « ---H
atau
C
125,83 x 60 =» --------------3 *
jadi
2516,6 call d
2517 call tepatnya direct call . berdasarkan perhitu
ngan ini jelas bahwa seharusnya aentral dapat menangani call setinggi 2517
yang merupakan tingginya garis bataa pelaya-
nan menurut disain . Sedangkan sekarang ini pada kondisi pe nelitian ini dibuat untuk GOS - 0,01 atau Successful call a 0,99 sentral telex lokal Surabaya hanya dapat menangani se besar
: X
= 4554,10 - 3497,54 Y - 4554,10 - 3497,54 . 0,99 = 1091,53 call atau dibulatkan = 1092 call.
Karena peralatan TOED yang dipakai untuk observasi traffic memakai skala perabaan terhadap pendudukan repeater setiap tiga menit maka dapat dianggap bahwa rata-rata pendudukan ir »' i 'u repeater itu (H) adalah seiajna 3 raenit pula sehingga dapat
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
87
dihitung intensitas trafficnya pada saat itu sebesar :
A
«
CH
»
1092 » 3 60
=
54,6 Erlangs
Dengan demikian temyata ada kesenjangan yang cukup besar antara kehandalan sentral dalam menangani intensitas traffic sesuai disain dengan kenyataan sebenarnya dalara operasional sehari-hari * Bertitik tolak dari ini maka altematif usaha menaikkan pendapatan Perumtel dari penjualan jasa telex idilakukan dengan mencari pemecahan masalah penurunan kehandalan(reliabilitas)
sentral yang
tercermin pada tudunnya efisiensi traffic., Dari data obeserva.si traffic menunjukkan bahwa pada keadaan sekarang ini; GOS sentral telex terlalu besar yaitu antara
0,30 s/d 0*34 pada jam tersibuk antara jam 10,00
sampai dengan jam 11.00 tiap hari kerja dengan rata-rata call antara 1937 s/d 2051 padahal dizain sentral ini da pat menangani 2517 call pada tingkat GOS = 0,01 . Situi asl ini diperlihatkan oleh grafik 3 pada halaman 68 * if*3* Diaain traffic sentral telex induk TWKD Surabaya . Sentral telex induk TWKD Surabaya dalam
1,
sistem menurut pabriknya mempunyai kapasitas di8aln :
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
88
- 792 unit repeater untuk melayani direct call dari. sentral-sentral lokal * - 50 unit register untuk molayani indirect call ditambah , - 2 unit common control ccbagai pengendali umum pro ses penyamb.ungan . Unit-unit register dan common control sesuai dengan i'ungsinya akan eegera rele ase setelah para pelanggan telex berhasil berhu bungan dengan baik molalui repeater . Kapasitas dieain ini bersifat luv/ee terhadap perrnintaan ; di karenakan alasan jaringan sentral lokal yang tersambung
pa-
danya belutn berfungsi penuh sesuai dengan kapasitas disainnya (alasan pemasaran) ttiaka sentral induk TWKD
.Surabaya be-
lum dibangun penuh sesuai dengan kapasitas disainnya . Kapasitas terpasang sentral telex induk saat ini adalah : •+ 702 unit repeater -
30 unit register
Z unit common control
namun dalam operasional sehari-hari unit-unit yang baru diaktifkan untuk melayani call pelanggan adalah : -
30 unit register 2 unit common.control
- ^02 unit repeater dengan perincian cesuai dengan » jurusan dan statusnya sebagai berikut :
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
89
Keterangan :
Tersedia:
Jurusaii :
188
path an tar sentral induk
- Ujung pandang
2^
patli antar sentral induk
- Surabaya
72
path sentral lokal kapasitas disain penuh •*
- Jakarta
1
- Surabaya ?.
72
- Denpasar
36
path sentral lokal kapasitas disain 50'}o .
- Samar.inda
30
path sentral lokal ka pasitas disain !\0}o.
- Balikpapan
36
path sentral lokal kapasitas disain .
- Banjarmasin
20
path sentral lokal kapasitas disain .
idem
Sumber : Dinas Teknik Telex Kandatex Surabaya . Dari distribusi repeater yang melayani direct call pelanggan di atas jelas bahwa sentral lokal Surabaya dengan kapasitas disain penuh mempunyai potensi yang sangat besar untuk mempengaruhi intensitas traffic pada central induknya dan hal ini sudah dibuktikan dengan adanya korelasi yang hampir sempurna (0 ,9 9 ) antara direct call repeater sentral lokal Sura baya dengan indirect call pada sentral induknya . Komoonen yang banyak terlibat dalam mensukseskan in direct call pada sentral induk adalah register maka v/ajar jika perhatian ditujukan untuk mengamati
intensitas traffic
register .
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
90
Kapasitas terpasang register . Berdasarkan kapasitas terpasang register saat ini da pat dihitung kematnpuannya dalam menangani intensitas trafficnya. Jumlali register yang terpasang adalah 30 unit , maka dari tabel A for given value of n torlam i
pir untuk n = 30 dan GOS 0,01 didapat kemampuannya da lam menangani intensitas traffic sebesar A=16,6tWf Krlangs . Dengan demikian garis pelayanan sentral induk Surabaya dalam mertangani indirect call dengan anggapan rata-rata pendudukan 11 = 3 menit adalah : A a C.H 16,68^ =
0 ■ i
60 atau
C = 16,6(5^i • 20 C = 333*68
indirect call
Jadi garis pelayanan register adalah setinggi maksimum
333)68 atau dibulatkan 3 3 ^ indirect call diatas
itu tak dijamin call dapat dilayani dengan sukses . Sedangkan dalam kenyataannya berdasarkan sample yang teruji (lampiran 3 ) terlihat bahwa dalam jam-jam sibuk rata-rata 30 unit register itu menangani ^61,96 call bahkan pada jam tersibuk antara 10.00 - 11.00 mencapai 57 *1,5 call keadaan ini jauh di atas garis
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
91
pelayanan unit register itu atau dengan kata lain da Operasional sehari-hari sebenarnya
register telah be
kerja diluar kernampuannya hal ini terjadi torutama pa da jam-jam sibuk tiap hari kerja * Untuk dapat menangani maksimurn 57^)5 call ini jalan yang ditempuh adalah menaikkan garis pelayanannya . Seandainya garis pelayanan dinaikkan menjadi 575 call maka intensitas traffic yang dapat ditangani sebesar:
A
=
C . II
=
GO
=
28,75
Krlangs
Dengan intensitas traffic sebesar 28,75 Erlangs berdasarkan tabel
A untuk GJ03 0,01 maka sirkit register
yang diperlukan adalah sebanyak
h =
sirkit . Ja~
di jelas bahwa untuk memperbaiki garis pelayanannya sentral telex induk Surabaya mojaerlukan penambahan sirkit register yang melayani indirect call sekurangkurangnya sebanyak
0i5-i0) = 15 sirkit . Dengan tarn
bahan ini diharapkan efisiensi traffic sentral lokal i Surabaya kerabali meningkat dengan asumsi tidak ada ko rusakan atau gangguan permanen yang mengakibatkan unitunit pada sentral telex itu tidak dapat borfungsi . Situasi ini diperlihatkan oleh grafik 4 halaman 92 . SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
CAIlL
GRA3TE
4 : POLA INDIRECT CAliL SENTRAL TELEX INDUK SURABAYA DAN GARIS PELAYANAHNYA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
93
5 • Analisa biaya dan manfaat
Seandainya dilakukan penambahan nirk.ll; regie lor ma ka ini berarti suatu penambahan biaya, karenyanya perlu dilihat terlebih dahulu manfaat yang dapat diperoleh se bagai lav/an dari biaya yang dikeluarkan itu. 5 .I, Hanfaat
Kenaikan kembali efisiensi traffic sebesar U\% menyebabkan rata-rata call yang sukses tiap liari kerja pada sentral telex lokal Sui'abaya meningkat sebesar : z
a'JX
-
TXY
= 1 5 .7 7 7 - 1 3 .1 5 8 = 2*619 call. Dengan waktu pendudukan rata-rata 3 menit, rnaka diperoleh menit pembicaraan sebanyak. : 2.619 x 3 = 7.857 menit. Berdasarkan jarak sentral lawan maka pelanggan yang dipanggil dibagi dalam i\ zone ; zoning ini tnenentukan de nyut pulsa yang akan ditagihkan. Zoning dari Surabaya ke seluruh Indonesia pembagiannya seperti tertera pada tabel jurnlah langganan telex nasional dan zoningnya dari Suraba ya (pada Bab III). Dari tabel ini dapat diperkirakan her dasarkan rata-rata tertimbang ;jumlah detik per pulsa dari setiap pelanggan yang berhasil berhubungan, dengan perhi tungan sebagai berikut :
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
%
Zone
:
Porsentase:
Detik/pulsa :
l?ata2 tertlmbaiig
I
10
12
1,2
II
k
9
0,36
III
63
6
3,78
IV
23
3
0,69
100
6,03
Rata-rata tertimbang inenunjukkan detik per pulsa dari para pelanggan itu sebesar
6,03 detik per pulsa , angka ini
dipakai untuk menghitung tambahan pendapatan , Tambahan menit pembicaraan akibat naiknya efisiensi traffic atau
.... i.................
7857 x60 / 6,03
................
Dirupiahkan menjadi : 76179,1 x Up 60,-
=
7857
menit.
= 78179,1 pulsa = Rp
690.7^6,2
Dikoreksi dengan pulsa yang tak dapat ditagih karena dipakai untuk kepentingan dinae sebesar y/o* = 0,03 x Rp J+.690.7^6,2.....=(Rp
1^.0*722,38)
Rata-rata manfaat yang diperoleh tiap hari kerja
............................. = HP if.550*023.8
Catatan i * Lihat pada Tabel 7 di h&laman 95*
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
TABEL
7.
PRODUKSI PULSA TEliEX DINAS
DALAM
NEGERI
% THD. TOTAL PPODUKSI
TAHUN
PULSA DINAS
1930
179.720
1981
'133-397
1982
660.2iv9
2,1)9
1983
980. f+79
3,06
198A *
Sumber
20,79 ''
625711)
kM
2,91
: Statlstj.k V/itel VII dan Kandatex Surabaya diolah kembali. . * i Sampai dengan semester I tahun I98 /+
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
96
Dengan demikian rata-rata manfaat yang diperoleh tiap hari kerja merupakan perkiraan "net savings"
yang
timbul seandainya penarnbahan V j unit register dilaksana lean. Untuk sampai pada haail ’’annual cash flow" perlu dihitung terlobih dahulu unsur-uneur biaya penyusutan dan pajak agar kelayakan dari proyek penarnbahan peralatan ini terbukti layak dalam angka. Metode pengukuran kelayakan yang akan dipakai disini adalah metode "payback period" karena alasan "com munication interest" sebagai tingkat discount yang dipa kai Perumtel untuk menghitung nilai sekarangnya tidak di ketahui dalam penelitian ini. Berdasarkan PP nomer 5*f ta hun 19$0 tentang pokok-pokok kebijaksanaan Akuntansi Pe rumtel diketahui bahwa penyusutan aktiva tetap didasar kan atas uniur ekonomisnya dengan raetode penyusutan ga ris lurus (straight line method), Perhltungan biaya., Biaya penarnbahan 15 unit register (data didapat dari Mr Stadlmann seorang expert Siemens) adalah sebagai berikut : - 15 unit register terdiri atas 10 modules
SKRIPSI
harga per module Hi. 1 5 , - ......
fy* 225*000.000,-
biaya instalasi pengeteean dan spare-part ....................
fy,
Total investasi tambahan
fy. 250,000.000,-
.......
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
25.000,000,-
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9?
Diasumsikan tiilak ada tambahan biaya tenaga kerja dan maintenances karena 15 unit register integrated de ngan sentral, dan dapat beroperasi dengan baik oleh te naga yang ada. Urnur ekonomis ditentukan berdasarkan perkiraan secara fisik, fungsi, tingkat teknologi dan nilai pera latan diasumsikan sama dengan umur ekonomis sentral yang 10 tahun lagi. Perhitungan ’'annual net cash flow11
:
Lihat halaman 99. Pada perhitungan terssbut diketemukan jangka waktu pengem balian selama 98 hari. Hal ini menjadi layak jika diban dingkan dengan waktu pengembalian seluruh investasi sis tem yang tentu lebih dari 1 tahun. Jika seandainy& diterapkan tingkat discount yang cukup ekstrem sebesar 100% untuk annual net cash flow yang diperoleh itu maka dalam satu tahun nilai sekarangnya sudah lebih besar dari biaya investasi tambahan itu yaitu: fy. 919.750.000,Nilai sokarang := -------— ------( 1 + 100 % r *
fy. *+59.875.000,-
Jumlah seperti tersebut diatas sudah lebih besar dari
,
Rp. 250.000.000,-. Disaraping itu ada tambahan yang sulit di kuantifikasikan yaitu, kepuasan para pelanggan akibat mudah
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
nya menjalin hubungan bahkan pada jam-jam sibuk sekalipun Hal ini disebabkan peluang gagal dapat diperkecil dengan naiknya ketorsediaan sirkit* Perbaikan citra pelayanan di mata pelanggan sangat panting bagi perueahaan yang berge rale di bidang jasa sepQrti PERUMTEL ini.
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
99 • • * "■»
lA ^0
&
LA E"'CT\
H
o
rH O vjVN rH
rH
PH ,ci
w cti o
CO vh «s
rH
o
o
CT\
* ru i c*
* £*
•rl {3 CO
as
suu §
p •H
Si U
H O N*
LA CM LA CM o
H
o
"sj-id
a>
fM
LA rH
,0
O O O
o o o
•
o LA C\J
lA VD rH CO vt
4s
O • f i. rr; '—'
EA
1 »i
cr\ co * o
o a o
« ra. a:
o o o
•
♦ o lA Cvj •
•
o o
o
1 o o o
• o in # H
o-\ • r'.TV
c
•
LA CM
o
flow11
-P •P a! >
4-> c Q>
O O CM CM lA
cash net "annual Perb-itunffan SKRIPSI
rH r*<
I
rH cti
(0
t>) (U •d
rH
o
.. tA ui w U) C K
•H
>
c\J W
,£3 w
oi o
H C\J
o CO tA CM o o LA LA •
3 Nf a
OJ
S
xi
o
•H M
rH
t\J
al
S cti -p
1 *
X •H
f-l
•P W
w
o o *• o
M
c
CO P 3
•HvjH C\l CD W c tiO ■H CM
fPH I
O o o
# rH
o o o
XI
3 .a •H •a
•H to Fh
s
"
O VD (A
p «} p
al
.
'd •
<1) Ph
*
a oJ
o in a >5 C\J
cti
CO
Q)
•
nx U.J
4-> CO a) > c M
r«
E] cti EH
"»n lA lA
S
ra
o fH a> CO
* o
§ fa
4-9 cti ft
cti J
t
C
d)
Vi •1 -5
CO Ph
si w
cti o (D
TO XJ Hti
P {3
Oj EH
o
•p 0) rH
(J 3
PI 5
rH
p
u Q) PH
4J 0) ^5
CO
aJ
••
O
•H
u 0)
Ph rH
cti
X
3
o
«
c ti
PJ <<
rQ >> a
Ah
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB
100
V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah data yang ada dihitung dan dianalisa secara panjang lebar pada Bab IV maka berdasarkan hal tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan yang kemudian daripadanya dapat diketengahkan caran-saran untuk menyclesaikan tnasalahnya. 1, Kesimpulan a.
Dalam proses penyambungan telex setiap direct call
dari sentral lokal akan melewati sentral induk maka suk sesnya call sentral lokal dipengaruhi oleh suksesnya pro ses pengolahan call di sentral induk. Uji korelasi antara indirect call pada sentral induk dengan direct call
pada
sentral lokal Surabaya memberi petunjuk tentang sangat kuatnya hubungan itu. Suksesnya pengolahan call di sentral induk tergan tung pada suksesnya indirect call pada registernya. Perhitungan regresi yang tel$h diuji menunjukkan bahwa garis pelayan call sentral lokal Surabaya masih jauh diatas in teneitas call yang ada, namun pada tingkat intensitas call yang sehenarnya maGih dapat ditangani itu, terjadi penu runan efisiensi traffic yang tercerinin pada naiknya G.U.S.* pada jam-jam sibuk. Sedangkan data indirect call register menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari garis pelayan annya dengan kata lain intensitas traffic register ternya100 SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
101
ta di l'uar kemampuan sentral induk itu untuk menanganinya. Untuk menaikkan kembali kemampuan sentral induk dalam mena ngani indirect call dapat dilakukan dengan menaikkan garis pelayanan unit register dan ini memerlukan penarnbahan unit register itu. Oleh karfena turunnya kemampuan sentral induk dalam menangani indirect call menjadi penyebab turunnya effisiensi traffic sentral lokal maka hipotesa kerja yang diajukan adalah benar bahwa apabila dilakukan penarnbahan sirkit indirect call (register) pada sentral telex induk maka traffic sentral lpkal akan semakin efisien. b. Bahwa perilaku traffic telex Surabaya mempunyai po la yang sangat terikat dengan jam kerja, ini terbukti de ngan pola call yang mengelompok pada jam-jam kerja antara jam 08.00 - 17.00 tiap hari kerja. Sehingga usaha untuk menaikkan efisiensi traffic dengan perataan traffic dengan rangsangan diskriminasi tarif sulit dilakukan karena alasan inelastisitas permintaan dan mission perusahaan, c. Bahwa kontrol kualitas pelayanan sentral telex yang raerupakan bagian dari manajemen produksi eenantiasa harus diperhatikan karena deteksi secara dini terhadap pola peri laku traffic pelanggan akan cepat diketahui ada tidaknya penurunan kualitas pelayanan.
2. Saran a. Penarnbahan sirkit register pada sentral induk mini
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
102
mal 15 unit adalah perlu dilakukan untuk meningkatkan kem bali efisiensi traffic* b. Perlu dilakukan proyeksi yang akurat terhadap per tumbuhan call pelanggan agar ketersediaan unit-unit penyam bung sentral telex dapat mengantisipasikan permintaan call dimasa datang mengingat walaupun efisiensi traffic menurun ternyata produksi pulsa dari tahun ke tahun tetap mening kat ini suatu indikasi meningkatnya lcegiatan pelanggan yang sebagian besar dari kalangan bisnis itu yang sangat potensial dalam menaikkan permintaan call* c. Kehandalan (reliabilitas) sietem harus dipertahan kan mengingat hubungan telex harus dijalankan melalui segment-segment peralatan yang bekerja secara berurut (sequen ces) sehingga apabila fiatu saja segment peralatan itu ga gal menjalankan fungsinya maka gagal pula usaha membangun hubungan itu,
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR BUKU Achmad Karim, Hetode Perataan Traffic, Gematel 157 > Bandung, 1981 Buffa Elwood S., Modern Production/Operation Management, John Wiley & Sons, Nev/ York, 19$0 Introduction to Practical Teletraffic Engineering Section T* Elementary Teletraffic Theory, International Telecomu nication, 1975 Panglaykim J.s Pemasaran dan Bisnis, Andi Offset, Jogyakar ta, 1983 Perumtei,, Sejarah Per-Undang-undangan Perumtei,, Diary Pe rumtel., 1984 Kay Wild, The Techniques of Production Management,(t,th.) Siemens, Automatic Switching Syatem TWK for Telegraph and Data Networks, (t.th. ) _______ , Automatic Switching S.yatem TWK D for Telegraph and Data Networks,~T17th *) Sukanto Reksohadiprodjo dan Harsono Jtonohadiwidjo jo, Perencanaan dan Penfiawasan Produksi, B.P.F.E.U,G,M., Jogyakarta, 1983 ! Willy Munandir H., Telekomunikasi Indonesia aen.ielanK tahun 2000, Gematel 1 % - 161, 1961
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAttPIRAH 1
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
VO
CO
t*-
O
o
o
CO
CO
CO
o
o
o
c**- LA CT\ * o o
rCT\ * o
* +v * *
IA IA CO CO r*> o o
O
o
c- o 00 cn r» o o
CTi CT\ 00 CO *\ o o
o 00
to
o
a \ {A
CO * o
C\J o * o
OJ CO o •t * o o
o 00 CT\ to o c
SURABAYA
•
LAMPIRAN PADA- JAM-JAM SIBUK
2 PI SE3STRAL
TELEX
00 v«
CO
03 r•t * o o
o
o
CO a)
o CO cr> «s » o o
o
rC0
Vo r - t - co CO CO #» * r> Pi * o o o o o
o \ a> o
OJ CO a> CO •» * o o
CO CO o
CO CO * o
cr> CC' CO
fe
o
o
O
T— o CO o •ft 9% o o
r-* CO * o
00 T CO o A * o c
tA
CO
rVO 0^ *
ON *
CT\ *
(T\
vO *dCT\ o i »»
o
o
o
O
o
*
o
cn
f0\ 0 ^ #h r»
Ti en
o
o
o
iA *
9*
o
C\J 0^ r*-
CO
o
o
+k
A
Kjr-
OJ CC
CT\
r-
o
o
o
o
+.
T—
• cn
o
o
o
*
•\
tA CO
co
eg 00
o CO
tA O
O
o
O
o
o
o
*>
u Q) & B
o
CO
#s
T< CO
c-
tA CO *.
r«
00 o^ T-
eg LA
r-
Ctf
u a
-p o VO r«
O
O c*~
r—
o
o
o VO
CO VO A
*
o
OJ r-
•sdVO
VO
o
O
O
OJ
LA
W\
o
O t" -
9s
o VO
CO VO
•h
p»
o
o
OJ
cv CO
CM O *
*
o
o
o H
r-
o
CM - T—
(X) CO CO C - c - CO 00 #s 9\ •» •> ** 0k O o o o o o o
CO #• o o
o 00 c * o o
ON
O
o
o VO CO (T\ CT\
SUCCESFUL
CALL
T— CO
r*
o
VO
CTi
,,4
IA
CTs
««
o
00 (T\
c*-
o
o
o
o
O
<2
SKRIPSI
VO 0^
vo 0^
ts
IK
o\
CT\ (T\
pi
O
o
O
CO
EH
D
£;
CO
CO
H
h
« 1 S = > H < *J E
<•
pjq
fx|
ni
C O t O K W ^ C O C O C O C t l M
<j]
&
h
<j
h
« *{}d fcj
CT\ '
OJ
o
»•
•
o
o
•*
H CO
-H H Pi
£ W
§ CO
o c
«*) # pi <3
«$
CO
VO
<j
I p
<1)
h
<4
•«.
EH
3
CO
CO
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN
3 : SAMPLE JUMLAH PENDUDUKAN TRUNK REPEATERS SENTRAL TELEX 9 SURABAYA VARIASI HARI AN LOKAL TWK
Jam : 01
00
HARI :
02
03
04
06
05
08
07
i
SEMIN SELASA RABU KAMIS JTJMAT SABTU
67 49 57 60 50
SEMIN SEX-ASA RABU KAMIS JUMAT
65 68 52 70 59
RATA-RATA : Standard Beviasi:
59,7 7,69
59 72 60 78
54 50 50
56 74 50 50 55 60
61,4 9,92
51
45 44 47 48
48 47 44 59
55 ' 52 52 52 38 46
39 55 49 51 50 42
53 49 54 46 55 48
49 53 59 63 50 54 * 65 58 59 53
109 114 112 110
•
113 109 124 116 112 120
571 496 544 * 563 563 573 557 500 528 538
09
1203 1398 1385 1507 1500 1412 1427 1505 1366 . 812
10 1740
57
Suraber :
75
2060 1968
1900
13 1386 1400
1867 1885 1722 1905 1304 1819 1884 1941 1947
1977 1976
1947 1850 1918
2045 2102 1931
1539 1878 2146
1994 1999 1922
1874 1951 1624
1534 1694 1445 1444 965
1855,2 82,02
2004 51
1862, 7 170, 58
1353, 6 264, 94
1379 1421 818
14 1681 1656 1611 1512 1544 1660 -1683 1550 1643 1551
16
15 1813 1871 1777 1792
1365 1688
1787 1855 1798
1591 1685 1655 1699 1676
1893 1782 1762
1697 1813 1657
1813 44, 38
1702, 6
18
17 1572 • 1504 1471 1440 1481 1488
705 780 726 826
20
19 298 369 402 422
-
478
1545 1644 1472 1490
857 817 789 854 759 652
415 384 390 380 392
1490,5 -69,85
774, 3 67, 95
393 45, 33
221 ~ 217 206 254 222 240 221 256 228 217
21 154 240 181 166 197 287 191 240 159 192
22 172 219 209 160 202 238 185 242 183 192
23 166 186 157 152 136 197 160 172 130 172
91 127 85 99 126
167,8 17,67
114 " 28
177 1 19 83 107 133
*
50 4,88 '
47 4,66
50,3 4,72
56,3 ' 5,36
113,9 4,87
543 y3 _ 131 u . 27 ,86'"' 195,19
154 MINGGU
12
75
41
43
58
71
111
141
.71
152
12
1609, 1 64, 21 52
53
79-,35 64
72
48
59
228,2 16,5461
200,7 42,,“47 79
202,2 “ -24,42 104
79
66
Observasi melalai alat VTVIED tgl. 17 s/d 28 September 1984 *
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA NILA.I PERKIRAAN RATA-RATA DEITC-AN INTBRYAI KEPERCAYAAN 99 ^ DAN D3RAJAT K13B55BASAN 9
LAMPIRAN 4 : 02
01
00
04
03
SD
Rata-rata successful call pada jam-3am sibuk
P -
+ t,
66 r-78 _
70,53
54,49
51,29
54,64
x
59,70
61,40
50
47
_
52,62
52,27
45,22
42,71
- tk
— Zc?
SD n-l
61,23
07
118,38
08
11
10
09
12
13
14
16
1?
18
17
19
568,94
1483,88
1930,68
2051,36
2019,17
1597,40
1668,18
1853,84
1775,60
1554,78
836,83
434,71
o tois o in
Rata-rata pendudukan repeaters TWi 9 Sura baya.
06
05
56,30
113,90
543,30
1311,10
1855,20
2004,20
1862,70
1353,60
1609,10
1813
1702,60
1490,50
774,30
393
45,96
51,37
109,42
517,66
1133,72
1779,72
1937,04
1705,73
1109,80
1550,02
1772,16
1629,60
1426,12
711,77
351,29
0,94
0,76
0,66
0,77
0,94
0,87
0,79
0,79
0,85
0,95
0,96
0,80
0,68
0,80.
0,95
0,88
0,80
0,80
0,87
0,97
0,98
0,84
0,70
0,83
0,96
0,89
0,81
0,81
0,89
0,99
22
21
20
23
-24
243,42
239,78
224,67
184,06
140,85
228,20
200,70
202,20
167,80
114,70
212,95
161,62
179,73
151,54
88,55
X
ir
Q a ( 1 - P )
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
01
00
02
03
05
04
SAMPLE JUMLAH PENDUDUKAN REGISTERS (INDIREC INDUK TWKD SURABAYA VARIASI K
08
O
JAM :
5 :
o
XiAMPIHAN
10
09
2ALL) S E N T R A L T E L E X IAN
:
21
14
a
10
16
317
63
190
4°9
541
596
SELASA :
33
11
8
5
13
11
45
171
439
526
558
12 » b V 566 ft568-
ftABU
:
25
12
9
9
1
16
41
186
419
529
591
511
392
494
571
513
458
222
85
30
53
20
27
11
KAMIS
:
19
12
16
3
4
H
38
212
369
517
576
O 562
363
399
524
490
425
232
71
41
42
25
12
13
JUMAT
:
18
12
18
11
9
9
40
210
389
537
566
454
397
404
552
501
427
189
62
39
42
30
18
54
SABTU
:
18
10
17
8
17
15
51
199
410
565
569
563
455
461
525
510
398
199
55
26
'49
28
17
17
SENIN
:
29
9
12
13
4
15
58
214
447
575
572
7i 570
517
453
'496
495
412
227
52
44
50
35
29
12
SELASA :
35
14
10
11
5
12
3S
217
331
555
572
AST 538
403
482
504
490
432
247
94
51
62
37
37
15
RABU
:
61
17
14
11
8
&
61
220
376
517
571
510
401
444
563
495
410
202
90
34
71
32
38
63
KAMIS
:
25
21
14
15
12
14
53
177
418
480
574
460
356
502
499
486
370
241
86
32
41
40
39
28
13,2
1 2,6
48,9
199 ,6
400,7
534,2
574,
28,4
530-,2
419,6
469,2
536
511 ,4
421 ,2
222,6
71 ,4
39,4
50,4
29,2
28,4
31,
9,66
27,
SENIN
RATA-RATA : ■
S t a n d a r d Deviasi. :
9,6
8,9
13,1 9,56
12,95
3*55
3,77
3,57
5,47
3
17,62
34,97
27,33
n,
i-
44,66
16
15
14
1.3
18
17
20
19
21
22
23
488
551
559
567
413
159
50
54
40
21
33
91
424
502
567
507
467
248
69
43
54
24
34
13
52,26
46,86
29,73
30,54
27,99
31 ,57
1 6,5
9,04
10 ,1
6,81
S u m b e r : O b s e r v a s i m e l a l u i a l a t V M E D tgl. 17 s/.d 28 S e p t e m b e r 1984*
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAK
6
Table forAl'Or given values of n and E » EH -(A) ita
SUMBER : n introduction 1:o ptactica^ teletraffic engineering section T Elementary teletraffic theory "^Interna tional Telecommunication Union
ts tt CQ p. H £ <+
inr T f> •
w A. A c so eo
+■
u u W o tt • • l/l O' CD < -I N > <
u ro tt N o « a -J • • i • a rj i> p> O' i/i A p« UV •4 “
U U U c • c« s -J w p>
u ro “ • ro u o tb w
*. *. a A •It rfv1 c> v> t* N
u ro o • ■ > •j u a a 9
tt M N O' O' tA « a ro a 0 4J u u, •J o •c
fJ <« * e ct i/
KC5 1 « M U ro
tt tt tt tt tt tt tt tt •o •M •o es in o >0 u tt « % t u in c . c t’ ■« S' c' 6 ' •K u o a u a N A < O' C' O' VI CC A ■
u u ct N • » (/I «•> •J •o I S > A u CK —
ro c « ct, c
ro
tt CD a O \A -4
u A • U M i/i N
u u • i. u tt
u
A w U o U u u o WJ W t/l • * * * • • in C» tt V u t" ro « O' u o a Ul u tt H b •J to u IJ fr. • • •» ti *- e« a VA O » N CC kA W
*► A. *- o D • • 10 •6 o u
u
V
u u ■o n t * a —
03
u u u u M «■ * • CD «• L.-» U 03 V u w< • N iA u
u* L) i. U‘* • u u G> V ' If •J
tt N r> ro tt « re a tt e* S0 a a
t) ro -j O
N O' ■ « o ro u o ro t/i , -j >o tt m
tt tt tt tn h u i o C>i a u •J o CO ro
u u> M ro tt o o 'C m • t « «c C9 tt u CO e> tn i. •w “ c- t> (J u u ro — a a i _•» •«* t" w CD
u a a LA tt O'
ro O' » iv U Vi
1975 halaman 490 *
U6 V( U u io
M r,•j o. • ti rc a U‘ — V' c>
ro Q • a CO N
U U u O U U I) o •O tt u ro * • • • • •1 o M ro u t/i e> •J •O A CD -■ •S' ‘C re p' a tt w o< u Ul • ro
ro ro a u « & wi j. ro
\A
tt C3 •« C3 a « Lft •J *o ro A,, i o J» . •J u tt tn tt, _ _ ro r.' N ro K tt tt o tt — e »e •c C a m 4 » » L*l <1 m. CJ C" •w >« _ u si o -J O' O' l/> O' •J 3 3 . «o cr * e> vfl — C" •6 .
u
L» u u •J o> ♦ •C a *• o o o “ > vO
A u u> U) t* o o Ctf VI en w
,
tt tt tt ro tt • [
tt tt tt coi" A w tt' tA w CO' tt tt ro tt m3 Cv tn ■Jr
ro tt N tt tt .V >0 ce w c* V. i. • • a • -O c >0 V p•>< a > i/ i •* e> A A
tt, CJ O 1 C9 •J '
O V 3 C E ' 4 C -
«• mm M tt tt »• O o a • O tt i/ « •* f ^ M •- o *3 U > tt CO _ _ w U* u M •• o « •4 a K I" •• 0 > tt ■£ U — l/< o u _ J. A u tt — a • « r 'O s> o 'C © **- u e -J A k' o •«
K t
po
ffU
ss
•a os *>j e>
noi v.' i.’ -
"S S3
» a cs u
W -J -
e s «o of
c-
e- - j v a j» \j > J - j £?
tt M - o < a ' — ro U
s/l 0 -
\C o <s tt .t t f t fJl —■o
-k U■ /»,tt a a
— iA
_ O' v< t • — tt r o «« VI V _ -J O' • a
u n N > > o n e e r A - J O U * « I D * f f i P 5 (».
•• ro * j n *j * u u — A o» 03 ro p> — O
4
CD - J « j o . y » v< *
*
o u e > s tf r o ( ^ y ) M c > o R-*£p>o?ro*oo>jrtf
» o > « ( D a * J & > c n iA A O u V ' t t — U C '- C t t O s
N - K * O C ' U A < 0 O
r o - * * - io c 'M « e * • • U M N •"* — o o e v e r A c u «j u •* u* r ; <• <M O
“
<
ti o
y
i
•< y - c v o v w
;
t
'.• i;
u U N rJ --o b c t ■j u
w -
p . •• y
v
•-• *
M j u i* m u o J, i «_• —UO -/N N _,jCl'
_
u • c» -J S" e — h
a
h
«, V « « IA r w r: o w 0* c VI _ V* a •j • • i t > c» •J C3 •J u a*
ro • « u CO
W * - 0
< C C 5 *Jfr>C*V\
o n & c-eX ur-nu u o y i^ jo c r 'o w c ' V
- D * J N u ' t ; r o ^ f f , Q .. **
» • c
u t\ } » o « < e c D * a » v i
l " f r U N M - - f l o c
O U »O M ^ O M !t
e«
- u ^ ^ te e iO A M s « l / M - O O - i N u » c > a e e i4 v iiu
«. f.
u u> ro — e?
a CQ ■■
< —U C 'O l/ ’ O fr.A fO
u
(0 U
•
n -j - j r-
0!* N U ^ ^ < O II fc/i w ^
p . w f o f J i_' r
V ' i O U N - . C “
N i 0! V< t
V> •*
* o
B I? •c+ ft> (D H /3 H, CO h»‘ H-.O 3’ SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
CO
SARWOTO
SKRIPSI USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI.... *© ©
so
A
A *5 00
VO
00
tow w b biU os 4kW .0 0toO '
-J
to j j
to
5 to r*> \ o
ro
to oo
A A A A 4 tO < o 0 - J O ' l/i A
A 'O 00
^
A
A
«
4 * 4*
IO lO
a
SO 4k W
A V©
t o t o IO
SARWOTO
O uiu ~
00 >4 O S V i
S O —D s4|k
u K,
* Jk
4k A 4u 4k l£ <0 vp vp vo
S
A A ik A A VCI s© < c VO SO
<0
>_• » • 0 0
4 4 > A A 4^ V 4 s o i £ io 0 0 '■ J S i C \ A
st w
^
10 <0 >0 s o
4k J k j i
Ol S 0
u
00 s o w
U UJ K J N>
to t—
OJ
'4 k
'■©
4k
w
u
to
to
OJ
to
w
-
U
l
O
O
'
W
~ J
to
00
w
VO - -
o
i/ t
A
o
to -o
wwwww L.L * b boo >_ ■ o OJ o w o Oo 's
-
A si
o
IJ
A
A
A so O A
A
A A oo oo O O M a
A ■>! iO w
W CO 4w 0 0
A
A A 4k 4k 4k SO V 0 0 0 0 0 v j t J 0 ' « J 4k s o
A 'A tO O
M O si lA •— r -
^
so so 00 00 vl
A A A A A '0 00 00 00 s i IO < 0 O i W 0 0 |J » » o W
A A A A u n o o O l U - o O ' A O ' 00
0 00 0 0 0 0
A J O
u
o
A
A
- > O lA H OsO 'o -g«j
A A A A « o 00 00 00 “ W U si A SI
00
A
A A A A SO SO 0 0 0 0 0 0
w
A so W 4k
t v — Ik o
A A
< 0'O00 0003 W •— M O ' O
« • Ol W
O
A A 0 0 CO
OO A
A A A SO -O 0 0
I- *
00
A
-J
w
A
s)
A
A
A
O ' t/l
M
A A
Ol Ul
A
0
A y s| O
A
A
O
A
IO
A
Ol U
4.
Ui -
A
A A A A A s » s> O ' O i A On o V i A A
A
O ' l/i 0 0
vlOiOii /iA W IO “ >0WIrtW IO
A
° " 0
A
O' U
—
A A A A O ' O l V/I i » 0
SO I— | J
Ol
A
O ' 00 U
A
01
O
■O O ' O i w
O'00 O m-o
A A
«
A
0 0
<J
A
A
A
A
A
A a A A O ' O l A Oi O IO IO 0 0 “ u i to
A A A ff- U A O’ » 00 A Kl A
O O' 1/1 l/l UJ
A s j w »
■*k »J ^ K>
A
W > 0 t/i A s i;
A
A
•O O ' l/i t „ “ •t* O ' O ' A « SO A O i (/.
IO IO
P
so. 0 0
O i
0\
00
Q
i j
N
w
:
o
So
t>j ij ■
1>J Oo 00 00
l^j O' CD O'
I/I
Oi w w A
Ui Ctt « o
i.J Ui so so
o
o
»o
p
p
“
to >0 O ' I J
lo
si
w
IO
~
Ol
>o
00 r- — IO (.ft O. o ~ — O
S-J f o
o
>■ oo u
S*i IO l- J t o
IO —
io Q
to
to
“
‘O -
U
IJ
S*» « - o o 0 3 U l/i A 'O UI t o s o
to U A
O ' O Isi — s o ^ 0 s Oi s i o
SO Vo t o
*O ' si
s*i •- 00 La _
A
to
VO
O
A
M
vo
St
IO 0 5 U
«JJ O
O i
to Ui
to ► —
i
O i
Oi w A A
“ W O’ —
a
w s j
to
t o co o* w lii O
W A
0 0 t o U) KJ 00
Oo Ol io A
O i O i K> t o u IO O s i A O
O ' 'O O 4k u i w
t - J t o « o IO IO IO > 4 M
IO
^
O
iO Os u
s j S*J s i
l-J 00
J i s i Ol
».J
to
IO t o
O
-
O l
O
-o
O ' bo so
O
A
P
O
OJ to
P
o
O I— o
s fl W
co
O
o
o
©
CO S i o
A U i Os
CO
s j CJ M
U i vD
vo sj I— uj SO
A O ojA so
03 A m 4 k CO O
A
►■->- — 0 0
CO W
-■-•1-0 0j AkO s. O4 O'O si si
* - b b b s jU lOw r. l-o Os 0 0 SO sO O'00O OlIO * ---•— 0 0 Si -I* O Ol to Sio toVOOJ IO O' O' Os s o
-
O
“
W
'J W i£ I/I ™ Q
“
u O
s j
A
<*J O
O ' sO ► — —
• - ► - • C o o cr w ■ i i w ►-
s i to co O
K l CO O
IO O i s i co w ~
sj
~ — o o o O s t o CO A O
—
— o o o W K J CO A o IO — OJ OJ A
A
> - • - 0 0 0 “ SlW Q U CoW Ifl►- w 1/1 s j sO IO O
O i i/i
OJ
*
Ui
W
b
W
O'
_
o
ft
Cu V,
ft
c
£
•S'
8
a
?
a r-t
X)
ft
VI
tr
"*>
1
3
ii
«i
S-
C 3
3
o ■o a £o B. c o n £{ (X ou tl a n
u
3
>
?s
M
"0
2
>
t -
a c. r> Z. cZ o'«i 3
£L
'r, r 2 ►
-NO
^2 3 c Sir c 5 rt 3 2 “•° *-nnC -5 c r n X • S’ S 2o> ir i'£
o soCO Os Oi ^ W to “
Ui
O
io oo s i
p
•—
A A a LiLi J-voIOIOto ~ M Ul“■vlOUOJ s s i • • A I/i Ui *J Ol O
U> -O if -0
>0 s i O -j
Ui t- O OO OS
A A w “ 0 Oi 0 1 IO
A
Si o
00
OJ s j s) O
U i b i U1 SO sj Ui
Oi SO Oi KJ
A A IJ —
A ~ tJ —
LO *■•
SO to
A IO ■J VJ
A Oi Oi A
A so
M lO S l U <—
W
O'
A
4k
O l U ! Oi
“ *cui>oto
i .i ^ OS I/I
Orf A O' ~
oo
A A L o U» U l KJ O lO s i I/i tA IO tO I J O
4k A l#J i - j l
4» A l-J O M O' M O'
>0
A
0 <M Os A Jk O l O ' u
A to O
- 1 -O
[OtoOJ4kto > OJSi i />ss jiu S 00o —j• Os0 J0Jo O'
OJ ' 4k4konsoO toOJ4k'sj OJO 4kW oo W 4k>-w
bo bo so
oj oj Oj ojoj
^
IO t o l o ►IO IO Os U SO “ i-J A r o cti IO s o t o A Oi
V ia
o
on O Ui Oi
s j ~ v j w
4k v i
’* - *
o
Vo Vo o
io to io u u
A
totow tow t ot JO J £• t OoO 'o O/ ' 0o 0w lSj O'l
• tot w w oOs - JVol o b ►— *— w► 0JO 4—k* t /lw OJo
w w w w to toW totoOJ JO W V) 53 O 'Oo sOys O' -—J O'W 'Oso4k O o tot 4k( Oio —o00 Jk►— O'ooOJ O'4k 4kO't-j
A A L*j c } lo •“ O O s O * A SO VO A A —>
A
u
Cs
I R
-O
CO o o v o \Q CO 0 0 ► —
IO
Oi
L
O
OO ~
0 0 :0 6
O l >—1 4 »
A
SO 0 0
—
00
W Vi vl 01 O ' U
OJ to
« a,to^ 00 U ~ H KJ
to
fO K l w
w
*
c/ i 4 k
00
w
OO ' O
C/I V i U i W W h J O J Oo O ' 0 0
tototototo — -wI—to L.I4 ktt O—Ji_r 1o O SO• • o'< —
W tow toto toM — — ~ U\4kOJto
‘- 0
N
to o \
s )
4k
OJOJ oj 0J0JOJOJOJ 0JOJOJ4*.Ik ■OOJOJ00 O'OJ00O'0o UlCCO U)sj 4k4kS/iUiO'
O 'O03O O' UiA u to
totototoM tsi(JW W W 4k 4kOn> -/iUi 0 0S V i WOQ Oo 00— »
w «otow tO b b'o b'O sk jo OlO o JkSO4 cCO
sjO A' c1 oO O'O soOlCOM 00
A sC
CO
'O
£
« SO <4» s o
s o s o on
2 siOlOli>
A Jk ^ « 4 , s© ^ SO SO \D
A NO U s|
s j O ' Oi £ O ' s j On _
A A A lO C l SO OD s i f t W -4 oo
co M
A
N (AO'M o
* » O i UJ «
4k A
A
'O SO O sD ^ O ' Ui W
»
<0 «
M W • -**-
to to
OJ
to
o \
to 4k
W —
Vi
to
totot4toto toto toto tototototo IOtoOJOJOJ 0> S«O oiv—oO vj Js -J ■ 4k O ' -o w O'O'oj — so 0
to
O '
k
U i ’- 0 “ J - 0 ^sl s l U K ji O O
‘a
U
^ 09
“
to O '
tototototo toO'O'•o*o
s
O'
O'
s o c o « j O ' u,
fo
Co
N
>— l —_ __N- ►—■ _ _ —I — N-l1 t—I 1 — s j• i• s i 0 0b o0 0s s j S Js jU os j' ■ o ob o ' < 1 ^ o s j M tJ totoOJ UJ S/O4 k o' o & SOo o £4 2it 1 ——M jo *OJ 4ks j 0/1sO4ko Ok s OJO'sj0 t0s oOo 00► ' to0 OJO
£ , N» to r 1 ^ oo
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
itive are
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR BUKU
Achmad Karim, Metode Perataan Traffic. Gematel 157, Bandung. 1981
Buffa Elwood S., M o d e r n P rod uct i o n / O p e r a t i o n Management, John Wiley Sc Sons, N e w York, 19(30 Introduction to Practical Teletraffic Engineering Section T. Elementary Teletraffic Theory, International Telecomu nica.tion% 1975 Panglaykim J,, Pemasaran dan Bisnis, Andi Offset, Jogyakar ta, 1983 Perumtel., Sejarali Per-Undang-undangan Perumtel., Diary Pe rumtel., 198 i+ Pay Wild, The Techniques of Production Management,, Siemens, Automatic Switching Syatem TWK for Telegraph and Data Net works 7 (t«th7) _______ , Automatic Switching Syatem TWK D for Telegraph and Data Networks, CtTtETJ Sultanto Reksohadiprodjo dan Harsono jRonohadiwidjojo, Perencanaan dan Pengawasan Produksi, B*P;F.E,U*G»H., Jo^yakarta, I983 Willy Munandir M., Telekomunikasi Indonesia men.ielang tahun 2000, Gematel 156 - 161, 1981
SKRIPSI
USAHA MENINGKATKAN EFISIENSI....
SARWOTO