UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS IR 64 MELALUI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 4:1 DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh :
IKES NOFRI YANTI NBP. 1201323034
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PANGAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH PAYAKUMBUH 2015
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.)VARIETAS IR 64 MELALUI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 4:1 DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh :
IKES NOFRI YANTI NBP. 1201323034
Laporan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PANGAN JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH PAYAKUMBUH 2015 Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS IR 64 MELALUI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 4:1 DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
Oleh : IKES NOFRI YANTI NBP. 1201323034 (Di bawah bimbingan Ir. SURYA MARIZAL, M.Si) Ringkasan Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan utama di Indonesia yang dapat menyumbangkan 40-80% kalori dan 45-55% protein. Sumbangan beras dalam mengisi kebutuhan gizi tersebut makin besar pada lapisan penduduk berpenghasilan rendah (Koswara, S.,2009). Salah satu komponen teknologi yang diterapkan untuk pencapaian kuantitas hasil panen di Kabupaten Bantul saat sekarang ini adalah sistem tanam jajar legowo 4:1. Sistem jajar legowo mengurangi kemungkinan serangan hama, menekan serangan penyakit, menambah populasi tanaman, meningkatkan produktifitas padi 12-22% (Bobihoe, J., 2013). Tujuan Laporan Tugas Akhir ini adalah Mengetahui perbedaan budidaya sistem tegel dengan sistem jajar legowo terhadap produktivitas tanaman padi di Kabupaten Bantul Yogyakarta, mengetahui pengaruh jajar legowo terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah, mengetahui kelebihan atau keuntungan sistem jajar legowo 4:1 dalam budidaya padi untuk mencapai hasil yang maksimal. Laporan Tugas Akhir disusun berdasarkan budidaya padi sawah dilaksanakan dilahan sawah Desa Catur Harjo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul Yogyakarta dari bulan Maret tahun 2015 sampai dengan bulan Juni tahun 2015. Budidaya sistem tanam jajar lrgowo 4:1 memberikan pengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah bernas, persentase gabah bernas dan memberikan pengaruh nyata terhadap bobot 1000 butir padi berdasarkan hasil uji t. Hasil produksi yang dihitung berdasarkan komponen hasil sistem tanam jajar legowo 4:1 mencapai 15,5 ton/ha sedangkan sistem tanam tegelan(biasa) mencapai 6,3 ton/ha.
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.)VARIETAS IR 64 MELALUI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 4:1 DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh :
IKES NOFRI YANTI NBP. 1201323034
Menyetujui :
Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Pangan
Dosen Pembimbing,
Ir. Setya Dharma, M.Si NIP. 196010061987031003
Ir. Surya Marizal, M.Si NIP.195809281987031001
Mengetahui: Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh,
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS IR 64 MELALUI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 4:1 DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR
Oleh :
IKES NOFRI YANTI NBP. 1201323034
Telah diuji dan dipertahankan didepan tim penguji Laporan Tugas Akhir Program Studi Budidaya Tanaman Pangan Jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh pada tanggal 2015
TIM PENGUJI No
Nama
Jabatan
1
Ir. Anidarfi, MP
2
Ir. Surya Marizal, M.Si
Anggota
3
DR. Wiwik Hardaningsih, SP, MP
Anggota
Laporan Tugas Akhir
Tanda Tangan
Ketua
Budidaya Tanaman Pangan
“Dia memberikan hikmah kepada siapa yang dia kehendaki. Barang siapa yag diberi hikmah sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat”. (QS. AL-Baqarah, 269) “Dan karena rahmat-Nya, dia jadikan untukmu malam dan siang agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya”. (QS. AL-Qasas, 73)
Ku persembahkan karya kecilku ini untuk :
Ayahanda (Alm.
Herman) dan Ibunda (Almh.
Yusni
marni)
kupersembahkan buah pemikiranku sebagai wujud bakti dan cintaku padamu. Kusadari semua ini tak sanggup membalas jerih payahmu untuk merawat, membesarkan dan mendidik buah hatimu agar menjadi insan yang berguna. Engkau perjuangkan jiwa ragamu untuk kebahagiaan buah hatimu ini tanpa mengenal lelah dan rasa untuk mengeluh, terima kasih ayahanda dan ibundaku tercinta, hanya ucapan doa yang bisa kulakukan agar engkau selalu dalam ridhonya. Semoga karya kecilku ini bisa mengukir secuil senyuman diwajahmu. Ayah, Ibu Engkau cahaya dalam hidupku Engkau pelita dalam gelapku Aku berjalan karna bimbinganmu Aku tumbuh karna kasihmu Tergapainya sebuah tujuan dan cita-citaku Itu semua karna doamu Tanpamu aku rapuh Tanpumu aku takkan ada
Untuk abangku tersayang (Aprizal), engkau memegang tanganku dan menataku hingga bisa berjalan dan berdiri tegak.
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
Kaulah malaikat dalam hidupku Kaulah penolong dalam susahku Canda tawamu menghapus tangis dan kesedihanku Kesabaranmu yang tak pernah ada batas dalam merawatku Engkau memberikan kekuatan super dalam menjagaku Kini,,,,, Kekuatan itu membuatku bisa berdiri Diatas menara yang tinggi menjulang Memenangkan sebuah kebahagiaan Dari begitu banyak kesulitan yang kita jalani Dan kebahagiaan itu,., Hanya kupersembahkan untukmu Abangku.,.,..
Kakakku tersayang (Wisnawita dan Ena warni), engkau adalah alasan mengapa adikmu bisa berada disini, semoga selalu sukses dan tak terlepas dari dari senyuman indah diwajahmu. Keluarga besar Ayah dan Ibu, terima kasih untuk dukungan dan motivasi yang diberikan kepadaku, semoga kita semua selalu dalam lindungan ALLAH SWT. Amin.,.,.,., Untuk Bapak Ir. Surya Marizal, M.Si selaku dosen pembimbing yang selama ini telah memberikan waktu dan tenaganya untuk membina, mendidik hingga semua ini bisa ku raih. Terima kasih Bapak, bagiku engkau bukan hanya sebagai pembimbing, melainkan orang tua yang selalu ingin anaknya menjadi seseorang yang sukses. Dan ucapan terima kasih kepada seluruh dosen Program Studi Budidaya Tanaman Pangan yang berjiwa ksatria dan selalu kompak. Tanpamu kami takkan bisa berdiri tegak seperti saat sekarang ini. Seluruh teman-teman ku yang selalu berbagi ilmu dan kasih, spesial buat sahabatku ( Fauzan Fikri, Ari Friantama dan Dia Reswari) kalian memang the best dalam hidupku, spesial buat Elsa Nandes Putri, engkau bukan hanya sahabat tetapi bagikan saudara untukku, susahmu susahku dan bahagiamu bahagiaku. Ucapan terima kasih kepada keluarga besar BPTP Yogyakarta dan kelompok tani Dampulan Caturharjo Pandak Bantul, spesial untuk Ibu Ir. Retno Dwi, W., MS, yang telah membimbing dan memberikan arahan yang terbaik untukku.
BY : IKES NOFRI YANTI
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
KATA PENGANATAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya maka penulis bisa menyelesaikan Laporan Tugas Akhir (LTA) yang berjudul “Upaya Peningkatan Produksi Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas IR 64 Melalui Sistem Tanam Jajar Legowo 4:1 di Kabupaten Bantul Yogyakarta”. Dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak – banyak nya kepada : 1. Alm. ayahanda Herman dan almh. ibunda Yusni Marni yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan tanpa rasa lelah. 2. Ibu Ir. Gusmalini, M.Si selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 3. Bapak Ir. Setya Dharma, M.Si selaku ketua jurusan Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 4. Ibu DR. Rinda Yanti, SP,MP, selaku ketua program studi Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 5. Bapak Ir. Surya Marizal, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberi dukungan, petunjuk dan pengarahan sehingga penulis menuju kesempurnaan. 6. Seluruh Bapak/Ibu dosen Program Studi Budidaya Tanaman Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. 7. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini pada masa yang akan datang. Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Tanjung Pati, 06 Agustus 2015
INY Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ............................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
vi
DAFTAR ISI ..............................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
x
I. PENDAHULUAN ...............................................................................
1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1.2. Tujuan ..........................................................................................
1 3
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................
4
2.1. Tanaman Padi ............................................................................... 2.2. Sistem Tanam Jajar Legowo ........................................................
4 7
III. METODE PELAKSANAAN..............................................................
10
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................. 3.2. Alat dan Bahan ............................................................................. 3.3. Metode ......................................................................................... 3.4. Pelaksanaan ..................................................................................
10 10 10 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................
19
4.1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Produksi ............................ 4.2. Pembahasan .................................................................................
19 26
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................
29
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 5.2. Saran ...........................................................................................
29 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
30
LAMPIRAN ...............................................................................................
31
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Hasil uji t terhadap variabel pengamatan .............................................
Laporan Tugas Akhir
26
Budidaya Tanaman Pangan
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Bedengan pesemaian .............................................................................
13
2. Pola tanam padi sawah sistem tegelan (biasa) ......................................
14
3. Pola tanam padi sawah sistem jajar legowo 4:1 ....................................
15
4. Alat bantu dalam penyiangan padi sawah .............................................
16
5. Grafik pertumbuhan rata-rata tinggi tanaman padi sawah ....................
19
6. Grafik perbandingan rata-rata anakan padi sawah ................................
20
7. Diagram perbandingan rata-rata panjang malai padi sawah .................
21
8. Diagram perbandingan rata-rata jumlah anakan produktif padi sawah
22
9. Diagram perbandingan rata-rata jumlah gabah per malai .....................
23
10. Diagram perbandingan persentase gabah bernas padi sawah .............
24
11. Diagram perbandingan bobot 1000 butir padi sawah ........................
24
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Deskripsi tanaman padi sawah varietas IR64........................................
31
2. Hasil uji t parameter tinggi tanaman .....................................................
32
3. Hasil uji t parameter jumlah anakan......................................................
33
4. Hasil uji t parameter panjang malai ......................................................
34
5. Hasil uji t parameter jumlah anakan produktif ......................................
35
6. Hasil uji t parameter jumlah gabah/malai .............................................
36
7. Hasil uji t jumlah gabah bernas/malai ...................................................
37
8. Hasil uji t persentase gabah bernas .......................................................
38
9. Hasil uji t bobot 1000 butir ...................................................................
39
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan utama di Indonesia dengan tingkat produksi maupun konsumsi padi selalu menempati urutan pertama diantara komoditas pangan lainnya, yang menghasilkan beras sebagai makanan pokok masyarakat di Kabupaten Bantul khususnya dan masyarakat indonesia pada umumnya. Sekitar 90% penduduk indonesia menggunakan beras sebagai bahan pangan pokok karena beras dapat menyumbangkan 40-80% kalori dan 45-55% protein. Sumbangan beras dalam mengisi kebutuhan gizi tersebut makin besar pada lapisan penduduk berpenghasilan rendah (Koswara, 2009). Mengingat demikian pentingnya kebutuhan akan beras maka dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah penduduk.
Sedangkan produksi padi belum dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat, hal ini disebabkan oleh beberapa kendala diantaranya yaitu adanya peningkatan populasi gulma yang tumbuh dengan rapat, serangan hama dan penyakit yang sulit dikendalikan serta pemanfaatan pupuk yang belum berdaya guna yang kemudian berdampak terhadap penurunan produktifitas. (Mahmud dan Purnomo, 2014). Untuk memenuhi kebutuhan beras yang terus meningkat perlu diupayakan untuk mencari terobosan teknologi budidaya yang mampu memberikan nilai tambah dan meningkatkan efisiensi usaha. Salah satu komponen teknologi yang diterapkan untuk pencapaian kuantitas hasil panen di Kabupaten Bantul saat sekarang ini adalah sistem tanam jajar legowo 4:1.
Berdasarkan hasil penelitian sistem tanam jajar legowo
2
merupakan salah satu komponen teknologi pada penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) sehingga dapat meningkatkan hasil panen padi (Kristamtini, Setyorini, Widyayanti dan Basuki, 2009). Sistem jajar legowo mengurangi kemungkinan serangan hama, menekan serangan penyakit, menambah populasi tanaman, meningkatkan produktifitas padi 12-22% (Bobihoe, 2013). Sistem tanam jajar legowo merupakan rekayasa teknologi yang ditujukan untuk memperbaiki hasil usahatani padi yang merupakan perubahan dari jarak tanam sistem tegel (biasa) menjadi tanam jajar legowo Saadah, 2012).
(Lalla, Saleh, Ali,
Tanaman jajar legowo menambah populasi tanaman dan
meningkatkan hasil produksi dari sistem tanam biasa.
Tanam jajar legowo
memberikan beberapa keuntungan diantaranya : memberi kemudahan dalam pengendalian gulma, penggunaan pupuk lebih berdaya guna serta pengaturan air lebih efisien. Sehubungan dengan itu, maka penulis mengangkat masalah jajar legowo pada tanaman padi sawah sebagai tulisan Laporan Tugas Akhir dengan judul “Upaya Peningkatan Produksi Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Varietas IR 64 Melalui Sistem Tanam Jajar Legowo 4:1 Di Kabupaten Bantul Yogyakarta.
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
3
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan pelaksanaan pengalaman kerja praktek mahasiswa ini yaitu : 1.
Mengetahui perbedaan budidaya sistem tegel dengan sistem jajar legowo terhadap produktivitas tanaman padi di Kabupaten Bantul Yogyakarta.
2.
Mengetahui pengaruh jajar legowo terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah
3.
Mengetahui kelebihan atau keuntungan sistem jajar legowo 4:1 dalam budidaya padi untuk mencapai hasil yang maksimal.
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Padi Menurut Azhar (2010), bahwa, tanaman padi merupakan tanaman pangan yang tergolong dalam famili Gramineae. Secara lengkap, taksonomi tanaman padi sebagai berikut : Kingdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Famili
: Gramineae
Genus
: Oryza
Spesies
: Oryza sativa L.
Kecambah benih dilakukan dengan cara benih direndam dalam air, bersamaan dengan perendaman ini dilakukan pemilahan antara benih yang hampa dan bernas, benih hampa yang mengapung di atas permukaan air dibuang sedangkan benih bernas yang tenggelam dijadikan untuk kecambah, perendaman dilakukan selama dua hari kemudian setelah dua hari benih diangkat dan diperam sekitar dua hari juga agar berkecambah. Pemeraman dilakukan dengan cara benih dimasukkan kedalam karung goni kemudian ditutup dengan karung goni yang basah (Andoko, 2002). Akar tanaman padi termasuk golongan serabut. Akar berfungsi sebagai penguat atau penunjang tanaman untuk dapat tumbuh tegak, menyerap hara dan air didalam tanah, kemudian diteruskan ke organ lainnya diatas tanah yang membutuhkan. Akar primer (radikula) tumbuh sewaktu berkecambah bersama akar-akar lainnya yang muncul dari janin dekat bagian buku skutellum yang
5
disebut dengan akar seminal, akar seminal berjumlah 1-7.
Apabila terjadi
gangguan fisik terhadap akar primer, maka pertumbuhan akar-akar seminal lainnya akan dipercepat.
Kemudian akar seminal digantikan oleh akar-akar
sekunder yang tumbuh dari buku terbawah batang. Akar-akar ini disebut adventif atau akar-akar buku karena tumbuh dari bagian tanaman yang bukan embrio atau munculnya bukan dari akar yang telah tumbuh sebelumnya ( Makarim dan Suhartatik, 2009). Batang tanaman padi terdiri atas beberapa ruas dan buku. Ruas batang padi berongga dan bulat, diantara ruas batang padi terdapat buku, pada tiap-tiap buku duduk sehelai daun. Daun dan tunas Batang berfungsi sebagai penopang tanaman, penyalur senyawa-senyawa kimia dan air dalam tanaman sebagai cadangan makanan. Hasil tanaman padi didukung oleh batang tanaman yang kokoh. Jika batang tanaman tidak kokoh, tanaman akan mudah rebah. Kerebahan tanaman dapat menurunkan hasil tanaman secara drastis. Pada umumnya kerebahan terjadi akibat melengkung atau patahnya dua antar buku batang terbawah. Kekuatan antar buku batang dipengaruhi oleh ketebalan batang dan kekuatan jaringan, status hara tanaman serta komposisi kimia ( Sudirman dan Iwan, 2003). Tanaman padi membentuk rumpun dengan anakannya yang tumbuh pada dasar batang.
Anakan pertama tumbuh pada batang utama (batang pokok),
anakan pertama tumbuh di antara dasar batang dan daun sekunder, sedangkan pada pangkal batang anakan pertama membentuk perakaran. Anakan pertama tetap melekat pada batang utama hingga masa pertumbuhan berikutnya akan tetapi dalam mendapatkan makanan anakan pertama tidak tergantung kepada batang utama karena memiliki akar sendiri, sedangkan daun yang terbentuk pada anakan
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
6
pertama lebih banyak dari pada anakan berikutnya. Dimana anakan pertama terbentuk setelah tanaman berumur 10 hari setelah tanam, maksimum 50-60 hari dan tergantung varietas. Selanjutnya pada batang bawah anakan pertama tumbuh anakan kedua pada buku pertama dan memiliki perakaran sendiri. Pada buku pertama pada batang anakan ke dua tumbuh anakan ketiga dengan bentuk yang serupa dengan anakan ke dua dan pertama (AAK, 2003). Daun merupakan bagian dari tanaman yang berwarna hijau karena mengandung klorofil (zat hijau daun) yang menyebabkan daun tanaman dapat mengelola sinar radiasi surya menjadi karbohidrat atau energi untuk tumbuh kembangnya organ-organ tanaman lainnya. Daun tanaman padi tumbuh pada batang dalam susunan yang berselang-seling, satu daun pada tiap buku. Tiap daun terdiri atas helai daun, pelepah daun yang membungkus ruas, telinga daun, lidah daun (ligule). Adanya telinga dan lidah daun pada padi dapat digunakan untuk membedakannya dengan rumput-rumpurtan pada stadia bibit (seedling) karena daun rumput-rumputan hanya memiliki lidah/teling daun atau tidak ada sama sekali (Azhar, 2010). Selain daun, juga ada tajuk.
Tajuk merupakan kumpulan daun yang
tersusun rapi dengan bentuk, orientasi dan besar ( dalam jumlah dan bobot) nya teratur antar varietas padi yang beragam. Tajuk menangkap radiasi surya untuk fotosintesis. Bentuk tajuk dapat dinyatakan dalam nilai menggunakan parameter statistik, skewness yaitu kesimetrisan distribusi luas daun (Makarim dan Suhartatik, 2009). Bunga padi disebut juga dengan malai.
Tiap unit bunga pada malai
disebut spikelet. Bunga padi memiliki tangkai, perhiasan dan daun mahkota.
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
7
Daun mahkota terbesar disebut palea dan daun mahkota kecil disebut lemma, didalamnya terdapat bakal buah (Kariopsis). Di atas bakal buah ada dua kepala putik, dibawah buah tumbuh enam filamen benang sari. Pada saat bunga padi dewasa membuka, palea dan lemma membentuk sudut 30o-60o.
Keduanya
membuka pada saat siang hari kisaran pukul 10-12 dengan suhu berkisar antara 30o-32oC. Apabila kondisi seperti ini terpenuhi, maka akan terjadi penyerbukan (Septrina, 2008). Gabah atau buah padi adalah ovary yang telah masak kemudian bersatu dengan lemma dan palea. Tanaman padi memiliki gabah yang terdiri atas biji yang terbungkus oleh sekam. Biji yang telah dikupas akan menjadi beras, beras dikenal juga dengan karyopsis, karyopsis terdiri atas janin (embrio) dan endosperma yang diselimuti oleh lapisan aleuron, kemudian tegmen dan lapisan terluar disebut perikarp ( AAK, 2003).
2.2. Sistem Tanam Jajar Legowo 2.2.1. Pengertian sistem tanam jajar legowo Jajar legowo merupakan perubahan teknologi jarak tanam padi yang dikembangkan dari sistem tanam biasa yang telah berkembang dimasyarakat ( Pahruddin, 2004 dalam Septrina, 2008). Istilah legowo diambil dari bahasa jawa yaitu “lego” berarti luas dan “dowo” berarti memanjang sehingga legowo diartikan sebagai cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan kosong. Azwir (2008) mengemukakan bahwa legowo merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi padi sawah dengan jalan menata populasi tanaman
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
8
menjadi lebih tinggi sehingga populasi 20-25%, bila dibandingkan dengan tanam biasa. Jika sistem tanam biasa yang dilakukan oleh petani dengan jarak tanam 20x20 cm atau 25x25 cm populasi tanaman per ha hanya 200.000-250.000 rumpun. Sedangkan sistem tanam legowo 4:1 bisa mencapai 300.000 rumpun per ha (Syamsiah et al., 2004 dalam Azwir 2008). Jajar legowo 4:1 merupakan cara tanam padi dimana setiap empat baris tanaman diselingi barisan kosong dengan jarak dua kali jarak antar barisan tanaman.
Dengan dikosongkannya satu barisan tanaman pada setiap empat
barisan tanaman paling luar yaitu barisan ke-1 dan ke-4 akan mendapat pengaruh efek tanaman pinggir yang memungkinkan bagi perkembangan perakaran tanaman sehingga diperoleh hasil yang lebih tinggi bila dibandindingkan dengan dua baris tanaman dibagian dalam yaitu baris ke-2 dan ke-3 . Prinsip tanam jajar legowo ini adalah untuk meningkatkan jumlah populasi tanaman,
proses
penambahan jumlah populasi tanaman dilakukan dengan cara menanam padi pada tanaman pinggir dengan jarak tanam setengah dari jarak tanam antar barisan (Suharno, 2009). Lebih lanjut Abdulrachman, Mejaya, dan dkk (2013), mengemukakan bahwa sistem tanam jajar legowo memiliki ruang terbuka yang lebih besar diantara dua kelompok barisan tanaman yang akan memperbanyak cahaya masuk kesetiap rumpun padi, adanya cahaya lebih banyak meningkatkan fotosintesis. Fotosintesis
yang
maksimal
menghasilkan
fotosintat
lebih
banyak
sehinggapertumbuhan dan produksi padi lebih tinggi.
Zaini, Diah, dan Syam (2004), menyatakan bahwa sistem jajar legowo memiliki beberapa keuntungan diantaranya yaitu efek tanaman pinggir
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
9
memberikan hasil lebih tinggi, pengendalian hama, penyakit dan gulma lebih mudah, menyediakan ruang kosong untuk pengaturan air dan saluran pengumpulan keong mas atau untuk mina padi, penggunaan pupuk lebih berdaya guna.
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat Laporan Tugas Akhir disusun berdasarkan pelaksanaan budidaya padi sawah yang dilaksanakan dilahan sawah Desa Catur Harjo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul Yogyakarta dari bulan Maret tahun 2015 sampai dengan bulan Juni tahun 2015, 3.2. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam pelaksanaan budidaya padi sawah dengan sistem tanam jajar legowo antara lain traktor pertanian, pedal tresher, cangkul, gosrok/landak, sabit, Sabit panjang, terpal, dan karung. Bahan yang digunakan meliputi : benih padi, pupuk kandang, pupuk Urea, Phonska, TSP. 3.3. Metode
Metode yang digunakan dalam budidaya tanaman padi sawah yaitu membandingkan antara dua perlakuan sistem tanam terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah yaitu: 1.
Pola tanama sistem jajar legowo 4:1
2.
Pola tanam biasa atau sistem tegelan Luas lahan yang digunakan adalah 500 m2 untuk masing-masing perlakuan.
Parameter pengamatan diukur pada tanaman sampel sebanyak 20 tanaman masing-masingnya yang diambil secara acak, untuk mengetahui apakah pola
11
tanama sistem jajar legowo berpengaruh nyata terhadap parameter pengamatan, maka diuji dengan uji t pada taraf 5% dan 1 %dengan rumus sebagai berikut :
√( √
Di mana :
)
√
( √
)
√
Keterangan : x y Mx, My N SDx, Sdy
= = = = =
nilai masing-masing variabel pada sistem tajarwo nilai masing-masing variabel sistem tegelan rata - rata nilai variabel x dan y jumlah sampel tanaman standar deviasi variabel x dan y
Hipotesis : Ho = terdapat perbedaan yang tidak nyata antara sistem tanam jajar legowo dengan tegelan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi sawah. H0 akan di terima jika t hitung< t tabel 5%. H1 = terdapat perbedaan yang nyata atau sangat nyata antara sistem tanam jajar legowo dengan tegelan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi sawah. H1 akan di terima jika t hitung> t tabel 5% atau t hitung > t tabel 1%. 3.4. Pelaksanaan A. Pengadaan benih Benih yang digunakan adalah varietas IR64, yang diperoleh dari Balai Benih Barongan Kabupaten Bantul Yogyakarta. Kebutuhan benih 1 ha adalah 20 kg setara dengan 3.5 kg benih per 500 m2 .
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
12
B. Pengolahan tanah Pengolahan tanah dilakukan dua kali yaitu proses pembajakan dan penggaruan. Proses pembajakan dilakukan dengan cara membalikkan lapisan tanah agar sisa-sisa tanaman seperti rumput, dan jerami dapat terbenam. Setelah pembajakan selesai dibiarkan selama satu minggu kemudian baru dilakukan penggaruan untuk melumpurkan dan meratakan tanah. Tanah diolah dua minggu sebelum dilakukan penanaman dengan menggunakan hand tractor. Tujuan dari pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki kondisi tanah, untuk memperlancar sirkulasi udara, terutama oksigen di dalam tanah agar menjadi lebih baik. C. Pesemaian Pesemaian padi disiapkan 18 hari sebelum dilakukan penanaman. Pesemaian dilakukan dilahan sawah (pesemaian basah), tanah untuk pesemaian diolah menggunakan cangkul kemudian diratakan menggunakan garu. Setelah tanah rata dilakukan pembuatan bedengan dengan luas pertanaman yaitu
dari luas lahan
, bedengan dibuat menjadi 2 yaitu masing-
masing bedengan memiliki panjang 5 m, lebar 2 m, tinggi 30 cm. Lebih lanjut pola pembuatan pesemaian disajikan pada Gambar 1 dibawah ini :
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
13
2m
t = 30 cm
5m
Parit Gambar 1. Bedengan pesemaian
D. Penanaman 1. Sistem tanam tegelan Bibit ditanam menurut garis caplak dengan arah tanam mundur. Jarak tanam yaitu 25 x 25 cm, lubang tanam 1-3 cm, bibit ditanam sebanyak 5-6 batang per lubang tanam. Pola tanam padi sawah sistem tegelan (biasa) dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini :
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
14
25cm
25cm
Gambar 2. Pola tanam padi sawah sistem tegelan (biasa) 2. Sistem tanam jajar legowo Bibit padi ditanam menurut garis caplak dengan arah tanaman mundur. Jarak tanam 11,5 x23x46 cm, 46 cm jarak antar legowo ( barisan kosong), 23 cm jarak antar tanaman, 11,5 cm jarak tanaman dalam barisan dan dalam lubang tanam sekitar 1 – 3 cm, bibit ditanam sebanyak 2-3 batang per lubang tanam. Pola sistem tanam jajar legowo disajikan pada Gambar 3 dibawah ini :
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
15
23 cm 11,5 cm 23 cm
46 cm
Gambar 3. Pola tanam padi sawah sistem jajar legowo 4:1
E. Pemupukan dasar Pupuk yang diberikan adalah pupuk Urea 200 kg/ha, Phonska 500 kg/ha dan TSP 200 kg/ha. Untuk dosis pupuk kimia yang dibutuhkan padi sawah dengan luasan lahan 500 m2 yaitu 10 kg Urea, 25 kg Phonska, 10 kg TSP. Pupuk Urea diberikan pada saat pemupukan dasar ( saat penanaman), pupuk Phonska diberikan saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan pupuk TSP diberikan saat tanaman berumur 35 hari setelah tanam, masing-masing jenis pupuk diberikan sekaligus ( dosis penuh ). F. Pemeliharaan tanaman 1. Penyiangan Penyiangan pertama dilakukan pada waktu tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan di ulang saat berumur 35 – 40 hari setelah tanam. Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang terdapat dilahan sawah dan gulma Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
16
hasil penyiangan dibenamkan didalam lumpur, alat bantu yang dipakai dalam penyiangan yaitu berupa gasruk disajikan pada Gambar 4 dibawah ini :
Gambar 4. Alat bantu dalam penyiangan padi sawah 3. Pengairan Pengairan dilakukan pada saat tanaman padi berumur 8 hari setelah tanam untuk mendukung pertumbuhan akar tanaman dan anakan baru. Kemudian pada saat tanaman sudah menginjak fase primordia sampai fase bunting lahan digenangi setinggi 5 cm untuk menekan pertumbuhan anakan baru, saat fase pengisian biji ketinggian air dipertahankan sekitar 3 cm. Setelah fase pengisian biji, lahan diari dan dikeringkan secara bergantian. 4. Pengendalian hama dan penyakit Hama yang menyerang tanaman padi sawah yaitu walang sangit. walang sangit merupakan hama yang merusak bulir padi pada fase pemasakan. Fase pertumbuhan tanaman padi yang rentan terhadap serangan walang sangit adalah dari keluarnya malai sampai matang susu. Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan walang sangit yaitu gabah menjadi hampa, beras berubah warna dan
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
17
mengapur. Hama walang sangit dikendalikan dengan melakukan penyemprotan pestisida ke tanaman yang terserang hama. G. Panen dan pasca panen Panen dilakukan saat tanaman sudah berumur 110 hari setelah tanam dan saat biji sudah masak fisiologis, yaitu sekitar 90-95% malai telah menguning. Panen dilakukan dengan cara memotong jerami sekitar 20-25 cm diatas permukaan tanah, padi yang dipanen diletakkan atau ditumpuk diatas alas terpal, kemudian dilakukan perontokan padi dengan menggunakan pedal tresure. H. Pengamatan Pengamatan padi sawah yang dilakukan meliputi pengamatan vegetatif dan generatif, pengamatan ini dilakukan dengan rentang waktu satu kali dalam satu minggu. Pengamatan vegetatif dilakukan sampai tanaman menjelang fase berbunga.
Sedangkan untuk pengamatan generatif dilakukan setelah panen,
pengamatan meliputi : 1. Tinggi tanaman (cm) Dengan cara mengukur tinggi tanaman padi sawah mulai dari pangkal batang sampai daun terpanjang pada setiap sampel tanaman. 2. Jumlah anakan (batang) Dengan cara menghitung jumlah anakan yang telah tumbuh pada setiap sampel tanaman. 3. Jumlah malai/rumpun (buah) Dengan cara menghitung jumlah anakan yang keluar malainya pada setiap tanaman sampel.
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
18
4. Panjang malai (cm) Diukur dari titik melekatnya cabang malai terbawah sampai ujung pusat bulir (spike). 5. Jumlah gabah per malai (buah) Menghitung jumlah bulir per malai setelah panen pada setiap tanaman sampel. 6.
Jumlah gabah bernas Menghitung jumlah gabah bernas yang di ambil dari dua malai setiap sampel dan menentukan persentase kebernasan gabah.
7. Bobot 1000 biji Dihitung setelah panen dengan cara menimbang 1000 biji/kering pada setiap sampel tanaman. 8. Produksi 1 Ha Dengan menghitung keseluruhan produksi yang telah dipanen pada masingmasing perlakuan. Dihitung dengan menggunakan rumus seperti berikut : Produksi =
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil pengamatan pertumbuhan dan produksi 1. Tinggi tanaman Data hasil uji t tinggi tanaman dapat dilihat pada Lampiran 5. Perbandingan pertumbuhan tinggi tanaman antara sistem jajar legowo dan tegel seperti pada Gambar 5 berikut.
Tinggi tanaman (cm)
140.0 120.0 100.0 68.9
80.0
59.4
60.0
115.4
108.15
108.2
87
76.65
Legowo 4:1
64.4
53.45
40.0
92.8
80.2
115.4
Tegelan
20.0 0.0 28
35
42
49
56
63
Umur (hst)
Gambar 5. Grafik pertumbuhan rata – rata tinggi tanaman padi sawah
Dari Gambar 5, diatas terlihat bahwa tinggi tanaman pada sistem jajar legowo memberikan pertambahan tinggi tanaman yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sistem tegel. 2.
Jumlah anakan Data hasil uji t jumlah anakan tanaman dapat dilihat di Lampiran 6.
Perbandingan pertumbuhan jumlah anakan antara pola tanam sistem jajar legowo dan sistem tegel dapat dilihat pada Gambar 6 berikut :
20
40
Jumlah ( buah)
35 30
30
25 20
20 18
16 14
15
25 22
25
33
34
27
28 Legowo 4:1 Tegelan
10 5 0 28 h
35
42
49
56
63
Umur (hst)
Gambar 6. Grafik perbandingan rata-rata anakan padi sawah
Gambar 6, diatas dilihat bahwa jumlah anakan budidaya sistem tanam jajar legowo lebih banyak bila dibandingkan dengan tegel , hal ini disebabkan bahwa sistem tanam jajar legowo memberikan pengaruh yang baik terhadap pertambahan jumlah anakan. 3. Jumlah malai/rumpun Data hasil uji t jumlah malai/rumpun dapat dilihat pada Lampiran 7. Perbandingan rata-rata jumlah anakan produktif disajikan pada Gambar 8 dibawah ini :
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
21
∑ malai/rumpun (buah)
25 21
25 20 15 10 5 0 Legowo 4:1
Tegelan
Gambar 7. Diagram perbandingan rata-rata jumlah malai/rumpun . Dari Gambar 7, dilihat bahwa jumlah malai/rumpun sistem tanam jajar legowo 4:1 lebih tinggi bila dibandingkan dengan sistem tegel atau tanam biasa. 4.
Panjang malai Data hasil uji t panjang malai dapat dilihat pada Lampiran 8.
Perbandingan panjang malai tanaman padi antara sistem tanam jajar legowo dengan sistem tegel tertera pada Gambar 7 dibawah ini :
28
Panjang malai (cm)
30
23
25 20 15 10 5 0 Legowo 4:1
Tegelan perlakuan
Gambar 8. Diagaram perbandingan rata-rata panjang malai padi sawah
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
22
Dari Gambar 8, dilihat bahwa panjang malai padi sawah dengan sistem tanam jajar legowo lebih tinggi dari pada sistem tegelan 5. Jumlah gabah/malai Data hasil uji t jumlah gabah per malai dapat dilihat pada Lampiran 9. Perbandingan rata-rata jumlah gabah per malai dan persentase gabah bernas disajikan pada Gambar 9 dibawah ini :
149
Jumlah bulir ( buah)
160 140
105
120 100 80 60 40 20 0 Legowo 4:1
Tegelan Perlakuan
Gambar 9. Diagram perbandingan rata-rata jumlah gabah per malai
Dari Gambar 9, dilihat bahwa jumlah bulir padi sawah pada sistem tanam jajar legowo lebih banyak bila dibandingkan dengan tegel, hal ini disebabkan bahwa penggunaan sistem jajar legowo dapat meningkatkan efektifitas penggunaan pupuk sehingga menghasilkan bulir yang maksimal.
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
23
6.
Persentase gabah bernas Data hasil uji t persentase gabah bernas dapat dilihat pada Lampiran 11.
Perbandingan rata-rata persentase gabah bernas disajikan pada Gambar 10 dibawah ini :
92 Persentase gabah (%)
100
76
80 60 40 20 0 Legowo 4:1
Tegelan Perlakuan
Gambar 10. Diagram perbandingan persentase gabah bernas padi sawah
Dari Gambar 10, dilihat bahwa persentase gabah bernas padi sawah sistem tanam jajar legowo 4:1 lebih tinggi bila dibandingkan dengan tegel. 7.
Bobot 1000 butir gabah bernas Data hasil uji t bobot 1000 butir dapat dilihat pada Lampiran 12. Dan
perbandingan bobot 1000 butir padi sawah sistem tanam jajar legowo 4:1 dengan tegel disajikan pada Gambar 11 dibawah ini :
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
24
24
23.7
25
gr
20 15
Legowo 4:1
10
Tegelan
5 0 Bobot 1000 butir
Gambar 11. Diagram perbandingan bobot 1000 butir padi sawah Gambar 11, diatas dilihat bahwa bobot 1000 butir padi sawah sistem tanam jajar legowo 4:1 lebih berat bila dibandingkan dengan tegel. 8.
Produksi per satuan luas 1 Ha
a. Produksi sistem tanam jajar legowo 4:1 Produksi = = = 15.547.826 gr = 15.547,8 kg = 15,5 ton/Ha b. Produksi sistem tanam tegelan (biasa) Produksi =
= = 6.354.633,6 gr = 6.354,6 kg = 6,3 ton/Ha
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
25
Tabel 1. Hasil uji t terhadap variabel pengamatan Variabel Pengamatan
No
Satuan
Legowo 4:1
Tegelan
t-hitung
1
Tinggi tanaman
cm
115,4
108,2
8,56 hs)
2
Jumlah anakan
Batang
34
28
9,07 hs)
3
Panjang malai
Cm
28
23
9,72 hs)
4
Jumlah malai/rumpun
Buah
25
21
6,23 hs)
5
Jumlah gabah/malai
Buah
149
105
36,67 hs)
6
Persentase gabah bernas
%
92
76
6,95 hs)
7
Bobot 1000 butir
Gram
24
23,7
2,39 s)
8
Produksi 1 Ha
Ton
15,5
6,35
-
Keterangan : t tabel 5% t tabel 1% ns s hs
: 2,02 : 2,71 : non significant (berbeda tidak nyata) : signoficant (berbeda nyata) : hight significant ( berbeda sangat nyata)
4.2. Pembahasan Berdasarkan hasil uji t pengamatan vegetatif sistem tanam jajar legowo memberikan pengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan tanaman , bila dibandingkan dengan sistem tegel (biasa) tinggi tanaman dan jumlah anakan sistem jajar legowo lebih tinggi dan lebih banyak. Tanaman jajar legowo mempunyai jarak tanam yang rapat bila dibandingkan dengan tegel, karena adanya tanaman sisipan yang dipindahkan dari ruang kosong atau tanaman sisipan tersebut menggantikan populasi yang hilang pada ruang kosong, sehingga tidak terjadi kekurangan populasi melainkan adanya
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
26
pertambahan populasi.
Keadaan jarak tanam yang rapat tersbut menyebabkan
tanaman saling memperebutkan cahaya untuk pembentukan klorofil. Terserapnya H2O dan CO dengan bantuan sinar matahari yang cukup, menyebabkan terjadinya fotosintesis dan menghasilkan karbohidrat. Kemudian fotosintat di translokasikan dari daun ke titik tumbuh tanaman dan digunakan aktifitas jaringan meristem yang menghasilkan sel-sel baru sehingga terjadi pertambahan tinggi tanaman dan fotosintat yang dihasilkan juga dimanfaatkan tanaman untuk pembentukan anakan. Menurut Jumakir, Waluyo, Suparwoto (2012), bahwa jarak yang berselang seling pada tanaman jajar legowo menyebabkan sirkulasi udara dan sinar matahari yang masuk lebih banyak sehingga mengurangi hama penyakit dan mempermudah dalam penyiangan dan pemupukan. Lebih lanjut sistem jajar legowo menyediakan ruang kosong untuk pengaturan air agar lebih efisien.
Air merupakan faktor utama yang sangat
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Rendahnya jumlah air akan menyebabkan terbatasnya perkembangan akar, sehingga mengganggu penyerapan unsur hara oleh akar tanaman (Santosa, 1995 dalam Danapriatna, N., 2010). Jika perkembangan akar terhenti dan asupan unsur hara yang dibutuhkan tanaman kurang makasimal mengakibatkan terganggunya proses pertumbuhan tanaman. Akar berfungsi sebagai penguat dan penunjang tanaman untuk dapat tumbuh tegak, menyerap hara dan air dalam tanah. Untuk mencapai pertumbuhan yang optimal ketersediaan air harus dalam jumlah yang cukup, jika terlalu banyak kandungan air didalam tanah (tergenang) sepanjang waktu akan menekan pertambahan jumlah anakan atau terjadinya kekurangan air maka akan
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
27
mengganggu aktifitas fisiologis dan morfologis tanaman sehingga menyebabkan terhentinya pertumbuhan (Danapriatna, N., 2010). Adanya ruang kosong (terbuka) yang dimiliki sistem tanam jajar legowo dalam mempermudah pengaturan air yang lebih efisien dapat mengatasi terjadinya kelebihan atau kekurangan air yang dapat merugikan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Lebih
lanjut
pada
sistem
tanam
jajar
legowo
mempermudah
pengendalian gulma dan penggunaan pupuk lebih berdaya guna, sehingga tanaman mendapatkan asupan unsur hara sesuai kebutuhan tanaman (Zaini, Diah. Mahyuddin Syam, 2004).
Gulma yang terdapat dilahan sawah bisa dengan
mudah dikendalikan. Sehingga pemberian pupuk N, P, K ke dalam tanah dapat diserap oleh tanaman tanpa adanya kompetisi antar tanaman dan gulma untuk mendapatkan makanan. Pengamatan tinggi tanaman dimulai dari tanaman berumur 28 hari setelah tanam dan pengamatan terhenti saat tanaman berumur 63 hari setelah tanam, pengamatan terhenti karena pertumbuhan generatif sudah muncul yang ditandai dengan munculnya malai.
Akan tetapi, saat pertumbuhan generatif muncul,
pertumbuhan vegetatif juga terhenti. Hal ini disebabkan karena tanaman padi termasuk tanaman determinate. Pola tanaman determinate yaitu pertumbuhan vegetatif berlangsung pada waktu tertentu kemudian berangsur beralih ke fase generatif atau dalam satu daur pertumbuhan, fase vegetatif dan fase generatif bergantian. Berdasarkan fase generatif, sistem tanam jajar legowo juga memberikan pengaruh sangat nyata terhadap panjang malai/rumpun, jumlah malai/rumpun,
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
28
jumlah gabah/malai, jumlah gabah bernas/malai dan persentase gabah bernas dan berpengaruh nyata terhadap bobot 1000 butir. Hal ini disebabkan karena adanya efek tanaman pinggir pada sistem jajar legowo.
Tanaman padi yang berada
dipinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding tanaman padi yang berada di tengah, karena tanaman pinggir akan memperoleh sinar matahari yang lebih banyak (Suharno, 2009). Selain mempermudah pengaturan air, ruang terbuka yang lebih besar diantara dua kelompok barisan tanaman juga berfungsi untuk memperbanyak cahaya yang masuk kesetiap rumpun tanaman padi (Abdulrachman, S., Made Jana, M., dan dkk, 2013). Intensitas cahaya yang lebih banyak menyebabkan proses fotosintesis berjalan dengan optimum yang akhirnya akan menghasilkan fotosintat lebih banyak sehingga menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman yang tinggi. Berhubungan dengan itu, dalam mencapai produksi yang tinggi juga dipengaruhi oleh jumlah populasi tanaman, semakin banyak jumlah populasi tanaman kemungkinan untuk mencapai hasil produksi semakin tinggi, sehingga pada sistem jajar legowo memiliki 189.036 populasi tanaman bila dibandingkan dengan sistem tanam tegelan hanya mencapai 160.000 populasi tanaman. Berdasarkan hitungan komponen hasil produksi sistem tanam jajar legowo mencapai 15,5 ton/Ha sedangkan sistem tanam biasa hanya mencapai 6,3 ton/Ha.
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 1.
Jajar legowo 4:1 merupakan cara tanam padi dimana setiap empat baris tanaman diselingi barisan kosong dengan jarak dua kali jarak antar barisan tanaman, Sistem tanam jajar legowo merupakan rekayasa teknologi yang ditujukan untuk memperbaiki hasil usahatani padi yang merupakan perubahan dari jarak tanam sistem tegel (biasa) menjadi tanam jajar legowo.
2.
Budidaya sistem tanam jajar legowo 4:1 memberikan pengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah malai/rumpun, panjang malai, jumlah gabah bernas, persentase gabah bernas dan memberikan pengaruh nyata terhadap bobot 1000 butir padi berdasarkan hasil uji t.
3.
Keuntungan sistem jajar legowo yaitu dapat mengurangi kemungkinan serangan hama, menekan serangan penyakit, menambah populasi tanaman, meningkatkan produktifitas padi 12-22%, memberi kemudahan dalam pengendalian gulma, penggunaan pupuk lebih berdaya guna serta pengaturan air lebih efisien.
5.2. Saran Melihat dari keuntungan atau manfaat dan pengaruh sistem tanam jajar legowo terhadap tanaman padi sawah maka dapat disarankan kepada petani yang ada di Kabupaten Bantul Yogyakarta dan sekitarnya, serta petani yang ada di Indonesia pada umumnya untuk dapat menerapkan teknologi sistem tanam jajar legowo 4:1 untuk menghasilkan produksi padi lebih tinggi bila digunakan sebagai konsumsi.
30
DAFTAR PUSTAKA AAK. 2003. Budidaya tanaman padi. Kanisius, Yogyakarta. 172 hal. Abdulrachman, S., Mejaya, M.J., dan dkk. 2013. Sistem tatam legowo. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian. 32 hal. Andoko, A. 2002. Budidaya padi secara organik. Penebar Swadaya, Jakarta. 96 hal. Azhar, C. 2010. Kajian morfologi dan produksi tanaman padi (Oryza sativa L.) Varietas cibogo hasil radiasi sinar gamma Pada generasi M3. Fakultas Pertanian, Medan. Azwir. 2008. Sistem tanam legowo dan pemberian P stater pada padi sawah dataran tinggi. J. Akta Agrosia. 11(2):102-107. Bobihoe, J., 2013. Sistem tanam padi jajar legowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi. Balai Besar Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian. 22 hal. Danapriatna, N. 2010. Pengaruh cekaman kekeringan terhadap serapan nitrogen dan pertumbuhan tanaman. J. Region. 4(2). http://download.portalgaruda.org/article.php?article=19362&val=1225. Di akses tanggal 8 Juli 2015. Jumakir, dkk. 2012. Peningkatan produktivitas padi dan pendapatan petani melalui sistem tanam jajar legowo dilahan sawah irigasi. J. Pembangunan manusia. 2(6) Koswara, S. 2009. Teknologi pengolahan beras (teori dan praktek). Ebok pangan. Com. http://tekpan.unimus.ac.id/wp-content/uploads/2013/07/TeknologiPengolahan-Beras-Teori-dan-Praktek.pdf. Di akses tanggal 2 juni 2015. Kristamtini, dkk. 2011. Sistem tanam jajar legowo (tajarwo) selama pelaksanaan SLPTT padi tahun 2009 di Bantul. Prosiding Seminar Ilmiah Hasil Penelitian Padi 2010. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementrian Pertanian. 1173 hal. Kuncoro, H. 2008. Efisiensi serapan P dan K serta hasil tanamn padi (Oryza satifa L.) pada berbagai imbangan pupuk kandang puyuh dan pupuk anorganik di lahan sawah Palur Sukoharjo. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 85 hal. Lalla, H. Saleh, Ali, Saadah. 2012. Adopsi petani padi sawah terhadap sistem tanam jajar legowo 2:1 di Kecamatan PolongBangkeng Utara, Kabupaten Takalar. J. Sains dan Teknologi. 3(12):255-264.
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
31
Mahmud, Y. dan Purnomo, S.S. 2014. Keragaman agronomis beberapa varietas unggul baru tanaman padi (Oryza sativa L.) pada model pengelolaan tanaman terpadu. J. Ilmiah Solusi. 1(1):1-10. Makarim, A.K., dan Suhartatik, E. 2009. Morfologi dan fisiologi tanaman padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. http://www.litbang.pertanian.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itkp_11.pdf. Diakses tanggal 10 juni 2015. Sudirman dan Ade, I. 2003. Mina padi budida ikan bersama padi. Penebar Swadaya, Jakarta. 73 hal.
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
32
Lampiran 1. Deskripsi tanaman padi sawah varietas IR64 Nomor seleksi Asal persilangan Golongan Umur tanaman Bentuk tanaman Tinggi tanaman Anakan produktif Warna kaki Warna batang Warna telinga daun Warna lidah dan Warna daun Muka daun Posisi daun Daun bendera Bentuk gabah Warna gabah Kerontokan Kerebahan Tekstur nasi Kadar amilosa Indeks glikemik Bobot 1000 butir Rata-rata hasil Potensi hasil Ketahanan terhadap Hama Penyakit Anjuran tanam Pemulia Dilepas tahun Sumber
: IR18348-36-3-3 : IR5657/IR2061 : Cere : 110-120 hari : Tegak : 115-126 cm : 20-35 batang : Hijau : Hijau : Tidak berwarna : Tidak berwarna : Hijau : Kasar : Tegak : Tegak : Ramping, panjang : Kuning bersih : Tahan : Tahan : Pulen : 23% : 70 : 24,1 g : 5,0 t/ha : 6,0 t/ha : Tahan wereng coklat biotipe 1, 2 dan agak tahan wereng coklat biotipe 3 : Agak tahan hawar daun bakteri strain IV Tahan virus kerdil rumput : Baik ditanam dilahan sawah irigasi dataran rendah sampai sedang : Introduksi dari IRRI : 1986 : Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, Kementrian Pertanian, 2010.
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan
33
Lampiran 5 : Hasil uji t variabel tinggi tanaman Nomor Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rerata Ʃ
Nilai X 116 120 125 109 127 111,4 104,9 120 110 114 118 108 115 120 118 116 109 117 114 115 115,4
Ʃ x², Ʃ y2 Mean N SD Df T hitung
Y 115 111 99 100 100 103 108 113 112 115 118 120 98 101 99 102 114 124 110 102 108,2
603,3 115,4 20 5,49
X-rerata x 0,6 4,6 9,6 -6,4 11,6 -4,0 -10,5 4,6 -5,4 -1,4 2,6 -7,4 -0,4 4,6 2,6 0,6 -6,4 1,6 -1,4 -0,4
Y-rerata y 6,8 2,8 -9,2 -8,2 -8,2 -5,2 -0,2 4,8 3,8 6,8 9,8 11,8 -10,2 -7,2 -9,2 -6,2 5,8 15,8 1,8 -6,2
x²
y²
0,40 21,48 92,83 40,51 135,37 15,72 109,52 21,48 28,78 1,86 6,94 54,24 0,13 21,48 6,94 0,40 40,51 2,67 1,86 0,13
46,24 7,84 84,64 67,24 67,24 27,04 0,04 23,04 14,44 46,24 96,04 139,24 104,04 51,84 84,64 38,44 33,64 249,64 3,24 38,44
0,00
0,0
603,3
1223,2
1223,2 108,2 20 7,82 38 8,56
Perbandingan t hitung dengan t tabel 5% dan 1% t tab 5% 2,02
t hitung <
8,56
Laporan Tugas Akhir
>
t tab 1 %
Hasil
2,71
HS
Budidaya Tanaman Pangan
34
Lampiran 6. Hasil uji t variabel jumlah anakan Nilai
Nomor Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rerata Ʃ
X 38 35 28 28 42 34 33 33 34 35 36 36 30 30 39 37 34 32 32 32 34
Ʃ x², Ʃ y2 Mean N SD df T hitung
Y 29 32 29 28 30 32 30 29 32 31 28 34 28 31 29 23 27 21 23 22 28
241,8 33,9 20 3,48
X-rerata x 4,1 1,1 -5,9 -5,9 8,1 0,1 -0,9 -0,9 0,1 1,1 2,1 2,1 -3,9 -3,9 5,1 3,1 0,1 -1,9 -1,9 -1,9
Y-rerata y 0,6 3,6 0,6 -0,4 1,6 3,6 1,6 0,6 3,6 2,6 -0,4 5,6 -0,4 2,6 0,6 -5,4 -1,4 -7,4 -5,4 -6,4
x²
y²
16,81 1,21 34,81 34,81 65,61 0,01 0,81 0,81 0,01 1,21 4,41 4,41 15,21 15,21 26,01 9,61 0,01 3,61 3,61 3,61
0,36 12,96 0,36 0,16 2,56 12,96 2,56 0,36 12,96 6,76 0,16 31,36 0,16 6,76 0,36 29,16 1,96 54,76 29,16 40,96
0,00
0,0
241,8
246,8
246,8 28,4 20 3,51 38 9,07
Perbandingan t hitung dengan t tabel 5% dan 1% t tab 5% 2,02
t hitung <
9,07
Laporan Tugas Akhir
>
t tab 1 %
Hasil
2,71
HS
Budidaya Tanaman Pangan
35
Lampiran 7. Hasil uji t variabel jumlah malai/rumpun Nilai
Nomor Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rerata Ʃ
X 30 25 19 25 19 22 23 22 28 27 28 30 25 24 24 30 33 22 21 27 25
Ʃ x², Ʃ y2 Mean N SD Df T hitung
Y 14 21 21 24 20 15 20 21 16 22 24 27 28 26 28 23 20 16 18 20 21
285,2 25,2 20 3,78
X-rerata x 4,8 -0,2 -6,2 -0,2 -6,2 -3,2 -2,2 -3,2 2,8 1,8 2,8 4,8 -0,2 -1,2 -1,2 4,8 7,8 -3,2 -4,2 1,8
Y-rerata y -7,2 -0,2 -0,2 2,8 -1,2 -6,2 -1,2 -0,2 -5,2 0,8 2,8 5,8 6,8 4,8 6,8 1,8 -1,2 -5,2 -3,2 -1,2
x²
y²
23,04 0,04 38,44 0,04 38,44 10,24 4,84 10,24 7,84 3,24 7,84 23,04 0,04 1,44 1,44 23,04 60,84 10,24 17,64 3,24
51,84 0,04 0,04 7,84 1,44 38,44 1,44 0,04 27,04 0,64 7,84 33,64 46,24 23,04 46,24 3,24 1,44 27,04 10,24 1,44
0,00
0,0
285,2
329,2
329,2 21,2 20 4,06 38 6,23
Perbandingan t hitung dengan t tabel 5% dan 1% t tab 5% 2,02
t hitung <
6,23
Laporan Tugas Akhir
>
t tab 1 %
Hasil
2,71
HS
Budidaya Tanaman Pangan
36
Lampiran 8. Hasil uji t variabel panjang malai Nomor Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rerata Ʃ
Nilai X 26 27 29 28 27 29 27 28 32 27 28 28 28 27 27 28 25 27 28 29 28
Ʃ x², Ʃ y2 Mean N SD Df T hitung
Y 19 20 25 25,5 25,5 25 23 23 24 24 25 21 27 20 24 26 26 25 16 18 23
37,8 27,8 20 1,37
X-rerata x -1,8 -0,8 1,3 0,3 -0,8 1,3 -0,8 0,3 4,3 -0,8 0,3 0,3 0,3 -0,8 -0,8 0,3 -2,8 -0,8 0,3 1,3
Y-rerata y -4,1 -3,1 1,9 2,4 2,4 1,9 -0,1 -0,1 0,9 0,9 1,9 -2,1 3,9 -3,1 0,9 2,9 2,9 1,9 -7,1 -5,1
x²
y²
3,06 0,56 1,56 0,06 0,56 1,56 0,56 0,06 18,06 0,56 0,06 0,06 0,06 0,56 0,56 0,06 7,56 0,56 0,06 1,56
16,81 9,61 3,61 5,76 5,76 3,61 0,01 0,01 0,81 0,81 3,61 4,41 15,21 9,61 0,81 8,41 8,41 3,61 50,41 26,01
0,00
0,0
37,8
177,3
177,3 23,1 20 2,98 38 9,72
Perbandingan t hitung dengan t tabel 5% dan 1% t tab 5% 2,02
t hitung <
9,72
Laporan Tugas Akhir
>
t tab 1 %
Hasil
2,71
HS
Budidaya Tanaman Pangan
37
Lampiran 9. Hasil uji t variabel jumlah gabah/malai Nomor Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rerata Ʃ Ʃ x², Ʃ y2 Mean N SD Df T hitung
Nilai X 159 142 157 153 140 141 141 138 160 154 150 151 155 164 141 148 135 150 154 151 149
Y 67 106 169 81 102 106 127 105 104 111 107 102 102 120 106 101 106 103 98 81 105
1261,2 149,2 20 7,94
X-rerata x 9,8 -7,2 7,8 3,8 -9,2 -8,2 -8,2 -11,2 10,8 4,8 0,8 1,8 5,8 14,8 -8,2 -1,2 -14,2 0,8 4,8 1,8
Y-rerata y -38,2 0,8 63,8 -24,2 -3,2 0,8 21,8 -0,2 -1,2 5,8 1,8 -3,2 -3,2 14,8 0,8 -4,2 0,8 -2,2 -7,2 -24,2
x²
y²
96,04 51,84 60,84 14,44 84,64 67,24 67,24 125,44 116,64 23,04 0,64 3,24 33,64 219,04 67,24 1,44 201,64 0,64 23,04 3,24
1459,24 0,64 4070,44 585,64 10,24 0,64 475,24 0,04 1,44 33,64 3,24 10,24 10,24 219,04 0,64 17,64 0,64 4,84 51,84 585,64
0,00
0,0
1261,2
7541,2
7541,2 105,2 20 19,42
38 36,67
Perbandingan t hitung dengan t tabel 5% dan 1% t tab 5% 2,02
t hitung < 36,67
Laporan Tugas Akhir
>
t tab 1 %
Hasil
2,71
HS
Budidaya Tanaman Pangan
38
Lampiran 10. Hasil uji t jumlah gabah bernas/malai Nomor Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rerata Ʃ Ʃ x², Ʃ y2 Mean N SD Df T hitung
Nilai X 139 124 145 139 126 129 123 122 142 143 142 135 145 148 134 140 129 140 143 144 137
Y 54 82 147 51 72 70 97 69 74 86 82 78 82 95 97 90 91 82 66 45 81
1294,8 136,6 20 8,05
X-rerata x 2,4 -12,6 8,4 2,4 -10,6 -7,6 -13,6 -14,6 5,4 6,4 5,4 -1,6 8,4 11,4 -2,6 3,4 -7,6 3,4 6,4 7,4
Y-rerata y -26,5 1,5 66,5 -29,5 -8,5 -10,5 16,5 -11,5 -6,5 5,5 1,5 -2,5 1,5 14,5 16,5 9,5 10,5 1,5 -14,5 -35,5
x²
y²
5,76 158,76 70,56 5,76 112,36 57,76 184,96 213,16 29,16 40,96 29,16 2,56 70,56 129,96 6,76 11,56 57,76 11,56 40,96 54,76
702,25 2,25 4422,25 870,25 72,25 110,25 272,25 132,25 42,25 30,25 2,25 6,25 2,25 210,25 272,25 90,25 110,25 2,25 210,25 1260,25
0,00
0,0
1294,8
8823,0
8823,0 80,5 20 21,00
38 45,37
Perbandingan t hitung dengan t tabel 5% dan 1% t tab 5% 2,02
t hitung <
45,37
Laporan Tugas Akhir
>
t tab 1 %
Hasil
2,71
HS
Budidaya Tanaman Pangan
39
Lampiran 11. Hasil uji t persentase gabah bernas Nomor Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rerata Ʃ Ʃ x², Ʃ y² Mean N SD df T hitung
Nilai X 87,4 87,3 92,4 90,8 90,0 91,5 87,2 88,4 88,8 92,9 94,7 89,4 93,5 90,2 95,0 94,6 95,6 93,3 92,9 95,4 92
Y 80,6 77,4 87,0 63,0 70,6 66,0 76,4 65,7 71,2 77,5 76,6 76,5 80,4 79,2 91,5 89,1 85,8 79,6 67,3 55,6 76
153,4 91,6 20 2,77
X-rerata x -4,1 -4,2 0,8 -0,7 -1,6 -0,1 -4,3 -3,2 -2,8 1,3 3,1 -2,2 2,0 -1,3 3,5 3,0 4,0 1,8 1,3 3,8
Y-rerata y 4,8 1,5 11,1 -12,9 -5,3 -9,8 0,5 -10,1 -4,7 1,6 0,8 0,6 4,5 3,3 15,7 13,3 10,0 3,8 -8,5 -20,3
x²
y²
17,17 17,98 0,63 0,51 2,45 0,01 18,75 9,98 7,92 1,67 9,62 4,67 3,94 1,74 12,05 9,18 15,93 3,13 1,67 14,44
22,58 2,29 124,04 165,94 27,63 96,18 0,28 102,63 22,01 2,67 0,63 0,39 20,68 11,03 245,38 175,94 100,08 14,19 72,21 411,65
0,00
0,0
153,4
1618,4
1618,4 75,8 20 9,00 38 19,98
Perbandingan t hitung dengan t tabel 5% dan 1% t tab 5% 2,02
t hitung <
19,98
Laporan Tugas Akhir
>
t tab 1 %
Hasil
2,71
HS
Budidaya Tanaman Pangan
40
Lampiran 12. Hasil uji t bobot 1000 butir Nomor Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Rerata Ʃ Ʃ x², Ʃ y² Mean N SD df T hitung
Nilai X 23,98 23,95 24 24 23,93 23,87 23,92 23,98 23,98 24 24 23,98 23,9 23,92 24 24 24 23,89 23,91 23,89 24,0
Y 23,89 23,56 24 23,8 23,56 23,92 23,56 23,57 23,6 23,73 23,6 23,6 24 23,7 23,7 23,6 23,68 23,81 23,8 23,67 23,7
X-rerata x 0,02 -0,01 0,04 0,04 -0,03 -0,09 -0,04 0,02 0,02 0,04 0,04 0,02 -0,06 -0,04 0,04 0,04 0,04 -0,07 -0,05 -0,07
Y-rerata y
x²
y²
0,2 -0,2 0,3 0,1 -0,2 0,2 -0,2 -0,1 -0,1 0,0 -0,1 -0,1 0,3 0,0 0,0 -0,1 0,0 0,1 0,1 0,0
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,03 0,02 0,08 0,01 0,02 0,04 0,02 0,02 0,01 0,00 0,01 0,01 0,08 0,00 0,00 0,01 0,00 0,01 0,01 0,00
0,0
0,0
0,4
0,00 0,0 24,0 20 0,04
0,4 23,7 20 0,14 38 2,39
Perbandingan t hitung dengan t tabel 5% dan 1% t tab 5%
t hitung
t tab 1 %
Hasil
2,02
2,39
2,71
S
Laporan Tugas Akhir
Budidaya Tanaman Pangan