Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 20(2): 103 -113, 2014
ISSN 0852-0151
UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN EKOLOGI HEWAN DENGAN TEKNIK MNEMONIK DAN MEDIA PETA KONSEP DI JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIMED MEDAN Masdiana Sinambela dan Mariaty Sipayung Dosen Jurusan Biologi, FMIPA, Unimed, Jl.Willem Iskandar Psr V Medan Estate, Medan, 20221, Indonesia Diterima 20 Juni 2014, disetujui untuk publikasi 10 Agustus 2014
Abstrak, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dua siklus ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa membuat Teknik Mnemonik dan Peta Konsep sebagai strategi dalam Pembelajaran Ekologi Hewan di jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Unimed. Selanjutnya mnemonik dan peta konsep yang telah dibuat digunakan menjadi media pembelajaran pada saat mahasiswa presentase. Siklus pertama mahasiswa menerapkan teknik belajar mnemonik dan dikombinasikan dengan peta konsep. Pada siklus kedua diterapkan teknik mnemonik dikombinasikan dengan peta konsep ditambah penjelasan dari dosen dan pertanyaan. Alat pengumpul data pada setiap siklus terdiri atas essay tes, ditambah dengan lembar observasi. Tes dilakukan dua kali setiap siklus yaitu pertengahan siklus dan pada akhir siklus. Observasi dilakukan sepanjang siklus oleh observer dengan menggunakan lembar observasi. Observer adalah guru biologi yang mengajar pada kelas sampel. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan teknik belajar Mnemonik pada siklus I bahwa mahasiswa yang memperoleh nilai A sebanyak 3 orang (5,1%), yang nilai B sebanyak 15 orang (25,4%), nilai C sebanyak 17 orang (29,8%), dan nilai E sebanyak 24 orang (40,7%), sehingga harus dilanjut ke siklus ke dua (II). Pada siklus ke dua (II) mahasiswa yang memperoleh nilai A sebanyak 5 orang (9,1%), nilai B sebanyak 20 orang (34,5%), nilai C sebanyak 21 orang (34,5%), dan nilai E sebanyak 13 orang (22,1%). Berdasarkan data di atas bahwa mahasiswa yang memperoleh nilai A, B, dan C sebanyak 46 orang (77,9%). Perolehan nilai mahasiswa pada siklus pertama (I) persentase kelulusannya 59,3% sedangkan pada siklus ke dua (II) meningkat menjadi 77,9% sudah mencapai target, yaitu persentase kelulusan di atas 75%.
Kata kunci: Upaya, Pembelajaran, Teknik Mnemonik, Peta Konsep, dan Media
Pendahuluan Mutu lulusan jurusan Biologi FMIPA Unimed sudah cukup bagus, jika ditinjau dari masa studi yang umumnya tepat waktu dalam delapan semester, bahkan ada yang lulus dalam tujuh semester. Tetapi tidak menjamin lulusan mempunyai kemandirian. Mahasiswa hanya belajar untuk memperoleh nilai, terbukti dari kelulusan mahasiswa yang mengikuti tes kompetensi sangat rendah. Mahasiswa belum Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan
sepenuhnya melaksanakan tanggungjawab sebagai mahasiswa, yang seharusnya belajar bukan hanya untuk ujian tetapi harus memahami materi yang sudah dipelajarinya, sehingga daya ingatnya terhadap yang dipelajari dapat bertahan. Hal ini terjadi karena mahasiswa belum mempunyai komitmen untuk belajar sehingga tidak/kurang 103
Masdiana Sinambela dan Mariaty Sipayung
konsentrasi terhadap materi perkuliahan yang diikutinya. Belajar dan mengingat adalah dua hal yang saling berkaitan. Akan tetapi tidak semua yang telah dipelajari dapat diingat dengan baik. Sebanyak 70% dari apa yang telah kita pelajari dapat terlupakan dalam jangka waktu 24 jam. Salah satu kesulitan belajar mahasiswa adalah sulitnya mahasiswa dalam mengingat atau menghafal kembali informasi yang pernah dipelajari (Partowisastro, 1984). Mata kuliah ekologi hewan merupakan mata kuliah bidang studi pada program studi kependidikan di jurusan biologi FMIPA Unimed. Mata kuliah ekologi hewan diberikan pada semester tiga untuk mahasiswa yang normal (Indeks Prestasinya tiap semester ratarata 2,5), dan sebaiknya telah lulus mata kuliah Biologi umum, Zoologi Invertebrata, dan Zoologi Vertebrata. Ekologi hewan merupakan kajian tentang hewan dan faktorfaktor lingkungannya (misal: suhu, kelembaban, pH, ketinggian, dan musim) yang mempengaruhi pertumbuhan, komunitas hewan, kelimpahan, keanekaragaman, serta aspek-aspek terapan ekologi hewan di lapangan, yang perhitungannya harus menggunakan rumus-rumus matematika Proses pembelajaran di dalam perkuliahan ekologi hewan tahun 2009 di kelas 2008-B sudah menggunakan Teams Group Tournamen (TGT) yang menekankan diskusi dan presentase, serta diintegrasikan dengan soft skill. Dari hasil analisis data diperoleh hubungan hasil belajar dengan soft skill mahasiswa 0,207, tergolong kategori rendah (Sinambela, 2009). Maka tanggungjawab sebagai seorang mahasiswa harus diupayakan supaya lebih berkembang, mempunyai komitmen untuk belajar sehingga dapat konsentrasi terhadap materi perkuliahan, yang diharapkan melalui teknik mnemonik dan peta konsep digunakan sebagai strategi dalam belajar, dan sekaligus sebagai media pada saat presentase . Masalah penelitian ini adalah teknik mnemonik dan media peta konsep setiap materi pada Ekologi Hewan yang dibuat mahasiswa Biologi Kependidikan 2009A di 104
Jurusan Biologi FMIPA Unimed menghasilkan kelulusan >75%. Tujuan Penelitian adalah, untuk perbaikan pembelajaran dengan teknik mnemonik dan media peta konsep setiap materi MK Ekologi Hewan oleh mahasiswa Biologi Kependidikan 2009A di Jurusan Biologi FMIPA Unimed sehingga meningkatkan hasil belajar mahasiswa secara individual dan klasikal dengan menerapkan teknik mnemonik dan media peta konsep pada mahasiswa Biologi Kependidikan 2009A sehingga tercapai persentase kelulusan >75%, setelah mengikuti perkuliahan ekologi Hewan di Jurusan Biologi FMIPA Unimed ?. Dosen perlu melakukan upaya khusus, agar informasi yang diberikan kepada mahasiswa tidak dengan mudah dilupakan. Mnemonik Device, yang biasa disebut sebagai mnemonik adalah salah satu teknik yang dapat meningkatkan daya ingat mahasiswa yang menekankan atau membentuk struktur bagi hal-hal atau benda yang perlu diingat. Kelebihan teknik mnemonik dapat digunakan bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam mengingat dan menghafal pelajaran, menggunakan pengkodean informasi, sehingga bertahan lama di sistem memori dan mempermudah proses recall (pamanggilan ulang) informasi pada saat dibutuhkan. Mnemonik merupakan teknik memperkuat daya ingat yang melibatkan kemampuan otak untuk menghubungkan kata-kata, ide-ide, dan khayalan (DePorter dan Hernacki, 2000). Mnemonik sesuai diaplikasikan dalam mengingat sesuatu yang abstrak, tidak mengandung makna, seperti mengingat istilah sains dan teknologi, nama orang, dan konsep yang agak asing. Hal utama dalam mnemonik adalah menggantikan istilah yang abstrak dengan sesuatu yang dekat dan memberi makna kepada kita. Frenci (2007) mengatakan bahwa, dengan teknik mnemonik data yang diperoleh dari hasil perhitungan pre tes meningkat dari hasil sebelumnya dimana hasil rata- rata pre tes awal 47,65, setelah diterapkanya teknik mnemonik nilai rata- rata pre tes yang diperoleh mahasiswa meningkat menjadi 75,62,
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20 Nomor 2
September 2014
Upaya Peningkatan Pembelajaran Ekologi Hewan dengan Teknik Mnemonik dan Media Peta Konsep di Jurusan Biologi FMIPA Unimed Medan
sedangkan nilai rata- rata pos tes diperoleh 78,64. Sejalan dengan hal itu penelitian Surbakti (2006) menyatakan bahwa ‚Penggunaan peta konsep dalam pembelajaran biologi memberikan hasil belajar yang lebih tinggi‛. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti tentang ‚ Penerapan Teknik Mnemonik dan Media Peta Konsep dalam Pembelajaran Ekologi Hewan Pada Mahasiswa Biologi Kependidikan 2009A di Jurusan Biologi FMIPA Unimed. Menurut Slameto (1995), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru dalam lingkungannya. Menurut pandangan para ahli psikologi, belajar adalah suatu proses aktif, maksudnya bukan hanya aktifitas yang tampak seperti gerakan badan, akan tetapi juga aktivitas-aktivitas mental, seperti proses berfikir, mengingat dan sebagainya. Hasil belajar mahasiswa pada hakekatnya merupakan perubahan tingkah laku, dimana tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengetahuan yang luas, mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Abdurrahman (2003), untuk mengetahui hasil belajar perlu diadakan sebuah evaluasi dengan menggunakan tes. Menurut Ahmadi dan Rohani (1995) ‚Hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar mahasiswa dalam hal penguasaan materi pelajaran yang telah dipelajari‛. Proses mengingat tidak bisa dilepaskan dari belajar (Sidiarto, 1998). Untuk mengetahui bahwa seseorang telah mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan perbuatannya. Ingatan itu sendiri adalah kemampuan jiwa untuk memasukkan, menyimpan dan menimbulkan kembali hal- hal yang telah lampau. Tidak ada seorang pun yang tidak pernah mengingat dalam belajar. Perbuatan mengingat dalam belajar jelas sekali terlihat ketika seseorang sedang menghafal bahan pelajaran (Djamarah, 2002). Teknik mnemonik. Dalam pelajaran biologi banyak sekali istilah-istilah bahasa asing/bahasa latin, selain itu banyak juga terdapat istilah-istilah sains dan teknologi serta nama-nama orang yang berkaitan dengan ilmu biologi. Sehingga mengharuskan Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20
Nomor 2
mahasiswa lebih banyak mengingat. Biologi yang berbicara mengenai kehidupan, tidak semua objek dapat diamati secara nyata. Contohnya saja adaptasi fisiologis, kita tidak dapat mengamati secara langsung aktivitas yang terjadi di dalam tubuh hewan, hanya bisa disampaikan dengan menggunakan metode ceramah yang informasinya diberikan oleh dosen, sehingga menyebabkan kebingungan bagi mahasiswa dalam memahami konsep tentang adaptasi fisiologis. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya bahwa 80% dari yang dipelajari akan terlupakan dalam waktu 24 jam‛. Dengan menggunakan tehnik mnemonik informasi yang banyak mengenai adaptasi fisiologis di dalam tubuh hewan dapat mudah diingat. Defenisi Mnemonik. Perkataan (mnemonic) dari ‛Greek‛ yang bermaksud ‘untuk mengingati’. Djiwandono (2002) mengungkapkan bahwa: ‚Mnemonik merupakan alat untuk membantu mengingat, tujuannya untuk menghubungkan materi baru yang telah diketahui dengan baik‛, sedangkan Douglas (2001) mengatakan bahwa: ‚Mnemonik merupakan manipulasi bahasa kode yang membutuhkan lebih banyak petunjuk dan bergantung pada sistem daya ingat sebelumnya, serta merupakan strategi yang paling sebanding dengan penyempurnaan daya ingat‛. Jenis- jenis teknik mnemonik. Teknik Asosiasi. Menurut DePorter dan Hernacki (2000), kunci mendapatkan daya ingat istimewa adalah bagaimana cara mengasosiasikan berbagai hal dalam memori. Misal, menggunakan bentuk asosiasi sederhana untuk mengingat nama dan wajah. Ketika berkenalan dengan seseorang, ulangilah nama orang itu dengan suara keras atau dalam hati. Jika mengenal orang lain dengan nama yang sama, gambarkanlah orang baru tersebut. Kita juga dapat memilih satu ciri fisik yang menonjol pada orang baru yang dikenal itu. Setelah melakukan upaya besar untuk menghubungkan nama orang itu dengan sesuatu yang visual, pikiran kita akan meleset pada asosiasi visual yang sama saat kita September 2014
105
Masdiana Sinambela dan Mariaty Sipayung
bertemu dengan orang tersebut, menyebutkan nama sambil tersenyum menyalaminya. Teknik Menghubungkan. Jika harus menghafal satu deret fakta atau istilah yang tampaknya berkaitan, kita dapat menghubungkan semuanya dengan cerita konyol (di Indonesia sebagian orang menyebutnya ‚ jembatan keledai‛ yang membuatnya mudah dihafal. Sistem Cantol. Syah (2008), menyatakan : sistem ini berbentuk daftar kata yang terdiri atas unsur-unsur 1) kata asing; 2) kata-kata kunci, yaitu kata-kata bahasa lokal yang sedikitnya suku pertama memiliki suara atau lafal yang mirip dengan kata yang dipelajari; 3) arti-arti kata asing. Sistem ini digunakan untuk menghafal daftar angka-angka yang dicocokan dengan kata-kata yang berbunyi sama atau petunjuk-petunjuk visual agar dapat lebih mudah diingat. DePorter dan Hernacki (2000), menambahkan bahwa kunci untuk memasukkan kata-kata atau istilah baru ke dalam sistem cantol adalah membuatnya sevisual mungkin dengan melibatkan alat-alat indra. Metode Lokasi. ‚Metode lokasi adalah metode dalam mengingat dengan membuat asosiasi antara intem yang ingin diingat terhadap ruangan/ lokasi spesifik‛. Untuk menggunakan metode ini, pilihlah tempat yang akrab dengan kita seperti rumah atau mobil dan letakkan apa yang ingin kita ingat di tempat itu. Akronim dan Kalimat Kreatif. Akronim atau singkatan merupakan salah satu jembatan keledai atau saran bantu yang paling lajim dan bermanfaat. Akronim adalah kata yang bentuk dari huruf-huruf awal atau masing-masing bagian dari kelompok kata maupun istilah gabungan (Douglas, 2001). Misalnya Rencana Pembangunan Lima Tahun di Indonesia yang biasa disingkat menjadi REPELITA. Banyak organisasi dan kelompok masyarakat yang menggunakan akronim seperti ICW, KPK, dan NASA. Contoh lain dalam pelajaran ekologi : KEAB singkatan Komponen Ekosistem terdiri dari Abiotik dan Biotik. Kings Phil Came Over for the Genes Special (Kingdom, Phylum, Class, Order, Genus, Species). Sidiarto (1998), 106
menjelaskan bahwa kelebihan teknik mnemonik: dapat digunakan untuk mahasiswa yang kesulitan dalam mengingat pelajaran, digunakan pengkodean informasi sehingga tersimpan lebih lama, mempermudah proses recall (pemanggilan ulang) informasi pada saat dibutuhkan. Pengaruh teknik mnemonik terhadap hasil belajar. Salah satu keterampilan/teknik yang biasa digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar mahasiswa adalah teknik mnemonik. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Davdoff (1988) bahwa mahasiswa yang rajin menggunakan teknik mnemonik akan memperoleh hasil yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak menggunakannya. Peta konsep. Menurut Suparno (dalam Ningrum, 2007) ‚Peta konsep adalah suatu gambaran skematis untuk mempersentasikan suatu rangkaian konsep dan kaitan antara konsep-konsep tersebut. Peta ini mengungkapkan hubungan-hubungan yang berarti dan menekankan gagasan-gagasan pokok‛. Langkah yang digunakan adalah memikirkan apa yang menjadi pusat konsep dari topik yang diajarkan (inti konsep kata), istilah dan rumus yang memiliki arti dan hubungan terhadap konsep sentral, sehingga membentuk peta dengan hubungan: 1). Peta konsep ialah suatu cara untuk memperlihatkan konsep-konsep dan proporsi-proporsi suatu bidang studi, 2). Suatu peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan hubungan antara konsep-konsep, dengan demikian hanya memperlihatkan gambaran satu dimensi saja, 3). Cara menyatakan hubungan antara konsepkonsep. Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama, berarti ada beberapa konsep yang lebih inklusif dari konsep lain, 4). Hirarki, bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah satu konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hirarki pada konsep. Pohon Jaringan. Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata lain dihubungkan oleh garis penghubung. Kata-kata pada garis penghubung memberikan
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20 Nomor 2
September 2014
Upaya Peningkatan Pembelajaran Ekologi Hewan dengan Teknik Mnemonik dan Media Peta Konsep di Jurusan Biologi FMIPA Unimed Medan
hubungan antara konsep-konsep. Pada saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftar konsep-konsep utama yang berkaitan dengan topik itu. Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Pohon jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal: menunjukan informasi sebab-akibat, suatu hirarki, prosedur yang bercabang, istilahistilah yang berkaitan yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan. Rantai Kejadian. Peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memerikan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Misalnya dalam melakukan eksperimen Peta Konsep Siklus. Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Seterusnya kejadian akhir itu menhubungkan kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan sendirinya dan tidak ada akhirnya. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukan hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang. Peta Konsep Laba-laba. Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah pendapat ide-ide berasal dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur aduk. Banyak dari ide-ide tersebut berkaitan dengan ide sentral namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Kita dapat memulainya dengan memisah-misahkan dan mengelompokkan istilah-istilah menurut kaitan tertentu sehingga istilah itu menjadi lebih berguna dengan menuliskannya di luar konsep utama. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal: tidak menurut hirarki, kecuali berada dalam suatu kategori, kategori yang tidak paralel, hasil curah pendapat. Menurut Fauziati (dalam Ningrum, 20007) dengan menggunakan peta konsep: Keuntungan yang diperoleh mahasiswa adalah: Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20
Nomor 2
Membantu mahasiswa mempelajari konsepkonsep serta mengkaitkan pengetahuan yang dimiliki dengan yang sedang dipelajari, sehingga terjadi proses bermakna, Mahasiswa dapat mengembangkan kreativitas dengan membuat peta konsep, Mahasiswa memperoleh pemahaman yang utuh tentang materi yang dibuat peta konsepnya, Mahasiswa dapat berdiskusi dan membandingkan peta konsep antar teman. Keuntungan yang diperoleh dosen adalah: Dapat mengungkapkan struktur kognitif mahasiswa, Merupakan pijakan pengembangan materi selanjutnya, Suatu alat efektif untuk menunjukan kesalahan-kesalahan konsep mahasiswa, Konsep dapat menjadi alat evaluasi.
Metode Penelitian Perencanaan tindakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 tahap dalam 1 siklus yaitu: Tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan refleksi/ evaluasi. Siklus pertama (I) belum tercapai persentase kelulusan mahasiswa yang diharapkan, maka dilanjut dengan siklus ke dua (II) dan tidak perlu dilanjut ke siklus ke tiga (III) karena melalui siklus ke dua sudah diperoleh persentase kelulusan mahasiswa yaitu >75%. Tahap perencanaan tindakan. Mempersiapkan penelitian:menentukan lokasi penelitian, mengidentifikasi permasalahan, menyusun proposal. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau SAP, Penerapan Teknik Mnemonik dan Media Peta Konsep. Pengambilan jenis data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah jenis data kuantitatif dan kualitatif. Penyusunan lembar observasi yang akan digunakan pada saat KBM. Menyusun tes soal yang akan digunakan pada akhir tindakan. Tahap pelaksanaan tindakan. Mengajar di depan kelas, dimana peneliti sebagai dosen, kegiatan mengajar yang dilakukan merupakan pengembangan dan pelaksanaan sekenario pembelajaran yang telah disusun (RPP), Pada akhir tindakan diberikan post-tes kepada mahasiswa berupa tes soal dalam bentuk essei September 2014
107
Masdiana Sinambela dan Mariaty Sipayung
tes 10 soal tiap satu siklus, tujuannya untuk melihat hasil belajar yang diperoleh setelah pemberian tindakan, Pelaksanan tindakan terbagi menjadi 2 siklus. Siklus I Perencanaan. Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan antara lain: Mempersiapkan silabus dan menentukan materi pokok pelajaran dalam mata kuliah ekologi hewan, Menyusun RPP dengan menerapkan teknik mnemonik, menyusun alat evaluasi pembelajaran Pelaksanaan. Pelaksanaan di dalam kelas dengan melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan silabus yang telah disediakan. Tindakan dalam pelaksanaan antara lain : Mahasiswa presentase menggunakan media teknik mnemonik dan peta konsep. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk tanya-jawab dan menyimpulkan materi yang telah disampaikan, Melaksanakan post-tes I sesuai dengan materi yang sudah diajarkan. Observasi/ Pengamatan. Observer yaitu anggota tim peneliti/dosen ekologi mengamati proses KBM yang sedang berlangsung melalui lembar observasi yang tersedia, Analisis dan Refleksi, Dosen mengumpulkan hasil post-tes I mahasiswa dan lembar observasi dan kemudian menganalisisnya. Berdasarkan refleksi siklus I, maka harus dilanjutkan perbaikan tindakan untuk materi selanjutnya pada mata kuliah ekologi hewan pada siklus ke II, karena belum tercapai tujuan yang diharapkan. Siklus II Perencanaan. melakukan pembelajaran, mahasiswa mempresentasekan materi selanjutnya dengan media teknik mnemonik dan peta konsep. Tindakan: Melakukan skenario pembelajaran sesuai RPP, Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk tanyajawab dan menyimpulkan materi yang telah disampaikan, Melaksanakan post-tes II sesuai dengan materi yang sudah diajarkan. Observasi/ Pengamatan. Observer mengamati proses KBM yang sedang 108
berlangsung melalui lembar observasi yang tersedia. Refleksi. Dosen mengumpulkan hasil post-tes ke II dan lembar observasi kemudiaan menganalisisnya. Berdasarkan hasil refleksi siklus ke II, tidak perlu dilakukan perbaikan. Tahap observasi. Observer mengamati aktifitas pembelajaran yang berpedoman pada lembar observasi yang tersedia, selama proses KBM. Hasil observasi untuk melengkapi hasil tes mahasiswa. Penilaian observer dapat diukur dengan menggunakan angka-angka (bobot) yang ada pada lembar observasi. Tahap evaluasi. Evaluasi untuk mengumpulkan data kuantitatif dengan cara pemberian post-tes pada setiap akhir siklus pembelajaran, dengan alat evaluasi soal-soal bentuk pilihan essei tes yang terdiri dari 10 item dalam setiap I (satu) siklus dan data kualitatif dengan lembar observasi Teknik pengumpulan data, terdiri dari 2 bentuk yaitu : Pos-tes untuk melihat kemampuan mahasiswa setelah materi diajarkan (setelah pembelajaran selesai pada setiap siklus), Lembar observasi untuk mengetahui aktivitas mahasiswa selama KBM berlangsung. Tahap analisis dan refleksi. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan data kuantitatif dan berfokus untuk menjawab masalah tentang penerapan teknik mnemonik dan peta konsep sebagai strategi pembelajaran dan media untuk meningkatkan hasil belajar. Cara pengumpulan data. Data kualitatif tentang keefektifan KBM yang sedang berlangsung dikumpulkan melalui observasi dengan alat bantu lembar observasi. Sedangkan data kuantitatif dikumpulkan melalui pelaksanaan presentase, evaluasi secara tertulis berupa essei tes. Kriteria penilaian memberikan range skor 10 untuk setiap soal sesuai dengan kesempurnaan jawabannya. Tes soal sesuai dengan kisisi-kisi dan tes memenuhi validitas isi. Sebelum tes digunakan, tes tersebut divalidasikan Untuk menjaga agar tes tidak menyimpang dari materi yang dicakup dalam soal, konstruksi, dan bahasa.
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20 Nomor 2
September 2014
Upaya Peningkatan Pembelajaran Ekologi Hewan dengan Teknik Mnemonik dan Media Peta Konsep di Jurusan Biologi FMIPA Unimed Medan
Hasil Penelitian Dan Pembahasan Setiap mahasiswa mampu mengerjakan tugas dengan tepat waktu, dan juga mampu menerapkan pembelajaran dengan strategi teknik mnemonik dan peta konsep, selanjutnya presentase dengan baik dan benar dengan menggunakan tugas teknik mnemonik dan peta konsepnya sebagai media, dengan perkataan lain tercapai target untuk membuat mahasiswa mempunyai peningkatan kemampuan yang lebih baik. Dalam diri mahasiswa muncul tanggung jawab sebagai mahasiswa, mengorganisir pikiran, keseimbangan, membaca cepat, dan orientasi hidup. Setiap mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung selalu aktif dan menunjukkan interaksi yang positif antara sesama mahasiswa, maupun antara dosen dengan mahasiswa, soft skill yang diharapkan muncul tanggung jawab sebagai mahasiswa, cara berkomunikasi dan menyampaikan ide, teknik bertanya dan atau menjawab, komitmen untuk belajar, dan generalivity. Muncul kebebasan dan keterbukaan untuk memberikan kritik dan ide antar sesama mahasiswa yang bersifat positif, dimana setiap mahasiswa mempunyai hak yang sama untuk mengungkapkan idenya, soft skill yang diharapkan muncul tanggung jawab sebagai mahasiswa, cara berkomunikasi dan menyampaikan ide, teknik bertanya dan atau menjawab, berbicara dengan niat baik, empaty, dan humanity.
Setiap mahasiswa mempersiapkan semua materi dalam ekologi hewan dengan teknik mnemonik dan peta konsep, yang kemudian dosen memilih dari setiap materi yang terbaik untuk disusun menjadi satu modul. Dalam mempersiapkan materi untuk dapat dikuasai, maka teknik mnemonik dan peta konsep merupakan strategi pembelajaran bagi mahasiswa. Sedangkan pada saat presentasi, mahasiswa menyajikan materi yang telah dipersiapkan dengan menyajikan teknik mnemonik dan peta konsep, maka pada saat ini keduanya menjadi media karena merupakan alat bantu bagi penyaji untuk memudahkan penyampaian materi. Peta konsep dapat menunjukkan secara visual berbagai jalan yang dapat ditempuh dalam menghubungkan pengertian konsep di dalam permasalahanya. Peta konsep yang dibuat mahasiswa dapat membantu dosen untuk mengetahui miskonsepsi yang dimiliki mahasiswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus karena sudah tercapai tagihan yang diharapkan. Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik mnemonik dan peta konsep ini cukup dengan dua siklus sampai diperoleh target yang ingin dicapai. Pengambilan data pada siklus pertama (I) dikelompokkan berdasarkan perolehan nilai seperti tertera dalam tabel 1. Hasil pada siklus I belum memenuhi target ataupun tagihan yang diharapkan, sehingga harus dilanjutkan ke siklus kedua. Tabel 1. Sebaran Nilai Dan Persentasenya Pada Siklus I No Nilai Jumlah Persentase Mahasiswa (%) 1 A 3 5,1 2 B 15 25,4 3 C 17 29,8 4 E 24 40,7
Gambar 1. Mahasiswa sedang Presentase Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20
Nomor 2
Pada tabel 1. bahwa mahasiswa yang memperoleh nilai A sebanyak 3 orang (5,1%), mahasiswa yang memperoleh nilai B sebanyak 15 orang (25,4%), mahasiswa yang memperoleh nilai C sebanyak 17 orang (29,8%), dan mahasiswa yang memperoleh nilai September 2014
109
Masdiana Sinambela dan Mariaty Sipayung
E sebanyak 24 orang (40,7%). Mahasiswa yang memperoleh nilai A, B, dan C dinyatakan lulus, sedangkan nilai E belum lulus. Berdasarkan data di atas bahwa mahasiswa yang memperoleh nilai A, B, dan C sebanyak 35 orang (59,3%). Maka perolehan nilai mahasiswa pada siklus I belum mencapai target, oleh karena itu penelitian ini harus dilanjutkan ke siklus ke dua. Pengambilan data pada siklus kedua (II) dikelompokkan berdasarkan perolehan nilai seperti tertera dalam Tabel 2. Tabel 2. Sebaran Nilai Dan Persentasenya Pada Siklus ke dua No
Nilai
1 2 3 4
A B C D
Jumlah Mahasiswa 5 20 21 13
Persentase (%) 9,1 34,1 34,5 22,1
Pada tabel 2. bahwa mahasiswa yang memperoleh nilai A sebanyak 5 orang (9,1%), mahasiswa yang memperoleh nilai B sebanyak 20 orang (34,5%), mahasiswa yang memperoleh nilai C sebanyak 21 orang (34,5%), dan mahasiswa yang memperoleh nilai E sebanyak 13 orang (22,1%). Mahasiswa yang memperoleh nilai A, B, dan C dinyatakan lulus, sedangkan nilai E dinyatakan mahasiswa belum lulus. Mahasiswa yang memperoleh nilai A, B, dan C pada siklus ke dua (II) sebanyak 46 orang (77,9%), maka persentase kelulusan di atas 75% sudah mencapai target. Oleh karena itu penelitian ini tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya, dengan perkataan lain cukup dua siklus. Dosen pengampu mata kuliah ekologi hewan ada dua orang untuk memberi kuliah di jurusan biologi dik-A-2009. Dosen pengampu matakuliah sebagai ketua peneliti dan anggota, yang juga bertugas untuk mengobservasi mahasiswa selama proses perkuliahan. Persentase penilaian dari hasil observasi dosen pengampu terhadap aktivitas mahasiswa selama proses perkuliahan, terutama pada saat presentase, bertanya, dan memberi tanggapan
110
maupun saran. Penilaian ini sudah merupakan rataan dari kedua observer/dosen pengampu. Dari hasil observasi selama perkuliahan diperoleh hasil: Persentase penilaian untuk aspek penilaian dalam kategori sangat kurang yaitu (1) memberi pertanyaan terhadap mahasiswa secara individual/kelompok. (100%) adalah dalam hal menciptakan kerjasama antara mahasiswa dengan kelompok menggunakan prosedur pembelajaran yang melibatkan mahasiswa lainnya. Persentase penilaian untuk aspek penilaian dalam kategori kurang yaitu, (1) menciptakan kerjasama antara mahasiswa dalam kelompok (100%), (2) merangsang mahasiswa untuk mengembangkan daya piker (100%), (3) merangsang mahasiswa dalam memahami peta konsep (3,38%), (4) merangsang mahasiswa untuk mengembangkan teknik mnemonic dalam menghafal pelajaran (3,38%), dan (5) membuat rangkuman dalam menutup pelajaran (100%). Persentase penilaian untuk aspek penilaian dalam kategori cukup yaitu, (1) memberi motivasi (73,75%), (2) menarik perhatian mahasiswa (73,75%), (3) mengalokasikan waktu pembelajaran secara efektif dan efisien (73,75%), (4) melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan urutan terorganisir secara baik (73,75%), (5) menggunakan prosedur pembelajaran yang melibatkan mahasiswa lainnya (73,75%), (6) memberikan kesempatan terhadap mahasiswa untuk terlibat aktip dalam proses pembelajaran (73,75%), (7) memelihara keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran (73,75%), (8) memberi kesempatan kepada mahasiswa dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat (73,75%), (9) merespon atas pertanyaan, jawaban dan pendapat mahasiswa (73,75%), (10) merangsang mahasiswa dalam memahami peta konsep (15,25%), (11) merangsang mahasiswa untuk mengembangkan teknik mnemonic dalam menghafal pelajaran (15,25%). Persentase penilaian untuk aspek penilaian dalam kategori baik yaitu, (1) memberi motivasi (26,25%), (2) menarik perhatian mahasiswa (26,25%), (3) mengalokasikan waktu pembelajaran secara
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20 Nomor 2
September 2014
Upaya Peningkatan Pembelajaran Ekologi Hewan dengan Teknik Mnemonik dan Media Peta Konsep di Jurusan Biologi FMIPA Unimed Medan
efektif dan efisien (26,25%), (4) melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan urutan terorganisir secara baik (26,25%), (5) menggunakan prosedur pembelajaran yang melibatkan mahasiswa lainnya (26,25%), (6) memberikan kesempatan terhadap mahasiswa untuk terlibat aktip dalam proses pembelajaran (73,75%), (7) memelihara keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran (26,25%), (8) memberi kesempatan kepada mahasiswa dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan mengemukakan pendapat (26,25%), (9) merespon atas pertanyaan, jawaban dan pendapat mahasiswa (26,25%), (10) merangsang mahasiswa dalam memahami peta konsep (83,05%), (11) merangsang mahasiswa untuk mengembangkan teknik mnemonic dalam menghafal pelajaran (83,05%). Persentase penilaian untuk aspek penilaian dalam kategori sangat baik belum ada kelihatan. Teknik mnemonik dan peta konsep digunakan mahasiswa sebagai strategi pembelajaran dalam materi kuliah ekologi hewan agar lebih mudah untuk mengingat materi kuliah yang dipelajarinya, tetapi tidak semua mahasiswa dapat memanfaatkan yang sudah dibuatnya. Hal ini dapat diketahui pada saat mengevaluasi dengan essay dan menuliskan mnemonik yang telah dibuat. Hasil yang diperoleh adalah banyak mahasiswa tidak dapat menuliskan mnemonik yang telah dibuatnya. Kemungkinan mahasiswa beranggapan bahwa teknik yang dibuatnya hanya sebatas tugas bukan untuk memudahkannya mengingat materi. Mnemonik dan Peta konsep yang disajikan mahasiswa sebagai media pada saat presentase tidak semuanya bermanfaat. Sebagian besar kurang berfungsi, karena hanya dibacakan tanpa bisa menjelaskan materi dengan bantuan mnemonik dan peta konsepnya. Dalam hal ini mahasiswa belum memahami manfaat mnemonik dan peta konsep yang dibuatnya. Jelas terlihat miskonsepsi (kesalahan konsep) mahasiswa, karena tidak lebih dahulu memahami langkah-langkah menyusun peta konsep, terutama mengelompokkan atau mengurutkan konsep-konsep dari yang paling Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20
Nomor 2
inklusif sampai ke yang paling tidak inklusif. Seharusnya menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, dimana konsep-konsep yang paling inklusif diletakkan di bagian atas atau di pusat bagan. Hasil penilaian terhadap mahasiswa pada siklus I (pertama), bahwa mahasiswa yang memperoleh nilai A, B, dan C sebanyak 35 orang setara dengan 59,3% masih belum memenuhi target yang diharapkan, hal ini terjadi karena mahasiswa belum terbiasa belajar mandiri tetapi masih masih menganggap dosen itu sebagai narasumber, padahal dosen itu seyogianya harus bertindak sebagai fasilitator. Hasil penilaian terhadap mahasiswa pada siklus II (kedua), telah mencapai target yang ingin dicapai yaitu, sebesar 77,9% dan sudah lebih dari 75%. Kemampuan dasar mahasiswa pendidikan biologi angkatan 2009 termasuk kategori kurang, sehingga walaupun sudah dilakukan teknik mnemonik dan peta konsep tidak dapat meningkatkan nilai mahasiswa secara merata. Mahasiswa yang memperoleh nilai B dan C sebanyak 41 orang (69%). Terjadi penumpukan pada kelompok nilai B dan C. Data tersebut di atas menggambarkan bahwa pengetahuan dasar mahasiswa hampir merata dalam kisaran cukup. Mahasiswa yang memperoleh nilai E atau belum lulus sampai pada siklus ke dua berjumlah 13 orang (22,1%). Munculnya Ekologi Hewan pada semester tiga, juga mempengaruhi nilai mahasiswa karena mahasiswa belum mengikuti beberapa mata kuliah pendukung materi perkuliahan ekologi hewan, seperti biologi umum II, zoologi invertebrata, dan vertebrata, sebaiknya mata kuliah ekologi hewan kembali ke semester lima, dan mahasiswa sudah lebih terbiasa presentase. Teknik mnemonik dan peta konsep hanya dapat berhasil jika diberikan kepada mahasiswa yang aktip dan pengetahuan dasarnya memadai. Mahasiswa yang presentase masih ada beberapa yang kurang berani, hal ini terlihat dari penampilan mahasiswa yang hanya terfokus pada tayangannya, kurang memperhatikan suasana kelas sehingga membuat mahasiswa lainnya kurang berkonsentrasi. Ketidak mampuan September 2014
111
Masdiana Sinambela dan Mariaty Sipayung
mahasiswa tersebut di atas adalah disebabkan kurang menguasai materi yang disajikan. Hal ini jelas terlihat pada saat mahasiswa lain bertanya, penyaji tidak/kurang mampu menjawab dan kurang mampu memimpin jalannya pembelajaran. Seharusnya bila tidak mampu menjawab pertanyaan, penyaji boleh meminta tanggapan dari mahasiswa lain agar tercipta interaksi dalam pembelajaran. Penguasaan materi merupakan faktor utama agar mahasiswa yang presentase dapat menghidupkan suasana. Untuk mengatasi masalah ini dosen pegampu sebagai fasilitator mengarahkan jawaban, sehingga mahasiswa lain termotivasi.
Simpulan dan Saran Mahasiswa kependidikan 2009-A Jurusan Biologi FMIPA Unimed telah mampu menggunakan teknik mnemonik dan peta konsep sebagai strategi pembelajaran setiap materi pada matakuliah Ekologi Hewan. Selanjutnya mahasiswa mampu menggunakan mnemonik dan peta konsep yang telah dibuat menjadi media pada saat presentase. Hasil belajar mahasiswa secara individual dan secara klasikal pada siklus pertama (I) persentase kelulusannya 59,3% sedangkan pada siklus ke dua (II) meningkat menjadi 77,9% sudah mencapai target, yaitu persentase kelulusan di atas 75%. Oleh karena itu penelitian ini tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya, dengan perkataan lain cukup dua siklus. Hasil Penelitian ini berupa modul yang sudah diakses ke web jaringan Unimed. Ucapan Terimakasih Kami mengucapkan terimakasih kepada PHKI BATCH I Unimed Tahun 2010 yang telah memberikan dana sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada pimpinan Fakultas FMIPA, Ketua Jurusan Biologi, dan semua yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Semoga hasil penelitian ini dapat memberi manfaat khususnya dalam bidang pengajaran. 112
Daftar Pustaka Abdurrahman,M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Ahmadi dan Rohani., (1995), Pengelolaan Pengajaran,Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Davdoff, L. L., (1988), Psikolog Suatu Pengantar,Penerbit Erlangga, Jakarta. DePorter, B., dan Hernacki, M, (2000), Quantum Learning, Penerbit Kaifa, Bandung. Djamarah, S., (2002), Psikologi Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Belajar,
Djiwandono, S. E. W., (2002), Psikologi Pendidikan, Penerbit Grasindo, Jakarta. Douglas, J. H., (2001), Daya Ingat Super, Penerbit Delapratasa, Jakarta Frenci, S., (2007), Penerapan Teknik Mnemonik Untuk Meningkatkan Hasil Belajara Siswa Pada Materi Susunan Berkala Kelas X Semester I SMA Taman Siswa Tebingtinggi Tahun Pembelajaran 2006/2007, Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA UNIMED, Medan. Ningrum, S., (2007). Penerapan Media Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Pemuaian di Kelas X Semester II SMA Taman Siswa Tebing Tinggi Tahun 2006/2007, Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA UNIMED, Medan. Partowisastro.K., (1984), Diagnosa Dan Pemecahan Kesulitan Belajar, Penerbit Erlangga, Jakarta. Sidiarto, (1998), Atasi Lupa Dengan Lupa, http://www.indomedia.com/intisari/199 8/agustua/lupa.html. Sinambela, Masdiana., (2009), Hubungan hasil belajar dengan soft skill dalam matakuliah ekologi hewan pada mahasiswa non kependidikan biologi
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20 Nomor 2
September 2014
Upaya Peningkatan Pembelajaran Ekologi Hewan dengan Teknik Mnemonik dan Media Peta Konsep di Jurusan Biologi FMIPA Unimed Medan
tahun akademik 2008, FMIPA UNIMED, Medan. Slameto, (1995), Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Surbakti, N., (2006), Penggunaan Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Sistem Pencernaan Manusia Kelas XI di SMA RK Deli Murni Delitua Tahun Pelajaran 2005/2006, Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNIMED, Medan. Syah, M., (2008), Psikologi Belajar, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan
Volume 20
Nomor 2
September 2014
113