UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN SUMBER DAYA MANUSIA MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN MENJAHIT TINGKAT DASAR DI SANGGAR KEGIATAN BELAJAR KOTA CIMAHI Dewi Rahmawati
[email protected] Pendidikan Luar Sekolah STKIP Siliwangi Bandung
ABSTRAK Penelitian ini mengangkat permasalahan masih rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, baik berupa pengetahuan maupun keterampilan. Yang diidentifikasi dari permasalahan ini yaitu ibuibu rumah tangga yang merupakan sasaran utama program pemerintah, sedangkan tujuan dari penelitian ini yaitu : Untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit, Untuk mendapatkan data tentang hasil dari pelaksanaan pelatihan menjahit tingkat dasar, Untuk mengetahui sejauh manafaktor penghambat dan pendorong
yang dihadapi ibu-ibu dalam mengembangkan keterampilan menjahit. Untuk
memperoleh data yang akurat dipergunakan tehnik-tehnik pengumpulan data seperti :observasi, wawancara, angket, studi literatur. Dari hasil pengolahan data dan penelitian dilapangan menunjukan bahwa adanya upaya tutor untuk memberikan materinya dengan sebaik mungkin, dan memberikan dorongan serta dukungan kepada para peserta untuk mengikuti pelatihan keterampilan menjahit sampai selesai, dan setelah mengikuti pelatihan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga karena dapat manambah pendapatan (inkam) dalam keluarnganya
Kata Kunci :Pelatihan Keterampilan menjahit, sumber daya manusia
PENDAHULUAN RUMUSAN MASALAH Sumber Daya manusia (SDM) mempunyai posisi sentral dalam mewujudkan kinerja pembangunan, untuk mencapai pembangunan diperlukan Sumber Daya manusia yang berkwalitas, berbagai usaha perlu dilakukan untuk mengembangkan kemampuan atau potensi manusia yang merupakan salah satu usaha yang paling efektif adalah dengan mendukung dan mensukseskan usaha dibidang pendidikan. Pendidikan Luar sekolah mempunyai tujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia dalam kualitas dan potensi dirinya melalui pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat, tujuan tersebut memberikan makna bahwa pada dasarnya Pendidikan Luar Sekolah harus berorientasi pada masa depan yang berwawasan entreupreneur ship sehingga diharapkan warga belajar pada gilirannya mampu membekali dan menafkahi kehidupan secara mandiri menuju peningkatan mutu kehidupan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka, yang menjadi rumusan masalah yang hendak di bahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit keterampilan tingkat dasar di Sanggar Kegiatan Belajar Kota Cimahi ? 2. Bagaimana hasil dari pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit tingkat dasar? 3. Sejauh mana faktor penghambat dan pendorong yang dihadapi ibu-ibu dalam mengembangkan keterampilan nenjahit? KAJIAN TEORI 1. Pengertian Pendidikan Luar Sekolah Pendidikan Luar Sekolah dapat diartikan sebagai usaha yang terorganisir secara sistimatis dan
kontinyu diluar sistim persekolahan melalui hubungan sosial untuk membimbing individu, kelompok masyarakat agar memiliki sikap dan citacita sosial yang efektif guna meningkatkan taraf hidup dibidang material,sosial dan mental dalam rangka usaha mewujudkan kesejahteraan sosial (Hamajoyo dalam Kamil,2009:14). 2. Pelatihan Sebagai Satu Bentuk Kegiatan PLS Pelatihan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan sengaja, terorganisir dan sistematik diluar sistim persekolahan untuk memberikan dan meningkatkan suatu pengetahuan dan keterampilan tertentu kepada kelompok tenaga kerja tetentu, dalam waktu relatif singkat dengan menggunakan metode yang mengutamakan praktek dari pada teori, agar mereka memperoleh pengetahuan ,sikap dan keterampilan dalam memahami dan melaksanakan suatu pekerjaan dengan cara efesien dan efektif (Sadikin A, Hernawati E 2010:3). Pelatihan pada dasarnya adalah melatih keterampilan melalui kegiatan belajar, praktek, dan bekerja sehingga keterampilan yang dimiliki peserta sesuai dan dapat diterapkan dalam penyelenggaraan program menurut tugas, fungsi atau perannya.Pelatihan merupakan suatu komponen dari suatu sistim pemberdayaan masyarakat atau sistim pengembangan sumber daya manusia. Pendidikan Luar Sekolah merupakan suatu kegiatan yang dinamis dalam mempengaruhi seluruh aspek kepribadian dan kehidupan individu, pendidikan tidak lepas dengan manusia karena itu dimana ada manusia maka disitu ada pendidikan. Salah satu bentuk Pendidikan Luar Sekolah adalah pendidikan melalui Pelatihan Keterampilan Menjahit Tingkat Dasar yang merupakan salah satu usaha untuk menciptakan lapangan kerja yang produktif serta meningkatkan sumber daya manusia sehingga pendapatan masyarakat bertambah. 3. Pengertian Sanggar Kegiatan Belajar Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) adalah suatu wadah atau tempat yang bersifat kelembagaan yang menyelenggarakan program pendidikan bagi masyarakat yang menggambarkan ciri-ciri program pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah salah satunya Program Sanggar Kegiatan Belajar Kota Cimahi. a. Program Kegiatan Belajar (SKB) Program kegiatan yang ada di SKB ada beberapa macam, namun yang penulis ambil sebagai contoh programnya yaitu tentang : 1. Kursus Kursus adalah pendidikan nonformal yang diprakarsai, dibiayai dan dikelola oleh masyarakat dengan menyelenggarakan berbagai jenis pendidikan/ pelajaran tentang pengetahuan/
keterampilan yang diberikan diselenggarakan dalam waktu yang singkat sesuai dengan kebutuhannya. 2. KBU dan Life Skill KBU adalah kelompok belajar usaha, program pembelajaran yang memberikan peluang kepada masyarakat melalui kelompok belajar, bekerja dan berusaha. Jadi KBU merupakan suatu kegiatan membelajakan masyarakat untuk mengejar ketinggalan dibidang usaha dan cara bekerja, belajar dan berusaha sehingga memperoleh mata pencaharian sebagai sumber penghasilan yang layak. Sedangkan Life Skiil adalah kecakapan hidup yang merupakan pendidikan kemampuan, kesanggupan dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan. b. Pelaksanaan Pelatihan Keterampilan Menjahit 1. Latar Belakang Program Pelatihan Keterampilan Menjahit Tingkat Dasar merupakan program Sanggar Kegiatan Belajar Kota Cimahi dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap mental warga masyarakat dalam rangka peningkatan penghasilan/ pendapatan. 2.Tujuan Pelatihan Keterampilan Menjahit Tingkat Dasar. Adapun tujuan pelatihan keterampilan menjahit tingkat dasar yang diselenggarakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar adalah membantu masyarakat kurang mampu atau ibu-ibu rumah tangga dapat berperan serta aktif dimasyarakat sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya, kelompok belajar ataupun organisasi yang ada dimasyarakat. 3. Langkah langkah Pelaksanaan Untuk terselenggaranya pelatihan dengan tertib maka langkah-langkah yang harus ditempuh diantaranya ada : Tahap persiapan - Identifikasi kebutuhan - Pembuatan format-format/ instrument/ Suplemen Pelaksanaan Pelatihan - Melaksanakan pembukaan dan memberikan pre test kepada peserta pelatihan. - Penyampaian materi - Penyelenggaraan Administrasi pelatihan - Mengadakan ujian akhir - Pererapan SPEM pada pelaksanaan pelatihan - Melaksanakan penutupan dan pemberian Surat keterangan telah mengikuti pelatiahan - Laporan akhir pelaksanaan pelatihan.
METODE HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan Sampel dan Penelitian 1. Populasi Penelitian Menentukan populasi dalam penelitian merupakan hal yang penting dalam penelitian dalam hal ini peneliti sudah dapat menentukan objek yang akan dijadikan sumber bagi data itu sendiri. Yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang belum memiliki keterampilan dan yang sudah memiliki keterampilan di sanggar kegiatan belajar. 2. Penentuan Sampel Populasi adalah bagian atau wakil dari populasi dan dianggap resprensentatif, dan cara pengambilannya sangat beragam, ada yang 10 %, ada yang 15-30% bahkan ada yang total atau keseluruhan populasi. Berdasarkan pengertian diatas maka penulis menetapkan sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga yang sedang mengikuti pelatihan keterampilan menjahit tingkat dasar di sanggar kegiatan belajar yang keseluruhan berjumlah 90 orang, sedang yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 25 orang. A. Metode Penelitian dan Tehnik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses dan hasil pelatihan keterampilan menjahit tingkat dasar yang diselenggarakan oleh Sanggar Kegiatan Belajar Kota Cimahi. Sedangkan metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif kualitatif. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan lancar dalam kegiatan keterampilan meliputi : Menggambarkan suatu karakteristik masyarakat atau suatu kelompok tertentu yang mempunyai minat belajar berbeda-beda. Kegiatan keterampilan ini menggambarkan fasilitas yang digunakan oleh masyarakat. 2. Tehnik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang akurat digunakan tehnik-tehnik pengumpulan data sebagai berikut : Angket yaitu menyebarkan sejumlah daftar pertanyaan untuk memperoleh data secara tertulis. Wawancara yaitu melakukan pembicaraan langsung dengan peserta latihan. Observasi yaitu suatu pengamatan langsung keobjek penelitian. Studi literature yaitu untuk melengkapi pembahasan dan menambah berbagai bahan pustaka agar lebih jelas dan dapat dimengerti teori dan konsepnya.
A. Gambaran umum letak Lokasi Penelitian Sanggar Kegiatan Belajar Kota Cimahi adalah salah satu sanggar kegiatan belajar yang terletak di daerah kelurahan Cipageran dengan jumlah penduduk sekitar 34900 jiwa.Kelurahan Cipageran merupakan wilayah transisi dari masyarakat pedesaan menuju masyarakat perkotaan.Dibeberapa bagian wilayah Kelurahan Cipageran terdapat masyarakat yang masih rendah tingkat kesadarannya terhadap pendidikan. Bagi mereka ekonomilah yang paling utama, padahal tanpa mereka sadari bahwa dengan pendidikan perekonomian dalam keluarga dapat meningkat. B. Analisis Data Pelaksanaan Pelatihan Berdasarkan hasil pengolahan data dan penelitian dilapangan menunjukan bahwa dari populasi sebanyak 90 orang dengan sampel sebanyak 25 orang maka dalam pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit dapat terlihat dari tujuan yang ingin dicapai oleh responden seperti tabel berikut ini : Tabel 7 TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG TUJUAN PELATIHAN No Alternatif Jawaban f % a. Untuk belajar sehingga memiliki 6 24 kemampuan menjadi sumber belajar 13 52 b. Untuk memperoleh pekerjaan 4 16 c. Untuk mengisi waktu luang 2 8 d. Belajar untuk diri sendiri Jumlah 25 100 Sumber : Angket Penelitian Bagian C. No 2
Dari tabel diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sebanyak 52% menunjukan bahwa tujuan mereka mengikuti pelatihan keterampilan menjahit yaitu untuk memperoleh pekerjaan sehingga kesejahteraan dalam kehidupannya bertambah. Selanjutnya penulis ilustrasikan gambaran tentang tanggapan responden mengenai harapan setelah mengikuti pelatihan keterampilan menjahit tingkat dasar di Sanggar Kegiatan Kota Cimahi, sebagai berikut : Tabel TANGGAPAN RESPONDEN SETELAH MENGIKUTI PELATIHAN MENJAHIT No Alternatif Jawaban f % a. Membentuk kejar menjahit 7 28 b. Menjadi sumber belajar menjahit 14 56 pada kejar yang memerlukan c. Meneruskan menjadi sumber 3 12 belajar menjahit tingkat terampil d. Membuka usaha sendiri 1 4 Jumlah 25 100 Sumber : Angket Penelitian Bagian C.No.4
Setelah melihat tabel diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sekitar 56% responden menyatakan bahwa setelah mengikuti pelatihan keterampilan menjahit tingkat dasar di Kota Cimahi mempunyai rencana ingin menjadi sumber belajar menjhit pada kejar yang memerlukan. Selanjutnya penulis ilustrasikan tentang pelaksanaan pemberian materi yang diberikan oleh tutor seperti beikut ini : Tabel 10 TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG MATERI PELATIHAN No Alternatif Jawaban f % a. Pengetahuan dunia usaha 2 8 b. Tehnik mengukur, memotong, 20 80 menjahit dan praktek c. Pembinaan rohani 0 0 d. Pengetahuan umum 3 12 Jumlah 25 100 Sumber : Angket Penelitian Bagian C. No 3
Dari tabel diatas dapat penulis dapat menyimpulkan bahwa sebanyak 80% menyatakan materi yang diberikan oleh tutor merupakan materi tentang tehnik mengukur, memotong, menjahit ,praktek meskipun itu merupakan pengetahuan baru namun dengan adanya upaya tutor berusaha menyampaikan materi dengan sebaik mungkin maka peserta pelatihan dapat mengikutinya sampai dengan selesai. B. Hasil Penelitian Hasil merupakan suatu kegiatan belajar yang dilakukan setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar atau setelah proses belajar. Kemudian penulis akan ilustrasikan tentang hasil pelatihan setelah mengikuti pelatihan seperti tabel berikut ini : Tabel 13 TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG FUNGSI PELATIHAN No Alternatif Jawaban f % a. Bermanfaat 18 72 b. Tidak bermanfaat 0 0 c. Bermanfaat tapi susah 3 6 d. mengikutinya 4 16 Sedang- sedang saja Jumlah 25 100 Sumber : Angket Penelitian Bagian C No.8
Berdasarkan tabel diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sebanyak 72% menyatakan bahwa fungsi pelatihan keterampilan menjahit tingkat dasar sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk meningkatkan taraf kehidupannya. Selanjutnya penulis ilustrasikan gambaran tentang tanggapan responden setelah mengikuti pelatihan keterampilan menjahit tingkat dasar seperti tabel berikut ini :
Tabel 10 TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI HARAPAN SETELAH MENGIKUTI PELATIHAN KETRAMPILAN No Alternatif Jawaban f % a. Bisa hidup sejahtera 14 56 b. Asal bisa melangsungkan 4 16 c. kehidupan 1 6 d. Bagaimana nasib saja 6 24 Ingin menjahit profesional Jumlah 25 100 Sumber : Angket Penelitian Bagian C.No.5
Berdasarkan tabel diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa 56% menyatakan bahwa dengan mengikuti pelatihan keterampilan menjahit tingkat dasar mempunyai harapan kemasa depan yaitu bisa hidup sejahtera B. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelatihan Dalam suatu kegiatan pelatihan akan berjalan dengan lancar apabila rencana kegiatan tersebut sudah terencana dengan baik, Namun meskipun pelatihan sudah berjalan dengan baik tetapi dalam pelaksanaanya suka terjadi faktot hambatan dan dorongan peserta untuk mengikuti pelatihan tersebut. Seperti tabel berikut ini : Tabel 23 TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG FAKTOR PENGHAMBAT DALAM KEGIATAN PELATIHAN MENJAHIT No Alternatif Jawaban f % a. Peralatan sarana kurang memadai 0 0 b. Waktu kurang cukup 18 72 c. Metode kurang tepat 6 24 d. Kegiatannya kurang menarik 1 4 Jumlah 25 100 Sumber : Angket Penelitian.Bagian C.No 25,26
Berdasarkan tabel diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sekitar 72% responden menyatakan bahwa yang menjadi faktor penghambat dalam kegiatan pelatihan menjahit yaitu waktunya kurang cukup. Kemudian penulis ilustrasikan tanggapan responden tentang faktor pendorong dalam mengikuti pelatihan keterampilan menjahit seperti tabel berikut ini : Tabel 24 TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG PENDORONG MENGIKUTI PELATIHAN MENJAHIT No Alternatif Jawaban f % a. Kemauan sendiri 18 72 b. Diajak saudara 2 8 c. Diajak teman 4 16 d. Ikut- ikutan 1 4 Jumlah 25 100 Sumber : Angket Penelitian Bagian C.No 27,28
Berdasarkan tabel diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sekitar 72% responden menyatakan bahwa mengikuti pelatihan menjahit atas dorongan dari dalam diri sendiri karena ingin ada perubahan dalam kehidupan yaitu adanya peningkatan perekonomian dalam keluarga. Selanjutnya penulis ilustrasikan tanggapan responden tentang faktor pendukung dalam mengikuti pelatihan keterampilan tingkat dasar seperti pada tabel berikut ini : Tabel 25 TANGGAPAN RESPONDEN TENTANG DUKUNGAN YANG DIDAPAT No Alternatif Jawaban f % a. Dari keluarga setempat 4 16 b. Dari tokoh setempat 9 36 c. Dari pemerintah setempat 12 48 d. Dari plang pengumuman 0 0 Jumlah 25 100 Sumber : Angket Penelitian Bagian C.No29
Dari tabel diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa 48% responden menyatakan bahwa dukungan yang didapat selain dari keluarga setempat, tokoh setempat dan yang paling besar adalah adanya dukungan dari pemerintah setempat. Kesimpulan : Dari hasil pengolahan data dan penelitian dilapangan maka secara singkat dapat penulis simpulkan bahwa masyarakat di Kelurahan Cipageran kesadaran akan pentingnya pendidikan masih kurang, sehingga hampir semua masyarakat ditekankan pada mencari materi saja, maka tingkat perekonomian mereka masih rendah. Namun dengan adanya Program dari pemerintah serta dengan adanya upaya tutor untuk memberikan materi dengan sebaik mungkin, adanya dorongan dan dukungan kepada para peserta untuk mengikuti pelatihan sampai dengan selesai, meskipun dalam pelatihan tersebut ada sedikit hambatan namun dapat diselesaikannya dengan baik, dan dengan adanya pelatihan tersebut dapat dirasakan serta manfaatnya oleh masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga karena dapat menambah pendapatan (inkam) dalam keluarga, sehingga tingkat perekonomian mereka semakin meningkat. DAFTAR PUSTAKA Sadikin A, Hernawati E.(2010) Konsep Dasar Pelatihan. Bandung : STKIP Siliwangi. Atmodiwirio, Soebagio.(2002), Manajemen Pelatihan.Jakarta : Atdadizya Jaya.
Abdullah, Dudi.(2008), Manajemen Pengajaran Program Pelatihan SSG Dalam Upaya Mengembangkan Perilaku Santri. Tesis Jurusan Manajemen UNISBA. Coombs, D Sudjana. (2001) Pendidikan Luar Sekolah.Bandung : Pres D Sudjana . (2006), Evaluasi Program PendidikanLuar Sekolah.Bandung : Rosda Karya. Direktorat Jendral Diklusepora (1999), Proyek PengembanganJakarta : Diklusepora Kamus Bahasa Indonesia tahun 2000 Bandung : Depdiknas Hasan, E.S. (2003) Penuntun Penyusunan Proposal Penelitian Dan Penyusunan Skripsi. Bandung : STKIP Siliwangi. Internet Rangga (Online). Tersedia : 19.Web.id/artikel/Konsep Pendidikan.(12Maret 2012) Internet (Online) Charles R Strategy an HumanResouces . a. Geral Managerial perpective New Jersey : Prentice Hall,1995. Tersedia : Wikipedia.org/wiki/Sumber Daya Manusia. Moektiono W.Drs.M.Pd Visi No 7/th.VI/2000 Direktorat Pendidikan Tenaga Teknis Ditjen Disklusepora. Napitupulu.(1981) dalam Sudjana. (2001) Pendidikan Luar Sekolah, Bandung : Rosda Karya. Seameo dalam Sudjana.(2001). Pendidikan Luar SekolahBandung : Rosda Karya. Suharsimi Arikunto.(2002) Metode Penelitian. Jakarta : Rosda Karya. Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Visi Median Kajian Pendidikan Luar Sekolah. No.9/Th.VII/2000, Direktorat Pendidikan Tenaga Teknis Ditjen Diklusepora Jakarta.