18
UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SEKOLAH KEJURUAN SARDI SALIM Dosen Pendidikan Teknik dan Kejuruan UNG ABSTRAK Guru sekolah pendidikan kejuruan terutama bidang teknologi, saat ini dan masa yang akan datang memerlukan pembenahan terutama yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi profesional. Kepincangan mutu guru kejuruan dibandingkan dengan perkembangan pendidikan kejuruan yang terjadi selama ini telah ikut memperlambat laju peningkatan mutu pendidikan kejuruan dan mutu sumber daya manusia lulusan SMK. Penelitian menggunakan pendekatan analisis literatur, ketentuan perundang-undangan dan kajian beberapa ahli pendidikan kejuruan dalam seminar dan temukarya asosiasi pendidikan kajuruan se Indonesia.Melalui kajian di beberapa literatur acuan, ketentuan perundang-undangan dan pandangan ahli pendidikan kejuruan, dapat disimpulkan aspek-aspek yang harus diperhatikan dan pencapaian kompetensi guru bidang pendidikan kejuruan yaitu: 1). Kompetensibidang studi, 2). Kompetensi pencapaian kualitas mutupeserta didik, 3). Kompetensi pelaksanaan PBM yang sesuai, dan 4). Pengembangan Kepribadian dan Keprofesionalan. Kata Kunci: guru, kejuruan, kompetensi, profesional. I. PENDAHULUAN Guru adalah sebuah profesi, sebagaimana profesi lainnya merujuk pada pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan. Suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau dipersiapkan untuk itu. Suatu profesi umumnya berkembang dari pekerjaan (vocational), yang kemudian berkembang makin matang serta ditunjang oleh tiga hal: keahlian, komitmen, dan keterampilan, yang membentuk sebuah segitiga sama sisi yang di tengahnya terletak profesionalisme. Senada dengan itu, secara implisit, dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa guru adalah ”...... tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi, (pasal 39 ayat 1). Guru Sekolah Menengah Kejuruan yang disingkat Guru SMK adalah guru pada satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan. Guru sekolah kejuruan adalahguru yang mengajar pada sekolah kejuruan yang memiliki kompetensi paedagogis,kepribadian, profesional dan sosial. Guru Kejuruan pada programproduktif memiliki karakteristik danpersyaratan (kompetensi) professional yang spesifik, yaitu antara lain : 1. Memiliki keahlian praktis yangmemadai pada semua bidang studi(mata pelajaran) produktif; 2. Mampu menyelenggarakanpembelajaran (diklat) yang relevandengan kompetensi yangdibutuhkan oleh dunia kerja; 3. Mampu merancang pembelajaran(diklat) di sekolah dan di duniausaha atau industri. Selain persyaratan khusus sepertitersebut di atas yang harus dimiliki olehguru sekolah kejuruan, keberadaan gurusekolah kejuruan saat ini sedangdihadapkan pada permasalahan
19
yaituberagamnya program keahlian di SMK.Berdasarkan kurikulum SMK tahun 2006(KTSP), terdapat 123 program keahlian(program studi) yang tercakup dalam 26bidang keahlian (jurusan) yangdikembangkan oleh SMK. Jumlah tersbutbelum termasuk 7 (tujuh) program studi yang ada di SMK perikanan/kelautan yangsaat ini sedang dikembangkan olehDepartemen Kelautan dan Perikanan. Apabila ditinjau dari status guru,dimana berdasarkan data dapat disampaikan bahwa dari 52.732guru SMK negeri terdapat 11.393 orang(21,61%) berijazah dibawah S1 dan nonkependidikan hal ini diasumsikan bahwatidak ada LPTK yang mencetak tenagapengajar degan jenjang pendidikan dibawah S1.Gambaran berdasarkan datatersebut menunjukkan bahwa kondisi gururiel dari guru SMK yang ada di Indonesiamenunjukkan bahwa masih banyak guruyang pendidikannya tidak sesuai denganketentuan sehingga kelayakannya dalammelaksanakan kegiatan belajar mengajarpun dapat dianggap tidak layak. Berdasarkan UU Guru danDosen, sertifikai guru memang menjadimutlak harus dimiliki oleh guru, yang jugaharus memiliki kualifikasi akademik, kompetensi sehat jasmani danrohani, serta mampu mewujukan tujuanpendikan nasional. Jika merujuk padaperaturan tersebut, maka masiih banyakguru SMK yang harus memenuhi syarat-syaratagar dapat mengikuti sertifikasi.Namun demikian, ada beberapapermasalahan yang menyebabkan guru-guruSMK mengalami kesulitan untukmenyelesaikan jenjang S1 maupun D4 Permasalahan tersebut adalah tidaksemua jurusan Prodi yang terdapat diSMK dimiliki LPTK terutama untukkelompok kelautan dan pertanian.Sementara itu, permasalahan lainnyaadalah pengembangan program D4memerlukan spesifikasi yang mendalamserta biaya pendidikan yang jauh lebihbesar, sementara pendanaan pendidikansecara umum masih jauh dari ideal. Upaya pembangunan berbagaisarana fisik, termasuk reformasikurikulum, pertambahan jumlah sekolahdengan diversifikasi dan standar-standarbidang keahlian pada pendidikankejuruan perlu sejalan denganpeningkatan mutu guru kejuruan.dan pada gilirannyamempengaruhi daya saing perusahaanperusahaanswasta Indonesia dalampersaingan internasional. Tantangan bagiLPTK dimasa depan menjadi lebih besarmengingat terbuka peluang bagi institusi diluar LPTK mendidik calon guru kejuruan.Banyak pihak menaruh harapan terhadapLPTK, agar lulusan LPTK dapat bersaingdengan lulusan diluar LPTK, terutamauntuk mengisi pasar kerja pada SMK II. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis literature, ketentuan perundangundangan dan kajian-kajian tentang pengembangan sekolah menengah kejuruan yang banyak dilakukan olehahli-ahli pendidikan kejuruan yang tergabung dalamAsosisiPendidikan Kejuruan Indonesia (APTEKINDO), baik dalam kegiatan seminar, temu karya dan konvensi pendidikan kejuruan yang dilaksanakan setiap 2 tahun. Analisis didasarkan pada bagaimana upaya dalam meningkatkan kompetensi guru-guru sekolah kejuruan, dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas/komptenesi yang baik dan terampil dalam pekerjaan sesuai bidang keahlian masing-masing. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah memberikan gagasan/ide terhadap upaya peningkatan mutu guru sekolah kejuruan baik mengenai kompetensi yang harus dimiliki seorang guru kejuruan maupun kompetensi lulusan yang harus dicapai. Tentunya dukungan dan peran pihak eksternal dalam hal ini dunia usaha dan industri menjadi hal yang penting terutama dalam membekali kemampuan dan keterampilan anak didik untuk siap bekerja.
20
III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sistem pendidikan nasional telahdisempurnakan dan disesuaikan denganperkembangan kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi serta kondisisosial-budaya. Di dalamnya sarat prinsipprinsippendidikan yang berlandaskanpada kesatuan dan keutuhan nasional,menjunjung tinggi kepribadian bangsayang bermartabat dan bermoral,kreativitas, keterampilan, dan sebagainya.Mutu pendidikan ditentukan olehbeberapa faktor penting, yaitumenyangkut input, proses, dukunganlingkungan, sarana dan prasarana Penjabaran lebih lanjut mengenai factor-faktortersebut bahwa input berkaitandengan kondisi peserta didik (minat,bakat, potensi, motivasi, sikap), prosesberkaitan erat dengan penciptaansuasana pembelajaran, yang dalam hal inilebih banyak ditekankan pada kreativitaspengajar (guru), dukungan lingkunganberkaitan dengan suasana atau situasidan kondisi yang mendukung terhadapproses pembelajaran seperti lingkungankeluarga, masyarakat, alam sekitar,sedangkan sarana dan prasarana adalahperangkat yang dapat memfasilitasiaktivitas pembelajaran, seperti gedung,alat-alat laboratorium, komputer dansebagainya. Berkaitan dengan faktor proses, gurumenjadi faktor utama dalam penciptaansuasana pembelajaran. Kompetensi gurudituntut dalam menjalankan tugasnyasecara profesional. Studi tentangpendidikan guru di akhir abad ke 20 danawal abad ke 21 menunjukkan fenomenayang semakin kuat menempatkan gurusebagai suatu profesi. Di negara-negarayang sudah maju jabatan guru disadaribetul-betul sebagai suatu profesi yangsam hak dan kondisinya dengan profesiprofesilainnya, sehingga orang tak ragu-raguatau berfikir lama-lama untukmemilih jabatan guru itu. Kondisi nyatakini memandang bahwa guru sebagaisebuah profesi, bukan lagi dianggapsebagai suatu pekerjaan (vokasional)biasa yang memerlukan pendidikantertentu. Kedudukan seperti ini setidaknyadapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisiinternal dan eksternal. Secara internal,terjadi penguatan dalam kedudukansosial, proteksi jabatan, penghasilan, danstatus hukum. Sebagai implikasi posisi ini,maka secara eksternal terjadi harapandan tuntutan kualitas profesi keguruan,yang tidak hanya diukur berdasarkankriteria lembaga penghasil (LPTK), tetapijuga menurut kriteria pengguna (user)antara lain asosiasi profesi, masyarakat,dan lembaga yang mengangkat danmemberikan penghasilan Upaya peningkatan kualitas pendidikanuntuk mengangkat dari keterpurukan tidakmungkin terlaksana dengan baik apabilatidak dibarengi dengan upaya penegakanstandar penyelenggaraan pendidikan,standar pelayanan pendidikan sertastandar kompetensi guru, standar lulusandan standar tenaga kependidikan lainnya.Standar penyelenggaraan pendidikanmengisyaratkan bahwa lembagapenyelenggara pendidikan wajibmemenuhi tuntutan minimum segalamasukan (input) yang akan diproses danstandar proses yang memenuhi proseduryang dapat dipertanggungjawabkan.Sedangkan standar pelayanandimaksudkan agar lembagapenyelenggara pendidikan dapatmemberikan pelayanan secara optimalkepada pelanggan sehingga merasa puasterhadap hasil pendidikan sebagaimanayang mereka harapkan. Kepuasanpelanggan harus merupakan tujuanpelayanan, karena pendidikan adalahlembaga pemberi layanan jasa kepadamasyarakat.Penjaminan mutu lewat sertifikasikompetensi akan mampu memberikankepercayaan kepada stakeholder. Jikaguru memiliki sertifikat kompetensi yangmerupakan pengakuan terhadapkompetensi dan profesi untukmelaksanakan tugas sebagai guru,stakeholder akan percaya bahwa guruyang akan mendidik, mengajar, melatihdan membimbing anak-anak yang merekapercayakan akan mendapat pelayananoptimal baik di dalam penyediaan fasilitaspendidikan maupun dalam prosespendidikan dan pembelajaran. Diharapkandengan upaya itu hasil pendidikan yangdicapai
21
juga akan lebih baik.Patut disadari bahwa setiap hal baruyang dirasa asing dan berkaitan langsungdengan kepentingan dan nasib guru akanmenimbulkan reaksi beragam, dari sikappasrah sampai reaksi menentang. Secarapsikologis akan menimbulkankekhawatiran, karena mereka tidakterbiasa untuk mengenali kemampuan dirimelalui refleksi dan evaluasi diri. Jika gurumemiliki rasa confident (percaya diri) akankompetensi yang dimilikinya, tidak akanmenimbulkan rasa was-was dan khawatiryang berlebihan. Oleh karena itu perlusosialisasi secara luas agar kebijakansertifikasi dan resertifikasi dapat diterimasecara positif, dan bukan merupakanancaman bagi guru, tetapi justrudirasakan dapat melindungi profesi gurudan untuk membantu guru dalammencapai tingkat tertinggi jabatan guru. Guru adalah salah satu jenis jabatanprofesional di dalam bidang kependidikan. Sebagai jabatan, guru harus dipersiapkanmelalui pendidikan dalam jangka waktutertentu dengan seperangkat mata kuliahserta beban SKS tertentu sesuai denganjenjangnya. Pendidikan yang dimaksudadalah untuk mendidik calon guru yangkelak mampu melaksanakan tugas secaraprofesional. Tugas profesional guru dapatdipilah menjadi empat fungsi sekalipun didalam praktik merupakan satu kesatuanterpadu saling terkait, mendukung danmemperkuat satu terhadap aspek yanglain. Empat fungsi yang dimaksud adalah: 1. Guru sebagai pendidik 2. Guru sebagai pengajar 3. Guru sebagai pelatih 4. Guru sebagai pembimbing. Hasil studi dari pakar pendidikan (Jalal& Mustafa, 2001), menyimpulkan bahwaguru merupakan faktor kunci yang palingmenentukan dalam keberhasilanpendidikan dinilai dari prestasi belajarsiswa. Reformasi apapun yang dilakukandalam pendidikan seperti pembaruankurikulum, penyediaan sarana-prasaranadan penerapan metode mengajar baru,tanpa guru yang bermutu, peningkatanmutu pendidikan tidak akan mencapaihasil yang maksimal Kenyataan menunjukkan bahwa masihsebagian besar guru underqualified,tingkat penguasaan bahan ajar danketerampilan dalam menggunakanmetode pembelajaran yang inovatif masihkurang. Untuk itu perlu upaya peningkatankualitas guru melalui berbagai cara antaralain: penentuan standar kompetensi, ujikompetensi dan sertifikasi guru, penilaiankinerja guru, penataran/pelatihan guru,peningkatan kesejahteraan danprofesionalisme guru, studi lanjut,peningkatan kualitas LPTK penghasilguru, dan lain-lain.Khusus dalam perumusan standarkomptensi guru terlebih dahulu perludikaji, dianalisis dan dibahas secaramendalam semua aspek yang berkaitandengan tugas dan fungsi guru. TimPenyusun Standar Kompetensi GuruPemula (SKGP) merumuskan kompetensiguru dalam 4 (empat) rumpun yaitu: 1. Penguasaan Bidang Studi 2. Pemahaman tentang Peserta Didik dan Kompetensi Lulusan yang harus dicapai 3. Penguasaan Proses Pembelajaran yang sesuai 4. Pengembangan Kepribadian danKeprofesionalan. Sertifikasi kompetensi adalah prosespemerolehan sertifikat kompetensi guruyang dimaksudkan untuk memberikanbukti tertulis terhadap kinerja(performance) melaksanakan tugas gurusebagai perwujudan kompetensi yangdimiliki telah sesuai dengan standarkompetensi guru yang dipersyaratkan.Sertifikat kompetensi adalah suratketerangan bukti atas kompetensi danhanya diberikan setelah yangbersangkutan lulus pendidikan profesiguru lembaga pendidikan tinggi terpilih. Sertifikasi kompetensi melalui pendidikanprofesi guru sebagai upaya penjaminmutu pendidik dan tenaga kependidikan diIndonesia mempunyai arti strategis danmendasar dalam
22
upaya peningkatan mutuguru. Sertifikasi merupakan jawabanterhadap adanya kebutuhan untukmeningkatkan kompetensi professional guru. Oleh karena itu proses sertifikasikompetensi dipandang sebagai bagianesensial dalam memperoleh sertifikatkompetensi yang diperlukan.Oleh karena itu pemerolehan sertifikatdalam pertemuan ilmiah, seperti seminar,diskusi panel, lokakarya, simposium, danlain-lain bukanlah sertifikat kompetensi.Sertifikat kompetensi diberikan olehpenyelenggara pendidikan dan lembagapelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadapkompetensi untuk melakukan pekerjaantertentu setelah lulus uji kompetensi yangdiselenggarakan oleh satuan pendidikanyang terakreditasi atau lembagasertifikasi. Ketentuan ini bersifat umum,baik untuk tenaga kependidikan maupunnon kependidikan. Khusus untuk tenaga kependidikan,UU No 20 tahun 2003 Pasal 42 ayat (2)menyatakan bahwa pendidik untukpendidikan formal pada jenjangpendidikan usia dini, pendidikan dasar,pendidikan menengah, dan pendidikantinggi dihasilkan oleh perguruan tinggiyang terakreditasi. Sementara itu, dalampasal 42 ayat (1) disebutkan bahwaPendidik harus memiliki kualifikasi minimaldan sertifikasi sesuai dengan jenjangkewenangan mengajar, sehat jasmani danrohani, serta memiliki kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional.UU No 20 tahun 2003 Pasal 43 ayat(2) menegaskan bahwa sertifikasipendidik diselenggarakan oleh perguruantinggi yang memiliki program pengadaantenaga kependidikan yang terakreditasi.Jadi peran lembaga penyelenggaraprogram pendidikan tenaga kependidikanyang terakreditasi sudah jelas dan tegasberwenang menyelenggarakan sertifikasipendidik untuk TK,SD,SMP,SMA, danSMK. Ijazah merupakan pengakuanterhadap prestasi belajar dan/ataupenyelesaian suatu jenjang pendidikanyang diberikan kepada peserta didiksetelah lulus ujian yang diselenggarakanoleh satuan pendidikan yang terakreditasi. Lebih jauh Undang-Undang Gurupasal 7 ayat (1) menyebutkan, bahwaguru sebagai tenaga profesional di bidangpembelajaran wajib memiliki kualifikasiakademik dan kompetensi sebagai agenpembelajaran sesuai dengan StandarNasional Pendidikan. Ayat (2) Kualifikasiakademik sebagaimana dimaksud padaayat (1) diperoleh melalui pendidikantinggi Program Sarjana atau ProgramDiploma IV yang sesuai dengan tugasnyasebagai guru; ayat (3) menyatakan,bahwa Kompetensi sebagai agenpembelajaran sebagaimana dimaksudkanpada ayat (1) meliputi kompetensipedagogik, kompetensi kepribadian,kompetensi profesional, dan kompetensisosial sesuai Standar NasionalPendidikan, yang diperoleh melaluipendidikan profesi guru setelah ProgramSarjana atau Diploma 4 sebagaimanadimaksud pada ayat (2). Ayat(4) Kualifikasi akademik dan kompetensisebagai agen pembelajaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1) sampai dengan(3) diatur lebih lanjut dalam peraturanpemerintah. Sementara itu, dalam pasal25 diatur sebagai berikut: (1) Pendidikanprofesi guru mengikuti PeraturanPemerintah yang mengatur pendidikanprofesi; (2) Persyaratan kelulusan untukpendidikan profesi ditetapkan olehperguruan tinggi setelah memperhatikanpertimbangan dari organisasi profesi danmendapat persetujuan dari menteri; (3)Calon guru yang memenuhi persyaratankelulusan sebagaimana dimaksud padaayat (2) memperoleh SertifikatKompetensi Guru dari perguruan tinggiyang bersangkutan. Undang-undang Guru dan Dosenmerupakan suatu ketetapan politik bahwapendidik adalah pekerja profesional, yangberhak mendapatkan hak-hak sekaliguskewajiban profesional. Dengan itudiharapkan, pendidik dapat mengabdikansecara total pada profesinya dan dapathidup layak dari profesi tersebut. DalamUUGD ditentukan bahwa seorangpendidik wajib : 1. Memiliki kualifikasi akademik dankompetensi pendidik sebagai agenpembelajaran.
23
2. Kualifikasi akademik diperoleh melaluipendidikan tinggi program sarjana (S1)atau program diploma empat (D-IV)yang sesuai dengan tugasnya sebagaiguru untuk guru dan S-2 untuk dosen. 3. Kompetensi profesi pendidik meliputikompetensi pedagogik, kompetensikepribadian, kompetensi profesional,dan kompetensi sosial. Jabaran hal tersebut di atas dapat dimaknai sebagai berikut : Pertama, kompetensi pedagogikadalah kemampuan mengelolapembelajaran peserta didik yang meliputipemahaman terhadap peserta didik,perancangan dan pelaksanaanpembelajaran, evaluasi hasil belajar, danpengembangan peserta didik untukmengaktualisasikan berbagai potensiyang dimilikinya. Kedua, kompetensi kepribadian adalahkepribadian pendidik yang mantap, stabil,dewasa, arif, dan berwibawa, menjaditeladan bagi peserta didik, dan berakhlakmulia. Ketiga, kompetensi sosial adalahkemampuan pendidik berkomunikasi danberinteraksi secara efektif dengan pesertadidik, sesama pendidik, tenagakependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat. Keempat, kompetensi profesional adalahkemampuan pendidik dalam penguasaanmateri pembelajaran secara luas danmendalam yang memungkinkannyamembimbing peserta didik memperolehkompetensi yang ditetapkan. Untuk dapat menetapkan bahwaseorang pendidik sudah memenuhistandard profesional maka pendidik yangbersangkutan harus mengikuti ujisertifikasi. IV. KESIMPULAN 1. Tugas profesional guru dapat dipilah menjadi empat fungsi sekalipun di dalam praktik merupakan satu kesatuan terpadu saling terkait, mendukung dan memperkuat satu terhadap aspek yang lain. Empat fungsi yang dimaksud adalah: o Guru sebagai pendidik o Guru sebagai pengajar o Guru sebagai pelatih o Guru sebagai pembimbing. 2. Seorang guru wajib memiliki kualifikasi dan kompetensi : o Kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran. o Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau program diploma empat (D-IV) yang sesuai dengan tugasnya sebagai guru untuk guru dan S-2 untuk dosen. o Kompetensi profesi pendidik meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. 3. Guru pendidikan kejuruan hendaknya memliki kompetensi 4 (empat) rumpun yaitu: o Penguasaan Bidang Studi o Pemahaman tentang Peserta Didik dan Kompetensi Lulusan yang harus dicapai o Penguasaan Proses Pembelajaran yang sesuai o Pengembangan Kepribadian dan Keprofesionalan.
24
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 2006.Undang Undang Republik IndonesiaNomor 14 Tahun 2005 Tentang Gurudan Dosen. ______, 2003. Naskah AkademikSertifikasi Kompetensi TenagaPendidik. ______, 2003. Naskah AkademikSertifikasi Kompetensi TenagaKependidikan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.2002. Sistem Pendidikan TenagaKependidikan Abad ke 21. Jalal, Fasli and Musthafa, Bahrudin. 2001.Education Reform, in the Context ofRegional Autonomy: The Case ofIndonesia. Ministry of NationalEducation. Jakarta. Jalal, Fasli. 2007. Sertifikasi Guru UntukMewujudkan Pendidikan YangBermutu. Makalah. Unair Surabaya. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005tentang Standar Nasional Pendidikan. Sukamto. 2004. Pengembangan SistemPenilaian Sertikasi Guru Suryadi, Ace dan Dasim Budimansyah.2004. Pendidikan Nasional MenujuMasyarakat Indoensia Baru. Bandung:Ginesindo. Undang Undang Republik IndonesiaNomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasiona.