URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya , yang dilakukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Nurul Indarti dan Stein Kristiansen (2003) yang menganalisa pengaruh dari faktor demografi dan latar belakang individual , faktor ciri - ciri kepribadian , serta unsur unsur yang berhubungan , terhadap keinginan berwirausaha dari para mahasiswa di Norwegia , Indonesia dan Jepang . Adapun dari hasil penelitiannya adalah penelitian menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi intensi kewirausahaan berbeda antara satu negara dengan negara yang lain . Efikasi diri terbukti mempengaruhi intensi mahasiswa Indonesia dan Norwegia . Kesiapan instrumen dan pengalaman bekerja sebelumnya menjadi faktor penentu intense kewirausahaan bagi mahasiswa Norwegia. Latar belakang pendidikan menjadi faktor penentu intensi bagi mahasiswa Indonesia, hanya dengan arah berlawanan . Kebutuhan akan prestasi, umur, dan jender tidak terbukti secara signifikan sebagai prediktor intensi kewirausahaan . Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel-variabel terkait dengan kepribadian , instrument , dan demografi bersamasama secara signifikan menentukan intensi kewirausahaan . Meskipun , kesemuanya hanya mampu menjelaskan sebesar 28,2% untuk Indonesia , 14,2% untuk Jepang dan 24,8% untuk Norwegia . Adapun sampel penelitian ini adalah mahasiswa sarjana (S1) dari Universitas Gadjah Mada, Indonesia , Agder University College , Norwegia dan Hiroshima University of Economics (HUE) , Jepang . Pengambilan sampel didasarkan pada judgement atau purposive sampling , sampel dipilih dengan adanya beberapa kriteria tertentu yang digunakan oleh peneliti (Remenyi, 2000) .Penelitian yang lain dilakukan oleh Adi Sutanto
Universitas Sumatera Utara
(2005) . Yang menganalisa Hubungan Karakteristik dan Kewirausahaan Dengan Keberhasilan Bertahan (Studi Kasus Pada Koperasi),dimana hasil penelitiannya adalah Faktor demografi dan latar belakang individu seperti usia dan pendidikan mempengaruhi keinginan berwirausaha pada Pengurus Koperasi Mahasiswa di daerah Bandung , Faktor ciri - ciri kepribadian seperti kebutuhan akan prestasi dan sumber kendali tidak mempengaruhi keinginan berwirausaha. Sedangkan faktor ciri - ciri kepribadian yaitu keyakinan diri mempengaruhi keinginan berwirausaha pada Pengurus Koperasi Mahasiswa di daerah Bandung. Pengaruh keyakinan diri terhadap keinginan berwirausaha adalah lemah dengan arah hubungannya positif sehingga memiliki kemampuan bertahannya yang lemah. Unsur - unsur yang berhubungan seperti ketersediaan akan informasi dan jaringan sosial tidak mempengaruhi kemampuan bertahannya serta keinginan berwirausaha pada Pengurus Koperasi Mahasiswa di daerah Bandung . Adapun sampel dari penelitian ini adalah para pengurus Koperasi Mahasiswa di daerah Bandung dan Metode analisa data yang digunakan adalah dengan melakukan penelitian deskriptif dengan menggunakan instrument metode regresi sederhana, Regresi Dummy, Regresi berganda , Uji t hitung dan Uji f hitung. Sedangkan pada penelitian ini responden merupakan para wirausahawan toko grosir yang terletak di jalan Bandung.
B. Pengertian Kewirausahaan dan Wirausaha Seorang pengusaha bertekad harus mampu mewujudkan dan menampilkan diri sebagai pengusaha yang unggul dalam upaya mewujudkan "wirausaha Indonesia yang berani mandiri dan siap bersaing". Hal ini tentu saja memerlukan aktivitas usaha.
Universitas Sumatera Utara
Kewirausahaan menurut Hisrich dan Peters (1992:10): “Entrepreneurshuip is the process of creating something different with value by devoting the necessary time and effort, assuming the accompanying financial, physic, and social risks, and reciving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction".
Kata "Entrepreneurship" berasal dari bahasa Perancis entrepreneuriat yang artinya "menangani". Pada abad ke-19 , kewirausahaan digunakan untuk menggambarkan fenomena baru dari individu yang muncul dengan usaha baru, mengembangkan, mempergunakan sumber daya dan menciptakan usaha baru. Entrepreneurship menurut Kao (1995:84) adalah sebagai berikut: "The process of doing something new(creative) and something different (innovative) for the purpose of creating wealth for the individual and adding value to society". Jadi maksud kewirausahaan disini merupakan proses untuk melakukan sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda (inovasi) dengan satu tujuan yaitu menciptakan kesejahteraan bagi individu dan nilai tambah bagi masyarakat. March J. Dollinger (1995:675) menyebutkan pula tentang definisi lain dari kewirausahaan yaitu: "Entpreneurship is the creation of an innovative economic organization of network of organization for purpose of gain or growth under conditions of risk and uncertainty". Definisi lain dari para ahli yang menyebutkan tentang pengertian entrepreneurship atau kewirausahaan, adalah seperti yang dijelaskan Howard H. Stevenson yang dikutip dari buku Mutis (1995:21) menyebutkan : "Kewirausahaan adalah upaya pemanfaatan peluang peluang yang tersedia tanpa mengabaikan sumber daya yang dimilikinya".
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah sebagai suatu sikap, semangat, nilai, seni, dan kemampuan untuk mencari, melihat dan segala sumber daya yang dimilikinya untuk memberikan balas jasa dan memperoleh keuntungan atas usahanya itu. Sedangkan pengertian kewirausahaan menurut Mutis (1995:20): "Kewirausahaan adalah sikap untuk melakukan suatu usaha karena ada suasana yang mendukung untuk merealisasikannya. Seorang entrepreneur akan selalu berpikir untuk bertindak mencari pemecahan, sesuai dengan inisiatif yang muncul untuk meraih target dengan kedinamisan tertentu. Para wirausaha diharapkan dapat bertanggung jawab dan berani dalam menghadapi resiko usahanya (kegagalan), karena kegagalan bagi wirausaha merupakan pengalaman belajar. Selain itu wirausaha yang handal juga harus mempunyai visi yaitu pandangan kedepan untuk memberi motivasi serta visi tersebut juga harus disertai dengan misi yang jelas. Wirausaha sekaligus pemimpin yang efektif akan selalu mencari cara -cara yang lebih baik. Dan biasanya seorang wirausaha mempunyai rasa percaya tinggi yang besar dalam menghadapi resiko.
C. Pengertian Wirausaha Seorang wirausaha yang handal dituntut untuk bisa memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber - sumber daya didalam lingkungannya, hal ini disebabkan oleh karena seorang wirausaha itu merupakan sosok yang dinamis, mandiri dan tanggap atas segala macam bentuk perubahan dan peluang yang terdapat dalam lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
Sepintas istilah wirausaha mempunyai pengertian yang sama dengan pengusaha, namun pada kenyataannya wirausaha bukanlah sekedar pengusaha masa yang banyak terdapat di Indonesia, namun wirausaha adalah pengusaha yang memiliki ciri - ciri dan kemampuan tertentu untuk menciptakan sesuatu yang baru dan memperoleh manfaat atas usahanya itu. Definisi wirausaha itu sendiri menurut Siagian (1994:4) adalah: "Orang - orang yang mempunyai sifat ~ sifat kewiraswastaan atau kewirausahaan, yaitu keberanian mengambil resiko, mengutamakan kreatifitas dan keteladanan dalam menangani usaha atau perusahaan dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri". Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha harus jeli untuk melihat dan menganalisa peluang yang ada, kemudian memanfaatkan segala macam bentuk peluang tersebut kedalam lingkup usahanya, sebagai strategi dalam menyiasati peluang pasar. Mengenai wirausaha, pendapat Peter Drucker (1998:26): Setiap orang yang memiliki keberanian untuk mengambil keputusan, dapat belajar menjadi wirausaha. Maka kewirausahaan lebih merupakan perilaku daripada gejala kepribadian. Dan dasarnya terletak pada konsep dan teori, bukan intuisi. Wirausaha selalu mencari perubahan, menaggapinya dan memanfaatkannya sebagai peluang. Wirausaha menurut Peggy Lumbing and Charles R.Kuehl (2000:14): "Entrepreneur is a human, creative act that builds something of value from practically nothing. It is pursuit of opportunity regardless of the resources, of lack of resources, at hand. It requires a vision and the passion and commitment to lead others in the pursuit of that vision. It also requires a willingness to take calculated risks ".
Universitas Sumatera Utara
Wirausaha adalah manusia kreatif dalam membuat sesuatu yang tidak berarti menjadi berharga. Wirausaha merupakan suatu peraihan kesempatan tanpa memperhatikan sumber daya atau kurangnya sumber daya. Hal ini memerlukan sebuah visi, keinginan yang kuat dan komitmen untuk memimpin yang lain dalam mengejar visi tersebut. Menurul Geoffrey G. Meredith et al. (2002:5): Para Wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan - kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber - sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Seorang wirausaha harus belajar banyak tentang diri sendiri untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan harapannya, kekuatan seorang wirausaha datang dari tindakan tindakan mereka sendiri dan bukan dari tindakan orang lain.
D.
Karakteristik wirausaha Menurut A. Wickham (1998:39) karakteristik wirausaha yang sukses adalah; 1. Kerja keras (hard work) 2. Dimulai dari diri sendiri (self starting) 3. Menyusun tujuan pribadi (setting of personal goals) 4. Keuletan (resilence) 5. Keyakinan (confidence) 6. Keterbukaan (receptiveness to new ideas) 7. Asertif (assertiveness) 8. Pencarian informasi (information seeking)
Universitas Sumatera Utara
9. Mau belajar (eager to learn) 10. Menyesuaikan diri dengan kesempatan (attuned to opportunity) 11. Menerima perubahan (receptive to change) 12. Komitmen kepada orang lain (commitment to others) Menurut Richard M. Hodget dan Donald F. Kuratko (1995:7), usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Manajemen independent karena pemilik adalah manajer perusahaan. 2. Modalnya dari pemilik secara individu maupun beberapa orang. 3. Daerah operasinya ideal, meskipun pasar tidak memerlukannya. 4. Perusahaan lebih kecil dibandingan dari pesaing yang lebih besar di dalam industri.
E.
Pengertian Usaha Kecil Marburn (1996:2) menjelaskan dalam bukunya "Kekuatan dan kelemahan perusahaan kecil" tentang definisi dari perusahaan kecil, yaitu: "Perusahaan kecil adalah perusahaan yang belum dikelola secara atau lewat manajemen modern dengan tenaga - tenaga profesional. Adapun karyawan serta omset penjualan pertahun tidak bcgitu jelas, karena tergantung pada situasi dan kondisi". Pengertian Usaha Kecil menurut Undang - Undang Usaha Kecil No.9/1995 adalah: "Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria yang telah ditentukan sesuai dengan undang - undang". Sedangkan Usaha kecil menurut Undang - Undang No.9/1995, adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah). 2. Milik warga negara Indonesia, artinya usaha kecil yang sepenuhnya milik warga Negara Indonesia baik dikelola sendiri maupun menyerahkan pengelolaan pada pihak lain. 3. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. 4. Berbentuk badan usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.
F. Keinginan Berwirausaha Pembelajaran mengenai motivasi akademis sudah dimulai sekitar lima puluh tahun yang lalu (Mc Clelland, 1961 - 1971), sebagai contoh, ia memperkenalkan teori kebutuhan akan prestasi, berdasarkan pada studi empiris dan Afrika Barat dan Amerika Serikat. Kemudian diperkuat oleh Lewis, 1991, dalam pengembangan literature terhadap kebutuhan akan prestasi. Kebutuhan prestasi adalah suatu ciri kepribadian dan juga merupakan hasil dari karakteristik demografi dan faktor - faktor lingkungan. Menurut Hagan (1962,1971) yang menggunakan dasar teori seperti Mc Clelland dalam studinya di Burma. Motivasi berwirausaha menjadi rendah karena status individu dalam masyarakat diwariskan dan mobilitas sosial dibatasi. Menurut Urdang (1985:197) intention atau keinginan memiliki persamaan kata dengan rencana, tujuan, harapan, rancangan, arah, atau obyek, dimana adanya keinginan
Universitas Sumatera Utara
untuk melakukan sesuatu melalui ekspresi diri dan dengan kemandirian. Sedangkan menurut Boyd dan Vozikis (1994), keinginan dibutuhkan berdasarkan bagaimana seseorang menafsirkan lingkungan fisik dan sosial mereka, begitu pula dengan bagaimana mereka mengantisipasi hasil di masa depan dari perilaku mereka. Maka dapat disimpulkan bahwa entrepreneurial intention adalah keinginan seseorang dalam berwirausaha yang memiliki ketertarikan maupun kemampuan untuk memulai atau mengoperasikan sebuah bisnis. Yang tentunya tujuan akhirnya untuk mendapatkan keuntungan dan menjaga kelangsungan usaha yang telah dibangun tersebut. Pada penelitian ini, keinginan berwirausaha menjadi obyek penelitian. Dan seberapa besar keinginan berwirausaha yang dimiliki, menjadi tujuan yang ingin dicapai di penelitian ini. Ada beberapa faktor - faktor yang mempengaruhi keinginan berwirausaha, yaitu: 1. Faktor demografi dan latar belakang individu 2. Faktor ciri - ciri kepribadian 3. Unsur - unsur yang berhubungan 1. Faktor demografi dan latar belakang individu Faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, dan latar belakang individu seperti, pendidikan memiliki pengaruh pada niat berwirausaha. Setiap individu mempunyai usia, jenis kelamin, dan pendidikan. Dari penelitian sebelumnya, yang dilakukan Indarti dan Kristiansen (2003:84), variabel -variabel faktor demografi dan latar belakang individu tersebut adalah : 1. Usia
Universitas Sumatera Utara
Salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan karier sebagai wirausaha adalah usia. Sebab seorang wirausaha membutuhkan fisik, mental yang kuat dan dukungan financial untuk memulai usaha baru. Sehingga secara tidak langsung usia mempengaruhi pemilihan karier sebagai seorang wirausaha. Sebagai contoh, pada saat usia muda seseorang akan lebih bersemangat dan berani mengambil resiko dalam menjalankan tugas-tugasnya karena ia mempunyai fisik yang kuat, energi yang banyak dan rasa ingin tahu yang besar. Dan semakin tua seseorang, tingkat energi dan fisiknya akan semakin menurun (Hisrich 1995:55), sehingga pekerjaan yang dilakukannya pun cenderung sedikit dan tidak mengeluarkan energi yang banyak. Menurut Buchari Alma (1996 :38), tidak ada umur ideal bagi seseorang untuk memulai suatu bisnis meskipun penting untuk memiliki pengalaman hidup, mawas diri dan kepercayaan diri. Orang - orang pada umumnya menunggu sampai tantutan keluarga dan keuangan atau pertimbangan lainnya berkurang. Dan lingkungan eksternal seperti pemecatan dapat mendorong keputusan lebih awal dari rencana semula. Umur 30 - 35 tahun tampaknya adalah waktu dimana orang memikirkan untuk berusaha sendiri. Umur lain adalah 50 - 55 tahun dimana pada saat ini situasi keuangan sudah stabil dan anak anak sudah tidak bergantung lagi. Menurut Lognecker, Moore dan Petty (1994:16), padausia 20 -30 tahun, individu melakukan kegiatan - kegiatan seperti memperoleh pendidikan, mencari pengalaman kerja dan memerlukan sumber - sumber keuangan. Sedangkan pada usia 40 - 50 tahun individu melakukan kegiatan - kegiatan seperti menangani tanggung jawab keluarga, memperoleh posisi senior dalam kepegawaian, dan memperoleh bagian dalam program pensiun.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurui Reynold et al (2000) usia secara umum tidak dianggap sebagai penentu dari permulaan bisnis secara signifikan, tetapi ia menemukan bahwa individu pada usia diantara 25 - 44 tahun lebih aktif dalam berusaha keras untuk berwirausaha di negara barat. 2. Jenis kelamin Menurut Mazzarol et al. (1999) menemukan bahwa wanita pada umumnya kurang berminat menjadi seorang pendiri suatu bisnis baru dibandingkan pria. Kolerevid (1996) menyimpulkan bahwa pria secara signifikan memiliki keinginan berwirausaha yang lebih tinggi daripada wanita. Beberapa puluhan tahun yang lain, wanita hanya terhitung kira - kira 20% merupakan pendiri perusahaan baru di negara negara Sardinia. Dengan meningkatnya peranan wanita di dunia, khususnya di Indonesia, hal ini juga mempengaruhi peranan wanita di dalam dunia bisnis. Dunia bisnis yang dulunya didominasi kaum pria, sekarang ini mulai berubah. Karena wanita mulai menunjukkan peranannya di dalam dunia bisnis. Sedangkan Zimmerer dan Scarborough (2002:13) mengatakan, kewirausahaan telah bersifat unisex seperti celana jeans, dimana sekarang wanita dapat mengembangkan impian maupun harapan terbesarnya. Maksudnya semakin banyak wanita yang menyadari bahwa menjadi wirausaha adalah cara terbaik untuk menembus dominasi pria yang menghambat peningkatan karier ke puncak dalam suatu organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Buchari Alma (1996: 37 - 38) mengatakan, walaupun antara pengusaha pria dan wanita pada umumnya sama namun beberapa hal ada yang berbeda, misalnya tingkat motivasinya dalam membuka bisnis, yaitu: a. Wanita pengusaha dimotivasi untuk membuka bisnis karena ingin berprestasi dan adanya frustasi dalam pekerjaan sebelumnya. Dia merasa terkekang dan tidak dapat menampilkan kebolehannya dengan mengembangkan bakat - bakat yang ada pada dirinya. b. Dalam permodalan bisnis pria pengusaha lebih mudah memperoleh sumber modal, sedangkan wanita memperoleh sumber modal dari tabungan sendiri, harta pribadi dan pinjaman pribadi. Agak sulit bagi pengusaha wanita untuk memperoleh pinjaman perbankan dibandingkan kaum pria. c. Mengenai karakteristik kepribadian, pengusaha wanita mempunyai sifat toleransi, fleksibel, realistik, kreatif, antusias, enerjik, dan mampu berhubungan dengan lingkungan masyarakat. Sedangkan kaum pria memiliki tingkat kepercayaan dan mampu menerima resiko lebih tinggi dibandingkan wanita. d. Bentuk bisnis yang dilakukan oleh pengusaha pria lebih banyak ragamnya akan tetapi pada pengusaha wanita kebanyakan berhubungan dengan bisnis jasa, pendidikan, konsultan, dan sebagainya. 3. Pendidikan Untuk menghadapi permasalahan dan tantangan yang semakin ketat dalam dunia usaha, peran pendidikan sangat diperlukan sebagai jalan keluar. Pendidikan sekarang ini dapat ditempuh secara formal maupun pendidikan nonformal. Pendidikan secara fonnal didapatkan dari kuliah di suatu universitas untuk mendapatkan gelar D3, SI, maupun S2.
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan formal seperti D3, SI, dan S2 memiliki beberapa jurusan seperti Fakultas Ekonomi, Fakulias Teknik, Fakultas Ilmu Ekonomi, dan lain sebagainya. Sedangkan pendidikan non formal bisa didapatkan melalui seminar, kursus. Lee (1997), meneliti pada para wirausaha wanita di Singapura dan menemukan bahwa pendidikan tinggi memiliki pengaruh besar pada keinginar. berprestasi pada wirausaha wanita. Hisrich Peters (1995:13) menyatakan pendidikan formal dan pengalaman kecil - kecilan yang dimiliki oleh seseorang dapat menjadi potensi utama untuk menjadi wirausaha yang berhasil, oleh sebab itu dikatakan "entrepreneur are not born - they develop". Sedangkan Buchari Alma (1996:5) menyatakan keberanian membentuk kewirausahaan didorong oleh lembaga pendidikan atau sekolah, sekolah yang membcrikan mata pelajaran kewirausahaan yang praktis dan menarik dapat mcmbangkitkan minat siswa untuk berwirausaha. 2. Faktor ciri - ciri kepribadian Ada beberapa karakter atau kepribadian yang diperlukan agar seorang wirausaha berhasil. Setiap individu dalam usahanya agar menjadi pengusaha yang berhasil, memiliki reaksi yang berbeda terhadap tantangan dan kesempatan yang ada. Dan pengusaha yang berhasil adalah pengusaha yang mengetahui bagaimana memanfaatkan sumber daya yang ada demi memenuhi kebutuhan konsumen, serta merubah tantangan menjadi kesempatan dalam berusaha. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Indarti dan Stein Kristiansen (2003), dalam personality factor atau lfktor kepribadian yang terbagi lagi menjadi tiga, yaitu: 1. Need for achievement (kebutuhan untuk berprestasi)
Universitas Sumatera Utara
Mc Clelland menjelaskan bahwa kebutuhan untuk berprestasi seorang wirausaha didefinisikan sebagai karakteristik psikolog. Menurut Mc Clelland (1965:7) Orang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi mempunyai karakteristik sebagai berikut: A. Menghargai tanggungjawab pribadi. B. Mempunyai minat yang kuat untuk melihat seberapa baik hasil yang sudah dia peroleh. C. Menikmati pengambilan resiko yang diperhitungkan secara hati - hati. D. Melakukan riset lingkungan dengan aktif. Mc Clelland (1961,1971) juga menekankan bahwa suatu karakteristik kepribadian seperti kebutuhan untuk berpreslasi mempengaruhi individu untuk mengarah pada keinginan berwirausaha. Menurut Dollinger (1995:48) Need for achievement adalah orang-orang dengan keinginan berprestasi yang tinggi memiliki keinginan yang kuat untuk menyelesaikan masalah sendiri, senang menetapkan tujuan, dan memenuhi tujuan itu dengan usaha sendiri, dan senang menerima kritik dari apa yang mereka lakukan. Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan juga bahwa keinginan berprestasi merupakan sebuah keinginan untuk sukses dengan memanfaatkan sumber daya atau kekuatan yang ada demi hasil yang nantinya mengalami perbaikan - perbaikan kearah yang lebih baik. Sedangkan menurut Lognecker Moore dan Petty (1994:11) mengartikan Need for Achivement sebagai keinginan untuk sukses, dimana sukses itu diukur melalui standar kesempurnaan seseorang. 2. Locus of control (Sumber Kendali) Tingkat locus of control yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh orang itu. Jika seseorang memiliki tingkat locus of
Universitas Sumatera Utara
control yang tinggi maka tentunya akan lebih mudah orang itu dalam memulai suatu usaha. Namun jika seseorang memiliki tingkat locus of control yang rendah, secara tidak langsung dalam memulai bisnisnya orang itu akan cenderung melimpahkan atau meminta bantuan orang lain untuk menjalankan usahanya. Menurnt Mazzarol et al.(1999) Suatu penerimaan yang umum diliteratur bahwa semakin kuat sumber kendali dari individu, semakin besar pula tingkat dari keinginan berwirausaha. Stephen P. Robbins (1996:93) mendefinisikan locus of control sebagai keyakinan individu menguasai nasibnya sendiri (internal) sedangkan sisanya percaya bahwa hidup ditentukan oleh kemujuran atau peluang (eksternal). Penelitian terhadap 3000 lelaki dewasa mengungkapkan bahwa locus of control mempunyai keterkaitan dengan kesuksesan dalam bekerja. Dalam riset yang sama yang dilakukan oleh Andhrisani dan Nestel pada tahun 1976, juga mengungkapkan terdapat bukti, bahwa kesuksesan di dunia kerja berhubungan dengan harapan dari internal locus of control. Studi lain menunjukkan bahwa locus of control menentukan dalam kesuksesan para remaja untuk mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekolah dalam usaha untuk tidak menjadi pengangguran (Porteus, 1997:35). Locus of control dapat dibagi dua, yaitu: a. Internal locus of control Internal locus of control berhubungan denan semua kejadian yang dikaitkan dengan perilaku sendiri atau sesuai dengan ciri kepribadian. Spector (dalam Portuer, 1997:34) melaporkan mengenai apakah individu dipengaruhi oleh kejadian – kejadian di dalam kehidupan, yaitu semakin internal individu semakin ia berkuasa atas apa yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
b. Eksternal locus of control Eksternal locus of control berarti semua penguatan baik itu positif atau negative yang diikuti bukan karena apa yang dilakukan tetapi berdasarkan hasilnya seperti : kesempatan, nasib atau keberuntungan. Individu eksternal lebih taat dan mau mengikuti pengarahan, individu ini lebih cocok untuk pekerjaan terstruktur, rutin, yang harus mengikuti ketentuan dan pengarahan (Kertonegoro, 1998:25). Sedangkan Phares (1976) menyatakan bahwa individu eksternal mempunyai sifat mudah cemas, depresi, neurosis dan sifat lain yang sejenisnya. 3. Self efficacy (keyakinan diri) Karakteristik kepribadian yang dapat mempengaruhi keinginan berwirausaha seseorang adalah self efficacy selain locus of control. Karena dengan self efficacy yang tinggi seseorang dapat langsung mengetahui hal - hal apa saja yang dapat dilakukan dalam menjalankan usaha, sehingga ia tidak selalu bergantung pada orang lain. Sebuah presepsi individu atas keyakinan diri memiliki pengaruh yang kuat terhadap bagaimana dia akan bertindak dan bagaimana pengetahuan dan keterampilan yang ada akan digunakan dengan demikian orang – orang bertindak sesuai dengan kepercayaan mereka tentang kemampuan mereka daripada sekedar didasarkan pada kenyataan yang ada pada kompetensi dan kemampuan (Bandura, 1997:2), Menurut Wood dan Bandura (1998:408) "Self efficacy refers to the belief is one's capability to mobilize the motivation, cognitive resources and courses of action needed to meet given situational demands ".
Universitas Sumatera Utara
Keyakinan diri menunjukkan kepada perasaan terhadap kemampuan untuk mengerahkan motivasi, tingkat kesadaran dan bagian dari tindakan yang diperlukan untuk memberikan jawaban atas situasi yang terjadi. Sedangkan menurul Gist dan Mitchell (1992:2) self efficacy adalah "Self eficacy defined as a comprehensive surrimary about the judgement of perceived capability of performing a specific talk". Jadi keyakinan diri dapat diartikan sebagai ringkasan yang secara luas tentang keputusan terhadap kemampuan merasakan dalam menyelenggarakan tugas khusus. 3.
Unsur - unsur yang berhubungan Faktor
lingkungan
yang
mempengaruhi keinginan
berwirausaha
meliputi
karakteristik budaya, hubungan sosial, kondisi-kondisi politis dan ekonomi dan phisik dan infrastruktur kelembagaan ( Kristiansen 2001, 2002a). Tidak banya karakteristik sasaran hasil yang termasuk penting ketika mendiskusikan perilaku dan keinginan berwirausaha, tetapi juga cara wirausaha yang potensial merasakan lingkungan mereka. Anderson ( 2000:102) mempelajari wirausaha di batas luar dari Dataran Tinggi Skotlandia dan yang ditemukan tidak bisa memahami kewirausahaan seolah-olah itu adalah suatu kenyataan sasaran hasil yang terpisah. dari lingkungan bukanlah kenyataan; "... lingkungan adalah benar-benar ditetapkan dan sebagai konsekuensi menjadi suatu pokok." Berikut ini kita akan memusatkan pada dua unsur-unsur penting yang ikut mempengaruhi secara normal untuk dari memulai bisnis potensial yaitu: ketersediaan dari 5 informasi, dan jaringan sosial. a. Ketersediaan dari informasi
Universitas Sumatera Utara
Singh dan Krishna ( 1994), mempelajari wirausaha di India, menunjukkan bahwa pencarian informasi adalah salah satu dari karakteristik wirausaha. Pencarian informasi mengacu pada frekuensi dari berinteraksi dengan orang - orang yang menghasilkan berbagai sumber informasi. Hasil dari aktivitas ini paling sering bergantung pada kemampuan untuk mengakses informasi, baik melalui modal manusia dan usaha individu maupun sebagai bagian dari suatu modal sosial dan networking. Dalam studi dari agribisnis di Pulau Jawa. (Kristiansen 2002) Menemukan akses untuk mendapatkan informasi yang baru sangat dibutuhkan dan harus ada agar perusahaan dapat bertahan dan bertumbuh, Ketersediaan dari informasi baru yang ditemukan bergantung pada karakteristik yang pribadi, seperti tingkatan dari pendidikan, dan pada kualitas infrastruktur, seperti media dan sistem telekomunikasi. b. Jaringan sosial Studi dari kewirausahaan harus meningkatkan mencerminkan persetujuan yang umum yang usahawan dan perusahaan yang baru harus terlibat dalam jaringan untuk survive ( Huggins 2000). Network atau jaringan memberikan arti untuk usahawan untuk mengurangi resiko dan biaya-biaya transaksi dan meningkatkan akses pada gagasan bisnis, pengetahuan dan modal (Aldrich and Zimmer 1986). Suatu jaringan sosial terdiri dari satu rangkaian informal dan formal yang mengikat antar para pemain utama dan pemain lainnya di lingkaran dari perkenalan dan menghadirkan saluran dimana wirausaha dapat tahu akses sumber daya yang diperlukan untuk memulai bisnis, bertumbuh dan sukses ( Kristiansen dan Ryen 2002). Kesimpulannya dari ringkasan ini sub-bagian pada unsur-unsur yang bergantung pada keinginan berwirausaha, kita menyatakan bahwa persepsi individu dari akses mereka ke informasi dan mutu dari jaringan sosial diperlakukan sebagai satu faktor
Universitas Sumatera Utara